Anda di halaman 1dari 2

Tujuan

• Mengetahui sejauh mana implementasi PSS di Perusahaan Anda


• Mengetahui seberapa jauh perusahaan memahami tipe dan fitur PSS
• Mengetahui kesadaran perusahaan terhadap efek Rebound
• Mengerahui sejauh mana perusahaan mengantisipasi efek Rebound dari
implementasi PSS
Konsep Dasar
Product-Service System
Product-service system (PSS) adalah proposisi pasar yang menambah layanan
untuk fitur khas produk (Baines et al., 2007). Tukker (2004) mengembangkan
tipologi PSS berdasarkan jenis penawaran. Tipologi PSS disajikan pada gambar 1.
Pada Product-oriented, model bisnis masih berkonsentrasi pada penjualan produk,
tetapi ditambahkan beberapa layanan tambahan. Dalam Use-oriented, produk
konvensional masih memainkan peran sentral, tetapi model bisnisnya tidak
diarahkan pada penjualan produk. Produk tetap dalam kepemilikan penyedia, dan
tersedia dalam bentuk pembayaran yang berbeda-beda, dan terkadang dapat
digunakan oleh sejumlah pengguna. Sedangkan result-oriented, pelanggan dan
penyedia pada prinsipnya menyetujui untuk bertransaksi terhadap suatu hasil, dan
tidak ada penentuan produk yang dilibatkan. Penjelasan sub-tipe PSS secara lebih
rinci disajikan pada Table 1. Selain itu, PSS emiliki beberapa karakteristik yang
penting untuk diketahui, beberapa diantaranya adalah tidak ada perubahan
kepemilikan, menjual nilai/fungsi daripada produk, repair-society, berorientasi
pada jasa, leasing-society, siklus material tertutup, dan actor network. Penjelasan
karakteristik PSS disajikan pada Tabel 2.

Gambar 1. Tipologi dan sub-kategori PSS

Tabel 1. Sub-tipe PSS


Tipe PSS Sub-tipe Keterangan
Dalam hal ini, penyedia tidak hanya menjual
produk, tetapi juga menawarkan layanan
yang diperlukan selama fase penggunaan
Product-
Product-related service produk. Misalnya, kontrak pemeliharaan,
oriented
skema pembiayaan atau pasokan bahan habis
services
pakai, juga perjanjian pengambilan kembali
saat produk mencapai akhir masa pakainya.
Terkait dengan produk yang dijual, penyedia
Advice and consultancy memberikan saran tentang penggunaan yang
paling efisien.
Produk tidak berpindah kepemilikan.
Penyedia memiliki kepemilikan, dan juga
Product lease sering bertanggung jawab atas pemeliharaan,
perbaikan, dan pengendalian. Penyewa
membayar biaya reguler untuk penggunaan
produk. Biasanya penguuna memiliki akses
tak terbatas dan individual ke produk yang
Use-oriented disewa.
services Produk pada umumnya dimiliki oleh
penyedia, yang juga bertanggung jawab
untuk pemeliharaan, perbaikan, dan kontrol.
Product renting or Pengguna membayar untuk penggunaan
sharing produk. Perbedaan utama dengan product
lease adalah, bahwa pengguna tidak memiliki
akses yang tidak terbatas dan individual,
orang lain dapat menggunakan produk di lain
waktu. Produk yang sama digunakan secara
berurutan oleh pengguna yang berbeda.

1
sangat mirip dengan product renting or
Product pooling.
sharing, namun di sini ada penggunaan
produk secara simultan dan bersamaan
dengan pengguna lain
Di sini sebagian aktivitas perusahaan
Activity
dialihdayakan ke pihak ketiga. Perusahaan
management/outsourcing
penerima kontrak outsourcing menyertakan
Result- indikator kinerja untuk mengontrol kualitas
oriented layanan yang dialihdayakan.
services Pengguna tidak lagi membeli produk, hanya
Pay per service unit output produk sesuai dengan tingkat
penggunaan. Contoh terkenal dalam kategori
ini adalah formula pay-per-unit yang sekarang
diadopsi oleh sebagian besar produsen mesin
fotokopi.

Table 2. Karakteristik PSS


Karakteristik Keterangan
Sale of the value Menawarkan nilai/manfaat produk, bukan produk itu sendiri
Membentuk masyarakat yang lebih memprioritaskan
Repair-society
perbaikan untuk memperpanjang siklus hidup produk
Service orientation Berorientasi pada penyediaan layanan tambahan
Membentuk masyarakat yang lebih mengutamakan sewa
Leasing-society
daripada membeli produk
Membentuk siklus material tertutup dengan mendaur ulang
Closing material cycle
produk
Ketrlibatan lebih dari satu stakeholder dalam proses
Actor network
penciptaan nilai (value co-creation)

Efek Rebound
Khazzoom (1980) mengidentifikasi efek 'rebound' dari peningkatan efisiensi
energi. Brookes (1990) mendukung ide Khazzoom dan menambahkan bahwa jika
pengurangan konsumsi energi per unit output lebih hemat biaya, pengguna akan
cenderung meningkatkan daripada mengurangi konsumsi energi di seluruh aspek
perekonomian yang lebih besar. Efek rebound sering digunakan untuk merujuk
pada peningkatan permintaan produk/jasa karena peningkatan efisiensi.
Penghematan biaya yang didapat dari peningkatan efisiensi mungkin dialokasikan
di lebih banyak layanan/produk yang sama (efek langsung) atau layanan/produk
baru (efek tidak langsung) (Druckman et al., 2011). Ilustrasi kedua jenis efek
rebound disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Jenis efek rebound


PSS memperkenalkan karakteristik siklus material tertutup, yang tidak
diragukan lagi bermanfaat bagi lingkungan, tetapi pengumpulan dan transportasi
limbah dapat berdampak pada biaya keseluruhan, emisi, dan konsumsi bahan
bakar secara signifikan, serta berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan
menimbulkan polarisasi sosial (Yadav and Karmakar, 2020). Dengan kata lain,
faktor-faktor ini berpotensi dapat merugikan karyawan dan penduduk secara
signifikan, dan harus dilihat sebagai efek rebound.

Anda mungkin juga menyukai