Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PRA-FIELDTRIP PRAKTIKUM GEOLOGI PANAS BUMI

Resume Paper “The Subsurface Geology and Hydrothermal Alteration of the Dieng
Geothermal Field, Central Java: A Progress Report”

Lapangan Panas Bumi Dieng adalah lapangan panas bumi bertipe liquid-dominated field.
Lapangan ini terletak sekitar 80 km barat laut Yogyakarta, pada ketinggian sekitar 2.000
m dpl. Wilayah Kerja Panas Bumi Dieng saat ini memiliki kapasitas terpasang 60 MWe
yang dikelola oleh PT. Energi GeoDipa. Secara fisiografis Lapangan Panas Bumi Dieng
terletak di Pegunungan Serayu Utara dan menjadi bagian dari Gunung Api Kuarter di
Jawa, dimana Geologi Jawa dikendalikan oleh subduksi lempeng India-Australia di
bawah lempeng benua Eurasia. Manifestasi panas bumi terletak sekitar ~2.000 m dpl
dan secara spasial terkait dengan arah NW-SE pusat vulkanik. Manifestasi didominasi
oleh pelepasan cairan solfatarik dan uap termasuk solfataras dengan sejumlah besar
endapan belerang, fumarol, pelepasan gas, mata air panas asam, mud pots, mud pool,
altered grounds, dan steaming grounds.

Pengetahuan geologi permukaan dan bawah permukaan lapangan Dieng diperoleh dari
hasil penelitian terdahulu, dikombinasikan dengan hasil penelitian pada paper, dimana
penelitian terdahulu menyatakan bahwa lapangan terdiri dari tiga daerah prospek yaitu
Sileri, Sikidang-Merdada, dan Pakuwaja. Untuk pemahaman lebih baik terkait kondisi
ketiga daerah prospek penulis memilih 4 sumur, yaitu MG-1, MG-2 dan MG3, dan MG-4
untuk masing-masing mewakili Sileri, Sikidang-Merdada, dan Pakuwaja. Pembagian
stratigrafi batuan bawah permukaan dibagi menjadi hasil vulkanik Dieng Tua, Dieng
Middle-aged, dan Dieng Muda. Secara umum stratigrafi bawah permukaan tersusun atas
lava basaltik – andesitik dan batuan piroklastik. Lava basaltik terdiri dari plagioklas
(andesin-labradorit, dengan labradorit yang dominan), piroksen, dan di tempat yang
mengandung olivin, tertanam dalam kristal mikrokristalin dari mineralogi serupa,
dengan kristal buram dan massa dasar seperti kaca. Lava andesit, dengan batuan
piroklastik, dianggap sebagai bagian dari produk Dieng Middle-aged. Lava andesit biotit
terdiri dari plagioklas (oligoklas-andesin), piroksen, dan biotit, tertanam dalam
plagioklas mikrokristalin, kristal buram, dan massa dasar kaca. Diorit ditemukan dalam
sumur MG-2 dan MG-3, pada kedalaman sekitar 2.000 m.

Bukti-bukti struktur geologis yang tidak terganggu di permukaan sulit untuk dikenali,
karena penggunaan lahan dimana sebagian besar daerah penelitian telah dibuat
terasering untuk pertanian. Struktur vulkanik yang diinterpretasikan sebagai crater rims
berasosiasi dengan Mts. Pagerkandang, Pangonan Merdada, Pakuwaja, dan Seroja.
Struktur ini dapat dihubungkan dengan bawah permukaan, seperti yang ditunjukkan
dengan adanya beberapa kerugian sirkulasi dalam pengeboran. Sesar berarah NW-SE
terbukti dari penyelarasan area manifestasi termal. Manifestasi panas bumi aktif
berasosiasi secara spasial dengan pusat vulkanik yaitu Sipandu, daerah Sileri (terkait
dengan Pagerkandang), daerah Sikidang (berhubungan dengan Pangonan), dan
Pakuwaja.

Sebagian besar batuan bawah permukaan telah teralterasi dengan intensitas perubahan
mulai dari 0,2 – 1,0. Batuan piroklastik lebih teralterasi daripada lava. Terdapat 3 tipe
alterasi pada batuan bawah permukaan Lapangan Dieng, yaitu, penggantian,
pencucian/pelarutan, dan pengendapan langsung. Identitas dan distribusi mineral
hidrotermal memberi petunjuk tentang kondisi masa lalu dari sistem, terutama kondisi
termal. Mineral hidrotermal yang dijumpai pada sumur yang diteliti antara lain lempung
(illit, smektit, haloisit, dan klorit), silika (kuarsa dan kristobalit), kalk-silikat (epidot,
aktinolit), zeolit (wairakit), dan karbonat (kalsit). Aktivitas puncak lapangan Dieng
ditandai dengan terbentuknya epidot yang menunjukkan temperatur >250˚C.
Terbentuknya anhidrit bersama dengan pyrophyllite dan adanya belerang asli di MG-3
dari kedalaman sekitar 300 hingga 1300 m, menandakan kemungkinan masuknya fluida
asam pada kedalaman di kawasan SikidangMerdada. Selain itu, bagian dalam dari
daerah Sikidang-Merdada kemungkinan telah menerima sulpai fluida magmatik

Kesimpulannya adalah Sistem Panas Bumi Dieng dikembangkan di dalam kompleks


vulkanik Dieng. Stratigrafi daerah tersebut tersusun atas lava basaltik – andesitik dan
batuan piroklastik. Intrusi Diorit terjadi di bawah Mts. Pangonan-Merdada. Intrusi
ditemui di sumur MG-2 dan 3. Mineralogi alterasi menunjukkan bahwa fluida
kemungkinan memiliki pH yang hampir netral, tetapi di beberapa bagian, ada beberapa
cairan asam yang beredar di sistem. Fluida asam itu ditafsirkan sebagai tipe magmatik,
di bagian yang lebih dalam. Fluida ini membentuk anhidrit, pirofilit, dan belerang asli,
seperti yang ditemukan di sumur MG-3..

Suhu saat ini menunjukkan bahwa fokus utama dari sistem panas bumi Dieng terletak di
Sileri, Sikidang-Merdada dan daerah Pakuwaja, yang bertepatan dengan manifestasi
panas bumi aktif saat ini di lapangan Dieng.
DAFTAR PUSTAKA

Shalihin, M.G.J., Utami, P., dan Nurpratama, M.I., 2020, The Subsurface Geology and
Hydrothermal Alteration of the Dieng Geothermal Field, Central Java: A
Progress Report: IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, v.
417, doi:10.1088/1755-1315/417/1/012010.

Anda mungkin juga menyukai