Anda di halaman 1dari 25

29

1.1 Teknik Pengujian Hipotesis Dan Analisis Data


1.1.1 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Regresi Libier Berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk menguji
signifikan atau tidak nya hubungan lebih dari dua variabel melalui
regresinya .dimana regresi linier berganda berganda yaitu dimana variabel
terikatnya (Y) dihubungkan atau di jelaskan lebih darisaru variabel bebas (X).
Dalam penelitian ini model persamaan dalam analisis regresi linier berganda
yaitu sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e


Keterangan
Y = Pendapatan
α = Koefisien Konstatan
β1 = Koefisien regresi modal usaha
β2 = Koefisien regresi tenaga kerja
β3 = Koefisien regresi Lama Usaha
X1 = Modal usaha
X2 = Tenaga kerja
X3 = Lama Usaha
e = Estimasi error
1.1.2 Teknik Pengujian Hipotensi
Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat maka dilakukan uiji statistik. Berikut teknik pengujian
hipotensi yang di gunakan dalam penelitian ini:

1.1.2.1 Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien Determinasi (R2) adalah proposisi dari variabel total pada
variabel terikat Y yang di jelaskan oleh variabel pada variabel bebas X. korfiien
determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi yang di gunakan
untukmengetahui seberapa besar presentase kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0 dan 1 yang ditunjukan
pada R square dalam Model Summary. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
30

1.1.1.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)


Uji signifikansi ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik t. Uji statistk
t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas secara persial
atau sendiri-sendiri terhadap variabel terikat. Dari uji t tersebut dapat di ketahui
apakah pengaruh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha terhadap pendapatan
pedagang tanaman hias di Desa Semambung signifikat atau tidak. Jika nilai sig, <
0,05 maka Ho ditolak, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat, sedagkan jika nilai sig, > 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel
bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai antara t (hitung) dengan t
(tabel). Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat secara persial dangan α = 0,05 dan juga
penerapan atau penolakan hipotensis.
Adapun dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka
probabilitas signifikansi yaitu :
1. Apakah angka probabilitas sig. > 0,05, maka Ho diterima dan H 1 ditolak.
2. Apakah angka probabilitas sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan H 1 diterima.

1.1.1.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama dapat menjelaskan
variabel dependennya Ghozali (2018:98). Uji F untuk menguji apakah model
yang digunakan signifikan atau tidak, sehingga dapat dipastikan apakah model
tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila F hitung lebih besar
dari F tabel maka koefisien jalur dapat dilanjutkan atau diterima. Dengan
tingkat kepercayaan 95% atau (a) = 0,05. Pengujian dilakukan dengan cara
membandingkan angka taraf signifikan hasil perhitungan dengan taraf
signifikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


1.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo
Sidoarjo adalah sebuah kabupaten di Provisi Jawa Timur , Indonesia.
Kabupaten Sidoarjo lahir pada 31 Januari 1959. Secara geografis, Kabupaten
Sidoarjo terletak antara 112,5° BT – 112,9°  BT dan 7,3° LS – 7,5° LS dengan
batas-batas:
 Sebelah Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
 Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
 Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
 Sebelah Timur : Selat Madura
Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten terkecil dan terpadat
penduduknya di Jawa Timur dengan luas wilayah 63.438.534 Ha atau 634,39 Km2,
diapit kali Surabaya (32,5 Km) dan kali porong (47 Km). Jumlah penduduk
Kabupaten Sidoarjo 1.354.749 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.135,52
jiwa/Km2. Pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu tahun 1990-1996 yang rata-
rata 2,92% pertahun.
1.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Gedangan
Kecamatan Gedangan merupakan salah satu kecamatan dari 18 kecamatan
yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah Kecamatan Gedangan, adalah berupa
daratan seluas 24,06 Km². Secara andministratif, Kecamatan Gedangan berbatasan
dengan:
 Sebelah utara : Kecamatan Waru
 Sebelah timur : Kecamatan Sedati
 Sebelah selatan : Kecamatan Buduran
 Sebelah barat : Kecamatan Sukodono
Jumlah penduduk Kecamatan Gedangan sebesar 120.436 jiwa yang terdiri
dari Laki-laki 60.996 jiwa serta Perempuan 59.440 jiwa. Jumlah desa yang ada di
Kecamatan Gedangan ini ada 15 yakni Desa Bangah, Ganting, Gedangan,
Gemurung, Karangbong, Keboananom, Keboansikep, Ketajen, Kragan, Punggul,
Sawotratap, Semambung, Sruni, Tebel dan Desa Wedi.
1.1.3 Gambaran Umum Desa Semambung
Desa Semambung berada di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo,
Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 183,00 Ha. Secara geografis, Desa

31
32

Semambung ini terletak pada ketinggian 4,00 M dari permukan laut, dengan suhu
rata-rata
32

23-35 derajat celcius, topografi yang rendah dengan banyaknya curah hujan
yaitu 1800- 2000 Mm pertahun. Secara andministratif, Desa Semambung berbatasan
dengan:
 Sebelah utara : Desa Pabean
 Sebelah timur : Desa Sedati Agung
 Sebelah selatan : Desa Kejaten
 Sebelah barat : Desa Sawotratap
Desa Semambung memiliki dua Dusun yakni Dusun Kalangan dan Dusun
Semambung itu sendiri, Desa Semambung Juga Memiliki 8 RW dan 31 RT serta
2.249 KK. Jumlah penduduk Desa Semambung sebesar 7.759 jiwa yang terdiri dari
Laki-laki 3.851 jiwa serta Perempuan 3.905 jiwa.
1.1.1 Gambaran Umum Pedagang Tanaman Hias Di Desa Semambung
Usaha penjualan tanaman hias di sepanjang jalan juanda di Desa Semambung
merupakan usaha yang telah dilakukan oleh para pedagang selama bertahun- tahun.
Usaha ini merupakan usaha yang turun menurun dari orang tua atau saudara-saudara
mereka yang telah merintis usaha ini beberapa tahun yang lalu. Memanfaatkan
perkembangan Kota Sidoarjo dan banyaknya arus peputaran masyarakat di Kota
Sidoarjo, bisnis penjualan tanaman hias di sepanjang jalan Juanda di Desa
Semambung menjadi bisnis alternatif yang menjajikan bagi pedagang tanaman hias.
Kebutuhan konsumen, terutama kalangan menengah ke atas yang tertarik akan jenis
tanaman hias ini memberikan jaminan tersendiri bagi tanaman pedagang tanaman
hias dalam melakukan usahanya.
Jenis tanaman yang di jual para pedagang tanaman hias, secara umum dapat di
kelompokan kedalam tanaman hias berbunga dan tanaman hias daun. Jenis tanaman
hias yang dijual oleh masing-masing pedagang relatif sama, walaupun ada beberapa
pedagang yang menjual jenis tanaman hias lain, seperti tanaman hias air dan
tanaman berbuah. Tanaman dalam tanaman hias bunga yang di jual adalah: Mawar,
Anggrek, Bougenville dan Petonia. Sedangkan jenis tanaman hias daun yang di jual
adalah: Anglaonema, Puring, Asoka, Keladi, Lantan Camara, Lili paris, dan
Sebagainya. Beragamnya jenis tanaman yang dijual oleh pedagang tanaman hias
didasarkan karena konsumen mereka adalah konsumen akhir, yaitu konsumen yang
membeli tanaman hias untuk dimiliki sendiri atau tidak untuk dijual lagi. Sehingga
biasanya konsumen seperti ini akan cenderung membeli jenis tanaman yang
biasanya konsumen seperti ini akan cenderung membeli jenis tanaman yang
brvariasi tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit.
Tanaman hias yang dijual oleh pedagang tanaman hias kebanyakan berasal
dari petani tanaman hias, tetapi sebagian pedagang tanaman hias juga
membudidayakan tanaman hias dengan pembibitan atau melakukan stek dan
33

pemotongan tunas-tunas dari tanaman sebelumnya sehingga mereka


mempunyai untung yang lebih besar.
Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pedagang tanaman
hias di Desa Semambung adalah dengan sistem pembayaran tunai. Stiap harinya
kegiatan yang dilakukan pedagang tanaman hias adalah melakukan perawatan
tanaman hias. Kegiatan ini dilakukan agar kondisi tanaman hias tetap sehat dan
prima, mulai dari pembelian hingga tanaman tersebut dibeli oleh konsumen akhir.
Termasuk dalam kegiatan perawatan, yaitu: penyiraman, penataan dan bersih-bersih,
pemupukan , pemberian obat dan pemangkasan.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari apabila tidak turun hujan, yaitu pada
pagi dan sore hari. Untuk penataan dan bersih-bersih sendiri dilakukan terutama
pada saat terjadi transaksi dalam jumlah besar dengan konsumen. Pemupukan
dilakukan hanya untuk menjagatanaman saja, sehingga dosis yang diberikan per
tanaman sangat kecil. Jenis pupuk yang di gunakan adalah pupuk kandang, pupuk
komposdan pupuk NPK dengan pemberian seminggu sekali. Pemberian obat juga
dilakukan satu kali dalam seminggu. Kegiatan pemangkasan atau prunning
dimaksutkan untuk menjaga kondisi tanaman agar tumbuh proposional.
Pemangkasan juga dilakukan untuk merangsang agar tanaman dapat tumbuh tidak
terlalu tinggi, tetapi tanaman mempunyai percabangan yang harmonis dan menarik
menarik. Pemangkasan juga digunakan untuk membuang bagian tanaman yang
terserang hama dan penyakit.

1.1 Deskripsi Hasil Penelitian


Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang kondisi produksi
pada pedagang tanaman hias di Desa Semambung. Sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap variabel modal kerja, tenaga kerja dan
lama usaha terhadap pendapatan.
1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden
Usia adalah faktor koresponden yang akan memberikan dampak pada
gambaran modal kerja dan tenaga kerja hasil produksi pada pedagang
tanaman hias di Desa Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Blora.
Dari data kuisioner yang di sebar ke pedagang tanaman hias di Desa
Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Blora.
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis usia dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
34

Tabel 4. 1 Responden berdasarkan Usia


34

Jumlah Pedagang
Usia (tahun) Presentasi
Tanaman Hias (orang)

26-30 16 26,7%
31-36 23 38,3%
37-40 6 10%
41-45 15 25%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 2 diolah
Dari Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias
di Desa Semambung dengan usia 26-30 tahun sebanyak 16, usia 31-36 tahun
sebanyak 23, usia 37-40 sebanyak 6, usia 41-45 tahun sebanyak 15, dan total
jumlah responden sebanyak 60.
1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4. 2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Pedagang Tanaman
Jenis Kelamin Hias Presentasi
(orang)
Laki – Laki 25 41,7%
Perempuan 35 58,3%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 2 diolah
Dari Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25, jenis kelamin
perempuan sebanyak 35, dan total jumlah responden berjumlah 60.
1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha
Responden
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan kepemilikan usaha
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4. 3 Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha

Jumlah Pedagang
Kepemilikan Usaha Presentasi
Tanaman Hias (orang)

Milik Sendiri 39 65%


35

Milik Orang Lain 21 35%


35

Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 2 diolah
Dari Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan setatus kepemilikan usaha milik sendiri sebanyak 39,
setatus kepemilikan usaha milik orang lain sebanyak 21, dan total jumlah responden
berjumlah 60.
1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden
Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi jenjang pendidikan yang dimiliki
oleh seseorang melalui pendidikan formal. Berdasarkan hasil penelitian tingkat
pendidikan dari SD sampai S3.
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4. 4 Responden Berdasarkan Pendidikan

Jumlah Pedagang
Pendidikan Presentasi
Tanaman Hias (orang)

SD 1 1,7%
SMP 1 1,6%
SMA/SMK 46 76,7%
D1/D2/D3 2 3,3%
S1/S2/S3 10 16,7%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 2 diolah
Dari Tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan setatus pendidikan terakhir SD sebanyak 1, pendidikan
terakhir SMP sebanyak 1, pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 46, pendidikan
terakhir D1/D2/D3 sebanyak 2, pendidikan terakhir S1/S2/S3 sebanyak 10 dan total
jumlah responden berjumlah 60.
1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Kerja
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan modal kerja dapat dilihat
pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4. 5 Responden Berdasarkan Modal Kerja
Jumlah Pedagang
Modal Kerja
Tanaman Hias Presentase
( Juta Rupiah)
(orang)
36
36

1.000.000 - 1.500.000 10 16,7%


1.750.000 - 2.000.000 18 30%
2.500.000 - 3.000.000 25 41,6%
3.500.000 - 4.000.000 7 11,7%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 3 diolah
Dari Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan modal kerja 1.000.000 - 1.500.000 sebanyak 10, modal
kerja 1.750.000 - 2.000.000 sebanyak 18, modal kerja 2.500.000 - 3.000.000
sebanyak 25, modal kerja 3.500.000 - 4.000.000 sebanyak 7 dan total jumlah
responden berjumlah 60.
1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tenaga Kerja
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Tenaga Kerja dapat dilihat
pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4. 6 Responden Berdasarkan Tenaga Kerja
Jumlah Pedagang
Tenaga Kerja
Tanaman Hias Presentase
(orang)
(orang)
1 orang 10 16,6%
2 orang 25 41,7%
3 orang 15 25%
4 orang 6 10%
5 orang 4 6,7%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 3 diolah
Dari Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan tenaga kerja 1 orang sebanyak 10, tenaga kerja 2 orang
sebanyak 25, tenaga kerja 3 orang sebanyak 15, tenaga kerja 4 0rang sebanyak 6,
tenaga kerja 5 0rang sebanyak 4 dan total jumlah responden berjumlah 60.
1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan lama usaha dapat dilihat
pada Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4. 7 Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha Jumlah Pedagang
Presentase
(tahun) Tanaman Hias (orang)
5–9 17 28,3%
37
37

11 – 15 19 31,7%
16 – 20 12 20%
21 – 25 12 20%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 3 diolah
Dari Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan lama usaha 5-9 tahun sebanyak 17, lama usaha 11-15
tahun sebanyak 19, lama usaha 16-20 tahun sebanyak 12, lama usaha 21-25 tahun
sebanyak 12, dan total jumlah responden sebanyak 60.
1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Untuk mengetahui karakteristikresponden berdasarkan pendapatan dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4. 8 Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Pedagang
Presentase
(Juta Rupiah) Tanaman Hias (orang)
3.000.000 - 5.000.000 18 30%
5.750.000 - 7.000.000 16 26,7%
7.500.000 - 9.000.000 14 23,3%
9.500.000 - 20.000.000 12 20%
Total 60 100%
Sumber: Data lampiran 3 diolah
Dari Tabel 4.8 diatas menunjukan bahwa responden pada pedagang tanaman hias di
Desa Semambung dengan pendapatan 3.000.000-5.000.000 sebanyak 18,
pendapatan 5.750.000-7.000.000 sebanyak 16, pendapatan7.500.000-9.000.000
sebanyak 14, pendapatan 9.500.000-20.000.000 sebanyak 12, dan total jumlah
responden sebanyak 60.

1.2 Analisis Data


1.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas
yang variabel bebas modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3)
terhadap variabel terikat yaitu variabel pendapatan (Y). Uji setatistik linier berganda
digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua atau lebih variabel
melalui regresinya. Adapun persamaan bentuk regresi linier berganda yang dapat
dirumuskan:
Dalam penelitian ini model persamaan dalam analisis regresi linier
berganda yaitu sebagai berikut :
38

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e


38

Keterangan
Y = Pendapatan
α = Koefisien Konstatan
β1 = Koefisien regresi modal usaha
β2 = Koefisien regresi tenaga kerja
β3 = Koefisien regresi Lama Usaha
X1 = Modal usaha
X2 = Tenaga kerja
X3 = Lama Usaha
e = Estimasi error
Dari hasil pengolahan pada tabel 4.9 menggunakan program SPSS 16.0
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.927 .699 -2.757 .008
Modal_Kerja 1.745 .357 .371 4.882 .000
Tenaga_Kerja 1.535 .238 .488 6.456 .000
Lama_Usaha .111 .044 .195 2.529 .014
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Hasil SPSS lampiran 4
Setelah dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap data dalam Tabel 4.9.
Maka diproleh hasil pada Tabel 4.9 dengan tingkat signifikan α = 0,05 (5%) maka
dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut:
Persamaan Regresi:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e


Y = -1,927 + 1,745 X1 + 1,535 X2 + 0,111 X3
Keterangan:
a. Bilangan kostata
a = -1,927 artinya bila modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha
(X3) masing-masing sebesar 0, maka pendapatan (Y) akan
bernilai -1,927 juta rupiah.
b. Koefisien Regresi Modal Kerja X2
39

b1 = 1,745 artinya bila terjadi kenaikan pada variabel modal kerja (X1)
sebesar 1 (satu) juta rupiah maka pendapatan (Y) dapat
meningkat sebesar 1,745 juta rupiah
a. Koefisien Regresi Tenaga Kerja (X2)
b2 = 1,535 artinya bila terjadi kenaikan pada variabel tenaga kerja (X2)
sebesar 1 (satu) orang maka pendapatan (Y) dapat meningkat
sebesar 1,535 juta rupiah
b. Koefisien Regresi Lama Usaha (X3)
b3 = 0,111 artinya bila terjadi kenaikan pada variabel tenaga kerja (X3)
sebesar 1 (satu) tahun maka pendapatan (Y) dapat meningkat
sebesar 0,111 juta rupiah

1.1 Pengertian Hipotesis


1.1.1 Hasil Uji Statik t
Uji signifikansi ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik t. Uji
statistk t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas
secara persial atau sendiri-sendiri terhadap variabel terikat. Dari uji t tersebut
dapat di ketahui apakah pengaruh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha
terhadap pendapatan pedagang tanaman hias di Desa Semambung signifikat
atau tidak. Jika nilai sig, < 0,05 maka Ho ditolak, artinya variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, sedagkan jika nilai sig, >
0,05 maka Ho diterima, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.

Uji setatik t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara signifikansi


pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual atau
parsial. Uji persial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel modal kerja kerja (X1), tenaga kerja (X3) dan lama
usaha (X3) secara parsial terhadap pendapatan (Y) pedagang tanaman hias di
Desa Semambung.
Tabel 4. 10 Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.927 .699 -2.757 .008
Modal_Kerja 1.745 .357 .371 4.882 .000
40

Tenaga_Kerja 1.535 .238 .488 6.456 .000


Lama_Usaha .111 .044 .195 2.529 .014
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Hasil SPSS lampiran 4
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.10 dapat dirincikan hasilnya sebagai
berikut:
a. Pengaruh modal kerja (X1) terhadap pendapatan secara prsial
Berdasarkan dari uji statistik t pada tabel 4.10 di ketahiu nilai t sebesar
4,882 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai signifikasi yang
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti bahwa variabel bebas modal kerja (X1) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat pendapatan (Y). Hal
ini mendukung pengujian hipotensis bahwa modal kerja berpengaruh
terhadap pendapatan pedagang tanaman hias di Desa Semambung
Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Dengan demikian diambil
kesimpulan bahwa tenaga kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan (Y) sehingga adanya peningkatan modal kerja akan di
ikuti peningkatan pendapatan pula.
b. Pengaruh Tenaga Kerja (X2) Terhadap Pendapatan Secara Parsial
Berdasarkan dari uji statistik t pada tabel 4.10 di ketahiu nilai t sebesar
6,456 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai signifikasi yang
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti bahwa variabel bebas tenaga kerja (X2) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat pendapatan (Y). Hal
ini mendukung pengujian hipotensis bahwa tenaga kerja berpengaruh
terhadap pendapatan pedagang tanaman hias di Desa Semambung
Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Dengan demikian diambil
kesimpulan bahwa tenaga kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan (Y) sehingga adanya peningkatan tenaga kerja akan di
ikuti peningkatan pendapatan pula.
c. Pengaruh Lama Usaha (X3) Terhadap Pendapatan Secara Parsial
Berdasarkan dari uji statistik t pada tabel 4.10 di ketahiu nilai t sebesar
2,529 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,001 dengan nilai signifikasi yang
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti bahwa variabel bebas lama usaha (X3) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat pendapatan (Y). Hal
ini mendukung pengujian hipotensis bahwa lama usaha berpengaruh
41

terhadap pendapatan pedagang tanaman hias di Desa Semambung


Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Dengan demikian diambil
kesimpulan bahwa lama usaha (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan (Y) sehingga adanya peningkatan lama usaha akan di
ikuti peningkatan pendapatan pula.
41

1.1.1 Analisis Uji Statistik F


Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel
bebas yaitu variabel modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3)
terhadap variabel terikat yaitu variabel pendapatan (Y). Dalam pengambilan
keputusan uji F ini didasarkan dengan melihat pada nilai sig (α = 0,05), berikut hasil
uji F pada penelitian ini:
Tabel 4. 11 Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 569.485 3 189.828 80.029 .000b
Residual 132.832 56 2.372
Total 702.317 59
a. Dependent Variable: Pendapatan
b. Predictors: (Constant), Lama_Usaha, Tenaga_Kerja, Modal_Kerja
Sumber: Hasil SPSS lampiran 4
Berdasarkan tabel ANOVA
Pengujian Secara Simultan:
a. Formulasi Hipotesis
H0: β1 = β2 = β3 =0 (modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3)
tidak berpengaruh terhadap pendapatan (Y))
Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3)
berpengaruh terhadap pendapatan (Y))
b. Kriteria Pengujian
H0 diterima bila : Sig ≥ 0,05
H0 ditolak bila : Sig < 0,05
c. Kesimpulan
Karena F = 80,029 dengan sig = 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak, yang berarti
modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3) secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan yang digunakan adalah
sesuai (memenuhi syarat). Yang berarti modal kerja, tenaga kerja dan lama
usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang tanaman hias
di Desa Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
42

1.1.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien Determinasi (R2) adalah proposisi dari variabel total pada
variabel terikat Y yang di jelaskan oleh variabel pada variabel bebas X.
korfiien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi yang di
gunakan untukmengetahui seberapa besar presentase kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0
dan 1 yang ditunjukan pada R square dalam Model Summary. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
Uji analisis Koefisien Determinasi (R2) sebagai alat ukur untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan variabel bebas yaitu modal kerja
(X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3) secara bersama-sanma terhadap
variabel terikat yaitu pendapatan (Y). Nilai R square dikatakan baik jika di
atas 0,5 karena nilai R square. Berikut hasil dari uji kofisien Determinasi
(R2).
Tabel 4. 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .900 a
.811 .801 1.54013
a. Predictors: (Constant), Lama_Usaha, Tenaga_Kerja, Modal_Kerja
Sumber: Hasil SPSS lampiran 4
a. Predictors: (Constant), Lama Usaha, Tenaga Kerja, Modal Kerja
b. Dependent Variable: Pendapatan
Berdasarkan tabel Model Summary
Koefisien Korelasi Berganda(R)
R = 0,900 yang berarti hubungan antara modal kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan
lama usaha (X3) secara bersama-sama dengan Pendapatan (Y) bersifat sangat kuat.
Koefisien Determinasi

R2 = 0,811, yang berarti variasi pendapatan (Y) dipengaruhi oleh variabel modal
kerja (X1), tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3) sebesar 81,1%, sedangkan
sisanya sebesar 18,9% (100% - 81,1%) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
diteliti.
43

1.1 Pembahasan
1.1.1 Moda kerja, tenaga kerja dan lama usaha secara simultan
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang tanaman hias di Desa
Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan penjelsan hasil statistik F pada tabel 4.11 di ketahui nilai
F sebesar 80,029 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Dengan nilai
Signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho di tolak
dan Ha di terima yang berarti bahwa variabel bebas modal kerja (X1),
tenaga kerja (X2) dan lama usaha (X3) secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat pendapatan (Y).
Penelitian ini juga membandingkan dengan penelitian terdahulu oleh
Prisilia Monika Polandos, (2019) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Modal,
Lama Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Kecamatan Langoan Timur”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan atara variabel modal, lama usaha dan
jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah
di Kecamatan Langoan Timur. Dalam penelitian ini mengguanakan data
primer yang di peroleh dengan metode observasi, wawancara dan kuesioner.
Alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Pada
penelitian ini diperoleh nilai keofisien determinasi berganda 0,896 sehingga
mempengaruh ketiga variabel bebas terhadap pendapatan usaha mikro kecil
dan menengah di Kecamatan Langoan Timur sebesar 89,6%, sedangkan
sisanya 10,4% dipengaruhi faktor lain. Dari hasil penelitian didapatkan nilai
probabilitas Fhitung lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) maka
menunjukan secara serentak seluruh variabel bebas yaitu variabel modal,
lama usaha dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro kecil dan menengah di Kecamatan Langoan Timur.
Sedangkan secara parsial dengan menggunakan uji t didapatkan variabel
modal memiliki nilai t hitung lebih keci dari level signifikan (α = 0,05)
maka variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan usaha mikro kecil dan menegah di Kecamatan Langoan Timur.
Sedangkan untuk variabel lama usaha dan jumlah tenaga kerja memiliki
nilai t hitung lebih besar dari level signifikan (α = 0,05) maka variabel bebas
lama usaha dan jumlah tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menegah di
Kecamatan Langoan Timur.
44

1.1.1 Modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang tanaman


hias di Desa Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan penjelasan dari uji statistik t pada tabel 4.10 di ketahiu
nilai t sebesar 4,882 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai
signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti bahwa variabel bebas modal kerja (X1) secara
parsial berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel terikat pendapatan
(Y).
Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Menurut Riyanto
(2001) mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukaan adanya beberapa
konsep, yaitu pertama, konsep kuantitatif konsep ini mendasarkan pada
kuantitas dari dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan
dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukan jumlah
dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Kedua konsep
kualitatif konsep modal kerja ini dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang
lancar atau hutang yang harus segera dibayar. Ketiga, konsep fungsional
konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Modal usaha adalah kemampuan seorang pelaku usaha
dalam memenuhi kebutuhan usahanya, baik berupa peralatan, uang tunai
maupun bahan baku. Modal menjadi bagian penting bgi pelaku usaha untuk
memajukan usaha dan menambah pendapatan. Dengan modal yang besar
diharapkan akan memperoleh kuntungan yang besar. Sesuai prinsip ekonomi
bahwa dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal
kekurangan modal dapat menghambat kemajuan usaha, sedangkan modal
yang besar akan meningkatkan pembelian barang, produksi bisa ditingkatkan
yang nantinya akan menambah penjualan dan berakibat meningkatnya
pendapatan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu dari Erni


Ernida (2021) dengan judul “Pengaruh Modal Kerja, Jam Kerja Oprasional
Dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Yamuri Kecamatan
Mulyorejo” dengan penelitian yak itu modak kerja (X1) dan jam kerja (X2)
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar Yamuri Kecamatan
Mulyorejo. Sedangkan utuk lama usaha (X3) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan pedagang pasar Yamuri Kecamatan Mulyorejo.
45

1.1.2 Tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang tanaman


hias di Desa Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan penjelasan dari uji statistik t pada tabel 4.10 di ketahiu
nilai t sebesar 6,456 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai
signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti bahwa variabel bebas tenaga kerja (X2) secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat pendapatan
(Y).
45

Hal ini memiliki makna bahwa semakin banyak tenaga kerja yang
diberikan oleh pedagang tanaman hias di Desa Semambung Kecamatan
Gedangan Kabupaten Sidoarjo, maka akan semakin tinggi pendapatan yang
dapat diperoleh. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit tenaga kerja yang
diberdayakan oleh pedagang tanaman hias di Desa Semambung Kecamatan
Gedangan Kabupaten Sidoarjo, maka akan semakinrendah pendapatan yang
diperoleh. Hal ini telah menunjukkan bahwa tenaga kerja merupakan faktor
yang sangat penting dalam produksi, karena tenaga kerja merupakan faktor
penggerak input produksi yang lain, maka dengan meningkatnya produktifitas
tenaga kerja juga akan mendorongpeningkatan produksi sehingga pendapatan
pun akan ikut meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu M. Boy Singgih


dan Muhammad Adib Mawardi (2022) dalam jurnal ilmia yang berjudul
“Pengaruh Modal dan Tenaga kerja terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) pada Industri Tas dan Koper” dengan penelitian yakitu
modak kerja (X1) dan jam kerja (X2) berpengaruh terhadap pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada Industri Tas dan Koper.
1.1.1 Lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang tanaman
hias di Desa Semambung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan penjelasan dari uji statistik t pada tabel 4.10 di ketahiu
nilai t sebesar 2,529 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,014 dengan nilai
signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti bahwa variabel bebas lama usaha (X3) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat pendapatan (Y).

Halini sesuai yang dikemukakan Menurut Sunaryanto (2005) lama seseorang


pedagang menekuni usahanya maka akan meningkatkan pula pengetahuannya
dan akan berpengaruh pada tingkat pendapatannya. Semakin lama seseorang
pelaku bisnis menekuni bidang usaha perdagangan maka akan semakin
meningkat pula pengetahuan mengenai prilaku konsumen dan prilaku pasar.

Semakin lama seseorang menjalakan kegiatan usaha akan meningkatkan


kemampuan dalam bidang usaha tersebut, kemampuan untuk mengambil
keputusan serta membuat perencanaan untuk mencapai tujuan dari suatu
kegiatan usaha. Lamanya mengeluti usaha tertentu memberikan kemampuan
untuk memahami perilaku konsumen dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai