Standar Prosedur Operasional: Penerimaan Resep
Standar Prosedur Operasional: Penerimaan Resep
12
Ditetapkan,
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Apt. Kanti Priyantika, S.Farm
Suatu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun daftar kebutuhan obat dan alat
kesehatan yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang
PENGERTIAN
sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan.
1. Menyusun kebutuhan obat dan alat kesehatan yang tepat dan sesuai
kebutuhan
2. Mencegah terjadinya kekurangan, kekosongan (stok out) atau kelebihan
persediaan pembekalan farmasi
TUJUAN 3. Meningkatkan penggunaan perbekalan farmasi secara efektif dan efisien
4. Mencegah kekacauan dalam suatu siklus management secara keseluruhan,
mulai dari pemborosan dalam penganggaran, membengkaknya biaya
pengadaan dan penyimpanan, tidak tersalurkannya obat sehingga obat bisa
rusak atau kadaluarsa.
1. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia no.73 tahun 2016 tentang
standar pelayanan kefarmasian di Apotik
KEBIJAKAN
2. Perencanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus melalui persetujuan
Apoteker pengelola Apotik
PENANGGUNGJAWAB Apoteker pengelola Apotek
1. Apoteker
PELAKSANAAN
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Petugas Apotik mencatat sediaan farmasi dan kesehatan yang telah
menipis atau kosong dibuku defecta
2. Apoteker melakukan proses pemilihan atau menentukan apakah
perbekalan farmasi benar benar diperlukan
3. Apoteker melakukan perencanaan dengan mempertimbangkan tingkat
kebutuhan anggaran , pola penyakit dan tingkat penggunaan obat periode
sebelumnya serta kebiasaan masyarakat setempat . sesuai dengan jumlah
PROSEDUR
pasien /kunjungan dan pola penyakit di Apotik Sitemu
4. Apoteker melakukan kompilasi penggunaan perbekalan farmasi untuk
mengetahui penggunaan rata-rata perbulan masing-masing perbekalan
farmasi selama setahun
5. Apoteker mengetahui kebutuhan perbekalan farmasi dengan pendekatan
metode konsumsi , metode epidemiologi maupun kombinasi antara
keduanya.
PENERIMAAN RESEP
No. DOKUMEN : No. REVISI : HALAMAN : 1 DARI 2
00
P
Ditetapkan,
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
PENGERTIAN telah direncanakan dan disetujui oleh Apoteker pengelola apotik melalaui
pembelian dari manufaktur , distributor atau pedagang besar farmasi.
1. Mendapatkan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan jumlah dan jenis
sesuai kebutuhan dengan harga yang layak , mutu yang baik ,pengiriman
TUJUAN yang terjamin dan tepat waktu
2. Menenui kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan di Apotik Sitemu
1. Peraturan menteri kesehatan Repbulik Indonesia NO.73 Tahun 2016 tentang
standar pelayanan kefarmasian diApotik
KEBIJAKAN
2. Perencaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah disetujui oleh
APOTEKER pengelola Apotek
PENANGGUNGJAWAB Apoteker pengelola Apotek
1. Apoteker
PELAKSANAAN
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Apoteker harus memastikan bahwa sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang diadakan telat memiliki izin edar atau nomor registrasi
2. Petugas Apotek membuat surat pesanan dengan jenis dan jumlah sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang mengalami kekosongan persediaan
dengan mengacu pada buku defecta serta mempertimbangkan
penggunaan obat , harga dan anggaran
PROSEDUR
3. Surat pemesanan yang telah dibuat harus ditandai tangan oleh Apoteker
pengelola Apotik
4. Pembelian persediaan farmasi dan alat kesehatan harus dari supplier resmi
atau pedagang besar farmasi yang telah memiliki ijin sehingga dapat
menjamin kualitas dan keamanan obat.
PENERIMAAN RESEP
No. DOKUMEN : No. REVISI : HALAMAN : 1
00 DARI 2
1.
Ditetapkan,
TANGGAL TERBIT
:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
2.
Ditetapkan,
TANGGAL TERBIT
:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL