Anda di halaman 1dari 12

Aturan Hukum Penyederhanaan

Administrasi Pemungutan dan


Penghitungan Suara Dalam
Pemilu Serentak Tahun 2024
Oleh :
Muhammad Ihsan Maulana (Peneliti di Konstitusi dan
Demokrasi (KoDe) Inisiatif
Kenapa penyederhanaan administrasi diperlukan?
1. Desain pemilu serentak 5 surat suara (Pilpres, Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota)
berdampak terhadap teknis penyelenggaraan Pemilu khususnya dalam konteks administrasi pemungutan
dan penghitungan suara.
2. Meminimalisir korban berjatuhan (total terdapat 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas
mengalami sakit)
3. Prinsip pemberian suara di dalam UU Pemilu untuk prinsip memudahkan pemilih, akurasi dalam
penghitungan suara, dan efisien dalam penyelenggaraan Pemilu
4. Putusan MK No 55/PUU-XVII/2019 :
a. Harus memperhitungkan dengan cermat semua implikasi teknis atas pilihan model yang tersedia
sehingga pelaksanaannya tetap berada dalam batas penalaran yang wajar terutama untuk
mewujudkan pemilihan umum yang berkualitas.
b. Pilihan model selalu memperhitungkan kemudahan dan kesederhanaan bagi pemilih dalam
melaksanakan hak untuk memilih sebagai wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat.
5. Tindaklanjut Putusan MK 55/PUU-XVII/2019 :
a. Pertama, Pembentuk UU harus mengubah dan memilih keserentakan pemilu yang tidak lebih rumit
dari Pemilu 5 Kotak (Pemilu serentak 2019).
b. Kedua, Jika pemilu 5 Kotak tetap, maka perlu adanya penyederhanaan teknis kepemiluan atas pilihan
model yang tersedia sehingga pelaksanaannya tetap berada dalam batas penalaran yang wajar
terutama untuk mewujudkan pemilihan umum yang berkualitas.
Pemilu 2024 Tetap 5 Kotak?
Tidak ada
Perubahan Mengurangi
Keserentakan Penyederhanaan Beban
Perubahan
dan UU Pemilu Administrasi Penyelenggara
Administrasi
Teknis

Penyederhanaan
Penyederhanaan
Penyederhanaan Surat Suara, dll. melalui instrumen
dokumen lain
Hukum
Penyederhanaan Merubah desain surat Surat Suara, Berita Penyederhanaan administrasi
teknis kepemiluan suara agar lebih Acara Pemungutan dan pemungutan dan
pada pemilu sederhana dari 5 Penghitungan Suara, penghitungan suara mampu
serentak 2024 dapat (lima) surat suara Catatan Hasil mengurangi beban
dilakukan dengan menjadi 1 (satu) Penghitungan Suara, penyelenggara dan mampu
mengurangi panjangnya
melakukan surat suara untuk Sertif Ikat Hasil
waktu dalam melakukan
penyederhanaan memudahkan Penghitungan Suara penghitungan dan
administrasi pemilih dan ini akan rekapitulasi suara pemilu
pemungutan dan berdampak pada serentak 5 kotak.
penghitungan suara penyederhanaan Penyederhanaan administrasi
pemungutan dan
penghitungan suara harus
dilakukan melalui instrument
hukum yang ada
Aturan Hukum Penyederhanaan Administrasi Pemungutan
dan Penghitungan Suara

Penyederhanaan teknis kepemiluan atas pilihan model yang tersedia


Putusan MK No
sehingga pelaksanaannya tetap berada dalam batas penalaran yang wajar
55/PUU-XVII/2019
terutama untuk mewujudkan pemilihan umum yang berkualitas

Pasal-Pasal yang berkaitan dengan pemungutan dan penghitungan


UU Pemilu suara serta pasal yang berkaitan dengan tatacara pemberian suara
dan suara sah yang diatur di dalam UU Pemilu

Peraturan teknis turunan dari pasal-pasal di dalam UU Pemilu


Peraturan KPU dan aturan lain yang berkaitan dengan pemungutan dan
penghitungan suara
Domain kewenangan pengaturan
penyederhanaan administrasi Pemilu
Pasal 353 ayat (1) huruf a, b, dan
c tentang Pemberian suara
dengan cara mencoblos

Mengatur Konkrit
Pasal 386 ayat (1), ayat (2), ayat
(3) Surat suara dinyatakan Sah

UU Pemilu Pasal 386 ayat (4) tentang pedoman


teknis pelaksanaan pemberian
suara

Mendelegasikan Pasal 387 ayat (4) tentang Format


ke KPU penulisan penghitungan suara

Pasal 389 ayat (1) tentang berita acara


pemungutan dan penghitungan suara serta
ke dalam sertifikat hasil penghitungan
suara Pemilu
Ketentuan Pasal 353 dan Pasal 386 jika dibuatkan ke dalam list tabel maka
dapat terlihat syarat yang harus ada di dalam surat suara

Tanda
Nomor Nomor Urut Nama Foto
Pemberian Suara Gambar
Partai Paslon/Caleg Calon Paslon
Parpol

Pilpres X    

DPR RI, DPRD Provinsi dan


  X  X
DPRD Kab/Kota

DPD RI X X   

UU Pemilu mengunci :
1. Desain dan bentuk surat suara yang harus tersedia
2. Metode pemberian suara dengan cara di coblos
3. Akibatnya surat suara untuk memilih anggota DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota menjadi sangat besar
dan banyak
4. Bisa menjadi pemicu pemilih kebingungan dalam menyalurkan pilihannya, misalnya saja di pemilu serentak tahun
2019 terdapat 17.503.953 suara tidak sah untuk tingkat DPR RI
Aturan Pemberian Suara Dalam Beberapa UU Pemilu
Tahun
Pemilu
Undang-Undang Substansi Pasal Pengaturan
Pasal 84 pemberian suara
(1) Pemberian suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilakukan dari pemilu ke
2004 UU 12/2003
dengan mencoblos salah satu tanda gambar Partai Politik Peserta Pemilu dan mencoblos satu calon pemilu :
dibawah tanda gambar Partai Politik Peserta Pemilu dalam surat suara. 1. Semakin spesifik
(2) Pemberian suara untuk pemilihan anggota DPD dilakukan dengan mencoblos satu calon anggota DPD
dan mengunci
dalam surat suara.
Pasal 153 teknis tata kelola
(1) Pemberian suara untuk Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan penyelenggaraan.
2009 UU 10/2008 dengan memberikan tanda satu kali pada surat suara 2. Tidak
(2) Memberikan tanda satu kali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan prinsip mengantisipasi
memudahkan pemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan efisien dalam penyelenggaraan Pemilu. kerumitan
Pasal 154
penyelenggaraan
Pemberian suara untuk Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilakukan
2014 UU 8/2012
dengan cara mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik dan/atau nama calon pada
pemilu serentak
surat suara. dengan 5 kotak
Pasal 353 ayat (1) Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara: 3. Tidak
a. mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto Pasangan Calon, atau tanda gambar partai politik pengusul mengantisipasi
dalam satu kotak pada surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; potensi
b. mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik, dan/atau nama calon anggota DPR,
pengembangan
2019 UU 7/2017 DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota; dan
teknologi dalam
c. mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto calon untuk Pemilu anggota DPD. pungut hitung yang
Pemberian suara berdasarkan prinsip memudahkan pemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan dilakukan oleh KPU
efisien dalam penyelenggaraan Pemilu
Tabel perbandingan syarat pencoblosan berdasarkan
perkembangan UU Pemilu dari 2004-2019 :
Tanda
Nomor Nomor Urut Nama Surat Ketentuan yang diatur
Undang-Undang Gambar
Partai Paslon/Caleg Calon Suara di dalam UU 10/2018
Parpol untuk teknis
pemberian suara jauh
UU 12/2003 X  X  X lebih umum dan dapat
diterjemahkan lebih
UU 10/2008 X X X X 
lanjut di dalam
UU 8/2012   X  X Peraturan KPU. Hal ini
akan memudahkan
UU 7/2017   X  X KPU untuk mengatur
bagaimana pemberian
Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020, terdapat penerapan teknologi sirekap sebagai inovasi suara dan desain surat
baru untuk penerapan teknologi dalam Pemilu/Pemilihan untuk transparansi dari TPS dan Alat suara yang sesuai
bantu untuk publikasi dan rekapitulasi tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Berbeda dengan penggunaan
dengan Pilkada yang praktik pemberian suara dan peserta pilkada tidak sebanyak peserta pemilu teknologi di KPU
legislative. Sehingga desain surat suara tidak sangat berdampak, berbeda dengan Pemilu legislative,
pada Pemilu 2019 saja, setidaknya terdapat 16 Partai Politik Nasional dan 3 Partai Politik local,
penyesuaian teknologi akan sangat bergantung pada desain surat suara yang sudah dibatasi
ketentuannya di dalam UU Pemilu
Peraturan KPU No 9 Tahun 2019

Perubahan terhadap lampiran ini


menjadi domain KPU karena
Pasal 386 ayat (4) tentang
pedoman teknis pelaksanaan
pemberian suara; Pasal 387 ayat
(4) tentang Format penulisan
penghitungan suara; dan Pasal
389 ayat (1) tentang berita acara
pemungutan dan penghitungan
suara serta ke dalam sertifikat
hasil penghitungan suara Pemilu
yang telah ditindaklanjuti di
dalam Peraturan KPU Nomor 9
Tahun 2019 Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2019
Tentang Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Dalam
Pemilihan Umum
Regulasi Pemberian Suara Pemilu dan Implikasi Terhadap
Pengembangan Sistem Informasi Rekapitulasi
1. Filipina (Republic Act No. 9369 An Act Amending Republic Act No. 8436) Pengaturan Terpisah
a. Undang-Undang yang mengizinkan KPU Filipina Untuk Menggunakan Sistem Pemilu Otomatis Pada Pemilu 11 Mei
1998. dan membuat undang-undang tersendiri untuk mengatur pemilu otomatis atau ecounting dalam pemilihan di
negaranya. Beberapa pengaturan misalnya :
• Section 2 poin 5 terkait surat suara hanya menyebutkan bahwa Surat Suara adalah dokumen yang memuat
perolehan suara calon di setiap TPS di kota/kotamadya.
• Section 15 mendefinisikan secara ringkas apa yang dimaksud dengan surat suara, yakni Komisi akan menetapkan
format tampilan elektronik dan/atau ukuran dan bentuk surat suara resmi, yang memuat judul posisi yang akan
diisi dan/atau usul yang akan dipilih dalam inisiatif, referendum atau pemungutan suara.
• Section 18 tentang Prosedur dalam pemungutan suara. UU Filipina memberikan keleluasaan kepada KPU akan
mengatur tata cara dan tata cara pemungutan suara yang mudah dipahami dan diikuti oleh para pemilih, dengan
antara lain memperhatikan kerahasiaan pemungutan suara.
b. Prakti di Filipina dapat menjadi contoh bagaimana UU Pemilu otomatis memberikan panduan umum untuk teknis
penyelenggaraan dan aturan teknisnya didelegasikan kepada KPU Filipina untuk mengatur sesuai dengan panduan
umum yang sudah diatur.
2. Kenya (Elections Act No. 24 Of 2011) Pengaturan Tidak Terpisah
Section 109 Regulation Kenya mengatur kalau KPU dapat membuat peraturan secara umum agar pelaksanaannya lebih
baik tentang tujuan dan ketentuan Undang-undang kepemiluan Kenya. Secara khusus KPU dapat membuat peraturan untuk
menentukan tempat dan cara pemberian suara dan konstruksi serta penskalaan kotak suara dan mengatur penerbitan
surat suara untuk pemilih
Rekomendasi Kebijakan Desain surat suara, pemberian
suara dan dampaknya pada Pemilu serentak 5 Kotak
1. Ketentuan pasal 353 dan 386 dikaitkan dengan sistem pemilu proposional daftar terbuka ditambah
penyelenggaraan pemilu serentak 5 kotak justru memperumit pemilih dalam proses pemberian suara di TPS.
2. Kerumitan ini tidak sesuai dengan prinsip pemberian suara yakni memudahkan Pemilih, memberikan akurasi
dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam Penyelenggaraan Pemilu.
3. Perlu ada perubahan di dalam UU Pemilu khususnya pada Pasal 353 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c serta
Pasal 386 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dengan merubah mekanisme pemberian suara dari mencoblos menjadi
alternative pilihan yang disepakati sepanjang proses pemberian suara menganut prinsip memudahkan Pemilih,
akurasi dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam Penyelenggaraan Pemilu.
4. Dikarenakan pembentuk UU tidak melakukan revisi terhadap UU Pemilu, maka perubahan substansi Pasal
demikian dapat dilakukan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) atau Uji Materil ke
Mahkamah Konstitusi dengan mempertimbangkan implikasi yang ada.
5. Perlu adanya perubahan terhadap Peraturan KPU No 9 Tahun 2019 untuk mempermudah Berita Acara
Pemungutan dan Penghitungan Suara, Catatan Hasil Penghitungan Suara, Sertif Ikat Hasil Penghitungan Suara.
6. Perbaikan teknis penyelenggaraan khususnya pada aspek pemberian suara dan penentuan suara sah seperti Pasal
389 ayat (1) UU Pemilu terkait dengan hasil penghitungan suara di TPS/TPSLN dituangkan ke dalam berita acara
pemungutan dan penghitungan suara serta ke dalam sertifikat hasil penghitungan suara Pemilu dengan
menggunakan format yang diatur dalam Peraturan. Hal ini lebih memberikan fleksibilitas pengaturan karena
memberikan kewenangan kepada KPU untuk mengaturnya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai