Anda di halaman 1dari 385

METODE, SPESIFIKASI DAN

TATA CARA BETON, SEMEN,


PERKERASAN BETON SEMEN
NSPM KIMPRASWIL

METODE, SPESIFIKASI
DAN TATA CARA
Edisi Pertama, Desember 2002

BAGIAN: 3
BETON, SEMEN, PERKERASAN BETON SEMEN

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru - Jakarta 12110, Telp. (021) 7245083, 7399741, 7251043, Fax. (021) 7395062
oo?'fJ
NSPM KIMPRASWIL

METODE, SPESIFIKASI
DAN TATA CARA
Edisi Pertama, Desember 2002

BAG IAN: 3
BETON, SEMEN, PERKERASAN BETON SEMEN

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru- Jakarta 12110, Telp. (021) 7245083, 7399741 , 7251043. Fax. (021 ) 7395062
PENGANTAR
KEPALA BALITBANG DEPARTEMEN KIMPRASWIL

Buku NSPM Kimpraswil© edisi Mei 2003 ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok
Standar Nasional Indonesia (SNI) sebanyak 13 bagian dan kelompok Pedoman/ Petunjuk/
Manual Teknis sebanyak enam bagian yang keselwuhannya merupakan standar atau bagian
dari Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) dalam penyelenggaraan bidang
Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) atau dulu bidang Pekerjaan Umum
(PU). SNI disyahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sedang Pedoman!Petunjuk/
Manual Teknis ditetapkan oleh Menteri Kimpraswil. Standar-standar tersebut disusun
melalui mekanisme Standardisasi oleh Panitia Teknik (Pantek) Bidang Konstruksi dan
Bangunan yang anggota-anggotanya terdiri dari wakil-wakil unit Eselon I di lingkungan
Departemen Kimpraswil, instansi, asosiasi profesi terkait dan para pakar dari perguruan
tinggi. Sejak tahun 1970-an, Departemen PU/ Kimpraswil melalui Pantek tersebut telah
menyusun sejumlah standar.
Pantek Bidang Konstruksi dan Bangunan adalah lembaga non struktural di bawah instansi teknis yaitu dalam hal
ini Departemen Kimpraswil, dibentuk sesuai dengan Pedoman BSN No. 11-1999, tentang Pedoman Pembentukan
Panitia Teknik Perumusan SNI. Pantek Bidang Konstruksi dan Bangunan ditetapkan o1eh BSN dengan Surat Keputusan
(SK) No. 1637/BSN-1/HK/I0/99. Pantek ini diketuai oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang),
sesuai dengan SK Menteri Kimpraswil No. 372/KPTS/M/2001, tangal I3 Juli 2001.
Undang-undang R.I. No. 22 Tahun I999 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa salah satu kewenangan
Pemerintah (Pusat) adalah menyusun standar-standar yang untuk Departemen Kimpraswil hasilnya adalah yang tertuang
dalam buku NSPM ini. Diharapkan NSPM ini dapat digunakan oleh setiap penyelenggara bidang Kimpraswil dalam
rangka mencapai mutu pekerjaan yang diharapkan melayani masyarakat. Standar-standar ini akan diperbaiki dari waktu
ke waktu terutama karena penemuan dan perkembangan teknologi dan ditambahi dengan standar-standar baru. Karena
itu usul-usul perbaikan dari semua pihak sangat diharapkan. Usul-usul perbaikan dapat dikirimkan kepada:

Sekretariat Balitbang Kimpraswil,


Jalan Raden Patah I No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (1211 0),
Tilpon (021) 7399741, 7226302;
Fax: (021) 7395062.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri Kimpraswil yang mendorong pembuatan dan
penggunaan standar-standar/ NSPM ini dan semua pihak khususnya staf Balitbang Departemen Kimpraswil dan anggota-
anggota Pantek yang memungkinkan diterbitkannya buku NSPM itu.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan


Departemen Kimpraswil

~- ~ --·z
DR. Ir. Patana Rantetoding, MSc.
NIP: II 00 I5630 r~U

©Dipublikasikan oleh Balitbang Departemen Kimpraswil.


Hak Cipta oleh Balltbang Kimpraswll. (Dilarang menggandakan sebagian atau seluruhnya tanpa izin dari Balitbang Kimpraswll)
8agian 6: AIR MINUM PERKOTAAN (Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan)

Volume I
S tudi Kelayakan Perencanaan Pengelolaan Pengawasan
AB-KIRE-SK AB-K/RE-RI AB-K/OP AB-KILW
Spsesifika'\i Teknis (ST ) 001 s/d 006 001 s/d 005 001 SID 023
Tata Cara (TC) 001 s/d 010

Volume II
S tudi Kelayakml Perencanam1 Pengelolaan Pengawasm1
AB-KIRE-SK AB-KIRE-RI AB-K/OP AB-KILW
Tala Cara (TC) 001 SID 010 001 s/d 010 001 s/d 030 001 s/d 018

Volume III
Studi Kelayak<m Perencanaan Pengelolaan Pengawasm1
AB-K/RE-RT AB-K/OP AB-KILW
Spsesifikasi Teknis (SD 001 s/d 010
Tala Cara (TC) 031 s/d 051
Metode Uji (MU) 006 s/d 010

Volume IV
Studi Kelayakan Perencmm<m Pengclolaan Pengawa"m1
AB-K/RE-RT AB-K/OP
Tata Cara (TC) 001 s/d 025
Metode Uji (MU) 001 s/d 017

Volume V
S tudi Kelayakan Perencmutml Pengelolaan Pengawasm1
AB-K/RE-RT
Tat.:'l Cara (TC) 026 s/d 035

Volume VI
Studi Kelayak<m PerenGmaml Pengelolaan Pengawm>an
AB-K/RE-RT
Tata Cara (TC) 036 s/d 052

iv Bagian 3: Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


Daftar Berdasarkan Bagian dan Volume
METODA, T ATA CARA DAN SPESIFIKASI :
Bagian 1 Tanah; Longsoran.
Bagian 2 Batuan; Sedimen; Agregat.
Bagian 3 Beton; Semen; Perkerasan Beton Semen.
Bagian 4 Aspal; Aspal Batu Buton (Ashuton); Perkerasan Jalan Beraspal.
Bagian 5 Air; Air Tanah.
Bagian 6 Air Bersih.
Bagian 7 Struktur Bangunan.
Bagian 8 Bendung; Bendungan; Sungai; lriga.-;i; Pantai.
Bagian 9 Keselamatan Bangunan.
Bagian 10 : Rumal1 dan Gedung; Perumahan.
Bagian 11 : Lalu Linta.-;; Lingkungan Jalan; Sanitasi dan Persarnpahan
Bagian 12 : Jemhatan
Bagian 13 : Kayu; Bahan Lain; Lain-lain

PEDOMAN/ PETUNJUK TEKNIK, DAN MANUAL:

Bagian 1: TANAH (Panduan Geoteknik)


Buku 1 : Proses Pemhentukan dan Sifat-sifat Dasar Tanah Lunak.
Buku 2: Penyelidikan Tru1ah Lunak: Desain dan Pekerjaan Lapangan.
Buku 3: Pengujian Tanah Lunak: Pengujian Lahoratorium.
Buku 4: Pengujiru1 Tanah Lunak: Disain dan Konstruksi

Bagian 2: IRIGASI (Standar Perencanaan Irigasi)


1 : Bagian Kriteria Perencruman.
2 : Bagian Perencanaan Teknis.

Ba1,..>ian 3: RUMAH, GEDUNG DAN PERUMAHAN


1 : Rumah dan Gedung; (Rumah Sederhana, Rumal1 Knock down dll).
2 : Perumal1ru1 (Harga Satuan)

Bagian 4: LAIN-LAIN
Tata Cara (Jalan, Permukiman, Pengairan, Jemhatru1, Lingkungan)

Bagian 5: AIR MINUM PERDESAAN (Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan)


Volume 1:

Perencanaan Pengelolaan Pengawasan


AB-D/RE AB-D/OP AB-D/LW
Spesifikasi Teknis (ST) 001 s/d 008 001 001 s/d 007
Tata Otra (TC) 001 s/d 026 001 s/d016 001 s/d 016
Metode Uji (MU) 001 001 s/d 003 001 s/d 006

1\aJ..,>ian 6: AIR MINUM PERKOTAAN (Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan)

Baxian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan /Jetofl Semen iii


DAFTARISI

I. Metode Halaman
SNI 03-1972-1Y90 Metode Pengujian Slump Beton................................................................................................ 1
SNI 03-1973-1990 Metode Pengujian Berdt lsi Beton ............................................................................................ 2
SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kual Tek.an Beton........................................................................................ 3
SNI 03-2458-1991 Metode Pengujian Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar.................................. 6
SNJ 03-2491-2002 Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton............................................................................... X
SNI 03-2492-2002 Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti.·····················'················································· 12
SNI 03-2493-2002 Metode Pembuatan d<m Perawat<m Benda Uji Beton di Laboratorium. ................................... 14
SNI 03-2530-1991 Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland......................................................................... 20
SNI 03-2531-1991 Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland. ....................................................................... 23
SNI 03-2832-1992 Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gclagar Sederhana dengan
Sistem Beban Titik di Tengah ................................................................................................... 26
SNI 03-3402-1994 Metode Pengujian Berat lsi bcton Ringan Struktural ............................................................... 30
SNI 03-3403-1994 Metode Pengujian Kuat Tck<m Beton inti Pemboran ................................................................ 36
SNI 03-3418-1994 Metode Pengujian Kandungan Udara pada Beton Segar .......................................................... 41
SNI 03-3419-1994 Metode Peng~jia Abrasi Beton di Laboratorium .................................................................... 45
SNI 03-3421-1994 Metode Peng~jia kuat Tekan Beton Isolasi Ringm1 di Laboratorium ..................................... 49
SNI 03-4145-1996 Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Balok Uji Sederhana yang
Dihebani Terpusat Lang sung..................................................................................................... 53
SNI 03-4155-1996 Metode Penguji<m Kuat Tek<m Beton dengan Benda Uji Patahan Balok Bekas Uji Lentur ..... 56
SNI 03-4169-1996 Metode Peng~jia Modulus Elastisitas Statis dan Ra..;;io Poison Beton dengan
Kornpresor Ekstensometer ........................................................................................................ 62
SNI 03-4430-1 997 Metode Peng~jia Kuat Tekan Elemen Struktur Beton dengan Alat Palu Beton
Tipe N dan NR .......................................................................................................................... 66
SNI 03-4431-1997 Metode Penguji<m Kuat Lcntur Nonnal dengan Dua Lilik Pcmhebamm ................................... 69
SNI 03-4431-1998 Metode Pengujian Keccpatan Pulsa Melalui Beton.................................................................. 74
SNI 03-4803-1998 Metode Penguji<m Angka Pantul Beton yang Sudal1 Mengeras .......... ...................................... 77
SNI 03-4805-1998 Metode Pcngujian Kadar Semen Portland dalam BeLOn Kents yang
Memakai Semen Hidrolik .......... .......... .... ... .. ..... ..... .. ... ......... ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .... ..... .... 81
SNI 03-4806-1998 Metode Penguian Kadar Semen Pertland dalam Beton Segar dengm1
Cara Titrasi Volumcntcri ........................................................................................................... 85
SNI 03-4807-1998 Metodc Penguji<m untuk Mencntukan Sulm BeLOn Segar Semen Portland .............................. 90
SNI 03-4808-1998 Metode Pcnguji<m Kadar Air dalmn Beton Segar dengan Cara Titrasi Volumenteri ................ 92
SNI 03-4809-1998 Metode Pengujian untuk Membandingkan Berbagai Beton Berdasarkan
Kuat Lekat yang Timbul Terhadap Tulangan ............................................................................ 95
SNI 03-4810-1998 Melode Pembuatan dan Pcrawat<m Benda uji beton di Lapangan ............................................ 98
SNI 03-4811-1998 Mctode Pcngujian Rangka pada Beton y<mg Tertekan .............................................................. 102
SNI 03-4812- I 998 Metode Peng~ji<m Kuat Tarik Beton Secara Langsung ............................................................ 106
SNI 06-6428-2000 Metode Pengujian Kemh<man Ahrasi Pennukaan Beton atau Mortar dengan
Mctode Pcrnotong Berputar ...................................................................................................... Ill
SNI 06-6429-2000 Mctode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder deng<m Cct<tk<m Silinder
di Dal<un Tetnpat Cet<tkan ......................................................................................................... 114
SNI 06-6430-2000 Mctodc Pengujian Eksp<msi dan Bliding Cmnpuran Graut Segar untuk
Beton dengan Agrcgat Para Let<tk di Lahoratorium .................................................................. 116
SNI 06-6430.1-2000 Metodc Pengujian Kuat Tek<m Graul untuk Beton dengan Agrcgat
Pralet<tk di Laboratoriutn ........................................................................................................... 118
SNI 03-6430.2-2000 Metode Pengujian Waktu Pengikat Graul untuk Beton dengan Agregal
Pralet<tk di Laboratoriurn...... ... .. ............ ... .. ....... ... .. .. ............ ... ..... .... ............ ..... ... .. .. ............ ... .. 120
SNI 03-6431-2000 Metodc Pengujian Waktu Air Beton Berserat deng<m Kerucut Uji Slump yang Dihalik ......... 121
SNI 03-6432-2000 Metode Pcnguji<m Peruhah<m Panj<mg Beton Akibal Reaksi Alkali-Batuan Karbonat ............ 123

Bagian 3 : Beton. Semen. Pe1*erastm Jalan Beton Semen


SNI 03-6433-2000 Metode Pengujian Kerapatan, Penyerapan dan Rongga dalam Beton yang
Telah Mengeras . ....... .. .. ... .. ... .. .. ... ..... .... ..... ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. ..... .. ..... .. ... .. .. ... .. ..... ... .... ... .. ... .. .. . 126
SNI 03-6444-2000 Metode Pengujian untuk Potensial Setengah Sel Baja Tulangan yang tidak Dilapisi
Bahan Dielektrik dalam Beton.................................................................................................. 129
SNI 03-6451-2000 Metode Pengujian kuat Lentur Adukan Semen......................................................................... 135
SNI 03-6805-2002 Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan
Beton pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan pada Umur Berikutnya ................... 142
SNI 03-6807-2002 Metode Pengujian kemampuan Mempertahankan Air pada Campuran Graut untuk
Beton Agregat Praletak di Laboratorium .................................................................................. 148
SNI 03-6825-2002 Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland untuk Peket:iaatl Sipil................. 156
SNI 03-6826-2002 Metode Pengujian Konsisten Normal Semen Portland dengan Alat Vicat untuk
Pekerjaan Sipil ..... ... .. .. ... .. ... .. .. ..... ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... ..... .. .. ... .. ..... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. .. 160
SNI 03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland dengan Menggunakan
Alat Vicat untuk Peket:iaan Sipil ............................................................................................... 165

II. Spesifikasi
SNI 03-2494-2002 Spesitikasi Agregat Beton Penahan Radi~ .. ....... ..... .. .. ........ ................ ................. ....... ........ ... 170
SNI 03-2854-1992 Spesitikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton.............................................................................. 173
SNI 03-2914-1990 Spesifka~ Beton Bertulang Kedap Air.................................................................................... 175
SNI 03-2915-1992 Spesifikasi Beton Tahan Sulfat .................................... .......... ................................................... 177
SNI 03-4433-1997 Spesitikasi Beton Siap Pakai ..................................................................................................... 181
SNI 03-4817-1998 Spesitka~ Lembaran Balum Penutup untuk Perawatan Beton .... ............................................ 187
SNI 03-6367-2000 Spesitika<;i Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-gorong ................ 188
SNI 03-6380-2000 Spesitikasi Perbaik<m Beton dengan Mortar Epoksi ...... .................... ....................................... 192
SNI 07-6401-2000 Spesitikasi Kawat B<~:ia dengan Proses Canay Din gin untuk Tulangan Beton.......................... 195
SNI 03-6418-2000 Spesitika-;i Pengencer Graut untuk Beton dengan Agregat Pralekat ........ ............................ .... 197
SNI 03-6811-2002 Spesitikasi Bahan Campuran untuk Beton Semprot ................................................................. 199
SNI 03-6812-2002 Spesitikasi Any am an Kawat B~ja Polos yang Dilas untuk Tulangan Beton ............... ............. 203
SNI 03-6818-2002 Spesitika-;i Bahan Kering Bersifat Semen, Cepat Mengeras, dalam Kemas<m
untuk Perbaikan Beton . ....... ................ ... .. ... .. .. ..... ..... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .... ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ......... 206
SNI 03-6282-2002 Spesitikasi Mortar untuk Peketjaan Pasangan ... .. ..... .. ... ..... .. .. ... .. ..... ... .. ..... .. ....... ... .. .. .... .... .. .. .. 209
SNI 03-6283-2002 Spesitikasi Toleransi untuk Konstruksi dan Bal1m1 Beton .. .. .. ... .. ..... .. ... .. .... ...... .. .... ........... ..... . 213
SNI 03-6891-2002 Spesitika<>i Bal1an Graut untuk Pekerjaan Pasangan ........................................................... ...... 225

III. Tata Cara


SNI 03-2834-1993 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal ............................ .......... ............ ...... 227
SNI 03-3449-2002 Tata Cara Peranccmgan Cmnpuran Beton Ring<m dengan Agregat Ringan .............................. 247
SNI 03-3976-1995 Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton................................................................................. 255
SNI 03-4820-1998 Tata Cara Penggunaan Peralatan untuk Penentum1 Perubal1m1
Pm1jang, Pasta, Mortar dm1 Beton Semen yang Sudah Mengeras ............................................. 262
SNI 06-6369-2000 Tata Cara Pembuatm1 Kaping untuk Benda Uji Silinder Beton ................................................ 266
SNI 03-6468-2000 Tata Cerra Perencanaan Campuran Beton Berkekuatm1 Tinggi dengm1
Semen Porthmd dcng<m Abu Terbang .... .................................................. ................................. 270
SNI 03-6806-2002 Tata Cara Perhitungan Beton tidak Bertulang Struktur ............................................................. 278
SNI 03-6809-2002 Tata Cara Esti.ma-;i Kekuatan Beton dengm1 Metode Maturity ................................ ................. 281
SNI 03-6813-2002 Tata Cara Pembuatan Silinder dan Prisma Uji untuk
Menentuk<m Kekuatan dan Densita-; Beton Agregat Pralctak di Laboratorium ... .. ............ ...... 287
SNJ 03-6814-2002 Tata Cara Pelaksanaan Samhungan Mekcmis untuk Tu1m1gan Beton .................. ... ..... .... ..... .... 2Y 1
SNI 03-6815-2002 Tata Cma Mcngevaluasi Hasil Uji Kckuatan Beton (ACI 214- 1997, Reapproved 1998) ...... 305
SNI 03-6816-2002 Tata Cerra Pendetai1an Penulangan Beton ..... ....... ...... ........... ....... .... .... .. .. ... .. .. ....... ...... .. .. ... ...... 316
SNI 03-6898-2002 Tata Cma Pelaksanaan Pengambilan dan Pcngujian Kuat Tckan Beton Inti ............................ 366

ii Bagian 3: Beton. Semen. Perkera.wn fa/an Beton Semen


SNI 03-1973-1990
SK SNI M-13-1989-F

METODE PENGUJIAN BERAT BESI BETON


BAB I
DESKRIPSI
1.1. Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup
1.1.1 Maksud Pengujian ini dilakukan terhadap contoh beton segar yang
Metoda ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian mewakili suatu campuran beton; hasil pengujian dapat
untuk menentukan berat isi (unit weight) beton segar (fresh digunakan antara lain :
concrete) serta banyaknya semen per meter kubik beton. 1) Banyak beton untuk campuran satu sak semen (40 kg);
2) Untuk perencanaan campuran beton;
1.1.2 Tujuan 3) Untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan.
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka yang benar dari
berat isi beton. 1.3 Pengertian
Berat isi adalah berat segar per satuan isi.

BAB II
CARA PELAKSANAAN
2.1 Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton diperlukan 4) Ratak<m permukaan henda uji dan tentukan beraUlya.
peralatan sebagai berikut :
1) Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari beton contoh;
2) Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 600 2.5 Perhitungan
mm, ujung dibulatkan dibuat dari baja yang bersih dan Untuk mengetahui berat isi beton dan banyaknya semen
beha.<> dari karat; per m 3 beton dilakukan perhitungan sebagai berikut :
3) Alat perata;
1) Be rat isi he ton, D = W .......................... (1)
4) Takaran bentuk silinder dengan kapasitas dan penggunaan v
sebagai berikut : keterangan :
Kapa.o.;ita<> 6 liter, ukurcUl maksimum aggregat kasar 25 mm W = herat benda uji (kg)
Kapasita<> 10 liter, ukuran maksimum aggregat ka.<;ar 37,5 mm V = isi takaran (liter)
K.apa.<>ita.'> 14 liter, ukuran maksimum aggregat ka.'>ar 50 mm 2) Banyaknya beton untuk campuran satu sak
Kapasitas 28 liter, ukuran maksimum aggregat k£L'>ar 75 mm. semen
y = w X 0,001 (m3/sak) ......................... (2)
v
2.2 Benda Uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh segar yang keterangan :
mewakili campuran beton. Y = berat total hahan cmnpuran beton per sak semen
(kg).
2.3 Cara Pengujian 3) Banyaknya semen per m 3 beton : 1/Y (sakJm3).
Untuk melaksanak<m pengujian berat isi heton harus diikuti
tahapan sebagai berikut : 2.5 Laporan
1) Isilal1 takaran dengan henda uji dahun 3 lapis; Laporan harus menc<mtumk<m :
2) Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara 1) Berat isi he ton dalam satuan kg/liter;
merata. Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak boleh
mengenai da.'>ar takaran; pada pemadatm1 lapism1 kedua dan 2) Banyaknya beton per sak semen dalam satuan m 3/sak;
ketiga, tongkat boleh masuk sampai kira-kira 25,4 mm 3) Banyaknya semen per m3 be ton dalam satuan sak/m 3.
dibawah lapisan sebelumnya; untuk takaran 20 liter
dilakukan penusukan 50 kali secara merata pada tiap-tiap
permukaan lapisan.
3) Setelal1 selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlallan-
lahan sampai tidak tampak gelembung-gelembung udara
pada pennukaan serta rongga-rongga bekas tusukan
tertutup; kadar udara dari beton tidak ditentukm1;

2 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-1972-1990
SK SNI M-12-1989-F

METODE PENGUJIAN SLUMP BETON

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup


1.1.1 Maksud Pengujian ini dilakukan terhadap bcton segar yang
mewakili campuran beton. Hasil pengujian ini digunakan
Metode ini dimaksudkan sehaga.i peg;mg<m da.lam pengujim1
dalam pekerjaan :
untuk menentukan slump beton (concrete slump).
I) Perencmman campuran be ton;
1.1.2 Tujuan 2) Pengenda.lim1 mutu beton pada peiaksanaan pembetonan.
Tujuan pengujim1 ini ada.lah untuk memperolch angka slump
beton. 1.3 Pengertian
Slump beton ia.lah besaran kekentalan (viscocity) I plastisitas
dan kohesif dari beton segar.

BAB II
CARA PELAKSANAAN

2.1 Peralatan diangkap pcrlahan-lahan tcgak lurus keatas; seluruh


pengujian mula.i dari pengisian sampai cetakan diangkat
Untuk melaksanakan pengujian slump beton diperlukan harus selesai dalmn jangka waktu 2,5 menit;
peralatan sebaga.i berikut :
5) balikkan cetak'm da11 letakkan perlahan-lahan disamping
I) Cetakan dari logmn tebal minimal I ,2 mm herupa kerucut
benda uji, ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan
terpancung (cone) dengan dimneter bagian ba.l1wa 203 mm,
perbedaan tinggi cetakan denga11 tinggi rata-rata benda uji.
bagi<m atas I 02 mm, dan tinggi 305 mm; bagi<m bawah
dan atas cctakan terbuka; 2.4 Pengukuran Slump
2) Tongkat pemadat dengan diameter I6 mm, panjang 600
mm, ujung dibulatkm1 dibuat dari b;~ja yang bersih dan Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara
hehas dari karat; mengukur tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi
rata-rata benda uji; untuk mendapatkan basil yang lebih teliti
3) Pelat logmn dengan pcnnukaan yang kokoh, rata dan kedap dilakukan dua ka.li pemeriksaan dengan aduk<Ul yang sama dan
air;
dilaporkan ha<>il rata-rata.
4) Sendok cengkung menyerap air;
5) Mistar ukur. 2.5 Laporan
Laporan slump dalam satmm em
2.2 Benda Uji
Peng;unhilan benda uji hams dari contoh beton segar yang LAMPIRANB
mewakili campunm beton. LAIN-LAIN

2.3 Cara Pengujian


Untuk melaksanakan pengujian slump beton harus diikuti
beberapa ta.lutpan scbaga.i berikut :
I) Basahilah cetakm1 dan pelat dengan ka.in basah;
2) Letakkan cetakan di ata-; pelat dengan kokoh;
3) Isilah cetakan smnpai penuh dengm1 beton segar dalam 3
lapis tiap lapis berisi kira-kira I/3 isi cetakan; setiap lapis
ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan
secara merata; tongkatharus masuk sampa.i lapisan bagian
bawah tiap-tiap lapis;m; pada lapisan pertarna penusukan
hag ian tepi tongkat dimiringkan sesua.i dengan kemiringan
cctakan;
4) Segera setelah selesa.i penusukan, ratakan permukaan benda
uJi·djlolgaJl tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh
...oisckitar cetak<m harus disingkairkan; kcmudian cetakm1 Gambar Cetalwn Slump Beton

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan lalan Beton Semen 1


SNI 03-1974-1990
SK SNI M-14-1989-F

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkap


1.1.1 Maksud Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar (fresh
concrete) yang mewakili campunm beton; bentuk benda uji bisa
Metoda ini dimaksudkan sebagai peg<mgan dalam penguji<m
berujud silinder ataupun kubus; hasil pengujian ini dapat
ini untuk menentuk<m kuat tekan (compressive strength) heton
digunakan dalarn peket:jaan :
dengan benda uji herbentuk silinder yang dibuat dan
dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di lapangan. 1) Perencanaan carnpuran be ton;
2) Pengendali<m mutu heton pacta pelaksanaan pembetonan.
1.1.2 Tujuan
Tujuan penguji<m ini untuk memperoleh nilai kuat tekan 1.3 Pengertian
dengan prosedur y<mg benar.
Kuat tekan beton adalah besamya beban per satuan luas,
y<mg menyebahkan benda ~ji heton hancur bila dibebani dengan
gaya tekan tertentu, yang dihasilan oleh mesin tekan.

BAB II
CARA PELAKSANAAN

2.1 l'eralatan (3) Setelah selesai melakuk<m pcmadatan, ketuklah sisi


cetakan perlahan-lalum smnpai rongga bekas tusukan
Untuk melaksanak£m pengujicm kuat tekan beton diperluk<m
tertutup; ratakan pennukaan beton dan tutuplah segera
peralatan sehagai berikut :
dengan bahan yang kedap air serta tahan karat;
1) Cetakan silinder, diameter 152 mm, tinggi 305 mm; kemudian hiarkan be ton dalarn ceL:1kan selama 24 jam
2) Tongkat pemadat, diameter 16 mm, panjang 600 mm, dan letakk<m pada tempat y<mg bebas dari getaran;
dengan ujung dibulatkan, dibuat dari baja yang bersih dan (4) Setelah 24 jmn, bukalah cetakan d<m keluarkan benda
bebas dari karat; uji; untuk perenc<ma<m cmnpurm1 beton, rendamlah
3) Mcsin pengaduk atau bak pengaduk beton kedap air; henda uji dalarn bak pcredam berisi air pacta temperatur
4) Timhangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh; 25 oc disebutkan untuk pcmatang<m (curing), selama
waktu yang dikehendaki; untuk pengendalian mutu
5) Mesin tek<m, kapasitas sesuai kebutuhan; beton pada pelaksanaan pcmhetomin, pematangan
6) Satu set alat pelapis (capping); (curing) disesuaikan deng<m persyaratan.
7) Peralatan tambalum: ember, sekop, sendok, senok perata, 2) Persiapan pengujian
dan talam; (l) Ambilah benda uji y<mg akan ditentuk<m kekuatan
8) Satu set alat pemeriksaan slump; tekannya dari bak peredam/pematangan (curing),
9) Satu set alat pemeriksaan berat isi beton. kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel
dcngan kain lembab;
(2) Tcntuk<m herat d;m ukuran benda uji;
2.2 Benda Uji
(3) Lapislah (capping) permukaan atas d<m bawah benda
Untuk mcndapatkan benda uji harus diikuti beherapa uji dengan mortar berlerang dcngan cant sebagai
tal1apan scbagai berikut : berikut : Lclehk<m mortar helcnmg di dalam pot peleleh
1) Pemhuatan dan Pematangan henda uji (melting pot) yang dinding dalmnnya tclah dilapisi tipis
(1) Benda uji dibuat dari he ton segar yang t~ewakil dengan gemuk; kcmudian lctakk<m henda uji tegak
campuran beton; lurus pada cetak<m pclapis smnpai mortar belenmg cair
menjadi keras; dengan cant yang smna lakukan
(2) Isilah cetakan deng<m aduk<m heton dahun 3 lapis, tiap- pclapism1 pada pennukacm lainnya;
tiap lapis dipadatkan dengan 25 x tusukan secant
merata; pacta saat melakukan pemadatan lapisan (4) Benda uji siap untuk diperiksa.
perL:'Uila, tongkat pemadat lidak holch mengenai dasar
cetakan; pada pemadat tidak boleh mengenai dasar
cetakan; pada saat pemadatan lapisan kedua serta
ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm
kedalam lapis<m dibawalmya;

Bagian 3 : Beton, Semen, Pe1*erasan }alan Beton Semen 3


SNI 03-1973-1990

2.3 Cara Pengujian Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai
berikut:
Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus
diikuti beberapa tahapan sebagai berikut : 1) Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20
em eetakan diisi dengan adukan beton dalmn 2 lapis, tiap-
1) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris;
tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan; tongkat
2) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm;
konsum berkisa antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik;
2) Untuk benda uji berbentuk kubus ukurm1 sisi15 x 15 x 15
3) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi haneur em, eetakan diisi dengan adukan beton dalam 21apis, tiap-
dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan; tongkat
pemeriksaan benda uji; pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm;
4) Gambar bentuk peeah dan eatatlah keadaan benda uji. 3) Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi ;
4) Bila tidak ada ketentmmlain konversi kuat tekan be ton dari
2.4 Perhitungan
p bentuk kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka
Kuat tekan beton = - - (kg/cm2) ......................... (1) perbandingan kuat tekan seperti berikut:
A
kctenmgan : Daftar Konversi
P = beban maksimum (kg) Bentuk benda uji Perbandingm1
A= luas penampang benda uji (em2)
Kubus : 15 em x 15 x em x 15 em 1,0
2.5 Laporan : 20 em x 20 em x 20 em *) 0,95
Laporan harus meliputi hal-hal seperti berikut : Silinder : 15 em x 30 em O,X3
1) Perhandingan emnpuran ; (*) 15 em = dimneter silinder
2) Berat (kg) ; 20 em = tinggi silinder
3) Diameter dan tinggi (em) ; 5) Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3
4) Luas penamp<mg (em2) ; hari, 7 hari, dan 28 hari ;
5) Berat isi (kg/dm3) ; 6) Hasil pemcriksaan diambil nilai ram-ram dari minimum 2
6) Beban maksimum (kg) ; buah benda uji;
7) Kuat tekan (kg/em2) ; 7) Apabila pengaduan dilakukm1 dengan umgan (hanya untuk
8) Caeat; pereneanaan eampunm beton), isi bak pengaduk maksimum
7 dm3 dan pengaduan tidak boleh dilakukan untuk
9) Umur (hari). eampuran beton slump.
LAMPIRANB
LAIN-LAIN
1) Contoh lsian Fonnulir Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder
.••.•••.•••••...........••... '' ... ..••.( "Ndftiii 1riSfdh:fi"!TdWQ!dh') .••.........•..••....................•. Diket:iakan
Lampiran Surat/Laporan No. : .......................................................... . Dihitung
Nomor Contoh : ................................................................................. . Dig am bar
Pekerjaan : ......................................................................................... . Diperiksa

FORMULIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON SILINDER


Perbandingan Luas Bcb.an Keku.atan
No. Slump Berat Diameter Tinggi Berat lsi Umur
campuran Penampang maksimum tekan Cacad
Benda Uji (Cm) (Kg) (Cm) (Cm) (Kg/Cm3) (IIari)
dalam herat (Cm2) (Kg) (KG/Cm2)

I : 11/2 : 21/2 6 13.050 15,2 30,4 182,3 2,35 2~ 50,000 274

2 J:I 112 :2 112 12,850 15,2 30.4 182,3 2,31 n 43,000 236

CATATA."':
PC =Ex .......................... . ...................... (Nama pabrik)
Agrcgat halus =Ex ......................................................... (Lokasi pengambilan)
Agregat kasar = Ex ............................................. (Lokasi pengambilan)
Air = Ex ....................................................... (l..okasi pengambilan)

4 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkerasan }a/an Beton Semen


SNI 03-1973-1990
LAMPIRANB
LAIN-LAIN
2) Contoh lsian Formulir Pengujian Kuat Tekan Beton Kubus
• ••••• •· • ·• • ·• •· · · · ••· · ·• •• •••••••• ••• ·r7VamJ'fr1JfdiUi'ITawa/QirJ" ·•• •• ••• ·•• •• ••• ••• •• ••• ·•• •• •·• ••• •• •
Dikerjak.an

Lampi ran Surat/Laporan No. : .......................................................... . Dihitung


Nom or Contoh : ................................................................................. . Digambar
Pcke~jan : ......................................................................................... . Diperiksa
FORMULIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON KUBUS
Pcrbandi ngan Luas Beban Kekuatan
No. Slump Berat Panjang Lebar Panjang Berat lsi Umur
campuran Penampang maksin1un1 tekan Cacad
Bcndil (Jji (Cm) (Kg) (Cm) (Cm) (Cm) (Kg/Cm3) (Hari)
dalam bcrat (Cm2) (Kg) (KG/Cm2)

I I : 2: 3 7 7.763 15 15 15 225 2,30 28 46,400 206


1 I : 2: 3 8 7,830 15 15 15 225 2,32 21:( 46,500 218

CATATAN:
P.C =Ex ......................................................... (Nama pabrik)
Agregat haltL' = Ex ......................................................... (Lokasi pengambilan)
Agregat lmsar = Ex ......................................................... (Lokasi pengambilan)
A ir = Ex ......................................................... (Loluc'i pcngambilan)

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 5


SNI 03-2458-1991
SK SNI M-26-1990-F

METODE PENGUJIAN PENGAMBILAN CONTOH UNTUK


CAMPURAN BETON SEGAR

BABI
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup


1.1.1 Maksud Metoda ini mencakup cara pengambilan contoh campuran
beton segar dari tempat pengaduk beton yang stationer.
Metoda Pengamhilan Contoh untuk Campuran Beton Segar
ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan bagi para 1.3 Pengertian
pclaks<ma pekerjaan be ton dalmn mengambil contoh campuran Yang dimaksud dengan:
beton segar.
1) Beton segar adalah campuran bet on yan telah . elesai
1.1.2 Tujuan diaduk sampai beberapa saat karakteristiknya tidak berubah
(masih plastis d<:m helum tet:iadi pengikatan).
Tujum1 pengamhil<m contoh campunm beton segar ini adalah
2) Pengayakan heton basah adalah proses pcmisahan agregat
untuk mendapatkan contoh beton segar yang dapat mewakili
yang lebih besar dari ukur<:m yang ditentukm1 dari campurm1
seluruh adukan beton. beton segar dengan cara penyaringan menurut uk\Jran
saringan yang ditentukan, agar agregat yagn tidak se\11ai
dapat dipisahkan. ·

BAB II
PERALATAN

Peralatan yang digunakan antara lain : normal maupun mekanis dan yang lebih haik dapat
1) Saringan dengm1 ukuran menurut standar; bergoyang secara horisontal dan vertikal;
2) Peralatan saringan - basah berikut mesin penggctar yang 3) Alat-alat manual berupa sekop, scndok aduk, peratan
dapat bergoyang secara cepat baik dengan cara manual adukan (roskam) dan sarung tangan karet.

BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Pengamhilan Contoh 3.2 Pelaksanaan Kerja
Pengambilan contoh dilakukm1 dengan ketentmm-ketentum1, 3.2.1 Volume Contoh
sebagai herikut :
Volume contoh yang akan digunakan untuk uji kekuatan
1) Contoh cmnpurcm beton segar pertama dcm terakhir diambil minimum 28 liter (1 ft3) atau scsuai kebutuh<m scperti yang
dalam selang waktu tidak boleh lehih d<:ui 15 menit; tercantum pacta tahel 1.
2) Masing-masing contoh campuran heton segar dibawa
Pelaksanam1 pengmnbilan contoh dilakukcu1 dengan hati-
ketcmpat pengujian be ton segar atau ke tcmpat pembuatan
hati agar didapatkan contoh campuran beton segar yang benar-
heton uji, kemudim1 contoh-contoh digahungk<m dan di
benar representatif.
adukkembali dengan sckop denganjumlah minimum yang
dipcrlukan untuk mendapatkan keseragaman adukan dan TABEL 1
pelaksanaannya dalam batas waktu yang diizinkan sesuai .JUMLAH PENGAMBILAN CONTOH BETON SEGAR
pacta butir 1); VOLUME CONTOH
No. MACAM PENGUJJAN (liter)
3) Pcngujicm slump atau kadar udara atau keduanya dimulai
paling lcuna 5 menit setelah pengaduan kembali contoh I. Slump ll
2. Berat Jenis 6
campuran beton segar, scdangkml pembentukan benda uji 3 Kadar Udara ')
untuk uji kekuatan, dilakukml paling lama 15 menit setelah 4 Uji Kuat Tekan (3 contoh) 2!!
semua contoh campuran beton segar teraduk kembali 5 Uji Kuat Lentur (3 contoh) 2!!
6 Uji Kuat Tarik (3 cnntoh) 2!!
dengan merata; 7. Uji Modulus Ela,tisita' (3 cnntoh) 2!!
4) Contoh benda uji harus dibuat secepatmungkin dan dijaga Catalan:
dari pengaruh sinar matahari, an gin dan pengaruh lain yang Contoh yan~ lebih sPdikit dapnt diizinkan UJIIuk p~IJUtjirm kadtmxall utiara dati dump
dapat mempercepat penguap<m. secara rutin dari tiap rontoh ymiR diamViJ dan benarnya ditnllukan oleh ukura11
maksimunr aflre)!al.

6 Baxian 3 : Beton. Semen, Pert.erasan ]a/an Beton Semen


SNI 03-2458-1991
3.2.2 Pengamhilan Contoh dari l'engaduk yang Stasioner. LAMPIRANA
Selama pengeluaran adukan diamhil contoh 2 kali atau lebih DAFTAR ISTILAH
dengan sclang waktu yang teratur pada bagian tengah adukan,
dan jangan dilakukan pada bagian awal dan akhir dari Alat pengayak basah = wet - sieving equipment
pcngeluaran saja. Besar contoh = size of sample
Pclaksanaan pengambilan contoh sesuai dalam batas waktu Campuran beton segar freshly mixed concrete
yang dibcrikan pada pasal3 .1 dan semua contoh diaduk kern bali
menjadi satu hingga homogen.
Pelaksanaan kerja = procedure
Pengayakan beton hasa wet - sieving concrete
Bila pcngcluaran terlalu cepat, pengambilan contoh Pengaduk yang stasioner = stationary mixer
menggunakan wadah yang cukup besar agar seluruh adukan
tcrtampung untuk menghindari segrcga.<>i.
Pengambilan contoh = sampling
Peralatan manual = hand tools
Kemudian dilakukan pengambilan contoh dengan cara yang Perata plesteran = plastering trowel
sama seperti diatas. Alirkan campuran yang keluar dari
pengaduk, harus dijaga sehingga tidak tertahan oleh wadal1 yang
Sekop = shovel
dapat mcnychabkm1 tcr:jadinya segregasi; hal ini berlaku untuk
Sendok aduk = hand scoop
pengaduk dengan pengungkit maupun tanpa pengungkit. Wadah contoh = sample container

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 7


SNI 03-2491-2002

METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH BETON

1 Ruang lingkup 3.7 Mega pascal


1.1. Metoda pengujian ini mencakup cara penentuan kuat Nilai- 106 pascal:::: dengan 10 kgf/cm2 dan ditulis dengan
tarik belah benda uji yang dicetak berbentuk silinder atau beton notasi MPa
inti yang diperoleh dengan cara pengeboran termasuk ketentuan
peralatan rum prosedur pengujiannya serta perhitungan kekuatan 3.8 Newton
tarik belahnya. Satuan menurut sistim intemasional (SI) untuk gaya =
dengan 0,1 kgf dan ditulis dcngan not<1si N
1.2 Pengujian kuat tarik belah digunakan untuk
mengevaluasi ketaluman geser dari komponen struktur yang 3.9 kilo newton
terbuat dari beton yang menggunakan agregat ringan
103 Newton = dengan 102 kgf dan ditulis dengan notasi kN

2. Acuan Normatif
4 Persayatan
ASTM C 496- 96, Standard Test Method for Splitting
4.1 Peralatan pengujian
Tensile Strength of Cylindrical Concrete Specimens
ASTM C 670 : Pracetive for preparing precision and Peralatan untuk pengujian harus memenuhi persyaratan
sebagai herijcut :
bias statements for test methods for construction materials
1) Mesin uji tekan
ASTC C 39, Test Method for Compressive Stength of
Cylindrical Concrete Specimens Mesin uji tekan y<mg digunakan untuk pengujian kuat tarik
ASTM C 42, Test Method for Obtaining and Testing belah beton barus memenuhi ketentmm yang berlaku pada
pengujian kuat tekru1 untuk benda uji beton, selain itujuga
Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
barus memenuhi pcrsyaratan kecepatan pembebanan yang
SNI 03-2493- 1991, Metode pembuatan danperawatan diatur dala111 sub pasal 6 (kccepatan pembebanan) metoda
benda uji di laboratorium ini.
SNI 03-4810- 1998, Metode pembuatan danperawatan 2) Pelat atau batang penekan tamhahan
benda uji be•on di lapangan
Pelat atau batang penekan ta111bahan diperlukan hila
diameter atau pru1jang benda uji lebih besar dari ukunm
3. Istilah dan delinisi permukaan tek<m dari me sin uji y;:mg digunakan, pelat atau
batang penekru1 trunbal1ru1 tersebut harus dipm;angkan pada
3.1 Kuat tarik-belah henda uji beton berbentuk silinder bag ian bawal1 dan bagiru1 atas dari mcsin uji tckan dan harus
Nilai kuat tarik tidak langsung dari benda uji beton terbuat dari pelat baja yang memiliki tingkat kerataru1 ±
berbentuk silinder yang diperoleb dari basil pembebanan benda 0,025 mm bila diukur tegak lurus terhadap setiap titik pada
uji tersebut y<mg diletakkan mendatar sejajar dengan pennukaan garis singgung bidang tek<:m. Pclat atau bat<mg pcnck<m
m~ja penekan mesin uji tekan. trunbahan tersebut barus bcrukuran Iebar minimal 50 mm
dru1 tebal minimal sruna dengru1 jarak <llll<lfa tepi bidang
3.2 Kuat tarik-belah bena uji beton inti tekan bagian bawah dari mesin uji hingga ujung silinder
benda uji. Pelat at<tu batang penekan tambahan tersebut
Perkiraan kuat tarik be lab beton pada lokasi struktur beton
harus digunakan sedemikian rupa hingga beban tekan
dari mana benda uji inti tersebut diambil
diberikan pada seluruh pru1jru1g dari benda uji.
3.3 Beton Ringan 3) Bantalan hantu pemhehanan
Beton y<mg berat isin maksimum 1,9 ton/m3. Untuk setiap benda uji harus disediakan dua buah banlal<m
bantu pembebanan yru1g terbuat d<lfi kayu lapis tru1pa cacat
3.4 Benda uji heton inti
sctebal3 mm dengan Iebar 25 mm dan sedikitlebih p<mj<mg
Benda uji beton berbentuk silinder basil pengeboran beton dari panjru1g benda uji. Bantalan bantu pembebru1an h<lfus
keras diletctkkrul dian tara benda uji dan permukaan tckan mesin
uji atau bila menggunakan pelat atau batang pcnckan
3.5 Beton keras tambaban terse but (libat Gam bar I). Bantalan bantu
Campuran an tara semen portland atau jenis semen hidrolis pcmbebanan tersebut hanya dapal dipakai untuk satu bli
lainnya dengan agrcgat halus, agregat kasar dan air, dengan pengujian dan tidak boleh dipakai ulang.
atau tanpa balum campuran tambaban yang sudah mengeras
4.2 Benda Uji
3.6 Pascal
4.2.1 Benda-benda uji yang dibuat harus memcnuhi
Satucm menurut sistirn intemasional (SI) untuk teg<:mgan persyaratan ukurru1, pcncctakan, dan pcrawat<m yang
ekivalen dcng<m 105 kgtJcm 2 ilim ditulis dengan not<L~i Pa ditetapkan dalrun SNI 03 - 4X I0 - IYYX Ox:nda uji yru1g

8 Baxian 3 : Beton. Semen, Perkerasan ]a/an Beton Semen


SNI 03-2491-2002

dihuat di lapangan) dan SNI 03- 2493- 1991 (benda uji tengah benda uji, pengukuran dilakukan pada garis Landa
yang dihuat di laboratorium). Benda uji yang dipelihara yang dibual pada benda uji (lihat sub pasal5.1.) Tentukm1
dalcun kondisi lembah, pada tenggang waktu menunggu panjang benda uji dengan ketelitian hingga 2,5 mm yang
pengujiannya, harus dijaga agar tetap lembah dengan merupakan harga rata-rata dari paling sedikil dua buah
jahm menyelimutinya dengan kain atau karung hasah dan pengukuran pada bidang yang diberi tanda garis pada
harus segera diuji dalam keadaan lembab. kedua ujung benda uji.
4.2.2 Untuk evaluasi kekuatan belon ringan, harus diikuti 5.4 Perletakan benda uji pada posisi uji dcngan berpedoman
prosedur yailu pcngujian benda uji pada umur 28 hari pada Landa garis tengah pada kedua ujung
harus dalam kondisi kering udara setelah scbelumnya 5.4.1 Letakkan sebual1 dari dua banlal<m bantu pembebmmn
dilakukan pemeliharaan lcmbab selama 7 hari kcmudhm yang terbuat dari kayu lapis pada tengah-tengah pclat
dikeringkan selmna 21 hari pada temperatur 23 ± 2°dan menekan bagian-bagian bawah dari mesin uji.
kelemhahan nisi 50± 5%. 5.4.2 Letakkan benda uji di atas bantalan bantu dari k<1yu lapis
tcrsebut sedemikian rupa hingga t<mda garis tengah pada
5 Prosedur pengujian benda uji telihal tegak lurus lerhadap titik tengah dari
b<mtal~ k<1yu lapis.
5.I Pemherian tanda pada henda uji 5.4.3 Letakkm1 h<mtalan k<tyu lapis laninnya memanj<mg di at<L'>
Tarik gmis tengah pada setiap sisi ujung silinder benda silinder sedemikian rupa hingga bagian tengahnya tepat
uji dengan mempergunakan perla~m bantu yang sesuai berpotongan deng<m tanda garis lengah yang ada pada
hingga dapal memaslikan bahwa kedua garis lengah ladi ujung silinder.
berada dahun hid<mg aksial yang smna. Sebagai allematir 5.4.4 Atur posisi pengujian hingga tercapai kondisi sebagai
dapat digunak<m alat b<mtu penandmm garis tengah bcnda berikut:
uji seperti pada Gh. I, 2, 3, dan 4. Peralatan bantu 1) Proycksi dari bidang y<mg ditcmdai oleh garis tengah
pemmdmm garis tcngah herbentuk T pada kedua ujung pada kedua ujung benda uji tepal berpotongan dengan
hcnda uji tersebutterdiri dari 3 bagian sebagai herikut: titik tengah m~ja penekm1 bagian atas dari mesin
5.1.1 Sebuah baja kanal C- 100 yang kedua flensnya sudah penguji.
diratakan Jengan mesin dengan ukuran seperli pada 2) Bila digunakan pelal at<m bat~mg penekan tambahan,
gmnhar I d:m gmnhar 2. titik tengahnya dan titik tengah benda uji pada posisi
5.1.2 Bagian alas, B, dari perlengkapan berbentuk T yang uji, harus berada tepal di bawah titik tengah meja
diberi alur yang sesuai dengan tebal kcdua !lens baja pcnek<m bagi<m atcts dari mesin penguji.
kanal dan celah persegi empat untuk pcrlctakan haumg
tegaknya scperti pada gmnbar 2. 5.5 Perletakan henda uji pada posisi uji dengan meng-
gunakan peralatan hantu perletakan henda uji
5.1.3 Bagian legak, C, dari alal perlengkapan berbentuk T
terpas<mg tegak lurus pada alas B, bag ian tegak terse but Cant melctakkannya adalah sebagai berikul :
di beri celah, A, yang memanjang (gmnhar 2) untuk 5.5.1 Lctakkan h<mtalml-hmllalml hmllu pemhehmum dari kayu
memudahk<m pemhuatan Ianda garis tcngah pada kedua lapis, henda uji dan peralatan lmnbahan penekan (bat<mg
ujung benda uji. alat perlengkap<m (rakitan) berbentuk atau pelal penekan tmnhahan) secant sentris dengan
T tersebul tidak terpas~mg mati pada baja kanal, tetapi menggunakan peralatan bantu perletakan benda uji
dapat dipindahk<m d<m digeserkan pada kedua ujung baja sepcrti pada gmnbar 5.
kana.[ dcngan tidak meng~u posisi benda uji pada 5.5.2 Titik tenga.h pelat penekcm tcunbah<m dan Litik tengah
waktu dilakukan penandmm garis tengah pada kedua sisi benda uji pada posisi uji hmus berada tepa! di bawah
benda uji. Litik tengal1 meja penck<m hagian at<ts.
5.2 Peralatan bantu perletakan henda uji pada posisi uji
Peralatan bantu perletakan benda uji pada posisi uji 6 Kecepatan pemhehanan
adalah seperti ditunjukk<m pada gmnhar 3.Peralat<m b<mtu Pemberian he ban dilakukan sccara mencrus t<mpa sentakan
ini terdiri dari Liga bagi~m. sebagai berikul : dengan keccpatan pcmbehancm konstan yang berkisar mllara
5.2.1 Bagian alas tempat untuk meletakkan bantalan h<mtu 0. 7 hingga 1,4 MPa per men it sampai hcnda uji hancur.
pcmhehamm hagian hawah d<ui benda uji silindcr. Kecepatan pemhebanan untuk bcnda uji herhentuk silinder
5.2.2 Pelal atau hatang bantu penekanan yang mcmenuhi dcngan ukunm p:mjang 300 mm d<m dimneter I 50 mm herkisar
persyaratan pad a sub pasal 4.1, baik ukur<m maupun antara 50 sampai 100 kN per mcnit.
keberaumnya.
5.2.3 Dua buah bagian tegak yang kcgunaannya untuk 7 Perhitun~a kuat tarik helah
mc.Jetakk<m hcncla uji pada posisi uji lengk<tp cleng:m pelat Hitung kualtarik belah dari henda uji deng<m rum us sebagai
atau batang penckan tambahan dan bantalan bantu herikul:
pemhcbanannya.
5.3 Pen~ukra
Tentuk<m di<uneter benda uji dengan keteliticm s<unpai 2P
0.25 mm yang merupak<m harga rata-rata dari tiga kali
fct = LIJ .................................................................. ( 1)

pengukuran dimneler pada kedua ujung dan bagian

Bagian 3 : Beton. Semen. l'erkerasan Jalan Beton Semen 9


SNI 03-2491-2002

Dengan pengertian : Gambar-gambar


fct = kuat tarik-belah, dalam MPa
P = beban uji maksimum (benda belah/hancur) dalam
Newton (N) yang ditunjukkan mesin uji tek<m.
L panjang benda uji dalam mm menurut sub pa~l5.3
D = diameterbenda uji dalammm menurut sub pasal5.3
:-,v1.1>.1-:. ::.?"::.! ~- . 1__
8 Pelaporan
Laporan data/informasi sebagai berikut :
1) Tanggal pengujian
;j
d
(._',.! I
!r-IO.! ..•
2) Nomor penandaan/identifikasi r"'· - ...- . ., .. : ..... _ ... ___ . -~_t.i ..
'oV1ii.t.i<-5.;-:.,;:;;_ g
3) Diameter dan panjang dalam mm . -~ .. ..... - -----=-·-· .. __ .....,:::..;. -~· -~.: ~!:."
!"- •• - - - ... ,r; ······· . ------, r
4) Beban hancur maksimum
5) Kuat tarik-belah dihitung menurut rumus (1) dengan Gambar 1 Peralaran bantu penandaan garis tengah kedua sisi be tufa uji
ketelitian 0,05 MPa
6) Taksiran ban yak bagian agregat kasar yang pecah
7) Umur benda uji
8) Riwayat perlakuan pemeliharaan benda uji
9) Cacat-cacat pada benda uji
10) Tipe kehancuran benda uji
11) Tipe benda uji
12) Sifat tampak beton akibat pengujian
13) Nama petugas penanggung jawab pengujian

LampiranA
(informatit)

Daftar istilah
Bearing strip = bantalan bantu penekan
Specimen = benda uji
concrete specimen = benda uji beton
Core drilled concrete specimen henda uji beton inti
Hardened concrete beton keras
Relative humidity = kelembaban nisbi
Planeness = kerataan permukaan
Fracture hancur
Splitting tensile strength = kuat tarik-belah Gambar 2 Detail pemlatan bal!lu petuuuiaan garis tengah kedua sisi benda uji
Moist = lembab
Bearing block meja penekan
Compression testing machine mesin uji tekan
Suplcmentary bearing plate = pelat penekan tambahan
Marking penandaan
Curing = perawatan

Lembaran B
(normatit)

10 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]a/an Beton Semen


SNI 03-2491-2002

_.._ _._ .... __ ._ .. 3~.1;" ·--·-··-- ·-·- -- ....... ..... ~-'" ~


r...-.d. t
ti. . . .,r.
t

-~ r· ·----- - · · r l !~ ·- _;..H: .. {_• \ /"=.~Jlo


L. ______ul=d --.-- - . . ·'..(..;,..
- •w •
"·7-·t•>'
~-
::..S .._-.~:X - . :w. J~!.',
-~ ·-· . ~-· ! . - - - --~ -~ l.--J ·-
.. - I .
... i
i
• I .....
I ....
.;-~ ~
.. ..,.. . .......• . /;;~=-, L '· ·., ..
( .. "w , --." .: •••• ,'

' I ~-
·~
,. .~ -·t .• "..
-~ ~I i
I
..· !
..
I: 1:-
,'· i..t"J) ...... ___
. ___ _:...._ ........
f '-,
'···-----·.---, r-··--··-7- _(
~
i ~
I.
.!t•~';,/:14
::i
o I

!'.
I ~ :r..E (:; 4~ ;.~ ~
~ ~ ~ i ( /
i j: \, I
Jt .-/
~
l ! (
; t l ~ : • II
~ :I 4l ': ...
.
'.,~;· ,.-~·

-1 ..,.-·""
/
I

t . ~ t:-:- :-.·~=
'I
---= ,. :1". "'i:L:.: . .-"-..." • ,1. •.
;
.,..
i .
----·- i......_ ____ __.._
~.:="7-
L_ _______.....!-
;-..
·-·-: .1111. .. ,...;.-
.·-t~ i -~ iol I ·--.,;-·
':7

1- ; . ·. .
.
. .. i I I
r.• -:- :r •..L;, T1 '

Gambar 3 Detail peralatan bantu penempatan benda uji pada posisi uji

'>

·- .... : !.... . -~ ;__


·...
-~
,_
\~
. I I

. i
!
.. i
... .. -- ...
-~
~
r:~-
!
- ." -.~
I .':.:: A .,.' '..,_
~ t-·~: -,.~ : .. :. -:~·
... ;· •...
·•.... .
J~·- ····t-
- ..
........ .;- -- - --·).

.·.~
I f- 1 .. .-!~:· ~o.
... - - -.- J...· L
.
i.
. ·. .I
.'
L
,. ! -~_-:·.i :.. .....-J·-:· ~ ~~ ·'----
·-
~ i ..; !. . .-· . -- .1
11-..
. . ::r; .
" ··. ·-• ...........
f .• _.;-s:~1{' ....·· - ~ l
.. ~.- .·- ..... _i-;-----·\-·
..··

Gambar 5 Titik-titik ukur penentuan diameter


dan panjang benda uji

Gambar 4 Peralatan bantu pelapisan perata beban


untuk uji kuat tarik belah

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jahm Beton Semen 11


SNI 03-2492-2002

METODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI

1 R uang lingku p 4. Pengamhilan heton inti


1.1 Metoda ini mencakup cara pengambilan beton inti, 4.1 Perbandingan ukuran agregat maksimum dalam beton
persiapan pengujian dan penentuan kuat tekannya. dengan diameter beton inti harus lebih besar dari 1:3,
atau dimneter benda uji beton inti untuk uji kuat tckan
1.2 Metode ini tidak memberikan panduan penentuan harus lebih dari tiga kali ukuran nominal maksimum dan
pemboran beton inti atau lokasi pengeboran. agregat kasar dalam be ton keras.
1.3 Metode ini tidak dilengkapi prosedur interpretasi basil Benda uji beton inti yang akan diguanakn untuk
kuat tekan beton inti. pengujian kekuat:<m hams diambilkan dari beton keras
yang umumnya tidak boleh kurang dari 14 hari.
1 Acuan normatif Sebelum memutuskan untuk melakukan pengeborm1
BSEN 12504 1:2000, Testing Concrete in Structures beton inti, perlu mempertimbangkm1 terlebih dahulu
ASTM C 174, Test Mehod or Measuring Length of Drilled tujuan pengujian dan penginterpresta.o,;ian data.
concrete Cores 4.2 Implikasi struktural basil dan pengmnbilan beton inti
ASTM C 617, Pracitve for Capping Cylindrcal Concrete terdahulu harus dipertimbangkan, dan beton inti harus
Specimens diambil:
ACI 301-89, Specifications for Structural Concrete for 1) Pada titik yang jauh dan smnbungan atau bagian tepi dan
Building elemen struktur dari pada tempat-tempat yang sedikit
SNI 03-9174-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton mungkin atau tidak ada tulangan.
SNI 03-2491-1991, Metode Pengujian Kuat Tarik Belah 2) Tegak lurus pada komponen struktur be ton yang posisinya
Beton horisontallvertikal, hams dipilihkan pada tempat yang tidak
boleh membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu
dekat dengan smnbungm1.
3 Istilah dan definisi
3.1 Pengamhilan contoh uji heton inti 4.3 Pengeboran

Serangkaian pek~jan yang terdiri dari: Jika tidak ditetapkm1, pengeboran beton inti harus tegak
lurus pada permukam1 sedemikain rupa sehingga tidak merusak
a) Pengeboran beton inti, beton inti. Posisi alat bor harus dijaga agar tidak berubah posisi
b) Pengamhilan beton inti dan lubang pengeboran, atau bergoym1g selama pengeboran.
c) Pemeriksaan beton inti,
4.4 Panjang beton inti
d) Pengukuran panjang beton inti untuk penetuan dapat
tidaknya digunakan, Dalam menentukm1 panjang beton inti yang akan diambil
e) Sebagai benda uji, untuk uji kuat tekan harus memperhitungkan:
t) Penandaan benton ini, a) Diameter beton inti dengan ukurm1 minimum 100 mm,
g) Pengiriman beton inti ke laboratorium pengujian disertai b) Pengukuran p~jang beton inti, sesuai metode uji ASTM
dengan laponm pengambilan contoh uji beton inti. c 174,
c) Faktor perbandingan perlu ditentukan, apakah terhadap kuat
3.2 Benda uji heton inti tekan kubus atau terhadap kuat tek;m silinder.
Benda uji berbentuk silinder atau dibuat kubus dan basil 4.5 Penandaan dan identiikasi
pengeboran beton keras pada struktur bangunan
Segera setelal1 pengeboran, pada setiap beton inti harus
3.3 Beton keras dibersihk<m dan diberi tmlda. Lokasi dan orienta.o,;i pada eleman
beton tempat pengeboran barus dicatat. Bila telah dihasilkan
Campuran antara semen Portland atau jenis-jenis semen sejumlah benda uji be ton inti secara berturut-turut, harus diberi
hidrolis lainnya, agregat balus, agregat kasar dan air dalmn tmlda pada setiap benda uji yang menunjukkan posisi dan
perbandingan tertentu, dengm1 atau tmlpa bahan campuran orientasinya.
tambahan yang telah mengeras
4.6 Tulangan
3.4 Bidang aksial dan henda uji heton inti Sedapat mungkin dibindari pcngeboran yang mclalui
Bidang datar tiktif yang melalui sumbu tulangan. Pastikan bahwa beton inti untuk pencntum1 kuat tckan
beton tidak mengandung batang tulangan di dalamnya, atau
3.5 Kaping dekat dengan anth sumhu longitudinal.
Lapisan peratan pada permukaan hidang tekan bcnda uji Apabila terdapat tulangan besi dalam bcnda uji hewn inti
posisinya harus tegak lurus tchadap sumhu bcnda uji. Jumlall
tulangan besi dalam henda uji beton inti tidak botch Iebih dan
dua batmlg.

12 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beron Semen


SNI 03-2492-2002

5 Pemerik.o;;aan 5.3.3 Toleransi


5.1 Pengamatan visual Benda uji dipersiapkan dengan toleransi sebagai berikut :
Pemeriksaan secant visual dan benda uji be ton inti dilakukan a) Toleransi untuk kcrataan permukaan bagian ujung
untuk menidentifikasi adanya kelainan-kelainan. disiapkan dengan cara mcnggerinda atau cara kaping,
menggunakan semen aluminium tinggi atau belenang
Benda uji yang cacat karena terlalu b<myak: terdapat rongga, menurutASTM C 617,
adanya sepihan/agregat kcL'\ar yang Iepas, tulangan besi yang
b) Untuk menjamin kesikuan, toleransi untuk kerataan
lepas dan ketidak teraturan dimensi, tidak holeh digunakan
pennukaan bagian ujung ym1g telah dipersiapkan, hams
untuk uji kuat tekan. sesuai sandar yang berlaku,
5.2 Pengukuran c) Untuk kelurusan, toleransi terhadap garis sumbu harus
maksmimum 3% dan diameter rata-rata beton inti.
Pengukuran dilakukan sebagai berikut :
1) Diameter beton inti (dm), diukur sampai ketelitian 1%, dan
rata-rata dua kali pengukuran, ma<;ing-masing pada bag ian 6. Uji kuat tekan
titik tengah dru1 titik perempat arab panjang inti, 6.1 Penyimpangan
2) P<mjang maksimum dan minimum be ton inti, diukur sampai
Kondisi penyimpangan benda uji harus dicatat. Sebelum
ketelitian 1% dan benda uji yang diterima, dan panjang
diuji,jika diperlukan peng~jia henda uji dalam keadaanjenuh,
dari benda uji setelah diadak:an persiapan akhir,
rendmn dalam air pacta temperatur (23 ± 2) °C sekurang-
3) Diameter dan setiap tulangan diukur dan posisinya kurangnya 40 jrun.
ditentuk<m dari pusat batang yang tampak srunpai pada
ujungnya dan/atau sumbu beton inti, baik dalam keadaan 6.2 Pengujian
pada saat diterima maupun pada saat setelal1 dipersiapkan. Pengujian harus dilakukan sesuai dengan SNI 03-197 4-1990
Pengukuran dilakukan sampai ketelitian 1 mm. Semua Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Beton inti tidak boleh
pengukuran harus dicatat. diuji dalam keadaan retak, atau lepas lapisan kapingnya.
Bersihkru1 pennukaan benda uji dan pasir dan kotoran lain. Jika
5.3 Persiapan pengujian beton inti benda uji yang akan diuji masih basah, keringkan
5.3.1 Umum pennukarumya. Catat kondisi pennukaan pada saat diuji. (basah
atau kering)
Ujung beton inti harus dipersiapkan untuk keperluru1 uji kuat
tekan sehagai berikut :
7 Hasil
1) Pennukaan bidru1g tekan benda uji harus rata d<m tegak:
lurus terhadap SUI!lbu benda uji, Kuat tekan benda uji ditentukru1 dengan membagi beban
2) Apabila ketentuan 1) tidak dapat dipenuhi, pennukaan maksimum dengan luas penampru1g yang dihitung dan diameter
bidang tekru1 d:m benda uji harus diratakan dengm1 mesin rata-rata dm1 dinyatakan hasilnya sampai ketelitian 0.5 MPa
gergaji beton atau gerinda, sehinga memenuhi ketentuan atau 0,5 N/mrn2.
sebagai berikut :
8 Pelaporan
(1) Penyimpangan kerataan pennukaan bidang tekcm tidak
holeh Iebih dan 1 mrn terhadap pennukam1 ujung benda Laporru1 ha.,il pengujim1 mcliputi :
uji, a) Urairu1 dan identifikasi benda uji,
(2) Penyimpangan ketidak lurusan permukaan bidang b) Ukuran nominal agregat maksimum,
tekcm tcrhadap sumbu benda uji tidak boleh lebih dan c) Tcmggal pcngambilcm,
50,
d) Pcngamatan secara visual, identifikasi tidak adanya
(3) Penyimpru1gan diameterpennukclan bidru1g tek<m tidak kelainan,
boleh lebih d<m 1 mrn terhadap diameter rata-rata benda
uji. e) Tulangan, jika ada diruneter dan posisi dalrun mrn,
I) Metode yang digunakan untuk pcrsiapan benda uji
(pemotongan, pengasahan atau kaping),
5.3.2 Perhandingan panjang terhadap diameter g) Prulj<mg d<m dimneter heton inti,
Perbandingan panjang terhadap diruneter yru1g lebih tcpat h) Ratio panjang dan diameter dan henda uji yang telah
adalah: disiapk<m,
a) 2,0 jika kuat tekan yang dihasilk<m dib<mdingkrul tcrhadap i) Kondisi kelcmbabru1 pennuka<m pada saat pengujian,
kuat tekan silinder, j) Tanggal pengujiru1,
b) 2,0 jika kuat tekan dibandingkan terhadap kuat tekan kubus. k) Kuat tekan beton inti dalmn mengapaskal atau N/nun2,
I) Adanya deviasi/penyimpangan terhadap standar.

Bagian 3 : Betmz, Semen, Perkera.wn ]alan Beton Semen 13


SNI 03-2493-1991
SK SNI M-62-1990-03

METODA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI


BETON DI LABORATORIUM

BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tu,juan 1) Penggetar internal adalah penggetar berbentukjarum yang
dahUll penggunaannya dimasukkan kedalarn beton yang
1.1.1. Maksud dipadafum;
Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
2) Penggetar eksternal adalah penggetar herbentuk meja/
lahoratorium ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan
papan y<mg dapat penggunaannya beton yang dipadatkan
oleh tenaga laboran dalmn pembuat<m d<m perawat<m henda uji
disimpan diatasnya;
beton di lahoratorium.
3) Uatang penusuk adalal1 batang yang terbuat dari logam
1.1.2. Tujuan yang digunak<m untuk memadatkan beton;
Tujmm metoda ini adalah untuk mendapalk<m benda uji di 4) Pengaduk beton adalah drum pengaduk y<mg digerakkan
laboratorium yang memenuhi syarat. dengm1 tenaga penggerak yang digunakan untuk mengaduk
cmnpurm1 beton;
1.2 Ruang Lingkup 5) Ueton segar adalah campuran be ton setelah selesai diaduk
Metoda ini mencakup cara pembuatm1 benda uji beton di hingga beberapa saat karakterisliknya helum berubah;
laboratorium Sllinpai saat pengujim1 dilakukan dengan proporsi 6) Beton keras adalah adukan beton yang terdiri dari
sesuai ranc<mg cam pur yang ditentuk<m, dim<ma ketelili<m dalmn carnpunm semen portland atau sejenisnya, agregat halus,
pengawasan bahan dan kondisi pengujian diperlukan, dan agegat k<L~lf d<m air, dengna atau tanpa bahan tamhahan
berlaku untuk beton y:mg dipadatkan deng<m cara penusuk<m lainnya y<mg telal1 mengeras;
atau penggetanm. 7) Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan
agregat dal<Ull suatu aduk;:m.
1.3. Pengertian
Yang dimaksud dengan ;

BAB II
PERSYARATAN-PERSYARATAN
2.1. Alat-alat. lemak atau bahan ym1g sejenis.
2.1.1. Cetakan. Permukaan cctakan hagian dalrun harus dioles dengan
min yak pelumas seperli oli, solar atau bah<m sejenisnya sebelum
Cetakan untuk membuat henda uji yang berhuhungan
digunakan agar dalam pelepa.;;:m henda uji dari cetakan lidak
langsung deng<m be ton lurrus terhuat d<rri haja, besi at au bahan
mengalmni kesulitan.
lain yang lidak menyerap air d<m tidak bersifat reaktik terhadap
heton atau semen. 2.1.2. Batang Penusuk
Cctak<m harus sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, atau Batang penusuk terdiri dari dua macmn :
sesuai pada label 2.1. dihawal1. a. Ballli1g penusuk bes<rr, deng<m diameter 16 mm dan panjm1g
Tahel2.1 610mm;
UKURAN CETAKAN BENDA U.JI BETON b. Batang penusuk kecil dengan dimnetcr I 0 mm dan p:mjang
305 mm;
.Ienis Cctakan
Ukuran Bagian Dalam Cetakan
Cuntoh Uji 2.1.3. Palu/Pemukul
Kubus 150 X 150 X !50 Palu/pemukul lurrus tcrhuat dari bal1an karet, plastik atau
200 X 200 X 200 bahan lain yang lunak dengan hcrat mwrra 0,34 smnpai O,X kg.
Balok 500 X 100 X 100 2.1.4. Penggetar
600 X 150 X 150 Ada dua macarn alat penggetar yang hiasa digunakan, yaitu
Silindcr diameter 50 dan tinggi 100 jarum getar (penggetar internal) dan meja/papan getar
(penggetar ekstemal).
diameter !50 dan tinggi 300
1) Penggetar Internal, deng<m kctentuan sbh;
Cctak:m terdiri dari hidang-hidang y:mg rata hetul, kuat, (I) Penggctl:lf intemal/jarum gct<lf dapat berhcntuk lllilgk<li
kcdap air dan sctiap pcrtemuan d<rri masing-masing bagian yang lleksibcl dengan ujung yang kaku, digerakkm1
cctakan liapatliiheri hahllil yang lunak scperti va~elin/stcmp, dengllil tenaga motor listrik;

14 Bag ian 3 : Be1o11. Semen. Pe1*erasan ]a/an Be/on Semen


SNI 03-2493-1991

(2) Frckuensi penggetaran pada saat digunakan 7000 2.1.10. Pengaduk Beton
getaran per menit atau lebih;
Pengaduk beton berupa drum pengaduk dengan tenaga
(3) Diameter penggetar an tara 19 mm sampai 38 mm; penggerak, wadah adukan yang dapat berjungkit, atau wadah
(4) Panjang kescluruhan elemen penggetar melampaui yang berputar dengan baik /wadah dengan pendayung yang
kcdalaman bagian yang digetar sedikitnya 76 mm; bcrputar. Alat ini harus dapat mengaduk secara langsung sesuai
(5) Dimneter tangkai atau ukuran luar dari penggetar dengan banyaknya adukan dengan slump yang diperlukan.
intcmal tidak boleh lebih bcsar dari sepcrtiga Iebar
cetakan. Dalam hal ini adalah balok atau kubus; 2.2. Benda Uji
(6) Untuk cetakan silinder perbandingan diameter silinder
2.2.1. Benda Uji SHinder
deng<m diameter elemen penggetar harus cmpat atau
lebih tinggi; Benda uji silinder digunakan untuk berbagai macam
(7) Pada pemadatan benda uji penggetar tidak boleh pengujian seperti kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik
dibiarkan bersandar atau menyentuh dasar atau sisi belah dan lain-lain, terdiri dari berbagai variasi ukurm1 dengan
cetak<m atau memukul sekeliling cetakan; minimum berdiameter 50 mm dan pru1jang 100 mm.
(8) pada saat menjelang selesai penggetaran, penggetar Bila diperlukan hubungan atau perbandingan dengan silinder
dikeluark<m dengan hati-hati agar gelembung udara yang digunakan di lapangan, ukuran silinder harus berdiameter
150 mm dan tinggi 300 mm.
tidak tcrtinggal.
Untuk ukuran silinder yang lain dapat dilihat pada bab.3.3 di
2) Penggetar eksternal, dengan ketentuan sbb; bawah.
(1) Apabila digunakan penggetar eksternal, harus
dilakukan dengan hati-hati dan harus yakin bahwa
2.2.2. Benda Uji Berbentuk Prisma
cetak:m cukup stabil melekat dengan kokoh pada alas
penggetar dan tidak mudah bergeser; Benda uji berbentuk prisma seperti balok untuk kuat lentur,
(2) Alat pcnggetar ekstemal dapat berbentuk meja getar kubus untuk kuat tekan, kuat rekat dan lain-lain harus. dicetak
atau pap<m getar dengan frequensi getaran tidak kurang dengan sumbu memanj<mg terletak horisontal dan harus; sesuai
dari 3600 per menit, dan dilengkapi dengan alat dengan ukuran yang ditcntukan untuk pengujian tertentu.
penjepit untuk penahan cetakan. Ukuran benda uji yang biasa digunakan dapat dilihat pada
tabel 1 di bawal1 :
2.1.5. Alat Uji Slump
TABEL 1.
Alat untuk mengukur slump hams sesuai dengan spcsilikasi UKURAN BENDA UJI BERBENTUK PRISMA
alat yang ten:akup dalmn buku standar cara pengukuran slump
SNI-03-1972-1990. Jenis bcnda uji Ukuran (mm)
Kubus 150x l50x 150
2.1.6. Wadah Adukan Untuk Contoh Uji
200 X 200 X 200
Wadal1 adukm1 terbuat dari plat yang datar dari bahan sejenis Balok 5eo x too x 100
metal, kedap air d<mlicin sehingga mudah dalmn pengadukan oOOx 150x 150
dcngan menggunakan sendok aduk maupun sekop. Bila
pengadukan menggunakan mesin aduk, wadah tersebut harus
mmnpu mcnal1an beban adukan dan memungkinkan dapat 2.2.3. Ukuran Benda Uji Yang Disesuaikan Dengan Ukuran
diaduk kembali dengan sendok aduk atau sekop. Agregat
Diameter dari contoh uji Silinder dan ukuran prisma tidak
boleh kurang dari 3 kali diameter maksimum dari agregat kasar
2.1.7. Ayakan
y<mg digunakan dalmn beton.
Bila diperlukan pengayakan basah, peralatan yang
Agregat yang lebih besar dari pada yang diizinkan harus
digunakan harus sesuai dengan ketentuan dalam
dibuang keluar pada waktu pencetakm1 bcnda uji, atau dilakukan
Metode Pengambilan Contoh Beton Segar menurut
pengayakan terlebih dahulu sebelum agregat digunakm1 untuk
SNI-03-2458-1991.
campuran beton.

2.1.8. Alat Uji Kadar Udara


2.3. Bahan - Uahan
Alat-alat untuk mengukur kadar udara harus sesuai dengan
spesitikasi alat yang ditentukm1 dalam buku standar/metoda 2.3.1. Semen.
pengujian kadar udara. Semen ym1g digunakan harus memenuhi syarat scsuai yang
ditentukm1 dalam Spesilikasi Bahan Bm1gunan Bagim1 A, SK
2.1.9. Timbangan SNI 03-6851.1-2002.
Timbm1gan harus; mempunyai ketelitim1 0,3 % dari bcrat 2.3.2. AJ,>regat
yang ditimbang atau 0,1 % dari kapasitas maksimurn
timbangan. Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat sesuai yang
ditentukan dalam Spesitikasi Bal1an Bangunan Bagian A, SK
SNI S 03-6861.1-2002

Bagian 3 : Beton, Semen, Pe1*erasan Jalan Beton Semen 15


SNI 03-2493-1991

2.3.3. Air 2.3.4. Bahan Tamhahan Untuk Beton


Air yang digunakan harus memenuhi syarat sesuai yang Bahan tambahan untuk beton harus sesuai dengan petunjuk
ditentukan dalam Spesifikasi Bah<m Bangunan Bagian A, SK yang diberikan pada buku standar mengenai baban tarnbahan
SNI 03-6861.1-2002 untuk beton SNI 03-2496-199 I

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. .Jumlah Benda Uji Untuk mendapatk<m semen yang seragam , dapat dilakukan
pengaduk<m secara menyeluruh. Semen harus lolos ayakan 1
Banyaknya bcnda uji minimum 3 buah untuk setiap jcnis, mm dan setelah diayak dilakukan pengadukan diatas lembaran
umur d<m kondisi pengujian. plastik sehmjutnya disimpan dalmn wadah.
Bila contoh uji yang mencakup variabel yang ditentukan
harus dibuat dari 3 kali adukan tcrpisa.h dari berbagai umur
pcnguji<m. 3.4. Agregat
Umur pcnguji<m yang biasa dilakukan adalah 7 d<m 28 hari Dalmn pengadam1 agregat, apabila terdapat susunan besar
untuk kuat tekan, kecuali heton yang menggunakan hahan butir y<mg tidak masuk dalmn hatas grada<>i yang ditetapkan
tambahan jenis mempcrcepat waktu pengikatan atau schingga dapat menimbulkan segregasi, maka harus dilakuk<m
menggunak<m semen tipc III penguji<m juga dilakukan pada pengayakan dm1 dipisahkan masing-ma-;ing fraksi kemudian
umur 3 hmi, serta 14 dm1 28 hari untuk kuat lentur. digabung kembali sesuai dengan kebutuhm1 agar didapatk<m
agregat dengm1 besar butir ym1g beragmn dm1 masuk dalam batas
Untuk pengujian y<mg lebih lama, dilakukan pada umur grading.
3, 6 dan 12 bulan haik uji kuat tekan maupun kuatlentur.
Sebelum pencampuran be ton, kondisi dan kadar air seluruh
agregat harus dijmnin serag<un.
3.2. Temperatur Untuk hal ini, agregat dapat disirnpan d.:"llam ruangm1Iembah
Bal1m1-bahm1 disi.mp<m dalmn ruangan deng<m temperatur smnp<li saat agregat digunak<m.
yang seragmn antara 20 - 30 oc sehclum pengaduk<m. Apabila agregat dalam kondisi alami, maka bcsamya
penycrapan air yang sebenarnya harus dihitung dan
3.3. Semen ditmnhahkan padajumlal1 air adukan.
Untuk beton yang menggunakan agregatringan, dijelct.,kan pada
Penyimpanan semen harus ditempat y<mg kering atau dalmn buku standar lain.
wadah yang kedap air, sehaiknya tcrhuat dari logmn.

BABIV
CARA PELAKSANAAN
4.1. Penimhangan Bahan Pengadukan dengan tangan tidak boleh Iebih d<rri 7 liter
setiap mcngaduknya;
Timhanglah masing-masing bahan dengan menggunakan
timh<mgan y<mg mempuny<li ketelitian sesmli yang ditetapkan 2) Pengadukan dengan Mesin
pada bah 2.1.9. Jal<mkan mesin aduk terlebih dalmlu kemudi<m dimasukkcm
agrcgat kasar dan s~jumla1 air aduk<m, atau disesmlik<m
Banyaknya h<llum sesuai yang ditetapkm1 dari h<L"il nmcang
deng<m tipe mesin adukm1.
cmnpur bet on (concrete mix design) dcng<:m koreksi seperlunya
hila agregat dalam kondisi ahuni. Apabila digunakm1 bah<m tmnh<ilian untuk hcton, hall<Ul
terse but dicmnpurk<m tcrlehih dahulu pada air adukan atau
4.2. Cara Pemhuatan disesuaikan dengan petunjuk penggunaan selanjutnya
ditambahkan bahan agregat hal us, semen, dm1 seluruh sisa
4.2.1. Pen~aduk beton meliputi: air adukan.
1) Umum Apabila penarnbah;m hal1an terse hut tidak dapat.dilakuk;m
Aduklah heton dalam sebuah pengaduk yang umum pada saat mesin aduk bcrjal;m, maka mcsin aduk dapat
digunakan atau diaduk dengan t<mgan pada sebuah wadah dihentikm1 tcrlebih dahulu.
yang banyaknya 10 % melebihi dari adukru1 heton yang Beton diaduk kembali scLclah scluruh bahan masuk
dipcrlukan dalmn pencetak<m henda uji. kedalam tempat pengaduk (mixer) sclama 3 meniL,
Cara pengadukan dengm1 tangan kurang begitu bagus untuk kemudian 3 men it herhcnti dan dil;mjutk;m 2 men it diaduk
kadar udara pada heton dismnping nilai slump juga tidak kcmhali smnp<li rata betul.
tclap.

16 Bag ian 3 : Berrm. Semen. Perkerasan lalan Beron Semen


SNI 03-2493-1991

Sclama herhcnti dalam pengadukan, tempat adukan (mixer) 2) Pencetakan


harus ditutup rapat. Masukanlah adukan beton dalam cetakan dengan
Agar tidak tcrjadi segregasi, sisa adukan dibersihkan dan menggunak<m sendok aduk, sendok bahan atau sekop.
dicampur kcmbali kedalam campuran dan diaduk kembali Setiap pengambilan adukan dari wadah harus dapat
dengan mcnggunakan sendok aduk atau sckop sampai mewakili dari campuran tersebut.
didapatkan adukan yang rata.
Apabila diperlukan campurm1 be ton diaduk kembali dengan
3) l'en~aduk Dengan Tangan menggunakan sendok aduk agar tidak tet:iadi segregasi
Campurlah adukan pada sebuah wadah yang bersih dan selama pencetakm1 benda uji.
kedap air yang telah dibasahi terlebih dahulu. Sekop atau sendok aduk diletakkan dibawah permukaan
Alat pengaduk dapat digunakan sekop, dengan kondisi bag ian atao;; cetakan dimana adukan be ton akan dituangkan,
agregat sesuai dengan yang telah diuraikru1 pada bab. 3.4. untuk menjamin distribusi atau mengurangi segregasi
y<mg pelaksanaannya adalah sebagai bcrikut; agregat kasar pada cetakan.
campurlah semen dengan bubuk bahan tmnbahan Selanjutnya beton diratakan dengan menggunakan alat
(apabila berupa bubuk d<m tidak larut dalmn air) dan pcnusuk terlebih dahulu untuk pemadatan awal. Pada
pasir tanpa air terlebih dahulu hingga didapatkan lapisan akhir, ditambahkm1 aduk<m beton smnpai melebihi
cmn puran yang rata. pcrmukaan cetakan agar tidak perlu penambahan kern bali
tmnbahkan agregat kasar dan diaduk tanpa air terlebih setelah beton dipadatkan.
dahulu smnpai distribusi kerikil terlihat rata betul dan 3) Jumlah Lapisan
sempuma. J umlal1 lapis<Ul pencetakm1 benda uji harus sesuai pada tabel
Selanjutnya air adukm1 yang telah dicmnpur dcngan balum 2 dibawah.
tmnbahm1 (hila digunakan berupa cairan) ditmnbahkan dan
diaduk smnpai didapatkru1 adukru1 beton yang homogen TABEL2
dm1 kekentalan y<mg sesuai dengan beton yang diinginkan. .JUMLAH LAPISAN PADA PEMBUATAN BENDA UJI :
Apabila kekentalan adukan tidak terpenuhi dan pcrlu
Tinggi C a r a Teballapisan
penambaJ1m1 air, adukan tcrsebut harus dibuang d<m dibuat Jenis benda uji Jumlah lapisan
(mm) Pcmadatan (mm)
cmnpuran baru dengan jumlah air sesuai deng<m yang
Silinder <300 ditusuk 3 100
dibutuhk<m sehingga kekcntalan aduk<m terse but terpenuhi.
sesuai yang di·
>300 ditusuk 100
butuhkan
4) Adukan Beton <400 digetar 2 200

Ambillah aduk::m beton untuk pencetakm1 benda uji yru1g >400 digetar 3 atau lebih 200
dapat mewakili sifat dan kondisi adukan beton. Prism a <200 ditusuk 2 100

Sebelum dicetak, dilakukan kembali pengadukan >200 ditusuk 3 atau lebih 100

sclanjutnya ditutup rapat permukannya agar tidak terjadi <200 digetar l 200
pcnguapan. >200 digetar 2 atau lebih 200

4.2.2. Slump dan Kadar Udara 4.2.4. Pemadatan


I) Slump 1) Metode Pemadatan
Ukurlah slump dari tiap-tiap pcngadukan secepatnya Metode pemadat<m dapat dilakuk<m dengan cara ditusuk,
setelah selesai pengadukm1, sesuai dengan metoda dalmn diget<tr dari dalam (dengan jarum getar/getc:trilll intemal)
buku standm cant pengukuran slump; atau digetar d<tri luar (deng<m meja getar).
2) Kadar Udara Pemilihan metoda ym1g akm1 digunak<m berd<L'>arkan nilai
Bila dibutuhk<m, ukurlaJ1 kadar udara dmi aduk<m beton slump dari adukan beton y::mg akm1 dicetak.
dcngan metoda yang sesuai dengan buku standar cara Adukan bcton dengan slump lebih dari 75 mm, pcmadatan
pencntmm k<tdar udara pada beton segar. dilakukan dengan cara ditusuk. Slump ::mtara 25 smnpai
dengan 75 mm dapal ditusuk atau digetar, dan slump
4.2.3. l'emhuatan Benda Uji dibawal1 25 mm dilakukm1 dengan c<tra digetar.
1) l'enempatan Cetakan Pemadatan deng<m getaran intemal j<mgan dilakukm1 untuk
contoh uji silindcr dengan dimneter 100 mm atau kurm1g,
Tcmpatkan cetakan dekat dengan pcnyimpanan awal dan contoh uji prisma atau balok dengan sisi 100 mm atau
dim<ma benda uji ak<m disimpan selmna 24 jmn. Apabila kurang;
pencctakan benda uji tidak dapat diket:iakan dekat tempat
Catatan;
penyimpmum awal, benda uji tersebul harus dipindahk<m
Untuk beton dengan kadar air rendah atau dengan slump nol. tidak
scgera setclaJ1 dibentuk.
tereakup dalam metode ini.
Cetakan ditempatkm1 pada tcmpat ym1g pennukaannya rata,
kents, bcbm; dmi getaran dan gangguan lainnya. 2) Penusukan
Permukaan contoh uji harus dihindari dari benturan, Tuangkanlah adukm1 beton pada cetak<m dengm1 ketebalan
jungkitan dan goresan pada saat pcmindalmn ketcmpat dan jumlah lapism1 sesuai dengan y<mg ditetapkan.
pcnyimpmum/perawatm1;

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 17


SNI 03-2493-1991

Tusuklah setiap lapis<m ditusuk dengan ujung bagian 4.2.5. Penyelesaian


yang runcingnya dari batang penusuk, yang mana jumlah Setelah dipadatkan dengan salah satu dari berbagai metoda
tusukan dan besar batang penusuk sesuai dengan tabel. 3. di atas, kecuali contoh uji yang dapat dilicinkan/diselesaik<m
pada saat penggetaran, permukaan diratakan deng<m roskmn
TABEL3 dan bagian sisanya (kelebihannya) dibuang hingga didapatkan
DIAMETER BATANG PENUSUK DAN .TUMLAH TUSUKAN permukacm beton yang betul-betul rata d<m licin.
PADA PENCETAKAN BENDA U.TI
Untuk contoh uji silinder, setelall selesai dipadatkan
permukaannya diratakan dengan batang penusuk bila
Diameter batang penusuk Jumlah penusukan
Jcnis bcnda uji kekentalannya memungkinkan dan dengan roskarn apabila
(mm) tiap lapis kekentalannya tidak memungkinkan.
Silinder dcngan diameter
Bila diinginkan, permukaan silinder dapat diberi lapisan tipis
50·150mm 10 25 dari pasta semen portland sebagai perata.
150mm 16 25
200mm 16 50 4.3. Cara Perawatan
250mm 16 75
4.3.1. Penutupan Setelah Penyelesaian
Prisma dengan Iuas per·
mukaan (cm 2) Untuk menjaga penguapm1 air dari beton scgar, benda uji
160 10 25
setelah diselesaikan/dilicinkan harus ditutup dengan bahan yang
tidak mudall menyerap air, tidak reaktif dan mudall digunakan,
165.310 10 I x per 7cm 2 luas permukaan tetapijuga harus dapat menjagakelembaban smnpai saat contoh
320 16 I x per 7 em 2 luas perrnukaan uji dilepas dari cetakan.
Bila digunakan lembaran plastik tersebut dihamparkan
Tusuklah lapisan yang paling bawah ditusuk hingga melebihi permukaan dari seluruh benda uji untuk menjaga
menembus ketehalannya. kelembabannya.
Penusukan dilakukan secara merata pada penampang . Permukaan cetakan bagian luar hams dijagajangan sampai
permukaan cetakan dan untuk setiap lapisan atas batang berhubungan langsung dengan air selama 24 jmn pert.:"Una
penusuk dibiarkan menembus sedalarn 12 mm kcdalam setelah beton dicetak, sebab dapat merubah air dalmn adukan
lapisan bawahnya, untuk lapisan setebal100 mm dan kira- dm1 menyebabkcm rusaknya benda uji.
kira 25 mm untuk lapisan setebal diat.~ 100 mm.
Setelah selesai penusukan, bagian luar cetakan dipukul- 4.3.2. Pelepasan Benda Uji Dari Cetakan
pukul secm·a ringm1 dengan palu karet agar lubang udara Lepaslah benda uji dari cetakan sctelah 20 jam dan jangm1
tertutup. lebih dari 48 jmn setelah pencetakm1.
Setelah seluruh lapisan ditusuk, permukaan cetakan
diratakan dengan alat perata seperti roskmn, atau alat 4.3.3. Perawatan Benda Uji
lainnya agar didapatkan permukaan benda uji y<mg licin
dan rata; Jika tidak ditentukan dengan cara lain, rcnd<Ulllah seluruh
3) Penggetaran benda uji dalam air yang mempunyai suhu 23 ± 2°C mulai
pelepasan dari cetakan hingga sacll pcngujian dilakukan.
Lmnanya penggetaran tergmltung pada tingkat kemudahan
penget:iaml beton dan efektivitas dari alat getar. Ruang penyimpanan harus behm; dari getar<mterutama pada
waktu 48 jam pertama setelah henda uji disimpan.
Pada umumnya penggetarm1 yang cukup dilakukan smnpai
pcnnukaan beton menjadi licin. Untuk pencetakan ulang, perlakuan kondisi pcrawatan harus
Penggetaran dilakukan terus menerus pada setiap lapis sama seperti yang diuraikan diatas.
smnpai diperoleh beton ym1g cukup padat. Kondisi perawatm1 seperti ini juga dapat dilakukan dengan
Penggetaran yang herlebihan akan menyebabkan Cara merendmn didalam air yang jenuh kapur juga dapal
pemisahan agregat dan pasta semen. Semua beton disimpan didalmn ruang lemhab atau dahun lemari lembab.
dituangkan kedalam setiap lapisan cetakan scbelum Benda uji hams dijaga dari tetesan air atau aliran air dari
penggetaran dilakukan. Permukaan dilicinkan selama luar.
penggetaran, jika digunakan alat getar ckstemal (meja
getar) atau sesudah penggetaran jika digunakan alat 4.3.4. Benda Uji Untuk Kuat Lentur
penggetar intcmal.
Perlakuan benda uji untuk kuat lentur s;una seperti diata-;,
Khusus untuk pencetakkan benda uji berhentuk silinder, (4.3.3.) kecuali pada akhir perawatan selama minimum 24 jam
gunakan tiga sisipan penggetar pada, titik yang berbeda sebelum diuji harus direndam dahulu dahUll air yang jenuh
untuk setiap lapisan. kapur dengan suhu 23 ± 2°C.
Biarkan penggetar menemhus melalui Iapisan yang sedang
digetar, dan kedalam lapisan di hawahnya sampai Setclah itu keluarkanlah bcnda uji dari tempat percndam<m
mendekati mm. Setelah masing-masing lapisan digetar, bcbcrapa saat sebelum dilakukcm pengujian agar pcrmukaannya
pukul bagian Iuar cetakan sebanyak 10 sampai 15 kali cukup kering terlcbih dallulu.
dcngan palu/pemukul

18 Hag ian 3 : Beron. Semen. Pe1*erasan lalan Beron Semen


SNI 03-2493-1991

BAB IV
LAPORAN
5.1. Ketelitian Pekerjaan pengujian pada lab yang sama dan juga di bandingkan dengan
Untuk mengelahui ketelitian dari pckerjaan, dibuatlaporan hasil dari lab yang lain.
dari hcrhagai hasil pengujian. Dari data-data tersebut di analisa Selanjutnya hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
untuk mcndapatkan nilai dcviasi standar bcrdasarkan pelaksana kctentuan pada tabel4 dibawah.

TABEL4
NILAI STANDAR DEVIASI YANG DIIZINKAN UNTUK KETELITIAN
PEKER.JAAN DI LABORATOR IUM DENGAN MINIMUM 2 KALI PENGU.JIAN.

! Jumlah Nilai standar deviasi


Kadar Bcrat kuat tekan
Slump
Pelaksana Percobaan Laboratorium udara Isi 7 hari
(em) (%) kg/m 3 (MPa)
1 Orang 1 1 1,8 0,3 14 1,4
2 Orang 2 1 5,0 0,8 40 4,1
> 2 Orang >2 ·> 2 2,5 0,4 22 2,5

5.2. Data-data Bahan LAPORANA


Semua data-data hah<m rum proporsi adukan y<mg digunak<m
dalam pemhuatcm bcton harus dicatat dan dilaporkan dahun DAFTAR ISTILAH
bentuk fonnulir seperti contoh berikut;

TABEL 5 Batang penusuk Tamping rods


FORMULIR PENERIMAA N BAHAN Penggetar intemalzjarum gctar Internal vibrators
DAN PROPORSI ADUKAN
Penggetar ekstemal/mcja getar E-xternal vibrators
No. Uraian Keterangan Alat uji slump Slump apparatus
1. Nama Bahan Alat uji kadar udara Air content aparatus
2. I Asa!Bahan Pengaduk beton Concrete mixer
3. Pengirim
Beton Segar Fres!Jly concrete
4. Tanggal dilerima
Beton Ken1s Hardened concrete
5. Minta diuji
Sekop Shovel
6. Tanggal diuji
Sendok aduk Hand scoop
7. Proporsi Adukan :
Lcmbab Mosit
- Semen (kg)
- Pasir (kg)
Perawatan Curing

- Keriltil (kg)

- Air (kg)
- Bahan tambahan (%)
Tempat dan tanggal diterima

Mcngetahui Yang mengirim; Yang menerima;


Penanggung jawah:

ttd ttd ttd

nama jelas nama jela.< nama jelas

Bagian 3 : Beton. Semen, Pe1*erasan Jalan Beton Semen 19


SNI 03-2530-1991
SK SNI M 105-1990-03

METODE PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan untuk semen portland dengan menggunakan saringan No. 100
dm1 No. 200.
1.1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai peg<mgan dan acuan untuk 1.3 Pengertlan
melakukan pengujian kehalusan semen portland dengan cara Yang dimaksud dengan :
penymingan. 1) Kehalusan semen portland adalah perbandingan berat
1.1.2 Tujuan benda uji yang tertalwn eli alas saringan nomor 100 d<m
200 dengan bcrat benda uji semula;
Tuj uan metode ini ada lab untuk mendapatkan nilai
kehalusan dari semen porU<md. Peng~jia ini sehmjutnya dapat 2) Benda uji adalah sejumlah semen dengan berat tertentu
digunak:m dalam pengendali<m mutu semen. yang disiapk<m dari contoh portland semen;
3) Contoh adalah sejumlal1 semen portland dengan berat
1.2 Ruang Lingkup tertentu yang diambil dari tempat penyimpanan seeara acak
Ruang lingkup metodc ini meliputi persyaratan-persyaratan, serta di<mggap mewakili Sf!jumlah semen portland yang akan
ketentuan-ketentuan, cara penguji<m serta laporan uji kehalusan digunakan sebagal balmn struktur.

BAB I I
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 .Jumlah Contoh (4) jumlah contoh;
Ikhwal yang dipersyaralkan sebagai bcrikut: (5) teknis yang mengmnbil contoh;
1) Jumlah contoh yang diperlukan, untuk peng~jia. kehalusan (6) tm1ggal pengambilan contoh.
semen ditetapkan berdasarkan ketentmm yang berlaku; 2.3 Sistem Pengujian
2) Jika suatu struktur akan menggunakan lebih dari salu tipe Sistem pcnguji<m dipersyaralkan sebagal berikut:
semen, maka setiap tipe semen harus dilakukan pengujian 1) Pengujian kehalusan semen portland dilakukan secara ganda
kehalusan; (duplo), dengan demikian untuk setiap contoh harus
3) Pengambilan contoh-contoh untuk setiap tipe semen disiapkan 2 (dua) buah benda uji;
dilakukan secara acak berdasarkan ketentuan yang berlaku; 2) Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir
4) Beral atau volume setiap contoh ditetapkan berdasarkan laboratorium yang berisi;
jumlal1 dan beral benda uji. (1) identitas benda uji dan contoh;
2.2 Pengelolaan Contoh (2) teknisi penguji;
Proses pengelolrum contoh dipersyaralkan, sebagai berikut: (3) l<mggal pengujian;
I) Sctiap contoh harus diberi label yang jelas, sehingga (4) penanggung jawab pengujian;
identitas contoh dapat diketahui; (5) pencatat<m data pengujian;
2) Label contoh meliputi; (6) muna laboratorium dan insl<msi penguji.
(1) nomor contoh; 3) Hasil penguihm harus ditanda tangani oleh penanggung
(2) tipe semen; jawab pengujim1.
(3) a-;al pahrik;

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Berat Benda Uji I) Saringan standard ASTM;
Berat benda uji yang diperlukan untuk pengujian kehalusan (1 ) nomor 100;
semen portland adalah 50 gnun. (2) nomor 200;
3.2 Peralatan (3) pan;
(4) penutup.
Peralaum untuk pcnguji<Ul kehalusan semen porUand, terdiri
dari: 2) Timbangan analitik kapasitas 200 gram dengan
ketelitian 0. 1 o/c ;

20 /Jaxian 3 : /Jeton. Semen. Perkeramn Jalan Beton Semen


SNI 03-2530-1991

3) Kua...; atau sikat dengan hulu halus P100 = pt:rbandingan bcrat bcnda uji yang lcwat saringan No. 100
dcngan bcrat bcnda uji. dinyatakan dalam %.
3.3 Perhitungan
P200 = pcrhandingan hcrat bcnda uji yang lcwat saringan No. 200
Pcrhanding<m hcrat hcnda uji y;mg lcwat s;tring<m dihitung dcngan bcrat bcnda uji. dinyatakan dalam %.
dcng;m rumus : W 100 = be rat bag ian bend a uji yang tertahan eli atw; saringan No.
100. dinyatakan dalam gram.
p JCifl = 100 o/c - W )f)IJ X 100 o/c .......................•...... (1 )
W 200 = bcrat bag ian bend a uji yang tcrtahan di alas saringan No.
w 200, dinyatakan dalam gram.
(fLUl
w = bcrat benda uji. gram
, Wzoo
1 200 = 100%- - - x 100% .............................. (2)
w

BABIV
CARA UJI
Pcngujian dilakukan sebagai berikut: 7) Lanjutkan pcnyaringan selama 1 menit dengan cant
I) Susun s;tringan No. 100 diatas No.200 scrta pan; menggerakm1 S<tringan ke kiri dan ke kmum samhil posisi
saring<m dimiringkm1 sediki t; kecepatm1 gcrakan ± 150 kali/
2) Timh;mg hcrat henda uji W, 50 grmn;
menit; setiap 20 kali gerakan, putmlah posisl smingan
3) Masukkan henda uji ke dalmn smingan No. 100, tutup ± 60°; penymingan dihentikcm apahila pcrhedaan herat
dcng<m pcnutup; bagian benda uji yang tertal1<m di atas saringm1 tidak lebih
4) Goyang susunan saringan pcrlah<m-lah;m dengan tangan dari 0,05 grmn untuk interval penyaringan selama 1 menit;
scl;una 3-4 menil, schingga bcnda uji y;mg tcrtal1m1 di atas 8) Hitung perh<mdingan herat hagian benda uji y<mg tertalum
sming;m sudah hersih dmi partikel-partikcl halus; di atas saringan dengan mcnggunakan rumus yang
5) Lcpaskan pan, kcmudian saringan diketok dengan tercmltum pada pao.;al 3.3;
menggunakm1 tongkat kuas sccma perlal1m1-lah<m sehingga 9) Angka perhm1dingan tersehut di atas adalah menunjukkan
partikcl halus yang menempel terlepas d;rri sming;m; kehalus<m semen portl<md.
6) Lanjutkan pcnyaringan dcngan cara menggoyang-
goyangkan S<tring<m perlahm1-lah;m selmna 9 menit;

BABV
LAPORAN UJI

Ltporan pengujian kehalusan semen portland mencan- 2) Laboratorium/instansi y;mg melakuk<m pengujim1;
tumk;m data, sebagai hcrikut : ( 1) nama teknisi penguji;
1) ldentil<L" contoh; (2) narna pemmggung jawab penguji;
( 1) nomor contoh; (3) tm1ggal pcngujian.
(2) tipe contoh; 3) Hao.;il penguji<m;
(3) asal contoh; 4) Kelaimmlkegagalan sclama pengujian;
(4) proyck y<mg akan menggunak<m. 5) Rekomcndasi d<m saran-s<tr<Ul.

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 21


SNI 03-2530-1991

LAMPIRAN A
LAIN- LAIN

Contoh isian formulir

No. contoh 5190


Contoh dari Indocement
Jen is contoh P.C.
Terima tanggal 10-3-90
Dike~jan tanggal 12-3-90
Selesai tanggal 12-3-90
Penguji Spd

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

Bcrat conloh mula-mula ( = W ) 50 gram

Beratterlah<m saringan no. 100 (w 100) 0.5 gram

Berat tertahan saringan no. 200 (w 200) 4.5 gram

Kehalus<m

Lolos saringan no. 10 (= P 100) 99%

Lolos saringan no. 200 (= P 200) 90%

Tanda tangan pemeriksa

2) .. /.!f.... . . . . -
1) ... ~

~
.... .
~ ...........:~ . P.:!!!:: ............

22 Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI15-2531-1991
SK SNI M 106-1990-03

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Mak'iud dan Tujuan 1.3 Pengertian
1.1.1 Maksud Yang dimaksud dengan :
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk 1) Berat isi semen portland adalah perbandingan an tara berat
melakukan pengujian berat isi semen portland. kering semen pacta suhu kamar dengan satuan isi;
1.1.2 Tujuan 2) Suhu kamar adalah suhu ruangan pada saat dilakukan
pengujian;
Tujuan metode ini untuk mendapatkan nilai berat isi semen
porthmd, y<mg digunakan untuk pengendalian mutu semen. 3) Benda uji adalah sejumlal1 semen portl<md dengan berat
dan isi tertentu yang dibuat dari contoh-contoh semen
1.2 Ruang Lingkup portland;
Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratcm-persyaratan, 4) Contoh semen portland adalah sejumlall semen portlcmd
ketentmm-ketentuan, cara pengujian serta, laponm uji berat isi dengan berat dan isi tertentu yang dimnbil dari tempat
untuk semen porthmd dengan cara Le Chatelier. penyimp<man sccara acak serta dianggap mewakili sejumlah
semen portland yang akan digunakan sebagai bahan struktur.

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN

2.1 .Jumlah Contoh 2.3 Sistem Penbrujian


Ikhwal ye:mg dipersyaratkan, sebagai berikut : Sistem pengujian dipersyaratkan, sebagai berikut:
1) Jumlah contoh yang diperlukan untuk pcngujian bcrat isi 1) Pengujian berat isi semen portland dilakukan. secara ganda
semen ditetapkan bcrdasarke:m ketentuan yang berlaku; (duplo), dengan demikian untuk setiap contoh harus
2) Jika suatu struktur akan menggunake:m lebih dari satu tipe disiapkan 2 (dua) bual1 benda. uji;
semen, maka setiap tipe semen harus dilakukan pengujian 2) Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir
berat isi; laboratorium yang berisi:
3) Pengambilan contoh-contoh untuk setiap tipe semen (1) identitas benda uji dan contoh;
dilakukan secara acak berda..o;;arkrul ketentum1, y~mg berlaku; (2) teknisi penguji;
4) Berat aum volume setiap contoh ditetctpkan herdasarkan (3) tanggal pengujian;
jumlah dan berat benda uji. (4) pemmggung jawab pengujian;
2.2 Pengelolaan Contoh (5) pencatcttcm data pengujicm;
(6) namum laboratorium d<m inst<msi penguji.
Proses pengelolaan dipersyaratkan, sehagai herikut:
3) Hasil pengujian harus dit<mda lling<:mi oleh penanggung
1) Setiap contoh harus diberi label yang jelas, sehingga
jawab pengujian.
identitas contoh dapat dikeuthui;
2) Label contoh meliputi;
(1) nom or contoh;
(2) tipe semen;
(3) asal pahrik;
(4) jumlah contoh;
(5) teknisi yang mengamhil contoh;
(6) t<:mggal pengambilan contoh.

Bagian 3: Beton, Semen, PeJ*erasan Jalan Beton .'l'emen 23


SNI15-2531-1991

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. Benda Uji 2) Timb~gan kapa-;itas ........................................ 200 gnun
Berat hcnda uji adalah 64 gnun. dengan ketclitian .............................................. ± 2 gram
3.2. Peralatan 3) Kerosin hebas air atau naptha yang mempunyai bcratjenis
Peralatan untuk pengujian bcrat jenis semen porti<md, terdiri 62 API (American Petroleum Institute);
dari:
4) Baki diameter 40 em, tinggi 30 em yang penuh diisi air
1) Dua buah botol Le Chatelier, dengan ketentuan seperti hcrsih;
tercantum pada GAMBAR dihawah ini :
5) Thennometer laboralorium;

.' --- 6) Fonnulir laboratorium .


3.3. Rumus Perhitungan
I
Ikhwal perhitung1m sebagai berikut ;
ISmm
1) Bcrat isi sctiap bcnda uji dihilung deng~ rum us :
mm
herat semen

IOmm
dim<ma
35mm
p : hera! isi semen portland (gr/cc)
V2 - Y 1 : isi kerasin atau naptha yang dipindahkan oleh benda
uji.
2) Berat isi contoh merupakan nilai rata-rata berat isi benda
uji yang hersangkut~;
3) Untuk perencanaan campuran beton, heral isi harus
dinyalk~m dalam hcraljenis y<mg merup~ dalam besar~
t<mpa dimcnsi;

GAM BAR Gsp =pI G 3


LE CHATELIER dim~a:

Gsp hera! jcnis semen portland


Ga berat isi air suling pad a suhu 4°C (= I gr!cm 3)

BABIV
CARA UJI
Urutcm proses pengujian adalah sebagai berikut : 4) Masukkan henda uji sedikit demi sedikit ke dalam bolO!,
harus diusal1akml seluruh bcnda uji masuk ke dalam cair~
1) lsi botol Le Chatelier dengan kerasin atau naptha sampai
dan hindark<m adanya massa semen yang menempel di
pennukaan kerosin atau naptha dalam botol terlclak pada dinding dalam botol di atas pennukaan caimn;
skala an tara 0 - 1; keringkan bagi~ dalam botol di atas
pennukaan cainm; 5) Setelal1 seluruh benda uji dimasukkm1, go yang~ perlah<m-
lahan botol itu selama ± 30 menit, sehingga seluruh
2) Rendam hotol-hotol Lc Chatelier yang dimaksud pacta butir gelembung udara dalarn benda uji ke luar;
1) ke dalmn baki berisl air; Biar~ botol-botol itu terendmn
selarna ± 60 men it agar suhu botol itu tetap d~ suhu cairan 6) Rendmn botol y~g berisi benda uji dan cairan itu selama
dalam botol sama dengan suhu air; ± 60 menit, sehingga suhu larutan dalarn bolo! sarna deng~
suhu air; lalu baca tinggi pennukam1 larutan pada skala
3) Setelah suhu cair~ dalam botol dan air sama, baca tinggi botol, misalnya V2 ;
pennukaan cairm1 terhadap skala botol, misalnya V;
7) Hitung berat W dan berat jenis semen porlland deng~
menggunakan rumus ym1g tercmllum pada Sub Bab.3.3.

24 Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 15-2531-1991

BAB V
LAPORAN UJI

Laporcm uji heratjenis semen portland mencantumkan data, 3) Hasil pengujian;


schagai herikut:
4) Kelainan/kegagalan selama pengujian;
1) Identitw; contoh;
5) Rekomendasi dan saran-saran.
( l) nom or contoh;
(2) Lipe contoh; LAMPIRAN A
(3) asal pahrik; DAFTAR ISTILAH
(4) proyek y<mg akan menguak~.
Duplo Ganda
2) Laboratorium/instansi yang melakukan pengujian;
(1) nmna teknisi penguji; API = American Petroleum Institute
(2) muna penanggung jawab pengujian;
(3) tanggal penguji<m.

LAMPIRAN B
LAIN- LAIN

Contoh isian formulir

No. contoh 4/90


Contoh dari Lokal Kbn
Jcnis contoh P.C.
Terima t£mggal 10 hm 90
Diker:jakan tangga.l 11 Jan 90
Selesai tanggal 11 Jan 90
Pcnguji SR

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

Berat henda uji 64 grcun

Volume benda uji ( =V2-Yt) 20.2 cc

Bcrat isi ( = p) 3.17 gr/cc

Beratjenis ( = Gsp) 3.17

Tm1da umgm1 pemeriksa Diperiksa oleh

1> .c:?-~ ..:fL . . . . ~


.R~
2) ...... \.~:'
... -
............................. . ......AD.... ~ ...........

Bagian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 25


SNI 03-2823-1992
SK SNI M-08-1990-03

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON


MEMAKAI GELAGAR SEDERHANA DENGAN SISTEM BEBAN TITIK DI TENGAH
BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan lentur benda uji batu;
1.1.1 Maksud 2) Berlaku untuk benda uji batu herhentuk silinder atau balok
Mctode pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan dengan ukuran tertentu.
pegangan dalam pengujian laboratorium kuat lentur hcnda
uji hatu memakai gelagar sederhana dengan sistem behan 1.3 Pengertian
titik di tengah. Beherapa pengertian yang berkaitan dengan metode ini
melipuli :
1.1.2 Tujuan
1) Litologi adalah ilmu yang berhuhung<m deng<m pcmberian
Tujmm mctodc ini adalah untuk mendapatk;m parcuneter benda uji batu, seperti :jenis batu, susunan mineral, tekstur,
kuat Jcntur dari hasil pengujian di laboratorium. struktur batu d<m sifat-sifat fisiknya;
1.2 Ruang Lingkup 2) Bidang diskontinuitas adalah bidang atau celah yang
menyebabkan masa hatuan bersifat lidak menerus, y;mg
Metode pengujian ini : jenisnya bisa berupa pelapisan, kekar d<m sesar.
I) Memhahas cara uji, perhitungan dan Iaporan hasil uji kuat

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 Persyaratan Benda Uji 3) Kondisi benda uji harus disiapkan dalam keadaan
Benda uji harus disiapkan dan memenuhi persyaratan, kandungan air asli atau jenuh air;
sebagai berikut : 4) Benda uji harus dibuat dengan mengikuti Tata Cara
Pembuat<m Benda Uji SNI 03-2848-1992
I) J umlah benda uji yang dipakai minimal 3 buah, dan dapat
bcrbentuk silinder atau prisma; 2.2 Penanggung .Jawah Hasil Uji
2) Tiap benda uji diheri nomor atau kode tertentu untuk Nmna penanggungjawah hasil uji hmus ditulis dan dibubuhi
memudahkan identifikasi; tm1da tangan serta tanggal yang jelas.

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Peralatan 3.2 Kalibrasi
Peralatml yang dipakai dalmn pengujim1 ini hams memenuhi Timbangan, jangka sorong dan manometer mesin
ketentuan, sebagai berikut : pembehanan hcuus dikalibrasi minimal 3 tahun sekali atau
1) Mesin hor inti laboratorium dilengkapi dengan mala. bor kunmg d<tri waktu tersehut apabila di<:mggap perlu.
intan;
2) Mesin potong batu dan mesin poles, untuk membentuk
3.3 Benda Uji
model benda uji berbentuk silinder atau balok; Benda uji hcuus memenuhi ketentuan, scbagal berikut :
3) Peralatm1 untuk menentukm1 kondisi benda uji antara Jain: 1) Panjang benda uji mllara 3-7 kali diameter untuk benda uji
timhm1gan berkapasitas 3000 gram dengan ketelitian 0,01 silinder atau 3 - 7 kall sisi untuk benda uji balok;
gram, oven dan bak perendmn berukuran 1,0 m x 0,5 m x 2) Benda uji berbcntuk silinder dapat diambil dari bor inti
0,5 m; bcrukuran minimal NX 54 mm yang permukaan dan
4) J<mgka sorong dengan ketelitian ± 0,01 mm; kelilingnya hmus rata; sedangkan henda uji bcrhcntuk balok
5) Mesin pembeban berkapasitas 150 kN yang dapat harus mempunyai sisi minimal 54 mm;
memberikan beban secara menerus dan dilengkapi dengan 3) Panjang benda uji harus mcmpunyai kelehihan panjm1g
2 m<mometer ym1g masing -masing dapat mengukur smnpai terhadap kedua tumpuan masing-masing tidak kurang dari
30 kN dan 150 kN. 25mm;
4) Sisi panjang atau keliling benda uji h<trus tegak lurus
tcrhadap hidang permukaan atas dan bawah hcnda uji;
5) Semua permukaan benda uji harus rata.

26 Bag ian 3 : Beron, Semen, Perkerasan Jalan Beron Semen


SNI 03-2823-1992

3.3 Rumus Perhitungan uengan penjcla<an :

Par<:unctcr kuat lentur dapat dihitung menurut rumus : (J.< kuat benda uji berhentuk silinder (kPa);
I) untuk benda uji dengan bidang pecah di tengah, CJp kuat lentur henua uji herhentuk balok (kPa);
p besar beban saat pecah (kN);
D diameter henda uji berbentuk silinder (m);
SPL
crs = 1t
03 (kPa) ........................................... (1) d tebal rata-rata halok (m):
h Iebar rata-rata halok (m);
3PL L jarak antm·a kedua tumpuan (m);
crp = 2hd2 (kPa) ............................................ (2) 1t jarak rata-rata hi dang pecah ke tumpuan terdekat. tidak lehih dari
I 0% ben tang tumpuan terhadap tidak tengah.

2) untuk henda uji dengan bidang pecah tidak di tengah,

crs = 16Pc (kPa) ........................................... (3)


nn3
crp = ~= (kPa) ............................................ (4)

BABIV
CARA UJI
Lakukan pcrsiapan, pengujian dan perhitungan, sebagai (4) berikan beban awal 50 % darl perkiraan bcban
berikut: maksimum, kemudian atur pernhcbanan dengan
I) Kerjakan persia pan pengujian dengan urutan : kecepata.n penmnbahan heb<:m antara 300 - 500 N/
menit.; hindari pemberian beban yang mendadak;
(1) siapkan fonnulir isian untuk pencatatan data;
(5) catat besar beban (P) pada saat henda uji pecah;
(2) periksa litologi d<:m kondisi bcnda uji;
(6) ukurjarak (c) bidm1g pecal1 pada bebcrapa posisi dan
(3) ukur dimensi benda uji minimal pada 3 tempat herbeda
mnbil harga rata-raumya serta buat pola keruntuhan
dm1 rat.a-ratalam hasilnya smnpal ketclitian + 0,0 I mm,
yang terjadi;
kcmudian periksa bentuknya apakal1 sudah memenuhi
kctentmm. (7) uhmgi t.ahapan penguji<:m ini untuk hcnda uji Iainnya.
2) Kerjakan pengujian kuat lentur deng<:m urut<:m : 3) Kerjakan perhitungan dengan urutan, scbagai herikut:
(I) letakkan henda uji pada kedua tumpuan dan letakkan (1) hi tung kuat lentur benda uji dcng<:m memakai rum us
pada pelat hawah mesin pembeban serta ukur jarak (1 ), (2), (3) dan (4) t.crgantung pada bentuk benda uji
hentang kedua tumpum1; dan posisi keruntuh<:m yang ter:jadi; ·
(2) pasang bagi<:m penekan beba.n pada hagia.n atw; mesi.n (2) hi tung nilai ratl:t-rata kuat Ientur benda uji.
pcnckan;
(3) atur unit tumpuan bawah dimana benda uji diletakkan
sehingga penekan beban terletak di tengah-tengal1
hen tang;

BABV
LAPORAN UJI
Buat laporan hasil pengujian kuat lcntur dalmn bentuk 5) Nomor d<:m dimensi setiap henda uji;
fonnulir yang memuat hal berikut : 6) Macmn pengujil:m berikut data uji dan hasil perhitungan;
I) Lokasi henda uji, dan umggal pengujian; 7) Posisi hidang dikonstinuitas terhadap arah pemhebanan
2) Nmna petugas, muna pengawas, dan nmna penm1ggung kalau ada;
jawah hasil uji deng<:m dihubuhi tl:Ulda umgannya; X) Pula keruntuhan yang terjadi.
3) Litologi dan kondisi benda uji;
-1-) Jumlal1 benda uji;

Bagian 3 : Beton, Semen, Pe1*erasan Jalan Beton Semen 27


SNI 03-2823-1992

LAMPIRAN A contoh sample


DAFTAR ISTILAH henda uji specimen
bidang peca.h shear plane
kuat lentur .flexure strength bor inti core drilling
gelar sederhana simple beam mesin pembebanan compression machine
beb<:m titik y<mg bek~ja diskontinuitas discontinuity
di tenga.h-tenga.h bentang
sesar fault
gelagar center point loading
kekar joint
ben tang span
jcnuh air saturated
alat pemolcs grinder
j<:mgka sorong schifmaat

LAMPIRANB
LAIN-LAIN

BE BAN

monomc:tc:r

·-
$c:nqi pc:luru
p.!lol bojo cilo :l

lombol hidup .... _. ·-· lombol mot:i


~
- -~H1'•.,: ·~ ·--- pc:ngolvr kc:cc:po\an

.
longko I pc:ngalur
"- --- 0-. pc:mbc:bonon.
pc:mbc:bonun

pc:lol bojo bowoh

GAMBARl
GAMBAR SKEMA PERALATAN UJI KUAT LENTUR

28 Baxian 3 : Beton, Semen, Pe1kerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-2823-1992

CONTOH HASIL
PENGUJIAN KUAT LENTUR
(Gelagar Sederhana Sistem Behan Titik di tengah)

Proyek Tanggal 10 Januari 1991


Lokas i Diuji Said. B.Sc.
Contoh No. DH.2 Diperiksa Djoko M., M. E.
1\edalnman 20,50 - 21,20 m Kondisi Kering udara
Benda uji Silinder Jenis batu Batu pasir
Penanggung Jawab: Ir. Tatang S., M.Eng.

Benda:Pan jang:Benta ng:silinder : Dalok :Jarak:Ber at:Berat isi: Be ban II Kuat


uj i Lt L I I
\o." p :1entur
' -~ I
n
ke ' D b d 'I C· a
'
(Ml ( nl ) ( m) ( m) ( m): ( m) ( N) (kK/m 3 ) (kN) (kPa)
( 1) 0,25 : 0,20 : 0,054 11, 2: 19,56 0 1800, : ·2587

(2) 0,23: 0,18 : 0,054 19,74 0,825 : 2402

(3 ) 0,22 : 0,17 : 0,054 9,8: 19,45 0,860 : 2364

rata-:
rata : 19,58 2451

Catatan :

1
P ,-'t l\eruntuhon
i l d B- -- I +- / 11"" I --- Q:- ·o
~- --- S K --·.--. .. -
~ K---·-- L ---4
~- - - - - l 1- - ~

BPL
Rum us o-s = (silinder)
rr o3
3PL
<Tp = (balok)
Bandung, 12 Januari 1991
2bd2
Penanggung jm.rab
w
y n =
Vol

(lr. Tatang Sutard,jo M._I~Qg)

Bagicm 3 : Beton. Semen, Pe1*erasan Jalan Beton Semen 29


SNI 03-3402-1994
SK SNI M-34-1991-03

METODE PENGUJIAN BERAT lSI BETON RINGAN STRUKTURAL

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Mak<iud dan Tujuan 1) Berat isi heton ringan segar adalah berat be ton ringan
segar per satuan isi;
1.1.1 Maksud
2) Berat isi heton ringan struktural adalal1 berat beton
Metode Pengujian Berat lsi Beton Ringan Struktural ringan ker:ts kering udara persatmm isi;
dimaksudkan untuk dipakai sehagai acmm dru1 pegang<m dalam 3) Beton ringan adalah beton yang berat isinya maksimum
pengujian berat isi bcton ringan struktural. 1900 kg/m3;
1.1.2 Tu.juan 4) Beton ringan struktural adalah beton ringan untuk tujuan
penggunam1 sebagai komponen struktur;
Tujmm metode penguji<m ini adalah untuk menentukcm berat
5) Beton segar adalah campuran heton yang telal1 selesai
isi heton ringan struktrual dalam rangka pengendalian
diaduk sampai heberapa saat di mana karakteristiknya
keseragmmm mutu peker:jam1 be ton dm1 penilai<m basil rennma
masih dalmn keadaan pla.~tis d<m belum terjadi pengikatan
cmnpuran heton ringan struktural.
1.2 Ruang Lingkap 6) Beton keras adalah cmnpuran beton yang telah mengeras;
Metode Penguji<m ini meliputi : 7) Berat kering udara henda uji beton adalal1 bcrat benda
uji setelah dirawat pada keadaan tertutup rapat tanpa ter:jadi
1) Persyaratan, ketentuan cara uji, dan Iaporan uji berat isi penguapan selmna 7 hari dalam kondisi berat tetap pada
bcton ringm1 struktural; suhu 16°C sampai 27°C yang kemudian dilanjutkan
2) Perhitungm1 berat isi beton ringan struktural dengm1 cara perawatmmya selmna 21 hari dalmn ruang dengan suhu
dipercepat. 23°C ± 2°C pada kelembaban relatif 50% ± 5%;
8) Berat isi heton ringan dipercepat adalah berat isi beton
1.3 Pengertian ringan keras yang nilainya diperkirakan pada waktu beton
Yang dimaksud dengan : masih dalmn keadaan segar, tanpa menunggu smnpai umur
28 hari.

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 Benda Uji 2.2 Jleralatan
Benda uji harus mengikuti persyaratan sebagai berikut; Peralatan y<mg dipakai harus dengan peralat<m y<mg sudal1
1) Kelompok benda uji smna komposisi cmnpurannya; dikalibrasi.
2) Benda uji beton ringan keras bebas cacat; 2.3 Penang1,rung Jawab
3) Jumlal1 benda uji beton ringan keras tidak boleh kurang Hasil pengujian disyaratkan harus disyal1kcm oleh petugas
dari 3 bual1; yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pengujian, dengan
4) 1umlah volume be ton ring an segar tidak boleh kurang dari mencantumkan nmna, umda tang<m, dan tanggal pengesal1m1.
3 liter.

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Peralatan 3) Takaran standar harus herhentuk silinder terbuat dari logmn
atau hal1an yang tidak menyerap air, volumenya 0,01 m3
Untuk uji herat isi beton ringan struktural digunakan
(10 liter);
perahtlml dengm1 ketentuan sebagai herikut :
4) Ceutkan untuk benda uji silinder heton harus terbuat dari
1) Timbangan harus mempunyai ketelitian 0,3% dari berat Iogmn atau bahan yang tidak menyerap air, dengan dimneter
contoh y<mg diimbang pada setiap pengujian, tercakup berat 150 mm dan panj<mg 300 mm;
wadah dan isi betonnya;
5) Ruangan yang dapat dikondisikan dengan kelemhahan
2) Batang pemadat harus terbuat dari haja ym1g berbentuk relatif 50% ± 5%;
hatang hulat panjang dan lurus, berdimneter 16 mm dan
panjang 600 mm yang ujungnya dibuat tumpul setengah 6) Oven pengering yang dapat digunakcm terus menerus pada
hundar; suhu kerja an tara 105°C sampai 11 OOC dengan laju
penguapan paling sedikit 25 grmn per jam.

30 Bag ian 3: Beton. Semen, Pe1kerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3402-1994

3.2 Pengamhilan Contoh 3.4.2 Berat lsi Beton Ringan Keras


Pengmnhilan contoh beton untuk pengujian berat isi beton Berat heton per meter kubik dihitung menurut rumus
ringan struktural harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : herikut:
I) Contoh he ton di Iapangan harus diambil menurut ketentmm
SK SNI M-26-19lJO-F tentang Metode Pengambilan Bk u X 1000 3
Blk = 8' _ B (kg/an ) ............................................... (2)
Contoh untuk Campuran Beton Segar; k,p a
2) Contoh beton di laboratorium harus disiapkan menurut
ketentuan SK SNI M-62-1990-03 tentang Metode eli mana :
Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Blk = berat isi heton ringan kents:
Laboratori urn. Bk.u = berat benda uji silinder beton umur 28 hari. dalam keadaan kering
udara (kg)
3.3 Benda Uji Ba = herat henda uji silinder beton dalam air (kg);

3.3.1 Benda Uji Untuk Penentuan Berat lsi Beton Ringan Bk,p- Ba =volume benda uji, dalam liter
Segar.
Benda uji untuk pengujian berat isi beton ringm1 segar harus = h.:rat isi air dalam kg/liter
memenuhi ketentuan SNI 1973-1lJ90-F, tentang Metode
Penguji£m Berat lsi Beton, bila bahwa pemadatannya dilakukan :
3.4.3 Berat lsi neton Ringan Dipercepat
I) Penggetanm pada pembuatan henda uji, harus dilakuk<m
seperti yang ditentukan dalam SK SNI M-62-19lJ0-03, Bcrat isi he ton ringan dipercepat dihitung menurut langkah-
tentcmg Metode Pembuat<m dan Perawatan Benda Uji Beton Iangkah pcrhitung<m sebagai berikut :
di Laboratorium; 1) Berat heton ringan segar per meter kuhik dihitung menurut
2) Pengrojokan, pada pembuatan benda uji, harus dilakukm1 persmnaan ( 1);
seperti yang ditentukml dalmn SNI 1.973-1990-F, tent<mg 2) Perkiraan bcrat isi kering oven diperoleh melalui
Metode Pengujian Bentt lsi Beton kecuali bahwa beton perhitungan hila tersedia data lengkap deng<m rumus 3,
ditakm dalmn takanm herkapasitas 14 liter atau kunmg atau melalui cant pcnguji<m hila tid<tk tersedia data yang
harus dirojok 25 kali per lapisan, sedang untuk tctkanm Iengkap deng<m rumus 4:
herkapasitas lcbih besar dari 14 liter dan 30 liter harus (1) herat isi kering oven yang dihitung dengan
dirojok 50 ka.li per Iapisan; menggumtk<m rumus berikut:
3) Bcrat henda uji harus dicalat dengan keteliti<m 0,3°k
Hag,h + Bag,k + 1,2 nsm
3.3.2 Benda uji Untuk l1 enentuan Berat lsi Beton Ringan Hlo,h = ······················· (3)
Kents Vo,h
Benda uji untuk penentuan berat isi heton ringm1 keras di1nana:
adalah henda uji silinder bcton deng<m ukunm diameter 150 B lo.h = hL·ral isi k"ring ov"n dihitung (kg/m3 ):
mm d<m p<mjang 300 mm yang pembuat<mnya harus memenuhi Bag.h =hera! agregat halus k"ring dalam adukan (kg);
kctentmm SK SNI M-62-1990-03 tentcmg Metode Pemhuatan Ba.,.k = hL·rat agr.,gat ka.,ar k<'ring dalam adukan (kg);
d<m Perawat<m Benda Uji Beton di Lahoratorium. Selanjutnya Bs~1 = hcral semen dalam adukan (kg):
ikuti petunjuk cara uji Bab IV. 1.2 = faktor pengali. yaitu heral S<'lll<'n ditamhah
hera! air untuk hidra~ (d.:ngan patokan hahwa
3.4 Perhitungan air hidra'i adalah 20% dari hera! .,emen ):
Vo.h =volume hcton yang dihasilkan okh adukan (m3)
3.4.I Berat lsi Beton Ringan Segar
(2) herat isi kering oven yang diuji, dapat dihitung clcngan
Berat isi hcton ringan segar untuk beton ringan struktural mcnggunctk<m rumus herikut :
harus ditentuk<m berdasarkcm SNI 1973-1990-F, tent<mg Metode
Pengujian Beratlsi Beton, kecuali bahwa satuannya adalah kg
per meter kuhik clihitung menurut rumus berikut :
Bloj = ................................................. (4)

n
1 dimana:
L Bls·················································· .. (l)
n I= I
h<'rat i'i k"ring own (kg/m3):
din1ana : h,·rat hc·nda uji dalam kL·adaan h·ri ng <WL'n ditimhang pada
Bls hcrat i.,i hL'lon ringan s.:gar (kg/n). Bls < 1.02 BU/si) suhu kamar (kg):
Bs ht.~ra b~rsih ca1npuran hcton ringan .'\c-gar dal~un c('takan si1indL·r Yolunw henda uji dalam kL·adaan k,·ring llVL'n. diukur pada
(kg) dan sulm kamar (1113 ).
Vee volume cctakan silimk•r (m3)
(3) perkira<m he rat isi he ton ring<m kering udara dipercepat
11 jumlah PL'nentuan herat isi yang dilakukan paling s.:dikit tiga kali
jumlah contoh uji
Blp,p dihitung deng<m mmus herikut :
Blp,p = Blo,h +Ins- ni 0 ,h) k2 ........................... (5)

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 31


SNI 03-3402-1994

djtnana: = herat i.<i beton ringan segar (kg/m3). ditentukan sesuai dengan mnm.<
(2) butir I Ayat 3.4.3;
B lp.p = perkiraan h~rat isi yang mendekati kering udara (kg/m 3 ):
= konstanta = 0. 75

BABIV
CARA UJI
4.1 Cara Uji Berat lsi Beton Ringan Segar henda. uji suda.h berumur 7 hari, kemudim1 tim bang beratnya
Bk,u dalam satuan kg (Iihat Ayat 3.4.2);
Pelaksanaan cara uji adalah sama seperti yang ditentukan
dalmn SNI 1973-1990-F tentang Metode Pengujian Berat lsi 8) Hitung berat isi beton per meter kuhik dalam kgfm3
Beton dengan perkecuali<m, untuk pcmadatan lakukan tahapan menurut Ayat 3.4.2 Persmnaan (1).
sesua.i Ayat 3.3.1.
4.3 Cara Uji Berat lsi Beton Ringan Dipercepat
4.2 Cara U.ii Berat lsi Beton Ringan Keras
Umtan pengujian dilakukan sebagai berikut :
Urutm1 penguji<m dilakukan sebagai berikut : 1) Ambil tiga cetakan untuk benda uji silindcr heton yang
1) Buat benda uji menurut Ayat 3.3.2; berukunm diameter 150 mm d:m pa.njang 300 mm;
2) Tutup segera setelah pencetakan benda uji dengan 2) Tentukan volume kosong ma.sing-masing cetakan dalmn
menggunakan salal1 satu bahan berikut; m3;
(1) penutup ka.rton bcrlapis lilin; 3) Tcntukan berat kosong masing-ma-;ing cetakan dalam kg;
(2) pcnutup logam; 4) lsi masing-masing cetakan dengan beton ringan segar
(3) lembaran polycthylin dibalutkan rapal-rapal menurul ketentuan Ayat 3.2 buti.r 2;
disekeliling silinder atau 5) Timbm1g masing-masing cetakan yang sudah berisi beton
(4) hah<m lain yang kedap air; segar dalmn kg;
3) Lepa.sk<m benda ~ji dari cetakan setelal1 umur 24 jam ; 6) Hi tung ma<>ing-masing berat hcnda uji silinder beton dalam
kg;
4) Timb<mg bend a uji dalam keadaan kering permukaan jenuh
Bk,p dalmn (kg) (lihal Ayat 3.4.2); 7) Hitung rata-rata berat isi beton ringan scgar Bls dalam kg/
m3 Ayat3.4.3 bulir I Persrunaan (2);
5) Timha.ng benda uji dalmn air Ba dalam (kg) (lihat Ayat
3.4.2); 8) Simpan benda uji silinder beton y<mg bam sclesai dicetak
selruna. 24 jmn dalmn temperalur <mtara l6°C - 27°C dan
6) Bungkus hcnda uji rapal-rapat, kemudian simpan selama kelembaban lcla.p (selimuti dengm1 kain penyerap yang
6 hari dalam rum1gan y:mg dikondisikan pada temperatur bao;;ah);
antara 16°C smnpai 27°C;
9) Lepa<; benda uji silinder helon setclah umur 24 jmn dari
Bila cetakan yang digunakan adalah untuk sekali pakai : cetakan dan simpan sclmna 72 jrun di dalrun oven pada
( 1) hiarkm1 benda uji tetap dalam cetakan selama 6 hari temperatur 105°C sampai 11 ooc;
dengan kondisi pcrawatan yang smna dengan kondisi 10) Biarkan benda uji menjadi dingin pada suhu kamar dan
di atas. Untuk beton yang banyak mengeluarkan air, kemudian ti.mbang beratnya (B 0 );
waktu perawatan dapat diperpanjang;
11) Hi tung berat isi kering oven Blo,h dalrun kg/m3 mcnurut
(2) lepaskan benda uji dari cetakan, kemudian rendam Ayat 3.4.3 butir 2 sub butir 1 persrunacm (3);
dalam air pada suhu 23°C ± 2°C selama 24 jmn;
12) Tcntukru1 be rat isi kering oven dalmn kg/m3 mcnurut Ayat
(3) timbang hcnda uji dalam air, kemudian lakukan 3.4.3 hutir 2 sub butir 2 pcrsamaru1 (4);
pcngukurm1 heral kering permukaan jenuh;
13) Hitung berat isi beton per meter kubik Bip,p dal<un kgfm3
7) Keringkan bcnda uji silinder heton selmna 21 hari dalmn menurut Ayat 3.4.3 butir 3 pcrs<cunacm (5);
temperatur 23°C ± 2°C pada kelcmbaban nisbi +5% hila
14) Cantumkan nilai basil pcngujian dalam formulir
lampiran B.

BABV
LAPORAN UJI

Laponm hasil pengujian untuk setiap adukan beton hams 4) Berat isi heton segar dalam kg/m3, atau/dan;
memuat: 5) Berat isi be ton dalrun kg/m3, atau/d<cm;
1) T<mggal pcngujian; 6) Berat isi heton dahun kgtm3 dcngan cara uji dipercepat.
2) Nomor kode adukan beton;
3) Nomor identilikasi benda uji;

32 /Jag ian 3 : Beton. Semen. Pe1ierasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3402-1994

LAMPIRAN A

DAFTAR ISTILAH

Bat<mg pcmadat = li:lfnping rod Beton ringan struktural Structural lightweight concrete
Benda uji = Test specimen Beton scgar Freshly mixed concrete
Benda uji silinder he LOn = Cylindrical concrete specimen Kelcmbah;m nisbi = Relative humidity
Berat isi = Unit weight Nomor adukan Batch number
Berat kering permukaan jenuh = Saturated surface-dry weight Pengamhilan contoh Sampling
Berat kering udara =Air dry weight Perawatan Curing
Beton ken1s = Hardened concrete Tungku pengering = Drying oven

LAMPIRAN B

LAIN-LAIN

I) Contoh isim1 fonnulir penguji;m berat isi heton segar untuk beton ring;m struktural

(Nmna Lemhaga Penguji;m) : Pusat Litb<mg Pemukiman


Lmnp. Surat/Laporan No.
d;m Tanggal Dihitung
Jumlah henda uji Diperiksa
Pckcrjaan Disetujui
Almnat

Fonnulir Pengujim1 Berat lsi Beton Segar Untuk Beton Ringm1 Struktural.

NO NOMOR NOMOR I3ERAT I3ERAT BE RAT lSI I3ERAT I3ERAT KETE


KODE KODE CETAKAN CETAKAN BENDA CETAKAN ISI lSI
RANG AN
ADUKAN I3ENDA I3ERIKUT UJI I3ETON I3ETON
UJI BENDA SEGAR SEGAR SEGAR
UJJ MASING- RATA-
MASING RATA
BR yr.: BIR
(KG) (KG) (KC}) (M3) (KGtM 3) (KCT!M3)

I AI BUI 21.78 II 10.68 0.0015 1602.66 - -

Penanggung Jawab

( )

Bagian 3 : Beton. Semen, Pe1*erasan ]alan Be10n Semen 33


SNI 03-3402-1994

2) Contoh isian formulir pengujian berat isi beton keras untuk beton ringan struktural.
(Nama Lemhaga Pengujian):
Lamp. Surat/Laporan No.
dan Tanggal Dihitung
Jumlah benda uji Diperiksa
Pekerjaan Disetujui
A lam at

Formulir Pengujian Bemt lsi Beton Segar Untuk Beton Ringan Struktural.

NO NOM OR BERAT BERAT BE RAT BERAT BE RAT KETERANGAN


KODE BENDA BENDA BENDA lSI lSI
ADUKAN UJI UJI UJI BETON BETON
KERING DALAM KERING MASING- SEGAR
UDARA AIR PERMUKAAN MASING RATA-
JENUH RATA
Bt 11 BR Bl 11 BIK
(KG) (KG) (KG) (KG/M3 ) (KG/M3)

34 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan lalan Beton Semen


SNI 03-3402-1994

..._

~
"

~ ;;.;
1:
------- .._-- ~- -------
!-
"'
..
~
:'.
~
-,
.;;;
i
~
! 0

!!'
.~., ..,
--- ____ . __
L

§
f
.
"' ..._ ~.- -~ ..... ~

;; • y

.. .

~

;i!~
: .~ .! :l ~ ..!
_____ :_
-;,;

...~ ~
~
:S
..~
~
.!
.:: ~
-~ ...::
't ~
".
-
1 ." '-
~

"'
- --- ----- ------- ---
..
~

!II ;:
-~ "
l

..:

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen 35


SNI 03-3403-1994 SK
SNI M-35-1991-03

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI PEMBORAN

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan pelaksanaan pengujian serta perhitungan kuat tekan benda uji
beton inti.
1.1.1 Maksud
Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti-Pemhoran yang 1.3 Pengertian
untuk selanjutnya disebut Metode Penguji~m Kuat Tekan Beton
Yang dimaksud deng~m :
Inti dimaksudkan untuk dipakai sebagai aemm dan pegangan
dalam pengujian kuat tekan bena uji bcton inti. 1) Benda uji he ton inti ialah benda uji be ton berbentuk
silinder basil pengeboran beton pada struktur yang sudah
1.1.2 Tujuan dilaks:makan;
Tujuan metode pcngujian ini adalah untuk mendapatkan 2) Kuat tekan heton inti ialah kuat tekan dari benda uji beton
nilai estimasi kuat tekan beton pada struktur yang sudah inti;
dilaksanakan. 3) Bidang aksial dari benda uji heton inti adalah bidang
datar fiktif yang melalui sumbunya;
1.2 Ruang Lingkup 4) Kaping adalah pemberian lapisan perata pada pennukaan
Metode pengujian ini meliputi persiapan peralatan dan bidang tekan benda uji.

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 Uenda Uji 2.3 Penanggung .Jawab
Jumlah benda uji tidak boleh kurang dari 3 buah Penanggung jawab pengujian kuat tekan benda uji beton
inti disyartk~m hams akhli dalmn bidang pcngujian beton.
2.2 Peralatan 2.4 Laporan Hasil Uji
Peralatan yang dipakai harus yang tela.h dikalibrasi sesuai Ha'>il pengujim1 harus disyahkan olch petug<L" y;mg ditunjuk
dengan kctentuan yang berlaku. sebagai penanggung jawab pengujian, dengan mcnemltumkan
nama, tanda tang<m dan tanggal pengujian.

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Peralatan 6) Alat ukur peraba, kapasitas sesuai kebutuhan yang
Untuk uji kuat tekan beton inti, digunakan peralatan- digunakan untuk pengukuran penyimpangan kcrataaan
pcralatml deng:m ketentuan sebagai berikut : permukaan bidang tekan benda uji dengan ketelitian
pengukuran tidak boleh melebihi 0,1 mm;
l) Mesin uji tekm1 yang digunakan untuk uji kuat tekan beton
inti harus memenuhi ketentum1 yag berlaku pada uji kuat 7) Timbangan, kapasitas sesuai kebutuhan ym1g digunakan
tekan untuk bcnda uji silinder bcton (SNI 1974-1990-F untuk pengukuran bentt bcnda uji dengan ketelitian
tentang Metode Pengujian Kuat Tekan Beton); pembacaan tidak boleh melebihi 0,3% dari herat bcnda uji;
2) hmgka sorong, kapo;it~L" sesuai kebutuhan yang digunak~m 8) Satu set peralatan untuk kaping benda uji hcLOn inti y;mg
untuk pengukuran dimensi benda uji dengan ketelitian harus memenuhi ketentuan y;mg berlaku pada kaping untuk
pcmhaeaan tidak melehihi 1 mm; henda uji silinder beton (SNI 1974-1990-F: Metode
Pengujian Kuat Tekan Beton).
3) Meja perata, digunakm1 sebagai alat b~mtu untuk pengukuran
penyimpangm1 ketegaklurusan permukaan bidang tekan
terhadap sumbu benda uji; 3.2 Benda Uji
4) Siku baja, pm1jm1g sisi siku-siku 30 em yang digunakan 3.2.1 Benda Uji Sehelum Kaping
sehagai alat bantu untuk pengukuran ketegak Iurusan Ketentuan Benda Uji Beton Inti schelum kaping meliputi :
permukaan bidang tekan tcrhadap sumbu benda uji; 1) Benda uji yang akan digunakan untuk uji kuat tclum harus
5) Mistar b;~ja, panjm1g 30 em yang digunakan sebagai alat dimnbilkm1 dari bcton yang umumya tidak holeh kurang
bmnu pada pengukumn penyimpangan kerataan permukaan dari 14 hari;
hid;mg tckan;

36 Ba.~in 3 : Beton, Semen, Perkerasan )alan Beton 5iemen


SNI 03-3403-1994

2) Benda uji yang cacat karena terlalu h<myak terdapat rongga, ~0


ad<mya serpihan/agregat kasar y<mg lepas, tuhmgan hesi
yang lepas dan ketidak teraturan dimensi, tidak holeh -A, c : ~s-r --
digunakan untuk uji kuat tekan;
3) Diameter henda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang
dari lJO mm;
4) Benda uji harus mcmcnuhi kctcntuan 1/0 lchih hcsar atau
- ~[Ii
/+~-=. I
:.:-.-c ----r
FJ{tl- i
scuna deng<m 0,95, dimana 1 = panjang dan 0 = dicunetcr
I
.
:LJ.
hcnda uji;
5) Pennukmm birumg tekan bcnda uji harus rata rum harus tegak --__ :-JZ!·--=·-- ___.__ l_
lurus tcrhadap sumbu bcnda uji; l:-(.~r __., I(
6) Dimnetcr panjang badan henda uji harus smna;
7) Apabila kctcntu;m Ayal 3.2.1 hutir 5 tidak dapal dipenuhi, GAMBARI
permukmm bidcmg tck;m dari benda uji harus dikcrjak<m TITIK-TITIK UKUR UNTUK
dcngan mcsin gcrgaji bcton dan gcrinda, schingga PENENTUAN DIAMETER DAN PANJANG BENDA UJI
memcnuhi ketcntucm sebagai herikut
(1) Penyimp<mgan kerataan pennukaan bidang tekan tidak 3.4 Pasangan Titik Ukur Panjang Benda Uji
boleh lehih dari lmm terhadap pennukaan ujung benda
uji; Pwmng:m titik ukur untuk p<mjang bcnda uji adalall (A,I)
dan (B,K) sepcrti y<mg tmnpak pada Gmnba 1, di mana bidang
(2) Penyimpangan ketcgaklurus<m pennukacm birumg tekcm AKBI adalah hidang aksial.
terhadap sumbu henda uji tidak holeh lebih dari 5°;
Panjcu1g henda uji adcllall :
(3) Penyimpangan diamete pennukctml bidang tckan tidak
holeh lehih dari 1mm terhadap diameter rata-rata henda
1 = AI + BK .................................•...................... (2)
uji; 2
X) Apahila ada k;mdung<mtulang<m besi dalmn henda uji heton di mana:
inti, letaknya harus tegak lurus terhadap sumbu henda uji;
1 = panjang rata-rata benda uji dalam mm.
tJ) Jumlah k<mdungan tulangm1 besi dcthun henda uji beton inti
tidak holeh lebih dctri dua batang; 3.5 Kaping
l 0) Apabila jumlah kandungan tulcmg<m hesi dalmn bend a uji Scbclum dilakukm1 uji kuat tck;m, pcnnukaan bidang tekan
bcton inti lcbih dari dua bat<mg, benda uji hmus diket:jak;m atas dcu1 bawah dari benda uji harus sudcth diberi lapisan untuk
dcngan ger<~i beton dan gerinda, sehingga mcmcnuhi kaping y;mg pelaks;mammya harus mengikuti ketcntuan standctr
kctentucm butir 9, butir 4 d:m butir 5 Ayat 3.2.1 dcu1 hila SNI 1974-1990-F tcntang Metode Pcnguji<m Kuat Tckan Beton.
tidak terpcnuhi, bcnda uji tersebut tidak boleh digunak<m Lapis<m untuk kaping hmus setipis mungkin dan tebalnya tidak
untuk uji kuat tek<m. balch melebihi 10 mm.
Bah<m kaping untuk benda uji y<mg dirawat dengcu1 dired<trn
~.2 Benda Uji Sesudah Kaping
dalmn air adalah adukan pasir halus dan semen berkadm
I Kctcntu:m Benda Uji Beton Inti sesudah kaping mcliputi : alumina tinggi dengan perb;mdingan herat I : 3, sed;mgkan
p) Benda uji harus mcmcnuhi ketentuan 2,00;::: 1/ci>;::: 1,00, di bahan kaping untuk henda uji yang akan diuji tek:m dalam
1 mana 1 = p;mj<mg dan <I>= diameter benda uji; keadacm kering adctlah cmnpuran belenmg dengan pasir halus
t) Tehal lapisan untuk kaping tidak bolch melcbihi 10 mm. dengan perbanding;m berat 1 : 1 ditcunbah I %-2% hitctrn karbon
atau 2% - 4% kmct polysulfida.
~.3 Pasangan Titik Ukur Diameter Benda Uji
3.6 Perawatan Benda Uji
Pascu1gan titik ukur untuk diameter benda uji ditcntuk:m
heperti yang tmnpak pada Gmnbar 1, yaitu (E, F) d<m (G, H), di Ketentuan perawat<m henda uji adalah schagai herikut:
lnana bid<mg ABKI dalmn gmnbar tcrscbut adalah tcgak lurus 1) Bila henda uji bcton inti dicunhil dmi hagi:m struktur beton
bada hidang CDML dan masing-masing bidm1g adalah bidang yang pada masa laymmya ak<m selalu kering, maka benda
ltksial. uji y;mg didapat harus dikeringudmakan sesuai dcngan suhu
Dimnetcr hcnda uji adalah : dan kclcmhaban udma pada hagian struktur tcrsebut untuk
7 hmi schelum diuji tekcm dan luu·us diuji dctlmn keadaan
+ GH kering.
ci> = EF ........................................................ (1) 2) Bila hagi<m heton tcrsehut pada masa laymmya tcmyata lcbih
2
dmi sekedar basah pennukcum saja, maka bcndct uji beton
inti ycu1g didapat harus diredctrn di dalmn air pada suhu 23°C
dimana : ±zoe selmna tidak boleh kunmg d<tri 40 jmn sebelum diuji
tekcm; sctelah benda uji dikeluarkan dmi tcmpat pei-awatan
<IJ = diameter rala-rata benda uji dalam mm.
bcnda uji tersebut hmus segera disclimuti dengan kain
pcnycrap yang bawah, agm benda uji dapat diuji dalam
keadacm lembab.

Bagian 3 : Beron. Semen. Pe1*erasan ]alan Be10n ."o"emen 37


SNI 03-3403-1994

3. 7 Penempatan Benda Uji Pada Posisi Uji 3) Apabila rasio panjang setclah diberi lapis<m untuk kaping
Benda uji harus diletakkan dalam posisi tegak pada mcsin (1 ') dengan diameter (<1>) dari bend a uji ada.lab 1, 94 ~ 1'<1>
uji tckan sceara sentris, yaitu proyeksi titik tengah bidang tckan ~ 2, 10, C 1 lidak bo1eh digunak<m untuk menghitung f' ee;
hcnda uji pada mcja penckan hagian bawah harus herimpit 4) Untuk menghitung f'cc apabila 1'/<1> < 1,94, kuat tek<m
dcngan titik tcngah dari meja penek<m tersebut. benda uji beton inti (f' c) harus dikalikm1 dcngan faktor
penga1i C1 scperti yang tereantum dalam Tabel 2 berikut:
3.8 Kecepatan Pemherian Behan Uji
Pcmbcrim1 heban uji harus dilakukan hcrtahap dengan TABEL2
pemunbahm1 hehan uji y<mg konstcm bcrkisar anllira 0,2 N/mm2 FAKTOR PENGALI Ct
smnpai 0,4 N/mm2 per detik hingga henda uji h<meur.
1 '/<1> C1
3.9 Kuat Tekan Beton Inti 1,75 0,98
Kuat tckan bcna uji bcton inti dihitung smnpai dengan 1,50 0,96
ketelitian 09,5 MPa dengan menggunak<m rumus: 1,25 0,93
p 1,00 0,87
f'c = _ _ .••••••..••...........•.........................••.•••••••.. (3)
1t
4 <1>2 5) Apabila tidctk terdapat dalam Tahel2, C 1 dapat dicari dengan
cara interpo1asi;
di mana:
6) C 1 dalmn Tabcl 2 berlaku untuk be ton normal dan beton
f' c = kuat tckan dalam MPa ringm1 den gem be rat isi an terra 1600-1900 kg/m 3, haik yang
P beban uji maksimum (hancur) yang ditunjukkan oleh diuji tekan dalam keadaan kering maupun lemhab;
mcsin uji tekan dalam N 7) C1 dalam Tahel 2 berlaku untuk heton dengan kuat tekan
0 diameter rata-rata bcncla uji clalam nun. clitentukan silinder antcrra 13,8-41,4 MPa.
mcnurut rum us (I) Pas a! 3.3
n = 3.14 3.12 Faktor Pengali C2
Ketentuan mengenai faktor pcngali C2 adalah sebagai
Apabila setelah pelakscmaan uji kuat tek<m diketahui ba.I1Wa berikut:
dimncter agregat kasm :2:0,5<1>, maka f' e untuk hcnda uji bcton 1) C2 ada.lab faktor pengali karena adanya km1dungm1 tulangan
inti tersehut dinyatctkan batcJI dan tid<tk berlctku. besi dalam bcnda uji beton inti yang Ictctknya tegak 1urus
terhadap sumbu hcnda uji;
3.10 Faktor Pengali C 0
2) C2 digunakan untuk menghitung kuat tekan bemla uji heton
Ketentuan mengenai faktor pengali C 0 adalab sebagai inti yang dikoreksi (f' cc);
berikut:
3) Apabila kandungan tu1mlg<m besi yang letaknya tcg~k 1urus
1) C 0 adalah faktor penggali yang berhubungan dengan arab paa sumbu benda uji hanya satu hatm1g, mka:
pengmnhilan hcnda uji beton inti pada struktur heton;
2) C 0 digunakan untuk menghitung kuat tekan be ton inti yang d h
dikoreksi (I"' eel;
c2 = I,o + 1,5 <- - x - - ) .............................. (4)
<1> I
3) untuk menghitung (f' eel apabilakuat tekan benda uji beton di mana:
inti adalah f' e• h<uus dikalik<m dengan faktor pengali C 0 d dimneter bat~mg tu1angan (mm)
seperti yang tereantum da.lam Tabel 1 berikut:
<1> = diameter rata-rata benda uji (mm)
TABEL 1 h = jarak terpendek antara sumbu batang tulangan
FAKTOR PENGALI C 0 dengm1 ujung benda uji (mm)
I = panjang bcnda uji sebe1um diberi 1apisan untuk
ARAH PENGAMBILAN BENDA UJI Co kaping (mm), ditentukcm menurut rumus (2) Pasal 3.4
UJI BETON INTI
4) Apabila kandungan tulm1gmJ hesi yang 1etctknya tegak lurus
- Horisontctl (tegak lurus pada arab tinggi 1 pada sumbu benda uji jum1abnya 1ehih dari satu batcmg,
dari struktur hcton) maka:
- Vertikal (sej<ljar dengcm arab tinggi dari 0,92 (1) untuk benda uji dengan kandungan dua huah tu1angan
struktur beton) hesi, apabilajarak antcJra dua tulangan > d tcrhesar, C2
ditentukan menurut rum us (5) herikut :
3.11 Faktor Penggali C 1
Ketentuan mengenai faktor pengali C 1 adala.l1 sehagai I (d X h)
herikut:
c2 = 1.0 + 1,5 - - - - - .............................. (5)
<1> X 1
1) C 1 adalah faktor penga.li ycmg berhubungcm dengm1 rasio di mana :
panjang sesudah diberi Iapisan untuk kaping (1 ') deng<m d dimneter batcmg tulangan (nun)
dimneter <1> dari henda uji; <1> = dimneter raw-raw benda uji (mm)
2) C 1 digunakm1 untuk menghitung kuat tekcm benda uji beton h = jarak tcrpendck antara sumbu batang tulangan
inti yang dikoreksi (I"' ee); dengan ujung henda uji (mm)

38 Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3403-1994

= panjang hcnda uji scbclum dihcri lapisan untuk f"cc =Co C1 C2 f"c ..................................................... (6)
kaping (mm), ditcnLukan mcnurut rumus (2) PasaJ 3.4
(2) untuk hcnda uji dcngan kandungan dua huah tulangan di mana:
hcsi. apahilajarak anlara dua tulangan < d terhesar C2
ditcntulum mcnurut rum us (4) PasaJ 3. I 2 hutir 3 di mmla C cc kuat tek:m he ton inti yang dikorcksi dalam MPa
y<mg dipcrhitungkan h:mya satu buah tulangan ym1g f' c = kuattekan hcton inti y:mg dihitung menurut rum us
mcmhcrikan nilai (d x h) tcrhcsar. (3) Pasal 3.9 dalam MPa
Co = faktor pengali menu rut Pasal 3 .I 0
~.13 Kuat Tekan Beton Inti Yang Dikoreksi
C1 = faktor pengali menurut Pasal 3.11
Kuat tckan bcnda uji helon inli yang dikoreksi, dihitung
C2 = faktor pengali menurut PasaJ 3.12
~ampi dcngan kctclitian 0,5 MPa dengan menggunakan
~ums :

BABIV
CARA UJI
Pcngujian kuat tckan henda uji heton inti dilaksanakan 13)Jal<mk<m mesin uji telum deng<m penambahan heh:m uji yang
ti!hagai hcrikut : konstm1 menurut Pasal 3.8;
I) Amhil henda uji hcton inti yang akan ditcnLukan kuat 14)Lakukan pemberian beban uji smnpai hcnda uji hancur;
tekmmya herikut "laporm1 pcngamhilan benda uji beton inti" 15)Catat beban uji maksimum;
(SK SNI-M-61-1990-03 Mctodc Pengambilan Benda Uji
16)Catat/garnhar tipc keremukan dari benda uji;
Beton Inti);
17)Catat sifat tampak bahan beton dari henda uji;
• \ Pindahk:m data bcnda uji y:mg ada dari laporan pengambilan
henda uji heton inti kc dalmn Isim1 Fonnulir Penguji:m Kuat 18)Catat ukuran maksimum agregat;
Tck<m Beton Inti; 19)Tentuk:m apakah diameter benda uji memcnuhi ketentuan
t J Pcriksa apakah ketentuan benda uji mcnurut Ayat 3.2.1 P:t'>al3.9 mcngenai ukunm maksimum agregat kasar dalam
sudah terpcnuhi atau belum. Apabila belum, persiapkan hcnda uji;
henda uji agar memenuhi ketentuan Ayat 3.2.1: 20) Apabila lulus dari penilaian menurut butir 19 Bah IV, hi tung
l J Ukur dimnetcr dm1 pm1jang benda uji mcnurut Pasal 3.3 dimneter rata-rata benda uji menurut Pasal 3.3.;
d<m Pasal 3 .4; 21) Hi tung p:mjang rata-rata benda uji sehelum kaping menurut
Apahila ada, ukur diameter tulm1gan hcsi; Pa'>al 3.4;
l Ukurjarak terpendck :mlara sumhu tuhmg:m dengan ujung 22) Hi tung pm1jm1g rata-rata benda uji sesudah kaping menurut
hcnda uji; Pasal 3.4;
Timh:mg bcnda uji; 23)Hitung herat isi henda uji;
l Lapisi hcnda uji dengm1lapisan untuk kaping menurut PasaJ 24)Hitung kuat tekan heton inti mcnurut rumus (3) Pa'>al 3.9;
3.5; 25)Tentuk:m f:tktor pengali C 0 mcnurut Pasal 3.10;
Setelah kaping, ukur panj:mg benda uji menurut Pasal 3.4; 26) Tentukm1 faktor pengali C 1 menurut Pa'>al 3.11;
0) Rawat henda uji menurut Pasal 3.6; 27) Apabila ada, tentulum faktor pengali C2 menurut Pa<>al3 .12;
I) Sctclah waktu perawat:m benda uji bcrakhir, persiapkan 28) Hi tung kuat tekm1 be ton inti yang dikoreksi menurut rum us
bcnda uji untuk pcngujian ; (6) Pasal 3.13.
2)Letakkan bencla uji pada mesin uji tekm1 menurut P:t'>al 3.7;

BABV
LAPORAN UJI
Laporan hasil pcngujian untuk setiap benda uji harus 7) Diarncter rata-rata <I> bcnda uji dalam mm;
rl!muat : 8) Pm1jang rata-rata 1' hcnda uji sesudah di kaping dalam mm;
~ Lokasi hm1gunan; 9) Berat benda uji dalmn kg;
~ Lokasi titik pengmnbilan henda uji pada struktur; lO)Berat isi benda uji dalmn kg/m3;
Tanggal pengmnbilm1 henda uji;

l
11) P:mjm1g rata-rata I' benda uji sesudah dikaping dalam mm;
N<una pclaksana pengmnbilan bcnda uji; 12) Dimneter tulm1g:m dalam mm, apabila terdapat kandungm1
Nomor idcntifilu1si benda uji; tulang:m besi dalmn benda uji;
I Cacat-cacat pada benda uji, hila ada;

Bagian 3 : Beton, Semen. Pe1kerasan Jalan Beton Semen 39


SNI 03-3403-1994

13) Posisi letak tulangan h dalam mm; LAMPIRAN A


14) Umur henda uji pada saat dilakukan pengujian, hila DAFTAR ISTILAH
diketalmi,
15) Riwayat perlakuan perawatan benda uji; Alat ukur peraba Feeler gauge
16) Behan uji maksimum dalam N; Benda uji = Test specimen
Benda uji silinder beton = Cylindrical concrete specimen
17) Tipe keremukan yang terjadi pada benda uji; Benda uji beton inti = Drilled core of concrete specime"
18) Jenis beton; Bidang aksial = Axial plane
19) Sifal tampak heton; Estimasi kuat tekan = Estimated compressive strength
20) Ukuran maksimum agregat dalam mm; Kelembaban nisbi = Relative humudity
Kaping = Caping
21) Kuat tekan henda uji be ton inti dihitung sampai dengan Kemtan permukaan Planeness
ketelitian 0,5 MPa; Keremukan Fracture
22) Faktor pengali C 0 yang herhubungan dengan arah Lembab Moist
pengambilan benda uji beton inti pada struktur heton; Meja penekan Bearing block
23) Faktor pengali C 1 yang berhubungan dengan rasio I '/0; Meja perata = Flat table
24) Faktor pengali C2 yang berhubungan dengan adanya Mesin uji tekan Compression testing machine
tulangan besi dalam benda uji, apahila ada; Perawatan = Curring
25) Kuat tekan henda uji beton inti yang dikoreksi dalam MPa.

LAMPIRAN B

LAIN-LAIN

Contoh Isian Fonnulir Pengujian Kuat Tekan Beton Inti

PUSAT LIB TANG PEMUKIMAN


(Nmna Lembaga Penguji)
Laporm1 No. 1011991 Diket:jakan :STN
Jumlah Benda Uji 3 Dihitung : SBD
Pekerjcum Bangunan Kantor Diperiksa :STD
Almnat J alan Turangga Disetujui :AI
.---- - - - - - -I- ---------··----------
l""''_, ...... ,,.. .,.
,f',,....,,.qhllot IT..U. uur ICK.M: t-sU.- ,....,an 1 P«lau.a•l ol-tu fJ~o<S I P~tjan; IMI'I:i.1l uji l Diwt(er I .w-M 1rPtf'llkkiiH:r.L I Pwd-. btra I ld.~ I \.\lols I ltnt f Co fiC1 I t2: I 11.81 tet ... (M'.. , f!lpt I
oll'tfloi.MI

, ... , lt.... t..-


l~btO'\ jct-•l~ '"~ .... ,... jptorMUI\ jblonda ujl ~ _ ~ .llrt.:l,.. dlt.-r I I Ck'll luii -.doh di Mi
, .......... &....tu n~kJbid.ropl isi I II I 1······-···---·····- ·fbrt ,,.•.
1<-1 I
1.... (t!PtM latr.,••l..,. ujl I 1 ~'"•* ''"") Jtulang~ dllnlen I Ibn-' •~ IO'l Jt~.,qI II fbei.ot'llbittO'Iinli fd.ni"

·-·
llvn•lt I toll'" j~tlbiLMI·-1
h
I ..... yjo r I! I flnci fy.,..doa .... o:-ts.if~l
jl~
ftNku~1
l
I
lbll'-' lbMU~
fbcrdil 1"11
lrl llklrl
trwm1•11
I-I
lvll I
I
I
OIH
I
I·········
I •c 1•,
I P1r'll
l'-ul····· .. ··········I I
j··· -·luiv~b.

u...., I
fU\Iwllr..i,.
1< ...,
I
I I
1<~
I ' I! I I Ucl I [feel f'r.o"i•l
1···············1
I I I fuji
I
r•~.ol IU> Ul)!
I I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
fra11f
IO I
I I a.,~ I •, I .,
I I I I r ,,
t·· ···· ···· ··· ··I
I
"• I I I fltaulf
I
I
I
I
II
II
I
I
I
I I
I • 1"'.,1
1•-
I
I
I
I
I
I I I ~-· I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I II 1 I I ,.Yjl

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I II I I I I
l.fP-itht f"-t.Lf! Ji·6·t1! SHI
I I
II
I
I•Z&hl" tiM(
-1
'Oiill. ]I) I tni"' "·~ f9l,!l[fS,l ,,,
I I
1'4 l
I
1&4
" "I
I " " fl.IOO jUI ji"W 1U (U6.000 61U,7f 2IXIr6
I I
C'.tZUC,97fi.,O'I
II I I
zo •• ·. fk•n~-1
I"'' .
flMlui- 11·1 I'"'""
to-o I I r 1 I I I I I 11 I I I
I I I I I I I I I I I
I I I I I I I I I I I
I I I I I I I I I I I
. I I I I I I I I I I I
I I 1 I I I I I
' I I I I
I I I I I I I
I I I I I I I I

Ii i i I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

li _j_
I I I I I I 1 I
I I I I I I I I
I I I I I I I I
__j . I I I
----------------------
I I I
··•••#••·---- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
I I

40 Bag ian 3 : Beton, Semen, Pe1terasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3418-1994

METODE PENGUJJAN KANDUNGAN UDARA PADA BETON SEGAR

BAB I
DESKRIPSJ

1.1 Maksu dan Tujuan I ) Pengu.iian kandungan udara pada heton segar adalah
proses pc11guji;m u11tuk mclldapatkallllilai k;mdung;m udara
1.1.1 M aksud
pada hcton segar;
Metode Penguji;m Km1dungan Udant Pada Beton Segar
2) Nilai kandungan udara pada heton segar aLialah nilai
diaksudkan sehagai acuan dalmn peg<mg;m dal<un penguji;m
banLiing volume udara Llcngan volume hcton segar;
km1dungan udara pad;t heton segar dengan alat AIR METER
WASHINGTON TYPE. 3) Faktor koreksi agregat adalah nilai kandu11gan udara
agrcgat yang Llitunjukkan pada waktu pengujian agrcgat
1.1.2 Tujuan hah:m nunpuran heton segar:
Tujuan mctodc ii1i adalah unlllk mcmperolch nilai 4) Agregat kasar adalah agregat y;mg mempunyai dimneter
kandungan udara pada heton segar dalmn prosenlase (f4) hutir di atas 4 mrn swnpai 31,5 mrn y;mg hi sa disehut kerakal;
volume.
5) Agregat halus adalah agrcgat yang mempunyai di;unetcr
1.2 Ruang Lingkup huttr di alas 0.25 nun s;unpai 4 mm yang hiasa disehut pasir;
Mctode pengujian ini memhahas 1e11tang kclclltuan- 6) Beton segar adalah uunpura11 heton yang tclah diaduk
ketcntuall. cara pengujian Jail laporall. lallgsun_!! diuji sampai k:mtkteristiknya tid:tk hcmhah (rnasih
plast.is dan helurn terjadi pengikat;m).
1.3 Pengertian
Bchcrapa pc11gcrtian ya11g herkaitan dcnga11 mctode
pc11g uj ian ill i :

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
.2.1 Umum (]) luh;mg air d;m kr<m udara. wlluk pcnguji;m deng;m
injcksi air;
2.1.1 Bc11da U.Ji
(2) pipa untuk memasang slang pada kran udara. untuk
Benda uji heton segar harus memenuhi ketentmm yang
pcngujian t<mpa injeksi air;
fercanurn pad a SNI 03-245X-1 YY I d;m diberi tanda atau nom or,
hang_!!:tl pcmhuatan, tanggal pengujian d;m mutu bcton. (3) haul pengunci untuk mcnghindari kehocoran;
(4) pompa udara;
.2.1.2 Bahan B;tku
4) Tutup bejana mempunyai ruang udara dengan kapasitas
Bahan baku untuk pemhuatan heton segar harus memenuhi
sekitar 5% dcrri volume bej~ma;
~ctnum1 y;mg tcrcantum pada SNI 1Y6Y-1990-F dan diberi
tanda atau nomor, tanggal pengujian dan asal hahan. 5) Alat ukur tekancm udara, dcng;m :
(1) kapa-;itas 2 kgJcm2 dengan ketelitian 0,01 kg/cm2
:2.1.3 Pctugas dan Pcnanggung Jawah
(2) skala yang jelas untuk menentuk;m tekan awaJ;
Nmna petugas d;m pemmggungjawah h;t-;iJ pcnguji;m harus
~litus d:m dibubuhi t;mda Iangan serta tanggal y<mg jelw; pada 6) Timbangan kapasitas 50 kg dengan ketelitim1 5 grmn;
lonnulir hasil pcnguji;m. 7) Alat bantu antara lain : tongkat penumbuk, palu karet atau
kayu pemukul, slang air, siku ijuk, kain lap pengering.
2..2 Teknis
2.2.2 Benda Uji
2.2.1 Pcralat;m
Benda uji h<rrus memenuhi kctentuan sebagai berikut :
Pcralatan yang digunakan dalam mctode ini harus
Olcmenuhi ketentmm sebagai herikut : 1) Pcmbuatan contoh, sesuai SNJ 03-2458-1991;

I) B~jan berbcntuk silinder tcrbuat dari h<~ia atau logmn kents 2) Pengmnbilcm contoh, 1,5 kali volume bejana untuk 1 kali
lainnya y;mg tidak mudah rusak karena pw;ta semen; pakai.
l) Garis tengah bejana 0,9 smnpai 1,1 kali tinggi, dengan 2.2.3 Kaliba-;i
kapasitas minimum hejana disesuaikan dcngan ukuran Sebelum digunakan peralatan harus dikalibrasi yang
m;tksimum agrcgat sebagai berikut : meliputi :
(1) 6 liter untuk ukuran agregat maksimum 50 mm;
1) Volume b~jan;
(2) 12 liter untuk ukuran agregat maksimum 80 mm; 2) Tckamm awaJ dari alat ukur tekamm udara;
I) Tutup bej;ma terbuat dari baja atau logam keras lain yang 3) Skala pemhacaan dari alat ukur tekanan udara.
dilcngkapi dengan :

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalm1 Beton Semen 41


SNI 03-3418-1994

2.2.4 Rumus-Rumus Pcrhitungan B = volumt= salu campuran beton st=gar (It)


Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalmn metode (lcbih kurang 1.5 x volume hejana)
penguj ian ini : Fh = bcrat agregal halus untuk satu campuran (kN)
1) Faktor korcksi agregat, dihitung dcngan pcrsmnmm : Cb = bcrat agrcgal kasar untuk satu campuran (kN)

s 2) Nilai kandungan udara, dihitung dengan :


Fs = - - - x l~h .................................................. (1)
u
A = At - G ................................................................ (3)
s
Cs =- - - x Cb .................................................. (2)
u kt!lcrangan :
kctcrangan : A kandungan udara beton segm· (%)
F s = berat agregat hal us setclah dikoreksi (kN) AI kandungan uclara hcton scgar dari pcmbacaan pada alat
Cs = bcrat agrcgat kasar setelah dikort=ksi (kN) ukur lckanan udara (%)
S = vulumt= contoh bcton scgar dalam hejana (it) G faktor koreksi yang dipt=rolch dari pt=mhacaan kandungan
(=volume bt=jana) uclara agrt=gat pada alat ukur tekanan udara (%)

BAB III
CARA UJI

Mctodc penguji<m kandung<m udara pada hcton segar ini 4) Tahap pengujian kandungan udara heton segar, sehagai
dilakukan dengan heberapa tahapm1 sebagai berikut : herikut:
1) Tanpa kalihrasi untuk volume hejana, sehagai herikut : (1) Amhil mnpuran bcton segar lehih kurang 1,5 kali
(1) Tim bang hcjana kosong = W 1;
volume bcjana (B);
(2) lsi bejana dcngan air sampai pcnuh dan ratakan (2) Masukkan cmnpuran beton segar ke dalmn bejana
pcrmukaannya dengm1 kaca; dcng<m 3 lapis yang kira-kira smna tebalnya;
(3) Timbang h~jan dan air= W2; (3) Setiap lapis<:m ditumbuk secara me rata seh<myak 25 kali
dcu1 hagicm luar sisi hcj<:ma diketuk-ketuk dengan palu
(4) Hitung volume bcjana {(W2- Wt) I BY air]; karct a tau kayu sebanyak 10 kali dan ratak<:m bagicm
(5) Lakuk<m tahapan ini sampai 2 atau 3 kali, kemudian permukaannya, lalu pasang penutup hejana;
dimnbil nilai rata-ratanya; (4) Kcnc<mgk<m tutup bej<ma deng<m memutar haut untuk
2) Menentukan tekanan awal, dengan urutan : mcnghindari keboconm;
(I) lsi bej<ma dcng<m air; (5) Bcri tckmum udara deng<m pompa, setclal1 5 (lima) detik
(2) Pasang tutup b~jan; buka knm pengatur pelan-pelan;
(3) Tutup scmua kran dan kcncangkan tutup bcjana dcngan (6) Baca rum catat<mgka y<mg tcrlihat padajarum pcnunjuk,
mcmutar baut untuk menghindari kcbocorcm; angk<t tcrsebut adalal1 nilai km1dungan udara sehclum
koreksi (A 1);
(4) Rucmg udara diheri tek<m<m deng<m pompa sedikit lcbih
tinggi dari angka 0 (nol) (7) Angka pemhacaan tcrschut adalah nilai kandungan
udara beton scgar (A 1);
(5) Setelah 5 dctik, buka kr<m pcngatur udara hinggajarum
pcnunjuk tek<man tetap pacta titik skala tekamm aw<tl; 5) Tahap pengujian hahan a~regt, sehagai herikut :
(6) Buka katup udara dan periksa apakah alat pcngukur ( 1) Timhm1g agregat hal us d<m agrcgat kasar sebcrat Fs dcul
tckamm awal tepal menunjukkan <mgka 0 (nol); Cs dalmn kcadmm kering pennukacm (SSD);
(7) Lakuk<m tahapan ini smnpai 2 atau 3 kali, hila tidak (2) Red<un masing-masing selama 5 (lima) menit lalu
tcpat maka lakukan pcnyetelan sampai jarum masukk<m dalmn bcjmm yang tela.h diisi air sepertiga
mcnunjukkan <mgka 0 (not); · volume hejana;
3) Skala pemhacaan manometer, sehagai berikut : (3) Masukkan agregat seherat Fs dan Cs kc dalam bcj<ma
sedikit dcmi scdikit agar scmua agrcgat tcrhcnam dalmn
( J) Lakuk<m prosedur scpcrti pada butir 2); air;
(2) Amhil air dari hejana dan nyatakan jumlah air dalcun (4) Hilangkan gclcmbung udara yang ada dcngan cara
pcrscn dari kapasitas bcj<ma; bagi<m sisi luar hejana dikctuk pchm-pchm dcngan alai
(3) Ulangi prosedur sepcrti butir 2) kcmudian handingkan pemukul kayu atau karet;
perscn air ycu1g dicunhil dcng<:m skala pcmhacaan kadar (5) Bila agrcgat suillth masuk bcj<ma scmua, lalu pa.~cu1g
mlara; tutup bejana dm1 kcncangkan dcngan mcmutar haut
(4) Jika perbcu1dingan skala sesuai, maka skala pemhacaan untuk menghindari kehocoran;
kadar udara henar d<m bila tidak dilakuk<m pengaturan (6) Beri tekamm udara dengm1 pompa setclal1 5 (lima) dctik
kemhali; huka kran pengatur pelan-pci<m dm1 baca angka pada
alat ukur tck<mcu1 udara tcrscbut;

42 Bag ian 3 : Beton. Semen. Pe~*rasn .!alan Beton Semen


SNI 03-3418-1994

(7) angka pembacaan tersebut adalah nilai kadar udara 6) Kerjakan penghitungan kandungan kadar udara beton
agregat (G). segar dengan menggunakan rumus (3) yaitu :A= AI -G.

BABIV
LAPORANUJI
Hasil pcngujian kadar udara dalam campuran beton segar 5) Nama penguji, nama pemeriksa dan nama penanggung
mi, dilapork<m dalam bentuk formulir seperti yang dapat dilihat jawab yang dibubuhi tanda tangan.
pada Lmnpiran B yang memuat:
I) Tanda dan atau nomor pengujian, jenis pekerjaan, lokasi LAMPIRANA
pckcr:jaan; DAFTAR ISTILAH
2) Tanggal pembuatan dan pengujian;
alat ukur tekanan udara air meter
J) ldentifikasi hahan uji beton segar; kalibrasi callibration
4) Parameter bahan uji beton segar sebelum dan sesudah tekanan awal initial pressure
pengujian dilaksanakan;

LAMPIRAN B

CONTOH FORMULIR ISIAN


PENGUJIAN KADAR UDARA PADA BETON SEGAR
CONTOH FORMULIR 1511\N
PENGUJIAN KADAR UDARA PADA BETON SEGAR
PENGUJIAN KADAR UOARA PADA BETON SEGAR
ldentifikasi campuran beton : 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
Setnen : 1 5 Kg (ex. Cresik)
Pasir : JIJ Kg (ex. K. Krasdl<l
Kerakal : 45 Kg (ex. K. Clereng)

Diuji oleh : Supriyatin. BE.

9!~ril Bl@h lr. 1=1ari)iaJi B. __, _


fanggal uji : 20 }anuari 1~t\9
Tanggal buat : 20 Januari 1969
Tempat uji : Laboratorium VSTC Yogyak.uta
---·----
Suhu ruangan : 30° c :Air : 10" ( : Kelt'miJ...tt>An 1}2%

Bahan uji : CAMPURAN BETON 'iE(~/\R

PERBANOINCAN CAMPUR/\N
Ukuran Max Slu111p I F,tl(lor Air lokiiSI
Agregat K."\sar (em) Surncn (Y~J :\gr'"'g"t
Kondisi (mon) I I
40 6,7 o.so K. Kr.is«k- :~
pc Pasir Kcrikil Rah•m
Be rat c s ("; Campur.tn
Volume (kN/m'l (kN/on'l (kN/m')
10,85 16,10 19.50 -
Nomor Benda Uji "i A2 A3

1. Kadar Udiira Beton Segar (A 1) 2.5 2.9 Z.9


2. Faktor Ko~ksi Agrcgat (G) \ '.:I 1.1
l. Kadar Udara Beton Segar (A) 1.5 1.6 1.5

Yogyakana, 20-m -I 'l89

PenanggungJavvab Pemeriksa Penguji

<Jr. Agus Sumaryono, Dipi.H£1 (lr. Hariyadi D.) (Suprijatin. llEl

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan .!alan /Jelo/1 Semen 43


SNI 03-3418-1994

Tekanan awal Tekanan awal


Pen ukut tekanan

Luban udara
Ruang antcrra beton
dengan tuhlp diisi air
bila digunakan met
injeksi air

GAMBAR 1
ALAT PENGUKUR KADAR UDARA BETON SECAR

CASE "6 11 NOWATER CASE 11 A 11 WATER

GAMBAR2

ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA


(AIR METER)

44 Ha~in 3 : BeTon, Semen. Perkerasan Ja/an Beron Semen


SNI 03-3419-1994

METODE PENGUJIAN ABRASI BETON DI LABORATORIUM

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Ruang Lingkup
1.1.1 Maksud Metode pengujian ini membahas tentang ketentuan-
kctentuan, eara pengujian dan Iaponm.
Metode Pengujian Abrasi Beton Di Laboratorium
dimaksudkan sebagai aemm dan pegangan dalmn pengujian 1.3 Pengertian
abrasi beton di Iaboratorium Beberapa pengertian yang berhubungan dengan metode
1.1.2 Tujuan ini :
Tujuan metodc ini adalah untuk memperoleh nihti koefisicn I) Pengujian abrasi be ton adalah proses pengujian untuk
abrasi bcLOn di Iaboratorium yang akan dipakai scbagai mcndapatkan nil<ti koefisien abrasi beton;
pembanding deng<m nilai abrasi pada bangunan <lir akibat alir<m 2) Koefisien abrasi heton adalah pcrbandingan antara
scdiman. besm11ya volume abrasi beton y<mg te~jadi terhadap luas
pennukaan benda uji dalcun mm3fem2;
3) Ahrasi beton adalal1 hilangnya lapise:m pennukaan beton
akibat gesek<m alinm air ye:mg mengandung sedimen.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN

2.1 Umum 2) Timbangan kapasitas 10 kg deng<m ketelilian I grmn;


2.1. 1 Contoh Benda Uji 3) Alat bantu antma lain : kunei shok, slm1g air, sikat ijuk,
Contoh benda uji harus memenuhi kctcntuan y<mg berlaku kain lap pengcring, kmnera roto, alat ukur ketebalcm (jangka
sesuai SNI 03-2493-I991 sebagai berikut : sorong), obeng.
I) Setelah pengeeonm, benda uji dijaga kelcmbabannya; 2.2.2 Benda Uji
2) Setelah berumur 1 hari benda uji diberi Landa dan atau Benda uji yang harus memenuhi ketentuan sebagai
nomor, tcu1ggaJ pembuaum, t<mggal penguji<m, mutu beton berikut :
atatu perbe:mdingan emnpuran beton kemudicm direndmn 1) Sesuai deng<m ketentucm pada SNl 03-2493- I 991;
dalmn air sampai saal pengujian dilaks<make:m.
2) Ukuran panjang 30 em, leb<tr 15 em, tinggi 4 em untuk
2.1.2 Petugas dan Penanggung Jawab agregat y<mg digunak<Ul berdimneter maksimum 2,5 em dan
Nama petugas dan penanggung jawab pengujian harus panjang 30 em untuk agregat y<mg digunak<m berdimneter
ditulis d<m dibubuhi l<mda tang<m serta tanggal y<mg jelw; pada maksimum 4 em;
rormulir pengujian. 3) Jumlah 6 bual1 untuk pengujicm pada umur beton 7 hari dan
6 buah untuk pengujian pada umur beton 28 hari.
2.2 Teknis
2.2.1 Peralat<Ul 3.3 Rumus-Rumus Perhitungan
Peralat<m y<mg digunakan dalmn penguji<m ini terdiri dari : Nilai koefisien abrasi beton ini dihitung dengan
1) Mesin uji abrasi beton tipe putaran yang dilengkapi menggunak<m rumus sebagai berikut :
dengan : Wo-Wn
( l) drum uji yang berpulltr dimneter 50 em Oihat Gmnbar Volume Abrasi v = y
..........••..... (1)
1 pada Lmnpiran B); v
(2) motor penggerak dengan alat penunjuk keeepatan Koefisien abrasi beton K = A
•••..••••......•. (2)
put<:mm pennenit (0- 125 rpm) L,.K
(3) eetak<m benda uji berukuran p<mi<mg 30 em, Iebar 15 Koefisien abrasi rata-rata K = ••••••••••••••••• (3)
6
em dan tinggi 4 em atau 6 em;
Ketcrangan :
(4) silinder baja berukuran dimneter 2 em p<mj<mg 4 em
A luas pcrmukaan hcnda uji (<:1112)
deng<m berat 2000 grmn dengan toleransi I 0 grmn;
V volume abrasi hcnda uji (1111113)
(5) pelat baja untuk penjepit benda uji di dalmn drum
Y bcrat isi bcnda uji (kNinr1 )
sewaktu penguji<m;
Wo hcrat hcnda uji schclum diuji (kN atau kg)
(6) alai peneatat waktu; Wn bcrat bcnda uji sctclah diuji (kN atau kg)
(7) knm pengatur aliran air y<mg masuk ke daJmn drum V/A dala111 satuan mm3/cm2
uji;

Baxian 3 : Beton, Semen, Pe1*erasan Jahut Beton Semen 45


SNI 03-3419-1994

BABIII
CARA UJI

Mctodc pengujian ahrasi beton dilakuk<m dengan hehcrapa (1) Lctakk;m hcnda uji he ton eli tempat y<mg tersedia pack'l
Lahapan schagai hcrikut : drum uji dan masukkan silindcr baja yang telah
I) Pcrsiapan, sebagai herikut : disiapkan kcmudian kunci dengm1 pelat baja;
(I) Siapkan mesin uji abrao;i he ton yang sudah ditempatk<m (2) Buka krm1 dan alirk<m air sccukupnya ke dal<Ull drum
pada posisi horisontal dengan mengatur posisi nivo; uji;
(2) Siapkan air dan huhungan slang depan knm pcngatur (3) Catat waktu saat mesin uji terse but mulai bekcija dan 1
yang mcnuju drum pcmul<lf pada mesin uji terscbut; j<Ull kemudi<m hentikan me.<>in ~i serta lutup kran air;
(3) S iapkan alal pen unj uk kcccpatan putaran pad a (4) Buka pelat baja pengunci dan mnbil silinder baja serta
kccepat<m antara X5 - lJO rpm; henda uji be ton terse but, cuci deng<m air d<m keringk<m
dengan kain lap;
(4) Siapkm1 alat pencatat waktu;
(5) Timh<mg d<m catat masing-ma<>ing berat benda uji beton
(5) Timh<mg rum cacal hcrat masing-ma.,ing hcnda uji he ton
sctelah pelaks<maan pengujian ljmn pcrtmna;
sebelum penguji;m; ·
(6) Uhmgi butir (l) smnpai dcngan (6) untuk waktu jmn
(6) Siapkan silinder haja schcrat 2000 gram dcngan
tolcnmsi 10 gram; . ~ ~ herikutnya s<Ullpai 3 kali pcriode pcngujian; ·
3) Pcrhitungan. dcngan Lahapan scbaga.i berikut :
(7) Ukurdimensi permukmm hcnda uji hcton dcng<m ]<mgka
sorong; ( I J Hilung volume abm-;i bcnda uji sct.iap peri ode pcnguji<Ul
dengan menggunakan rum us (1 );
(X) Hitung luas permukaan msing-masing hcntla uji;
(2) Hi tun_!! kocfisicn abrasi hcton masing-masing bcnda uji
(9) Hitung volume benda uji;
untuk sctiap pcriodc pcnguji;m dcn_!!an mcnggunak<m
(10) Hitung berat isi masing-ma.,ing henda uji; rumus (2);
2) Pengujian, dcngan lahap<m sehagai herikul : (3) Hitung kocfisicn ahrasi bcton rata-rata dcngan
mcnggunakan runms (3 ).

BABIV
LAPORAN UJI

Hw;il uji abrasi beton ini dilaporkan dalam bentuk formulir LAPORAN A
seperti yang dapat dilihat pada L<Ullpiran B, yang antara lain
memual: DAI~TR ISTILAH
1) Nomor contoh bcnda uji, jenis pekeijam1, lokasi pekcijaan;
koefisien abrasi abrassion
2) T<mggal pcmbuatan, t<mggal pengujian, umur benda uji;
coe.fficient
3) Identilikasi contoh benda uj.i; alat penunjuk kecepatan putarm1 mesin taclwmeter
4) PMmncler bcnda uji sebelum dan setelal1 pengujian; celak<m henda uji beton mold for concrete/
5) Nmna penguji, pemeriksa dan penanggungjawah pengujian container
dibuhuhi tanda t<mg<m y<mg jelas. silinder baja (<I> 20 x 40 mm) steel rod/cylpebs
pelat b~ja pengunci benda uji test piece
holding plate
alat ukur ketebal<m/jangka sarong vernier
calipers sarong

46 Bag ian 3 : Beton. Semen. Pe1*erasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3419-1994

LAMPIRAN B

CONTOH FORMULIR PENGU.JIAN ABRASI BETON

No. Contoh AI- A6 Identifika<>i campuran bcton = 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.


Mutu Beton Tipe- A
Jenis Pekerjacm Beton Percobaan Semen 15 Kg (ex. Gresik)
Lokasi Pekcrjaan Lab. PPLPGB Yogyakarta Pasir 30 Kg (ex. K. Kra-;ak)
Diuji oleh Supriyatin BE Kerakal 45 Kg (ex. K. Krasak)
Dipcriksa oleh Jr. Hariyadi Djamal Air 8 Liter
Tanggal Periksa 28-01-1989 S Ium p 6,7 em
Kadar udara 1,5%
FAS 0,50%

Tanll8al I,Jm~r !:.~ ~l.!Ym \lji !~ril !l~r ~i!l.h Uj! '=!!i!,'; Ygl!.m-b~i l\9f!f~ir;n 1\bm i
NVo) lsi (VVn) Permu- V E (Wo-Wn)/'( V/A
No (Y) kaan
(A)

Buat Uji Mold Molcl+beton 1 jam 2jam I> jam 1 jam 2 jam 3jam 1 jam 2jam 3 jam
hari gram kN/m• gr<tm cm 2 mm' m~/c 2
I
1 20-1-89 27-1-89 7 108-::J 72&0 22,88 7010 6900 G;Js 450 109,223 157,281 242,475 0,242 0,349 0,538
2 " .. 7 1040 72f5 22,90 7060 6890 67.25 450 72,029 146,240 218,270 0,160 0,324 0,485
I

3 .. "
7 1050

7275 23,05 7090 6930 6b'3J 450 80,242 149,&38 206,024 0,178 0,332 0,457
4 , , 7 1020; 7355 22,79 7150 6990 686-J 450 89,926 160,113 217,140 0,199 0,.355 0,482
5 , "
7 1100 7510 23,74 7255 7150 6970 450 107,410 151,638 227,457 0,238 0,336 0,505
6
"
, 7 1075 7230 22,79 7050 6895 6750 4:;-o 78,960 146,953 210,560 0,175 0,326 0,467
Koefisit'i!n abrasi beton rata-rata (I<) 0,199 0,377 0,487

Y ogyakarta, 28 - 01 - 1989

Penanggungjavvab Pemeriksa Penguji

{lr. Agw; Sumaryono, Dipi.HE) (lr. Hariyadi Djamal) (Suprijatin, BE)

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan ]alan Belon Semen 47


SNI 03-3419-1994

3 . 325 mrn
-r-·-··. -·· · - - · - - - - ; -

r-·--·---,-· -(.
I

....•'
''
·'
I
...:•.
I
-;-

-·· s
• ~ • •# ,.,.. ' I' , . .. -·

GAMBARl
MESIN UJI ABRASl BETON

Keterangan ·
1. Slang air.
2. Kran pengatur air.
3. Tern pat alat :
a) pengatur waktu
b) kecepat<m putanm mcsin
c) skakelar
4. Nivo.
5. Sekrup penyetel horisomal.
6. Drum uji.
7. Pipa pem<mcar air.
8. Motor penggerak.
9. Roda penggerak drum uji.
10. Kabel listrik.
11. Cetakan benda uji.
12. Silinder baja.
13. Pelat baja pengunci benda uji.

48 Uogia11 3: Beton. Semen, Pe1*erasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3421-1994
SK SNI M-21-1993-03

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON ISOLASI RINGAN DI LABORATORIUM

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian
1.1.1 Maksud Yang dimaksud dengan :
Mctode Pengujian Kuat Tckan Beton Ringan Isolasi ini 1) Beton isolasi adalah be ton ringan yanf mempunyai berat
dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan isi kering oven maksimum 1440 kg/m ;
dalmn melakukan uji kuat tekan di laboratorium. 2) Beton isolasi ringan adalal1 be ton ringan yang mempunyai
berat isi kering oven maksimum 800 kg/m3;
1. 1.2 Tujuan
3) Kaping adalah pemberi<m lapisan perata pada permukaan
Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh nilai kuat telGm
bid::mg tekan benda uji;
he ton bagi pcngawas lap<mgan untuk menentukan terpenuhinya
mutu hcton ringan isolsi yang disyaratkan. 4) Bidang aksial dari henda uji be ton adalah bidang vertilGtl
yang melalui sumbunya;
1.2 Ruang Lingkup
5) J>enyimpangan kerataan permukaan benda uji adalah
Metodc pcngujian ini meliputi ketentuml teknis peralatan, hesarnya celah <mtara permukaan henda uji dan mistar yang
pembuatan benda uji dari contoh beton segar, cara uji dan diletakan diatas permukaannya diukur dengan alat peraha.
pcrhitung<m nilai kuat tekan beton ringan isolasi umur 28 hari.

BABII
PERSYARATAN PENGUJIAN

2.1 Peralatan 2.3 J>enanggung Jawab Pengujian


Mesin uji kuat tekan dan alat-alat ukur harus dikalibrasi Hasil pengujian harus disyahlGm oleh kepala Iaboratorium
secara berlGtla sesuai deng<m ketentmm yang berlaku. uji sehagai pemmggungjawab penguji<m, dcng<m mencantukan
nama t;,mda tang<m, dan tm1ggal pengesahan.
2.2 Benda Uji
Benda uji harus diberi nomor identifikasi dan tanggal
pembuat<:mnya.

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Peralatan 8) Jangka sarong, den gmt batas ukur maksimum 30 em dengan
Untuk pcmbuatcm benda uji dan uji kual tekan beton ringm1 ketclitian pcmbacaan sampai 0, I mm;
isolasi digunakan pcralatan dcng<m kctcntuan scbagai hcrikut : 9) Mc:ia perata harus mempunyai pcnnukaan yang rata dan
I) Timb<mg<m harus mempunyai ketelitimt sampai 0, I grmn; horizontal schagai dasar untuk mcngukur pcnyimpangan
ketcgak-lurusan pcnnukaan bidang tek<m tcrhadap sumbu
2) Cctakan harus bcrbcntuk silinder deng<m dimncter (75 +
benda uji;
I,5) mm d<m panjang (150 + 3) mm;
I 0) Siku haja, panj<mg sisi 30 em ymtg digumtkmt scbagai alat
3) Baltan cctctk<m tcrhual dari hahmt yang tid<tk mcnycrap air
untuk mengukur kctcgak-lurusan pcrmukaan bid<mg tekan
dan diametemya tid<tk menyimpang lcbih dari I ,5 mm
terhadap ukuran semula selmna pcncetakan dan awal tcrhadap sumhu hcnda uji;
pcrawatcm benda uji; 11 )Mistctr haja, panjang 30 em yang digumtkm1 scbagai alat
untuk mengukur pcnyimp<mg<m kerataan pcnnukmm bid<mg
4) Satu set alat pemeriksaan slump y<:mg memenuhi ketcntucm
tekan;
SNI 1972-1990-F tenumg Metode Pengujim1 Slump Beton;
5) Palu dari karet dengan hcrat palu tidak lcbih dari 0,80 kg; 12) Alat ukur peraha deng<m keteliticm pemhaeacm smnpai 0,05
mm;
6) Alat pcrata pcnnukaan beton d<m pelat h<~ja atau kaca;
I3) T::tkanm stand::tr h<trUs herhentuk silinclcr tcrbuat dari log<un
7) Mesin uji tekm1 harus mempunyai kapasitas pembchamm a tau bahm1 ymtg ticlak menyerap air dcng<m volume I 0 liter;
minimal 200 kN dengan ketelitimt pembehamm 10 N;

Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Bewn Semen 49


SNI 03-3421-1994

3.2 Pengamhilan Contoh Uji


Pcngamhilan contoh heton segar harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan SNI 03-245X-1991 mcngenai Metodc
Pengcunhillm Contoh Untuk Campuran Beton Segar, deng:m
perkecualian sehagai herikut :
i
1) Contoh dari be ton yang dipompa harus diambil dengan i
takanm st<mdar langsung dari ujung pipa pcnyalur. Contoh !I
h:uus mewakili beton y:mg dicorkcm d<m tidak diambil pada
;- •.L
saat awal dan akhir pengecoran;
2) Contoh yang sudah dimnhil tidak holeh diaduk kemhali.

3.3 Benda Uji


Benda uji harus memenuhi ketentuan berikut :
1) Sctiap kelompok benda uji harus dihuat minimum 3 huah;
2) Benda uji harus herbentuk silinder herdimnetcr (75 + 1,5)
mm d<m panjang (150 + 3) mm; GAMBAR1
3) Bidm1g Lekcm hcnda uji h<uus tegak !urns terhadap sumhunya; PENGUKURAN BENDA UJI SlUNDER
4) Benda uji dihuat dari be ton segar yang mcwakili campuran
heton yang diproduksi; (2) tinggi benda uji harus ditentukan herdasarkcm nilai rata-
rata dua pengukumn tinggi kedua sisi vertikal bidang
5) Setiap kelompok henda uji dihuat dari contoh beton yang
aksial benda uji, dengan ketelitian 0,1 mm;
smna komposisi campurannya;
2) Pennukaan hidang tekan ha.rus mta, penyimpangan kerataan
3.4 Pencetakan Benda Uji permukaan tidak botch lebih dari 0,5 mm; jika penyim-
p:mgan Iehih dari ketentuan ini, permukaan bidang tekan
Pencctakan harus mengikuti ketcntuan bcrikul :
harus dikaping menurut ketentuan SNI-1974-1990-F
1) Adukan be ton dimasukkan ke dalam cetakan dal:un dua mengenai Metode Pengujian Kuat Tekan Beton;
tal1ap Iapisan y<mg kira-kira smna;
3) Kerataan permukaan bidang tekan hcnda uji yang sudah
2) Pemadat<m adukan be ton tidak boleh dengan cara dirojok; dikaping tidak botch menyimpang Iehih dari 0,05 mm;
3) Sisi luar cctakm1 diketuk-ketuk ringan smnpai pennukaan 4) Permukclan hi dang tekan benda uji yang hersentuhan dengan
lapisan menjctdi rata; meja penekan bagian bawah dari mesin uji tekan tidak balch
menyimpang lehih da.ri 1°;
3.5 Perawatan Benda Uji
5) Komhina.si penyimpangan kedua permukaan bidang tekan
Pcrawatan harus mcngikuti ketcntuan bcrikut : benda uji maksimum 3°;
1) Setclal1 sclesai diceta.k benda uji ditutup permukaannya 6) Pcnimbangan dilakukan pada interval 24 jam sampai
dengan pelat gelas atau pelat baja; Lercapai pengurangan berat maksimum 1% Lerhadap selisih
2) 24 jmn pertama scsudah pencetakan, benda uji disimpan berat antara interval.
dalam ruangan hersuhu antara 20°C sampai 30°C;
3) Selanjutnya disimpan selama 24 jam± jam dalmn kondisi 3.7 Pengujian Kuat Tekan
lembah pada suhu 23°C ± 2°C; Dahun pengujian kuat tekan, beb<m hams diberikcm secara
4) Benda uji Lidak balch terkena air yang mengalir alau terus-menerus t<mpa kejutan dengan Iaju pemhebamm konstc'Ul
direndam dalam air, kecuali dalam air jenuh kapur; 0,2- 0,4 MPa, sehingga beban maksimum tercapai dalam (65
+ 15) detik.
5) Scsudah 7 hari benda uji dilepas dari cctak<m dan disimpan
pada ruang hersuhu antara 20°C sampai 30°C dengan
3.8 Perhitungan
kelcmbahan nishi (50+ 30)% selmna 18 hari;
Kuat tekan benda uji dihitung sebagai hcrikut :
6) 25 hari sesudal1 pencetakan, benda uji harus dikeringkan
dalam oven pada suhu (60 + 3)°C selama 3 hari kemudian
didinginkan pada suhu ruangan sampa.i mencapai umur uji fc =~
A
2X hari;
dimana:
fc kuat tt:kan dahun MPa
3.6 Persiapan Uji
p beban maksimum dalam (N)
Pcrsiapan uji harus mengikuti ketentuan berikut :
A lua~ bidang tekan benda uji dalarn (mm2)
1) Pcngukuran benda uji dilakukan dengan ketelitian sebagai
herikut:
( 1) dimneter benda uji harus ditentukan herdasarkan nilai
rata-rata dua pengukuran pada pertengahan tinggi yang
salu sam a lain Legak lurus dengan ketelitian 0,1 mm,
lihat Gamba.r 1.

50 Bag ian 3 : Beton, Semen. Pe1*erasan ]alan Beton Semen


SNI 03-3421-1994

BABIV
CARA UJI

Urutan cam pengamhilan contoh dan pengujian kuat tekan 8) Letakkan benda uji secara sentris pada meja penckan bag ian
dilakuk;-m dcngan cara schagai herikut : hawah dari mesin uji tekan;
I) Amhil contoh beton segar sesuai Pasal 3.2; 9) Lakukan pemhebanan uji sesuai Pasal 3.7;
2) Catat komposisi campunm; 10) Catat:
3) Tentuk<m slum sesuai SNI-1972-1990-F tentang Metode (1) catat pada henda uji atau kaping sebelum pembebanan;
Pcngujian Slump Beton; (2) beban uji maksimum;
4) Cctak hcnda uji sesuai dengan Pasal 3.4; (3) tipe keremukan dan penampakan benda uji setelah
5) Rawat benda uji sesuai dengan Pasal 3.5; selesai pembehanan;
o) Siapk<m benda uji sesuai PasaJ 3.6; 11) Hi tung kuat tek<m ma<;ing-masing henda uji sesuai Pasal
7) Bcrsihkan dcngan kain lembah kedua permukaan bid<mg 3.8;
tekcm henda uji dan kedua bidang penekan dari mesin uji 12) Hitung nilai kuat tekan rata-rata per kelompok benda uji.
tek<m;

BABV
LAPORAN UJI
Lctporan basil pcngujian untuk sctiap benda uji harus 7) J en is kaping (kalau ada)
mcmuat: 8) Kcrusakan pada benda uji atau kaping sehelum
1 ) Nomor identitikw;i; pcmhehanan;
2) Tanggal pembuatan dan nomor uji; 9) Behan maksimum;
3) Tanggal pcngujian; 10) Kuat tek<m dalam MPa;
4) Ukuran henda uji dalam mm; 11 )J en is keretakan dan penampakan be ton setclah pem-
5) Luas pcnmnpang dalam mm2; hcbanan;
o) Slump daJam mm; 12) Temperatur ruang rata-rata dan kelembaban nisbi selama
benda uji disimpan dalrun ruang perawat<m;
13) Bcrat dan berat isi kering oven.

LAMPIRAN A

DAFTAR ISTILAH

Alat ukur peraba = Feeler gauge


Benda uji Test specimen
Beton ring<m isolasi =
Bidang m~ja pcnekan = bearing surface
Bidang tekan benda uji surfaces of test specimen that will be in contact
with the bearing surfaces of testing machine
Kaping = capping
Kclcmbah<m nisbi relative humidity
Keratmm pcrmukaan = planeness
Kercmuk<m = fracture
Lembah moist
M~ja perata = flat table
Mesin uji tekan compression testing machine
Perawatan = curing
Slump = slumJJ
Oven = oven
Kuat tekan yang disyaratk<m spes(fied strength

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 51


SNI 03-3421-1994

LAMPIRAN C 3) · Susunan Panitia Tetap Standardisasi

DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA JABATAN EX-OFFICIO NAMA


Ketua Merangkap Kepala Badan Ir. Soenarjono Danoedjo
1) Pemrakarsa Litbang PU
Anggota Sekretaris Sekretaris Badan Ir. Soedarmanto
Pusat Litbang Pemukiman Merangkap Litbang PU Darmonegoro
Anggota
2) Penyusun Anggota Sekretaris Ditjen Jr. Moh. Hardjono
Anggota Pengair:ut
NAMA LEMBAGA Anggota Sekretaris Ditjen Bina Jr. Joko Asmoro
Marga
Anggota Sekretaris Ditjen Cipta Jr. Soerabuo Notodipoero
Ir. Nadhiroh Masruri Pusat Litbang Pemukim<m Karya
Sutiadjan, BA Pusat Litbang Pemukiman Anggota Pusat Litbang Pengairan Dr. Jr. Badruddin Machbud
Anggota Pusat Litbang J alan Ir. J. Hendro Moelyono
Anggota Pusat Libtang Pemukimau Ir. H.R. Sidjabat
Anggota Biro Hukum Dep. PU Ali Muhammad. SH
Anggota Biro Bina Sarana Perusahaan Drs. Endang Sasmita

LAMPIRAN B
LAIN- LAIN

N,&M ... INS"TAtiSIIJAWATAN Ms TANIGGA.l PENGUJIAN 25 AGrUSTUS 1985


LA.MP•A.AN SIJRAT/LoMP~N NOMOh DAN DIKERJAKAN OlEH SUTISINA
TANGGAL 049/SPIVIIIBS
!WOE CONTOU PL OIHI"TUNG F'URWIITO, DIPL EE
4LAM4T PEMBANOUNAN RUMAH TINGGAL DIPE;AJ~S IR. LVTTFl FAJ:ZAL
JLN. RfBAS NO.4 BANOUNO

FORMULIR PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON RINGA!<l tSOLASI

PW~jang B111do
lmml
If' C.ameler Benda Uji Kuat Tokoa IMPal

u....
No
iltul
Kol!-e
Benda
hrban
diltQan
Slump Ll l2 ll
rala·
rata
"' e2 03

....
r~t,. lh>ri)
Je~is
K.Pno
Ko!)disi 18
hari peravtan
loC& 2 RHI
BllDt
K•rinv
o...
8~1gn
Mob imam
Uji l..,.
Bilfamo
Bmtbi
Keriftv
lo
lrnasioQ·
lor
lnla-
K~nsak1
Uji pad1a
Tipe
hramuhn
Sijit
11mpak
Ko1mnt
an
~ Cmpu T•k• Ovett maing) rata I banda ~ji yang terjadi b•ton
o; ron kapin11 ptda b.nda
ui

...
!Cml 1~ ll<g) lmml!) ltglm'l

I. I"ll J:Z
" '"" I lOP UO,t:'
" 1S,C1 73'.,00
"' ....., !5"1.:- W'l. O.l~ Z.~5J7,b -f.fl!i,6 ... PrGM salo.l ....
H Iii tS<I,S ISD,1
"
" 75.5 X,lS .!t
'"'"1l l~·c
J<H
-M"' O,HO 17i11.+ tftf',l lH 6,2 .., """"'
s
""
K!TfRANBAN
1} PC ln.jac•m~ IN•rn• Po~bril) B.an~•Jg,
B•h.n TAMbDhao Airenta~d INarna ~brikP P•nAnwunQ Jn'W'.a-b,
Agregill H•lus Po~sfr G;tb.Jnggoog INema P1brik 1/Nfma Bah.m 'llokasi Pengaml»!lan
A9r(JSJ11J<.uur P'o;llt S..l:ah (Nama P11brik I.'N~ma Bl~an •Jlok-lJ;i Pe~JmbHIr,
Air PAM Clot.asi Pangaml)danJ

2l • : (1)101 yAroy 1tda~ '-~rh,.1

52 Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4154-1996
Pd M-04-1995-03

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON DENGAN BALOK UJI


SEDERHANA YANG DIBEBANI TERPUSAT LANGSUNG

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 2) Pengukuran beban terpusat tunggal yang bekerja langsung
pacta balok beton;
1.1.1 Maksud
3) Penentuan besarnya kuat lentur.
Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Balok Uji
Scderluma yang Dihebani Terpusat Langsung ini dimaksdukan 1.3 Pengertian
schagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan uji kuat lentur Yang dimaksud dengan :
di lahoratorium.
1) Kuat lentur adalah nilai tegangan tarik yang dihasilkan
1.1.2 Tujuan dari momen lentur dibagi dengan momen penahan
Tujmm mctode pengujian ini adalah memperoleh kuat lentur penampang balok uji;
hcton untuk kcperluan perencana.:w struktur. 2) Balok uji adalah balok beton berpenarnpang bujur sangkar
dengan panjang total balok empat kali Iebar penarnpangnya;
1.2 Ruang Lingkup
3) Behan terpusat tunggal adalah beban maksimum yang
Metodc Pcngujian ini mencakup :
menyebabkan keruntuhan balok uji.
I) Kctentucm-ketentuan dan cara uji;

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum 2) Mesin harus dilengkapi dengan dua bual1 blok tumpuan
Kctentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut : dan satu buah blok be ban yang dapat menyalurkan be ban
tunggal terpusat dan reaksi-reaksi tumpuan tegak Iurus
I) Sctiap halok uji harus diberi identitas dan tanggal
pacta permukaan balok uji dengan garis ker:ia sejajar satu
pemhuatan;
sarna lain, dan tidak menimbulkan eksentrisitas, sebagai
2) Mesin uji tekan yang dipakai harus sudah dikalibrasi sesuai berikut :
ketentucm yang bcrlaku; (1) selarna pengujian berlangsung kedua blok tumpuan
:1) Hasil pengujian harus ditandatangani o1eh pelaksana dan tidak boleh bergeser sehingga bentang balok berubal1
kepala laboratorium sebagai penanggungjawab pengujian, lebih dari 1,5 mm;
dengan mencanturnkan nama, tanda tangan dan tanggal (2) ben tang di an tara kedua blok tumpuan adalah 450 mm
pcngesahan.
dengan toleransi 9 mm;
2.2 Teknis (3) jarak beban tunggal terpusatke tumpuan terdekatadalah
2.2.1 Benda Uji 225 mm dengan toleransi 4,5 mm;
Balok uji harus memcnuhi ketentmm-ketentuan sebagai (4) blok beban dan blok-blok tumpuan tingginyamaksimal
herikut: 64 mm diukur terhadap sumbu putar blok, dan panjang
blok minimal sama dengan Iebar balok uji;
1) SNI-03-2493-1991 tentang Metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di laboratorium y<mg berlaku Lihat Gamhar 1.
untuk balok uji lentur dengan panjang balok empat kali Iebar
balok. tinggi Iebar lebih besar dari Iebar balok untuk Iebar
balok 150 mm;
2) Scmua hid<:mg pcrmukaan harus rata dan bebas dari cacat
goresan, lub<:mg-luhang dan lekukan-lekuk<m;
~ol(. ae.•A-~ '"
3) Bidang-hidang samping harus tegak·lurus terhadap bidang ~t.ciC ~1"\PVN

atas d<m hidang bawahnya.


Z.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus mcmenuhi ketentuan 0>6
>ehagai herikut :
I) Mesin uji tekan yang dapat menghasilkan beban dengan
GAMBARl
kecepatan kontinu dalam satu kali gerakan tanpa
SKEMA ALAT UJI KUAT LENTUR DENGAN BALOK UJI
menimhulkan efek kejut dan mempunyai ketelitian
SEDERHANA YANG DIBEBANI TERPUSAT LANGSUNG
pcmhacaan beban maksimum 0,5 kN;

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen 53


SNI 03-4154-1996

3) Konstruksi blok bcban dan blok-blok tumpuan harus : 6) Celah yang besarnya an tara 0,10 mm sampai 0,38 mm dapat
( 1) bid~mg pennukaan y<mg menempel pada balok uj i harus dihilangkan dengan digerinda, diberi kaping, atau dipasang
merupakan setengah silinder yang sumbunya berimpit pita kulit sepanjang bidang permukaan blok;
dengan sumbu batang putar blok tumpuan sendi atau 7) Tidak boleh dilakukan penggerindaan ke arah memanjang
blok be~m. atau berimpil deng<m sumbu putar bola blok balok uji.
tumpuan rol, dan dapal berputar minimal 45°; 2.2.4 Kecepatan Pembehanan
(2) ketidak-rataan permukaan blok maksimal 0,05 mm;
Kecepatan pem beb<man harus kontinu tanpa menimbulkan
(3) keliga blok hertumpu pada bat~mg putar atau bola putar efek kejut dan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
yang dilengkapi dengan pegas spiral, dan harus berada 1) Pacta pembebanan sampai mencapai ± 50% dari be ban
dalam posisi tetap vertikal; maksimum yang diperkirakan, kecepatan pembebanan boleh
4) Alai ukur : lebih ccpat dari 6 kN;
(1) pengukur panj<:mg yang dapat mengukur sampai 1000 2) Sesudah itu, sampai te~jadi keruntuhm1 balok uji, kecepatan
mm dengan ketelilian 1 mm; pembebm1an hams diatur antara 4,3 kN sampai 6 kN per
(2) jangka sorong panjang 160 mm dengan ketelili<m 0,05 me nit.
mm;
2.2.5 Pengukuran
(3) alat peraba yang dapat mengukur Iebar celah an tara 0,10 Pengukuran penampang patah balok uji hams memenuhi
mm dan 0.38 mm; ketentuan berikut :
(4) timbangan kapasitas minimum 35 kg deng<m ketelitian 1) Lebar rum tinggi penampm1g adalah Iebar rata-rata dcm tinggi
10 gnun;
rata-rata minimum dari tiga kali pengukuran;
5) Gerinda; 2) Jika patal1an terjadi di tempat yang diberi kaping, maka
6) Pita kulit dengm1 tebal merat6,40 mm, Iebar 25 mm smnpai tinggi pencunpang yang diukur termasuk tebal kaping.
dengan 50 mm, d<m panjang lebih dari 150 mm;
7) Alat kaping. 2.2.6 Perhitungan Kuat Lentur
Kuat Lentur dihitung menggunakan persamaan berikut:
2.2.3 Persiapan Pengujian
Persiap<m pengujian harus memenuhi ketentuan sebagai 3 pi
berikut: fu = - - ........................................................... t)
2 hd2
1) Mesin uji dan blok-blok tumpuan disiapkan sehinggajarak
tumpum1 sesuai dengm1 Ayat 2.2.2 butir 2 sub butir 2; Ketcrangan :
2) Balok uji dilctakk<m simetrisdi alas kedua blok tumpuan fit kual lcntur. dalam MPa:
dengan kedua sisi samping bid~mg bekas cetakan sebagai
bid<mg alas dm1 bidang bawa.h; P be ban maksimum yang mengakihatkan keruntuhan balok
uji, dalam Newton:
3) Blok beb<m diletakkan tepat di tengah-tengah m1tara kedua
blok tumpuan pada posisi sejajar; L panjang ben tang dian tara kedua blok tumpuan, dalam mm;
4) Blok behan diturunkm1 perlahan-lalum smnpai menempel b Iebar balok rata-rata pad a penampang runtuh, dalam mm;
pada hi dang atas balok, dm1 memberikan beban sebcsar 3% d· tinggi balok rata-rata pada pen am pang runtuh. dalam mm.
smnpai dengan 6% beban maksimum yang diperkirakan
dapat dicapai;
2.2.7 Hasil Pengujian
5) Celah-celah <mtara permukaan balok uji dengan permukaan
Hasil penguji~m merupakm1 altematif dari Pd M-05-1995-
blok beban dan blok-blok tumpuan diamati dan diukur
03 tentm1g Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengm1 Benda
dengan alaL peraba, hila terdapat celah yang lebih besar dari
Uji Patalum Balok Bekas Uji Lentur.
0,38 nun maka paa bagian tersebut balok ~ji harus digerinda
alau diratakan deng<m cara diberi kaping;

BAB III
CARA UJI

3.1 Persiapan Pengujian 5) Ukur dalamnya celah antara permukaan balok dengan
Persiap penguji<m dilakukan sebagai berikut : pennukam1 blok-blok, sesuai Ayat 2.2.3 butir 5;
1) Siapkan mcsin uji dan blok-blok tumpuan sesuai ayat 2.2.3 6) Ratakan permukaan beton sesuai Ayat 2.3.3 butir 6 rum 7.
butir 1; 3.1 Pengujian
2) Letakkan ba.lok uji sesuai ayat 2.2.3 butir 2; Lakukan pengujian sebagai berikut :
3) Lctakkan blok beban sesuai Ayat 2.2.3 butir 3; 1) Berikan pembebanm1 sesuai Ayat 2.2.4;
4) Turunkan blok be ban dan berikan beban sesuai Ayat 2.2.3 2) Cacat besarnya beban maksimum yang mengakibatkan
hutir 4; keruntuhan;

54 Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan fa/an Beton Semen


SNI 03-4154-1996

3) Ukur pcnmnpang runtuh scsuai Ayal 2.2.5; 5) lsikan semua nilai hasil pengukumn dan perhitungan dalam
4J Hitung kuat lcntur sesuai Ayat 2.2.6; formulri pada Lampiran.

BABIV
LAPORAN UJI
Laporan h<L-.il pcngujian kuatlcntur beton dengan balok Uji 5) Beban maksimum;
->cdcrhana yang dibebani tcrpusat langsung memuat : 6) Ukuran penampang patah rata-rata;
I) Nomor laporan; 7) Kuatlentur;
l) ldcntifikasi beban uji; 8) Tanggal pembuatan laporan;
~) Tanggal pcngujian atau umur uji; 9) Nama dan tanda tangan teknisi pcnguji;
4) Jarak tumpuan; 10) Nama dan tanda tangan kepala laboratorium;

LAMPIRAN A

CONTOH ISIAN LAPORAN PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON


DENGAN BALOK U.O SEDERHANA YANG DffiEBANI TERPUSAT LANGSUNG
Nomor Contoh Tanggal Pengirim 20 Januari 1994
Pcmheri Tugas PT. Jingga Perkasa Tanggal Pengujian 20 Januari 1994
Proyek Bangunan Rumah Sakit
Pengirim Contoh
r-·
lOEKTIFlK.$1 .eNOA UJl TtlniJII.tll 8otban UKURAN kUAT
MQMOit Uji at&U Haksiii'Uil B !DANG TEKAN TEKAN
I)RIJT Tena-L f'c Ukuran rata-rata (~) BIH'IIt U...Ur Ujl {kN) (H;>a)
P...... t [MPa] (t;R) (hari) LEBAR PANJANG LUAS
WI rencana L•b&r Ti"91 Pmjang (IIIII) ( '"") (nn2)

1. 1..1 ... 1 94 2S 152 151 297 15700 29 Jan'94 670 150 150 22500 29,78

JENIS MESIN : MESIN UJI TEKAN


KAPASITAS
KETELI1'IAN

Bandung, 3 Februari 1995


Pelaksana Pengujian, Penanggung jawab,

( Tumino } ( Ir. Sumaryono )

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 55


SNI 03-4155-1996
Pd M-05-1995-03

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN BENDA UJI


PATAHAN BALOK BEKAS UJI LENTUR

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1) Ketentuan-ketentuan dan cara uji;

1.1.1 Maksud 2) Pengukuran beban tekan yang menyebabkan keruntuhan


benda uji;
Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji
Pataban Balok Bekas Uji Lentur ini dimaksudkan sebagai acuan 3) Penentuan besarnya kuat tekan pembanding;
dan pegangan dalam melaksanakan uji kuat tekan di 1.3 Pengertian
laboratorium.
Yang dimaksud dengan :
1.1.2 Tujuan 1) Kuat tekan tekan adalah nilai tegangan tekan yang
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh dihasilkan dari be ban tekan dibagi dengan lmL~ bidang tekan;
nailai kuat telam relatif sebagai pembanding terhadap kuat lentur 2) Behan tekan yang menycbabkan keruntuhan benda uji;
guna keperlmm perenc:maan dan pengendalian mutu beton.
3) Balok bekas uji lentur adalah patahan balok yang tlah diuji
1.2 Ruang Lingkup lentur.
Metode pengujian ini mencakup :

BABII
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum dapat diatur agar tidak terjadi eksentrisitas pada uji
Ketentuan umum yang hams dipenuhi sebagai herikut : pembebanan;
l) Setiap benda uji harus diberi identitas dan tanggal 2) Mesin harus dilengkapi satu pasang Iandasan tekan terbuat
pemhuatan; dari baja denga.n kekerasan HRC 60, herukunm sisi 150
2) Mesin uji tekan yang dipakai harus sudah dikalbr~ sesuai mm dengan tebal minimal 19 mm, sati diata-; pada mesin
ketentuan yang berlaku; uji dalam satu dibawah sebagai peletak:m benda uji.
3) Hasil pengujian hams ditandatang:mi oleh pelaksana dan
kepala lahoratorium sebagai penanggung jawab pengujian
dengan dibubuhi nama, tanda tangan, dan tanggal pengujian.

2.2 Teknis nENI •11 UJ J


2.2.1 Benda Uji
Benda Uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
herikut:
1) SNI 03-2493-1991 tentang Metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium yang berlaku
untuk halok uji lentur dengan tinggi dan Iebar penampang - - PELI\T TUMf'!II\N BIIWIIH
150 mm;
2) Bidang permukaa.n tekan atas dan bawah harus rata dan
GAMBARI
hal us, be has dari cacat gorcsan, lubang-lubang dan lekukan-
lekukan; SKEMA ALAT Ufl KUAT TEKAN DENGAN BENDA UJI
PATAHKAN BALOK BEKAS UJI LENTUR
3) Bid:mg-hidang samping kecuali bidang pata11an harus tegak
lurus terhadap bidang atas dan bawahnya; 3) Alat Ukur :
4) Tinggi minimum sama dengan lebamya; (1) pengukur panjang yang dapat mengukur srunpai 500
5) P:mjang minimum 200 mm mm dengan ketelitian 1 mm;

2.2.2 Peralatan (2) jangka sorong panjang 160 mm deng:m ketclitian 0,05
mm;
Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan
(3) timbangan kapasitas minimum 35 kg dcngan ketelitian
berikut:
10 gram.
1) Me sin Uji tekan yang dapat menghasilkan be ban dengan
kccepat.:m kontinu dalam satu kali gemk<m tanpa menimbul- 2.2.3 Persiapan Pengujian
kan cfck kejut deng<m ketelitian pembacaan beb:m maksi- Persiapan pengujian harus memcnuhi ketentuan sebagai
mwn 10 kN. dilengkapi dengan pelat dudukan tekan yang berikut:

56 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Be10n Semen


SNI 03-4155-1996

I) Pcnnuk<m hiilimg kont<tk hcnda uji dcngan pelattumpu yang 8 kN/menit sampai tetjadi keruntuhan bcnda uji.
mcmpunyai cchth dcng<m hid<mg datar lchih dari 0.05 mm
haru:-. diratakan dcngan digcrinda at<tu dikaping; 2.2.5 Perhitungan Kuat Tekan
2) Benda uji dipw;<mg simctris dcng<m pclat tumpuan ata-; dan Kuat tekan dihitung menggunakan pcrsammm bcrikut :
hawah; p
3) LmL-; hiilimg tumpuan hch<m dicunhil schagai nilai ram-rata
ftk= - - - •....•...•....••.•.••...............••••••...•.....•...•••••.• 1)
A
dari luas konutk ata-; dan haw<th antara henilil uji dcng~m
pclat tumpu; kcterangan :
4) Pclat-pclat tumpuan ilim hcnda uji dipa-;ang simetris pada flk = kuat tekan. dalam MPa;
hlok tumpuan mcsin uji; P be ban maksimum yang mcngakibatkan kcruntuhan benda
5) Blok he han diturunk<m sampai mcnempel pada pclat tumpu uji. dalam Newlun:
alas. A luas bidang tckan benda uji. dalam mm2.

2.2.4 Kecepatan l1emhehanan 2.2.6 Hasil Pengujian


Pcningkat<UJ hchm1 tck<m hams kontinu t<mpa menimhulkm1 Hasil pengujim1 bukan merupakan altematif dari SNI-1974-
cfck kcjut dcngan kecepal<ln pembcban<m anl<lra 3 kN/menit- 11}90-F tentang Metode Pcngujian Kuat Tekan Beton.

BAB III
CARA UJI
].J Persiapan Pengujian 3.2 Pengujian
Pcrsiap<m pcngujian dihtkukan sebagai herikut : Lakukan pengujian sebagai herikut :
I) Pasang henda uji simctris pada pclat-pelat tumpucm alas d<m 1) J al<mkan mcsin uj i dengm1 kecepat<m pem be bm1cu1 sesuai
hawah sesuai Gmnhar I; Ayat 2.2.4;
2) Lctakk<m pclat tumpuan d<m hcnda uji sesuai Ayat 2.2.3 2) Catat bcsarnya beban maksimum yang mengakibatkan
hutir 4; keruntuhan;
1) Turunkan halok hebm1 sesuai Ayat 2.2.3 butir 5. 3) Hitung kuat tekan sesuai Ayat 2.2.5;
4) lsikm1 semua nilai basil pengukuran dan perhitungan dalcun
fonnulir pada Lmnpinm.

BABIV
LAPORANUJI
Laporkan hasil pengujian kuat tekan benda uji patahkan 5) Behan maksimum;
ralok hckas uji lcntur untuk setiap henda uji memuat: 6) Kuat tek<m;
I) Nomor laporan; 7) Gambar pola keruntuhan;
2) ldentifikasi benda uji; 8) T<mggal pembuatan laporan;
3) Tanggal pengujicm atau umur; 9) Nama dan Landa Langan teknisi penguji;
4) Luas hid<mg tumpu rat<t-rata; 10)Nmna dan tanda tangan kepala laboratorium.

Bagian 3 : Beton, Semen, Pe1*erasan ]alan Beton Semen 57


SNI 03-4155-1996

LAMPIRAN A

CONTOH IS IAN LAPORAN PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON


DENGAN BENDA U.JI PATAHAN BALOK BEKAS U.JI LENTUR

Nomor Contoh T<mggal Pengiriman : 20 Januari I 994


Pemberi Tuga" PT. Jingga Perkasa Tanggal Pengujian : 29 Januari I 994
Proyek Bangunan Rumah Sakit
Pcngirim Contoh

UKlTRAN
IDENTIFIKASI BENDA UJI
Tanggal BIDANG TEKAN
NOM OR Beban KUAT
Uji atau
URFf f'c Ukuran rata-rata (nm1) Maksimum TEKAN
Tanggal Berat UmurUji
(MPa) (kN) LEBAR PANJANG LUAS (MPa)
Pembuatan (GR) (hari)
rene ana (nllll) (mm) (mm 2)
Lebar Tinggi Panjang

I. I Jan "94 25 152 151 297 15700 29 Jan '94 670 150 150 22500 29,78

JENIS MESIN MESIN UJI TEKAN


KAPASITAS
KETELITIAN
Bandung, 3 Fchruari I 995
Peiaksana Pengujian, Penanggung Jawah,

( Tumino) ( Ir. Sumaryono)


DISK I!AHAN I!ETON-Pl'SAT/\\1.1150694

58 Ba.~in 3 : Beton. Semen. Perkerasan Ja/an Beton Semen


SNI 03-4156-1996
Pd M-06-1995-03

METODE PENGUJIAN BLIDING DARI BETON SEGAR

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1.1.1 M aksud
1) Beton segar adalal1 campuran be ton setelah selesai diaduk
Metode Pengujian Sliding Dari Beton Segar dimaksudk<m
schagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan penguji<m hingga beberapa saat karakteristiknya helum heruhal1;
hliding hcton di laboratorium dan di lapangan. 2) Bliding adalah peristiwa keluarnya air dari dalmn beton
segar akibat proses pengendap<m bahan-hahan padat dari
1.1.2 Tujuan be ton;
Tujmm metode ini adalah untuk menentukan tingkat hliding 3) Batang penusuk adalah hatang yang terbuat dari logam
dari hcton segar umuk keperluan perencana dan pelaksana yang digunakan untuk memadatk<m heton;
dalmn pengendalian mutu beton.
4) Penggetar internal adalah penggetar berbentukjarum y<mg
1.2 Ruang Lingkup dalmn penggunaannya dimasukk<m ke dalmn beton yang
dipadatk<m;
Metode pcnguji<m ini mcnca.kup :
5) Penggetar external adalah penggetar herhcmuk meja/papm1
I) Ketentuan-kctcntmm d<m cara uji;
yang dalam penggunaannya beton yang dipadatkan
2) Pengukuran volume air bliding untuk mendapatkan disimpan di atasnya;
kecepatan hliding dan jumlah volume air bliding.
6) Pengaduk beton adalah drum pengaduk yang digerakkan
dengan tenaga pengaduk yang digunakan mengaduk
cmnpuran beton.

BABII
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum hagian dalam rata, bchas korosi serta bebas dari
Ketentmm umum ym1g harus dipenuhi sebagai berikut : pelum<Lo;;an;
I) Setiap contoh uji harus diberi identilas, nomor urut, langgal 2) Timhangan harus mempunyai kctelitiml 1 gram;
pembuatan, serta mutu beton yang digunak<m; 3) Pipet seukuran 25 ml;
2) Peralat<m y<mg dipakai harus sudal1 dikalibrasi sesuai deng<m 4) Gelas ukur bervolume 100 ml deng<m ketelitian 1 ml;
keter1tum1 yang berlaku;
5) Tongkat penusuk yang lurus berbentuk bulat, terbuat dctri
3) Hasil pengujian harus dit<mdatangani oleh pelaksmut dan
h<~ja dengan diameter 16 mm dm1 panjang 610 mm serta
kepala laboratorium sebagai pemmggung jawab pengujim1 salal1 satu ujungnya dibentuk bulat;
dcng<m dibuhuhi nama, tanda tangan.
6) Alat ukur volume terbuat dari logmn deng<m kapasitas 1000
2.2 Teknis ml;
2.2.1 Benda Uji 7) Alat pemanas kapa<;itas 500 watt;
Benda uji harus memenuhi ketentuan-ketcntuan sehagai 8) Alat pengukur waktu atau stop watch;
t)crikut : 9) Tennometer ukuran 0 - 200°C;
;1) Benda uji herupa beton segar; lO)Meja pengget<tr yang st<md<tr dan dilengkapi dengan alat
2) Maksimum agregat yang diijinkan adalah 37,5 mm, apahila penjepit serta alas dmi k<tret supaya alat kont<tiner tidak
terdapat agregat yang lebih besar harus dilakukan berubah posisi pacta saat digetar.
pengayak<m; 2.2.3 Perhitungan
:3) Cara pengmnhilan contoh, cara pemadatan dan pemhuat<m
Rumus perhitung<m yang digunakan sehag<ti herikut :
hcnda uji sesuai SNI 03-2493-1991 tentang Metode
Pcmhuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di 1) Volume <tir bliding dmi be ton segm:
Lahoratori um.
V1
2 .2.2 Peralat<m
v = -~ ............................................................. (1)
A
Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan keterangan :
~ehagi herikut :
V= volume air hliding persaluan luas hl!nda t~ji. dalam ml/cm2:
I ) Wadah tcrbuat dari metal atau logam dengan :
V 1 = volume air yang kcluar sehuna interval waktu uji. dalam
( 1) Ketehalcm 3,00 mm - 4,00 mm;
ml;
(2) Berhentuk silinder dengm1 diameter 250 mm;
(3) Tinggi bagi<m dalmn 280 mm; A= luas pennukaan helon, dalam cm2
(4) Pacta tutupnya diberi bingkai selcbar 4,0 mm pacta

Bagian 3 : Beron, Semen, Perkera.mn Jahm /Jeron Semen 59


SNI 03-4156-1996

2) air hliding yang terkumpul dari benda uji : 2.2.4 Ketelitian Pengujian
Ketelitian pengujian harus memenuhi ketentuan sebagai
Wt berikut:
C = ---"--- X 8 ..................................................... (2)
w2 1) Untuk satu orang operator dalam 1 hari terhadap contoh
yang diamhil dari proporsi campuran yang sama untuk
Bl I'd'mg= c
--X 100 o/o .......................................... (3) aduk<m yang berbeda-beda, nilai dcviasi standar (s) yang
D diijinkan adalah :
s 0,7% untuk nilai Bliding sebesar 0-10%
keterangan :
s = 1,06% untuk nilai Bliding sebesar 10-20%
C jumlah air dalam contoh beton. dalam gr: s = 0, 77% untuk nilai Bliding sebesar > 20%
W 1 = berat air yang diberikan dalam campuran beton (berat 2) Untuk satu onmg operator dalam 1 hari terhadap contoh
seluruh air - berat air yang diserap agregat. dalam kg: yang diamhil dari proporsi campuran yang sama untuk
W2 = hera! con to h. dalam gr; adukan y<mg berbeda-beda, nilai perbedaan dari basil mta-
B berat contoh. claim gr: rata tidak boleh lebih besar dari :
bcrat air bliding. dalam gr;
2,0% untuk nilai Bliding sebesar 0 - 10%
D
3,0% untuk nilai Bliding sebesar 10- 20%
5,0% untuk nilai Bliding sebesar > 20%

BAB III
CARA PENGUJIAN
Pelaksanaan pengujian dilakukan sehagai herikut : selang waktu 10 menit untuk ke 1
1) Atur suhu ruang kerja antara 24-30°C; selang waktu 10 menit untuk ke 2
2) Timbang wadal1 kosong dan catat; selang waktu 10 menit untuk ke 3
3) Amhil contoh beton segar seb<myak 20 L, d<m masukkan selang waktu 10 men it untuk ke 4, sanipai habis, masukkcm
ke dalam wadah. Pengerjacm selcmjutnya sesuai SNI 03-2493 kedalam gelas ukur 100 mllalu baca volumenya;
ten tang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton (2) lakukan pada setiap 30 menit sampai air yang keluar
di Lahoratorium; berhenti, bila perlu benda uji dirniringk<m agar air yang
4) Ratak<m permukaan be ton dalam wadah dengru1 roskam; keluar mudah terkumpul dan mudah dilakukan
5) Tim bang wada!I dan isinya serta catat waktu sebagai waktu pengambilan air bliding.
awal kemudian tempalkan benda uji di ruangru1 seperti pada 7) Hitung seluruh berat isi beton dengan cam mengurangi butir
butir 1; 5 oleh butir 2;
6) Lakukru1 pengambilan air bliding di permukaan benda uji 8) Hitung air bliding dengan menggunakan rum us 1;
dengan cara : 9) Hitung total bliding dengan menggunakan rumus 2;
( 1) Dalam selang waktu 10 menit, ambil air bliding dcngan 10)Catat dan masukkan dalam formulir laporan.
pipet heberapa kali seperti :

BABIV
LAPORANUJI
Laporan pengujian dicatat dalam formulir dengan LAMPIRAN A
mencantumkan hal sehagai berikut : DAFTAR ISTILAH
1) ldentitas contoh:
bliding bleeding
(1) nom or contoh;
batang penusuk tamping rods
(2) nama contoh;
penggetar intemal~jru getar internal vibrators
(3) jumah contoh;
penggetar ekstemal I meja getar external vibrators
(4) nama pek~jan;
beton segar freshly concrete
(5) tanggal pengambilan contoh; shovel
sekop
2) Laboratorium yang melakukan pengujian: sendok aduk hand scoop
( 1) nama pelaksana pengujian; lembab moist
(2) nama penanggung jawab pengujian; perawatan curing
(3) tanggal pengujian; kontainer/bejana atau wadah container
3) Hasil pengujian. alat pcrata permukacm beton segar : roskam

60 Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4156-1996

LAMPIRAN B 2) Contoh isian fonnulir :


1 Laporan Pcnguji
I) Contoh-contoh gambar
Pelaksana Pengujian Sunarya
Penanggung jawab Pengujian Edi
2. Identitas Contoh

No. Urutan Kctcrangan


I. Nama bahan/contoh ........ (Beton Segar)
2. Nomor contoh . ....... (01)
3. Pcngiri..m contoh ........ (PT. Mawar)
4. Tanggal peng<~mbila ........ (01 juni 1994)
5. Tanggal Uji . ....... (0 I juni 1994)
6. Mutu bcton ........ (f'c 20)
7. Proporsi campuran ........ (I m3 ht:ton)
-Semen . ....... (300 kg)
- Pasir ........ (?RO kg)
- Kerikil ........ (1160kg)
-Air ........ (160kg(Wl))
- Bah<~n tamb<~hJn (%) ........ (2%)
Tot<~ I: 2.400 kg =W2

3. Hasil Uji
Air dim.
Waktu Volume <~ir Nilai Bliding
Fl 6. 1 Vibrating Platform and Timer No. contoh bcton.
(menit) Vl. (ml) (%)
G<Jmbar I C. (gr<~m)
Alat Pcnggctar Bcrbentuk P!<Jt danPeg<~tur Waktu I. 10 .......... (25)
2. 20 .......... ( 12)
3. 30 .......... (8)
r-- ~ -~ 4. 40 ........... (5)

(1~ -ikJ\ I
5.
6.
70
100
........... (I)
........... (I)

--- -·- - 7. 130


8. 160
TAHPAK ATAS
9. 190
10. 220

Total (D) 52 2.208 2.36

·tr Pel<~ksn Penguji<~. Penanggung jawab Pcngujian.

TAMPA!< SAMPIHG

( Tumino) ( Ir. Sumrayono)

Bagian 3 : Beton. Semen, Perkem.wn ]alan Beton Semen 61


SNI 03-4169-1996
Pd M-20-1995-03

METODE PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS STATIS DAN RASIO


POISON BETON DENGAN KOMPRESOR EKSTENSOMETER

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tu.juan 1.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1.1.1 Maksud
1) Modulus elastisitas heton adalah nilai teg~man dibagi
Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis dan Rasio
regangan heton dalcun kondisi elastis dimana tegangan
Poison Beton Kompresometer-Ekstensomete ini dimaksudkan
mcncapai 40% dari kuat Lekan maksimum;
sehagai acmm dan pegangan dalam melaksanakan uji modulus
elastisitas slatis d<m rasio Poison di Laboratorium. 2) Rasio Poison adalab perhandingan m1tara reg<mg<m arab
melintang d<m arah memanjang benda. uji akibat tegang<:m
1.1.2 Tujuan y<mg diterima atau diberikm1;
Tujmm metode pengujian ini adalal1 untuk mendapalkan 3) Kompresometer adalab alat pengukur deformasi
nilai modulus elastisitas dan rasio Poison untuk keperlucm longitudinal dmi henda uji, yang terdiri atas 2 buab elemen
perenc<ma.an struktur beton. lingkaran, batang pengunci, batang indikator dan alat ukur
(dialgauge);
1.2 Ruang Lingkup
4) Ekstensometer adalah alat pengukur defonnasi lateral dari
Metode pengujian ini mencakup : benda uji yang terdiri ata'\ elemen lingkaran batang pengunci
I) Ketcntuan-ketentuan dan cara uji; dan alat ukur (dial gauge);
2) Pengukuran beban, deformasi lateral dan deformasi 5) Regangan lateral adalab deformasi total pada arab
longitudinal; mclintang dibagi dimneter benda uji;
3) Perhitung<m nilai modulus elastisitas d<m nL~io Poison. 6) Regangan longitudinal adalah defonnasi total pada aral1
memanjang dibagi panjang ukur benda. uji;
7) Kaping adalah pelapis perata pennukaan hidang tekan
henda uji beton.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum (1) Semua bidang pennukam1 tekan barus rata dan halus,
Ketcntuan umum yang barus dipenubi sehagai bcrikut : bebas dari cacat gores<m, lub<mg-lub<mg d<m lekuk<m-
lekukan;
1) Setiap bcnda uji barus diberi identitas, dan Langgal
(2) Bidang-hidang smnping harus tegak lurus terhadap
pcmhuatan;
bidang atas dan bidang bawalmya;
2) Mesin uji tekan ym1g dipakai harus sudah dikalihra"i sesuai (3) l]jung-ujung benda uji hmus tegak lurus terhadap sumhu
ketentuan y<mg herlaku; ± 0,5° dm1 kctidak ratacm tidak boleh lcbih dari 0,05 mm;
3) Hw;il pengujim1 harus ditandatlliJg<mi oleb pclaksana dan 3) Umur pcngujian
kepala laboratorium sebagai penanggung jawab pengujian Pengujim1 dilakukan sctclalJ benda uji berumur minimum
dcngan dibububi tanggal dan namajelas. 2g hari.
4) Jumlal1 benda uji
2.2 Teknis Jumlah bcnda uji minimum 4 huah dcngan ketcntmm sehagai
2.2.1 Benda Uji herikut:
2 bual1 untuk uji kuat tekan dan 2 hual1 lainnya untuk
Benda uji barus memcnubi ketentuan berikut : stcJtis d<m ra.~io Poison beton.
uji modulus elasti<:L~
I) Pembuatllil benda uj i :
2.2.2 Pcralat<m
(I) SNI 03-2493-1991 tentm1g Metode Pemhuatcm dan
Pcrawat<m Benda Uji hcton di Laboratorium, yang berlaku Peralalan yang digunakan harus memenuhi kctcntuan
untuk henda uji silinder dimncter 150 mm dan tinggi 300 bcrikut:
mm: 1) Mcsin uji tckm1 yang dapat mcnghasilk:m bchm1 dcngan
kecepatan kontinu dalmn satu gcrakan tcmpa mcnimhulk;m
(2) Benda uji beton inti ha~il pengchoran hmus sesuai
cfek kejut dan mcmpunyai kctcliti<UJ pcmhaca;m maksimum
S Nl 03-249 2-1991 tcntcmg Metode Pcngmnhilan Benda Uj i
lOkN;
Beton Inti:
2) Kompresometer-ckstensometcr yang mmnpu mcngukur
2) Ketcliti<m hcnda uji; smnpai ketelitian 0,635 urn, Lcrdiri dari 3 clcmcnlingkaran,
1 huah dipasang pada tcngah-tcngah hcnda uj i untuk

62 Ragian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }a/an Beton Semen


SNI 03-4169-1996
mcngukur defonnasi lateral. Kemudian 2 buah lainnya 2.2.5 Perhitungan
dipasa.ng dekat ujung bawah dan ujung ata-; benda uji untuk Perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :
mengukur dcfonnasi longitudinal yang jaraknya ditetapkan
scsuai panjang indikator, seperti pada Gam bar 1; 1) deformasi total dihitung :
Pcmasangan elemen lingkaran harus simetris terhadap (1) dalam hal eksentrisita<> batang indikator dan alat ukur
bidang lingkaran benda uji agar kedudukan batang alat deformasi tidak sarna, defonnasi harus dihitung dengan
pengukur defonnasi tidak tejadi eksentrisita-;. Dalam hal rumus berikut:
tcljadi eksentrisitas, maka defonnasi harus diperhitungkan d =g.er I (er + eg) .................................................... (1)
sesuai Ayat 2.2.5 butir 1.
3) Timbang dengan ketelitian maksimum 10 gr dan kapasitas keterangan :
minimum 35 kg; d deformasi total benda uji, dalam Jlrn:
4) Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm; g hasil yang terbaca pada alat ukur, dalam 11m;
5) Alat dan perlengkapan kaping benda uji. er eksntria~ batang indikator, dari sumbu benda uji, dalam
mm;
eksntria~ alat ukur deformasi, clari sumbu benda uji,
dalammm;
(2) dalam hal tidak terjadi eksentrisitas, defonnasi total
sesuai dengan basil pembacaan;
2) Modulus elastisitas dihitung menurut rumus :
(S2 - St)
E = •••••••••.••••.••...••....•......••.•••••••..... (2)
E 2 - 0,000050
alot ukur (dl(ll gaugol lot~r

keterangan :
E modulus elasti~. dalam MPa:
s2 kuat tt:kan pacla saat 40% dari beban maksimum. dalam
MPa;
S1 kuat tekan pad a saat regangan longitudinal mencapai El =
50 pt:r juta, dalam MPa;
E2 = regangan longitudinal yang dihasilkan pada saat S2;

3) Rasio Poison dihitung menurut rumus :


(Et2 - Ett)
GAMBAR 1 ll = ................................................ (3)
E 2 - 0,000050
ALAT KOMPRESOMETER-EKSTENSOMETER
keterangan :
J.l = rasio poison;
Et2 = regangan lateral pada tengah-tengah tinggi benda uji yang
2.2.3 Pengukura.n
diakibatkan oleh S2;
Pengukura.n harus memenuhi ketentuan berikut :
Et 1 = regangan lateral pada tengah-tengah tinggi benda uji yang
1) dimnetcr benda uji harus diukur denga.n ja.ngka sorong
diakibatkan oleh S 1.
pada 3 posisi ukur di tengah dan di kedua ujung benda uji sarnpai
ketelitian 0,05 mm dari basil pembacaan rata-rata;
2) p;mjang benda uji tenna-;uk kaping harus diukur sarnpai
pembacaan 1 mm.
2.2.4 Pengujia.n
Pengujian harus memenuhi ketentua.n berikut:
1) suhu dan kelembaban ruangan uji selama pengujian
dijaga konstan;
2) kecepatan pembeba.nan harus diatur antara 207 sampai
275 kPa/detik;
3) pembeba.nan berturut-turut sampai didapatkan dua nilai
defonnasi y<mg kosntan;
4) defonnasi longitudinal ditentuka.n pada titi:
( 1) saat regangan longitudinal mencapai 50 x 10· 6 ;
(2) saat beban mencapai 40% beban maksimum;

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 63


SNI 03-4169-1996

BABIII
CARA UJI
3.1 Persiapan Pengu,jian 3.2 Pelaksanaan Pengujian
Persiapan pengujian dilakuk<m sebagai berikut : Pelaksanaa11 pengujian dilakukan sebagai bcrikut :
1) Ratakan henda uji dengan kaping sesuai SNI 03-2493-1991 1) Tcmpatkan bcnda uji yang telal1 diberi alat ukur reganga11
ten tang Metode Pembuatan cL:-u1 Perawat<m Benda Uji Beton pada mesin uji tekan dengan kedudukm1 simetris;
di Laboratorium; 2) Jalm1kan mcsin dan berikan pembebanan secara teratur
2) Ukurlah dimneter dan panjang benda uji sesuai Ayat 2.2.3; sesuai Ayat 2.2.4 butir 2 dan 3;
3) Timbanglah setiap benda uji; 3) Catat bebm1 tekm1 pada saat rcgangan tercapai 50 x I0- 6
4) Pasanglah alat kompresometer-ekstensometer pada benda d<m catatlah regangan yang dicapai pada saat pembebamm
uji scsuai Ayat 2.2.2 butir 2; mencapai 40% dari kuat tekan maksimum sesuai Ayat 2.24
butir 4;
5) Pasangla.h alat pengukur deformasi atau dial gauge pada
posisi yang tepat; 4) Catat d<m hi tung besamya reg<mgan longitudinal dan lateral
pada saat yang bersamaan;
6) Lakuk<m uji kuat tekan sesuai SNI 1974-1990-F tcntang
Metode Penguji<m Kuat Tekan Beton, minimum 2 huah 5) Hi tung teg<mgan tekcm yang bekerja pada bencL:'l uji dengan
bcnda uji lainnya yang dibuat dari contoh beton yang saina memhagi hesar behan dcngan luas bidang tekan pada saat
untuk mengetahui kuat teka11 maksimum. regangan mencapai 50 x 1o- 6 dan pada saat pembebanan
40% kuat tekan maksimum;
6) Hi tung modulus elastisitas dengan rum us 2 dan rasio Poison
dengm1 rumus 3.

BAVIV
LAPORAN UJI

Laporan penguj ian dicatat dalam formulir dcngan (7) kurva tegangan-reg<mgan;
mencantumk<m ihwal sebagai berikut : (8) modulus elastisitas;
1) ldentilas hcnda uji : (9) ra-;io Poison, jika ditentukan;
(1) nomor henda uji; 2) Laboratorium yang melakuk<m pengujian;
(2) ukuran benda uji, dalam milimeter; (1) nama pelaksana pengujian;
(3) kondisi perawatan dan lingkungan; (2) na1na penanggung jawab pengujicm;
(4) umur benda uji; (3) t<mggal pengujian;
(5) kekuatan/mutu beton, bila telah diketahui; 3) Hasil pengujian.
(6) berat isi beton;

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

modulus elastisitas modulus of elasticity


kuat tckan compresive strength
regangan strain
alat pengukur deformasi dial gauge
kaping capping
regangan longitudinal longitudinal strain
nilai regangan strain value
elemcn lingkanm yoke
rasio Poison Poison ration
regangan lateral lateral strain

64 Bag ian 3 : Beton. Semen. Pe1*erasan }alan Beton Semen


SNI 03-4169-1996

LAMPIRANB

CONTOH ISIAN FORMULIR


UJI MODULUS ELASTISITAS DAN POISON RASIO BETON

No. Uraian Keterangan

1. Nomor contoh 02NIII/94


2. Pengirim contoh
3. Mutu beton f'c = 20 MPa
4. Tanggal pemhuatan 15- 07- 1994
5. Tanggal pengiriman 12- 08 - 1994
6. Pengujian Modulus Elastisitas

No. Ukuran (mm) Berat Behan maksimum Hasil uji


defonnasi (mm) data
<I> H (gr) (kg) Beban (kg) longitudinal longitudinal

1. 150 300 1200 60.000 500 0,000050 0,0004

24.500 0,00036 0,00288


(40% Pinaks)
24.500 0,000375 0,0030
(40% Pmaks)

2. 150 300 11.800 58.020 700 0,000050 0,0004

23.900 0,00055 0,0044

(40% Pmaks)
23.900 0,00055 0,0044

(40% Pmaks)

Bandung, 25 Agustus 1994


Pelaksana Pengujilm Pemmggung jawab penguji;m

( Tumino) ( lr. Sumaryono )

Bagian 3 : Beton. Semen, Perkera.1·cm Jalw1 Beton Semen 65


SNI 03-4430-1997
Pd M-05-1996-03

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN ELEMEN STRUKTUR BETON


DENGAN ALAT PALU BETON TIPE N DAN NR

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 3) Perkiraan bcsarnya kuat tekan bcton pacta struktur
bcrdasarkm1 benda uji kubus atau silinder.
1.1.1 Maksud
Met ode Penguji;m Elemen Srruktur Dcngan Alat Palu Beton 1.3 Pengertian
Tipe N dm1 NR ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegang;m Yang dimaksud dcngan :
dalam melaksanakan uji kckerasan permukaan beton di 1) Alat palu he ton adalah palu baja yang digcrakkan oleh gaya
lapangan. pegas yang apabila dilepaskan akan mcmukul peluncur b~ja
1.1.2 Tujuan ke pcrmukaan beton;
Tujmm metode pengujian ini adalah untuk "mcmpcrkirak;m" 2) Kekerasan permukaan adalal1 kekerasm1 yang ditunjukkan
nilai kuat tckan beton pada suatu elemcn struktur untuk oleh beamya nilai lcnting;
keperluan pengcndalian mutu beton di lapang;m bagi perencana 3) Nilai lenting adalall nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh
dan atau pengawas pelaksana pekerjaan. alat setelah peluncuran b~ja memukul pennuk<tml beton;
1.2 Ruang Lingkup 4) Palu beton tipe N adalah alat uji palu bcton yang dapat
digunakan untuk pcngujian struktur be ton nonnal yang tidak
Mctode pengujian ini mencakup: dilcngkapi dengan alat pencatat dan (Recorder);
1) Kctentuan-ketentuan dan cara uji;
5) Palu heton tipe NR adalal1 alat uji palu heton yang dapat
2) Pengukuran nilai lenting deng;m alat palu beton; digunakan untuk pengujian srruktur beton normal dan
dilcngkapi dengan alat pencatat data (Recorder).

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum 2.2.2 Benda Uji
Kctentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut: Tebal elemen srruktur pelat d<m dinding minimal 100 mm
1) Sctiap clcmcn srruktur yang diuji hams diberi identitas; d<:m kolom minimal 125 mm;
2) Palu beton yang dipakai harus sudall dikalibrasi dengan I. Pcluncur haja
testing anvil scsuai ketentmm y<mg berlaku atau pctunjuk 3. Tahung pembungkus
dari pabrik pcmbuatnya; 4. Penunjuk nilai lcnting pembacaru1
3) Bila secant visual tcunpak kclainan khusus, diharuskan 6. Knop pada tabung
melakukcul uji karhonasi scbelum penguji<m dcngan alat uji 7. Batang besi pengontrol alai pukul
palu bcton; 8. Pelat bundcr
4) Hasil pcngujian hmus ditandatangani oleh teknisi pclakscula 9. Pcnutup
yang ditunjuk scbagai pcnanggung jawab pengujian; Ill. Cincin hesi yang terdiri dru1 2 bagiru1
II. Penutup ujung belakru1g
5) Laporan pengujian harus disyahkan oleh kepala
laboratorium dcngan dibubuhi muna, dan tanda tangcu1; 12. Pegas pcnckru1
13. Besi pcmegru1g batang pcngontrol ala! pukul
6) Bukan mcrupakan altcrnatif SNI-1974-1990-F tcntang 14. Pemberat
Mctodc Penguji;m Kuat Tekcu1 Beton, tapi scbagai indikator 15. Pcgasptnalum
untuk mcnilai mutu hcton. 16. Pcgas pemantul
2.2 Teknis 17. Laras pemeg<mg peluncur baja
1~. Cincin pelindung
2.2.1 Pcralat;m 19. Lubang tempat pembacaan data
Alar palu hcton yang digunak;m harus mcmcnuhi kctcntuan 20. Mur
hcrikut : 21. Mur pengunci
I) Dilcngkapi deng;m bagi<:m-hagi;m alat y<mg dapat dilihat 22. Jcpit
pada g;unbar I. 23. Pcgas pada besi pemegang batang pcngrmtrol

2) Pcgas haja dapat bcrgcrak pada keccpatcu1 yang tetap dan


dapal bcrul<mg-ulang;
GAMBAR1
3) Nilai Icnting dapat dibaca pada garis skala ycu1g tcrpasang SKEMA POTONGAN MEMANJANG PALU UJJ BETON
pada rangka sclubung atau lcmbar pcncalat; (Dal;un kondisi terp<mtul)

66 /1agian 3 : Beron. Semen. l'erkera.wn Jalan Beron Semen


SNI 03-4430-1997

2.2.3 Bid<mg Uji 2) Permukaan hidang uji yang kasar barus digerinda balus
Bidang uji pada elemen struktur barus memenubi ketentmm sebelum diuji;
sehagai herikut : 3) Bidang uji pada struktur yang berumur 1ebih dari enarn bulan
1) Permukaan beton yang akan diuji barus merupakan barus digerinda rata sampai kedalarnarn 5 mm sebelum diuji,
pennukaan yang padat, rata, balus, dan tidak dilapisi oleb jika basil ujinya akan dibandingkan dengan basil uji beton
plcsteran atau baban pelapis Iainnya; yang berumur lebib muda.
2) Bidang uji yang dipilih barus kering dan balus, bebas dari 2.2.5 Arab Pukulan
tonjolmHonjolan atau Iubang-Iubang; Aral1 pukulan barus memenubi ketentuan sehagai berikut :
3) Lokasi-Iokasi bidang uji harus ditentukan sesuai dcngan 1) Arab pukulan pada satu Iokasi bid<mg uji barus sama;
dimcnsi elemen struktur dan jumlab nilai uji yang diperlukan 2) Pada pengujian dengan arab pukulan tidak borisontal, nilai
untuk perbitungan perkiraan kekuatan beton. len ling rata-rata harus dikoreksi dengan nilai inklinasi sesuai
2.2.4 Persiapan Pengujian dengan petunjuk penggunaan alat palu uji yang
Persiapan pengujian harus memenuhi ketentuan sebagai bersangkutan (Lamp. B).
berikut: 2.2.6 Perkiraan Kuat Tekan
1) Permukaan bidang uji diberi tcmda balas lokasi untuk titik- Kuat tekan diperkirakan berdasarkan nilai lentingan yang
titik uji dengan minimum berukuran seluas 100 x 100 mm2; diperoleb alau yang telab dikoreksi nilai inklinasinya dengan
menggunakan tabel atau kurva kolerasi pada petunjuk
penggunaan alat palu beton yang dipakai menguji.

BAB III
CARA UJI
3.1 Persiapan Pengujian 3) Lakukan 10 kali pukulm1 pada satu Iokasi bidang uji dengan
Pcrsiap<m pengujian dilakukan sebagai berikut : jarak terdekat antctra titik-titik pukulan 25 mm;
I) Tcntukan Iokasi hi dang uji pada elemen struktur yang ak<m 4) Calat semua nilai pemhacaan yang ditunjukkan oleb skala;
diperiksa dm1 diberi Landa balas yangjelas sesuai Ayat 2.2.4 5) Hitung nilai ratc1-rata pembacaan;
butir I; 6) Nilai pembacaan y~mg berselisih Iehib dctri 5 satmm terbadap
2) Bersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pclapis nilai rata-rata tidak boleb dipcrhitungkan, kemudian bitung
pelindung Iainnya; nilai rata-rata sis<mya;
3) Ratakan permukaan hidang uji deng<m gerinda scsuai Ayat 7) Scmua nilai pemhacaan b<trus diabaikan apabila terdapat
2.2.4 hutir 2 dan 3. dua atau lehih nilai pcmbacaan yang hcrsclisih Icbih dari 5
satuan terbadap nilai rata-ratanya;
3.2 Pengujian
8) Koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inklinm;i pukulan hila
Lakukan pengujian sebagai berikut:
arah pukulm1 tidctk borisontal;
I) Scntuhkm1 ujung peluncur pada permukacm titik uji dcngan 9) Hitung pcrkiraan nila.i kuat tckcm kuhus atau silinder heton
posisi tegak lurus bidang uji; dengan menggunakan Label atcm kurva korelasi y<mg terdapat
2) Sccara perlahm1 tekankan palu beton dengan arah tegak Iurus pada petunjuk penggunacm palu beton yang bersangkutru1;
hidang uji sarnpai te~jadi pukulan pada titik uji; 10) Isik~m scmua nilai lcnting dan pcrkirmm kuat tekan dalam
rormulir scperti Lmnpinm B.

BABIV
LAPORAN UJI
Laporan basil perkiraan kuat tekru1 clcmen struktur deng<m 6) Nilai-nilai pcmbaca;m rata-rata pada suatu bidm1g uji;
alat perlu beton harus mcmuat : 7) Nilai korcksi scsuai inklinasi <tr<:tll pukulan;
1) Nomor dan tru1gg<tl laporan; 8) Pcrkiraan kuat tekan bcton kuhus atau silindcr;
2) Idcntifikasi elemcn struktur yang diuji; 9) Nmna dml tanda t<mgml teknisi pcnguji;
3) Tanggal pengujim1; 10) Nmna d<m tanda tm1gan kep;tla laboratorium;
4) Lokasi bidang uji pada elcmcn struktur;
5) Ketcrangm1 ym1g dianggap pcrlu mengenai clcmcn struktur;

Bagian 3 : Beton, .)'emen, Pe1*erasan ]a/an Beron Semen 67


SNI 03-4430-1997

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

palu beton concrete test hammer;


nilai pembacmm reading value;
nilai pembacaan rata-rata pacta bidang uji rebound number;
inklinasi inclination.

LAMPIRANU

LABORATORIUM Pusat Litbang Pemukiimm


(identifikasi lah)

LA PO RAN PENGUJIAN ELEMEN STRUKTUR DENGAN ALAT PALU BETON


Tanggal uji 13 Februari 1995
J umlah titik uji 54 buah
Pemheri tugas PT. Amarta
Proyck Pcmbangunan gcdung kantor

ELEMEN STRUKTUR PEL AT BALOK KOLOM


SUDUTPUKULAN + 90° - 90° oo +90° oo oo
KODE BIDANG UJI PI P2 Bl B2 Kl K2

1 40 30 36 38 36 36
2 39 29 34 40 34 37
NIL AI 3 39 30 34 40 34 34
LENTING 4 38 33 35 39 35 35
PALU 5 40 32 35 40 35 35
BETON 6 38 34 34 37 34 34
( R) 7 40 33 36 41 36 36
8 40 31 34 40 34 34
9 39 33 33 40 33 34
R MAKSIMUM 40 34 36 41 36 37
R MAKSIMUM 38 29 33 37 33 34
R RATA-RATA 39,2 31,6 34,5 39,4 34,5 35
SIMPANGAN BAKU 0,83 1,73 1,01 1,24 1,01 1,12
KOEF. VARIASI 2,11 5,47 2,93 3,15 2,93 3,20
PERKIRAAN KUAT
TEKAN BETON
TERKOREKSI (kg/cm2) 329 315 316 331 316 325
(Kuhus/silinder)

Bandung, 21 Fcbruari 191J5


Teknisi Pcngujian Kepala Lahoratorium,

( Tumino) ( lr. Sumaryono )

68 Baxian 3 : Be/on. Semen. Pe~*rasn Jalan Be/on Semen


SNI 03-4431-1997
Pd M-06-1996-03

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN


DUA TITIK PEMBEBANAN

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1) Beton normal adalah beton yang memgunyai berat sisi
1.1.1 Maksud antara 2200 sampai dcngan 2500 kg/m dengan bahan
penyusun air, pasir, semen porthmd dan hatu almn haik yang
Mctode Penguji<m Kuat Lelllur Beton Normal Deng<m Dua
dipecah atau tidak, t<mpa menggunakan bahan tmnbah<m,
Titik Pembch<man dimaksudkan sebagai acuan d<m pegang<m scsuai dcng<m SNI 03-2834-1992.
Jalam melaksanakan pcngujian kuat lcntur heLOn di
laboratorium. 2) Kuat lentur heton adalah kemarnpuan halok beton yang
dilctakan pada dua perletakm1 untuk menahan gaya dengan
1.1.2 Tujuan arah tegak lurus sumbu benda uji, y<mg dibcrik<m padanya,
Tujuan mctodc ini adalah untuk mcmperoleh nilai kuat smnpai henda uji palall dm1 dinyatakan dalmn Mega Pascal
lcntur bcton normal guna keperluan pcrcncanaan dan (MPa) gaya tiap satum1 luw;;
pelaksanaan. 3) Sumhu panjang henda uji adalah garis yang melalui pusat
1.2 Ruang Lingkup bcrat benda uji pada aral1 panj<mgnya;
Metode Pengujian ini : 4) Tampang lintang henda uji adalah penmnpang bcnda uji
apabila dipotong arah tegak lurus sumhu p<mjang;
I) Membahas ketentucm-ketcntucm d<m cara uji;
5) Perletakan henda uji adalal1 dua alas pcnyangga atau
2) Dilaksanakan dcngan menggunakan mcsin tckan beton
penumpu berbcntuk sylinder, dari baja yang dapat berputar
dcng<m sislim pembcb<man dua lilik;
padajarak tcrtcntu untuk melctakml benda uji (lihatlmnpir<m
:n Berlaku untuk benda uji bcton normal berbcntuk halok. B Gam bar 1 );
1.3 Pengertian 6) Titik pemhehanan adalah dua titik padajarak tertcntu
Bcherapa pengcrtian yang berkaitan dcngan mctode scbagai tempal bcban diberikan (lihat lampiran B
penguji<m ini adalah : Gamhar I);

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum (2) panjang hcnda uji 53 em alau s<una dengan jarak
perlclak<m di lmnbah 8 em;
2.1.1 Pcralal<Ul
2) Jumlah hcnda uji dcng<m cunpunm yang scuna untuk satu
Jcnis dan kctelitian pcralatan yang digunakan untuk
kali pcngujian minimum scbanyak tiga buah;
mcncnlukan kual lcntur hctnn harus dikalihrasi d<m mcmcnuhi
Kctcnlmm schagai hcrikut: 3) Bah<m pcnyusun hcnda uji harus mcmcnuhi syarat sesuai
yang ditcntukan da.Imn spcsifikasi Bahan B;mgumm Bagian
I) Mcsin tckan bcton yang dapal digunakan unluk pcnguji<m
A. S K SNI S-04-llJXlJ-F;
kuatlcnlur deng<m pcrlcngkapmmya an lara lain monomctcr
Jcngan dua jarum pcmbacmm hch<m, dua huah pcrlclak<m 4) Pembuatan hcnda uji dilakukan dengan ketentuan pada
hcnda uji hcrhentuk lilik, dan dua huah titik pcmbcbcuwn, Mclodc Pcmhuatan dan Pcrawatan Benda Uji Beton di
kclclitian peralalan dalam hal pcmhacaan pada skala Lahoralorium No. SNI 03-24lJ3-ll)l) l.
pcmhch<man minimum adalah 12.5 kilognun. 2.2.2 Alal Bantu Lain Bcrupa
2.12 Pctugas dan Pcnanggung Jawab Hm;il Uji Alai hmllu lain tcrdiri dari :
Nmna d<m Ianda lmlg<m pcluas d<m pcn<mggungjawah serta l) Timh<mg<m kapasilas 50 kilognun dcngan kclclilhm 0,1~"/c;
t;mggal pada pclaksanmm uji harus ditulis dengan jclm; pada 2) Alat ukur panjang minimum scp<mi<mg salu meter, dcng<m
lonnulir uji. ketclitian 0, I%;
!.2 Teknis 3) J<mgka sorong ukunm 50 em dcng;m kctclitian O,l'k;
2.2.1 Benda Uji 2.2.3 Rumus-nunus Perhilungan
Bcdan untuk pcnguji<m kual lcntur beton hams mcmcnuhi Rumus-rumus pcrhitungan yang digunakan dahun mctodc
tetcntmm-ketcnlucm scbagai bcrikul : pcngujian kuatlcntur bcton dal<un mega pascal (MPa) adalah
1) Bcntuk dan dimensi benda uji, sehagai berikut : schagai hcrikut :
( l) benda uji clihuat dengan penmnpang bujur sangkcu·, I) Untuk pcnguii<m dimana palahnya hcnda uji ada di dacra.h
dcngan ukuran lchar 15 em, tchal 15 em, panjang pusat pada 1/3 jarak lilik pcrlclakan pada bagain tarik dari
53 em;

Naxian 3 : Beton. Sell/en. l'e1*era.1·(m .Jahm Heton Semen 69


SNI 03-4431-1997

hcton, maka kuat lcntur heLOn dihitung mcnurut Kcterangan :


pcrsamaan: kuat lentur henda uji (MPa);
P.1 behan tertinggi yang ditunjukkan oleh mesin uji (pemhacaan
crl = ---:--- ........................................................ (1) dalam ton sampai 3 angka dihelakang koma)
h.h2
jarak (hen tang) an tara dua gari.• perletakan (mm);
2) Untuk pcngujim1 dilmma patahnya benda uji ada di luarpusat
b lehar tampang lintang patah arah horisontal (nun);
(diluar dacrah l/3 jarak titik perlctalum) dihagi<m tmik heton,
dan jarak <Ultara titik pusat dan titik palah kunmg dari 5% h lehar tampang lintang patah arah vertikal (mm);
dm·i -p<mj<mg titik perletalum malut kuatlcntur heton dihitung a jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan ]uar
menurut persmnmm : yang krdckat. diukur pada 4 tempat pada sisi titik dari bentang
(m).

3 P.a 3) Untuk benda uji yang patahnya di luar 1/3 Iebar pusat pada
crl = - - - - ........................................................ (2) hagicm tarik beton dcm jarak cmtara titik pembebcman dcm
h.h2 titik patah lchih dari 5% bentang, hasil pengujian tidak
dipergunakml.

BAB III
CARA PENGUJIAN
3.1 Persiapan 2) Atur benda uji sehingga siap untuk pengujicm;
Lakukcm persiapan dengcm tahapan sebagai berikut : 3) Atur pembebanannya sehingga tidak teijadi bcnturan;
1) Siapkan henda uji dan lakukan hal-hal sebagai berikut: 4) Atur katub-katub pada kedudukan pembcbanan dan
(]) ukur dan catat dimensi penmnpang benda uji lcntur kecepatan pembebanannya pada kedudukan yang tepat
heton dengan jangka sorong minimum di 3 (tiga) sehingga jarum skala bergerak secara perlahan-lahan, dan
tempat; jaga keccpal<mnya 8-10 kg/cm2 tiap menit;
(2) ukur dan catat panjang benda uji pada kecmpat 5) Kurcmgi kecepatan pembebcman pada saat-saat menjelcmg
rusuknya; patah ycmg ditandai dengan kecepatcm gerak jarum pada
(3) timbm1g dan catat berat mcL'\ing-mcL'\ing hcnda uji; skala beban agak larnbat, sehingga tidak terjadi kejut;
(4) huat gari·;-garis mclintang sebagai t<mda d<m petunjuk 6) Hentikan pembcbcman d<m catat beban maksimum ycmg
titik pcrlelak<m, titik pembebamm, dan garis scjauh 5% mcnycbahkan patahnya benda uji, pada formulir uji
dari jarak ben tang diluar titik pcrletakan; sebagaimana lmnpiran contoh fonnulir uji;
(5) tempatkan hcnda uji yang sudah selesai diukur, 7) Ambil benda uji yang telah selesai diuji yang dapat
ditimbang dm1 diberi Landa pada tumpuan pada tern pat dilakukan dengan menurunkcm pelat perletakan benda uji
yang tepat dengan kedudukan sisi atao; benda uji pada atau menaikkan alat pembebanannya;
waktu pengecoran bcrada dibagian samping alat
penekan; 8) Ukur dan cal<ll Iebar dan tinggi tmnpang lintang patah
2) Siapkan mesin tekan beton dan lakukan tahapm1 sebagai dengan keteliti<m 0,25 mm sedikitnya pada tiga tempat dan
berikut: mnbil harga rata-ratanya;
(1) Pa-;ang 2 (dua) buah perletakan dengcm Iebar bentang 9) Ukur dan catat jarak rata-rata m1tara tam pang lintm1g ycmg
sebesar tiga kali titik pembebanan dan pasang alat patah dari tumpum1 luar terdekat pada 4 tempat dibagicm
pembebanm1 sehingga mesin tekan beton herfungsi tarik pada arah bentang dm1 ambil harga rata-ratanya;
menjadi alat uji lentur;
3.3 Perhitungan
(2) atur pembebmum dan skala pembacammya;
Hi tung kuat lentur beton deng<m tal1apan sebagai berikut:
(3) tempatkm1 benda uji y<mg sudah diberi tm1da di ata" 1) Untuk pengujian dim<ma patahnya benda uji ada di daeral1
dua pcrletakan sedemikicm hingga tm1da untuk tmnpmm pusat pada 1/3 jarak titik kuat lentur beton dihitung dengan
yang dibuat pada benda uji, tepat pada pusal tumpuan rumus (1) Sub Bab 2.2.3.
dari alat uji, dengan kedudukan sisi benda uji pada
waktu pengeconm berada dibagian smnping dan alat 2) Untuk pengujian dilnana patahnya benda uji ada di luar pusat
penekan dapat menyentuh benda uji pada sepertiga (diluar daeral1 1/3 jarak titik pcrletakm1) dibagicm tarik be ton,
panjang (lihat lampiran B, gmnbar 1). d<m jarak antara titik pusat dcm titik patal1 kurang dari 5%
dari p<mj<mg titik perletakcm malut kuat lentur beton dihitung
3) Siapkan formulir uji seperti pada contoh/isicm formulir uji dengan rumus (2) Sub Bab 2.2.3.
lmnpiran B.
3) Untuk pengujian dimana patahnya bcnda uji terjadi di luar
3.2 Pelaksanaan Pengujian daerah sekitar 1/3 Iebar pada pusat, di bagim1 tarik dari beton
dan jarak an tara titik pembebanan dan titik patah lcbih dari
Lakukm1 pengujim1 dengan tahapan sebagai berikut : 5% bentcmg maka ha-;il penguji<m tidak dipergunakm1.
1) Hidupkan mesin uji tekcm beton yang tclah dipersiapkcm,
tunggu kira-kira 30 detik;

70 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-4431-1997

BABIV
LAPORANUJI
Laporan pengujian dicatat dalam formulir dengan (5) tanggal pembuatan contoh
mcncantumkan hal-hal sebagai berikut : (6) tanggal pengujian
1) ldentita." contoh : 2) Laboratorium y<mg melakukan penguji<m:
(1) nomor contoh (1) nama teknisi penguji
(2) ncuna contoh (2) nama penanggung jawab pengujian
(3) jumlah contoh (3) nama laboratorium yang melakukan pengujian
(4) nmna peket:jmm 3) Hasil pengujian, lihat lampiran B contoh isian formulir uji.

LAMPIRAN A
DAFTA R ISTILAH
kuat lentur tensile strength
tumpuan girder
tmnpang lintang cross section
jangka sorong, alat sipat ukur caliper
tegak lurus sumbu axial

LAMPIRAN B
LAIN-LAIN
CONTOH ISIAN FORMULIR Ull
I"EHC.:\IJ IAN KUA'r LEHTUR IKTOH

PATAH PADA
.IJtt.US
PliSAt

' 0 .
1/3 LIBAII fADA GtSI 1'A,UK
(P•J ~/(b•h-21

"
Tancc•l uJt
... ' PT.

28-11-1191
IOitOfiUDUR

Tanat•l buat : 01-11-1182


'
T-~t .. J' : l.ab. a.l•t PBPS

lenda uj l : klall bet on Ukuran : 15 Ca • 15 c. S3 Ca


"
PIIBANDIMCA.tf CAPfP'UIIAif

.
Kondiel UII.UI"an ...... lladar udara rak\or alr Vol ..... ••r•a•t
•~"lt
(
-
31,5
~·•r
I ( ...
lh•

2
I
$

'
.... n
v I c
0 ,5:!
X
ll•lu•
I • ($)

...,."
···'
Be rat Alr PC Kertkil 8ahan penc. . pu~
Yolu.e
( ...,.w l
) ( ...,.c l
) (
5 l
I ( ..,,.
c 3
I ( 1 or cc/a 3 I
2.400
131 ,2:7 324 575.49 1. z:sa, 24 -
bend.a ujl I 2 3
~r
'
U.ur bend• uj1 (hart) : 28 21 21

Lebel" b•nda ujl ( ce I : ISO 150 •~o.

tlnsat bend• UJ I

FenJ•111 bend•

beuda uJI
""
(

c
,..
,_.
I

I
:

:
ISO

...
s;,n ...
JSO • l

)
150,2

~30,

2. 88
. . . . . t.
" I
'
Yolu.e benda uJ1 ( coo31 11. vzs 12.004 u.oe4
'
&.rat volu.e c1.«/•3 I 2,4 2,4 2. 4
'
: t20 410 430
8akn -k•i•u. (
" I

Ja .. ak ben lana

Lebar t . . pena palah • b


(

(
-
ce )
I
'
:
450

HO
HO
155
450

151

TinRftl t . . p8rtft patah to ( c- I : 170 188 161


--
K~<

IJlu.u•
lentur ujj
: 0 . ((r•l/(b•d"ZII
(
"... I :
:
0,043 0,042 0.044

r---
Iuat. lenlur reta-rala (
"... I : o.otJ

Pelakeana

IT.
i~)>
AI(U" 5-lJARrYUI~, Dlpl. liP. 1 r. rhur S -..·•h :SU('rljaltn, hi':

Bagian 3: Beron. Semen, Pe1*erasan ./alan Beton Semen 71


SNI 03-4431-1997

TITII( l<ONTAK BffHHNTUK BOLA


/ - \

I
c
--$ ~-

=:J
J---CJ\IAILU.MA.._ ·~

1/3 1/3
L£3 • 20mm min ~-l _______ J

KETERANGAN :
A- A SUMBU PANJANG
B PERLETAKAN
C TITIK PEMBEBANAN

GAMBARl
BENDA UJI, PERLETAKAN DAN PEMBEBANAN

P/2 P/2

______l____ ,L._ ____ -


Pf NAt-lPA NG
PATAii-

r--·.
'-:!<
_L
3
.L
3
I
3 't
[]£
-+----"b'----+
,4CilJ l ,4Cm,

KETERANGAN :
L = JARAK (BENTANG) ANTARA DUA GARIS PERLETAKAN
b = LEBAR TAMPAK PATAH ARAH HORIZONTAL
p = BEBAN TERTINGGI YANG DITUNJUKKAN OLEH MESIN UJI

GAMBAR2
GARIS-GARIS PERELETAKAN DAN PEMBEBANAN

72 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-4431-1997

PATAH PADA PUSAT 1/3 BENTANG (L)


RUMUSl

PATAH OJ LUAR 1/3 BENTANG (L) DAN GARIS PATAH < 5%


DARI BENTANG
RUMUS (2)

/!

So/o l

PATAH DILUAR PUSAT 1/3 BENTANG (L) DAN> 5%


GAMBAR3
DAERAH PATAH BENDA UJI

-~J
/
____ --
/
/
/

Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 73


SNI 03-4802-1998

METODE PENGUJIAN KECEPATAN PULSA MELALUI BETON

BABI
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
a. Mctodc pcnguji:m ini mcliputi pcnclapan kcpal~ pu~sa Yang dimaksud deng:m :
pcr;unhat:m gclomhang tckan dahun hcton; pcngu.Jt<Ul mt a. Kecepatan pula adalah jarak tcmpuh oleh pcnunhatan
tidak hcrlaku untuk pcr:unhat:m gctanm-gctaran lamnya gclomh;mg lck:m dalmn hcton pada waktu tcmpuh tcrtcntu;
yang terdapat dal:un hcton:
h. Waktu tempuh adalah waktu y;mg diperlukan olch pulsa
h. Kcccpatan pulsa tidak tcrikat pada ukuran hcnda yang untuk meramhat dalam hcton yang diukur mulai saat
dilaluinva scl:una gclomh:mg y:mg dipamulkan dmi dacrah gclomh;mg tckan dip;mcark;m olch alat mcnguhah sinyal
hatasan;lVa tidak mcngganggu pcnctapan waktu datang pcm;uJc;u· gclomlnmg smnpai ditcrima olch alat pcnguhah
pulsa ym~g dip:mc:u·k;m scc;u·a langsung; sinyal pcncrinw;
c. Kcccpatan pulsa V dihuhungkan dcng:m sifat-sifat fisik c. Ringkasan metode;
hcnda padal dcngan pcrs;unmm :
Pulsa gclomh:mg tckml dihasilk<m olch suatu alat pcnguhah
sinyal akustik-elektronik y;mg ditcmpclkcm pada pcrmukclllil
y2 = (K) EID hcton y;mg ak:m diuji; sctclah mclalui bet on. pulsa diterima
clim diuhah ke cncrgi listrik olch alat penguhah sinyal kcdua
dimana : yang tcrlctak pada jarak L dari alat pcnguhah sinyal
K konstanta pcmanc;u·; waktu tcmpuh T diukur sccara clektronik;
E = modulus elastisitas kcccpatan pulsa dihitung dcngan mcmhagi L dcng:m T.
]) = kcrapalan
huhungan di atas tidak tcrikat tcrhadap rrckucnsi gctanm.

BAB II
KETENTUAN
2.1 Prinsip a. Pemhangkit pulsa dan alat penguhah sinyal pemancar;
a. Metode pengujian ini dapal digunakan untuk mcngetahui Pcmb<mgkil pulsa harus tcrdiri dari sirkuit pcmh<mgkil pulsa
kcscra!.!mmm d;m mutu rclatif he ton, mcnunjukkcm ad<mya tena!.!a listrik; alat pengubah sinyal untuk mcmindahkan
rong<~-a d;m rctak, mempcrkiralGm kcdalmnan retak, puls7l clektronis kedalam pancaran gclombang cncrgi
mcn!.!etahui pcruhahan sifat-sifat dal;un beton dan pada mek<mis harus mcmiliki frckucnsi rcsonansi dalmn hat<L"<Ul
pcny'Ciidikan suatu struktur, untuk memperkirak<m tingkat I 0 kHz smnpai dcng;m 150kHz; pcmhangkit pulsa harus
kcrusakan dan kerctak;m pada struktur hcton tcrschut; mcn!.!hasilkan pula herulang <mtma l 0 pulsa/dctik smnpai
h. Hasil yang diperolch dmi pcnggunaan mctodc pcngujian
den!.~Ul 150 pulsa/detik; alat penguha.h sinyal harus dihuat
dartpiezoelectric, megnctostriclivc, atau material lainnya
ini tidak dapat dipcrgunakan secara langsung untuk
yang peka terhadap lenaga lisu·ik (Rochelle salt, q~artz,
mcn!.!ukur kckuatan heton atau pcnguji:m y:mg cou1k untuk
barium lain-lain) dm1 harus tcrhungkus; ala! penguhah smyal
mcn~tuka ketcpat<m nilai modulus clastisitas hcton di
harus dilengkapi deng;m media penghuhung y<mg scsuai
lapang;m dcngan modulus elw;tisitas yang dianggap pada
untuk mcndapalkan kontak yang baik dengan pcnnuka;m
pcrcnnmaan; huhungan kecepat;m pulsa dcng;m kckuatan
he ton; diafragma haja tipis dapat digunak;m pada permuka<m
atau modulus elastisitas hcton dapat ditctapkan dengan
hcton van!.! rata dan datar, diafragma karct yang
mcncntukan kecepatan pulsa dan kckuatan heton atau
dikemb~!. dan kmHong yang di isi oli dcng;m tckamm
modulus clastisitas tcrhadap hchcrapa contoh hcnda uji
rcndah sc~w.i hila digunakm1 patla he ton dengan pcrmuka<m
be ton: hubung;m ini dapal digunakLm untuk mcmperkirakan
kasm·; pcngguna<Ul kahcl yang p<mj:mg schagai pcnghuhung
kekuat;m atau modulus cla-;tisitas hcton y<mg diproduksi
alat penguhah sinyal ke pembangkit pula tida.k holch
dcngan bahan dari sumher yang smna:
menimhulk<m kehil;mgan tenaga Iistrik lchih tlari 5 '/~,; pulsa
c. Met ode ini dapat digunak<m untuk pcngujian lap:mg<m dan pemicu harus dapat dihasilkan untuk dapat memulai
lahoratorium selmna hentuk d:m ukunm hcnda uji masih pcngguna<m sirkuit pengukunm waktu;
dalam hatasan kermunpuan sum her pemh<mgkit pulsa yang b. Alat penguhah sinyal penerima dan alat pemhesar
tcrscdia. tenaga Iistrik;
2.2 Peralatan Alat pcnguhah sinyal pcnerima harus mcnyerupai_ alat
Alat pcnguji;m scperti yang ditunjukk;m sccara skcmalis penguhah sinyal pemancar: tcnaga listrik y;mg dilm"tlk<m
pada Gamhar L tcrdiri dari pemhangkit pula, sepasang alat a.lat pengubah sinyal pencrima harus dipcrhcsar seperlunya
pcnguhah sinyal, Cpcmancar dan penerima), alat pemhesar untuk mcnglm-;ilkan pula pcmicu sirkuti pcngukur;m wa.ktu;
tcnaga listrik. sirkuit pengukur<m waktu, unit penunjuk waktu aJat pembesar tenaga listrik harus mcmiliki rcsponmendatar
dan kahcl pcnghuhung; 5 kHz tl;m I 0 kali rrekuensi resommsi y;mg dimiliki aJat
penguha.h sinyal pcm;mcar:

74 Ha~in 3 : Beron. Semen. f'e1kera.wn fa/an Beron Semen


SNI 03-4802-1998

c. Sirkuit pengukuran waktu; pengukuran dengan cant 1111 hanya membcrikm1 gambaran
Sirkuit pcngukuran waktu dan pula pemicunya harus mcunpu tentang pennukaan beton; bila memungkinkan pengukuran
mcmhcrikan ketepatan pcngukuran waktu secant yang sangat berdekatan dengan baja yang sejajar dengan aral1
kcscluruhan dalam 1/200 dari hatasan waktu yang pergerakan pulsa sebaiknya dihindarkm1; karena kecepatan
ditentuk<m; sirkuit pengukuran waktu harus dimulai oleh pulsa dalam bcsi 2 kali lebih ccpat dari pulsa dalam beton,
tcnaga listrik pemicu dari pcmbangkit pulsa dan kemudian pengukuran sekitar tulangan mungkin menghasilkan kecepatan
harus heket:ja pada frckucnsi berulang; sirkuit pengukuran yang lebih besar dari pengukumn ym1g h::mya pada beton dcngan
waktu harus dimulai oleh tcnaga listrik pcmicu dari komposisi yang sama.
pcmhangkit pulsa dan kemudian harus bekerja pada 2.4 Perhitungan
frckucnsi herulang; sirkuit pengukuran waktu harus
Hitung kecepatm1 pulsa sebagai berikut :
mernhcrikan hasil hila pulsa yang ditcrima terdeteksi, d<m
hasil ini harus digunakan untuk menetapkan waktu tempuh
yang ditunjukkan pada waktu penunjuk waktu; sirkuit V=L/T
pcnunjuk waktu tidak holch peka tcrhadap tempcratur saat dimana:
penggunam1 dan perubahan tenaga listrik dalmn surnbcr
V kecepatan pulsa. m/dektik
tcnaga;
d. Unit penunjuk waktu; L jarak antara alat pengubah sinyal. m

Tcrdapat 2 tipc unit penunjuk waktu; salah satunya T waktu tempuh efcktif. detik (waktu tempuh terukur
dikurangi korcksi waktu nol dan dikoreksi terhadap
mcnggunakm1 tabung sinar katoda (CRT) dimmm pulsa yang
kesalahan kalibrasi).
dip<mcark<m dan yang diterirna ditunjukk<m scbagai p<mtul<m
jahm pulsa y<mg dihubungkan dengcu1 suatu skala waktu 2.5 Ketepatan Hasil Pengujian
yang ditctapkan; scdangkan tipe lainnya mcnggunakan a. Kmmtitas yang diukur olch mctode ini adalah waktu tcmpuh
pencatat waktu inverval dengan penunjuk waktu digital gelombang tekan melalui bcton; basil yang biasanya
pcmbacaan sccara Iangsung; dilaporkan adalah kecepatan pulsa gclombang yang
c. Peralatan kalihrasi; merambat pada kemampuan alat dan pemakai dalam
Alat pengukur keccpatan pulsa harus dilengkapi dengan alat mcnentuk<m secara tepat jarak alat pcngubah sinyal dan
kalibrasi untuk pengujian ketcpatan pengunaan sirkuit waktu datang gel om bang di alat pengubah sinyal penerima;
pcngukuran waktu; salah satu bentuk alat kalibrasi untuk kekuat<m sinyal yang diterima dipengaruhi oleh pa~jng
satuan penunjuk waktu tabung sinar katoda tcrdiri dari alat tempuh d<m oleh kehcradmm maupun tingkat regak dan
pengubah arus dari kirstal quartz dcng<m frekuensi 100kHz kerusakan pada beton yang diuji;
yang disesuaikan deng<m sirkuit pemb<mgkit pulsa; pada b. Pengujian y<mg mcnggunabm tiga buah alat dan melibatkan
pcnggunaannya, alat kalibrasi dihuhungk<m dcngan alat lima pcmakai mcnunjukk<m bahwa pada p<mjang tempuh
pemhesm·tenaga Iistrik vertikal; rnctode lainnya y<mg cocok 0,3 smnpai dcngan 6 m melalui beton utuh, pemakai yang
untuk kcdua tipe unit pcnm~juk waktu adalah pcnggunmm berbcda dcngan mcnggunakan alal y::mg sama atau satu
dua atau lebih batang pembanding yang waktu tempuhnya pcmakai menggunakan alat y<mg berbeda, a.kan mencapai
sudah diketahui deng<m tcpat; ketcpatan pengulangan ha<>il pengujian dalam 2%; untuk
f. Bila pengukuran kecepat<m pulsa dilakukan pada struktur panjang tempuh yang lebih besa.r dan melalui beton utuh,
Bcsar memcrlukan kabel penghubung yang p<mj<mg, rnaka pelcmalum sinyal pengukuran waktu tcmpuh, tetapi dengan
harus digunakan tipc pengukur deng<m kapasitm; rcndah, waktu tcmpuh yang lebih lama akan menghasilkan
tertutup d<m sumbu ganda. perhitungan kecepaum deng<m tingkat kctcpat<m ym1g sama;
c. Dalmn hal penguji<m pada be ton y<mg mengalmni kerusakan
2.3 Penentuan Tempat Pengujian atau keretakan ym1g pa.ral1, variasi basil pcngujim1 berta.mbah
Untuk mendapatkan hm;il yang tcrbaik, alat penguat sinyal dcngan sm1gat berarti; pelemahan sinyal dipengaruhi oleh
harus diletakan pada arah yang berhadap::m; akan tetapi, karena keadmm kcrusakan d<m frekuensi rcsonansi alat pengubah
hcsarnya Iebar gel om bang cfektif alat pcngubah sinyal, waktu sinyal; perbcdaan antara pemakai atau a.lat dapat
tempuh dapal diukur melalui arab diagonal struktur tetapi menghasilk<m pcrhcdaan smnpai 20%; akan telapi dengan
deng<m risiko kchilangan kepckaan d::m ketepal<m; pcngukunm rcndahnyakeccpal<m pulsa y<mg tcrhitung sudah merupakan
pada permukaan yang smna sebaiknya tidak dilakukan kecuali tanda-tanda yang nyata hahwa pada struktur terdapat
bila hanya satu pcrmukaan yang dapat diukur, karena kerusakan atau kcretak<m.

BAB Ill
PROSEDUR
3.1 Penetapan Koreksi Kalihrasi tcmpuh tertentu dan perhitungan korcksi kalibrasi terscbut
a. Periksa ketepatml pengukurm1 waktu tempuh tcrhadap alat pada rangkaian pengmnbihm waktu tempuh berikutnya.
kalibnL<>i dim<ma perbedrum m1tara pembacacu1 y<mg dimnbil 3.2 Penentuan Koreksi Nol
clari alal kalibrasi dm1 konstmll<t alat kalibnL<>i adalah koreksi
a. Perhitungm1 koreksi waktu nol terhadap waktu tempuh y<mg
kalibrasi ym1g hams dima<>ukkml dalmn perhitung<m;
diukur; korcksi nol smna clengan waktu tempuh <mtara alal
h. Periksa kalibrasi untuk setiap nmgkai<m pcngmnbilan waklu penguba.h sinyal pcmancar d<m penerima dcngan ketebalan
beton nol;

Baxian 3 : Beron. Semen, Pe1*era.wn ./alan Beron Semen 75


SNI 03-4802-1998

h. Lakukan pcngukuran dcngan cara mcnekankan alat 3.3 Penetapan Waktu Tempat
pcnguhah sinyal pcm<mcar kc alat pcnguba.h sinyal pcncrima a. Gunakan balum pcnghubung y<mg cocok (scpcrti air, oli,
schcsar l<mgsung dcngan mcnggunak<m hah<m pcng.huhung; lcmak mcsin atau jenis material cair lainnya) pada alat
gunakan tckanan yang sama dcngan saat pcngukuran pcngubah sinyal, pennukmm heton atau kcduanya untuk
kcccpal<m pulsa pada hcton; mcnghindmi udara yang terpcrangkap <mtara pcnnukmm
c. Korcksi alal dcngm1 cara mcny;unakan waktu tempuh hal<mg diafragma alat pcnguba.h sinyal d<m pcnnukaan bcton;
pcmh;mding deng;m waktu yang ditunjukk<m pada penunjuk h. Tekmmn alat penguba.h sinyal ke pcnnuka<m beton untuk
waktu, jika menggunakan satuan pcngukur waktu, jika mendapatkan kontak y<mg baik d<m ukur waktu tempuhnya;
dalmn l~a ini cara hulir 3.2 h<uus dilakuk<m sehclum cara pcngukuran ul;mg dilakukan pacta lokasi ym1g smna untuk
hutir3.1. mcngunmgi kemungkimm kesalahm1 akibat kontak y<mg tak
scmpuma;
c. Ukur jarak tcrpendck mltara pusat diafragma.

BABIV
LA PO RAN
Laponm harus mclipuli hal-hal schagai hcrikul : c. W<lktu tcmpuh;
a. ldcnlirikasi hcnda uji; d. Lokasi alal penguhah sinyal;
h. Lmlk anlara alal pcnguhah sinyal y;mg dinyalakan s;unpai e. Waktu tempuh efcktif yang dinyatakan scunpai ketepat<m
kclcpat<UJ 0.5r4 dari jarak y<mg scsungguhnya; 0,5%.
r. Keccpatan pulsa.

LAMPIRAN n

ALAT PENGUB'\11 SINYAI


l
-
PEMANC'\11
I -
,,
ALAT PENC!llJ3AH SINYAI PENERIMA

JHH ~
ll±±± iffiH

l UNIT l'ENUNJUK WAKTll I

ll'EMABANC!Kl' l'ULSA SIRKLTr PE:\Cit:Kl'RAN \VAKT!f PEMBESAR TENAGA LISTRIK PENERIMA J


GAMBARl
DIAGRAM SKEMA SIRKUIT PENGUJIAN KECEPATAN PULSA

76 Bag ian 3 : Beto11. Semen. /'erkera.H/11 Jalali Beto11 Semen


CONTOII TSIAN FORMULlR
~.J: .. l::nrqq:": IC(-!O-Cj5
f'l1o::o::or
I_ 0::• k :·t :::1 : K/-1 8.f)Q . 1 0 U Ill p I :111 !J!:Jd 2 6' -1 0 --9 .<:,-
r· r·::o-·..-·:::1'. : JENMTA.N ct<.A.<?/1/1/G 1) Ill j1 o: )lo;·,f 1 : .,S (jr';•;?.<! /) /

.J ·::,n i ::: Strub: t11 r : C?G.~ca,e P/GI) rcca/'IG

,J a r::1l•: . ----·--·,··-·-·-··-· ·-~ -·---·--1


r'·J 0. /d ~I: 'r/r,r' ;) k f u ...r.•.::'
-.,..·'-·'.. J'·'·'11'1' I
'· .,
li tik F'.:~n!Ju .. all H:1n1b:11 I· I Ill :"::-1 f( .:; l•::::r:: rr q:'r n
Uji Sin·.,,·al ·1 0 -··· (:i Del~: I f(rn,r'D.;.:.:Iik
mrn
!J.
---- 2
1 100
180
.
··--···----- --·-'f,2..8
-------===·-- -~_,€
.... ______ -··-·-· ·--·-·····-·- •'.
y,:l
______ ,. ____ - ··-
____ }-:._ K.UI-.7 t=~NCA_
......
<--/ C• ILl'~("._

-··-_J._ ____ _ _! J[2_____ _____ _'!~-. - ·----· --- __ '!._~ q____ -

_!_
-~ Ll__ __ I !J C2_ ___ . _____ _lf;! ·_cZ ________ ·- ___ cJ._>g_____ _
5" 18C> '-/1 ·9 Y._ 3
-~ -· · - · - ·---------· ------------··---· --· ----· .. ---- '._)_____ --· -
{?_ ___ __ ..!J?_Q ____ ---- ______lf!!. . :.~-· .. ·- __ y_~c; ___ .
t:::
:::,
7 ;8o 'IS. r; J ,
J-2.
§ ------- -·------·-·····"·-··· -----···----·-----···--··-··· .. ·-- --l--·---
.II ... ···--···--· I tJ0
fJ ------------·- '-/S - Cj '7'_ , I

,.r 1 ~rJ ·
·...., ------····---·----·-· ---..--·-··- -·----· - ---·---· ·-
~ !}_ ;.P 0 '-/I . 9' · · l/ , J ~
1·1 q • J d
~. ~-/.g_ ~ ·. =~?."- ~-· 2~' f ~- -~ -~ . ~-; :1'_ -~ -~
t::: . .,

~
~

:r
~
~G ><.7

,~B /TJ
x...:9 xy "

1-
...
Ij
~ ·-------·--'··-··---·-· --L--··------------·------·-·-·-- -··- -------·--------·-··----------·-·-·---·-..._.I
~-
~
*
::i
~
Diperiksa olch, Penanggune jaWJ.b,

Jf>-
:..,
§
:.....

~
:::,
§
::::: en
~ ~
'='
::::
0
w
:r
~-
( Agus ) ( Jam Dachta:r, ~.sc ) ~
I

~
\ CD

':J
0
:::: ....ID
ID
CD
"""
"""
SNI 03-4803-1998

METODE PENGUJIAN ANGKA PANTUL BETON YANG SUDAH MENGERAS

BABI
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
Metodc ini meliputi pencntmm angka pantul beton yang Y<mg dimaksud dengan :
sudah mengeras dengan menggunakan palu haja yang Angka pantul adalah suatu hcsanm dalam skala Iinier yang
gerakkannya dikendalikan olch pcgas. merupakan jarak pantul plunyer b<~ja yang menempel pada
pcnnukmm he ton terhadap palu baja, dimana pantulan terse but
ditimhulkan oleh tumbukan palu haja deng<m jumlah energi
y<mg telah tertentu.

BAB II
KETENTUAN
2.1 Prinsip adanya keropos, pennukaan beralur, pcnnukaan kasar atau
a. Angka p<mtul yang ditetapkan dengan metode ini dapat pori yang besar untuk dapal memhandingkan hasil
Jigunakan untuk mengetahui keseragaman mutu beton di pcnguji<m, seluruh beton harus memiliki umur dan kadar
Iapang<m, menemuk<Ul daerah atau bagi<m struktur beton air yang sama be ton kering <tkan memherik<m <mgka p<mtu I
yang memiliki mutu jelek atau mcngalcuni kerusakan dan y<mg, lebih tinggi dihanding beton b<L~al dan pennukmm
untuk menunjukkan perubah<m karak-tctistik he ton terhadap bcton yang tclah mengalami karbonasi juga akan
waktu akibat proses hidrasi balum pengikat sehingga dapat menghasilkan <mgka pantul yang lehih tinggi; balmn acmm
memhcrikan info<L~ y<mg berguna dalcun menentukan permukaan heton yang akan diuji juga harus sama;
saat pembukaan penyangga d<m acuan; pennukaan yang penger:jaan <tkhimya dihtkukan dengan
mcsin perata <tk<m mcngha~ilk cu1eka pantul yang lebih
h. Metodc ini tidak dimaksudkan scbagai altcmatif untuk
tinggi dari pada angka pantul yang dihasilkan oleh
mcnetapkan kekuatan tckan heton;
pennukacm be ton pada acuan a tau pada pcnnukmm be ton
c. Untuk mcndapalkan hasil yang optimal, <mgka p;mtulluuus yang diplester; hila memungkinkan penguji;m pada plat
dikorcla~< n Jeng<m hasil penguji<m bcnda uji yang didapat lantai sebaiknya dilakukan pada pennukaan bcton yang
dari pengehoran karcna sulitnya mendapatkan data korclasi diplcster hila memungkinkan pengujian atau plat lantai
yang mcmadai palu pemantulcm ak<m sangat berguna hila schaiknya di1akukan pada pcnnuka<m bekas acuan untuk
Jigunak<m untuk mcnyelidiki secara cepat suatu area yang menghindari pennukaan ycu1g sudal1 menga.lcuni pckctjacut
luas dari struktur y<mg terhuat dari heton yang scuna. ;tkhir ;
b. Persiapan permukaan diuji;
2.2 Peralatan Dimnetcr hirumg uji sedikitnya !50 mm; pcnnukaan dengcu1
a. Palu pemantul; tckstur ycu1g kasar, lunak atau kchilangan mortar haru.'i
Palu pem<mtultcrdiri dari scbual1 palu b<~ia y;mg gerakannya digosok deng<m hatu pcnggosok scpcrti y<mg diuraikcu1 pal~ I

dikcndalikan olch pega~ Jimana hila dilcp<L~ ak<m mcmukul butir 2.2 b.; pennukmm hckas acuan y<mg rata atau basil
plunycr haja yang kontak dcngan pennukacm bcton palu pengc~ja akhir dengan mcsin perata tid<tk memerlukcut
pcm<mtul hmus bcrgentk deng:m kcccpat<m tcrlentu d<m pada penggosokkan; pengaruh pengeringan d<m karbomL~i dctpat
pcngulangan penggunaan harus Japat mcnghasilkan dikurcu1gi deng<m memba-;ahi pcnnukaan beton secara tcru.'i
kcccpat<m gcntk ycu1g scuna; jantk pantul antara palu h;~ja mcncrus schuna 24 jmn schclum pengujian; beton dengcu1
dan plunyer b<~ja Jiukur dalcun skala tinier y<mg Jipw;ang umur lcbih dari 6 bulan memcrlukan penggosokk<m smnpai
pada alai; palu pcmantul tcrdapat dalmn behcrapa tipc dan kcdalcuncu1 5 mm hila in gin dib<mdingk<m dcngcu1 bcton y<mg
ukur;m ditmma pcmilihannya disesuaik<m dcngm1 ukuran lehih mudct penggosokkan smnpai dengm1 kedalmmm diala.'
dan tipe struktur heton yang <tkan diuji; mcmcrluk<m peralat<mmekanis; pcnnukaaan y<mg digosok
dan pennukaan yang tidak digosok tidak dapat dipcr-
h. Batu penggosok;
h<mdingkan;
Batu pcnggosok tcrbuat dari karbid silika dcn!!an tckstur c. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
hutiran scdang atau jcnis hahan lainnya. -
pengujian adalah sehagai bcrikut :
1) untuk mcmb<mdingkan ha~il pcngujicu1, arah tumbukcu 1
2.3 Daerah Pengujian harus sama tumbukan dapat dihtkukan dalam arah
a. Pemilihan permukaan heton yang akan diuji; mcndatar, kc atas atau ke hawah;
Bagian hcton ym1g ak<m diuji scdikitnya harus mcmiliki 2) palu yang hcrhcda dari spcsifikasi yang s<una dapar
tehal 100 mm dcu1 menyatu dengan struktur contoh henda membcrikan perhedaan angka pantul I smnpai dcng;m 3
uji yang lehih kecil hams tcrtumpu dcngan k<tku pcngujian satuan dan olch k<trcna itu pcngujicu1 harus dihtkukcu1 dcngcu1
tiuak holch dilctkukan pada daerah yang menunjukkan mcnggumtkan palu yang smna; hila pengguna;m Jchih d<trJ

78 Hag ian 3 : Beton. Semen. l'erkera.wn }a/an Beton Semen


SNI 03-4803-1998

satu palu, hchcrapa pcngujian dcngan mcn!!!!Unakan digunakan pada hcton yang sama hchcrapa pemakai
masing-masing palu; tcrhadap hcton yang sama harus membandingk<m behcrapa paJu pada bcton y<mg memiliki
dilakukan untuk mcndapatk;m pcrhcdaan <mgka pantul yang batasan angka pantul yang umumnya dijumpai dilapang:m.
dihasilkm1 dari masing-masing paJu;
2.4 Perhitungan
PaJu pcmantul mcmcrlulwn pcrawatan dan kalihrasi secant
hcrkala, scdikitnya dua kali sctaJmn untuk pcmakaian y<mg a. Bu:mglah hasil pcmbacmm yang herbeda lchih dari 7 satuan
scring. sckali sctahun. untuk pcmakai<UJ y<mg jarang, alau dari rata-rata pemhacaan 10 pantulan dan hitung <mgka
hila kcadaan palu pcmantul diragukan.; kalihrasi dapat pantul rata-rata pcmhacaan y<mg tcrsisa:
dilakuk<m dengan mcnggunakan Anvil b<~ja; akan tctapi b. hila lehih dari 2 pembacaan yang memiliki pcrbedaan
kalihrasi dcng<m Anvil huk<mlahjmnincm bahwa palu y<mg dengan nilai rata-rata lchih d<tri 7 satuan maka scluruh
hcrhcda akan mcnghw;ilkan angka pantul yang smna hila pembacacm harus dibataJkan dan titik uji terse hut tidak boleh
digunakm1 lagi.

BAB III
PROSEDUR
Lakukan pcngujian schagai hcrikut : c. Catat angka p<mtul smnpai pcmhacaan 2 angka;
Pcg<mg aJat dcng:m kual pada posisi plunycr haja mcncmpcl
; 1. d. Lakukan 10 pcngujim1 pada sctiap tilik uji deng<m j<trak
tcgak lurus dcng<m pennukaan hcton; m<L<;ing-masing pengujim1 tidak botch Iebih kecil dari 25
h. Tcunbahkan tckanan secara perlahan-Jahan pada plunycr mm;
s<UJlpai paJu menumbuk; e. Pcrhatikan permukaan bcton yang sudah dipalu, dan
hatalkan pcmhacaan jika tumhukan mcmecahkan atau
menglumcurkan k<mtong udma yang dckat kc pennukaan.

BABIV
LAPORAN
Untuk Liap daerah pengujicm, laponm dicatat dalam formulir 2) kckuatcm rencana;
>;mg tcrscdia dan harus meliputi: 3) um ur belon;
"'· ldentifikasi struktur; 4) kondisi perawatan dan kcadaan yang tidak biasa
h. Lokasi dacrah pcngujian pada struklur; schuhungan dengan dacrah pcngujian;
r. Ketcrangan Lcntang daerah pengujian sepcrti kondisi 5) Lipe acuan yang digunctkan pada dacrah pengujian jika
pennukmm dan persiapan pcnnukaan sehelum diuji; diketa.hui alau Lcramati;
tl. Kctcrang<m Lcntang beton, e. Rata-ratct angka p<mlul pada masing-masing titik pengujicm;
1) perhandingan cmnpuran, hila diketahui: kadar semen f. Titik uji y;mg angka p<mtulnya dihatalkan;
clan agrcgal, f<tktor air alau semen, kad<tr udma dan g. Tipe d<m nomor seri palu pemantul;
bahan tamhah<m;
h. Tabcl hasil uji.

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

Boxion 3 : Heton. Semen. J'eJ*erason Jolon Beton Senten 79


VJ
00
Q
~
0
w
~0
~
::,
·;c

CONTOH !SIAN FORMULIR
:::
No. Nomor Tanggal 14-10-95 ~
:.... IQ

Lokasi Km. Bandung 90 Dimp. Tanggal 28 - 10 - 95 IQ


co
~
~
Proyck Jembatan Cikarang Diperiksa Supardi
~
:.-: Jen is Struktur Gclagar Prategong

~

"'~
*:3 ~ N~:• ~" -· '-··' •--· ...... '·"' •• · ••· ~· An~ :"P'alit\il"'";""j""' .•-·'"~o ·-• .,_~-·"';

!:~-·
• !'"'··•·••' .. ,,_ ·-· •••·• ~-·
.-- :· . ·-T--··· ·~-
- · - · · .·•• '"•• •· •• ....;, ·-~•

r·-6:~7,;T I
0 -r-.. ~lj,·-f ~ K~terBngapl
'1> ·.-·,.

···:··-:·
§ ~I 1 °. 2 3 !'' 4 :.' 5· I 9 '
P.clntUl•'
.
I /-·~:
U'"i rt

~ -1·~y
Ii
.. ::.,,...,+,..
~
J ~.
~-s=.ti'Jl·3;+
l5- : . I :~ .. +-!t -

·-;-···yo i
1".,~ .,y~
:::
;:;-
·yt;· -;-S-9·-··:,·· yo··· ;;;-·:j..; r-- .3. ; Jtu/ji'ic.<fl#-;eE?#"C/j;.;;;--z,o /i>A-.--·
"5
'1>

:::
~

~
I;
~ ~ l./ 0
" '
! 1../.2
I~. 38 Ij@;: I I I /
38 i <;.3! L/5! S:J I y..J (,1.1 7// ,_;9cu"7AI-PUJrL'./n{~otv£T!:)
~ ~
~ '' V ~ t.;S VI ; lfO · -J,Y '17 . Jq I: '7S ~ @} @ 'I!J,) y3 ~- Q f'er8/J-"l).~ UG-1/C4rf!A .i/L./JE
•: I / I 1 ! ") ~ 7
~ J b ; (/ .Z ' ,j 7 , .? !/ ~ ,) j l y / ' l.j C S!} ~;o:l . ...} !J ;> /! 19
I
'/ !! 3 7 yO
;
J - ~ '?\
'1:.. - Tl / .
Lf:>j'@ 'I!);.;') ..•:' . ·-
'I I . I
:5 :. '/0 Lfl! tjrJ · t.;O ,;7 !,){9: 0

~J '/0 ~-if., li:'t._/J~Te-"oPC! I


SEKt;?=t'?_
/" -::, uo:
0 I .
!
I I ~l ; l.r• I ~ ../ r. ~
10 7 .
uO 1 11 , · "-l?
'7 '-'(, ' v .:.f
, u/ 1
1 ,. 1·
• 0
...,• l'C' iJ~ • ·-·
'It- //II<. CfJt" ( ,7 2.1'NC~A
;, . l
7
1 r:;-;:;-. ! . 7
~
L
! o.> :
_: / ,) • ~:>
_1 !"'::-:\ . ,, . . li M:.N6,;~tV
.
~e
/'.AoNru(
c ;;vz./.J /1.AA1 ..D G" .;t"c....: .V
7 !;

'Is £11 ~ •
I
I
Yl.f ,;.:J II 0 ! <I:::. I yj : ~ ·3 b I; y;z -K .,
~
rJ/l..AI <7) -rn.- ,/(1'}1"1\ 7 7)
t1 i J9
I

.~8
I ,..

..
J{, : Yo
!
1 -IJ 1 ,;
:
y· I yo : lt't 0'(. 3£; \i ..38
i 'I'
i

~

•; g • ljJ yo yo '39 'IZ : Y_i yy· j..39 ·-!/ ~·. £.,11
i-@1• .?J ; 39 i 38

I
:: tO yo y,J ?>J Lf/ j 39 31 !:! .;g
:~
, )( ., X J ,., >- ~ J - * .9 ,-J ,~ g_r
r 1 lo;2_ "''i' ><6 X$ .);~"
..
~-
i.•
.3 8 /'1 ~

Dipcrih:sa cleh,
. J_. ... J
Penanggung jawab 1

d1~
';'-....

( Ag-..:.s )
H.sc. )
SNI 03-4805-1998
Pd M-11-1996-03

METODE PENGUJIAN KADAR SEMEN PORTLAND DALAM BETON


KERAS YANG MEMAKAI SEMEN HIDROLIK

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup terdiri dari kalsium silikat hidrat yang bcrsifat hidrolis dan
Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalmn Beton digiling bcrsama-sarna dengan bahan tambahan satu atau
Keras yang Memakai Semen Hidrolik ini mencakup : lebih bentuk kristal senyawa Kalsium sulfat;
I) Penentuan kadar semen portland dari be ton kents yang 4) Ab'l"egat kasar adalah kerikil scbagai desintegrasi ahuni
menggunakan semen hidrolik; dari batu atau berupa batu pccah y<:mg diperolch dari industri
2) Ketentucm peralatan; ba.han, contoh uji, perhitung<:m, cara pemecah batu d<:m mempunyai ukuran butir <:mtara S mm -
uji dan laponm hasil uji. 40mm;
5) Ab'l"egat halus adalah pa.."ir a.lmn sebagai hasil disintegrasi
1.2 Pengertian sccara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh
Y<mg dimaksud dengan industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir tcrbcsar
I) Beton keras adalah cmnpuran yang sudah mengeras <:mtara
5mm;
semen porthmd atau jenis semen hidrolik lainnya, agregat 6) Berat kering oven agregat ada.lah berat agregat setclah
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan dikcringkan di dalmn. oven pada suhu ll0°C ± soc d<:m
tmnbah<:m; ditimbang sampai hcrat tetap;
2) Semen hidrolik adalah semen y<:mg mengeras dalmn air; 7) Uerat kering permukaan agregat ada.lah berat agregat
3) Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilk<m sctelah direndmn dalam air selama 24 jmn kemudian
dengan cara menggiling tcrak semen portland yang terutama dikcringkan pcnnukammya cleng<m lap kcring.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum 9) Corong porsclin tipe Buchner, dilengkapi dengan kertas
Kctentucm umum yang harus dipcnuhi sebagai bcrikut : saring kw<:mtitatif nmgkap 2 tipe II, Klas G.
1) Pera.lat<:m yang dipakai harus dikalibrasi sesuai ketentuan 2.2.2 Bahan
Y<:mg bcrlaku;
B<:uum yang digunak<:m hmus memenuhi ketentuan berikut:
2) Hm;il pcngujian harus ditandat<:mgani oleh tenaga pe.laksana
1) Asmn hidroklorida, beratjcnis 1, 19;
y<mg ditunjuk sehagai pemmggung jawab pengujian ;
2) Natrium hidroklorida, 10 gr/1;
3) Laponm pengujicm h<Ulls disahkan oleh kepala laboratorium
dcng<:m dibubuhi nmna, tcmda Iangan nomor suraL dan cap 3) Asmn hidroriourida, 48 % (pa);
instansi. 4) Asmn sulfat, herat jenis I ,84;
5) Zat perea.ksi yang digunakan harus smna dcngan bahan
2.2 Teknis pereaksi yang digunakan untuk pengujim1 semen;
6) Air percaksi scsuai ASTM D II93.
2.2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus mcmenuhi ketentuan 2.2.3 Contoh uji
sehagai bcrikut : Contoh uji harus mcmcnuhi kctcntucm bcrikut :
I) Ayak<:m, 300 ~un dan 2,36 mm; 1) Contoh uji dmi lokasi tcrpilih harus mempunyai massa
2) Alat pemccah batu harus dapal memccah batu smnpai lewat minimal 4,5 kg;
ayak<:m 2,36 mm; 2) Contoh hmus dipeccu1 sedemikian hingga lotos ayakan
3) Alat pemhuhuk bcrbentuk piring<:m harus dapat mcmbuat 4,75mm (No.4), dan tcrccunpur rata;
bubuk smnpai lcwat aya.kcu1 300 !J.m (No. 50); 3) Contoh untuk analisa minim<:u 0,45 kg.
4) Pcnggiling bcrputar harus dapat mcnggi.ling bahan hingga
lcwat ayakan 300 !J.m; 2.2.4 Perhtiungan
5) Gclas pia.la bcrukuran 2SO ml, 3 buah; Pcrhitung<m sebagai bcrikut :
6) Alai pcndingin listrik atau penangas cs yang dapat I) Cara kerja silika yang dapat larut, persentase semen, (Cs),
mendinginkan smnpai suhu mllara 3°C - soc; dihitung dengan jalan mcmbagi perscntctsc silika dal<:un
be ton deng<m perscntcL-;e silika d<:uam semen dikalikan 100,
7) Oven harus dapat mengeringkan bah<m smnpai suhu I 05°C
dan jika nilai silika dalmn semen tidak diketahui, di<:mggap
- 115°C;
21,0 l%,;
X) Timh<mg<m e.lektronik dcng<:m ketclitian 0,01 mg;

Bagian 3 : Beton. Semen. Pe1*erasan }alan Beton Semen 81


SNI 03-4805-1998

2) Cara ket:ia kalsium oksida, persentao;;e semen, (Cc) dihitung (1) Dalam keadaan kering oven,
deng<m jalan membagi persentase kalsium oksida dalam
Wtr
beton dengan persentasi kalsium oksida dalam semen, dan
dikalikan 100, dan j ika nilai kalsium oksida dalam semen
= Wt-W2
-------------------------- 2)

lidak diketalmi dianggap 63,5 %;


keterangan :
3) Perhitungan kadar semen melalui densitas beton sebagai
berikut: D1 densitas , kg/m3;
W1 berat kering oven setelah pcndingingan;
2. 2. 5 Ketelitian dan kesalahan basil uji
1) Silika larut : w2 berat contoh dalam air. dan
(1) ketelitian rum kesalalmn basil uji dari dua kali pengujian r densitas air , 1000 kg 1M3
oleh satu onmg operator yang sama dengan hah<:m y<mg
smna tidak boleh berbeda lebih dari 44,1 kg/m 3 ; (2) Dalam keadaan kering permukaan,
(2) keteliti<m dan kesalahan basil uji dari duakali penguji<m
oleh dua laboratorium yang berbeda dengm1 bahan ym1g
Wtr
Dt = --------------------------- 3)
sama tidak boleh berheda lebih dari 71,4 kg/m 3; Wt-W2
2) Kalsium Oksida : keterangan :
(1) Ketelitiml d<m kesalail<m basil uj i dari dua kali pengujiM
oleh satu orm1g operator yMg sama dengan ballm1 ym1g D2 densitas, kg/m3;
smna tidak boleh berbeda lebih dari 7,8 kg/m3 ; w3 berat kcring pcrmukaan di udara setclah peredaman
(2) Ketelitiml dan kesalallm1 hasil uji dari duakali pengujian sclama 24 jam;
olch dua laboratorium yMg berbeda dengan ballan yang W4 berat contoh kering permukaan ketika dicclupkan dalam
smna tidak boleh berbeda lebih dari 28,4 kgfm3; an·;
Kad<rr semen dihitung sebagai berikut :
r densitas air. 1000 kg/m3
CxD
Kadar semen, kg/m 3 100 ------------------------ 1)
keterangan :
C persentase semen yang telah ditcntukan sebagai Cs atau
Cc dalam persen berat
D dcnsitas beton. sebagai D. atau D2.

BAB III
CARA UJI

Penguji<m kadar semen portland dalam beton keras yang 1O)Cuci sisa endapan di atas dengan air pmu1s dua kali dengan
memakai semen hidrolik dilakukan sebagai berikut : c::rra dekantasi;
I) Pecah contoh dengan alat pemecah batu sehingga lolos 11) Simpan dengan baik filtratnya;
ayakan 4,7 mm ( No.4), campur rata, d:m ambil 0,45 kg 12) Pindahkan secara hati-hati kertas saring d<rri corong ke
untuk <malisis; dalCUll gelas piala yMg berisi sisa endap<:m sehingga tidak
2) Gerus contoh dengan menggunakan alat penggerus yang ada endapm1 yang terbuang;
berputar sehingga semua bahl:Ul dapat lolos ayakan 300 mm 13) Tmnbal1kan 75 mllarutan Natrium hidroksida panas (1 0 g/
(No. 50); 1) kedalmn endapan dalCUll gelas piala smnbil diaduk;
3) Keringkan dalmn oven selama satu jmn; 14) Hm1curkan kertas saring d<m lumatkan dalmn pcnm1gas uap
4) Masukkan ke dalmn ketiga bual1 gelas pial a masing-masing selama 15 menit. Aduk cmnpuran sekali-sekali sel:una
sejumlah 25 ml asam hidrokhlorida dan 75 ml air; proses pelumatan herlm1gsung;
5) Dinginkan sampai suhu antara 3°C - 5°C dengan 15) Tuangkm1 seperti sehelumnya, dan cuci dua kali dengan
menggunakm1 penMgas es atau alat pendingin listrik; air panas sampai tiltrat bereaksi netral terhadap lakmus,
6) Ma-;ukkan sedikit demi sedikit 2.00 gr contoh dalam butir gabungkan tiltrat-tiltrat itu;
2, s::rrnbil terus diaduk; 16) TCUllhailkan 10 ml a<>am khlorida ( herat jenis 1,19 ) ke
7) Jaga suhu larutan agar tetap pada suhu 3°C- soc selcuna dalmn larull:Ul di atas;
minimal 5 menit dengan sesekali diaduk; 17) Pindahkan ke dalam cawan hermulut Iebar s::rrnbil dihilas
X) Amati larutan selmna pemasukan contoh, hila tidak beherapa kali;
ada gelembung-gelembung udara lakukan cara analisis 18) Uapkan hingga kering dengM hati-hati untuk mengurangi
kalsium oksida dan bila ada gelcmbung-gelembung udara sedikit mungkin percikan, keringkan pada suhu tidak lehih
lakukan langkall herikut; dari 20°C selmna 1 jCUll, basahi deng<m asmn hidrokhlorida
9) Tuang sec<rra perlahan-lalum melalui corong Buchner d:m (bcratjenis 1, 1Y) uapkl:Ul dan keringk<mlagi, saring deng<:m
usahakan ag<rr sisa endapan tertahan telap dalCUll gelas piala; 75 ml a-;mn hidrokhlorida 0+3).

82 Baxian 3 : Beton. Semen. Pe1kerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4805-1998

Panaskan hingga mendidih. saring mclalui kertas saring uapkan sampai kering, pijarkan pada suhu 1050°C-11 00°C,
hchas ahu. dan cuci sisanya dengan 50 ml Asam dinginkan dahun desikatordan timbang hcmtnya; perbedaan
hillrokhlorida panw; (I +9) dan kcmudian dengan air panas berat sebelum rum sesudah ditambah asarn tlourida adalah
s<unpai scluruh air cucian hchas khlorida, pindahk<m ketiga ben:ll Si02 dengan ketelitian sampai 0, I %;
cndapan Si02 ke dalmn cawan platina. keringk<m d<:m hakar 20) Hitung persentase semen, Cs, menurut 2.2.4. (1 );
mula-mula llcngan suhu yang rcndah sampai diperoleh 21) Pisahkan go Iongan arnonium hidroksida dari tiltral di atas.
karhon llari kcrt<ts saring, pijarkan pada suhu 1100°C - Lanjutkan sesuai dengan cara kerja analisis semen
12000C, dingink<m dalam desikator kcmudian timbang; (Lampiran B);
19) Bwmhi Si02 dalam cawan platina dengan 0,5 ml - lml H20, 22) Hitung persentase semen, Cc, menurut 2.2.4 (2);
tamhahkan 2 tetes H2 S04 (1 + 1) dan 10 ml a-;am tluorida; 23) Hitung kadar semen tiap m 3 beton menurut 2.2.4. (3);

BABIV
LAPORAN HASIL UJI
L<tponm untuk sctiap contoh meliputi hal-hal sebagai bcrikut 5) Tipe agregat, analisa ayak agregat;
1) Lokasi hangunan; 6) Metode analisa;
2) Tanggal pengmnbihm contoh uji; 7) Asumsi yang digunakan;
3) Jumlah contoh dm1 densita.-; beton; 8) Persent<:L<;i semen Cc dan Cs;
4) Nomor idcntitikasi bcnda uji; 9) Kadar semen.

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH
kering pennukaan = Saturated Surface Dry

LAMPIRAN 8
(1) Contoh Daf"tar (sian Penbrujian Kadar Semen Portland Dalam Beton Keras Yang Memakai Semen Hidrolik
Nmna Lcmhaga Penguji Dikerjak<m olch
Nomor Laponm Uji Dihitung oleh
Tanggal Laporan Uji Diperiksa oleh
Jumlah Benda Uji
ldentitas Benda Uji
DENSITAS PRESENTASE KADAR SEMEN (kg/m3)
NO. BETON SEMEN(%) BERDASARKAN PERHITUNGAN
l'Rl'T WI W2 W3 W4 Dl D2 Cs Cc KERINGOVEN KERING
Cs Cc PERMUKAAN

............................................... 19 ........... .
Catalan: Mengetahui/Menyetujui
Kepala Balai,
Contoh lsian Formulir ini
tidak lll<'rtlpakan bagian dari standar ttd,

(Nama Jela.<)

Bagian 3 : Beton, Semen, Pe1*erasan }alan Beton Semen 83


SNI 03-4805-1998

(2) Penggujian Kalsium oksida (diambil dari Standar Pindahkm1 kcrtas saring beserta endapannya ke dalmn gelas
Semen Portland) semula dengan menggunakan batang pengaduk dan cuci
Tambahkan HCI pada basil saringan golongan ammonium endapan dengan air pmms. Teteskan ± 10 tetes H2 S0 4 (1: 1)
hidroksida sampai asam, uapkan sampai isinya kira-kira 100 mengelilingi kertas saring, encerkan sampai kira-kira 200 ml,
ml; tambahkan 40 ml air brom ke dalam larut:an yang panas tmnbahkan 10 ml H2S0 4 (1: 1), panaskan sampai hampir
dan teruskan dengan penambahan amonia scunpai larutan mendidih dan titrasi deng<m larutan KMn0 4 0,5 N, sampai
menjadi sedikit alkalis. perubahan wama ungu tidak hihmg dalam 10 detik. Lakukan
penetapm1 blm1ko dengm1 mempergunakan pcreaksi dan cam
Didihkan larutan selama 5 menil a tau lehih, dan jaga larutan
yang smna d<m perhitungkan ha'\ilnya sebagai koreksi dalmn
agar tetap alkalis, biarkan endap<m turun, saring dengan kertas
perbitung<m. Hitung kadar kalsium oksida deng<m ketelitiml
saring medium (No. 40 ), endapan dari MnO dibuang. Saringan
smnpai 0, 1% sehagai berikut :
diasamkan dengan HCI memakai kcrtas lakmus schagai
indikator d<m didihkan sampai semua bromine keluar. Asarnkan
basil saring<m dengan 5 ml HCI, encerkan sampai kira-kira 200 CaO = (V - a) x E X 100%
mi. tambal1kcm 2 tctes indikator meral1 me til dan 30 mllarutan herat contoh
mnoniwn oksalat pamL~ (50 g/liter). Pan~k sampai suhu 70°C
- lS0°C, smnhil diaduk teteskan Amonia (1: 1) smnpai warna keterangan :
larutan hcrubab mcnjadi kuning; dicunkan larutan di alas V Volume larutan KMn04 yang digunakan
pcmmgas air selmna 1 jam. Saring dengan kcrtas saring herpori
a Volume larutan KMn04 pacta penetapan blanko
balus; ((No. 42) dan cuci endapan X- 10 kali deng<m air p<mas,
dim;ma air pencuci seluruhnya tidak holeh melcbihi 75 mi. E Ekivalensi CaO/ KMn04
Simpan basil saringm1 untuk penet:apan magnesium oksida.

84 Bag ian 3 : Be/on. Semen. Perkerasan Jalan Be/on Semen


SNI 03-4806-1998
Pd M-12-1996-03

METODE PENGUJIAN KADAR SEMEN PORTLAND DALAM BETON SEGAR DENGAN


CARA TITRASI VOLUMETRI

BABI
DESKRIPSI
I. 1 Ruang Lingkup dimnbil secara acak dari produksi beton selam.a pelaksanaan
Metode Pcngujian Kadar Semen Portland dalam Beton pengadukan yang mewakili beton tersebut guna
5cgar dengan cara Titrasi Volumctri ini mencakup : pemeriksaan dan penilaian;
I) Cara mcncntukan kadar semen portland dalam beton segar 3) Semen adalal1 bahan pengikat berupa semen portland;
dengan mcnggunakan cara kc~ja titrasi volumctri; 4) Uji kalibrasi semen adalah uji untuk menentukan kadar
2) Kctcntmm mengcnai contoh uji, benda uji, pera.laum uji, ion Kalsium yang terdapat dalmn semen dalmn susunan
hahan kimia, uji kalibrasi, cara uji, perhitungan, dan laponm cmnpuran beton yang sam.a dengan cmnpuran beton yang
hasil uji. diperiksa dengan cara ke~ja pencatatan jumlal1 volume
la.rutm1 etilindiamin. tetra a.-;etat ym1g selanjutnya disebut
1.2 Pengertian EDTA;
Y<:mg dimaksud dengan 5) Uji kalibrasi agregat blanko adalal1 uji untuk menentukan
I) Ueton segar adalal1 campuran beton yang telah selesai kadar ion Kalsium yang terdapat dalmn susunan campuran
diaduk smnpai beherapa saat, karakteristiknya tidak berubah beton yang sama dengan cmnpuran beton yang diperiksa,
(masih plastis d<m belum t~jadi pengikatan); tetapi tanpa semen, dengan cara. ke~ja pcncatatan jumlah
2) Contoh heton segar adalah sejumlah adukan beton yang volume larutan EDTA yang dibutuhkml.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2. 1 Umum 2) Jumlah contoh uji minimal 20 kg, y<:mg mewakili seluruh
Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai cmnpuran beton yang diperiksa.
bcrikut:
I) Metode pcngujian ini hanya berlaku bagi contoh be ton segar 2. 2. 2 Benda Uji
yang dilengkapi dengan data pengujian kalibrasi yang Bcnilit uji harus mcmcnuhi ketentuan scbagai berikut :
sesua.i;
1) Jumlah bcton dengan maksimum hcsar hutir agrcgat 38,1
2) Pengmnbilan contoh bcton segar sesuai dengan SNI 03 mm adalah 2.000g ± 200 g;
2458-199 l ten tang Metode Pengambilan Contoh untuk
2) 1umlah be ton dengan maksimum besar butir agregat lebih
Cmnpuran Beton Segar;
dari 38,1 mm adalah 3.000g ± 300 g;
3) Semua bahan kimia pcreaksi harus memiliki kemumian
dengan kelas mutu sebagai bahm1 atau zat pereaksi untuk
;malisis (proanalisis); , 2.2.3 Uji Kalibrasi
4) Seliap contoh beton scgar yang diuji harus dilakuk<m oleh Uji kalibrasi harus memenuhi ketentmm sebagai herikut :
operator y;mg sam a d<:m operator tidak boleh memakai kaca 1) Uji kalihrasi semen dan kalihrasi agregat blanko harus
mala berwmna selama melakukan pengujim1; diulangi setiap ada peruhalum dahun pcm<:tkaian bahan
5) Peralatan yang dipakai harus sudal1 dikalibrasi sesuai seperti air, bellum tmnhalum beton. asal d<:m jenis semen,
kctentuan yang berlaku; asal dan jcnis agrcgat, d<m scliap dipakai Icuutm1 EDTA ym1g
baru;
6) Hasil pengujian harus dit<:mdatm1gani oleh tcnaga pelaksana
y<:mg ditunjuk sebagai penanggung jawab pengujian; 2) Sekur<:mg- kurangnya sek<lli ilitlmn sehari, d<:m selisih hasil
3 kali pengujian herturut-Lurut tid<tk holch lehih besar dari
7) Laponm pengujian h<:rms disahkan oleh kepala lahoratorium 51){,.
dengm1 dihuhuhi nama, umda tangan, nomor sural d<m cap
instansi.
2. 2. 4 Peralatan.
2.2 Teknis Pcralatan yang digunakan harus mcmenuhi ketentuan
2.2.1 Contoh Uji sebagai berikut:
Contoh uji harus memenuhi ketentuan sebaga.i berikut : 1) Susunan ay<tkan yang dipakai untuk uji hcton dan uji
kalihrasi h<uus scuna, yaitu hertu.rut-turut dari aieL'> 4, 75 nun.
I) Tiilitk holeh meng<:mdung agregat dan atau ba.han tmnbahm1 (No. 4), 300 ~n (No. 50), dan 150 f.-lin (No. 100);
deng<m kadar ion kalsium tcrlarut sedemiki<m h<my<tknya
hingga pcrbedaan hasil dua kali penentuan lebih bcscu- dari 2) Neraca, kapasitm; 2,600 g deng<m ketclitian minimal 0, lg;
Yl<; 3) Sekop tang<m dm1 s<:uung umgcu1 karetsebcu1yak dibutuhkm1;

Bagian 3 : Beton. Semen, Pe1*erasan ]alan Beton .'l"emen 85


SNI 03-4806-1998

4) Tabung pengamhil contoh uji, kapasitas 4,7 1, terbuat dari 2) Larutcm indikator Eriokluom Black-T deng<:m umur pakai
pipa polietilin; maksimum 2 bulan;
5) Tahung pengamhil henda uji, kapa-;itas 1,9 1, terbuat dari 3) Larutan Asmn Nitrat (1 + 19), lmutan pekat asam nitrat
polietilin; (bj I ,42) dalmn air dalmn perb<mdingan isi I: 19;
6) Mesin cuci : 4) Larutan disodiumetilin dirunin tetra asetat (EDTA) 0,01 M
( 1) mesin cuci ring an rumah t<mgga dengan kapasitas isi ym1g clibuat deng<m melcrrutkan 3,72 g ± 0,01 g disodium
bejana 40 1; hagi<m dalcun hejana harus dapat memuat etilin dirunin tetra asetat (EDTA) dalmn air yang diencerk<:m
susunan ayakan berukuran pemunpang 389 mm x 3I3 menjadi 1 L.
mm, tinggi 306 mm dan dinding sisi dalmn hej<:ma harus 2.2.6 Perhitungan
halus d<m rata:
Kad<:tr semen dalmn % berat dihitung deng<m rum us sebagai
(2) dilengkapi haling-baling d<m pampa resirkulw;i dengan berikut:
konektor bentuk T, selcmg karet dimneter dahun 6,4 mm
sepanj<:mg 1 m;
Semen, % = 100 (C I M)
(3) sehagai pengg<mti mesin pencuci ini dapatdipakai tcmgki
suspensi semen yang dihuhungkan memakai konektor
ketcrangan :
T;
7) Pipet herhuhungan, herukunm isi 125 ml ± 10 ml dilengkapi C bcrat semen dalam contoh (g)
alat perata permukaan dan pelimpas otomatik dengan keran M bt:rat (massa) contoh uji (g)
3 penyalur, ketelitian 0,2%, lihat lcunpiran;
8) Pipet otomatik, terhuat d<tri gelas berukuran 300 ml ± 25 Kadar semen dalmn kgfM3 dihitung deng<:m rumus sebagai
ml deng<:m 3 penyalur, keteliti<m ± 0,2o/r ; berikut:
l)) Pengaduk magnetik, deng<:m beberapa kecepa!Cm aduk yang
dapat dipilih dan yang balang aduknya herlapisk<m TFE- Kadar semen, kg!M3= (C/M)W
fluorokmbon:
I 0) Buret, herukur<:m 100 ml y<:mg hadcumya terhuat dctri bahan
kclt:rangan :
akrilik kelas A atau B dan dengan tutup dari bahan
PTFP(politetrafluoroetilin), dilengkapi Liang penyangga C bcrat scmt:n d<~lam. contoh (g)
badm1, penalmn alas, dcu1 klem; M bcrat (massa) contoh uji (g)
II) Pipet. d<:tri gel as volumetrik, herukunm isi 25 ml, mutu kelas W bcrat isi bcton scbagaimana ditcntukan dalmn Mctodc Uji
A atau B; C 138. dalam kg/M 3 .
I2) Pipet dengan penghisap bola kctret untuk pengmnhilan
contoh uji ycu1g meng<mdung semen; 2.2.7 Persiapan Uji
13)Botol Erlenmeyer, herukuran 500 ml dm1800ml atcm 1000 Persiap<:m uji sebagai herikut :
ml;
1) Untuk uji kalibrasi agregat blanko, harus disiapkan contoh
14) Dispenser. isi 5 ml, terbuat dari polietilin deng<m rwmg ukur beton sebanyak 2 kg yang mewakilijumlah heton y<mg akm1
dari polipropilin; diuji dikurangi dengan jumlah herat semen yang akan
15) Bejana penycunpur bah<m pereaksi berupa botol cuci d<tri dikandung oleh 2 kg beton tersehut dan penentuan kaJar
polietilin, kapasitas isi 500 ml, dilengkapi botol penetes relatif ion kalsium sesuai e<tra kerja dalmn Bah Ill;
herukuran 30 ml, dua botol aspirator segi empat, masing- 2) Untuk uji kalihrasi semen, dengan memakai ba.han-hall<Ul
masing herukunm 7,6 1 dan 18,9 1; d<m proporsi cmnpuran yang smna dengan beton y<mg ak<m
I6) Selang kctret berwmna terang sepanjang 6,1 m dengan diuji, harus diaduk deng<m t<mgml sejumlal1 2 kg contoh
uicuneter hagi<UJ dalmn 12,7 rrun. he ton:
(1) semen dan air harus ditimbang dengan ketelitian
2.2.5 Uahan Kimia Pereaksi masing-masing 1g d<m agregat deng<:m keteliti<m 10 g;
Balum kimia pereaksi harus memenuhi ketentucm sebagai (2) seluruh semen yang tercuci hersih hmus tertclfllpung ke
bcrikut: dalmn bejana mesin cuci atau tcmgki suspensi d<:m tidak
ada sisa semen yang menempel pada peralatan dan
1) Lu·ut<m hurer (pH = IO) Amoniumhidroksida- Amonium
pencntuan kailitr relatif ion-kalsium dalmn semen sesuai
Khlorida yang dihuat klmsus dm1 disimp<m dalcun hotol
cma kerja dalam bab III.
tertulup:
3) Lihat Lmnpiran A.

86 Bag ian 3 : Beton. Semen. Pe1kera.wn lalan Beton Semen


SNI 03-4806-1998

BAB III
CARA UJI
Pengujian kadar semen portland dalam beton segar dengan suspensi semen masuk ke dalmn pipet;
cara titrasi volumetri dilakukan sebagai berikut : II) Tutup keran bagian bawah pipet hila telah terisi penuh
(]) Timbang sebanyak 2.000g ± 200 g contoh beton ( untuk sampai batct..,nya, dan lepask<m selcmg;
be ton deng<m maksimum besar agregat 38,lmm) atau 3 .OOOg I2) Alirkm1 suspensi semen dalam pipet I25 ml ke dalmn gela..,
± 300g (untuk beton dengan maksimum agregat lebih dari piala yang berukuran 800 ml;
38,lmm) deng<:m keteliti<m lg;
I 3) Cuci pipet I25 I terse but dengan I 00 mllarutm1 a..,am nitrat
C) lsi mesin cuci atau tangki suspensi dengan 10 galon air (HN03) dari pipet otomatis yang terletak di atas pipet I25
(37,9± 0,4 I); ml;
~) Pindahk<m contoh uji ke dalmn ayakan yang dipa..,ang pada I4) Pastik<m agar seluruh larutml a..,mn pencuci mengalirma..,uk
mesin cuci, jalank<m pampa resirkuiasi d<m pengaduknya; ke dalmn gelas piala 800 ml;
4) Cuci contoh bcton yang ada dalmn ayakm1 sehingga seluruh 15) Encerkan larutcm HN03-Semen dalmn geicL" piala dengan
semen y<mg melekat tercuci bersih masuk ke dalmn mesin 300 ml a.ir memakai pipet otomatik 300 ml;
cuci/t<mgki suspensi; 16) Tempatk<m batcmg pengaduk magnetik berlapisk<m TFE-
~) Pindallk<m ayakan 4,75 mm herikut isinya setelah semua Iluorokarbon kedalmn gelas p.iala, lalu aduk isi gelas piala
semen tercuci hersih dari agregat; selmna 3 menit;
~) Cuci agregat yang terdapat pada ayak<m 300 f•.un selmna 17) Pada akhir pengadukan, amhil 25 ml larutan semen
I ,5 menit dan pastikan bal1wa semua semen y<mg menempel memakai Pipet dengan pompa karet dan pindahkan ke
pada agregat tercuci bersih m<:t..,uk ke dalmn mesin cuci/ dalmn gela.., Erlenmeyer 500 ml;
tm1gki suspensi; 18) T<:unbahk<:m ke dahun gela.., Erlenmeyer ini 10 ml larutcm
I{) Pindahk<m ayakan 300 f..Un berikut isinya dari nmgkaia.n buffer mnmoni<Hunmonium klilorida memakai dispenser
ayakm1 d<m teruskan pencucian agregat yang terdapat pada bervolume tetc1p dm1 4- 8 tetes larut<m indikator Eriokhrom
ayakan I 50 r..un selmna I ,5 men it lagi hingga seluruh semen Black T ( Jumlah tetes y<mg smna harus dipakai baik untuk
ym1g menempel pada agregat tercuci bersih ma..,uk ke mesin contoh kalihrasi maupun untuk contoh uji);
cuci/tangki suspensi; 19) Titrasi memaka.i larutcm EDTA dengan buret I 00 ml smn bil
') Pijit ujung slang agar suspensi semen mengalir lewat menggoyang-goyangkan gelct.., selmna titrct..,i berlangsung;
koncktor T d<m pipa berdiameter 6,4 mm; 20) Hentikan titrasi hila te~jadi perubah<:m warna larutan dari
P> Lepa..,kan tekm1an pada ujung slang agar semua suspensi merah anggur menjadi wama hiru yang jela..,;
melewatinya dm1 hubungkcm ujung pipa berdimneter 6,4 mm 21) Catat jumlah volume EDTA yang dihutuhkan untuk
dcngm1 pipet 125 ml; mencapai titik akhir tersehut sebagai Y.
10) Tekcmlagi ujung slcmg pomparesirkula..,i untukmengalirkcm

BABIV
LAPORAN HASIL UJI
Laporm1 ha..,il pengujicm harus memuat sekunmg-kurm1gnya 6) Kadar semen yang ditentukan herdasarkan perhitungan,
!cmyataan sehagai berikut: dalam kg/m3 beton;
j) Berat contoh heton yang diuji; 7) Tanda pengenal dari Laboratorium Penguji;
b Tanda pengenal dari contoh beton yang diuji; 8) Tcmda tcmgm1, munajela.., dari operator pelaksana pengujian;
I> Cara kerja pengujicm yang dipakai; 9) Tm1da tcmgan, munajelas, jabat<m dari Kepala Laboratorium
Volume EDTA, V, y<:mg terpa.kai untuk titra..,i hingga terjadi penguji;
perubalum W<UlHl mera.h m1ggur menjadi biru; 10) Cap resmi Laboratorium Penguji.
Kadar semen y<mg ditentuk<m berd<t..,arkcm grafik kalibnt"i
(lihat lmnpiran);
LAMPin.AN A

0) Cara memhuat ~.-arik kalihrasi. Tempatkm1 pada titik lainnya, beratnya semen y<mg terdapat
Untuk membuat kurva kalibrasi linier yang menyatakan pada pengujicm kalibrasi contoh beton 2 kg d<:m volume EDTA
iadar semen (g) terhadap volume EDTA yang dibutuhkan, y<mg dibutuhk<m.
l;unbark<m terlehih dulu sehagai titik awal kadar semen smna Huhungkan kedua titik tadi dengan garis lurus untuk
~ng<m no I d<m jumla.h volume EDTA yang dihutuhkan untuk mclengkapi kurva kalihrasi bagi jenis agregat dan semen yang
~nguji<:m agregat hlcmko, lihat cara kelja pengujian kalihm.;;i dipakai.
~regal blanko pada butir 2.2.7. (persiapml uji) dan Bab III. Semua kadar semen yang tidak diketahui adalah berbcmding
lurus dari scgi kadar ion-Kalsiumnya (lihat Gb. I)

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jahm Beton .'l'emen 87


SNI 03-4806-1998

(2) Contoh perhitungan:


Misa.l massa (heral) contoh uji helm!, M = 2.100 g; Jumlah
30 larutan EDTA y<mg dihutuhkan untuk - titrasi = 30,0 mi.
Dari grafik ka.lihrasi diperoleh, untuk volume EDTA, V =
mlEDTA 30,0 ml idenlik dengan 300 g semen (C) dari 2.000g ± 200g
contoh. Kadar semen da.lam % bcrat adala.l1 :

25 Kadar semen, % = 100 X (CC/M)


300 = 100 X (300/2.100) = 14,3%
g semen /2000 g contoh Kadar semen, dalam kg/m3
Kadar semen, kg!m3 = (C/M) x W
Gamhar 1 dimmut, W berat isi beton yang diuji kg/m 3
Grafik Kalihrasi

(3) Peralatan Pen~u.jia

(!) Botol berisi


air pengP.ncer
(H) Botol berisi
5% asarn nitrat I
( F} Botol suspensi
sern/p~.h:!

(E) Titik pengarbj.l~


suspensi semen/
psr.halus

(D) Ujung keran/slang


resirlculasi
(A) Susunan
ayakan ~ L __ ] _______ j '
_j ____ l_ : - - - - - - _j~
muka a:.::- .
-~

r(l>\
\:_C) (G) Cangkir penyampur

(B) Bejana Hesin cuci


dgn.baling-baling
\
peng3.dukan (C) Pompa

Gb. Peralatan utk. penyiapan dan pengambil~


contoh su~eni semen/pasir halus

Gmnbar 2
Pera.latml Penguji<m

88 Bagian 3: Beton. Semen. Pet*erasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4806-1998

(4) Contoh Daftar lsian

CONTOH DAFTAR ISIAN FORMULIR I)ENGUJIAN KADAR


SEMEN PORTLAND DALAM BETON SEGAR DENGAN CARA
TITRASI VOLUMETRI

Nama Lemhaga Penguji


Lmnpiran Surat Laporan No. dan Tanggal Dike~jan oleh
Jumlah Benda Uji Dihitung oleh
Tanda Pengenal Benda Uji Diperiksa oleh

BERAT KADAR SEMEN KADAR SEMEN


NO. NO. VOLUME EDTA
CONTOH BERDASARKAN BERDASARKAN KETERANGAN
URUT CONTOH (ml)
(kg) GRAHKA(%) PERHITUNGAN kg/m3)

...................................... , 19 ........ .

Mengetal1ui/Menyetujui
Kepala Balai ........... .

( Nmna Jelas )

Catatm1 :
Contoh isian formulir ini tidak merupakan
bagicm dari standar.

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 89


SNI 03-4807-1998
Pd M-13-1996-03

METODE PENGUJIAN UNTUK MENENTUKAN


SUHU BETON SEGAR SEMEN PORTLAND

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
Metodc Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar Yang dimaksud dengan :
Semen Portl<md ini mencakup : 1) Beton segar adalah cmnpuran he ton yang telah selesai
I) Penentuan suhu dari heton segar yang menggunakan semen diaduk smnpai heherapa saat, karakteristiknya tidak berubah
portland; (masih plastis dm1 helum terjadi pengikatan);
2) Ketentuan peralatan, henda uji, cw·a uji d<m laporan lm~i 2) Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilk<m
uj i. dengan· cara menggiling terak semen portland yang
terut;una, terdiri dari Kalsium silikat hidrat y;mg hersifat
hidrolis d<m digiling hersmna-smna deng<m hahan tmnhah<m
satu atau lehih hentuk kristal senyawa Kalsium sulfat.

BAB 11
KE TENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum I) Termometer :
Ketentuan umum y<mg harus dipenuhi sehagai berikut : (I) harus mmnpu mengukur suhu he ton scgar <mtara 0-
I ) Contoh uji 500C deng;m kctelitian ± 0,5°C;
(I) sesuai SNI 03-245X-l991 tent;mg Met ode Pcngmnhilcm (2) harus dari jenis tcnnometer cairan dahun gelas;
Contoh untuk Cmnpunm Beton Segar; (3) hcu-us mcmiliki t;mda yang pasti dan tctap sebagai hatas
(2) hila hcton diproduksi deng;m menggunakan truk mixer pcnunjuk kedalmmm pencelup;mnya yaitu 75 rnm;
atau heton siap pakai pengmnhilan contoh uji scsuai 2) Bejana kedap air, cukup besar untuk memunpung beton
dengan )Nl 03-4433-1997 tentang Spesifikasi Beton minimal 75 mm ke semua arah clari alat pengukur suhu d<m
Siap Pak<ii: tehal penutup beton harus paling sedikit tiga kali ukunm
2) Tcnnometer luu·us dikahbrasi satu tahun satu kali; nomimal agregat k<L'>ar maksimum.
3) Hasil penguji;m harus ditm1clat<mg<mi oleh tenaga pelaksmut
2.2.2 Benda Uji
yang ditunjuk scbagai pemmggug jawab pengujian;
Benda uji harus berupa beton segar yang terdapat dalmn
4) Lapor;m penguj ian harus disahkan oleh kepa.la laboratorium
alat pengangkut atau yang baru saja dicorkan dalmn cetak;m;
dengan clibuhuhi mm1a, tancla tangmt, nomor sural dan cap
jika benda uji tid<tk dahU11 alat pcng;mgkut atau cet<tkan, rn<tka
inst<msi.
contoh uji harus clipersiapkan dalmn sehuah hejana y<mg hagi<m
dahm1nya telah dibasahi deng<m air terlchih dahulu.
2.2 Teknis
2.2.1 Peralatan 2.2.3 Cara Penempatan Termometer
Peralatan yang cligunakan harus memcnuhi kctcntuan Tcnnometer diletakbm pada henda uji deng<mjarak minimal
schagai hcrikut : 75 mm dari dinding alat pengangkut I cct<tkan bejana dan
tennometer terendmn sckunmg-kurangnya 75 mm ·

BAB III
CARA UJI
Pengujian untuk menentukan suhu beton segar semen 4) Tekan dengan hati-hati pennukaan heton di sekeliling
portland dilakukcm sehagai herikut : tennometcr sehingga tid<tk dipengaruhi suhu luar;
I) Amhil contoh he ton segar sesua.i SNI 03-2458-199 I tentm1g 5) Biarkan tennometer terendmn dalmn heton selcuna dua
Met ode Pengmnhilcm Contoh untuk Ccunpuran Beton Segar; menit atau sampai pemhacacm suhu konst<m;
2) Tuangkan hcton segar ke dalmn cetctkan I hejana I alat 6) Baca dan catat hasil pemhaccum suhu;
pengangkut; 7) Seluruh proses pengukunm suhu heton segar harus selesai
3) Tempatk;m tennornetcr sesuai dcngan 2.2.3.; dalam w;tktu 5 menit sej;tk pcngrunhilan contoh.

90 Bag ian 3: Belon. Semen. Perkerasan Jalan Be/on Semen


SNI 03-4807-1998

BABIV
LAPORAN HASIL UJI
Laporan pengujian dicatal dalam formulir dengan (4) tanggal pembuatan;
mcncantumkan ihwal sebagai bcrikul : (5) untuk pekejaan;
I) ldentitas pengirim henda uji : 3) Lahoratorium yang melakukan pengujian:
(]) muna; (1) nama pelaks<ma pengujian;
(2) alamat; (2) nama penanggung jawab pengujian;
2) ldentitas contoh uji : (3) tanggal pengujian;
(1) nomor hcnda uji; 4) Hasil pengujian.
(2) maccun benda uji; Lapor<m ha-;il uji harus memenuhi butir 2.1. sub.butir 3 d<m4.
(3) jumlah henda uji;

LAMPIRAN A

Contoh lsian Formulir Pengujian Untuk Pengukuran Suhu Beton


Segar Semen Portland

Nama Lembaga Penguji


Lmnpinm Surat/Laporan No. dan TanggaJ Dikerjakan oleh
.Jumlah Benda Uji Diperiksa olch
Tanda Pengcnal Benda Uji Disetujui olch

No. Urut No. Kode Pembacaan Keterangan


Pemhacaan Beton. Suhu °C ---

······································• 19 ........ .

M cngetahui!Mcnyetujui
Kepala .......................... .

Catalan:
Contoh isian fonnulir ini tidak merupakan Cap kantor + nmna jelas
hagian dari standar.

Bagian 3 : Beton, Semen. Pe1*erasan Jalan Beton Semen 91


SNI 03-4808-1998
Pd M-14-1996-03

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DALAM BETON SEGAR


DENGAN CARA TITRASI VOLUMETRI

BAB I
DESKRIPSl
I .1 Ruan~ Lin~kup 1.2 Pen~rtia

Metmlc Penguji<m Kadar Air Jalmn Beton Segar dengan Yang dimaksud deng<m :
Cara Titrasi Volumetri ini mencakup : I ) Kadar air dalam heton segar ad.alah kandungan air total
I) Penentmm kaJar air dal<un heton scgar dengan cara titrasi
y<mg terdapat dalmn nunpunm heton segar;
volumetri; 2) Beton se~ar adalah nunpuran beton setelah selesai Jiaduk
2) Ketcntu:m mcngenai peralatan. contoh uji. henda uji, hahan
s<unpai heherapa saat karakteristiknya Lidak heruhah (masih
pereaksi, kalihrasi, pcrhitungacm. kctcliti:m, cara penguji:m, plastis d<m helum terjadi pengikat<m);
laporan hasil uji. 3) Contoh heton se~ar adalah sejumlah adukan heton y<mg
dimnbil secant acak dari produksi he ton selmna pelaks<macm
pengaduk:m y:mg mewakili beton terse hut guna pcmeriksaan
thm penilai;m;

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum 9) Buret terhuat dari aktilik isi 100 mi. deng<m keteliti<Ul kelas
Ketentuan umum y;mg harus dipenuhi, sehagai herikut : A atau kei<L~ B yang dilengkapi deng<m sumhat PTFE;
I) Pengmnhilan contoh heton segar sesuai deng;m SNI 03- 10) Lahu ukur 2 huah terbuat dari polietilin herkapasitas 500
245X-IlJ':J I. tentang Metode Pengmnbilan Contoh untuk ml:
Campunm Beton Segar; 11) Dispenser dengan volume tetap terhuat d<lfi polietilin
2) Setiap contoh uji hmus dibcri identa~. nom or urut, t;mggal dcng<m m<mg pcngukur dari hahan polipropilin herkap<L-;itas
pemhuat<m, serta mutu heton y<mg Jigunakan; 2 ml I huah dan 5 ml 2 huah;
3) Peralatan yang digunakan harus sudah Jikalihrasi sesuai 12) Carboys, terbual Jari bahan polietilin herbentuk persegi
ketentuan y;mg herlaku; p<mj<mg linier jenis aspirator atau penghisap berkapasitas
7,6 liter;
4) Hasi I penguji<UJ harus Jitanda t;mg<mi oleh tenaga pclaksmm
yang ditunjuk sehagai penanggung jawab pengujian; 13) Penjepit/ klcm untuk menjepit buret yang dilapisi ba.h<m
vinil.
5) Laporan pengujian harus disyahkan oleh kepala Iaho-
ratorium deng<m dihubuhi nmna, tcmda tcmgan, nom or d<m
cap instansi. 2.2.2 Contoh Uji
Contoh uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
2.2 Teknis 1) Contob uji berupa heton seg<lf dengan herat minimal
2.2.1 Peralatan 20 kg;
2) Ukunm agregat maksimal 3~.1 mm, dan hila tcrdapat
Peralatan yang digunakan harus memcnuhi kctentuan
agregat yang lebih bcsar harus dilakukan pengayakan ..
sebagai herikut :
I) Wadah terbuat dari metal atau logmn yang kedap air; 2.2.3 Benda Uji
2) Timhangan dengan kapasitas minimal 2.600 gnun dengan Benda uji harus memenuhi ketentmm sebagai herikut :
ketelitian 0. I grmn;
I) B<myaknya 2 huah;
3) Botol hermulut hesar terhuat dari polictilin deng<m kapasitas
minimal !,':!liter deng<m tutup herulir dan hersumhat; 2) Berat masing-masing 2000 g ± 200 g;
4) Alat pengaduk dengan kapasitas minimal 2,5 liter 3) Bila beton yang diuji Lidak mengandung senyawa khlorida,
mempunyai kecepatan 60 putaran/menit dan dilengkapi maka pemakaian hrrut.-m hl<mko untuk penguji<m Lidak perlu
dengan alat pengatur waktu 0 men it - I 5 menit serta stop dilanjutkan.
kontak;
5) GelcL~ elenmcyer dcngan kapasitas 500 ml; 2.2.4 Bahan Pereaksi
6) Pipet kaca, 25 ml kelas A atau B; Bah<m Pereaksi harus memenuhi ketcntucm sehagai berikut:
7) Pipet kaca otomatis 25 ml sebanyak dua buah dan 10 ml 1) Lrrutan asam nitrat (I + 1);
satu huah, ketelitian 0,05 ml; 2) Larutan indikator <ununium-ferat yaitu ccunpuran 50 grcun
X) Botol pereaksi hcrw<mla gelap terhuat Jari polipropilin senyawa bcsi cunonium sulfat LFeNH 4(S04 )z- 12H 20 j dalcun
herkapasit<L-; O,lJ5 liter- 11iter rum dilengkapi dcng<m 2 huah 100 ml air dcu1 ditmnhah 5 tetes larut<m asmn nitrat (1+1);
sumhat karet No. 6 y<mg memiliki 2 luh<mg dan 3 luh<mg;

92 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkeraum Jalan Beton Senten


SNI 03-4808-1998

3) Nitro henzena (CH 5 N0 2) deng<m herat jenis 1,2; Perhitungan sehagai herikut :
4) Laruum kalium thiosicmat 0,05 N; 1) Hi tung ekivalen KSCN, y, dari lctrutan blanko deng<m
5) Larutan perak nitrat 0,5 N; rumus:
()) Larulan natrium khlorida 0,5 N.
y =a-x
2.2.5 Uji Kalihrasi
Uji .kalihrw;i harus memenuhi ketentuan sebagai herikut : keterangan :
I) Konstanta ekivalen hlanko terdiri dari: y = ekivalen KSCN;
( 1) lO ml larute:m perak nitrat (AGN03) 0,5 N; a= konstanta ekivalcn blanko, dalmn ml;
(2) lO ml larut<m asmn nitrat (I+ 1); x = volume KSCN yang diperlukan untuk mencapai titik
akhir titrasi dal<lfll mi.
(3) 5 ml indikator alum ferat;
2) Hi tung kadar air dengan meng~'lak kurva kalihrasi:
(4) 2 ml nitro henzcna;
(1) Bila kadar air dinyatakan dalam % maka :
(5) larutan KSCN 0,05 N.
2) Kadar air dihandingkan dengan titik akhir kalium
thiosianat terdiri d<tri :
% air = w/ms x 100

(1) 100 ml air; (2) Bila kad<tr air dinyatakan dalmn kg/m3
(2) 500 ml lctrutml NaCI 0,5 N;
{3) lctrutan KSCN 0,05 N. air = w/ms x W
3) Kurva kalihrasi perhandingan kadar air dan total
kalsium thiosianat terdiri dari : keterangan :
( 1) 140 ml dan 180 ml air;
w kadar air contoh hasil perhitungan dalam gram;
(2) 500 mllaruL<m NaCI 0,5 N;
ms massa dari contoh dalam gram
(3) laruum KSCN 0,05 N.
W berat isi heton dalam kg/M3
4) Sehelumpengujian henda uji, harus dilakukan uji
kalihrasi;
2.2.7 Ketelitian dan Kesalahan Hasil Uji
2.2.6 Perhitungan Ketelitian dan kesalahan hw;il uji d<tri dua kali pengujian

(Jieh satu orang operator yang sama dengan bahan yang sama tidak bolch herheda 1,56 (?-f,.
BAB III

CARA PENGUJIAN benzena;


4) Aduk S<lfllpai rata;
J.1 Uji Kalibrasi
5) Titrasi dengan memakai Imutan KSCN 0,05 N s<lfllpai
.:u.I Uji Kalihrasi Konstanta Ekivalen Ulanko timbul W<lflla coklat kemcrahml.
Uji kaJihrw;i konst<:mla ckivalen hhmko dilakukan sehagai
hcrikut: 3.1.3 Kurva Kalihrasi Perhandingan Kadar Air dan Total
I) Ambil larutan perak nitrat sesuai 2.2.5. 1) (1); Kalium Thiosianat
2) Tmnhahk<:mlarut<m w;mn nitrat, indikator alum feraL d<m nitro Kurva kalibrasi pcrbandingan kadctr air dan total kalium
hcnzcn sesuai 2.2.5 I) (2), 2.2.5. I) (3) d<m 2.2.5. I) (4); thiosianat dilakuk<m schagai herikut:
~) Titrasi dengan laruum KSCN 0,05 N smnpai W<Ulla coklat I) Sesuai lcmgkah 3 .1.2. dengan memakai 140 ml air d<m 180
kemerahan. ml air;
2) G<unh<trk<m dal<un grafik kadm air dalmn gnun tcrhadap,
J.1.2 Uji Kadar Air Dihandingkan dcngan Titik Akhir KSCN dalmn milimeter;
Kalium Thiosianat 3) T<trik kurva y<mg halus rnelalui data kalihrasi.
Uji kadar air dibandingkan dengan titik akhir Kalium
Thiosianat dilakukan schagai bcrikut: 3.2 Pengujian Kadar Air dalam Beton Segar dengan Cara
I) Amhil air dan lctrutml NaCI scsuai 2.2.5. 2) (I) dan 2.2.5. 2) Titrasi Volumetri
(2); Penguji<m dilakuk<m sehagai herikut :
2) Ambil 25 ml cmnpunm 3.1.2. 1) dcng<m pipet volumetrik I) Atur suhu ruang kerja antara 24°C - 30°C;
dm1 masukan ke dalmn gelas erlenmeyer; 2) Timhang 2 wadah kosong d<m catat;
3) Tmnhallk<:tn 25 ml lmutan perak nitrat (AgN0 1 ) 0,5 N, 10 3) Ambit hcnda uji sesuai 2.2.3;
ml HN0 3 (I+ I), 5 ml indikator alum ferat dan 2 ml nitro

Uagimt 3 : Beton. Semen. Pet*erasan }a/an Beton Semen 93


SNI 03-4808-1998

4) Tcmpatk<m masing-masing henda uji dalmn scbuah wadah; 10) Tmnbahk<m masing-masing seb<myak 10 mllaruta.n HN0 3
5) Tmnha.hkcu1 500 ml l<uuta.n NaCl 0,5 N kedalmn 1 contoh ( 1+ 1), 5 ml indikator alum ferat dan 2 m1 nitro benzena
dan 500 ml air kc dalam contoh lainnya dcngan pada tiap ge1as pia1a dengan menggunakan dispenser
menggunak<m lahu ukur; bervo1ume tetap;
6) Putar kedua botol ujung ke ujung deng<mtang<m a tau dengan 11) Aduk dengm1 baik dengan cara menggoyang-goyangk<m
alat penymnpur; hila dilakuk<m dengan tang<m diperlukan gelas piala secara berhati-hati;
paling scdikit 75 kali puta.nm dm1jika menggunakan mesin 12) Tentukcm kekuat<m khlorida da1mn larut<m contoh rumlarutcm
diperlukan sekunmg-kur<mgnya 2 menit dengan kekuatan bhmko dengan titrasi memakcri larut<m KSCN 0,05 N;
40- 60 putanm/menit 13) Tmnhahkan terlebih dulu 25 ml larutan KSCN 0,05 N
7) Lepaskan hotol dari alat pengaduk, biarkan isi botol dengan menggunakan pipet otomatik untuk mempercepat
mengendap sclmna 3 - 5 menit; tim~;
X) Amhil bagian jemih dari larutan benda uji dan hlanko 14) Goy<mgk<m gelas piala selmna melakukan titrasi smnp<ri
masing-masing sehanyak 25 ml, masukkan ke dalmn gclas dipcroleh wama coklat kemerahan yang perma.nen;
piaJa herbentuk konis secara terpisah; 15) Catat jumlah larutan KSCN yang dibutuhkan untuk
9) Tmnhahkm1 masing-masing scb<myak 25 mllarutcm AgN03 mencapai titik akhir titrasi baik pada larutcm bcnda uji
0,5 N ke dalmn larutml benda uji d<m I 0 ml ke dalmn larutan maupun larutcm blanko.
hhmko dengan menggunaka.n pipet otomatik;
BAB IV
LAPORAN HASIL UJI
Laporan basil uji harus memuat sekurang-kurangnya 5) Kailitr air yang diperoleh berdasarkan kurva kalibrasi;
pcmyatacm scbagai berikut: 6) Kadar <rir ym1g diperoleh berdasarkan perhitungan, dalmn
1) Massa (herat) dari contoh beton y<mg diuji; kg/m3 beton segar;
2) ldentitas dari contoh uji yang diuji; 7) ldentitas laboratorium penguji;
3) Metode uji y<mg digunak<:m; 8) Tanda tangan, nama jelas dari pe1aksana pengujian;
4) Volume KSCN, yang digunakan untuk titrasi hingga 9) Tanda tcmgan, namajelas, jabatan dari kepala laboratorium
penguji;
diperolch W<mia coklat kemcrahan y<mg pennanen;
10) Cap resmi ilitri laboraLOrium penguji.

LAMPIRAN A
CONTOH ISIAN FORMULIR PENGU.JIAN KADAR AIR DALAM
BETON SEGAR DENGAN TITRASI VOLUETRI
N amu Lembaga Penguji Diker_jakan oleh
Nom or Lapuran Uj i Dihilung uleh
Tanggal Laporan Uji- Diperiksa uleh
Jumlah Benda U_ji
ldenlitas Benda U_ji

BERAT VOLUME KADAR AIR BERDASARKAN


NO NOM OR
CONTOH KSCN
URUT CONTOH (ml) GRAFIK (%) PERHITUNGAN
(kg)

....................................... 19 ........ .
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Balai

ttd
Catatan:
Contuh isian furmulir ini tidak merupakan bagian clari sl;mdar. ( Nama Jelas )

94 /Ja;:ian 3 : Beton. Semen, Pe1*erasan fa/an Beton Semen


SNI 03-4809-1998
Pd M-15-1996-03

METODE PENGUJIAN UNTUK MEMBANDINGKAN BERBAGAI


BETON BERDASARKAN KUAT LEKAT YANG TIMBUL TERHADAP TULANGAN

BAB I
DESKRIPSI
(! .1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
Me10de Pengujian untuk Memhandingkan Berhagai Beton Dahun St<mdar ini yang dimaksud dengan :
krdasark<m Kual Letak yang Timbul Terhadap Tulang<m ini 1) Beton adalah cmnpuran antara semen porthmd atau semen

tnencakup :
) Perh<:mdingan antara berbagai macam heton berdasark<m
kuat lckat yang tirnhul terhadap baja tulangan;
hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau t<mpa hah<m cmnpuran l<unhahan memhentuk
masa padat;
) Ketentuan mengenai peralatan, benda uji, perhitungan, 2) Beton segar adalah ccunpuran heton yang Lelah selesai
pclaporan d<m c<U"Ct uji. diaduk smnpai beherapa saat. karakterisliknya tidak herubal1
(masih plastis dan helum terjadi pengikat<m);
3) Slump ada.la.h ukunm dari kekentahm aduk<m heton.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
t.1 Umum (2) tipe II berbenluk halok dengan ukuran 150 mm x 150
Ketentuan umum yang .harus dipenuhi adalah sebagai mm x 300 mm, berisi dua batang tulangan yang

r crikut :
) Met ode ini tidak dipakai untuk hcton hertulcmg y<mg vmiahcl
dipasang mendatar, lihat Gmnhar 2:

~)
utamanya adalah ukunm atau jenis hatang tulangan atau
mmtuk menentukan .harga kuat lckat hagi desain struktural;
Pcralat<m harus dikali hrasi sesuai dengan ketentrnm y<mg
~
-4~
_
L

·\ ·. ·. \\.'0
.
_
·?___..-----
.....
penutup cclah .
dcng~
....
at~u
tah kcc1l
cmcm ,.;arct

herlak.u; ~ ~-·:
Hasil pengujian harus ditandaumgani oleh tenaga pclaksana 150 mm dct?.il"
y<mg ditunjuk sehagai pcnanggungjawah penguji<m;
coakan bcrbcntuk
· ) Laponm penguji<m hams disahkan oleh kepala laboratorium scgitiga dcngan
deng<m dihuhuhi muna, dan tanda tang<m, nomor sural dm1 kedalaman 13 mm
cap inst<msi .

.2 Teknis
.2.1 Peralatan Potongan U-B Tampak C-C
Peralatan yang digunakan, harus memenuhi ketcntuan
tchagai hcrikut :
Cetakan: GAMBAR 2
(I) Lipe I herhentuk kuhus deng<m sisi 150 mm, hcrisi schuah CETAKAN TIPE II
tulcmgan yang dipas<mg verlika.l, lihat Gmnhar I;
I <--·--:• I
(3) hila terhuat dari log:cun. tcbal dinding: minimal 6 mm.

Oi !1~ (4) hila terhuat dmi kayu. maka hagi<m dahun harus dilapisi
pelaL log;un setehal ± 3 mm;
1c11n -:rr
tT~ (5) harus dipulas minyak sehelum dipak.ai;
~ •NCUO-.) ____J (6) harus kedap air;
B tebal dinding 2) AlaL ukur dengan pembagian dalmn satuan 0,025 mm dan
~ l/4i~nu}
rentang peng:ukuran 13 mm-25 mm, Iihal Gmnbar 3;

.:!lJ~
~
;lo,···u:
r-'~:;
~

.
.
~
e

·-c
lcbal pelal das:u
IOmm

POTONGAN A-A
GAMBAR I
CETAKAN TII'E I

Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen 95


SNI 03-4809-1998

7) Permukaan henda uji harus dihcri lapis kaping sehelum diuji


sesuai dengan ASTM C617-87, Practice for Capping
Cylindrical Concrete Specimens;
X) Benda uji tipe II dihelah dua setelall berumur 7 hari - 14
h<rri menjadi 2 huah benda uji;

2.2.4 Kecepatan Pemhehanan


Kccepatan pemhehanan maksimal22 KN/mcnit atcm setcrra
dcngan kccepalml gerak mesin penguji tcmpa hebml sebcsar 1,27
mm/detik.

TAMPAKMUKA T A!\11' AK SAMPING 2.2.5 Pemhacaan


Pembaca.an scbagai herikut :
I ) Pada mloj i ukur minimal 15 x pcm hacaan y<mg terbagi rata
pada rentmlg 0,25 mm;
2) Kcteliti<m 0,1 x pemhagian skala y<mg terkccil;
3) Olch 5 tenaga kerja :
( l) operator, 1 orang;
(2) untuk dial gauge, 2 orm1g;
batang mclint.ang
(3) untuk mencatat, 2 orm1g;
GAMUAR 3
4) Dihentik<m hila dicapai salah satu hal sehagai berikut :
(1) titik leleh bat<mg tulangm1 telah dicapai;
3) A tat uji dilengkapi pelat penumpu persegi 150 mm 2 sctchal
19 nun dcng<mluh<mg dibagi<mlengahnya y<mg cukup hcsar (2) heton penutup pecah atau terkelupas;
untuk mcnetima hal<mg tulangan y<mg menonjol dari hcnda (3) tuhmgan telah bcrgeser minimal 2,5 mm pada ujung
uji. y<mg dibeb<mi
2.2.2 Bahan
Bah<m harus memenuhi ketcntmm sehagai herikut: 2.2.6 Perhitungan
1) Semen sesuai deng<m SNI 15-2049-1990, Semen Porthmd, Perhitungan sehagai herikut :
Mutu dan Cerra Uji; 1) Kuat lekat rata-rata nominal :
2) Air sesuai deng<m SNI 03-6X61.1-2000, Spesifikasi Bah<m
p
Bangunan Bagi<m A (Bahan Bangumm Non Logmn); kuat lekat = ...................................................... 1)*
3) Bahan tamhahan sesuai dengan SNI 03-2495-1991, Fl
Spcsifikasi Bah<m Tmnha.han untuk Beton; ketcrangan :
4) Agregat sesuai dengm1 SNI 03-1750-1990, Agregat Beton,
p adalah beban. dalam kg:
Mutu dan Cerra Uji;
FI luas pennukaan batang tulangan berulir No. 6 yang
tertanam dalam beton = 90 cm2
2.2.3 Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan sehagai herikut :
2) Regangan hatang tulangan :
1) Tipe I dan tipe II m<L~ing-as herjumlah 3 buah;
cr p
2) Menggunakan tulangan herulir nomor 6 sesuai dengan
ASTM Stand<rrd A615, Specification for Deformed <md
¢= E
=
EF 2
................................................ 2)**
Plain Billet Steel Bars for Concrete Reinforcement,
3) Batang tulangan yang digunakan untuk pembuat<m benda keterangan :
uji h<rrus dibersihkan dmi lemak dengan pel<rrut lemak P adalah beban, dalam kg;
(solvent);
E 200 G Pa
4) Pcmadatan :
F2 284 111Jl1 2
(1) Untuk slump 25 mm, dengan penggct<tr;
(2) Untuk slump 25-75 mm, dengan batang penusuk atau
penggetcrr;
5) Pengcconm heton :
(1) Untuk tipe 1, 2 lapis dengan pemadatan tiap lapis;
(2) Untuk tipe II, 4 lapis dengan pemadatan tiap lapis;
6) Cetakan dilepas setelah minimal 20 jmn;

96 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4809-1998

BABID
CARA UJI
Cara pengujian dilakukan sehagai berikut : 5) Baca dan catat beban yang diberikan dari basil pembacaan
I) Pasang henda uji pada mesin uji sedemikian rupa hingga pada dua arloji ukur sesuai dengan butir 2.2.5 1);
permukaan kubus dengan tulangan yang menonjol 6) Catat pembacaan arloji ukur sampai ketclitian 0,1 x
menempel pada blok penumpu dari mesin uji; pembagian skala yang terkecil;
2) Jepit batang tulangan yang menonjol dengan alat penjepit 7) Lanjutkan pemherian beban dan pembacaan pada selang
tarikan dari mesin uji; waktu yang tepat sehingga :
3) Catat jarak an tara permukaan benda uji sampai bidang datar (1) titik leleh tulangan tercapai, atau
mesin uji dengan ketelitian 2,5 nun; (2) beton penutup mulai pccah, atau
4) Bebani batang tulangan dengan keccpatan scsuai dengan (3) terjadi slip sekurang-kurangnya 2,5 mm pada ujung
hutir 2.2.4; yang dibebani.

BABIV
PELAPORAN
Laponm uji harus memuat informasi sebagai berikut : 2) Tipe dan sumber semen, agregat, bahan campuran tambahan
I) Kadar semen, rasio air semen, ukuran agregat maksimum, dan air pencampur;
slump dan kadar udara; 3) Umur ketika beban diberikan;
3) Behan maksimum sesuai dengan butir 2.2.5 4).

LAMPmAN A

DAFTAR ISTILAH

pelat tumpu = hearing plate


tegangru1Iekat = bond stress
pelarut = solvent
batang yang tertanrun = emheaded bar
kaping = capping
tulangru1 bcrulir = deformed bar
arloji ukur = dial gauge
selru1g waklu = interval

Bagian 3 : Beton. Semen, Pe1*emsan ]alan Beton Semen 97


SNI 03-4810-1998
Pd M-16-1996-03

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup d<m air, dcng<m atau t.anpa bah<m tmnhahan lainnya y<mg
Mctodc Pcmhuatan dan Perawatan Benda Uji Beton eli telah mengcras;
Lapangan ini mcncakup : 3) Penggetar eksternal adalah pcnggctar bcrbentuk mejaJ
I) Cara pemhuatan dan pcrawatan hcnda uji hcton di papan yang dahun penggunaannya, heton yang sedan~
lapangan; dipadatkcm diletakkan di atasnya;
2) Kctentuan mcngcnai pcralatan, hcnda uji, pcmbuatan dan 4) Penggetar internal adalah penggctar berbentuk batn~
perawatan hcnda uji, cara pcmhuatan d<m pcrawatm1 serta y<mg dalam penggunammya dimasukkan kc dalcun beto11
Iaporan. yang dipadatkan;
5) Batang penusuk adalah hatang yang terbuat dari logam
1.2 Pengertian y<mg digunak<m untuk memadatkan heton;
Dalmn Stm1clar ini dimaksud deng<m : 6) Pengaduk heton adalah drum pcngaduk y<mg digcrakk<UI
1) Beton segar adalah cmnpunm he ton setelah selcsai diaduk dengm1 tenaga penggerak yang digunak;muntuk mengadu~
hingga heberapa saat karaktcristiknya hclum herubah; cmnpunm beton;
2) Beton kera'> adalah adukcm beton yang terdiri dari cmnpunm 7) Se~:,>rga-.i adalah tcrpisahnya m1tara pasta semen rum agrega1
semen portland a tau sejcnisnya, agregat hal us, agregat kc1sar dalmn suatu aduk<m.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum 2) Air sesuai dengan SNI 03-6X61.l-2002, Spesitikas1
Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalal1 sebagai Bahan B<mgumm Bagian A CB<Ih<m B<mgunan Non Logcun);
bcrikut: 3) Bahan tambahan sesuai dengan SNI 03-2495-1991
I) Timbangan t>arus dikalibrasi sesuai dengan ketcntmm yang Spesifikw;i Bal1an Tmnbahan untuk Beton;
berlaku; 4) Agregat. sesuai dengan SNI 03-1750-I990 Agrega1
2) Hasil pcngujian harus dit<mdatangm1i oleh tenaga pelaksana Beton, Mutu d<m Cara Uji.
yang ditunjuk scbagai penanggung jawab penguji<m;
3) Laponm pcnguj im1 harus disahk<m oleh kepala laboratorium 2.2.3 Benda Uji
dcngan dibubuhi nmna, tanda Iangan, nomor surat dan cap Benda uji h<U1JS mcmenuhi ketentmm sebagai berikut :
instm1si. 1) Untuk uji kuat tekan henda uji herupa silinder yanv;
dicetak dalam posisi tegak :
2.2 Teknis ( 1) ukuran stm1dar 150 mm x 300 mm a tau I 52 mm x 305
mm bila ukuran maksimum agregat kadar tidak
2.2.1 Peralatan melcbihi 50 mm;
Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan (2) untuk agregal kasar y<mg lcbih besar ililfi 50 mm hila
scbagai bcrikut : disyaratkcm spesifilm'\i proyek, dimnetcr henda uji haru~
I) Warulh adukan untuk contoh uji terbuat clari pelat yang datar tiga kali ukunm maksimum agrcgat kasar;
dari hah<m metal, atau St<jenisnya yang kedap air dm1 licin 2) Untuk uji kuat lentur, henda uji herupa halok :
atau gerobak dorong roda satu; (1) ukuran st<mdar, Iebar 150 mm, tinggi 150 mm dan
2) Palu at;m pemukul terbuat dari ballm1 karet, plastik atau pm1jang minimal (3 x 150) nun+ 50 mm hila ukurllil
bahm1 lain ym1g lunak dcng<m berat 0,34 kg sampai 0,8 kg; maksimum agregat kasar tidak melcbihi 50 nun;
3) Batang penusuk terbuat dari logmn, dimneter 16 mm dan (2) untuk agregat kasar yang lebih besar d<Jri 50 mm, hila
panjang 610 mm; disyaratk<m spcsifikasi proyck, Iebar d<m tinggi benda
4) Timbangan harus mempunyai ketelitian 0,3% dari berat uji tiga kali ukuran maksimum agregat kasar dan
yang ditimbang atau 0,1% dari kapasitas maksimum panjang minimal benda uji tiga kali Iebar henda uji +
timbang<m. 50mm.

2.2.4 Campuran Beton Segar


2.2.2. Bahan
Cmnpuran beton scgar harus memenuhi ketcntuan sebagai
Bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : berikut:
1) Semen sesuai deng<m SNI 15-2049-1990, Semen Portland, 1) Diambil sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Mctode
Mutu d<m Cara Uji; Pcngambilan Contoh Ccunpuran Beton Segar;

98 Baxian 3 : BefOrt, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4810-1998

2) Uji slump sesuai dengan SNI 03-11}72-11}1}0, Metode 1) Penuangan adukan be ton ke dalam cetakan harus lapis demi
Pcngujian Slump Beton; lapis sesuai Tabel I dan pada penuangan akhir kelcbih<m
i) Uji kandungan udara scsuai dengan SNI 03-3418-11}1}4, tinggi tidak boleh lehih dari 6 mm;
Metode Pengujian Kandungan Udara pada Beton Segar dan 2) Pemadaum sebagai berikut:
ASTM Standard C 231, Test Method for Air Content of (I) untuk slump, lebih besar 75 mm, dengan penusukan;
Freshly Mixed Cont.Tete hy the Pressure Method;
(2) untuk slump an tara 25 mm - 75 mm, dengan penusuk<m
4) Pengukunm suhu scsuai dengan ASTM Standard C 1064, dan penggetarlm;
Test Method for Temperature of Freshly Mixed Portland
(3) untuk slump kurang dari 25 mm, dengan penggetamn;
Cement ConcTete.
(4) selama proses pemadatan, penggetar tidak boleh
2.2.5 t•emhuatan Henda Uji menyentuh da.o;;ar atau sisi cetakan.
Pemhuaum henda uji harus memenuhi ketentuan sebagai
t"lerikut :

TABELl

JUMLAH LAPISAN PADA PEMBUATAN BENDA U.JI

JENIS DAN CARA JUMLAH


' PERKIRAAN TEBAL
NO. TINGGI BENDA PEMADATAN LAPIS AN
LAPISAN (mm)
UJI (mm) ----- -----

Silinder :

I I. 300 penusuk1m 3 100


I
I 2. lehih dari 300 penusukm1 disesuaikan 100
3. 300 smnpai 460 penggetaran 2 setengah tinggi benda
II uji
i
,,j! 4. lehih dari 460 penggetaran 3 atau lebih 200 sedekat mungkin
,,
I
I dengan y<mg dapat
dilakukan
II Balok:
Ii 1. 150 smnpai 200 penusuk<m 2 setengah tinggi benda
i uji
i 2. lehih dari 200 penusukm1 3 atau lebih 100

I 3. 150 sampai 200 penggetaran 1 setebal spesimen


I
I
4. lehih dari 200 penggetaran 2 atau lebih mendekali 200

3) Penusukan sehagai berikut : (2) untuk benda uji balok untuk tiap 13 cm 2 luas pennukam1
(1) untuk benda uji silinder, sesuai Tabel 2; ata.-; benda uji adalah satu kali;
4) Distribusi penusukan harus seragam, penusuk harus
TABEL2 dibiarkan menembus kira-kira 12 mm ke lapisan di
Jumlah Penusukan Untuk Benda Uji Silinder hawahnya hila ketebalan Iapism1 kurang dari 100 mm, dan
kira-kira 25 mm bila ketehallm 100 mm atau lehih;
f DIAMETER SlUNDER JUMLAH PENUSUKAN 5) Setelah masing-masing dipadatkan permukaan harus
(mm) TIAP LAPIS diratakan dengan alat roskam sampai rata dengan sisi ata.-;
150 25 cetakan dan tidak terjadi penyimpangan lebih dari 3,2 mm;
200 50 6) Penambahan aduklUl beton pada lapisan akhir setelall proses
perataan tidak boleh melebihi 3 mm dan harus diratakan
250 75 kembali.

Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 99


SNI 03-4810-1998

2.2.6 Perawatan Uenda Uji (b) Tidak lebih dari 3 jmn sebclum pengujim1 pada suhu
Perawatan henda uji harus mcmenuhi ketentucm sehagai m1tara 20°C scunpai 30°C;
hcrikut : (c) Benda uji tidak boleh terkena tetes;m atau alinm air;
1) Penutupan sctclall pcnyclcsaian, yaitu henda uji ditutup (d) Penyimpangan dalmn keadaan basall, yaitu dengan
dengan hah<m yang tidak mudall mcnycrap air, tidak rcaktif perend;unan dalcun air k£1purjenuh atau dengan ditutupi
d<m dapat mei~jag kelembab<UJ sampai saat benda uji dilcpas kain ha<>ah;
dari cetak;m; h) Benda uji balok harus dirawat smna seperti benda
2) Perawatan untuk pcmeriksaan proporsi cmnpuran untuk uji silinder kccuali sekurang-kurangnya 20 jam
kekuatan atau scbagai dasar untuk pcncrimaan atau sebclum pcngujim1, balok harus disimpan dalcun air
pengcndalian mutu: kapur jenuh pada suhu 23°C ± 1,7°C;
(I) Perawatan awal sesudah pencetakan : 3) Pcrawatan untuk mcnentukan saat pelepao;an cctakan atau
a) Benda uji harus disimpan dalmn suhu antara 16 saat struktur bo1eh menerima belxm:
smnpai 27°C, d;m dalcun lingkung;m y;mg lemhah (1) Silindcr disimpan pada atau scdck£1t mungkin dengan
sclmna 48 jmn, harus tcrlindung dari sinar matahari struktur yang dan suhu serta kclembahannya haru~
l;mgsung atau alat yang memancarkan p<mas; smna;
h) Benda uji dilepas dari cetakan dan diberi pcrawatan (2) Balok uji dan struktur yang diwakilinya harus
st;mdar; memperoleh perawatan y<mg smna :
c) Jika henda uji tidak akan diangkut selmn 48 j;un, a) Balok uji dilepas dari cetakan setelall 48 jmn ± 4
cctakm1 harus dilepas dalmn waktu 24 jmn ± 8 j;un jmn;
dan diberi perawalan standar smnpai tiba waklu b) Balok uji harus disimpm1 dalmn air kapur pada suhu
pengm1gkutan; 23°C ± 1,7°C schuna 24 jam± 4 jmn scbelum
(2) Perawatan standar sehagai herikut : pcngujim1.
a) Benda uji silinder :
2.2.7. Pengangkutan Benda Uji
(a) Dalcun waktu 30 menit sesudah dilepw; dari
cetak£m, harus disimp;m dalmn kcadaanlcmbab pada Lmna peng<mgkutan ke labomtorium, maksimal4 jmn dan
suhu 23°C ± 1,]0C; harus dilindungi dari kerusak£m serta dijaga kelembabannya.

BABIII
CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN
Cara pembuatan d<m perawatan henda uji bcton di lapaugan (d) Pukul-pukul bagi;mluar cctakan pelcm-pclan deng<m
dilakukan sehagai berikut : palu k£tyu atau karet untuk menutup tiap luh;mg y<m~
1) Pencetakan : ITI<L'>ill ada dan melepas gelcmbung udara ym1g hesar·
( 1) Tem patkm1 cetakan pada permukaan ym1g datar, keras, besar y<mg mungkin tcrpcrm1gkap;
heb<L<; dari getanm, g;mggmm-ganggmmlain d;m sedekat (2) Dengan penggetaran :
mungkin dengan lokasi penyimpmlg<m; a) Penggetaran internal untuk silinder :
(2) Tuangkan adukan beton dalam cetakan dengan (a) Buat periodc waktu getar yang seragcun untuk
mcnggunak;m sekop atau sendok aduk sesckop pcnuh jenis beton tertentu, alat gctar, dan cctak<m yan~
a tau sesekop datar dari bejana pengaduk agar dipcroleh terkait;
adukan yang dapat mewakili c;unpuran tersebut; (b) lsi cetakan dan getar dengan waktu gctar yan~
(3) Tusukkan sendok diseputar garis keliling lubang scuna untuk setiap lapism1 dan hindari pengisia11
cetakan agm· dapat dipastikm1 bahwa be ton tcrdistrihusi secant her1chihan pada pcnuangan terakhii
secara merata dm1 terhindar terjadinya segrcgasi; menurut ketcntucm butir 2.2.5 1);
(4) Ratakan beton dengan menggunakan batang penusuk (c) Tusukkan alat pcnggctar di tiga titik yan~
sehelum mulai pemadatan; berlainan untuk Liap lapisan dan seterusny:1
(5) Perkira;m pada akhir pcnuangan bahwa pcmunbah;m Iakuk£m sepcrti pada hutir 2.2.3 3) dm1 hutir2.2J
sejumlall aduk£m hcton hcnar-hcnar cukup; 4);
2) Pemadatan: (d) Ratakan pennukam1 scsuai dcngan hutir 2.2.5
( 1) Dengan penusukan : 5) dan butir 2.2.5 6).
(a) M<Lo;ukkml adukan beton ke dalcun cetakan lapis (e) Pukul pelml-pel;m bagian luar cctakan;
demi lapis dengan jumlah Iapisan sesuai dengan b) Penggetaran internal untuk halok:
hutir 2.2.5 I); (a) Tusukkan alat pcnggetar sesuai dengan hutir
(b) Tusuk tiap lapisan dengan batang penusuk sesuai 2.2.5 1) dan butir 2.2.5 2);
dengan hutir 2.2.5 3); (h) Pukul pelan-pclcm bagian luar cetakan;
(c) Tusuk dasar lapism1 di seluruh kctcbalannya dan c) Penggetaran eksternal :
distrihusikan pcnusukan sesuai dengan hutir 2.2.5. (a) pastikan dengan hati-hali hal1wa alal cetakarl
3); dengm1 mantap tcrikat atau;

1 00 Ba;.:ian 3 : Be1011. Semen. Perkera.wn Jakm Beton Semen


SNI 03-4810-1998

(h) Tcguh bcrhadapan dcngan clcmcn pcnggctar; dibuat dalarn cctakan ym1g penggunammya satu per satu
3) l'enyedesaian : hendak dipindah;
(I) Haluskan pcrmukaan he ton dcngan cara mcmukul- (3) Tandai benda uji untuk mengidcntitikasi hcton yang
mukul; diwakilinya secara positif dan tidak mudah rusak.
(2) Ratakan dcngan roskmn scsuai dcngan hutir 2.2.5 5) 5) Perawatan :
dan hutir 2.2.5. o). (1) Sclirnuti bcnda uji dengm1 pclat atau lcmharan pla-;tik
4) Penyimpanan awal : kedap air, tidak reaktif dan hungkus dengan kain ba-;ah
(I) Pindahk<m hcnda uji segcra setclah dipukul-pukul ke
serrn hindari agar tidak menyentuh permukaan beton;
tempal pen yimpanan schingga tidak tergangggu selmna (2) Lakulam pcrawatcrn scsuai dcngan butir 2.2.6. 1) sarnpai
kurun waktu pcrawatcm awal; butir 2.2.6 3).
(2) Angkat dan topang henda uji dari bawah dengan scndok 6) Angkut henda uji ke lahoratorium sesuai dengan butir
semen y<mg hesar atcm alat yang serupa, hila henda uji 2.2.7.

LAMPIRANA

DAFTAR ISTILAH

Benda uji Test Specimen


Bcrat dalmn air Immersed weight
Penggetar intemal~jru Internal Vibrators
Penggetar Eksternal/meja
Getctr External Vibrators
Alat uji Slump Slump apparatus
Alat uji kad<tr udara Air content apparatus
Pengaduk heton Concrete Mixer
Beton segar Freshly concrete
Perawatan Curing
Berat isi Unit weight
Rongga ud<tra Void
Batang Penusuk litmping rod
Pengetukan Jigging
Penyekopru1 Shovelling
Segrega-;i Segregation
Bekisting Form work

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 1 01


SNI 03-4811-1998
Pd M-17-1996-03
METODE PENGUJIAN RANGKAK PADA BETON YANG TERTEKAN

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
Metode Penguji<m Penentuan Rangkak pada Beton yang Y<mg dimaksud dengan :
Tertekan ini mencakup : 1) Beton adalal1 campuran <mtara semen portland atau semen
I) Penentmm rangkak pada beton yang dicelak dalcun bcntuk hidrolik yang lain, agregal halus, agregat kasar dan air,
silinder dan dibebani dengan gay a tekan aksial sentris yang dengan atau tanpa hahan campuran membentuk massa
hes<mlya tetap secara terns menerus; pad at;
2) Ketcntuan tentang peralatcu1, bah<m, benda uji, perawat<m, 2) Rangkak adalah perubahan bentuk yang merupakan fungsi
pembehamm, pembacaan, asumsi, cara uji d<mlapon~i dari waktu akibat beban tetap yang herlangsung secara terus
uji. menerus.

BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1 Umum ( 1) untuk yang ditanam, harus diletakkan sedemik:ian rupa
Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikul : sehingga gerakan regangan terjadi searah sumbu
memanjang silinder uji;
I) Peralatan ukur harus dikalibrasi sesuai ketentuan yang
berlaku; (2) untuk y<mg ditempel, tidak botch terjadi konlak friksi;
2) Hasil pengujian harus ditandatangani oleh tenaga pelaksana (3) untuk: yang portabe1, titik-titik: uk:ur harus ditentuk<m
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab penguji<m; sedemik:ian rupa sehingga pembacaan menghasilk:an
nilai pengukunm yang positif;
3) Laporan uj i h<uus disahkan oleh kepala lahoratorium dcngan
dibubuhi tcmda t<mg<m, nama lengkap, nomor surat dan cap 2) Unluk yang ditempel dan portabel, regangan harus diuk:ur
inst<msi. minimal pada dua garis pengukuran yang jaraknya merata
sepanjang keliling benda uji;
2.2 Te kn is 3) Harus mampu menguk:ur regang<m minimal selama satu
2.2.1 Per a h. tan tahun l<mpa perlu dik:alibrasi, lihat Gmnbar 1.
2.2.1.1 Cetakan
2.2.1.4 Alat Ukur Behan Tekan
Celakan untuk: membentuk henda uji harus silinder sesuai
dcngan ASTM C 470, Specification for Molds for Fanning Keteliti<m pembacaan maksimal 2% dari bebm1 tot<1l.
Concrete Test Cylinders Vertically. 2.2.2 Bahan
2.2.1.2 Rangka Pemheri Beton Tekan Bahan harus memenuhi k:ctenluan sebagai berik:ut :
Rangk:a pemberi beban tekan sebagai berikul : 1) Semen scsuai dengm1 SNI 15-2049-1990 Semen Portland,
1) Harus mempunyai : Mutu dan Cara Uji;
( 1) pelal-pelat landas pengarah beton; 2) Air sesuai dengan SNI 03-6861.1-2002 Spesitka~ Bahan
Bm1gunan Bagian A (Bahm1 B<mgunan Log<un);
(2) elemen penjaga besamya beban;
3) Bahan t<unhah<m sesuai dengan ketcntuan ym1g herlaku;
(3) hatang bergulir penahan reak:si dari beban yang
diherikan; 4) Agregat scsuai dengan SNI 03-1750-1990 Agregal Beton,
Mutu d<m Cara Uji;
2) Mampu memberikan dan menjaga hesarnya beban tetap
yang disyaralkan pada benda uji; 5) Ukuran bulir agregat maksimal 50 1nm.
3) Kctidakrataan pennukaan bidang tumpu pelat-pelat Ianda-; 2.2.3 Benda Uji
pengarah beban maksimal 0,025 mm. Benda uji hams memenuhi ketentum1 scbagai berikul :
4) Pada penentuan nmgkak untuk beberapa silinder uji yang 1) Silinder dengan diameter 150 mm ± 1,5 mm dan panjang
ditumpuk dan dihebani secara simultcu1, jarak antara pelat- minimal 292 mm;
pelat l<mdas maksimal 1780 mm;
2) Jumlah benda uji untuk seliap macmn c<unpuran beton
5) Elemen penjaga beban berupa per hams menggunakcm sendi minimal:
peluru.
(1) 2 buah untuk benda uji kuat tek<m;
2.2.1.3 Pengukuran Regangan (2) 2 buah untuk henda uji kontrol;
Pengukuran regangan sehagai herikut : (3) 2 buah untuk bcnda uji nmgkak;
1) Mempunyai ketelili<m 10- 6 yang pemasangannya pada benda
uji dapat ditcmam, ditempel atau portabel :

1 02 Ba.~in 3 : Beton. Semen. Perkerasan lalan Beton Semen


SNI 03-4811-1998

3) Pcmhuatan hcnda uji sesuai dengan SNI 03-24lJ3-I YlJ 1 2.2.6 Pemhacaan
MeiOtic Pcmhuatan dan Pcrawalan Benda Uji Beton di Pembacaan rcg<:mg<m minimal sebagai hcrikut :
LahoraLorium;
I) Sesaat setelah pemberian be han mencapai intensitas he ban
4) Kcrataan pcnnukwm hid<mg-hidang ujung sctiap bcnda uji yang direncanakan;
scsuai dengan ASTM C 617, Practice for Capping 2) 2 jam sampai 6 jmn kemudicm;
Cylindrical Concrete Specimens.
3) Setiap hari selama 1 minggu;
2.2.4 Perawatan 4) Mingguan selmna 4 minggu;
Pcrawatan henda uji sebagai berikut : 5) Buhman selmna 1 Lahun;
6) Setelah pclcpas<m beb<:m :
I) Benda uji untuk kuat tekan, untuk kontrol dan untuk nmgkak
harus disimp<:m dan diberi perawatan y::mg smna; (1) sesaat sctelah heh<:m dilepw;k.an;
(2) 2 jam S<Ullpai 6 jam kcmudian;
2) Pemhukaan cetak<m d<:m perawatan yang diberik<m harus
scsua.i dengm1 SNI 03-2493-1991 Mctode Pembuat<m dan (3) setiap hari selmna 1 minggu.
Perawatan Benda Uji Beton di Lahoratorium.
2.2.7 Asumsi
2.2.5 l'emhehanan Asumsi yang digunak<:m sebaga.i berikut :
Pemhericm hehan tek<m harus mcmenuhi kctcntucm sebagai 1) Untuk heb::m tck<:m 0% - 40% dmi kuat tek<m be ton, besamya
berikut : rangkctk berbanding lurus dengm1 regangannya;
I ) Maksima.l 40% dari kuat tek<:m rata-rata pada umur awaJ 2) Penentmm nmgkctk untuk be ton dengm1 ukunm agregat kasar
pem heb<man; maksimum lehih dari 50 mm, dapat diwakili dengan
2) Dapal diawali pada umur: menggumtkan benda uji y::mg dibuat dari basil ayak::m be ton
segar yang bersangkutan, sebingga terpenuhi ketentuan
(I) 2X hari, untuk kepcrluan memhandingkan potcnsi ukunm agregat kasar maksimum 50 mm;
nmgkak dari heton y<mg bcrbeda-heda;
3) Nilai nmgk<tk harus dikalik<m deng::m ni lai karakteristik dan
(2) 2 hari, 7 hari, 2X hari, YO hari dan 1 tahun, untuk mcneliti rasio kadar pasta semen berdasarkml perb<:mding<m isi dalmn
pcrilaku r<mgkak yang lengkap pada heton tertentu; c<:Ullpuran beton semula dan crunpuran beton basil ay::tkru1.

BABIII
CARA UJI
Pcnentucm nmgkak pada beton yang tertckan dilakukan 4) Ukur intensitas beban y<:mg diberikan, jika berselisih lebih
sebagai berikut : d<lfi 2°k dengan bcs::m1ya bcb;m y<mg benar, harus dihtkuk<m
1) Tcntukan kuat tekan benda uji tekan scsuai dengan penyesuaian;
SNJ 03-1lJ74-1lJ90 Metode Pengujim1 Kuat Tek<:m Beton 5) Ltkukan pembacacm regang<m total dengan jadwal yang
sesaal sebe.lum pemberian beban tekan pada bcnda uji smna untuk benda uji rangk<tk d<:m benda uji kontrol sesuai
rcmgkak: butir 2.2.6;
2) Tempalkan benda uji kontrol dan benda uji nmgkak pada 6) Hitung reg<mg<m rangk::tk yaitu rcgru1gan total dikurangi
nmgka pemberi hehan tckru1; regangan clastik awal yang dibaca sesa.at setclab pemberian
3) Berikm1 heban tek::m maksimal 40% dari kuat tekan rata- beb::m;
rata bcnda uji tck<m y;mg diperoleh d<lfi langkab hutir 1) di 7) Plot gra.lik hubungan reg<mg<m total deng::mlruna pemberian
alas; beb::m tekan dengan lmna pemberian beban sebagai sumhu
horizontal d<m reg<mgrul total sehagai sumbu vcrtikal, lihat
Gmnb<lf 2.
BAB V
PELAPORAN
Laporan uji barus memuat infonnasi sebagai herikut : LAMPIRAN A
1) Kode heh;m uji; DAFTAR ISTILAH
2) Perbanding::m cmnpunm beton;
tek<man compression
3) Kondisi awal pembcbamm; be ton concrete
4) Intcnsitm; be han tekan; rangk<tk creep
5) Lm1a pemhebanan; regang::m strain
reg<:mgrul tota.l total strain
6) \Vaktu pembacaan, besamya reg::mgru1 tota.l dan regang<m
reg<mg<m elw;tik elastic strain
nmgkak;
rangk<t pemheri heb<m loading .fi"ctme
7) Grafik bubung::mlruna pembebanru1 deng::m regangan total. sendi peluru ball -joinT
portable portable
alat ukur gauge

Baxian 3: BeTon, Semen. Perkerasan Jalcm BeTon Semen 103


SNI 03-4811-1998

LABORATORIUM ................. . LAPORAN UJI


(ldentita' Lah.)

RANGKAK PADA BETON YANG TERTEKAN

Nomor Laporan

Pekerjmm

NOM OR Waktu Regangan Regangan


BENDA IDENTITAS BENDA UJI Pembacmm Total Rangkak
UJI (jam/hari) oo-3) oo-3)
KODE BENDA UJI 0.00'
2.00'
PERBANDINGAN CAMPURAN BETON 4.00'
a. semen tipe :······················kg 6.00'
h. air : ...................... kg 24.00'
c. agregat kasar : ...................... kg 1
2
tipe .......................... maks ................. mm
3
d. agregat halus :······················kg 4
tipc .......................... FM = ..................... . 5
e. bahan tmnbahan : ...................... kg 6
jenis .......................................................... . 7
f. admixture : ...................... kg 14
tipe ....................... . merk .................. . 21
28
30
60
90
120
KONDISI AWAL PEMBERIAN BEBAN 150
a. umur beton : ....................... hr 180
b. diameter : .................... mm 210
c. tinggi
240
: .................... mm
270
d. panjang ukur : .................... mm 300
e. beral : ...................... kg 330
f. beban hancur : ...................... kg 330
360
BEBANTEKAN : ...................... kg 365
LAMA PEMBEBANAN : ....................... hr .....
.....
.....

.... (tempat) .... , ................................ 19 ..... .


Kepala Lahoratorium,

ttd.

1 04 Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4811-1998

Tanda yang digunakan untuk patokan dalan menaruh


per, pcrla waktu menaruh per tanda ini harus dalan
\ keadaan .lurus.

14.50
'11
I

Pengunci
ing- Sekrup
oa~:v- Panpa - - - - .
t:::::].-e_ra_k
_ _._,r--'1

400
I
I
I
(<-·----- -~

Gamhar 1
Rangka Pemheri Behan Tekan Dan Pengukur Regangan

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 105


SNI 03-4812-1998
Pd M-21-1996-03

METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BETON SECARA LANGSUNG

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup l) Kuat tarik adalah tcgangan tarik yang menyebabkann
, Mctode pengujian kuat tarik beton secant langsung ini kcruntuhan benda uji, dalmn satuan MPa;
mcncakup: 2) MPa atau mega pascal adalal1 satuan tegangan yang
I ) Pcnentmm nilai kuat tarik beton guna kcpcrluan percnc;maan eki va.len dengan 10, 1968kg/cm2;
komponen struktur, berdasarkan pcnampang bcnda uji 3) Komponen struktur ada.lah bagi<m dari suatu struktur yang
berdimneter 150 mm; mempunyai kontribusi terhadap struktur sccara kcseluruhan;
2) Ketentum1-ketentmm peralat<m d<m cara uji kuat tarik sccara 4) Satu siklus pengujian adalah saat dimana mesin uji tckar
langsung dengan memberikan beb<m tck<m. mulai mcmberik<m beban tckm1 kepada benda uji s<unpai
mcncapai bebm1 maksimum yang dit<mdai dcngan runtuhnya
1.2 Pengertian benda uji akibat tarik;
Yang dimaksud dengan :

BAB II
KETENTUAN
2.1 Umum 2.2 Teknis
Kctentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikul : 2.2.1 11 eralatan
l) Setiap benda uji harus dibcri idcnlitas dan tanggal Pcralatan yang diperlukan sebagai bcrikut :
pembuatan; 1) Cctakan untuk membuat benda uji dihuat dari b<tja dm1
2) Peralatan pengukur dan mesin uji tckan harus dikalihrasi bidang pennukmm dalamnya harus hal us;
sesuai ketentuan yang berlaku; 2) Mesin uji tekan :
3) Catatm1 basil uji harus ditmldat;mg;mi oleh tenaga pelaks<ma (1) dapat memberikan beban dengan kccepatan konstan
yang diseral1i tuga<> sebagai penanggung jawah pcngujian; yang kontinu dalam satu siklus pengujian tanpa
4) Laporan uji yang resmi harus dibubuhi tanggal, nomor menimbulkan efek k~jut;
laporan, tanda tangan serta nama .lengkap kepala (2) ketelitian pembaca<m beban maksimum 0,25 kN;
laboratorium, dan cap instansi; 3) Alat bantu penyangga untuk mencegah timbulnya
5) Bukanmerupakan a.Itcmatifdari SNI 03-2491-1991 Metode eksentrisitas beban pada saat pengujian;
Pengujian Kuat Tarik Belah Beton, tetapi merupakan salah 4) Alat bantu tambahan untuk mcnyalurkan bchan tekan,
satu indikator guna menilai mutu beton. herupa:
(1) protil kana! tinggi 120 mm yang dilcngkapi pelat baja
pada kedua ujungnya, dengan bentuk d<m ukuran seperti
pacta Gambar 1;

{
..,..,. - tJ .,... - t1

1='~, ~- 11
! !

ICI ... '"'

POTONGAN A POTONGAN 8

1 06 Ba,r:ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4812-1998

- ~- rr
---- ---------1-
. ____<j>

3 ' !!: i

! ! !

..
c==--=---=·--=-~- <!> •
....
___.,-t_
J ......_ __,_,,...___
,
,
I JU I

...
~ 1 21..! J

'"
I 77.1 1 .i& 1 11.! 1

TAMI>AK MUKA TAMPAK SAMPING

GAMBAR I
ALAT BANTU TAMBAHAN PROFIL KANAL

(2) 4 bmth pelat baja berbentuk cincin setengah lingkaran 3) Perkuatm1 dari baja tulangan dimneter 6 mm dan 12 mm,
dengm1.bentuk dan ukunm seperti pacta Gmnbar 2: dcngan bentuk dan ukuran scperti pada Gmnbar 3;
4) Penyimp<mgml ukunm dimnetcr henda uji maksimal1 mm;
5) SNI 03-2493-1991 Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di Laboratorium, atau Pd M-16-1996-03
Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan, dengan penyesuai<m sebagai herikut:
(1) Dimcnsi dm1 bentuk cetak<m sesuai Gmnbar 4;
(2) Cetakan disetel dengan perkuatan sebelah hawah sesuai
butir 2.2.2.3) sentris;
(3) Adukm1 beton dituangkan ke dalmn cctakan sebanyak
± 1/3 bagi<m tinggi cetakan, lalu dipadatkan;
(4) Adukan beton dituangkan lagi smnpai ± 2/3 bagian
tinggi cetakan, lalu dipadatk<m;
(5) Perkuatan sebelah atm; sesuai butir 2.2.2.3) dimasukkcm
GAMBAR2
kc dalam cetakm1 dan disetel sentris;
ALAT BANTU TAMBAHAN CINCIN PELAT BAJA
(6) Adukan hcton dituangkan lagi smnpai memenuhi
5) Jangka sarong dengan panjang ukur minimal 300 mm,
cetakan, lalu dipadatkan.
kedalmnan ukur minimal 75 mm dm1 ketelitian pembaca<m
0.05 mm;
6) Timh::mgm1 dengan kapasitas minimal 50 kg dan keteliticm
pemhacaan maksimal 0.01 kg;
2.2.2 Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentum1 sebagai bcrikut :
1) Bentuk dan ukuran benda uji sesuai Gambar 3;
2) Batas daerah ujung-ujung benda uji ym1g dibcri perkuatru1
sesuai Gam bar 3;

Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 1 07


SNI 03-4812-1998

~'
~ I<'
,0\J
\:1

-
<1 F= !=::::
p r-
<1 "
,::::- r-
a
--- --- 1>
~ " ~.

{ -- ~- .. -~
---0
'"
TAMPAK ATAS

- _:., n~-,
-~ J L C,..,-
1 /' i I : : Iii '\ \
I II I' •• '
I II I I I I 1 1
I I II I I II I I

:: :: :: :: I:
:: ~J :: t~ ~:
~ 'i :: ~
I I
~ :: ";~ ~' ~
~
' '
I I I I I
t
''' I I II

!!L :·:
I

,_ L
<I I
I I

I
I
I
I
I
I
f
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I I
1
I
I
I
I
I
'\
0

~J I .._

I l._____ _____c:"'-------l I •

BETON UJI

POTONGAN 1 TAMPAK DEPAN

POTONGAN A

"'
GAMBAR4
DIMENSI DAN GAMBAR CETAKAN BENDA UJI
POIONGAN 8

GAMBAR3
BENTUK. UKURAN DAN PERKUATAN BENDA UJI

108 /Jm:ian 3 : lll'lon. Semen. l'erkerasan }a/an Beton Semen


SNI 03-4812-1998

2.2.3 Penentuan Luas Penampang Tarik 3) Diameter penam~g tarik adalah :


Penentuan luas penampang tarik harus dilakukan sebagai AB+EF+GH+IJ+KL+MN+OP+QR+CD+ST
hcrikut: D = 10 ......... 1)
I) Daerah ukur menentukan diameter luw; pcnam~g tarik
adalah dacrah ABCD sesuai Gambar 5; 4) LmL<; pen:unpm1g tarik : A= 1/4 1t d2 .......................•... 2)
2.2.4 Penempatan Benda Uji pada Posisi Uji
Pencmpa~ benda uji dilengkapi alat bantu penyangga dan
alat tmnbahm1 harus dilakukan sebagai herikut:
1) Alat bantu penyangga diletakkan pacta mesin uji tcbm;
2) Benda uji dipasang pacta alat bantu peny:u1gga dalam posisi
tergantung;
3) 2 cincin pelat b<ua setengah lingkaran disisipkm1 di antara
sisi bagian bawah kepala benda uji sebelah atas dan alat
bantu pcnyangga;
GAMBAR 5 4) 2 cincin pelat baja lainnya disisipkan di <mtara bagian atas
DAERAH UKUR DIAMETER PENAMPANG TARIK kepala benda uji scbelah bawah dan alat b:ultu penyangga.
5) Profil bmal penyalur beban tek:u1 dipa.;;:u1g pada celah m1tara
2) Pengukuran diameter dilakuk:m 10 kali sesuai Gmnbar 6; alat h~tu penyangga;
6) Kedua alat h~tu disatukan dengan pel at baja y:u1g ada dan
diikat dcng<m baut;
7) Tempatk<m benda uji beserta alat-alat hantunya sehingga
-~ terletak scntris pada mcsin uji tck<m.
!25
2.2.5 Kecepatan Pembehanan
-!- Pcmberi<m beb<m tckan harus dilakuk:u1 secara kontinu ~pa
mcnimbulk<m efek kejut, deng<m kecepatan pcningkatan beban
:25
L
an tara 12,5 kN/menit- 25 kN/menit, s:unpai te~jadi keruntuhan
100 bcnda uji akibat tcgm1gan tarik sccan1 hmgsung.
1
25 2.2.6 Perhitungan Kuat Tarik
p Kuat tarik dihitung deng<m persmnaan :
-----t-
I P + 1/2 B
125
! fct = - - - - ........................................................... 3)
A
---+---
Kctenmgan :
fcl = kuat tarik bctun sccara langsung. dalam MPa
P bcban uji tckan yang maksimum, dalam Newton
GAMBAR6 B bemt scndiri bcnda uji. dalam Newton
PENGUKURAN DIAMETER PENAMPANG TARIK A luas pcnampang tarik. dala111 1111112

BAB III
CARA UJI
Pengujian kuat tarik heton sccara langsung ini dilakukan 6) Hitung luas pemunp<mg tarik A scsuai persmnmm 2) pada
sehagai hcrikut : hutir 2.2.3.4);
1) Amhil hcnda uji dari tcmpat perawatan; 7) Timbang hcral hcnda uji B;
2) Keringkan sisa air di pennukmm hcnda uji dcngan kain X) Tempatkan hcnda uji pada posisi uji scsuai dcngan butir
pcnycrap ym1g lcmbab; 2.2.4;
l)) Jal<mk<m mcsin uji tck<m scsuai dcngan butir 2.2.5;
3) Catat:
I 0) Catal be ban maksimum yang dibcrik<m P;
(1) IdcntiL:'ls d<m tanggal pembuatan benda uji;
11) Catal gmnbar pola kcruntuhan bcnda uji;
(2) Umur pada saat diuji;
12) Catat kmakteristik pcnnukaan bidm1g runtuh henda uji;
(3) Cacat-cacat yang terdapat pada hcnda uji, hila ada; 13) Hitung kuat tarik 1(: 1 sesuai persmnaan 3) pada butir 2.2.6;
(4) Perlakuan perawatml yang telah diberik<m pacta bcnda uji 14) Hasil uji dianggap gaga! apahila tcrjadi salah satu hal
4) Ukur diameter penampang tarik sesuai dengan pada berikut:
hutir 2.2.3.3); ( l) Kcruntuh<m te~jadi di luar dacrah ABCD;
5) Hitung diameter penampang tarik D scsuai dcngan (2) Bidang runtuh miring.
pcrsamam1 1) pada butir 2.2.3.3);

BaJ?ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 109


SNI 03-4812-1998

BABIV
LAPORAN UJI
Ltporan uji kuat tarik beton secara langsung ini harus 7) Perlakuan perawt~m yang diberikan pada benda uji;
mencakup: 8) Dicuneter D d<m luas pemunpang tarik A;
I) Jdentitas laboratorium ditmma pengujian dilaksanakan; 9) Berat sendiri benda uji B;
2) Nomor dan tanggal pengujian; 10) Be ban maksimum yang diberikan P;
3) Tanggal pcngujian; 11) Kuat tarik be ton fct;
4) Idcntitas dan tanggal pemhuatan benda uji; 12) Gambar pola keruntuh<m henda uji;
5) Umur pada saat diuji; 13) Karakt.cristik permuka<m bid<mg runtuh henda uji;
6) Cacat-cacat yang terdapat pada benda uji, bila ada; 14) T<mda t<mgcul dan nama lcngkap kepala laboratorium;
15) Cap inst<msi.

LAMPIRAN A
LABORATORIUM ................ .
(identitas lab.)

LAPORAN BENDA UJI


KUAT TARIK BETON SECARA LANGSUNG

Nomor Laponm
Pemberi Tugas
Pekerjacu1
Diuji oleh

BEBANTEKAN KUATTARIK KARAKTERISTIK


NO.
IDENTIFIKASIIIENDA U.JI MAKS. LANGSUNG SETELAH
URUT
I' (N) fct (MP>t) mu.u
Tanggal I Tanggal Umur
Uji
Penampang Tarik
Berat B
Cacat
Benda
Perawatan
yang
Pol a Bidang
Pembuatan Pengujian D A (N) Runtuh Runtuh
(hr) Uji diberikan
(mm) (nm12)

.............. , .............................. 19 .... ..


Kepala Lahoratorium,
ttd.

11 0 BaJ:ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton .'>'emen


SNI 06-6428-2000
Pd M-03-1999-03
METODE PENGUJIAN KETAHANAN ABRASI PERMUKAAN BETON
ATAU MORTAR DENGAN METODE PEMOTONG BERPUTAR
1 Ruang Lingkup Huntington no. 1, atau yang selllfa. Dicunetcr pelat cincin harus
1.1 Mctodc ini mcncakup proscdur penentucm ketahanan baik lcbih kecil dari diameter roda grinda ba..ik sebelum, selcuna,
untuk bcton atau mortar terhadap abrasi. Metode ini tidak maupun sesudah pengujian (lihat butir 4.2.2) Oihat catatcu1 1).
dimaksudkan untuk digunakan sebagai alternatif tcrhadap Diameter keseluruhan dari pemotong atau daerah yang tcrabrasi
Met ode Pengujian ASTM C 418, atau Metode Pengujian ASTM adalah 82,5 mm. Untuk mendapatkan kontak y<mg tetap antara
c 779. pemotong berpulltr dengan pcrmukaan contoh uji, harus
dilakukan sccara hati-hati. Kontltk ini ;.tkan lehih baik jika
1.2 Nilai-nilai dinyatakan dalam satuan metrik. pemotong berputar mempunyai smnbungan scndi sehingga
1.3 St<mdar ini tidak dimaksduk;.m untuk semua pennasalah;.m memungkinkan gerakan arah vertikal. Apahila terdapat bagian
kecunanan yang berkaitan dengan penggunaannya. Maka dari roda grinda yang tumpul atau dicuncternya mengecil,
merupakan tanggung jawab pcngguna metode ini untuk pindahk<m roda tersebut mendekati poros vertikal.
menerapkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kecunmum
d<m kesehat<m, dan juga menentukan penerap;.m dari batas-batas Catalan 1 :
y<mg hmus ditaati sebelum menggunacm stand<lf ini. Biasanya ring pclat diantara roda-roda grinda disediakan oleh pabrik.

2 Acuan 4.2.1 Saat melakukan pengujian, pemotong herputar diangkat


dcngan bantuan sebuah tuas yang terscdia, benda uji dijepit
ASTM C 418. Test Method for Abrao;;ion Resist;.mce of
Concrete by S;.mdblasting. scc<U"a kuat pada tempatnya dan motor dihidupkan. Pemotong
berputar kemudi<m diturunkan sehingga menyentuh benda uji
ASTM C779. Test Method for Abrasion Resistance of dalmn w<tktu y<mg ditentuk<m, setelah itu pcmotong diangkat.
Horizontal Concrete Surfaces.
4.2.2 Satu set roda grinda h<lfus dig<mti secara berkaJa setelah
ASTM C 944-90a. Standard Test Method for Abrasion
setiap pcmaka.i<m selama 90 menit. Pclat cincin dapat dibuang
Resistance of Concrete or Mortar Surfaces by the
atau dig<mti untuk mempertahankan dicuneter yang semestinya.
Rotating-Cutter Method
SNI 03-2492-1991. Metode Peng;.unbilan Benda Uji 4.3 Timhangan
Beton Inti Timb<mg<m ycu1g mempunyai kapao;;itas sekunmg-kurangnya
4 kg deng<m ketelitian hingga 0,1 g.
3 Kegunaan 4.4 fle)at Pengatur Keting~>a
Metode ini memberikan indikasi ketahanan relatif terhadap Pclat alas dimana hcnda uji ak<m dilctakkan harus mcunpu
keaus<m mortar d<m beton berdasarkan basil bor inti atau y;.mg berputar sccma horisontal schingga hila benda uji diletakkan
dicctak. Metode ini cocok untuk pemeriksaan mutu beton untuk di at<L•mya maka posisinya dapat diatur agar mcmhcrik<m kont<tk
jalan dan jcmbatan akibat lalu lintas. Metode ini terutmna maksimum dcngan pcmotong herpulm tcrhadap kescluruh<m
digunakan untuk pcnggunmm pennukaan bcnda uji bor inti daerah uji.
dcngan dicunctcr 152 mm, bcnda uji morulf, atau henda uji heton
lainnya yang luas permukaannya tidak cukup apabila diuji 5 Pengamhilan Contoh
mcnggunakan Mctodc Pengujian ASTM C 418, atau ASTM C
Bor inti harus diambil scsuai Metode pengujian SNI 03-
771J. Metodc uji ini juga dapat dipakai untuk pcngujian
pcrmukacm hcton di lapangan, seperti yang diuraik;.m dalmn 2492-1991.
Mctodc Pcnguji<m ASTM C 779, proscdur B, butir 9.
6 Benda Uji
4 Peralatan Benda uji lulfus mempunyai ukunm d<m bentuk yang sesuai
4.1 Alat Ahrasi dengan alat abrasi d<m timbangan yang tersedia. Pennukaan
yang akan diuji haik y<mg diratltkan maupun yang tidak, harus
Schuah bor alltu alat sejenis lainnya yang kepa.la homya dilctakk<Ul pada hid<mg kont<tk deng<m pemotong.
mmnpu mcnahan dan mcmutm pisau abrasi deng<m keccpat<m
200 putman per men it d<m dcngan beban (IJ8 ± I) N bckcrja 7 Prosedur
pada pcnnukmm henda uji. Gamhar I mcnunjukk<m scbuah bor
dan Gmnhar 2 menunjukkan gambar rinci pemotong hcrput<lf. 7.1 Tentuk<m be rat benda uji dengan ketcliticm 0,1 grmn.
Adanya kcsulitan untuk mcmpertahankan beban tctap 7.2 Kenccmgk<m bend a uji sccanl tcpat pada alat abrasi, sehingga
menggunakan sistem tuas, gigi, dan pega.s yang ada pada bor pcnnukaan yang <tkan diuji berada pada posisi teg<tk lurus
dapat diatasi dengan meletakkan beban yang diinginkan terpadap poros.
langsung di atas poros boc_,Sec<mt garis bcsar mcsin ini tcrdiri 7.3 P<L'iang aJat pcmotong berputm pada alal abrasi.
atas sebua.h nmgka yang fncny<mgga motor penggcrak, puli,
dan poros. Suatu alat pcnjepit untuk memegang henda uji 7.4 Hidupkan motor d<m turunk<m pemotong sccma pcrlahan
tcrpasang pada alas dudukan. hingga menyentuh pennukaan hcnda uji.
7.5 Setelah terjadi kont<tk mllara pemotong dan pennukaan,
4.2 Pemotong Berputar tcruskan proses abrasi dengm1 bcb<m pembcrat (IJ8 ± 1) N pada
Sehua.h pemotong yang bcrputm sepcrti pada Gamb<lf 2 d<m henda uji selmna 2 men it. Pada sctiap akhir 2 men it w<tktu abrasi,
3 harus menggunakan 24 buah roda grinda Desmodn - pindahkan benda uji dari alat abrasi dan bersihkan

Bag ian 3 : Beton, .'l"emen, Perkerasan Jalan BeTon Semen 111


SNI 06-6428-2000

pcnnukaannya mcnggunakan sikat y<mg lcmbut atau dcngan Lmnpinm B


scmprot;m udara. Tcntuk;m massa hcnda uji dcngan kctclitian
0, I gr<un. Pcngujian harus dilakukm1 minimum tiga kali 2mcnit
pada tiga pcrmuka.an y<mg hcrhcda d<rri hcton atau mortm·.
7.6 Pengujian tmnhahan dipcrlukan untuk he ton y<mg san gat
tatum ahrasi. Gm1dakan heh<m yang hekcrja, atau waktu atau
kcdmmya. seperti y<mg ditunjukk<m da.lam tahel hcrikut; hcrikan
infonnasi untuk hcton jcnis itu.

Siklus Ahrasi Behan (kg) Frckucnsi/Pcriodc


Pcnguji;m
A. NonnaJ 10 (98 N) 3 x 2 mcnit
B. Behan g;mda 20 (196 N) 3 x 2 mcnit

7.7 Bilamana melakukan uji pcnnukaan di lapangan. atau


apahila kcdalaman kcausan pcrlu ditcntukan dik;u·cnakan,
perhedaan kerapatan pennukaan yang hesar, ikuti Mctodc
Pcnguji;m ASTM C 77lJ Proscdur B (butir pcralat<m, hcnda uji,
d<m prosedur), tentuk<m kcdaJmnan ahm-;i deng<m mcnggunak::m
peralat;m pada mctodc ini.

8. Pdaporan
Lapork<m infonnasi herikut :
X. I Dcskripsi pennukaan
8.2 Ukuran hcnda uji
8.3 Jenis pcnyclesaian akhir d<rri pennukaan
8.4 Pcmadat<m hcton, umur d<:m kckuatan
8.5 Pcrlakukm1 pennukaan.
8.6 Behan dan hummya ahrasi untuk uji normal atau uji he ban
g;mda.
X. 7 Kchil<mgan rata-rata dalmn grmn atau kedai<Unllil kcausan
dalwn rnm.
GAMBAR 1
X.X Kchilangan massa dan huna abrasi.
ALAT BOR DENGAN PEMOTONG BERPUTAR
9 Ketelitian dan Penyimpangan
9 .I Kondisi uji normal
Kocfisicn v<rriasi deng<:m teknisi tung gal diperolch sebcs<rr
2Fk. Dcngm1 dcmikian hasil dcrri dua pengujian y<mg
dilakuk<m oleh tcknisi yang smna pada contoh uji yang
serupa tidak holeh melehihi 59% d<rri rata-rata.
9.2 Kondisi uji hehan ganda
Koctisien v<rriasi dcngan teknisi tunggaJ dipcroleh sebes;rr
12,6%. Dengm1 demikian ha..-;il d<rri dua penguji;m yang
dilakukan oleh teknisi yang smna pada contoh uji yang
serupa tidak bolch melebihi 36% dari rata-rata.
9.3 Penyimpangan
Dalwn mctode uji ini tidak memberikllil penyimpm1gan,
hrrena nilai ketahanm1 abrasi dari pennukaan be ton hanya MurJO mm
bisa ditcntukcm mcngikuli suatu metodc uji.

LampiranA
Daftar Istilah
Roda grinda
Ring plat
pcmotong berput<rr rotating cutter
puli stepped pulley
GAMBAR2
ALAT PEMOTONG BERPUTAR TIPIKAL

112 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan I alan Beton Semen


SNI 06-6428-2000

Poros

,•Blrij/
[:=J '

Rangka

. / . j1 1 ./ GAYATOTAL .
S1stem pegas ~! il~ normal 11 kg
W !l beban ganda 22 kg

~ i.
~-.
I •. I
1.-.- ' .. ~
r-·. ,,j
.,-.·.:.-:..:...:.. .....1
Pemotong
/ yang berputar
200 ppm
~ I
L
I I

~;·Sh (, ~ ... h -~J • ~-


Benda UJ'i
·-1.~ c ·1:F.::x::r
I. ·-0· · · ··v Alat penjepit
-c-.
I If

GAMBAR3

DETIL RANCANGAN ALAT BOR


DENGAN PEMOTONG BERPUTAR

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 113


SNI 06-6429-2000
Pd M-01-1999-03

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON SILINDER DENGAN


CETAKAN SILINDER DI DALAM TEMPAT CETAKAN

1 Ruang Lingkup dicor di tempat dengan benda uji basil bor inti. Bilamana
benda uji silinder basil bor inti tidak mengalami kerusak<m,
1.1 Metode Penguji<m ini meliputi penentmm kuat tekan hcnda
diuji pada kondisi kelembaban yang sama maka CU1l<lra,
uji silinder beton dengM menggunakan teknik pemas;mg<m
kuat tekan silinder dibarapkan sama seperti benda uji cor
cetakan uji pada pe1at beton pada waktu pengecoran.
di tempat, mcmpunyai nilai rata-rata 10% lcbih besar
Metode PengujiCUI ini dibatasi h<mya untuk tebal beton dari
dibm1ding benda uji cordi tempat bor inti untuk umur di
125 mm sampai 300 mm.
atas 91 bari pada kondisi kelembaban, ukuran, dan
1.2 Ni1a.i satuan dinyatakCUI dalam metrik perbm1dingm1 tinggi terhadap diameter yang sama.
1.3 Metode ini tidak dimaksudkan untuk menje1askan semua 4.2 Kekuatan silinder cor di tempat dapat digunak:CU1 untuk
permasa1ahan keamanan, bila ada kailannya dengan berbagai keperluan, seperti untuk mengetabui kapasitas
penggunammya. Masalah tersebut mei~jad tCUiggungjawab mcnahan bcban dan pelat bcton, penentuan saat
pengguna dalam menerapkan sesuai keamanan dan pembukaan acuan, dm1 penentuan efektivitas perawatm1
kesehatcm, dCUI juga ketentum1-ketentmm ym1g harus ditaati dan perlindung<m.
sebclum menggunak<m stcmdar ini.
5 Peralatan
2 Acuan
5.1 Cetakan cor di tempat harus mempunyai diameter
- ASTM C. 470: Specification for Molds for Fonning Concret
minimum 3 (tiga) kali ukurm1 agregatmaksimum nominal.
Test Cyclinders Vertically.
Perb<mdingan tinggi terhadap diameter tengah benda uji
- ASTM C. 873-94 : Standard Test Method for Compressive
(LID) setelah dikaping minimal1,0 danlebih baik antara
Strength of Concrete Cylinders Cast in Place in Cylindrical
1,5 smnpai 2,0. Cctak<m hams terbuat dari silinder bulat
Mold1,
utuh, dengan ukurm1 dia111eter dalmn 100 mm. Perbedaan
- ASTM C 670 : Practice for Prevaping Precision and Bi<l'>
rat£1-ral<l tcrhadap diameter nominal tidak lebih dar.i 1%
Statements for Test Methods for Construction Materials.
serta perbedaan y<mg satu dengCUI yang lainnya tidak lebih
- SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Contoh
dari 2%. Bid<mg atas dan dasar cetak<m harus tegak lurus
Uji Beton Berbentuk Silinder,
sumhu cetakan dengan perhedaan maksimum 0,5°
- SNI 03-2492-J 991 : Metode Pengujian Pengmnbihm Benda
(ekivalen 3 mm handing 300 mm).
Uji Beton Inti,-
- SNI 03-4168-1996 : Tat£1 Cara Pembuatan Lapisan Perala 5.2 . Cetak<m harus kedap air dan memenubi kriteria tentm1g
Behan (Kaping) untuk Benda Uji Silinder Beton, kebocoran air sesuai spesitikasi ASTM C 470. Cetak<m
dan alat b<mtu barus terbuat dari balum kedap air, tidak
3 Ringkasan Metode Uji reaktif terbadap be ton semen Portland a tau semen bidrolik
lainnya. Cetakan tersebut barus kuat dan kaku agar pada
3.1 Cetakan silinder be ton terdiri ams sebuah cetakan dan
saat pelaksanaan konstruksi tidak terjadi kerusak<m atau
penym1gga y<mg dipa..,ang dengM kuat pada acmm pelat
bancur, amu berdeformasi pada saat diisi beton segar.
hcton, sebe1um pengecoran beton seperti yang
Cetakan terscbut barus dapat menaban defonnasi yang
diperlihatkan pada Gam bar 1. Ketinggim1 permukaan atw;
tei:jadi pada saat hcton mengalmni proses pengerasan
cetakan sesuai bidang permukaan beton yang diinginkm1.
sehingga perbedaan diameter dari setiap dua bidang
Penyangga cetakm1 dimaksud untuk menghindari kotak
horizont<ll ym1g sejajar tidak botch lchih dati 1,6 mm.
lcmgsung antara pelat beton dengm1 sisi luar cetclkan dan
memudabkan pengambilan, setelab bcton mengeras. 5.3 Tcpi atas bagian 1uar cetakan barus mempunyai alat
Cetak<m diisi bersamaan pada saat pcngecoran pel at be ton pcngatur agar cetakan bcrada di tcngab-tengah dan
dilakukan. Benda uji setelab melalui perawatan mempunyai sayap yang terletak pada bagian atas
dipindahkan dari tempatnya untuk segera dibuka penyangga (diuraikan pada butir 5.4) d<m menutup celal1
cctakannya, dikaping dan diuji. Kuat tekan yang akan antara cetakan dm1 penyangga. Pada sayap barus ada
dilaporkan dikoreksi berdasarkan perbandingan tinggi bagian untuk dapat memut<tr dan mengcluarkan cetakm1
dengan diameter benda uji sesuai f<lktor koreksi pada secara vertikal (lihat gam bar 1).
metode pengujian SNI 03-2492-1991.
5.4 Pcnyangga barus berbentuk silinder sempurna dan
merupakan tabung yang kaku agar dapat mcngakod<L~i
4 Kegunaan
cetakan yang disyaratkan pada butir 5.1 dm1 hcrsentuhan
4.1 Kckuatan silinder yang dicor di tempat mcmpunyai secara konsentris serta mcnyangga sayap cetakan.
hubungan dengan kekuatan beton struktur karcna Penyangga barus dilengkapi alat pcngatur tinggi rendab
mcngalmni kondisi perawat<m ym1g sama dimana benda sesuai ketebalan heton dan harus scsuai dengan pcnym1gga
uji dirawat sesuai perawatcm pel at be ton. Nmnun dcmikian bagian 1uar agar mcmungkinkan pcmakum1 atau bentuk
karena pcrbedaan kelembab<m, dent,jat konsolida.,i, ukumn penguatan lainnya pada acuan pelat hcton atau hcsi
benda uji dan pcrbandingan tinggi tcrbadap diameter, tidak tulMgan. Untuk mencegah masuknya hatu mortar kc
ada huhungan yang temp anl<lra kekuat<m benda uji yang dalam ruang diantma penyangga d;m cctakan alat.

114 Baxian 3 : Beton. Semen, Perkerasan }alan Beron Semen


SNI 06-6429-2000

ft l'emasn~< Alat bclum dikoreksi harus dikalikan dengan faktor korcksi tcrdckat
sesuai dengan SNI 03-2492-199.
~"l. Sctclah al:uan Llan pcnulangan selesai Llikcrjakan.
kcnomgkan pcnyangga pal.la al:uan mcnggunakan paku 9. Pelaporan
atau -..ckrup. Atur pcny;mgga scl.lcmikian rupa sehingga
pcnnuka.an l:Ctakan sehidang dcngan clcva"i pcrmukmm Laporkan hcbcrapa keter<mg;m schagai herikut :
hcton. Lokasi pcnempatan cctakkan harus ditandai pada 9.1. Identifikasi sumhcr, henda uji, dan lok<L"i cet<tkan pada
gamhar rencana agar memudahkan identifikasi lokasi struktur.
:-etelah pcngccoran. 9.2. Diameter dm1 panjang.
9.3. Bcban rn<tksimum N.
r).l Letakkan cctakan pada pcnyangga sehingga sayap cetak;m
9.4. Faktor koreksi kckuat<m LID.
terturnpu secant rnerata oleh sclongsong yang herfungsi
9.5. Kuat tek;m y<mg dihulatkan ke 0,07 MPa terdekat setelah
mcJKegah masuknya heton atau mortar Lliantara cctakk<m
dikali faktor koreksi LID.
dan penyangga Oihat catatan 1).
9.6. Tipe keruntuh<:m.
Catahm I : Penyisipml h<.~an g<.~njl di<.~ntar ba.gia.n pcnya.ngga. dan 1).7. Cacat pada benda uji atau kaping hila ditemukm1.
,:etakan untuk mencegah mortar merebus ma.suk kc dal<.~m cela.h. 1).8. Umur benda uji.
9.9. Metode perawatan yang digunak<m.
7. Prosedur
9.10. Tempcratur awal beton.
7.1. Pcriksa cctakan untuk menjmnin kehersihannya dan be has
dari hckas al.luk<m atau henda asing. lsi cctakan kctika 9.II. Kcterangm1 tcmperatur maksimum dm1 minimum yang
pcngcconm hcrlangsung. lsi cctakan kctika pengeconm dipcroleh dari lapangan untuk mcnjelaskan kondisi
hahan scd;mg hcrlcmgsung di sckitar lokasi cctakm1. perawatm1 benda uji di tempat pengecoran.
7.2. Kepadatan he ton di dalmn acmm ak<m bervariasi mengikuti 9.12. Penjelasan rincian penggetar internal atau penggetar
kondisi pengcconm. Pada pelaksanaan konstruksi yang internal lainnya dari beton segar di dalcun cetakan
normal di lapangan hila beton di sckeliling cetakan (hutir 7 .2)
dipadatkan rnenggunak<m pcnggetar intcmal, maka untuk 9.13. Kcterangan lain yang herkaitan dengan kondisi
mernadatkan heton dalam cetakan gunakanlah alat lapangm1 sehingga dapat mempengaruhi h<t"il uji.
penggctar yang sama dengan cara menempclkan alat
terse hut pada hag ian penyangga l:etak;m hag ian luar. Tid<tk
10. Ketelitian dan Penyimpangan
diizink<m untuk menggetarkan beton di dalam cetakan,
kecuali pada kondisi tertcntu yang mana cara ini harus I 0. I. Ketelitian
dcngm1 penyclcsaim1 pennukaan beton disckelilignya. Koefisien variasi untuk teknisi tunggal adalal1 sebesar
7.3. Perawat<m henda uji 3,5% untuk rentang kuat tekan <mtar 10,3 MPa dan 4I,4
Berikanlah pcrawatan dan pcrlctkuan yang scuna untuk MPa. Dengan demikian hao.;il y<mg diperoleh dari 2 kali
benda uji scperti yang dilctkukan untuk beton diseke- penguji<m oleh tcknisi yang scuna pada contoh yang sama
lilingnya. Catat tcmperatur maksimum dan minimum pada tidak boleh berhcda satu d<m lainnya lebih dari I 0% dari
pennukmm beton selmna perawatan untuk dimao.;ukk<m nilai rata-rata. Pcrbedaan-perhedaan yang lehih bcsar
dal;un laporan. Biarkan cetakan benda uji tetap pada mungkin akihat tidak sempurnanya henda uji yang
tcmpatnya smnpai dicmgkut ke lokasi pengujicu1. dipersiapkan atau perbedaan kekuatan yang nyata
7.4. Lepaskan cctakan dari penyangga dengan hati-hati disebabkan oleh perbedaan tempat pengadukan beton
sehingga Lid;tk merus;;tk henda uji secant fisik, mulai saat atau kondisi perawatcm yang berbeda.
pemindahan dari struktur hingga saat pengujian. 10.2. Penyimpangan
Pcrtah<mkan perhedaan temperatur benda uji dan pelat
hcton ± 6°C saat pemindahan dari struktur sampai saat Penyimpangan metode pengujian ini tidak dapat
pcngujian. Waktu pengangkutan ke laboratorium tid<tk ditentukan karena kekuatan benda uji silinder cor di
lehih dari 4 jam setelah pengambilan. Berikan tempat hanya diperoleh dengan menggumtk<m metode
pcrlindungm1 pada benda uji selama pengangkutan dengan pengujian ini.
hahan yang sesuai untuk melindungi kerusakan dari
guncangan, temperatur pembekuan, atau hilangnya
kelembab<m atau komhimLo.;i dari semua. Lampiran A
7.5. Pengujian bcnda uji
Daftar Istilah
Keluarkan henda uji dari cet;tkan, berikan kaping sesuai
dengan Tata cara SNI 03-4168-I996, dan uji sesuai metode
pengt~i<m SNI 03-1974-1990. Lakukan uji kuat tek<m pada pelat slab
kondisi kelembahm1 benda uji kecuali disyaratkan lain olch
spcsifik<Lo.;i proyek. kaping (lapis pcnutup benda uji) capping

8. Perhitungan bekisting pelat slab form


Hitung kuat tekan setiap benda uji menggunakan luas sayap cetakan mold flange
pencunp<mg melint<mg y<mg dihitung berdasarkan diameter rata-
rata benda uji. J ik<l perbanding;m tinggi tcrhadap diameter benda
uji kurcmg dari 2,0, makc'l akibat pengaruh LID, kekuatan y<mg

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkerasan )alan Beton Semen 115


SNI 06-6430-2000
Pd M-02-1999-03

METODE PENGUJIAN EKSPANSI DAN BLIDING CAMPURAN GRAUT


SEGAR UNTUK BETON DENGAN AGREGAT PARA LETAK DI LABORATORIUM
1. Ruang Lingkup 8. Contoh Uji
1.1. Metode Penguji<m ini untuk menentuk<m besamya ekspansi Contoh uji graut harus berjumlah kira-kira 1500 mL dan
dan akumulasi air bl iding pada pcrmukaan ccunpuran graut harus dapat mewakili graut di dalmn alat pengaduk.
semen hidrolik y<mg digunak<m untuk. memproduk.si bcton
dengan agrcgat pralctak.. 9. Prosedur
1.2. Metode Pcngujian ini digunakan untuk. graut baik. yang 9.1. Bila pengambilan contoh uji d<m pengujian dilakuk<m di
meng<:mdung atau tanpa agregat hal us atau bahan tamball<lll laboratorium untuk tujmm perennmaan cmnpuran atau
mineral atau k.edua-duanya. cmnpunm pemhanding atau untuk klasifik.asi cmnpunm
1.3. Metode ini meliputi peralatan, operasi d<:m bahan-hahan y<mg memakai halmn pengeccr dapat dilakukan hal-hal
yang herbal1aya. Metode ini tidak. dimaksudk.an untuk. sebagai herik.ut :
menjclaskan semua pcnnasalahn ke<unanan, hila ada 9.1.1.Pertahankan tcmperatur ruang dimana pengujian
k.ait<mnya dengan pcnggunaannya. dilakukcm pada (23,0 ± 1, 7)°C, kecuali ditentukml lain.
Mw;alalltersebut menjadi tanggungjawab pengguna dalam
9.1.2.Aturlah temperatur scluruh material kering dan air
penerapannya scsuai kcmnanan dan k.csehatan, juga pencampur hingga temperatur konstan (23 ± 1, 7)°C
ketentuan-ketentuan yang harus ditaati sebelum sebelwn dicampur, kecuali ditentukan lain.
menggunakm1 standar ini.
9.1.3.Pcngukuran volume dilak.ukan dalmn 3 (tiga) menit
2. Acuan setelal1 selesai penccunpur.
- Standard Test McUmd for Expansion m1d Bleeding of Freshly 9.2. Bila pengambilan contoh uji d<m pengujian dilakukan di
Mixed Grout for Preplaced-Aggrcgatc Concrete in the lap<mgan, catat temperatur contoh graut dan temperatur
Laboratory. ASTM C 940-89 sekilarnya. Catat selang waktu antara waktu selesai
- Spesifik.asi Pengecer Graul Untuk. Beton Dengan Agregat pcnc<unpuran deng<m waktu memulai penguji<m.
Praletak. SNI 03-6418-2000. 9.3. Scgcra sctclal1 sclesai pencmnpuran, ukurlal1 suhu graut.
Kemudian m<L~ukan grautk.e dalam gelas ukur kapsit<L~
3. Ringkasan Metode Uji 1000 mL hingga volume contoh mencapai ±800 mL.
Graut dimasukk.an k.c dahun scbual1 gclas uk.ur. Pcrubah<m Catat volume contoh dan waktu saat pembacaan
total volume dan akumulasi air hliding, jik.a ada, pada berlangsung. Tcmpatkan gelas ukur pada pennukaan yang
pennuk.aan graut diamali sccara berkala. datar dan hehas getaran. Tutuplah gelas ukur untuk
mencegal1 penguapan air hliding.
4. Kegunaan 9.4 Catat basil pembacaan, dibulatkan k.e-satu mL yang
Metode ini digunakan untuk mencntukan karaktcristik terdek.at, diuk.ur d<tri pennukaan atm; contoh graut, d<m
ekspansi dan bliding dari cmnpuran graut cair segar yang air bliding, jik.a ada, dibaca pada setiap selang 15 menit
digunak<m untuk beton dengan agregat praletak. untuk 60 menit pertama dan selanjutnya dengan sclang
satu jam hingga tidak mcnunj ukkan ad<m ya eksp<msi a tau
5. Pengertian bliding pada dua pembacaan yang berurutan. Bila
Ekspansi adalal1, peningkat<m volume total dari campuran pengujian ekspansi dan hliding mengikuti spesifikasi
graut, tennasuk air bliding, dinyatakan dalmn proses tcrhadap SNI 03-6418-2000, pembacam1 dihentik.an 3 jmn setelah
volume awal grauL. pem bacaan.
Bliding adalal1,jumlah air be bas yang muncul ke permukam1 9.5. Pada akhir pengujian, tum1gkcm air bl iding ke dalmn gel as
graut, dinyatakan dalam proscn terhadap volume awal graut. ukur berkapasitas 25 mL dengan memiringkan benda uji
dan keluarkm1 air dengan pipet. Catat volume akhir air
6. Gangguan Selama Pengujian bliding sampai pembulatan 0,5 mL terdekal. .
6.1. Kegagalan untuk mendapatkan cmnpuran yang seragam,
bebas dari penggumpalan, akan menycbabkan terjadinya 10. Perhitungan
hliding yang herlebihan dan dapat menghasilkan Hitung ekspansi campuran graut dan blidingnya
penurunan ekspansi. dinyatakan dalam persentase terhadap volume awal graut,
6.2. Kemampuan dari hampir seluruh bal1an tambah untuk sebagai berikut :
mcnghasilkan ckspansi dan kecendcrungan tcrjadinya
bliding herhubungan dengcu1 suhu graut sclmna selang v2 - Vt
wak.tu pengujian. Ekspan<;i (%} = x 100
Vt
7. Peralatan
7.1. Gelas ukur kapasitas 100 mL, dcng<m skala pembacam1 v2 • vg
10 mL. BJiding (%) = X 100 (pad a s<iang waktu yang ditcntukan).
Vt
7 .2. Gclw; ukur kapasitas 25 mL, dengan skala pembacaan I
mL.
7.3. Thermometer dengan ketclitian 0,5°C untuk mengukur Bliding akhir, (%) = Vw X 100
temperatur gram dan udara.

116 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerascm }a/an Beton Semen


SNI 06-6430-2000
ctcr;mgan : 12. Ketelitian dan Penyimpangan
12.1. Ketelitian :
I adalah volume contoh pada awal pengujian, mL.
12. 1.1 Bliding
·2 = adalah volume contoh pada selang waktu yang
ditentukan, diukur pada pennukaan atm; lapisan air, Untuk laboratorium y:mg sama, dengan tiga teknisi,
mL. telah diperoleh deviasi sebesar 0,06%. Dengan
adaJah volume hagian contoh graut untuk selang waktu demikian perbedaan ha.-;i1 dua kali pengujian y;mg benar
" (oleh teknisi yang sama) pada materiaJ/bahan yang sama
yang ditentuk;m, pada hagi<Ul pcnnukaan graul, mL.
tidak lebih dari 0, 17%.
'N adaJah volume air bliding yang dikeluarkan, mL.
12.1.2. Ekspansi
. l'elaporan Untuk laboratorium tunggal, dengan tiga teknisi, tclah
dipcroleh deviasi standar sebcsar 0,37%. Dengan
Laporan harus mcncantumkan ketcnmgan sebagai berikut : demikian perbedaan hasil dua kali pengujian y;mg benar
.I. ldentitikasi Contoh. ( olch tcknisi yang sama) pada material yang sama tidak
.2. Ekspansi graut y;mg dibulatkan hingga 0,2% untuk lehih dari 1,04%.
setiap schmg waktu y<mg ditentukm1. 12.2. Penyimpangan
.3. Bliding graut yang dihulatkan hingga 0,2% untuk setiap Tidak ada pemyataan penyimpangan yang dapat dibuat
sclang waktu yang ditcntukan. karena tidak ada materiallbaiian pembanding standar.
Sliding akhir dihitung hingga mendekati 0,2%.
Temperatur contoh graut pada saal awal pengujian.
Lampiran A
Temperatur ruang laboratorium atau daeral1 pengujian
pada awal dan akhir pengujian.
Daftar Istilah

ekspansi expansion
b1iding bleeding
graut grouts

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 117


SNI 06-6430.1-2000
Pd M-02-1999-03

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN GRAUT UNTUK BETON DENGAN


AGREGAT PRALETAK DI LABORATORIUM
1. Ruang Lingkup 6.2. Suhu dan kelembaban untuk melakukan pengujian di
Iapangan harus sesuai dengan yru1g telah d~jelaskm pada
1.1. Metode pengujian ini untuk menentuk<m kuat tekan graut
metode SNI 03-4810-ll)98, untuk perawatan benda uji
semen hidraulik untuk beton dengan agregat praletak.
silinder.
1.2. Standar ini tidak dimaksudkcm untuk semua permasalahan
keamanan yang berkaitan dengan penggunaannya. 7. Pengambilan Contoh
Merupakan t<mggung jawab pengguna standar ini untuk 7.1. Contoh uji harus kurang lebih 1500 mL graut dan haru1'
menerapkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan dapat mewakili bahan yang ada di dalmn alat pengaduk.
kemnamm dm1 kesehatru1, d<m menentukan penerap<m dari 7.2. Proporsi graut dari semen hidraulik dengan atau tanpa
batas-batas y<mg c.litaati sebelum menggunakan stcmdar ini. material lain di dalmn alat pengaduk harus dicampur sesuai
dengan spesifikasi SNI 03-6418-2002.
2. Acuan 7.3. Graul siap pakai yang hanya memerlukan tambahan air
- ASTM C Y42-X6 (Reapproved 1lJ91 ). Standard Test Method atau caircmlain harus dicampur sesuai rekomendctsi pabrik.
for Compressive Strength ofGrouL'\ for Preplaced-Aggregate 8. Persiapan Cetakan Benda Uji
Concrete in the Laboratory.
Persiapan cetakan sesuai dengan metode pengujian
- SNI 03-4Xl 0-1998. Metode Pembuatan dan Perawatan SNI 03-6825-2002.
Benda Uji Beton di Lapangan.
9. Prosedur
- SNI 03-6825-2002. Metode Pengujian Kekuatan Tekru1
9.1. Tentuk<m kekentalan graut sebagai berikut:
Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil.
9 .1.1. Gunakan corong alir sesuai dengm1 metode pengujian
- ASTM C. 938. Tata Cant Memproporsikan Cmnpuran Graul SNI 03-6808-2002, untuk graut yang dipakai pada bcton
untuk beton deng<m Agregal Praletak. dengan agregat praletak atau jika kekentalcm lebih kecil
- SNI 03-6808-2002. Metode Pengujim1 Kekentalan Graut dari 35 detik.
untuk Beton dengan Agregat Praletak (Metode Pengujim1 9.1.2. Untuk graut yang lebih encer dari ym1g disebut di atas,
Corong Alir). tentukmllah kekentalan dengan meja alir sesuai deng<m
metode pengujian SNI 03-6825-2002, menggunakru1
3. Ringkasan Metode Uji 5 tetes<m selama 3 dtik. Saat memasukk<m graut dalcilll
Pengujian kuat tekan graut ycmg telal1 mengeras c.lilakukan cetakan, tekanlal1 setiap lapiscm graut sebanyak 5 kali
dengan menggunakm1 kubus 50 mm dimmut bag ian atm; ditutup dengan jari yang memakai sarung tangan.
smnpai saat peng Jjian. 9.2. Catatlah suhu graut.
9.3. Cetaklal1 beberapa set kubus benda uji untuk pengujian
4. Kegunaan kuat tekru1.
4.1. Metocle pengujian ini untuk menentukru1 kuat tekan graut 9.3.1. Satu set cetakan yang terdiri dari 3 kubus harus
y<mg mengalami ekspansi, dimana proses pengerascmnya mencakup satu set pengujian. Sec.liakan paling sedikit 1
clengan kondisi bagian atas ditutup sebagian hingga (satu) set pengujian untuk setiap umur graut yang akan
keseluruh<m. ditentukan kekuatannya, nmnun siapkm1 tidak kurang
4.2. Secant khusus dapat digunakan untuk menentukan dari 2 set benda uji.
pengaruh penggunaan bahan pengencer graut terhadap 9.3 .2. Mmmkkcm graut ke setiap cetakan s<unpai setengahnya.
kuat tekan graut yang digunakan pada beton agregat Tekanlah dengan jari yang memakai sarung tangan
praletak, lihat Spesitikasi Pengencer Graut Untuk Beton sebanyak 5 kali untuk membuang udara yang
Dengan Agregat Praletak SNI 03-6418-2002. terpenmgkap. Selanjutnya masukkan graut ke cetakan
hingga penuh dcm tekanlah lagi. Letakkan graut yang
5. Peralatan berlebihan ke bagicm tengah dan rapihkm1 permukmmnya
5.1. Timbangan, pemberat saringan, gelw> ukur, 3 buah cetakan dengm1 sendok semen dimm1a dengan sisi yang rata
diletakkan secara tegak lurus dcm di gerakkan seperti
kuhus, herukuran 50 mm, pelat dctsar, sendok semen dcm
mesin uji seperti yang clitentuk<m pada Metode Pengujian gerakan ger~ji pada seluruh permukacm.
SNI 03-6825-2002. 9.3 .3. Letakkan pelat penutup di atas cetakan dengan hati -hati
agar graut atau partikel pasir y<mg lepas tidctk merintangi
5.2. Pelat, untuk menutupi cetakm1 benda uji, yang mampu
kedudukcm pelat.
mendukung pemberat atau menggunakan klem C seperti
yang dijelaskru1 pada Y.3. 9.3.4. Letakkan pemberat 6,8 kg untuk setiap pelat penutup
atau pasang pelat penutup ke cctakan dengan klem C,
5.3. Pemberat 6,8 kg atau klem C, untuk menekan pelat
yang dikencangkan dengan tangan.
penutup.
10. Penyimpanan Dana I)erawatan
6. Suhu dan Kelemhahan 10.1. Segera setelah sclesai pem:ctakm1 graul :
6.1. Suhu dan kelembahan untuk melakukan pengujian di IO.l.l.Simpanlah bcnda uji laboratorium pada rmmg lembab
lahoratorium harus sesuai dengan metode pengujian SK dan rawatlah sesuai dengan metode pengujian
SNl 03-6825-2002, kecuali ditentukan lain dalam SNI 03-6825-2005.
spesitikasi.

118 Baxian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SN I 06-6430.1-2000
I0. I .2. Simpanlah bend a uji lapangan dan rawatlah scsuai 13.2 Penyimpangan
dcngan metodc pcngujian SNI 03-4810-1998.
Penyimpangan, tidak ada ketenmg<m untuk penyimpangan
I0.2. Untuk graut y<mg tclah mengalami ekspansi sebelum bilarmma tidak terdapat referensi material st<mdar.
mcngcrasi, cctak<m j<mgan di huka sehclum bcrumur 24
jmn atau pcngikatan akhir, tcgantung m<ma y<mg teJjadi
Lampiran A
dahulu.
0.2.1. Bila mcnggunakan graut yang mengandung semen Daftar Istilah
ckspansif j<mgan membuka cel.::'lkan sebelum herumur
3 hari. graut grout
kekenlalan consistency
I. Penentuan Kuat Tekan
I. I. Tcntukanlah kuat tckan graut pada umur 7 d<m 28 hari, lima tetesan 5 drops
kecuali hila disehutk<mlain mengikuti satu cara penguji<m
SNI 03-6825-2002.
Lampiran B
2. Pelapuran Daftar Nama Dan Lemhaga
2.1 . Laponm harus mencanturnkan informasi herikut :
1) J>emrakarsa
2.1.1. ldcntifikasi tanggal pencampuran dan uji di
lahoratorium atau di lapang<m. Pusat Penelitian dan Pengembangan J al<m, Badan Penelitian
dan Pengembangan PU.
2.l.l.l.Untuk pcngujian di Japangan, dijelao;kanjuga prosedur
pcrawatan dan suhu perawatan. 2) J>enyusun
j2.1.2. Kuat tckan rata-rata untuk setiap set benda uji graut
dihitung hingga mendekati 70 kPa pada umur 7 dan NAMA LEMBAGA
28 hari, kccuali hila disehutkan lain.

3. Ketelitian Dan Penyimpangan Ir. Setyo Hardono Pusat Lithang Jalan


13. I. Ketelitian
I Ketclitian, hila data yang sesuai Lelah dilengkapi, maka
i dapat dihuat data ketelitian.
I 3) J>anitia Tetap STANDARDISASI

I JABATAN EX-OFFICIO NAMA

Kctua Kepala Badan Lithang PU Ir. J. Hendro Moeljono


Sckrct<tris Sekrct<tris Bad<m Litbang PU lr. M. AmL" Aly
Anggota Direktur Bina Teknik, Ditjen Pengairan Ir. Marbuarar Napitupulu, Dip!. HE.

I Anggota Direktur Bina Teknik, Di~jcn Bina Mmga Dr. Ir. Pat<ma Re:mtetoding, M.Eng.Sc
Anggola Direktur Bina Teknik, Di~jen Cipta Karya Ir. Aim Ahdurachim ldris, M.Sc
tI

I Anggota

Anggota
Kepala Pusat Litbang Jalan
Kepala Pusal Lithang Pengairan
Ir. Frankie Tayu
Dr. Ir. Badruddin Mahhud
t Anggola Kepala Pusal Litbang Pemukiman Ir. Soepardiono Sohirin
Anggota Kepala Biro Bina Smana Pcrusahacm Drs. Moh. Chmis
Anggota Kcpala Biro Hukum Wihisono Setio Wibowo, M.Sc

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerascm Jalan BeTon Semen 119


SNI 03-6430.2-2000
Pd M-20-1999-03

METODE PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN GRAUT UNTUK BETON


DENGAN AGREGAT PRALETAK DI LABORATORIUM
1. Ruang Lingkup mengikuti tata caraASTM C 938 dalam alat pengaduk di
1.1. Metode ini mcncakup penentuan waktu pengikatan laboratorium atau di lapangan.
cmnpuran graut semen hidraulik yang digunakan untuk
bcton deng<m agregat pralctak memakai alat Vicat. 7. Prosedur
7 .1. Panaskan cincin bulat Vic at dan pelat alas hingga
1.2. Pcnggunmm
mendekati 100°C.
Metode ini tidak ditunjukkan untuk masalah-masalah
7.2. Berikan lapisan tipis lilin paratin pada alas cincin bulat.
keselmnatan.
Letakkan pemberat di atas cincin bulat hingga rapat dengan
Pengguna bertanggung jawab atas pemakaian metoda ini alas dan biarkan keadaml ini hingga cincin bulat dan pelat
untuk menetapkan keamanan dan keselamatan serta alas mencapai suhu ruang.
menentukan batasan-batasan penggunaan scbelum
7.3. Isilal1 cincin bulat dengan bahan graut hingga penuh an tara
memakai metode pengujian ini.
2 menit setelah selesai pengadukan. Bmmglah graut y<mg
berlebihan dari bagian atas cincin bulat dengan satu atau
2. Acuan
sembarang gosokan memakai sisi ~jmn sendok semen
2.1. SNI 03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal yang membentuk sedikit kemiringan terhadap bag ian atas
Semen Portland dengan menggunakm1 Alat Vicat untuk cincin. Jika dipcrlukan, halusk<m pennukaan ata'> dengan
Pcket:imm Sipil. beberapa sentuhan ringan memakai ujung sendok semen.
2.2. ASTM Standards C 938 Practice for Proportioning Grout Hati-hati jangan sampai menekan contoh uji selama
Mixtures for Prcplaced Agregate Concrete. pemotongan dan penghalus permukaan graut. Waktu
2.3. ASTM Standards C 511 Specification for Moist Cabinets, penyelesaian cetakan harus diambil sebagai awal
Moist Rooms, and Water Storage Tanks Used in the Testing pengukunm waktu pengikatan.
Hydraulic Cements and Concretes. 7.4. Simpanlal1 benda uji dalam rum1g lembab.
7.5. Tentukan waktu pengikatan dengan menggunakan
3. Rangkuman Metode prosedur yang diuraikan dalam metode pengujian
3.1. Waktu Pengikatan awal dm1 akhir contoh uji graut cair SNI 03-6827-2002, kecuali pembacaan pertama harus
ditentukan dengan menggunakan alat Vical. dilakukan pada 3 jmn ± 15 menit setelah pembuat.:'ln benda
uji.
4. Kegunaan Catatan: Graut yang digunakan untuk mengevaluasi bahan pengencer
4.1. Metode pengujian ini menentukan waktu pengikatan graut atau untuk dipergunakan pada beton dengan agrcgat
cmnpuran graut sesuai dengan kekentalan yang diinginkan praletak akan mencapai waktu pengikatan awal kira-kira 4
untuk penggunaannya pada beton dengan agregat praletak. jam.
4.2. Waktu pengikatan juga diperlukan untuk menentukan
penerimaan komponen graut yang harus dicampur 8. Pelaporan
sehinggamenghasilkan kekentalan yang disyaratk<m untuk
memproduksi beton dengan agregat praletak. 8.1. Laporan harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
8.1.1. ldentiflkasi contoh uji graut.
5. Peralatan 8.1.2. Waktu pengikatan awal dan akhir dalmn satuan jmn dan
5.1. Alat Vicat, sesuai metode pengujian SNI 03-6827-2002. menit.
5.2. Ruang Lembab mengikuti Spesitikasi ASTM C 511. 8.1.3. Suhu contoh uji pada saat awal pengujian, dan
8.1.4. Suhu sekitctr selama berlangsungnya pengujian.
6. Contoh uji
6.1. Contoh uji harus terdiri atas paling sedikit 300 ml bahan 9. Ketelitian
graut yang diambil dari campuran graut segar dibuat Keterangan ketelitian harus dibuat sesuai datct yang tclah
dikomplika'li

120 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-6431-2000
Pd M-19-1999-03
METODE PENGUJIAN WAKTU AIR BETON BERSERAT DENGAN
KERUCUT UJI SLUMP YANG DIBALIK
1. Ruang Lingkup Pengujian Bobot lsi dan Rongga Udara dalam Agregat.
1.1. Met ode penguji<m ini meliputi penentuan waktu alir beton 5 .3. Posisi peralatm1, tipe peralatm1 seperti tampak pada Gam bar
berscrat dcngan mcnggunakan kerucut sl urn p yang di batik 1, kerucut ditaruh ditengall ember, dijaga supaya tidak
dapat dilakuk<m di lapangan d<m di laboratorium. terjungkit,jarak ujung kerucut yang kecil ke da'\ar ember
1.2. Metodc pcnguji<m ini dapat digunak<m untuk campuran dijaga sebes<tr 100 mm ± 5 mm.
bcton scgar y<mg mempunyai agregat kasar yang lolos 5.4. Penggetm, lutrus mempunyai Lipe seperl.i ym1g tercakup
jaringan 11/2 inchi (3R mm) d<m tidak dapat digunak<m dalam SNI 03-4X10-199X Metode Pemhuatan dan
untuk heton yang mcngalir bcbas. Perawatm1 Benda Uji Beton di lapangan atau SNI 03-2493-
1.3. Nilai dinyalakan daJmn Satmm Sl. 1991 Metode Pembuatan dan Perawat<m Benda Uji Beton
di Laboratorium, kecuali elemen penggetar harus
2. Acuan berdimneter 25 mm ± 3 mm.
ASTM C 995-94 : Standard Test Methods for Time of 5.5. Stopwatch, adalah alat penghitung waktu dengan ketelitian
Fiber-Reinforced Concrete Through sampai detik.
Inverted Slump Cone. 5.6. Batang Perala, bate:mg ye:mg digunakan untuk meratakan,
ASTM C 143 :Test Method for SLump of Hydraulic juga sebagai batang pemadat sesuai dengan ASTM C 143.
Cement Concrete 6 Pengambilcm Contoh Uji
ASTM C 670 : Practice for Preparing Precision and Contoh Uji beton harus dapat mewakili setiap adukan
Bias Statements for Test Methods for sesuai dengan SNI 03-245X-1991 Metode Pengujian
Construction Materials Pengmnbilan Contoh untuk Campuran Beton Segar,
SNI 03-4X04-199X : Metode Pcngujian Bohot lsi dan kecuali analisa saringm1 basah, tidak diijinkm1.
Rongga Udara dalmn Agregat
SNI 03-4X 10-199X : Metode Pembuatan dan Perawatan 7. Prosedur
Benda Uji Beton di lap<mgmL 7 .1. Ba'\ahi em her, letakkan pad a dudukan y<mg rata dan kaku,
SNI 03-245X-1991 : Metode Pengujian Pengambilan yang pennukaannya horizontal, bebas dari getaran dan
Contoh untuk Cmnpuran Beton Segar gangguan lain. Bm;ahi kerucut, letakkan pada posisinya,
SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan pa.;;Likcm kerataannya. Dari benda uji y<mg diperoleh sesuai
Benda Uji Beton di Laboratorium dengan butir 6, penuhi kerucut dengan cara membagi tiga
lapis, m<L.;;ing-m<L<;ing lapisan kira-kira 1/3 volume kerucut.
3. Ringkasan Metode Pengujian Hindari pemadatcm beton, tetapi ratakan masing-m£L'\ing
3.1. Mctode pengujian ini mencntukan waktu alir yang permukaan lapisan dengan sendok perata untuk
dihutuhkan beton tulangm1 senti melalui kerucut slump meminimumkan adanya rongga-rongga yang besar.
y<mg dibalik deng<m gelar<m intemaJ. Ratakan pennukaan lapisan terat<L" dengan memakai alat
perata dan batang pemadat ye:mg digelindingkcm. Scrat-
4. Kegunaan sentt ym1g menonjol yang merint<mgi alat perata, he:trus
4.1. Mctode pengujim1 ini menetapkan pengukunm kckentalcm dicabu t deng<m tang an. Satu per tiga volume kerucut setara
dm1 kelecak::m heton berserat. dengan kedal<Ullan 149 mm, dua pertiga volume kerucut
4.2. Waktu alir kcrucut uji slump y<mg dihalik mcrupakan setara dengan kedalamm1 237 mm.
indikator kelcca.kan ym1g lcbih baik dari pada slump pada 7.2. Hidupkan penggetar, bersmnaan jalankan stopwatch.
Linggi y<mg ditentuk::m untuk kcmudah<m pengcrjwm beton M<L.;;ukkan elemcn pengget<tr ditengall-tengah dan dengan
herserat yang digetar, karena bcton herserat dapat arah vertikal ke dalmn pennukaan henda uji di dalmn
mcnunjukkan slump yang sangat rendah oleh karcna kerucul. Biarkan benda uji turun dcngan kccepatan
ad<mya serat, d<m tetap masih dapat hcrkonsolidasi deng<m sedemikiml rupa hingga menyentuh dasar ember dalmn
mudah. waktu 3 ± 1 detik. Elemcn penggctctr dijaga vcrtikal dan
4.3. Hasil pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur mcnyentuh dasar ember. Hind<tri kerucut menyentuh
proporsi cmnpuran, kontrol kualiL£L'\ di laboratorium dm1 penggetar.
di lap<mg<m, serta untuk pengembangan dm1 penelitian. Hcnl.ike:m stopwatch pada saat kcrucut dim1ggap kosong,
4.4. Hasil yang didapat dari metode pengujian ini, dapat yaitu pada saat dasar kubus kerucut dapat terlihat.
dipcngaruhi oleh diameter, amplitudo, dan frekucnsi Selesaikcm bagian pengujim1 diatcts te:mpa berhcnl.i dal<Ull
penggetar. waktu 2 menit.
4.5. Mctode penguji<m ini Lidak dapat ditcrapkan pada bebcrapa Jika kerucut tersumbat atau kmena pcngisi<m henda uji
hcton herserat y<mg seratnya cukup panjang d<m lentur yang terlalu screntak, abaik<m hasilnya de:m buat benda uji
sehingga dapat membungkus elemen vibrasi dan dengan proporsi lain.
merendmn getanm. 7.3. Catat waktu dalmn satuan detik.

5. Peralatan 8. Laporan
5.1. Kerucut, harus merupakan cetakan yang dispesifikasikan X. I. Laporkan infonna'\i herikut :
dalmn ASTM C 143. X.l.l. Waktu dalam detik, dari awal pcncelupan clemen
5.2. Ember, tempat untuk mencunpung beton hmus mempunyai penggetctr smnpai saat pertmna kcrucut menjadi kosong,
kapasitas 30 liter sesuai deng<m SNI 03-4X04-199X Metodc sebagai "Waktu kerucul slump dihalik".

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ./alan Beton Semen 121


SNI 03-6431-2000

X.1.2. Dimneter, .frekuensi, dan arnplitudo elemen penggetar dan batasan untuk operator satu sigma adalah 1,5 detik
atau kurang.
9. Ketetapan dan Penyimpangan 9.2. Pcrnyatmm bcrbagai laboratorium mengenai ketepatan
!} I.
Berdasarkan keterbatasan data, didapal batasan untuk tidak dapal diterapk<m untuk metode uji ini.
operator tunggal satu sigma sebesar 1,0 detik a tau kurang,

Gmnbar 1
Metode PenempatC:m Kcrucut Uji Slump ym1g dibalik di dalmn Ember

Keterangan :
Sejumlah kccil cuntuh uji dapat jatuh dari kerucut pada saat proses
pengisian. Efek ini dihilangkan dengan memastikan volume lapisan
perlama beton yang dimasukkan cukup hesar untuk menutup bukaan
pada kerucut.

122 Bagian 3 : Belnn, Semen. Perkera.wn }alan Be1011 Semen


SNI 03-6432-2000
Pd M-13-2000-03

METODE PENGUJIAN PERUBAHAN PANJANG BETON AKIBAT


REAKSI ALKALI-BANTUAN KARBONAT

I. Ruang Lingkup I) Reaksi alkali silika pada jenis tertentu dari batuan Silika,
1.1. Metode pengujian ini mencakup penentuan dengan cara mineral, dan gelas buatan;
pengukuran perubahan panjang prisma beton, kerentanan 2) Reaksi alkali - karbonat pada jenis tertentu dari dolomit
dari kombinasi semen-agregat terhadap reaksi alkali- kalsitik dan batu kapur dolomitik.
karbonat yang mengembang dengan melibatkan ion-ion Metode uji ini tidak direkomendasikan untuk mendeteksi
hidroksida berkaium dengan alkali (sodium-potasium) d::m kombinasi yang rentan terhadap pengembangan sebagai
beberapa dolomit kalsitik dan batu kapur dolomitik akibat reaksi alkali - silika,. Metode uji ini tidak dapat
tertentu. diterapkan pada agregat yang tidak mengandung batuan
1.2. Nilai-nilai dinyatakan dalmn satuan SI. karbonat.
1.3. Standar ini mencakup bahan-bahan pengoperasian 4.2. Metode uji ini untuk mengevaluasi perilaku kombinasi
perlengkap::m y::mg berbalmya. Standar ini tidak mencakup khusus bahm1-bahan pembuat beton yang digunakan pada
semua masalah keselamatan yang berkaitan dengan peker:jaan. Ketentuan dapat dibuat untuk menggunakan
penggunanya. Pengguna standar ini bertanggung jawab bahan pengganti hila diperlukan. Metode uji ini
dalam menerapkan persyaratan demi terpenuhinya memperkirakan pengembangan potensial beton yang
keselmnatan dan kesehatm1. disebabkan oleh reaksi alkali batu karbonat dari penguji<m-
pengujian yang dilakukan seperti digambarkan dahun
2. Acuan
kondisi perawatan di laboratorium yang mungkin berbeda
SNI 03-I750-I Y90 : Spesifikasi Agregat Beton dengan kondisi lapangan. Perlakuan di lapangan yang
SNI I5-204Y-I Y94: Spesifikasi Semen Portland sebenamya tidak akan S<trna kmena adanya perbedaan-
SNI 03-4433-1 Y97: Tata Cctra Penggunaan Peralamn Untuk perbedaan dalmn kondisi basah d<m kering, suhu, faktor-
Penellluan Perubahan P~mjang, Past<t, Morl<tr dan Beton f::tktor lain atau kombinasinya (Iihat Lampinm A).
Semen ym1g Sudah Mengeras 4.3. Penggunacm metode uji ini <tkan lebih herarti bila contoh
ASTM C I105-89 : Length Ch<mge of Concret Due to AI uji agregat dari sumber y<mg telah ditentuk<:m mengandung
Kali-Cmbonat Rock Reaction unsur yang mrunpu berperan dalam reaksi alkali batuan
karbonat baik dengan penguji£U1 petrograti sesuai ASTM
ASTM C I25 : Terminilogy Relating to Concrete and
Practice 295, untuk uji silinder baturu1, maupun ASTM
Concrete Aggregates2;
585, tent<mg pencatatan Iaym1; atau kombinasi keduanya.
ASTM C I57 : Test Methods for Length Change of
4.4. Hasil-hasil pengujian yang telah dilctksanakan seperti
Hm·dened Hydraulic- Cement mortar and concrete2;
dijelaskm1 dalam butir ini harus merupakan bagian ilitri
ASTM C 233 : Test Methods for Testing Air - Entraining dasar penentuan keputusan ap~tkh pencegahan hmus
Admixutres for concrete2; dimnbil terhadap pengemb:mgan berlehihan d<tri re<tksi
ASTM C 294: Descriptive NomenClature of Constituents batuan kmbonat. Keputusan ini harus dibuat sebelum
of Natural Mineral Aggregates2 kombincL-.i semen-agregat tertentu dapat digunakan dalam
ASTM C 2Y5 : Guide for pertrograhic Ex~uniato of konstruksi beton (catatan I).
Aggregates for Concrete2 Catalan I : Unsur-unsur lain yang dipakai dalam proses pengambilan
keputusan untuk pcnggolongan suatu agregat atau
ASTM C 5II : Specification for Moist Cabinet, Moist mcnentukan kombinasi semen agrcgat yang bcrtujuan
Rooms, and Water Storage Tanks. Used in the Testing of apakah diperlukan tindakan pcm:cgahan. maupun contoh
Hydraulic Cements and Concrete2 tindakan penccgahan yang mungkin diambil. dijelaskan
pada lampiran.
ASTM C 586 :Test Methods for Potential Alkali Reactivity
of Carbonate Rocks for Concrete Aggregates (Rock 4.5. Tujuan pokok dari metode uji ini mengembangkan
Cylinder Methods)2 intonna-;i pada kombimL-.i tertentu antma semen deng<m agregat,
ASTM C 595 : Specification for Blended Hydraulic bia-.m1yasm1gat berguna untukmengikuti uji pengawasru1 secma
Cements2 bcrscuna dengan menggunakan agregat yang cocok dengan
semen lain aum semen yang cocok deng<:m agregat lain.
ASTM C 670: Practive for Prep<tring Precision Statements
for Test Methods for Construction Materials2 5. Peralatan
ASTM C 702 : Practive for Reducting Field Smnples of Cet:k~m. pcralat<m yang sesuai untuk mencet<tk benda uji,
Aggregate to Testing Size2 dan alat pembanding panjang untuk mengukur perubahan
ASTM D 75 : Practice for Sampling Aggregates3 panjang, harus sesuai persy<tratan, penerapan metode uji d::m
tala c<tra pengunaan pcralatan untuk penentuan perubahan
3. Terminoliogi panjang, pasta, mortctr rum he ton semen yang sudah mengeras.
Terminologi yang digunakan dalam standar ini sesuai
6. Bahan
deng<:m Standar yang berlaku
6.I. Ukuran tmtksimum Agregat K<L"<tr.
4. Penggunaan
Butir agregat kasar y<mg lebih besar dari ukunm S<tringan
4.1. Dua jenis reaktitit<L" alkali dmi agregat y<mg dijelask<:m 1Y,O mm tid::tk harus diuji sebagaimana adanya. Apabila
dalmn literatur : pengujian petrograti menyat<tkan bahwa balum dengan

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton .\'emen 123


SNI 03-6432-2000

ukuran hutir yang lchih hcsar dari 19.0 mm mempunyai 7. Pengamhilan contoh
komposisi dan Iitologi scdcmikian rupa hingga tidak Dapatkan contoh uji sesuai dengm1 Standm ym1g berlaku
tcrdapat pcrhcda<m hcrarti dihandingkan dengan hahan d;m perkecil contoh uji tersebut sesuai dengan ukuran y;mg
yang hcrukuran lchih kccil yang harus diuji, atau hila ditentuk<m.
pcngujian dibuat dari hah<m yang hcrukunm hcsar tadi
tidak tcrdapat perhcda;m yang hcrarti dih;mdingkan dcngm1 8. Uenda Uji
ukuran hutir hahan yang diuji, maka pcngujian terhadap X. I. Siapk;m6 benda uji, d;uijenis y;mg diperlukm1 untuk beton
hahan herukuran y;mg lchih hesar tidak diperlukan. Jika ym1g mempunyai penmnpang melintang persegi berukurm1
hasil pengujian petrografi atau pengujian yang dibuat 75,0± 0,7 mm ilitri satu kali percmnpunm bcton. Cmnpunm
mcnyar:mkan hahwa halum yang hcrukuran lchih hesar heton h;trus merupakan c;unpunm di mmm agregat y<mg
harus dikaji pengaruhnya da.l:un heton, mal<a salah satu diusulkan digunakan.
dari dua prosedur altematif hcrikut ini dapat digunakan. X.2. Jika cmnpuran kontrol atau cmnpunm pembanding dibuat,
6.1.1. Penguji;m proporsional. Bahan yang lebih besar dari henda uji h;trus dibuat dari cmnpuran-cmnpuran sesuai
s;uing<m ILJ,O mm harus dipccah agar dapat lolos saringan hutir X. I
lLJ.O mm dan hahan yang lehih hesar dari saring:ut 4, 75
9. Pengondisian
mm (N0.4) lumJs diproporsionalk;m. tennasuk proporsi
massa y:mg smna dari bahcu1 y;mg dipecah yang semula Rawat, Simp<m, dm1 h.uka cetak;m sesuai dengan Stanilitr
tertahan pada saringan 1Y,O mm dan yang lolos pada ym1g berlaku. Sclm1jutnya simp<m hcnda uji dalmn rum1g lemhah
saringan tersehut, sehagaimana diharapkan untuk sesuai spesifikasi tetapi j;mgm1 diredmn dalmn air.
digunakan dahun heton dilap;mg:m. 10. Prosedur
6.1.2. Penguj i:m ukunm secara terpisa.h. Bah;m y:mg lchih hesm· lkuti prosedur metodc uji yang herlaku kecuali. pcngukunm
dari saring;m 1Y.O mm harus dipeca.h agar lolos dari p;mj;mg harus dibuat pada umur 7,2X dan 56 hmi, d;m 3,6,9,
saring;m ini d;m harus digunak;m dalcun bcton sebagai d;m 12 bulan.
agregat kedua.
11. Perhitungan
6.1.2.1. Dahun hal konstruksi di mana diinginkan heherapa
rentang ukunm hutiran kasar yang lehih hesar dari 11.1. Hitung peruhahan panjang untuk setiap prisma pada
saringan 19,0 mm, maka masing-masing digiling setiap urnur di mmw penentuan dibuat dan nyatakan
secant terpisah agar lolos saring;m ini d;m diuji secant sehagai persentase peruhahm1 berdw;ark;m p<mjang pada
terpisah. saat pcle;L~an ilitri cetakan pada urnur 231/2 ± 1/2 jmn.
6.2. Semen yang dipakai dalmn pckelja;m Hitung perubahan p;mjang rata-rata dalmn persentase
untuk setiap kelompok prisma.
Apabila ditentuk<m akan dicvaluasi kombinasi semen
11.2. Data d;tri paling sedikit 3 batang prisma lutrus tersedia
agrcgasi tertentu untuk penggunaan pek~jacu1 tertentu,
semen atau beberapa semen yang digunakan harus pada tiap umur untuk menilitpatk<m nilai uji yang sah
pada umur tersehut.
mcmcnuhi persyaratan untuk pekerjaan tersehut dm1 h<uus
herasal dari sumber atau beberapa sumber dan dalmn 12. Pelaporan
jumlah ym1g diperkirak;m dipakai dalmn pek~jan. Jika 12.1. Laporan harus mencakup :
beberapa semen dapat digunaklm dalmn pckeljaan terscbut,
12.1.1. Keterangan rinci dmi bahan-bahan dan cmnpuran-
pengujian harus dilakukan untuk setiap semen secant
cmnpur<Ul yang digunakml
tcrpisah.
12.1.2. Perubahan p<mjang dalmn persen untuk setiap benda
6.3. Semen Stand;tr
uji dan untuk kelompok prisma pada setiap umur uji,
Apabila ditentukan akan dievaluasi agregat untuk dan.
penggunmm umum atau untuk pemh<mding agregatuntuk
12.1.3. Deskripsi hasil dari setiap henda uji yang tidak
herbagai tujucm penyelidik<m, semen y~mg digunalam h;trus
mcngandung kadar alkali tertinggi yang mcwakili termasuk perhitungm1 rata-rata.
penggumtml umum atau yang tersedia di lahoratorium 13. Ketelitian
penguji. Semen atau semen-semen yang terpilih h<trus 13.1 Keteliti<m
sesuai dengan SNI 15-2044-1 YY4 tentang Semen Porthmd.
lnformasi tamhahan, dari nilai yang dapat diperoleh Variasi lu-;il penguji;m d<tri satu lahoratorium dimana
deng<m melakukan pengujian paralcl dcng;m semen yang ketelitian dilaporkan diperoleh oleh operator tunggal,
herkadm alkali herbeda, a tau deng;m semen yang berheda menggunakan hahan yang scuna dan peralatan yang
rasio Sodium Oksida terhadap potassium oksida, atau melampaui selang waktu yang singkat. Stand<tr devia"i
semen y<mg dicmnpur deng;m pozolan maupun terak tmmr dMi operator tunggal relatif tidak berubah di atm; rentcmg
90 sampai 365 hitri. Stand<tr deviasi bervariasi sesuai
tinggi atau kedmmya.
dengan besarnya pengembangan yang digambmkan
6.4 Agregat halus pengganti : sebagai herikut :
J ika penguji;m agregat yang digunalam h<mya agregat ka.sar
dan agregat halus y;mg ak;m digunak;m tidak tersedia,
agregat hal us yang digunakan adalah agregat halus yang
ticlak reaktif.
Catatan 2 : Saran dalam memutuskan pengcmbangan reaktifitas
pcngembangan agrcgal. dibcrikan dalam Lampiran A butir
I pad a SN l 03-1750-1990 ten tang SpesiJikasi Agregat Bctun.

124 /Jagirm 3 : Beron. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6432-2000

Rata-rata % Pengembang<m
<0,040% ~ 0,040%

St;mdar deviasi operator tunggal mnara mw;ing-mw;ing batang


Perbcdaan maksimum diantara nilai-nilai ekstrim dahun sekclompok
0,003%
I
Rata-rata % Pengemhang<m
0,005%

bat<mg yang diuji secara tcliti boleh melmnpaui : <0,040% ~0.4%

Jumlah bat<mg tiap kelompok

6 0,013% 0,021%
5 0,012% 0,020%
4 0,012% 0,019%
3 0,011% 0,017%

Perhitungan standar deviasi operator tunggal y<mg diharapkan untuk 0,002% 0,003%
rata-rata 3 batang

Perhedmm maksimum ym1g diijinkan antara dua rata-rata uji yang 0,005% 0,008%
i secara teliti dilakukan tidak boleh melmnpaui.

3.1.1 Tidak terdapat data kctcliti<m mltara laboratorium yang tersedia

ILampiran A prisma, pencatat<m layan, atau komhinasi clari keseluruhan


tersebut eli atas, maka komhinasi semen agrcgat yang
~formasi umum (informasi tidak wajih) di berikan adalah pengembangan potensi kcrusakan,
Pertanyaan ada tidaknya kriteria y;mg didasarkm1 pada hasil pengkajian tarnbahan dapat memaclai untuk mengem-
y;mg didapat dari pengunmm metode uj i ini, harus digunalum hangkan informasi pada pengembangan potcnsial clari
untuk pnerimaan bahan untuk digunakan sebagai agrcgat komhinasi lainnya meng<mdung semen ym1g sarna dengan
heton yang ditetapkan scsuai dengan SNI 03-1750-1990 agregat-agregatlain, agregat y<mg smna deng<m semen y<mg
tentang Spesifikasi Agregat Beton lain, atau kombinasi semen-agrcgat yang smna dcngan
pozolan atau terak.
L Pckcrjaan yang hcu·us dilapork<m ten tang potensi kerusak<m
yang terjadi akibat rcaksi kombinasi semen-agregat, 5. Jika komhinasi semen agregat yang cliuji menggunakan
diklasilikasik;m sesuai dengan pcngcmbmlg<m rata-rata dari metode uji ini diputusk<m sehagai "tidak Reaktif', tidak ada
6 huah henda uji be ton smna atau lebih besar 0,0 J5llf, pada pembatas<m terhadap pcngunmm agrcgat dcng<m semen y;mg
umur 3 bulan, 0,025% pada umur6 buhm; atau 0,030 1% pada cligunakan dalam pengujian yang diperlukan clalam
umur I tahun. Data umur terakhir y;mg mcnentukan, tetapi melindungi terhadap reaksi hatuan alkali karhonat. Jika
rata-rata umur 3 hulm1 atau 6 bulan dapat digunak;m hila komhinasi diputuskan rcaktif, ukur untuk memeriksa
perlu. pengaruh rcaksi (3,4) tennasuk :
5. Bila metode uji ini dilakuk<m pacla komhinasi semen agregat 5.1 Penggunaan ukuran maksim um nom ina! tcrkcci I dmi
yang melihatkan agrcgat yang belum diselicliki secant agregat kasar y;mg praktis.
petrografis deng<m menggunak<m ASTM Practice C 2Y5, 5.2 Maksimum 20'k baluan rcaktif dalmn agrcgat kasar, 20'1<
atau belum diukur terhadap pengemb;mg<m prisma hatmu1 hatmm rcaktif dalmn agrcgat hal us, atau total 15'/,. batuan
dalmn metode uji ASTM C 586; direkomendasik<m salah rcaktif hila agrcgal kasar dan halus masing-masing
satu atau kcdua prosedur tersebut untuk clilaks<mak<m. mcng;mdung baluan rcakli f.
~. Bila telah disimpulkan dalam hasil pengujian yang X 1.5.3 Pcngguna<m semen yang mcmiliki kadar alkali tidak
dilakuk;m deng<m menggunak<m metocle uji ini informasi lcbih hcsar dmi semen y<mg diuji mcnggunak<m mclodc
tamhahan dari pcnclitian petrografi, pengujian batuan uji y<mg hasilnya dinyatakan scbagai non rcaktif.
X 1.5.4 lnfonnasi tmnhall;m yang hcrguna mcngcnai reaksi
kimia ini dihcrikan paoa rujukan (5, 6, 7)

/fag ian 3 : /Jet on, Senten, l)erkcmsun .lulun Beton ,')cntcll 125
SNI 03-6433-2000
Pd M-06-2000-03

METODE PENGUJIAN KERAPATAN, PENYERAPAN DAN RONGGA


DALAM BETON YANG TELAH MENGERAS
1. Ruang Lingkup massa bcrturut-turut ilitri contoh uji kcring pennuk<lilll pada
Metode ini mencakup penentuan kerapatan, persentase selang 24 jmn mcnunjukkan suatu penambahan ma"sa
penyerap<m, dan persentase rongga dalam heton yang telah lebih kecil dari 0,5% dari nilai terbesar. Keringkan
mengeras. pennukaan benda uji dengan menggunakan handuk atau
sejenisnya untuk menghilangkan kelembaban pennukaan,
2. Acuan kcmudian tentukan massanya. Sebut massa kering
ASTM D C 642 - 97, Stanilitr Test Method for Specific pcnnukaan terakhir setelal1 perendmnan ini sebagai B.
Gravity. Absorption, and Voids in H<trdened Concrete. 6.3. Massa .fenuh Setelah Pendidihan - Tempatkan benda
3. Penggunaan uji, y<mg dilakukan seperti dalmn butir 6.2, dal<un sebuah
wadah ym1g scsuai, tuangkan air bersih smnpai terendam,
Metode uji ini berguna dahun pengemb<mgan data yang
kemudian didihkan selcuna 5 j<un. Diamkan benda uji
dibutuhkan untuk "konvcrsi" antara massa dan volume heton.
terschut dingin sccma almniah selmna tidak kurang dari
Data terscbut dapat digunak<m untuk menentukan kesesuaian 14 jmn hingga mencapai temperatur 20 smnpai 25°C.
dengan spesitikasi heton dan untuk menunjukkan tingkat Hilangkan kelcmbaban pennuka<m dengan handuk dan
keseragmnan dalam suatu massa beton.
tentukan massa benda uji. Sebut massa yang direndam,
4. Peralatan dididihkan, dm1 massa kering pcnnukaan ini sebagai C.
4.1. limhangan, dcngan ketelitian smnpai 0.025l'k, dari berat 6.4. Massa Perendaman Semu- Gantungkan benda uji, yang
henda uji. telah direndmn dan didihkan, dcngm1 sebuah kawat di
4.2. Wadah, y<mg sesuai untuk mcrcnd<un bcnda uji dan kawat dalam air d<m tentukan massa semu. Schut massa semu
ym1g sesuai untuk menggantungkan bcnda uji di dalmn ini scbagai D.
air. 7. Perhitungan
5. Benda U.ii Dengan menggunakan nilai-nilai untuk massa yang
Contoh uji harus terdiri d<tri heherapa hagicm bcton yang ditentukan, sesuai dengan prosedur pada butir 5, buat
masing-masing diuji sec&a terpisah. Masing-masing contoh perhitungm1 scbagai berikut:
uji dapat bcrupa potongan-potongan silinder, bcton inti, atau (B -A)
halok dcng<m bentuk d<m ukuran yang dikehendaki, deng<m Penyerapan setelah perendmmm,% = [ - - ] x 100 ..••••... (1)
A
sy&at volume m: sing-ma.<;ing contoh uji tiilitk boleh lcbih kecil
dari 350 cm3 (a tau untuk berat beton nonnal sekit<tr 800 gnun); Penyerapan setelall percndmnan dan pendidihan,
dan harus he bas d<tri retak-retak, cclah-celah, atau sisi-sisi yang (C -A)
hm1cur. % = [ -- ) X 100 ..............•....... (2)
A
6. Prosedur
6.1. Massa Kering - Oven- Tentukan massa benda uji, dan Kerapatcm massa kering =[ ~ ]p =g1 ....................... (3)
keringkan di dalmn oven pada suhu 100 smnpai 11 0°C (C-D)
sclmna tiilitk kurang d<tri 24 jmn. Setelah setiap benda uji
B
dikeluark<m dari oven, dimnk<m hingga ding in dalmn uilitra Kerapatan massa setelal1 perendmnan = [(C _ D} p ••..•.....• (4)
kering (Iebih diutmnakan di dalam sebual1 desikator)
dcngan suhu 20 sampai 25°C kemudian tentukan
massanya. Benda uji dianggap kering jika dalmn dua kali Kerapatan massa setelah perendaman dan pendidihm1 =
penimbm1gan berurutan diperoleh berat yang hmnpir smna. c
Jika benda uji masih dalmn keadaan basah pada saat [ (C-D) ] p ................ (5)
massanya ditentukan pertmna kali, lakuk<m pengeringan A
kedua selmna 24 jmn di dalmn oven kemudim1 tentukan Kerapat<Ul semu = [ J p = g2 ..................••....•....•. (6)
(A -D)
kembali mass<mya. Jika nilai ketiga sesuai dengm1 yang
kedua, timbang benda uji kering. Apabila diragukan, Volume rongga permeabel,
keringkan kembali benda uji selmna peri ode 24 jmn hingga
(g2-gl) (C-A)
massa kering diperolch. Jika pcrbedaan nilai yang % = x 100 atau x 100 ........................... (7)
diperoleh dari dua hmga ma...,sa berturut-turut melebihi K2 (C-D)
0,5% d<tri nilai terendah, masukkan kern bali benda uji ke
dengan:
dalam oven dengan penambahan 24 jam waktu A adalah massa contoh uji kering - oven di uclara. g
pengeringan, dan ulangi lagi langkah kerja sampai B aclalah massa contoh uji kt:ring - permukaan eli uclara setelah
perbedaan antara setiap dua hasil penimbangan yang perendaman, g
herurutan lcbih kecil dari 0.5% dari nilai terendah yang C aclalah massa contoh uji kering - permukaan eli uclara setelah
diperoleh. Sebut nilai akhir ini sebagai A. perenclaman clan pcndidihan 8 D adalah massa contuh uji semu
6.2. Massa .fenuh Setelah Perendaman- Rcndmn benda uji, dalam air setelah perendaman dan pendidihan. g
sctelal1 pengeringm1 terakhir, pendinginan, dan penentum1 g adalah kerapatan massa kerin". g/cm3 dan
massa, di dalmn air pada temperatur kira-kira 21 oc selmna g 1 adalah kcrapatan semu, g/cm:f
tidak kurang ilitri 48 j<un dan smnpai dua penimb<mg<m p 2 adalah kerapatan air= I g/cm3

126 Baxian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6433-2000

. Contoh Kerapatan massa setelah perendarnan dan pendidihan gr/cm3


'.I. Anggap contoh uji memiliki karakteristik sebagai c 1095
herikut : =(C-D) p = (1095-495) X = 183
1 ,
'.1.1. Massa hagi<m pejal dari henda uji = 1000 g.
'.1.2. Volume total henda uji (tenna-;uk bagian padat, rongga Kerapatan semu gr/cm3
penneahcl, dan rongga tidak penneabel) = 600 cm 3
A 1000
'.1.3. Kerapat<m absolut hagian pejal benda uji = 2,0 g/cm3
. I .4. Rongga dalmn benda uji semula hanya terdiri d<ui udara
=(A- D) p = (1000 - 495) x1 = 1' 98 =g2
(tanpa air)
Volume rongga penneabel % =
.2. Kemudian, anggap volume benda uji terdiri dari 500
cm 3 p~jal d<m 100 cm 3 rongga, sehingga volume rongga (g2- gl) 1,98- 1,67
adalah-k x 100% = 16,67%. = -g2- x 100 1,98
x 100 =15,8 atau
.3. Anggap dalcun proses perendarnm1, terserap air seb;myak
YO cm3.
.4.
Anggap hahwa setelah perendmmm dan pendidihan, (C- A) X 10() (1095- 1000)
terserap air <J5 cm 1 .
= (C-D) (1095- 495)
X 100 =15,7
Ben.lasark;m butir X.1 smnpai X.4 di alas, data tersebut
dapal dikcmh;mgk<m dari tahapan y<mg diberikan pada
Catamn 2 : Mctode ini tidak melibatkan penentuan kcrapatan absolut.
butir 5 scbagai bcrikut :
Mengingat. rnngga yang demikian mungkin terdapat dalam
.5.1. Massa kcring -oven, A= 1000 g. benda uji yang airnya masih tcrsisa selama pengeringan
.5 .2. Massa dalmn udara setelah perendmmm, B = 1090 g - yang disyaratkan a tau tidak terisi air se!ama perendaman
massa kering - oven + volume air y;mg terserap. dan pcndidihan yang disyaratkan atau keduanya dianggap
~.53 Massa dalmn udara setelah perendmnan dan pendidihan, tidak penneahel dan tidak terbedakan dari bagian pejal
benda uji untuk perhitungan, terutama untuk persentase
C = I O<J5 g - massa kering - oven + volume air y;mg
terse rap. rongga. Dalam contoh yang dibahas. dianggap bahwa
:I kerapatan abso]ut bagian padat hcnda uji adalah 2.0 gram/
'j.5.4. Ma.-;sa dalam udara setclah perendmnan dan pendidihan, em 3 . rongga total adalah 16.67% dan rungga tidak
1 D = IO<J5 g - 600 g = 4<J5 g. permeahcl adalah 5 em 3 . Dalam pclaksanaan, jika
fatatan 1 : Kehilanganmassa di dalam air adalah sam a dengan massa dilakukan. dan pcrhitungan-perhitungan. jika dilakukan
; air yang dipindahkan. dan volume henda uji = 600 em3. seperti yang diuraikan. memiliki akibat anggapan bahwa
! massa henda uji eli dalam air setelah peredaman dan terdapat 95 cm3 rongga dan 505 em 3 bagian pejal. dan
I
I
pendidihan adalah 1095 g- 600 g = 495 g. oleh schah ilu menunjukkan hahwa bahan pejal. memiliki
kerapalan semu 1.98 dan hukan kcrapalan absolut2 gram/
f.6. Dengan menggunak;m data ym1g diberikan di alas untuk
cm3 dan henda uji memiliki persentasc rongga 15.8 dan
rciakukan perhitungan yang dijelaskan pada bulir 7, hasil
hukan 16.67.
jcrikut akm1 diperoleh (Catatan 2) :
Tcrganlung pada dislrihusi ukuran rongga dan jari-jari
dalam rungga bcton clan pacla lujuan untuk mana hasil ~ji
B-A
~nyerap setclal1 percndmnan,% = - - - x 100 diinginkan yang dilakukan. langkah-langkah pengujian ini
A mungkin memadai. atau mungkin kurang tepat. Bila
diinginkan untuk mcngisi lehih hanyak rongga dari yang
1090- 1000
I = ----- X 100 = 9,0 akan terisi olch percndaman dan pendidihan. dapat

I I
1000 digunakan hcrhagai tcknik seperti hampa udara alau
penamhahan tekanan. Jika dikehendaki suatu pcngukuran
rongga lola! yang tcpal. hal ini hanya dapat diperoleh
~nyerap setelal1 perendaman dm1 pendidihm1,
dcngan mencntukan kerapalan absolut dengan terlebih
C-A dahulu mengurangi contoh uji sampai ke partikel yang
% = - - X 100
A cukup kceil sedemikian rupa schingga tidak dapat rongga
tidak pcrmcahd dalam tiap parlikcl. Jika kerapalan ahsolut
ditcnlukan dan dischut schagai g'l_ maka :
=1095- 1000 X 100 =9,5
1000

empaum massa kering gr/cm 3 Volume rongga total


I A 1000 (g -g ) 2,00- 1,67
=(C-D) p= (1095- 495) xl = 1 ' 67 =g1
% = 3 I X 100
2,00
X 100 = 16,5
g3
t
terapat<m massa setelah perendmnan
B 1090
I =(C - D) p = x = 1,82
(1095 - 495) 1

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkera.1·an .!alan /Jelo/1 Semen 127


SNI 03-6433-2000

9. Ketelitian dan Penyimpangan Lampiran A


9 .1. Ketelitian- Sampai saat ini data yang tersedia tidak cukup
untuk mengesahkan usaha-usaha untuk mengembangkan Daftar Istilah
pemyatmm ketelitian untuk metode pengujian ini.
9.2. Penyimpangan- Penyimpangan metode ini tidak dapat
ditentukan karena tidak terdapat sta11dar referensi yang tersedia penyerapan absorption
sebagai perbandingan. beton yang telah mengeras concrete-hardened
kerapatan density
rongga voids
kerapatan semu apparent density
kerapatan massa bulk density
lolos air permeabel
kedap air in permeable

128 Bagian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6444-2000
Pd M-22-1999-03

METODE PENGUJIAN UNTUK POTENSIAL SETENGAH SEL BAJA


TULANGAN YANG TIDAK DILAPISI BAHAN DIELEKTRIK DALAM BETON
1. RuanJ! LinJ,!kup 4.1.3 Kritcria ini hcrdw;arkan atas rc;tksi sctcngah sci Llari :
1.1. Mctodc pcn~ujia ini mcncakup cstimasi potcnsial Cu Cu + + 2 c yang mcHUilJUkkan hahwa potcnsial
dcktrikal sctn~ah sci haja tuhmg;m y;mg tidak Llilapisi sctcngah sci Lcmhaga - tcmhaga sulfa! jcnuh schagai
pada hcton di lapang:m dcm Lli lahoratorium, dcng;m tujmm acuan tcrhadap clcktroda hidrogcn ada.lah- 0,316 V paJa
untuk mcncntukan aktifitas korosi pada tulang;m. 22,2°C. ScJ terse hut mcmpunyai kocfisicn suhu kira-kira
1.2. Mctotlc pcngujian ini mcnggunakan rangkaian lislrik. 0,0005 V lchih ncgatif per 0 5N C untuk suhu yang
Suatu pcrrnukaan hcton yang Ielah kcring scunpai sualu herkisar dari 0 scunpai 4lJ 0 C.
tingkat Lcrtcntu schingga mcrupakan diclcktrik dan
Catatan 1:
pcrmukaan y;mg Llilapisi Llcng;m hah;m diclcktrik Lidak l'vh:todc pcngujian ini hanya mcnsyaralkan satu tipc sctcngah sci yaitu
akan mcm hcrikan rangkaicm listrik y;mg mcmadai. Bcntuk sctcngah sci lcmhaga-tcmhaga sulfat yang lain clcngan karaktcristik
d:1sar dari rangkaian listrik dapat dilihat pada Gcunh;u· I. rcntang pcngukuran. kctclitian. kctcpatan yang scrupa bolch ju~a
dipcrgunakan. Disamping sci lcmhaga-tcmhaga sulfa!. sci kah.n~d
2. Acuan tclah dipakai pada sludi di lahoratorium. Pcngukuran potcnsial sclain
ASTM standar: 03 Practil·efor coJH'£'11/ioll.\' applica/Jie to sctcngah scllcmhaga-tcmhaga sulfal harus diruhah mcnjadi potensial
ckivalcnl denganlt:mbaga sulfat. Cara mcngkonvcrsinya tertia pat dalam
elektmcltemicaiJJiea.l·urement in corrosion testing. ASTM G 3.
3. Kcgunaan 4.2. Alat Huhung<m Listrik.
3.1. Mctodc pcngujian ini scsuai untuk mcngcvaluasi pada Alat huhungan elcktrikaJ yang harus digumtk;m schagai
umur layanan dan dipcrgunakan Llal;un pcnclilian. pcrcmtara, hcrasal dm·i cairan yang tahan;m elcktrikalnya
3.2. Mctodc pcngujian ini dapat dipcrgunakan tcrhadap rcndah schagai pcrantara perm ukaan bet on dengan
komp<HlCII struktur hcton t;mpa huhung;m Jcng;m ukunm sctcngah sel. Alat ini tcrdiri dari schuah atau hehcrapa
a1<1U tchal sclimut hcton. hua.h spons y;mg Llihw;ahi dulu dcngan larutan kontak
3.3. Mctodc pcnguji;m ini holch digunak;m sctiap saat sclcuna y<mg rcnda.h tahanan clcktrikalnya. Spons digulung dan
umur komponcn struktur hcton. Llitcmpclkan pada ujung dari sctcngah sci, schingga
3.4. llasi I yang didapal dcngan mcnggunakan mctodc mcmbcrikan aliran lislrik yang tcrus mcncrus antara
pcn~uji<Il ini tidak holch dipcrtmh:~k; schagai alat sumhat porous dcngan komponcn slruktur hcton.
untuk mcngcstunasi sifaL struktural dari haja atau 4.3. Larutan Kontak Elektrikal.
komponcn struktur hcton hcrtulang. Untuk mcnstmH.Jark<m turunnya potcnsial mcla.lui hag ian
3.5. Pcngukuran potcnsial harus Jitafsirkan oleh insinyur atau he ton dari r:mgkaian, suatu lcU1Jt:m kont;tk clcktrikal y:mg
ahli tcknik y;mg hcrpcngahun<m di hid;mg hahan hcton akan Llipakai untuk mcmhasa.hi alat huhung<m clcktrikal.
dan pcnguji;m korosi. pcnaJsinm scring mcmcrluk;m data Salah satu lmutan Lcrdiri dmi campuran l)5 mL zat
lain scpcrti kadar khlorida. kcdalmmm kmhonisasi. tcmuw1 pcmhasa.h ( zat pcmhasah tcrscdia di pasaran) atau ca.iran
survey dclaminasi, hasil laju korosi, dan kondisi dctcrgcn yang dicmnpur dcngan Jl) L air hcrsi.h. PaLla
Ii ngkungan tcrhuka di s;unping pcngukuran potcnsial suhu kur;mg Llari 10°C, kira-kira 15'k, dari volume dari
sctcngah sci. untuk mcmformulasikan kcsimpul:m y;mg salah satu alkohol isoprofil atau a.lkohol dcnatur hmus
hcrkaitan dcngan aktivitas korosi haja y;mg ditan:un d;m ditarnhahk;muntuk mcnccgah pcngcmhun:m dmi Jcu·utan
kcmungkinan pcng:uulmya pada umur layan struktur. kontak listrik karcna pcngcmhunan mcnghamhat
pcnctrasi air kc dahun hcton yang diuji.
4. Pcr·alatan 4.4. Voltmeter
Pcralatan pcnguji;m tcrdiri Llari : Vollmctcr harus mcmpunyai kapasitas hatcrai yang
4.1. Sctengah Set: diopcrasik;m dm1 mcmpunyai kctelitiml ± 3 1k ;tkhir skala
pada rcnt;mg voltage y;mg dip;tkai. Hmnhat;m tota.l masuk
4.1.1. Sctcngah sci tcmhaga-tcmhaga sulfaL (Catalan I)
tid;tk kurang dari I 0 M!l saat diopcrasik;m pada skala
clitunjukk.an dal:un Gmnhar 2. Sctcngah sci ini tcrdiri dari
pcnuh 100 mY. Pcmhagian skala harus scdcmikian
schuah tabung yang lmku atau wadah y;mg tcrhual dari
schingga pcrhcdaan potcnsial 0,02 V atau kurang, dapat
hahan diclcktrik yang tidak rcaktif dcngan tcmbaga atau
dihaca t;mpa intcrpolasi.
tcmhaga sulfa!, kayu yang porous atau pcnyumhat plastik
yang tctap hasah olch aksi kapilcr, d;m schat;mg tcmhaga 4.5. Kawat Timah Elcktrikal
yang dicclupkan dalam tahung yang hcrisi larutan Kawat timah clcktrikal harus hcrukuran sedcmikian
tcmhaga-sulfat JCnuh. schingga tahan<m clcktrikaJ untuk panjang yang dip:tkai
L:~nit<ul thpcrsiapk;m dcng;m pcrcaksi kristal tcmhaga tidak akan mcngganggu rangkaian clcktrikal lcbih dari
sullat pro analisa yang Jilarulkan da.lcun air suling atau 0,000 I V. lni Lliscrtai pcm;tkaian tid;tk lchih dari p<mj;mg
air yan~ tclah didcionisasi. Lcu·utan di;mggap jcnuh hila total 150 m dari kawat minimum A WG No. 24. Kawat
kclchih:m kristal !yang tak tcrlarut) mcngcndap pada harus dilapisi secant mcmadai dcnganjcnis isolasi yang
dasar Iannan. mclckat kuat.
5. Kalihrasi Dan Standarisasi
4.1.2. Tahung yang kaku atau wadah harus mcmpunyai
diameter dalam tidak kurang dari 25 mm, dicunctcr Pemeliharaan Setengah Sel.
pcnyumhat tidak kurang dari 13 mm: dimnctcr hat:mg Sumhat porous harus ditutup saat Lid<tk dip;tkai untuk w;tktu
tcmhaga tid;tk kurang dari 6 mm dan panjangnya tid;tk yang lama agar mcnjmnin tidak mcngcring smnpai tidak
kurang dari 50 mm.

Baxian 3 : Beton. Semen. Perkera.l'(ln }alan Beton Semen 129


SNI 03-6444-2000

mcnjadi Jiclcku·ik (sclmna pcngcringan pori-pori tcrsumhal 6.4.2 Pcngujian untuk mcncntukan perlu tidaknya
dcngan krislal tcmhaga sulhtl). pcmbw;ah;m dapat Jilakukan sehagai herikut:
Jika sci tidak mampu herproduksi lagi atau memcnuhi 6.4.2.1 Tcmpatkan sctcngah sel pada pcnnukaan heton d;m
kctcntuan yang diuraikan dahun hagi;m 11, unluk mcngalasi lidak bolch hcrgcrak.
masalah ini hcrsihkan hal;mg lcmhaga dalmn sclcngah sci. 6.4.2.2 Amati vollmeter untuk sa.lah satu da.ri kcadcum hcrikul :
Batmtg dapal dihcrsihkmt Jcngmt hUl.I!<UJ asmn hidroklorit cnccr. (a) Nilai tcrukur Jari polcnsial sctengah sel tidak bcruhah alau
Larutan lcmhaga sulfal ini harus diganti scliap bulan alau lluktwLo;i tcrhadap waktu.
schclum pcnggunaan, !CQ!lUltung waktu mana ymtg lchih l:una. (h) Nilai terukur da.ri potcnsial setcngah sel bcrubah atau
Steel wool atau hahan lain yang dapat mcnimhulkan hcrlluklucL'ii tcrhadap waktu.
kontmninasi tidak holch Jigunakmt untuk mcmhcrsihklut hat:mg 6.4.2.3 Jika kondisi (a) yang tcnunati, pcmhw;ahan pennukcum
tcmhaga atau lahung sctcngah sci. hclon tidak Jipcrluk;m. Nmnun jika kondisi (h) ymtg
lcrcunati, pcmbasahan Jipcrluk;m untuk selcuna waktu
6. Prnst>dur tcrtcntu sehingga pemhacaan vollagc stahil (± 0,02V)
6.1 . .Jarak antara pt>ngukuran hila lcramati paling scdikit lima mcnit. Jika
pcmbasah;m tidak dapat mcmpcrolch kondisi seperti
Jika lidak ada jarak minimum yang ditcntukan anima
pada (a), salah satunya adalah tahanmt elckl.rikal dari
pcngukur:m-pcngukuran pada pcrmukaan komponcn struklur
nmgkai<m tcrlalu hesa.r untuk mcndapatk;m pengukunm
hcton.jarak Jua litik pcngukunm y<mg kccil schcmUltya hcrasal
potensial setengah sci ymtg henar d<tri b<~ia atau arus
dari titik yang s;una. Sehaliknya Ja.ri pcngukuran dcnganjarak
scsat yang hcrasal d;tri sistem traksi <trus hmgsung a tau
yang sangatjauh mungkin tidak mcncmukan akli vilas korosi
lluktuasi arus lang sung sepcrti pengclasan listrik y<mg
yang ada alau mcnghasilkan data yang terkumpul tidak lcpat
mcmpcngmuhi pemhacaan. Pada salah satu kasus
untuk Jicvaluasi. J ;u·ak an tar pcngukuran liarus konsistcn
tcrschutmctode setengah sci tidak hisa Jigunakan.
Jengan komponcn yang akan disclidiki dan Lujuan akhir
pengukunm (Catalan 2). 6.4.3 Metode A untuk memhasahi pcrmukaan heton.
Mctodc A digunak:m untuk kondisi jikajumlah minimal
Catalan 2 : Jarak 1.2 m Ieiah mcndapalkan hasil mcmuaskan untuk
cvaluasi lantai jcmhatan. Umumnya jarak yang hcsar mcningkatkan d<tri pcmhasah;m dipcrluk;muntuk mcndapatkan kondisi
kcmun!!kinan tcmpal kurusi tidak tcrdctcksi. Pcn!!ukuran holch (a) scpcrti y;mg dijelaskcm pada hulir 6.4.2.2 Ini disertai
dilaku~n dcngan pol a kisi-kisi alau pola acak . .lika ten~ pal pcmhacaan dcng;m penyemprot:m a tau pemha.<>ah;mlain pada scluruh
yang herclckalan mcnunjukkan pcrbcdaan pcmhacaan mclchihi 150 pcnnukaan hcton atau hanya pada tilik pengukuran,
mY (dacrah-dacrah aktifitas kurosi yang tinggi) . .larak minimum antar
scperti ymtg JijehLo;kcm pada hutir 6.1 Jcng;mlcUl.llcUl y<mg
pcmhacaan umumnya harus diambil paling scdikit s.:tiap I OOm V.
Jijclw;kan pada hutir 4.3. Tidak ada air pcnnukamt he has
6.2 Pcnghuhungan Elcktrikal kt> Baja. ymtg ling gal pada titik kisi-kisi hila pengukunm potcnsial
6.2.1 Buat huhutgan clcktrikal langsung kc haja tulangan dimulai.
Jcngan mcnggunakan klem komprcsi alau Jcngan 6.4.4 Metode B untuk mcmhasahi permukaan heton.
brazing atau Jilas. Untuk mcnjmnin rcndahnya !aluman Pada metodc ini. jcnuhkan spon Jcng;m lctrul<m sepcrti
listrik pcnghuhung, hcrsihkan hatang atau kawal Jcngan yang Jiuraikan pada hutir 4.3 Jan tcmpatkan pada
sikal schclum Jihuhungklm ke baja tuhmgmt. Pada km;us pcnnukaan hcton di lokasi seperti y;mg diuraikan pada
tcnentu. diperluk;m pcngup<L'icUl heton untuk mcngekposc hutir 6.1. Lctakkmt spons pada tempatnya sclmna waktu
haja tulang;m. Huhungan sccaraelcklrikal baja tulangan yang Jiperlukan untuk mcndapatkan kondisi (a) y<mg
kc tcnninal positif dari voluncter. Jiuraik;m pada hutir 6.4.2.2. Jangan pindahk;m spons dari
6.2.2 Pencmpatan hams Jihuat langsung kc haja tulangan pcnnukmm heton smnpai pemhacaan setengah sci selcsai.
kecuali Jalcun hal y;mg sudah dikctahui hahwa komponcn Pada pengukuran potensial setcngah set tcmpatkan alat
haja yang tcrhuka mcnempcl secant lcmgsung pada haja penghuhung cleklrik y<mg Jiuraikan pada hutir4.2 secara
tulangan. Komponcn struktur hcton lcrtcntu scpcrti tcpat pada puncak spons pcmbasah selama waktu
"exp;msion dmns "', pel at, pekerjaan peng:mgkat<m, jalan pcngukunm.
rei yang tidak holch ditempclkan langsung kc haja 6.5 Pcngukuran di hawah air, horizontal dan vcrtikal.
tulangan Jcngan dcmikian mcnghasilkan pcmhacaan 6.5.1 Pcngukunm potcnsial untuk mcndeteksi aktivilao; korosi,
y;mg tidak henar. Kontiul<L~ clcktrikal dmi komponcn lclapi !idak mcmcrlukan lokasi aktivitas korosi. Lok<~i
haja dengan haja tulangan dapa! ditentukan dcngan y<mg tepat d<tri aktiv<L~ korosi memerlukcm pengctahuan
pengukunm tahammml!ara komponcn haja y<mg tcrpisah dari tah<m<m clektrikal hahan ant<tra setengah set dcm haja
jauh dari lantai. Dahun hal pengukurcm secant kontinyu yang te.rkorosi. Bila pengukuran di hawah air
da.lcun jangka waktu y<mg p<mj;mg, tidak koneksi yang dimungkinklm, hasil y<mg berkltil<m deng<m tcmpat korosi
scuna hams Jipakai setiap pcngukunm. h<trus Jiinterprctasikan sccara hati-hati. Sering tidak
6.3 Huhungan Elektrikal kc Setengah Set. dapat Jitcntukan lok<L~i yang tepal da.ri aktivitas korosi
Huhung;m scca.ra elektrikal satu ujung kawat kc setcngah Ji bawah lingkungan air g<tram karena pemhacaan
sci d;m uj ung y;mg lain da.ri kawat y;mg smna ke temt ina! potensial sep<mjang komponcn struktur mcnunjukkan
ncfa!l r dari volunetcr. scragam. Namun bcsarnya pcmhacaan memhantu
6.4 Pcmhasahan awal pcrmukaan hcton. mcnunjukkan apakalt korosi aklif scdang tcrjadi alau
6.4.1 Pada kondisi tertcntu. permukaan hcton atau hahan tidak. Perhatik;m schuna pcngukuran di bawah air agm
pclapis atau kcduanya, harus dihasahi dcngmt salah satu sctengah sel tidak lerkontmninasi dmt tidak ada hagimt
dari dua mctodc y<mg diuraikan pada hulir 6.4.3. atau lain yang ujung porous dari clcklroda sctcngah sci
6.4.4. dcngan lamum yang diuraiklm pada butir 4.1.3 tcmhaga-tcmbaga sulfat yang bcrhubung<m dcngltll air.
untuk mcnurunkan tahanan elektrikal da.ri rangkai<m. 6.5.2 Laksanakan pcngukunm horizontal dmt vcrtikal kc atcts
secara tepa!, sepcrti pcngukuran verlikal kc hawah, di

130 /Jagian 3 : BNon. Semen. Perkerasan !alan Beton Semen


SNJ 03-6444-2000

samping itu pcrlu dijaga mcnjamin ha.hwa lanllan pcrbcda;m potcnsial atau kombimLsi kcdmmya. Infonnasi
tcrnha!..!a-tcmha!..!a sulfat dahun sctcn!!a.h sci mcmhuat tcntang tcknik ini disajikan pada Imnpinm A. I.
kontaclri;~ sccara sirnultan dcng7m sum hat porous 9.2. Bcsaran numcrik dari potcnsial biasanya mcmhcrikan
dan haumg tcrnhaga pada waktu pcngukunm. indikasi ada tidaknya korosi baja ym1g dit<mmn pada mortar
7 Pcncatatan Nilai Potensial Setengah Sel atau beton semen portland yang tidak tcrkarbonisasi, dan
Catal potcnsia.I sctcngah sci clcktrikal dcngan kctcliti;m dckat ujung sctcngah sci, asalk<m haja tidak dilapisi logmn,
0,0 I Y. Laporkan scmua nilai potcnsial sctcnga.h sci dalmn misalnya haja tidak digalv<misasi. Bcs<tr<m numerik tidak
volt d;m korcksi suhu jika suhu di luar rcnt;mg (22.2 ± menunjukk;m Iaju korosi d<tri baja kccua.li dahun kondisi
S.sr·c. Koclisicn suhu untuk korcksi scsuai dcng;m hutir spcsitik.
4.1.3. 9.3. lnterprcstasi dari potcnsia.I setcngah sel da.lmn kondisi bclbn
jcnuh dcngan air, yang tcrkmhonisasi pada keteba..l;m haja
X Penyajian Data
tulangm1, dimana haja dilapisi d~m dalmn hanyak kondisi
:-;.1 Hasil pengukuran disajikan salah satu metode ini yang lain mcmcrlukan ahli korosi yang bcrpcngalmmm,
atau kedua-duanya. yang dipcrlukan ullluk mcng<malisa karhonisasi, lapisan
Pcrt;una, suatu pcta kontur cquipotcnsia.I yang dilcngkapi mctalik, ha.lida scpcrti khlorida atau hromida dan faktor
gamh;u- grafik bid<mg pada komponen struktur dimana lain. Pcdoman d;m metodc pengujicm y;mg ditcrhitkan olch
kcmungkinan tcrjadinya aktivit<LS korosi. Mctodc kcdua, ASTM Commillcc G I dan National Association of
diagnun frckwcnsi kumulatif yang memhcrikan suatu Corrosion Engineer, s;mgat mcmh<mtu dalmn pcnyclidikan
indikasi hcsaran hidang yang tcrpcngaruh komponcn yang mclibatk;m pcncntuan potcnsia.l sctcngah sci.
he ton. 9.4. Potcnsial sctcngah sci dapat atau tidak dapat menunjukkan
X.l.2 Pet~ kontu r equipotensial. adanya arus korosi. Potensial sctcngah sci mungkin
Dcngan skala mcmadai y<mg menggmnbark<m komponcn mcnccnnink<m sehagi<m atgau kcscluruh<m sifat kimiawi
struktur hcton, plot tcmpat-tcmpat nilai potcnsial dmi lingkungan clcktroda. Scbagai contoh peningkatan
sctcngah sci haja dalam bcton dan gambar kontur konscntrasi dmi khlorida dapat mcngur<mgi konscntrasi ion
potcnsial yang smna mcla.lui titik-titik y<mg smna atau ferrous pada ;moda haja, lalu mcnurunk<m (membuat lcbih
nilai intcrpolasi y<mg s<una. Interval kontur maksimum ncgatit) potcnsial. Kccuali sifat kimia y<mg dcmikian, ada
0, I 0 Y. Suatu contoh dipcrlihatk;m Gmnhar 3. atau tidak kompctisi clcktroda y<mg dikctahui, potensial
X.l.2 Distrihusi Frckuensi Kumulatif. sctcngah sci tidak diintcrpretasik<m scbagai pctunjuk laju
Untuk mcncntukan distribusi dari pcngatur potcnsia.l korosi atau hahk<m scbagai pctunjuk rcaksi korosi.
sctcngah tcrhadap komponcn heton, plotkan dm·i data
10. Laporan
pada kcnas prohahilitas nonnal dcng;m cara hcrikut :
Laponm mcnginfonnasik<m scbagai hcrikut :
K.1.2.1 Susun chu1 urutk<m hilangan scmua potcnsial sctcnga.h
sci dcngan mcmhuat pcringkat dari potcnsial ncgatif 10.1. Tipc sci yang digunakan jika tidak menggunakan
tcrkccil smnpai potcnsialncgatif tcrhcsm. tcmhaga-tcrnhaga sulfat.
K.l.2.2 Tcntukan posisi ploting dari sctiap hil<mgan potcnsial 10.2. Estirnasi suhu rata-rata dari sctcngah sci sclama
sctcngah sci scsuai pcrscunaan bcrikut : pcngujian.
10.3 Mctodc pcmbasa.han komponcn struktur hcton dan
r mctodc pcm<Lscmgml volunctcr menuju h;~ja tulm1gan.
fx = X 100
10.4 Suatu pcta kontur cquipotcnsial, mcnunjukk;mlokasi d;ui
:Ln + 1
kontak haja tulang<m, atau plot dmi distrihusi frckuensi
Ketran~ :
kumulatil: dari potcnsial sctcngah sci atau kcdmmya.
}~ adalah pusisi plotting dari pcngamalan lutal untuk nilai 10.5 Pcrscntasc d<tri potcnsial sctcnga.I1 sci total y;mg lchih
pengamalan <Jr, negatif d;ui - 0,35 V.
r adalah peringat dari potensial setengah sel indi vidu. 10.6 Pcrscntasc dari potcnsial sctcngah sci total yang kurang
n adalah jumlah total pengamatan. ncgatif d<ui - 0,20 V.
x.I.2.3 N;unak;m OrdinaL dari kcrtas prohahilitas "potcnsial 11 Ketelitian Dan Penyimpangan
sctcn!!a.ll sci" (volt, CSE), clim;ma CSE singkat<muntuk 11.1 Bila sci dilcp;Ls d;m dihuhungk<m kcmhali pcrhcda<m ;mutra
tcmh~!a-<l sulfat clcktroda. Nmna.lam ahsis dari
dua pcm hacmm sctcngah sci y<mg dimnhil pada lok<Lsi y;mg
kcrta; prohabilitas -~rekunsi kumlat~(' ex.. smna dcng<m sci y<mg smna tidak mclmnpaui 10m V.
Gmnharkan dua garis scjajar horizontal yang hcr-
potongan nilai-nilai 0,20 dan 0,35V 11.2 Pcrhcdaan antara dua pembacaan sctcngah sci yang
dimnhil pada lokasi yang smna dcngan dua sci y;mg
x.I.2.4 Sctclah mcmplotkan potcnsial sctcngah sci gcunbark<m
bcrhcda tidak mclwnpaui 20 m V.
gmis yang scsuai mclalui harga-h;u·ga ym1g paling tcpat
mcla.lui nila.i tcrschut (Catat;m 3). Schagai contoh dari
plot yang lcngkap diperlihatkan pada Gmnhar 4. LampiranA
Catat<m J : Kemungkinan tenunati adanya patahan pada garis IUI·us.
(Catatan Tamhahan, Gambar, dan Gratik)
Pad a kasus ini gar is yang paling tepa! merupakan dua gar is lurus yang Cat<ttan pada pcngujian potcnsial sctcngah sci.
bcrpotn~a pada satu sudul. A.1 Teknik hest~ran numerik.
9. Interpolasi Hasil Pcngujian Iahoratorium (yang scbagian dicclup pada
9.1 Potcnsial sctcngah sci hiasanya ditafsirkan dcngan larutan khlorida) dan dihiarkan di luar (tcrmasuk
mcnggunakan tcknik bcsaran numcrik, alau tcknik ckposurc khlorida) dari hcrhagai hcton hcrtulang di alas

llagian 3: Beton. Sell/ell. Perkerasan .la!tm Ueton Sell/en 131


SNI 03-6444-2000

t<mah pada hid;mg di mana lc~ju presipitasi melcbihi laju A.1.4.2 Untuk mengevaluasi bcton dalmn rmmg;m y<mg tidak
cvaporasi, sClanjutnya menunjukkan kailm1 pentingnya bergantung pada pembasahan, kecuali hal itu
nilai numerik potensial y;mg diukur. Daftar voltage ym1g dilindungi terhadap pengering;m setclal1 dicctak.
hcrhuhungan dengan setengah sci tcmhaga-tcmbaga A.1.4.3 Untuk membandingk<m aktivit<l" korosi pada heton
sulfat. bertulcmg y<mg tidak tcrlindungi dari kelcmbab<m
A.l.l Jika potcnsial suatu bidang lcbih posilif dari - 0,20V yang sangat variabcl atau kadar oksigen atau
CSE, di sm1a Ichih YO% kemungkinan tidak tet:jadi keduanya pada b<~ia yang ditanam.
korosi b~ja tulangan di daeral1 tersebut pada saal A.1.4.4 Untuk mcmformulasikan kcsimpulan yang bcr-
pcngukunm. hubungan dcng;m pcruhall<Ul pacla aktivitas korosi
A.l.2 J ika potensial suatu hidm1g berada dalmn rcntang- 0,20 dengan waktu pada struktur yang dirchabilitasi
smnpai - 0,35 V CSE aklivitas korosi b~ja tulm1gan dimana rchabilitasi mcnychabk<m kclcmbaban atau
pada dacrah itu tidak pasti. kadar oksigcn atau kcdmmya pada baja y;mg clitcmmn
A.1.3 Jika potcnsial pada suatu hidang lehih negatif dari- berubah tcrhadap waktu (contoh pcimL-;angan dari
0,35 V CSE lebih bcsar dari 90 % kemungkinan pclapis yang pennebilitasnya rcnclah atau lapis;m
tcijadinya korosi paillt saat pengukunm. kcdap air pada jembatan alau lantai parkir yang
terkontmninasi khlorida).
A.1.4 Kriteria ini lidak boleh digunakan dahun kondisi
hcrikut ini kecuali salah satu pengalaman atau A.2 Teknik Perhedaan Potensial
pcngujian dcstruktif dari hebcrapa bidang atau Tern pat dacrah yang luas d;rri antar hubung;m elcktrikal,
kcduanya menyanmk;m kcmmnpuan pemakaim1. ada baja y;mg ditanmn, scbagai contoh lanlai jcmbat<m
A. 1.4.1 Untuk mcngcvalum;i b~ja tulangan dahun be ton yang kolom tulcmg;m atau balok, pcngukurcm tcliti potensial
Ielah terkarbonisasi tcrhadap ketcbalan b~ja yang pada jMak y;mg rapat d;rri pola kisi-kisi dan plotting
dilamunk;m. berikulnya rurri pcla kontur equipotensial bolch mcngikuti
tinggi rcndahnya dacrah lc~ju korosi.

~ ....

Batang·l-ul;ulgaJo
.-- \
~
r-~Bcton A-'? J_

;) ~) ':::>'

,I
I
I _,
r-----

Gamhar 1

Rangkaian Lio;trik Setengah Sel dari


Temhaga-Temhaga Sulfat.

132 /lagtmt 1/cf"ll. Seme11. l'erkt•rcuall Jalali /JeT Oil Semen


SNJ 03-6444-2000

Tutup un!uk p~nambt


kabcl volt meter

P·~nuka Lan,tan d<~n


Tcmbaga ~;ulf
P~mt.>ungks T~mt.1ag
(i·i:.ms penuh serjap saat
Rcaktif a tau non
Koncluklif, non Sulfat

L~'>< Kdt.:blllarl dan knstal


c Alai pcnghubung Ltstnk t

Cambar 2.
P<'!Hl!n pang !\1 din tanu .St·tenga h .Sel T<•m ha~
1
~tfh -T<'IIl ba~ .SuI fa 1

Gamhar 3
Peta kontur Ettuipotensial

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ./alan Beton Semen 133


SNI 03-6444- 2000

f_- ..

tt;- . . :.-
F·=-~.:;
~-·
-- -. '
·- ---· ---:------ _7-:...:.. -.:... _: :_______________ _
--- ------ ..
e • • - • •'

~- !----- ~: -- ·.. I
""::.·.-=. ··-- .. - :-, I
I
-·-;·--· --- -~

-;-- ·------ ------ ·

--=:-_-- .:::.::-> ---·- ·-- --·-·- -~


--------
--------·
__ .... __ _

•= c·

I~
j;_ ;"~-oJ3.i:]& •. j_ ,-:~r='
.. .:J ,_:._.c::;=:::-=7_::::;::_ :::::_:.:_·_
. ': :-.=_~
r:: · ~:;sL-, -~
t~ . -;~IE£13f:. =~_rc-. -~i= _ 7·~-=:_f
__ J~j-f '~]ST ~-=;· ~.:_-
u .. 0) ... ... ..

Gamhar 4.
Dia~rm Prekuensi Kumulatif

134 Bagian 3 : /Jc/o/1. Semen. Perkeraw m Jalan Relo/1 Semen


SNI 03-6451-2000
Pd M 34-1999-03
METODE PENGUJIAN KUAT LENTURADUKAN SEMEN
HIDRAULIK
Ruan~ Lin~kup yang ditcntukan di dalctrn bah peralatan pada metode
Mctodc pcngujian ini rncliputi pcncntuan kuat lentur pengujim1 SNI 03-6825-2002.
adukan semen hidrolik 5.2 Meja alir dan cetakan alir h£trus memcnuhi pcrsyaratan
Nilai-nilai dinyatakan dalmn satucm Sl. ASTMC230.
5.3 Alat cetak benda uji.
Stwxlar ini tidak dimaksudlam untuk mcngatasi rnasalah-rnasalah
kcschunat;m, jika ada, schuhung<m dcng<m pcng-gunammya. Alat cetak henda uji prisma deng<m ukuran 40 x 40 x 160
Pcmakai st;mdar ini hcrtcmggungjawab untuk rnenctapbm cant- mm, hcrupa alat cetak tiga alur d<:m eli desain sedemikian rupa
cant kcsclmnat;m d<Ul kcsehatan, d<m menentukan hatas schingga benda uji ak;m tcrcetak dengan poros mernanjang
pcncrapan atunm schclwn rncnngunakannya. dalmn posisi horisontal. Alat cetak harus tcrhuat dari Iogmn
kents y<mg tidak rusak olch reaksi adukan semen dan logmn
Acuan tersehut harus mempunyai angka kckerasan Rockwell tidak
St<mdar ASTM kurang dari pada 55 HRB. Bagi<m-hagian darl alat cetak: harus
YO Test Method for Tensile Strength of Hydraulic cocok ketika dipas<:mg, harus terikat dengan kuat. Sisi-sisi dmi
Cement Mortars. alat cetak h<mts cukup kaku untuk mcnccgah pcrubalum bcntuk.
Pcnnukmm haghm dalmn alat cetak h;lflls rata deng<m tolcransi
!30 Specification for Flow Table for Use in Tests of kerata<lll SCtiap~50 mm, garis pcrmukmm, schcsar 0.()3 mm Unluk
Hydraulic Cement. alat cctak h<lfll d<:m 0,05 mm untuk alat cctak y;mg sudah dipakai .
• 4lJ Test McU10d for Compressive StrengtJ1 of Hydraulic J;mtk <mtara sisi-sisi y<mg herlawmumlumts 40 ± 0,13 mm untuk
Cement Mortars. alat cctak bmu d<m 40 ± 0,3 mm untuk alat cctak yang, sudah
(Using portions of Prisms Broken in Flexure). dipakai. Tinggi alat ccl<tk hmus 40 mm dengan berhagai
~ 70 Practice for Prepming Precision m1d Bias Statements tolcrcmsi yang dipcrholehkan dari + 0,25 mrn smnpai dengan
for Test Methods for Construction Materials. - 0, 13 mm untuk alat cet<:tk hmu dan 0.25 mm s<unpai dcngan
- 0,38 mm untuk alat ceutk yang sudah dip<tkai. P<:mj;mg, hagian
'f7X Specification for Standard Sand. dalmn alat cctak hmus 160 ± 2,5 mm. Sudulimtara mubt-muka
SNI/SK SNI bagian dalmn y;mg hcrdmnping<m di atas d<m hawah harus 90
~I 03-oX20-2002 Spesitkasi Agregat Halus untuk ± 0,5°, di ukur ada titik-titik sedikit hergcscr dmi hidang,
Pekerjacm Adukan d<m Plestcr;m pertemuan. Plat dasar harus rnempunyai ketehahm sekitar 9,5
Bahan Dasar Semen. mm d<:m harus mempunyai pennukmm yang dal<tr sekitar 203
178 mm dengan tolcnmsi untuk setiap panjang, 50 mm scbesar
'II 03-oX25-2002 Metode Pengujian Kekuatan 0,025 mm.
Tckan Mortar Semen Porllan
untuk Pekerjaan Sipil. 5.4 Alat Tumhuk
II 03-24lJ3-llJlJ 1 Metode Pembuatan dan Pera- Alat tumbuk (lihat Gmnhm 1) h<trus dibuat dari hahan yang,
watan Benda Uji Beton di tidak menycrap, tidak mudah tcrkikis, seperti halum cmnpuran
Lahoratorium kmet y<mg mcmpunyai tingkat kckcras;m Shore A duro meter
80 ± 10 a tau kayu sckua1itas kmnpcr yang, tid<tk menyerap den-
Ringkasan Metode Pen~ujia an mencelupk<m kcdalmn pmaJin dcng<m suhu 200°C (392°F)
Aduk:m uji yang digunak<Ul terdiri dari 1 bagi<m semen d;m selmna 15 menit. Pennukaan alat penumbuk h<trus 22 x 83 mm.
5 hagian pasir herdasarkan perhandingan berat. Semen 5.5 Pengarah Alat Tumhuk
rtl;md atmt semen portland y<:mg meng;mdung ud<tra diaduk
jla perb;mdingan air semen tertentu. Kadar air pada semen Pcngmah alat tumbuk (Iihat gmnhar lmnpiran 2) hmus
tcrbuat dari log am ( seperti kuningan) dengan kckerasan
!my a harus cukup untuk mendapatkan alinm 110 ± 5 dcngan
l kali ketubn meja alir. Prisma uji hcrukuran 40 x 40 x 160 Rockwell tid<:tk holch kurang dari 55 HRB. dan tidak rusak
pt dJCctak dengan pemadatan dalam dua lapis. Prisma oleh adukan semen. Pcngarah alat tumhuk tersehut harus
~iarkn selmna satu hari dahun cetakan, kemudian cetak;m diletakk<:m datar eli atas alat cetak d<m tidak holeh mcnonjol
kpas dan diuji deng<m cara pemhehamm terpusat. mclcbihi setiap sisi dal:un alat cctak lcbih dmi 0,38 rnm. Tinggi
pcngmal1 hmus 25 mm.
Kegunaan
5. Pisau Perata
Melodc pengujian ini dimaksudkan untuk menenluk;m
kuat lemur adukan semen hidrolik. Sebagim1 dari aduk;m Pisau perata harus mempunyai panj;mg mata pisau b<\ia
untuk prisma uji lcntur sesuai deng<Ul metode ini, bisa 114 x 254 mm deng;m sisi Iurus.
digunakan untuk penentuan kuat tekan sesuai dcngan 5.7 Alat Uji Lentur
mctodc penguji<m ASTM C 349. Penguji::mlentur pad a benda uji prisma harus menggunakan
Nilai-nilai yang ditentukan d<tri metode pengujian ini hehan terpusat. Alat uji yang digunakan harus didcsain
h<:mya untuk acuan dm1 peneliti<m bubm untuk menentukm1 scdemibm rupa sehingga tekanan pada hcncla uji tctap vertikal
pcrsyaratan dalmn spcsilikasi. dan tidak te~jadi eksentrisitas. Untuk kcpcrlu;m tcrsebut dapat
Peralat<m mcnggumtk<Ul salah satu dari duajcnis alal, menggunakan alat
uji tekan atau menggunakan alat pcmecah hatu scpcrti
Mistar. timbangan. ayakan, gclas ukur, pcngaduk, dipcrlihatkan dalmn G<unhm 3 dan 4. Pcrlcngkapan untuk
mangkok dan smhll pcngaduk harus memenuhi pcrsyaratml

Bag ian 3 : Beton. Semen. l'erkera.wn .!alan Beton Semen 135


SNI 03-6451-2000

pengujian lcntur hcnoa uji adukan harus di dcsain oengan 8. flersiapan Alat Cetak Benda Uji
mcnggahungk;m prinsip-prinsip schaga.i hcrikut: Lapisi sctipis mungkin pcnnukaan hidang kontak paoa
5. 7 .I Jm·ak an tara tumpmmthm titik he han h;u·us tctap konstan, hagian-hagian cctakan dcngan minyak mineral kcntal atau
scsuai kctctapan peralai<Ul yang oihcrik;m. gcmuk scpct1i petrolatum. dcmikianjuga hag ian dalmn cetak<m
5. 7.2 Be han tcrschut harus di lctakkan scdemi kian rupa hcmla uji. Sctclah cctak<m disusun, hcrsihk;m kclcbilum minyak
sehingga tcrjadi pcmhchml<Ul tcgak lurus pada pcnnukacm pclurnas dari pcrrnukaan hagian dalam, hagian atas scrta
hcnda uji dan untuk mcnghindari pcmhch;m;m cksentris. pcnnukmm hagian hawah dari tiap cctakan.
5.7.3 Arah d;u·i rcaksi harus scjajar dcng;m arah hchan yang Lctakkcm cctakan pada hid;mg datar yang plat dasm11ya tidak
dihcrikan. sduna waktu pcngujian. mullah mcnycrap thm y;mg tclah dilapisi tipis dcng;m n1inyak
mineral petrolatum atau minyak pclumas cnccr. Dengan
5. 7.4 Rchan harus dihcrikan dcngan laju yang hcratur;m dan
pcrh;mdingan hcrat gunakan campuran 3 bagi;m p;muin dcng;m
dcngan cara mcnghindari kcjutan.
5 hagi;m resin atau Jilin mikrokristalin y;mg dipanask;m antara
5.X 1\'lesin Uji Tekan suhu II ooc dan 120°C pada garis kontak hag ian luar dari
Mcsin uji tckan yang digunakan untuk pcngujian lcntur cctakan d;m plat oasar schingga tcrcipta samhungan kcdap air
scpcrti yang tcrlihat dalmn Gamhar 3, hcrupa tipc hidraulik ;mt;u·a cctakan dcng;m plat dasar.
dcngan hukaan yang cukup ;mtara pcnnukaan tumpuan hagian Catatan 4:
Pcrhaikan ikalan dan kekedapan air an tara cdakan dan plat dasar dapat
Atas dan hag ian hawah dari me sin, agar dapat digunak;muntuk
diperolch dengan mcnjaga dasar cdakan dan plat dasar hchas dari
pcngaturan pcrlcngkapan.
minyak alau pclumas sampai Lerjadi pengikalan dengan campurad
Catatan I: parafin - resin ldapi harus hati-hali dalam pemberi<Jn minyak pad~
Umumn)·a mcsin tckan hidraulik eli clesain untuk memecahkan kubus plat dasar sdanjutnya untuk mencegah lcrjadi kelebihan eli hagian sudut
:'\0 mm. y~mo- mempunyai pennukaan tumpu bagian hawah hercliamt.!tcr anlara sisi-sisi cetakan dan plat dasar.
rl'latif h·cil. hcrada langsung lcpal di h~1wa pusat kcpala tckan yang Cat<~n 5
hcrbcntuk hulat di atasnya dimana di pasang alat pengaman untuk
Cctakan kcdap air
mcnghindari pecahnya kubus 50 mm dan silinder 50 x I 00 mm at~m Campuran parafin clan resin yang disyaratkan untuk menutun
75 X 150111. sambungan an tara celakan dan plat dasar mungkin sulit dihuang pad~
Plat dasar dari alat uji lcntur yang ditunjukkan pada Gamhar 3. di waktu cetakan itu dihersihkan. Penggunaan paratinlurus diperbolehkmi
dcsain untuk mclctakkan benda uji di alas tumpuan bawah clan jika samhungan kedap air lerjamin. Tela pi karen a para fin kekuat<Jnnya
dim~1ksuan untuk mcnguji silinder 75 x !50 mm. rendah. maka parafin hanya digunakan jika cetakan tidak diduktmg
Catalan 2: pada pial clasar oleh para fin saja. Kedap dapallcrjamin hanya dengatl
Dalam hal tidak ada alat pengalur pemusalan scndiri pada mesin dengan paralin dengan cara menghangalkan cetakan dan pial lhisar sehelum
pcrmukaan tumpuan hag ian bawah yang hcsar. pusal dari permukaan mengikal samhungannya. Cet<Jkan harus dihiarkan kemhali
ini yang sceara ]angsung berada eli bawah pusat beban yang herhentuk ketemperalur yang disyaratkan sehelum penggunaan.
bola di alasnya harus cliktakkan pada posisi yang tepat. Lingkaran
konsenlris dengan diameter clan ketinggian yang memadai harus 9. Prosedur
dipcruleh. Ujung pcrmukaan tumpuan harus rata danlurus memhentuk lJ.l Pcrbandingan, Konsistensi dan Pencampuran Adukan
sudut LJ() 0 tcrhadap pmos silinder. Pennukaan hagian ala> harus Pcrhandingan, konsistcnsi dan pcncampuran adukan
mempunyai diameter 77.5 mm. stand;tr h;trus sesuai dcngan prosedur yang tcrcantum
S.Y Mesin Uji Uriket yan~ Dimodifikasi dalmn mctode uji SNI 03-6825-2002.
Mcsin uji Brikct yang digunabm sebagai alat uji lcntur hams 9.2 Kctcntuan. Aliran
scsuai dcng;m persyarat<m yang, diperlukcm, tcrtulis pada hutir Aliran harus ditentukan scsuai dcngan mctode uji SNI
4.6 dari Mctmle Pcnguji;m. ASTM C llJO dcngan peruhahan- 03-6825-2002.
pcrubah;m sepcrti pada Gamhar 4. lJ.3 Pencetakan Benda Uji
C<~thl 3:
Tipc-tipe mesin uji hrikct mempunyai ruang an tara ganlungan penjepil
lJ.3.1 Scgera setalah selcsai uji aliran, kemhalik;m adukan. d.::m
hatu dan kerangka mcsin yang tidak mencukupi. Untuk pengujian. meja alir kc mangkok pcncmnpur. Dcngan ccpat adukcm
lentur terhadap prism a diperlukan ruang pemasangan yang lebih luas, yang tclah tcrkumpul pada sisi mangkok dikumpulkan
seperti terlihat pada Gamhar 4. Lahoratorium hermaksud merubah pada tumpukan dan kcmudian cmnpurkan kembali
mesin Briket. untuk pcnggunaan ini. harus memeriksa dimcnsinya sclumh tumpukan pada, kccepat<m scdang, sclmna 15
,.;ehelum memheli peralatan penyesuai. detik. Setclah pcncmnpuran selesai, ccccnm crunpunm
hmus digonccmg untuk mengembalikan sisa aduk<m ke
6. Bahan-Bahan dalmn m;-mgkok pengaduk.
Pasir her~adsi standar lJ.3.2 Bila seri y;mg smna segera dihuat untuk pcmunhal1an
Pasir y<mg digunakan untuk memhuat benda uji hams bempa henda uji, uji alir boleh diabaik;m rum adukcm di m;mgkok
pastr .~i lica alami y;mg mcmenuhi persyaratan untuk pasir yang boleh dibi;trkan sel<una 90 detik tanpa ditutupi. Schuna
hcrgra<.lasi standar sesuai dengan spesifikw;i ASTM C 77X. 15 detik terakhir kcruk dcng<m cepat kc dalmn tumpuk;m
adukan yang tclah tcrkumpul pada sisi mangkok.
7. .Jumlah Benda Uji
Kemudian campurkan kemhali dcngan kcccpatan.
Tiga henda uji atau. lebih hmus dibuat untuk setiap periode sedang, selmna 15 dctik.
pcngujian y<mg ditcntukan.
9.3.3 Segera setclah pcncmnpuran. kcmhali adukan, hagi
scutra mcrata suatu lapisru1 adukan dcngm1 kctchahm
kira-kia 19 mm pada tiga cctakan susunan dcngan
pcngarah alat tumhuk.

136 /Jag ian :1 : Heron. Semen. /'erkerasan lalan /Jet on Semen


SNI 03-6451-2000

:mudi:m padalkan adukan pada sctiap <.:cUtkan dcng<m 12 ':!.5.2 Jika setiap prisma untuk mendapalk:m kondisi kcring
nhukan alai pcnumhuk d<m lctkukml antara 3-4 tumhukan. pcnnukmm, dan hmmg butirm1 pasir lcpas atau kcntk dari
tuk masing-masing <.:ctakan scpcrti dipcrlihatkan pada pcngukuran yang akan berscntuhan dcngan pennukaan
'tmhar 5. Sclcsaik<UJ 12 tumhukan dalmn waktu. sekitar 15 dukung dmi titik-titik tumpu dan pcmhcbmum. Pcriksa
tik. Untuk sctiap tumhukan jaga agar aJat tumhuk dcng<m pennukmm dengan pcnggaris lurus. Jika ada lengkungan
sisi horizontal sekilar 25 mm di atas pennuka<m adukan d<UJ yang berarti gosok pcnnukaan untuk mcratakan atau
mudian dorong langsung ke hawah dcng<m gaya y<mg <.:ukup singkirk:m benda uji itu. Kain yru1g digunak;m untuk
tuk mclcpaskan adukan dari pcnnuka:m alat pcnumbuk. lsi menyeka hcnda uji 24 jmn tid;tk boleh lebih lembab.
1<tkm1 dcngan aduk:m deng<m penycbanm secara merata dan 9.5.3 Pusalkm1 tumpuru1 pailit plat dasar mesin hmgsung di
mhuk dcngan <.:ant yang sama sepcrti lapisan hawah. bawah pusat kcpala hola atw; d<mtempalkan plat dukung
:mud ian pindahkan pcngarah aJattumhuk dm1 rat<tk<m henda d<m sisi pendukung Lcrpas<mg pada tumpmm. Pasang alat
1 dcngan mcnarik rata sisi pisau (dcngan ujungnya scdikit
pcmhch;man tcrpusal pada kcpala bola. Putar bcnda uji
tngkat) sckali scpanj;mg <.:Cl<tk<m. Potong aduk:m ntUt dcng:m pada sisinya mcnurut posisinya kctika di<.:etak dan
nnuka:m atas <.:ct<tkan dcng:m sisi lurusnya pisau (ditahan tempalkan henda uji itu pada pendukung alat pcnguji<m.
ak tcgak lurus <.:ctakan) dcngan gcrakan maju-mundur
Garis pusat bcnda uji arah mem:mj;mg harus ditcmpalk;m
p:mjang <.:ct:tkml.
hmgsung di al<Ls titik tcngah kedua pcndukung. Atur titik
Sctclah pcmotong:m, pcrhaiki sohck<m atau retak;m pada pusat alat pemhchanan schingga sisi dukungnya herada
nnuka:m alas dan kcmudian huat pennukmm hcnda ini rata pada posisi yang tepat pada panjang prisma dan sej<tjar
ng:m dua atau tiga pukulan ring;m arah memanjang dcngm1 pennukaan atasnya ketika dipasang dengm1 pusat sisi
sau yang ujungnya sedikit naik. dukungnya langsung di alas garis pusat prisma dan pada
Penyimpanan Benda Uji pusat p:mjang bentang. Lakukan dengan hati-hati agar
kont:tk antara benda uji dan ujung pembebanm1 terjadi
Simp:m hcnda uji scsuai dcngan mctode uji SNI 03-2493-
pcrlahan-lahan pada saat hchan dibcrikan. Lakukan
1!':!3.
dcngan hati-hati kontak antara hcnda uji dan ujung
i Penentuan Kuat Lentur pemhcbanan tcrjadi perlahan-lahan pada saal behan
5.1 Uji bcnda uji segcra sctclah pcmindahan dari ruang dibcrik<m. L:tkuk<m pcmheb<m<m dcng<mlaju 2640 ± 110
lcmhah y;mg disimpan selmna 24 jmn dan scmua hcnda N per menit dcngan kctcliti<m ± 1rk yang, ditunjukk:m
uji lainnya untuk yang dircndmn dalmn air. Scmua pacta jarum ukur yang hcrskaJa Lid<tk lehih dari 44 N.
pcngujian hcnda uji untuk umur uji tcrtentu harus rct<tk Perkir;tkan hch;m total m;tksimum dcng:m ketcliti:m 22
dcngan tolcnmsi yang diijinkan sebagai hcrikul: N.
10 Perhitungan
Umur Uji Toleransi yang diijinkan
Catatjumlah hcb;m maksimum total yang dinyat:tkan oleh
24_jmn ± 1/2jam mesin uji d:m hitunglah kuat lentur untuk ukunm tel<tp henda
3 _j:un ± I_jmn uji dm1 kondisi y<mg, dinyatakan disini dalmn kg,km 2 scperti
7_jmn ±3_j run di bawah ini DaJmn SI:
2X_jmn ± 12jmn
Sr = 2,8 P

Bila hagian prisma yang ak:m di u_ji sehagai kubus y:mg Ketl!rangan :
limodifikasi sesuai dcngan Metode Pcngu_jian ASTM C 349,
lcngujian prisma scsegcra mungkin schingga kuhus yang
nnodifikasi juga rctak dalmn hal<LS tolcransi di alas. Jika lchih
s.-
P
adalah kuat Ientur. kPa
adalah hehan maksimum total. N.

l
·;u·i satu hcnda uji dipindahkan dari ruang lemhah untuk
cngujian 24 _jmn, tulup henda uji dengan plastik smnpai saat 11 Ketelitian Dan Penyimpangan
kngujian. Benda uji y<mg dinyatak;m gagal atau y<mg mcnunjukan
Untuk hcnda uji lehih lmna jika lchih dari satu bcnda uji kuat lentur hcrhcda lchih dari 10'~ terhadap nilai rata-rata scmua
ikclu:u·kan dari air perendmmm untuk pcngujim1, tcmpatk<m hcnda uji y<mg bcras;tl dari contoh uji y<mg smna dan diuji pada
~nda uji itu daJmn air pada suhu (23 ± 1,7)°C pada kcdahunan w:tktu yang swna tid<tk holch digumtk<m d<tlmn menentukan
:mg, <.:ukup schingga sctiap hcnda uji Lcrcndmn scluruhnya kuat lentur.

l
;unpai saat pcnguji<m. Sctelctl1 mcnyingkirkan bcnda-bcnda uji atau nilai-nilai
atHhlll 6 kckuatan, hila dal:un pencntuan kuat lentur pada sebarang
uat Ientur prisma cepat terpengaruh olch pcngeringan yang periode kurm1g dari dua nilai kekuat<m pcngujian harus diulang
. 1cnghasilkan tegangan kulit pada hcnda uji dan menghasilkan kuat kcmhali .
~·ntur rendah. Oleh karen a itu bend a uji untuk pengujian 24 jam harus
ipindahkan dari cetakan lebih haik pada umur itu dan diuj: segcra.
t ika ada penundaan dalam pcngujian henda uji harus dihungkus plastik
, cdap air dan tempatkan dalam ruang Jcmhah sampai saat tepa! akan
t ilakukan pengujian. Sctelah pccah. bungkus kcmhali dcngan plastik
J.mpai dilakukan uji tckan.

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 137


SNI 03-6451-2000

T r--l4 -.203~· If
82,5 . . --- . - - . -~= ---, *+
30,5

l..______ 30,5

j_ r- 80 --·-+-!· 40,5-+•-H-i, _ 8 2 , 5 -----1


-: 2 1 I I
T
Gambar 1
Alat Tumbuk (Satuan dalam mm)

192 158
l.

6 ~12.
fi· \ !"fi ~ l !i ttii l a
..6
Z5
T

---,-3
~12t{-3 Jepitan untuk menempatkan
I blok-blok pada.titik tengah
.J sisi dan ujung-ujungnya
40

156 40

Gamhar2
Pengarah Alat Tumhuk (satuan dalam mm)

138 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.mn Ja/an Beton Semen


SNI 03-6451-2000

Lt:bang dtal No.10~


dolam 6 mm


- 8

-t
~
6

12~
-L
6
Lubang kepala baul
unluk me..empalkan
T
penyangQa mesin uji
:>, ~- I

/
0

~
I
8
\
I Jori·Jorl Jg mm \
I
I I I
I
\
\ I I
', i /I

_j 7·Hs.!>~l- 97,!5 ------1-f5H.!5H41- l~obang drat No.12-28


dalam
calatan : semua baglan tahan kant kecuali
bola ;>endukung

(•) plat dour dan pendukung samping (satuzn dalam mm)

Per tekan 0,5 m dari


k..awal gilar 5 pula ran

Ring ganjal kh<Jsus

Sekrup t 3 mm
panjan11 25 m Lubang 5 mm
Botong baja eo ~.5 mm _
Lubang drat No.1 0-40
dalam5mm

Klem unluk mengguncangkan Semua bag ian dari baja Ia han k..aral
kepala pendukung bundar kecuali bola pendukung dan jika perlu
P'lda me$ln uji rut.ah ukuran ini unluk menyamak::m
dengan diameter kepala pendukung
bulal mesin uji
Lubang drat No.~O
dalc..m SI'1'VT\

(b) titik pusat komponen pembebanan

Gamhar 3
Komponen Khusus untuk Penyesuaian Mesin Uji Tekan
pada Pen~ujia Prisma 40 x 40 x 160 mm

Bag ian 3 : Beron, Semen, Perkera.wn ./ohm Beron Semen 139


SNI 03·6451-2000

...,
0

I I I I
0

0
z
o;o E -t'~1\
.t;E

.5
.D

."
.D

..
::;,
E

.
Q.
c
0 c
0

L~:-4,
z E Q.

-.; E E
-o .... -~
0
:.::
~<»
c-

r----Q______o-
.. c
.0 ..
:.;;; tO

I
...J"O

I I

.f
II :L _______ _
1----D 0

0>
N
..:.

I
T r-1 ~ -
li)
§ 8
t
N
I:'J t?=J

-l-

T
-e--,--e on
ui
r<l

+
lD
--- ---- --- .><
~

"'~
.

t I{)

r;:--1
~- r----- ---
E
0
:.::
0
~
c

+
:l'l
·--'¢"· · · - - 0) ·- -
....CD

l
lD
--- ---- ---

+
~
~· r-- ·- f - - -

-o-L. on
C1i
0)

1 ]
Gamhar 4a
Komponen Khusus untuk Menyesuaikan Mesin Uji Briket
dalam Penbrujian Prisma Adukan 40 x 40 mm

140 Baxian 3: BeTOn. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6451-2000
I
__]_
Lubang C mm untuk
9,:S menyekrup balok

T ;
2,5

0 !
T
I
lBO 99 1,~
1,5

1-4j~
lubang drat No.10-40
J>Jri-jari 5 mm dalam 5 mm

-t·
14

+20

0 0 +
12,5
_L
-{9,5 f-19 ~9,5 -1~9;
Lubang drat No.1 0-28
dalam 12.5 mm

( c) Kompn~ p~ngatu (dlp~rukan du•J

Gmnbar4b
Komponcn Khusus untuk Mcnycsuaik;m Mcsin Uji Briket dahun Pengujian Prisma Adukan 40 x 40 mm

I
1 I 2
_____ _l ____ _
I
4 1 3
I
Gmnhar 5
Susunan Penumhuk dalmn Cctak<m Benda Uji (Tiga Putarm1)

LampiranA

Daftar Istilah

Aduk<m semen hidraulik ltydraulic cement mor/ar


Mesin uji tck<m compression testing mac/tine
Alat uji Icntur .flexure testing device
Luhang drat drill and top
Kuat lcntur .flexural strengtlt

Bagian 3: Beton. Semen. Perkerasan ./alan Beton Sentell 141


SNI 03-6805-2002

METODE PENGUJIAN UNTUK MENGUKUR NILAI KUAT TEKAN


BETON PADA UMUR AWAL DAN MEMPROYEKSIKAN KEKUATAN
PADA UMUR BERIKUTNYA

BAB I
DESKRIPSI

1.1. Ruan~ Lingkup 3) Proyeksi kekuatan tcrbauts pada hcton yang menggunak;m
Metode Penguji;m ini mencakup : bahan dan cmnpuran yang sama deng;m hcton y;mg ak<m
I) Prosedur untuk memhuat. memelihara dan menguji henda digunclkan untuk mernbuat pcrsmnacm pcrkiraan;
uji heton keras pada umur awal; 4) Metodc uji ini tid;Lk dimaksudkan untuk mcngestimasi
2) Benda uji dipelih<u-<L dahun kondisi perawat;m st;mdar dan kekuatan heton di Jap<mg<m. Untuk mengcstimasi kckuatan
diukur riwayat temperaturnya untuk digunakan dalam he ton di lap;mgan, dapat digumoom ASTM C 1074 (Practice
menghitung indeks kemat;mg;m y;mg dihuhungk;m dengan for Estimating Concrete Strength by the Maturcity Method).
kenaikan kekuatannya; 1.3. Pengertian
3) Prosedur cara menggunak;m hasil kuattek;m pada urnur awal
Y;mg dirn;Lksud deng;m :
untuk memproyeksikan kekuatan potensial pada umur
I) Temperatur datum adalah temperatur yang dikunmgi pada
herikutnya.
temperatur beton ym1g diukur, untuk mcnghitung faktor
1.2. Kegunaan tempcratur waktu. Untuk tujuan metode pcngujian ini,
1) Mctode ini menyediak;m prosedur untuk memperkirak;m temperatur datum dapat diasurnsikan smna dengan ooc.
kekuatan potensial henda uji didasark;m pada kekuatan y;mg Ketenmg;m lebih lanjut mengenai ternperatur datum, lihat
diukur pada umur awal 24 j;un atau lchih. Data hasil Petunjuk ASTM C 1074; (Practice for Estimating Concrete
pcngujian pada umur awal menyediakan informasi Strength by U1e Maturity McUJOd);
kerag;umm proses produksi heton untuk digunalmn dahun 2) Kematangan adalah tingkat pcrkembangan suatu sitat d;ui
proses pengontrohm; suatu cmnpur<m y;mg meng;mdung bahm1 semen, tergantung
2) H uhungan an tara kekuatan umur awa\ henda uj i dan dari re;Lksi kimia yang tcrjadi pada cmnpuran terscbut d<m
kekuatan yang dicapai pada urnur berikutnya dengan cara perawatannya;
perawatan standar terg;mtung pada hah;m y;mg dik;mdung 3) Kekuatan potensial adalah kekuatan benda uji yang ;Lkml
dalam heton. Dalam mctodc ini diasumsikan terdapat ditentuk;m pada urnur tertentu di bawal1 kondisi perawatml
huhung;m an.ara kckuatan dmllogariuna f;Lktor temperatur- sum dar;
w;Lktu. Pengahumm menunjukkan bahwa ad;mya hubungan 4) Persamaan pendugaan adalah pcrsmnaan herupa garis
ini terjadi untuk umur uji mllara 24 jwn smnpai deng;m 28 lurus y<mg menggmnbarhm huhungcm an tara kuallekml d;m
hmi dahun kondisi perawat<m st;mdar. Pengguna dari metode logaritrna f;Lktor tcmperatur - W<Lktu;
ini harus membuktik;m hahwa data yang digumlkan untuk 5) Kekuatan yang diproyeksikan ada.lall kckuat<m potensial
mcnentuk;m persmnaan pendugmm dapat diuunpilkan oleh y<mg diestimasi deng<m menggumlk<m kekuatan umur awa.l
hubungan garis lurus. yang diukur dan persmnaan pendugacm yang ditctapkan
J ika hubung;m an tara kekuawn d;m logariuna temperatur schclumnya;
tidak dapat diperkinlkml dengan garis lurus, prinsip dasar 6) Faktor temperatur-waktu adalah suatu indikator
dari Metode Uji ini masih holch digumtk;m asalkan dengan kernatangan yang dihitung dari riwayat tempcratur hcton.
pcrsmnaan yang sesuai untuk digun;Lkan sehagai pcngg;mti
huhungan non-linicr;

BAB II
KETENTUAN
2.1. Umum 2.2. Teknis
Ketcntuan umum yang harus dipenuhi adalah scbagai 2.2.1. Peralatan
herikut: a) Perlcngkapan dan a.lat bantu untuk rncmbuat benda uji d<m
1) Sctiap henda uji y<mg diuji harus dihlkukm1 olch operator mengukur sifat-sifat segar, harus sesuai dengan petunjuk
yang smna; SNI 03-4810-1998, (Metode Pembuatan dan Perawatan
2) Peralatan yang dipclkai harus sudah dikalihrasi scsuai Benda Uji Beton di Lap<mgan) aum SNI 03-2493-1991
ketentuan yang herlaku; (Metode Pembuawn dan Perawatan Benda Uji Beton di
3) Hasil pengujim1 harus diumda tm1gani oleh tenaga pel<Lks<ma Laboratorium);
yang ditunjuk sehagai pcmmggung jawab pcngujian; b) Cetakan harus sesuai dengan ASTM C 470 (Spcsitication
4) Laporan pengujian harus disyahkan oleh kcpala for Molds for Forming Concrete Test Cylinders Vertically);
laboratorium dengan dibubuhi nmna, mnda mngan, nomor
c) Pencatat tcrnpcratur. Peralaum pencatat temperatur harus
sural & cap insumsi.
memenuhi ketentuan sebagai hcrikut :

142 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6805-2002

Dapat mcmomtor dm1 rncncat.attcrnperatur henda uji sehagai Perawal<Ul Benda Uji Beton di Lap;mgan) atau SN1 03-2493-
fung~1 dari waktu. tcrdiri d.ari tcrmokopcl atau tcrmistor ym1g 1991 (Mctodc Pembuatan d;m Pcrawatan Benda Uj i Beton di
dihuhungkm1 dcngan gralik pcncatat mcnerus atau data Laboratorium); .
lo;;;;er di;;iwl. Untuk pcrlcngkapan digital, harus dapat
2.3. Ketepatan
mcncatat dcngan scl<lllg waktu I /2 jmn a tau kurang untuk
1) Koefisien variasi pacta lahoratorium yang smna, ditentukan
4X jam pcrtama dan 1 jam atau kurang untuk waktu
sehcsar 3,6% untuk scpascmg silinder y;mg dicct<tk dari suatu
~csudahny. Alat pcncatat tempcratur harus mcmiliki
pencampur;m (batch) y<mg smna. Olch karcna itu, ha"il dari
kctcl iti<m sckurang-kurangnya I oc;
dua pengujian kekuatan pada lahoratorium yang smna,
Pcralatan allcmatif terdiri dari pcrlengkapan kcmal<Ulg;m
silinder ym1g herhcda d<m dihuat dari halum y<mg smna, tidak
otomatis y<mg dapat mcnghitung d;m mcnunjukk<m faktor
bolch berbcda lcbih hcsar 10% dari ni1ai rata-rat<mya;
tcmpcratur- waktu a tau indcks kcmatmlg<m ym1g dapatditerima
2) Koctisicn variasi multi-lwri ditcntukan sehesar X.7% untuk
schagaimmm diuraikm1 dalam ASTM C 1074 (Practice for
rata-rata pasangan silindcr yang dicetak dari suatu
Estimating Concrete Strcnght hy the Maturity Method);
pencmnpuran (batch) y;mg smna yang dicmnpur pada 2 hari
Pcralatml kcmat;mg<m altcmatifmcnggunal«m nihti khusus dmi
yang herheda. Oleh karcna itu, hasil dari dua pengujian
tcmpcratur datum untuk mcngcvalucL"i htktor tcmpcratur-
kckuatcm masing-ma"ing tcrdiri dari rata-rata dua silinder
waktu. Nilai y<mg dapat ditcrima adalah- 10° d<m 0°C.
dari suatu pencmnpunm (batch) yang smna, dihuat dalcun
.2.2. Pengamhilan Contoh Uji laboratorium ym1g smna d<m dari bal1an dcng;m komposisi
Am hit contoh uji d;m htkuk<m pengujian hcton scgar scsucti yang smna, tidak botch herheda 1chih hcsar 25% dari ni1ai
t:ngan kctcntuan SNI 03-4X 10-199X (Metode Pcmhuat<m dan rata-ratanya.

BAB Ill
PROSEDUR
.1. Prosedur untuk menguji kekuatan heton pada umur kelerangan :
wal dan kekuatan yang diproyeksikan M (t) : faktor tcmperatur-waklu pada umur l (derajat-jam):
Cct<tk d;m pclihara hcnda uji sesuai deng<m SNI 03-4X 10-199X L'l.t : rentang waktu (jam)
(Mctode Pcmhuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Ta : lcmpcratur bcton rata-rata sclama rcntang waktu L'l.t (°C)
Lap<mg<m) atau SNI 03-2493-1991 (Metodc Pcmbuatm1 d;m T0 : tempcratur datum (°C)
Pcrawatan Benda Uji Beton di Laboratorium); untuk
mcmcriksa proporsi campuran, catat waktu sctclah 6) Catat f<tktor tcmperatur-w<tktu, m, pada umur awal dari
pcncet<tkan henda uji selesai; benda uji;
Tamunk<m sensor tempcratur pada tengah-tcngall salah satu 7) Bila data ym1g mew<tkili kuat tckan dan htktor temperatur-
contoh henda uji; aktifkan alat pencatat tcmpcratur, waktu (m), akan digunakan untuk memproycksikan
lanjutk<m pemelihara<m smnpai sekunmg-kurm1gnya selmna kckuatan hcton pada w;tktu-w<:tktu berikutnya, tentukan
24 jmn. catattempcratur be ton sclmna periode pemelilumum; kckuatan pendugaan dengan mcnggunakan persmnaan
Sctelah 24 jmn, segera keluarkan benda uji dari cetak<m pcndugacm sepcrti pada cara 3.2.
kcmudi;m kaping sesuai dengan ASTM C 617 (Practice for
Capping Cylindrical Concrete Specimens); balum kaping 3.2. Prosedur Untuk Mencari Persamaan Pendugaan
yang digumtkan harus memiliki kckuat<m smna atau lcbih 1) Persiapan hcnda uji scsuai dcngan SNI 03-2493-1991,
hcsm· dmipada kekuak'Ul silinder hcton ym1g diuji pada umur (Metodc Pembuat<:m dan Perawat<m Benda Uji Beton di
30 mcnit dm1 t.idak dipcrholehkan mclakukm1 pengujian Laboratorium); gumtkan prosedur seperti pad~t 3.1 untuk
kunmg dari 30 menit setcla.h pengkaping<m; mendapatkan nilai kuat tekan dm1 f<tktor tcmperatur-waktu
Uji kuat tckan silindcr sesmti dcng:m SNI 03-1974-1990 pada saat pengujicm, data y<mg di<unhil meliputi pcngujian
(Mctodc Pcngujian Kuat Tek<m Beton Silindcr) pada umur pada umur 24 jam, 3,7, 14 dan 28 hari; apabila umur
24 j;un a tau scsuda.hnya, kemudian catat kekuat<m d<m umur kckuat<m yang diproyeksik<m lcbih dari 2X hari, m<tka data
pada '.Vaktu pcngujian, umur silinder diukur dcngan harus tcrmasuk pcngujian pada umur yang diinginkan;
kctcliti<m 15 mcnit dari w<tktu pencet<tkcm; kekuatan pada kckuatcm pada tiap-tiap umur adalah nil<li rata-rata kckuatan
tiap-tiap umur pcngujian merupakan kekuatan rata-rata dari sekunmg-kurangnya 2 hual1 silindcr;
sekurang-kunmgnya dari dua bual1 silinder; 2) Untuk mendapatkan data pada 1 ), dapat juga digumtk<m data
Tcnt.ukan faktor tempcratur-waktu dengan peralatan lap<mgan yang mcmenuhi ketcntuan SNI 03-4X 10-1998
pcncatat kematangan atau dapat dihitung riwayat (Mctode Pembuat<m dan Perawat<m Benda Uji Beton di
tcmperatur bcton dengan cara mcmhagi umur ke dahun Lapangan), deng<m proscdur yang scuna;
rcntang waktu yang scsuai; temperatur beton rata-rata 3) Siapkan lemharan kcrtas semi-log, 3 siklus; sumbu- Y
sehuna ma.sing-masing rentang w<tktu dikalikan dcngan menyatctkcm tckanm1 (skala 1 em= 10 MPa) dan sumbu- X
panjang rentang waktu dan hasilnya dijumlahkan untuk (skala logaritma) menyat<tk<Ul faktor tempcratur-waktu pada
mcntlapatkan nilai faktor tcmpcratur-waktu, atau W<tktu penguji<Ul (dimu)ai dari 100°C jrun rum bentkhir pada
menggunakan rumus sebagai berikut: IOO.ooooc jcun);
4) Plotkm1 nil<li kekuaum y<mg diperolch dmi 1) terhadap f<tktor
t tcmperatur- w<tktu y<mg scsuai; gmnharkml garis lurus y<mg
M(t) = L. (T11 - T 0 ) ~ t .................................................. (1) mewakili y<mg melewati titik-titik y<mg sudah diplotkm1.
0

Bagian 3: Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 143


SNI 03-6805-2002

Garis lurus yang mewakili dapatjuga dicari secara manual 3.3. Interpretasi HasH Pengujian
dcngan cara menarik garis melalui titik-titik y:mg terdekat 1) Variahilitas kuat tckan umur awal yang didapat dari
deng;m g;u·is y:mg akan dibuat, atau allematif lain yaitu penguji:m ini adalah smna atau lchih kecil daripada y;mg
dengan mcnggunakm1 analisis regresi; didapat dari cara tradisional. Jadi hasilnya dapat digunak<m
5) Cari persmnaan pendugaan deng:m menggunakan rumus: dahun mcnaksir dcngan cepat variahilitas untuk kcperlmm
pengontrohm d;m sehagai tmda pcrlu tidaknya penycsuai<m.
Penggunmm Jm-;il-hasil dari Metodc Uji ini dalam memenuhi
SM = Sm + h (log M -log m) ...................................... (2) spesilikasi pcndugaan hw;il-hasil dari Metodc Uji ini dalmn
keterangm1 :
memenuhi spesilikasi pcndugam1 kekuatm pada umur akhir,
hams ditcrapkan dcngan hati-hati karena kckuatan yang
SM kekuatan yang diproyeksikan pada faktur temperatur-waktu
diminta dalmn spcsitikasi yang ada tidak hcrdasarkan pada
M:
pengujim1 umur awal.
Sm kuat tekan yang diukur pada faktor temperatur-waktu m.
2) Dipcrluk<m suatu nihti rcnt:mg kem1dahm untuk menentukm1
h tungen dari garis yang didapat dari cara 4) yaitujarak vertikal
kckuatan yang diproycksikan. Rcntang kcandalan
an tara perputongan garis dengan pennulaan dan akhir dari satu
siklus pada -X dibagi denganjarak siklus terse but dalam satuan didasarkan pada perbeda:m-perbedmm yang diukur antara
tekanan (MPu). kckuatan yang diproycksikan d:m yang diukur pada umur
M fuktor temperatur-waktu dalam kondisi pemeliharuun standar
y:mg ditentuk<m. Biasanya rentang keandahm ditentuk:m
pada tingkat kcandalan 90% dan keputusan ditcrim:mya
m faktor temperutur-waktu pada pengujian umur awal. bcton scbagaimana yang diminta dalmn spcsifikasi, hila
6) Gunakan konst:mta h dan pcrsmnam1 (2) untuk mencntukan memenuhi:
kckuatan pcndugaan yang didasarkan pada hasil-hasil
pcngujian umur awal: jika dikchcndaki untuk memcriksa Sm > (St + K)
kctcpat:m penduga:m pcrtuna dari nilai h, huat benda uji
kctcrangan :
pad:m;m untuk menguji pada umur awal, kemudian rawat
sesuai dcng:m SNI 03-4810-1998 (Metode Pembuatan dan SM kekuatan yang diproyt.!ksikan pada umur yang ditentukan:
Pcrawatan Benda Uji Beton di Lap;mgan), untuk memcriksa batas bawah yang ditt.!ntukan. khususnya kckuatan lt.!rlcntu
kccukup;m proporsi aduk:m, catat riwayat tempcratur yang pada umur yang ditt.!ntukan:
tcrjadi dan uji pada ukur 28 hari. Nilai h dapat diduga
kcmhali dengan menggunakan pcrsmnmm :

L( S- Sm)
h=
I. (log M - log m) 1.645 kodisit.!n kt.!andalan untuk pruhuhilitas 5% dulam
keterangan : mt.!nerima bahun dengan kekuatan di hawuh SL.:
S kuat tekan yang diukur puda M: s kt.!kuatan yang cliukur st.!ldah pcrawatan standar hingga
M faktor temperatur-waktu pada pengujian umur 28 hari; umur yang clitcntukan. dan
Sm kuat tekan yang diukur pada m: II jumlah nilai pasangan (SM danS) yang digunukan dalam
m faktur temperatur-waktu pada pt.!ngujian umur awal. analisis.

BABIV
LAPORAN

8) Ternpcratur cmnpunm awal yang mcndekati nilai I °C;


4.1. Pengujian Kekuatan Pada Umur Awal 9) Pcncatatan tempcratur;
Laporan pcngujian pada umur awal sekurang-kurangnya 10)Cara peng:mgkutan ke laboratorium.
harus mcnc;mtumk:m :
4.2. Kekuatan Yang Diproyeksikan Pada Umur Berikutnya
I) Nornor identilikasi silinder uji;
Bila datt kekuatan umur awal digunakm1 untuk mcmpro-
2) Dimnctcr silindcr uji (nun); yeksik<m kckuatan pada urimr herikutnya, maka laporan harus
3) Luw; potongm1 mclint:mg silindcr uji (mm2); mcncantumkan :
4) Beh;m uji maksimum pada silindcr (N); 1) Faktor tcmpcratur-waktu, (m) hcnda uji pada umur awal
5) Kuat tekan silinder dihitung yang mendekati nillli 0,10 MPa; pada saat pcngujian dihitung yang mendckati dcrajat-jmn;
6) Tipc kcruntuh:m silinder, hila lain dari kerucut biasanya, 2) Umur kekuatm yang diproycksikm1;
7) Umur silindcr pada waktu penguji:m; 3) Kckuatan yang diproycksikan dihitung y<mg mcndckati
nilai 0.10 MPa.

144 /Ja.~imr 3 : Beron. Semen. J>erkera.wn Jalan!Jelon Semen


SNI 03-6805-2002

LAMPIRANA
DAFTAR ISTILAH

kuat tckan compressive strength


kckuatan pada umur awal early-age strength
kcmatangan maturity
kckuatan potensial potential strength
kckuatan yang diproycksikan projected strength
pcrsmnacm pcndugaan prediction equation
mulli-hari multy-day
kaping capping
koetisicn kc<mdalan confidence coefficient

LAMPIRANB
CONTOH FORMULRIISIAN

f mlah Contoh Uji Ditcrima


milik Selesai
nis Nama Penguji

TahelA
Penbrujian Kekuatan Pada Umur Awal

f N ...
Diameter
---
(mm)
Luas
Pt:rmukaan
(mm2)
Umur
(jam)
---
Tcmperatur
Awal
(OC)
Temperatur
Pengukuran
(OC)
Be ban
Maksimum
(N)
Kuat

(MPa)
---
Tipe
Keruntuhan
---

,, (I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

II
'l
I
'
I
Tabel B
Pengujian Proyeksi Kekuatan Pada Umur Berikutnya.

I ~· Umur (jam)
---
Temperatur
---
Sdang Umur
(jam)
---
Tcmpcratur Rata
Rata selama
selang waktu
Temperatur
Datum
---
Kenaikan
Faktor Temp-
waktu
Kumulatif
Faktor Temp.
waktu
I --- (mm) ---
--- (OC) (OC) (°C- jam) (°C -jam)

1 (I l (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I
I'
KUMULATIF FAKTOR TEMPERATUR WAKTU

faktor Tem pcratur-Waktu sctclah 28 hari adala.h : Kckuatan yang diproycksik<m 28 hari adalah :
t SM Sm + b (Log M - Log m)
itl(t) = L, (Ta- To) ~t =
_o
=
= Penguji, Penanggung jawab,

( ........................... ) ( ···························· )

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalcm Beton Semen 145


SNI 03-6805-2002

LAMPIRAN C SM = Sm + h (log M - log m)


CONTOH PENGGUNAAN Kclcrangan :
1. Pen~mhag Persamaan Pendugaan SM. Sm M dan m seperli yang dinyatakan pada p<L~al 3.2.5)
1.1. Untuk menyakinkan kebcnanm huhung;m an tara kckuatan
dan faktor temperatur-waktu heton, harus dihuat dari 1.4 Nilai h adalah tang en dari garis pendugmm d:m merupakan
bahan-hahan yang sesungguhnya, tennasuk admixture jarak vertikal mltara perpotong:m garis deng:m pennulmm
y;mg digunak:m dalmn pekerja;m tersebut. Data lap;mgan dan akhir dari satu siklus dalmn Sumhu- X dihagi dengan
scmentara dapat digunak;m data awal hiasanya dimulai jarak siklus tersehut dalmn satuan tekanan. Untuk contoh
d;u·i laboratorium sebclum dimulai produksi di lapang:m. ini h = 13.45 MPa.
Oleh karena itu contoh bend a uji kuattek;m hias:mya dihuat 1.5. Beberapa heton diproduksi d:tri hahan-halum dan proporsi
& dirawat di lahoratorium serta diuji pada umur 24 jmn, yang scuna, digunakan dalam menentukan pers;unaan
3, 7. 14 dan 28 hari. Disar;mkan untuk mcmbuat bend a uji pendugam1, ak;m menghasilkan hubungm1 kekuatcm versus
paling scdikit 14 buah silinder y;mg dihuat & dirawat sesuai faktor temperatur-waktu yang scuna pula.
ketentmm dalcun SN1 03-24lJ3-1l)l)1 (Met(Jde Pembuat:m
60
d;m Pcrawat;m Benda Uji Beton di Lahoratorium).
1) Contoh Data 50
Dari suatu contoh henda uji silinder didapat nilai kekuatan ~
sehagai hcrikut :
§
No. Banyak Silinder Umur Kuat Tekan Rata-rata (MPa) ~ 30
--- (buah) --- (!.)

~ 20 b 13,45 MPa
1 2 24 jam 9.45 +
2 2 3 hari 17.10
10
3 2 7 hari 21.79 ---- -P::::-. - - --r--- .. 1--t-- ...
4 2 14 hari 25.58 0
5 0 28 hari 29.30 '(.(I 1000 10000 100000
Faktor Temperatur-waktu (°C jmn)
2) Faktor temperatur-waktu dapat dihitung dari temperatur Gambar 1 Contoh Data Keku<~tan Sebagai rungsi Logaritma
y;mg terjadi pad a heton deng;m cara mcmhagi umur terhadap Faklor Temperalur Wuktu dan Garis Lurus yang
rent:mg waktu y;mg scsuai d;m menjumlahk;m hasil rentang Mewakili Pcrsamaan Pcndugaan
waktu d:m tcmpcratur rata-rata y;mg sesuai untuk masing- 2. Kekuatan yang diproyeksikan
masin!! rentan\!. Untuk contoh ini terlchih dahulu 2.1. Dalam menggunakan persamaan pendugaan untuk
diasm~k: te;Tiperatur beton adalah 22°C pada saat mcmproyeksikm1 kckuatcu1 di Iap:mgcu1 y;mg didas:rrk;m
pemhukaan cetakan dan 23° C sesudahnya. Dalam hal ini pada kekuat;m umur awal, contoh uji dm1 pengujian he ton
faktor temperatur-waktu pada berbagai variasi umur segar, sesuai deng;m petunjuk. Cetak d;m rawat sekunmg-
pcngujian dapat dihitung scbagai berikut : kunmgnya 3 huah henda uji sesuai deng;m SNI 03-481 0-1 tJ98
(Metode Pembuatcm dcu1 Perawat:m Benda Uji Beton di
U mur x (T - To) = Ji'aktor Temperatur-waktu Lap:mgcu1) untuk memeriksa kccukupm1 proporsi adukan.
24 jam x 22°C = 528°C jmn Pas;mg alat pencatat temperatur ke dalmn silindcr untuk
2 ·hcu·i x 24 j;un x 23° C + 528° C jcun = 1.632°C jcun memonitor tempcratur heton. Lmjulk;m perawatan scunpai
4 hmi x 24 jmn x 23°C + 1.632°Cj;un = 3.840°Cjmn sekunmg-kurcu1gnya selcuna 24 jmn.
7 hari x 24 jmn x 23°C + 3.840°C jmn = 7 .704°C jmn 2.2. Scgcra setclah masa perawat:m schuna 24 jmn, kelmtrk:m
14 hari x 24 jcun x 23°C + 7.704°Cj:un = 15.432°Cjcun benda uji d:u·i cetakan d:m persiap;m untuk pcnguji;m sesuai
den"CUl-metode SNI 03-1974-!l)l)() (Metode Penl!uji:m Kuat
Ketcrangan : Tek~m Beton Silinder). Catat umur heton ~pitda saat
T 0 = tcmpcralur datum diambil = 0°C. pcnguji:m. Gunak;m umur heton ini herscuna-scuna deng;m
temperatur ym1g telah dicatat untuk rncnentuk:m faktor
1.2. Persiapkcu1 kertw; gratik semi log 3 siklus deng;m 70 divisi,
tcmpcratur-waktu (m) pada waktu pengujim1. Laporkcm kuat
skala 1 em dalmn sum bu - Y smna deng;m kenaikcm 10 MPa. tekcu1 umur awal (Sm) dari rata-rata sekur:mg-kunmgnya 2
Skala Jogaritma pada sumhu - X untuk siklus y;mg pcruuna bual1 silinder yang diuji. Persmnaan pendugaan dapat
menyatakannilai dari I 00 s/d 1000°C. jcun, siklus y:mg kedua digunakan untuk memproycksikan kekuatan beton yang
dari 1000 s/d 10.(l00°Cjmn dcm siklus y;mg ketiga dari 10.000
diwakili oleh henda uji.
s/d 1<Xl.000°C. jcun. Dari data pada 1) dcu1 2) dapat diplotkcm
dalcun kert<L~ graJik seperti lmnpak pada Gcunbar 1. 2.3. Contoh
1.3. Tentuk;m garis Jurus y;mg dapat mewakili deng;m melewati I) Benda uji kuattekan dihuat dan dirawat (selama 24j;un) di
titik-titik yang telah diplolkan. Garis ini menyatakan lapangan dalcun kondisi st:md:tr pada urnur 24 jmn, henda
asumsi huhungcu1 antara kekuat;m dan faktor tcmpcratur- uji dikeluarkan dari cetakannya, dikaping pada masa
waktu untuk contoh heton ini. Persmnaan garis lurus ini pengerasan. Silinder uji pada urnur 26 jcun d<Ul kekuatcm
dapat dinyatakcu1 dalcun rum us di hawah ini : rata-rata padct umur ini adalah lJ,86 MPa. Hw;il sclengkctpnya
dapat dilihat pada Tahcl 2.3.

146 Hagion 3 : Beton. Semen. Perkera.wn ]a/on Beton Semen


SNI 03-6805-2002

Tabel2.3
Contoh Pencatatan Temperatur dan Perhitungan Untuk Menentukan Faktor
Temperatur-waktu pada umur pengujian.

nur Temp. (T) Rentang Temp. rata2 selmna T-To Kenaikan faktor Kumulatif Faktor-
tiD) (oC) Umur (jam) Rentang waktu (°C) (oC) Temp. waktu Temp. waktu
-- --- --- --- --- (°Cjam) (°Cjmn)

I) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(j 21 - - - - -
I 21 I 21 21 21 21
2 21 1 21 21 21 42
J 21 1 21 21 21 63
4 21 1 21 21 21 84
0 24 6 22,5 22,5 135 219
1 24 1 24 24 24 243
2 25 1 24,5 24,5 24,5 268
4 25 2 25 25 50 318
5 26 I 25,5 25,5 22,5 340
>o 26 5 26 26 130 470
~1 25 1 25,5 25,5 25,5 496
~2 25 1 25 25 25 520
P3 24 1 24,5 24,5 24,5 545
t?.4 24 1 24 24 24 569
.-25 23 1 23,5 23,5 23,5 592
~6 23 1 23 23 23 615
1ur Penguji<m

~)
Kolom ( 1) & (2) pada Tabel2.3 mcnunjukk<m temperatur 4) Kekuatan yang diproyeksikan pada umur 28 hari,
g dicalat diperoleh dari benda uji. Kolom (6) dihitung sebagai berikut :
1pcrlihalkan kcnaikan faklor tempcratur-waklu selama SM = SM + b (log M - log m)
1
ing-masing rentang umur. Kolom (7) memperlihatkan = 9,86 + 13,45 (log 15.456- log 615)
1 ulatif faklor temperatur-waktu. Pada umur 26 jam,
~ ulatif hiktor temperatur-waktu (m) adalah 615°C jam. = 9,86 + 13,45 (4, 189 - 2,789)
B) Faktor tempcratur-waktu setelah 28 hari perawatan pada = 28,69 MPa.
1cratur s!<mdar 23°C adalah : Oleh karena itu benda uji yang tclal1 dirawat pada temperatur
M = 23°C x 28 hari x 24 jam 23°C dalam 28 hari penuh, diharapk<m mempunyai nilai kuat
tekan sebesar 28,69 MPajika diuji pada umur 28 hari.
= 15.456°C jmn

Bagicm 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 147


SNI 03-6807-2002
Pd M-1 0-1998-03

METODE PENGUJIAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN AIR


PADA CAMPURAN GRAUT UNTUK BETON AGREGAT PRALETAK Dl LABORATORIUM

1. RUANG LINGKUP 5.2. Pengukur Waktu


1.1. Metode pengujian ini meliputi prosedur untuk menentukan Pengukur waktu dengan hacaan terendah tidak lehih da
kermunpuan rnempertahankan air dari cmnpuran graut 0,2 detik.
semen hidrolis segar untuk heton agregat praletak. 5.3. Termometer
1.2. Nilai satmm dinyatakm1 dalam satuan intenm-;ional (SI) Tennometer rnernpunyai ketelitim1 0,5°C untuk mengukl
dan digunalom scbagai satuan standar. temperatur ruang dcm temperatur cmnpuran graut. ·
1.3. Metode ini meliputi pcralatan, operasi dan balum-bahan 6. PENGAMBILAN CONTOH
yang bcrbahaya. Metodc ini tidak dirnaksudkan untuk
mcnjelaskan semua penmL'ialahan kemnanan, hila ada Contoh uji harus tidak kurang dari 500 rnL cmnpuran gra
kaitannya dcngan penggunammya. segar, y;mg dapat mewakili graut dalmn alat pcncampur, dengi
tcmpcratur contoh uji graut dari laboratorium harus (23
Masalah tersehut menjadi t<mggung jawab pengguna dalmn 1,7) 0 C.
rnencrapkannya sesuai kemnanan dan keschatan, juga
ketentuan-ketcntuan yang harus ditaati schelum rneng- 7. PROSEDUR
gunak;m stanum· ini. 7.1. a) Basahi piring<m kertas S<tring tunggal;
b) Letakkan di atas pelat herlub<mg padacorong Buchn
2. DAFTAR RU.JUKAN (lihat Gmnhm I).
2.1. StandarASTM: c) Pertahank;m bagi<m alas dmi corong Buchner supaJ
E X32 (Specitication for laboratory filter papers). tctap datclf.
d) Jalankan dan pertahankan vakum minimum pal
3. RJNGKASAN METODE U.Jl sistcm di bawah keran sehesm 95 kPa (2X inci H1
3.1. Mengukur waktu y;mg diperluk;m untuk mengekstraksi selmna pcngujian.
sejurnlah tcrtentu air dengan alat vak.llln ruui suatu contoh graut. c) Masukkan graut ke dalarn corong smnpai bagian at
4. KEGUNAAN corong pcnuh. i
I) B uka kenm <Ull<lfa corong Buchner U<Ul gcl<L'i ukur, Ul
4.1. Metode ini digunakm1 untuk rnengukur kemmnpmm suatu pada saat y;mg hersmnaan jahmk;m pengukur waktt
ccunpunm graut untuk mempertahculk<m air pencmnpurmmy<L g) Lakukan semua kegiatan d~tri hutir a) smnpai I) tidl
4.2. Mctode ini digunak;m untuk mengkualifikasikan hahan lebih d<u·i I menit setelah pengmnbilan contoh gra
pengencer graut y<mg digunakan dalmn pembuatw1 heton d<lfi alat pencmnpur.
agregat pralctak. 7.2. Hentikan pcngukur waktu jika air telah dikelmtrk<m da
4.3. Metode ini dapatjuga digunak<m untuk rnemhandingkan contoh seh;myak 60 mL. ·
pengw·uh herhagai hah<m tmnbah atau komhinasi material 7.3. Apahila mctode ini digunakan sehagai dasar untu
pemhentuknya, terhadap perilaku mempertalumkan air pencrimmm pengujian pengencer graut, maka dalcun wak 1

pada ccunpunm graut yang terbuat dari semen dan air. tidak lehih dari I menit ambillah contoh uji setl~
5. Peralatan pcncmnpunm selmna 3 smnpai 3 1/4 menit.
5.1. Alat Ekstraksi, 8. LAPORAN
Disusun scbagairnana Gamhar I, mencakup: Laporan infonnw;i-infonnasi sebagai berikut :
5.1.1. Corong 1) ldentitikasi contoh graut.
Corong penyaring Buchner porselin, dengan dasar 2) Waktu yang dipcrlukan untuk mcngekstrak 60 rnL air <.Ia
herluhang-luh;mg yang mcrnpunyai dicunctcr dahun Ill contoh, dihulatk<m smnpai I detik terdekat.
mrn d;m volume 500 mL. 3) Tcmpcratur contoh graut saat mulai pengujian, dan
4) Tcmpcratur ruang;m scl<lflla pengujian.
5.1.2. Kcrtas sming
Kertas saring sesuai deng;m spesitikcL'ii E X32, tipe 2, 9. KETELITIAN DAN PENYIMPANGAN
kclas G, jcnis piring<m, dan herdicunetcr 110 rnm. 9 .1. Ketclitian
5.1.3. Gclas ukur Kcteliti<m untuk laboratorium tunggal dcngan 3 operall
Gelas ukur herkapasitas 250 rnL dipotong sehingga didapal deviasi st;md<tr sebcs<tr 11 detik. Dengan demiki<u
volurnenya menjadi kurang lebih 130 mL. ha~il dari 2 penguji<m yang bemtr (oleh operator yan
s<lflla) pada material yang S<lflla tidak holch mempuny:
5 .1.4. Pcngukur vakum perhedaan lehih ll<tri 31 detik.
Pengukur vakurn atau manometer dengcu1 skala hertallap 9 .2. Pcnyimpcu1gm1
llalmn inci air raksa (maksimum 250 mm) smnpai vakum
1760 nun (30 inci Hg). Tidak ada pemyataan pada penyimpangan yang dapi
disiapk;m, kmcna tidak ada acuan material stcmdar.
5.1.5 Pompa vakum atau sejenisnya ullluk menurunkan
tckanan, mmnpu rnempcrtah<mk<m suatu kondisi vakum
udara minimum 1640 mm (2X inci Hg) pada sistem yang
rnempunyai volume tidak kunmg dari 1 L.

148 Ba>;ian 3 : Beton. Semen. Perkera.mn Jalan Beron Semen


SNI 03-6807-2002

/ · pcny~.:

Ctll"ona: IJuchucr 500 mL

mauaometcr

GAMBAR 1

PERALATAN EKSTRAKSI

LAMPIRAN A

DAFTAR ISTILAH

agregat pm-letak preplaced- aggregate (PA)


Immometcr dengan skala herLahap manometer graduated
menurunkan tekamm reduced pressure
pengukur waktu stop wacth
graut grout

Bagian 3 : Belon. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 149


SNI 03-6808-2002
Pd M 11-1998-03

METODE PENGUJIAN KEKENTALAN GRAUT UNTUK BETON


AGREGAT PRALETAK (METODE PENGUJIAN CORONG ALIR)

1. RUANG LINGKUP 6.2. Wadah penmnpang.


1.1. Metode ini meliputi prosedur, y;mg dapat digunakan di Wadah penmnpang dengan kapasitas minimum 2000 mL.
lahoratorium d;m Iapangan, untuk mcnentuk;m waktu alir 6.3. Penym1gga.
dari volume cairan graut semen hidrolis yang ditentukan
Pcny<mgga atau alat bmltu lainnya, hams d.apat menyokong
mclalui corong alir standar d;m digunalGm untuk hcton
corong alir dengan stabil pada posisi vertikal, tepal di atas
agregat praletak; metode pengujian ini dapat juga
wadah penmnpung.
digunakan untuk grautlainnya.
6.4. Sipat Daw.
1.2. Mctode ini menggunakan graul mumi dan graul bcrcmnpur
agregal harus Iolos saring;m ukurm1 2,36 mm (No. 8). Sifat datar, alat pcngukur kedatmm1 atau sejenisnya.
1.3. Metode ini dimaksudkan untuk pcngguna.an graul yang 6.5. Pengukur Waktu.
mcmpunyai waktu alir lidak lehih dari 35 dctik. Pengukur waktu, deng<m bacaan terendah lidak lebih dari
1.4. Bila waktu alir melebihi 35 detik, maka waktu a.lirannya 0,2 detik.
lcbih haik ditentukan dengan mcnggunakan meja alir, 6.6. Alat pcncmnpur graut.
sebagaimana ditentukan pada metode uji ASTM C-lOY, Alat pencampur graut, sesuai dengan lata cara
dcngan mcnggunakan 5 jatuhan dahun waktu 3 detik. pencmnpunm graut untuk beton agregat praletak, ASTM
1.5. Nil<li satmm dinyatakan dalmn satmm International (SI), C-938.
d<m digunak;m sebagai salmm stand<lf.
7. CONTOH U.JI
1.6. Metode ini tidak dimaksudkan untuk menjclm;kan semua
pcrmasalahan keamanan, bila ada kaitannya dengan 7 .1. Contoh uji graut harus lcbih dari 1725 mL dan harus dapat
mcwakili graut yang ada dalmn alat pcncmnpur.
pcngguna.cmnya. Mm;alah tersehut menjadi t;mggung jawab
pengguna dalmn menerapkmmya scsuai kcmmman dm1 7.2. Bila pcngmnbilan contoh uji dan pcngujian dimaksudk<m
kesehatan, juga ketentmm-ketentuan yang harus dit.aati untuk mcncntukan perbandingan atau campuran
schclum menggunalGm standm ini. pemb<mding, atau untuk mengkualilik<L'>ik<m bahan, maka
temperatur d<:Jri material kering dan air pencmnpur h<Jrus
2. DAFTAR RU.TUKAN scdemiki<m sehingga menghasilkan tempcratur cmnpuran
2.1. Stcmdm ASTM : graut seg<lf sebcsar (23 ± 1,7)°C, kecuali ditentukan lain.
C. 109 Test MeJ10d for Compressive Strength of Hydraulic 8. Kalibrasi Alat
Cement Mortars (Using 2-in or 50-mm Cube
Specimens)2 8.1. Corong alir harus diletakkan tegak vertikal secara mm1tap
sedemiki;m rupa schingga bebas dari getanm. Tutup pipa
C. 938 Practice for Proportioning Grout Mixtures for pengeluaran dengm1 ujungjari atau penutup lainnya. Lcbih
Prep laced Aggregat Concrete3. dahulu dimasukk;m (1725 ± 5) mL air bcrsih kc dalcun
3. RINGKASAN METODE U.JI corong alir. Atur ujung alat pcngukur kctinggian untuk
menentukan kcrataan pennukaan air yang diinginkan.
3.1. Mengukur waktu alir dari suatu volume graut yang
Kemudian bmmg air tersebut.
disy<mttk<m dengan corong alir stmld<lf.
8.2. Sec<Jra berkala, sebelum menggunakan corong alir untuk
4. KEGUNAAN grautharus diperiksa ketclilicumya deng<m cara mcngisinya
4.1. Met ode ini dapal digunak<m untuk menentukm1 kekentalan dcngan air sepcrti yang diuraikm1 dalmn butir 8.1. Setelah
d<lfi berbagai cmnpunm graut. pemeriksaan atau pengaturan ujung alat pengukur
kelinggian, jalm1kan pengukur waktu bersmnaan dengan
5. KEGAGALAN SELAMA PENGU.JIAN
melepas ujung jari atau penutup lainnya. Hcntikan
5 .1. Adanya pmlikcl-p<Jrlikel padat ym1g tcrtahan pada S<lfing<m pcngukur waktu pada saat pertama tcrlihat aliran air lidak
ukurm1 2,36 mm (No. 8) atau gumpal<m-gumpahm material kontinu. Waktu yang ditunjukkan pengukur waktu itu
y<mg lidak hercmnpur dalmn graut dapat mengakibalkan mcrupakan waktu alir air. Bila waktu itu adalal1 (X,O ±
aliran graut tidal< mcngalir secma merata mclalui pipa 0,2) detik, maka corong alir dapat digunakan untuk
pcngcluman d<lfi corong alir atau terhenti S<lflla sekali, menentuk<m waktu alir graut.
schingga mcngindikasikan konsistensi yang tidak
Catatan : Alat pcnunjuk ketinggian graut lainnya dapat digunabn
schcmlfllya. sclama dapat mernberikan ketclitian kcrataan graut.
6. PERALATAN
6.1. Corong Alir
Peralat<m pcnguji<m corong alir, sepcrli yang diperlihalk<m
pada Gmnhm -1. Pipa pengeluman harus terbuat dari baja
tah<m k<mtt. Bad an corongnya dapat dibuat dmi baja Uthan
k<lfat, aluminium tuang, atau logmn lainnya ym1g tahan
karat.

150 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }a/an Beton Semen


Pd M 11-1998-03

Pt-,..Yuk kcrir:.Wuu
9.2. Pcngukuran wak.tu alir harus dilak.uk<m dalmn 1 (satu)
Lokasi ~ dlpilih
$( ~-1\ril !of'IIL:_lr<..:D'V
menit sejak. graut dimnbil dari alat pencampur atau pipa
Diuna~tr b•-.g ( 5 nn) salur. Jika graut herada dalarn corong alir melchihi peri ode
wak.tu y<mg ditentukan, mak.a wak.tu alir hmus ditcntukan
pada selcmg wak.tu ym1g dipilih, untuk mcnunjukk.m1 bal1wa
tingkat konsistensi cocok untuk. pckcrjaan tcrsebut.
(J.IJ ...... ,
10. PELAPORAN
10.1. Laponm hams mencantumk.an informasi :
10.1.1. Identifilm-;i contoh uji
10.1.2. ldentifik.w;i material dalmn contoh uji, apakah proporsi
dan penc<unpuran dilak.ukan di lahoratorium atau di
lapangan.
10.1.3. Waktu alir rata-rata dimnbil smnpai k.ctclitian 0,2 dctik
terdckat dan interval waktu saat selcsai wak.tu
pencampunm hingga s<tal sclesai wak.tu pcngujicm.

H.lw•nl
lI I 0.1.4. Tcmpcratur rmmg d<m, tcrnperatur contoh uji pada saat
pengujicm.
11. KETELITIAN DAN PENYIMPANGAN
~-· Ketclitian sebagai hcrik.ut dapat diterapk.an untuk uji antar
02,7 nun) 10
laboratorium dan pengujian mcnggunakan operator yang
bcrbeda. Didapat devisi standar sehcsar 0,88 detik untuk.
pengujian pada satu lahoratorium. Dengan demiki<m hasil yang
Gamhar 1
diperoleh oleh dua pcnguji<m yang dilakuk.an tcrhadap material
Potongan Melintang Alat Uji Corong Alir
yang smna tidak holeh melebilii 2,49 dctik..

9. PROSEDUR LAMPIRANA
LJ.l. a. Basahi hagian dahun corong alir dcngan cara mcngisi
air. DAI~TR ISTILAH
h. Keluarkan air dari corong alir satu mcnit schelum
mcmasukk<m contoh uji graut. k.ck.entalan .fluidity
c. Tutup ujung pipa pengcluanm dcng<m ujung jari atau waktu alir efflux
pcnutup lainnya. graut grout
d. Masukk<m graut kc dalmn corong alir hingga pcnnukmm sifat datar water pass
graut menycntuh ujung alat pcngukur kctinggicm.
cair fluid
c. J alankan pcngukur waktu hersamaan dcngan
melcpaskan ujung jari atau penutup lainnya. k.onsistensi COIISistency
r. Hcntikan pcngukur waktu ketika aliran graut tidak graut mumi neat grout
rncngalir kontinu untuk pcrtmna kalinya.
g. Waktu yang ditunjukkan olch pcngukur waktu adalah
rncrupak<m waktu alir graut.
h. Lihat kc dalmn corong alir,jika sinar tmnpak. mcncmhus
pipa pcngeluanm mal<a graut sudah mcngalir deng<m
scmpuma, dan jika sinar tidak tmnpak mencmbus pipa
pengcluaran, maka corong alir tidak dapat ditcrapkm1
untuk graut dcngan kckcntahm tcrschut.
i. Untuk sctiap campuran graut paling scdikit harus
dilak.uk<m dua pengujian y<mg mcmpunyai perbcdmm
waktu alir rata-rata kunmg dari I ,8 dctik tcrhadap wak.tu
alir rata-rata.

Ba~in 3: Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 151


SNI 03-6810-2002
Pd M-26-1998-03

METODE PENGUJIAN KADAR BAHAN PADAT TOTAL DAN BAHAN


ANORGANIK DALAM AIR UNTUK CAMPURAN BETON.
1. DESKRWSI 2.4 Rumus-Rumus Perhitungan
1.1. Rmmg Lingkup Rumus-rumus pcrhitung<m yang digunakan ada1ah sebagai
hcrikut :
a. Metodc pengujian ini membahas tcntang ketentuan, cara.
penguji<m kadar bahan padat da1mn air untuk campuran W2-Wt
he ton: a. kadar bah;m padat total (A)= S x 100'* ........ (1)
h. Lingkup, penguji<m mencakup:
1) Persiapan contoh uji; b. hera! hah:m organik (B) W 2 - W 3 ............................. (2)
2) Persiapan pera1atan;
. B x 100% .................... (3)
3) Cant uji; c. kadar balmn on!amk (P) = -
~ s
4) Pclaponm.

1.2 flengertian d. kadar halum anorgm1ik (C)= A- P ........................... (4)


Yang dimaksud dengan : Keterangan :
a. Bahan padat ada1ah residu 1m~il penguap;m air terdiri al<L~ W 1 adalah berat cawan kosong (gram):
halum organik dan ;morganik untuk cmnpur;m beton; W 2 adl<~h herat cawan + residu (gram):
W 3 adalah berat bahan pac!<Jt total + caw an penguap setdah
h. Bahan organik ada1ah bahan yang mengandung unsur
pcmijaran:
karbon (C) dan Hidrogen (H);
S adalah berat henda uji (gram):
c. Uahan anorganik adalah bahcu1 yang meng;mdung unsur H adalah bcrat hahan organik (gram):
logmn d<m hukan logam; P adalah kadar bahan organik:
d. Campuran he ton semen portland adalah suatu campunm A adalah kadar bahan padat total:
y;mg terdiri atw; hahcu1-halum semen porU<md, agregal hal us, C adalah kadar bah<Jn anorganik.
agregal kasm·, dm1 air, y<mg mempunyai sifat plcL~tis pada
waktu dihuat kemudian mengering d;m kcras. 3. PROSEDUR

2 KETENTUAN 3.1 Persiapan


Lakukan ta.hapan persiapan sebagai hcrikut:
2.1 Contoh Uji
a. siapk<m pcra1atan yang ak<m digunakan sesuai dengan butir
Contoh uji berupa air paling sedikit 1000 mL yang akan
2.3 a. dan butir 2.3 b;
digunakan untuk campunm beton.
b. tulis identitm; bcnda uji ke dalmn fonnulir pengujian;
2.2 Benda Uji
c. siapkan benda uji sebanyak 500 mL;
a. Benda uji adalah hagian dari contoh uji sebanyak 500 mL;
3.2 Tahapan Pengujian
h. Benda uji disiapkan paling sedikit dup1o.
a. Timb<mg cawan penguap, kosong dengan keteliti<m 0,1 mg
2.2 Peralatan (WJ);
a. Persyaratan peralatan; b. Letakkan cawan yang berisi henda uji di atas perang<L'' air
peralatan y<mg digunak<m harus sesuai deng;m kctentuan pada suhu ±100 °C;
yang herlaku c. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit kc dalam cawan
b. Peralatan yang digunakan; penguap smnpai 500 mL mcnguap dan kering;
1) caw<m penguap yang terbuat dari platina kapasitas 100 d. Masukkan cawan pcnguap y<mg herisi residu benda uji ke
mL dan jika platina tidak ada dapat menggunakan dalmn oven pada su.hu 132 oc selmna 1jam;
porselen; e. Ke1uarkan caw an penguap ycu1g berisi residu benda uji dari
2) oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk dalmn oven dan masukkan ke dalcun desikator sampai su.hu
memanaskan sampai (240 ± 5) °C; rmmg;
3) gelas ukur kapasitas 500 mL; f. Tim bang cawan pcnguap ym1g berisi residu benda uji dengan
4) neraca analitis kapasitas 200 gr dengan keteliti<m 0,1 kctelitiru1 sampai 0,1 mg (W2);
mg; g. Hitung persen berat hahan padat scsuai dengan hutir 2.4 a;
5) segi tiga porselen;
h. Pijark<m caw<m pcnguap ycu1g berisi residu henda uji sampai
6) desikator: residu benda uji berwama hitmn;
7) kaki tiga dari hesi; i. Masukkan cawan yang berisi residu benda uji ke da.lam
H) pemhakar bunsen; desikator dan biarkan sampai suhu ruangan;
l)) pcnangas air
10) heker gla-;s atau gelas kirnia kapasitas 800 mL.

152 Bagian 3 : Betnn. Semen. Perkerasan I alan Beton Semen


SNI 03-6810-2002

timhang caw<m pcnguap yang berisi residu dan tentukan a. ldentitas contoh;
hcrat rcsidu scsuai dcngan butir 2.4 b. rumus (2); 1) nama pek~jan;
ulangi hutir h sampa.i dcngan butir j hingga bcrat rcsidu 2) jumlah contoh;
tctap (W3); 3) nomor contoh;
4) Jenis contoh;
hitung pcrscn hcrat bah<m organik (B) sesuai deng<m butir
5) sumber contoh.
2.4 c. rumus (3);
b. Laboratorium yang mela.kukan pcngujian:
hitung pcrscn bcrat bahan anorganik (P) sesuai dengan butir
1) tanggal pengujian;
2.4 d. rumus (4).
2) nama teknisi pcnguji;
LA PO RAN 3) nama pcnanggung jawab pcngujicm.
Laporan pcngujian dicatat dalam formulir yang tersedia d. Hasil penguji<m;
cngan mcncantumkan hal-hal sebagai bcrikut : e. Kelainan dan kcgagalan selmna penguji<m.

LAMPIRAN A
CONTOH ISIAN FORMULIR
l No.
ontoh dari
~rima Tgl.
. ikc~ja.<m Tgl.
·Jcsai Tgl.
~mna Pcnguji
l'engujian Kadar Bahan Padat Total Dan Anorganik
Dalam Air Untuk Campuran Beton

Pcncntuan hcrat bahan padat dalmn air untuk cmnpuran 4. Penentuan kadar bahan organik dalam air untuk campunm
t:ton. be ton
Bcrat caw an + residu (W2) = .................... gr ............. gr Kadar bahan organik :
Bcrat cawan kosong (Wl) = .................... gr ............. gr
B
Berat reside (W) = .................... gr ............ gr p =-X 100% = .......... %
s
Pcncntuan bcrat bahan orgm1ik dalam air untuk campuran
tton 5. Penentuan kadar bahan anorganik dahm untuk c<mpuran
Bentt caw an + residu (W2) = .. .. ....... ....... .. gr ............ gr be ton
(sebclum pemijaran) Kadar bahan anorganik :
Bcrat cawan + residu (W3) = .................... gr ............. gr
(sesudah pemijaran) C =A- P = ............ %
Bahan organik (B) =..................... gr ............ gr
Penentmm kadar bah<:m padat total dalam air untuk campunm
~ton
Kadar bahan padat total :

w
A=-X 100%= ....... %
s

Penguji Penanggung Jawab

( ........................................ ) ( ........................................ )

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 153


SNI 03-6810-2002

LAMPIRANB
GAMBARALAT CAWAN PEN,UAP 100 ml

u A t Di
GE l/>.S UKUR H/dLH 8ATH/;>ENANG,\S AIR
500 rnl

-r._,~ CAWAN PENGUAP


PORSELEN 100 ml
---.___,
'-'"· SEGITIGA r'ORS!: LEN

r- K/\1':1 TICiA

SOOml

Gela:s lr.imi11 tsOO ml


\Beker glass)

Dcs1k.1tor

154 Ba!~in 3 : Belnn. Semen. Perkerasan }alan Betn11 Semen


SNI 03-6817-2002
Pd M-33-2000-03
METODE PENGUJIAN MUTU AIR UNTUK DIGUNAKAN DALAM BETON

Ruang Lingkup 3.2 Konsentrasi ion klorida.


Metode ini mencakup, pengujian meter, air yang digunakan Konsentrasi ion klorida harus ditentukan clengan metode
alam cmnpuran beton dengan cant: SNI 06-2426-1991, tentcmg ion klorida dalmn air industri dan
menggunakan metode A dan met ode B untuk keasaman dan air limbah industri.
kelindian; 4. Metode Pemisahan B.
hahan padat total de:m bahan orge:mik Konsentrasi ion sulfat hmus ditentukcm dengan SNI 06-
Acuan 2427-1991, mengenai ion sulfat dalam air industri dan air
limbah industri menurut metode Gravimetri.
AASHTO T-26 -79 (1990) Quality of Water to be
Used in Concrete 5. Bahan padat total dan bahan anorganik.
AAS HTO T-1 07 Autoclave Expansion of 5.1 Air sebanyak 500 mL hams diuapkan smnpai kering dalrun
Portland Cement cawan yang sudah diketcthui heratnya. Cawan platina yang
AASHTO T-131 Time of Setting of digunake:m mempunyai kapasitas 100 mL- 200 mL. Cawan
Hydraulic Cement by hams diisi air hmnpir penuh dan diletakan di atas penangas
Vicat Needle air. Tmnbahkan sisa air seccrra bertahap sedikitdemi sedikit
hingga mencapai 500 ml, Cawcu1 dan seluruh isinya hcrrus
AASHTO T- 154 Time of Setting of cliuapkan sampai kering, kemudian letakkan pada oven
Hydraulic Cement by dengm1 temperatur 132°C selama 1 jmn.
Gillmore Needle Cawm1 dcu1 isinya kcmudian didinginkan dalcun eksikator
AASHTO T-106 Compressive Strength of de:m ditimbe:mg. Berat residu dalam gnun dibagi 5 adalah
Hydraulic Cement perscntctse jumlah bahan padat total dalmn air.
Mortars 5.2 Bahan padat total yang diperolch dapat herupa bahan
SNI 06-2425-1991 Ion Klorida dalmn Air organik atau bahan anorganik atau kombinasi dari
lndustri dan Air Lim bah kedum1ya. Cawe:m platina harus dibakar pada pijar merah
Industri rendah dan residu yang berwarna kehitcumm selama waktu
SNI 06-2427-1991 Ion Sulfat dalam Air pembakaran awal biasanya menunjukkan adanya bal1an
Industri dan Air Limhah organik. Persen hilang pijar pada pijar mcrah rendah
Industri biasanya menunjukke:m adanya sejumlal1 bahan organik,
Keasaman dan Kelindian. tetapi perlu dicatat bahwa sejumlah garam mineral
1. Keascunan atau kelindian harus ditentuk<m denge:m salah cenderung mcnguat atau terurai sebagian pada waktu
satu dari metode A atau B Bila diinginkan ketelitie:m yang pemanas::m.
tinggi, harus digunakan metode B. 5.3 Penentmm komposisi hahru1 mineral dalmn air memerlukcm
Mctoclc A) Keasmnan atau kelindian harus ditentukan mmlisis kimia lengkc1p tetapi tidak lazi.m dilakuk<m kecuali
dengan larutan standar asmn atau basa 0,1 N dengan bila persentasc bal1an padat totctl se:mgat bcsar atcm contoh
menggunakan minimal 200 ml air yang akan diuji. air memperlihatkan hal - hal yang tidak nonnal. Bila
Fcnolftalin atau jingga me til digunakan sebagai indikator, diinginkan analisis mineral harus digunakan prosedur
kcw;cunan atau kelindian yang berlebihan menunjukkm1 sesuai Scott's Standard Methods of Chemical Analysis edisi
hahwa air tersebut pcrlu diuji lebih lm1jut. ke 6 (1963) jilid 11 mulai halmnm1 2388. Hasilnya hcrrus
dilaporkcm scbagai unsur secara terpise:tl1 dinyatake:m dalmn
letode B). ppm. Jika diinginkan untuk mengetahui kombinasi
p Konsentrasi ion hidrogen harus ditentukcm dengan sal.ah satu hipotcsis dalcun bentuk gre:un harus menggunakan metode
metode elektrometri atau kolorimetri sesuai dengan Scott's atau metode ym1g diherike:m dalam "Industrial and
indikator yang diperlukan dan harus dinyatakan dalcun Engineering Chemistry" pada halmmm 336 jilid V no.5.
satuan pH (pH= log 1/l-f+). 5.4 Suatu perbanding<m antctra air ye:mg dihcrike:m dengan air
Bila pH air kurang dari 4,5 atau lebih dari 8,5 harus suling dapat diperoleh melalui pemuaian mortar semen
dilakuke:m.pcngujie:m lanjutan. portland dalam autoclave sesuai AASHTO T-107,
mengenai waktu pengikatan semen hidrolik dcngm1jarum
PH dari le:rrutcm adalal1logaritma dari kebalikan ion hiclrogen vikat , AASHTO T- 13 1 mengenai waktu pengikatcm
(H') dalc.un mol/ liter. Sebagai contoh, lmutcm dcngan pH semen hidrolik dengm1 jarum Gillmorc,AASHTO T-154
4,5 konsentrasi ion hidrogen adalal1 sehanyak 10-4.5. dan mengcnai uji kuat tekan mortar semen hidrolik
1l Prosedur pcnentum1 nilai pH harus diatur secant lengkap, AASHTO T- 106.
sesuai metoda yang digunakan, hal tersebut ditcntukan Dcngan menggunake:m kualitas standcrr semen yang smna,
dengan metodc elektrometri atau metode kolorimetri. dengan masing- masingjenis air, barns- batas yang disarm1km1
Proscdur ye:mg diikuti dalam pencntmm ini harus didw;e:rrke:m untuk jcnis pengujie:m diaws adale:tl1 schagai berikut :
pada tipe peralatan yang digunakan dan sesuai dcngan
hila ada indikasi ketidak -kekalcm bentuk,
metodc serta instruksi ym1g clihcrikm1 oleh pabrik. Peralate:m
Perbedae:m yang mencolok dari waktu pengikatcm
elcktrometri atau kolorimetri yang digunakan harus
Pcngurangan kekuatan tekan lehih d::tri 10 % dari ye:mg
mempunyai rentang kerja yang sesuai dcngan jenis diperolch dengan campurcm air yang bennutu baik, adalah
pengujicm yang ake:m dilakse:makmL
merupakan e:tlase:m yang cukup untuk penolake:m air yang
diuji.

Bag ian 3 : Beton, .'l'emen. Perkerasan }alan Beron .)"emen 155


SNI 03-6825-2002
SK SNI M 111-1990-03

METODE PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR


SEMEN PORTLAND UNTUK PEKERJAAN SIPIL

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian
1.1.1 Maksud Y<mg dimaksud deng<m :
Metodc ini dimaksud!Gm scbagai acmm d<m pegangan untuk 1) Kekuatan tekan mortar semen portland adalah ga)
melakukm1 pcngujian kckuat<m tckan mortar semen porlland maksimum per satmm luas yang bcket:ja pada benda u
untuk pekerjaan sipil. mortar semen porlland berhentuk kuhus deng<m ukura
tertentu serta berumur tertentu;
1.1.2 Tujuan
2) Gaya maksimum adalah gaya yang bekerja saat henda u
Tujum1 metode ini adalab untuk mcndapalkm1 nilai kekuat<m kubus pccah;
tekan mortar pada umur tertentu yang digunakan untuk
3) Mortar semen portland adalah cmnpunm antara pas
mencntukm1 mutu semen porlland.
kw<Lfsa, air suling d<m semen portland dengan komposi·
1.2 Ruang Lingkup tertentu;
Ruang lingkup metodc ini meliputi persyaralan pcnguji<m, 4) Pasir kwarsa adalah pasir yang mengandung mineml silik
ketentmm-kctentuan, cara penguji<m d<mlaponm basil pcngujian > 90%, serta memenuhi persyarat.an standard, ASTM Nl
kckuatcm tekm1 mortctr semen portl<md dengan mcnggunakan c 190;
hcnda uji berbentuk kuhus dengan ukuran 5 em. 5) Air suling adalal1 air yang diperoleh dctrl basil prost
pcnyuling<m air.

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1. .J umlah Contoh 3) Benda uji dari sctiap contoh juga harus diberi label yan
lhwal yang Persyaralkan sehagai berikut : jclas, meliputi :
1) J umlah cotlloh semen parlland yang diperlukan untuk (1) nomor contoh dm1 nom or henda uji;
pengujian kekuat.an tekan mort<Lf ditetapkan berdasarkan (2) tcmggal pemhuatan benda uji.
ketentuan yang berlaku; 4) Contob semen harus disimpan di tempat yang kerinl
2) J ika suatu pekerjaan ak<m menggunakan lehih dari satu tipe sehingga dapat dihindmi kemungkin<m tcrjadinya perubaha
semen, makauntuk setiap tipe semen yang akan digunakan kondisi d;m sifat semen.
hcu·us dilakukan penguji<m kekuatcm tekcm mortm; 2.3 Sistem Pengu,jian
3) Pengamhilan contoh-contoh untuk setiap tipe semen Ikhwal penguji<m, yaitu :
dilakuk<m secant, acak herd<L~a!Gm ketentmm y<mg herlaku;
1) Penguji<m kekual<m tekan murtm semen portlcmd dilakuka
4) Berat atau volmne setiap contoh ditetapk<m scsuai dcngan secant ganda (duplo) ;
jumlah benda uji;
2) Urnur benda uji ditetapkan berdw;:trkan ketentuan yan
5) Jumlah benda uji yang harus dibuat ditentukan sesuai berlaku; Jika tidak ada ketentmm lain, bcnda uji dapal diu
dengan umur henda uji. setelah mencapai umur 3, 7, 14, 21 d<m 2X h;tri;
2.2. Pengelolaan Contoh 3) Pencalatcul data, pengujian hmus menggunakan ronnuli
laboratorium y<mg rnemuat :
Pengelolaan contoh h<Lfus mengikuti peraturan, sehagai
(I) identitas benda uji d;m contoh;
herikut:
(2) t<mggal penguji<m;
1) Sctiap contoh h<trus diheri label yang jelas, sehingga
(3) penanggung jawab penguji<m;
identitas contoh dapat diketahui deng<m jelas;
(4) pencatat<m data penguji<m;
2) Label contoh harus memuat :
(5) nmna laboratorium dan instansi penguji<m.
( 1) nomor contoh;
(2) tipc semen; 4) Hasil pengujian harus ditcmdatangani oleh penanggun
jawab pengujicul.
(3) asal pahrik;
(4) jumlah cuntoh;
( 5) muna teknisi y<mg mengcunhil contoh;
(6) tanggal pcng<Lfl1hilcm contoh.

156 Ha,t:ian 3 : Beron. Semen. PerkerasatJ )alan Bcrnn Semen


SNI 03-6825-2002

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketcntuan-kctcntuan, di bawah
ini:
I) Benda uji herhcntuk kuhus deng;m ukunm sisi 5 em. dibuat
dari mortar cunpuran semen portland, pw.;ir kwarsa, dml
air suling dcngan komposisi tcrtentu;
2) Untuk pembuat<m 6 henda uji diperlukan bahan sebagai
hcrikut :
( I) semen portlm1d 500 gnun;
(2) pasir kwarsa 1.375 gnun;
(3) air suling 242 mi.
3) Pasir kwarsa yang digunak<m harus mcmcnuhi persyaratan
st<mdard pasir ollawa ASTM No.: C 190;
4) Kadar air optimum mortar y<mg digunakan untuk memhuat
bcnda uji ditctapkan berdasarkml hw.;il penguji;m meja lcleh.
3.2 Peralatan
Pcralat<m untuk penguji<m kckuaum tckan mortar, terdiri
dm·i:
I) Mcsin pcngaduk Standar ASTM C 305 yang kecepatan GAMBAR2
pcrputar;mnya dapat diatur, dilengkapi deng<:m mangkok ME.JALELEH
pcngaduk kapasitas 2500 cc, lihat Gcunbm I.
3) Cctak<:m benda uji berhentuk kuhus dcngm1 p<:mjang sisi 5
em, dibuat dari baja 55 HRB harus kcdap air, (lihat
GAMBAR3);

~angko pengaduk
GAMBAR3
CETAKAN KUBUS BENDA U.JI

4) Timb;mg<:m kapasitas 2000 grmn deng<m keteliti<m 0, I grmn;


5) Ge!w.; ukur kapasitm; 500 ml dcngan kctcliti<m 2 ml;
6) Stop watch;
7) Alat pemadat;
X) Sendok pcrata;
9) Mistm dari haja p<mj<mg 20 em, dengan ketclitiml I nun;
GAMBAR 1 10) Lemari lcmhah dcng<m dcn\iat kelemhab<m 90%.
11) Mesin tekan dcngan bidang tumpuan dari h<\ia 60 HRB.
MESIN PENGADUK
3.3. Perhitungan
2) Mcja leleh lengkap St<mdar ASTM C-230 dcngm1 cincin Rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah :
lclch dibuat dari h<\ia 55 HRB, lihat Gcunbm 2. I) Kekuatm1 tckan mortar dihitung dengan rum us :

Pmaks
<fm = A
·········································· (1)

Bagian 3 : Beton. Senten. l'erkerasan .!alan Beton Semen 157


SNI 03-6825-2002

dimana: Bm
cfm kekuat<m tekan mortar, MPA Om v ···················································· (2)
Pmaks = gaya tekan maksimum, N
A luas penampang benda ~ji, mm2 dim<ma:
untuk benda uji kubus dengan panjang sisi 50 mm, maka 0m = berat isi mortar, kg/ml
A= 2500 mm2 Bm = berat benda ~ji, kg
V = volume benda uji, ml
untuk henda uji kubus dengan p<mjang sisi 50 mrn, maka
V = 125 ml.

BABIV
CARA UJI
Pengujian kekuatan tek<m mortar semen portland dilakukan (1) aduk kembali mormr di dalam mangkok pengaduk
melalui t<thap peket:ja:m, sehagai berikut : dengan kecepatan pengadukan 285 ± 10 pumran per
1) Tuangkan 242 cc air suling ke dalam mangkok pengaduk, menit selama 15 detik;
kemudian masukkan pula perlahan-lahan contoh semen (2) masukkan rnort.:'lf ke dalcun cetak<m kuhus; pengisicm
sebanyak 500 gram, biark<m kedua bah<m dalam m<mgkok cemkan dilakukan sebanyak 2lapis dan setiap lapis harus
pengaduk selama 30 detik; dipadatkan 32 kali dengan 4 kali put<tran dalam 10 detik;
2) Aduklah campuran air suling dan semen dengan konfigurasi pernadatan seperti tercantum pada
menggunak<m. rnesin pengaduk selama, 30 detik, kecepamn GAMBAR 4; peket:iaan pencetakan benda uji, harus
putaran mesin pengaduk adalal1 140 ± 5 putaran per menit; sudah dimulai dalarn waktu paling huna 2 1/2 rnenit
setelah pengadukan semula (butir 5);
3) Siapkan pasir kwarsa sebanyak 1375 gram; masukkan
sedikit demi sedikit ke dalam mangkok yang berisi
campuran semen-air suling sambil diaduk dengan kecepamn
yang sama. selama 30 detik; setelah itu pengadukan
diterusk<m selama 30 detik dengan kecepatan pengadukan
285 ± 10 putaran per menit;
4) Pengadukan dihentikm1, bersihkan mortar yang menempel
di bibir d:m bagim1 at<L~ mangkok pengaduk selmna 15 detik,
selanjutnya mortar dibiarkan selama 75 detik dalam
m<mgkok pengaduk yang ditutup; Putaran I dan 3 Putar<m 2 d<m 4
5) Ulang kembali pengadukan selama 60 detik dengan GAMBAR4
kecepat:m pengadukm1 285 ± 10 putaran per menit; KONFIGURASI TUMBUKAN ALAT PEMAI)AT BENI)A U.JI
6) Lakuk<m percobam1 leleh dengm1 cara, sebagai berikut:
(1) letakkan cincinleleh di atas meja leleh, lalu diisi dcngan (3) ratakan permukaan atas kubus benda uji dengan
mortar sampai penuh; pengisi:m dilakukan dalarn 2lapis, menggunakan sendok perata;
setiap lapis harus dipadatkan 20 kali dengan alat (4) simpan kubus-kubus benda uji dalcun lemari lemhah
pemadat; se lama 24 j <un;
(2) ralltkan pcrmuka<m at<L~ mortar dalmn cicin lcleh d<m (5) setelah itu hukalah cetak<m d<m rendarnlah kubus-kubus
bersihkan mortar yang menempel dibagian luar cincin benda uji dahun air bersih sampai saat pengujian kual
leleh; tekan dilakukcu1;
(3) <mgkatlah cincin lclch perlah<m-lah<m, sehingga di atas 9) Bila dibuat campuran monar duplo untuk bcnda, uji
meja leleh tcrhentuk mort<tr berbcntuk kerucut ter- tamballan, percobmmleleh ditiadakan d<m mortar dibiark<m
pancung; dalam mangkok pengaduk selcuna 75 detik t:mpa ditutup,
(4) getarkan meja lelch sebanyak 25 kali selmna 15 detik, selanjutnya mortar yang menempcl di hihir & bagian atas
dengan tinggi jatuh l/2 m (12,7mm); mangkok dihersihkan dalmn waktu 15 detik; kemudian
(5) ukurlah dimneter mortar di at~ meja leleh minimal pada mortar diaduk kembali untuk mem:etak bcnda uji, scsuai
4 tcmpat yang hcrlainan, lalu hitung diameter rata-rata urutan dalmn butir 8;
(d) mortar tcrscbut; 10)Pada umur yang telah ditentukan, lakukan pengujian
7) Ulangi pekerjaan 1) sampai dengan 6) dengan mortar baru kekuatan tekan terhadap henda uji itu dengan urutan
& beberapa varlasi kadar air, sehingga diperoleh diameter kegiatan sebagai herikut :
rata-rata dr scuna dengan 1,00 - 1,15 kali diarnetcr semula (1) <mgkallah henda uji dari (em pal pcrendmmm. kemudi<m
ds: permukaannya dikeringkan dengan cara dilap dan
X) Setelah tercapai dr = 1,00- 1,15 kali ds pckerjaan selanjutnya dihiarkan sclcuna 15 mcnit;
dilanjutkan dengan mencetak benda uji dengan urutan (2) timh<mglah kubus benda uji, lalu catal bcral benda uji
sebagai herikut: itu;

158 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]a/an Bel on Semen


SNI 03-6825-2002

(3) lctakk<m bcnda uji pada mcsin pcnck<m; tek<mlah benda 11) hitunglah bcrat isi benda uji dcng<m rum us 3.3.2 serta kuat
uji itu dcngan pcnambahan bcsamya gaya tetap smnpai tekan deng<m rum us 3.3.1. selanjutnya hi tung nilai rata-rata
benda uji itu pecah. Pada saat pccah, catatlah besarnya berat isi dan kekuatan tekan benda uji.
gaya tekm1 maksimum y<mg bckcrja.

BABV
LAPORANUJI
Laporan uji kckuatan tekan mortar semen portland harus 2) laboratorium dan instansi yang melakukan pengujian:
mcncantumkan : (1) hasil penguji<m;
1) idcnlitas contoh : (2) nama penanggung jawab;
( 1) nom or contoh; (3) tanggal pengujian;
(2) tipc contoh; 3) hasil penguji<m;
(3) asal semen; 4) kclainan dan kegagalan selarna pengujian;
(4) proyek y<mg akan mcnggunak<m; 5) rekomendasi dan saran-saran.

LAMPIRAN A
LAIN-LAIN
Contoh isian fonnulir

BADAN LITBANG PU
PUSAT LIBTANG .TALAN
LAHORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

Dikerjakan A.Sr. Diperiksa Jon Deehtar


Tanggal Mei 86 Tanggal Juli 86

DATACONTOH
Nomor Rp 2 Contoh diamhil oleh M. Har
Tipe semen Tanggal Mci 86
Asal pahrik Indocemcnt Jumlah contoh 5 (lima)

PENGU.JIAN KEKUATANTEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND

DATA PENGUJIAN
Numur Berat Berat isi Luas Tang gal Umur Behan Kekuatan tekan
Benda Pcnnukaan mortar
Uji (gram) (gram) (cm2) Pembuatan Pengujian (hari) (ton) (kg/cm2)

lA 275.2 2.20 25 8-6-86 11-6-86 3 4.55 182


IB 278.2 2.23 25 8-6-86 11-6-86 3 4.05 162
IIA 274.4 2.19 25 8-6-86 15-6-86 7 4 160
liB 275.5 2.20 25 8-6-86 6-7-86 .7 4.35 174
IliA 278.4 2.23 25 8-6-86 6-7-86 28 6.55 262
liiB 275.4 2.20 25 8-6-86 6-7-86 28 6.50 260

Penanggung jawah penguji

-·~
(_ {/t.r7cl _/
( ...............................................)

Ba~:in 3 : Betnn, .'-iemen, Perkerasan Jalan Betnn Semen 159


SNI 03-6826-2002
SK SNI M 112-1990-03

METODE PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN


PORTLAND DENGAN ALAT VICAT UNTUK PEKERJAAN SIPIL

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian
1.1.1 Maksud Yang dimaksud dengan :
Mctode ini dimaksudkan sebagai acmm d<m pegangan untuk 1) Kon'iistensi normal semen Portland adalah kadar air pasta
mclakukan pengujian waktu ikat awaJ semen Portland untuk semen y;mg apabilajarum vicatdiletakkan di permukaannya
pekerjaan sipil. dalam interval waktu 30 detik akan terjadi penetrasi sedalam
lOmm;
1.1.2 Tu,juan
2) Pasta semen adalah campuran semen Portland dan air
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilaJ waktu dengan komposisi tertentu;
ikat awal yang digunakan untuk mencntukan mutu semen
3) Benda uji adalah sejumlah semen Portland dengan berat
portland.
dan isi tertentu yang dibuat dari contoh-contoh semen
1.2 Ruang Lingkup Portland;
Ruang lingkup metode ini mcliputi pcrsyaratan pengujian, 4) Contoh semen portland adalah sejumlah semen portland
kctentuan-ketentucm, cara pengujian dan laporan pengujian dcngan berat dan isi tertentu yang diambil secara acak dari
konsistensi nonnal semen Portland dengan menggunakan alat tempat penyimpanan serta, dianggap, mewakili sejumlah
vi cat. semen portland yang akan digunakan untuk pekerjaan
tertentu.

BABD
PERSYARATAN PENGUJIAN

2.1 Jumlah Contoh (4) jumlah contoh;


lkhwaJ yang dipersyaratkan, sebagai berikut : (5) teknisi yang mengambil contoh;
1) J umlal1 contoh yang diperluk<m untuk penguji<m konsistensi (6) tanggal pengambilan contoh;
normal ditetapkan berda.;;arkan ketentuan yang berlaku; 3) Contoh-contoh semen harus disimp;m di tempat yang kering
2) J ika suatu peket:iaan akan menggunakan lebih dari satu tipe agar terhindar kemungkinan terjadinya perubahan kondisi
semen, maka setiap tipe harus dilakukan pengujian dan sitat semen.
konsistensi nonnaJ; 2.3 Sistem Pengujian
3) Pengambilan contoh-contoh untuk setiap tipe semen
lkhwal pengujian yaitu :
dilakukan secara acak berdasarkan ketentuan y;mg berlaku;
1) Pengujian konsistensi normal untuk seliap contoh dilakukan
4) Berat atau volume setiap contoh ditetapkan berda-;arkan
dengan sistem berulang, setiap kali menggunakan bcnda
jumlah dan berat benda uji.
uji tunggal;
2.2 Pengelolaan Contoh 2) Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir
Pengclolaan contoh harus mengikuti peraturan, sebagai laboratorium yang berisi :
berikut: (1) identitas benda uji dan contoh;
1) Setiap contoh harus diberi label yang jelas, sehingga (2) teknisi penguji;
identitas contoh dapat diketahui; (3) tanggaJ pengujian;
2) Label contoh harus mencantumkan: (4) penanggung jawab pengujhm;
(1) nom or contoh;
(5) pencatatan data pengujian;
(2) tipe semen;
(6) nama laboratorium dan instansi penguji.
(3) asal pabrik;

160 Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-6826-2002

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. Berat Benda Uji 2) Alat vi cat yang sesuai dengan Stmdar ASTM C-187, terdiri
Berat semen portland untuk membuat benda uji adalah 300 dari:
gram. (1) alat vicat;
3.2. Pengertian (2) batang vicat untuk pengujian konsistensi normal;
Peralatm untuk penguji;m konsistensi normal, terdiri dari ; (3) cetakan benda uji berbentuk kerucut terpancung, terbuat
I) Mesin pengaduk yang kecepatan pengaduknya dapat dari karet keras dengan ukuran : lihat Gmnbar 2 (c).
diatur d<m dilcngkapi dengan mangkok pengaduk; lihal diameter dasar 70 mm
Gambar 1.
diameter atas 60 mm
tinggi 40mm

Mangkok pengaduk

GAMBAR2
ALATVICAT DAN CETAKAN BENDA UJI

(4) gelas ukur kapasitas 200 ml, ketelitian I ml;


(5) timbangan kapasitas 560 gram dcngan ketelitian
0,1 gnun;
(6) sendok perata;
GAMBAR 1 (7) stop watch;
MESIN PENGADUK (8) air suling sebm1yak 1000 ml;
(9) pelat kaca ukuran 150 x 150 x 3 mm.

BABIV
CARA PENGUJIAN
Pcngujian konsistensi nonnal semen portland dilakukan 6) Buatlah bola dari pasta, dcng<m menggunakan tangan, lalu
dcng<m urut<m, sehagai bcrikut : lemparkan 6 kali dari tangan kiri kc Langan kanan dan
1) Siapk<m 5 (lima) henda uji semen portland masing-mm;ing sehaliknya jarak lemparan adalah 15 em;
heratnya 300 gram serta air suling sehanyak 1000 ml; 7) Peg<mglah bola pasta yang terbentuk di salah satu tmgan
2) Tucmgkm1 84 ml air suling ke dalmn mm1gkok pengaduk, sedm1g tcmg<mlainnya mcmeg<mg cctalGm hcnda uji. Melalui
kcmudian masukkan pula secara pcrlahan-lahan benda uji lob<mg dasmnya, masukkan bola pasta ke dalmn cetakan
sebanyak 300 gnun. Biarkan kedua bahan itu di dalmn benda uji smnpai tcrisi penuh & ratctkm1 kelchih<m pasta
mangkok pengaduk selama 30 detik; pada dasar cincin dengan selGtli gcrak<m tclapak tmgan;
3) Aduklah kedua bahm1 tadi selmna 30 delik dcng<m kecepatm1 8) Letakkan dasar cincin pada pelat kaca, rat<tk<m permukaan
pcngaduk 140 ± 5 putaran per menit; atas pm;ta dcngan sekali gentkm1 scndok pcrata dalam posisi
miring & haluskan permukaan pasta dcngan ujung sendok
4) Hentikan pengadukan selama 15 detik, sementara itu
bersihkan pasta yang menempel pada dinding mangkok perata, tm1pa mengadakan tek<man pada p<Lo.;La;
pengaduk; 9) Lctctkk<m cetalGm hcnda uji y<mg hcrisi p<Lo.;ta pada alat vi cat,
lalu scntuhkan ujung batang vicat pada bagian tengah
5) Aduklal1 kemhali pasta selmna 60 detik deng<m kecepat<m
pennukaan pasta dan kencangkan posisl hatang vicat;
pengaduk 285 ± 10 putaran per menit;

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 161


SNI 03-6826-2002

10) Lctakkan pcmbacaan skala pada not atau catat angka 12) Hitung besamya nilai konsistcnsi untuk sctiap tahap;
pcnnulaan, d<m scgera lepaskan bat<mg vicat schingga kcrnudian buallah grafik yang mcnyatakan hubungan
dcngm1 hehas dapat mcncmbus pcnuka~m pasta; sctclah antara nilai konsistcnsi dcngcm penetrasi;
30 dctik, catatlah hcsarnya pcnctrasi hatang vicat; 13) Tcntukan titik A pada sumbu penetrasi y<mg mcnyatakm1
Pekc~jm ini harus sclcsai dalmn waktu 60 dctik sctclah nilai pcnetrasi I 0 mm, lalu tariklah garis mcndatar ycmg
pcngadukan; memotong graiik konsistensi penetra<>i di titik B. Dari titik
1I) Ulcmgi pck~jm2) smnpai dcng<m Y) sckurang-kunmgnya B tariklah garis BC, scjajar sumhu pcnctrasi, sehingga
5 kali d<m sctiap kali dcngan rncnggunak<m hcnda uji haru didapat bcs<mlya nilai konsistcnsi nonnal = OC; lihat
dan kadar air yang hcrlainan. Untuk pcrcobaan yang Gmnhar 3.
pcrtmna dapat mcnggunak<m air scbcmyak 84 ml;

20
......
E
E

..
Ill
0 11

"c:
"
IL

ll

l 10
A
------ - -->---

4 vI
I
I
I
I
I C
I

0 23 24 25
____.,,. Konststcnst •t.

GAMBAR3
GRAFIK KONSISTENSI-PENETRASI JARUM VICAT

162 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkerasan ]a/an Bel on Semen


SNI 03-6826-2002

BABV
LAPORAN PENGUJIAN

Laporan pengujian konsistcnsi normal semen portland harus 2) Laboratorium dan instansi yang melakukan pengujian:
mcncantumkan : (1) nama teknisi penguji;
1) Idcntitas contoh: (2) nama penanggung jawab pengujian;
(1) nomor contoh; (3) tanggal pengujian.
(2) tipc contoh semen; 3) Hasil pengujian ;
(3) pabrik pembuat semen; 4) kelainan dan kegagalan selama pengujian;
(4) proyek yang akan menggunakan. 5) rekomendasi dan saran-saran.

LAMPIRAN A

LAIN-LAIN
Contoh isian formulir
BADAN LITBANG PU
PUS AT LITBANG JALAN
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI
Dikerjakan S. Sr Diperiksa JD
Tanggal Juli '90 Tanggal Juli '90
DATACONTOH
Nomor contoh R/1 Contoh diamhil oleh : Spd
Tip semen Tanggal Juli '90
Asal pabrik lndocement Jumlah contoh 4

DATA PENGUJIAN

PENGU.JIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND

PENGUJIAN PENGUJIAN PENGUJIAN PENGUJIAN PENGUJIAN


1 2 3 4 5

1. Berat air, Wa gram 84.00 78.00 75.00 72.00 69.00

!
2. Berat semen, Ws gram 300.00 300.00 300.00 300.00 300.00
Wa
! 3. Konsistensi = --v:;-
s
X 100% 28.00 26.00 25.00 24.00 23.00

4. Penetra.:;i, mm 42 20 12 6 2

Penanggung jawab penguji

~
-~·c_
RW\.

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 163


SNI 03-6826-2002

LAMPIRAN A
LAIN-LAIN

Cor1toh is~m fonnulir

BADAN LITBANG PU
PUSAT LITBANG JALAN
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL


SEMEN PORTLAND

Nomor contoh R/1 Dikc1jakan S. Sr.


Tip semen I Diperiksa J.D.
Asal pabrik Indonesiallokal Tanggal Juli '90

GRAFIK KONSISTENSI PENETRASI

Ji I

l
lJ
II_

ll 1
1
J4 1
j_

·~
,. 1

~
ctJ
...liS ,, ]_

V-
Q)
c
Ill
Ao u
-- - - - - -- - - -- -t_
• V-1
r 4
-~
/
/ I

:
0 20 25 JO

Konsistensi mm
Nihli konsistcnsi normal : 24, 80 %

Penanggung jawab penguji,

( • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0000000 )

164 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan I alan Beton Semen


SNI 03-6827-2002
SK SNI M 113-1990-03
METODE PENGUJIAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN PORLAND
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT VICAT UNTUK PEKERJAAN SIPIL

BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 1.3 Pengertian
1.1.1 Maksud Yarig dimaksud dengan :
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk 1) Waktu ikat awal adalah waktu yang diperluk<m oleh pa<;ta
melakukan pengujicm waktu ikat awal semen portland untuk semen untuk mengubah sifatnya dari kondisi cair menjadi
pekerj<um sipil. padat;
1.1.2 Tujuan 2) Waktu ikat akhir adalah waktu dimana penetrasi jarum
vicat tidak terlihat secara visual;
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai waktu
ikat awal yang digunakan untuk menentukan mutu semen 3) Suhu udara adalah suhu ruangan pada saat dilakukan
portl<md. pengujian;
4) Benda uji adalah sejumlah semen portland dengan berat
1.2 Ruang Lingkup dan isi tertentu yang dihuat dari contoh-contoh semen
Ruang Iingkup metode ini meliputi persyaratcm pengujian, portland;
ketentmm-ketentuan, cara pengujian serta laporan uji untuk 5) Contoh semen portland adalal1 sejumlah semen portland
semen porthmd. dengan berat dan isi tertentu yang, diambil dari tempat
penyimp<man secara acak serta dhmggap mewak.ili s~jumlah
semen portland y<mg akan digunakan untuk suatu peker:jaan.

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 .J umlah Contoh (5) teknisi y<mg mengambil contoh;
Ikhwal y<mg dipersyaratkan, sebagai berikut : (6) tcmggal pengmnbilan contob.
1) Jumlah contoh yang diperluk<m untuk pengujian waktu ikat 3) Contoh-contoh semen harus disimpan di tcmpat y<mg kering
awal semen ditetapk<m berdasarkan ketentmm y<mg berlaku; agar terhindar dari kemungkinan terjadinya perubahan
2) Jika suatu peker:jaan akan menggunak<m lehih dari satu tipe kondisi dan sifat semen.
semen, maka setiap tipe semen harus dilakukan penguji<m 2.3 Sistem Pengujian
waktu ikat awal;
lkhwal pengujian sebagai berikut :
3) Pengambilan contoh-contoh untuk setiap tipe semen
1) Pengujian waktu ikat awal dilakukan dengan benda uji
dilakuk<m secara acak berdm;arkan ketentuan yang berlaku;
tunggal;
4) Berat atau volume setiap contoh ditctapkan berdasarkan
2) Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir
jumlah dan herat benda uji.
laboratorium y<mg berisi :
2.2 Pengelolaan Contoh (1) identitcts benda uji dan contoh;
Pengclolaan contoh harus mengikuti peraturan sebagai (2) teknisi penguji;
berikut:
(3) tanggal pcnguji<m;
1) Setiap contoh harus dibcri label yang jelas, schingga
(4) pcnanggung jawab pengujian;
idcntitcts contoh dapat diketcthui;
(5) pcncatcttcm datct pcngujian;
2) Label contoh harus memuat:
(6) nama laboratorium dan instansi penguji.
( 1) nomor contoh;
3) Hasil pengujian harus ditandatcmgani oleh pcnanggung
(2) tipe semen;
jawab pcngujian.
(3) asal pabrik;
(4) jumlah contoh;

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 165


SNI 03-6827-2002

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. Berat Uenda Uji 3) Gelas ukur kapasitas 200 ml, dengan ketclitian 1 ml;
Berat semen portland untuk membuat henda uji adalah 300 4) Timbang<m kapasitas 500 gnun, ketelitian 0, I grmn;
gnun. 5) Sendok perata;
3.2. Peralatan 6) Stop watch;
Peralatan untuk pengujian konsistcnsi nonnal, terdiri dari : 7) Tcnnometer beton;
1) Mesin pcngaduk yang kecepaum pengadukannya dapat 8) Tcrmometer laboratorium;
diatur dan dilengkapi dengan mangkok pengaduk; (Iihat
Gmnbar 1.) 9) Pelat kaca ukuran 150 mm x 150 mm x 3 mm;
10) Air suling sebanyak 1000 ml;
11) Lemari lemhab.
3.3. Perhitungan
Waktu ikatawal ditentuk<m dari gratik pcnetm-.i waktu, yaitu
waktu di m<ma pentm~i jarum vi cat mencapai nilai 25 mm.
(2) Uhmgi pekerjaan (1 ), sctiap 15 menit untuk titik-titik
lain yang berbeda pada pennukacm benda uji. Jarak titik-
titik pengujian adalah 6,5 mm dan letaknya minimum
9,5 mm dari tcpi cetak<m henda uji;
Mangkok pengaduk (3) Sctiap kali percobaan penctrasi ak<m dilakukan, jarurn
vicat harus dibersihkan;
(4) Selmna percobaan penetrasi dilakukan, jarum vicat
sclalu dal<un kondisi lurus dan bebas dari getaran.
11) Buatlah grafik antara waktu dan penetrasi, (Iihat
gamhar 3.)

GAMBAR 1
MESIN PENGADUK so
e E -r--·- -- 1 - ·---
2) Alat vicat yang sesuai dengan Standard ASTM C-91-82,
~

~ 40
terdiri dari ; i~
~
(1) alat vic at; ---
(2) _jarum vicat untuk pengujhm waktu ikat awal; ;:
30
"' t'-,
\
1
(3) ce11lk<m benda uji berbentuk kerucut terpancung, terbuat
-- - - -- -- t--
:\\
25 t--
dari karet keras dengan ukuran :
dimneter dasar 70mm 20
I
dimncter atas 60mm --,-- I
t-·
tinggi 40mm
10
_j I
_l
-\
I
Lihat GAMUAR 2 (c)
i ·--,-- I
-- -- -
I
0
75 90 95 105 I 20

Wolctu, mt"n•l l Woklu 1kot awol

GAMBAR3.
GRAFIK WAKTU PENETRASI
60 "'"'
12) Waktu ikat awal dan waktu ikat akhir ditentukan scsuai
pasal 3.3.

GAMBAR2
ALAT VICAT DAN CETAKAN BENDA UJI

166 BaNian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn }a/an BeTon Semen


SNI 03-6827-2002

BABV
LAPORANUJI
Laporan uji herat jenis semen portland mencantumkan data, 2) Laboratorium/instansi yang melakukan pengujian;
sebagai berikut: (1) nama teknisi penguji;
1) ldcntita.-; contoh; (2) nama penanggung jawab pengujian;
(I) nom or contoh; (3) tanggal pengujian.
(2) tipe contoh; 3) Hasil pengujian;
(3) a-;al pabrik; 4) Kclainan dan kegagalan selmna pengujian;
( 4) proyek yang akan menggunakan. 5) Rekomendasi dan saran-saran.

LAMPIRAN A
LAIN-LAIN

Contoh isim1 fonnulir :

BAD AN LITBANG PU
PUS AT LITBANG JALAN
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

Dikct:iakan S. Sr. Diperiksa John Dachtar


Tanggal Jan '90 Tanggal Jm1 '90

PENGUJIAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN PC


DENGAN ALAT VICAT

I. DATA CONTOH
Nomor contoh R.l ConLoh dimnbil olch Spd.
Tipe Semen 1 Tanggal Juli '90
Asal pabrik Indoncsia/lokal J umlah contoh 4

II. DATA PENGUJIAN


Suhu benda uji Suhu Udara

PERCOBAAN PENETRASI

Pukul Interval waklu (meniL) PeneLrasi mm

10.15 0 45
15 44
30 43
45 42
60 41
75 40
90 33
105 3

Penanggung jawah penguji,

~.-­
~-
( ........................................................ )

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen 167


SNI 03-6827-2002

LAMPIRAN A
LAIN-LAIN

Conloh isian formulir :

BAD AN LITBANG PU
PUS AT LITBANG JALAN
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

Nomor collloh S. Sr. Diketjakan Spd


Tipe semen 1 Tang gal Juli '90
Asal pabrik lndonesia/lokal Diperiksa J.D

PENGUJIANWAKTU IKAT AWAL SEMEN PC


DENGAN ALAT VI CAT

50

~-4 -14~+

1----t--- --1-----t---- - - - - - - - - - --- ---- - - 1 - - - - - - - - - - - - - -

---jf--- - - - - - - - - - · - ----- - - - - - - 1 - ---+----1----4---+---- 1---1

30 t--+--- - - - - - · ---- -····- ----- - - - - 1 - - - · - - - - -~

15 --1---- -~ --
..
_,
0 10 -· - - ---·· -- ---- - - - - - -1:._~
Oi
t
~ - - 4 - - + - - 1 - - - 1 - - - - - 1 · - - - - - · ·----·- - - - - - - · - - - ---1-'---t---- ----- - - - 1 - - - -

T 10 ---+-----f---1------1---1 ----1-- -· - - -

---ll---11---- - - - - ·- -· - ---1---+--1----l'-----__:...I ____+--4--+----f----l


I

0
60 75 90 95 105
-~
Woklu.mrntl

Penanggung jawab penguji,

~4-­
~-
( ························································ )

168 Baxian 3 : Be10~ Semen. Perkera.wn }alan Beton Semen


SNI 03-6827-2002

BABIV
CARA UJI

Pcnguji<m waktu ikat awaJ dilakukan dengan urutan,sebagai 7) Peganglah cetakan benda uji dengan salah satu tangan,
hcrikut: kemudian melaJui lobang da-;amya mwmkk<m pasta semen
I) Tentukan dan siapkan volume air suJing yang diperlukan sampai terisi penuh, dan ratakm1 kelebih<m pasta pada dasar
untuk mcncapai konsistensi normal scsuai dcngan cara yang cincin dengan sekali gerakan telapak tangan; letakan dasar
berlaku; cincin pada pelat kaca, ratakcm pennukct<m ata" pastel dengan
2) Tuangkan air suling itu kedalam mangkok pcngaduk, sekali gerakan sendok perata dalam posisi miring &
haJuskan perrnukaan pasta dengan ujung sendok perata,
kemudi<m masukkan pula secara perlahan-lahan 300 grcun
tanpa mengadakcm tekanan pada pasta;
henda uji semen kedalam mangkok pengaduk y<mg s'llina;
selanjutnya biarkan selama, 30 dctik; 8) Lellikkan terrnometer beton di allis benda uji, lalu simpan
di dalam lemari lembab selama, 30 men it; selama, percobaan
3) AduklaJ1 campuran air suling dan benda uji itu selmna 30
benda uji berada dalam cincin & ditahan pclat kaca;
dcti~ dengan kecepatah pengaduk<m 140 ± 5 putaran per
memt; 9) Catatlah suhu udara dengan termometer Iaboratorium dan
suhu benda uji deng<m termomcter beton;
4) Pengadukan dihentikan selmna 15 detik, bersihk<m pasta
semen y<mg menempel dipinggir mangkok pengaduk; 10) Letakkan benda uji pada alat vicat, sentuhkan ujungjarum
vicat pada tengah-tengah permukaan benda uji dan
5) Aduk kemhali pasta semen selama 60 detik dengan
kencangkan posisi jarum vicat, letak<m pembacaan skala
kecepatan pengadukan 285 ± 10 putarm1 per men it;
pada nol atau catctt angka permulaan, dan segera lepaskan
6) Buatla.h pasta semen berbentuk bola dengm1 tangan, sambil jarum vicat;
dilemparkcm seb<myak 6 kaJi dmi tcmg<m kiri kc tcmgm1 kmtml
(1) catcttlah hesarnya penetnL"ijmum vicat ke dalmn. benda,
dengm1 jarak kedua tangan ± 15 em;
uji setelah 30 detik;

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beron Semen 169


SNI 03-2494-2002

SPESIFIKASI AGREGAT BETON PENAHAN RADIASI

1 Ruang Lingkup rongga a tau agrcgat ka.sar terse hut cliisi clengan adukan semcn-
pasir yru1g umumnya telah diberi bahan tunbahan dengan car~1
1.1 Spesilikasi ini digunakan sebagai acuan bagi produsen injeksi
agregat/perencana dan pelaksana pekerjaan beton dalrun
menila.i mutu agregat yang memenuhi pcrsyaratan untuk 3.5 Bahan tamhahan untuk heton
keperluan beton penahan radiasi. Spesifikasi ini mencakup
ketcntuan mengenai klasifikasi dan persyaratan teknis Bahan yang clit<unhahkan dal<un cmnpuran beton sehingga
agrcgat untuk pembuat beton penahan radia.si. Agregat clidapatkan sifat-sifat khusus dan bcton
untuk beton penahan ra.iasi ini meliputi, golongan agrcgat
tertentu untuk beton pcnahan radiasi pengion, golong<m 3.6 neton penahan radiasi
agrcgat untuk bcton penahan radiasi neutron clcngan Komponen struktur dari hagian bangunan beton yang
pcrtimb<mg<m utama aclalah komposisi atau beratjenis atau merupak<m suatu sistem pcngamanan yang cliperlukan pacla
kedmmya. kegiatan yang berhubungan dengan raclia<>i pengion clan radiasi
neutron untuk melinclungi keschatan man usia clari pcnyinaran
1.2 Nihil dinyatakan dala.m satuan mctrik yang digunakan lehih yang membahayakan;
sehagai standar
3.7 Radiasi pengion
2 Acuan normatif
Raclia.si yang clapat menyebabkan uclara terionisa.si berupa
ASTM S tanclarcls, 1984 ; Standard spec({ication for sinar grunma yang berasal clari nuklida radioaktif clari sinar-X
aggregates for radiation shielding concrete Nb C 637-84 y<mg cliha.sk<~n oleh penmgkat pcmb<mgkit racliasi
ASTM, Philaclelpia;
ASTM Standards 1984; Descriptive nomenclature of 3.8 Radiasi neutron
constiue(~{ aggregates for radiation sheilcling concrete, Nb Raclia-;i herupa partikel-partikel neutron y<mg mcrupak<Ul
C 637-84 ASTM, Philadelphia; hagian inti atom yang ticlak bcrmuatan listrik yang dapat
Dcpartemen Pekcrjaan Umum, 1989; Metode pengujian dihasilk<m sebagai produk ikutan dari perangkat pembanngkit
be rat jenis dan penyerapan air Agreget kasar, Nom or SK SNI sinar - x berenergi sangat tinggi
M 09-1989-F, Departemen Pekerja<m Umum, Jakarta;
Departemen Pekerjaan Umum, 1989; Metode pengujian 3.9 Boron-frit
telllang anal isis saringan agregat halus dan kasar, Nomor SK Agregat sintetis ym1g mengandung unsur kimia boron
SNI M-08-198 1 '-F, Departemen Pek~jaru1 Umum, Jakarta;
Departemen Pekerjaan Umum, 1989; Tata cara 3.10 Suhu rencana
perencanaan dan perancangan bang~m kedokteran nuklir di Besamya suhu kering oven y<mg telah ditetapkan untuk
runwh sakit, Nornor : SK SNI T-03-1989-F, Departemen suatu jenis agregat pacla uji kadar clir tcrikat
Pekerjaan Umum, Jakarta;
Depmtemcn Pekerjam1 Umum, 1989; Tat a cara perencanaan 3.11 Agregat untuk heton penahan radiasi pengion
dan perancangan bangunan radiologi di rumalt sakit, Nomor Agregat berat alami clengan kandungan ut<una mineral
SK SNI T-04-1989-F, Dcpartemen Peketjaan Umum, Jakarta; hematit, ilmenit, magnetit clan barit scrta agregat herat sintctis
Departemen Pekcrjaan Umum, 1990; Metode pengujian terfofosform yang merupakan c<unpuran fosifcla hesi
keausan agreget dengan mesin abrasi Los Angeles, Nomor SK
SNI M-02-1990-F Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta; 3.12 Agregat untuk beton penahan radiasi neutron
Departcmen Pekerja<m Umum, 1990; Metode pengujian Agregat alami clengan k<mclungm1 mineral bcrkadar air tinggi
agregm untuk be ton penaltan radiasi, Nom or: SK SNI M-25- seperti terpentin at<tu kandungan boron seperti turmalin dan
11)90-F, Departemen Umum, Jaka.rta; agregat sintetis boron-frit

3 Istilah dan delinisi 4 Klasifikasi


3.1 A~-,regat
4.1 Agregat yang dimaksud dalam standar ini meliputi:
Material granular, misalnya pa'>ir kerikil dan batu pecah,
y;mg Llipak<li hersmna-smna clengan suatu meLiia pengikat untuk 4.1.1 Memuat agregat ala.mi yang mcmpunyai berat jenis
memhentuk satu heton semen hidrolis atau mortal tinggi atau kaclar rur tcrik<lt tinggi, yaitu agregat yang
terdiri atau sebagian besar mengandung hahan mineral
3.2 Aj..,rregat halus (pasir) batis, magnetis, kematis. ilmcnis, dan tcrpcntin.
Agrcgat Llengan hutir-butirm1 yang lolos ayakan 4,75 mm 4.1.2 Agregat sintetis sepcrti besi, fcrophosphoris dan boron
frit atau senyawa boron.
3.3 A~-,regat kasar
Agrcgat Llengan hutir-tmtirm1 eli atas ayakan, 4, 75 mm 4.1.3 Agregat halus terdiri dari pasir alcuni atau mineral hasil
olahan yang mcmpunyai heratjcnis tinggi. Agrcgat ka-;ar
3.4 1\eton agregat susun dapat dari pccal1an besi, pccahan hatu atau ha-;il sintcsis,
Beton y;mg dihuat dcngan cara menc<Unpur semua agrcgat atau kombina-;i I campurannya.
kasar terlehih Llahulu eli dala.m adukan hcton kemudian rongga-

170 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }a/an Beton Semen


SNI 03-2494-2002

5 l'ersyaratan umum 6.2 Persyaratan berat jenis


Agregal ullluk beton penahan radiasi harus memenuhi Berat jenis agregat harus memenuhi persyaratan dalarn
kctentuan-ketentuan dalam pcrsyaratan umum sebagai Tabel: 1
berikut :
6.3 Persyaratan keseragaman berat jenis
5.1 Agregal untuk beton penahan radiasi harus memenuhi
persyaratan agrcgat untuk bcton normal. Untuk penyediaan agregal dalmn jumlah besar yang
pelaksanaannya dilakukan dalam beberapa kali
5.2 Penggunaan agregat sintetis boron - frit dalam campuran pengiriman harus memenuhi ketentuan-ketentuan
beton yang banyaknya Lidak lebih dari 300 kg/m3, sebagai berikut :
<.lisyaratkan tidak boleh mengandung bahan yang larul
<.lalarn air lebih dari 2,0%. 6.3.1 Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (BJKPJ) agregat
dan setiap pengiriman harus tidak boleh menyimpang
6 J'ersyaratan kandungan utama senyawa kimia dan lebih dari 3% dan BJKPJ agregat contoh yang telall
sejenisnya disepakati;
6.1 Persyaratan kandungan utama senyawa 6.3.2 BJKP rata-rata dari keseluruhan agregat yang diterima
harus sama atau lebih besar dari BJKPJ yang telah
Kandungan utama senyawa kimia agregal harus memenuhi
pcrsyarata.t1 dalmn Tabel : 1 disepakati.

Tabel 1 Persyaratan jenis dan kandungan utama senyawa kimia


dan beberapa jenis agregat
Agregat dengan
Kandungan utama Berat
kandungan utama .Jenis Agregat
senyawa kimia .Jenis
Mineral
Serpcntin l) Batu pecal1, hidrat hatum1 beku Mg3 Si2 05 (OH)4 2,4- 2,65
Limonit2) Batu pecal1, hidrat h~ji besi (HFe02) X (H2 O)y 3,4- 3,8
Gutit Batu Pecah HFe02 3,5- 4,5
Borit Kerikil atau hatu pecah BaS04 4,0-4,8

I limen it Balu pccah, bijih besi Fe Ti 03 4,2-4,8


i Hematit Batu peah, hijih hesi Fe203 4,6- 5,2
Magnetit Batu pecal1, hijih hesi FeF204 4,6- 5,2
Bcsi Dihual dari besi/haja Fe 6,5- 7,5
Ferofosforus3) Sintesis Fen P 5,8- 6,3
Boron frit 4) Frit sintesis B2 03, Al203, Si02 CaO 2,6 - 2,8
I Boron karhit Sintesis B4 c 1 B 2o 3 , C 2.5
[ Kalsium horil Sintcsis Ca B6, C 2,5

Keterangan : 7 Persyaratan kadar air terkat dan suhu rencana


l) Kadar air terikat serpentin herkisar antara 10% - 13% 7.1 Persyaratan keseragaman kadar air terikat
dihitung berdasarkan berat. Untuk penycdiaan agrcgal dalam jumlah besar yang
1) Kadar air terikat limonit berkisar ~mtar 8°..f, - 12% dihitung pelaksanmmnya dilakukan dalmn hehcrapa kali pengiriman
hcrdasarkan berat. harus memenuhi ketentmm-ketentmm sebagai berikut:
3) Agregat ferofosforus apahila digunakan dalmn cmnpunm 7.1.1 Kadar air terikat agregat dan setiap pengiritnm1 harus
heton yang memakai semen portland dapat mcnimhulkan tidak holeh kunmg dan l)5% dari kadar air tcrikat minimum
gas beracun yang mudall terhakar. yang tclah discpakati;
4) Kandungm1 air hoton frit yang tetap kur~mg dari 0,5%
7.1.2 Kadar air tcrikat-rata dari kcseluruhan agregat yang
diterima harus smna atau lebih bcsar dari kadar air terikat
63.3 Beton penahan radiasi yang dapal memberikan
minimum y<mg telah disepakati.
pcrlindung<m ym1g etektif tcrha<.lap radi<L'>i netron menggunakm1
agregal ka-;ar serpentin d<m agrcgat halus tunnalin. 7.2 l'ersyaratan suhu rencana
Dalmn pcnentuan kadar air terikat untuk agrcgat yang
tl.3.4 Kadar air terkait d<m boron ris tidak lehih dari 0,5% mengandung air terikal disyaratk<m hmus menggunakan suhu

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkera.\'(1/1 Jalan Beton Semen 171


ronuamulT Y.ofll1!l! mmnmmliii 14aUmttutml4ettunt.umJ stl.futgJ;tii ~) ~tlwurY.mJy; tldJIU.;mmnoou.liii JlM"»'IUniu1·~
liltlrilmll : : t~Uiagmy.nloJK
~ 11 Ulin UJ.;a~tl WUI!l! l:lrou.mJIJJuii lbjililt'trolij.1T= IUlmr;: nmHw1Itldiu.'c!kJPUab\W~Yy,

11.1212 l!1Jt£<~WUI.'minyusf,T dJifru;;l..lkun mnw~ We.ldwillw1 WWY! unldun1 »'lll!l! ctllwnt


mmnthllil-ktm id-<tJPU."iitw; cllir.at JW4uuy; lfutimn Y.aJIY.; <WI11111
=3IJOm;i:
tttrtintlltJPstto.i4ttur.
11.1231, A"flultillltd114cllmutlu.Hi 1T tltl.hlk ~wnu S'El.}l!!!ttli »'lllg; t61lili1
t.fl~wruiM{mJcU)124da,TYg! 'llil:loll 33
Jl ~tl ilhJ:'d~wtU1kun. H~tnJ,P13dlu.'iUamrho!Rk
Jutna~swlm
!ti D~rotbmJu.;i

U U~rotbmanuli.'-;J\!SIT Il"mllm:-.-; (fftf))


li.Utam~
li.llll lll11t UJJ.;HNtnnWonvanl.'i imullliun:u.,;mronromlli iJlNl-"'Y.llffiUUll «'mdlu.'ii n
scln!~i i fulrtl4utt::
II <tmdlu.ii22
~lfu<&r
I~) ~iaUfun:.,mrotl'>-<y
HNtonnnmruU; .1IJ)Imm mm --
2)) Bl ilL,"'6fu:m1Y.atW<MroJP!U)\~g 337455tmm l}ffi-- mm mm
lh.'aYfikun}~; 1ntn1, lnlgiiun Wl11Y! IhUll.' a~ldw1 ID'Ul m1
cU nmtlbi4ru~U1W idcuwm20W, .sWJm~l:btg!iwUY ~O.hm S'Ri--OOl 7lf> --l}ffi
lh1h"' a~l-km 7lf> 1m Jfitl:.~mu JlJJ};j, Jlun thlk}4( tln1Mll l!Q(l>nmn 1Ul--3IJ) 4ffi --(ffli
mNJwunllinY!lhmnuny;:
l~Simt Ol--lOl m--15'i
ltill.12 umult ful:ttm1 awnmnt ~'I.U"il1J, w:nlllu-'li a~lt wm~
cliLgunkmUJN.~1fd2h l!/55tmm Ol--12 0!--12
]\:
~liu@

ThiJ81112 2;3l6nnm lmll --


U~tbmiunl<IJs
IUNSnnm 9-.Bi-- lUOl mm
Ul:nat.ij;~ ~mdlui ~t
oomnnm S'Ri--OOl Jlf>--Wfi
llulbll'i ~tUudhr ~Hul.-;
3llllhmm 3ID--5'Ri 4ffi --(fffi
~OJ ffiirutlu.-1 i 11 ffiiruilu-1 i 11 llSUlnnm 1UJ--3IJ) 2W--40J·
~(j) ffiirutlu.-1 ill <GindJu:i i 12 Jlf>nnm Ol--Jll) 0!-- UOl
I

I
I
I Tliillllkatllutmuu.·mn ®tutlu.1i 12 Cllirutlu.'i i 12 NlfhM.WJ.w;K<tdiullmwJ 1L3lJJ-2;;JIJl nom-noo)

!lill33 <lfPlltillltagmmlttHnmnl-tfiitdJW,Unlldwll®»l!Wiifu!Wimlctlun
a~!tUiul.' .ymdlu1i~tfYn<!WUD·';
4ll_Jai lffiffi illll1Y,U11llWtttUtlUUJlihtg!iu11 Wl"!l! lbOM~1 OOfJ.l liD
unJJ.<-1 imum .:ID;i,.
Ilamgii.mnA\
lti12 D~tbmudl.-;JkH (iiltbmrutliD)
MwlhumnWL.,JfiH"1~tU'P!
Ihffili 10)12 illu:ii niHili mmJ.W Lu.'UcltaUu:runoomtJJi1aUlw Y.aJ1Y! t61lili1 Dldlturiilttlhlh
~i.awngtl!fuo1'€dUhJIk£rp
<JihtpJt1 illltulktWatn futlfw.<uilllllmwJ J1lll1WlltlJtUJJ uatllJ1lUlllll Hlllttm ~nu.:wt = Hll.lntUpnii.'
::ttuq;" ~w."UJ!iatllmwu nrofutilluunllffitllu.1i illilllll1l a~tlinu.' .Siltumtlltllswtlll.li:C -dll»' = UarinY! [1lll111 uJ&umjJl.llu.li 1
tbmi!Uutttlillllk Hronnnwunlh tllltintlllfPIITlllUJ Hll.ltun. Ifiirotll watlnn.u:mtlnllt = Uat!Jw'aiirttuiMillt
~ ~natbmiWlhukwUr
IRan1lot~cure = futtUJag,ro.guttsw.'Ullt
IfiiU!.tllWNTIOtlW@ = nmtlWlu.,U6fulJiulru1l
!Katuliumun lNnlllh'«m a~t 1-kt~o.m li11ruh' Illlllmllrutlii
llm1mttuut>J.I.e.tlnlllUU11:-.'Cfu!W£ii tmilmtt::
!I) I ~t J.ku;rur aJPiltilllt illi ujji mNJumtt mmtlillc ujj ilkl:!lW:IIll.
<4kuqun1 mm:hn A'im~> Ilo>.' AityroiD.' (~I.OW-M)J
ttiD HuiWlHnronJlllllwW ~ lh:ttilh Hm<ruHUuii 5'0JM,:

1fJ'2 ~cur t3': Bi.<JtmJ .•\'imrl!TI/. Fli<rlltJrrUfcmJldlm IBi.<Jtm1.\'itnrl!111


SNI 03-2854-1992
SK SNI S-38-1990-03
SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON
BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan 4) Beton pra tegang adalah beton bertulang yang telah
1.1.1 Maksud diberikan tegangm1 dalcun untuk mengunmgi tegangan tarik
potensial dalam heton akibat pemberian beban yang
Maksud S pesifikasi Kadar Klorida Dalcun Beton adalah beker:ja;
sehagai pegangan hagi para perencana dcu1 pelaksana dalmn
merencanakan de:m melaksanakan konstruksi heton. 5) Beton pracetak adalah heton yang di pahrikasi;
6) Pozolan adalah hahan yang mengandung silika amorf,
1.1.2 Tujuan apabila dicmnpur dengan kapur dan air akan membentuk
Tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk menccgah korosi benda padat yang keras dan hahan yang tergolong pozolan
tul<.mgan dan pelepuhe:m heton. ~ adalah tras, semen merah, abu terbang dan bubukan terak
tanur tinggi;
1.2 Ruang lingkup 7) Semen portland-pozolan adalah cmnpunm semen portland
Standar ini memuat persyaratan jumlah ion klorida dengan pozolan mltara 15 - 40 % herat total cmnpuran dan
maksimum yang diizinkan dalcun be ton.· kandungan Si02 + Al203 + Fe203 dalam pozolan
minimum 70 %;
1.3 Pengertian 8) Semen portland tipe 1 adalah semen portle:md ym1g umum
Ye:mg dimaksud deng<m : digunakan tanpa persyarate:m khusus;
IJ) Semen portland tipe 11 adalah semen portland ye:mg da.lam
I) Beton adalcm cmnpuran an tara semen portlcmd atau semen
hidraulik ye:mg lain, agregat halus, agrcgal kasar dan air, pengguna.mmya memerluke:m ketahe:ma.n terhadap sui fat dan
pana-; hidm-;i sedang;
denge:m atau tanpa bahan campurm1 tcunhahe:m memhentuk
masa padat; 10) Semen portland tipe 111 adalall semen portland yang
2) Beton hertulang adalah heton ye:mg dit.ulm1gi hcsi haja dahun penggunaannya memerluke:m kekuatan awal yang
tinggi;
denge:m luw; dan jumlah tulangan ye:mg tidak kunmg dari
nilcti minimum yang disyaralkan, de:m kcdua hahan terse hut 11) Semen portland tipe IV adalah semen portle:md ye:mg dalam
bekerja hersmna-se:una dalcun mcna.lum behe:m; pcnggunaannya memerlukan p<mas hidrasi yang rendah;
3) Beton-normal adalah heton yang mempunyai hcrat isi 12) Semen portland tipe V adalah semen portlcmd y<mg dalmn
2200 - 2500 kg/m3 menggunakan agrcgal almn yang pcnggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi
dipecah atau L<mpa dipecal1 ye:mg tidak menggunak<m hahan terhadap sulfal.
tmnbahe:m; 13) Bahan tamhahan adalah suatu hahe:m berupa bubuke:m at.au
caire:m, yang dibuhuhkan kedalam cmnpuran beton selama
pengaducm dalmnjumlah tertentu untuk meruhah heberapa
sifatnya

BAB II
SPESIFIKASI
2.1 Bahan (2) semen portland - pozolcm;
Bahan yang digunakan untuk perlindungan hcrlulang 2) Agrcgatdcnge:m mutu scsucti dcnge:m kctentue:m ye:mg herlaku
terhadap korosi pada tulangan adalah : dan grada-;i agregat harus memcnuhi kctcntuan pada Tabcl
1) Semen denge:m tipe sehage:ti berikut : 1 de:m Tahel 2;
(1) semen portland ti pe I - V;
TABEL1
GRADASI AGREGAT HALUS
BAlAS% BERAT YANG LEWATAYAKAN
AYAKAN
Kl!USUS
MM UMUM
KASAR SEDANCI II ALliS
10.00 100 - - -
5,00 89- 100 - - -
2,36 60- 100 60- 100 65- 100 80- 100
1.18 30- I 00 30- 90 45- 100 70- 100
0.60 15- 100 15- 54 25- 80 55- 100
0,30 5- 70 5- 48 5- 48 5- 70
0.15 0- 15 - - -

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 173


SNI 03-2854-1992

TABEL2 TABEL3
GRADASI AGREGAT KASAR KETENTUAN .JUMLAH ION KHLORIDA
MAKSIMUM DALAM UETON
% BERAT YANG LEWAT AYAKAN
JUMLAH MAKSJMUM ION
AYAKAN
UKURAN NOMINAL AGREGAT KHLORIDA (CI YANG
mm
JENIS KOMPONEN STRUKTUR LARlJTDALAMAIR)DALAM
40-5mm 20- 5 mm lO- 5.0 mm
BETON DINYATAKAN
BETON
50.0 100 - DALAM % TERHADAP
37.5 95 - 100 100 100 MASSA SEMEN
20.0 35- 70 95- 100 90- 100 Beton Prategang 0,06
10.0 10-40 30- 60 50- R5 Beton bertulang herhubungan
5.0 0-5 0- 10 0- 10 dengan klorida 0.15
Beton hertulang yang .<dalu
kering atau terlindung dari 1.00
3) Air deng<m mutu sesuai ketentuan yang herlaku; lembab
4) Bahan tmnhahan harus sesuai dengan ketentuan yang Beton Polos 0.30
herlaku.
LAMPIRANA
2.2 Ketentuan Jumlah Ion Klorida Maksimum Dalam DAFTAR ISTILAH
Ueton
hallan tcunballan = admixture
Ketentum1 jumlah ion klorida maksimum dalmn hcton pozolcm alcuni tras
adalall : abu terbang fly ash
=
1) J umlah konsentrasi ion khlorida maksimum yang terdapat ayakan = sieve
dalcun hcton y<mg telah rnengeras pad a umur 28 hingga 42 hallan pengisi filler
hari yang didapat dari bahan cmnpuran termasuk air, terak tanur tinggi slag
agregat, hallan bersemen, d<m hallan cmnpuran tamballm1 kedap air = water tight
tidak holeh melmnpaui nilai batas yang dihcrik<m pada
Tabel3.

174 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan I alan Beton Semen


SNI 03-2914-1990
SK SNI S-36-1990-03
SPESIFIKASI BETON BERTULANG KEDAP AIR
BABI
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan 7) Beton kedap air adalah beton yang tidak ditembus air
1.1.1 Maksud sebagairnana ditunjukkan dalam Bah II Ayat 2.2. 1;
Maksud dari Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air ini 8) Pozolan adalah hal1an yang mengandung silika amorf
adalah sebagai pegangan bagi para perencana dan pelaksana apabila dicampur dengan kapur d<m air akan membentuk
dalcun merencanakm1 dan melaks<mak:m konstruksi bet on y<mg benda padat y:mg keras dan bahan y<mg tergolong pozolan
dalam masa laymmya berhubungan dengan air. adalah tras, semen merah, ahu terb<mg dan bubukan terak
tanur tinggi;
1.1.2 Tujuan 9) Semen portland-pozolan (SPP) adalal1 campunm semen
Tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk mendapatkan portland dengan pozolan antara 15 - 40 % berat total
persyaratan-persyarat<m teknis beton kedap air. campuran d<m kandung<m Si02 +Al203 + Fe203 dalam
pozolan minimum 70%;
1.2 Ruang lingkup 10) Semen portland tipe I adalah semen portl<md yang umum
Standar ini memuat persyaratan minimum untuk beton digunakan tanpa persyaratan klmsus;
kedap air d<m heton kedap air yang agresif. 11) Semen portland tipe II adalah semen portland yang dalam
penggunaannya memerluk<m ketahanan terhahap sultat dan
1.3 Pengertian pana..-; hidrasi sedang;
Y<mg dimaksud deng<m : 12) Semen portland tipe III adalal1 semen portland yang
I) Beton adalah campunm an tara semen portlcmd atau semen dahun penggunaannya memerlukcm kekuatan awal yang
tinggi;
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kw;ar dan air,
deng<m atau tanpa bahan campunm tmnhalum membcllluk 13) Semen portland tipe IV adalah semen portl<md y<mg dalmn
masa padat; pengguna.annya memerlukan p<mas hidrasi y<mg rendal1;
2) Beto~-nrmal adalal1 beton yang menggunakan agregat 14) Semen portland tipe V adalah semen portlcmd y<mg dalam
almm d:m mempunyai bobot isi 2200- 2500 kgfm3; penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi
terhadap sult~;
3) Beton hertulang adalah beton y<mg ditulcmgi besi baja
dengm1 luas dan jumlah tulangan y<mg tidak kur;mg d<;n 15) Bahan tamhahan adalah suatu bah<m herupa bubuk<m atcm
nilai minimum yang disyaratk:m, d:m kedua bahan terse hut cainm, yang clihuhuhk<m kedalmn cmnpuran beton selmna
hek~ja hersmna-scuna dalmn mcnahan bchan; pengaduk<m dalmnjumlah tertentu untuk merubah bebcrapa
sifatnya;
4) Beton pra tegang adalah heton hertulang yang telah
diherikcm teg:mgan dalcun untuk mengurangi teg<mg<m tcuik 16) Air yang agresif adalah air yang mengandung zat/bahan
potensial dalmn be ton akihat pemberi<m heh<m y:mg hekerja; yang dapat merusak heton;
5) Beton pracetak adalah beton y<mg di pabrikasi; 17) Air agresif sedang ad:tlah air y<mg meng<mdung air lim hall
industri, air payau dm1 air laut;
6) Kandungan hutir halos adalah fraksi-fraksi dari c:unpunm
beton yang lolos ayakcm 0,30 mm. Fraksi tersehut dapat 18) Air agresif kuat adahtll air yang mengandung ganun-
terdiri d<ui semen, hutir halus dalcun agregal d<m hah:m ganun agresif minim<tl 1500 ppm.
pengisi;

BAB II
SPESIFIKASI
2.1 Bahan TABELl
Bahan y<mg digunak<m untuk hcton kedap air adahtl1 : GRAilASI AGRAGET HALUS
1) Semen deng<m tipe sebagai berikut : HATAS 'Yr HERATYANG LEWAT AYAKAN
AYAKAN
(1) semen portl<md tipe I - V; MM UMUM KHUSUS
KASAR SEDANG HALUS
(2) semen portland-pozolcmd (SPP);
10.00 100 - - -
2) Agregat dengan mutu memenuhi stcmdar yang herlaku d<m
gradasi agregat harus memenuhi ketentuan pada Tahcl I 5.00 X9- 100 - - -
d<m Tahel 2; 2.36 60- 100 60- 100 65- 100 xo- 100
I. IX 30- 100 30-90 45- 100 70 - I 00
0.60 15- 100 15-54 25- xo 55 - I 00
0.30 5-70 5-40 5- 4X 5- 70
0.15 0- 15

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan /Jcto11 Semen 175


SNI 03-2914-1990

TABEL2 TABEL4
GRADASI AGREGAT KASAR KETENTUAN MINIMUM UNTUK BETON
BERTULANG KEDAP AIR
% BERAT YANG LEWAT AYAKAN
KANDUNGAN SEMEN
AYAKAN I'AKTOR MINIMUM kg/m3
UKURAN NOMINAL AGREGAT ,.,z KONDISI
mm ,o L!NGKUNGAN
AIR UKURAN
TIPE
40-5 mm 20-5 mm 10-5.0 mm wtu
.,~
BERHUBUNGAN
SEMEN
MAKSI- SEMEN
NOMINALMAKSIMUM
AGREGAT
J)ENGAN
MUM
50.0 100 - - 41JOmm 200 nun
37.5 95- 100 100 100
20.0 .~5 - 70 85 - 100 90- 100 Ber- air tawar 0.50 Tipe I-V 2811 300
tu
10.0 10-40 0- 25 50- 85 lang air payau 0.45 Tipe I+
5.0 0-5 0-5 0- 10 Pozoian
(15- 40%)
atau Semen
Portland
3) Air tleng<m mutu sesuai ketentuan yang berlaku; Pozolan 340 380
4) Bahan tcunbahan harus sesuai dengan ketentuan yang 0,50 Tipe II
a tau
herlaku. Tipe V 290 330
air 1&.\ut 0,45 Tipc ll
2.2 Ketentuan Minimum Beton Bertulang Kedap Air a tau
Tipe V 330 370
2.2.1 Sifat Beton
Sifat bclon yang harus tlipenuhi :
1) Beton kedap air nonnal bila diuji tlengm1 cara peretlaman
tlahun air : LAMPIRAN A
(1) selcuna 10 + 0,5 menit, resapcu1 (absorpsi) maksimum DAFTAR ISTILAH
2,5% terhatlap berat heton kering oven;
(2) selmna 24 jam, resap<m maksimum 6,5% terhadap berat Bahan Tambahan Admixture
beton kering oven; Pozolan Alami Tras
2) Beton ketlap air agresif, hila diuji tlengan cara tek<u1cu1 air, Abu Terbang = FlyAsh
maka temhusnya air kedalmn be ton tidak melcunpaui batas Ayak<m Sieve
herikut: Bahcu1 Pengisi = Filler
Terak Tanur Tinggi Slag
(1) agresif sedcu1g : 50 mm;
Kedap Air = maer Tight
(2) agresif kuat : 30 mm.

2.2.2 Proporsi ccunpuran beton


Proporsi ccunpuran beton yang memenuhi ayat 2.2.1 harus
memenuhi ketentuan pada Tabel 3 dan Tabel 4;

TABEL 3
KANDUNGAN BUTIR HALUS 0,30 mm
DALAM tm3 BETON

MINIMUM KANDllNGAN
UKURAN NOMINAL MAKSIMUM BUTIR IIALUS
B UTIR AGREGAT, mm DALAM 1m3 BETON, kg/m3

10 520
20 450
40 400

176 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan I alan Beton Semen


SNI 03-2915-1992

SPESIFIKASI BETON TAHAN SULFAT

1 Ruan~ Lin~kup 3.9 Semen portland tipe II


1.1 Spcsilikasi ini memuat persyaratcm minimum untuk heton Semen portland yang dalmn penggunaannya memerlukan
yang hcrhuhungan dengm1 lingkung;m y;mg mengm1dung sulhtl. ketclhanan terhadap sulfat dan pana-; hidrasi sedang
1.2 Spcsifikw;i ini dapat digunak<m sehagai pegangan bagi para 3.10 Semen portland tipe V
perencana dan pelaksana dalam merencanakan dan Semen portland yang dalam penggunammya memerlukan
melaks<makan konstruksi heton yang dalam masa layannya ketclhanan yang tinggi terhadap sulfat
herhuhungan dengan lingkungan yang mengandung sulhtt
1.3 Spesitikcl'\i ini hertujuan untuk mendapatk<m heton y<mg 4 Spesifikasi
mempunyai ketclhamm dan keawetan terhadap sulfat.
4.1 Bahan-bahan
2 Acuan normatif 4.1.1 Tipe semen ym1g digunakan adalah tipe I dengan atau
American Concrete Institute (ACJ) ACI-1984, Building tanpa hahan pozolan, semen portland tipe II, semen
Code Requirement Reinforced Concrete portland tipe V yang memenuhi persyaratan SNI 15-
British Stcmdard Institution (BSI) BSI-1973, Spesification 2049-1994 dan semen portland pozohm y<mg memenuhi
for Aggregates from Natural Sources for Concrete (including persyaratcm SNI 15-0302-1989
gnmdithic) Part 2 Metric Unit. 4.1.2 Tipe agregat kasar d;;m agregat halus y;;mg digunakan
harus sesuai dengan persyaratan SNI 03-1750-1990,
3 Istilah dan definisi dengan gradasi sesuai Lclhel 1 dan tahel 2 berikut ;
3.1 Beton
Tahel 1 Gradasi agregat halus
Cmnpunm dari herhagai bah;m d.asar seperti semen portl;md
atau semen hidraulik lain, agregat halus, agregat kasar dan air, Bata-' % haat yang 1o1o-' ayakan
dengan atau tanpa hahan tmnhah;m, memhentuk masa y;mg Ayakan
Khu-'us Kderangan
padat dan tidak larut dalmn air (mm) {.1 llllllll

Ka.•ar Sedang Ha1us


3.2 Beton bertulang
Beton yang diheri tuhmg;m hesi h;~jadengmlus ilimjumlah 9.60 100 - - -

tulang<m yang tidak kur<mg dcuoi persyaratan minimum, dan 4.80 ){9 ° 100 - - -
kedua hahan tersebut dapat hekerja bersmna-sama dalmn 2.36 ()0- 100 60- 100 6S- 100 80- 100
memikul heh;m yang hekerja; 1.18 30- 100 30- 90 4S- 100 70- 100
3.3 Beton pra te~ang 0.60 IS- 100 15- 54 25- 80 55- 100
Beton hertulang yang diberikan tegangan dalmn untuk 0.30 5- 70 5- 40 5- 48 s- 70
mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat 0,15 0- IS - - -
pemberi;m behan y;mg hek~ja
3.4 Beton pracetak Tahel 2 Gradasi agregat kasar
Beton y<mg dihuat dalmn pahrik (dipahrikasi) Batas % bcrat yang lolos ayakan

3.5 Beton tahan sulfat Ayakan Keterangan


Ukuran non1inal agrl.~t
(mm)
Beton yang mempunyai ketahamm dan keawet<m terhadap
lingkungan y<mg meng;mdung sulfat s - 40 11111\ s - 20 111111 Hah1.'

50.0 100 - -
3.6 Pozolan
37.S 95 - I 00 100 100
Bahan yang mengandung silika mnorf, apahila dic;unpur
deng;m kapur dan air akan membentuk masa ym1g padat, keras 19.0 35- 70 95 - I 00 90- 100
d;m sukar larut dalmn air, bahan-h;lhan yang tergolong dalmn 9.6 10- 40 30- 60 50 ° 85
pozol<m antara lain tras almn, semen mer;lh, ahu terh<mg, d<Ul 4,8 0- 5 0 - I0 ()- 10
huhukan terak Lemur tinggi
4.1.3 Syarat penggunaan air
3.7 Semen portland pozolan (SPP)
Cmnpuran semen porthmd dengan hahan pozolan deng<m 4.1.3.1 Air pencampur harus betul-hetul jemih dan tidak
proporsi an tara 15 s/d 40% berat total cmnpuran dim<ma jumlah mengandung henda terapung. Air y<mg mengandung
kandungan unsur Si02 + SI203 + Fe203 dalmn pozolan zat-zat dalam jumiah hanyak sehingga menguhah
minimum 70% wama, herhau atau berasa, atctu hal y<mg menimbulk<m
kecuriga<m tidak boleh digunakan, kecuali ada calcltclll
3.8 Semen portland tipe I bahwa heton y;mg dibuat deng<m air semacmn itu tidak
Semen portland y<mg umum digunak<m t<mpa persyarat<m mcmba.hayakan terhadap kualitas heton. Air yang
khusus kualitasnya mcragukan harus memcnuhi kriteria
pcnerimmm air seperti pada tabcl 3.

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan .!alan Beton .'>"emen 177


SNI 03-2915-1992

4.1.3.2 Air hckas pencuci alat pencampur dapat digunakan Tabel 4 Batas zat kimia dalam air cucian
untuk air pencmnpur bila didukung oleh pengujian ym1g yang digunakan untuk air campuran
memcnuhi ketentuan uji fisik sepcrti pada label 3.
Air pencuci harus diuji seminggu sekali selama 4 Pcrsyaratan kimia, konsentrasi Batas Metode Uji
minggu, dan kemudhm pada sctiap hul<m, dirmma tidak dalam air pencumpur, ppm
satupun melampaui ballis yang ditentuka.n. Klotida: ct-. Beton pratekan atau
Persyaratcm kimia pilihan seperti pada label 4 dapat dek jembatan 500 SNI 06-2431-1991
ditellipkan oleh pembeli hila dianggap tepat dalam Beton bertulang lainnya pacta sebagian
konst.ruksi. Frekuensi penguj ian untuk ballis-batcls besar lingkungan atau mengandung 1000
kandungan zat kimia yang ditentukan harus memenuhi alumunium yang tettanam atau logam-
persyaratan, kecuali yang ditetapkanlain oleh pembeli. logam lainnya yang tidak serupa, atau
yang dicor menggunakan cetakan
CATATAN l Bila mc.:nggunakan air bc.:rkas cucian di daur ulang harus
logam galvanis yang tetap
dipcrhatikan pcngaruhnya tcrhadap tingkat dosis dan urutan
pc.:ncampuran bahan tarnbahan pembc.:ntuk gelembung udara dan bahan Sulfat : so-4 3000 SNI 06-2426-1991
tambahan kimia lainnya, sertajumlah yang seragam harus digunakan Alkali : (Na20+0.6S8K20) 600
pada setiap kali pencampuran sc.:cara bc.:rurutan. Total padatan 50.000 SNI 06-2413-1991

Tabel 3 Kriteria penerimaan air


yang kualitasnya mera~:,'lkn 4.1 Ketentuan beton untuk lingkungan yang
Metodc Uji
mengandung sulfat
VI"<~ ian Balas
Sifat heton hams memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Kuat tekan, % minimum kontrol
pada 7 hati 90 SNI 15-2049-1994 4.2.1 Sifat beton harus kedap air, sesuai SNI No 03-2914-
Waktu pengikatan. penyim pang an 1992 tcntang Spesitikasi Beton Bertulang Kedap Air;
dati kontrol. minimum jam 1.00 4.2.2 Sifat heton untuk lingkungan yang meng<mdung sulfat
hingga SNI 15-2049-1994
harus memenuhi tabel 5 berikut;
1.30

Tabel 5 Ketentuan untuk heton yang herhubungan dengan air


dan tanah yang mengandung sulfat
Kandungan semen min
Konsen1ras\ suit at M.g/ll'll untuk ukuran
dalam benluk so~ nominal •gregat
f"'ma~k-si!., f:.ikter
n~
semen air

40mm 20mm "tOmm

Tipe I
Kurang Kurang dari 1,0 Kurang deogan atau
tanpa
dan 0.2 oari 0,3 PN.olan 260 300 350 0,50

(15-40%1

i';pe i
0,2. 0,5 1,0-1,9 0,3- '.2 dengan alau
2 tanpa
Pozolan 290 330 380 0,5

(15-40%)

-rire
denga.n
Pozr~n
i
(1~·40%)
atau Semen 310 1360 0,55
Portland

i
Pozolan.
T1pe II
! I

h'-'"
A tau
TipeV
250 2QO 1340 0,55

T1pe I
1,&-3,1 1,2-2,5 :lengan
Poz.oian
[ 1 ~-40%) 340 JHO 430 0,45
:at.au S@men
PorUand

I I Atau
Pczolan
l"1pe 11 Ii 200 330 380 0.5~
r,oe V
T1p@ II
1,0-2,0 3 1- 5,6
iI 2,5 - 5,0
-~=T,o·•V+'"
Acau 3"" 370 .~ o 45

2.0
Tipe II I 1
) ~ s.o ~:
> >5.6
v .. I 330 37o · .rezo o.•5 i
j laptSan
1 I oe!Ondt.lpg ! !

178 Ragian 3 : Beton, Semen. Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-2915-1992

Lampiran A
(informatit)

Daftar istilah

Admixture = bahan tambahan


Trass = pozolan alarni
Fly ash abu terbang
Sieve ayakan
Filler = bahan pengisi
Slag terak tanur tinggi
Water tight = kedap air

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 179


SNI : 03-2915-2002
SK SNI : RSNI 4
SPESIFIKASI BETON TAHAN SULFAT /

1 Ruang lingkup Tahel 1 Gradasi abrregat halus


StmH.lar ini memuat persym·at<m minimum untuk beton y<mg Balas % herdt yang lewat ayakan
Ayak an
Khusus
berhubung<m deng::m lingkungan yang mcngandung sulfat. (mm) Umum Sedang Hal us
Kasar
2 Spesifikasi I 0.00 100 . .
5.00 89. 100 . .
Bahan yang digunakan pada beton untuk lingkung<m yang
2.36 60. 100 60. 100 65. 100 !!0- 100
mcngandung sulfat terdiri dari 30. <)0 45. 100 70. 100
1.1!! 30. 100
1) Semen dengan tipe sehagai hcrikut : 0.60 15. 100 15. 54 25. !!0 55- 100
(1) semen portland tipc I deng<m at au tanpa pozol::m; 0.30 5. 70 5. 40 5. 48 50. 70
0.15 0. 15 . . -
(2) semen portland tipc II;
(3) semen portland tipc V; Tahel 2 Gradasi agregat kasar
(4) semen portland pozolan; Ayakan
Bat as Yo herdt yang lewat ayakan
Ukuran nominal agrl' at
2) Agregat dengan mutu mcmcnuhi stan dar y;mg berlaku dan ( 111111)
20- S nun
40-5 mm 10- S nun
gradasi agrcgat harus memenuhi ketentmm pada Tahcl I .
50.0 100 .
dan Tabcl 2; 100
37.5 95. 100 100
20.0 35. 70 95 · I 00 <)0- 100
10.0 10-40 30-60 50- 85
5.0 0-15 0-10 0-10

Tahel3
Ketentuan untuk heton yang herhuhungan dengan air tanah yang mengandung sulfat
Konsentrasi Sulfat Kandungan semen min k.glm ..
Dalam Bentuk S03 untuk ukuran nominal
Dalam Tanah agregat maksimum
Kadar Faktor
SO, yang
Gang- Sulfat S03 TipeSemen Air
terlarut
I guan
Sulfat
Total
so3
(~)
datam I dalam air
c~mpra:' ~ir I tanah gil
40mm 120mm
~
I
i
10mm
Semen
I

II !I Kuran
I
tanah"" 2:1
g/1 i
'!
i I I
I

I
i
I
Tipe I dwgan
1 g darl
I Kurang dari I Kurang dari
atau tanpa 280 ~ 300
I
i 350 015
!'
1 j i,Q I 0.3 I
l I
1 'i Pozolan (15-40%) '
l
0,2 1
I
I
I
I
I
I
!
i I
Tipe I dengan
atau tanpa 290 330 I .,~80 I 0,5
I
'
0,2-
Pozo!an (15-40%) I
2 1 0-1,9 0,3-1,2 Tipe I + Pozolan 1
0,5
(15-40%) atau
Semen Portland
2-,. o
-
3'1 o
'
360
-
I
1
o s·s

!----+------+----- -+------4'---,;;;o ;-P-=o.::::z,:::.o -=la:::.n:....__-! -----!----+-------l i___ .. _ ]


Tipe 11 atau 250 290 340 i I
0,55 I I
! I
Tipe V
Tipe I + Pozo'a-
( " I
!
I I
i 3 I 0_5-1 lI 1.9-3.1 I 1.2-2.5
( 15-40%) atau
340 380 ! 430 o:4s
[ lj 1
I
I
Semen Portland
Pozolan i
'
I I
!
!
!
! 1 ,D-
!
1 .j Tipe II atau
TipeV
290 330
! 380 0,5 I
!
iI 4
i 2,0 II 3, ~-5,6 I 2,5-510 Tipe II atau
I
I
I I
I
1
i
'
I
I TipeV
330 370
I' 420 0,45
I
! ! Lebih I I Tipe II atau I

I
5 j dari
2.o i
I Lebih dari 5.6 !
r
Lebih dari
5.0 Tipe V + lapisan
pelindung
330 370 I
I
420 0.45
I

180 Ba~in 3 : BeTOn. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4433-1997
Pd S-02-1996-03

SPESIFIKASI BETON SlAP PAKAI

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tujuan selama satu menit pakai, atau sejumlah beton yang
1.1.1 M aksud dikeluarkan selama satu menit dari pengaduk yang bekerja
terus-menerus;
Spesifikasi Beton Siap Pakai dimaksudkan sebagai acu<m
d<m peg<mgrul dalam produksi dan penyerahan heton siap paka.i 4) Campuran yang direncanakan adalah suatu campuran
dalmn bentuk beton segar dari produsen kepada konsumen. dimana konsumen memberikan rincian jenis dan kualitas
beton yang diinginkan, d<m produsen bcrkew~jihu1 untuk
1.1.2 Tujuan merencanakan dan memilih susunan campuran yang
Tujuan dari spesifikasi ini ialah untuk memherikan mengha.<;ilkcul beton dengan sifat-sifat sebagaimana yang
persyaratllil kualitas beton siap pakai yllilg diproduksi. diinginkan konsumen;
1.2 Ruang Lingkup 5) Campuran yang ditentukan adalall suatu campuran
dimana konsumen memerinci susumm perh<mdingan ballan-
Spesifikasi ini memuat persyaratan dllil ketentuan teknis ba.han beton, dan peri.hal kualitas serta sifat Iainnya menjadi
heton siap pakai dalam bentuk beton segar. tanggung jawab konsumen scbagai pemesan;
1.3 Pengertian 6) Faktor air semen adalall perbandingan <mtara berat air
Y<mg dimaksud deng<m : beb<L<; dan berat semen dalcun campuran beton;
1) Beton siap pakai adalall beton yru1g dicrunpur dahun suatu 7) Air hehas adalah air pencampur dalam beton tidak
mesin pengaduk stasioner atau dalcun truk pengaduk, d<m termasuk air terserap dalrun agregat;
diserahkan kepada konsumcn beton dalcun keada<m segar. 8) Faktor agregat semen adalah perbcu1dingru1 <mtara berat
2) Kualitas heton adala.h kekuatan beton yang dinyatak<m seluruh agregat dan berat semen dalcun suatu rancangan
dengcu1 kuat tekan be ton ycu1g disyaratkcu1 (f' c) dalcun MPa crunpuran beton;
pada umur 28 hari dari benda uji berbentuk silinder deng<m 9) Kadar semen adalah berat semen dalrun kilogram yang
dicuneter 15 em dru1 tinggi 30 em; terkandung dalam satu meter kuhik beton segar yang
3) Batch-aduk adalah sejumlah crunpuran beton dalcun satu dipadatkru1;
siklus Iangkal1 ket:ia da.ri satu satucu1 peralatcu1 pengaduk, 10) Kadar semen minimum adalah kadar semen terendah yru1g
atau s~jmnla1 be ton yang diangkut oleh sebuall mohilcu1gkut diperbolehk<m bagi satu ce:unpuran beton.
beton siap pakai, atau s~jumla.h beton yang dikeluarkan

BAB II
SPESIFIKASI
2.1 Bahan sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton, dan
2.1.1 Semen SNI 03-2496-1991 tentang Spesifikasi Bahan Tambahan
Gelembung Udara untuk Beton.
Semen untuk ccunpuran beton dapat memakai jenis-jenis
semen porthmd y<mg memenuhi SII 0013 tentang Mutu dan 2.2 Informasi Yang Perlu Diherikan Konsumen Kepada
Cctra Uji Semen Portland, hila digunakan Semen Portland Produsen
Pozolcm harus memenuhi SNI 0129-1987-A tentang Kualitas
Dalam pemesanan beton siap pakai, konsumen minimal
d<m Cara Uji Semen Portland Pozolcm.
harus memherikan infonnasi. Jenis d<m kualitas heton yang
dipesan serta persyaratannya diperinci dahun suatu fonnulir
2.1.2 Agregat
yang memuat penjelasan scbagai berikut :
Agregat harus memenuhi SII 0052-80 tentang Agregat
Beton, Mutu dcu1 Cara Uji dan SNI 03-6861.1-2002 tentang 1) Cmnpuran beton khusus untuk campuran beton yang
ditentukan;
Spesitikasi Ballan Bangunan Bagian A.
2) Jenis semen;
2.1.3 Air 3) J en is agregat nonnal, ringan a tau berat;
Air harus me men ubi SNI 03-6861.1-2002 ten tang 4) Maksimum besar butir agregat;
Spcsitika.<;i Bahan Bcu1gunan Bagicu1 A. 5) Untuk campuran yang direncanakan, kualitas beton
ditentukan dengan kuat tekan beton yang disyaratkan;
2.1.4 Bahan Tamhahan
6) Sekrup beton:
Jenis bahan tcunbahan dan penggunaannya harus memenuhi 7) Untuk campuran yang ditentukan, harus diberikan susunan
SNI 03-2495-1991 tentcu1g Spesitikasi Bahan Tamball<Ul untuk
perbandingan ce:unpuran dari balum-bahan beton dalmn
Beton, SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi Abu Terbang
satucm kilogrcun;

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 181


SNI 03-4433-1997

X) Kadar semen mtmmum, dinyatakan dalam kilogram 2.5 Persyaratan Pengangkutan dan Penyerahan Beton Siap
pcnnctcr kubik bcton scgar yang dipadatkan. Pakai
Pengcmgkulan dan penyeralum heton siap pakai disyaratkan
2.3 Peralatan Produksi sehagai berikut :
Peralatan untuk produksi beton siap pakai harus mcmenuhi 1) Kucmtitas heton y::mg diseral1km1 kepada pemheli didasarkm1
ketentuan sehagai berikut : kepada volume dalrun meter kuhik dari heton segar yang
I) Perala tan untuk menakar harus mempunyai ketcliti<m ± 3'% dipadalkan. Volume dari satu halch-aduk beton harus
tcrhadap bcrat semen, air atau seluruh agregat yang sedang dihitung sebagai berikut :
dilakar dan keteliti;m ± 5°,i. unluk bah;m lambahan y:mg
Berat adukan beton dalam satu Batch-Aduk
sedang ditakar; Volume =
Berat isi adukan beton
2) Semua alat penakar harus dirawat baik agar selalu hersih
dan siap pakai; Bentt isi aduk::m heton adalah herat per meter kubik helon
3) Scmua alat pcnakar harus ditcpatk;m titik nolnya sctiap hari scgar ditentukan menurut SNI 03-llJ73-1990 tentang
dan hm·us dikalibrasi sctiap cmun bulan; Metode Pengl)jian Bentt lsi Beton. Berat aduk<m dalrun satu
halch-aduk dapat dihitung sebagai berat seluruh ballllil ycmg
4) Mesin pengaduk harus mcmcnuhi persy:mtl<m st:mdar yang
dipakai (tennasuk air), atau dapatjuga ditentuk<m dilfi selisih
bcrlaku atau st:mdar lain yang disepakali bersmna. ;mtara berat truk peng::mgkut heserta isinya dcu1 berat truk
kosong mm;ing-masing ditimhang di atw;jembatcmtirnbm1g;
2.4 Persyaratan Cara Memproduksi Beton
2) Beton Iuuus di<mgkut deng;m truk pcngaduk y<mg memenuhi
Cant mernproduksi beton mcmcnuhi kctcntuan sebagai persymatan standar, kecuali hila pembeli menyetujui
bcrikut: penggunmm kendma<m angkut t;mpa pengaduk, maka bel on
1) Kepada konsumen dibcrik;m kcscmpalan dan kemudahan h;rrus tcrhind<lf dari pelepas;m air atau menerima air dari
untuk melakukan pemeriksaan at<L~ bahan-bahan heton dan luar;
pcmhuatan mengadakan suatu pcngujian. Semua 3) Beton yang diangkut dengm1 truk pcngaduk .atau agitator
pemeriksacm, pengmnhilan contoh dan penguii<m itu harus harus sudah diserallkan dahun waktu 2 jrun dihitung dari
dilakukan dengan scscdikit mungkin mengganggu atau saat pengisimmya, sedangk;m apahila dengan kendaraan
mcnghmnbat jahmnya proses pernbuatan d;m pcnyerahan l<:mpa pengaduk<m h<uus diserallk<m dalmn waktu 1jam. Saat
be ton kepada pemhcli; pengisian adalah saat pada waktu semen dicmnpur deng<m
2) Bah::m-hal1m1 untuk ccunpunm beton ycu1g herhenluk padat agregat atau dengan air. Saat ini harus dicalal dalam doket
harus ditakar dcng::m takanm hcrat (massa). Untuk betnn penyeralum beton;
dengan kuat tekan y::mg dis yaralkm1 f' c smna a tau kurang 4) Waktu penyerahan y;mg dinyatakan dalam Pm;al2.5 butir 3
dari 10 MPa,; gregat holeh ditakar dengan takar;m volume; hanyalal1 untuk arhitrase. Persymatannya adalah bal1wa
3) Agrcgat dim semen h:uus ditimhang dcng<m alai pcnimb;mg beton itu kelecakan sesuai dengan y;mg diingink<m pada
lcrscndiri dan klmsus untuk semen saja, sebagai allematif, saal dikelmrrkan dari truk pengm1gkut. J::mgka waktu y::mg
berat semen botch ditakar perhitungan jumlah seluruh lcbih lama dapat diherik<m hila cuaca dingin dan lembah
kantong yang scmennya diisikan dalam setiap kali atau bila dipergunakan bahan lamhahan untuk
pengaduk:m. Air pencmnpur ditakar deng:mtakaran volume memperlcunhat waklu pengikal:m he ton. Jangka waktu lehih
atau berat. Bahan tmnbal1m1 bcrhentuk padit harus dilakar pendek mungkin perlu hila cuaca p<mas atau hila diper-
dengan lakaran bcrat, scd;mgk<m y;mg bcrbcntuk cair atau gunakan bahan tambahan untuk mempercepat waktu
pasta botch ditakar dengan takaran berat volume; pengikat<m beton;
4) Pada waktu penimbangan agregat harus diperhitungkan 5) Selain darijumlah air y;mg diperluk;m untuk mengh<L'\ilk;m
adm1ya air y::mg tcrkm1dung dalmn agrcgat pada kcadaan beton dengan kclecakan yang ditentuk;m, tidak boleh ada
disaat pcnimbcmgan; air tambahan yang dimasukkan ke dalam drum truk
5) hmgka waktu pcngaduk;m tidak botch kunmg dari j<mgka pengaduk sehuna heton helum dikeluarkan d;rri drumnya,
waktu yang ditentukan olch pabrik pcmbuat mcsin kecuali untuk penyesuaian slump.t;mpa mengurcmgi mutu
pengaduk, atau didasarkan atas hasil uji ullluk kcrja bet on;
pengaduk tersebut; 6) Sebelum heton dikeluarkan dirri kendaraan pcngangkut di
6) Kecuali pengaduk ym1g bekerja tcrus-menerus, pengaduk tempal penyerahan, produsen harus menyediakan dokct
jenisnya lainnya harus dikosongkm1terlebih dahulu scbclurn untuk setiap batch-aduk he ton bagi pembeli. Pada doket ini
diisi dengan aduk::m beton y::mg baru. Pengaduk tidak boleh dicetak, distcmpel atau ditulisk;m infonnasi berikut :
dimuati melebihi batas kapsi<L~ y;mg ditetapkm1 oleh pabrik (1) muna dm1 Ioka-;i dari depot be ton siap palcai;
pembuatnya. Kapasitas ini biasm1ya tertera pada pengaduk (2) nomor seri doket;
dan dinyatakan dalcun volume beton; (3) tcmggal;
7) Produsenluuus mengadak<m pcnguji<m-penguji;m al<L~ mutu (4) nomor truks;
he ton yang dihasilkan untuk meyakinkan alas terpenuhinya (5) ncuna pemheli;
persyaratan-persyarat<u1 mutu y;mg telal1 ditetapkan; (6) nruna dru1 lctak bcmgumm;
(7) mutu d;m jenis heton;
X) Pada saat akm1 diserahkm1 kepada pembeli, suhu be ton dirri (8) kelecakan y;mg disyaratk<m;
mesin pengaduk atau dari truk pengcmgkut beton siap pakai, (9) jenis semen ycu1g dipakai;
tiililk botch lebih dari 10°C di alas sulm udara luar. (10) ukurcm maksimum bcsar butir agregat;
(11) jenis d<m muna bahm1 tarnbahan, apabila digunakan;

182 Baxian 3 : BeTon. Semen. Perkerasan ]a/an BeTon Semen


SNI 03-4433-1997

( 12) jumlah volume beton dalam meter kubik; 4) Kepada produsen atau pemasok beton hendclknya juga
( 13) waktu pada saat pengisian. diberikan kesempaum untuk mengawao.;i cara perawatan dan
pengujian yang dilakukan oleh pemheli atau pemes<m;
7) Dalam doket itu harus disediakan ruang untuk mengisik<m
catat<m uunbahan tenuu1g hal-ha.l yang disyaratkan dan yang 5) Jika pembeli atau wakilnya menghendaki dilakukan
perlu dilcngkapi di tempat bangunan antara lain : pengujian oleh pih<lk yang netral. m::lka contoh-contoh
diambil di tempal dan pada saat heton dikeluarkan dari
(I) saat tiha d<m henmgkatnya truk pengangkut;
pengaduk. Peng<unhil<m contoh, pembuatcm henda uji dan
(2) saat selesainya hcton dikeluarkan dari truk; peng~jirumya harus dilakuk<m sesuai deng<m stcmdar ini dcm
(3) adanya uunhal1an air yang diisikan ke dalcun heton ketentuan SNI atau St<mdar lain yang berlclku di Indonesia.
untuk penyesuaian slump tanpa mengurangi mutu Semua ini dil<lkukan auts instruksi tertulis dari pemheli atau
be ton; yang mew<lkilinya;
(4) pemyaw.an dari pembeli bal1wa heton yang diserahkan 6) Dal<un masa pelaksanaan pek~jm heton, jumlall contoh
itu sesuai dengan yang dipesannya. dan benda uji yang harus dibuat disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku;
2.6 Persyatan Informasi yang Perlu Diherikan oleh 7) Suhu beton diukur deng<m thermometer y<mg mempunyai
Produsen
jarak ukur antara 0 derajat Celcius s::unpai 110 derajat
Informasi yang perlu diberikan, disyaratkan sehagai Celsius dengan pembagian skala 1 derajal Celcius. Dua
hcrikut: menit setelal1 contoh diamhil, thermometer ditusukkan
I) Sebclum heton diserahkcm kepada pemheli, apahila diminta, dalmn heton s::unpai sedalmn I 00 mm, ditalum pada posisi
produsen harus memherikan kepada pemheli infonnasi ini selmna I menitlalu dibaca dan dicatat suhunya dengan
herikut ini : ketelitian 1 dcrajat Cclcius. Pada setiap pengukuran suhu,
( 1) jenis dan sumber setiap halum; harus dilakukan dua kali pada contoh y<mg berheda. Bila
(2) kuanlitao.; dari mao.;ing-masing hahan untuk setiap meter selisihnya lehih dari 20% dicunhil nilai suhu tertinggi,
kuhik beton y<mg diusulkan (susunan perhandingan sedcmgkcm hila selisihnya kurm1g dm·i 20%, nilai rata-raumya
campunm heton y<mg diusulk<m). dimnbil sehagai suhu heton yang bersangkut<m;
2) Bila dalmn pembuatan beton digunakan bahan tcunha.han, 8) Contoh untuk mengukur slump beton siap p<lkai, harus
produsen harus memherikan kepada pemheli infonnasi dimnbil dari beton y<mg dikeluark<m pada saat 15% sampai
tent<mg halum tmnha.han y<mg digunakan sesuai dengan 85% dari seluruh isi truk, ditmnpung ke dalmn ember
petunjuk dari pahrik yang membuatnya; atau a.lat yang tidak menycrap air. Di<unhil contoh kurang
3) Jika produsen telal1 memberikan int(mnasi seperli tersehul lebih 20 kg, diaduk lagi agar merata di auts alas dari haja
pada Pasal 2.6 hutir I dcu1 2 kepada pemheli, mal<a da.lcun yang dalar, lalu diukur slump dengan cara sesuai
ha.l akan mengadakan peruhalum jenis d<m sumher suatu SNI 03-1972-1990 ten~mg Metode Penguji<m Slump Beton;
bahan, produsen herkewajihan memheritahukan terlebih 9) Contoh heton segar untuk uji kekuatan harus dimnhil dctri
dahulu. Demikian pula hila te~jadi peruhahan kadar semen satu hatch-acluk yang dipilih sec::tra aulk. Contoh harus
lehih dari 20 kg/m3 dari kadar semen yang telah diambil di tempat beton dikelumkan dari truk angkut/
dikemukakan schelumnya; agitator.
4) Bilam::ma pemheli memerlukan infonnasi uunhahan selain Pada setiap pengmnbilan contoh dari suatu aduk<m yang
mengenai ha.l-hal ycu1g tersebut pada Pasal 2.6 hutir 1 atau dipilih, dimnhil adukan heton sch:my<lk kunmg lebih 30 kg
2. maka pembeli hcrkew<~jiban memerinci infonnasi apa y::mg dilakuk::m deng<m ember atau alal y::mg tidak menyerap
y<mg diinginkcumya; air, padct saat bcton segm dikelumk::m 15% smnpai 85% dmi
5) Scrtillkat dari pabrik semen/hallan uunhahan mengenai volume truk angkut, diaduk merata lagi di atcL" suatu ahL'>
mutu dan sifat-sifatnya yang masih berlaku harus masih yang datang Ialu dibagi dua bagian, kcmudi<Ul masing-
t.ersedia apahila diminta pcmheli; m<L'>ing bagi<m dihuat benda uji silinder. Ukunm benda uji
dan cara pcmbuatannya hmus sesuai dengan ketentuan
6) Pemheli herkewajihan memherikan informasi yang tepat
SNI 03-2493-1990 tentang Mctode Pembuatan dan
kepada produsen mengenai waktu d<m cara pelaksanaan.
Peawatm1 Benda Uji Beton di Lahoratorium.
2.7 Persyatan Pengamhilan Contoh dan Pengujiannya Benda uji tersehut dirawat selmna 28 hmi, kemudi::m diuji
kuat tekannya sesuai dengan ketentuan SNI-1974-1990
Pengmnhil<m contoh d::m pengujiannya, disyaratkcu1 sebagai
tent:mg Metode Penguji:m Kuat Tek<m Beton. Nilai rata-
bcrikut:
rata basil uji dmi dua buah henda uji merupakan nilai
1) Semua pengcunhilan contoh dm1 pengujicm terhadap balum kekuat<m heton dmi batch-aduk yang bers:mgkutan dengan
baku beton harus dilak.ukm1 dengan cara y::mg sesuai dengan catcttan 2 nilai kuat tekcm henda uji tcrsehut tidak boleh
kctentmm S tcmdar N asiona.l Indonesia aum S tcmdar lain y<mg menyimpang lebih dari 20% dari nilai tertinggi. Bila
berlak.u di Indonesia; dip::md::mg perlu d<m memungkink:m dil::lksamlk::m serta atas
2) Semua peng<unhil<m contoh, perawaum d<m pengujicm beton persetujuan produsen d<m pembelim1 atau pemes:m, m::lka
segar maupun beton keras harus dilakukm1 sesuai dengan salah satu benda uji tersehut dapat diuji selmna 7 h<tri atau
ketentu<m Suu1dar N<Lo.;ional Indonesia a tau Stem dar lain y<mg dilakukan perawatan dipercepat. Hasil ujinya harus
herlaku di Indonesia, kecuali dinyatclkan lain dalmn st<mdar dikonversikan ke nilai kuat tekm1 henda uji umur 28 hmi
mi; herdasmkan data y<mg ada.
3) Kepada pembeli atau pemesan hendaknya diherikan
kesempatan dan kemudahan yang sewajamya untuk 2.8 Persyatan Pemenuhan Mutu
melakukan pengawasan cara pengamhilan contoh dan Pemenuhm1 mutu beton disymatkan scbagai berikut :
penguji<m ym1g dihlkukan oleh produsen; 1) Bahan-bahan untuk pembuatan heton hmus mcmenuhi

Ba,a:ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 183


SNI 03·4433-1997

persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 2.1 9) Kelecakan beton harus dalam batas-batas toleransi
sedangkan pembuatan beton harus dilaksanakan sesuai herikut :
dengan ketentuan dalam Pasal 2.4. Persyaratan yang dibuat (1) Bila slump nominal ditentukan :
khusus atas persetujuan produsen dan pemheli juga harus
smna atau kunmg dari 50 mm ------ toleransi +I- 15 mm
dipenuhi;
an tara 50 dan 100 mm -------------- toleransi +/- 20 mm
2) Pemenuhan mutu berdasark<m kekuat<m yang disyaratkann
diberik<m dalmn Imnpiran 8.7; lebih dari 100 mm ------------------- toleransi +/- 40 mm
3) Bilamanadisyaratlam kekuatan tekcm adalah f'c, pemenuhan (2) Bila slump maksimum ditentukan :
mutu terhadap kekuatan tekan harus sesuai deng<m ketentmm lebih dari 75 mm ----------------------- toleransi + 0 mm
yang bcrlaku schagai hcrikut : -65mm
(1) untuk pemeriksaan kualtckan beton berlaku kctentuan sama atau kurang dari 75 mm -------- toleransi + 0 mm
bahwa nilai satu hasil pemeriksaan kuat tekml adalah
-40mm
rata-ratadari nilai kuat tekcm dua buah henda uji silindcr
beton sepcrti yang ditentukan dalmn Pa.~l27 butir 9; 10) Suhu be ton segar pada waktu diserahkan kepada pemheli
harus tidak boleh dari suhu maksimum yang ditetapkan,
(2) kekuatan rata-ata dari setiap 3 basil pemeriksaan harus
smna deng<m a tau lehih besar dari C c; ditamhah 2 den~jat Celcius;
(3) tidak ada hasil pemeriksaan kekuat<m y<mg nilainya di
11) Pada waktu penyerahan, bcrat isi atau berat per meter kubik
bawah (f'c-3,4 MPa); beton yang dipadatkan tidak boleh kurang dari 95% nilai
maksimum atau tidak boleh lebih dari 105% nilai
4) Bilamana yang disyaratkan kekuatan lcntur adalah f'h, maksimum yang telah ditetapkm1.
pemenuhan mutu terhadap kckuatan lcntur, cara
pengamhilan contoh, pembuatan bcnda uji dan cara
pengujian Ientur didasarkan kepada standar yang disepakati
oleh produsen dan pemheli atau pemes<m;
LAMPIRAN A
Kuantitas be ton ym1g diwakili oleh hw;il uji kekualllil tekan
DAFTAR ISTILAH
5)
adalah kuantitas beton yang diwakili oleh suatu kelompok
terdiri alas tiga buah ha.~il pemeriksaan berturu-turut dari Abu terbang Fly ash
sejumlal1 batch-aduk yang diproduksi sejak contoh pertmna Bahan tambahm1 Admixture
dicunbil scunpai dengan dimnhilnya contoh yang ketiga.
Disini tennasukjuga batch-aduk antara yang tidak dimnbil Bahan Pengisian Filler
contohnya. Apabila salal1 satu basil pemeriksam1 temyata Benda uji beton Drilled core of concrete test
tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, maka hanya hatch-
Inti pemboran Specimen
aduk tertcntu darimana contoh itu dimnbil, yang tidak
memenuhi mutu; Interval pengmnbilan contoh yang ada Beton kcras Hardened concrete
pada Tabel2lmnpiran 8.8 hmus ditunjukkan, sehingga dapat Beton segar Freshly mixed concrete
dihitung kuantita.-; beton yang bersangkutan. Dalam hal tidak
dapat ditunjukkannya interval pengmnbilan contoh, maka Beton siap pakai Readi-mixed concrete
kum1titas maksimum dari beton yang diwakili oleh tiga nilai Sliding Bleeding
hasil pemeriksacm uji itu, harus dibatasi sampai 60m3; Cmnpuran yang ditentukm1 Prescribed miT
6) Susunan cmnpuran beton yang telah ditentukan khusus Cara memerinci Method for specifying
untuk susunan cmnpuran nominal, hilmnana pemenuhan
mutu dinilai herdasarkan: Doket Docket
(I) pengmnatan pada waktu pembuatan adukm1 be ton atau, Keawetan Durability
(2) pemeriksaan rekmnan otografik dari herat masing- Kelecakan Workability
masing bahan yang dipakai, maka perbandingan Keporian Porosity
susunan cmnpuran itu harus berada dalmn batas +I- 5%
dari angka-angkct perbandingan yang telah ditentukan; Pemadatan Compacting
7) Bilmnana pemenuh<m mutu dinilai dari pengmnballlil pada Pemadatan setempat Settlement
waktu pembuatan adukan beton atau melalui rekaman Pematangan Maturity
otografi, maka kadar semen tidak boleh kurang dari 95%
Perawatan Curing
kadar semen minimum atau tidak boleh lebih dari 105%
kadar semen maksimum ym1g ditetapkm1; Perawatan dipercepat Accelerated curing
8) Pemenuhan mutu terhadap penetapan faklor air semen Penyelidikan Investigation
maksimum bolch dinilai mclalui hasil-hasil pengujian Penyelesaian akhir Finishing
kelecakan, m;alkan tersedia data yang cukup menyakinkan
mengenai hubungan antara faktor air semen dan kelecakan Peraturan Code
he ton mcmakai bahan-bahan yang smna. Sangatlah pcnting Selang waktu Interval
hahwa jenis bahan-hahan yang dipakai dan perbandingan
susunan campuran selalu dipertahankan sama. Bila penilaian
dilakuk<m dcngan cara ini, maka faktor air semen harus tidak
boeh melmnpaui 105% dari nilai yang ditetapk<m;

184 Ba;:ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan I alan Beton Semen


SNI 03-4433-1997

LAMPIRAN B

Pednman Mengenai Persyaratan Beton. 8.4.2 Persyaratan Sifat Beton Hagi Berhagai Kondisi
H.l Umum Lingkungan
Uraian herikut ini hanya mcmherikan pedoman umum Salah satu sifal y<mg paling herpcngaruh terhadap kcawctan
mengenai persyaratan hcton. Penjelasanlehih rinci hendaknya beton aclalah sifal keporiannya. Dengan agregat y<mg keras dan
diperoleh dari st;mdar d;m peraturan yang berkaitan. padat, faklor air semen y;mg cukup rendah d;m pemadatan y;mg
sempurna scrta tingkat hidrasi semen yang cukup melalui
1\.2 Kandungan Khlnrida Dalam Beton
pcrawatan yang haik, akan dihasilkan heton y;mg haik dengan
kepori<m renclah.
Bilamana di dalam be!On yang mengandung logam
Adukan heton yang sukar clicorkan dan dipadatkan akan
(lul<mgan) di dahunnya terdapat garam-ganun khlorida maka
menghasilk;m heton y<mg berpori, schingga memungkinkan air
akan memperhesar resiko terjadinya korosi. Resiko korosi
mencmhus pennuka;m, dan menimhulkan korosi pada haja
makin besar hila kaJar khlorida makin tinggi, dan akan terus
tuhmgan y<mg menyehabkan dan pennukaan heton menjadi
meningkat hila heton herhubung<m dengan suhu Jchih tinggi
herhintik-hintik coklat.
atau terus-menerus dalmn kondisi hangat dan lcmhah.
Olch karena itu dalmn pemhuatan heton deng<m memakai
Bahan l<:Unbahan yang unsur utamanya khlorida hmus
jenis agregat y<mg Lelah ditentuk<m, kadar semen haruslah cukup
dilarutkan dahulu ke da.lmn air pencmnpur sehelum dimasukk<m
untuk menghasilkan kclecak<m yang haik dengan faktor air
ke dalmn heton dan diaduk merata dalmn heton segar agar
semen serendah mungkin dimana adukan beton dapat
mengurangi ketidakseragmnan kepekaan gar;un khlorida di
clipadatk;m sempuma dengan peralatan y;mg tersedia.
seluruh heton, yang akan clapat menimhulkan arus korosi
elektrolitik. Bilmnana ak<m mempergunakan kalsium khlorida Ba.h;m t<unhahan atau hah<m pengisian tertentu atau hahan
hendaklah meninjau peraturan atau ketentuan y;mg mengatur pengganti sehagian semen dapal dipergunakan untuk
hal ini. (lihat SNI 03-2X54-1992 : Spesifikasi Kadar Ion memperhaiki sifat keawet<Ul he ton, asalk<m terdapat cukup bukli
Khlorida Dahun Beton) hahwa hah;m itu menunjukkan hasil heton yang mcmum;kan.

B.3 Sulfat B.4.3 Persyaratan Beton yang Mengalamai Serangan Sulfat


Untuk persyarat;m heton y;mg ak:m mengalmni serangan
Seluruh kandungan sulfat di dalam heton tidak holeh
sulfa!. hendaknya mengmnbil rujuk;m St<mdar Spesifikasi Beton
mehunpaui 4'k dari herat semen. Dahun hal ini kadar sulfat
Tahan Sulfa! (SNI 03-2lJ 15-1992)
dinyatak.an sehagai so3 ci<Ul dihitung dari kadm sulfat dalwn
semen, dalmn agregat kasm clan hal us (hila ada) d;m dari hah;m H.S Kasar Semen Minimum Untuk Mudah Diangkut,
Lwnbahan (misalnya dahun ahu terh;mg). Untuk heton y<mg Dicorkan Dan Dilakukan Penyelesaian Akhir
h:u·us talum sulfa!, abu terhang Lidak boleh dipakai bersmna- Kadar semen akan mempengaruhi penmnpakan dari hcton
s;una deng;m semen tah;m sulfat (semen portland jenis V) yang Ielah mengeras. mudah di;mgkut dan dicorkannya heton
segar, serta sifat heton selmna pengikatan, pcngerasan dan
B.4 Keawetan Hcton pematangan, misalnya terjadinya hliding dan pemadatan
setempat setelah pemaclatan aw;tl. Jika terhadap suatu adukan
B.4.1 Umum hanya disyaratkan ukuran hutir agregat. slump d;m kekuat<Ul,
Kecenclrung;m y;mg umum adalah menetapk;m syarat rnutu maka dapal terjadi hebcrapa sifat heton segar maupun heton
heton herdasark;m kekuatcul, waJaupun dal;un hal ini masih kents y<mg kunmg memuask;m.
diperluk;m perhati;m y;mg lcbih hesar rnengenai persyarat<m Adanya variasi dan kekunmg;m dahun susunan hesar hutir
keawetmmya. agregat akan memerluk;m suatu kadm semen minimum guna
Oleh karena harus dipertimbangkan Lingkat kegawatan mengurangi kepekaan heton terhadap terjadinya bliding,
lingkungan yang harus clibatasi heton selmna penggunaannya, kehil;mgan hutir halns pengisi celah-cclah. kctidak serag;unan
maka hcu·us ditetapkan persy;mtt<m dari ccunpunm heton agar w;mw, pcmadatan h;mts memperhatikan :
rnemiliki keawetan y;mg cukup terhadap pengaruh lingkung;m I) Adanya ketidak seragaman dalam uunpuran h<tlwn:
tcrsehut. Dahun menentukan pilihan, pemheli atau pcmes;m
2) Ketentuan-ketentuan mcngenai kelee<lkan:
hmus pula memperhitungkan ketelitian dari e<lra uji yang
umumnya dilakuk;m sehagai ukuran umuk menilai pemenuh;m 3) Penyclcsai;m :lkhir pennukaan hcton:
mutu schagaimana dinyatakan dalam standar ini dan 4) Ketentuan-ketentuan mengenai cara pengecoran secma
rneyakink;m dirinya hahwa cara uji y;mg diusulk;mtersehuttclah khusus. misalnya cara pompa (lihal stand;u· SNI 03-3lJ76-
mencukupi sehagai sarana umuk pengawasan rnutu. Jl)l)5 tcnt;mg Tala Cw-a Pcngaduk;m d;m Pengcconm Beton):
Pemheli atau pemesan hmus pula rnempertimhangkan 5) Keponan dari hcton kents.
kesesuawn hahan-hahan yang dipakai terhadap kondisi
B.6 Kelecakan
lingkung;m, rntsalnyajenis (type) semen portland y;mg m;unpu
mengai<L'>i senmg;m halum kimia. Pemheli h;mya perlu menentukan kclccak;m hila dipcrlukan
saja, misalnya <tpahila heton dihcli dari perusahaan siap pakai.
Terhadap hal-hal terse hut hendaknya dipergunakan standw·
atau peraturan yang herkaitan untuk memperoleh infonnasi B.7 Pemhatasan Atas Pemenuhan !\tutu B~rdaskn
y:mg lehih rinci. Kekuatan yang Disyaratkan
Pasal 2.X butir 2 memherikan kctcntuan pcmenulum mutu
herdasark<m kekuatan y;mg disyaratkan, yang herkaitan dengan

lla;;ian 3 : lleton. Sell/ell. l'crkcrosan ./{1/an Beton Semen 185


SNI 03-4433-1997

dengan tiga huah ha-;il pemeriksa<m kuat tckan herturut-turut. B.9 Tindakan yang Diamhil Apahila Hasil Uji Contoh
Pcmheli hendaknya menetapk<m pcrsyaratan-pcrsyaratan Menunjukkan Mutu Beton Tidak Memenuhi Syarat
dahun hal-hal herikut : Pemheli menentuk<m tindakan y<mg ak<m dimnhil apahila
( 1) dahun hal hila teniapat kurang dari tiga buah hasil ha<>il uji contoh y:mg mewakili sejumlah he ton tidak memenuhi
pemeriksaan kuat tek<:m; persyaratan standar ini. Tindakan ini dapat berkisar antara
(2) hila tcnlapat perhcdaan waktu dua minggu atau lehih pelulusan mutu bagi bagi<m yang tidak./kunmg gawat srunpai
diantara pengecoran yang bcrturut-turut dari beton penolakan a tau pembongkarm1 terhadap heton hagi hag ian yang
dahun kelas mutu y<mg smna; gawat. Di dalmn menentukan tindaJGm yang akan dimnhil,
pembeli atau pemesan hendaknya memperhitungkan
(3) dahun sitmL-;i hila schmg waktu pengmnhil<m contoh
konsekuensi teknis dari jcnis dm1 tingkat ketidak tcrpenuhinya
ditetapkm1 mcmpergunakm1 kelas mutu yang smna;
mutu, dan konsckuensi ekonomis hila dilakukan perbaikan atau
(4) hila pemheli atau pemesm1 menghendaki agar hcton penggantian, yaitu apakah mengganti hcton yang tidak
dipasok lehih dari satu sumher. memenuhi syarat atau membiarkan keutuhan bagian pekeljmm
Billlinana hasil uji masing-masing henda uji ditetapkan yang betonnya telah dicor tidak dihongkar.
untuk penilaian pemenuhan mutu, maka pemhcli atau DallliTI mena.fsirkm1 mutu heton y<mg tidak memenuhi standar
pemesm1 hams mcnyatakan persyarat<m itu dalmn ketentuan menentuk<m tindak<m yang akm1 dimnbil, bilmnana mungkin
pemenuhan mutu. pembeli atau pemes<m menetapk<m hal-hal herikut :
B.8 Selang Waktu Pengamhilan Contoh Untuk Pengujian 1) Syahnya hasil-hasil uji yang dapat diyakinkan melalui
Pemheli hcrtanggung jawah dalam memutuskan dan pemeriksacm apakah peng<unbilan contoh dan pengujiannya
mcmheritahu produsen mengenai cara-cara pengmnhihm contoh telah dilakukan scsuai dengan standar ym1g ditentukan;
dan pengujian yang dianutnya. Selang waktu pengmnhilan 2) Susuncm cmnpuran beton yang dipakai dal<un pembuat<m
contoh dinyatakan sehagai suatu angka yang menunjukkan beton berada dalmn penyelidikml. Ini dapat berpengaruh
volume heton dallliTI meter kuhik yang dari heton itu secara terhadap keawetan heton;
rata-rata akan diamhil satu contoh. Dianjurkan untuk 3) Bagi<m dari pckerjaan y<mg diwakili oleh hasil uji;
mempergunakan angka-angka dalmn tahel 2 herikut ini.
4) Kemungkimm pengaruh ym1g timhul akibat herkurangnya
mutu bcton terhadap kekuatan dm1 kcawet<m untuk bagi<m
Tahel2
dari pekerjacm hangunan yang hers<mgkutan.
Selang Waktu Pengamhilan Contoh
Pembeli atau pemes<m dapatmelakuk<m pengujian terhadap
.Jumlah rit angkut Jumlah Contoh hcton yang telah mengera<> meliputi cara uji tidak merusak
dengan pengcunbilan benda uji he ton inti-pemhoran (lihat:
1 truk pe 1gaduk 1 x 4 contoh SNI 03-2492-1991 : Metode Pengmnhilan Benda Uji Beton
2 - 5 truk pengaduk 2 x 3 contoh Inti. D<m SNI 03-3403-1994 tentm1g Metode Penguji<m Kuat
6- 10 pengaduk 3 x 3 contoh Tekcm Beton lnti-Pcmbonm).
sctiap penmnhahan 10 truk ditamhah 1 x 3 contoh
Hasil uji terse hut tidak holeh mem hatalkan ketidak
terpenuhinya mutu yang telah ditetapkan tcrhadap
persyaratan mutu, asalkan pengujian terdahulu itu
herdasarkm1 hasil uji yang syah.

186 Ba~in 3 : Bcrnn. Semen. Perkerasan ]a/an Beron Semen


SNI 03-4817-1998

SPESIFIKASI LEMBARAN BAHAN PENUTUP UNTUK PERAWATAN BETON


I. Lingkup
Ruan~ b. Lemhar tipis polyethylene;
Spesitikw;i ini meliputi balum penutup berupa lemharan Lembaran tipis polyethylene harus terdiri dari lembaran
y<mg <.ligunak<m untuk mcnutup pennuka<m beton semen guna tunggal yang terbuat d<ui resin polyethylene; lembanmtidak
menghin<.lari hilcmgnya air sehuna masa perawatan, <.l<m <.lalmn boleh ada kerusakan yang tcrlihat dan harus seragam
hal material tipc pcmantul putih, juga berfungsi untuk bentuknya; tipc lembanm tenmg harus betul-betul tembus
mcngunmgi naiknya temperatur beton yang pcnnukaannya pandang sedangk<m tipc lembaran putih hw·us meng<mdung
secara langsung terkcna sinar matal1ari; ballan pewama putih;
Tipe-lipe lembaran bahan perawat beton adalah scbagai 1) Kuat tarik lcmbanm polyethylene lidak boleh kurang
berikut: dari 11,7 Mpa dalmn arah memanjang dan tidak boleh
1) Kertas biasa dan putih kurang dari 8,3 Mpa dalmn arah melint<:mg bila <.liukur
sesuai (ASTM 0 882);
2) Lemhar<m lipis polyethlene; hening (tembus p<md<mg) d<m
putih, hunun 2) Ketebalan nominal tidak bolch kunmg dari 0,10 rrun
3) Lcmhanm goni dilapisi polyctllylncen putih bila diukur sesuai (ASTM D 21 03) ketebalan
dimanapun ti<.lak boleh kurm1g dari 0,75 mm;
2. Acuan 3) Perp<mj<mg<:m minimum kearah mem<mjang h;;uus 225%
Spcsitikasi ini mengacu pada sl<mdar. dan kearah mclintang 350% hila diukur scsuai (ASTM
0 883);
ASTM C 171-1 Y94 : St<mdar spesification for sheet
materials for curing concrete. c. Lemharan goni dilapisi polyethylene putih :
Lemhar<m goni dilapisi polyethylene putih hmus terdiri dari
3. Pen~rtia lemharan goni yang satu sisinya dilapisi dengan
Y<mg dimaksud pengertian <.lalmn spesitikasi ini : polyethylene putih; berat goni tidak kunmg d<ui 305 gr/m2
Kertas perawatan heton adalah kcrtas khusus y<mg terdiri dan tcbal nominal polyethylene pelapis tidak kurang dari
dmi 2 lemhar kertas y<mg kuat yang direkatk<m dengan 0,10 mm seperLi ditetapk<m pada butir 4. h 2); polyethylene
material pcrekat dan diperkuat dengan scrat, digunakan direkatkan dengan kuat ke goni sehingga tidak terjadi
untuk menutup pennukaan beton muda guna menghalangi pemisalmn selmna penang<mml dan penggunaan.
kehilangan air selmna masa perawatan.
4. l'ersyaratan Fisik 5. Persyaratan kinerja
a. Kertas perawat heton; a. Lemharan hahan pcnutup sesuai dengan ketentmm yang
Kertas perawat beton hmus terdiri dari 2lemhar kertas y<mg herlaku harus tahan, kuat, liat dan dapat digunakan pada
kuat yang direkatkan dengan bahan bitumen; diantara peket:jaan y;mg nonnal tanpa tcrtusuk atau rohek;
lemhar<m kertas diisi cleng<m hemmg atau hat<mgan serat b. Pada lemhar<m hahan penutup terschut diijinkcm terjadinya
y<mg dihent<mgk<m dalmn aral1 melintang d<m memanjang kehilcmg<m kelemhahan yang tidak lehih dari 0,55 kgJm2
dengm1jarak bemmg atau batang<m tidak diijinkan lehih dari dalam 72 jam bila diuji scsuai dengan ketentuan yang
30 mm: kertas harus hcrwarna cerah seragmn dan tidak berlaku (ASTM C 156);
memiliki kerusak<m yang terlihat; kertas perawatan heton c. Pmllul<m sinar pada sisi putih kertas perawat heton putih
yang berwarna putih sedikitnya harus mempunyai harus sedikitnya 50% bila <.liukur sesuai dengan ketentuan
pennukmm putih pada salah satu sisinya; kuat tarik kertas yang berlaku (ASTM E 97); dan pantulcm lembaran lipis
perawat heton tidak boleh kurang dari 5,25 kN/m Iebar polyethylene putih tidak boleh kunmg dmi 70t!f. hila diukur
searah mesin d;m 2,25 kN/m Iebar dalmn arah melint<mg sesuai deng<m ketentuan y<mg hcrlaku (ASTM E 97).
hila diukur sesuai clengan ketentu<m y<mg herlaku (ASTM
0 821J);

Baxian 3 : Beron. Semen. Perkera.wn lahul Beron Semen· 187


SNI 03-6367-2000
Pd S-05-2000-03

SPESIFIKASI PIPA BETON UNTUK AIR BUANGAN, SALURAN


PELUAPAN DARI GORONG-GORONG
1. Ruang Lingkup AASHTO M 198, Joints for Circular Concrete Sewer and
Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang Culvert Pipe, Using Rubber GaskeL-.
digunakan sebagai pembuangan air kotoran, lim bah pabrik, air AASHTO M 240, Blended Hydraulic Cements
luapan dan bangunan gorong-gorong. AASHTO M 262, Tenus Relating to Concrete Pipe and
Catalan 1 : spesitikasi ini hanya untuk pembuatan d<m pembelian Related ProducL-;
dan tidak Lennasuk persyarat:m untuk alas, tanah urug<m, atau
hubungan an tara be ban tanah timbunan dan klasitikasi kekuatan AASHTO T 161, Resistance of Concrete to Rapid Freezing
pipa. ru1d Thawing
AASHTO T 280, Testing Concrete Pipe, Sections, or Tile
2. Acuan
3. Definisi
AASHTO D. M 86 M-87, Standard Specification for
Concrete Sewer, Stonn Drain, Culvert Pipe [Metric]. Untuk definisi istilah yang berkaitan dengan pipa beton,
SNI 03 - 2496 - 1991, Spesifikasi Bahan Tambahan lihat AASHTO M 262.
Pembentuk Gelembung Udara untuk Beton 4. Klasifikasi
SNI 03 - 2460 - 1991, Spesitikasi Abu Terbang Sebagai Pipa yang dibuat sesuai dengan spesifikasi ini harus
Bah<m Tambalum untuk Campunm Beton diidentitika-;i ke dalmn tiga kela-;, sebagai :
AASHTO M 6, Fine Agregat for Portland Cement Concrete a) Pipa beton tidak bertuhmg kelas I
AASHTO M 80, Coarse Agregate for Portland Cement b) Pipa be ton tidak bertulang kelas II
Concrete c) Pipa bcton tidak bertulcmg kelas III
AASHTO M 85, Porthmd Cement Untuk persyaratan kekuatan yang sesuai, ditentukan dalmn
AASHTO M 148, Liquid Membnme-Forming Compounds Tabel I.
for Curing Concrete

Tabell:

Persyaratan Fisik dan Dimensi Untuk Pipa Beton Tanpa Tulangan


dengan Toleransi sesuai butir 11.

Kcla<; 1 Kelas 2 Kclas 3


Kekuatan Kekuatm1 Kekuatan
minimum minimum minimum
(kN/m), (kN/m), (kN/m),
Diameter Ketebalan Tiga titik Ketebalan Tiga titik Ketebalan 1iga titik
dalam din ding tumpuan dinding tumpuan dinding tumpuan
(mm) minimum minimum minimum
(mm) (mm) (mm)
100 16 22 19 29 ]I.) 35
150 16 22 11.) 29 22 35
200 19 22 22 21.) 29 35
250 22 23,5 25 29 32 35
300 25 26,5 35 33 44 38
375 32 29 41 38 47 42
450 38 32 50 44 57 48
525 44 35 57 48 61.) 56
600 54 38 75 52,5 85 64
675 82 41 1.)4 57,5 1.)4 67
750 88 44 107 63 107 69,5
825 1.)4 46 113 64 113 71
YOO 100 48 119 65,5 11Y 73

188 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }a/an Beton Semen


SNI 03-6367-2000

5. Dasar Penilaian 8. Samhungan


5.1. Penilaian pipa harus ditentukan herdasarkan hasil Sambungan pipa dan ujung pemunpang be ton harus didesain
pengujian yang disyaratkan di dalam butir ini, hila sedemikian rupa sehingga pipa dapat dipasang membentuk
diinginkan dan mclalui pemeriksaan yang mencntukan suatu garis menerus yang sesuai deng<m butir 11.
apakah pipa scsuai dcngru1 spesifikasi untuk perencmwru1
9. Pemhuatan
dan hcba.<> dari kerusakan.
9. 1. Campuran
5.2. Penilai<m Sifat Kekuatm1 Agregat harus digrada.<>ikan, diproporsikcm dan dicmnpur
Pipa y<mg dapat diterima harus berdasarkru1 uji kekuat<m dalcun alat pencampur dengan komposisi semen dan air
dan tclah mcmenuhi pcrsyaratan sebagaimana yang sedemikian sehingga akan menghasilkan cmnpuran beton
dijelask<m pada butir 10.3. yang homogen dengan kualitas pipa beton memenuhi
5.3. Pcnilai<m Bcrdasark<m Sifat-sifat Penyerap<m stcmdar ini.
Pipa yang dapat diterima harus berda.<>arkcm uji penyerap<m Semua beton harus mempunyai rasio air-semen (atau
dan telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang semen ditmnbah pozzolan) tidak mclmnpaui 0,53 terhadap
dijelask<m pada butir 10.4. berat. Semua pipa y<:mg dibuat bcrdasarkan persyaratan
5.4. Penilai<m Berdasarkan Sifat-sifat Penneahilitas dari standar ini harus mengandung minimum 280 kg/m3
Pipa yang dapat diterima harus berdasarkan uji semen portlm1d, semen campunm, atau semen portland
penneabilitas d<:m telah memenuhi persyaratan sebagai- dit<unhah cmnpunm pozzolan, kecuali disain campuran
mana yang dijela..;kcm pada butir 10.5. clengan kaclar semen yang lehih rendah mcmbuktikan
h;ilJwa kwilta~ da11 kincrj:1 pi:~ mcmenuhi persyatan
5.5. Penilairu1 Berdasarkan Sifat Hidrostatis :--l;md:u· i11i.
Pipa yang dapat diterima hmus herdasarkan uj i h idrnst:tt 1" lJ .-~ Pcrawat;m
dan Lelah mcmcnuhi pcrsyaratan scbagaimana y:111g Pipa hcuus Llirawat dcHg<m menggunak<:m salah satu me lode
dijelaskru1 pada butir l 0.6. perawat<m yang dijcla.o.;k<:m dahun butir 9.2.1. smnpai Y.2.4,
Catalan 2 : Scbclum mcmbeli. pembcli botch mcncntukan uji atau mctodc lainnya atau komhinasi dari metode-metode
hidrostalis sebagaimana dijclaskan dalam I 0.6 sebagai yang disetujui oleh pcmbcli yang akcu1 memberik<:m basil
pengganli uji permcabilitas. yang mcmmL<>k<m. Pipa harus dirawat selmnaj<:mgka waktu
yang cukup agar heton mencapai kekuatan yang
6. Bahan disyaratkan sesuai umur 28 hari atau kurcu1g.
6.1. Semen 9 .2.1. Perawat<:m deng<m Uap
Semen portland harus sesuai deng<m persyarat<m AAS HTO Pipa ditempatk;m di dalmn suatu rmmg perawatcm yang
M 85 atau semen terak tcmur portland atau semen pozolcm terlindung dari pengaruh udara luar, dan dirawat dalam
portlm1d yru1g sesuai deng<m pcrsyarat<m AAS HTO M 240. udara lcmbah yang diatur dengan injeksi uap untukjangka
6.2. Agrcgat waklu dcu1 temperatur tcrtentu y<:mg dibutuhkan agar pipa
Agregat harus sesuai deng<m pcrsyaratru1 AASHTO M 6 mencapai pcrsyaratan kckuatan. Ruang perawatan
d<m M 80, kecuali persyaratan untuk gradasi tidak berlaku. dibangun sedemikian agar memungkinkan sirkulasi uap
6.3. Bahan trunbalum dan cmnpuran di sekcliling pipa.
Bila menggunakc·m semen portland y<mg sesuai deng<:m 9.2.2. Pcrawatctn dcng<m Air
AASHTO 85, bahan tmnhahan pozzolan yang sesuai Pipa beton dapat dirawat deng<m air deng<m cara menye-
deng<m SNI 0-2460-1991 dapat digunakan sebagai peng- limutinya dcngan material jcnuh air atau dcngcu1 sistem
ganti semen portl<md (bcsm11ya persentctsc terg<mtungjenis pipa herluhang, alat penyinun mckanik. pipa air berpori,
pozzolannya) scsuai pilihan pembual. Balum tcunbalum atau dengan metoda lain yang disetujui yang akan
gclembung udara y:mg sesuai dengan SNI 03-2496-1991 mcmclihara kclemhah<m pipa sclmna waktu pcrawatan
y~mg disyaratkan.
dapat digunak<m sesuai pilih<m pembuat. Bah<m t<unhah<m
atau cmnpuran y<mg lain dapat digunakan deng<m persetu- 9.2.3. Pcmbuat, hcrclasark<m pilihmmya. dapal menggabungkcm
jmm pembeli. Penggunacm bah<m tmnbahan atau cmnpunm metode-metode y<mg dijclaskan dalcun hutir 9.2.1 dan
9 .2.2 sehingga kekuatan y<:mg disymatk<:m tcrcapai.
tidak botch dijadik<m alasan untuk mcngabaikan bebcrapa
persyaratcm-persyaratrul lain dal<un spesifikasi ini. 9.2.4. Pcrawatan dengan Membran
Mcmbran penutupan yang sesuai dengan persyaratan
Catalan 3 : Bila bahan tambahan pozzulan digunakan. agrcgal harus AASHTO M 148 dapat digunakan dan dibiark<:m utuh
dicvaluasi untuk daya tahan mcn~l AASHTO T 161.
scunpai persyarat<m kckuatan y<:mg disyaratk<m tercapai.
Faktur daya tahan minimum disarankan 90.
Beton pada waktu pelaksanmm pcrawatan h;uus berada
7. Desain pada temperatur ± 6°C tcrhadap temperalur udara.
7 .1. Tabel Desain Scluruh pennukaan harus dijaga dalmn kcadaan lcmbab
Persyarat<m desain harus sesuai deng<m Tahel l. Ketehahm sehclum penggunaan memhran dan h:uus tctap lembab
dinding yang digunak<m, minimum smna deng<m nilai y<mg saal memhran digunakan.
ada, kecuali dipengaruhi oleh tolcnmsi yang disyaratk<m 9.3. Hal-hal Khusus
d<m ketentmm untuk modifikasi desain. 9.3.1. Pcrsyaratan Umum
7.2. Modilikasi desain atau desain khusus Bcntuk khusus atau kelengkapan dcng<m bentuk Y, T,
Pcmbuat dapat mengajukan kepada pembcli untuk lcngkungan dan penyesuai<:m untuk penggunacm dcngan
persetujmm, schclurn pcrnbuatcm, ketehalan dinding selain pipa heton y<mg scsuai st<mdm ini harus sesuai dengan
persyaratml y<mg herlaku untuk kelas pipa beton yang
yang ditunjukk<:m dalmn Tahel l. Pipa y<mg demiki<:m harus
scsuai dan dimneter dalmn. S:unbungan harus scsuai
memenuhi seluruh persyaratcm fisik y<mg terdapat dalcun
dcngm1 pipa heton y<mg bcrdckat:m.
hagi<m 10 yang disyaratk<m olch pembeli.

Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalrm Beton Semen 189


SNI 03-6367-2000

lJ.3.2. Kclengkapm1 pipa yang dipahrikasi kurang dari 80 pcrscn clari pipa yang diuji tidak holeh
Kclcngkap:m pipa y<mg dipabrikasi untuk hcntuk Y dan T mempcrlihatkan adanya bintik-hintik basah pada akhir
hmus dismn hung sce<u·a cennat pada dinding pipa, dcngan cara pcngujim1 air y;mg mcrembes mclcwati dinding pipa.
scdemiki:m rupa schingga tidak mcmbalasi alau mengg<mggu I 0.6. Persyatal<m Hidroslalis
kmaklcristik aliran dahun pipa.
Bila dilakukm1 uji hidrostatis scba!!ailmma clitentuk<m dalmn
I 0. Persyaratan Fisik AASHTO T 280, pipa tidak boleh ~mcprlihatkn adanya
I 0.1. Benda Uji kebocoran selmna I 0 menit pada 70 kilo pascal. Kclcmbabm1
Pipa y<mg ak<m diuji hams dipilih oleh pembcli atau yang ym1g terlihat pada pcnnukaan pipa dahun hcntuk alur atau titik
mewakilinya, yang mcmcnuhi standm ini. Pemilihan harus yang menempel pada pcnnukaan tidak harus dianggap sehagai
dihuat pada tempat yang Ielah ditentuk<m oleh pcmheli pada kebocoran. Pipa yang diuji harus diisi air dan dihcri tckamm
saat pcnclap;m pcsanan. Pipa yang diuji pcrtmna kali harus sehesar 70 kilo pascal sclmna 24 _j;un sehelum penguji<m, kccuali
hchw; dm·i semua kclcmhalxm y<mg tmnpak. Bilmn<ma sudah berdasark;m pilihm1 pembuat atau pcnjual, waktu rendaman
kcring, masing-masing pipa harus diukur d<m dipcriksa. Hasil awal a tau tckm1an ini a tau kcdmmya dapat dikunmgi. Penguji<m
dari pemeriksaan ini harus dicatat. dapat dilanjutkan smnpai 24 jam, dan pipa di;mggap tclalllulus
hila sclmmt sctiap peri ode 10 menit, tidak ada kcboconm terlihat.
10.2. Jumlah dan tipc bcnda uji yang dipcrluk<m Bila persyaratan hidrostatis digunakan untuk pcnerimaan
Pemhuat atau penjual hm·us mcnycdiakan pipa untuk uji smnbungan pipa sebagailmma ditcntukan dalmn bagian 8 dari
pecah dan uji penycrapan, smnpai 0,5 % dari jumlah masing- AAS HTO 198, pelaks;mmm penguj ian smnbungan y;mg smna
masing ukuran pipa yang dipcsan, tctapi dal<un kcadaan dapat digunakan scbagai clasar pcnilaim1 pcrsymal<m hidrost<ttis
hagaimanapun minimal dua pipa yang discdiakan. Untuk tcs pipa yang dii_iinkan seesuai dcngm1 hutir 5.5 dan butir 10.6 dari
pcnncahilitas. 2% dmi jumlah masing-masing ukuran pipa y;mg stm1dar ini.
dipcsm1, telapi dalam keadmm hagaimanapun minimal dua pipa 10.7. Penguji;m Uhmg
yang disediakan. Untuk tes hidrostatis, O,Y'/,, dari jumlah
Bila lchih dari 20% contoh u_ii gaga! memcnuhi persyarat;m
mm;ing-m<L"ing ukunm pipa yang dipcsan, tctapi dalmn kcadaan
pcrmeahilitas atau tidak lebih d<tri 20% contoh uji gaga!
hagimmwpun minimal dua pipa yang discdiak:m.
mcncapai pcrsy;rratan pcnyerapan atau persyaratan hidrostatis
I 0.3. Pcrsyaralml han cur akibat hch:m luar daJmn hutir ini, maka pcmhuat dapat membum1g perscdiannya
Kckualan pccah pipa hcton tak hcrtulang harus scsuai d;m mcmhmmg hcrapapun jumlal1 pipa yang dia ingink;m d;m
dcngan pcrsyaratan yang ditcntukan pada label I. Tiap hasiluji .h:rrus mcmmdai pipa-pipa terse but schingga tidak akan dikinn.
dari heragam pengujian untuk In<L-;ing-m<L-;ing ukuran pipa dan Pcngu_ii<m y:mg dipersy;rratkan h<U11s sesuai deng;m pernesmum,
untuk masing-masing pengiriman scrta pahrik harus d;m pipa harus diterima jika sesuai dengan persy;rratml. Jika
dilahulasikan sc _·ant tcrpisal1. Kekuatan hancur hiasanya harus contoh uji yang kedua gaga! mcmcnuhi pcrsyaratan yang
diherlakuk;m pada scdikitnya 75% pipa ym1g ditcrima untuk ditcntuk;m, scluruh kelompok dapat ditolak.
pcngujian. Semua pcngujian harus dilakukan scsuai deng:m 11. Dimensi dan Variasi )'ang Diizinkan
AASHTO T 280. Scandainya terdapat pipa yang diuji pada
11.1. Ukunm chm dimcnsi
tahap awal scsuai hutir 10.2 gaga! mencapai persyaratan
kckualan, pcmhuat diijinkan untuk mcnguji dua pipa untuk Pipa hmus dihcri ukuran, dimnctcr dalmn, dan dimcnsi
nm-;ing-masing pipa yang gaga! dan pipa luli1Js dapat diterima scbagaimana ditcntukan dahun Tahcl 1.
hanya jika scmua pipa uji t<unhahan memcnuhi pcrsyaratan 11.2. Variasi yang diizinkan untuk dimcnsi
kckuat<m. Variasi yang diizinkan luli1Js dihatasi hcrikut ini.
10.4. Pcrsym:atan pcnycrap<m 11.2.1. Dirunetcr dalam
Bila dipcrlukm1, pcnycrapm1 h;U11S ditentukan olch penguji<m Vmiasi yang diizinkan scsuai Tahcl 2.
dcngan pendidihan dcngan hasil tidak bolch mclmnpaui l)
pcrsen. Tahe12:
Tiap hasil uji dari hcrag:un penguji<m unluk masing-m<L-;ing Variasi diameter dalam yang diizinkan
ukur;m pipa d;m untuk masing-masing pengirimm1 dari pahrik
hams ditahulasikan secant terpisa.h. Scmua pcnguji;m y;mg Variasi yang diijinkan_ diamelt.'r dahtm pipa
Diamclt.'r
dilakukan harus sesuai clcng<m AASHTO T 280. Jumla.h henda Pipa (mm)
uji unluk pengujian penycrapan harus smna dengan jumlah Minimum (mm) Mahimum (mm)
hcnda uji untuk kckuatan hancur. Benda uji ini harus hcnNtl 100 lOO 100
dari pipa y;mg cliterima kckuaumnya. dan -harus dimnhil dari 150 150 160
pipa yang digunakan dahUll pcmhuatan pcngujim1 kckual;m, 200 200 210
sctclah pcngujian dilakukan. Benda uji lcrsehut diamhil. 250 250 260
Masing-masing hcnda uji harus mcrnpuy~i luas 77 smnpai 12lJ 300 300 310
cm 2 , y:mg diukur pada satu pcnnuka:m pipa. d;m kctcbahmnya 375 375 390
450 450 465
smna dcngan dinding pipa, scna tum1s hehas dari kcrctak;m 525 545
525
yang lmnpak. Pipa harus dapat. ditcrima apahila h;L-;iluji scsuai 600 600 620
dengan persyaratan pcnycrap;m yang dilcnlukan. 675 675 6lJ5
10.5. Pcrsyarat<m Pcnncahilitas 750 750 775
825 825 X50
Bila dilakukan uji penncahililas sehagaimana ditcntukan YOO lJOO lJ25
dalam AASHTO T 180/2XO M, pcnnukaanluas pipa yang tidak

190 Bag ian 3 : Bclrm. Semen. l'erkerusan }a/an Bel on Semen


SNI 03-6367-2000

11.2.2. Kctchalan dinding 14. Pengawasan


Kctchalan dinding tidak bolch kurang dari nilai y<mg 14.1. Kualita" dari semua bahan dan pipa ym1g diselcsaikan
ditunjukkan dalam Tahcl I atau ketebalan yang harus diawasi dan disetujui oleh pengawas yang
ditcntukan oleh pemhuat jika Jchih hcsar dari yang ditugaskan oleh pemheli. Pengawa"an yang demikian
ditunjukkan dalam Tahcl 1; dengan tolenmsi lchih dari ini dapat dilakukan pada saat pembuatan atau
2 mm untuk pipa yang bcrdiameter 250 mm atau pengiriman.
kurang; dcngan toleransi lebih dari 3 mm untuk pipa
15. Penolakan
y;mg herdimneler 300 mm sampai 600 mm dm1 dengm1
tolcransi Jehih dari 5 mm untuk pipa ym1g herdiameter 15. J. Pipa harus ditolak berdasarkan kcgagalan untuk
600 nun; atau dengan toleransi lehih dari 5% kclchal<m memenuhi setiap persyaratan spesitikasi. Standar ini
dinding y<mg ditahulasi atau direne<makan, dm1 dimnbil hanya untuk spesitikasi pembuat.:w dm1 pembelian s<~ja.
yang lchih hcsar. Variasi setempat pada kctebalan Oleh karenanya kerusak<m pipa selama pemasangan
dinding y<mg mclebihi dari yang disyaratkm1 di atas atau yang disebabkan oleh beban lapangan dalam
harus diterima jika persyaratan pengujian fisik yang kondisi pemasangan tidak menjadi alasan untuk
disyaralkan di sini terpenuhi. penolakan dengan dasar tidak memenuhi standar ini.
Potongan pipa secara individu dapat ditolak karena
11.2.3. Pm1jang
ala"an berikut ini.
Panjm1g masing-masing bagi<m pipa tidak bervariasi
15.1.1. Patah atau retak yang menemhus dinding atau
lebih dari 13 mm dari panjang rencana yang
sambungan, kecuali retak tunggal yang pm1jangnya
disyaralkan atau direncanakm1.
tidak melebihi 50 mm pada salah satu ujung pipa atau
11.2.4. Pm1jm1g dari dua sisi y<mg bcrlawanm1 pata11 tunggaJ atau gompal pada smnbungan yang tidak
Panjang dari dua sisi yang berlawanan dari setiap melampaui 75 mm sekitar keliling pipa atau 50 mm
bagian pipa tidak boleh bervariasi lebih dari 6 mm atau panjang ke dalmn sambungan tidak boleh dipertirn-
2% dari dimneter ym1g direnc<makan, ym1g mana yang bangkan sebagai alasan untuk penolakan kecuaJi
lcbih hesar. kcrusakan tersebut melebihi dari 5% dari seluruh
11.2.5. Kelurusan pengiriman.
Pipa yang dimaksudk<m sebagai pipa yang lurus tidak 15.1.2. Cacat yang menunjukkan cmnpunm dan cetakan yang
holeh hervariasi daJmn alinycmen lebih dari 10 mm tidak sesuai dengan butir 9.1.
perm pm1jm1g. 15.1.3. Kerelakan yang cukup besar yang mengurangi,
kekuat<m, kcawetan dm1 tingkat layanm1 dmi pipa.
12. Pekerjaan dan Penyelesaian
12.1. Pipa harus benar-benar bebas dari keretakan dan 16. Penandaan
keka"arm1 permukaan dalmn ym1g berlebih. 16.1. lnfonmt"i berikut harus dit<mdai dengan jelas pacta
12.2. Bidang ujung pipa harus tegak lurus terhadap sumbu ma"ing-masing pip<L
longitudinal, scsuai butir 11.2.4 16.1.1. KclcL" pipa d<m penentuan spesitik<L"i
13. Perhaikan 16.1.2. Tanggal pcmbuatan
13.1. Pipa dapat diperbaiki jika diperlukan, karena kctidak- 16.1.3. Nmna atau mcrk dagang dari pcmbuat
sempumaan dalmn pembuatan dan kerusakm1 selmna 16.1.4. Idcntifikasi dari pahrik
penanganan dan dapat diterima jika bcrdasarkan 16.2. Penm1dam1 harus tercet<tk pada bagian pipa atau dicat
pendapat pcmbcli, pcrbaikan harus dilakuk<m dcngan dcngan cat t<mall air.
sempuma dcngm1 pcketjaan akhir scrta perawat<m yang
baik dan pipa ym1g dipcrbaiki harus sesuai pcrsyaratan
standar ini.

Ba~:in 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 191


SNI 03-6380-2000
Pd 5-11-2000-03

SPESIFIKASI PERBAIKAN BETON DENGAN MORTAR EPOKSI


1. Ruang Lingkup oleh pemw;ok har<mg dan kontraktor setelah kondisi
1.1. Spesifikasi ini mencakup perhaikan cacat dahun beton proyck ditellipkan.
semen portJ<md y<mg Lelah mengeras deng<m mortar epoksi 3.3. Pelaksanaan
y:mg dicllinpur pasir. 3.3.1. Persiapan permukaan heton
1.2. Spesiiikw;i ini herlaku apahila tidak disyaratk<m ketentucm 3.3.1.1. Permukaan beton yang akan dikerjc!kan harus
lain dalam dokumen kontrak. Dalmn hal ketentuan yang merupakan beton yang baru terekspos, hebas dari
bertentang<m, dokumen kontrak y;mg akm1 menjadi acum1. bahan yang merusak. Siapkan pennukaan tersehut
dengm1 abrasi mekanikal.
2. Acuan
ASTM C gg 1-87 : Standard Specilication for Epoxy-Resin- 3.3.1.2. Ahrasi Mekanikal
Base Bonding Systems for Concrete. Gunakm1 semprot:m p:L"ir, semprotan air, atau cara lain
ACI 503-4-94 : Standard Specification for Repairing y<mg disctujui.
Concrete With Epoxy Monitors. 3.3.2. Pcmcriksacm pennukacm bcton scbclum aplikasi mortar.
3. Bahan dan Aplikasi 3.3.2.1. Periksa seluruh pennukaan heton sehelum aplikasi
mortar untuk mer~jain persyaratcm hutir 3.3.2 dipenuhi.
3.1. Umum
3.3.2.2. Pennukaan beton harus bebas cacat yang bila diuji
3 .1.1. Deskripsi m<Unpu menunjukilll kuat tarik minimum 0,69 MPa.
Butir ini mcncakup persyaratan untuk persiapan 3.3.2.3. Pennukaan beton harus hebas dari hahan yang merusak
pennukaan be ton yang telah mengeras dllil untuk hah;m seperti lapis buill semen, perawatan cmnpuran m<~jeuk,
serta aplikm;i mortar epoksi. dehu, kotor:m, dlli1 min yak. Bah:m-bahan y<mg mcrusak
3.1.2. Pengujian hasil persiap;m permukaan tersehut harus dihihmgkan.
3.1.2.1. Kontraktor harus mcnyerahkan scrtifikasi pcmhuat 3.3.2.4. Seluruh permukaan beton harus kcring seperti
untuk pcnguji kebenar:m kualitas hahan sesuai dengan ditentukm1 hutir 3.3.2.5. dihawah ini, kecuali kalau
spcsitikasi bahan yang disyaratkan pacta butir 3.2. digunakan lapisan tidak scnsi tif terhadap air.
3.1.3. Jaminan mutu Temperatur pcrmukac"Ul harus paling sedikit 5°C supaya
dapat dilaksanakan pemhasahan permukaan beton
3.1.3.1. Pemherian Lahel deng<m lapisan epoksi.
Tm1dai dengan jelas seluruh wadah deng<m informasi 3.3.2.5. EvalmL"i kadar kelcmbabm1 heton dengm1 menentukcm
sehagai herikut: apakah kelembaban mengumpul pada arab lekallin
a) N:una pahrik pcmbuat; <Ull<lfa be ton lmna ilim pclapis cpoksi sehelum pckerjaan
h) Identifikasi produksi pahrik; epoksi. Ini ili1pat dilaksanak<m dengilll mencmpelkml
c) lnstruksi pahrik untuk cmnpur:m; selcmhar polyethylene ( 120 x 120) em pacta permukc!ml
d) Peringatan tent<mg pemmg;man d;m keadacm adanya racun. beton. Jika kelcmhabm1 mengumpul pada sisi hawah
3.1.3.2. Kontrol Aplikasi lcmbmm1 polyethylene sebelum dilaksanakcm peketjaan
Ajukan prosedur pcncampuran dan aplikasi untuk epoksi, kemudian biarkcm heton smnpai cukup kering
persetujuan sehelum digunakan. untuk mencegah kemungkincm lemhah antara beton
3 .1.4. Pen!,Yiriman produk, penyimpangan dan penanganan lama d:m epoksi baru.
3 .1.4.1. Pen1,ririman hahan 3.3.3. Campuran Mortar
Kirim seluruh bah<m dal:un wadah y:mg disegcl deng;m 3.3.3.1. Cmnpuran komponen cpoksi clalmn suatu wadah y;mg
label y:mg mudah dibaca dan tidak rusak. hersih, bcba<; dari residu herhalmya aL:'lu pclftikel <L"ing.
3.1.4.2. Penyimpangan Bahan 3.3.3.2. Kondisikan komponen cmnpuran m<~jeuk epoksi
Simpan scluruh hahan pada temperatur antara (5 - pada tempcratur antara (16-38)°C, kecuali kalau
38)°C, kecuali kalau ada cara lain y:mg dirckomen- direkomendasikan lain olch pemhuat.
dasikan oleh pahrik pcmhuat. 3.3.3.3. C<Unpur komponen epoksi dengan suatu pengaduk
3.1.4.3. Penanganan hahan mekanikal menjadi ccunpuran mcrata d<m homogcn
T;mgani seluruh bah:m secant mnan atau deng<m cara dengan seksama. Cllinpuran yang sedikit (smnpal
tcrtcntu untuk menghindari rusaknya segel wadah. dengan O,lJ liter) dengan menggunakan sendok
3.1.5. Kondisi Proyek pcngaduk, pisau perata, alliu peralatcu1 serupa.
Persyanll<m berkenaan dengm1 lingkung:u1 3.3.4. Aplikasi Mortar
Kontraktor harus mengikuti rekomendasi pabrik 3.3.4.1. Gunakan peralaum mortar cpoksi pada pennukam•
pemhuat bcrkaium dcng;m kondisi lingkungan di mana he ton dcng<m sendok semen tumpul a tau sendok scmell
cmnpuran cpoksi dapat digunakan. lc\jmn. Ketehalcm dihat<L"i scsuai rekomciHlm;i pcmhuat.
3.2. Pn1duk 3.3.4.2. Lctakkan mort<lf pada tempatnya d:m padatkcm dcngar•
Mortar epoksi hcn:lf sehingga semua pcnnuka:u1 kontak dih<L"ahi olel•
Persyaratan tcmpcratur perawatan (kclas) dan mortar terse hut d:m gclemhung udara direduksi smupai
kekentalan (mutu), termasuk pcrsyaratan khusus tingkat y<mg direkomcnda"ikan olch pemhuat.
mcngcnai pcngisian haik komponen-komponcnnya 3.3.4.3. Sclesaikml pennuka:m mortar scsuai tekstur, wam<L dan
maupun cara ym1g akhimya dipilih harus ditcntukan kchalusan y;mg diperluk<m untuk aplikctsi y;mg khusus.

192 IJagicm 3 : Beton. Semen. Perkera.mn }a/an Beton Semen


SNI 03-6380-2000

3.3.4.4. Scgcra sctclah sclcsai pcker:jaan akhir, mort<:tr tcrsehut oleh pembuat mormr epoksi. Hindari konuuninasi
h;rrus dirawat scsuai dcngan rckomcnd<L'\i pemhuat. dacrah kcr:ja.
3.3.5. Cara memhersihkan 3.3.6. Keamanan
3.3.5.1. Lindungi pcnnukaan hcton yang tidak pcrlu dilapisi Bahan epoksi dapat menyehahkan irirnsi tcrhadap kulit
mort;;rr tcrhadap limpa.han morw. atau sensitif terhadap sebagian orang. Pcngguna
3.3.5.2. Hilangkan sctiap cmnpuran epoksi y;mg digunakan dis;mmkan untuk menghind<tri konl<:lk deng;m maUl dan
at<:tu y<mg turnpah mclchihi pcnnukacm yang diinginkcm kulit, penghirupan uap, dan tennak<m. Sediakcm peralaum
scccpaUtya. dan pengamanan di tempat. Perhatikan semua label
Lakukan pcmbcrsihan dengan bahan yang ditentukan peringatan olch pcmhuat sesuai dengan pcraturan
kccunanan yang berlaku.
DAFTAR PENGECEKAN SPESIFIKASI
Catat<m untuk perancang
1. Ruang lingkup Mcnunjukkan ruang lingkup khusus
2. Acuan Mcngk<~ji penggunaan rujukan yang dikutip dan menentukan
pengecualian jika dibutuhkan
3. Bahan dan Aplikasi
3.1.2. Pengajuan Kepada siapa diajukan
3.1.3.2. Pengontrolan aplikasi Proscdur penccunpuran d<m aplikasi yang diajuk<m hmus sesuai
dengan instruksi pembuat produk.
3.1.4.2. Penyimpangan hahan Pcnyimp;mg<m ccunpunm cpoksi pada renumg tempcratur y;mg
disyaratkan dapat menghasilkan penurunan mutu produksi. Kalau
hal ini terjadi pembuat produk harus dihubungi sehelum produk
digunak<m.
2.1.5.1. Persyaratan herkenaan dengan lingkungan Kinerja sistem cpoksi dapat dipcngaruhi oleh tcmpcratur,
kelembab<m, dan airpennukaan. Ket<:mtcu1 ycutg seksmna tcrhadap
rekomcndasi pcmbuat harus diutcunakcuL Kalau tcrhadap kondisi
yang tidak biasa sebelum penggunaan harus dikonsulllisikan
dcngan pahrik pembuat bahan.
3.2.1. Mortar epoksi Mortar cpoksi terdiri d<tri 2 komponen sistcm epoksi ditmnbah
agrcgat y<mg holch atau tidak bolch terg<mtung dalcun satu aum
kedua komponen.
K;rrena jumlah d<m tipc agregat adalah pcnting tcrhadap kinerja
mort<tr, pemasok dan kontraktor h;rrus hemrr-bcnm melakukan
seleksi agregat dcm penggunacumya. Jikc1 agregat dilcngkapi dengan
instruksi yang cocok olch pcmasok, m<L"alall dapat diperkecil.
Jumlah dan tipc agrcgat y;mg dipilih dctpat mcngha'\ilkcm suatu
ccunpuran mort<tr yang tidak akan cukup mcmbasahi lapis<m bcton
di bawalmya d;m dcngan demikian mcnghasilkan ikatan y;mg
rcnda.h/kunmg baik.
Rekomendasi produsen harus diikuti dengan teliti berkenaan
dcngan kebutulum dan aplikasi primer cmnpunm mortm y<mg
dipilih.
3.3.1. Persiapan permukaan Menctapkan pcmhatasan, hila ada, alas pcngunaan abrasi
mekanikal, d;m at<:ts pcmhmmg<m produk y;mg tidak hcrguna.
3.3.2. Pemriksaan permukaan Tctapk;m apaka.h arsitck/ahli tcknikjuga akan mcmcriksa dan hila
dihutuhk<:m titik pegang<m.
3.3.2.2. Uji kuat cahut Mctode uji menctapkan lckatan suatu pcnutup pipa b;~ja pada
pcnnukactn heton deng<m cpoksi adhcsi. Bila h<L'\iluji tidak gagal
dalmn be ton tctapi pada kohcsi cpoksi resin adhcsi atau kcgagal;m
dalcun adhcsi, penguji:m hmus diulcmgi. Kcgagal:m y;mg terulcmgi
dalmn adhcsi, atau kohcsi dalmn adhesive, menunjukkcm ketidak
bcnaran dalmn mcmbcrsihk<m be ton, adhesi yang kunmg memadcti
aum teknik aplikasi adhesi yang salah.
3.3.2.4. Kondisi permukaan heton Kondisi pcrmukaan bcton harus sesuai dngan rckomcndasi
pcm<L'\Ok. Bcberapa jenis mortar membutuhk<m pcrmuka;m kcring
d~m suatu mctode uji harus tcrscdia untuk pcngguna. Bah<m-bah;m

Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 193


SNI 03-6380-2000

Catatan untuk penmcang


epoksi adhesi mampun membasahi pennukaan beton pada
temperatur dibawah 5°C. Spesifikasi memperbolchkan
pengguna::m yang demikian h<mya jika data uji tersedia, y;;wg
kemudian menunjukkan lekatan y<mg cukup pacta tcmperatur bc10n
y<mg sebenamya diharapkan.
2.3.4.1. Aplikasi Mortar Aplikasi mortar eksposi yang terlalu tipis dapat menghasilkan
pennukaan tanpa integritas yang memadai untuk digunakan sesuai
dengan yang dimaksud. Aplikasi yang terlalu tebal dapat
menghasilkan sualu delaminasi yang disebabkan oleh perubahan
tempcratur. Lihat "Penggumum campuran epoksi dengan belon"
yang dilaporkan Committee 503 untuk mendapatkan suatu
keterangan yang lebih lengkap.

LampiranA

Daftar Istilah

semprotan pasir Sand blasting

semprotan air Waterblasting

lapis buih semen Laitance

sendok semen tumpul Trowel

sendok semen taj::un Screed

194 BaJ?ilm 3 : Beton. Semen. Perkerasan fa/em Beton Semen


SNI 07-6401-2000
Pd 5-06-2000-03

SPESIFIKASI KAWAT BAJA DENGAN PROSES CANAY DINGIN


UNTUKTULANGANBETON
1. Ruang Lingkup 5.2. Kawat harus ditarik dengan proses canay dingin dari
1.1. Spesifikw;i ini meliputi kawat haja yang diproses deng::m batangan yang sudal1 dic<may p<mas dari billets.
canay dingin, dilarik dan digalvanisw;i untuk digunak<m 5.3. Bila tidak disyaratk<mlain, kawat harus discrahkan dalmn
secantl::mgsung, atau dalmn helllukjaring kawat haja y<mg keadaan tanpa pelapis. Jika disyaratkan sebagai kawat
dilas, sehagai tulang<m heton, dengan ukuran dimneter galvanis, kawat tersebut harus digalvanisasi pada ukuran
nominal tidak lehih kecil dari 2,03 mm. akhir.
1.2. Nilai satuan dinyatak::m dalmn SI. 6. Persyaratan-persyaratan Sifat Mekanis.
2. Acuan 6.1. Uji Tarik
AASHTO D, M. 32-l}O (ASTM D : A 82-88). Standard 6.1.1. Jika diuji sesuai AASHTO T. 244, kecuali yang
Specification for Cold-Drawn Steel Wire for Concrete disyaratk::m dalam hutir 6.1.2, bahan harus memenuhi
Reinforcement. persyaratcm sifat tarik dalam Tabel 2, yang didasarkan
AASHTO T 244. Methods <md Delinitions for Mech<mical luas nominal kawat.
Testing of Steel Products 6.1.2. Kuat leleh harus ditel<lpkan sesuai AASHTO T. 244 pada
AASTM A 700. Recommended Practices for Packaging, perpanjangan 0,005 mm/mm dari alat ukur. Pabrik tidak
Marking, and Loading methods for Steel Products for diharuskan untuk menguji kuat leleh, tc1pi bertcmggung
Domestic Shipment. jawab untuk memberik<m produk yang memcnuhi bat<L"
ASTM A 641. Specification for Zinc-Coated (Galvanized) yang disyaratkan hila diuji sesuai dcngan butir 11.3.
Carbon Steel Wire. Untuk menel<lpkan kuat leleh gunakcm ekstenometer (alat
ASTM E 63. Method for Verification of Extensometcrs. pcngukur pcrl<tmbahan p<:mjang) kclas B-1 scsua.i ASTM
3. l'ersyaratan Umum E83. Ekstensometer harus di<:mgkat dari benda uji sctelah
kuat lelch ditetapk::m.
Jika kawat untuk tui<mg<m heton dipcs<m bcrdasark<m nomor
ukuran, maka hubungan antant nom or ukunm deng<m dimneter 6.1.3. Untuk bah<m y::mg digunakan dalam pembual<ln jaring
harus sesuai Tahel 1. kawal baja y<mg dilas, sifat kual t<trik d<m leleh harus
Catatan I : Ukuran-ukuran terschut mewakili nomor yang scring sesuai dengan persymal<tn pada Tabel3, yang didasarkan
digunakan untuk kawat baja yang dilas hcrbentuk jaring pada luas nominal kawat.
dan untuk penggunaan kawat hiasa. Ukuran-ukuran lain 6. 1.4. Bahan tidak boleh menunjukk<m titik lclch y::mg tegas
dapat digunakan. seperti ditunjukkm1 denga.n penurunan yang t~jam atcm
tcrhcnti pada alat ukur pengujian schclum mencapai
Tahel 1. Ukuran-ukuran Kawat hchan tarik ultimit. Pcmbeli dapat mcmilih untuk
menerima keadmm ini dengan hukti y<mg cukup sesuai
deng::m pcngujian kuatleleh minimum yang disymatkan
Nom or l>iamcter Luas Nom or Diameter Lua~
Ukuran Nominalmm Nominalmm 2 Ukuran Nominalmm Nominal mm 2 pada butir 11.3.
6.2. Uji lengkung-hcnda uji untuk lcngkung harus tetap
02 2 3,14 ('}10 10 7!1,S4 dalam kondisi bengkok pada tempcratur kmnar sampai
03 3 7,07 !!H1 II 95,·03 mcncapai sudut 180° tanpa kerctakan pa.da sisi luar
04 4 12,57 012 12 IIJ,10 baghm yang dihengkokm1, sepcrti diuraik<m pada Tabel
llS 5 19,63 (')IJ B 132,73 4.
06 6 21!,27 (')14 14 153,94 Tahel 2. Persyaratan Pengujian Tarik
m 7 ~1!,4 !!liS 15 176,71
01! 7 3!1,27 1!)16 16 201,06
Kuat tarik, minimum, MPa 550
009 9 63,62
Kuat lelch, minimum, MPa 485

4. Informasi Pemesanan Pcngurangan luas, minimum,% 30*


Pemesanan hahan dengan standar ini harus meliputi
infonnasi scbagai berikut : * Untuk bahan pcngujian kawat tarik yang mclebihi 690 MPa.
pengurangan Juas tidak bolch kurang dari 25o/r.
4.1. Kuantitas (herat).
4.2. Nmna hal1an (kawat baja yang diproses deng<m canay Tahel 3. Persyaratan Uji Tarik
dingin untuk tulang<m bcton). (Bahan untuk .faring Kawat Baja yang Dilas)
4.3. Nomor ukuran kawat.
Jenis Ukuran 0!! Ukuran Lebih Kecil
4.4. Pengemasan sesuai hutir 15.
Pengujian Dan Lehih Besar Dasar 0!!
4.5. Penandaan SNI dan talmn dikeluarkan.
S. Bahan dan l'emhuatan Kuat tarik. min, MPa 515 85

5.1. B~ja harus dibuat dengan salah satu atau lebih dari proses Kuat leleh. min, MPa 450 385
bcrikut : tungku terbuka, tungku listrik, atau oksigen dasar.

Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 195


SNI 07-6401-2000

Tahel 4. Pesyaratan Uji Lengkung 11. Pengawasan


11.1. Pengawas yang rnewakili pembeli harus memiliki
Nomor Ukuran Kawat Uji Lengkung kehehasan masuk setiap saat ke seluruh bagian yang
herhuhungan Jengan pembuatan hahan yang telah
0 7 mm dan lehih kecil Penghcngkokan di sekeliling dipesan. Selmna pekeljcum untuk kontrak dari pembeli
alat pemhengkok yang mem- dilaksanakan, pabrik harus memberikan fasilitas pada
punyai dicuneter sama dengan pengawas untuk meyakinkan pengawm; hahwa bahan
dimneter benda uji sedang disiapkan sesuai dengan stm1dar ini.
Lehih hesar dmi 0 7 mm Pemhengkok<m di sekeliling alat 11.2. Selain untuk kuat leleh, semua pengujian dan
pemhengkok y<mg rnernpunyai pcmeriksam1 seharusnya dilakukan di pahrik sebelum
diameter dua kali diameter dikirimkan, kecuali Jisyaratk<m lain. Pengujian seperti
benda uji itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak perlu
mengganggu kegiatan pek~jcum.
11.3. Jika pembeli mempertimbangkan bahwa diperlukan
7. Toleransi Diameter Kawat yang Diijinkan
untuk menentukan nilai kuat leleh haja sesuai persyarat<m
7 .1. Tolcransi di;uneter kawat yang diijinkan harus sesuai butir 6.1, maim pcnguj ian kuat leleh dapat dilakukan di
dengan persyaral<m paJa Tahcl 5. lahoratorium yang diakui atau perwakihm mereka atau
7.2. PerheJaan mllara Ji<unetcr maksimum Jan minimum, di pahrik haja tersebut j ika pengujian y<mg Jemikian tidak
seperti yang Jiukur pada sctiap pencunpang mclintang kawat, menggm1ggu kegiatan di pabrik baja. Pembeli memiliki
tiJak bolch lcbih hcsar Jari batas ijin sesuai Tahcl 5 untuk hak untuk melakukan pemeriksam1 dan pengujian pada
ukur<m kawat ym1g Jibcrikm1. frekuensi yang sama seperti Jisebut pada standar ini
hilamana pemeriksaan demikian dianggap perlu untuk
Tahel 5. Toleransi Diameter Kawat yang Diijinkan mcnjamin bahwa bahan memenuhi persyaratan yang
ditetapkm1.
Nomor Ukuran Uiamclcr Nominal mm TolcrJmi Yan~ diijinkan mm
12. Penolakan
Lehih kecil dari 06 n1111 Lebih kecil dari 6 ± l.~ 12.1. Bahan yang menunjukkan ketidaksempurnaan yang
0 6-0 10 mm 6- ]0 ± fi.IO merugikan setelal1 penerimacm di pahrik harus ditolak
Lehih besar drui 0 I0 - 013 nun Lebih hesar uru·i 10-13 ±11.15
Jan pahrik pembuatnya harus diberitahu.
12.2.1. Kegagahm dari penguji<m benda uji untuk memenuhi
Lehil1 besar cl.u-i 1113 mm Lebih besar cJm·i 13 ±0.211
pcrsyaratan standar harus menjaJi dasar penolak<m dari
kelompok yang Jiwakili. Pengujian dapat diajukan
8. Pengerjaan, Penyelesaian dan Penampakan kemhali untuk dcngan menguji setiap gulungan.
X.l. Kawat harus bchas dari ketidaksempummm yang merugi- 12.3. Setiap penolakan y<mg didasarkan pada penguji<m y<mg
kan dm1 harus memiliki penyclesaim1 akhir ym1g haik. dibuat sesuai dengan standar ini harus dilaporkan pada
X.2. Kawat yang digalvanis harus scsuai ASTM A 641, pahrik Jahun periode waktu y<mg wajar. Bahan yang
pelapisan biasa .. ditolak hmu8 dilindungi seperlunya d<m ditandai Jeng<m
X.3. Karat, hekas samhungan pada permukaan atau tcpat agar pabrik dapat mengadakan penyelidik<m.
ketiJaksempurnaan permukaan tidak mcnjadi alasan 13. Pengaduan Kemhali
penolakan selama persyaratan pada butir 8.4. terpenuhi,
Bahan yang ditolak: harus disimpan sclmna paling sedikit
dan dimensi minimum serta sifat-sifat rnekanis bcnda uji
Jua minggu setelah tanggal pemcriksaan, selcuna waktu itu
dibersihkan dengan sikat kawat tidak lcbih kccil dari
pabrik dapat menuntut untuk peninjaum1 J<m penguji<m ulan g.
persyaratan st<mdar ini.
X.4. Kawat yang dirnaksud untukjaring kawat baja y<mg dilw; 14. Sertifikasi
harus cukup hcrsih dari karat dm1 ha.han pelumas yang Jika disyaratkan dalmn pemesanm1 atau kontrak pembelian,
mengalir, sehingga Lidak meng~u pengelasan jika sertifikat dari produsen atau penyalur harus Jiberikan kepada
menggunakm1 las listrik. pembeli bahwa bahm1 telal1 dibuat, dimnbil contoh uji, diuji
9. Pengambilan Contoh d<m dipcriksa sesuai standar dan sudah memenuhi persyaratan.
lJ.l. Benda uji untuk pengujian sifat-sifat mekanis harus Jika Jisyaratkan dalmn permintaan pemesan atau kontrak
merupakan pencunpm1g kawat secara penuh y<mg diperoleh pemhelian, laporan dari lm-;il pengujian harus tersedia.
dmi ujung guluncm kawat. Benda uji harus memiliki pm~jang 15. Pengemasan dan Penandaan
yang cukup untuk penguji<m sesuai hutir 6.1. d<m 6.2. 15.1. Ukuran kawat, scsuai spesitikm;i SNI, muna atau Landa
9.2. Jika suatu henda uji menunjukkan suatu ketidaksem- dari pabrik harus ditanJai pada kartu yang dipasang
puma;m y<mg terlihat secant nyata, henda uji dapat dihuang dengan k:uat pada setiap gulungan atau kawat.
dan diganti deng<m henda uji lainnya. 15.2. Kecuali disyaratkm1 lain, pengepakan, penanda<m d<m
10 . .Jumlah Pengujian pengiriman hams sesuai dengan "ASTM Practices A700".
Satu uji tarik d<m satu uji lengkung harus dilakukan untuk
setiap 10 ton atau kurang untuk rnasig-m<L~ ukuran kawat LampiranA
atau hagian dari satu kelompok, atau total tujuh contoh uji, Oaftar Istilah
Jipilih mana yang paling kecil. Satu kelompok semmmya harus
terJiri Jari gulungan Jengan ukuran kawat yang sama hatm1gan-batangan kecil baja : billets
Jitawarkm1 untuk pengiriman pada waktu ym1g sama.

196 Baxian 3 : Be1o11. Semen. Perkerasan ]a/an Be/on Semen


SNI 03-6418-2000
Pd 5-02-1999-03

SPESIFIKASI PENGECER GRAUT UNTUK BETON


DENGAN AGREGAT PRALEKAT
1. Ruang Lingkup Waktu pengikatcm awal minimum, 4 jmn sesuai Metode
1.1. Spesifikasi ini meliputi bahan pengencer graut yang Penguji<m SNI 03-6430.2-2000
digunak~m untuk beton dengan agregat pralekat Waktu pengikatan akhir, maksimum 24 jam sesuai Metode
1.2. Standar ini tidak dimaksudk<m untuk menjelask<m semua Penguji<m SNI 03-6430.2-2000
pennasalalum keselmnatan, hila ada kaitannya dengan cara Kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari sesuai Metode
penggunaan. Masalah terschut menjadi tanggung jawah Pengujian SNI 06-6430.1-2000 minimum 90% dari
pengguna dahun menerapkannya demi keselcunat<m dan ccunpuran pembanding.
kesehatan, juga ketentuan-ketentuan yang harus ditaati
6. Komposisi
sebelum menggunakan st;mdar ini.
6.1. Pengencer harus dari bahan yang menghasilkan suatu
2. Acuan produk memiliki sifat sesuai butir 5.1. Jika diuji
2.1. Standar ASTM: berdasarkan spesitikao.;i ini.
ASTM C 33 : Spec{ficationfor Concret Aggregate 7. Pengambilan Contoh
ASTM C 150: Spec(ficationfor Portland Cement
7.1. Contoh uji dari bahan pengencer harus mempunyai herat
ASTM C 937-80: Standar Spec(/ication.for Grout Fluid([ter
paling sediki t 225 g dan harus dapat mewakili bah an yang
for Prep/aced Aggregate Concrete
dikirim. Bila contoh harus digabungkan dari contoh uji
2.2. Standar SNI : yang tersedia, mungkin dimnbil secant acak dan tidak
SNI 03-6813-2002 : Tata Cara Pemhuatan Silindcr Dan kunmg empat bungkus yang dipilih.
Prisma Uji Untuk Menentukan Kekuatan Dan Densitas
8. Metode Uji
Beton Agregat Praletak Di Laboratorium.
SNl 06-6430.1-2000: Metode Pengujian Kuat Tek~m Graul 8.1. Ringkas<m Metodc Uji
untuk Beton dengan Agregat Praletak di Lahoratorium. Sifat fisik graut yang mengandung pengencer ditentukan
SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekkspansi dan d<m dibandingkan deng<m sifat graut llmpa pengeccr.
Eliding Campuran Graut Segar untuk Beton Agregat
Praletak di Laboratorium. Tabell
SNI 03-2460-1 991 : Spesitikasi Abu Terh<mg sehagai Bah<m Batas Ekspansi
Tcunbahan untuk C<unpunm Beton.
No. Kadar alkhali semen, dinyatakan Bat<L" ekspansi (%)
SNI 03-2494-1991 : Spesifikasi Agregat untuk Beton
Penah<m Radiasi. --- sebagai Na2 0 (%) ---
3. lnformasi Pemesanan 1. 0,80 atau lehih 7- 14
3.1. Pemakai harus menjela..o.;kan hahan pengencer graut heton 2. 0,40- 0,79 5 -12
agregat praletak y<mg diinginkan sesuai spesifikasi ini. 3. 0,39 atau kunmg 3-lJ
4. Bahan 8.2. Kcgunaan
4.1. Bahan graut harus memenuhi persyaratan berikut : Pengaruh pencunbahan pengenccr pada cmnpuran graut
4.1.1. Semen portland y;mg akan digunakan hcuus memenuhi pembanding ditentukan untuk mengevaluasi kcmmnpuan
persyaratan spesitikasi semen portl<md ASTM C 150. mengunmgi air campuran, menghindari proses pemhekuan dini,
4.1.2. Pozolan harus memenuhi persyaratan spesifikasi, SNI menjaga agar kandungan pada tidak mengendap, mcngcn-
03-2460-1991. dalikan ekspansi sehclum waktu pcngikatan awal dan
mempcrtahankan atau meningkatm1 kuat tekm1.
4.1.3. Agregat halus harus memenuhi spesilik<Lo.;i ASTM C 33,
kecuali untuk gradasi y<mg mcmenuhi spesifikasi, SNI 8.3. Proscdur
03-2494-1991, Label 2 gradasi I. 8.3.1. Kondisikan semua material graut tcrmasuk air
c<unpuran pada tcmperatur (23 ± 1,7)°C saat awal
5. Persyaratan Fisik
penguji<m.
5.1. Hasil uji pcngencer graut, harus memenuhi persyarallm
8.3.2. Kondisikan lahoratorium dan ruang perawatml pada
sebagai herikut :
tcmperatur (23 ± I. 7)°C selcuna proses penguj ian.
Pengurangan air cmnpuran, minimum 3 % dari cmnpur<m
X.3.3. Persiapan graut
pemhm1ding sesuai Metode Penguji<m ASTM C. 941
8.3.3.1. Persiapan dua jenis campuran graut, satu sebagai
Ekspm1si, 3 jam setclah pcnc<unpunm sesuai deng<m Metode
campuran pemhanding tanpa pengcncer dan satu
Pengujian SNI 06-6430-2000, lihat tahel I.
campuran uji dengan pengencer. Masing-masing
Sliding. 3 jam setelah pencampuran sesuai Metode mengandung komposisi dengan herat y<mg sama, dari
Pengujian SNI 06-6430-2000, maksimum 2°l. hah<m sementitius dan agregat halus, dengan jumlah
Peningkat<m daya menahan air sesuai Metode Penguji<m air cukup untuk menghasilk<m waktu alir (21 ± 2) detik
SNI, minimum 60% dari ccunpuran pemhcmding. sesuai Mctode Pengujian. ASTM C. 939. Bahan
hersifat sementitius harus terdiri dari semen dan
pozolan deng<m perh<mdingan bert 2 handing I.

Bat; ian 3 : Beton, Semen. Perkera.\'C/11 .!alan Beton Semen 197


SNI 03-6418-2000

8.3.3.2. Campuran uji harus mengandung pengencer graut 8.5. Pelaporan


sebanyak sctara satu % dari beral gabungan antara
semen portland d<m pozolan, kecuali ada rckomcndw;i Untuk masing-masing campuran graut, harus dilaporkan
dari produscn. Campuran pcmbanding tidak data uji bcrikut ini :
meng<mdung pengenccr. 8.5 .I. Deskripsi dan sumber bahan y<mg digunakan
8.3.3.3. Volume masing-masing campuran uji harus mendckati 8.5.2. Perbandingan bahan, terhadap berat
0,03 m 3. 8.5.3. Waktu alir rata-rata graut, (detik)
8.3.3.4. Campur graul dalam pengaduk scperti yang 8.5.4. Ekspansi dan bliding,
ditunjukk<m pada gmnbar 1, SNI 03-4809-1998. Bao.;ahi 8.5.5. Daya menahan air,%
bagi<m dalmn drum, jalcmk<m pcngaduk, d<m masukk.:-u1
bahan-bah<m sclcuna 2 menit dcngan urut<m sebagai 8.5.6. Waktu pengikatan awal, jmn
bcrikut : air. bahan pcngcncer (jika digunakan), 8.5.7. Waktu pengikatan akhir, jam
pozolan, semen dan agregat halus. Aduk sclmna 3 8.5.8. Kuat tekan pada 7 hari, MPa
smnpai 31/4 menit.
8.5.9. Kuat tekan pada 28 hari, MPa
8.3.3.5. Tcntukan waklu alir sesuai Mctodc Pcngujian ASTM 8.5.10. Nilai-nilai ym1g dihitung ini harus juga dilapork<m.
c. 939
8.5.11. Pengurangan air yang diperlukan, Rw %.
Jika waktu alir yang diperolch masih dalcun batascu1 y<mg dapat
diterima, lanjutkan pengujian agar diperoleh data yang 8.5.12. Peningkatan daya menahan air, lp %.
diperlukan untuk perhitung<m. 8.5.13. Kuat tekan pada 7 hari, dinyatakan terhadap benda uji
pembm1ding, %.
8.4. Perhitung<m
Lakuk<m pcrhitungan sebagai berikut :
9. Penolakan
8.4.1. Pengunmgan air yang dibutuhkan (Rw) Bahan pengencer harus ditolak jika tidak memenuhi
(We - Wt) pcrsyatan spcsitikasi ini.
Rw, (%) = x 100 10. Pengcmas<m d.:·m Pemberhm Tanda
we 10.1. Bahan pcngecer graut harus dikemas dalmn wadah
Keterangan: kcdap air dan disimpan dalmn ruang<m tertutup dan
Rw aclalah reduksi air yang diperlukan. (%). kering.
We adalah berat air yang diperlukan dalam campuran graut 10.2. Wadah harus diberi tanda mcnurut informasi sebagai
tanpa pengencer. berikut:
Wt adalah herat air yang diperlukan dalam campuran graut 10.2.1. Penjelasan tcntm1g pengmuh bah<m dalmn kemasan telah
dengan pengcnccr. memenuhi persyaratan spesitik<L'>i ini.
8.4.2. Peningkat<m daya menah:m air, % 10.2.2. Berat dari balum dalam kemasan.
10.2.3. Petunjuk daftar penggunaan material.
<Rt - Rc) x 1oo 10.2.4. Nomor produk dan tanggal pemhuatan pabrik.
IJ,(%) = - - - - - -
Rc
Ketl.!rangan : LampiranA
Ir Pcningkatan daya mcnahan air. %
Daftar Istilah
Rc Waktu yang cliperlukan untuk memisahkan 60 mL air dari
contoh uji pcmhancling tanpa pcngenccr (detik).
Waktu yang diperlukan untuk mengduarkan 60 mL air waktur alir efflux time
dari contoh uji dcngan pengencer. detik.
pengecer fluidijier
graut grout
daya menal1cu1 air water retentivity

198 Bagian 3 : Beto11. Semen. Perkera.wn ]a/an BeTon Semen


SNI 03-6811-2002
Pd S-02-1998-03

SPESIFIKASI BAHAN PENCAMPUR UNTUK BETON SEMPROT

Standar ini dikeluarkan menurut simbol huruf C 1141, C.618 Specification for Fly Ash ;md Raw or Calcived Natural
angka yang ada dibelakang simhol huruf terse hut menyatakan Pozzolan for Use as Mineral Admixture in Portland
tahun stand~r ini diterima atau untuk revisi, tahun standar ini Cement Concrete (Spcsifikasi Fly Ash d<m Pozzolan
direvisi. Alamiah Mentall atau Berkapur untuk Penggunaan
Angka dalam kurung menyatakan tahun persetujuan, tanda Cmnpuran Tmnhahan Mineral da.lam Beton Sement
Epsilon menyatakan perubahan editing setelah revisi terakhir Portland).
atau persetujmm kembali. C.979 Specification for Pigments for Integrally Colored
1. Ruang Lingkup. Concrete (Spesiiikasi Bal1cu1 Cat untuk Beton Berwarna
Integra.l).
1.1. Spcsifikasi ini mencakup hahan-bahan yang diusulkan
untuk digunakan sehagai campuran aduk~m semen portland C.1059 Specitication for Latex Agents for Bounding Fresh to
lunak, supaya dapat meruhah sifal cmnpuran. Hctrdened Concrete (Spesitikasi Bahan latex untuk
Mengikat Beton Baru smnpal Beton KentS).
1.2. Nilai-nilai yang dinyatakan dalam inch-poun harus
dianggap sebagai st.andm. 0.98 Specification for calcium Chloride (Spesiiikasi untuk
Kalsium Khlorida).
2. Acuan
2.2 Dokumen ACI
2.1. Standar ASTM
318 Building Code Requirements for Reinforced
C. 125 Terminology Relating to Concrete and Concrete
Concrete (Persyarat<m Kode Bm1gumm unluk Beton
Aggregates (Peristilahan unt.uk Beton dan Agrcgat
Bertulcmg).
Beton).
S P.l9 (86) Cement ;md Concrete Technology (Teknik Semen
C.l36 Test Method for Sieve Analysis of Fine and Cmtrse
dan Beton).
Aggregates (Metode Pcngujian Analisis Ayak Agregat.
Halus dan Kasm). 3. Peristilahan
C.138 Test MeU10d for Unit Weight, Yield, ~md Air Content 3.1. lst.ilah-islilah yang dipakai tlahun st;mdar ini ditentukan
(Gravimetric) of Concrete (Metode Pengujian Unit dalmn C. 125 at.au ACI SP.19. Ak<m tetapi, 3 (liga) istilah
Bent!. Hasil, dan Kandungan Udara Beton). terpenting dari delinisi-delinisi yang terc;mtum da.lam
C.l73 Test MeU10d f!.>r Air Content. of Freshly Mixed Concrete ACl SP. 19 diulcmg sehagai herikut :
by the Volumetric Method (Mctode Pengujian 3.1.1. "Dry mix shotcrete .. (Beton lunak tekan dengan
Kandungan Udara dalam Campuran Beton Baru cmnpuran kering) "Shotcrete" (Beton lunak tekan)
menurut Metode Yolumetrik). dimana air cmnpuran dit;unbahkan pada ''Nozzle".
C-1 X3 Practice for Smnpling and U1C Amount. of Testing of 3.1.2. Shote (BeLOn lunak tekan). Atluk;m semen atau bcton
Hydraulic Cement. (Latihan Pcngmnhilan Smnple d~m diarahk;m tleng<m tenaga :mgin bcrkecepat:m tinggi pada
Jumlah Pengujian Semen Hidrolik). suatu pcrmuka;m, disehut "air hlown mortar" (adukcm semen
C.231 Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete tleng<m tek;m:m udara). atau pneumatically applied mortar/
hy the Pressure MeU1od (Met.ode Pengujian K;mdung;m concrete" (aduk<m semen atau heton hertcnaga angin).
Udara dahun Cmnpuran. Beton Bmu menurut Metode "spraged mortctr" (aduk<m semen y;mg tlisemprotkcm, dm1
Tckanan). "gunned concrete" (heton y;mg ditemhakk<m).
C.260 Specification for Air Entiarming Adinixtures for 3.1.3. "Wet mix shotcrete" (bcton lunak tekm1 deng;m cmnpurm1
Concrete (Spesifikasi Cmnpuran Tmnhalum Beton lsap hw;ah). Semuac:unpunmuntuk "shotcrete", tcmasuk air,
Udant). dicampur sehelum tlimasukkan kc ualam slang
penyemprot. schuah "accelerator" Jika tliperlukan
C-266 Test Method for Time of Setting of Hydraulic Cement hiasanya-tlit:unhahkan pada ··Nozzle··.
Paste hy Gillmore Needles (Metode Pengujicm. waktu
Pelet.akan Semen Hidrolik dengan Penyuntikan 4. Klasifikasi
Gillmore). Spesifikasi ini mengakui tingkatan campuran tmnhahan
C.311 Test Method for Smnpling and Testing Fly Ash or untuk "shotcrete" y:mg dihuat hertlasark<m salah satu dmi 2
Natural Pozzolans for Usc as a Mineral Admixtures in (dua) metode, yaitu :
Portland Cement. Concrete (Meiotic Pengujian 4.1. Tipe 1-"11ry mix" method (Metode campuran kerin~)
Pengamhilan Sample dan Pengujian Fly ash atau
4.1.1. Tingkat. 1-"Accelcrating admixture" (campuran
Pozzolan Alamiah untuk Penggunmm sehagai cmnpur;m
tcunhahan y<mg mempercepat).
Tmnha~ Mineral dalmn Beton Semen Portland).
4.1.2. Tingkat. 2-"Retarding admixture" (cmnpuran tmnhalum
C.494 Specilication for Chemical Admixtures' for Concrete
yang memperlmnhat).
(Spesilikasi Cmnpuran tmnhahan Bah~m Kimia untuk
Beton). 4.1.3. Tingkat 3-"Pozzolcm admixture" (cmnpuran tmnhahm1
dengan hahan pozzolanik).

/1agia11 3 : Beton. Semen, Perkerasan .fa/em /kto11 Seme11 199


SNI 03-6811-2002

4.1.4. Tingkat 4- "Metallic iron admixture" (campuran prosedur pengujian yang tepa!, seperti "in/mred spectrrl'',
tmnhahan hesi logam ). "photometn", nilai pH, dan bahan padat untuk mencntukaJJ
4.1.5. Tingkat 5-"Coloring admixture" (campuran tmnhahan pers<:unaan bah<:m dari bchcrapa kumpul<m atau bagian
herw<mla). yang berbeda dari kumpul<m yang sama.
4.1.6. Tingkat 6-"0rganic polymer" (polimer organik) 6.4. Sesuai pcnnintacm pembcli, pabrik akan menyatakan secara
tcrtulis kandungan chlorida dalam campuran tan1ballan.
4.2. Tipe 2. "We-mix Method" (Metode campuran hasah)
Catatanl : Absorbsi ultraviokt pada larutan dan "infra~d spectroscopy-dan
4.2.1. Tingkat I -"Accelerating admixture" (campuran residu kering terhukti berguna. Prosedur khusu.• yang haru.'
tmnhahan y<mg mempercepat). dilakukan dan kritcria yang harus ditcntukanuntuk mendapatka11
4.2.2. Tingkat 2-"Retarding admixture" (cmnpuran tmnbahan persamaan harus memperhitungkan komposisi dan sifat contoh
yang memperlmnhat). Catalan 2: Campuran tamhahan yang mengandung "ion chlorida" dalam
jumlah yang relatif besar akan membuat logam yang tersimpao.
4.2.3. Tingkat3-"Pozzolan admixture" (carnpuran tmnbahan rentan terhadap oksigen dalam "shotcreh:" yang mengeras.
dengan hahan pozzolanik).
4.2.4. Tingkat 4-"Metallic iron admixture" (campuran 7. Sampling
tmnhahan hesi logmn). 7 .I. Pemheli harus mendapat kesernpatan untuk melakukan
4.2.5. Tingkat 5-"Coloring admixture" (cmnpunm t<unhahan sampling yang teliti, d<m y;mg, dapat dilakuk<:m di pabrik,
berwmna). atau di lokasi pek~jm yang akan ditentukm1 pembeli.
4.2.6. Tingkat 6-"Latex admixture polymer" (cmnpuran 7.2. Sampling dapat dilakukan berdasarkan "grab" atatl
t<unbahan hahan latex). komposit sesuai dengan yang ditentukcm spesitikasi sebuC111
"grab sample" hanya dilakukan sekali. Sample komposil
4.2.7. Tingkat 7-"Water reducing admixture" (cmnpuran akan diperolch dengan menyatukan tiga atau lebih "grab
tamhahan yang mengunmgi k<mdungan air). sample".
4.3. Setiap tingkat di atas selanjutnya diklasifikasikan 7.3. Ukuran smnple untuk setiap klas cmnpuran tmnhahaJJ
menurut ym1g berikut : adalal1 sehagai berikut :
4.3.1. Klas A-Cainm 7.3.1. Kelas A, Campuran tamhahan cairan.
4.3.2. Klas B-Bukan Cainm 7 .3.I.I. C<:unpuran tan1bahan cairan harus diaduk dengan baiJ.:
5. Pemesanan Informasi sebelum dilakukan smnpling "grab sample" tidak akrul
Pemheli harus melampirkan informasi hcrikut dalam melebihi 2500 gal (9500 L) cmnpunm tmnbahm1 dati
kontrak atau pcsmum pemhclian, jika dapat digunakan. volume sekurang-kurangnya I qt (1 L) paling sedikil
pcrlu diamhil4 (empat) grab sample dari Iokasi yan~
5.I. Simbol spesifikasi dan tanggal dikeluarkan berbeda dan yang tersebar dengan baik. SampR
5.2. Jenis "shotcrete", tingkat d<m klas cmnpuran tmnhalum. kornposit diperoleh dengan mencampur dengan baiJ.:
5.3. Jumlah c<unpunm tmnhahan y<mg diperlukan grab smnple yang telall dipilih, d<m sisa campurru:
5.4. Kem<:1.~an khusus dan syarat-syarat tanda kema~1. smnple mencapai sekunmg-kurangnya 1 gal (4 L)
cukup untuk- melak.ukm1 pengujian.
5.5. Sampling khusus untuk syarat-syarat pemeriksaan
7.3.1.2 Sample alom diambil dari campuran tmnbahm1 dalan
5.6. Syarat-syarat tmnbahan. kolmn penyimpan dengan jumlah yang s<:una dm
6. Persyaratan lapisllil atas, tengah dan bawah melalui scbuah kerm
6.1. Campuran tmnhahan "shotcrete" harus sesuai dengan pada sisi kolam, atau dengan sebual1 botol yang diber
persyarat<:mjenis dm1 tingkat yang tercantum dalmn Tah~l I. tutup yang dapat dibuka setelah. botoltelal1 mencapa
kedalaman yang diinginkm1.
6.2. Sesuai pennintmm pemheli pabrik pernbuat bahan ak<:m
mcnyatakan secant tertulis bahwa campuran tmnhahan 7.3.1.3. Sample akan dikemas dalam kontainer yang kedap ail
yang diserahkan adalah sama dengan konsentrasi, dan udara dan y<mg tahan terhadap campuran bahan.
komposisi d<m kinerja campurmlt<unbah<m y<mg tclah diuji 7.3.2. Klas B. Campuran Tambahan Bukan Cairan
sebelumnya menurut spesitikasi dan terhukti telah sesuai 7.3.2.1. "Grab Sample" (terkecuali Pozzolan) campurar
menurut persyaratcm. tambahan tidak akan melebihi 2 ton (2 Mg) dat
6.3. Persyaratan untuk menentukm1 persamaan kornposisi atau sekurang-kurangnya harus mempunyai bcrat 2 lb (I
bahan kimia suatu kurnpul<:m atau kurnpulan berikutnya kg). Paling sedikit harus diambil 4 grab smnple dru·
yang sama dengan kumpulan sebelumnya yang telah loka-:i yang berbedaym1g tersehut. Smnpling kornpos1,
memenuhi persyaratan, dapat ditentukan berdasarkan dipersiapkm1 dengan mcncmnpur grah sample yllil!
persetujuan antara pembeli dan pembuat. Sesuai telah terpilih, dan menghasilkan campuran smnpf(
perminta<m pembeli, pabrik y<mg ak<m rnerekomendasikan sckurang-kurllilgnya. 5 lh (2, I kg) untuk dilakukall
pengujian. Penentuan tingkat sample komposit akru
ditentukan dari se~iap 2 ton (2 Mg) dari Tingkat '
Campuran tan1bahan besi berlogam.

200 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan fa/an Beton Semen


SNI 03-6811-2002

Tahel 1. .Jeni-. 1.
Persyaratan Proses Campuran Kering

Tingkat Cmnpuran Standar Batas<m Lain


--- TambaJum ASTM ---
I. Mcmper- C.266 Waktu pemasangan awal 1-3 menit, dan waktu pemas<mg<m akhir tidak
cepat lcbih dari 9 menit untuk 2 dari 3 pcngujian yang dilakuk<m, dan batasan
chlorida menurut (SNI 03-2854-1993) tidak boleh dilmnpaui.
2. Mempcr- C.494Type B Partikel logmn harus terdiri dari besi tanah yang tidak berkarat, tidak
lam bat atauD bcnninyak, beba.-; dari bah<mlain, dan terdiri dari partikellogam nonferous.
3. Pozoland C.618 Penentmm tingkat agregat logam harus sebagai berikut jika pengujian
dilakuk<m berdasarkan C.136
4. Besi Tidak Partikel logam harus mcrupakan besi tcmah tidak mengandung karat,
metalik Ditentuk<m minyak, bahan asing, partikel logmn bukan besi, ukuran butir agregat
partikel logam hila diuji harus memenuhi sesuai dengan SNI 03-1968-
1990 scbagai bcrikut :
Ukunm Saringan No. % Lolos
4.75 mm (No.4) 100
2.36 mm (No. 8) 90-100
1.18 mm (No. 16) 70-85
600 mm (No. 30) 20-15
300 mm (No. 50) 0-10
150 mm (No. 100) 0-5
5. Berwarna C.979 Walaupun menggunakan bah<m y<mg sesuai dengan C.979, mungkin sulit
untuk mendapatkan keseragaman warna karena prosedur penempatan
untuk 'shotcrete' cmnpuran kering.
6. Latek C. 1059

Tipe II Proses Campuran Basah

Tingkat Campuran StcmdarASTM Bat<tsan Lain


--- Tambahan --- ---

I. Mempcrcepat D.98 C.494 Types C atau E Dan C.26


2. Memperlambat C.494, Type B, D atau G
3. Pozolru1 C.618
4. Besi metalik Belum ditctapk<Ul Lihat Type I Tingkat4
5. Pew<mm c. 979
6. Latek c. 1059
7. Pengurangan air C. 494, Types A, D, E, F atau G
8. Tmnbahan gelembung udara SNI 03-2496-1991

7 .3.2.2. Walaupun cmnpunm tmnhall<m Pozzolcm d<m penguji<m 8. Jumlah Pengujian dan Pengujian Kemhali
harus di1akukan menurut pcrsyaratan y<mg ditcntukan 8.1. Jumlah pengujian dan pcngujian kembali yang akan
dalmn C.31 1. dilakuk<m terhadap h<than tertentu adalah jumlcth y<mg
7.3.2.3. Sample sebuah paket campuran tambahan dapat ditentuk<m dalmn standar acuan ASTM.
diperoleh dari · pengambilan Smnple dengan tahung
9. Persiapan Spesimen
sebagaitnmut dijelask;m qalwn Metodc C. 183.
9 .1. Spesirnen untuk, pengujim1 akcm dipersiapkcm sebagaitmma
7.3.2.4. Jika dim1jurkan olehpabrik scluruh smnplc campuran dipersyaratkan oleh metode pengujian khusus yang
tambahan. harus dilarutkan da1am air sebclum di<mjurkan spesifikasi ASTIN! untuk cmnpur<Ul tambalum
dilakukan pengujian. tertentu.
7.3.2.5. Sample akan dikemas dalmn kontaincr yang kedap
udara dan kelembaban. 10. l 1emeriksaan
10.1. Pemcriksaan terhadap bahan akm1 disctujui bersmrut <mtam
pembeli dari penyalur, sebagai bagicm dari kontrdk pembelian.

Raxian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 201


SNI 03-6811-2002

11. Penolakan LAMPIRAN A


11.1. Cunpuran tmnhahan "shotcrctc"dapal ditolakjika tidak DAFTAR ISTILAH
dapat memenuhi salah satu pcrsyaratan dari spesifikasi
ini. Lihat Tabel I.
Beton scmprot basah : Wet-mix shootcrete
11.2. Suatu cmnpunm tmnbahan yang disimp<m olch pahrik
untuk lchih dm·i 6 (cnmn) bulan schclum dikirim, atau Beton semprot kering : Dry-mix shotcrete
disimpan oleh pcnjual lokal untuk lchih dari 6 (cnmn) Bahan pencmnpur beton semprot : Admixtured shotcrete
bulm1 sctelah penguji<m dilakukcm, makcl bahm1 cmnpunm Bahan pencmnpur cair : Liquid admixtures
dapat diuji kcmbali schclum digunak<m d;m dapat ditolak
jika tidak memenuhi salah satu pcrsyarat<m spesitikm;i. Bahan tmnhahan non cair : Non-Liquid admixtures
11.3. Pakct atau kontainer yang mcmpunyai hcrat yang Contoh uji :Sampling
melchihi 20 % dari berat atau volume yang ditcntukan Bahan tmnbahan : Admixtures
akan ditolak. Jika berat atau volume rata-rata dari -50
Nose! : Nozzel
(lima puluh) paket yang dimnhil secant acak kurang dari
y<mg ditentukan mal<a seluruh pengirim<m dapat ditolak. Kutip :Grade
11.4. Jika campunm tmnhahan ak<m dipakai untuk shotcretc Kcmasm1 :Package
cmnpuran basah yang tidak ditmnhahan udara, malca
cmnpuran tcrscbut akan ditolak jika penguji<m tcrhadap
shotcretc dengan cmnpuran tmnhahan menunjukkan LAMPIRAN B
kandungan udara lebih besar dari 5 o/,. Jika cmnpuran
tmnbah<m akan dipakai untuk shotcrete cmnpuran hasah CONTOHPENANDAANPRODUK
dengan penmnbahan udara, cmnpuran tersebut akan
ditolak jika pengujian terhadap "shotcretc" menunjukkan Pemilik Bahan Tambahan
k;mdungan udara cmnpunm yang melebihi 12 % atau
Nmna
kurang dari 5 %, kandungan udara akan ditentukcm dari
sebuah smnple yang dimnhil sebelum disuntikkan sesuai Almnat
deng;m metode C.l38, C.l73, atau C.231.
11.5. Penolakan dan sebab-sebab pcnolakan harus segcra Spesifikasi Bahan Tambahan
dilaporkcm kepada pembuat atau penyalur secant tertulis.
Kelas
12. Sertifikat
Tipc
12.1. J ikct ditentnkm1<1almn kontrak Pembeli<m dan Pemes<man,
maka sebuah sertitikat akan diberikan kepada pcmbeli Tingkat
yang menyatakan bahwa bahan telah diuji menurut Berat bersih kg
spesitikasi dan telal1 memenuhi syarat. Jika tercantum
dalam kontrak Pembelian dan Pemesanan maka juga akan Volume liter
dismnpaikan sebual1 laporan tentang basil pengujian
smnple bahan yang telah dikirim. Lapomn basil pengujian Pemhuatan Bahan Tambahan
ym1g diminta sesuai dengru1 pemesanan akcm dismnpai-
kan selmnbat-lmnbatnya 60 (enam puluh) hari setelah Nama
pengiriman bahan. Alrunat
13. Pencantuman Tanda Produk Tanggal Pembuatan
13.1. Jika cmnpuran tmnbahan dikirim dahlin paket atau Tanggal Pengujim1
kontainer, maka m1ma pemilik bahan cmnpurm1 tamhal1m1
jenis, tingkat dan klas menurut spesifikasi, dan bcrat
bersih atau volume harus dicantumkan dengan jelas, ..... ,............................... 19 .............. .
informasi ym1g smna harus dic<mtumkan pada formulir Penanggung Jawab
yang dilampirkan pada bal1m1.
Pembuat Bahan Trunbahan
14. Permintaan Tambahan
14.1. Pembeli dapat mengajukan pennintacm tambahan dan
hanya berlaku jika tercantum terpisah dari kontrak
pembelian atau pemesanan. ( ......................................)
14.2. Jaminan kualitas akan tercantum dalam kontrak
pembelian atau pemesanan dengan mengacu kepada surat
mengenai hal tersebut dan yang telah disetujui oleh
penyalur dan pembeli.

202 Bagian 3 : Beton, .'iemen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6812-2002
Pd 5-04-1998-03

SPESIFIKASI ANYAMAN KAWAT BAJA POLOS


YANG DILAS UNTUK TULANGAN BETON
1. DESKRIPSI kombinasi lclehan dengan tekamm. Ncunun nilai rata-rata
geser minimum dalarn pounds gaya tidak holeh kurang dari
1.1 Ruang Lingkup.
3 5.000 x luas penmnpang nominal haja polos terhesar dalarn
Spesitikasi ini meliputi <my anum kawat b~ja polos ycmg dih-.; satuan inci kuadrat. Dilain pihak baja polos y<mg lehih kecil
untuk digunak<m sebagai tulangan heton. tidak boleh kurang dari ukuran h<~ia No. W. 1.2 denganluas
1.2 J>engertian. penarnpang 40 % dari lua..<; penmnp<:mg b~ja polos terbcsar
atau lebih. Contoh tipe b~ja polos dengan luas penmnpang
Anyaman kawat baja yang digunakan dalam lingkup 40 % atcm lebih dibedakan sebagai berikut :
spesifik<L-.;i ini mempunyai halum yang dirakit dari kawat baja
yang ditarik dingin. Terbesar Terkecil
Selmna proses penarikan atau galvanisasi, disusun menjadi Ukuran No. W 20 Ukuran No. W 8
bemuk lembaran atau gulung<m dengan proses tarikan las listrik. Ukuran No. W 15 Ukuran No. W 6
Bahan anymnan y<:mg dihasilkan tersusun arah memanj<:mg dan Ukuran No. W 4
Ukuran No. W 10
melintang, membentuk sudut antara satu d<m lainnya diikat
setiap titik pertemmm dengan dilas. c. Empat helas yang dipilih secara acak dari henda uji
sesuai dengan butir 2.7 b, hams diuji terhadap kuat geser
2. PERSYARATAN TEKNIK
las. B~ja polos melintang dari tiap benda uji harus
2.1 Bahan. diperp<mj<:mg kunmg lebih 25 mm pada tiap sisi b~ja polos
a. Kawat baja polos yang digunakan dalam pcmbuatan mem<mjang. B<:~ja polos me~jang dari setiap benda uji
anymnan hams memenuhi persyarat<m sesuai AASHTO M harus mempunyai panj<mg sedemikian rupa di bawah b~ja
32-90 "Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire polos melintang, sehingga dapat dipegm1g oleh alat penguji.
for Concrete Reinforcement". Benda uji ini hams mempunyai panjang sedemikian rupa
b. Anyarn<m hams dipersiapkan dalmn bentuk lcmharan atau di atas baja polos melintang, sehingga ujungnya berada di
gulungan. atclS sumhu pusat dari landasan alliS alat uji.
d. Bahan memenuhi persyaratan kuat geser las bila raw-
2.2 Pemhuatan.
rata dari 4 benda uji memenuhi nilai dalmn hutir 2.3 b. Bila
a. Kawat b~ja polos hams dirakit menggunabm mesin otomatis nilai rata-raw tidak memenuhi nilai persyaratan, semua, leiS
atau cara mekanis lain yang menjamin ketepatan jarak dan melintclng henda uji harus diuji. Anycunan akan diterima
alinyemen dari semua komponen anymmm. bila rata-rata dari semua nihil geser las melintang henda uji
b. Komponen mema.njang dan melintang, hams dilekatkan memenuhi nilai persyaratml minimum.
kuat pada setiap titik pertemuan dengan pengclw>an tahamm 2.4. Alat dan Metode Pengujian Geser Las.
listrik, yang menggunakan prinsip lelehan dengan tekanan.
a. Mengingat pengela..-.;an dari anymnan baja polos y;mg dila<;
c. Apabila dilaksmwkan sesuai deng<:m ketentmm ini, maka mendukung nilai ikat dan jangkar b~ja polos di dalam be ton,
akan menghasilkan produk anymnan yang kuat dengan maim penting sekali bahwa pengujian hL-.; dibuat dalmn alat
bukan berhentuk hujur s;;mgkar atau persegi panjang. Ha..<;il yang ak<Ul menebmla..-.; sedemikian mpa, seperti penek<:man
pahrikasi harus hehas dmi cacat dan memenuhi spesifikasi di dalam beton. Untuk mencapai ini maka b~ja polos
ini. memanjang di dalam alat harus ditekan pada sumbu
2.3 Persyaratan Mekanis. berdkat~m dengan sumbu pusatnya. Demikian juga b<~ia
a. Kuat tarik. polos melint<mg harus dipegang herdekatan pada haja polos
memculj<mg d<m pada posisi relatif smna, sehingga mencegah
Kawat haja polos yang digunakan untuk produksi anymncm perputaran d<:rri baja polos melintang.
harus memenuhi ketentuan dalmn AASHTO A 32 - 90
"Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for b. Pada Gmnbar I ditunjukkan detail dar! alat uji tipikal
Concrete Reinforcement". Kuat tarik dapat dihuat pada hersama dengan dua landasan. yang memungkinkan
potong<m haja polos dari anyaman baja polos yang dilas pengujian las untuk haja polos sampai dengm1 diameter
dan diuji melintang <:mtara lw.;-las atau yang ada lasnya. 15,88 mm. Alat uji ini dapat digunak~m pada hmnpir semua
Jumlal1 pengujian tidak holeh kurang dari 50 % jumlah mesin uji tarik dan harus digantung pada susuncm bola dan
benda uji. Pengujim1 kuat tarik pada smnbung<m lw; hams soket di pusat mesin. Cara ini atau suatu des<lin etektif serupa
memenuhi ketentuan sebagai herikut : dapat diterima.
1) Smnbungan hams terletak di tengah-tengah henda uji. c. Benda uji harus dimasukkan melalui takik pada landascu1,
dengan penggunacm takik lcmdas<m paling kecil dalmn mana
2) Leng<:m tarik pada tiap sisi tidak holch kurm1g dari 25 mm. baja polos memanj<mg ak<m terpegang behas. Baja polos
h. Dalam pemesan anyaman haja polos, kekuatcm geser las memanj<mg harus bersentuh<m deng<m pennukaan rol yang
sccan1 memanjang dan melintang cukup dilakukan dengan berputar behas, sedangkan b<~ja polos melintang hams
pengamatan, sebab pada pemhuatannya anyaman didukung oleh lmldcL<;CUl pada tiap sisi dari celah. Gigi bawah
memanjang dan melintang b<~ja polos herhubungan satu dari alat penguji hcrrus memcgang ujung hawah d<rri b<:~ja
smna lain; saling mengunci di setiap bagi<m yang ditahan polos memanjang dan behan harus diherikan pada laju
oleh proses pengelasan Iistrik, dimana prinsip kerjanya tegang<m ycu1g tidak lebih dari 689 MPa/menit.

Bagian 3 : Beron, Semen, Perkerasan Jalcm Beron Semen 203


SNI 03-6812·2002

2.5 Dimensi dan Variasi yang Diijinkan. b. Benda uji untuk menentukm1 sifat geser lm; hMus diperoleh
a. Lehar deng<m pemotongan dari anymmm haja polos y<mg sudal1
selesai dengan bagian Iebar penuh, panjang yang cukup,
Lebar d<:lfi anymnan hmus ditetapkan sehagai jarak sumbu
untuk mcmenuhi ketentuan pengujian sesuai dengan butir
ke sumbu m1tara haja polos mem<:mjang terlmu·. Yariasi y<mg
2.4 a. d<m 2.4 b.
diijinkan Lidak lehih dMi 13 mm lehih hesar atau kurang
terhadap Iebar yang ditetapkan. Dal<lfll hallehM lcmbaran c. Pengukurm1 untuk konfinnasi karakteristik dimensi harus
pelat atau gulungan ditetapkan scbagai Iebar kcseluruhan dibuat pada lcmb<lfan atau gulungan penuh.
dari ujung ke ujung haja palos melintang, toleransi Iebar d. Bila beberapa benda uji menunjukkm1 ketidaksempumaan
yang diijinkan adalah ± 25 mm. terhadap Iebar yang yang nyata, benda uji mungkin dibuang atau benda uji lain
d i te tap km1. digunakan sebagai gantinya.
h. Panjang. 2.8. .J umlah Pengujian.
Pm1jang keseluruhml ililfi lemh<mm, diukur pada setiap h~ja a. Satu pengujian untuk mengkontirmasikan kuat wik d<m
polos dapat bervarim;i ± 25 mm atau 1% dipilih mm1a lebih persyaratan lentur, hmus dihuat untuk setiap 6,969 m2
hcsar. any<lfllan baja polos atau hagi:m anyaman haja palos yang
c. Baja polos melintang, tidak holeh terproyeksi melewati tersisa.
sumbu pusat dari setiap ujung baja polos memanjang h. Satu pengujicm untuk mengkontinnasikan persyaratan kuat
melebihi j<lfak 25 mm, kecuali ditentukan lain. Bila h<~ia gcser las, dapat dibuat untuk sctiap 27,87m2 anymmm baja
polos melint<mg ditetapkan untuk suatu p<mi<mg spcsifik polos atau hagian anymmm baja polos ym1g tersisa.
melewati sumhu pusat haja polos mem<mj<mg tcpi, vmiasi
yang diijink<m tidak boleh lebih dari 13 mm lebih besar 2.9. Pemeriksaan.
atau kurang dari p<m.i<mg yang ditetapk<m. a. Pemeriksa yang mewakili pembeli hMus he bas masuk pada
d. Variasi yang diijinkan pada diameter setiap haja polos seliap waktu, sehlflla pekcrjaan sesuai dengan kontrak
dalam anyaman hasil produksi. h<lflls memenuhi tolcntnsi pembelian, yang dtlakukan- pada semua bagi<m pekerjaan,
y<mg ditetapkan untuk vmiasi tidak lehih dmi 6,35 mm ym1g meni tikheratkm1 pada pembuatm1 hal1m1 y<:mg dipesan.
terhadap jarak ditetapkan. Dapat dimengerti hahwa Produsen harus memberikan fasilitas yang layak pada
lcmbaran anyaman dmi panjang tertentu tidak selalu pemeriksa untuk menjmnin bahwa bahan dibuat sesuai
mempunyai jumlal1 haja polos melintang identik d<:m k<:lfena deng<m spesitikw;i ini.
itu holeh mempunyai vcu·iasi panjang dari baja polos b. Kecuali untuk kuat leleh, semua penguji<m d<m pemeriksaan
mem;;mjang yang behm; menggantung. Baja polos sebelum harus dibuat di pahrik schclum pengiriman, kecuali
dianyam sesuai dengan AASHTO M-32-90 "Standard ditentukan lain. Pengujian seperti ini h<:lfus dilakukm1tanpa
Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete mengganggu pelaks<maml pekerja<m.
Reinforcement",. c. Bila pemheli mempertimhangkan keinginannya untuk
Merupakan pengecualian sehagai berikut: menentukan kuat leleh dengan AASHTO M 32-90,
1) Sehubung<:m dengm1 sifat mekm1is dMi ;mymnan yang dilas, pengujim1 kuat lelch dapat dihuat di laboratorium. yang telah
persyaratan di tum ketentucm ini tidak dapat digunak<m. didakreditasi, atau wakilnya dapat memhuat pengujuan eli
2) Kecuali ditentukan lain oleh pcmbeli, produsen akan pabrik, hila pengujian ini tidak menggm1ggu operasional
diijinkan untuk memakai haja polos berukuran lehih. pabrik. Pemheli hmus mempunyai hak untuk mclakukm1
Perbcdam1 ukur<m tidak holeh melebihi satu "W" ukuran pemeriksaan atau pengujian pada frekuensi smna seperti
tmnbahan pada ukurm1 W 8 alat lebih kccil, d<m dua "W" ditekankan dalmn spesifikasi bila pemeriksaan serupa
ukurm1 tmnba.han pada ukuran lebih besar dmi W 8. dianggap perlu untuk meyakink<m bal1wa halum memenuhi
Dalmn segala hal, dimana ukuran baja lebih hesar diguna- persyaratcm yang diberikan.
kan, produsen hmus memberi tcmda pada anymnm1 sesuai 2.10. Penolakan dan pemeriksaan Ulang.
dengan pesanan aslinya.
a. Bahan yang tidak memenuhi ketcntu:m dari spesitikw;i ini
e. J arak rata-rata dari h<~ia polos harus sedemikian rupa, dapat ditolak, kecuali ditentukan lain. Sctiap penolakan
sehingga jumlah baja polos pada lemb<:mm atau gulungan hmus dilaporkan kcpada pabrik dahlfll waktu lima hMi
adalah smna atau lehih hesm d<lfi jumlah yang ditentukan. semenjak pemilihan benda uji.
2.6. Penger,jaan, Penyelesaian dan Penampilan. h. Dalam hal benda uji tidak mcmenuhi uji t<lfik d<m uji lentur,
B<~ia polos dengan kelas ilim motu hila dilmat sesuai dengan bahan Lidak dapat ditolak smnpai dua henda uji tcunhal1an
ketentuan ini, akan menghasilkan produk anymnan haja polos dari baja polos lain pada m1ycumm atau gulungan yang smna
yang mempunyai hukaan hujur sangkclf atau persegi pm1jm1g tclal1 diuji. Bal1an dapat dianggap mcmcnuhi spesilikasi bila
yang kuat serta herdaya guna. sesuai dengan persyaratan tarik yang diperoleh dari
Produk ini harus dibuat dan diselesaikan oleh tenaga pengujim1 rata-ratct untuk Liga henda uji, tcnmL-;uk bcnda
tenunpil, diperiksa sec<lfa visual d<:m hmus scsuai spesifikasi uji yang diuji semula, smna atau melehihi persyaratan d;m
ini. tidak satupun dari tiga henda uji tcrsehut memherikan
kurang dari 80 % persyaratcm minimum untuk sitat kuat
2.7. Contoh Uji. wik yang dipertcmyakan. Bahm1 harus dianggap memenuhi
a. Benda uji untuk pcnguji<m sifat mekanis, dapat diperolch spesifikasi uji lentur, hila kcdua henda uji tambalwn
dcngan pemotongan dari m1ymnan haja polos yang sudah memenuhi uji lentur dengan memuaskcm.
selesai dengan Iebar penuh, dcng<m pm1jang ym1g cukup, c. Tiap bahan yang mempcrlihatkan ketidakscmpurnaan
untuk mcmcnuhi ketentmm pcngujian sesuai dengan butir setelah diterima di tcmpat pekerjaan pcmhuatan, dapat
2.3 a d<Ul 2.3 h.

204 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkera.wn Jalan Beron Semen


SNI 03-6812-2002

ditolak dan produscn harus diberikan Leguran. 2.12. Pengepakan dan Penandaan.
d. Samhungan las harus Lahan terhadap pengiriman dan a. Bila tidak ada ketentuan lain, pcngepakan, penandaan dan
pcngangkatan biasa tanpa mcngalmni kerusakan, tctapi pemuat:m dalmn pengiriman, hmus scsuai tala cara ilitlmn
kcrusakan las yang Lcrjadi tanpa mempcrhatikan ASTMA. 700.
penyehahnya tidak harus ditolak, kccuali jumlah kerusakan h. Bila <myarn<m dibuat dalmn lcmb<tran datar, harus dikemas
las per Iembar melchihi 1% iliui jumlal1 smnbunganlas total dalam ukuran yang sesuai, yang tidak lebih dari 150
pada satu lembar, atau hila bahan dalam hentuk gulungan, lembaran d<m terikat bersarna dengan baik.
1% dari jumlah smnbungan dalmn 14m2 dari <mymnan dan
c. Bila anymnm1 dibuat dalarn gulung::m, tiap gulungan harus
sclm1jutnya, tidak lehih iliui satu setcngahjumlah kcrusak:m
aman, untuk mencegah terbukanya gulungan selama
sarnbungan las maksimum yang diijinkan, tcrdapat dalam
pengiriman dan pengangkatan.
satu baja polos.
d. Tiap ikatan dari lembaran rata, d::m tiap gulungan harus
e. Dalam hal pcnolakan karena kegagalan mcmenuhi
diberikan yang menunjukkan tanda nama produsen dan
persyaratan gcser las, empat benda uji tmnbal1an harus
keterangan bahan, keterangan lain atau SNI 03-6812-2002,
diambil ilitri 4lembar atau gulungan berbeda dan diuji sesuai
dapat disebutkan oleh pemheli.
dcngan ketentuan butir 2.4. Bila rata-rata dari basil peng
ujian gcscr las tidak memenuhi persyaratan, hal1an dapat
ditolak. LAMPIRAN A
f Dalarn hal penolakan k<trena kegagalan memenuhi persya-
Daftar lstilah
ratan ukunm,jumlah halum ym1g ditolak harus dibatasi pailit
lcmbar<m atau gulung:m tidak memenuhi spesitikasi ini.
g. Karat, sarnbungm1 pennukaan atau kctidakratrum pennukacm Kawat b~ja polos Wire plain
bukan merupakan alasan penolakan, hila ukuran minimum
luas penampm1g melintang d<m sifat tarik dari benda uji yang Anyarnan b~ja polos yang dilas Welded wire fabric plain
dibersihkan dcngan sikat tangan tidak kurang dari Anymnan lembaran fabric in sheets
persyaratan dalmn spesiiikasi ini.
h. Pemeriksaan ulang. Bahan ym1g ditolak harus disimpan anyarnanan gulungan fabric in rolls
paling sedikit dua minggu s~jak tanggal pemeriksaan, dalmn
waktu mana produsen dapal meng<~juka penninta<m untuk ukuran no. b~ja polos size No. W ....... .
pertimhangm1 dan penguji:m kembali.
2.1 J. Sertifikat.
a. Bila diinginkan pemeriksaan, dapat dilakukan di luar, LAMPIRANB
asalkan bahan yang telah diuji sesuai dengan sertitikat
pembuat:mnya, rum memenuhi persy<tralml dalmn spesitikasi
ini, y::mg dapat dijadik:m ilitsar untuk penerimaan bahan.
b. Persetujuan ini diperkirakan atas dasar pengujian dan
penerimaan b~ja polos sebelum pembuatan, bersamaan
dengan s~jumlah pengujian geser acak selama produksi.
Karena masalah penyimpanan dan penyediaan, tidak ailit
tindakan yang biasa dilakukan untuk mcmberikan data
pengujian aktual d::tri bahan yang dikirim. Bila hal ini
dianggap penting, pengawasan lmtr harus dilengkapi.

GAYA
GAMBAR1
ALATUJI KAWATANYAMAN

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Be/on ,\'emen 205


SNI 03-6818-2002

SPESIFIKASI BAHAN KERING BERSIFAT SEMEN,


CEPAT MENGERAS, DALAM KEMASAN UNTUK PERBAIKAN BETON

1. Ruang Lingkup 1.6 Pcngertian


1.1 Slandar ini mencakup cmnpuran kering bahan-hahan Dalmn Standar ini, y<mg dirnaksud dengan : caveat adalah
bersihtt semen dari mortar a tau beton y<mg cepat mengeras surat protes kepada penguasa hukum untuk tidak mengambil
untuk perbaik~m lapisan be ton semen hidrolis d<m struktur tindakcm hukum sebelum mendengar ketenmgan dari pihak lain.
yang telah mengcras. Bahan-bahan yang mcngandung
senyawa organis sepcrti bitumen, epoksi resin, dan 2. Acuan
polyester tidak tennasuk scbagai bahan pengikat. 1 . ASTM C 928-92A: St<mdard Spesification for Packaged,
1.1.1. Bahan beton campuran kering dalam kcmasan, Dry, Rapid Hardening Cementitious Materials for Concrete
mengandung, agrcgat, dengm1 kehalusan tertinggal pada Repairs
ayakan 9,5 mm paling sedikit 5 perscn dari berat total. 2. SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
3. SNI 03-6825-2002, Metode Pengujian Kekuatan Tekan
1.1.2. Bahan mortar campuran kering dalam kcmasan,
Mortar Semen Portl<md.
mengandung agregat dengan kehalusan tcrtinggal pada
ayakan 9,5 mm kurang dari 5 persen dari berat total. 4. SNI 03-1972-1990, Metode Penguji<m Slump Beton.
1.2 Larutan encer, cairan emulsi, atau dcsfersi tcrmasuk 5. ASTM slmldard C-157 Test Method for Length Change of
didalmn komponen dari baJmn-bahan terscbut. Pembuat Hardened Hydroulic-Cement Mortar cmd Concrete.
larutan dapat mensyaratkan hahwa bahan tersehut dapat 6. SNI 03-2493-1991, Metode Pembuatan dan Perawatan
menggantikan sebagi<m atau seluruh air pencampur. Benda Uji Beton di Laboratorium.
1.3 Agregat-agrcgat harus tennasuk di dalmn komponen dari 7. SNl 03-2495-1991, Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk
bahan-baJ1an yang ada. Pcmbuatannya dapat dilakukan di Beton.
lap<mgan dengan menmnbahkan s~jumlah bahan atau tipe 8. ASTM stllildard C-672 Test Method for Scaling Resistm1ce
agregat khusus daJam produksinya untuk beherapa tujuan of Concrete Surface Exposed to deicing Chemicals.
pengguna<:m. Olch karena itu produk yang dicampur di 9. ASTM standard C-882 Test Method for Bond Strength of
lapm1gan terscbut tidak tennasuk daJam spesifikasi ini. Epoxy-Resin System Used With Concrete by Slant Shear.
1.4 Nilai satuan dinyatakan dalmn SI. 10 ASTM standard E-96 Test Method for water vavor
1.5 Resiko kemnanan berkenaan dengan "Caveat" scsuai Trm1smission of Materials.
cakupan metode uji spesifikm;i Standar ini tidak mcnjmnin Catatan:
adanya kehawatiran dengan masalah kcsclamat<m, yang Spt>sifikasi ini ada dibawah pengawasan komisi ASTM C-9 pada beton dan
dihubungkan deng<m penggunaannya. Hal ini menjadi agregat bcton dan bertanggungjawab langsung pada sub komisi C-09,43 pada
tanggung jawab pemakai standar ini untuk mcnjaga pengepakan/pengemasan campuran beton kering.
keselamalml d<m kesehatan ym1g tepat secara praktis dan Edisi umum disetujui 15 Mei 1992. dipuhlikasikan Juli 1992, Publika.'i asli
menentukan batasan-batasan secara beraturan yang dapat sebagai C-928.
dipakai bagi pelaksanaan. 3. Bahan-bahan
Bahan-bahan bersifat semen untuk perbaik<m beton terdiri
dari 2 tipe, yaitu bal1m1 cepat mengeras dan hahan sm1gat cepat
mengeras seperti dalarn Tabel I berikut :

Tahel 1.
Persyaratan fisis.
Persyaratan
No. Parameter
3jam 1 hari 7 hari 28 hari
1 Kuat tekan, min, Mpa
- Pengera..o.;an cepat a)
34 138 276
b)
- Pengerasan sangat cepat 69 207 276

2 Kuat rekat, Mpa - 68 102 -


3 PerubaJ1an pa~jng,
- Pengembangcm setclah umur 28 hari Maks. + 0,15
dalam air terhadap umur 3 jam, %
- Penyusutan setelah umur 28 hari di udara Maks.- 0,15
terhadap umur 3 jmn, %
4 Kelecakan beton & mort<rr Slump Flow
- Pengera..o.;m1 cepat, konsistensi pada 15 menit Beton (mm) Mortar(%)
setelah pemunbahan laruL:1.n pencampur, Min. 76 Min. 100
- Pengera..o.;an sm1gat cepat, konsistensi pada 5 menit Min. 76 Min. 100
setelah pemunbahan larutan pencampur

206 Baxian 3 : Beron. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6818-2002

adukan sebelum mengeras, kemudian cetak dan rawat


benda uji sesuai dengan SNI 03-2493-1991 atau ketentmm
yang berlaku.
.'i Kctahanan pcngelupasan akihat 7al 7. 1.1. Contoh uji bah<m kering harus merupakan gahungan dari
kimia pelcleh es setclah 25 siklus : seluruh kemasan yang dapat menghasilkan tidak kunmg
- Benda uji heton. maks Rating visual dari 20 setelah mengcras.
15 7. 1.2. Berdasarkan jumlah air yang digunakm1, baJum Iarut<m
- Benda uji mortar maks 5,0 kg/lm lain, atau kedmmya ditmnbahkm1 ke dalmn contoh uji
hah<m y<mg tcrkelup<~ padajumlah sesuai yang disanmkmlltertera pada kantong
- cI kemas<m.
7.1.2.l.Tempatkan contoh uji dalam mcsin pengaduk dan
a) Dikctahui hahwa sifat-sifat dan mutu bahm1 perbaikan beton tanlbahkan bahan cairan yang dibubuhkan, kcmudian
kents selain yang terscbut dalmn Tabcl-1 mungkin mw;ih segera dimulai pencmnpuran secant, terus-menerus
memerluk;m pertimbmlg<m lain hila harus dilakukan jenis- selmna waktu yang disarankm1 sesuai dengan penggunmm.
jcnis pcrhaikm1 tertentu dmi bcton untuk penggunaan daimn 7 .1.3. Bilamana pengujian slump sesuai deng<m SNI 03-1972-
kondisi pcmakai<m yang lehih hesar y<mg mcmhutuhk<m 1990, pelaksanaan pcnguji<m harus selesai dalmn waktu
tingkat kincrja yang lehih tinggi lagi maka pcmakai 5 ± 0,5 menit setelah cairan pencmnpur ditmnbahkm1
disarankan untuk berkonsultasti dengan yang lebih ahli kedalam adukan untuk bahan yang sangat cepat
dalam hal tcrsebut. mengeras, attau 15 ± 0,5 men it setclah cairm1 pencampur
h) Kckuatan pada umur 28 hari tidak boleh lcbih kecil dmi ditmnbahkan kedalmn adukan untuk balum yang cepat
umur 7 hmi mengeras.
7.1.4. Cetakan henda uji dengan jumlah yang cukup atau
c) Pengclupas<m scluas 24 mm dcngan tcbal 3,17 mm y<mg
sebaiknya melebih jumlah bcnd.a uji yang dipcrlukan
mcrupak<m I 00 o/t-.. dari luas permukaannya memiliki berat diaduk sesuai dcng<m hutir 7.1.1 - 7.1 .4. Adukanjang<m
satuan I 0 kgfm2 bahan tcrkelupas. digunakan bila slump kunmg dari y~mg disyaratan dari
4. Persyaratan Kimia Tabcl 1.
4.1. Bila hahan mcngm1dung larut<m klorida atau hah<m lain Catalan 1.
Bila ukuran butir nominal maks. tidak lchih dari 25 mm, disarankan
denganjumlal1 y<mg dapat menycbabkan korosi pada hesi
menggunakan cetakan silindcr diameter I 00 mm dan tinggi 200 mm.
tulangan, pada kemasan harus tercantum keterangan
tcrtulis sccara jclas bahwa; bahan ini tidak dirckomen- 7.2. Mortar
dasikan untuk digunak<m pada lingkung<m di mana bcsi Pencampuran hahan mortar kcring dengan larutan
tulang<m berhuhungm1 l<mgsung dengan udara lcmbah. pencampur dilakuk<m dcngan cara mekcmik. Tcntukcm sifat-sifat
4. I. 1. Perhatikan jumlah kadar ion klorida total (Berman adukcm schelum mengenL'>, kemudian cetak dan rawat benda
1972) dalmn bahan kemasan hahan pcrhaikan lcbih uji sesuai deng<m SNI 03-6X25-2002 atau ketentmm y<mg hcrlaku.
bcsar dari 593 gr/M 3 dari y<mg tercantum pad a kcmas<m 7 .2.1. Contoh uj i ba.han kering harus scbcrat 3000 ± 3 grmn
yang dapat mcnyehahkan korosi bcsi tulangan bila d<m harus dapat mewakili scluruh partai/kclompok sesuai
digunakan untuk hcton yang tidak terlindung pada dcngan ASTM C-702.
tanah atau lingkungan yang lembab. Kandungan ion 7 .2.2. Berdasarkcm jumlah air yang digunak<m, balum larutan
klorida yang lchih rendah dapat digunakan untuk hcton lain, atau kcduanya ditambahk<m kedahun contoh uji
pratckan. Petunjuk untuk pcnggunaan bahan ini tidak selmna pengadukan sesuai pctunjuk y<mg disarankan
tcrmasuk dalmn spcsifikasi ini. dalmn penggunaan.
4.2. Bila hahan mengm1dung logam bcsi lebih dari 11i{ hera!, 7.2.3. Bilmnana pembuatm1 pcngujian aliran, sesuai dcng<m
pada kcmasan harus tcrcantum ketcrangan tcrtulis dcng<m bagian dalmn kekentalan dahun SNI 03-6825-2002,
huruf cctak secara, jclas. pclaksanmm pcnguj ian harus selesai dalcun waktu 5 ±
Catalan; 0,5 men'it sejak air adukan ditmnhahkan untuk bahan
J ika hintik-bintik nod a karat tclah lcrlihat sccara terse bar. hahan ini yang sangat cepat mengeras atau 15 ± 0,5 menit untuk
jangan digunakan untuk bcton yang ticbk tcrlindung. bahan yang cepat mcngeras.
7.2.4. Jumlal1 adukan yang digunakan sehaiknya melebihi
5. Persyaratan Fisis jumlah benda uji y<mg dipcrluk<m, diaduk sesuai dengan
5.1. Bahan-bahan untuk penggunam1 dari mm;ing-masing tipc 7 .2.1. s/d 7 .2.3. adukan jangan digunakan untuk
harus memenuhi syarat fisis sesuai Tahel 1. pencctakan hila mempunyai now kurang dari yang
(,. Pengamhilan Contoh disyaratkan dahm1 Tabcl 1.
h 1. Sekelompok kcmas<m ditempatk<m di atm;, l<mda'><Ul pada 7.3. Dalam hal ini, hilamana pabrik pembuat telah
umumnya berat hahan ini mllara 900- 1800 kg. mencmllumkan tanda pada kcmasm1 atau ditcmpat lain
pada kemasan, hahan pcrhaikan dapat dicampur dan
6.2. Contoh uji dimnhil schanyak I kmllong/kcm<L'>C:Ul y<mg pilih digunakcm pada tcmpcratur <mtara 20 ± X°C, heton tersebut
secara acak/randum harus memcnuhi syarat yang ditetapk<m pada Tahel 1.
7. Persiapan Benda Uji Benda uji harus dirawat sesuai proscdur dalmn hutir ini.
7.L Beton Pcncmnpuran, pcncetakan dan tcmperatur pemcliharaan
Pencampuran dengan cara mekanik dari bahan hcton selmna 3 jmn pertmna setclah pemadat;m harus kunmg dari
kering dengan larutan pencmnpur. Tentuk<m sifat-sifat 1oc terhadap tcmperatur tertinggi scsuai petunjuk dari
pabrik pembuat.

Ba~:in 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 207


SNI 03-6818-2002

8. Metode Uji 9.5. Kuat rekat pada 1 dan 7 hari,


8.1. Penanganan benda yang cacad/gagal. Perbaikan contoh 9.6. Persentase perubahan panjang pada 28 hari dalam air dan
yang gaga! scsuai dengan spesifika-;i SNI 03-2495-1991 diudara,
8.2. Kuat tek<m. Siapkan d;m uji tiga contoh uji untuk setiap 9.7. Persentase aliran mortar pada 5 atau 15 menit,
umur dan tiap tingkat temperatur pencampuran. 9.8. Nilai slump beton pada 5 atau 15 menit, d;m
10. Lakuk;m pengujian sesuai deng<m metode pengujian SNI 9.9. Ketahanan pengelupasan setelah 25 siklus
03-1974-1990, untuk beton dan metoda pengujian SNI 03-
6825-2002 untuk mortar. 10. Penolakan
8.3. Pcrubahan panjang. Siapkan dan uJi benda uji sesuai 10.1 Kemasan yang rusak dapat ditolak,
deng;m metode uji C-157, kecuali jika dimodifikasi oleh 10.2 Bahan yang tidak memenuhi persyaratan dari spesifikasi
butir ini rum butir 7 .3, gunakan prisma ukuran 1 inchi untuk ini ditolak,
mortar dan prisma ukuran 3 inchi untuk beton. 10.3 Penolakan dan sehab-sebahnya harus dilaporkan kepada
pembuat amu pengirim dengan segera sec<tra terulis~
8.3.1. Keluarkan bcnda uji dari cetakan pada umur2 112 sampai Dalam hal ini ketidak puasan terhadap sebab-sebab sitat
2 314jam sejak penambahan larutanpencampurkedalmn atau laporan hasil uji, produsen atau pengirim
bahan bersifat semen cepat mengeras saat pencampuran. kemungkinan akan meng~juka klaim untuk klaritikasi.
8.3.2. Lakukan pengamatan panjang awal awal pada umur
11. Sertifikasi
3-3 114 jam setelal1 pcnmnbahan larutan pencampur
keda.lmn cmnpuran balum bcrsifat semen kcring selama Bilamana disyaralkan dalam pennohonan pcsanan amu
pencampunm, jika benda uji dirawat pada tempcratur dalmn kontrak, produsen, pengirim autu lab. penguji independen
lain dari 23 ± 1. 7°C selcmjutnya pengmnatan panjang diharuskan melengkapi sertifikat dalmn pemesanan bahwa
awal dan p<mj<mg akhir harus diukur dan dikondisikan hahan tersebut telah dilakukan pengujian sesuai dengan
terhadap temperatur awai. spesitikasi ini guna memenuhi persyarat<m d<tri temyaut telah
8.1.3. Segera tempatkan satu set benilit uji sebagai contoh untuk memenuhi persyaratan.
ruangan udara dan 1 set sebagai contoh untuk bak air Bilmnana disyaralkan dalmn pennohonan pesanan amu
kecuali tidak pcrencanaan contoh uji harus disiapkan dalmn kontrak, laporan basil uji pada d<tri contoh uji yang
dalam tempat yang tidak diolal1 dengm1 tiilitk lebih dari dimnhil dari pengiriman hams dilengkapi.
1 kelompok contoh uji setiap bak. 12. Penandaan Produksi
8.3.4. Ukurlah data panjang pada umur 28 hari ± 24 jam Tandai seluruh kemasan yang memherikan infonnasi-
hitunglah rata-rata peruballan panjang dahun pcrsen infonnasi sebagal berikut :
ma.<;ing-masing untuk contoh uji yang disimpan dalam
bak air dan yang disimpan di uilitra tcrbuka. 12.1. Spesikasi peruntukan,
8.4. Kctahmum Pengelupasan 12.2. Klasitikasi cepat mengeras atau sang at ccpat mengeras.
Buat d<m raw allah benda uji sesuai dengan metode uji C- 12.3. Petunjuk penggunaan harus termasuk tetapi tidak
672 kecuali ditentukan lain. Untuk benda uji mortar terbatas pada:
ahaik<m kondisi visual pada 5 siklus pertama d<m amati 1. Bilamana bahan perekat digunakm1 dalmn pengujian kual
setiap kelipatan 5 kali siklus hingga mencapai 25 siklus rekat macam dan jenis bahan perekat yang direko-
untuk mcndapalkan jumlah yang terkelupas dalmn berat mendasikan untuk perekat segar pada be ton a tau morlllr y<mg
kering oven pada suhu 110 ± soc persatuan Iuas diperbaiki.
pennukaan terhadap uji rmmg terbuka.
8.5. Kekuatm1 Lekat dengan e<tra Geser d;m Miring 2. Jumlah air atau larutan lain atau keduanya yang
Persiapkan bcnda uji sebanyak 6 buah sesuai ASTM C- direkomendasikan untuk adukan padajumlah isi kemasan.
882 untuk tipe II dan tipe V kccua.li bagim1 ini dimoditikasi. 3. Lama pengadukan, atau pencmnpuran y<mg secara teruf.
8.5. 1. Jangan dilakukan cara perekatm1 pada pennukaan yang menerus dan waktu pemberhcntian ye:mg dirckomcnda<;ikan.
disiapk<m kecuali dengan cara yang dirckomcnd<L<;ikan dalam mcnit
olch pabrik pembuat bahan bersifat semen cepat 4. Tanggal pengepakan hahan
mcngeras. Tuangkan pada setengah bagian atas dari 5. lsi dalam meter kubik atau liter, tcbal adukan saat
silinder dengan adukan balmn bersifat semen cepat pencampuran bcscrta rckomenda'>i jumlah cainm
mengeras sebagai pengganti morutr semen portland yang 6. Berat bcrsih tiap kelompok/wadah, jumlah dari masing-
disyaralkan. ma'>ing wadah tidak botch ada perhedaan lehih dari 21){
8.5.2. Ujilal1 3 buah henda uji untuk kuat tekan pada 1 hari terhadap berat yang tertcra dalam kemas<m. Berat rata-rata
dan 3 buah pada 7 hari, hitunglah kekuatan rekat pada yang ditempatkan pada wadah dalam satuan kelompok tidal'
bidang clips d<m lapork<m tipe/pola kerusakannya. boleh kurang dari berat yang tertcra.
9. Pelaporan 13. Pengemasan
Laporkan hal-hal sebagai berikut Bahan yang dipakai untuk wadah harus kcdap uap air.
9.1. Sumber dan identitikasi hahan yang diuji, perpindahan uap air tidak botch lebih hesar dari I 00 gr/m 2 daJam
9.2. Penjelm;an secara rinci beberapa variasi d<m pilih<m yang 24 jam bila diuji dengan proscdur B dari meLOde pengujian
telal1 dipraktekkm1 oleh ASTM E-96.
9.3. Penguji y<mg Lelah direkomenda'>ikan atau diizinkan oleh
pahrik, atau lainnya,
9.4. Kuat tckm1 halum pada umur 3 jmn, I hari, 7 h£tri dan 28
hari,

208 Buxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen


.tl
SNI 03-6882-2002
Pd S-02-2001-03
SPESIFIKASI MORTAR UNTUK PEKERJAAN PASANGAN

1. Uuang Lingkup 3 Persyaratan


I. I Spcsifikasi ini mcncakup mortar yang digunak<m dahun 3.1 Spesifikasi proporsi :
pckcrjaan pasangan baik bertulang maupun tidak Mortm yang memenuhi ketentuan spesitikasi proporsi harus
hertuhmg. Tcrdapat 4 (empat) tipe mortar yang lcrcakup terdiri dari bal1an bersifat semen, agregat, dan air yang
dalam sctiap spesitikasi hcrikut ini : seluruhnya harus memenuhi persyaratan butir 4 dcm persy<rratan
I) Spesifika"i berdasarkan proporsi, dan proporsi menurut Tabel 1.
2) Spesilika"i berdcL,.arkan sifat, Kecuali dinyatakan lain, haik mortar scmen-kapur atau
I .2 Spcsifika"i yang berlaku tergantung dari persyarat<m yang mortar semen pasangan dapat digunakan.Bila dipersyaratkan
diminta. jenis mortcrr yang kekuatcmnya lebih rendall, maka mortar
1.3 Bila dalam perjanjian dengan pihak pengguna tidak dengcu1 kekuatcu1 lebih tinggi tidak botch digunak<m sebagai
disyaratkcm spesilika-;i proporsi atau spesitika"i sifal, maka penggcu1ti tcmpa diketahui sifatnya.
yang bcrlaku adalah spesifikasi proporsi, kecuali hila delta Tahel 1 Tersyaratan Proporsi
yang disajik<m dapat diterima oleh pembuat persyaratm1 c~mpun d213m volumt (bah:m beoifaf scmtn
dan menunjukkan bahwa mortar tersebut memenuhi s~nlt
l'ori!J.n()f,tmrn
Stmt• fl:ls::ID&::a. Kapur p2dam
a tau lurur (12N Rasio agrcr.o-u (pcng.ulumn pada
persyaratan dalcun spesitikasi sifat. Mortar Tipr g•lir&~)
k.ondisi lcmbah dan gcmbur)
M N

2. Acuan
M
2 V. - 3 l;ali imnlah volume b<Jhan
2.1 Standar Nasional Indonesia (SNI) : > ~- ljl b.::rsifat semen
K:IJ1Ur sen~
SNI 03-2097-1991 SyaratMutu dan Cara Uji Kapur N >ln-1•;.
B<mgunan 0 >I'/.- 2 lfl

SK SNI M III- 1990-03 Metode Pcngujian Kekuatan M


Tekan Adukan/Mortar Semen Semen
p:uangan M 2 ~ - 3 kali jumlah volume bahan
Hidrolik (dengan menagunakan bcrsifat semen

bcnda uji kubus 50 mm)


SK SNI S 02- I 994-03 Spesitika"i Agreat untuk Peker- N
jaan Pas<mgan 0
SNI 15-2049-1994 Syaral Mutu d<m C<rra Uji Semen Keterangan y<mg dimaksud deng<m tipe-tipe mortclf:
Portland
1) Mortar tipe M adalall mortar y<mg mempunyai kekuatan
SNI 15-3500-1993 Spesifikasi semen Portland 17,2 MPa mcnurut Tabel 2, yang dibuat dengan
C<unpur menggunakcu1 semen pasangan tipe N atau kapur semen
SNI 03-4165-1Y96 Metode Pengujian Kuat Lentur dengan menarnhahkan semen portland dan kapur padam
Dinding Pm;angan Bata Merah dengan komposisi menurut Tabel 1.
2.2 Standar ASTM 2) Mortar tipe S adalah mortclf yang mempunyai kekuatan
12,5 MPa menurut Tabel 2, yang dihuat dengan
ASTM C 270-92a Standar Specification for menggunakan semen pa-;angan lipe S atau kapur semen
Mortarfor Unit Masony; dengan menarnbahkan semen portland d<m kapur padcun
ASTM C 91 Spec(fication for Masonry dengan komposisi menurut Tahel 1.
Cement; 3) Mortar tipe N adalah mortar yang mempunyai kekuatan
ASTM E 514 Test Method for Water Penetra- 5,2 MPa menurut Tabel2, y<mg dihuat deng;m menggunakan
tion and Leakage Through semen pasangan tipe N atau kapur semen dengan
masonry; mcnambal1kan semen portland dan kapur padcun dengan
ASTME51 Test Metlwdsfor Flexural Bond komposisi menurut Tabcl I.
Strength of Masonry. 4) Mortar tipe 0 adalal1 mortclf yang mempunyai kekuatan
2,4 MPa, menurut Tabel 2, yang dibuat dengan
ASTMC305 Practice for Mechanical Mixing
of Hydraulic Cement Paste and menggunakan semen pas<mgan tipe N alliu kapur semen
Mortar of Plastic Consistency; deng<m menamballkan semen portland d<m kapur padam
dengan komposisi menurut Tabel I.
ASTM C 207-91 Standard Spesification for 5) Penggunaan ketiga tipc untuk konstruksi pasangan dapat
hydrated Line for Masonry
menggunak<m jenis mortar y<mg direkomendasikan menurut
Purposes
Tabel 3 dilcunpiran.
ASTMC780 Test Metlwds./(Jr Preconstruct ion
and Construction Evaluation of Ketcrangan Semen Pas<mg<m
Mortarfor Plain and Reinforced I) Semen pasangan tipc N adalah semen pasangan yang digunakan
dalam pcmhuatan mortar tipc N menurut Tahcl I tanpa pcnambahan
Masonry.
lagi semen atau kapur padam, dan dapat digunakan untuk
ASTM C I44 Specification for Aggregate ./(Jr pcmbuatan mortar tipc S atau tipc M hila semen portland
Masonrv Mortar. ditambahkan dengan komposisi menurut Tabcl I.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 209


SNI 03-6882-2002

2) Semen pasangan tipe S adalah semen pasangan yang Keterangan: a Hanya untuk mortar yang dipcrsiapkan di
digunakan dalam pemhuatan mortar tipe S tanpa laboratorium (Lihat butir 3.2.2 sampai dcngan 3.2.4)
penamhahan lagi semen atau kapur padam, dan dapat b Bila terdapat tulangan struktur dalam mortar kapur
digunakan untuk pemhuatan mortar tipe S atau tipe M hila semen. maka kadar udara maksimum harus I 2 %.
semen portland ditmnhahk<m deng<m komposisi menurut c Bila terdapat tulangan struktur dalam mortar semen
Tabel 1. pasangan, maka kadar udara maksimum harus 18 %.
3) Semen pasangan tipe M adalah semen pasangan ym1g 4 Bahan-bahan
digunakan dalam pembuatan mortar tipe M tanpa
penmnbahan lagi semen atau kapur padam. Bahan-bahan ym1g dipakai untuk pembuatan mortar harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam butir 4.1 smnpai
3.2 Spesifikasi sifat dengan 4.4.
Mortar yang memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini 4.1 Bahan-hahan pengikat bersifat semen
harus didasarkan pada basil pengujim1 terhadap mortar yang
disiapkan di laboratorium sesuai butir 5 d<m butir 6.2. Bahan-bahan pengikat bersifat semen harus memenuhi
Mortar yang disiapkan di laboratorium harus terdiri dari spesifikasi dalmn SNI atau ASTM sebagai berikut:
suatu cmnpuran bahan pengikat bersifat semen, agregat dan air 1) Semen Portland: SNI 15-2049-1994
ym1g seluruhnya harus memenuhi persyaratan balum-hah<UJ 2) Semen Portland Campur: SNI 15-3500-1993
dalmn butir 4 d<m sifat-sifatnya harus memenuhi persyaratan 3) Semen Portland Pozolan: SNI 15-0302-1994
mortar dalam Tabel 2. 4) Semen Pasangan (Masonry Cement): ASTM C 9 1.
3.2.1 Kecuali untuk jumlah air penccunpurnya, proporsi
5) Kapur Tohor: SNI 03-2097-1991.
cmnpunm y<mg disiapkm1 di lahoratorium dan memenuhi
ketentuan spesitikasi ini, tidak boleh diubah. Bahan- 6) Kapur Padmn: SNI 03-2097-199 1.
bahan yang sifat-sifat fisiknya herbeda tidak boleh 4.2 Agregat: SK SNI S-02-1994-03.
dipakai tanpa dilakukan pengujian ulang dan memenuhi
persyaratan sifat-sifat mortar. 4.3 Air
3.2.2 Sifat-sifat mortar y<mg disyaratkan dalam Tabel2 adalah Air harus bersih dan bebas dari sejumlal1 minyak, asam,
untuk mortar yang disiapkan di laboratorium dengan alkali, garam, zat organik atau zat!bahan lainnya yang merusak
jumlah air penymnpur yang memberikan kelecakan mortar atau semua logmn yang terdapat di dinding.
(t1ow) (110 ± 5)
Jumlah air ini tidak cukup untuk menghasilkan mortar 4.4 Bahan tambahan
dengan kelecak<:m yang sesuai untuk peketjaan pasm1gan Bahan-bahan tmnbahan seperti bahan pewarna, bahan
di lap<mgan. Mortar yang akan digunakan di lapangan pembentuk. gelembung udara, pemerccpat atau pemerlambat
harus dicmnpur lagi dengan maksimum jumlah air yang reaksi, penolak air, dm1 bahan tambal1an lainnya tidak boleh
sesuai dengan kemudahan pengerjaannya, sehingga ditambahkan ke dalam mortar kecuali ditentukan
cukup untuk memenuhi penyerapan awal dari bahan/ pcrsyaratannya. Bila dalam dokumen kontrak senyawa kalsium
komponen konstruksi pa<>angml. khlorida dicantumkan secara jelas, maka dapat digunakan
3.2.3 Sifat-sifat mortar yang disiapkml di laboratorium dengan sebagai bahan pemercepat pengerasan dengan jumlah
kelecak<m (11 0±5) % sebagai mana disyaratkan daHun maksimum 2 % dihitung terhadap berat kadar semem portland
spesifikasi ini dimaksudkan untuk memperkirakan atau 1% terhadap berat semen pasangan a tau persentase dari
besamya kelecakan dan sifat-sifat dari mortar yang kedum1ya dalam mortar yang bersangkutan.
disiapkan untuk pekeljaan di lapangm1 setelah digunakan jika diperbolehkan menggunakan kalsium khlorida, maka
agar supaya penyerapan air dari komponen konstruksi penggunaannya harus dilakukan secara berhati-hati, karena
pasangan terpenuhi senyawa tersebutdapatmerusak logam dan bebcrapa bahan lapis
3.2.4 Sifat-sifatmortar yang dipersiapkml di lapangan dengan penutup dinding.
jumlah air lebih banyak, sebelum digunakan pada
pekerjaan konstruksi pasangan, akan berbeda dengan 5. Metode Pengujian
persyaratan sifat-sifat seperti dalmn Tabel 2. Dengan 5.1 Proporsi campuran hahan untuk henda uji
demikian, persyaratan sifat-sifat dalam Tabel 2 tidak
dapat dipakai sebagai persyaratan untuk pengawasan Mortar yang dibuat di laboratorium yang dipergunakan
mutu mortar di lapangan. Untuk tujuan ini, dapat dipakai untuk menentukan sifat-sifat menurut spesitikao.;i ini harus berisi
metode pengujian ASTM C 780 bahan-bahan konstruksi dalam susunan campuran yang
ditetapkan dalam spesifikasi proyek. Semua pasir untuk
Tabel 2. Persyaratan spesifikasi sifata) pembuatan mortar dilabomtorium harus dikeringkllil dalmn oven
dan didinginkan sampai temperatur ruang. Timbang sebllilyak
Mortar Tipe Kuat tekan rata· Ret1~i air KmUdr.l Ra'iio Agregat
rata 28 hari Min.(%) Mak.'l.(%) (pengukuran pada kondki) 2500 g pasir untuk setiap kali pencampuran mortar yang akan
Min.(Mpa) lemlr.ib, gembur dipersiapkan dilaboratorium, dimana volume ini cukup untuk
pengujian retensi air dan pembuatan 3 buah contoh Uji
Kapur .~men M 17.2 75 12
s 12.4 75 12 berbentuk kubus bersisi 5 em untuk uji kuat tekan. Tmnbahkan
s 5.2 75 14b· 21t4 • 31/ 2 kali jumlah sejumlah air untuk mendapatkan kelecakan 110 ± 5%. Ubah
0 2.5 75 1~ volume bahan bersirat proporsi campuran berdasarkan volume menjadi berda-;arkap
semen berat dengan menggunakan fak.tor pengubah (konversi) untuk
Semen M 17.2 75 Moo-oC)
p~nr. s 1l4 75 ....... c)
sekali cmnpuran sebagai berikut :
N 5.2 75 ··-···c)
0 2.4 75 ....... c)

210 Ba~in 3: Beton. Semen. Perkeramn lalan Beton Semen


SNI 03-6882-2002

Faktor penguhah 2500/( 1400 kali campuran volume pm;ir) Tabei3.BobotlsiBahan


Keterang<m 2500 hcrat pasir, g
1400 bohot isi pasir, giL Bahan Bobot lsi (kglm3)
Contoh Perhitungan .'>eperti lampiran A Semen Portland 1250
5.2 Pencampuran mortar Semen campur scsuai tcrcantum pada kantong
Campurkan mortar sesuai dengan petunjuk praktis ASTM Semen pasangan II 00 (.~csuai tercantum pada kantong)
c 305. Kapur padam 650
Kapur pasta I) 1100
5.3 Retensi air
Pasir lembab dan gembur 1200
Tentukan reLensi air sesuai ketentuan ASTM C 91, kecuali Pasir kcring oven dan gembur 1400
hahwa mortar yang dibuat di laboraLorium harus merupakan
bahan d<UJ campuran yang sama dengan yang digunakan dalmn Kctcrangan : I) Semua kapur tohnr harus dipadamkan st:suai pt:tunjuk
konstruksi. pabrik. St:mua pasta kapur. kt:cuali pasta kapur yang digiling halus.
5.4 Kuat Tekan scbaiknya disaring. lewat ayakan no. 20 (850 - J.lm) dan dibiarkan
dingin hingga tempcratur 267°C. Pasta kapur harus mcmiliki bcrat
Tentuk;m kuaL tek;m sesuai metode penguji;m SNI 15-2049-
minimal II 00 kg/m 3 . Pasta yang ht:ratnya kurang dari nilai ini bolt!h
1YY4. Mortar harus terdiri dari bahan-bah<m deng;m proporsi
dipakai dalam spesifikasi campuran, jika dibt:ri tambahan pasta yang
campuran. yang ak<m dipakai pada konstruksi dengan jumlah dibutuhkan hingga mencapai berat mininium yang disyaratkan.
air pencampur secukupnya sehingga menghasilk;m kelecak;m
(I 10 ± 5) %.
6. 3) Pencampuran Mortar
5.5 Kadar Udara Semua balum bersifaL semen dan agregaL hmus dicampur
TenLukan kadar udara scsuai ketentmm ASTM C 91, kecuali dengm1jumlah air secukupnya selmna 3 smnpai dcngan 5 meniL
bila perhiLungan kadar udara harus dilakukan sampai keLeliti<m dengan menggunakan alat pengaduk mekanis untuk
0,1 % dengan rum us sebagal berikut : mengh<L'>ilk<m mortar yang rnud<tll diker:jakmL Pencampuran
mortar dengan t<mgan diperbolehk<m bila ada ijin tertulis dari
pi~wk yang menentukan persymatan dcngan memberikan
0= (W1+W2+W3+W4+Vw) proscdur cant pcncmnpurm1 yang dimaksud.
w 1 w 2 w 3 W4 v 6.4 Pemeliharaan Kelecakan
-+-+-+-+ w
PJ P2 P3 P4 Mortar yang Lelah mulai mengeras lulflls diaduk kcmbali
dengan mngan unLuk mcmpertahankan kelccakannya, dan
mort<tr yang Lelah mcncapai lebih dmi 2,5 jmn scjak dicampur
Wm air tidak bolch dipakai lagi.
A = 100 - 7 Batasan Penggunaan Spesifikasi
40
7.1 S pesitikasi ini Lidak bcrlaku untuk menenLukan
0 adalal1 kerapaLan/densitas mortar behas udara, gr /cm 3 kekuatan mortar melalui pengujim1 lapang<m;
W1 adalah berat semen portland, gr. 7.2 UnLuk mcngevaluasi mort<tr scbelum dan atau pada saaL
W2 adalah beraL kapur padam, gr. konstruksi dilaksanak<m, baik untuk komponen konstruksi
W3 adalah bcraL semen pasangan, gr. pasangan dcngan tulangan amu Lanpa tulangan, dapat
w~ adalah heraL pa.-;ir, gr. dipakai Metode Uji ASTM C 780
Vw adalal1 air yang dipakai, mL
P1 adalah kerapat<m semen portland, gr/cm3 Lampiran A
P2 adalal1 kerapatm1 kapur padmn, gr/cm3
P3 adalah kerapat<m semen pa.-;angml , gr/cm3 Contoh pcrhitungan campuran mortar yang disiapkan di
P4 adalal1 kerapat<m pasir, gr/cm 3 lahoraLorium.
A adalah volume ud<tra, %
Wm adalah berat 500 mL mortar, gr. Contoh 1:
6 Aplikasi di Lapangan Mortar dengan komposisi campuran I bagian semen
portland, 1 l/4 bagi<m ka~ur, d<m 6 314 bagian pasir hmus diuji.
6.1 Penyimpanan hahan
Berat campunm mortar tersebut h<LTUS dihiLung mcnjadi sebagai
Bahan-bahan hersifaL semen d<m agregat h<trus disimp<m berikut:
sedcmikiml rupa hingga Lerhindar d;tri cem<trml bah an lain yang
Faktor pengubal1 sekali cmnpur = 2500/( 1400 X 6, 75) = 0,265
dapat menurunkan kualit<L'>nya.
BcraL semen portl;md = 1 X 1250 X 0.265 = 332 g.
6.2 Penakaran hahan Berat kapur = 1114 . X 650 X 0,265 = 215 g.
Mctodc penakar;m hahan untuk mortar y<mg dipakai pada Berat pasir = 6314 X 1400 X 0.265 = 2.500 g.
konstruksi harus dilakukan sedemiki:m rupa hingga cmnpunm Semen p01tland Kapur l'asir
bahan mort<tr dapat dikontrol d<m dijaga sccara Lcpal. Proporsi volume I I'i~ 63/4
Scbagai pedoman penak<trllil, dapat dipakai BoboL lsi b;tlum Bobot isi (kg/m3) 1250 650 1400
sebagaimmut diberikm1 dalmn libel 3 berikut : Faktor pcngubah 0.265 0.265 0,265
Bcrat Bah<m (g) 332 215 2.500

Bagi~1 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jahuz Beton Semen 211


SNI 03-6882-2002

Contoh 2: Lampiran B
Mortar dengan komposisi campuran 1 bagian semen
pasangan dan 3 bagian pasir harus diuji sifatnya. Berat bahan Panduan untuk memilih mortar pasangana
bahan yang dipakai dihitung menjadi sebagai berikut: Tipe Mortar
Loka~i Bagian Bangunan
Faktor pengubah sekali campur= 2500/(1400 X 3) = 0,595 --- --- Rekomendasi Alternatif
Berat semen pasangan = 1 X 1 100 X 0,595 = 655 g.
Berat pasir = 3 X 1400 X 0,595 = 2.500 g. Bagian luar, Dinding pemikul beban N SatauM
di atas level Dinding bukan pemikul Oa S atau M
Semen Pasangau Pasir beban Sandaran dinding N s
Proporsi volume I 3 Bagian luar, Pondasi, dinding,
Bobot isi (kglm3) (seSlJai tertera padakantong) I 100 1400 di bawah level dinding pemikul beban Sc M atau Nc
0,595 0,595 manhole, sumur, jalan
Faktor pengubah
setaoak
Berat Bahan (g) 655 2.500
Bagian Dalam Dinding pemil.:ul beban, N S atau M
Partisi bukan pimikul () N
beban
Bagian luar dan dalarn Dekoratif dan pelindung 0 N

Keterangan :
a. Tabel 3 tidak digunakan untuk cerobong asap, pasangan bertulang,
mortar tahan asam.
b. Mortar tipe 0 direkomendasikan untuk digunakan dalam pasangan
yang apabila kena lembah/jenuh tidak menjadi beku atau tidak
langsung angin kencang atau beban lateral yang berarti. Mortar
tipe N atau S digunakan dalam lain nial.
c. Pasangan yang langsung kena cuaca pada permukaannya adalah
mudah terserang Cuaca. Mortar untuk beberapa jenis pasangan
harus dipilih secara hati-hati.

212 Bagian 3: Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-6883-2002
Pd S-03-2001-03

SPESIFIKASI TOLERANSI UNTUK KONSTRUKSI DAN BAHAN BETON

I Ruang lingkup profil yang ditetapkan dan kcmiringan melintang yang


Spcsitka.-;i ini mcrupakan acuan bagi arsitck atau ahli teknik ditctapkan.
dalmn mcnentukan tolcransi untuk bahm1 dan konstiUksi be ton 3.10 Kedataran
scbagaimana dicm1tumkm1 dalmn spesitika.-;i proyck, kccuali
Tingkat, di mana suatu garis atau pennukaan saling sej<:~ar
lidak bcrlaku untuk :
horizontal.
1) Struktur khusus seperti rcaktor nuklir, kontainer bcrbcntuk
bulat dan silo-silo; 3.11 Elemen pracetak linier
2) sruktur pratckan berbcntuk bulat; Balok, kolom, atau elcmcn yang smna.
3) proscdur konstruksi khusus bcton scmprot. 3.12 Elemen bidang pracetak
Spcsifikasi ini mcncantumkan daftar kcndali scbagai Panel dinding, panel Im1llii, atau elemen yang smna.
petunjuk bagi arsitck atau ahli tcknik dalmn memilih pcrsya~m
yang cocok antara spcsilikasi tcknis yang dipcrlukan dan
3.13 Spesifikasi proyek
pcrsyaratan lain y<mg ada dalmn spcsifikasi proyck. Spesifikasi b<:mgunm1 yang mcnggunakan. ACI 117 scbagai
acuan, dan scbagai instrumcn dahun penentuan pcrsyaramn
2 Acuan w~jib dan uunbahan yang tid<:lk dicakup dalmn ACI 117.
Sumdar ini mcngacu pada standar asing di bawah ini ACI 3.14 Alinyemen relatif
117-90, Standar S'pesijications for Tolerances..for Concrete
construction and Materials. J arak ant<tra dua elemen atau lebih dalam suatu bid<:mg, arnu
jarak ant<tra elemen yang berdckarnn lahan, arnu jarak anwra
3 Istilah dan definisi elemen dan titik arnu bidang yang didctinisikan.
Ym1g dimaksud deng<:m : 3.15 Spiral (scbagaimana digunakan dalmn konstruksi silo
3.1 Arris sirkular)
Distorsi yang tet:jadi karena sisi-sisinya miring semenrnra
Garis, sisi tajam, di mana dua pcrmukaan rata atau
permukaan tcrluamya sendiri vcrtikal. Scbagai akibatnya ter-
mclcngkung dari suatu badan yang mcmbcntuk sudut luar
jadi puntir dcngan jarak an tar spiral mcnjadi lcbih pa~jng.
bcrtcmu; pertcmuan dua bidm1g lcrcng yang utjmn, sepcrti
m1wra kmlal-k<:mal smnbungan dari kolom doric. 3.16 Permukaan, bidang, atau garis yang ditetapkan
3.2 Bowing Suatu pennukaan, bidang, alliu g<tri~ yang ditellipkan dalmn
dokumen kontrak, garis arnu bidang ym1g ditcutpkml bisa s~ja
Perpindahan pcnnukaan dari clcmcn bidang dari suatu
miring, dan pcnnukaan tertentu bisa mclcngkung.
bidang datar melalui tiga sudut (yang mana saja) clcmcn.
3.17 Toleransi
3.3 Jarak hersih pada heton bertulang
a. Variasi ym1g diijinkm1 dari dimensi atau jumlal1 yang ada.
Janik tcrkcdl mll<tra permukam1 tulangan dan pcrmukaan
acuan, misal, ccllikm1, tulangan yang tcrdckat, bagian-bagian b. Renumg varia.'>i yang diijinkan untuk mcnjaga dimensi yang
tcrumam, bcton, amu permukmm lain. ditewpkan.
c. Variasi yang diijinkan dari lokasi awu alinyemcn.
3.4 Permu'kaan concealed
Pcrmukam1 ym1g lidak ditujukm1 untuk tampak sccara vis;.:.al 3.18 Alinyemen vertikal
sehuna pcm<:mfaat::m sccara normal dari clcmcn. Lokasi relatif terhadap bidang vertikal ym1g ditctapkan awu
garis vcrtikal yang diternpkan awu dari suatu garis atau bidang
3.5 Dokumen kontrak
acuan tcrhadap bidm1g autu garis vertikal. Bila digunakm1 untuk
Kontr<:lk proyck, gambar proyek, d<:m spesilika.-;i proyck. dinding miring, abutrncn, atau pennukaan yang mendekati
3.6 Selimut pada heton hertulang lurus, alinyemen vcrtikal didetinisik<:m scbagai lok<L'ii horizontal
dari pcrmukaan rclatif tcrhadap protil yang diteL:'lpk<:m.
Jarak tcrkedl ::mutra pennukmm tulang<m dan pcrmukmm
bcton terluar. 3.19 Pilin
3.7 Kerataan Perpindahan pcnnukaan, bagian, aum sisi dari elemcn
bidang dari suatu bidang yang melewati tiga sudut (mana s~ja)
Tingkaum di mana suatu pennukaan mendckati dawr/rata.
dari elcmcn
3.8 Alinyemen lateral
4 Persyaratan daftar kendali
Lokasi relatif tcrhadap g<:trls horizont<tl y::mg di tctapk<m a tau
Spcsifikasi Standar ini dimaksudkan untuk digunakan
titik dalmn bidang horizontal. proyek.
scluruhnya scbagai rcfcrcnsi dalrnn sp~itka
3.9 Alinyemen datar 4.1 Bagian dari artikcl awu paragrar d<:tri spcsitikasi ini tidak
Lokasi relalif tcrhadap bidang horizontal y::mg ditctapkan. boleh disalin hcgitu s:~ja kc dalmn spcsitikasi proyck karcna
Bila ditcrapk::m untuk jalan raya, hmtai jcmbaum, pclat, nun, dapat mcrubah artinya.
atau pcnnukacm horizont<tl lainnya bcrdasarkm1 clcvasinya, 4.2 Pcratunm Bangunan mcncwpk::m pcrsyarat<:m minimum
alinycmcn datar didctinisikan scbagai lokasi vcrtikal dari pcr- yang dihutuhkan untuk mclindungi masyarakat. Bcbcrapa
mukaml relalir tcrhadap tingkat pcrsyaratan dalmn spesifikasi swnilitr ini dapat lebih ketat

Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 213


SNI 03·6883·2002

dari persyaratan minimum terse but dengan maksud untuk Tolcransi untuk bahan-bahru1 d<m konstruksi Beton harus
menjamin tingkat kualitas dan kinerja struktur yang mcmenuhi persyaratrul dalrun Spesitikasi Stand<trTolermlsi
diharapkan oleh pcmilik hangunan. Pcnyesuaian pada untuk Bah<m d<m Konstruksi Beton, kecuah ditentukru1lain
proyek tertenlu harus dilakukan oleh arsitck atau ahli dahun dokumcn kontrak.
tcknik dengan mcngkaji setiap pw;al daflm kendali dan 4.5 Dal'tctr kendali berikut ditujuk<m untuk masing-masing
kemudi<m mcnjadi kcpulus<m ahli leknik pada seliap pasal pasal dmi Spesitikasi Standar dimana msitek atau ahli
menjadi pcrsyarat<m wajih dahun spesifikasi proyck. tcknik hmus menentukan pililum dari berbagai altematif,
4.3 Pcrsyaral<m w<~jih ini harus mcnunjukk<m kritcria kualil<ts Bolch mcmunbahk<m kctentuan hila tidak tersedia dahtrn
khusus, proscdur, hahan dan kincrja untuk altcmatif yang daflm kendali al<tu boleh membuat pengecualian.
dipilih alau untuk kctcntuan Lidak lercantum dalam Dalhtr kcndali ini tcrdiri d<tri dua kolom; kolom pertama
Spesifikw;i StmH.lm. Pcngecualim1 pada spcsitikasi slmldar mcngidcnlilika'ii pasal-pasal dari Standar Spesilikasi, d<m
harus dihuat hila dipcrluk<:m. kolom kcdua berisi kcterangan untuk arsitek alau ahli
4.4 Pcrsyarat<m hcrikul mcnunjukkan bahwa spcsifikasi ini tcknik yang menunjukkan jenis pekctjaan yang harus
merupak<m hagi<m dokumen rcsmi dari spcsitikasi proyck. dilakuk<m <.trsitck/akhli teknik.

Tahel. 1 Daftar Kendali Persyaratan Wajih


Pasal-pasal Ketentuan untuk Arsitek I Ahli Teknik

Pasal 5 - Balum-bahan Toleransi untuk fabrikasi, penempal<m, d<m panjang Iewal<Ul untuk kawat yang dilas
5.2. Penulcmgan h<trus ditel<lpkan oleh ahlinya.
Pal\al 6 - Pondasi Tctapkru1 kategori kaison. Percnc<ma h<trus uji memperhatikrul bal1wa tolenmsi alinyemen
6.1.1 Tiang bor vertikal yang direkomendasikan I ,5% dmi panj<mg ticmg yang di dal<trn kaison kategori
B herdasmkan pengal<trnan di kondisi l<Ulah yru1g sm1gat hervmiasi, dikomhinasikan
dengm1 analisis teori y<mg jumlahnya terbatas dengan mcnggunak<m teori balok di alas
pondasi elastis dan dicLI\Umsikan Konsl<Ulla pegas tmwh horisonl<tl yang minimum.
Pasal 7 Beton Cor di Tctapk<m kelas pennukaan : (A, B, C, D
tempat untuk Geung
Kelas A - untuk pcrmukaan yang secara jelas terekpos p<:mdangml puhlik, dimana
7.5.4 Pengaturan Cetakan
penmnpilan merupak<m hal yang penting.
Kelas B - pcnnukaan beton yang berteksur kasar yang akan diplester, stucco atau
wainscoting
Kelas C - Standar umum untuk pennukaan yang terekspos secara penmmen dimana
finising yang lain tidak ditetapkan.
Kelas D - permukaan dengan kmtlitas minimum dimana kekasman pennukaan tidak
bisa diidcntilika'iikan, umumnya diterapkan hila permukaan dilapisi.
7.5.5 Finishing lantai Tetapkan metode pengukurru1 tolerru1si iinising lantai (sub p<L'ial 7.5.6 dan 7.5.7)
7.5.5.1 Untuk butir 7.5.6 Tentukan Klasitikasi lantai 15/13, 20/15, 30/20 atau 50/30)
7.5.5.2 Untuk butir 7.5.7 Tentukan celah maksimum di bawah penggaris Jurus (13 mm, 1,5 mm, 4,5 mm,
atau 8,5 mm)

214 Bagian 3: Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-6883-2002

Tabel 2. Daftar K~ndali Spesifikasi alternatif

Jlasal-pasal Keterangan untuk Arsitek I Ahli Teknik

Pa.sal I - Umum Nilai lOieransi mempengaruhi biaya konstruksi. Penggunaan khusus dari suatu nilai
I. Ruang Lingkup toleransi tertentu dapat kurang atau Iebih ketat dari yang tercantum dalam spesifikasi.
Variasi tcrsebut harus ditunjukkan secara terpisah oleh spesifikan dalam dokumen
kontrak.
Toleransi dalarn spesifikasi ini adalah untuk konstruksi bcton standar dan prosedur
pelaksanaan konstruksi beton khusus atau prosedur pelaksanaan memerlukan spesifikan
untuk rnenetapkan toleransi khusus.
Toleransi dalam spcsitik<L'>i ini tidak boleh diterapkan pada struktur atau prosedur khusus
yang tidak direkomenda-;ikan dalam dokumen seperti reaktor nuklir, containment,
bak dan silo-silo, struktur tangki beton prategang bulat dan beton semprot.
4 Pcrsyaratan-persyaratan Jika suatu aplikasi khusus menggunakan nilai toleransi gabungan yang memberikan
basil dalmn tolenm.si, spe.sitikan hams menganalisis batasan toleransi praktis dan asumsi
perencm1aan serta mcncantumkan nilainya dimana nilai toleransi standar dalam
spcsitikasi ini tidak cukup atau tidak sesuai.
Pasal 5- Bahan-bahan Toleransi untuk pengurangan selirnut baja tulangan memerlukan suatu pengurangan
5.2.3 selimut beton tertentu hila beton bertulang tidak terlindung khlorida atau lingkungan Bila
memungkinkan kelebihan selimut b<~ja tulangan atau pelindung lainnya hams ditetapkan
sebagai pengganti pengurangan toleransi yang disebabkan ketelitian pcnempatan baja
tulangm1 yang menggunakan standar aksesoris pabrik dan prosedur pema<>angan
5.3.2 Bagian-bagian yang Toleransi yang diberikan adalah untuk aplikasi umum. Disain khusus untuk bagian-
tertanam bagian ym1g tert<mmn memerlukan spesitikan untuk merencanakan toleransi dari besarnya
pengurangan untuk berbagai bagian-bagian yang tertanam.
Pasal 6 Beton Cor Tolerm1si plus untuk dirnensi vertikal tidak ditetapkan karena tidak dibatasi. Spesifikan
ditempat untuk ponda-;i harus mercncmmkan, toleransi plus bila diinginkan.
6.4.I.2 Pondasi telapak
Pasal 7-Beton cor ditempat Prosedur untuk mcnctapkan dan mengukur toleransi finishing lantai yang ditetapkan
untuk gedung dalam stand<Lr ini tidak sesuai untuk lantai yang gudang barang yang sempit dengan
7.5 .5 finishing lantai jalur lalu lintas yang direncanakan untuk peralatan hergerdk yang khusus. Konsult<L<>ikan
peralatan pabrik, yang khusus untuk rekomcndasinya.
Pasal 7-beton Pracetak Toleransi untuk beton pracetak diterapkan untuk semua tipe konstruksi beton pracetak
yang dicetak ditempat dan diluar lokasi kccuali seperti yang ditetapkan di hawah ini :
Variasi-vari<L'>i tolenmsi ini dapat disarankan setelah pertirnbangan ukuran panel dan
teknik pelaksanaan yang diperlukan.
Toleransi yang ditetapkan dalam standar ini tidak diterapk<m untuk produksi instalasi
pabrik yang dipatenkan atau sistem-sistem struktural copyrighted dan atau elemen.
Perene<ma, spcsifikan-spesitikan dan kontraktor-kontraktor, harus menghubungi lisensor
dari sistem dan/atau produk untuk toleransi y<mg dapat digunakan.
8.1.4 Lawan lendut Untuk komponen struktur dengan perbandingan bentang terhadap tinggi yang sama
dcngan atau mclchihi 30, toleransi lawan lendut yang dinyatakan stm1dar ini memcrlukan
ukuran dan basil produksi khusus dalmn nilai nominalnya. Bila layak, bes<lfllya toleransi
yang lehih besar hmus digunak<m bila perbandingm1 hentang terhadap tinggi adalah
sama dcngan atau lehih bcsm dmi 30
8.3 Elemen dat<lf Tolenmsi produk pracetak industri tidak holeh sesuai dcngan toleransi datm. Produsen
hmus berkonsult<L-;i untuk tolcransi sesuai untuk produk-produknya.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerascm }alan Beton Semen 215


SNI 03-6883-2002

5 Bahan 5.2.6.2 Penempatan vertikal


Lebar (atau tcbal) komponen struktur 200 mm atau kurang
5.1 Fahrikasi haja tulangan .................................................................................. 6,0 min
Untuk bat:mg tulcmg<m D 10 dan D36 lihat gmnhar 5 (a) Lch:tr (atau tehal) komponen struktur 200 mm smnpai 6,0 mm
Umuk batang tulang:m D50 dan D60 Iihat gamhar 5 (h) ................................................................................... 10mm
5.2 Penempatan tulangan Lebar (atau tehal) komponen struktur di atas 6,0 mm
................................................................................... 13 Jilin
5.2.1 Toleransi tidak bolch mcngijinkan adanya pengurangan
tebal sclimut bcton di luar kctcntmm butir 5.2.3.
5.2.7 Lokasi longitudinal untuk hengkokan dan ujung
5.2.2 Jarak hersih ke sisi cctakan dan permukaan heton yang hatang tulangan
dihasilkan dan jarak hcrsih ke .w~fit he ton y:mg dicetak Untuk ujung komponen struktur yang tidak menerus .... 25 nun
dan dihasilkan scarab deng:m tolenmsi. Untuk Iokasi-lokasi lain ............................................... .50 nun
5.2.8 Panjang hatang tulangan yang tertanam dan
Bila ukuran komponen struktur 100 mm atau kurang pan.iang lewatan hatang tulangan
................................................................................ +6,0 nun Ukurm1 hatang tulangan di:trncter D 10 sampai D36
Bila ukuran komponcn struktur lebih 100 smnpai 300 mm .................................................................................. -25 Inln
··················································································· -10111111 Ukuran batang tulangan dimneter D50 dan D6o (hanya yang
Bila ukuran komponcn struktur lchih 300 mm sm11pal 600 mm tertanml1) ................................................................... -50 111111
................................................................................... 13 Inm
Bila ukunm komponen struktur di atas 600 mm ....... 25 1m11
5.2.9 Pelat dudukan untuk tendon prategang, deviasi dari
bidang yang ditetapkan 1 derajat
5.2.3 Selimut heton yang diukur tegak lurus dengan
permukaan heton searah toleransi 5.3 Penempatan dari Bagian-hagian yang tertanam
Bila ukunm komponcn struktur 300 mm atau kurang
.................................................................................. -IOmm 5.3.1 Jctrak hersih terhadap tuhmgan adalah lehih hesar dari
Bila ukunm komponcn struktur di atas 300 mm ...... -13 mm dim11eter hatang tulcmgml a tau ................................... 25 mm
Pcngurang:m tebal sclimut hcton tidak holeh melmnpaui seper 5.3.2 Alinyemen vertikal, lateral d:m level ............... 25 mm
tiga dari sclimut heton yang ditetapkan.
Pengunmgan selimut be ton untuk s()ffit y:mg dicetak tidak boleh
melm11paui ............................................................... 6,0 111m. 5.4 Takaran Beton
5.2.4 .larak antar tulangan
Seperempat dari jarak yang ditctapkan tidak boleh melm11paui Tahel 4. Takaran Beton
··················································································· 25 lllil1 Bahan Tolcransi
Berikan jarak antar tulangan tidak bolch kurang d:tri yang
terhesar antara diameter tulangan atau 25 mm untuk batang Bahan bcrsifat semen
tulangan y:mg tidak dibundel. - 30% dari kapasitas Skala 1% dari bcrat kumulatifnya
Untuk batang tulang:m yang dibundel, j:trak antar-bundel atau lcbih bcsar
tidak boleh kunmg d:tri yang terbesar dari 25 mm atau 1,4 kali - Kurang dari 30% dari -0% sampai +4% dari berat
dimneter batang tulangan individual untuk 2 bundel hatang kapasitas kumulatif yang diperlukan
tulang:m, 1,7 kali dimneter bat:mg lulangan individual untuk 3
Air
bundel batang tulang:m, dan 2 kali dimneter bat:mg tulangan
individual untuk 4 bundcl hatang lulangan. - Pcnambahan air I% dari kandungan air total.
termasuk air yang ditambahkan.
dan air dalam agrcgat
5.2.5 Jarak dari tulangan non prategang, penyimpangan
dari lokasi yang ditetapkan - Kamlungan air total 3% dari kandugan air total
Pada pelat dinding selain sengkang d;;m pengikat ...... 75mm
Agrcgat
Sengkang .... Lebar halok dalam mm x 10 1m11
Pengikat .... Leb:tr terkecil kolom dalam mm x 10 mm a) takaran kumulatif
Namun, jumlall keseluruhan, hatang tulangan tidak boleh lebih 30% dari kapasitas
kurang dctri yang ditetapkan. Skala I% dari hera! kumulatif '
5.2.6 Penempatan tulangan prategang atau selongsong yang diperlukan
haja prategang 30% dari kapasitas Skala 0.3% dari kapasitas skala atau
5.2.6.1 Penempatan lateral atau kurang Y~- bcrat kumulatif yang
Leh:tr (atau tchal) komponen struktur 6,0 mm atau kurang diperlukan. ambil yang tcrkecil
.................................................................................... 131mn
Leh:tr (atau teha.l) komponcn. struktur di alas 6,0 Illil1 h) takaran bah an sccara in- 2'lr, dari hcrat yang diperlukan
··················································································· 25 lnln dividual
bahan tambahan 3% dari jumlah yang dipcrlukan

216 HaMian 3: Beton. Semen. Perkerasan lalan Beton Semel/


SNI 03-6883-2002

5.5. Sifat-sifat Beton 6.4.12. Dimensi horizontal komponen struktur yang tidak
5.5.1 Slum, jika ditetapkan sehagai " maksimum " atau dicetak, dicor langsung ke tanah 600 mm atau kurang
tidak melampaui, untuk semua +75mm .......................................................... -13mm
Nilai ........................................................................... + 0 mm. An tara 600 sampai 1800 mm .................................. + 150 mm
Slum yang ditetapkan sebcsar 75 mm atau kurang ... - 3R mm ................................................................................... -13 mm
Slum yang ditetapkan lebih dari 75mm .................... - 6,0 mm Lebih dan 1800 mm ................................................ + 300 mm
Slum jika diletapkan sebagai nilai tunggal : .................................................................................... -13 mm
Slum yang ditetapkan sebesar 100 mm atau kurang .... 25 mm 6.4.1.3 Dimensi vertikal (ketebalan) ............................... -5%
Slum yang ditetapkan lebib dan 100 mm ..................... 38 mm
Jika rcntang ditetapkan, maka tidak ada toleransi. 6.4 Alinyemen Relatif
5.5.2. Kandungan udamjikarentang nilai Lidakditetapkan, dan 6.4.1.1. Sisi pondasi Lelapak dan permukaan atas diperbolehkan
kandungan udara ditetapkan dengan volume adalah 4 mempunyai kemiringan mengacu pada bidang datar
% atau lebih bcsar .............................................. 1112% yang ditetapkan untuk setiap 3 m ....................... 25 mm
Jika rentang diletapkan tidak ada toleransi
7. Beton cordi tempat untuk gedung
6. Pondasi
6.1 Alinyemen Vertikal 7 .1. Alinyemen vertikal
6.1 Tiang Bor 7 .1.1 Untuk elemen dengan tinggi 30m atau kurang
6.1.1 Katcgori A-untuk Liang tanpa tulangan yang melewati Garis, permukaan , d<m tanjakan ................................... 25mm
bahan yang tidak mempunyai atau minimum Sudut luar dari sudut kolom yang diekspos dan alurjoin kontrol
memberikm1 ta11anan lateral (misal, air, tanah organik dalam be ton yang diekspos ........................................... 13 mm
ym1g terkonsolidasi normal, dan tanah yang mu~gkin
mengalmni Iiquifaksi selama gempa) -12,5 % dari 7.1.2 Untuk Elemen dengan tinggi lebih besar dari 30m
diameter Liang. Garis,permukaan dan tanjakan, 1/1000 kali tinggi, Letapi tidak
boleh lebih dari ........................................................... 150 mm
6.1.1.1. Katcgori B untuk tiang tanpa tulmlg<m yang melewati Sudut luar dari sudut kolom yang diekspos dan alurjoin kontrol
bal1an yang memberikan tahanan lateral (jenis-jenis dalam heton, 112000 kali tinggi Letapi tidak lebih dari ........... .
tanah selain yang ditunjukkan dalam kategori A)- tidak
...................................................................................... 75mm
lebih dari 1.5 % panjang tiang
6.1.1.2. Kategori C-untuk Liang bcton berat tulang tidak lehih 7.2 Alinyemen Lateral
dari 2,0% dari panjang liang. 7 .2.1 Komponen struktur .............................................. 25mm
7.2.2 Pada pelat, lokasi garis sumbu dari bukaru1 300 mm atau
6.2 Alinyemen Lateral lebih kecil dan lokasi sisi dari bukacm yang Iebih besar ......... .
6.2.1. J>ondasi Telapak ...................................................................................... 13mm
Pengecorm1 sedekat mungkin dengru1 titik berat ymtg ditetapkan; 7 .2.3 . Potongm1 berbentuk gerigi (Sawcut), join , dan bagirul-
2 kali Iebar pondasi telapak searah dengan kesalahan bagian tertmtam datar yang diperlemah dalam pelat .............. .
pcngecoran tetapi tidak bo1eh lebih dari ....................... 50 mm ...................................................................................... 19mm
Pasangan batu pendukung ............................................ 13 mm
6.2.2. Tiang Uor 7.3 Alinyemen level
6.2.2.1. 1/24 diameter tirutg, tetapi tidak boleh lebih dari 7.3.1 Bagian atas pelat
...................................................................................... 75 tnm 7.3.1.1 Elevasi pelat di atas tm1ah ................................ 19 mm
7.3 .1.2 Elevao;;i permuka.:'Ul alas dari pel at ym1g dicetak sebelum
6.3 Alinyemen level pembongkaran penyokong cetakan (shores) ................ 19 mm
6.3. 1. Pondasi Telapak. 7.3 .2. Elevasi permukaan yang dicetak sebel urn pembongkaran
6.3 .1.1. Bagian atas pas<mgan batu pendukung pondasi telapak penyokong cetakan ....................................................... 19 mm
...................................................................................... 13 mm 7.3.3 Lintel, balok lantai, parapet, alur horizontal dan garis
6.3.1.2. Bagian atas pondasi telapak lainnya ................ 13 nun lain yang diekspos ........................................................ 13 mm
.................................................................................... -50 tnm
7.4 Dimensi penampang me lin tang
6.3.2. Tiang Bor 7 .4.1 Komponen struktur, seperti kolom, balok, plilar, dinding
6.3.2.1. Elevasi pemotongan ..................................... +25 mm (hanya ketebalannya), dan pelat (kctebalan saja)
(culolfelewition) ......................................................... -75 mm Yang berdimensi 300 mm atau kurang ......................... 10 mm
................................................................................. -6,00mm
6.3.3. Dimensi Penampang Melintang yang berdimensi an tara 300 mm srunpai 900tnm ...... + 13 mm
6.3.4. Pondasi telapak .................................................................................... -10mm
6.3 .4.1. Dimensi horizontal komponen struktur yang dicetak. yang berdimensi lebih dari 900mm ........................................ .
................................................................................... +50 Illlll .................................................................................. +25mm
.................................................................................... -13 nrm ................................................................................... - 19 mm

Bag ian 3: Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 217


SNI 03-6883-2002

7.5 Alinyemen Relatif 7.6 Uukaan yang melewati komponen struktur


7.5.1 Tangga 7 .6.1 Ukuran penmnpang me lin tang hukaan ........... - 6,0 mm
Perbeuacm tinggi an tar undal<:<m ...................................... 3 mm ...................................•............................................... +25 111111
Perhcuaan Iebar an tar injakan ...................................... 6,0 mm
7.5.2 Alur 7.6.2 Lokasi garis sumbu hukmm ................................ 13 mm
Untuk yang lebarnya ditetapk<m schcsar 50 mm atau kurang
8 Heton pracetak
........................................................................................ 3Inm
X.1 Toleransi fahrikasi untuk elemen-elemen lurus kecuali
Untuk y<mg leh<mlya 50mm smnpai 300 mm .............. 6,0 mm
tiang pondasi
7.5.3 Pcrmukaan beton yang uicctak holeh miring tcrhauap
X.1.1 Panjang komponen struktur
hi dang yang uitctapk<m unluk sctiap 3m tiuak holch melmnpaui
Tiap 31n ......................................................................... 10 min
nilai berikut. Kescluruhannya, tidak bolch lebih dari ......................... 19mm
7.5.3.1 Alinyemen vertikal sudut luar dari sudut kolom yang
X.l.2 Dimensi penampang melintang
diekspos dan alur join kontrol dahun be ton y<mg uit:unpakkan
150 mm atau kur<mg ....................................................... 3 mm
........................................................................................ 31nm
An tara 150 mm smnpai 450 mm .................................. 15 mm
7.5 .3 .2 Konuisi-konuisi lainnya ..................................... 3 mm
Antara 450 mm smnpai 900 mm ................................. 6,0 nun
7.5.4 Pergeseran antara lcmharan cetakan hersehelahan tiuak
Lehih dari 900 mm ....................................................... 10 mm
holeh mclmnpaui Kelas pennukaan :
Kelas A .......................................................................... 3 1111n.
X.1.3 Alinyemen lateral dari permukaan komponen struktur
Kclas B ........................................................................ 6,0 m1n
yang tcmpa law<mlendut rclatif terhadap garis sumbu komponcn
KehL~ C ......................................................................... 13 1nm
struktur Pm1jang komponen struktur
Kelw; D ......................................................................... 25 1nm
1000 mm atau kurang .................................................. 6,0 mm
7.5.5 Tolenmsi linising lcmtai harus memenuhi ketentucm pasa.l An tara 1000 min sampai 1500 mm .............................. 10 mm
7.5.6. atau. 7.5.7. scbagaimana uitetapkan oleh Lchih dari 1500 mm ..................................................... 13 mm
spesifik<m.
7 .5.6 Tolenmsi finising lantai yang uiukur scsuai "Metoda X.1.4 Variasi Ia wan lendut dari chamher yang direncanakan
pcngujian untuk rnenentukan kcdataran lantai dan pada saat ereksi :
perbecllian ketinggi<m (leveling) dcng<m sistcrn F llllmher Untuk elemen huk<m pralegang, 3 mm per 3 m, tetapi tidak
1nelehihi dari ................................................................. 13 Illlll
Angka FF & ~L minimum yang dip~rlukan Untuk clemcn pratcgang, 6,5 mm tiap sepanjang 3 m tetapi
Angka F lokalminimum
tidak melehihi dari ........................................................ 25 mm
Klasifih,i kualitas prolil Dacrah uji
lantai
Kedataran Kcdatamn ~.15 Permukaan yang tidak teratur, penyimpangan untuk
Kerataan FF Kemtaau Ff
(leveling) F1, (leveling) fi setiap 3m kelurusan
Untuk clemen yang tidak akm1 mcncrima topping ..... 6,0 mm
Kun versional Untuk clcmen yang akan menerima topping ................ 13 mm
Bu/ljloaTed 15 13 13 10 Untuk clcmcn y<mg akan digunak:Ul.schagai pcmhatas bcton
Sisi 1m·us 20 15 15 10 jalm1 (concrete guideways) d<Ul pcnnuka:m pengontrol (steering
Rata 30 20 15 [() sui/aces) .......................................................................... 3 111111
Sangat rat<.~ 50 30 25 15
8.2 Toleransi fabrikasi tiang pondasi
~.21 Panjang ........................................................... + 150 Jllln
7.5.6.1 Tolenmsi kedatarml FL tidak boleh diterapkcm pada pclat
yang dicorkan pada pennukacm cctakan yang tidak ···················································································-50 llllll
didukung oleh penyokong dan/alau pada pennuka<m
cetakan yang disokong sctelah pemhongkaran 8.2.2 Dimensi penampang melintang
penyokong. Tolcransi kedataran FL tidak bolch . Keseluruhan .................................................................. 10 111111
ditcrapkm1 pada pennukaan yang dilcngkungk<m kc ata-. Ketebalcm din ding berongga ...................................... + 13 mm
atau miring, dan harus diukur dalmn waktu 72 jmn ·····················································································- 0 llllll
setelah pengccoran petaL
X.2.3 Alinycmcn lateral pcnnukamlli<Ulg rclatiftcrhadap garis
sumhu ti:Ulg searah panjang Li<mg, tiap 3m ..................... 3 mm
7.5.7 Tolcrcmsi finishing lmltai schagaimana diukur dcngan ~.24 Lokasi rongga dalcun .......................................... 10 mm
mcncmpalk<m pcnggaris lurus pm1jang 3m, di m:ma saja
~.25 Kepala ·nang
pada pclat dan membiarkannya di atas dua titik tcrtinggi
Dmi hid<mg y<mg tcgak lurus tcrhadap sumhu longitudinal Li<mg,
(pada pclat da.lmn waktu 72 jmn sesudah pcngccoran
6,0 mm setiap 250 mm,
pelat. Jarak pcrhcdamlluh<mg :mtara titik pada pcnggaris
tetapi tidak bolch lchih dari .......................................... 13 mm
dan lant:u (dan antara titik tcrtinggi) tiuak holch
~.26 Ketidakteraturan permukaan
mcl<unpaui :
Kepa.la tim1g .................................................................... 3 tnin
Konvensional Kl<L-;illkasi: Permuka.an lain, pcnyimpangan sctiap 3 m kclurusan ............ .
Bulllloatcd .................................................................... 13 mm ..................................................................................... n,(J mm
Sisi lurus ......................................................................... 5 mm
Rata ................................................................................. 5 m1n X.3 Toleransi fahrikasi elemen hidang
S<mgat rata ...................................................................... 3 mm ~.31 Panjang dan Lehar

218 Baxia11 3 : Belnn. Semen. Perkerasan Jalali Be10n Semen


SNI 03-6883-2002

3 m at.au kurang .............................................................. 3 mm 9. Pasangan dinding


Antara 3m sampai 6 m ................................................. +3 nun 9.1 Alinyemen Vertikal
..................................................................................... -5mm Pada permukaan din ding ................................................ 9 mm
An tara 6 m sampai 12 m ............................................. 6,0 mm A lin yemen siar (head joints) ........................................ 13 mm
Setiap kelehihan pertambahan 3m setiap 12m .......... 1,5 mm
Perbedaan panjang dua diagonal dari komponen struktur persegi 9.2 Alinyemen Lateral
panjang diambil terbcsar antara 3mm setiap 150 mm panjang 9.2.1 Komponen struktur vertikal ................................ 13 mm
diagonal, at.au ................................................................ 13 mm
8.3.2 Dimensi penampang melintang 9.3 Alinyemen level
Kctebalan ................................................................. + 6,0 mm 9.3.1 Padajoin bawab dan bagian atas dinding
Terekspos ...................................................................... 13 mm
····················································································· -3mm Tidak terekspos ............................................................. 25 mm
8.3.3 Bukaan panel 9.3.2 Bagian atas dinding yang digunakan. sebagai permukaan
Ukuran bukaan ............................................................. 6,0 mm pemikul be ban .............................................................. 13 mm
Loka.si garis sumbu bukaan ......................................... 6,0 mm 9.3.3 Bagian atas dinding, bukan permukaaJl pemikul beban
...................................................................................... 19mm
8.3.4 Alinyemen lateral dari hagian yang tertanam
Rcglet untuk paking yang dilapisi .................................. 3 mm 9.4. Dimensi penampang melintang
Baut .............................................................................. 6,0 mm 9.4.1. Dinding Mulliwyled ....................................... + 13 mm
Flashing reglet ............................................................. 6,0 mm .................................................................................. - 6,0mm
FhL-.hing reg let pada ujung panel .................................... 3 mm 9.4.2. Komponen struktur lain ................................. + 13 mm
Jaringan elektrikal dan selongsong pipa ....................... 13 mm ................................................................................... -6,0mm
Pelat yang di las ............................................................ 25 mm
Paku keling ................................................................... 13 mm 9.4.3. Ketebalanjoin ...................................................... 3 mm
8.3.5 Lengkung dan pilin pada waktu ereksi
9.5. Alinyenien Relatif
1/360 kali dimensi diagonal panel dahun mm, tetapi tidak
9 .5.1. Permukaan pasangan dinding boleh miring terhadap
Inelampaui .................................................................... 25 mm bidang yang ditetapkan pada setiap 3 m tidak boleh melampaui
Tekuk
nilai dibawah ini :
I ,5mm tiap 300 mm jarak dari sudut hersebelahan terdekat tetapi
9.5.1.1. Dinding dan kolom ........................................ 6,0 mm
tidak lebih dari .............................................................. 25 mm 9.5.1.2. Join bawall, siar, dan dinding bagian atas ...... 6,0 mm
9.5.1.3 Bagian atas dinding ........................................ 6,0 mm
8.4 Toleransi Ereksi
8.4.1 Alinyemen vertikal, lateral, dan level 10. Elemen gedung yang dicor di tempat, dicetak dengan
ge 1 incir secara vertikal
8.4. 1.1 Elemen Gedung
Sarna seperti beton yang di cor di tempat dalam pasal 7 10.1 Alinyemen vertikal
8.4.1.2 Pembatas- be ton jalan 10.1.1 Translasi dan Rotasi dari titik tetap pada hagian dasar
Konstruksi pembatas Jalan heton yang perletakan atau peri- struktur untuk tinggi 30m atau kurang ......................... 50 mm
mukaan kontrolnya tidak lurus tidak boleh melampaui untuk tinggi lebih dari 30m, 1/6,000 ka.li tinggi, tetapi tidak
..................................................................................... 1,5mm lebih dari ..................................................................... 200 mm
8.4.2 Alinyemen panel dinding yang diekspos 10.2 Alinyemen Lateral
8.4.2.1 Lebar join antara panel dinding yang diekspos ......... . An tara elemen yang bersebelahan ................................ 50 tnm
...................................................................................... 6,0tnm 10.3 An tara elemen penampang me lin tang .............. + 19 mm
8.4.2.2 Perbedaan Iebar dari join an tara panel dinding terekspos dinding ....................................................................... + 10 mm
y<mg bersebelal1an, lebih besar dari 0,6 Inm tiap p<mjang lurus 10.4 Alinyemen Relatif
join atau ....................................................................... 1,5 mm Permukaan yang dicetak boleh miring terhadap bidang yang
Tidak melmnpaui .......................................................... 10 mm diletapkan setiap 3m, tidak holeh melmnpaui ............. 6,0 mm
8.4.2.3 Alinyemen join pada sudut yang hersebelallaJl 11. Struktur beton massa selain gedung
..................................................................................... 6,0mm
11.1. Alinyemen vertikal
8.4.2.4 Pergeseran permukaan eksterior dari panel yang
11.1.1 Perm ukaan
bcrsebelahan .................................................................. ,0 mm Pennukaan tampak .................................................... 31,5 mm
8.4.3 Pergeseran permukaan atas dari elemen yang ber- Permukaan yang tidak tampak ...................................... 63 mm
sebelahan pada posisi ereksi :
11.1.2 Dinding sarnping untuk gate yang gemkannya radial
Dengan pel at topping .................................................... 19 mm
dan yang menyerupai join tidak
Elemen lantai tanpa pelat topping ............................... 6,0 mm
tern bus air ........................................................................ 5mm
Elemen a tap tanpa pelat topping ................................... 19 mm
Elemen pembatas jalan yang digunakan untuk riding surface 11.2 Alinyemen Lateral
...................................................................................... 1,5tnm Permukaan yang tmnpak ............................................ 31,5 mm
Permukaan yang tidak tampak ......................................... 63 mm

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 219


SNI 03-6883-2002

11.3 Alinvemen Level 14. .Jemhatan di cor setempat


11.3.1. Umum 14.1 Alinyemen Vertikal
Lmuai kerja dm1 pennukaan ym1g dicetak, yang tampak 14.1.1 Pcnnukaan tcrekspos ........................................ 19 mm
...................................................................................... 13 1nm
Lantal kerja dan pennukmm yang dicctak, y<mg tidak tmnpak 14.1.2 Pennukaan yang tidak tmnpak .......................... 38 mm
...................................................................................... 25 Jilin
14.2 Alinyemen Lateral
11.3.2. Blok beton untuk gate yang bcrccrak radial d<m yang Alinyemen gar is tcngah ................................................ 25 mm
menyerupai join tidak tcmbus air ................................... 5 mm
14.3. Alinyemen level
11.4 Alinyemen Relatif 14.3.1 Kelw; profil ....................................................... 25 Jilin
Permukam1 yang dicclak boleh miring terhadap hidang datar 14.3.2 Lapis atas pcnnukaan heton lain dan alur horizontal:
yang ditetapkan untuk seliap 3m tidak boleh melampaui nilai Terekspos ...................................................................... 19 1n1n
berikut Y~mg tidak tainpak ....................................................... 38 mm
11.4.1.1 Kemiringan arah lateral dan alinyemen level 14.3.3 Garis utama pcrkerasan pada arah longitudinal,
pennukaan yang tmnpak .............................................. 6,0 mm perbedaan dibawah penggaris lurus 3mm yang diletakkan pacta
pennukaan y;mg tidak tmnpak ...................................... 13 mm titik perkemo;;m1 tertinggi, tidak boleh melmnpaui .......... 3 mm
11.4.1.2 Kemiringan pada alinyemen vertikal 14.3.4 Garis utaina perkemo;;an padaarah tnmsversal, perbedacm
pcnnukaan y;mg tmnpak ............................................... 13 mm dibawah penagaris lurus 3 mm yang diletakkml pacta titik
pcnnukaan ym1g tidak tmnpak ...................................... 25 mm perkerasan tertinggi, tidak boleh melmnpaui .............. 6,0 Jilin
14.3.5 Jalan bert<mggal lereng (nun), trotoir, dan persimpangan,
12. Pelurusan pada kanal pada scmhanmg arah pcrbedmm dibawah penggaris lurus 3mm
12. 1. Alinyemen Lateral yang diletakkan pacta titik pcrkcrasan tcrtinggi, tidak boleh
me1ampaui ................................................................... 6,0 m1n
12.1.1 A lin yemen tangcnsial ........................................ 50 mm
12.1.2 Alinyemen kurva ............................................. lOO mm 14.4 Dimensi penampang melintang
12.1.3 Lebar penampang, pada ketinggi<m semharang 0,0025 14.4.1 Dimensi vcrtikal pe1at jemhatan ( ketehal;m ) ............ .
kali Iebar yang ditetapkan W tmnbah 25mm .......................... . .. ................................................................................ +6,0 llllll
..................................................................... 0,0025W+25JnJn ...................................................................................... -3 lllln
12.2 Alinyemen Level 14.4.2 Komponcn struktur seperti ko1om, balok, pier, dinding,
12.2.1 Kelas protil.. .......................................................... 25 1nm dm1 1ainnya (hanya ketebal;m pelat) ........................ + 13 mm
12.2.2 Pennukaan dalam ............................................ 6,0 mm ................................................................................... -6,0 1nm
12.2.4 Permukaan kemiringan sisi ............................... 13 mm 14.4.3 Bukaan yang melewati komponen struktur beton3 1nm
12.2.4 Tinggi kelurusan: 0,005 x tinggi ym1g ada, H, tamhah 14.5 Alinyemen Relatif
25 Jilin ........................................... ~ ............ 0,005 H + 25 mm
14.5 .1 Loka<;i. bukaan yang melewati komponen struktur be ton
12.3. Dimensi penampang melintang ...................................................................................... 13 Jilin
Ketcbalan pemunpang me lin tang lapisan : 10 % dmi ketcbalan
rata-rata yang ditetapk<m dijaga sebagaimana ditcntukan olch 14.5.2 Pcnnuka.:'Ul yang dicctak boleh miring tcrhadap bidang
volume penakaran harian. yang ditetapkan untuk setiap 3 mm tidak botch mclmnpaui ni1ai
berikut:
Join tidak tembus air ....................................................... 3 mm
13. Pipa herhentuk lengkung dan pipa pemhuangan yang pennukaan lain yang terekspos .................................... 13 lllln
monolifik pennukaan yang tidak tmnpak ...................................... 25 mm
13.1 Alinyemen lateral
13.1.1 A lin yemen garis sumhu .................................... 25 Jilin 14.5.3 Permukaan terekspos yang tidak dicetak, se1ain
perkerasan dan trotoir holeh miring terhadap bidang yang
13.1.2 Dimensi sebclah dalam 0,005 x dimensi sehclah dalmn ditctapkan pacta nilai ym1g tidak melmnpaui di bawah ini :
dalam 300 mm, ............................................................. 13 IUJn
13.2 Alinyemen level dalmn 6,000 mtn ............................................................. 3 Jilin
13 .. 2.1 Kelas pro1il ...................................................... 25 1nm
13.2.2 Pennuka;m kehalikannya ................................. 6,0 mm 15 Perkerasan dan jalan setapak
13.2.3 Pennukaan dari kemiringan sisi ....................... 13 mm 15.1 Alinyemen Lateral
13.3 Dimensi Penampang Melintang 15.1.1 Penempat<m dowel .............................................. 5 Jilin
13.3.1. Pen;unpang mclintang pacta semharang titik 15.1.2 Alinyemen dowel terhadap garis tengal1 perkera'ian,
Pcnamhahan kctehalan : terbesar antara 0,05 kali ketchalcm, proycksinya 450 mm atau kunmg ................................ 6,0 mm
atau ............................................................................ +13 mm Proycksinya lehih bcsar dan 450 mm ........... tidak ditctapkan
Penguran!!an kctchalan terbcsar an tara 0.25 kali ketehalan, atau
..... ~ ........ ~ .................................................................... -6,0 1nm 15.2 Alinyemen level
15.2.1 Garis utama perkerasan dalam arah longitudinal,

220 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkera.wn Jalcm Beron Semen


SNI 03-6883-2002

pcrhcdaan dihawah penggaris lurus 3 mm yang diletakkan pada 17. Pipa tidak bertulang yang dicor setempat
titik pcrkcm-;an tertinggi, tidak holch melarnpaui ........... 3mm 17.1 Ketehalan dinding
15.2.2 Garis utama perkerasan dalam arah transversal, Kctehalm1 dinding minimum pada sembarang titik harus 1/12
pcrhcdaan dihawah pcnggaris lurus 3nun yang diletakiGm pada kali diameter pipa schela.h dalmn yang ditetapkan tmnbah 13
titik pcrkera-;an tcrtinggi tidak holch melrunpaui ........ 6,0 mm mm, tetapi boleh kurang dari ........................................ 50 nun
15.2.3 Jalan hertangga I lercng (Ram), trotoir, dan 17.2 Diameter Pipa
persimpangan, pada scmharang arah perhedaan di bawah Diameter sebelah dalam pada scmbarang tilik tidak bolch
penggaris lurus 3 m yang dilctakkan pada tilik pcrker<L<;<m kurang dari 95% diarnetcr yang ditetapkan, rata-rata dari em pat
tcrtinggi, tidak boleh malmnpaui ................................. 6,0 mm pengukuran diambil pada interval45 de~jat tidak boleh kurang
dari diameter yang ditetapkan
16 Cerohong dan menara pendingin
17.3 Pergeseran
16.1 Alinyemen Vertikal
Padaformlap d<m sisi horizontal tidak: botch melarnpaui :
Tnmslasi, rotasi atau varia->i hentuk sumhu vertikallehih bcsar
pipa dengan diarneter dalcun tidak lebih besar dari 1050 mm
dari 111000 kali tinggi pada waktu pengukuran, atau 25 mm
...................................................................................... 13mm
Pada sctiap 3mm dari tinggi titik pusat tidak boleh beruhah
pipa dengan diameter dal<un 1075mm smnpai 1800 mm
lcbih dari 25 mm
...................................................................................... 19 tnm
pipa dengan diameter dalmn lebih besar dari 1800 mm
16.2 Diameter
...................................................................................... 25mm
Dimneter cangkang sebclah luar 1/100 kali diameter yang
ditetapkan tambah 25 mm
17.4 ldentasi permukaan
16.3 Ketehalan dinding Maximum diijinkan ....................................................... 13mm
Pengukuran kctehalan rata-rata keempat dinding diarnhillehih
dari 60 den~jal
Kctebalan dinding y<mg diletapkan 250 mm, atau kurang
................................................................................... -6,0 llllll
··················································································· +13 min
kctcbalan dinding y<mg ditetapkan lebih hesar dari 250 mm
···················································································· -13 lnm
.................................................................................. + 25 1nm

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 221


SNI 03-6883-2002

LampiranA
(normatil)

Gambar-gambar

STRAIGHT - - - - - - . . , .
F
0~ ~-' ---=2=---___,l
L

0 r-ti-------=---1i
2
®
L L
01-l~
J-~br
8 +i ,--+ !
0~r
1.. _L
:~' l
I
t
I
:_l't
I

.... .....

ta..'1lpak isometrik

'~-=r 21 ~2 I
tampak isometrik
lihat catatan pemasangan tul.a.ngan

.;,-, ® 2[L._l untuk deviasi


angular
tegak

{.;\
\.J '11._--2----.., 1-- 2 I
L l
i-.__[~2 ----11-T
~
I
l l . .... !
I o(6)

i"'::
--...::...----li"T
1--
----
Deviasi maksimwn pada 300 mm dari
--
ujung tu1angan terlladap bidarlg datar
2. ~ tegak (tul DJ6 - Dso) harus :
T['----------.1 2 1Y.1 untuk tullewatan penahan tekan
D

1--_ _ _ z _-· - - · f1 4° m1tuk tul iewatan pcoaban tarik

Gambar 1 Toleransi tulangan

222 Baxian 3 : Beton, Semen. Perkerasan ]alan Beron Semen


SNI 03-6883-2002

•• •
t I -··t- ·
t•
f I 1 ••

ru
1
I I

<0
UJ·r~
® ®
UJ·
e

a····©
•• ..
~ I~
I
- ··r-i
··r
I

~io.
I I I
_.__
I ~ • I
~rw r[Q
I I 1
® @ @ ® @ @
j

Ff·---....
I !A=-1I I •
o==r
SPIRAL

Simbol tolcransi
Cat.atan : I. Ukuran lulangan D/0. D/3. D/6
Scluruh toleransi untuk geser dan Jentur dimasukkan = penambahan a/au pengurangan 13 mm hila panjang
dalam perpanjangan bengkokan terakhir dari tulangan. kolor tulangan < 3.6 m
Seluruhnya untuk toleransi bidang tunggal seperti yang = penambahan atau pengurangan 25 mm hila paf!iang
diperlihatkan. Toleransi untuk tipe S I sampai S6. S II, kotor tulangan ~ 3,6 m
dan Tl sampai ~9 hanya berlaku untuk tulangan 0 10 2. penambahan atau pengurangan 25 mm
sampai 0 2 ~. 3. pcnambahan a/au pengurangan /3 mm
Dimensi-dimensi pada garis ini berada dalam toleransi 4. penambahan a/au pengurangan 13 mm
yang diperlihatkan, tetapi tidak berbeda dari dimensi 5. penambahan a/au pengurangan 13 mm untuk diameter
sejajar yang berlawanan untuk tulangan yang lebih dari S750.mm ·
6.0 mm. penambahan atau pengurangan 25 mm untuk diameter
Dcviasi angular - Pcnambahan atau pengurangan > 750mm
maksimum 2. derajat atau 13 mm per 300 mm tetapi 6. penambahan atau pengurangan 1.5% dimensi tP ~
tidak boleh kurang dari 13 mm pada semua kait dan penambahan a/au pengurangan minimum 50 mm. Bila
bengkokan 90 derajat. apli/casi toleransi positif untuk lipe 9 menghasi/lwn
panjang lengkung yang sama a/au lebih besar
daripada panjang busur atau tufangan, tulangan dapal
dianggap lurus.

Gamhar 2.a Toleransi fahrikasi standar untuk ukuran batang tulangan Dto sampai D36

Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalcm Beto11 Semen 223


SNI 03-6883-2002

...,_____..:.:..•-----t
Tipikal deviasi

c-1
@
1~) @{b_j/ angular scluruh
kait dan
bcng.kokan 90°
s...-pcrti ya.ug

I -i'!- I· I I 7
·I dipc:rlihatkan

- IQ!~
I 7 daiam halaman
®T _:_ r...L
ini

0 E .\. .- - - 7_ ___, I. T
I G
I
T
I 1 7
~7
I

0~1
J__
®1JJ.9 ~
\J1 [? @)
~ ,}_7
I

0)
Ti7 T

1~ ~l'
@~L
I T
1::Ir

c_kr--;-
I ''-...---_J_,
I _ _,I
1----___;.t _
"""
@~S-41 e fr J..

T
'J~
-r
I

I
I

__j_
(0 E [,....-.. . ". ujung tulangan
~
T
t
'-l'.....---_j--.J
Deviasi maksimum pada 300 mm dari
ujung hdangan, terbadap bidang datar
~
I •UOI -1
. tegak harus :
llh0 untuk tulangan Ie-watan pena.ban tekan
4 o untuk tulangan lewatan peoaban tarik

Simbol toleraosi

Catatan: 7. penamlxthan atau pengurangan D14 mm D 60 mm


Scmua tolcransi 1Dltuk gescr c!an lc:ntur dimasuktau dalam 8. pmombaJran atau pengurangan D,a mm D 60 mm
pcrpm:ljaogan beugk.obn e:mkhir dari Mangan Toleransi 9. pmambalrlm atm1 pengurangan Ds., mm Dtfllmm
bidaog tuog¢ seper1i yang diperlihatkan sama. · 10. poaambohan atau pengurangan
J:)evi.asi augulsr penambahan atau pcngunmgan 21h 2% x 0 dimensi ~ 63 mm *88mm
dc:rajat atau 13 mm pc:r 300 mm pada bit dan bc:ngkob11 min min
90 dc:rajat

Gambar 2.h Toleransi fahrikasi standar untuk ukuran hatang tulangan SO mm dan 60 mm

224 Baxian 3 : Betnn. Semen. Perkera.wn I alan Betnn Semen


SNI 03-6891-2002
Pd S 06-2001-03
SPESIFIKASI BAHAN GRAUT UNTUK PEKERJAAN PASANGAN

Ruang lingkup Semua kapur yang bercaksi ccpat harus dicmnpur sesuai
Spesilikasi ini mcnjelm;kan duajenis bahan graut hal us dan petunjuk pahrik. Scluruh pasta kapur yang hereaksi cepat
kasar, untuk digunakan dalmn pelaksanrum struktur pasangan kccuali pasta kapur yang bcreaksi ccpat, yang berupa bubuk,
herdasark<m spesitikasi berikut : harus lolos saringan No. 20 (850-mm) d<m dihiarkan mendingin
a. Persyaratan Komposisi cmnpuran, atau sampai temperatur 26,7 °C.
b. Persyaratan kekuatan. Berat pasta kapur yang bcreaksi ccpat paling sedikit 1281
Kg/m"3. Bcrat pasta yang kurcu1g dari ketcntuan di atas dapat
2 Acuan digunakan, jika menambah kapur agar mcmenuhi persyaratan
Standar ini mengacu pada st<mdar tcrsebut dibawah ini. berat minimum.
Americ<m Society of Testing Materials, Standard Specification
for Grout for Masonry. C-476-91. g. Ccunpuran balum graut.
SNI 03 -2496-199 I, Spes(fikasi Bahan Tambalwn Pemhentuk Cmnpuran hahan graut harus memenuhi salah satu dari
Ge/embung Udara untuk Beton. komposisi dalmn Tabel2 aL:'lu ditetapkan sesuai kekuat<m tekan
3 Pengertian bal1an graul.
a. Bahan graut hal us harus dibuat dengan agregat hal us sesuai Bila kuat tck<m bal1an graut ditetapkan, maka bahan graut
dcngan Spcsitika"i agregathalus untuk pekerj<um aduk<m ilim harus mcmpunyai kuat tekan minimum 14 MPa pada umur 28
plesteran dcngan hahan dasar semen SNI 03-6820-2002 hari d<m harus diuji sesuai dcngan ASTM C- 10 19.
b. Bahan graut kasar harus dibuat dengan agregat gabungan Tahel 2. Komposisi campuran hahan graut
kasar dan halus sesuai dengan ASTM C-404.
Tipe Bahan Semen Portland Atau iJ<:apur llidrasi Atau Agrcgat, diukur Dalam Keadaan
4 Bahan
Graut Semen Campuran Dalam Pasta Kapur Dalan1 Kondisi Lcmbaba Dan Gembur
4.1 Bahan-bahan yang dib'llnakan sehagai campuran hahan Ukuran Volume Ukuran Volume
Hah1~ Ka~r
graut harus sesuai persyaratm1 sebagai bcrikut :
a. Bahan pcngikat harus memenuhi salah satu dari persyarat<m Hal us I 0-1/10 (21/4-3)
berikut ini : kali volum~
1) Semen porU<md Tipc I, IA, 11, IIA, III d<m IliA, scsuai bah an
p~ngikat
deng<m ASTM C-150.
2) Semen ccunpuran Tipc IS, IS (MS), IS-A, IS- A (MS), Kasar I 0-1110 (21/4 - 3) (I - 2) kali
IP, atau IP-A, sesuai dcngan ASTM C-595. kali volume volume
3) Kapur tcrhidm"i ccpat sesuai deng<m ASTM C-5. bah an hahan
p~ngikat
4) Kapur terhidrasi Tipc S scsuai deng<m ASTM C-207. pengikat
b. Bahan tambah gelemhung udara harus memenuhi
SNI 03-2496-1991. 4.2 Alat Bantu Pemompaan
c. Agregal harus memenuhi persyaratan ASTM C-404. Alat pompa bantu dapat digunakan dalam hal merck,
d. Air harus jemih dan Iayak diminum. kualitas, dan kuantitas hila disetujui secara tcrtulis olch pihak
e. Bahan tmnbal1 lain. pcmbeli atau sudah ditentukan dalam spcsifikasi.
1) Bahan tamhah untuk kedap air, mempercepal 4.3 Penyimpanan Bahan
pengerasan, atau bahm1 tambah lainnya yang tidak
disebut dalmn spesifikasi ini, lidak bolch digunakan Penyimpanan bahan pengikat ilim agregat harus ditcmpatkan
sedemikian rupa untuk mencegah kerusak<m, masuknya bahan
untuk bal1an graut pada pekerja<m pasangan bcrtuhmg
tmlpa persetujuan dari pihak pcmbeli. asing dan kelcmhab<m. Setiap hahan yang sudah tidak layak
digunakan, tidak boleh dipakai.
2) Jika bahan graut akan digunakan untuk mengikat kom-
ponen tulcu1g;m, penggumum balmn gelcmbung udara 4.4 Penakaran Bahan
tidak holeh digunakan. Penakar;m bal1cu1 untuk hahan graut yang digunakan ilitlam
f. Tipe bal1an graul halus yang dihuat dengcu1 agrcgat halus pelaksanaan harus sedemikian rupa sehingga komposisi
atau hahan graut kasar y<mg dibuat dari klomposisi agregat ccUllpuran bahan yang disyaratkan dapat diawasi dan diken-
halus dan agregat kasar harus dipilih sesuai Peraturan dalikan secant tepat.
Bangunan dan ukuran jarak. Berat masing-masing hal1cu1
per m3 sesuai Tahel 1: 4.5 Pencampuran Bahan
Pencampurcul ba.han graut harus terdiri dari bahan pengikat
Tahel 1. Berat hahan per m 3 dcu1 agrcgat (sesuai persyaratcul 2.1) y<mg telah diaduk scm puma
Bahan Rcrat (KgtM3) selcUlla minimum 5 mcnit di dalcun pengaduk mckanis dengan
Semen Portland 1504 air yang cukup untuk mengluL"ilkcul konsistensi cmnpumn yang
Semen Campuran Bcrat Tertcra pada Kemasan dibutuhk<m. Pengadukan dengan t<mg~ diperholk~m pada
Kapur Padam 640
pekerjaan kecil (0,075 m"3), dengan persetujucm tertulis Jerri
pihak pembeli.
Pasta Kapur 1281
Pasir. Lembab dan Lepas 1281 Berat Pasir Kering

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 225


SNI 03-6891-2002

LampiranA
(Informasi)

Daftar Istilah

bahan graut grout

pasangan masonry

bahan-bahan pengikat cementitious moaterials

semen campuran blended cement

pastakapur lime putty

226 Bagian 3 : Beron. Semen. Perlcerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL

1. Ruang lingkup 10) Pozolan adalall bahan yang mengandung silika amorf,
apabila dicampur dengan kapur dan air akan membentuk
Tata Cara ini meliputi persyaratan umum dan persyaraum benda padat yang keras dan bahan yang tergolong pozolan
teknis perencanaan proporsi campuran beton untuk digunakan adalah tras, semen merah, abu terbang, dan bubukan terak
sebagai salah satu acuan bagi para perencana dan pelaksana tanur tinggi;
dalam merencanakan proporsi campuran beton tanpa
menggunakan bahan uunbah untuk menghasilkan mutu beton 11) Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Porland
sesuai dengan rencana dengan pozolan antara 15% - 40% berat total cmnpuran
dan kandungan Si02 + All-03 + Fc203 dalam pozolan
minimum 70%;
2. Acuan 12) Semen Portland tipe I adalah semen Portland untuk
SNI-03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton penggunaan umum tanpa persyaraum khusus;
SNI-15-2049-1994, Semen Portland 13) Semen Portland tipe II adalah semen Portland yang dalmn
SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian penggunaannya memerlukan ket<lbanan terhadap sulfat dcm
A (Bahan Bangunan Bukan Logam), kalor hidrasi sedang;
SNI-03-2914-1992, Spesifikasi Beton Tahan Sulfat. 14) Semen Portland tipe III adalah semen Portland yang
SNI 03-2915-1992, Spesitikm;i Beton Bertulang Kedap Air dalam penggunaannya memerlukan kekuauu1 tinggi pada
American Concrete Institute (ACI 1995, Building Code talmp permulaan setelah pengikatan ter:jadi;
Requirements for Reinforced Concrete 15) Semen Portland tipe V adalall semen Portland yang dalam
British Standard Intitution (BSI) 1973, Spesitication for penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi
Aggregates from Natural Sources for Concrete, ( Including terhadap sulfat;
Granolithic ), Part 2 Metric Units,
16) Bahan tambah adalah bahan yang ditambahkan pada
Development of t11e Envirorunent (DOE) 1975, Design of campuran ballan pembuatan beton untuk tujuan tertentu.
Normal Concrete Mixes, Building Research Establisment.
4. Persyaratan - persyaratan
3. Pengertian
4.1 Umum.
Dalam standar ini y:mg dimaksud deng<m Persyaratan umum yang harus dipenuhi schagai berikut :
1) Beton adala.h campuran an tara semen Portland a tau semen I) Proporsi campuran be ton harus menghasilkan be ton yang
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat k<L"ar dan air memenuhi persyaratan berikut :
deng<m atau umpa bahan tambah membentuk massa padat; (i) kekent<llan yang memungkinkan penger:jaan beton
2) Beton normal adala.h beton yang mempunyai berat isi (penuangan, pemadaum, dan perataan) dengan mudah
(2200 - 2500) k<>/m3
e mennnunakan
oe anrenat
e o almn yang dapat mengisi acuan dan menutup pennukaan secara
dipecal1 ; serba sama (homogen);
3) Agregat halus adala.h pasir aJmn sebagai hw;il desintegrasi (ii) keaweum;
secara alami dari batu aum pasir yang dihasilkan oleh (iii) kuat tekm1;
industri pemecah batu dcm mempunyai ukur;m butir terhesar
5,0 mm; (iv) ekonomis;
4) Agregat kasar adalal1 kerikil sebagai basil desintegrasi 2) Beton yang dibuat harus menggunakan hahan agregat
almni dari batu atau bcrupa batu pecah yang diperoleh dari normal umpa bal1an tmnbah.
industri pemecah batu dan mempunyai ukunm butir anurra
5mm-40mm;. 4.1.1 Bahan
5) Kuat tekan he ton yang disyaratkan f' c adalah kuat tekan Bahan-balian yang digunakan dalmn perencanaan harus
yang ditetapka11 oleh perencana struktur (bcrd<L"arkml henda mengikuti persyarauu1 herikut :
uji berbentuk silinder dimneter 150 mm, tinggi 300 mm); 1) Bila pacta bagicm peker:jami konstruksi ym1g berbeda akan
6) kuat tekan beton yang ditargetkan f' c adala.h kuat tekan digunakan bahan yang herbeda, maka setiap proporsi
rata-rata yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar cmnpunm y;mg ak<m digunakan harus direncanak<m secara
darif'6 terpisal1;
7) Kadar air he has adalah jumlah air y<mg dicmn-purkan ke 2) Balian untuk cmnpurm1 coha harus mewakili hahan yang
dalmn beton untuk mencapai konsistensi tertentu, tidak akm1 digunakan dalmn pekerjaan y<mg diusulkan.
tcrmasuk air yang diserap oleh agregat;
4.1.2 Perencanaan Campuran
8) Faktor air semen adalah <mgka perb;mdingan an tara berat
air beha" d<m berat semen dalmn beton; Dalam percncanaan campuran heton harus dipenuhi
persyaratan sehagai herikut :
9) Slump adalah salah satu ukurm1 kekentalan aduk<m beton
dinyatakan dalmn mm ditentukan dengan alat kerucut 1) Perhitungm1 perencmutml cmnpunm beton harus didasarkm1
Ahnun (SNI 03-1972-1990 tentang Metode Pengujian pada data sifat-sifat bahan ymtg akcm dipergunakan dalam
Slump Beton Semen Portland); produksi beton;
Cah•tan:

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkera.wn Jalan Beron Semen 227


SNI 03-2834-1993

2) Susunan campuran beton yang diperoleh dari perencanaan 3) Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung menurut
ini harus dibuktikan melalu campuran coba yang rumus berikut :
menunjukkan bahwa proporsi tersebut dapat memenuhi f'cr =f'c+M
kekuatan beton yang disyaratkan. fer= f'c + 1,64 Sr
4.1.3 Petugas dan Penangbrung J awa Pembuatan Rencana Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan
Campuran Beton Normal rata-rata yang ditargetkan didasarkan :
Nama-nama petugas pembuat, pengawas dan penanggung 1) Hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang diperoleh
jawab basil pembuatan rencana campuran beton normal harus dari penelitian lapangan sesuai dengan bahan dan kondisi
tertulis dengan jelas, dan dibubuhi paraf atau tanda tangan, pekerjaan yang diusulkan. Bila tidak tersedia data basil
beserta tanggalnya. penelitian sebagai pedoman dapat dipergunakan Tabel 2
dan Grafik 1 atau 2;
4.2 Teknis 2) Untuk lingkungan khusus, faktor air semen maksimum
4.2.1 Pemilihan Proporsi Campuran Beton hamsmemenuhi SNI 03-1915- 1992 tentang Spesifikasi
Pemilihan proporsi campuran beton harus dilaksanakan Beton Tahan Sulfat dan SNI 03-2914-1994 tentang
sebagai berikut : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air, ( Tabel 4,5,6 )
1) Rencana campuran beton ditentukan berdasarkan hubungan 4.2.3.3 Slump
antara kuat tekan dan faktor air semen;
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan
2) Untuk beton dengan nilai f' c lebih dari 20 MPa proporsi pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah dituangkan,
campuran coba serta pelaksanaan produksinya harus dipadatkan dan diratakan_
didasarkan pada perhandingan berat bahan;
3) Untuk be ton nilai f' c hingga 20 MPa pelaksanaan 4.2.3.4 Besar Butir Agregat Maksimum
produksinya boleh menggunakan perbandingan volume. Besar butir agregat maksimum tidak boleh melebihi
Perbandingan volume bahan ini harus didasarkan pada
perencanaan proporsi campuran dalam berat yang 1) Seperlirnajarak terkecil antara bidang-bidang samping dari
dikonversikan ke dalcun volume melalui berat isi rata-rata cetakan;
antara gembur dan padat dari ma.'ling-masing bah~m. 2) Sepertiga dari tebal pelat;
3) Tiga perempat dari jarak bersih minimum di an tara batang-
4.2.2. Bahan batang atau berkas-berkas tulangan.
4.2.2.1 Air
Air harus memenuhi ketentuan yang berlaku. 4.2.3.5 Kadar Air Be bas
Kadar air bebas ditentukan sebagai herikut :
4.2.2.2 Semen 1) Agregat tak dipecah dan agregat dipecah digunakan nilai-
Semen hams memenuhi SNI-15-2049-1994 ten tang Semen nilai pada Tabel 2 dan Grafik 1 atau 2;
Portland 2) Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dihitung
menurut rumus berikut :
4.2.2.3 Agregat
Agregat hams memenuhi SNI 03-1750-1990 ten tang Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton dengan:
4.2.3. Perhitungan Proporsi Campuran adalah perkiraan jumlah air untuk agregat halus
4.2.3.1 Kuat Tekan Rata-rata yang Ditargetkan adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada Tabel 3
Kuat Tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung dari:
1) Deviasi standar yang didapat dari pengalaman di lapangan
selama produksi beton menurur rumus : Tabel3
Perkiraan kekuatan tekan (MPa) heton dengan
faktor air-semen, dan agregat kasar yang biasa
dipakai di Indonesia
dengan = n- I

ada lab deviasi standar jenis semen jenis agregat Kekuatan tekan(MPa)
x1 adalah kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji. - Kasar pada umur (hari) bentuk
x adalah kuat tekan heton rata-rata menurut rumus : -- 3 7 28 91 bentuk uji
Semen Portland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 Silinder
4.2.3.2 Pemilihan Faktor Air Semen Tipe I Atau Batu pecah 19 27 37 45
n
~·;
'"r-T Semen tahan sulfa! Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 Kubus
Tipell, V Batu pecah 23 32 45 54
2) Nilai tamhah dihitung menuru rumus: Semen Portland Batu tak dipecahkan 21 23 33 44 Silinder
M 1,64 x sr; = Tipe III Batu pecah
Batu tak dipecahkan
25 33 44 48
dengan :
25 31 46 53 Kubus
Batupecall 30 40 53 60
M adalah nilai tamhah
1,64 adalah t~apn statistik yang nilainya tergaotung pada persentase n I MPa - I N/mm2 - lcglcm2
kegagalan hasiluji sehesar ruak.<imum 5% n kuat silinder (150 x 300) mm- 0,83 kuat tekan kubw; (150 x I 50) mm
Sr adalah deviasi standar reocana

228 Ba~:in 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNJ 03-2834-1993

r-o
ro
a..
:!
~
II •• \,1
~
I ~
~ . \'i\ '-
' I! ! I
I I !
('I 40 I - I \ I :

<l:
1- , ·. I~, . ~. ' \ ·. i I I
<{ 37
~

z 34
<
~
•. ~ i I ''"{' '\ !· .l I ! ! i
,.. ; I~ I I
w TI 1\ l j•. I I " .~ ~ '\.".r~ ~- •·!....I.I -+-'l -+1-+-1--+--+-+-+-+--+--1-+-t-+-+-+1 ----t--1
! • I 1-.. 1 : r- I !I
I- 30 ..,:_i
I ~
1-
<{
::J
- ~ I • r. J"N ~-
'\ I •. 'l
·.1 ~, ~ ~-+!i >.('
-1--1--1--+i-+-+--1-+--11--+-+-T--+1-+--l
~ I\! I I ..[ !""{ I. .. (-(. l t'- J~ . .
!\!1\. II II I'·~ i I'\I '\.. . ' .... ;. I'{ 1·.!' i ~·). l~f-
20 ·I__'\: ! ~-1'\,
I ' l ~
: - : l·r'.?~
I
,I •..
1·~
I
1
I
I i I hl' +,,-+-+-1-t-i--l-+-!1--i-:
! :\. II i : I I• ' r... ! ' ,. ! ~ ./~, ...·; ~r-._i,lo:J[ -t-i
: 1 i '\! I ! ! . • . I ' ;> .• I ! ~J ~I I --;-....! ·~ ;
I I: i' 1"\. I : I ! I' . . : ~
~-
! • J
-~
! ; I : __
I-~
• ~-l ~·".;-! '
1 ~1
l'h.-+-
~
.. "--t-+--1-+--+-+-i--i
·_..,.;"1!

I
·- · -~ -·-·:- ""'- . .:.-~ -~ :.-~r
i ! ~! ' ; • . I : ;

Ni •• 1"}-. ')-
r· 2r • J ~; ·1· 1.
: : . ' """' . ·-~ . -~J : : ~ l"j·.~-
10
• I . • ~ • •• •••• ~:·-
• • I • ---:-..L
-~
!
!
l . ·, - '
N-liJ I.
! ' ~
--..,......., I ............ -
I ~- .~ i .• - ~ :~ I i .. -l. ! '

0
0.3 0.4 o_s-0.52 0.6 0.7 0.8 0.9 1

FAKTOR AIR SEMEN

Grafik 1
Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen
{henda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm)

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 229


SNI 03-2834-1993

dengan: Tabel
Faktor pengali untuk deviasi standar hila data
n adalah jumlah nilai hasil uji, y<mg hams diambil minimum basil uji yang tersedia kurang dari 30
30 buah (satu hasil uji adalah nilai rata-rata dari 2 huah
hcnda uji). Jumlal1 F<lktor Pengali Deviasi
Data hasil uji yang akan digunakan untuk mcnghitung pengujicm Standar
standar deviasi hams sehagai herikut :
Kurang dari 15 Lihat hutir 4.2.3.1. 1) (5)
( 1) mewakili bahru1-bahan prosedur pcngawcL'\Cm mutu, dllil 15 1,16
kondisi produksi yang scrupa deng;m pekctjacm yang 20 1,08
diusulkan; 25 1,03
(2) mcwakili kuat tekan he ton yang disyaratk<m f' c yang 30 atcm lebih 1,00
nilainya dalam batas 7 MPa dari nilai fer yang
ditentukan;
(3) paling sedikit terdiri dari 30 ha-;il uji yang bcrurutan (5) hila data uji lapangan untuk menghitung dcvia.'>t
atau dua kelompok hasil uji bcrurutcm y<mg jumlahnya standar y<mg memcnuhi pcrsyaratan butir 4.2.3.1.1)
minimum 30 hasil uji dimnhil dalmn produksi scl;una di atcts tidak terscdia, m<lka kuat tckan rata-ratct yang
jangka waktu tidak kurang dari 45 hari; ditargetkan fer harus diambil tidak kurang dar~
(4) hila suatu produksi ada heton tidak mempunyai data (f' e + 12 MPa);
hasil uji ym1g memenuhi pa<;al 4.2.3.1 butir 1), tetapi
hanya ada sebanyak 15 scunpai 2~ hasil uj i yang
berurutan, maka nilai deviasi stm1dar adalah perkalian
deviasi stcmdar y<mg dihitung dari data uji tcrsehut
dengan faktor pcngali dari Tahel 1.

ill . ........ l' i I~ f"-. ,.....:.._:r


-'~.U ~_l-t' ·-.......r _ [' ::::i:::, J. 1 r ~
10 _D.~ I ; I~ n f"-. I I ;-. t:- --jl ~
. ; I I : , I : 't-.. .,._, r-~ l"i--!,..

r-
~-j
;I
++-1 . . ; ; r--:.
I -t~
1 ~1 I i
! I
It
I
I

o t; ; !T~- ; I : : ! :
o·~ o~ 0·5 0·(; 0·7 08 C9
FAKTOR AIR SEMEN

Grafik2
Huhungan antara kuat tekan dan faktor air semen
(henda uji berhentuk kuhus 150 x 150 x 150 mm)

230 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

Tahel3
Perkiraan kadar air bebas (Kglm3) yang dihutubkan untuk
heherapa tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton

I Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180

I I
ukuran hesar hutir ab'l"egat
maksimum (mm
jcnis agregat --- --- --- ---
batu tak dipecahkan 150 180 205 225
I 10
batu pccah 180 205 230 250
batu tak dipt:cahkan 135 160 180 195
I 20
batu
batu
pecah
tak dipecahkan
170
115
190
140
210
160
225
175
40 batu pecah 155 175 190 205
r
~:atn : Koreksi suhu udara :
untuk suhu di atas 25°C, setiap kenaikan 5°C harus ditambah air 5 liter per m3 adukan beton.

Tabel4
Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk berhagai
macam pembetonan dalam lingkungan khusus

Lokasi .Jumlab Semen minimum Nilai Faktor Air-


' --- per m 3 beton (kg) Semen Maksimum
i,,l Beton di dalam ruang bangunan :
'I a. keadaan keliling non-korosif 275 0,60
'I b. keadaan keliling korosif dise-
I

babkan oleh kondensasi atau uap


korosif 325 0,52
Beton di luar ruangan bangunan :
a. tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,60
b. terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275 0,60
Beton masuk ke dalam tanah :
a. mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti 325 0,55
b. mendapat pengaruh sulfat dan
alkali dari tanah. Lihat Tabel 5
Beton yang kontinu berhubungan :
a. air tawar
b. air laut Lihat Tabel 6

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerruan Jalan Beton Semen 231


SNI 03-2834-1993

TabelS
Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan
air tanah yang mengandung sulfat

Kadar Konsentrasi Sulfat Kandungan semen minimum Faktor air


gangguan sebagai S0 3 ukuran nominal agregat semen
sulfat maksimum (Kg/M 3 )
Dalam Tanah Sulfat (S03) Tipe
Dalam air semen
Total S0 3 dalam Tanah g/1
S01 campuran 40mm 20mm 10
(%) Air: Tanah = mm
2: 1 g/1
I. Kurang Kurang Kurang Tipe I dengan
dari 0,2 dari I ,0 dari 0,3 atau tanpa 80 300 350 0,50
Pozolan
(15-40%)
2. 0,2-0,5 I ,0-1 ,9 0,3-1,2 Tipe I dengan
atau tanpa 290 330 350 0,50
Pozo.lan
(15-40%)
Tipe I Pozolan
(15-40%) atau
Semen Portland
Pozolan 270 310 360 0,55
Tipe II
atau Tipe V 250 290 340 0,55
3. 0,5-1 1,9-3, I 1,2-2,5 Tipe I Pozolan
(15-40%) atau
Semen Portland
Pozolan 340 380 430 0,45
Tipe II
atau Tipe V 290 330 380 0,50
4. 1,0-2,0 3,1-5,6 2,5-5,0 Tipe II
atau Tipe V 330 370 420 0,45
5. Lebih Lebih Lebih Tipe II atau Tipe
dari dari 5,6 dari 5,0 V Lapisan
2,0 pelindung 330 370 420 0,45

Tahe16
Ketentuan minimum untuk heton bertulang kedap air
Kandungan s~:mcn '
minimum (kg/m3)
Kondisi lingkungan
Jcnis Bt:tun Faktur air semen Tipe Ukuran nominal
yang berhubungan
maksimum Semen Maksi.mum agrcgat
dcngan
40mm 20mm
air tawar 0.50 Tipe- V 280 300

Bertulang atau air payau 0.45 Tipc I + Puzolan


Pra tegang (15-40%) atau
Semen Portland Puzulan 340 380

air laut 0.50 Tipc II


atau Tipe V
0.45 Tipe II
atau Tipe V

232 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasun Julan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

Tahel7
Persyaratan hatas-hata.-. susunan besar hutir agregat kasar
(Kerikil A tau Koral)
Ukuran mala ayakan Pt:rsentase;: bt:rat bagian yang
(mm) Je;:wat ayakan
Ukuran nominal agre;:gat (rrun)
38-4.76 19.0-4.76 9.6-4.76
3!U 95- 100 100
19.0 37-70 95- 100 100
9.52 10- 40 30- 60 50- 85
4.76 0-5 0- 10 0- 10

4.2.3.6 Uerat .Jeni-. Relatif Agregat 5) Tetapkan jenis semen;


Berat jenis relatif agrcgat ditcntuk<m sehagai hcrikut : 6) Tcntukanjcnis agregat kasar d;m agregat hal us, agregat ini
1) Diperolch dari data basil uji atau hila tidak tcrscdia dapat dapat dalam bcntuk tak dipecallkan (pa-;ir atau koral) atau
dipakai nilai di hawah ini : dipecallkan;
(1) agregat tak dipecah :2,5 7) Tentukan faktor air semen menurut butir 4.2.3.2 Bila
(2) agregal dipccah: 2,6 atau 2,7 dipcrgunakan gratik 1 atau 2 ikuti lcmgkall-langkall berikut :
2) Berat jcnis agregat gahungan (Bj,a.,) dihitung scbagai (1) tentuk<m nilai kuat tckan pada umur 28 hari dengm1
berikut: ~ menggunakan Tabel 2, sesuai dengan semen dan
B.i.ag = (presentasc agregat hal us) x (beratjenis agregat agregat yang akan dipakai;
halus) + (pcrscntasc agregat kasar) x (berat jcnis agrcgat (2) Iihat Grafik 1 untuk benda uji berbentuk silinder atau
kasar) grafik 2 untuk benda uji berbentuk kuhus;
4.2.3. 7 Proporsi campuran he ton (3) tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air-semen
0,5 sampai memotong kurva kuat tekan yang
Semen, air. agregat halus dan agrcgat kasar) harus ditcntukan pada sub butir 1 di atas;
dihitung dalrun ke per m3 aduk<m.
(4) tarik garis lengkung melalui titik pada sub. butir 3
4.2.3.8 Koreksi Proporsi CHmpuran sccara proporsional;
Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering (5) tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang
permukaan proporsi campuran harus dikorcksi terhadap ditargctkan sampai memotong kurva baru yang
kandungan air dalmn agregat. ditentukan pada sub butir 4 di atas;
(6) tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong
Koreksi proporsi campuran harus dilakuk<m tcrhadap kadar
air dalmn agregat paling sedikit satu kali dalmn schari dan tersebut untuk mendapatkan faktor air-semen yang
dihitung menurut rumus sebagai herikut : diperlukan;
1) air= B- (Ck- Ca) x C/100- (DJc- Da) x D/100; 8) Tetapkan faktor air-semen maksirnum menurut butir4.2.3.2
2) (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai
2) agregat halus = C + (Ck- Ca) x C/100;
faktor air-semen yang diperoleh dari butir 7 di atas lebih
3) agregat kasar = D + (Dk - Da) x D/1 00 kecil dari yang dikehendaki, maka yang dipakai yang
dcng<m : terendah;
B ~dalh jumlah air (kgfm3) 9) Tetapkan slump;
C adalah jumlah agregat hal us (kg/m3) 10) Tetapkan ukuran agregat maksirnum jika tidak ditetapkan
D adalal1 jumlah agregat kasar (kg/m3) lihat butir 4.2.3.4;
Cn adalah absorpsi air pada agregat hal us (%) 11) Tentuk<m nilai kadar air bebas menurut hutir 4.2.3.5 dari
Dk adalal1 absorpsi agregat kasar (%) Tabel3
ck adalall kandungan air dalmn agregat hal us (%) 12) Hitung jumlah semen yang hesamya adalah kadar semen
Dk adalah kandung<m air dalam agregat kasar (%) adalah kadar air bebas dibagi faktor air-semen;
13) Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan, dapat
5. Cara Pengerjaan diabaikan;
Langkah-langkal1 pemhuatan rencana campuran beton 14) Tentukan jumlal1 semen seminimum mungkin. Jika tidak
nonnal dilakukan sebagai berikut : lihat tabel 4,5,6 jumlah semen yang diperoleh dari
1) Ambil kuat tekan beton yang disyaratkan tXc pada umur perhitungan jika perlu disesuaikan;
tertentu; 15) Tentukan faktor air - semen yang disesuaik<m jika jumlah
2) Hi tung deviasi stan dar menurut ketentuan butir 4.2.3.1.1 ); semen berubah karena lebih kecil dari jumlah semen
3) Hitung nilai tcunbah menurut ketcntucm butir 4.2.3.1.2); minimum yang ditetapkan (atau lehih besar dari jumlah
4) Hitung kuat tekan heton rata-rata yang ditargetkan tXcr semen maksimum yang disyaratkan), maka faktor air-
menurut butir 4.2.3.1.3); semen harus diperhitungkan kembali;

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan BeTon Semen 233


SNI 03-2834-1993

16) Tentuk<m susunan butir agregat hal us (pasir) kalau agregat Lampiran A
halus sudall dikcnal dan sudall dilakukan analisa ayak
Daftar Istilah
mcnurut standar yang berlaku, maka kurva dari pasir ini
dapat dib<mdingkcm deng<m kurva-kurva y<mg tertera dalam pembcmding faktor air - semen water cement ration
Grafik 3) sainpai dcngan 6 atau gabungkan pasir-pasir pembuatan rencm1a Gunpuran mix design process
tersebut seperti pada label 8; c<unpuran coba trial mix
nilai tmnbal1 margin
17) Tcntuk<m susunan agrcgat kctsar menurut gralik 7, 8, atau
l) hila lcbih dcu·i satu macmn agregat kasar, gabungkan
kuat tekan y<mg disyaratkan the spec(fied characteristic
seperti tabel l). strength
bahan l<un ball additive
18) Tentukan persentase pasir dengan perhitungan atau
menggunakan grafik 13 sampai dengan 15; Dengan
diketahui ukuran butir agrcgat maksimum menurut butir Lampiran H
10, slumps menurut hutir 9, faktor air - semen menurut Notasi dan Grafik
butir 15 dan daerah susunan butir-butir 16, maka jumlah
persentm;e pa<;ir yang diperluk<m dapat dihaca pada grafik. 1) Notasi
J umlal1 ini adalah jumlall seluruhnya dcui pasir atau fraksi f' c kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa
agregat yang lebih halus dari 5 mm. Dalmn agregat kasar fer kuat tekan heton rata-rata yang ditargetkan
yang biasa dipakai di Indonesia seringkali dijumpai bag ian s deviasi standar, MPa
yang lebih halus dari 5 mm dalam jumlal1 y<mg lebih dari M margin
5 persen. Dalam hal ini maka jumlah agregat hal us yang K tetapan statistik yang tergantung pada banyaknya
diperlukan harus dikurangi; bagian yang cacat
19) Hitung berat jenis relatiiT agregat menurut butir 4.2.3.6; S kondisijenuh permukaan kering
20) Tentukan berat isi bcton menurut Gralik 16 sesuai dengan
kadar air bebas yru1g sudah ditemukan dari Tabel 3) dan 2) Gra.lik
beratjenis relatif dari agregat gabungan menurut butir 18;
21) Hi tung kadar agregat gabungan y<mg besamya adaJah berat ')0
/ -"?J :~;
··.;, ; ..
jenis beton dikurangi jumlal1 kadar semen dan kadar air
beba<>;
:/.I f····

22) Hi tung kadar agregat hal us yang besarnya adalal1 hasil kali
persen pasir butir 18 dengan agregat gabunga.n butir 21;
, ;j'" ;I ~
k:;N
23) Hitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kada.r
agregat gabungan butir 21 dikurangi kadar agregat halus
i
butir 22; Dari Iangka.h-langkah tersebut di atas butir 1
sampai dengan 23 sudah dapat diketa.hui susunan campuran ··I 'I
ballan-bal1an untuk 1 m3 beton;
(),075 a.15 .o~-·, 0- 9 -',G -.J9 3"
24) Proporsi campuran, kondisi' agregat dalam keadaan jenuh
kering permukaan Ukuran mata ayakan (mm)
25) Koreksi proporsi campuran menurut perhitung<m pada butir Grafik 3
4.2.3.8; Batas gradasi pasir (Kasar) No.1
26) Buatlah campuran uji, ukur dan catatla.h besa.rnya slump
serta kekuatan tekan yang sesungguhnya. perhatikan hal
berikut:
(1) jika harga yang di dapat sesuai dengan harga yang
diharapkan, maka susunan campuran beton tersebut
dikatakan baik. Jika tidak, maka campuran perlu
dibetulkan; ,

:·- · --zt;·.-·-~
70 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ·
(2) kalau slumpnya temyata terlalu tinggi atau rendal1,
maka kadar air perlu dikura.ngi atau ditambah f 60
.. ~- .

~
(demikian juga kadar semennya, karena faktor air
semen ha.rus dijaga agar tetap, tak berubah);
(3) jika kekuatan beton da.ri campuran ini terlalu tinggi 30 - - -· --· -· ,_,_ ---- · - - - -- ---------·----
atau rendah, maka faktor air semen dapat atau ha.rus
20 - - · - -·~ ---1
ditambah atau dikurangi sesuai dengan Gra.lik 1 atau
2. 10 - --10------- _ .8 .. ___ . __ _ ___________ - - - - - · - - - - - - - - -

0.15 0 30 0.50 , 2 2" 06


Ukuran mata ayaJ.:an (mm)

Grafik 4
Batas Gradasi Pasir (Sedang) No. 2

234 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

·~ r-~4 100
I /,~
: ~-D=j'•_dasi no. 31 90

80
I /I
~-
!
70 --·- - - - - ------ - - 70 1-·
I
:i 60
~60
c
-~ T
~
>-
:: 50 --
>
------ --- I :
--
: 50
:/
"
:li
;f. <C l---------< ~
0
0
•o v. '
!
j
i

=~-1
I
30 I
20 7: :

10 ,, _______ -10~" ----


'i

0
0.60 .2 <.e 1;_6 19 4.8 9.6 19 76

Ukuran mara ayakan (mm) Ukuran mara ayakan (mm)


Grafik 5 Grafik 8
Batas gradasi pasir (Agak Halos) No.3 Batas b>radasi kerikil a tau koral ukuran maksimum 20 mm

1c:,

-:.-J

6~

70

..
c
5~

...
""'!:!.
0
50

<0
';/!.

30

20

10 10

0
0.15 0.30 0.50 1.2 . 2.4 <.8 9.6 19 4.& 9.6 19 38

Ukuran mara ayakan (mm) Ukuran mara ayakan (mm)


Grafik 6 Grafik 9
Batas gradasi pasir dalam daerah No. 4 Batas gradasi kerikil a tau koral ukuran maksimum 40 mm

100

90 ....

eo - - · -·-- --
70

..
........
c
.>< 60 . ----- ·-···---- .
50
i
---- ___ j _______ -----·:--------
0
:2 40
';/!.

30

20

10

0
4,8 9.6 19 38 76
Ukuran lubang ayakan (mm)
Ukuran mata ayakan (mm)
Grafik 10
Grafik 7 Batas gradasi agregat gabungan untuk besar butir
Batas gradasi kerikil a tau koral ukuran maksimum 10 mm Maksimum (10 mm)

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 235


SNI 03-2834-1993
100 ,-c~

"
1i
~
"'
~
0
50

<O
';!:

30

20

10

o.
0.15 0.30 0.60 12 2.1. <.8 9.5 19 38

Ukuran lubang ayakan (mm) Ukuran lubang ayakan (mm)

Grafik 11 Grafik 12
Batas gradasi agregat gabungan untuk sehesar butir Batas gradasi agregat gahungan untuk hesar butir
maksimum 20 mm maksimum 20 mm

Ukuran agregat maksimum : 10 mm


0-lOmm 10-30mm 30-GOmm 60-180mm
> 12 s 6-12 s 3-6 s 0-3 s

I-

't-
(, r...

rr

4":.

•.r
v..J

,_
-r

--'2·-2 0-4 o-6 0·8 0·4 0-6 0-8 0·4 0·6 0·8 0·4 0·6 0·8
Faktor Air Semen

Grafik 13
Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran hutir maksimum 10 mm

236 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

Ukuran agregat maksimum : 20 mm

Sh.rmp : 0-10mm 10-JOr\\m 30-GO:nm 60-lSOmm


V-8: >12s 6-12 s 3-6 s 0-3 s
80

70

60

50 . ' .. ~

40

30

20

10 . :£±±
0·2 0·4 0·6 0"8 0·4 0·6 0-8 0·4 0·5 o·s 0·6 o·e
Faktor Air Semen

Gratik 14
Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran hutir maksimum 20 mm

Ukuran agregat maksimum : 40 mm


l0-30 mm 30-60 nun 60-180 mm
Slwnp 0-19 mm
V.B: > 12 s 6-12 s 3-6 s 0-3s
80

70

60 :

50.·

40

30

20 - -T :+t

10
0·2 0·4 0·6 0·8 0·4 0·6 0·8 0·4- 0.52 .0·6 0·8 0·4 0·6 0·8

Faktor Air Semen

Grafik 15
Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran hutir maksimum 40 mm

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 237


SNI 03-2834-1993

Be rat jenis relatif


agregat kombinasi
l-tif"'J:!=+~k}.Pd4 (kondisi jenu h
l-tTf=~r+,_1H:J>ic!.k permukaan keri ng)
I ~ 1:--r-..1 -r-

Hl-t+~1:. I ;;;;:.:: r- 2·4


r---r-r--t--t--t-+-t-+-+--+--4-+-+-l--i+-+--1-1_jl~ ....\.. I I I
2100 : I I I I
100 120 140 160 170 200 220 240 260

Kadar air bebas (kg/m3)

Gratik 16

Perkiraan berat isi heton basah yang telah selesai dipadatkan

238 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn I alan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

Formulir Perencanaan Campuran Beton

No. Uraian TabeVGrafikl Nilai


Perhitungan
I. Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan .. :.MPa pad a 28 hari Bag ian
(Benda uji silinder limbus) cacat 5 persen, k= I ,64
2. Deviasi Standar Butir 4.3 .2.1.1 ).(2) ....... MPa atau tanpa data
Tabel I ............. MPa
3. Nilai tambah (margin) Butir 4.2.3. 1.2) l,64x ....... = ...... MPa
4. Kekuatan rata-rata yang
ditergetkan Butir 4.2.3.1.3) .......... + ......... = Mpa
5. Jenis semen Ditetapkan
6. Jenis agregat :- kasar
- halus
7. Faktor air-semen be bas Tabel2 ambil nilai yang terendah
Grafik I atau 2
8. Faktor air-semen maksimum Butir 4.2.3.2. 2)
9. Slump Ditetapkan .......... tnn1
Butir 4.2.3.3
10. Ukuran agregat maksimum Ditetapkan .......... tnm
Butir 4.2.3.4
II. Kadar air bebas Tabel3 .......... kg/m 3
Butir 4.2.3.5
12. Jumlah semen II : 8 atau 7 .......... kg/m·'
13. Jumlah semen maksimum Ditetapkan .......... kg/m 3
14. Jumlah semen minimum Ditetapkan ....... kg/mJ ( pakai hila lebih
Butir 4.2.3.2 besar dari 12,
Tabel4, 5, 6 lalu hitung 15)
15. Faktor air-semen yang
disesuaikan .
16. Susunan besar butir agregat Grafik 3 s/d 6 Daerah gradasi susunan butir 2
hal us
17. Susunan agregat kasar Grafik 7, 8, 9 a tau
atau gabungan Tabel 7
Grafik 10, J I, 12
18. Persen agregat halus Grafik 13 s/d 15 a tau .............. Persen
perhitungan
) 9. Berat jenis relatif, agregat Diketahui/dianggap
(kering permukaan)
20. Berat isi beton Grafik 16 ..................... kg/m 3
21. Kadar agregat gabungan 20- (12 + 11) ...... - ...... = ....... kg/n1 3
22. Kadar agregat halus 18 X 21 ...... x ...... = ....... kg/m 3
23. Kadar agregat kasar 21 -22 ...... - ....... = ....... kg/m 3
24. Proporsi campuran : Semen
(kg)
I
Air (kg/It) Agregat kondisi jenuh kering
pennukaan
Hal us Kasar
(kg) (kg)
- tiap m 3
- tiap campuran uji m 3

25. Koreksi proporsi campuran

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton .'>'emen 239


SNI 03-2834-1993

Contoh Merencanakan Campuran Beton Sedangkan berat jenis, penyerapan air, dan kadar air be bas
Buatlah cmnpunm beton dengm1 ketenlmm sebagai berikut: ma'\ing-ma.'\ing agregat adalah seperti dalam Tabel di bawah
Kuat tekm1 yang disyaratkm1 = 22,5 N/mm2 untuk umur 28 ini.
hari, benda uji bcrbentuk kubus dan jumlah yang mungkin Tabel8
Data sifat fisik agretat
tidak memenuhi syarat = 5%
Semen yang dipakai = semen portland tipe I. Pasir (Halus
Pa~ir (Ka<ar Tak Kerik.il (Batu
Agregat Sifat TakDi
Tinggi Slump disyaratkan = 3-6 em. Pecah) IV
Di Pecah)V Pecah) VII
Ukuran besar bulir agrcgat maksimum = 40 mm.
- Berat jenis
Nilai faktor air-semen maksimum = 0,60. 2.50 2.44 2,66
(kering permukaan)
Kadar semen minimum= 275 kg/m3
Susunan besar butir agregat hal us ditetapkml hams termmmk - Penyerapan air% 3,10 4.20 1,63
dalam dacrah susunan butir no. 2
Agregat y~mg tersedia adalal1 pasir IV dan V kerikil VII -Kadar air% 6.50 8.80 1.06
yang ~malis ayaknya sepcrti dalmn Tabel 7 (unluk pa."ir)
dan dalam Tabel 8 (untuk kerikil VII). Untuk mencari su~na uji pergunakanlah daftar isian (Formulir) yang terscdia
dan il,:utilah langkah-langkah berikut ini :

Contoh (sian Perencanaan Campuran Beton


No. Uraian Tabei/Grafik/ Nilai
Perhitungan
I. Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan 22,5 Mpa pada 28 hari Bagian tak memenuhi
(Benda uji kubus) syarat 5 % (k= I ,64)
2. Deviasi Standar Diketahui 7 Mpa
3. Nilai tam bah (margin) l ,64 x 7 ~ I I ,5 MPa
4. Kekuatan rata-rata yang I+ 3 22,5 + 11,5 = 34,0 MPa
ditargetkan
5. Jenis semen Ditetapkan Semen Portland Tipe I .......... .
6. Jcnis agregat : • kasar Ditetapkan Batu pecah ................. .
• halus Ditetapkan Alami ................. .
7. Faktor air-semen bebas Tahel 2. Grnfik I 0,60 (amhilnilai yang tcrkcci')
8. Faktor air-semen maksimum Ditetapkan 0,60
9. Slump Ditetapkan Slump 30- 60 mm
10. Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 40Mm
II. Kadar air bebas TabeiJ 170 kglm'
12. Kadar semen II : 8 l 70 :0,60 = 293 kglm'
13. Kadar semen maksimum Ditctapkan 170 :0,60 = 293 .kg/m'
14. Kadar semen minimum Ditetapkan 275 kg/m 1 ( pakai bila lebih besH dari 12,1
lalu hitung 15)
15. Faktor air-semen yang
disesuaikan
16. Susunan besar butir agregat Grafik 3 s/d 6 Daerah gradasi susunan butir 2
halus
17. Sus.umm agregat kasar atau Tabel7,
gabungan Grafik 7, S, 9
Grafik 10, II, 12
18. Perscn agregat halus Grafik 13 s/d IS 35 Persen
19. Berat jenis ralatif, agregat 2,59 Diketahui
(kering permukaan)
20. Berat isi beton Grafik 16 2.380 kglm' .
21. Kadar agregat gabungan 20-12-ll 2.380- 283; 170= 1.927 kglm'
22. Kadar agregat hal us 18 X 21 1.927 x 0,35 = 674 kg/m'
23. Kadar agregat kasar 21-22 1.927 x 674 = 1.253 kg/m 3
24. Proporsi campuran
Semen (kg) r Air Agregat kondisi jenuh kering permukaan (kg)
(kg/It)
Hal us Kasar
- tiap m' 283 15 702 1.245
- tiap campuran uji m 1 0 35,10 62,25 I
14,25 7,5
Banyaknya Aahan Semen Air (kg) Agregat halus Agregat kasar
(Teoritis) (kg) atau Liter (kg) (kg)
- tiap m' dengan ketelitian 5 kg 283 170 674 1.253
- tiap campuran uji 0,05 m' 14,15 8,5 33,17 62,65
25. Koreksi campuran 283 ISO 702 1.245
- tiap m 3
- tiap 0,05 m' 14,15 7,5 35,10 62,25

240 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNJ 03-2834-1993

l'enjelasan Pengisian Daftar lsian (formulir) Oalarn contoh ini dip<lkai agregat halus bcrupa pasir al<uni
I. Kuat tek.an yang disyaratkan sudah ditetapkan 22.5% untuk dan agregat ka'><lT berupa batu pecah (kerikil), mak:a jumlah
umur 2X hari kadar air ycmg diperlukan.
2. Devim;i standar diketahui dari hesarnya jumlah (volume)
pemhehasan yang akan dihuat, dalarn hal ini di anggap 2 X 160 + __!_ X 190 = 170 kg/m3
untuk pemhuat<m (1.000-3.000) m3 beton sehigga nilai 3 3
S = 7 Mpa.
12. Kadar semen : cukup, j ci<L<;, yailu : 170 : 0,60 = 283 kgfm3
3. Cukup jelas. 13. Kadar semen maksimum tidak ditentukan, jadi dapat
4. Cukup jelas. diahaik<m.
5. Jcnis semen ditetapkan tipe I. 14. Kadar semen maksimum tidak ditetapkan 275 k gtm3
6. Jenis agregat diketahui : Scandainya kadclf semen yang diperolch dari perhitungan
agregat halus (pasir) ahuni (=pa<;ir kali) 12 bclum mencapai syaratminimum ycmg ditetapkan, maka
harga minimum ini h<lfUS dipakai dan faktor airsemen ycmg
agrcgat kasar bcrupa batu pecah (=kcrikil)
baru perlu disesuaikan.
7. Faktor air semen hehas: 15. Faktor air-semen yang disesuaikan : dalarn hal ini dapat
Dari Tahel 2 diketahui untuk agregal kasar hatu pecah diabaikan olch karcna syarat minimum kadar semen sudah
(kerikil) d<m semen S-550, kekuaum tekan umur 2X hari dipenuhi.
y;mg diharapk<m dengan l~ktor air-semen 0,50 adalah 45 16. Susunan hesar hutir agregat butir halus : ditetapk<m
kgfcm2 (= 4,5 MPa). Harga ini dipakai untuk membuat termao.;uk Oaeral1 Susumm Bulir No.2. Oaeral1 susumm ini
kurva yang harus diikuti mcnurut Gra.lik 1 dal<un usalm dipcrolch dcngan mencmnpurkan pasir IV dan pasir V
mencari fak:tor air-semen untuk beton y<mg direnc<mak:an dalmn pcrb<mding<m 36% pao.;ir IV tcrhadap 64% pao;;ir V
deng<m cara berikut: dan ini didapat dengan cara coba-coba dcngan hcmtuan
D<ui tilik kek:uatan tekml 4,5 MPa tarik g<uis datar hingga kurva daerah susumm hutir no. 2 (Gratik 4) berdasarkan
memotong garis tengah yang menunjukkan faktor air- basil <malisa ayak masing-masing pasir (Tabel 8, 9, 10).
semen 0,50. 17. Cukup jelas
Melalui Litik potong ini lalu gambark:an kurva yang 18. Persen hahan yang lebih halus dari 4,8 mm:
berhentuk kira-k:ira smna deng<m k:urva di sebclah atas d<m Ini dicmi dalmn Grafik 15 untuk kelompok ukurcm butir
di sehelah bawahnya (garis putus-putus). Kemudi<m dari agregal m<lksimum 40 mm pada nilcti slump 30- 60 mm
Lilik kekual<m tek<m bcton ym1g dirm1cang (dalmn hal ini dan nilai f<lktor air-semen 0,60.
34,0 kg/cm2) lllfik garis daulf hingga memotong kurva g<uis Bagi agrcgat halus (pa'>ir) yang tcnmLo.;uk daerah susunan
putus-putus tadi. butir no. 3 diperolch h<lfga anUifa 3 0 - 3 7,5 %.
Dmi titik potong ini l<lfik g<lfis tcg<lk kc hawah hingga Nilai yang dipakai dapat dimnbil antma kcdua nilai ini
mcmotong sumbu X (absiska) d<m baca fclktor air-semen (biasanya nilai rata-rata dalmn hal ini di<unbil nilai 35%.
y<mg diperoleh. (dalmn hal ini didapatkan 0,60). 19. Be rat jenis relatif agregat : ini adctlah hcratjenis agregat
8. Faktor air-semen mak'\imum dalam hal ini ditetapkm1 0,60. gabungan, artinya gabungan agrcgat halus dan agregat
Dalcun hal faktor air semen yang diperoleh dmi Grafik 1 kasm. Oleh kclfena agregat halus dalmn hal ini merupak:an
tid<lk sama deng<m y<mg ditetapkan, untuk perhitungan gabung<m pula dari dua macmn agregat hal us lainnya, maka.
selanjutnya pakailah harga faktor air-semen yang lebih berat jenis sebelum menghitung berat jenis agregat
kecil. gabungan cmtara pasir dan kerikil.
9. Slump: diteutpkan setinggi 30- 60 mm. Oengcm demiki<m perhitung<m herat jenis rclatif menjadi
sebagai berik:ut :
10. Ukuran agregat maksimum : ditetapkan 40 mm.
OJ agregat hal us gabung<m =(0,36 x 2,5) + (0,64 x 2,44)
11. Kadar air hehas : untuk mendapatkan kadar air bebas, = 2,46
periksalal1 Tabe1 3 yang dibuat untuk agregat gahung<m
OJ agregal halus = 2,66
almni atau y<mg berupa hatu pecah.
OJ agregat gabung<m
Untuk agregal gabung<m y<mg berupa cmnpunm <mlara pasir
almni dan kerikil (balu pecah) maka kadar air be bas harus Hal us d<m kas<lf = (0,36 x 2,46) + (0,65 x 2,66) = 2,59
diperhitungk<m <mtara 160- 190 kg/m3 (kalau. nilai slump 20. Beratjenis heton: diperoleh dari Grafik 16 dcnganjalan
30 - 60 mm d<m h<uis ukurml agregal maksimum 30 mm; membuat gralik bmu yang sesuai deng<m nilai beratjenis
baris ini y<mg dipakai sebagai pendekaum, karena dalmn agregat gabung<m, yaitu 2,5 9.
Tabcl belum ada baris ukuran agregat maksimum 40 mm), Titik potong grafik baru tadi dcngan tegak yang
mcmakai rumus : menunjukkml kad<lf <tir be bas ( dalmn hal ini 170 k g/M 3,
menunjukkm1 nilai berat jcnis beton yang direnccm<lkml.
Dalmn hal ini diperoleh m1gka 2,380 kg/m3.
dengml 21. Kadar agregat gahungan = berat jenis be ton dikunmgi
jumlal1 kadclf semen d<m kadar <tir; 2,380- 283 -170 = 1.927
kg/m 3.
dengan : wh adalah perkiraanjumlah air untuk agregat halus clan
22. Kadar agregat halus = cukup jelas
wk adalah perkiraan jumlah air untuk agregat kasar.
23. Kadar agregat kasar = cukup jelas

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkera.wn Jalcu1 Beton Semen 241


SNI 03-2834-1993

24. Proporsi campuran Dalmn contob ini, jumlab air ye:mg terdapat dalmn :
Dari lcmgkab no. I bingga no. 23 kita dapatkan susunan Pasir IV= (6 50 - 3 10) x ____ _!_".:'<_ ____ = 8 25
' ' ' 100 '
campuran beton tcoritis untuk tiap m 2 sebagai bcrikut : Pasir IV = (8 ' 80 - 4 ' 20) x ____-±_!.~·= 160 = 19 ' 8
~
semen portlcmd = 283 kg scde:mgkcm kcrikil masib mcmbutubkm1 scjumlab air untuk
semen seluruhnya = 170 kg memenuhi kapasitas penyerapcmnya, yaitu :
agregat halus
(1,63- 1,08)1253/100 = 7,14 kg
pa.-;ir IV= 0,36 x 674 = 242,6 kg
pasir IV = 0,64 x 674 = 431,4 kg Dengan mengurangkan atau menambahkan basil-basil
agregat kasar = 1253kg pcrhitungm1 ini, alam kita perolch susunan campunm yaitu ym1g
scbarusnya kita tim hang, untuk tiap m3 beton (ketelitian 5 kg):
25. Koreksi proporsi campuran
semen portland normal = 283 kg
Untuk mendapatkan susunan cmnpuran yang sebcnarnya pasir IV = 242,6 + 8,25 = 251 kg
yaitu ye:mg akan kita palmi sebagai cmnpuran uji, angka- pasir V = 431,4 + 19,8 = 451 kg
angka teoritis tersebut perlu dibetulkan dengan kcrikil = 1,253- 7,14 = 1,245 kg
memperbitungkan jumlab air bcba.-; ye:mg terdapat dalmn air= 170-28 + 7,14 = 159 kg
atau yang ma.-;ib dibutuhk<m oleb ma.-;ing-masing agregat
yang akan dipakai.

Tahe19
Contoh perhitungan cara pcnycsuaian susunan hcsar hutir pasir untuk memperoleh susunan hcsar hutir yang mcmcnuhi syarat dengan
jalan mcnggahungkan 2 macam pasir dalam 2 macam campuran masing-masing 47% (IV)+ 35% (V) dan 36% (IV)+ 64% (V)
Urutm1 Lubang Pasir IV Bagian Pasir V Bagim1
Mat.>Ayakan Yang Lolos Yang Lolos Gabungan pa•ir IV dan V Gabungan Pasir IV dan V
Mm Ayakm1 ( %) Ayakm1 (%) 47% IV +53% V 36& +64%
Y1v Yv
Bagian Lolos Bagian Lolos Bag ian Lolos Bagian Lolos Bagiau Lolos Bagiru1 Lolos
Ayakm1 (%) Ayakan (%) ~yakm1 (%) Ayakm1 *%) Ayakm1 (%) Ayakan (%)
47 53 Yvi
36 47
---- y IV ---- Yv ----- y IV Yvr
Gabungan -----Yiv Gahungan
100 II.)( I !lXI I (K)

96 100 100 47 53 100 36 64 100


48 100 100 47 53 100 36 64 100
24 100 62 47 53 80 36 40 76
12 100 50 47 16 63 36 19 55
06 85 10 40 5 45 31 6 37
03 60 0 27 0 27 22 0 22
0.15 30 0 14 0 14 II 0 11
O.D75 0 0 0 0 0 0 0 0

TahellO
Contoh perhitungan cara penyesuaian smmnan hesar hutir kerikil untuk memperolch kurva susunan besar hutir yang memcnuhi syarat
dengan jalan menggabungkan 3 macam kerikil yang susunan butirnya berlainan dalam perbandingan 57% (I); 29% (II) dan 14% (III)

Keriki1 (I) Kerikil (I) Kerikil (I) Kerikil gabungan (VII)


19-39 mm 9,6- 39 mm 4.8-9.6 mm 57% (I) + 29% (II) + 14% (Ill)
Ukuran
Tinggal Lewat Tinggal Lew at Tinggal Lew at (%) (%) (%) (%)
Mata
Ayakan
Ayakan (%) YI Ayakan (%) Yn Ayakan (%) Ym (%) 57 57 57 Yvu
----X YI ---X YII ---- X YII K.:rikil
%
100 100 100 Gabungan

76 100 100 100 57 29 14 100


38 95 95 100 54 29 14 97
19 5 5 100 3 20 14 45
9.6 0 0 95 0 I 13 24
4.8 0 0 5 0 0 I I
2.4 0 0 0 0 0 0 0

242 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan lalan Beton Semen


SNI 03-2834-1993

Tahel 11
Contoh perhitungan mencari susunan agregat gahungan yang memenuhi syarat dengan jalan menggahungkan pasir VI
dan kerikil VII dalam perhandingan 35% pasir dan 65% kerikil VII.
Gabungan Pasir
Ukuran Mata Pasir Gabungilll Kerikil Dan Kerikil
Ayakan (VI) Gabungan (VII)
35% Pasir VI 65% Kerikil VII
Bagian Lewat Lolos Ayakan (%) Lolos Ayakan (%)
Bagi<m Lolos Ayakan 35 Lolos Ayakan (%)
35
Ayak<m (%) (%) ---x Pasir- ---x Kerikil - Agregat
100 gabungan V 100 gabungan VII Gabungan VIII

76 100 100 35 65 100


38 100 97 35 63 98
19 100 45 35 29 64
9.6 1000 14 35 9 44
4.8 100 1 35 1 46
2.4 76 0 27 0 27
1.2 55 0 19 0 19
0.6 37 0 13 0 13
0.3 22 0 8 0 8
0.15 11 0 4 0 4

100

90

eo
- - · . ·-·- ·-··--····-·- ---· ...
:
_______l_ ______ :____
:
I
.. ··--·-;-- ---
:
-·:~_
~
;
D'- 7S
j
i
·1. -
98

70
I I I
c
ro 60
.!£
ro
>-
ro
II)
50
0
:2 40
~D

30

20

10
6

0 3
0.15 0.30 0.60 1.2 2.4 4.8 9.6 19 38

Ukuran lubang ayakan (mm)

Grafik 17
Batas Gradasi Ab>regat Unt•Jk Ukuran Butir Maksimum 40 Mm

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 243


SNI 03-2834-1993

II. Contoh Cara Penggahungan Agregat


1) Contoh Perhitungan secara analitis penyesuaian susunan besar butir pasir untuk memperoleh susunan besar butir yang
mernenuhi syarat dengan jalan menggabungkan 2 macam pasir masing-masing P 1 = 35% dan P2 = 65%

Gabungan pasir 1 & 2 (35% + 65%)


Ukuran lubang Pasir 1 bagian Pa~ir 2 bagian yang
ayakan (mm) yang lolos lolos ayakan % Y2 Gabungan
Bagian lolos Bagian lolos
ayakan% Yl pa<>ir 1 & 2
ayakan 351100 ayakan 65/100
xY1 xY2

9,6 100 100 35 65 100


4,8 100 100 35 65 100
2,4 100 62 35 40 75
1,2 100 50 35 33 68
0,6 85 100 30 7 37
0,3 60 0 21 0 21
0,15 30 0 10 0 10

2) Contoh Perhitungan secara analitis penyesuaian susunan besar butir kerikil untuk memperoleh susunan besar butir yang
memenuhi syarat dengan jalan menggabungkan 2 macarn kerikil masing-rnasing K1 = 60% dan K2= 40%

Gabungan pasir 1 & 2 (60% + 40%)


Ukuran lubang Pasir 1 bagian Pa~ir 2 bagian y<mg
ayakan (mm) yang lotos lolos ayakan % Y2 Gabungan
Bagian lo1os Bagian lolos
ayakan% Y1 pasir 1 & 2
ayakan 60/100 ayakan 40/100
xY1 xY2

76 100 100 60 40 100


38 95 100 57 40 97
19 5 100 3 40 43
9,5 0 95 0 38 38
4,8 0 5 0 2 2
2,4 0 0 0 0 0
1,2 0 0 0 0 0

*) Contoh perhitungan secara ana litis gabungan pasir (P 1 & P2 Tinjauan pada sa ringan 0,60 mm. Gradasi gabungan diharapkan
pada saringan tersebut bagian yang lotos 36%

Y1 x + Y2 (100- X)
36 =
100

85 X+ 10 (100 - X)
36 =
100

2600 = 75 X - - X= 34,67% 35% (P1)


100- x = 100- 35 = 65% (P2)

244 Bag ian 3 : Beron, Semen. Perkerasan I alan Beron Semen


SNI 03-2834-1993

lOO 100
100 r - - - - - - ; - - - - - - , - - - - - - -

90 · --iDaerah ~;adsi no. 21---''---'----


85) '
80

70
c . ' Gabungan P ( , & : \
ro 60 ··-·-----
.:.:
<0
-;'~/·_.,62 ---------
>.
ro
so
"'0 . 50
2 <0
0~

30
------ ·--- -·. ·----------·------· ---------·
21 . .
20.----
.. /
.
- --·-------------------1
10 .. >. . ·-·10- ... -~ 6 .. . .... 1o . . . -···--·····--····----·--·-·---- - - - - - · - - - - - -
0 -'='----...:::;;--_.,____ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _1
0.15 0.30 0.60 1.2 2.4 4.8 9.6 19

Ukuran Lubang ayakan (mm)

Grat'ik 18
Hatas Gradasi Pasir Dalam Daerah Gradasi No. 2

H) Contohperhitungansecara analitisgahungankerikil (KJ & K2) Tt.njauanpada saringan 19mm. Gradasi gabungandilutrapkan
pada saringan tersehut bag ian yang lotos 62%

YI x + Y2 (100- X) 100 X + 5 (1 00 - X) 5700 =95x - - x = 60% (KJ)


62 = 62 100- X= 40% (K2)
100 100

100..--------

~0
r-----·:
80
K~ --/
70 i
i
Gabungan K ( 1 &
61) . - - - - - - - · - - -

50.·----·--- ·----·-----tI
;.
I
40 ~- ------+-'-'---4

30 ·------· ······--------.----/'..,--+---
/
i

10

0 ......___....:__ _ -- -rI
4.8 9.6 19 38 76
Ukuran lubang ayakan (mm)

Grat'ik 19
Batas Gradasi A tau Koral Ukuran Maksimum 40 Mm

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton .S'emen 245


SNI 03-2834-1993

Contoh perhitungan secant gmtis penyesuaian besar butir agregat kasar dan pasir untuk memperoleh besar bulir yang memenuhi
syarat dengan jalan menggunakan gratik 15.

Agregat Gahungan pasir dan kerikil


Ukuran luhang Gabungan pa~ir Gabungan kerikil 1 (33% + 67%) Gabungan
ayakan (mm) dan 2 Bagian yang dan 2 Bagi:m yang
lolos ayakan (%) pasir 1 & 2
lolos ayakan (%)
Hal us Kasar

76 100 33 67 100
38 97 33 65 98
19 43 33 29 62
9,6 38 33 26 59
4,8 100 2 22' 1 34
2,4 75 0 25 0 25
1,2 68 22 22
0,60 37 12 12
0,30 21 47 47
0,15 10 3 3

Koreksi Kerikil I = 0,60 X 1298- (0,002 X 1298) = 782kg


Penyempan Kekurangan
Kerikil II = 0,40 X 1298- (0,002 X 1298) = 517 kg
Kadar air (%) Kelebihan air
air(%) air Air = 170 + 11,52 + 1,28- 2,596 + 2,596 = 180 kg
PC = 327 kg
Pasir I 2,1 3,9 1,8 -
Pasir II 3,11 4,0 - 0,2
Bahan Banyaknya (kg)
Kerikil I 2,0 2,2 . 0,2
Kerikilll 1,11 2,0 0,2 . Pa.~ir I 212
Pasir II 417
Kerikil I 7S2
Banyaknya bahan Liap m3 beton setelah dikoreksi Kerikilli 517
Pasir I = 0,35 x 640- (0,018 x 640) = 212 kg Air 180
Pa"ir II = 0,65 x 640- (0,002 x 640) = 417 kg PC 327

246 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-3449-2002

TATA CARA PERANCANGAN CAMPURAN BETON RINGAN


DENGAN AGREGAT RINGAN

1. Ruang lingkup 3.7 Skoria


Tala cara pcmbuatan rancang<m ccunpuran bcton ringan Batuan basil Ietusan gunung api berwarna gelap berukuran
dcngan agrcgal ringan ini dimaksudkan untuk digunakan sub pa,.al antara 4 sampai 32 mm y<mg mempunyai pori-pori
schagai sal<th satu acuan hagi para pcrenccu1a dan pclaksana bcrhentuk mcmcu1jang
dalcun mcrancang proporsi ccunpuran hcton ringan dengan
mcnggunakan agregat ringcut dcngan tujuan untuk mcndapatkcm 3.8 Lempung hekah
proporsi ccunpuran hahan-hahcut yang dapat mengha,.ilkan he ton Hasil pembckahan melalui proses pcmanasan pada
ringan yang scsuai dengan rcncana pcnggunaannya pada temperatur tinggi batu lempung atau batu serpih
konstruksi struktural, struktural ring<m d<m sangat ringan.
Tata cara ini mcliputi persyaratan proporsi ccunpuran, 3.9 Batu serpih
nmcangan ccunpunm, petuga" penanggung jawah pem huatan Batu malilum alcuni dan lempung bersub pasal halus yang
rancangan ccunpuran, bahan yang dipcrgunakan, pemilihan berbentuk karena tekanan dan temperatur sedang
proporsi campuran beton ringan, perhitungan proporsi
ccunpunm, koreksi proporsi ccunpuran dan prosedur pcngerjaan 3.10 Perlit
pcmhuatan rancangan ccunpuran bcton ringcu1.
Batuan ha<>il letusan gunung api yang menyerupai gelas dan
mempunyai kandungan air antara 2 sampai 5%, dan akan
2. Acuan normatif
mengembang menjadi ma"a gelembung gelas hila dipanaskan
Technical Paper No. 24 Project: INS/74/034-UNIDO, 1978, secara cepat pada temperatur tinggi.
Manual in Mix Design of Structural Lightweight Aggregate
Concrete, Indonesian Version. 3.11 Vermikulit
CEB/FIP, 1977, Manual of lighweight aggregate concrete Suatu mineral yang berbentuk pipih dan mempunyai sifat
desin and technology, Construction Press, London. mengelupa-; akibat pemanasan
BRE Digest No. 26, 1962, Lightweight aggregate concrete,
HMSO, Loru/on 3.12 Abu terbang
sub pasalan halus limbah pembakaran batu bara
3 Istilah dan definisi
3.13 Batu obsidian
3. t Agregat ringan Batu hasilletusan gunung api yang menyerupai gelas yang
Agregat dcngan bcrctt isi kering oven gempur maksimum tersusun oleh unsur silika dan mempunyai kandungan air lebih
1100 kg/m 3 kecil dari 2% d<m akan mengembang menjadi masa gelembung
gelas hila dipanaskcu1 secara cepat pada temperatur tinggi
3.2 Agregat ringan alami
Agregat yang dipcroleh dari bahan-bahan alcuni seperti batu 3.14 Batu sahak
apung, skoria, atau tufa; Batu malih<m alami dan lempung bersub p<L<>al halus yang
terbentuk karena tekanan dan temperatur tinggi
3.3 Agregat ringan huatan
Agregat yang dibuat dengan membekal1kan melalui proses 3.15 Perlit bekah
pem<masan bal1cu1-bahan seperti terak dan peleburan besi, tanah Hasil pembekahan melalui proses pemanasan pada
liat, diatome, abu terbang, batu sabak, batu serpih, batu temperatur tinggi batu obsidian
lempung, perlit d<m vennikulit
3.4 Beton ringan struktural 4 Persyaratan
Beton yang memakai agregat ring<m atau campuran agregat 4.1 Proporsi campuran
kasar ringan dan pa"ir alcuni sebagai pengg<mti agregat halus Proporsi ccunpuran beton harus mengha.<>ilkan beton ringan
ringan dengan ketentuan tidak boleh melcunpaui bentt isi yang memenuhi persyaraum:
r_naksimum beton 1.850 kgfm3 kering udara dan harus a) Kelecakcu1
memenuhi ketcntucut kuat tekan dan kuat tarik belah beton b) Berat isi
ringan untuk tujucut struktural c) Kekuatcu1
d) Keawetcm
3.5 Beton isolasi
e) Ekonomis
Beton ringan yang mempunyai berat isi kcring oven
maksimum 1440 kgfm3 4.2 Perencanaan campuran heton ringan
Dalcun perencanaan campuran beton ringan harus dipenuhi
3.6 Diatome
persyaratan sebagai berikut :
Bahan yang menyerupai tamth berasal dari tumbuhan ycu1g
dischut diatome 4.2.1 Pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda, jika
digunakan bahan yang berbeda, maka setiap proporsi campuran
yang akan digunakan harus direncculak<m sccara tcrpis<th,

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 247


SNI 03-3449·2002

4.2.2 Perhitungan perencanaan cmnpuran beton ringan harus 7.1.1 Deviasi standar yang didapat dan pengalaman dr
didwmrk<m pada data sifat-sifat bahan yang akan dipergunakan lapangan selmna produksi beton ringan menurut rumus :
dalam produksi beton ringan,
4.2.3 Susunm1 cmnpuran beton ring<m yang diperoleh dari
perencanaan ini harus dibuktik<m mclalui cmnpuran coba yang
,J};
s= i=(X;
2
;, - 1- X) ................................................................ (1)
menunjukkan bahwa proporsi tcrsebut dapat memenuhi
Dengan pengertian :
kekuatan dan berat isi beton ringan yang disyaratakan,
S = deviasi stmldar
4.2.4 Bahan untuk cmnpuran uji coba hams mewakili bahan
Xi = kuat tekan heton ringan yang didapat dari masing-
yang akan digunakan dalam produksi beton ringan,
masing benda uji,
4.2.5 Nama-nama petugas pembuat pengawas dan X = kuat tekan be ton rata-rata yang didapat menurut rum us;
penanggungjawab basil pcmbuat<m renc<ma beton ringan harus
tertulis dengan jelas dan dibubuhi paraf atau tanda tangan s= ~
27 .......................................................................... (2)
beserta tanggal pembuatmmya. n
n = jumlah nilai basil uji yang hams dimnbil minimum 3!)
5 Bahan-hahan yang digunakan buah yang sctiap nilainnya dimnbil minimum rata-rata
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan rancangan rum 2 (dua) bual1 benda uji yang dibuat dari contoh be ton
campuran bcton ring<m hams memenuhi persyaratan sebagai yang smna pada umur 28 hari.
berikut:
Data basil uji yang akan digunakan untuk menghitung
sumdar deviasi harus mengikuti ketentuan seperti yang berlaku
5.1 Air
untuk normal menurut SNI 03-2834-2000 tcntang Tata cara
Air harus memenuhi SNI 06-2413-1991 tentang Metode pembuatan rencana campunm beton normal.
Pengujian Kualitas Fisika Air.
7.1.2 Nilai tamhah yang dihitung menurut rumus :
5.2 Semen
Semen harus mcmenuhi SNI 15-2049-1994 tentmlg mutu M =k X s ........................................................................... (3)
dan cara uji semen portland.
Dengan pengertim1 :
5.3 Agregat M nilai tmnbah (marjin)
Agregat harus memenuhi persyaratan sebagai bcrikut : k = tetapan statistik yang nilainya tergantung pada
pcrsentase basil uji y<mg lehih rendah dari f' c. Dalam
5.3.1 Agregat hal us almni atau pasir almn harus memenuhi SII hal ini dicunbil 5% dari nilai k = 1,64
052-80 ten tang mutu cara uji agregat be ton dm1 ketentum1 dalam s deviasi standar
SNI 03-1720-1990 tentang mutu dm1 cara uji agrcgat beton,
5.3.2 Agregat ringan untuk pembuat:'ln beton struktural harus 7.1.3 Kuat tekan rata-rata beton ringan yang ditargetkan
memenuhi ketentuan menurut SNI 03-2461-1991 tcntang diperoleh dengan rumus :
spesitikasi agregat ringan untuk beton struktural,
f'cBr = r'cBr + M ............................................................ (4l
5.3.3 Agregat ringan untuk pembuatml beton ring<m isolasi
harus memenuhi ketentuan yang berlaku atau mcnurut SNI 03- dimana kuattekan be ton ring an rata-rata yang ditargetkan harus
3984-1995 tentang spesifikasi agregat ringan untuk bcton memenuhi:
isola-;i.
f'cBr = (f'cA) nf x f'cMO-nt) ......................................... (5)
6 Pemilihan proporsi campuran beton ringan
Pemilihan proporsi campuran beton ringan harus a tau
dilaksanakan menurut ketentuan sebagai berikut :
Rancangan campuran beton ringan ditentukan bcrdasarkan log(/'cB I fcM)
nF-
huhungan antara : J log(/'cA I f'cM)
6.1 Kuat tekan beton ringm1 terhadap bobot isi beton yang untuk np0,50 dan 15 x f'cA > f'cM > 2 x f'cA
diharapkan, Secara gratis dapat dilihat pada Gmnbar I Lmnpiran B
6.2 Bobot isi beton ringan terhadapjumlah fraksi agregat ringan (ry= fraksi volume agregat kasar ringan)
y<mg digunakan,
7.2 Berat heton ringan yang di-;yaratkan
6.3 Kuat hm1cun agregat (fcA) tidak boleh lebih besar dm1 kuat
tekan adukan (f' eM). Berat isi bcton ringan yang disyaratkan harus memcnuhi
rumus berikut :
7. Perhitungan proporsi campuran B1B =nr X PA +(I= nr) x BIM ..................................... (6!
7.1 Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan
Kuat tekan mta-rata yang ditargetkm1 dihitung dari deviasi Dengan pengertian :
stand.:'lf, nilai tmnbah dcUl kuat tekcm mta-rata, sebagai berikut : BIB = herat isi beton ringan

248 Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-3449-2002

Pa = berat jcnis agregat ringan 7.5.1 air = B-(Ck-Ca)XC/100-(DkDa)


BIM = berat isi mortar X D/100
nF = fraksi volume agregat kasar ringan 7.5.2 agregat ringan halus = C + (Ck # Ca) X C/100
(sccara gratis dapat dilihat Gamhar 2 pada lampiran B) 7.5.3 agregat ringan kasar = D + (DJc I= Da) X D/100

7.3 Pemilihan agregat ringan dengan pengertian :


Pemilihan agregat ring<m harus mcngikuti ketcntuan sebagai = jumlah air (kg/m3)
bcrikut: J·umlah a<>reoat
0 0
rin<>an
::::
hal us·- (k<>/m3)
0
jumlal1 agregat ringm1 kasar (kg/r m3)
7.3.1 Agrcgat ring<m dipilih berdasarkan kuat tckan dan atau absorpsi air pada agregat ringan halus (%)
bcrat isi beton ringan yang disyaratkan, sehingga hasil
perhitung<mjumlah fraksi agrcgat kasar menurut sub pasal 7.1
= absorpsi air pada agregat ringan kasar (%)
perscuna<m (5) dan sub pasal 7.2 perscuna<m (6) menghasilkan
= kandung<m air dalmn agregat ring<m halus (%)
kandungm1 air dalam agregat ringm1 kasar (%)
hcu·ga 0,35 < nr< 0,5. Jika harga tersebut tidak dapat dipenuhi,
maka harus dipilih agrcgat lainnya.
8 Prosedur pengerjaan pemhuatan campuran uji coha
7.3.2 Agregat ringan dipilih menurut t~juan konstruksi sepcrti
pada Tabel 1, Langkah-Iangkal1 pcmbuatcm rancm1gan heton ringan untuk
uji coba adalal1 sebagai berikut :
Tahel 1 .Jenis agregat ringan yang dipilih 8.1 Tcntuk<m kuat tekan be ton ring an yang disyaratkcm, f' c B
Berdasarkan tujuan konstruksi pada umur 28 hari,
Beton ringan 8.2 Hitung dcviasi stm1dar menurut ketentuan sub pasal 7.1.1,
Konstruksi .J en is agrcgat
hclon ringan kuattckan hcrat isi ringan 8.3 Hi tung nilai tam bah menurut ketentmm sub pasal 7 .1.2,
Ml'a kg/m~
8.4 Hitung kuat tekan beton ringan rata-rata yang ditargetkan
Stmktural : * Agr~at yang dihuat mdalui
(f'C Br) mcnurut ketentuan sub pasal 7 .1.3,
• nllninunn 17.24 1400 pros~ pe1nanasan dan hatu
• maksimum 41.36 1850 seq)ih, hatu lempung, batu 8.5 Pilih agregat ring<m kasar dan hal us scsuai dengan rencana
sahak. t~rak he.'\i atau
ahu terhang;
kuat tekm1 dan berat isi beton ringm1 yang ak;m dibuat dengan
ketcntuan menurut sub pasal 7 .1.13 d<m 7 .2,
Struktural ringan: * Agr~at ringan alam s~perti
• tni nintu nt 6,89 800 scoria atau hatu apung: 8.6 Tentukan kuat hancur agregat, r· cA.
• maksimum 17.24 1400
Struktural sangat - 800 * Pcrlit atau vcnnikulit 8.7 Hitungjumlah traksi agregatka'\ar, nr, dalmn beton menurut
ringan ....:;ebagai rumus (5) sub pasal 7.1.3 atau rumus (6) sub pasal 7.2 dirmma
isolasi, mak.<i- kuat tekmt aduk<m f'cM d<m herat isi aduk;m, BIMI• ditentukan
mum
atau dicari d<m hw;il pencobam1 laboratorium (Iihat Iampiran):
8.7.1 Bila nr > 0,50 atau nf < 0,35, pilih agregat kasar atau
7 .3.3 Jika tidak tersedia data kuat hancur agregat ringan kasar, halus Iainnya mcnurut sub pasal 7.3.1 s/d 7.3.5,
sebagai pendekat<m, dapat digunakan data hasil percobaan
8.7.2 Bila I" cA < (1/15) x f'cM atau f'cA> (1/2) f'cM, tambah
laboratorium,
kuat tek<m adukan, kemudian hitung kcmbali nilai nr,
7.3.4 Agrcgat ring<m halus dipilih berdasarkan kuat tckan
8.8 Tentuk<m kuat tekan dan berat isi adukan (mortar) yang
adukan ycu1g ditetapk<m, datam hat mi, dapat dimnbil data basil
dipilih menurut sub pasal 8. 7 di atas,
percobam1 lahoratorium,
8.9 Tentukan susunan cmnpuran aduk<m dan hasil percobaan
7.3.5 Jika pcrhitungan berat isi tcrlalu tinggi, ini hcrarti
Iaboratorium per m3 yang diperoleh dari sub pasal 8.7 di atclS,
cmnpuran yang sudah ditentuk<m tadi tidak akan dapat dicapai
deng<m memakai agregat yang dipilih. Jika bcrat isi terlalu 8.10 Tentuk<m susuncm campurcm be ton ring<m dengan proporsi
rendal1, maka dapat dipilih: cmnpur<m y<mg sesuai deng<m harga fraksi agregat ring<m k<lSar,
1) Agregat y<mg lebih herat, hiw;<mya juga bcrarti kckuat<m 8.11 Hi tung kadar agrcgat kasar, semen, air dan agregat hal us
ym1g lehih tinggi dapat tercapai, yang digunakan,
2) Mengurangi jumlall agregat ringan (jumlah fraksi, nr, yang
8.12 Jumlahk<m heratnya d;m ini sama dengan berat isi beton
lcbih kecil) dan menggantinya deng<m agregat biasa.
ringannya,
8.13 Koreksi proporsi ccunpurcm menurut pcrhitungan pacta
7.4 Proporsi campuran heton ringan
sub p<L<;al 7.5,
Proporsi campuran (semen, air, agregat halus dan kctsar),
nilainya harus dinyatakm1 dalmn kg/m 3 8.14 B uatlah cmnpurcm uj i, ukur dm1 cacat besamya slump
dan kekuatan tck;;m yang sesungguhnya seperti pacta beton
nonnal dengm1 memperhatikan hal berikut :
7.5 Koreksi proporsi campuran
I) Lakukan penycsuaian berat isi dan kuat tekan dengan
Jika agregat tidak dalmn keadaanjcnuh kcring pcnnukaan,
mengubah fraksi agregat ringan,
proporsi campurm1 harus dikorcksi tcrhadap kandungan air
dalam agregat:

/Jagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 249


SNI 03-3449-2002

2) Jika kuat tekan beton didapatkan terlalu rendah, maka kuat 5. Jenis semen disyaratkan : Semen portland normalS 550 I
tekan adukan dapat dipertinggi, sementara jumlah fraksi 475
volume dijaga konstan, atau dengan menjaga kuat tekan
6. Jenis agregat, disyaratkan untuk:
adukan tetap, sementarajumlah fraksi volume agregat kasar
dikurcmgi, agregat k£L'\ar .............................. glee
3) Jika penyimpangan terlalu besar, pilih bahan-bahan lain, agregat hal us .............................. glee
agregat yang lebih kuat atau jenis semen lainnya.
7. Kuat haneur agregat kasar, f' eA diketahui atau dan grafik
Gam bar 3 ........................................................................ MPa
LampiranA 8. Berat jenis agregat, diketahui untuk
(in forma tit)
agregat kasar, pA ........................................................ glee
Daftar istilah agregat hal us, pS ........................................................ glee

Mix design rene;ma emnpuran 9. Bobot maksimum beton, BI 8 , disyaratkan .......... kglcm3
Trial mix eampuran uji eoba IO.Jumlah fraksi volume agregat kasar, nr
Perlite = perlit
Vermiculite = vermikulit ... <' ( BI.H -HI 8 _ log(f' cB If' cM)J < 0 50
Pumice batu apung 0 .)5 ' 17 . - ( ) - ,
Scoria = skoria ' - .t BI.If - PA log f' cA I .f' eM
Fly ash abu terbang
Slag = terak dimana : Blm dan f' eM diperoleh dari grafik pada Gam bar 4,
Claystone batu lempung 5, 6 atau 7,
Shale serpih
~5/ate = sabak 11. Apakah harga nr > = 0,50 ak'lu nr = 0,35 ?; YA I TIDAK;
Bloated clay Iempung bekah Jika YA, maka kuat tekan adukan hams di tambal1,
Tu(f tufa 12. Apakah f'eA < (1/15) x f'eM atau f'eA > (112) x f'eM?
Workability keleeakan YA!fiDAK
Saturated surface dry kering permukaan jenuh
Jika Ya maka harus dipi1ili jenis agregat lainnya,
13. Kuat tekan ad~kn, f'eM, dipilih (dari subpasal10) .... Mpa,
Lampiran B
(normatit) 14. Bobot isi adukan, BIM, dipilili (dari sub pasal10) .... kgtm3,
15. Susunan eampuran adukan (dari Gambar 4, 5, 6 atau 7) :
B.l Daf"tar notasi
semen ........................................................ kglm3 +
f'eB kuat tekan beton ringan yang disyaratkan;
f'eBr kuat tekan beton ringan rata-rata yang ditargetkan; air .............................................................. kgtm3 +
s = deviasi standar; pasir .......................................................... kglm3 +
M = nilai tambal1 = marjin (margin);
k tetapan statistik yang tergantung pada banyaknya Jumlah = bobot isi total adukan .............. kglm3
bagian yang eaeat;
s.s.d = kering permukaan jenuh; 16. Susunan eamporan beton:
BI 8 = berat isi beton ringan; agregat kasar = pA X llf X 1000 ............. kglm3
pA = berat jenis atau gravity agregat ringan;
Blm = berat isi adukan (mortar); semen = (1 n nr) x ............ . ............. kglm3
nr = fraksi agregat ringan kadar; air = (1 - llf) X.............. = ............. kglm3
f'eA = kuat haneur agregat ringan;
f'eM = kuat tekan adukan (mortar); agregat hal us = (1 = nf) X ............ . ............. kglm3
Bobot isi be ton = J umlah bah<m .. .. ... = ............. kglm3
B.2 Format daftar isian rancangan campuran beton ringan
yang memakai agregat ringan Tabel Komposisi campuran beton
1. Kuat tekan karakteristik beton yang disyaratkan, f' eB, untuk
umur 28 hari dan .............. % eaead, disyaratkan ............ MPa Takaran
Semen Air Pasir Agregat
(kg) (kg) (kg) kasar (kg)
2. Deviasi standar, s, ditargetkan atau menurut sub pasal 7.1.1
.......................................................................................... MPa Tiap 1m3 (agregat ka~r
kering permukaan)
3. Harga kuat tekan rata-rata yang hams ditambahkan (marjin) Tiap 1 m3 (agregat kasar
kxs = 1,64xMPa = ........................................................... MPa kering oven)
4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan, feBr = f'eB + (k x Tiap 0 ..... M 3 (kering
s) = ................................................................................... MPa oven), untuk uji coba

250 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-3449-2002

8.3 Contoh pemhuatan rancangan campuran uji coha - ............ semen .................. = 750 kglm3
- ............ air ........................ = 162 kgfill3
Soal: Buallah rancangan cmnpuran beton ringan memakai - ............ pasir .................... = 1500 kglm3
agrcgat ringan dengan ketentuan sbb. :
Jumlah ................................ = 2412 kglm3 dan ini
Kuat tekan beton yang disyaratkan ..................... 25 MPa;
adalah juga bobot isi adukan.
Deviasi stm1dar .................................................... 6,5 MPa
Berat isi bcton ringm1 ................................. 1700 kgfcm3; Harga ini lalu digunakan untuk menghitung susunan
carnpuran beton. Oleh karena sudal1 diketalmi ballwa
Semen yang dipakai ............................................. S - 550; volume agregat kasar ringm1 harus sarna dengan 0,50,
Agregat kasar ringan tcrsedia adalah lempung bekah (1) maka volume aduk;m pun harus = 0,50. Dengan demikian,
d<m Iempung bekah (2) dengm1 sifat-sifat sebagai berikut : maka susunan carnpunm beton tiap m3 adalah sebagai
berikut:
Lempung Lempung -semen = 750 X 0,50 = 357 kg
Sifat-sifat -air = 162 X 0,50 = 81 kg
hekah (1) hekah (2)
- pasir = 1500 X 0,50 = 750 kg
Berat Jenis ssd, glee 0,80 1,10 - agregat kasar = 1000 X 0,50 X 1,1 = 550 kg
Penyerapm1 air,% berat 15,20 4,85 Jumlah = bobot isi beton Bls = 1756 kg
Kadar Ieng<L", % berat 11,15 2,30
Jumlah air ym1g diperlukan, dihitung berdasarkan asumsi
Kuat h;mcur, kgfcm2 100,00 220,00 bahwa pasir ada dalarn keadaan kering oven dan agregat kasar
ring;m dahun keadmm jenuh kering pennukaan (ssd).
Untuk mempennudal1 pencmnpuran, bia"anya sebagian air
Agregat halus dipakai :
dic;unpurk<m terlebih dulu pada agregat dan membiarkannya
Berat J en is, g.lcc. .... ... .. .. ........ .. .. ... .. ... .. .. ... .. 2,50;
diserap oleh agregat selmna sekitar 10 menit. Setelah itu, lalu
Penyerapan air,% berat.. ........................... 7,76;
semen dan sisa aimya dic;unpurkan.
Kadar lenga._, % berat ............................... 0,00.
Oleh karena agregat yang dipakai biasanya sudah
.Jawahan atas Contoh soal : mengandung sejumlah air (memiliki kadar lengas), maka
Dengan membuat diagram I grafik hubungan antara susunan cmnpuran beton masih perlu dikoreksi terlebih dulu
kekuatan dm1 jumlah fraksi agregat kasar ringan Oihat gmnbar terhadap jumlal1 air y;mg sudah diserap terse but. Air ym1g mula-
I gratik 1 pada Lmnpiran B), dan mcnggmnhar pada diagnun mula ditarnhahkan haruslal1 seb;myak kapa"itas penyerapan air
tersebut suatu daerah untuk harga llf = 0,35 - 0,50, kckuatan dan agregat ringan smnpai mencapai kondisi jenuh kering
tekm1 beton rata-rata yang ditargelk<m, f'cB = 25 + 1,74 x 6,5 pennukaan (ssd).
= 35,7 MPa atau = 357 kglcrn 2, kuat hancur agregat kasar f'cA Dari contoh di al<L" diketahui bahwa penyerapan air agregat
(1) = 100 kgfcm2 untuk ~gre at (I) d;m f' cA(2) ';, 220 kgfcm2 ringan k<L"<lf ym1g dipakai, yaitu agregat k<L"<lf (2), adalah 4,85%
untuk agregat (2), maka, hila dipakai agregat (1) dihutuhkan dan kad<tr aimya adalal1 2,30%. Ini berarti agregat tersebut
aduk<m dengan kuat tekan yang s;mgal Linggi, yaitu lebih dari masih ak;m menyerap air sehanyak 4,85% - 2,30% = 2,55%
700 kglcm 2 (f'cM > 700 kglcm 2) agar tercapai kekuatan heton Deng<m memperhitungkan jumlah air yang dapat diserap
seperti yang disyaralk<m (harga nr = 0,35); tersebut, maka
Sebaliknya, hila Jipakai agregat (2), rnaka kuattek<m aduk<m jumlah air yang ditamhahkan = 550 x 0,0255 = 14 kg;
y;mg diperlukan adalah f' eM = 480 kg/crn 2 untuk harga nr = kebutuh<m air pencmnpur scluruhnya menjadi = 81 + 14
0,35 atau 600 kglcm 2 untuk harga nr = 0,50;. Olch sebab ilu, = 95 kg;
sebaiknya dipilih agregat (2). Selanjutnya, Berat lsi Beton, Bib, agregat k<tsm dikunmgi menjadi = 550- 14 = 536 kg.
dapal diperoleh secant gratis Oihat gmnbm· 2, Lmnpinm B) atau
Susunan cmnpuran heton untuk uji coha setelah dikoreksi
secara perhitungan;
menjadi sehagai herikut :
Berat isi beton BIB = 1700 untuk nr = 0,50 a tau BIh = I 900
semen porlland ............................. 375 kg;
untuk nr = 0,35 (secant gratis), atau hila dihitung untuk nf =
air penccunpur ............................... 95 kg;
0,50, maka BIB= (1100 x 0,50 + 2300 x 0,5) = 1700 kglcrn 3 .
pasir .............................................. 750 kg;
Cunpunm untuk uji coba dilakuk<m untuk suatu nilai n = 0,35 agregat ringan kasm ..................... 536 kg.
sld 0,50 (ingal : untuk model ini herlaku nilai 0,35 < '\ < 0,50).
Hal ini memungkink<m penyesuaian baik kekuat;m maupun Susunan c.:cunpuran bcton untuk setiap 50 liter atau (=0,050
bobot isinya (hila perlu). Dalmn contoh ini dipilih nilai '\ = m3) untuk uji coha menjadi sehagai herikut:
0,50. Ke dalmn g;unhar 3 Lmnpinm B dimasukk<m nilai-llllai
kuat hancur agregal (2), f' cA (2) = 220 kglcm 2; '\ 0,50; dan
semen =375 X 0,050 = 18,750 kg;
kuat tekan heton, f'cB = 357 kglcm 2. Rasio f'cA(2-f'cM =
air = 95 X 0,()50 = 4,750 kg;
22016()()=0,37 (nilai ini lehih kecil J;m 0,50, jadi modcltersebul
pasir = 75(} X 0,050 = 37,500 kg;
masih dapat dipakai).
agregat kasar = 536 X 0,050 = 26,800 kg.
Dari gmnhar I gralik 7 diketahui bahwa untuk kuat tek;m
adukan ~ebsar f~cM = 600 kglcm 2, didapatkan susunan
cmnpunm aduk;umya sebagai berikut :

Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Bt'fon Semen 251


SNI 03-3449-2002

Keterangan : "" Pasir baW •pung


Selama membuat campuran untuk uji coba, penambahan atau
pengurangan air dapat dilakukan hingga diperoleh tingkat PASIR
kelecakan (slump) yang diinginkan dan dengan demikian, f-H'--t-t-t-ttt++++-tt-t-t-t-H :=s~ wt" : 1 :~
susunan campurannya pun dapat disesuaikan;
Kekuatan tekan beton ringan ditentukan sama seperti pada t-H-t-t-t-ttt++++-tt-t-t-t-H :~ ;:••
pengujian beton normal. Jika kuat tekan beton yang "' HH'"-<1-t-t-t+++++-t--tt-+-+-t-HI-n""""-.--,ZAT ~I( j l:iSO
...-d' t--
I
I .. : z I
didapatkan lebih rendah atau lebih tinggi dan yang HA111

direncanakan, maka susunan campuran adukan harus


disesuaikan untuk menambah atau mengurangi kekuatmmya.

FJ.KTO~ AJR SEMEN

rF~At<IVOlU.EGRiT (tnl)
rtA,., JOkuathfl:r~eg no. t ,_,Jtl 1.~ t.lai 1.72(1
e!"RAllSI
,~oe ..n ,;., ,..,
rcA 1~ •Jcuatho.Kg~ no 7
6&mtaat 1 Grafik hub1.11g<1r1 ~ontar: kuat lekan beton ringan dan fr.lllsi agreg.t ri"!F'n kuar , :3 1:5 """""""
"" ... "" ... (IIQII'\'\)
'"I
,.,
..... =~J
......oAR P'ASI~

;\; I I I fto'lllll ,;,

I ,,,_ II , II 1:: .,,I


"'
.;,
"'
w
I
1l1

"'
........ NR
(~lJ
·~
... I
""
'>
'
........ U! 200:/-;...•:::-· ~ __ .:::...___ ----;--!-, ---r----;----1 :w: RIA

~k=r-: =1~:
Gambar 4 Grafik hubungao Mrtara l!:uat tekan adukan yang merrWI.ai agfcgal batu apung dan susun:m iidukan

' ''
! ' ' -:~= :
""'
'" .. I I i i
I i I I' I I '~
I I
Pasir lerup11ng belah

"" I I I I I I
I
"""-.. '""
"" BIA121 I
PASIR

I i i uI i I mI +
i
~8ESA1Jifl: Z<M'
~ Q BEI\Af JIEI-&S ,.,,...

-
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
"""'""'"' 10.1 ... 'I
t'*-lwk(n•O~)
81 8al100 (n:a.!o)'~

Gam bar 2 GratiN: bubungan antara berat isi bdon mortar, qegal dll1 fr•ksi agreg at rlng.an bs,ar ·
819 =190/J (n=-0.35)
fiiH"{IIDII O.~ .. nxi.0,50)•11UI
"~ HHM:-t-t-ttt++++-it-t--t--HH-n-.-,
~V.l
l.EMGA$
I(.AO.I.A

' f

... Pa

f J.KTC>n .A.wi SEWtN

·-le~
1.i"..O
'-"" 1. 11-J
~lC';I
lttfiLlj ,..,
\::Z 1:l 1:<1
~M'!;i
,.,
- ""'' ...' ' ... fi.,)A~
(IQ~1)
,.,
"" '"
... m
~P'A.oli
,.. , I ,;,
"' "' '"
'·" I.Z> ...
I
~
I
"' "'
I
~M.JIH NK
, .. ,IIJ}
... I .,,' '7

e£RAr JEN•s AGREGA.T

252 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan lawn Beton Semen


SNI 03-3449-2002

"\
15.5 -l=-+-t--+-t--- -ic--t-+-+-+--- +-+-t-+1,--'k-'\.-+--t--;..:..\:-t--:--,--t--;-H-+--+-- +---!1
\ 1
:~ . I,·~ t~\l-7r+;'i1.:, I
I
I
I I II "" I
-+l~i7
\; i

::: I i ! I I i '-.J l ! l/ L I 1 !
~ ; I ! I I I I t I ,, I I '\. ' ;
~ . 10.6...:.. l i i I i i l1 , I \i ' '\.. I l
~ 1 9 7! ! i ! I I I I ,., I 7 HAAJ, I •+'--!--.1.--'!
~
~
! ; :,_ W--;---;--.1
~,· ;'__j_JI
' ~-L.
I i.
-'1il:~"+·
J.l 1 i
I I I
I !
.,
'
'I
I

i.
\/

i ', i
I
I
'\-,I!
L" I '· I
I : i
.......'.;-·--+-·~·-
·,
X
6.Ei7 !! 1 r !-. •
--;-----r,'-<.~ ! -,i--i,r--:-.-,,+-1~-
,·I .. ·.·
-I I
I l
;!
•!
i\. i ~ i

I [ I i I I I I I I ii I I I i I I I I I' I (\ ;
KUAT TEKAN ADUKAN MEMAI<AI I J I t
PASIR NORMAL I I I I I I '\. 11: !
I 1 I TERHADAP SUSUNAN CAMPU~N I I I I ' I !
'
I I I I i : :I '.}

1().;
h
l i
1, li 1,

I !I
'. i
! !l!I i
I ! !l
I j It_J____j
) •
c.l o.' o.s o.6 c:; o.s 0.9

FAKTOR AIR SEMEN

BEP.AT lSI
(KG/MP:l) 2.370 '2239 2.065 1.957 1.975 t.m

CAMPURAN
(lSI) 1: 2i 1:3 1 :~ t :S I :6 1 :7 1 :s
KADAR SEMEN
( KG /I.CJ ) ~97150 4~ 314 254 224 1!12

KADAR PASlR
(KGiM3) 1395/1526 1616 1559 1526 1557 1539

JUMI.Ni AIR
(KG/MJ) 279/199 216 183 177 184 173

Gam bar 6 G~fik Hubungan Antara Kuat Tekan Adukan Yang Pak.ai Pasir Kwarsa dan Susunan Campurannya

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 253


SNI 03-3449-2002

Pasir beton
1\
fcM c~r-+ 1 ,~-\+4
~t.2 \ \
r-+~*4LJ
\ .\ PASIR (kering oven) f--t--
3-<,-4 r-+\tfw.J1~ SIJSIJNAN BESAA oonR : ZONE I r--t-
:\ I\ IIERAT .,Ef{IS : 2.50 Gda;
f-f-
r--t-
\ PEINEW'm AA : 7.7'6 % f-1--
1\ 1\ f-f---
f--1-

\ \
21.5 . • \ \

1\

:z:
~
~
I 1t,J 1-+~[li:!.,\
I
\ \; I :
\ I I i
+-:!'c-\-ll-.-L!....l..!-+l1~4!_JIi.L
I
--l
S!' l I I l\1;\jl! il I
~ ' . i \ I I I i\ ! •. ; ; : I :
I I I ! \! I \l 28 H.'-RI . I !
§I!101 I~I-+:L!il7·h. i
><: ! I 1 I I l l I i I
l I \ i
-~.· L!~i-+
: \ ' I I I
I ao 1 I 1 I • i i ; I I ~ ' '- ' . 1 1 'l 1 !
!
1. ;,5·~- (+i-.,:_~lj\';i
---t----+[--t---T-1-!-i-!-1-+!-+1--t-1--:-(---t--..:j.:-.+-- -~ .""\L!---t-j-+1-l-1-+1.--+-+1!-+l-+[---il
1
1. I I ; , I ! ! i : ' \ : \ ! i i i I
I I I i 1 I l I i ' : ;\ : i\ i i I I
I I I I I I I i , \, I \] i ;
I ! I I 1\ I 1\ 1
KUAT TEKAN ADUKAN t.4EMAKAI PASIR I 1 \i \I
: i !-. ), I
l 5.1 r-+~1 t<All OARI GARUT, ZONE I
TERHADAP SUSUNAN CAMPURAH ·, __
- .. -+_;.'~I
, __,_·,·_'-'-'-....:•,-\...:..,.:..·
i ! ---:, ;·
~
1_j~.-+i41l;!f,\ ~2._1-+!
~+-r,i1
1'.-":---'j--;1- I I l I
-.~!,_;·=j:
I 1 ! i : I : ; i \ I~
3 =·t~i I ' ' ! j

v. I 0.2 O.l 0,4 0.5 0.6 (f{ 0.8


FAKTOR AIR SEMEN

2~1 22913 2299 2268 2253 ~2 2162 2157 I

1 : 1114 1 :2 t: 3 1:4 1:5 1:6 1: 7 1:8

T:JJ 661 536 422 349 Z70 :25( 199


'
1500 1<90 1004 1688 17t7 1620 1700 1707 t<ADAR PASlR
(t<GIM3)

H9 161 158 157 . 152 151 150


'
"I
Gambar 7 ~rafik hubungan kuat tekan ariukan yang memakai pasir beton d<1:1 su~n campuran adukan

254 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]a/an Beton Semen


SNI 03-3976-1995
SK SNI T-28-1991-03
TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON

BAB I
DESKRIPSI
1.1 Maksud dan Tuiuan 3) Segregasi adalah peristiwa terpisahnya an tara pasta semen
1.1.1 Maksud dan agregat dalam suatu adukan ;
Tata Cara Pcngadukan dan Pengecoran Beton ini dimak- 4) Bliding adalah peristiwa terpisahnya air dari adukan;
sudkan untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan bagi para 5) Beton segar adalah campuran beton yang tclah selesai
pclaksana dalam melaks<makan pck~jam beton. diaduk sampai beberapa saat, karakteristiknya tidak berubah
(m<L<;ih plastis dan belum tetjadi pcngikatan) ;
1.1.2 Tujuan
6) Beton keras adalah campuran beton yang telah mengeras
Tujuan dari tala cara ini adalah untuk mendapatkan mutu
peker:jaan beton sesuai y<mg direncanakan. 7) Agregat halos adalah pasir almn sebagai hasil desintegrasi
secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh
1.2 Ruang Lingkup industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar
Tata cara ini meliputi persyaratan, ketentuan dan cara 5,0mm;
pengcrjaan pengadukan dan pengccoran beton normal di 8) Agregat kasar a<:L:"llah kcrikil sebagai hasil desintegrasi,
lap[mg<m. alam dari batu atau berupa batu pccah yang diperoleh dari
1.3 Pengertian industri pemecah batu d::m mempunyai ukuran butir antara
5-40 mm;
Yang dimaksud deng<m :
9) Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200
1) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen - 2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah atau
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, tanpa dipecah.
dengan atau tanpa bahan campuran tmnbahan membentuk
masa padat; lO)Siump adalah ukuran dari kekentalan aduk<m beton;
11) Tremie adalah pipa berdiameter an tara 150 300 mm, yang
2) Pengaduk heton adalah mesin pengaduk yang digerakkan
ujungnya dilengkapi corong.
dcngan tenaga penggerak, digunakan untuk mengaduk
campuran beton;

BAB II
PERSYARATAN- PERSYARATAN
2.1 Bahan 2.2 Peralatan
Semuajenis bal1an y<mg digunakan dalmn pembuatan beton Semua peralat<m yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus
barus dilengkapi dengan : memenuhi persyaratan alat keija.
1) Sertifikat mutu dmi produsen, atau; 2.3 Pelaksanaan
2) Jika tidak terdapat scrtifikat mutu, barus tersedia data basil Pelaksanaan pek~jan beton harus memenuhi persyaratan
uji dari laboratorium y<mg diakui, kecuali ; ke~ja berikut :
3) Jika tidak dilengkapi dengan sertitikat mutu atau data basil 1) Persyaratan administratif yang dinyatakan di dalam rencana
uji, barus berdasarkan bukti basil pengujian khusus atau kerja dan syarat-syarat (RKS) harus diikuti ;
pemakai nyata yang dapat menghasilkan beton yang
kckuatan, ketal1anan dan keawetannya memenubi syarat. 2) Harus tersedia rencana beton dan rcncana pelaksanaan
pengecoran.

BABIII
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Bahan 3.1.3 Agregat
3.1.1 Air Agregat barus memenubi SK SNI S-04-1989-F tentang
Spesitikasi Agregat Sebagai Bahan Bangunan.
Air harus memcnuhi SK SNI. S-04-1989-F tcntang
Spesifikasi Air Sebagai Bal1an Bangunan. 3.1.4 Bahan Tambahan Untuk Beton
3.1.2 Semen Bahan tmnbal1an untuk beton harus memenuhi SK SNI S-
18-1990-03 ten tang Spesifikasi Balmn Tambal1an untuk Beton.
Semen harus memenubi SK SNI S-04-19S9-F tentang
Spesifika.;;i Bahan Perekat Hidrolis Sebagai Bahan Bangunan.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }a/an Beton Semen 255


SNI 03-3976-1995

3.1.5 Bahan Tamhahan Pemhentukan Gelemhung Udara volume. Teknik penakaran volume ini harus berdasarkan
Uotuk Beton. pacta perhitungan proporsi cmnpuran dalmn berat yang
Bahan tambahan pcmhentukan gelemhung udara untuk dikonversikan kedalam volume melalui perhitungan berat
be ton harus memcnuhi SK SNI S-1 !J-1990-03 ten tang satuan volume dari masing- masing bahan.
Spesifikasi Bahan Tambahan Gelembung Udara untuk Beton.
3.3.3 Pengadukan
3.2 Peralatan Pengadukan heton di lapangan hmus memenuhi ketentum1
Peralatan yang digunakan harus mcmenuhi ketentuan berikut:
berikut: 1) Beton harus diaduk sedemikim1 hingga tercapai penyebaran
1) Scmua peralatan untuk penakaran, pengadukan dan bahan yang merata dan semua hasil adukannya harus
pengangkut;m bcton harus dalam kcadaan baik d<m bersih; dikeluarkan sebclum mesin pengaduk diisi kembali ;
2) Mesin pengaduk harus bcrputar pada kecepatan yang 2) Pengadukan harus dilakukm1 tidak kurang dari 11/2 menit
dirckomcridasikan oleh pabrik pembuat mesin terscbut; untuk setiap lehih kecil atau s<una dcngm1 1 m3 adukan.
3) Alat angkut yang digunakan dari tempat pcngadukan Waktu pengadukcm hmus ditambah 1/2 mcnit untuk setiap
kctempat pengeconm hmus mmnpu mcnyediakan be ton (di penmnbahan kapasitas 1 m3 adukan. ;
tempat penyimpanan akhir) dengan lancar tanpa 3) Pengadukan harus dilm1jutk<m minimal 11/2 menit setelah
mengakibatkan tcrjadinya segregasi d<m tcmpa hmnbatan semua bahm1 dimasukkan ke dalmn mesin pengaduk, (atau
y<mg dapat mengakibatkm1 hilangnya plastisitas he ton <mtara sesuai deng<m spesitikasi alat pengaduk)
pengangkut;m yang herurutan; 4) Selmna pengaduk<m berlcu1gsung, kekentalan adukan be ton
4) Alat pcmadat yang digunak<m harus disesuaik<m dengan harus diawa<>i terus menerus dcngan jahm memeriksa slump
hentuk dan jenis pek~jan. pada setiap cmnpuran beton yang baru;
5) Kekentalan beton harus disesuaikan dengan jarak
3.3 Pelaksanaan pengangkutan;
3.3.1 Persiapan 6) Bila produksi beton dila.kukan oleh perusa.hmm beton siap
Sebelum pcngccoran heton dilaksanak<m, harus dilakukan pak<ti, maka kcseragaman pcngadukan harus mengikuti
pekerjaan persiapan yang mencakup hal bcrikut : ketentuan yang berlaku;
1) Scmua rmmg yang akan diisi aduk;m beton harus he has dari 7) Pcrekmn<m data yang rinci harus dilakukm1 terhadap :
kotoran; (1) Waktu dan tanggal pcngadukan dan pengecoran;
2) Semua kotoran, scrpihan heton dan material lain yang (2) Proporsi bahan yang digunakan;
mcnempel pada pennuka<m he ton y<mg tclah mengcras harus (3) Jumlall batch-adukan y;mg dihasilkan;
dibuang sebclum bcton yang haru dituangkan pacta (4) Lokasi pengecoran akhir pada struktur;
pcnnukaan heton y<mg tclal1 mcngerm; terschut; 3.3.4 Pengangkutan
3) Bid<mg-hid<mg he ton lmna yang akan hcrhubungan dengan Pengangkutan harus memenuhi ketentuan herikut :
beton baru, harus dikasark;m d<m dibasahi terlebih dahulu
1) Pengangkutan be ton dari temp at pengadukan hingga ke
sebelum beton baru dicorkan;
tempat penyimpamm akhir sebelum dicor, harus sedemikian
4) Pasangan dinding bata yang akan berhubungan dengan hingga dapat mencegah tetjadinya scgregasi aum kehilang<m
bcton baru, harus dibasahi dengm1 air smnpai jenuh; hahan;
5) Untuk memudal1km1 pcmhukaan acuan, pcnnukaan dalcun 2) Pengangkutan harus dilakukan sedemikian hingga tidak
dari acum1 holeh dilapisi dengan bahan khusus, misalnya mengakibatkan perubalmn sifat bcton yang telah diren-
Iapisan tipis min yak mineral, Japisan bahan kiinia, lemharan canakan, yaitu perb<tnding<m air semen, slump, dan kesc-
plastik, atau bahan lain ym1g disetujui olch pcngawas ragmnan aduk<m.
bangunan; 3) Pengangkutan harus berlangsung dalam waktu tidak
6) Tulang<m harus dalmn keadaan bersih dan be bas dmi seg;1la melehihi dari 30 menit. Bila pengangkutan dilakukan
Iapism1 penutup yang dapat merusak he ton aum mengurangi dengan truk peng<mgkuum be ton waktu peng<UJ.>,' utcm tidak
Jekatan antara beton dan tul<mgan; boleh lebih dari 11/2 jam. Apahila diperlukcmjangka waktu
7) Air yang terdapat pada semua rmmg yang akan diisi adukan yang Iebih panjang Iagi, maka harus dipakai bahan
beton harus dibuang, kecuali apabila pengccoran dilakukan penghambat pengikatan.
dcngan menggunak<m pengecorm1 tremie atau hila diizinkcm
oleh pengawa<> bangumm. 3.3.5 Pengecoran dan Pemadatan
Pengecoran dan pemadatm1 beton hmus mengikuti ketcntuan
3.3.2 Penakaran berikut:
Penakaran bahan yang akan digunak<m harus berdasarkan 1) Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat
perhandingm1 mungkin deng<m acuan untuk mcncegah tcrjadinya scgregasi
campuran yang direncanakan, d£U1 memenuhi ketentuan sebagai yang disebabkan pemuatan kembali atau dapat mcngisi
herikut: dengan mudah keseluruh acmm;
1) Untuk be ton dengan nilaig f' c lehih besar atau smna dengan 2) Tingkat kccepaum pengeetinm be ton harus diatur agar be ton
20 MPa, proporsi cmnpurm1 harus didasarkan pacta teknik selalu dalmn kcadaan plastis dan dapat mcngisi dengan
penakaran berat; mudah kedalmn sela-sela diantara tulangan;
2) Untuk beton dengan nilai fc lehih kecil dari 20 MPa, 3) Beton ym1g telal1 mcngeras sebagim1 atau yang seluruhnya
pelaksanaannya holeh menggunakan teknik penakaran tidak boleh dipergunakm1 untuk pcngcconm;

256 Bagian 3 : Beron. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3976-1995

4) Beton yang Lelah Lerkotori olch hahan lain Lidak holch I) Beton harus dipertclhankan dalcun kondisi Jembab selama
dituangkan kc dalam struktur; paling sedikit 7 hari setelah pengeconm;
5) Pcngccoran heton harus dilaks<makan secarc1 terus mcncrus 2) Beton herkekuatcm awal tinggi harus dipertahankan dalmn
tcu1pa hcrhenli hingga sclcsainya pcngccoran suatu panel kondisi lembah selama paling sedikit 3 hari pertama;
atau penampang y<mg dihcntuk olch batm;-hatas elemcnnya 3) Bila diperlukan uji kuat tmnbalum h<:~rus diikuti ketentuan
atau hatw; pcnghenli<m pengecorcu1 yang ditentukan untuk berikut:
siar pelaksanaan;
(1) Untuk memeriksa tingkat pel<lksanaan perawatcm dan
6) Beton yang dicorkan harus dipadalkan secara sempuma perlindung<m dmi heton dalmn struktur di Iapangm1,
dengan alat yang Lepal agar dapat mengisi sepenuhnya pengawas dapat meminta ag<:lr dilclkukan uji tekan atcL<;
dacrah sekitar tulangan, alat konstruksi d<m alat instalm;i benda uji yang dirawat dilap<mgan;
y<mg ak<:m tertanam dalcm1 heton dan daerah sudut acmm;
7) Dalam hal pemadatan heton dilakukan dengan alat (2) Silinder y<mg dirawat di lapangan harus dirawat sesuai
penggetar: dengan kondisi di lapang<m berdasarakn SK SNI M-
62-1990-03 tent<:mg Metode Pembuatm1 d<m perawatcm
(I) lmna penggetaran untuk sctiap titik harus dilakukan
Benda Uji Beton di Laboratorium menurut ketentuan
sekurang-kunmgnya 5 detik, maksimal 15 detik;
yang berlaku;
(2) hatcmg penggetar tidak holeh mengenai cetakan atcm
bagi<m heton yang sudah mengeras dan tidak holch (3) Benda uji silinder yang dirawat di lapangan hmus
dipas<mg lehih dekat I 00 mm dari cetclk<m a tau da.ri dicetclk pada saat yang bersmnaan dan diambil dmi
heton yang sudah mengcras serta diusalulkan agar contoh yang smna dengan benda uji silinder yang akan
tuhmgan tid<lk terkena oleh batang penggetar; dirawat di laboratorium;
(3) lapism1 yang digetclrkan tid<lk boleh lebih tehal dari (4) Cma untuk melindungi dan merawat beton harus
pmlj<mg batcmg penggetc1r d<m tidak boleh lebih da.ri ditingkalkan bila kekuatan dari silinder yang dirawat
500 mm. Untuk hagi<m konstruksi y<mg sangat tebal di lap<mgan pada umur uji yang telah ditetclpk<m kurang
harus dilclkuk<:m lapis demi lapis; dari X5% dmi kekuatan pasangan silinder yang dirawat
X) Dal<un hal pengeconm yang menggumlk<m sistem cetak<:m/ di lahoratorium untuk penentuan kekuatcm f' c.
acuan y<mg digeser ke alas permukaan atw; hesi acmm harus 3.3.7 fJemeriksaan
terisi rata; Pengambilan contoh uji beton segar untuk pemeriksaan
9) Bila diperlukan adanya siar pel<:lks<maan, si<lr terse hut harus mutu be ton (slump, berat isi, analisa) harus dilclkukan pada saat
dihaut sesuai dcngan ketetmm yang herlaku. selesai pengadukan tapi sehelum dicorkan, sesuai dengan SK
SNI-M-26-1990-03 tentcmg Metode Pengambilan Contoh untuk
3.3.6 Perawatan Campunm Beton Segar.
Perawatan heton dilapangan h<~rus memenuhi ketentuan
berikut:

BABIV
CARA PENGERJAAN

Umgkal1-langkah pengaduk<m d<m pengeconm beton adalal1 (1) Ma<;ukk<m agregat k<L"ar dan sejumlcll1 air adukan ke
sebagai berikut: dalam mesin aduk ;
I) Tak<lr balum-bal1an y<mg ak<m digumlk<m untuk pemhuatcm (2) Masukkan agregat halus dan semen serta seluruh sisa
beton, sebagai berikut : air adukm1;
(1) Bila pemlkman dilakukan dalmn perb<mdingan berat: Atau disesuaikan deng<m tipe mesin pengaduk.
a) Takar air; 3) Bila digunak<m bah<m tambalmn :
b) Takar semen dengan keteliti<m 1 %; (1) Campurkan tcrlebih dahulu pada air adukan bahan
c) T<W1r agregat h<llus d<m kasm deng<m keteliti<m 2%; tarnhahan herupa cairan. Selanjutnya lakukan sesuai
d) Takar b<ll1an tmnb<llum hila diperlukan dengan dengan butir 2.;
ketelitian 3%; (2) Campurkan semen dengan b<lhan t::unb<llum berupa
(2) Bila penakaran dilakukan dengan pcrbandingan bubuk. Senjutnya lakukan sesuai dcngan butir 2;
volume: Atcm disesuaikan dengan petunjuk penggunaan ;
a) Takar air; 4) Lmjulkan pengaduan sekurang-kunmgnya 1112 menit atclu
b) Tak<lr semen dengan keteliti<m 2%; sampai diperolch aduk<m yang seragcun ;
c) T<lk<lr hal1an tamb<llum deng<m ketelitian 2%; 5) Lakuk<m pemeriksa<m slump p<lling lmna 5 menit setelah
d) Takm agregat halus d<m kasar dengan alat t<lkm pengadukan dan ambil be ton seg<~r untuk pembuat<m benda
yang berbeda untuk mw;ing-masing agregat h<llus uji biladiperlukcm paling lama 15 menit setehlll pengadukan;
dan agregat kasar atcm fraksi dari agregat ka-;ar 6) Bhersihkan rucmg y<mg <lkan diisi aduk<m dari kotoran atau
dengm1 keteliti<m 2%; serpihan dan serbuk ger<~ji kayu dengan tiupan udara atau
2) Masukkan bahan-bahan pada w<lktu mesin sedang berputclr semprotm1 air;
deng<m urutcm berikut : 7) Bersihkan baja tulangan dari minyak dan lemak yang
menempel;

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerascm Jalan Beton Semen 257


SNI 03-3976-1995

8) Keluark<m beton segar dari mesin pengaduk lalu angkut ke (1) sesuaik:m lama penggetran dengan kekentalan beton,
tempat pengecoran deng<m peralat<m baik secara manual jcnis, frekwcnsi dan mnplitudo dari alat penggctar,
maupun mckanis yang jenisnya discsuaikan dengan sifat mcnurut petunjuk dari pabrik pembuat alat penggetar;
d<m kondisi pcngecoran, agar carnpurcm tctap scrag<un, tidak (2) masukk<m pelan-pelan alat penggetar pada tiap jarak
mengalmni segregasi d<m bliding (lihal gmnbar I dan 2); 500 mm secanl tegak lurus d~m jagalah schingga jarak
9) Corkan aduk<m beton scbagai berikut : dari ujung batang pcnggetar d<m cetak<m tidak kurang
( 1) Atur sedckat mungkin jarak mltara awal tumpahan dari dari 100 mm;
posisi tumpahan tersebut sedemikian hingga tidak (3) tarik batang pcnggetar dari adukan apabila adukan
teijadi segregasi (lihat gmnbar 1 dan 2 pacta lmnpiran mulai narnpak mengkilap;
13); 11) Raw at beton y<mg sudah dipadatkan agar tetap dalam kondisi
(2) Atur tingkat kecepatan pengeconm sedemiki<m agar lembab dengan salah satu cara bcrikut :
seluruh adukan bcton tetap dalmn keadaan plastis, (1) basahi permukaan bidang bcton dcng<m penyirarnan
schingga dapat mengisi dcng<m mudah kescluruh acmm; secara periodik d<m terus menerus;
(3) Atur pengecoran agar bcrlangsung terus-menerus d<m (2) tutup dengan lembaran plastik atau Iembaran lain yru1g
hentikan pengecoran hanya pacta batas penghcntian dapat mencegah penguap<m air;
yang telah ditentukan.
(3) semprot dan Iabur permukaan beton dengan bal1an
10) Padatkan beton dengan air penggetar atau alat pemadat kimia pembentuk lapisan membran yang dapat
lainnya yang jenisnya disesuaik<m dengan bentuk d;m jcnis mencegah pcnguapan air;
peker:jaan. (Iihat gambar 3 pada lampiran 13). Bila
(4) peredaman.
pemadatru1 dilakukan dengan alal pcnggctar :

BABV
PELAPORAN
Laporan pengadukan dan pcngccoran beton harus LAMPIRAN B
memuat: LAIN-LAIN
(1) Nama proyek;
(2) Alamat proyek; 1) Contoh Isian Fonnulir Laporan Pclaksanaan Pengecoran di
Lapangan.
(3) Tanggal d<m waktu pengeconm;
Fonnulir Laporan Pelaksanaan Pengecoran Di Lapangan.
(4) Mutu beton yang disyaratkan (fc);
(5) Lokasi pengecoran;
NO URAl AN KETERANGAN
(6) Volume beton;
(7) Jumlah batch - adukan; I Nama Proyek Perluasan Gedung Perkantoran
2 Alamat Proyek J]. Sulanjana No. 400 Bandung
(8) Data pencampuran; 3 Pelaksana PT. PERMATA
(9) Keterangan singkat proses pembetonan. 4 Pengawas PT. INTANI & CO
5 Tanggal Pengecoran 20 September 1991
6 Waktu Pengecoran 09.00- 22.00
LAMPIRAN A 7 Mutu Pengecoran yang
disyaratkan (fc) 25
DAFTAR ISTILAH
8 Lokasi Pengecoran Lantai 2
9 Volume Beton 50m3
Acuan Fonnwork 5
Ill Jumlah Batch - Aduk
Acuan yang diangkat secara vertical = Slipjonn II Data Pencantpuran per I m 3
Batang perojok Tamping rod Semen : 8,5 zak
Beton segar = Freshly mixec concrete Pasir : 0,6 m3
Beton siap pakai Ready mixed concrete Kerikil : 0,68 1113
Bliding Bleeding Air: 187 liter
12 Keterangan Singkat Proses - Pengaduan dengan alat mixer kap~its
Keawetan Durability
Pengecoran 300 liter
Pemadatan Compacting
- Lama pengadukan 5 menit
Penakaran Batching -Siump6-10
Pengaduk beton = Concrete mixer - Penggetaran adukan pada setiap loka~i
Pengecoran Pouring yang di cor menggmtakan batang penggetar
Perawatan = Curing - Kondisi perawatan hanL~ memungkinkan
Segregasi Segregation bagian yang telah di cor dalam keadaan
Pemuatan kernbali Rechanging lembab

Berat satuan volume Bulking


Truk pengangkut beton = Agitator truch

258 Ba11ian 3 : Beton, Sem~, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-3976-1995

2) Contoh Cara Pcngangkutan dan Pcgecoran Adukan Beton. h tidak mcmadainya atau tidak ad<mya alat pengantrol di
ujung saluran, betapapun pendeknya, biasanya penahan
Kontrol terjadinya segregasi hanya akan mengubah arah segregasi;
cara ini mcncegah ter:jadinya segregasi tidak perduli
betappun pendeknya saluran, baik adukan betan itu
A mesin dicurahkan ke talang, gerobak, truk atau bejana

0 l.G)'
~-p<?ngaduk penampang;
.,., Y talang Kontrol Pada Titik Transfer Dua Sabuk Berjalan
\ { v - pcny;lur
~
(a) 1W \d j_..---.-- hejana
l.;llnlrol ala:-.
sr..:grcgasi :Hfu"~m.
l:ukup e:,~/) l;:'·.~ penampung bcton di ujn~

mcmadai (h)~ (c}'QY


sahuk bcrjal;in

bcnar
bcnar

a adukan beLOn yang dituangkan harus jatuh di tcngah


talang pcnyalur, gcrohak angkut, truk atau hejana (j) bcnar (lc) ~lab

penampang;
b,c mm;ing-masing cara penmmgan mencegah terjadinya j cara ini mencegah ter:jadinya segregasi adukm1 beton
segregm>i tidak perduli berapa panjangnya saluran atau baik dicurahkan ke talang penyalur, gerobak m1gkut, truk
ban her:jal<m, apakah adukan hetan itu tercurah ke talang atau benjana penampang;
penyalur, gcrohak angkut, truk a tau hejana pemunpung; k alat kontrol yang tidak memadai atau tidak ada alat
kontral sama sekali di ujung sabuk bcrjal<m biasanya
pcngatur atau bejana penampung yang diangkut hanya
corong akan mengubal1 arah segregasi.
_.,~ ·:~'J/-penamg
~(f-_mult
4··-· corong
&tzf~al
(g ) pengakut
._
(f)
(d) (e) salah benar pipatuang
salah benar

Pcngisian adukan beton kc Pencurahan adukan betun dari


hcjana pcnampung atau l:orong penampung untuk
talang penyalur dimualkan ke sarana pengangkut

d menjatuhkan adukan betan kesisi bejana pemunpang


yang miring
(1)
e menjatuhkm1 adukan heton langsung ke tcngah mulut/
corong; Penempatan adukan heton dengan pipa tuang
f mulut corong pcnmnpang yang bersisi miring berlaku
sebagai pelcpas tanpa kantrol di ujungnya sehingga
menycbabk<m segregasi adukan y<mg tidak balch tcrjadi suatu bak terbuka yang kuat dimana adukan beton
pada pengisian sanma pcngm1gkut; ditumpal1kan ke carong yang lazim di pakai untuk
dipindal1kan ke sabuk berjalan, b~jan, salurm1, talm1g
g pencurahan dari tengah mulut corong agar jatuhnya a tau pampa ym1g dapat di pasang sebagai g<mti selubung
adukan beton tegak lurus ke tengah sarana pcngm1gkut; karet yang diperkuat;

(·:,';~.-*
'"
Kontrol ter:jadinya pemisahan di ujung tal<mg penyalur (m) s.alah (n) (p)
benar bcn-.r
P~ncpal lapi~n bclon reaempalan adukan bclon ruuht
dari gcrobat pcrmuk.aan mi.ring

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalcm Beton Semen 259


SNI 03-3976-1995

m menuang adukan beton berlawamm arab dengan lapisan e mengalirkan adukan beton dengan kecepatan tinggi ke
beton yang sudah ada; dalam cetakan dengan arah miring terhadap garis tegak
n menuang adukan beton kearah pcnnukaan beton y<mg lurus. Biasanya, hal ini menyebahkan segregasi.
ada; f menmmgkan adukcm beton secara vertikal ke kanton<>
o menuang adukan beton dari talang yang ujungnya bebas di sebelall luar di bawah lubang pada cetakan ag~
pada kemiringan sehingga agregat tcrpisah dan adukan be ton berhenti. dan mengalir dengan mudah ke
terhimpun di dasar sasaran curah yang miring. dalmn cetak<m umpa terjainya pemisahan;
Kecepatan luncur aduk<m ccnderung menyebabkan itu g menggunakan adukan heton yang smna kekentalannya
tcrtumpah di bawah ; di bagian atas cetakan deng<m yang digunakan di bagian
p pemasang<m penghalang bercngscl d<m penuang<m pada hawah. Bila be ton terlalu ban yak air wamanya berubah,
tengal1 talang menccgal1 terjadinya segregasi; mutu dan keawetmmya bcrkurang di bagian atas;
3) Contoh Pengeconm/Penempaum Adukan Beton ke Dalam h adukan beton yang lehih basah pada bagian bawal1
Cetakan yang Dalmn dan Sempil. cetakan regak y<mg sempit perlu diperkering pada waktu
bagian yang mudah di capai di sebelah atas sudah
te~jangku. Kandungan air cenderung menyamakan
slang peny.alur
mutu beton. Penyusutan pada waktu kering akan
~ .. _.
minimum .
4) Cara Pemadaum dengan baumg Pcnggetar
adubn b~1ang

;~-·:Sj}{ki
(.

X ~-'·
,. ~-

...
laps~n lapi$an masih
(a) awal awal (b) plaSiis
salah benar
(a) (b) (<l)
slllah benar benar
Menggunakan pampa dan slang a adukan beton di cor bertimbun dan alat penggetar
Menggunakan gcrobak domng
penyalur
digunakm1 untuk mcngalirkan bcton ke tcmpat yang
dan talang penyalur
diinginkcm dan hal itu menyebabkm1 terjadinya segregasi
dan timbulnya resiko terbentuk kantong-kantong semen
a penempatan adukan be ton di dinding yang tcgak dengm1 ym1g Iemah, lubang-lub<mg sepcrti sarang lebah, lubang-
menggunakan pompa dan slang penyalur jatuh dari lubang di permukaan yang terlalu banyak dan
permukaan beton; pennukaan yang kotor;
b adukan beton dituang secara seragmn sebagai lapisan
h penempatan adukm1 be ton di din ding yang tegak dengm1
yang mcrata dan tidak tebal d<m sela~jutny dipadatkm1;
menggunakm1 pompa dan slang penyalur satu meter di
atas pennukaan beton;
c membiarkan adukan be ton tertuang dari talm1g penyalur
atau gerobak dorong hmgsung menyentuh ceutkan dan
memantul pada kisi dan permukaan cetakan
men. hahkan tcrjadinya segregasi hasil bcrluhang
,j;;. ~,'if_/ '·~\;,
r•.. ' .• •• ,
Juhan, :li hagi<m hawah; lapisan
penuangan adukan heton ke corong yang mudah di atur awal
d
yang masuk ke saluran yang mudall di atur pula, (c) s>~lah (d) saloh
pemisahan terhindark<m. Cetakan dari b~ja tetap hersih
smnpai adukan beton menutupinya; Penggetaran sistematis tiap lapio;an haru

c tusukan asal-asalm1 secant acak alat· pcnggetar deng<m


berbagai sudut dan jarak yang tidak tcratur tanpa
--dinding ,.alurar, kedalmnan yang cukup tidak menjmnin diperolchnya
lc.,gak . . ~ basil pemadmm yang baik untuk kedua Iapisan;
' ..
..
x:L
;.:·
d penggetaran hcrlchihm1 (tcrlalu Imna) di tcmpat tertentu
t.Jimling--,.
ICg.;;.k ~ -' . mcnyebabkan segregasi dan hilangnya cairan dan
~ "~- ·_, pengeruum heton terlalu hesar schingga terbentuklah
(e) (f) (g) (h) kantong-kcmtong semen yang rapuh;
salah h~nar salah c tusukan pcnggetar tcgak lurus hcberapa em ke Iapis<Ul
henar
sebclumnya & yang disyaratkan sebelum mcngcras)
Mclalui lubang pada cctakan Konsistensi beton pada
dengan jarak· teratur yang sistcmatis mcmberi basil
cetakan yang sempit dan
pemandum1 yang baik;
dalam

260 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.mn I alan Beton Semen


SNI 03-3976-1995

(r) (r,)
rHt lnh benar

Hila adukan hcton Pcnempatan hcton pada


ditcmpatkan pada lapisan pcrrnukaan miring
yang miring

f memulai pcnempat<m adukan beton pada bagian atas


beton ym1g miring y<mg mcmbuyarkan adukan beton
lchih-lehih hila digct<lf di hawah kClfcna pengget<mm itu
memindah dan menggeser penopang dari heton di
sebelah at<ts;
g memulai pencmpat<tn adukan beton pada hagian bawah
pcnnukacm ym1g miring sehingga kepadat<m hert<lfllhah
scjalcm dengan bertambah s~jalm1 dengan bert<tmbahnya
berat adukan beton yang haru ditambahkan yang
dipadatkan oleh mesin penggew;
h untuk penempatan adukan hcton yang seragam pada
pcrmukacm yang miring ruskcun geser harus bcrgerak
ke alas. Beton aduk harus diget<lf di de pan rusk<lfll geser.

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 261


SNI 03-4820-1998

TATA CARA PENGGUNAAN PERALATAN UNTUK PENENTUAN


PERUBAHAN PANJANG, PASTA, MORTAR DAN BETON SEMEN
YANG SUDAH MENGERAS

BAB I
DISKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup lehih tcrinci untuk perbitungan dan pelaporan basil
a. Tala cara ini meliputi persyaratm1 alat-alat yang digunakan penguji<m terdapat pada metode penguji<m yang scsuai.
dalmn menyiapka.n henda uji untuk mentuk~ peruhahan
panjang pada pasta, mort:u d:m hcton semen y<mg sudah 1.2 Pengertian
mengeras, scrta pcralatan yang digunakan untuk Yang dimaksud dengan :
menentukan pcruhahan panjang tersehut, dan cma-cara Peruhahan panjang adalab suatu perlambahan atau
pengguna.annya; pengunmga.n dal<un dimensi linier yang diukur scarab deng<m
b. Pcrsiapan dan pcrawatan henda uji yang akan diuji, sumbu mcm<mj:mg dari henda uji yang tct:iadi karcna sebah-
persyaratan pengujian d<m pcrawatan serta cara-cara yang scbab selain dari akibat pembebanan.

BAB II
KETENTUAN
2.1 Prinsip 2) Cetakan untuk pengukuran perubahan panjang benda
Tata cara ini dimaksudkan untuk memberika.n persyaratan uji pasta semen d<m mortar harus berupa balok dengan
peralatan yang umum digunakan untuk beherapa metodc ukuran (25 x 25 x 285) mm3 dan mempunyai panj<mg
pengujian y<mg bcrhubung:m dcngan semen dan heton serta pengukuran 250 mm; cetakan untuk pengukuran
stcmdardisasi cara-cara pcnggunammya. Pcrsyaratcm ym1g lcbih perubahan panjang heton barus berupa balok deng<m
rinci untuk bahan, cmnpuran, henda uji, syarat-syarat henda ukuran penampang melintang sesuai dengan yang
uji, jumlab bcnda uji, umur benda uji saat pengukuran diingink<m dan dengan panjang pengukunm 250 mm;
dilakukan, pentet:iemah<m hasil-lm<;il pcngujian, ketcpatcm dan pada heherapa penguji<m, cctakan dengan ukuran (25 x
penyimpangan diherik:m pad.a metode penguji<m y:mg sesuai. 25 x 156) mm3 dengan panjang pengukuran 125 mm
diperbolehkan, tetapi dalmn hal terjadi keragu-raguan,
2.2 Peralatan basil y<mg diperoleb dari benda uji dengan panjang
pengukuran 250 mm yang harus digunakan;
Peralatan y<mg digunakan adalab :
a. Timbangan dan peralatan penimbangan, hams memenubi 1) panj<mg ukur barns dimn bil sehagai p<mjang nominal
persyaratan sesuai deng<m peraturan y<mg herlaku (ASTM antara ujung paling dalmn dari batcmg pengukurm1
c. 1005); bagi<m-bagian dari cetctkan hams terp<L'>ang rapat dan
terikat dengan kaku d<m permukaannya barus licin
b. GehL<; ukur, dengan kapa'>itcts yang cukup untuk menakar sertc1 bebas dari Juh:mg-luhang; cetctkcm harus terbuat
air pencmnpur untuk pa'>ta d<m mortcu sertc1 garis penunjuk dari b~ja atau hahan logmn Iainnya y:mg tidak mudah
isi yang berlaku pada temperatur 20°C; msak oleh pasta, mortclf atau bcton; sisi-sisi cetakml
I) ketelitian y<mg diizinkan untuk gelas ukur : barus cukup kuat untuk menghindari pengembang<m
a) kapasitas (100- 150) ml, lebib kurang 1,0 ml; atau pembengkokan; pcrbedaan yang diizinkan
b) kapasitas (200 - 300) ml, lebih kurang dari 2 ml; anwa cet:tkcm dengm1 ukunm cetctkan d.almn <lfah
c) kapasitas lcbib bcsar, lebih kurang dari 0,5 % dari melintcmg ym1g ditunjukkm1 pad.a Gmnb<lf 1 (A) Ichih
kapasitas tcrtcra; kurang 0, 7 mm;
2) Gelas ukur barus mempunyai skala ukuran dalam 2) batang pengukur h<lfus dapat dipasang secara tcpat 1
sedikitnya 5ml dengan pengecualian sebagai berikul : pada masing-masing ujung plat cetakan scbingga
tidak terjadi perubahan selmna ma-;a pengikatan;
a) untuk gelas ukur dengan kapasitas 150 ml,
salah satu dari hatcmg pengukur ditunjk~m pada
penanda<m dimulai setelah 15 ml;
gcunbar 1; batang pengukur harus terbuat dari baja
b) untuk gelas ukur dcngan kapasitas 250 ml, taban karat yang scsuai dengan peraturan yang
penanda<m dimulai setelah 25 ml; herlalu (American Iron and Steel Institute (AISI)
c) untuk gelas ukur dengan kapasitas 500 ml, Type 3 16) atau Iog<lfll tahan kmat Iainnya yang
penandaan dimulai setelah 50 ml; memiliki kekerasan yang sama; untuk pengujian
3) Garis ukur utcuna harus lebih panjang sedikitnya tiga pad.a perbcdaan tempcratur y:mg sangat hesar, batcmg ·
perempat kcliling gelas ukur dan barus diberi angka; pengukur dari Invar atau logam ym1g smna b<lfUS
c. Cctakan; digunakan; untuk mcngbind<lfi penahanan gcrak<m
I) Cetakan yang digunak<m terdiri dari cetakan tunggal batang pengukur sehclum cctakan dihuka,
atau ganda sesuai dengan Gam bar 1; pembuatcm pemegang batang pengukur harus dapat

262 Bagian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-4820-1998

dilcpas sebagi<m atau kescluruhan sctelah pemadatan berbeda; ujung-ujung alat pengukur hmus rata, bersih
p<L-;ta atau mortar dalmn cclak:an; batang pengukur dan dibual dengan proses pemana'>an; ujung-ujung alat
hams dipa-;ang dcng<m sumbu yang berimpitdengan pengukur terpasang dengm1 baut dan dilcngkapi dengan
sumbu benda uji; untuk cctakan scperti yang dudukan benda uji yang menonjol sctinggi 1 ,5 mm
ditunjukkm1 pada Gam bar 1, hatang pengukur harus dengan ketelitian lebih kurang 0,1 mm dari permukaan
masuk kedalmn benda uji sedalmn 17,5 mm dengan rata ujung-ujung alat pengukur; diameter dah1m
ketclitian 0,5 mm dan jarak bagian dalmn kedua dudukan benda uji 0,5 mm lebih besar dari diameter
hatang pengukur hmus 250 mm dengan ketelitian rata-rata ujung batang pengukur dimana harus cocok
2,5 mm dengan 250 mm hams diambil sebagai bila diletakkan/didudukan;
pm1jang benda uji yang diukur untuk perhitungan 2) alat pengukur perubahan panjang hams dilengkapi
pcruhalum panj<mg hcnda uji; dengan batm1g pembanding y<mg memiliki panjang
d. Alat pcngukur perubahan p<mi<mg ; keseluruhm1 300 mm dengan ketelitian lebih kurang
Alat y<mg digunakan untuk mcngukur perubahan p<mjang 1,5 mm alau 170 mm dengan keteliti<m lebih kurang
hams sesuai dengan ukurcm benda uji yang akan diukur; 1,5 nun, sesuai dengm1 ukunm benda uji y<mg diguna-
untuk segala kondisi, ha'>il kontak alat pengukur dengm1 kan; batang pembanding harm; terbuat dari hahan ba,ja
ujung batang pengukur harus dapat dibaca dcngan mudal1, yang memiliki koefisien muai panjang tidak lebih dari
cepat dan dalmn nilai positif; 2,10 x 10°/der~jat celsius; pada masing-masing ujung
I) alat pengukur untuk menctapkan pembah<m p<mjang baja batang pembanding harus dipasang alat kontak
dibagian yang disesuaikan dari cetakan sepcrti yang y<mg bersih, kcra'> dan dibuat dengm1 proses pemanasan
ditunjukkan pada gambar 1 hams memiliki arloji dimana bentuknya smna dengan ujung konlak: batm1g
mikrometer atau alat ukur lainnya dengan pembacacm pcngukur yang digunakm1 pada benda ~ji; kecuali untuk
0,001 atau 0,002 mm satum1 ukur : ketepatan untuk ujung kontak yang dipa'>ang setelah proses pemanasan,
pembacaan sampai 0,020 mm tidak boleh lebih dari bagian lain dari batang pembanding tidak diperbolehkan
0,002 mm dan untuk pemhacaan smnpai 0,2 nun tidak mengalami proses pcmmwsm1; scp<mj<mg 100 mm dari
boleh lehih dari 0,004 mm; alat pengukur hams bagi<m tcngah batang pembanding hmus dihalutdengan
memiliki kapasitas pembacaan yang cukup (sedikitnya karet setebal sedikitnya 3 mm untuk mengurangi
Xmm) untuk memungkinkan teijadinya pcrbedaan kecil pengmuh perubahan pana'> saat penggunam1; pada salah
pada pm~j<g yang sesungguhnya dari bcnda uji y<mg satu ujung bat<mg pembanding harus memiliki t<mda
arah pemasangan.
BAB III
PROSEDUR
3.1 Persiapan Cetakan b. Memperbolchkan pembacaan dari bend a uj i yang
a. Tutup rapat huhung<mluar cetak<m d<m garis kontak cetakan ditempatkan di dalmn tempat penyimpangan lembab;
sebelum pencctakan benda uji, untuk menghindari 1) bcrsihkan lubang d£L-;ar alat pengukur tempat batang
kehilangan air pencampur bcnda uji hasah yang dicctak; pengukur bagian bawah diletakkan (lubang ini
ccnderung mengumpulkan air dan pasir, karcna itu
b. Bcri lapis<m tipis oli pada lapisan dalwn cetakan;
harus selalu dibersihkan sctiap kali scsudah
c. Pasang hat:mg-bat<mg pengukur, perhatikan hahwa hatang- pemhacmm);
bat<mg pengukur tcrscbul sudah benar-benar hcrsih, hcbas 2) baca d:m catat penm~juk< pmlj<mg hat<mg pembanding;
dari oli, halum pclmmL-;, dan b<lhan a-;ing lainnya.
3) mnbil satu balok keluar dari pcrcndmmm, bersihk<m
ujung kontak, lelak:kan balok pada alat pcngukur, haca
3.2 Penggunaan Batang Pemhanding dan catat pcnunjukkan;
a. Lclakk<m bat<mg pcmbanding pada alat pcngukur dcngan 4) mnbil balok kedua dan lakukan hal smna seperti cara-
posisi y<mg s<una setiap saat pemhaca<m alat pembanding cara butir b. 1) sampai deng<m 3) diat<L-;;
dilakukm1;
5) kcmbalik<m halok kcdua kcdalmn percndmnan setelah
b. Baca arloji ukur dengan menggunakan hat<mg pcmbanding, pcmbacmm dilakukan, dan hcrsihk<mlubang padada-;ar
sedikiU1ya sebclum dan sesudah pemhacaan yang dibuat alal pcngukur;
dalmn sctengal1 hari, jika pcngukuran dilakukan dalam 6) lanjutkan cara-cara hutir h. 1) smnpai dcngan 5) diat<L-;
ru<mg<m dcngm1 tcmpcratur tet<tp scd<mgk<m hila pcngukunm hingga scluruh halok diukur, hcrsihkm1 lobm1g pada
dilakukan dal<un rmmgan deng<m tempcratur yang tidak dasar alat pcngukur setiap kali scsud:th pengukunm;
tctap, maka pcmbacmm arloji ukur hams dilakukan herulang 7) hcrsihkan lagi lubang pada dasar alat pengukur setehlh
kali. pemhacmm balok terakhir haca dan catat basil pcngu-
kuran bat<mg pembanding; hcrsihk<m lagi lub<mg pada
3.3 Memperoleh Pemhacaan dcngan olch pcngukunm setclah pemheb<m terakhir,
a. Umum; baca dan cat<tt h<L-;il pengukunm bat<mg pembanding.
1) putar bcnda uji perlahan-lahan pada alal ukur saat
pcmhacaan dilakukm1; 3.4 Perhitungan Peruhahan Panjang
2) catat pembacaan terkccil arloji ukur hila pcmutaran a. Hitung pcruhahan panjang pada umur bcnda uji tcrtentu
menimbulk<m pcrubahan pcmhacmm; scbagai bcrikut :
3) letakk<m henda uji deng:m ujung yang smna sctiap kali (Lx - L)
pembaca.an dilakuk<m. L = X 100%
G

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkera.wn Jalan Beton Senten 263


SNI 03-4820-1998

Keterangan : 3.5 Persyaratan Temperatur, Kelemhahan, dan Waktu


L = perubahan panjang pada umur tertentu, % a. Ruang<m pencetakan;
Lx = pembacaan pengukuran bcnda uji balok pada umur Temperatur ruang d<m material kering harus dijaga antara
tertentu dikunmgi pembacaan bat<mg penguji, mm 20°C sampai dengan 27 ,5°C; kelemhah<m relatif tidak holeh
kurang dari 50%; temperatur air pcncampur harus 23°C
Li pembacaan pengukuran awal dari benda uji balok dengan tolenmsi lebih kurang 1,7°C;
dikunmgi pemhacaan hatang penguji, mm;
b. Perlengkapan penyimpanan lembab;
G = panj<mg benda uji nominal dimnbil 250 mm;
Temperatur dan kelembaban udara perlengkapan
b. Hi tung nilai pcrubahan p<mjmlg untuk ma.~ing-s benda penyimp<man lembab harus sesuai dengan ketentuan yang
uji sampai 0,001% dan laporkan perubah<m panjang rata- hcrlaku (ASTM C. 511);
rata smnpai 0,01 %. c. Waktu;
Pembacaan alat pengukur harus dimnbil pada selang waktu
atau umur yang sudah ditentuk<m; perbedaan seluruh selcmg
waktu atau umur harus dalmn batasm1 2%.

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN A

GAMBARl

CETAKAN (UNIT S.I.)

264 BaMicm 3 : Belon. Semen. Perkerasan ]alan Bel on Semen


SNI 03-4820-1998

r- + :.: . -~

- -------
...-:-_n
A
a: --
----· -
,-+
e:
+ ~
A
.::_, ·,:;::
I

:c:
.e_
I
~-1:l . . . : ..:r--
OENAH CETAKAN GANDA

..;._:t--
E
!
•A
€: p:-'-' f2": ~·_:T ~
r-+-.. .::_:.::t-
OENAH CETAKAN TUNGGAL

~-·=: -~
~- PANJANG--:PEtffiUKIIRAN 250t 2,5 1.rr.!l ~ . :
I i I I L I I

SATANG PEN.§UKUR

POTONGAN C£TAKAN

BATANG PENGUKUR
DETAIL PELAT UJUNG
BA.JA TAHAN KARAT

-8- @
j"-
....
-
..:
i
• A

.10 6. A .6 .10 · 10 6. A 6 A 6 , 10 j PEMEGANG SATANG


"T •·•--.- ~-4+· ----+;=+
CETAKAN TUNGGAL CETAKAN GANDA PENGUKUR

TAMPAK SAMPING KET : SEMUA OIMENSI


OALAM MM.

GAMBAR2

ALAT PENGUKUR PERUBAHAN PANJANG

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Befon Semen 265


SNI 06-6369-2000
Pd T-17-1999-03

TATA CARA PEMBUATAN KAPING UNTUK BENDA UJI SILINDER BETON

]. Ruang Lingkup Permukaan, hila masih baru harus hebas dari retakan,
1.1 Tata cant ini mcliputi peralat<m, hahan d<m prosedur untuk goresan, atau cacat y;mg lebih tebal dari 0,25 mm atau lchih
pembuat:m kaping untuk silindcr hcton scgar dcngan semen besar dari 32 mm2 pada bidang permukacmnya.
mumi, adukan semen dc:m silinder kcras serta he ton inti dcngan
4.2 Kekuatan bal1an kaping dapat dilihat pada tanda terirna
adukan gipsum hcrkekuat:m tinggi atau adukan helerang.
dari setiap pengiriman baru dc:m pada selang waktu tidak lebih
1.2 Satmm standar yang dipakai adalah satuan SI. (St<mdar dari tiga bulan.
lntemasiona]) Bila kiriman bahan kaping terse but gaga! memenuhi syarat
1.3 Tata cara ini tidak mcngatur mcngenai hal-hal yang kekuatan, bahan tersebut tidak boleh dipergunakan, dan
herkaitan deng<m kemmman, hila ada, maka harus dihuhungkaim pengujian kekuatan terhadap bal1an pengg<mti harus dilakuk:m
dengan pemakainnya. setiap minggu sampai empat seri perhitungan kekuatan
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
Adalah menjadi tm1ggung jawab dari pengguna tatacara ini
untuk menetapk<m tingkat kemmmm1 dm1 kcselrunatm1 yang
5.2 Pasta Semen Hidrolik Murni
tepa! sehelum memulai pekerjacm.
Untuk kctentmm khusus dapat dilihat pada hutir 4.3 dru1 5.2.1 Buatlal1 kualitikasi uji dari pasta semen hidrolik mumi
butir 6.2.3.1. sebelum dipergunakan untuk kaping untuk menetapkan
pengaruh dari faktor air semen dan umur dalmn kuat tekan kubus
2. Acuan ukuran 50 mm.
- ASTM C 617-94 St<mdard Practice for Capping Cylindrical Catatan2: Semen yang dipergunakan biasanya memenuhi sfcsifikasi
SNI 15-2049-1994.
Concrete Specimens.
ASTM C lOY Test Method for Compressive Strength o 5.2.2 Buat pasta semen mumi smnpai mendapatkan kosistensi
Hydraulic Cement Mortars (using 2-in. or 50 mm Cube yang diinginkan pada faktor air semen yang sama atau kurang
Specifications). dari yang dibutuhkan untuk kekuatan ym1g diperluk<m, 2 sampai
ASTM C 150 Specification for Portland Cement. 4 jmn sebclum pasta tersebut dipergunakan (lihat Catatan 3).
ASTM C 472 Test Methods for Physical Testing of Gipsum, Lakukan pencampuran ulang hila diperluk<m, untuk menjaga
Gipsum Plasters and Gipsum Concrete. kosistensi Catatru1 4.
ASTM C 595 Specification for Blended Hydraulic Cements. Beberapa pemadatan ulang pacta pasta dapat diterirna selama
ASTM C 1231 Practice for use of Unbounded Caps faktor air semen yang disyaratkan tidak terlrunpaui.
indetermination of Compressive Strength of Hardened
Concrete Cylinders. Kosistensi optimum biasanya dicapai pada nil<ti faktor air
ANSI B 46.1 Standard for Surface Texture (Surface, semen 0,35 - 0,36 ukuran berat pada semen tipe I dan II, serta
Roughness, Waviness and Lay). nilai faktor air semen 0,35 - 0,39 ukuran be rat pada semen tipe
SNI 03-4168-1996 Metode Pengujian Hilang Pijar Bahan III.
Belerm1g untuk Kaping Catatan 3 : Campuran pasta baru ccndcrung untuk mengalami
SNI 15-204lJ-19lJ4Metode Uji KuatTekan Semen Hidrolik. bleeding, menyusut clan menghasilkan kaping yang kurang baik. Untuk
semen Portland biasanya diperlukan waktu an tara 2 sampai 4 jam.
3. Keb'llnaan
Tata cara ini menjelaskan tentang prosedur mendapatkan Tabell
pennukaan yang rata di bagian ~jung silinder beton yang baru Kuat Tekan dan Tebal Maksimum Bahan Kaping
dicetak beton keras, atau beton inti hasil pemboran bila
pennukaan ujungnya tidak rata dan tidak memenuhi persyaratan
kesikuan sesuai stru1dar yang berlaku. Kuat Minimum Bahan Tebal Kaping Tebal Maksm1um di
Kuat Tekan Silinder
(MPa) Kaping (MPa) Maksimum rata-rata berbagai bagian
... (nun) Kaping (mm)
4. Peralatan Kaping
3.5 . 50 35 atau Kuat Tekan 6 X
4.1 Pelat Kaping. Silinder (ambil yang
terbesar)
Pelapis dari semen mumi dan pelapis dari adukan gipsum
berkekuatan tinggi harus dibentuk dengan pelat kaca dengan >50 Tidak kurang dari Kuat 3 5
Tekan S il inder
ketebalan tidak kurang dari 6 nun, pelat logam yang dihaluskan
permukaannya dengan mesin setebal tidak kurang dari 11 mm,
Catatan 4 : Nilai konsistcnsi pasta yang dipcrlukan didapat dari
atau pelat dari batu granit yang dihaluskan permukaannya penampi1an kaping setclah dibuat. Pasta cair mcnghasilkan kaping
setehal tidak boleh lebih dari 12 mm. Untuk semua keadaru1, tipis dan pasta yang kenta1 menghasilkan kaping yang tebal.
diameter pelat sekurang-kurangnya harus 25 mm lebih besar
dari diameter benda uji dan kemiringan permukaan kaping tidak
holeh lebih dari 0,05 mm setiap 152 mm. 5.3 Pasta Semen Gipsum berkekuatan tinggi
Tingkat Kekerasan permukaan pelat logam yang baru tidak 5.3.1 Tidak ada bahan pengisi atau bahan tambahan dapat
holeh melampaui ketentuan ym1g ditetapkan pada Tabel4 dari ditambahkan ke pasta gipsum mumi bcrkckuatru1 tinggi
American National Standard 846.1, atau 3,2 J..lli1 untuk setiap (Catatan 5).
tipe permukaru1 dan arah perletakaimya.

266 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 06-6369-2000

Kualifikm;i uji harus dibuat untuk menentukan pengaruh Catatan 8: Jika diperlukan. pelat phenol formaldehyde (bake! it) yang
faktor air semen dan umur terhadap kuat tekan kubus 50 mm. rata setebal 3 mm. dilengkapi dengan 3 buah lubang pengisi, dapat
Bahan retarder harus digunakan untuk memperpanjang disisipkan an tara pelat penutup dengan cetakan untuk memperlarnbat
waktu kerja, tetapi pengaruhnya tcrhadap faktor air semen yang pendinginan benda uji.
diperlukan dan terhadap kekuatan yang diinginkan harus Catalan 9 : Penuangan kedua membantu mencegah terben-tuknya
ditentukan (Catalan 6). rongga-rongga besar atau penyusutan pembuluh pada kubus. Walaupun
Catatan 5 : Adukan bcrkekuatan rendah. plester of Paris, atau demik.ian, cacat ini akan selalu ada walaupun perawatan dilakukan,
<.:ampuran dari plesh..'T uf Paris dengan Semen Portland semen tidak oleh sebab itu disarankan untuk memeriksa bagian dalam kubus adukan
<.:u<.:uk untuk kaping. belerang yang diuji untuk keseragamannya, bilamana nilai kekuatan
Catalan 6 : Faktur air semen gipsum antara 0,26 dan 0,30. ada berada di bawah dari yang diharapkan.
Penggunaan faktor air semen yang rendah dan pcncampuran yang cepat
dapat diizinkan untuk mcngembangkan sampai 35 MPa pada umur 1
sampai 2 jam. Faktor air semen gipsum yang lebih tinggi akan
mcmpcrpanjang waktu kerja, tetapi mengurangi kekuatan.
5.3.2 Cmnpuran pasta gipsum ym1g baru pada faktor air semen --- ~54m -------···-·-· ·-~
y<mg ditentuk<m dm1 gunakan secepaU1ya mengingat pengeljam1
ym1g cepat.
---------------------i-,--
I
I
5.4 Adukan Belerang 1 o
0 o
0 o ,--...... .-- o ~

i
E

~-L0.=;"·:_ . =·=0:-~
5.4.1 Umum
Adukan belcrang khusus atau yang dipersiapkan di
lahomtorium dapat digunalam j ika dibiarkan mengeras minimal
2 jmn sebelum pengujian.
Catatan 7 : Disarm1kan untuk memhiarkan kaping mengeras lut>ang 22.2 mm:
daJmn semalam, untuk henda uji beton dengan kekuatan lebih ~ tims23.1!!nun
hcsar dari 35 MPa.
5.4.2 Penentuan Kuat Tekan
J r-elat penutup - tampak rJcpan
Siapkan benda uji dengm1 menggunakan cetakan kubus dan Gamhar 1
petaL landas sesuai dengan persyaratan dari Metoda Uji SNI Sketsa Pelat Penutup untuk Cetakan Kuhus SO mm
15-2049-1994. dan pelat penutup logam sesuai dengan prinsip
pcrancangan pada Gmnbar 1 (Catatan 8). 6. Prosedur Kaping
Kondisikm1 semua pcralatan pada temperatur (20 - 30)°C. 6.1 SHinder Beton Segar yang haru dicetak
Olesi tipis dengan minyak mineral semua permukaan yang Gunak<m hanya semen portland semen mumi (Catat<m 10)
hcrhubungan dengm1 aduk<m belerang, d;• .sang dekat cawm1 untuk mengkapling silinder beton yang baru dicetak.
pelcleh. Kondisikan temperatur adukai rang dalam cawan Buat kaping setipis mungkin. Jm1gm1 pakai pasta mumi pada
pclclch hingga mencapai an tara (129-14J )°C, aduk sampai mta, bagian ujung yang terbuka sampai beton mcmadat dalam
d<m mulai tuangkan kc kuhus. Dengan menggunak<m sendok, cetakan, biasanya 2 sampai 4 jam sesudal1 pencetakan. Selama
atau alal pcnyedot lain yan!! scsuai, secepaUlya isi sctiap keLiga pencet<Jkan silinder, sikat bagian ujung alliS dm1 sedikit di bawah
kompartemcn samp1i ,,_acrang lcleh ini mencapai puncak permukaan bibir cetakan.
luhang isian.
Segera bersihkan air bebas dan lapisan past<t semen dari
Berikan waktu secukupnya untuk mencapai penyusutan bagian atas benda uji sebelum dikaping.
maksimum karcna pendinginan hingga terjadi pembckuan
muncul (kira-kira 15 menit) lalu isi kembali masing-masing Bentuk Iapisan kaping di hagian atas benda uji deng<m
menempatkan pasta semen berhentuk cembung lalu tekan
luhang deng<m helcrang leleh (Catat<m IJ).
dengan perlahan pelat kaping yang telah diminyaki ke atas
Setclah pemhckuan selesai, pindallkan kubus dari cetakm1 lapisan past<t cembung terse but sampai pelat tersebut menyentuh
l<mpa merusak tonjohm-tonjolan y<mg terbentuk pada bagi<m bibir cetakan.
lub<mg pengisi pelat penutup.
Gerak<m memutar ym1g selambat mungkin diperlukan untuk
Bersihkan min yak, sisi-sisi y<mg t<~jam sert<1 sirip-sirip pada mengeluarkan kelehihan past<t semen dm1 untuk memperkecil
kuhus, lalu pcriksa kerataan pennukam1 yang akan menerima rongga udara di dalam pasta.
heban sesuai dengan SNI 15-2049-191)4. Pelat kaping tidak boleh digoy<mg-goyangkan selruna
Setclal1 disimp<m pada kondisi temperatur ruang selama pclaksanaan pekerjaan ini.
tidak kumng dari 2 jam, uji kubus dengan tekanan sesuai dengan Deng<m hati-hati tutupi pelat kaping dan cetakan dengan
prosedur uji SNI 15-2049-1994, dan hi tung kekuat<m tekoonya. dua lapis karung goni lembab dan lembar<m polyethylene untuk
mencegah pengeringan.
Pembukaan pelat kaping setelah pasta semen mengcras
dapat dilakukan dengan mengetuk sekeliling ujung pelat
memakai palu yang dibungkus, dengan arah sejajar terhadap
bidang kaping.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 267


SNI 06-6369-2000

Catatan 10: Kaping dengan semen murni tipe I biasanya memerlukan 6.2.3 Kaping dengan Adukan Belerang
waktu paling sedikit 6 hari untuk mencapai kekuatan yang diinginkan Siapkan adukan belerang yang akan dipakai dengan
dan kaping dengan semen baru tipe III memerlukan waktu paling memanaskannya ru1tara tempemtur (129- 143)°C, yang diamati
scdikit 2 hari. Benda uji be ton kering akan menyerap air dari campuran secara periodik dengan termometer logmn yang dimasukkan
pasta semen murni dan menghasilkan kaping yang tidak memenuhi di dekat pusat massa.
syarat. Kaping pasta semen murni akan menyusut dan rdak pada waktu
lsi cawan dengm1 bahan yag baru sesering mungkin untuk
pengeringan. oleh sebah itu hanya dipakai untuk benda uji yang di.rawat
menjamin bahwa bal1an yang lmna di dalam cawan tidak
kelembabannya secara menerus sampai waktu pengujian.
dipergunakan lebih dari lima kali (Catalan 13). Adukan belerang
Catatan 11 : Kaping gipsum berkekuatan tinggi akan melunak dan
segar harus kering pada saat dituangkan ke dalam cawan sebab
mcnjadi rusak hila berhubungan dengan air dan tidak dapat dipekai
kelembaban menyebabkan tet:jadinya gelembung. Jauhkan air
dala.tn campuran be ton segar a tau disimpan dalam ruang lembah untuk
dari adukan helerang untuk alasan yang sama.
waktu yang lebih lama (> 2 hari).
Alat atau pelat kaping harus dihangatkm1 sebelum dipakai
6.2 Benda Uji Beton Keras untuk memperlambat kecepat<m pengerasm1 dan mendapatkan
basil kaping yang tipis.
6.2.1 Umum
Olesi pelatkaping dengan min yak smnpai merata dan segera
Bila bagian ujung dari benda uji mengandung minyak atau aduk belerang leleh tersebut sebelum dituangkan kesetiap alat
hah<mlilin yang akan bcrpengaruh terhadap lekatan dari kaping, kaping.
bersihk<m lapisan tersebut.
Bagian ujung benda uji, yang telah mengalami perawatan
Biasanya, bagian ujung benda uji harus dikasarkan scdikit lembah, harus cukup kering pada saat pengkapingan, untuk
dengan kikir atau sikat kawat untuk menghasilkan daya lekat menghindari terjadinya uap atau gelembung udara yang
yang baik pada kaping. Jika diperlukan, pelat kaping harus berdimneter lebih besar dari 6 mm di bawah at<m di dalam
dilapisi dengan lapisan tipis oli mineral atau pelumas untuk kaping (Catalan 14). Untuk menyakinkan bahwakaping melekat
mencegah melekatnya bahan kaping pada permuka<m pelat. pacta permukaan benda uji, bagian ujung benda uji jru1gan diolesi
6.2.2 Kaping dengan Adukan Gipsum Berkekuatan Tinggi min yak.
atau Lapisan Pasta Semen Murni. Cmnpurkan pasta seperti Bila digunakan alat pengatur tegak, tuangkan adukan ke
yang diuraikan pada butir 5. Nilai faktor air semen y<mg didapat permukaan pelat kaping, angkat silinder ke atas pelat dan
dari basil kualifikasi uji bennt kaping seperti diuraikan pada sentuhkan sisi silinder dengan alat penegak, geserkan silinder
butir 6.1 dengan menggunakcm pelat kaping sesuai uraian dalam ke bawah sampai menyentuh pelat kaping, dan jaga tetap
butir 4.1 untuk mencapai kelurusm1 yang diperlukan sesuai butir menyentuh alat tersebut.
4.2 (Catalan 12). Bag ian ujung silinder harus tetap terletak dalam pelat kaping
Biasanya pelat kaping dapat dibuka dalam waktu 45 menit dengan sisi silinder tctap menyentuh alat penegak smnpai
untuk pasta gipsum, dm1 12 jam untuk pasta semen murni, tanpa adukan mengeras.
kerusakan nyata pacta kaping. Gunakan bal1<m yang sesuai untuk menutupi bagian ujung
Catatan 12 : Berbagai metode telah digunakan untuk mendapatkan silinder setelah adukan belerang membeku.
ketegaklurusan kaping ke sumbu silinder. Catatan 13 : Penggunaan kembali bahan harus dibatasi untuk
Sejumlah pasta semen murni dapat dituang pacta pelat memperkecil kehilangan kekuatan dan kemungkinan tercemarnya
kaping dm1 bcnda uji berada dibawahnya. adukan oleh minyak dan kotoran lainnya, dan kehilangan belerang
ak.ibat penguapan.
Alat sipat datar di bagian atas silinder mcmbuat untuk
Catatan 14 : Lakukan pemeriksaan secara periodik pada Japisan
mendapatkan kelurusan. Sejumlah pasta semen mumi dapat adukan belerang setelah pengujian terhadap kemungkinan adanya
ditempatkan di atas silinder dan pelat kaping ditekankan, rongga udara atau kantong uap. Sebelum pengujian, lapisan kaping
kemudian gt ·a kemhali alat sipat datar. harus diketuk dengan koin atau logam ringan yang dilapisi untuk
Sistem y<mg lebih baik adalal1 membuat 1/2 tinggi cetakan mendeteksi kemungkinan adanya suara kosong. Kaping clcngan bag ian
dcngan cclah vertikal sedemikian rupa hingga dapat digeserkan berongga harus dihilangkan dan dikaping ulang.
sepanjang silinder yang tclah kcra". 6.2.3. 1 Hal-hal yang perlu diperhatikan
Klem digunakan untuk meletakkan cetakan dan untuk menjarnin
ketchalan Iapisan yang diperlukan. Ga" hidrogen sultida akan dihasilkan selama pengkapingm1
S~jumlah p<L"ta kcmudian dapat dituangkan baik di atas pelat bila adukan belerang tercemar dengan bah~m orgm1ik sepcrti
kaping atau di bagian atas silinder dan ditekan sampai pelat paratin atau minyak.
mengenai cetakan. Gas tersebut tidak berwama dan mempunyai bau seperti
Scpcrti dicatat tcrdahulu, pa-;ta yang kental membutuhkan telur busuk meskipun demikian, bau tersebut tidak langsung
tckanan yang besar dan menghasilkru1 kaping yru1g tebal atau memberi peringatan karena baunya akan hilang secara ccpat di
kaping cacat. udara terbuka.
Padakonsentrasi tinggi, ga-; itu akan mcnycbabkan kematian
dan pada konsentrasi rendah akan mcnyebabkan mabuk, sakit
perut, pusing, sakit kepala atau iritasi mata. Untuk aJa-;an ini,
cawan peleleh harus diJctakkm1 di bawah tudung pcrangkap
asap yang dilengkapi penyedot udara d<m ruangan pcngkapingan
harus mempunyai ventala<;i yang baik.

268 Bagian 3 : BeTon. Semen, Perkerasan lalan BeTon Semen


SNI 06-6369-2000

6.2.4 Pemeriksaan Harian LampiranA


Scliap hari selama pcngkapingan, periksa kerataan kaping
pada sckurang-kurangnya tiga benda uji yang mewakili awal,
pcrtcngahan, dan akhir dari proses, dengan alat pelurus dan Daftar Istilah
aJat pcrata, buat sekurangnya liga pengukuran pada diameter
y;mg berbeda untuk menj;unin bahwa kemiringan permuka;m
kaping tidak menyimpang lebih dari 0,05 mm dari bidm1g rata Kaping Capping
untuk setiap 302 mm.
Pelat Kaping Capping Plates
Periksajuga tempat-tempat berlubang (Catalan 14)
7. Perlindungan Benda Uji Setelah Pengkapingan Alat pelurus Alignment Paste
7.1 Jaga benda uji yang dirawat lembab tetap pada kondisi Pa.<;ta semen mumi Neat Cement Paste
lembab selama waktu penyelcsaian kaping dan waktu
pengujian dengan mengembalikannya ke rmmg lembab Lapisan pasta semen Laitance
atau membungkusnya dengan dua lapis goni basah. Jangan
simpan benda uji kaping adukan gipsum terendam daJam Kerataan permukaan Planeness
air lebih dari 4 jam, atau di ruangan yang lembab.
Hindarkan lapisan kaping dari tetesan air. Perpisahm1 pasta semen deng;m agregat Bleeding
7.2 Benda uji kaping jangan diuji sebelum bahan kaping Pelambat Retarder
mempunyai cukup waktu untuk mencapai kekuatany;mg
diperlukan seperti tercantum pada butir 5.1. Sebagai
tcunbah;m, kaping adukan belerang dan kaping gipsum
tidak boleh diuji pada umur kurang dari 2 jmn terhitung
sejak selesainya pengkaping;m.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 269


SNI 03-6468-2000
Pd T-18-1999-03

TATA CARA PERENCANAAN CAMPURAN BETON BERKEKUATAN


TINGGI DENGAN SEMEN PORTLAND DENGAN ABU TERBANG
1. Ruang Lingkup 5) Keawetan Beton.
Tata cara perencanaan campuran beton kekuatan tinggi 6) Permeabilitas.
dengan semen portland dan abu tcrbang ini dapat digunakan 7) Waktu Pengikatan.
untuk menentukan proporsi crunpuran beton kekuatan tinggi
8) Metode Pengecoran.
dan untuk mengoptimasi proporsi campuran tersebut
berdasarkru1 campuran coba. 9) Kelecakcu1.
Tata cam ini hanya berlaku untuk beton kekuatan tinggi yang 4. Faktor-Faktor Yang Menentukan
diproduksi dengan menggunakan bahan dan metode produksi 4.1. Pemilihan Bahan
konvensional. Penggunaan silica fume dan terak logrun (besi,
Proporsi campuran yang optimal harus ditentukan dengan
b<~ja, nikel) harus tidak termasuk dalcun lingkup stru1dar ini.
mempertimbangkan karakteristik semen portland dan abu
Beton kekuatan tinggi didetinisikan sebagai beton yang terbang, kualitas agregat, proporsi pasta, interaksi agregat-
memiliki kuat tckan yang disyaratkan: fc'?: 41,4 MPa pasta, maccun danjumlah balmn campuran tambahan, dan
2. Acuan pelaksanaan pengadukan. Hasil evaluasi tentang semen
portland, abu terbcu1g, balmn campuran tambahan, agregat
ACI : 211.4R-!;}3 : Guide for Selecting Proportions for Big-
dari berbagai sumber, serta bebagai macam proporsi
Strength Concrete With Portland Cement cu1d Fly Ash.
campuran, dapat digunakan untuk menentukan kombinasi
3. Persyaratan Kinerja bahan yang optimum.
3.1. Umur Uji Pemasok beton kekuatan tinggi hams menerapkan program
keseragaman mutu dan uji penerimaan bahan yang
Kuat tekcu1 yru1g disyaratkan untuk menentukru1 proporsi
digunakan untuk memproduksi beton kekuatan tinggi.
campumn beton kekuatan tinggi dapat dipilih untuk umur 28
hari atau 56 hari. 4.1.1. Semen Portland
Semen portland hams memenuhi SNI 15-2049-1994
3.2. Kuat Tekan Yang Disyaratkan
tentang Mutu dan Cara Uji Semen Portland.
Untuk mencapai kuat tekru1 yang disyaratkan, crunpuran
4.1.2. Abu Terbang
harus diproporsikan sedemikian rupa sehingga kuat tekan rata-
rata dari basil pengujian di lapangan Iebih tinggi dari pada kuat Abu terbang harus memenuhi SNI 03-2460-1991 tentang
tekan yang disyaratkan fc'. · Spesitikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tcunbahan untuk
Crunpuran Beton.
Produsen beton boleh menentukan proporsi campuran beton
kekuatan tinggi berdasarkan pengalaman di lapangan Abu terbang yang disarru1kan untuk digunakan dalam
berdasarkan pada kekuatan tekan rata-rata yang ditargetkan fer' beton kekuatan tinggi adalah yang mempunyai nilai
yang nilainya lebih besar dari pada dua persamaan berikut : hilang pijar maksimum 3%, kehalusan butir yang tinggi,
dan berasal dari suatu sumber dengan mutu seragrun.
fer' = fe' + 1,34 s ....................................................... I) 4.1.3 Air harus memenuhi SNI 03-6861.1-2002 tentang
Spesiflkasi Bahan Bangunan bag ian A (Bahan Bangunan
fer' = 0,90 fc' + 2,33 s ............................................... 2) bukan Logrun).
keterangan : 4.1.4 Agregat Kasar
fer' adalah kuat tekan rata-rata yang ditargetkan Agregat kasar yang digunakan adalah agregat normal
fer' adalah kuat tekan rata-rata yang disyaratkan yang sesuai dengan SNI 03-1750-1990 ten tang Mutu dan
Cara Uji Agregat Beton.
s adalah deviasi standar
Ukuran nominal agregat maksimum 20 mm atau 25 mm,
Dalam hal produsen be ton menentukan proporsi campuran
jika digunakcu1 untuk membuat beton berkekuatan sampai
beton kekuatan tinggi berdasarkan campuran coba di
62,1 MPa, dan ukuran IOmm atau 15 mm.jikadigunakan
laboratorium, kekuatan tekan rata-rata yang ditargetkan fer'
untuk beton berkekuatan lebih besar dari pada 62,1 MPa.
dapat ditentukan dengan persrunaan :
Secara umum, untuk rasio air - bahan bersifat semen WI
fc' + 9,66 MPa (c + p) yang sama, agregat yang ukuran maksimumnya
fer' =------ ................................................ 3) lebih kecil akan menghasilkan kekuatru1 beton yang Iebih
0,90
tinggi.
3.3. Perysaratan lain 4.1.5 Agregat Halus
Beberapa persyaratan lain yang dapat mempengaruhi Agregat hal us harus memenuhi ketentuan SNI 03-1750-
pemilihan bahan dan proporsi campuran beton, antara lain : 1990 tentang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
1) Modulus Elastisitas. Beton kekuatan tinggi sebaiknya menggunakan agregat
2) Kuat Tarik dcu1 Kuat Lentur. halus dengan modulus kehalusan 2,5 srunpai dengan 3,2.
3) Panao; Hidrao;i. B ila digunakan pa.'>ir buatan, adukan be ton harus mencapai
4) Rangkak dan Susut akibat pengeringan. kelecakan adukan yang sruna dengan pasir alam.

270 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6468-2000

4.1.6. Superplasticizer 5. Proporsi Campuran Beton Kekuatan Tinggi


Superplasticizer harus memcnuhi SNI 03-2495-1991 5.1. Prosedur Perancangan Proporsi Campuran
tentang Spesifikao;;i Bahan Tambahan untuk Beton. Perancangan proporsi campuran harus mengikuti prosedur
Bila supcrplasticizer yang digunakan berbentuk cair, sebagai berikut :
maka kadamya dinyatakan dalam satuan mL/kg (c + p), 1) Tentukan slump dan kekuatan rata-rata yang ditargetkan
dan hila bcrbentuk tepung halus jumlahnya dinyatakan Slump untuk beton kekuatan tinggi tanpa superplasticizer
dalam bcrat kering gr/kg (c + p). dapat diambil sebesar 50 - I 00 mm disesuaikan dengan
4.2. Rasio Air dengan Bahan hersifat Semen [W/(c + p)] kondisi pembetonan.
Rasia air dengan bahan bersifat semen W/(c+p) harus Slump awal untuk beton kekuatan tinggi dengan
dihitung berdasarkan perbandingan berat. Berat air yang superplasticizer dapat diambil sebesar 25 -50 mm, kemudian
dikandung oleh superplasticizer berbentuk cair harus sebelum dilaksanakan pengecoran di lapangan diuunbah dengan
diperhitungkan dalam W/(c + p). Perbandingan W/(c + p) superplasticzer sampai slump ym1g disyaratkan tercapai. Kuat
untuk beton kekuatan tinggi secara tipikal ada dalam tekan rata-rata yang ditargetkan untuk proporsi campuran yang
rentang nilai 0,20 - 0,50. dirancang berdasarkan pengalaman di Iapangan, diambil yang
4.3. Kelecakan Iebih besar dari pada persamaan (1) atau (2), sedangkan untuk
proporsi.campuran berdasarkan campuran coba di Iaboratorium
4.3.1. Pendahuluan diambil sesuai pers:unaan (3) pada butir 3.2.
Kclecak:m adalah kemudah:m pengerjmm y:mg mcliputi 2) Ukuran Agregat kasar
pengaduan, pengecoran, pemadaum, dan penyelesaian
pcnnukaan (finishing) tanpa terjadi segregasi. Untuk kuat tekan rata-rata < 62,1 MPa digunakan ukuran
agregat maksimum 20-25 mm.
4.3.2. Slump
Untuk kuat tekan rata-rata> 62,1 MPa digunakan ukuran
Beton kekuatan tinggi harus diproduksi deng:m slump agregat maksimum 10-15 mm.
tcrkecil yang masih memungkinkan aduk:m beton di
lapangan untuk dicor dan dipadatk:m dengan baik. Ukunm agregat ka-;ar maksirnum sesuai SNI 03-2947-1992,
yaitu :
Slump y:mg digunakan umumnya sebesar 50 - 100 mm.
a. 1/5 Iebar minimum acuan;
Bila menggunakan Superplasticizer, nilai slump boleh
lebih dmi pada 200 mm. b. 1/3 tebal pclat beton ; atau
4.4. Pengukuran Kekuatan c. 3/4 jarak bcrsih minimum antar batang tulangan,
bunderl tulangan, aum kabel prategang.
4.1.1. Metode Pengujian
3) Kadar Abrregat Kasar Optimum
Metode pengujian yang digunak:m adalah bcrda-;ark:m
SNI, kecualijika terdapat indik<L-;i ad:mya pcnyimp:mgan Kadar agregat kasar optimum digunakm1 bersama-sama
akibat karakteristik beton kekuaum tinggi tersebut. dengan agregat halus yang mempunyai nilai modulus
kehalus:m 2,5 - 3,2.
Kekuaum potcnsial untuk satu set bah:m tertentu dapat
ditetapk:m lumya bila henda uji telah dibuat dan diuji Berat agrcgat k<L<;ar padat kering oven per m3 heton adalah
pada kondisi standar. Minimum dua bcnda uji harus diuji besamya fraksi volume padat kcring oven dikalikan dengan
untuk setiap umur d:m kondisi uji. hcrat isi padat kcring oven (kgfm3).
4.4.2. Ukuran Benda Uji Bes:m1ya fraksi volume agregat padat kering oven yang
disarankan berdasarkan bcsarnya ukuran agregat
Ukuran benda 'Iii silinder yang dapat digunakan adalah maksimum, tercantum dalam t<thel I.
(150 x 300) mm atau (1 00 x 200) mm sebagai bcnda uji
standar untuk mengevaluasi kckuatan tekan helOn Tabel 1 Fraksi Volume Agregat Kasar Yang Di.,arankan
kckuatm1 tinggi. Hasil uji silinder (150 x 300) mm tidak
holeh dipertukark:m dengan silinder (I 00 x 200) mm. Ukuran (mm) 10 15 20 25
4.4.3 Cetakan Fraksi Volume Padat Kering 0,65 0,6X 0,72 0,75
Cetakan henda uji dihuat dari b:~ja sesuai dcngan SNI Oven
03-2493-1991.
4.4.4 Kaping Henda Uji 4) Estimasi Kadar Air dan Kadar Udara
Benda uji harus dikaping dcngan balum kaping sesuai Estitn<L<;i pcrtmna kcbutuh:m air dan kadar air untuk beton
dengan kckuatan bcton y:mg diuji. segar dibcrik:m pada Tahel 2.
Teballapisan kaping harus sctipis mungkin yaitu I ,5 - 3 Bcntuk butiran dan tckstur permukaan agregat halus
mm. berpengaruh pada kadar rongga udant p<L<;ir, karena itu kadar
Untuk beton dengan kekuat:m > 69 MPa lcbih baik jika rongga udara y:mg aktual dan kadar air harus dikoreksi
pennukaan beton diratak:m dcngan cara digcrinda. dcngan pcrsmnaan (4) d:m (5)
4.4.5 Mesin Uji [I· BH:tt isi padat kt>ring ovt>n)
Mesin uji harus mencnuhi persyaratan sebagai bcrikut : Kadar Rnngga Udara, V = x l 00 ....... 4)
81'mt jl'tlis relatir (kt>ring)
a. Kekakucm Lateral Minimum 17874 kg/em.
b. Kekakucm Longitudinal Minimum 178740 kg/em
Koreksi Kadar Air, literfm3 = [V- 351 x 4,75 ............... 5)

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkera.wn Jalm1 Beton Semen 271


SNI 03-6468-2000

Penggunaan Pers. (5) mengakibatkan penyesuaian air


sebanyak 4,75 liter/m3 untuk setiap % penyimpangan kadar
udara dari 35%.

Tahel 2. Estimasi Pertama Kehutuhan Air Pencampuran dan Kadar


Udara Beton Segar Berdasarkan Pasir dengan 35% Ronb>ga Udara

Air Pencampur (Liter/mj) Keterangan


Slump Ukuran Agregat Kasar Maksimum (mm)
(mm) 10 IS 20 25
25 ~50 184 175 169 166
50~ 75 190 184 175 172
75- I 00 196 190 181 178
Kadar Udara 3,0 2,5 2,0 1,5 Tanpa Superplasficizer
(%) 2,5 2.0 I ,5 I ,0 Dcngan Superp/aslicizer

Catatan:
Kebutuhan air pencampuran pada tabd di atas adalah untuk beton 5) Tentukan Rasio Air dengan Bahan hersif"at Semen WI
kl:kuatan tinggi sebelum diberi supe1plasricizer. (c + p) Rasio W/(c + p) untuk beton llmpa superplasticizer
Nilai kebutuhan air eli atas mempakan nilai-nilai maksimumjika dihitung dengan Tabel 3 dan untuk belon dengan
agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah dengan bentuk superplasticizer dihilung dengan Tabel4.
butiran yang baik, pcnnukaannya bersih, dan bergradasi baik sesuai
ASTMC33.
Nilai-nilai harus dikoreksi jika rongga udara pasir bukan 35%,
dengan menggunakan persamaan (5).

Tahel3 Rasio W/(c + p) Maksimum yang disarankan


(tanpa SUPERPLATICIZER)

Kkekuatan Lapangan W/(c+p)


fer' Ukuran Agregat Maksimum ( mm )
(MPa) 10 15 20 25
48,3 28 hari 0,42 0,41 0,40 0,39
56 hari 0,46 0,45 0,44 0,43
55,2 28 hari 0,35 0,34 0,33 0,33
56 hari 0,38 0,37 0,36 0,35
62,1 28 hari 0,30 0,29 0,29 0,28
56 hari 0,33 0,32 0,32 0,30
r- 69,0 28 hari 0,26 0,26 0,25 0,25
56 hari 0,29 0,28 0,27 0,26 .J

272 Bag ian 3 : Beron. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6468-2000

Tabel4 Rasio W/(c + p) Maksimum yang disarankan


(tanpa SUPERPLATICIZER)
Kekuatan Lapangan W/(c+p)
fer' Ukuran Agregat Maksimum ( 111111 )
(MPa) 10 15 20 25
48,3 28 hari 0,50 0,48 0,45 0,43
56 hari 0,55 0,52 0,48 0,46
55,2 28 hari 0,44 0,42 0,40 0,38
56 hari 0,48 0,45 0,42 0,40
62,1 28 hari 0,38 0,36 0,35 0,34
56 hari 0,42 0,39 0,37 0,36
28 hnri 0,33 0,32 0,31 0.30
69,0 56 hari 0,37 0,35 0,33 0,32
28 hari 0,30 0,29 0,27 0,27
75,9 56 hari 0,33 0,31 0,29 0,2,9
28 hnri 0,27 0,26 0,25 0,25
82,8 56 hari 0,30 0,28 0,27 0,26

fer' = fc' + 9,66 (MPa)


6) Tentukan kadar bahan bersifat Semen d. Volume Abu Terbang, Volume Abu Terb<:mg adalah volume
Kadar bahan hersifat semen per m3 heton dapat ditentukan total bahe:m bersifat semen dikurangi volume semen portland.
dengm1 memhagi kadar air dengan (c.:+ p). e. Kadar Pasir. Kadar pao;ir ditentukan dengm1 metodc volume
absolut adalah 1 m 3 dikunmgi volume per m 3 beton dari
Bila kadar balum hersifat y<mg dihutuhkan lebih dari 594 semen portland, abu terbang, agregat kasar, air dan rongga
kg/m 3 , proporsi c.:ampuran beton disaranke:m dihuat dengan udara.
menggunakan hahan bersifat semen allematif atau metode
9) Campuran Coha
perancangan proporsi beton yang lain.
Dari sctiap proporsi campuran harus dibuat campuran coba
7) Proporsi Campuran Dasar tanpa hahan hersifat Semen untuk pemeriksaan karakteristik kelecakan dan kekuatan
lainnya beton d<ui proporsi tersehut.
Salah satu campuran harus dibuat hanya dengan semen Bcrat pasir, herat agrcgat kasar, dan volume air harus
portland saja sebagai campuran dasar. dikoreksi scsuai kondisi keb<Lo;alum agrcgat saat itu.
Penentuan proporsir cmnpuran dasar harus menggunakan Setelal1 pcngadukan, sctiap adukan harus menghasilkan
persyaratcm berikut : campuran yang mcrata dalam volume yang cukup untuk
a. Kadar Semen untuk campuran dasar; karena semen pembuaLcm sejumlal1 benda uji.
portland merupakcm satu-satunya bahan bersifat semen yang lO)Penyesuaian Proporsi Campuran Coha
digunakan, maka kadar semen portland sama deng<m berat Bila sifat-sifat beton yang diinginkan tidak tercapai, maka
total hahan bersifat semen yang dihitung pada prosedur (6). proporsi campuran coba semua harus dikoreksi agar
menghasilk<:m sifat-sifat heton yang diinginke:m.
h. Kasar Pasir; sesudah ditentukan Kadar Agregat K<Lo;ar,
Kadar Air, Kadar Udara, dan Kadar Semen, maka Kadar a. Slump Awal
Pasir untuk memhuat 1 m 3 cmnpunm beton dapat dihitung J ika slump awal campuran coba di luar rentang slump yang
dengan menggunake:m Metode Volume Absolut. diinginkan, maka pcrtama-tmna harus dikoreksi adalah
8) Proporsi Varian Campuran dengan Aim Terhang kadar air.
Penentuan proporsi varian c.:ampuran harus mengikuti Kemudi<m kadar balum hcrsil~t semen dikoreksi agar rasio
persyaraLcm bcrikut : W/(c + p) tidak berubah, dan kemudian baru dilakukan
koreksi kadar pao;ir untuk menjmnin tercapainya slump yang
a. Tipe Abu Terhang harus sesuai denge:m Pd M-09-1997-03
diinginkan.
b. Kadar Abu Terbang sebagai pengganti sebagian semen
h. Kadar Superp/asticizer
portland.
Bila digunake:m bahan supcrplasticizer maka kadamya harus
Abu Terbang kelas F 15 - 25% berat semen portl<md,
divar~kn pada suatu rent<mg yang cukup hesar untuk
Abu Terbang kelao; C 20- 35% berat semen portle:md. mengetahui cfek yang timbul pada kelecakan dan kekuaLcm
c. BeratAhu Terhang, Setelah pcrsentao;e pengg<mtian semen he ton.
portland ditentukan, berat ahu terbang yang ake:m digunak<m c. Kadar Agregat Kasar
untuk setiap varian campunm coha dapat dihitung denge:m Sctelah campunm coba dikoreksi untuk mencapai kelca~m
mengalihkan herat bahan semen total dari prosedur (6) yang direncanake:m, harus dilihat apakah ccunpunm menjadi
denge:m persentasc penggantian yang Lelah ditcntukan. terlalu kasar unluk pengecoran atau untuk di ·:finishing".
Karena itu, untuk sctiap varian c.:mnpunm herat ahu terhang Bila perlu, kadar agregat kasar bolch direduksi dan kadar
di tmnhah be rat semen portland tctap smna dengan be rat total pasir disesuaikan supaya kelecakan yang diinginkan
bahan bersifat semen yang dihitung pada prosedur (6). tcrcapai.

Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen 273


SNI 03-6468-2000

Proporsi ini dapat mengakibatk<m kebutuhan air bcrtmnbah Sifat-sifat batu pecah yang digunakan sehagai berikut :
sehingga kehutuhan total hahan bersifat semen juga Beratjenis relatif (kering oven)= 2,76; kapa-;ita" ahsorpsi =
meningkat agar rasio W /(c + p) tc~jag konst<m. 0,7%, herat isi padat kering oven= 1619 kg/m3. Agregat ka'\<lf
d. Kadar Udara memcnuhi dacral1 grad<L'\i No. 7 pada ASTM C 33.
Bila kadar udara basil pengukurcm berheda jauh dari yang 3) Menentukan Kadar Agregat Kasar Optimum
dipcrkirak<m pada proscdur 4), jumlah superplusticizer h<Ul.IS Karena ukunm agrcgat ka-;ar maksimum 15 mm, maka dari
dircduksi atau kadar pasir dikoreksi untuk mcncapai Tabel I, lraksi volume agregat kas<u optimum= 0,68.
kelecakan yang direncanakan. Kadar agrcgat kasar padat kering oven= 0,68 x I6I9 = 1101
e. Rasio W/(c + p) kg/m 3.
Bila kuat tek<m yang ditargetk<m tidak dapat dicapai dengan 4) Estimasi Kadar Air Pencampur dan Kadar Udara
mcnggunakan W /(c + p) yang ditentukan pada label 3 atau Berdasarkan slump awal sebesar 25 - 50 rrun d<m ukuran
4, cmnpuran coba ekstra deng<m pcrhandingan W/(c + p) agregat kasar maksirnum 15 rrun, dari Tabel2, didapat estirnasi
yang lchih rendah harus dibuat dan diuji. pertruna kebutuhan air = 175 liter/rn3 dan kadar udara untuk
Bila Kuat Tekan heton Lelap Lidak meningkal, maka bahan beton kekuatan tinggi dengan superplm;ticizer = 2,0%
yang digunakan harus ditinjau kernhali mutunya. Kadar Rongga Udara dihitung dengan persmnaan (4) :
1I) Penentuan Proporsi Campuran yang Optimum
1651
Setelah carnpuran coha yang dikoreksi menghasilkan v = (1- -----) X 100% =36,25%
kelecalGm d<m kekuatan yang diinginkan, benda-henda uji 2,59 X 1000
harus dibuat deng<m proporsi cmnpuran coba terse but scsuai
dengan kondisi di lapang<m. Koreksi kad~u air dihitung dengan persmnaan (5) :
Untuk mempennudah prosedur produksi dan pengontrohm (36,25- 35) x 4,75 = 5,94liter/m3
mutu, maka pelaksm1aan pembuatan benda uji itu harus
dilakukan oleh personil dengan menggunakan peralatm1 Maka kebutuhan air total= 175 + 5,94 = I80,94liter/m3
yang akan digunakan di lap<mg<m. Di dalmn niiai ini sudal1 Lenna..,uk air yang terkandung di
dalmn bahan pelmnbat pengikat<m, tetapi belum tennasuk air
Ha-;il uji kckuatan dievaluasi untuk mencntuk<m proporsi
y~mg terkandung di dalmn superplasticizer cair.
cmnpuran optimum y<mg akan digunakan berdasarkan dua
pertirnbangan ut<una yaitu kekuatan bcton dan biaya 5) Penentuan Rasio W/(c + p)
produksi. Lihat Tabel 4, untuk beton kekuatan tinggi dengan
superplasticzer d<m ukuran agregat maksirnum 15 rrun. Lihat
Lampiran A penjelasan persmnaan (3). Kuat tekcu1 rata-rata yang ditmgetkan
untuk kondisi laboratorium pada umur 28 hari :
A.l Pendahuluan fer'= 79,73 MPa, maka kekuatanlapangan fer'= 0,90 x 79,73
Beton kekuatan tinggi akan digunakan untuk kolom tingkat = 71,76 MPa.
I, 2, d<m 3 dari suatu h<mgunan hertingkat han yak. Kuat Tekan Setelal1 diinterpolasi, maka nilai Rasio W/(c + p) = 0,308.
ycu1g disyaratk<m f' c 62,1 MPa pada umur 28 hari, ukuran 6) Menghitung Kadar Bahan bersifat Semen
maksimum agregal dibatasi 20 rrun.
Kadar balmn bersifat semen : (c + p) =I80,94: 0,308 =
Pasir yang digunakan pasir alarn, dengan karakteristik 587,47 :: 587,5 kg/m 3 beton. Pada ketentuan tidak
sebagai herikut : modulus kehalus<m 2,90 ; bcrat jenis relatif dipersyaratkan nilai kadar minimum halum hersifat semen,
(kering oven) 2,59 ; kapasitas ahsorpsi 1, I% ; bcrat isi padat maka kadar bahan bersifat seman yang digunakan 587,5
kering oven 1651 kg/m3. kg/m3 beton.
Bahan tmnbahan pelmnhat pengikatan d<m superplasticizcr. 7) Proporsi Campuran Dasar dengan semen portland
Semen portland Tipe I deng<m berat jenis relatif 3, 15. saja
Ahu Terbang kelas C dengan berat jenis relatif 2,64. Volume semua bahan kecuali pasir per rn3 cmnpuran be ton
A.2 Perhitungan Proporsi Campuran adalal1 sebagai berikut :
1) Menentukan slump dan kuat tekan rata-rata yang Semen portlru1d = 587,5 3,I5 86,5I liter
ditargetkan Agregat Kao;;ar 1101 2,76 398,9I liter
Slump awal sesudah penmnbal1an pelmnbat pengikatan dan Air(+ pelmnbat) = 180,94 = 180,94 liter
sebelurn superplasticizer, direncanakan sebesar 25 - 50 mm. KadarUdara = 0,02 X 1000,00 20,00 liter
Proporsi ccunpuran akan dibuat berdasarkcu1 carnpunm coba di Sub Total 786,36 liter
lahoratorium. Persmnaan (3) digunakan untuk menentukan kuat
tekan rata-rata yang ditmgetkan fer' : Maka kebutuhcu1 volume pa<.;ir per m 3 be ton= I 000- 786,36
= 213,64liter
(62.1 + 9.66)
fer'= = 79,73 MPa pada umur 28 hari Dikonversi rnenjadi berat kering oven = 0,21364 x 2,51} x
0,90 1000 = 553,3 kg
Proporsi Cmnpurru1 Dao;;ar : (hcrat kering)
2) Menentukan ukuran Abrregat Ka'iar Maksimum
Air (+ pclmnbat) = 18I kg
Kuat tckan rata-rata yang ditmgetkan 79,73 MPa > 62, I Semen portland 588 kg
MPa, maka digunakan agregat ka-;ar batu pecah dengan ukuran Agregat Kao.;ar II 0 I kg (kering oven)
maksirnum I5 mm. Pasir 553 kg(kering oven)

274 Bagian 3: Beton. Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-6468-2000

8) Proporsi Varian Campuran dengan Abu Terhang Banyaknya pengalaman dalam menggunakan bahan
1. Abu terbang yang digunakan sesuai dengan Pd M -09-1997- campuran tambahan akan membantu koreksi jumlah bahan
03 yang terkait. tenna.suk Kelas C dengan beratjenis relatif tambahan yang dapat digunakan agar biaya produksi beton lebih
2,64 ekonomis.
2. Persentase penggantian kadar semen portland dengan abu 9) Campuran Coha
tcrbang kelas C yang disarankan adalah 20- 35%. Karena Dibuat lima macam campuran coba sesuai proporsi
itu dapat dibuat 4 (cmpat) varian ccunpuran coba dengan campuran dasar dan empat varian campuran, yang harus
kadar abu terbang 20%, 25%, 30% dan 35% dari kadar disesuaikan dengan kondisi kebasahan agregat yang aktual.
semen portland pada campuran dasar. Kadar air pasir 6,4% dan kadar air agregat kasar 0,5%, diukur
3. Bahan hersifat semen untuk keempat macan varian terhadap berat kering oven. Penimbangan bahan, berat agregat
campuran: kasar, pasir dan air hams dikoreksi.
Campuran # 1 : 470,40 kg p.c + 117,60 kg ahu terhang = 588 kg Untuk Campuran Dasar:
Campuran # 2 : 441,00 kg p.c + 147,00 kg ahu terhang = 588 kg Agregat Kasar (ba.~h) = 1101 x (1 + 0,005) 1106,5 kg

Campuran # 3 : 411,60 kg p.c + 176,40 kg abu terhang = 588 kg


Pa.~ir (basah) = 553 x (1 + 0,064) 588,4 kg
Air = 181,00 • 0,005 X 1101 • 0,064 X 553 140,1 kg
Campuran # 4 : 382,20 kg p.c + 205,80 kg ahu tcrhang = 588 kg
4. Volume hahan bersifat semen untuk keempat macam Proporsi Campuran Dasar :
varian campuran : Air(+ pelamhat) = 140,1 kg
Semen portland 588,4 kg
Cmnpuran # 1 : 149,33 lp.c + 44,55 I abu terbang = 193,88 I Agregat Kasar = 1106,5 kg (Kadar Air 0,5%)
Cmnpuran # 2: 140,00 lp.c + 55,68 I abu terhang = 195,68 I Pa..;;ir = 588,4 kg (Kadar Air 6,4%)
Campuran # 3 : 130,67 lp.c + 66,82 I abu terbang = 197,49 I
Dengan cara sama, proporsi varian campuran #1, #2, #3,
Campuran # 4: 121,33 lp.c + 77,95 I abu tcrbang = 199,28 I
dan #4 dikoreksi.
5. Untuk semua vari<:m campuran per m3 , volume air, agregat Maka,
kasar, dan udara, tetap sama dengan cmnpunm dasar. Yang
berubah adalah volume total balmn bersifat semen. Karena Proporsi per m3 campuran (sesuai Kondisi Kehasahan
itu, volume pasir untuk campuran # 1 sampai dengan #4 perlu Agregat):
dikoreksi.
Tipe Campuran Dasar #I #2 #3 #4
Untuk campuran #1 :
Air(+ pelambat) [kg] 140,10 141.30 141.60 141,90 142.20
Air(+ pelambat) = 181,00 liter
Semen [kg] 588,00 470.40 441.000 411.60 382,20
Bahan semen = 193,88 liter
Abut Terbang [kg] - 117,60 147.00 176,40 205,80
Agregat Kasar = 398,91 liter
Agregat Kasar [kg] 1106.50 1106,50 1106.50 1106.50 1106,50
Kadar Udara = 20,00 liter
Pasir [kg] 588,40 568,20 562.90 558.60 553.30
Sub Total 793,79 liter
Maka kebutul1m1 volume pasir per m3 be ton= 1000 - 793,79 Proporsi untuk per Campuran Coha (0,085 m 3) :
= 206,21 liter
Berat pasir kering oven =0,20621 x 2,59 x 1000 kg = 534,08 Tipe Campuran Dasar #I #2 #3 #4
kg:: 534 kg. Air(+ pelamhat) [kg] 11,91 12.01 12,04 12.06 12,09
Dengm1 cara yang s:mut, ditentukan proporsi ccunpuran # Semen [kg] 49,98 39.98 37.49 32.49 32.49
2, # 3, dan #4 (dalmn berat). Abut Terbang [kg] - 10,00 12.50 14.99 17,49
Agregat Kasar [kg] 94.05 94.05 94,05 94,05 94.05
Maka:
Pasir [kg] 50,01 48,30 47.85 47.48 47,03
Proporsi campuran # 1 : (herat kering)
Air (+ pelambat) = 181,00 kg 10) Penyesuaian Jlroporsi Campuran Coha
Semen portland = 470,40 kg Untuk setiap campunm coba, proporsi jika pcrlu ma..;;ih harus
Abu Terbang = 117,60 kg dikoreksi lagi untuk mcndapatk<:m slump d<m kelccakan yang
Agregat Kasar = 1101,00 kg (kcring oven) dircncanakan, haik schclum maupun scsudah pcnmnhahan
Pasir = 534,00 kg (kering oven) superplasticizer.
Varian campuran #2,. #3, d<m #4 dihitung dcng<m cara ym1g Untuk varian campur<m #1, #2, dan #3 di<mggap tidak perlu
smna. dikoreksi, sedangkan untuk campuran dasar dan varian
Proporsi Air m3 campuran (herat kering) cmnpuran #4 dilakukan korcksi sccara rinci.
Tipe Campuran Dasar #I #2 #3 #4
1. Campuran dasar
Air(+ pelambat) [kg] llli.OO 141.00 181.00 181,00 llll,OO
a) Kadar Air yang dibutuhkan untuk menghasilk<m slump
s~men [kg] 5llll.OO 470.40 441.00 411,60 382,20
25-50 mm adalal1 12,46liter (tennasuk bah<m pelmnbat
Abut Tahang [kg] - 117.60 147.00 176.40 205.80
pengikatm1). Karena itu, proporsi mcnjadi :
Agr~at K<L~ar [kg] 1101.00 1101,00 1101,00 1101,00 1101,00
Pasir [kg] 553,00 534.00 529,00 525,00 520,00

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 275


SNI 03-6468-2000

Air(+ pelarnbat) I2,46 kg e) Perhatikan bahwa penambahan superplasticizer dapat


Semen portland 49,98 kg mengakibatkan volume air bertarnbah dan perb<mdingan WI
(c + p) meningkat, sehingga kadar semen perlu dikoreksi
Abu Terhang = Okg
la~i. Demikian juga akibat penarnbahan volume bahan
Agregat Kasar 94,05 kg (Kadar Air 0,5%) superplasticizer. Tetapi, pada penggunaan superplasticizer
Pasir 50,Ql kg (Kadar Air 6,4%) dengan kadar normal koreksi ini kecil pengaruhnya sehingga
Total volume yang direncanakan 0,085 m3, tetapi yang pada contoh ini diabaikan.
tetjadi : t) Kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari yang diperoleh dari
0,085 + (12,46- II,9I)/1000 = 0,08555 m3 benda-benda uji yang dibuat deng<m carnpuran dasar = 85
MPa > 79,73 MPa (memenuhi syarat)
Karena proporsi untuk 0,08555 m 3 (kondisi aktual) telah
diketahui, maka proporsi untuk I m 3 (kondisi aktual) dapat 2. Varian Campuran #4
dihitung. a) Kadar air yang dihutuhkan untuk menghasilkan slump
Setelah dikonversikan me~jadi proporsi untuk I m3 (berat 25 - 50 mm adalah II ,46 liter (termasuk pelambat
kering), didapat : pengikatan). Karena itu, proporsi (aktual) menjadi :
Air (+ pelarnbat) I86,3 kg Air(+ pelarnbat) = II,46 Kg
Semen portland 584,2 kg Semen Portl<md = 32,49 Kg
Abu Terhang = 0 kg Abu Terbang 17,49 Kg
Agregat Kasar 1093,9 kg Agregat Ka..<>ar 94,05 kg (Kadar Air 0,5%)
Pasir = 549,4 kg Pasir 47,03 kg (Kadar Air 6,4%)
Rasio W/(c + p) baru = I86,3: 584,2 = 0,3I9 > 0.308 (dari Total volume yang direncanakan 0,085 m 3 , tetapi yang
nomor 5) tet:iadi :
Karena ra.-.;io W /(c + p) harus dijaga konst.an sebesar 0.308, 0,085 + (11,46- I2,09)/1000 = 0,08437 m 3
maka kadar total semen portland harus ditmnbah, me~jadi : Hitung proporsi untuk Im3 (kondisi aktual), kemudian
Semen Portland= I86,3 : 0,308 = 604,9 kg/m = 192,03 3 konversikan menjadi proporsi untuk 1m3 (berat kering),
literfm3. didapat:
Penarnbahan volume semen portland = I92,03 - 186,67 = Air(+ pelarnbat) I74,9I kg
5,36 liter Semen Portlm1d 385,09 kg
Penambahan volume semen portland harus diimhangi Abu Terbang 207,30 kg
dengan pengunmgan volume pasir, juga sebesar 5,36 liter/
Agregat Kasar 1109, I8 kg
m3, yaitu sebesar: 0,00536 x 2,59 x 1000 = 13,88 = 13,9
kgfm3 (berat kering). Maka, proporsi untuk I m3 cmnpuran Pasir = 523,90 kg
dasar setelah dikoreksi (berat kering) : Rasio W/(c + p) baru = 174,91 : 592,39 = 0,295 < 0,308
Air (+ pelambat) = 186,3 kg (dari nomor 5)
Semen portland 604,9 kg Karena rasio W/(c + p) harus dijaga konstan sebesar 0,308,
maka kadar total 11ahan bersifat semen harus dikurangi,
Abu Terbang = 0 kg
menjadi:
Agregat Kasar = 1093,9 kg bahan semen= 174,9I : 0,308 = 567,89 kg/m 3 .
Pw;ir = 646,6 kg Karena bahan bersifat semen terdiri d<ui semen portland 65%
h) Untuk pengeconm kolom ym1g tulangnya rapat, diingink<m dan abu terbang 35%, maka:
heton alir dengan slump minimal 225 mm. Jumlah SemenPortland =0,65x567,89 =369,13kg=I17,84liter
superplasticizercair dengm1 heratjenis I,20 ym1g di<mjurk<m Abu Terbang = 0,35 x 567,89 = 198,76 kg= 75,29liter
oleh pabrik pembuatnya mltara 0,8 - 2,0 % berat bahan Volume total hahan bersifat semen= 193,13 litec
semen. Di laboratorium y<mg suhunya ± 20°C, temyata Pengurangan volume hahan hersifat semen: 199,28- I93-
penmnbahm1 superplasticizer pada campunm di atas dengan 13 = 6,15 litec
kadar 1,0 cc/kg portland semen menghasilkan slump ISO
Hams diirnbangi dengan penmnbahm1 volume pasir, juga
mm, I,5 cc/kg portlm1d semen mengha<;ilkan slump 250 mm, sebesar 6,15 litcr/m 3, yaitu scberat:
dan 2,0 cc/kg portland semen menyehabkm1 terjadinya
segregasi pada beton segar. Maka, ditentukan kadar 0,00615 x 2,59 x IOOO = I5,93 kg/m 3 (bcrat kcring)
superplasticizer 1,5 cc/kg portl<md semen dan pcnmnbahan Maka, proporsi untuk I m 3 campuran dasar setclah
ke dalam campuran adalah 15 menit setelah awal dikoreksi : (bcrat kering)
pengadukan. Air (+ pelamhat) = 174,9lkg
c) Campuran bcton dcngan slump 250 mm dinilai kele- Semen Portlm1d 369,13 kg
cakmmya haik untuk dicorkm1, karcna itu kadar agregat ka•mr
Abu Terbang = 198,76 kg
tidak perlu dikoreksi.
Agregat Kasar 1109,18 kg
d) Kadar udara bcrdasarkan hasil pengukuran pada carnpuran
dengan hahan superplasticizer adalah I ,8%, karcna itu tidak PcL'iir = 539,83 kg
diperlukan koreksi lagi karena perbedammya dengan nilai h) Pada penambahan superplastici::.er ke dalam cmnpuran 15
yang dicstimw;ikml (2,00t.) dapat diabaikm1. men it setelah awal pcngadukan, dengan kadar I, I mL/kg

276 Bagian 3 : Hewn. Semen, Perkera.wn )a/an Beton Semen


SNI 03-6468-2000

hahan semen temyata menghasilkan slump 240 mrn (pada koreksi karena perbedaannya dengan nilai yang diper-
kondisi lahoratorium). kirakan (2,0%) dapat diabaikan.
Maka, ditcntukan kadar superplasticizer 1,1 mL/kg hahan e) Kuat Tekan rata-rata pada umur 28 hari dari benda uji yang
semen. dibuat dengan varian campuran #4 = 75.,5 MPa < 79,73
c) Campuran heton dengan slump 40 mm dinilai memiliki MPa (tidak memenuhi syarat).
kelecakan yang baik untuk dicorkan, karena itu kadar 3. Ringkasan Hasil
agregat ka<;ar lak perlu dikoreksi.
Sesuai Langkah 10), maka pada contoh ini dimana varian
d) Kadar udara berda<;arkan ha<;il pengukuran pada campuran campunm #1, #2, dan #3 dianggap tidak perlu dikoreksi.
dengan superplasticizer 2,1 %, karena itu tidak diperlukan Proporsi campuran (berat kering) per m 3 beton:

Tipe Campuran Dasar #1 #2 #3 #4


Air (+ pel::unbat) [kg] 186,3 181,0 181,0 181,0 174,9
Semen Portland [kgj 604,9 470,4 441,0 411,6 369,1
Abu Terhang [kg] 0 117,6 147,0 176,4 198,8
Agregat Kasar [kg] 1093,9 1101,0 1101,0 1101,0 1109,2
Pasir fkgj 535,5 534,0 529,0 525,0 539,8
Slump (awal) [mm] 25 30 35 40 50
superplasticizer [cc] 907 8253 764 706 625
Slump (akhir) [mrn] 250 240 250 260 240
KadarUdara [%] 1,8 2,0 1,9 2,0 2,1
Kuat Tekan 28 hr [MPa] 85,0 82,0 84,0 83,2 75,5
Kuat Lapangan [MPa] 76,5 73,8 75,6 74,9 68,0
Suhu Beton [OC] 34,5 33,5 31,5 29,0 28,0
Kesimpulan O.k. O.k. O.k. O.k. not o.k.

Catatan:
11) Penentuan Proporsi Campuran yang Optimum
Tabel ringkasan hasil tersebut sengaja mengabaikan pcngaruh air
yang terkandung di dalam superplasticizer agar contoh ini mcnjadi Campuran dasar serta varian campuran #1, #2, dan #3
terlalu rumit. memenuhi syarat kelecakan dan kekuatan. Meskipun demikian,
Meskipun demikian, sesuai butir 3.2. tetap disarankann agar varian campuran #3 adalah campuran dengan proporsi yang
proporsi campuran dikoreksi sekali lagi untuk menghasilkan nilai W/ optimum, karena persentase Abu Terbang paling besar (30%),
(c + p) yang konstan. sehingga kadar Semen Portland minimum (ekonomis).
Koreksi ini juga penting jika diinginkan proporsi campuran yang Suhu beton juga paling rcndah, sehingga lebih mengun-
paling ekonomis. tungkrul karena kemungkinan timhulnya relak-retak akibat
Kuat Lapangan pada Tabel Ringkasan Hasil di atas adalah Kuat penyusutan menjadi minimal.
Tckan rata-rata dari bcnda uji yang dibuat dari campuran coba di Jika suhu beton di lapangan cukup besar perbedaannya
laboratorium x 90%. sehingga melampaui suhu maksimum yang di~jnka, malca
Untuk campuran yang akan digunakan di lapangan. proporsi proporsi campuran perlu dikoreksi lagi.
campuran jika perlu harus dikoreksi lagi agar tercapai slump yang
direncanakan, baik sebelum maupun sesudah penambahan
supe1plasticizer, dan kemudian digunakan untuk pembuatan benda-
benda uji tekan di lapangan. Suhu beton segar juga harus dicatat.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasa11 Jalan Beton Semen 277


SNI 03-6806-2002

2.4.X. Da.lcun mcnghitung kuat lcntur, kombinasi Icntur dan Kecuali jika pennukaan tumpuan lebih Iebar pada semua
bcban aksial, dan gcscr scluruh pcnampang total harus arah dari luas dacmh yang dibcb<mi, kuattumpu rencana pada
dipcrhitungkan dalam pcrcneanaan, kceuali untuk bcton dacrah yang dibcbani harus dikalikan dcngan --J A21 A I tctapi
yang diectak langsung diatas tanah, tinggi total lidak: boleh lebih dari 2.
pcnampang h harus dimnbil 50 mm kunmg dari tcbal
aktual y<mg ada. 2.6. Dinding
2.5. Perencanaan kekuatan 2.6.1. Dinding beton tidak bcrtulcmg struktural harus didukung
secara menerus oleh tanah, pondasi jalur, dinding
2.5.1. Pcrcnccmacm pemunpang akibatlcntur didasarkan pada: pondasi, balok atau komponen struktur lain yang mampu
0Mn;;::M 0 menjadi tumpuan vertikal kontinu.
.................................................................... 1)
2.6.2 Dinding beton tidak bertul<mg struktural harus diren-
dim ana Mu adalah momcn tcrfaktor dan M 11 adalah kuat momcn canakan terhadap heban vcrtikal, lateral dan beban-beban
nominal yang dihitung dari : lain yang bekerja padanya
2.6.3. Dinding beton tidak bertulang struktural harus
Mn = (5/12)-v.t' c·S ......................................................... 2) direncanakan terhadap eksentrisitas sehubungan dengan
S : adalah modulus clastik pcnampang momcn maksimum yang bekerja bersama dcngan beban
aksial, tetapi tidak balch lehih dari 0,1 h. Jika resultan
2.5.2. Pcrenea.nacm pcnampa.ng akibattekan harus dida"arkan semua be ban terfaktor bekerja di dalmn 1/3 tengah i tebal
pada: dinding total, pereneanaan harus sesuai hutir 2.5.3 atau
butir 2.6.5. Jika tidak dinding direneanakan sesuai butir
0Pn;;::P 0 ....................................................................... 3) 2.5.3.
P u adalah IJl~ban krfaktor Pn adalah kuat tekan nominal yang 2.6.4. Perencanaan geser harus sesuai hutir 2.5.4
dihitung dari : 2.6.5. Metode Perencanaan Empirik
1c 2.6.5.1. Dinding bcton tidak: bertulang struktural berpenampang
Pn = 0,60fc f1-( )2.] Aj .................................. 4) empal persegi peJal harus dircncanakan sesuai
32 h
persarnaan 12), bilamana resultan semua bchan
Ai adalah luas dacrah yang dibcbani
terfaktor bckcrja pada 1/3 tengal1 tebal dinding total
(di dalam inti penampang)
2.5.3. Komponcn tcka.n yang dibebani komhinasi Icntur dan 2.6.5.2. Pcrencanaa.n dinding yang memikul beban aksia.l tekan
hcban aksial harus di proporsik<m scdcmiki<m pada pcnnukaan harus berdasarkan
tek<m :
0 Pnw;;::Pu ................................................................. 12)
Pui0Pn +MullfMn::;1 .................................................... 5)
P u adalah be han aksial terfaktor dan P 11 w adalah kuat tekan
d<m pada pcnnuka<m tarik nominal yang dihitung dengan
Mu/S- Pul Ag::;(5/12) 0 -v.t' c .......................................... 6) l,nw = 0,45f c Ag [1- ( )2] ........................... 13)
2.5.4. Percneanmm geser penmnpang persegi harus did<L"ark<m 32 h
pada: 2.6.6. Pemhatasan
0 Vn ;;::vu ...................................................................... 7) 2.6.6.1. Jika tidak: dibuktikan dengan analisis y<mg rinci, maka
panjang horizontal dinding efekl.if mcmikul masing-
V 11 adalah kuat gcser nominal yang dihitung sebagai berikut: masing beb<m terpusat vcrtikal tidak boleh lebih dari
jarak dari sumbu ke sumhu antma beban, atau Iebar
V u adalah gay a geser tcrfaktor dan V n adalah kuat gcscr nominal bid<mg tumpu ditcunbah 4 kali tebal dinding.
yang dihitung sehagai bcrikut : 2.6.6.2. Keeuali seperti yang disyaratk<m pada butir 2.6.6.3,
tebal dinding pemikul tidak boleh kurang dari 1/24
V n = 1/9 F c .J hh ........................................................... 8) tinggi atau pm~jang y<mg l.idak ditumpu, dimnbil ukuran
untuk aksi balok, dan : terkeeil, tapi tidak kurang 12em.
2.6.6.3. Tebal dinding rmmg bawal1 tanah dan pond<L"i yang
Vn = 1/9 (1 + 2/U)f c h 0 h:::; 2/9 F c h 0 h ...................... 9) menahan tekancm harus tidak kurang dari 18 em.
2.6.6.4. Dinding harus diperkaku untuk menahan translasi
untuk aksi dua arah, tidak holch lehih hcsar dari 2/9 f e b0 h
latcrallihat kctentuan butir 2.3 d<m bulir 2.4.7.
2.5.5. Pcrcneanaan dacrah tumpuan akihat tckanan harus 2.6.6.5. Sckitar lubang bukaan pintu d<m jcndcla harus diberi
hcrd<L"arkan tulangan minuman 2 batang 0 16 mm. Tulangan
tcrscbut harus dilcruskan paling scdikit 60 em dari
0nn;;::pu .................................................................... 10) sudut bukaan.
P u adalah bchan tumpu tcrfaktor dan Bu adalah kuat tumpu
2. 7. Pondasi
nominal dari dacrah yang dihchani A 1 yang dihitung dengan :
2. 7 .1. Pondasi dangkal dari be ton tidak bcrtul<mg struktural
B 11 = 0,85 j~ c A 1 .. . ... .. .. ... .. .. .... .. .. .. .. .. ........ ... .. .. .... .. .. .. .. II) harus direnccmak<m terhadap beh<m terfaktor dan reaksi
t<mah y<mg timbul akibat beban tcrsehul, sesuai dengan

Bagian 3 : BeTon, Semen. Perkerasan Jalan Heron Semen 279


SNI 03-6806-2002

persyarat<m pcrenccma.:m y<:mg herlaku dalmn st<mdar ini dcm 2.9. Komponen Beton Pracetak
seperti y<mg terccmtum dal:un hutir 2.7.2 smnpai hutir 2.7.8. 2.tJ.I. Perenc<ma<:m komponen struktur beton tidak bertulcmg
2.7.2. Luas hidcmg dasar d<:ui pomhL~i dcmgkal harus dilctapkcm pracetak harus memperhitungkan semua kondisi
berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang pembebanan mulai dari saat pabrikasi awal, hingga
disalurkcm oleh ponda-;i ke l<mah dcmlekcuumtmmh ijin y<mg selesainya pelaksanaan struktur, termasuk pelepasan
ditentukcm berdcL-;arkcm prinsip-prinsip mekcmikc1 tm1ah. cetakcm, penyimpanan, pengangkutm1 dcm pemasangan
2.7.3. Pclat pondasi dari bcton lidak bertulang tidak holeh 2.tJ.2. Pembatasan ketentucm butir 2.1. yang digunakan untuk
bertumpu pada pondasi liang komponen pracetak beton tidak bertulang bukan hanya
2. 7 .4. Tcbal pond<L~i be ton tidak bertulang struktural untuk untuk kondisi akhir tapi juga selama pabrikasi,
pondasi dangkal minimum 20 em, lihat hutir 2.4.8. pengangkut<m dan pema~ng.
2.7.5. Momen maksimum terfaktor harus diperhitungkan pada 2.9.3. Komponen pracet<lk harus disambung secara runan agar
pencunp;mg kritis yang terletak sebagai berikut : dapat menerusk<m semua gaya lateral kepada suatu sistem
1) Pada bidang muka kolom, pedestal, alau dinding untuk struktur yang mmnpu mena.h~ gaya tersebut.
pondasi dangkal y<mg mendukung kolom, pedestal atau 2.tJ.4. Saat pemasangan komponen struktur pracetak, harus
dinding be ton; diperk<lku d<m ditopang untuk menjamin tercapainya
2) Seperempat tehal dinding pasangan diukur dari sumbu kedudukan y<mg henar dan integra~ struktur hingga
dinding, untuk pondasi y<mg menalmn dinding pmmngan; sambungm1 yang pennanen selesai dipasang.
3) Setengah Iebar pelat kaki kolom diukur dari bid<mg muka
kolom, untuk pondasi dangkal yang mendukung kolom LAMPIRAN A
dengan pclat dc1sar dari haja.
DAFTAR ISTILAH
2. 7 .6.1. Geser pada pondasi heton tidak bertulang
Geser maksimum terfaktor harus dihitung sesuai butir beban tetfaktor : factored loads
2. 7 .6.2, dengan letak pen am pang kritis diukur pacta beton tidak bcrtulang : plain concrete
bidang muka kolom, pedestal, atau dinding untuk
pondc1si d;mgkal y<mg mendukung kolom, pedestal atau elemen element
dinding. Untuk pondasi dangkal yang mendukung komponen struktur members
kolom deng<m pelat dasar dari baja, pemunpang kritis kuat tumpu nominal nominal bearing strength
harus diukur pacta lokasi sesuai hutir 2.7.5.3)
rmmg hawah t<mall basement
2.7.6.2. Kuat geser pondasi dangkal beton lidak bertulang
struktural yang menahan sejumlah reaksi atau beban-
LAMPIRAN B
beb;m terpusat, h;uus diperhitungkm1 lf rhadap yang
lehih herhahaya dari dua kondisi di bawah ini : NOTASI
(a) pondasi dangkal yang beraksi sebagai 'Jalok dengan
penampang kritiknya di lu;u· bid<mg per.;·Jnp<mg seluruh Ag luas kotor (bruto) penrunpang mm2
Iebar pondc1si d<mgk;tl d;m sejarak h d<ui muka daemh reaksi A1 lmL~ daerah yang dihecmi, mm2
atau hehan-beban tcrpusat untuk konuisi ini, pondasi A2 luas bidang bawah maksimum dari bentuk pirmnid,
dangkal harus direncmlak<m scsuai per~dlam 8) kerucut, atau toperred beam yang terletak diantara
(b) pondasi dcmgkal y<:mg heraksi dua arab, dengan penmnp<mg tumpuan dimana bidang atasnya dihehani dengan
krilisnya tegak lurus terhadap bidan? pondasi thmgkal dan kemiringan 1 : 2
terletak sedemikian rupa sehingga keliling ho adalah b : Iebar dari komponen struktur, mm
minimum, tetapi tidak perlu mendek:L,Li h/2 smnpai keliling b0 keliling penampang kritis untuk geser pada pondasi, mm
daerah rcaksi atau bebcm-heh<m teqwsat. Untuk kondisi ini, Bn kuat tumpu nominal daerah ycmg dibehani
ponda<;i dangkal harus direnc<makcul sesuai persmnaan t)) f' c kuat tekan beton ym1g disyaratkan MPa
2. 7. 7. Kolom atau pedestal kolom berhmtuk lingkar<m a tau segi ~ akar dari kuat tek<m beton yang disyaratkan, MPa
h<myak beraturan boleh diangg<;p sebagai elemen bujur
fer kuat tarik belah rata-rata heton agregat ringm1, MPa
sangkar deng<m luar yang smna pacta lokasi penmnpang
kritik y<mg menahan geser dan momen. h tebaltotal komponen struktur, mm
2. 7.8. Beh<mtumpu terfaktor padc1 hidcmg kontak elemen be ton lc : jarak vertikal an tara dua tumpucm, mm
yang mendukung dan didukung tidak holeh lehih besar Mn kuat lentur nominal penmnpang
dari kuat tumpu renc<ma untuk m<L~ingras bidcmg Mu momen terfaktor penampang
sesuai hutir 2.5.5. Pn kuatnominal pemunpcmg melintm1g terhadap tekan
2.8. Pedestal Pnw: kuat aksialnominal dinding y<mg dirennmak<Ul deng<m
2.8.1. Pedestal dari beton tidak bertulang h<uus direnccmakan butir 2.6.5
terhadap bebcm vertikal, horizontal dan lainnya yang Pu behan aksial terfa..aor deng<m eksentisitw; tertentu
heket:ia. S modulus ei<L-;tis pemunpang
2JS.2. Perbm1ding;m tinggi ycmg tidclk disqkong terhadap ukurm1 V11 kuat gaya geser nominal pemunp<mg
lateral terkecil rata-rata dari. pedestal bet on tidak Vu gaya geser terfaktor penmnpang
bertulang tidak boleh lehih besarjdari 3 f3c perhcmdingan cmtara sisi pcmjcmg terhadap sisi pendek
2.8.3. Behan aksial m;lksimum terfa.J.sior yang bekerja pacta bidang reaksi atau bidm1g kerja
pedestal beton tidak bertulcmg tipak boleh melebihi kuat 0 faktor reduksi kekuatcm
tumpu rencana sesuai butir 2.5.5.

280 Baxian 3 : Beron. Semen. Perkel'asan Jalan Beron Semen


SNI 03-6809-2002
Pd T-01-1998-03

TATA CARA ESTIMASI KEKUATAN BETON DENGAN METODE MATURITY

1. DESKRIPSI 4) Kekuatan beton diestimasi dengan menggunakan indeks


maturity dan hubungan kekuatan-maturity.
1.1. Ruang Lingkup
Tala Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode 2.2. Penggunaan
Maturity ini mem:akup: Penggunaan sebagai berikut :
I) Prosedur untuk mengestimasi kekuatan beton dengan I) S tandm ini digunakan untuk mengestimasi kekuatm1 beton
menggunakan metode maturity. lndeks maturity dinyalakan in-situ untuk pemberim1 ijin dimulainya aktivitis konstruksi
dengan faktor suhu-waktu atau umur ekivalen pada suatu. yang kritik seperti :
suhu, Yang disyaratkan; (1) pelepasan cetakan rum pemasangan kembali penyangga
2) Penentuan hubungan kekuatan-maturity dari campuran sement<tra;
beton di laboratorium dan pencatatan riwayat suhu beton (2) penmikan kabel prategang; dan
Y<mg kekuatannya akan diestimasi;
(3) pengakhiran proteksi terhadap udma dingin;
3) Nilai-nilai satmm yang dinyalakan dalam satuan SI.
2) Digunakan untuk mengestimasi kekuatan benda uji di
1.2. Pengertian laboratorium yang dirawat dengan kondisi suhu non-stm1dm;
Dalam stanrutr ini , yang dimaksud dengan 3) Pembat<tsan utmna dmi metode maturity adalah:
I) Suhu datum adalah suhu pada K = 0 seperti yang (1) heton harus dijaga pacta suatu kondisi yang
digmnharkan pada gam bar A. I. 2 untuk menghitung faktor menyebabkan semen dapat berhidrasi;
suhu-waktu sesuai Persamacm I; (2) metode, ini tidak memperhitungkan efek suhu beton
2) Umurekivalen adalal1jumlal1 hari ataujmn pada suatu suhu muda pada kekuatan ultimit jangka panjang; dan
yang disyaratkan untuk menghasilkan maturity yang sama (3) metode ini harus dilengkapi dengan indikasi-indikasi
dengan maturity yang dicapai dengan suatu periode lain yang dapat menunjukkan kekuatan potensial
perawatan pada suhu yang berbeda dari suhu yang cmnpuran beton;.
disymatkm1;
4) Ketelitian dmi kekuatan hasil estimasi tergm1tung pada
3) Maturity adalal1 tingkat perkembmlg<m suatu sifat dari suatu ketepatan penentuan persamaan maturity untuk campuran
campunm yang meng;;mdung bahan semen; beton yang digunakan.
4) Persamaan maturity adalah persmna<m matematik yang
2.3. Persamaan Maturity
digunakan catatan riwayat suhu dmi suatu cmnpurm1 yang
mengandung balum semen selama periode pcrawat;;m itu, Dua persmna<m altematif untuk menghitung indeks maturity
untuk menghitung suatu indeks ym1g menunjukkm1 maturity dari riwayat suhu beton sebagai herikut :
pada akhir periode itu lihat, Lmnpiran B; 1) Persmnaan maturity pertama, untuk menghitung faktor
suhu-waktu :
5) lndeks maturity adalal1 suatu indikator mengenai maturity
yang dihitung dari riwayat suhu suatu campuran yang M (t) =~(T a - T 0 ) ~ t .................................................... 1)
mengandung bal1an semen dengan menggunakan suatu
keterangan :
fungsi maturity;
M (t) faktor suhu-waktu pacta umur t. derajat hari atau derajat-
6) Metode maturity adalah suatu metode untuk mengestimm;i jam.
kekuatan beton berdasmkan asumsi hahwa contoh uji dmi L1t satu interval waktu, hari atau jam.
suatu campunm be ton mencapai kekuat<m y<mg smna apabila
contoh uji itu mencapai nilai indeks maturity yang smna (I, Ta suhu beton rata-rata selama interval waktu, L1t. °C,
2, 3); T0 suhu datum, °C.
7) Hubungan kekuatan-maturity arutlah hubungan empirik 2) Persamaan maturity kedua untuk menghitung umur ekivalen
<mt<tra kuat tek<m silinder beton d<m indeks maturity ym1g pacta suatu suhu yang disymatkan :
diperoleh dari hasil pengujic-m benda uji silinder, y<mg dicat<tl te = ~-Q ( vr a - lffs ) ~t ....................................... 2)
riwayat suhunya sampai saat pengujian dilakukan.
keterangan :
8) Faktor suhu-waktu, adalah indeks maturity yang dihitung
sesuai Persamaan I. te umur ekivalcn pada suatu suhu yang disyaratkan Ts, hari
a tau jmn,
2. KETENTUAN cnergi pengaktifan dibagi dcngan konstanta gas, °K,
2.1. Umum suhu beton rata-rata sclama interval waktu L1t, °K,
Ketentum1 umum yang harus dipenuhi : Ts suhu yang disyaratkan. °K. dan.
1) Huhungan kekuat<m-maturity dikembangkan dari hasil. L1t interval waktu, hari atau jam.
pengujian di laboratorium untuk suatu cmnpuran beton
tertentu; 2.4. Peralatan
2) Riwayat suhu dmi contoh beton y<mg kekuatannya akm1 Peralat<m yang dibutuhkan sebagai berikut :
diestimasi, dicatat dmi saat beton dituang sampai saat 1) Alat untuk memonitor dan mencatat suhu be ton sebagai
kekuatan estimasi yang diinginkan heton; rungsi waktu, yaitu thermocouple atau thermistor yang
3) Catalan riwayat suhu digunakan untuk menghitung indeks dihubungkan ke pencatat kertas grafik atau data logger
maturity dmi contoh heton;

Baxian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 281


SNI 03-6809-2002

digital. Selama 48 jmn pertmna interval pencatatan suhu sesuai butir 3.1, baca nila.i kuat tckan ym1g berhubung<m
harus 1/2jam atau kunmg d~m sesudahnyaljmn atau kunmg. dengan indeks maturity yang diukur.
Alat pencatat suhu harus mcmpunyai ketclitian ± 1 oc. 5) Sebelum melakukan tindakm1 yang kritik scpcrti pelepas<m
2) Instrumcn maturity komcrsial (altematif) yang secan1 cetakan a tau penarik<m kabcl prateg<mg, h<mdingkml deng<m
otomatis menghitung dml mcnunjukk<m faktor suhu-waktu basil dari pcnentmm maturity be ton dengm1 ha-;il pengujiml-
maupun umur ekivalcn. penguji<m lainnya untuk menjmnin bahwa beton di dalmn
3. CARA PELAKSANAAN struktur mempunyai suatu kekuat<m potensial yang sama
3.1. Cara Pelaksanaan untuk Mengemhangkan Huhungan dengan beton yang digunakan untuk mengembangkan
Kekuatan Maturity hubungan kekuatan-maturity. Pengujian yang dapat
digunakan meliputi :
Cara pclaksanmm dilakuk<m sehagai berikut:
(1) Pengujian in-situ yang memberik<m indikasi kekuatan,
1) Siapkan minimal 15 henda uji silinder sesuai SNI 03-2493- seperti ASTM C 803, C 873, C 900, atau C 1150.
1991. Pcrh~mding1 campunm d<m bah<m-ballllil he ton harus (2) Pcnguji<m kuat tckcm bcnda uji beton muda yang dirawat
sama dcngan campuran heton yang akan dicstimasi sccan1 standar d<m dicetak dari contoh uji beton y<mg
kckuatmmya dcngan menggunakan standar ini; dikirimkan atau,
2) T<:mamkan sensor suhu pacla tcngaiHcngall sctiap henda uji (3) Pengujian kuat tek<:m pada bcnda uji yang dicctak dari
dari minimal dua benda uji; contoh uji hcton seperti y<mg dikirimkan dan diberi
3) Hubungkml sensor ke instrumcn maturity atau kc pcralatan pcrawatan yang dipcrcepat scsuai ASTM C 684.
pencatatan suhu scperti data logger digital atau pencatat
kertas grafik;

---------
40~-.
4) Berikan pcrawatan hasal1 pada bcnda uji dengan dirend:'UU
dalmn air atau disimpan di dalam ruang basah yang
JS
memcnuhi pcrsyaraum sesuai ASTM C 511;
5) Lakukan uji tekan pada umur 1,3,7,14 dan 28 hari sesuai
SNI 03-1974-1990;
6) Uji dua benda uji pada setiap wnur dan hitung kckuatan
rata-ratm1ya. Jika rent<mg kekuatml tekm1 dari ke dua benda
uji lebih besar dari 10% nilai rata-rat<mya, uji silinder yang
ke tiga dan hi tung nilai rat<1-rata dari ke tiga hm;il uji;
-··-- --·····-- ;...... _________.,.
I •
___ -~
j

I
--· ·• ·-- .... _ ··- ... ·-·

7) Abaikan hasil uji ym1g rendah jika diakibatkan henda uji


-1~i+·
f i i ~
itu cacat;
i ! i
X) Pada setiap umur uji, catat indeks maturity rata-raL:1. dari ' '
benda uji yang dipasang pengukur; 0 100 200 300 ~0 500
9) Pada kertas grafik, gmnbar kuat tekm1 rata-rata sebagai FAK:rOR SUHU-W AKTU, oc - HARI
rungsi dari indeks maturity rata-rata;
IO)Lukiskan kurva yang paling mendekati data-data tersebut. Gmnbar 1.
Kurva ym1g dihasilkan adalall hubungan kekuatan-maturity Contoh Hubungm1 Antara Kuat Tckan
yang digunakan untuk mengestimasi kekuat<m cmnpuran d<m Faktor Suhu-Waktu
heton yang dirawat dengan kondisi suhu ym1g herbeda.
3.2. Cara Pelaksanaan untuk Estimasi Kekuatan In-situ 40~-
Cara pelaksanam1 dilakukan sebagai berikut :
1) Sesegera mungkin setelah beton dituangkan, t<mmn sensor
suhu ke dalmn beton segar. Jika menggunakan cara ini pada
pekerjaml konstruksi yang kritik, pa-;ang sensor pada loka-;i- JO
lokasi di dalam struktur yang kritik terhadap kondisi
lingkungan dan persyaratan struktur. Pada konstruksi 25
h<mgunan gedung, bagian-bagian plat ym1g tidak terlindung
sambungan kolom adalah lokasi-lokasi kritis yang tipikal. 20
Disarankan untuk mencntukan lokasi-lokasi kritik pada
struktur khusus ym1g sedang dilaksanakan. 15 ...............1..-..-··-·-··
2) Hubungkan sensor ke instrumen maturity atau peralatan
pencatat suhu dan aktifkan peralatan pencatat tersebut
sesegera mungkin. 0 5 10 15 20 25 JO
3) Jika diinginkan untuk mengestima-;i kekuat<m pada lokasi UMUR EKIVALEN PADA 20°C, HAR1
sensor, haca nilai indcks maturity dari instrumcn maturity
al<lu evaluasi indeks maturity dari cal<lt<m suhu. Gmnbar2.
4) Gunakan hubung<m kekuaum maturity yang dikembangkan Comoh Hubungan Anwa Kuat Tekan dan
Umur Ekivalen pada 20°C

282 Bagiun 3 : Beton, Semen, Perkerusan }ulan Beton Semen


SNI 03-6809-2002

TambahanA
(lnformao;i yang mengikat)

A.l Penentuan Suhu Datum atau Energi ke tiga suhu perawatan dianalisis untuk menen-
Pengaktifan tukan hubungan antara konstanta kecepatan
A.l.l Prosed or perkembangan kekuatan (nilai K) dan suhu
perawatan.
A. 1. 1. 1 Pengujian untuk menentukan suhu datum atau
energi pengaktifan secant eksperimental dapat Prosedur yang berbeda-beda dapat digunakan
dilaksanakan dengan benda uji mortar, dan hasilnya tergantung pada alat hi tung yang ada. J ika pemakai
dapat diterapkan pada beton yang diselidiki. hanya memiliki kemampuan untuk analisis regresi
secara linier, gunakan prosedur sesuai A. 1. 1. 7 atau
Pendekatan dasarnya adalah mencari hubungan A.1.1.8.2. Jika pemakai memiliki suatu program
kuat tekan versus umur untuk henda uji mortar yang komputer yang dapat melakukan analisis regresi
dirawat di dalam air dengan tiga suhu yang berbeda. dengan suatu fungsi yang umum, gunakan proscdur
Dua macam air hmus bersuhu maksimum dan mini- padaA.l.1.8.1
mum yang diperkirakan ter:jadi pada beton in-situ
selama waktu estimasi kekuatm1 beton. Suhu air A. 1. 1.7 Untuk menggunakan proscdur ini, waktu
yang ketiga harus merupakan rata-rata dari kedua pengikatcm akhir pada ke tiga suhu hmus diketahui.
Siapkan suatu grafik dengan satu perkekuatcm
suhu ekstrim itu. Tergantung pada prosedur analisis
data y<mg digunakan, waktu pengikatan akhir dari sebagai sumbu y d<m satu per umur sebagai sumbu-
morurr pada ketiga suhu ini mungkin juga lurrus x. Untuk setiap suhu perawatcm, gamb<rrkan satu
diukur. per kekuatan kubus ratct-ratct sepm1jang sumbu-y
dan satu per umur sesudah waktu pcngikatan akhir
A. 1. 1.2 Proporsikan suatu campuran mortar dengan rasio sepanjm1g sumbu-x. Sebagai contoh lihat gambar
(herat) agregat halus/semen yang smna seperti A. 1. 1. Tentukan kemiringm1 dan perpotongan garis
perh<mdingan agregat kasar/semen pada cmnpuran Jurus yang paling mendekati datct-data dari setiap
heton yang diselidiki. Pasta semen harus suhu perawatcm. Untuk setiap garis lurus, nilai
mempunyai perh<mdingan air hahan yang hersifat perpotong<m dihagi deng<m nilai kemiringan. Hasil-
semen yang sama dan kadar hahan campuran hasil bagi ini adalah nilai-nilai K y;mg digunakm1
tmnhahan yang smna deng<m y<mg ak<m digunak<m untuk menghitung suhu datum dan energi
pada heton. pengaktif<m.
0.03 ...,.--:....___:__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _,
A. 1. 1.3 Jika data kekuatcm akan dianalisis menggunakm1
prosedur penggmnharan seperti pada A. 1.1.7. • •
Waktu pengikatcm akhir hmus diukur. Siapkan tiga ~ 07.

henda uji mortar menggunakan wadah sesuai C"O
ASTM C 403. Dengm1 hati-hati celupk<m setiap a.. 0.06-:- /

henda uji ke dalmn air sesuai suhu pada A.l.3 .1. :E ~


/
..- 0.05-- /
Tentuk<m waktu pengikat<m akhir untuk setiap suhu

-
/
sesuai metoda uJi ASTM C 403. Benda uji c
C"O 0.04
dipindahk<m dari dalam air dan air y<mg herlebihan -~l2C
dikeringkan sehelum pengukuran penetrasi
C"O
:::1
• • - z:;c
~ · · + .·. ·.;)ZC
dilaksanakan. Jika data ak<m dianalisis dengan 0.03

--
Q)
~
menggunakcm prosedur regresi pada A.1.1 .8, waktu ..- 0.02
pengikatcm tidak perlu diukur.
A. I. 1.4 Siapkan tiga set kubus mortar 50 mm dengan
jumlah 18 kuhus per set. Cetak kubus-kuhus sesuai 0 0.5 1.5 2
ASTM C I 09 dan dengan hati-hati celupkan setiap 1 /(Umur- Waktu Pengikatan) [ 1 /hari]
set ke dal<lfll salah satu dari ke tiga air dengan suhu
sesuai A.1.3.1 Untuk sctiap set, lepaskan cetakan Gmnbar A.1.1.
d<m kembalik<m henda uji ke dalmn air semula kira- Satu Per Kekuatcm Vs. Satu Per Umur
kira 1 jmn sehelum seri pertmna penguji<m tekan. Yang Dikurangi Waktu Pcngikatan Akhir
A.l.1.5 Untuk setiap set kubus, tentuk<m kuat tek<m dmi
tiga kubus sesuai ASTM C 109 pada umur kira- A.1.1.8 S ehagai al tematif d<rri prosedur A.1 . I. 7, nilai-nilai
kira dua kali waktu pengik<ttan akhir. Jika waktu K dapat diestimasi dengan salah satu metoda
pengikatan akhir tidak diukur, lakuk<m pengujian berikut ini. Pada kwms-kasus ini, waktu. pengikatcm
pertmna bila kuat tek;m kira-kira 4 MPa. Lakuk<m akhir tidak lurrus diukur.
pengujim1 herikutnya pada tiga kubus dmi setiap A.l.l.X.l J ika pemakai stan Jar ini me.miliki program
set pada umur kira-kira dua kali umur pengujian komputer ym1g Japat menyelesaikan persamaan
sebelumnya. Sehagai contoh,jika waktu pengujicm regresi suatu set Jata mengikuti persmnaan umum
pertcuna adalal1 12 j<lfll, maim penguji<m tek<mlurrus tertentu, tentukan nilai K dengan meregresikan
dilakukm1 pada 1,2,4,8, 16 d:m. 32 hmi. mengikuti Persmnaan 3.1. semua data kekuatan
A. I. 1.6 Data kekuatan versus umur ym1g diperoleh pada terhadap, umur untuk setiap suhu perawatan.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkn~w Jalan Beton Semen 283


SNI 03-6809-2002

K (t- t 0 ) A. 1.3.2 Gambarkan logaritma natural dari nilai-nilai K


S=Su ........................................ (3.1.) sebagai fungsi kebalikan suhu mullak (gambar
1-K (t- t 0 ) A.1.3.) Tentuk;m garis lurus y<:mg paling mendekati
ketiga titik ini. Negatif kemiringan garis ini adalah
keterangan : nilai energi pengaktifan dibagi konstanta gas, Q,
S Kuat tekan rata-rata kuhus pacla umur t, yang akan digunakan untuk menghitung umur
Umur uji
ekivalen sesuai Pcrsmnaan 2
0.6-,~
Su Kekuatan pembatas r
f

t0
K
Umur saat perkembangan kekuatan cliasumsikan climulai, clan
Konstanta kecepatan.
0.5-:- /. ...
Program komputer akan meughitung nilai-nilai Su. T 0 • clanK
yang paling tepa!

A.1.1.8.2 Nilai-nilai K jika dapat diestimasi dengan meng-


gunakan metoda berikut ini
A.1.1.8.2.1 Menggunakan data kekuatan-umur untuk empat
umur uji yang terakhir, gam bar kebalikm1 kekuatan
(sumbu-y) versus kebalikan umur (sumbu-x).
Tentukm1 perpotong<:m dengan sumbu-y. Invers dari
perpotongan itu adalah kekuatan pemhatas, Su.
Ulangi prosedur ini untuk setiap suhu perawatan. 0 5 10 15 20 25 30 35
A.1.1.8.2.2 Untuk setiap perawatan, gunakan data kekuatan
umur pada empat umur uji paling awal dan nihti Suhu (°C)
Su. Untuk menghitung nii<ti A dari setiap kekuatan Gambm· A.l.2.
dimana A dihitung menurut pcrsamaan berikut : Contoh Nilai-nilai K Vs. Suhu Perawatan
s Untuk Menentukan Suhu Datum
A = - - ................................................. (3.2.)
(S 0 - S) ·0.<: -.--------------------------------------.

:::t- · : h ~
A.l.1.8.2.3 Untuk setiap suhu perawatan, gmnbar nilai-nilai A
versus umur. Tentuk<m kemiringan garis-garis lurus
yang paling tepat untuk setiap suhu perawatan.
Nil<ti-nilai kcmiring<:m ini adalah nilai-nilai K.
A.1.2. Penentuan Suhu Datum _, T .... · · -·---·-· ;.. . ..... • .;
A.1.2.1. Gamhark;mrHlai-nilai K sebagai fungsi dari suhu air
(gmnbar A.1.2.) Tentukan garis lurus yang paling
-1.2 TF · · · · · -0
· · ·--- . . . ..
mendr<~ati keliga titik itu dan tentukan per-
potongmmya dengm1 sumbu subu. Perpotongan ini . 1 .4 T . .. ............. . ,.·:-~=,. . . .
T
r-
'=·.,.,·

.- -· . . . -· ·
adalal1 suhu datum, T0 , yang akm1 digunak;m dalmn -1.6
mcnghitung faktor suhu - waktu sesuai Persaillaan I.
A.1.3 Penentuan Enerb>i Pengaktifan -La -+---------+--------i---------r-----------l, I
0.0032 0.0033 0.003-4 0.0035 0.0036 I
A. 1.3.1 Hitung logaritma natural dari nilai-nilai K dan
tentukm1 suhu-suhu mutlak air (dalmn Kelvin) (Kel- 1/Suhu Mutlak [1fCK] I
vin = Celsius + 273) Gambar A.l.3.
Contoh Logaritma Natural Nilai-n.ilai K V s. lnvers Suhu Mutlak Untuk
Menentukan Nilai Q yang Digunakan pada P~rhitunga Umur Ek.ivalen

Tamhahan B
(lnformasi tidak mengikat)
8.1 Persamaan Maturity digunakan; yang pertama mengasumsikan bahwa
8.1.1 Umum persamaan perkemb<mgan kckuatan adalah sehuah
persamaan linicr dari suhu, dan yang kc dua
B.Ll.l. Persamaan maturity adalah persaillaan matematika mengasumsikan bahwa perkcmhangan kekuatan
untuk menerangkan efek-efek komhinasi dari
tunduk pada pcrsamaan cksponensial archcnius.
waktu dan suhu pada perkemhangan kekuatan suatu
campuran yang mengandung bahan semen. 8.1.2 Faktor Suhu-Waktu
Keistimewa<m utama suatu persamaan maturity B. 1.2.1 Diasumsi hahwa kccepatan perkcmhangan
adalah menggmnbarkan bagaimana suhu mem- kekuatan adalah sehuah persamaan linicr dari suhu
pengaruhi kecepatan perkembangan kekuatan. yang menghasilkan persamaan maturity sepcrti
Terdapat dua macam pendekatan yang umum yang diberikan oleh Persmnaan I, digunakan untuk

284 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-6809-2002

menghitung faktor suhu. Perlu diketahui nilai suhu B.1.3.2 Perhitungan umur ekivalen juga membutuhkan
datum yang tepat untuk bahan-bahan dan kondisi suatu suhu, yang diisyamtkan, Ts secan1 tmdisional
yang spesifik. Suhu datum tergantung pada semen, telah digunakan 20°C, tetapi sembarang suhu lain
dan dosis bahan campuran tambahan yang mem- yang cocok misalnya 23°C (73.4°F) boleh
pengaruhi kecepatan hidrasi, dan pada rcntang suhu digunakan asaJkan dicantumkan bersama dengan
yang akan diaJarni beton selama masa pengerasan. nilai umur ekivalen.
Untuk semen tipe I tanpa bahan campuran B.l.3.3 Instrumen maturity yang menghitung umur
tambahan dan rentang suhu perawatan dari 0 ekivalen sesuai Persamaan 2. Didasarkan pada
sampai 40°C, suhu datum yang direkomendasikan nilai-nilai spesifik dari energi pengaktifan.
ooc. Untuk kondisi-kondisi lain dan jika Pembacaan yang ditunjukkan tidak dapat dikoreksi
diinginkan estimasi kekuatan beton dengan untuk nilai energi pengaktifan yang cocok dengan
ketepatan maksimum, suhu datum yang tepat beton yang digunakan. Pemakai hams mengenal
ditentukan secara eksperimentaJ sesuai prosedur pembatasan ini jika beton insitu memiliki energi
pada tambahan B. pengaktifan yang jauh berbeda dari yang
B. 1.2.2 Beberapa jenis instrumcn maturity yang diperhitungkan oleh instrumen.
mcnghitung faktor suhu waktu mungkin tidak Contoh Perhitungan Maturity
B.2.
menggunakan suhu datum yang tepat, dan
akibatnya tidak menunjukkan nilai faktor yang B.2.1 Catatan suhu
benar. Nilai faktor suhu-waktu yang ditunjukkan B.2. 1.1 Gambar I. I. menunjukkan suatu riwayat suhu
oleh instrumen ini dapat dikoreksi untuk suhu da- hipotetik untuk beton yang akan digunakan sebagai
tum sebagai bcrikut : ilustrasi perhitungan faktor suhu- waktu dan umur
ekivalen. Nilai-nilai suhu pada interval setengah
Me= Md- (To- Td) t ................................. (4.1.) jam ditabelkan pada kolom 2 dari tabel B. 1.

keterangan :
B.2.2 Perhitungan Faktor Suhu - Waktu
8.2.2.1 Nilai suhu datum, To, dibutuhbm untuk men-hitung
Me. Faktor suhu-waktu yang telah clikoreksi, derajat - hari faktor suhu waktu sesuai Persama.:w 1. Pada contoh
atau clen~jat-m ini diasumsikan suatu nilai 2.5°C seperti yang
Mel Faktor suhu-waktu yang ditunjukkan oleh instru-men,
dilukiskan pada gambar A.1.2
derajat-hari atau cler~jat-m.
To Suhu datum yang tcpat untuk beton, °C 8.2.2.2 Dihitung suhu rata-rata selama setiap interval
Td. Suhu datum yang digunakan oleh instrumen, °C clan setengah jam dan hasilnya adalah kolom 4 pada
Rentang waktu dari saat instrumen dihidupkan sampai tabel B.l. Suhu datum dikurangkan dari suhu rata-
saat pembacaan, hari ataujam rata, dan selisilmya dikalikan dengan interval umur,
yang pada contoh ini adalah 0.5 jam. Hasil kali
B.1.3 Umur Ekivalen merupakan pertambahan nilai dari faktor suhu-
B.l.3.1 Diasumsi bahwa kecepatan perkembangan waktu untuk interval umur yang bersangkutan.
kekuatan tunduk pada persamaan Archenius 8.2.2.3 Pertambahan nilai ditunjukkan pada kolom 5 dari
menghasilkan persamaan maturity seperti yang tabel B.I. Penjumlahan dari faktor suhu-waktu
diberikan padaPersamaan 2, yang digunakan untuk menghasilkan faktor suhu waktu kumulatif pada
mcnghitung umur ekivalen pada suatu suhu y~mg setiap umur. Sebagai contoh, pada umur 12 iarn
diisyaratkan. Perhatikan bahwa dalam meng- faktor suhu-waktu adaJah 175°C jam.
gunakan Persamaan 2 suhu harus dalam Kelvin
(Kelvin = C + 273). Dalam menghitung umur JO~t-_.
ekivaJen perlu diketahui energi pengaktihm untuk
baJ1an-bal1an dan kondisi yang spesifik. Telah zs+ .
ditunjukkan bahwa energi pengaktifan tergantung
pada tipe semen. Jenis dan dosis bahan campuran
(.)
0
20
F
F
:
······-·..: -·~ -~·+

u

: ~-=I:;zrF
tambahan yang mempengaruhi kecepatan
perkembang<m kekuatan, dan pembagian air I bahan
semen. Secara umum, untuk semen tipe I tanpa
bahan campuran tambah<m, telah dilaporkan nilai-
nilai energi pengaktifan dalam rentang 40.000
sampai 45.000 J/mol. Maka suatu nilai pendekatan
dari Q, energi pengaktifan dibagi dengan konstanta s J_T·-~ ______l~ ; i __,
gas untuk digunakan pada Persamaan 2, adalah
5000°K (Nilai dari konstanta gas adalah 8,31 J/ o,
- !
I
, I~
(K-mol). Untuk kondisi-kondisi lain dan jika 0 2 t. 6 8 10 12
diinginkan estimasi kekuatan dengan ketelitian Umur [haril
maksimum, nilai yang tepat untuk Q dapat
ditentukan secara eksperimentaJ sesuai prosedur Gambar B.l.
pada tambahan B. Riwayat Suhu Hipotetik yang Digunakan untuk Ilustri Perhitungan
Faktor Suhu-Waktu dan Umur Ekivalen

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan lt1lan Beton Semen 285


SNI 03-6809-2002

B.2.3 Perhitungan Umur Ekivalen judul faktor umur. Hasil kali setiap faktor umur
B.2.3.1 Nilai Q dan nilai suhu yang disyaratkan, Ts, dengan interval umur (0,5 jam) adalal1 pertanlbalmn
dibutuhkan untuk menghitung umur ekivalen sesuai umur ekivalen pacta 20°C, pertambalmn umur
Persamaan 2. Pada contoh ini, nilai Q diasumsikan ekivalen itu ditunjukkan oleh kolom 8 pacta tabel
sebesar 4700°K, dan suhu yang disyaratkan B.l.
diasumsikan sebesar 20°C B.2.3.3 Jumlal1 dari pertambahan umur ekivalen adalah
B.2.3.2 Dengan menggunakan suhu rata-rata selmna setiap umur ekivalen kumulatif pada 20°C (kolom 9 pada
interval umur, dihitung nilai-nilai fungsi tabel B.l.). Sebagai contoh, pada umur 12 jam
eksponensial sesuai Persamaan 2. Nilai-nilai ini ekivalen pada 20°C adalal1 11,3 jam.
dicantumkan dalam kolom 7 pada tabel B. I. dengan

TabelB.l.

Contoh Perhitungan Maturity

(!) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Umur Suhu Interval Suhu Factor Factor Umur ekivalen Umur ekivalen
Jam 'C umur,jam rata2, 'C Suhu-waktu Suhu-waknt Faktor umur pada 20'C pada 20'C
Interval, 'C-jam Kumulatif, 'C-jam Interval jam Kumulatif jam
0 10 ... ... ... () . .. ... 0.0
0.5 8 0.5 9 3.3 3 0.53 0.27 0.3
I 7 0.5 7.5 2.5 6 0.49 0.24 0.5
1.5 6 0.5 6.5 2.0 8 0.46 0.23 0.7
2 5 0.5 5.5 1.5 9 0.43 0.22 1.0
2.5 5 0.5 5 1.3 II 0.42 0.21 1.2
3 6 0.5 5.5 1.5 12 0.43 0.22 1.4
3.5 7 0.5 6.5 2.0 14 0.46 0.23 1.6
4 8 0.5 7.5 2.5 17 0.49 0.24 1.9
4.5 10 0.5 9 3.3 20 0.53 0.27 2.1
5 13 0.5 11.5 4.5 24 0.62 0.31 2.4
5.5 15 0.5 14 5.8 30 0.72 0.36 2.8
6 18 0.5 16.5 7.0 37 0.83 0.41 3.2
6.5 21 0.5 19.5 8.5 46 0.97 0.49 3.7
7 23 0.5 22 9.8 55 1.11 0.56 4.3
7.5 24 0.5 23.5 10.5 66 1.21 0.60 4.9
8 25 0.5 24.5 11.0 77 1.27 0.64 5.5
8.5 26 0.5 25.5 11.5 88 1.38 0.69 6.2
9 26 0.5 26 ·u.s 100 1.38 0.71 6.9
9,5 27 0.5 26.5 12.0 112 1.42 0.72 6.3
10 27 0.5 27 12.3 124 1.45 0.73 7.6
10.5 27 0.5 27 12.3 137 1.45 0.73 8.3
II 28 0.5 27.5 12.5 149 1.49 0.75 9.8
11.5 28 0.5 28 12.8 162 1.53 0.77 10.5
12 29 0.5 28.5 13.0 175 1.57 0.79 11.3

286 Baxian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton .Semen


SNI 03-6813-2002
Pd T-02-1999-03

TATA CARA PEMBUATAN SILINDER DAN PRISMA UJI UNTUK


MENENTUKAN KEKUATAN DAN DENSITAS BETON AGREGAT
PRALETAK DI LABORATORIUM
1. Ruang Lingkup 5.2. Kain ka"a, terbuat dari kain katun pulih yllilg beba" minyak
1.1. Tala cara ini mencakup proscdur pembuatan silinder uji dllil lemak.
standar untuk menentukan kuat tekan dan densitas beton 5.3. Peralatan graut (gambar 3), mampu mcnghasilkllil graut
agregat Pralelak. dengllil laju seragam 1,4 hingga 2,8 Liter/men it sampai
1.2. Standar ini lidak dimaksudkllil untuk semua permasalahan pada tekllilan 345 kPa (3,45 Bar).
kcamatlllil yru1g berkaitan dengan pcnggunaannya. Maka 5.4. Palu kayu, dengllil kepalakaretatau bahllillain yllilg sejenis
merupakan tanggung jawab pengguna Lata cara ini untuk dengllil berat kurllilg lebih 1/4 kg.
mencrapkan lindakllil yru1g sesuai dengan kcamamm da11 5.5. Timbangan, dengcm ketelilim1 0,3% dari benda uji.
kcschat<m, da11 juga menentukaJ1 pcnerap<m d<ui batw;-batas
5.6. Stop watch, dengan pembacaan lidak melebihi 0,2 detik.
yru1g harus ditaali sebelum menggunakllil st<mdar ini.
5.7. Corong alir, sesuai Metode Pengujicm SNI 03-6808-2002
2. Acuan
5.8. Termometer, dengcm ketelitian 0,5°C, untuk mengukur
Metode Pembuatan dan Pcrawatan Benda Uji Beton di temperatur ruang dan temperatur graut.
Laboratorium SNI 03-2493-1991.
Spcsifikasi Agregat untuk Beton Penahan Radiasi, SNI 03- 6. Bahan
2494-1991. 6.1. Agregat Kasar
Spesifika.o,;i Pengecer Graut untuk Beton dengan Agregat Kecuali bila pengujian dibuat untuk pekeijacm tertentu,
Praletak SNI 03-6418-2000 agregat kasar harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Metode Pengujian Kckentalatl Graul untuk Beton dengllil SNI 03-2494-1991, Tabel 2 gradasi 1, kecuali jika
Agregat Praletak SNI 03-6808-2002 ditentukan gradasi 2.
Metode Pengujian Eksp<msi d<m Bliding Campunm Graut 6.2. Graut
Segar untuk Beton deng<m Agregat Praletak di Laboratorium
SNI 06-6430-2000 Kecuali bila pengujian dibuat untuk pekeijaan tertentu,
Standard Practice for Making Test Cylinders <md Prism for bahan graut, proporsi, dan pcncampuran harus mengikuli.
Determining Strength and Density of Prep laced-Aggregate ASTM C 938-80 Practice for Proportioning Grout
Concrete in the Laboratory, ASTM C 943-80 (Reapproved Mixtures for Preplaced-Aggregate Concrete.
1990). 6.3. Pengujian untuk Pekerjaan Tertentu
Practice lor Proportioning Grout Mixtures for Preplaced- Bila pengujian dilakukcu1 untuk pekerjaan tertentu,
Aggregate Concrete ASTM C 938-80 bal1an-balum harus dapat mewakili balum yang akan
3. Ringkasan Tata Cara digunakan atau yang diusulk<m untuk digunakcm pada
peker:jacm tersebut.
Agregat kasar ditempalk<m ke dalam cetak<m silinder stan dar
denga11 pelat alas y<mg dilengkapi pipa. Graul dipompakllil ke 6.3 .I. Bila campurm1 graut lidak di<unbil elari proyek, balmn-
ballan graut harus diccunpur di laboratorium elengan
da.lmn celakan hingga penuh. Silinder benda uji dikeluarkllil
meng-gunakan prosedur seperti yang diuraikan sesuai
dari cetakan setelah mengeras, selanjutnya dirawat dan
Spesifikasi Pel S-02-1999-03 I SNI 03-6811-2002
digunakan untuk penentuan kekuatan atau dipotong mer~jadi
bentuk prisma untuk menentukan berat isi. 7. Pengambilan Contoh
4. Kegunaan 7. 1. Agregat kasar hams dapat mewakili balmn yang digunakan
Tata Cara ini digunak<m untuk membuat silinder atau prisma atau yang akan digunakan untuk peker:ja<m pengujimL
uji beton agregat praletak. Silindcr digunakan untuk 7 .2. Graut y<mg dipergunak<m untuk membuat silindcr be ton
menentukan kuat tck<m dan densitas pcrkiracm. Prisma y<mg dengan agregat praletak harus sesuai dengan tempat
dipotong dari silinder, menghilm1gkan pengaruh pcnnukaan pengadukm1 darim<ma graut elicunbil.
sehingga lebih akurat menunjukkan dcnsitas yang 8. Persiapan Dan Pengukuran Prisma
sesungguhnya dari beton agregat pralctak.
8.1. Apabila penentum1 dcnsit<L" elipcrluk<m, benda uji prisma
5. Peralatan harus dipotong dari hall<m tcngah silinelcr dengan elimensi
5.1. Cetakan silindcr, cetak<m tcrsebut dari bahan besi luang 100 x 100 x 250 mm. Timh<mg bcnda uji tcrscbut dengan
atau h<Jja, untuk membuat silinder bcton deng<m ukunm keteliti<m 1 terhadap 250. Hilcmg volume dari rata-rata dua
diameter 152 mm dan linggi 305 mm, (lihat gmnhar 1). pcngukuran untuk sctiap dimensi, mendckati 0,25 mm.
Pelat alas dan pelat atas harus dipasang pada cetakan 9. Prosedur
silinder secara kencm1g. Semua pennukaan bagian dalmn
cetakan silinder harus diratak<m dengan mesin schingga 9 .1. Temperatur
kedap air. Pusat pclat alas dm1 pelat alas harus eli bor d<m 9 .I. I. Apabila silinder uj i disiapkan di laboratorium, bawa
eliberi ulir untuk pipa penghubung st<mdar dcngan ukuran scmua bahan dan pcrtal1m1kan tempcratur laboratorium
19 mm. Selain itu pelat atas harus diberi Iubang-lubm1g pada (23 ± 1, 7) 0 C.
sesuai gcunbar 2. 9.1.2. Apabila silinder uji disiapkan di Iapangan, catat
tempcratur di sckitar lokasi pengerja<m.

Bag ian 3: Beton. Semen, Perkera.1·cm Jalan Beton Semen 287


SNI 03-6813-2002

9.2. Letakkan masing-masing cetakan silinder berdiri tegak di 11. Pelaporan


atas pclat alas secant kokoh dengan permukacm datar. Laporkan informasi berikut :
9.3. Tempatkan agregat kasar ke dalam cetakan dalmn 3 lapis<m 11.1. Identitikasi benda uji, tanggal rum tempat pengecorm1
y<mg kurang lehih smna. Padatk<m masing-masing lapisan (lapangan atau laboratorium).
deng<m cara memukul sekeliling cetakan sebanyak I 0 kali
11.2. ldentifikasi hahan-bah<m bersifat semen dan bal1m1
menggunakan palu kayu. Apabila cetakan Lelah terisi,
tmnhal1an.
ratakan pennukaannya sehingga tidak ada butiran agregat
y<mg muncul melehihi pennuka<m. 11.3. Deskripsi agregat halus dan kasar.
9.4. Tempatkm1 satu lapis kain kwm deng<m diameter 19 mm 11.4. Deskripsi graut, termasuk proporsi, kekentalan,
rum y<mg sebelumnya telah dilubangi sesuai deng<mlub<mg temperatur, ekspm1si dan bliding.
petal ata-; cetakan. Pasang pelat alas pada cetakcm dan 11.5. Temperatur pembuatan dm1 perawatan benda uji.
kencm1gk<m dengm1 haut. Pa-;<mg katup parut pelat atas rum
pelat alas serta smnbungk<m selang dari pompa graut,
LampiranA
seperti yang diperlihatkan pada gmnbar 3.
9.5. Ukur alirm1 (sesuai deng<m Metode Penguji<m SNI 03- Daftar Istilah
6808-2002 dan temperatur contoh uji grauL Tucmgk<m (800
± 10) mL ke dalam tabung gelas berkapa.sitas 1.000 mL alir<m flow
untuk pengmnat<m ekspansi dm1 bliding, sesuai dengan
Metode Pengujian SNI 06-6430-2000 dens ita-; density
9.6. Jika kekentalan graut telah memenuhi, alirkan graut d<lfi berat isi unit weight
tempat penampangnya dan pompa hingga semua sisi air kekentalan consistency
dan graut yang encer ke luar d<tri sistem pompa. Alihkan
alirm1 graut melalui bagian bawah cetak<m dengan cara peralatm1 graut grauting apparatus
membuka katup 3, seperti ditunjukkan dalmn Gmnbar 3. Graut Grout
9.7. Dengan katup-katup 2, 3, dan 4 dalmn keadaan terbuka,
isi silinder secara perlah<m deng<m menutup sebagi<m katup
1. Saat graut mengalir secara be bas hingga ke luar melalui Lampiran B
kat up 4, buka "katup 1" dan tutup katup 2 dan 4. Berik<m
tekmum udara 70 smnpai 100 kPa (0,7- 1 B<tr) pada contoh TABEL2
uji selmna (30 ± 5) detik melalui katup udara 5, setclah itu (Spesifikasi ASTM C 637)
lutup katup 3. Pindal1kcm aliran graut ke silinder berikutnya
rum ulangi prosedur di ata-; untuk setiap silinder uji lainnya. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR
9. 7 .1. Total waktu yang dihutuhkan untuk mengisi graut dan DAN HALUS UNTUK BETON
memherikcm tekm1an pada cetalc.:"ln silinder adalah ant<tra DENGAN AGREGAT PRALETAK
1112 smnpai 3 mcnit.
PERSENTASE LOLOS
9. 7 .2. Graut yang terns menerus diaduk tidak lebih illtri 30 menit
sejak pencampurm1 dimulai, masih bisa digunakm1 t<mpa UKURAN GRADASI 1 GRADASI 2
SARINGAN Ukuran maksimum Ukuran maksimum
penmnbahan air dan kekenl£llannya masih di hawah 35
agregat, nominal agrcgat. nominal
detik yang diuji menggunakan alat corong alir, sesuai 37.5 mm 19.0mm
deng<m Metode Pengujicm SNI 03-6808-2002
ANGREGAT KASAR
9.8. Setelah selesai ekspansi graut yang diperoleh dari
pengcuYJ.atml pada benda uji sesuai butir 9.5, lepa-;kcm katup 50mm 100 ---

alliS dan pasang penutup pipa pada lubang tersebut. Hati- 37.5 mm 95 sampai I 00 100
25,0mm 40 sampai 80 95 sampai 100
hati ag<tr tidak te~jadi goncang<m pada benda uji, balikkan
19,0mm 20 sampai 45 40 smapai 80
silinder, lepask<m kcttup 3 d<m pasang penutup pipa pada
12,5 mm 0 sampai 10 0 sarnpai 15
lubang yang ada pada pelat alas. Secant hati-hati
9,5 nun 0 sampai 2 0 sampai 2
kembalikan semua alat bantu pada posisi semula.
Bersihkm1 katup dan semua smnbungan deng<m segera AGREGAT HALUS
setelah dilepas dari pelat-pelat penutup ceutk<m. 2.36 nun (No.8) 100 ---
1,18 mm (No. 16) 95 sampai I 00 IOO
10. Penangangan Dan Perawatan
600 Jlm (No. 30) 55 sampai 80 75 sampai 95
10.1. Jangan mengganggu benda uji setelah katup dilepas 300 Jlm (No. 30) 30 sampai 55 45 sampai 65
paling sedikit selmna 24 jmn. 150 Jlm(No. 50) IO sampai 30 20 sampai 40
Setelah itu buka cetakan silinder dan rawat silinder uji 75 Jlm (No. 200) 0 sampai IO 0 sa1npai 10
sesuai Tata Cara Perawaum SNI 03-2493-1991. Modulus Kehalusan 1.30 sampai 2.10 1.00 sampai I.60
10.2. Selmna penyimpangan awallindungi silinder ym1g masih
dalam cetakan ym1g dibuat di Iapangan dari sinar matahari
hmgsung. Bila menggunakan sejumlah besar pozolan
dalmn cmnpuran graut atau pada kondisi perawatan
dingin, tunda waktu pebukaan cetakan untuk mencegal1
kerus<tk<m henda uji.

288 Haxian 3 : Heron. Semen. Perkerasan }a/an Hewn Semen


SNI 03-6813-2002

Plat :ltas

Kain kasa

Cctakan silinder
{152 x 305hnm'!-
;
• 1 ..

I
I•
I

GAMBAR 1

PENAMPANG MELINTANG CETAKAN SILINDER

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 289


SNI 03-6813-2002

l'[al -~
( l :-;(I~ 1:) (h: l:.":J 111 Ill __. /

Lull:m:.: If' II 111111 -~j· -~ ~-= 7


·-\~il
I' /,.- . . . ._ /'

,,
o
I (-o-- ~ 3 ;\
c//

/ 1
/ )( \
o ~ r:S~/ 6 b
\ ~'- '---f---...J..--t- Lubang dengan drat~ 20 mm
~\, I SAM8Ui\GAN PIPA
"a '- ---- I
Q ',~/f 0
._,~]
\j_ Lubang Ycntilasi
q, 6 mm hanya
pada plat atCJs

GAMBAR 2

DETIL PELAT PENUTUP

± 180~ :;-:\ I

Pengukur teknnan

Katup 1

±350 mm

Cetakan
bcnda uji

Regulator ttkan an

Catatnn : pipa selang grnut dan


-
peralntnnnya t nominal 25 mm

GAMBAR 3

PERALATAN GRAUTING TIPIKAL

290 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6814-2002

TATA CARA PELAKSANAAN SAMBUNGAN MEKANIS


UNTUK TULANGAN BETON

BAB 1
KETENTUAN UMUM
1.1. Pendahuluan menyalurkan gaya aksial tckan saja.
Pada perencanaan struktur bcton bertulang, pcrencana 5. Sambungan mekanis : Rakitan lengkap dari sebuah
struktur dihadapkan pada tuga" untuk mencntukan dimana dan sclongsong tumpu ujung, sebuah kopler, ata.u sebuah
hagaimana hatang-hatang tulangan harus disambung. Pcrencana selongsong kopling, dan mungkin juga bahan atau komponen-
struktur bcrtanggung jawab atas hal ini karena dialah yang komponen tambahan untuk menyambung baumg tulangan.
mcngctahui secara rinci persyaratan-persyaratan khusus yang Sambungan las dan tipe-tipe sambungan lain adalah di Iuar
bcrlaku untuk struktur tersebut. Gmnbar atau spesiflka"i secara lingkup spesifika"i ini.
gamhlang harus menunjukkan atau menjelaskan semua loka'\i
scunhungan dan kine~ja yang disyaratkan. Pentingnya dan 1.2. Pengunaan
perlunya uraian yang jelas mengenai persyaratan sambungan Terdapat beberapa situasi dimana penggunaan sambungan
tcrdapatdalmn Bab 1 dan Bab 12 padaACI 318 Building Code. mekanis Iebih praktis dari pada sambungan lewatan. Beberapa
Butir 1.2.1 menguraikan sembi1an hal spesitik yang harus kondisi yang paling umum adalah :
dimuat dalam gambar rencana, detail, dan spesitikasi. Item- I. Jika digunakan tulangan berdiameter 43 mm dan 57 mm,
item ini termasuk butir 1.2.1. yang mensyaratkan agar dengan yang umumnya dijumpai pada kolom, pondasi rakit, serta
jclas diperlihatkan tipe dan lokasi sambungan las serta struktur-struktur dengan tulangan berat lainnya. Sambungan
sambungan mckm1is pada tulangan. Butir 12.14.1 dalam ACI Iewatan tidak boleh digunakan pada tulangan berdiameter
318 menyatakan : "Sambungan tulangan harus dibuat sesuai 43 mm dan 57 mm, kecuali untuk gaya tek<:m saja dengan
yang disyaratkan atau diijinkan pada gambar rencana, atau tulangan berdiameter 36 mm dan yang lebih kecil.
dalam spesifikasi, atau seijin perencana struktur".
2. Jika jarak antara batang tulangan tidak cukup untuk
Biasanya penggunaan sambungan lewatan dijinkan pada menyambung tulangan dengan lewatan. Umumnya hal ini
percncanaan balok, kolom, dan pelat. Jika sambungan Iewatan terjadi pada situasi-situasi dimana tulangan yang digunakan
yang merupakan perpanjangan tulangan lurus tidak dapat jumlahnya banyak dan diametemya besar-besar, misalnya
digunakan, atau menyebabkan penyumbatan, mcnyulitkan pada kolom yang memikul beban berat.
pemasangan tulangan atau pengecoran adukan, atau
3. Jika panjang sambungan lewatan tarik yang dibutuhkan
menimbulkan masalah pendetailan atau perencanaan, maka
dapat digunakan smnbungan mekanis, join yang dilas, atau sangat panjang, khususnya untuk tulangan berdiameter 29
mm, 32 mm dan 36 mm dengan mutu BJTD 40 atau pada
sa.mbungan lewatan yang merupakan kombinasi tulangan Iurus
tulangan yang dilapisi dengan epoxy.
dcu1 yang dibengkokan.
4. Jika digunakan komponen ikat tarik. Sambungan lewatan
Standar ini mencakup informasi dasar tentang tipe-tipe
tarik tidak boleh digunakan pada batang tulangan suatu
sambungan mekanis yang beredar di Indonesia sewaktu stan dar
ini disusun. Diuraikan juga persyaratan perencanaan dan komponen ikat.
penggunaannya termasuk kapabilitas dan tipe-tipe sambungan 5. Jika lokasi join-join konstruksi dan persyaratan untuk
mekanis tertentu. konstruksi berikutnya menentukan agar digunakan
sambungan mekanis supaya terdapat kontinuitas tarik.
(1) sambungan mekanis "tipe tekan" atau "tipe tumpu ujung"
Sambungan mekanis sering Iebih baik dari pada tulangan-
(2) sambungan mekanis "tipe tarik"
tulangan panjang yang mencuat dari konstruksi be ton yang
(3) smnbungm1 mekanis "tipe tarik-tekan"
sudah ada. Perpanjangan tulangan minimum 305 mm agar
Sambungan mekanis "ripe tarik-tekan" dapat menyalurkan sambungan mekanis dapat dipasang tanpa merusak
gaya tarik maupun gaya tekan. Penycunbung mekanis untuk konstruksi beton yang sudah ada. Jika sambungan mekanis
baumg dowel termasuk kategori ini. harus dibuat berseling maka perpanj<mg<m tulangan harus
Definisi istilah-i-.tilah : lebih dari 305 mm.
1. Pemeriksaan ujung hatang : pemeriksaan kondisi ujung- 1.3. Pertimbangan Umum
ujung baumg tulanga.n untuk menentuka.n apa.kah cocok Berbagai tipe sambungan mekanis mempunyai bentuk,
dengan sambungan mekanis yang akan digunakan. peralatan serta prosedur pema~gn yang dapat mempengaruhi
2. Kopler : komponen yang bcrulir untuk menyalurkan gaya metode desain dan peralatan konstruksi.
aksia.l tckan, atau gaya aksial utrik, atau gaya aksial tarik- 1.3.1. Persyaratan jarak antara tulangan dan selimut beton
tekan, yang beket:ja pada tuhmgm1 yang disambung.
Jarak bersih minimum agar batang-baumg tulang<m yang
3. Selongsong kopling : komponen yang tidak berulir y~mg bersebelal1an ditentukan dalam pedoman dan spesilikasi desain.
pas dengan ujung-ujung tulangcu1 y<mg disambung sehingga Sebagai contoh, ACI 318 butir 7.6.2. dan 7.6.3 menentukan
dapat menyalurkan gay a aksial tekan a tau gay a aksial tarik, jarak bersih minimum absolut anwa baumg-batang sejajar
atau gaya aksial tarik-tek<m. dalam satu Iapisan tarik kurang dari diameter nominal batang
4. Selongsong tumpu ujung : komponen yang pas dengan atau 25 mm, kecuali untuk kolom-kolom jarak bersih mini-
ujung-ujung tulang<m ym1g menumpu satu sama lain untuk mum tidak kurang dari 1 112 kali diameter nominal batang atau

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 291


SNI 03-6814-2002

38 nun. Butir 7.6.4 padaACI 3I8 menunjukkan bahwa batasan Pabrikator tulangan harus mengetahui jika ujung tulangan
jardk bersih juga harus dipenuhi pada sambungan-sambungan perlu dipersiapkan khusus atau dibuat berulir, demikian pula
lewatan yang bersebelahan, tetapi butir 7.6.4 tidak mengatur jika ada persyarat<m klmsus ten tang penggunaan mesin pembuat
batasan jarak bersih untuk sambungan-smnbungan mekanis. ulir ujung atau peralatan lain di tempat pclaksanaan konstruksi.
Batasan jarak bersih untuk sambungan mekanis dimuat pada Untuk suatu proyck yang khusus, sebelum pengambilan
Tabel 3.1 d<m 3 .2. Bata.o;;an jarak bersih dapat merupak<m faktor keputusan yang tina!, harus dipertimbangkan kemungkinan
penting dalmn memilih dan menempatkan sambungan mek<mis. dapat tersedianya tulangan dengan pola deform tertentu hesert<1
Diameter luar sambungan mckanis harus diketahui, sehingga peralatan yang diperlukan. Sehubungan dengan hal ini,
dapat diputuskan apakah sambungan mckanis tersebut harus disarankan dilakukan pemeriksaan ujung tulangan sebelum
dipasang berseling agar terpenuhijarak bcrsih y<mg disyaratkan. memproses penggunaan suatu jenis sambungan mekanis
Selama ini dalam praktek sambungan dibuat berseling baik tertentu.
sambungan itu tipe lewatan, dilas, atau dengan sambungan 1.3.3. Batang Tulangan dilapis
mekanis. Sekar<mg dari penelitian terbukti bal1wa smnbungan
mekanis yang memberikan daktilitas dan kekakuan longitudi- Tulangan dapat dilapis epoxy atau dengan seng (digalv<mis)
nal yang cukup, dan juga kekuatan yang disyaratkan, tidak perlu untuk digunakan sehagai suatu sistem perlimlung<m terhadap
dibuat herseling. Meskipun demiki<m, sam hi! mcnunggu revisi korosi. Sambungan mekanis untuk tulangan y<mg dilapis
persyaratan, jarak berseling minimum barns ditetapkan oleh dilaksanakan dengan cara yang sama seperti untuk bata.ng
perencana struktur konsisten dengan pcrsyaratan dalam tulangan yang tidak dilapis. Untuk memasang dcngan baik
YJCdoman yang digunakan, misalnyaACI 3I8 butir 12. 15. 4. I, beberapa tipe selongsong kopling pada tulangan yang dilapis,
12. IS. 5, 12. 17, dan 21. 3. 2. 4. Iapisan harus dibersihkan sama sekali dari ujung-ujung batang
sepanjang selongsong dit<unbah 50 mm, di luar ujung-ujung
Ukuran d<m cara penggunaan peralatan yang dibutuhkan selongsong. Lihat Tabel3.1 dan 3.2 mengenai persiapan ujung-
untuk memasang samhungan mek<mis juga dapat menentukan ujung tulangan untuk memasang s<unbungan mekanis, termasuk
jarak an tara yang minimum atau suatu pola berseling. Beberapa pembersihan lapisan epoxy atau seng.
infonmL'\i untuk mengevaluao;;i persyaratan ini diumik<m pada
bab-bab berikut. Sesudah sambungan mekanis terpa<;ang pada tulangan y<mg
dilapis, selongsong dan lapisan yang rusak pada batang di
Bcberapajenis sambungan mekanis diametemyajauh lebih sekitar selongsong harus diperbaiki dengan bahan anti korosi
besar dari tulangan yang disambung. Pada lokcL'\i smnhungan yang kompatibel dan kualit<tsnya minimal sama dengan lapis<m
semacam ini, secant khusus perlu diperiksa tebal beton semula. Umumnya, persyaratan mengenai perbaikan Iapis<m
minimum untuk sengkang, pengikat, atau spiral. Pada banyak anti korosi pada sclongsong dan batang tuhmgan harus diatur
kasus, pola pemasangan sengkang atau pcngikat yang pada spesitikasi proyek sebagai contoh, lihat Bah 5 pada ACI
hersebelah<m dengan sambung mekanis, atau loka'\i smnhungan 301. Pada tulangan yang dilapis sedapat mungkin tidak
mekanis itu sendiri, perlu disesuaikan agar terhindar dari dilakukan pemotongan dengan api karena dapat menyebabkan
berkurangnya tebal selimut beton. Meskipun demikim1, apabila kcrusakan pada lapisan epoxy. Jika digunakan sambung<m
sengkang atau pengikat yang betjarak antara dekat harus mekm1is, Iapisan epoxy yang rusak karcna api lebih sulit untuk
dip<L'iang di luar selongsong kopling, mungkin selimut beton dibersihkan dibandingkan dengan lapisan epoxy yang tidak
pada tulangan memanjang perlu didesain lebih tebal agar mengalami kerusakan.
selimut beton pada sengkang atau pengikut yang mengelilingi
samhungan mek<mis tetap memenuhi syarat. ldealnya, tulm1gan 1.3.4. Pelahanaan di lapangan.
pengekang di daerah sambungan harus lebih besar, tctapi hal Pada umumnya, sambungan mckanis dapat dipasang
ini tidak wnum dilaksanakan dalam praktek. Pada batangan berseling untuk memenuhi berbagai persyaratan yang ada
dowel suatu sambungan mekanis dengan selongsong yang misalnya jarak bersih dan kemudahan pemasangan.
bersayap, persyaratan tebal selimut beton harus terpenuhi pada Kemungkinm1 terdapat perbedaan besar mengcnai waktu dm1
scmua bagian smnbung<m mekanis. pcralatan yang dibutuhkan untuk memasang sambungan
mekanis dengan tipe yang berlainan. Karena itu, prosedur
1. 3. 2. Penyesuaian alinyemen ujung, persiapan ujung tulangan,
tulangan dengan pola defonn yang khusus, dan peralatan. pelaksanaan di Iapangan dan prosedur pema<;<U1gan sambungan
mekanis yang akan digunakan harus dikoordinasikan.
Perencana struktur atau pembuat spesifikasi harus
Perencana struktur perlu mengatur tipe-tipe s<unbungan
menyadari bahwa dipcrlukan persiapan ujung tulangan yang
mekanis yang cocok untuk digunakan pada proyek yang
klmsus untuk suatu tipe sambungan mekanis tertentu atau suatu
bersangkutan. Metode pclaksanaan konstruksi juga dapat
koplertertentu. Sebagai contoh, hutir I2. 16.4.2. padaACI 3I8
mencntukan tipe-tipe sambungan mekanis agar dapat dipasang
mensyaratkan bahwa untuk samhungan tumpu ujung maka
dengan cepat.
ujung-ujung tulangan harus dipotong dengan kemiringan
maksimum I 1/, o terhadap penampang melintang tcgaknya. Sebelum konstruksi dilaksanakan, perlu dipcrlihatkan
Mcnurut detinisi, kopler dibuat berulir, yang harus cocok dcngan apakah ada persyaratan khusus schubungan dengan tipc
ulir pada ujung-ujung hatang. Suatu samhungan mekanis sambungan mekanis yang ak<tn dipasang.
memcrlukan ujung hatang tulangan dengan pola defonn yang
khusus. Pada semua sambungan mckanis, diperlukan adanya
alinyemen yang baik terhadap sumhu memanjang tulangan
sehingga pada saat pemao;;angan batang -batang tulangan terse but
tidak memiliki kecenderungan herayun ketika diputar.

292 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6814-2002

BAB2
PERSYARATAN DESAIN UNTUK SAMBUNGAN MEKANIS

.1. Tata Cara dan Spe..-.ifikasi I. Pada suatu komponen struktur lentur, scunbungan mekanis
Persyaratan destian pada ACI 31X, 349, atau 359, atau tidak boleh menyebabkan kekakuan longitudinal efektif
pesilikasi ( AASHTO) untuk sambungan mckanis batang yang rendah pada batang tulangan sehingga menggagalkan
ulangan tidak disajik<m mendetail pada spesitikasi ini. Tata kondisi regangan yang diaswnsikan pada desain komponen
·ara umumnya mcnsyaratkan kekuatan smnbungan minimum. struktur tersebut.
:ontohnya, hutir 12. 14. 3.4 ACI 31X bcrbunyi "Suatu 2. Jika peregangan inelastis harus diantisipasi, misalnya pada
ambungan mekanis penult pada batang tarik at au tekan, lwrus daerah kerelehan suatu struktur tahan gempa, sambungan
11empunyai kekuatan minimal 125% dari kuat leleh yang mekanis tidak holeh mempunyai cacat taktik yang dapat
lisyaratkan .fv batang tulangan yang disambung", sehingga menyebabkan tulangan mengalmni kegagalan getcts pada
elelehan cenderung tcr:jadi pada batang yang disambung sambungan mckanis scbelum kelelehe:m yang disyaratkan
ehelum terjadi kegagahm pada sambungan mekanisnya. dapat teijadi pada batang-hatang tulangan yang disambung.
Akihat kekuatan minimum yang harus dimiliki oleh 3. Pemilihan sambungan mekanis yang tepat harus
ambungan mekanis di ata.;;, pada desain umumnya dia"umsikan memperhitungkan efek tctkik, jika ada, yang me~jadi lebih
ahwa ade:mya se:unbungan mckanis tidak menimbulkan reduksi bcrat dengan adanya beban dinamik, beban fatik, dan
ada kckuatan struktur, dcmikian juga pada kckakuan dan tcmperatur yang dingin.
· tilitas longitudinal dari be:1ja tulangan, ye:mg seharusnya 4. Jika peregangan inelastik potcnsial dapat terjadi selmna
imiliki struktur jika hatang tulang<m tersehut kontinu tanpa struktur digoncang gempa, perakitan antara sambungan
·amhungan. Karcna itu, diasumsikan bahwa penggunaan mekanis dengan tulangan yang disambung harus
~cunhga mek<mis tidak mengakihatke:m perlemahan struktur mempunyai daktilitas yang cukup sehingga kegagalan
ang dapat memhahayakc·m kineija struktur secara keseluruhan. bcrawal pada betonnya dan bukan pada baja tulangan.
'ata cara desain mcliputi persyaratan kekuatcm dasar untuk Informasi yang diberikan oleh pabrik pembuat scunbungan
·amhunge:m dcu1 smnhunge:m meke:mis, tetctpi umumnya tidak mekanis harus dikaji ulang oleh perencana struktur pada
1cnspesilikasikan bagaimana cara menghindari perlemalum saat mcngevalucL'\i penggunaan smnbunge:m mekanis y<mg
potensial lainnya ye:mg dapat terjadi sehubungan dengan de- kemungkinan akan memikul beban berat bertukar.
~til-dea ycu1g spesitik dan/atau material dari suatu smnbunge:m
l:neke:mis, sebagai herikut :

BAB3
SAMBUNGAN MEKANIS DAN CARA PEMASANGAN

Umum
~
.1 3.2. Samhungan mekanis tekan
Tcrdapat hennacmn-maccunjenis sambungan yang beredar Pada umumnya gaya tekan disalurkan secara tumpu
. i pasaran. Pada standar ini diuraikan gambaran fisik, konsentris dari ujung ym1g satu keujung tulangan lainnya .
arakteristik mek<mis, dan proses pemasange:m dari bcrbagai Kecuali untuk selongsong kopling isi baja, ujung-ujung batang
f l!nis smnbunge:m mek<mis tersebut. Sambungan mckanis dibagi
lalam tiga katcgori dasar : sambungan mekanis tekan,
harus dipotong dengan ger<~i atau denge:m cara pemotonge:m
lain, dengan kemiringan maksimum 11/2° terhadap pemunpang
cunbungm1 mek<mis tarik, dan sambungan mekanis Larik-tckan, melintcu1gnya. Pemotongan rata umumnya akan mcningkatkan
·cu1g kesemuanya harus memenuhi butir 12. 14.3.4. dari ACI ongkos dibandingkan dengan pemotongan menggunakan
-.IX. gunting tul<mgan. Smnbungan meke:mis tipe tumpu ujung harus
Untuk membantu pengguna standar ini, pada Tabel 3.1 dan dapat memcgang ujung-ujung y<mg disambung secara kontak
· .2 dimuat ringkasan tentang smnbung<m mcke:mis teke:m d<m konsentris.
ambungan mekm1is tarik-tek<m, ycu1g disajikan dahm1 urutan Smnbung<m mek<mis teke:m dapat dideskripsik<m menurut :
Llfabetis dari nama generiknya. Tabel-tabel ini dapat memhantu 1. Konfigurasi
mtuk mencntukan smnbungcu1 mek<mis m<ma yang cocok untuk
2. Dimneter tuhmgan y<mg dapat dismnbung
ligunakan.
3. Kapabilitas untuk mcnyambung batang-batang yang
Dcskripsi mengcnai sambungan mekanis ini disusun
berbeda diametemya
erdasarkan informasi yang diberikan olch pahrik-pabrik
embuatt1ya. 4. Prosedur pcma<;cuJgcul

Bagian 3 : Beton. Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen 293


SNI 03-6814-2002
Tahe13.1.- Samhungan mekanis tekan

Sttllll\lll';t>nu llitta llob>tul


----- -··--.
S lrluii(JSuny St!h.,I\1~· Sf~•n ~ .,. ,~ 1
Sul•.,U5'~J
~<optin bal'f ltopling biii'J "oplinu kttpkou de:nui•"•
tip" solid llpe ~trp "'" bltlill bllji. PUO\lUUCI
Gb<3.1.1.1'" Gbl. 3 7. 1. 7 Gbr. 3.7.1 Gbr.J.7J

R..,r•no uk&,ln ba11ng 75 . !io7 mm 7.2 · S7 non> 36. !)} .,,.,.. 7'1 ':) ., """
SoiOI\IIS on11 \:c>PI"'IJ M.nv•mtMI1'\g bltllllfl 1111n11""'
uk ur•n lflllfl bolfhtllllt Y;o y,,
I v .. 'f~

----·
.Jtu ••' burs ••' r:.-J IUIII IY\ d, 1'/1 d, II-'. d, 1 t..,, J.
11nlllf w.~trnlu"',
43 mm ~ d, IYI d, IY'I <1,
·~
yang tJisyao"lttkan d,
3Bmm 1'1\ d, ._ ..... d. I VII d, II-\ d,
)>1n;.ng dow•l monimum 1!>2 mm 157 omn 38 n"" 6 in.
Pan,ang IIIIDhgiOng kopkhg 30',;, mrn JOb rnon 16 run•
30'!. """
Sy•r•r pema.,no•n
Ot•meter mato.aimum
olllnng!lortQ topltng
sellln!JIIong 'opling 10 11\no f07 t"Utl B3 IUfU ·10 nun
5' mm <normal)
TaDII nrongsong
kopling tnomonall I ioMt 111.111 rnUtk ittlil 9 UU11 ltdak ;,.1:•

Pot. metinljiOA mats l 'A vu Y;J I 1tl:~ Yil

ll•mr "'* ,.,..


ht!IO•• 1l.;u,

Pbf$1tllUII'II
••ttn,bUft;lhifn kh•ttil,,. ...,..• I Nl.lll
• a•.·•• h•p••!. J.d .....

"1"''0 batang Ppnperingl<\lpemanJOtrtn ilwitl foi'JO>k '•dJtJ. y, , , ••• t ..

Pemoronoe•Vcanai ulif ficta• lodlfk r il~>k fod;tk

Uuts1hk~•l
t>embtlr&ihan
l~tpiR • hutut
l;opos<Jn
,Q llUU d1 :t1,'1'!\.

l-.po•y. aengl ridllk .... ... ; s oth>nll"""ll r;~ .• ~

perelalan manual
mencullupi Ya Yrt I I iolilll 'tit

.....,.,....
pem111a11gan
dibutuht an alat 1< hu&us

lindale cuace
Tidalt

Tidal!
ridak

liduk Tulltngillll
Yll

ftdl~
riclO>k

I\ a rus k ttrinu

Perlindunnan kab,.~trn Tod11lr lodnlr 'lit Tlc1t•k


~-·
1hbUit1hll11n vttrlu••s• lldbtl I Hl.-•11 y., luln..
-··--- -·--
Ci amber rutulo an

294 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-6814-2002

Tabel 3.2. - Sambungan mekani-. tarik-tekan

.-~r· --

·---
-~r,."
S.to"Q~WP8 ._~"0

. ·-
...
::..-o:f:::."' s.-a·~
:: :=..:::.
.,..,.., .. ,._,.. lo~

·-
...,.. . ,,..... ,.....
tJQn s,...t.unu•n'"J
,.,.., *'eon...,....... ~·O•l>"'U s.-.o..,v•u ..g s ... ~un
·~;.c; . . . . . . .~ ~-. lo.~f"Gb,
,..., ~ ~3 • ~= :.~ :~.·;1\-_ :,!'~ ~-:·

..
,..,.._,. p ......
...... J.J ,.,
.... .,.. •lbt
IGIN. J l.l If••• .J_.t 41
·~
:! J Jl IQCI-o. J.l 41 tC.tw . .J l sr ..,.,]4.3J fr...tw.J3.JI IG~ ll81 IGO< ].411 347 1 ' ' ICe.• l~ 1•

.,_ •J ~,. 11 ":11,..., 1 1U 7'/•~."

..
sJ_, ,,.........
-~ SJ n ...., ••·•"""' o) Jl

..."" ........~L-:4=+r
10-!l>/- ')1 .....

~-=·
•--·
......... ...,.D--'-'• ""

.~..... ".......
,..,..,.,..n. . •>-
flip yt.

!.In""
1]1 ,. .... IMfl,.
1\.oii tl,.
l?Ort..,..

9!1 "'""'
IK4,

'"'"·
.. _
JHfi1 J8 non•

Jt nvu
)lin•"

.... .., ...........


...... a- , ..
~· ,.,, lltl\ ~. 8!1-n IH ~. IK ~. 38 n..,o :l8 ........

1\IJ- 4~7 ,.,..., I()},......,


30~ ....... T.W. .... 1...1- !>08 nw'Jo a)J "'"'
""'"' 83 """'

,..,.. •eiOf"w•onu .......


., ..........., .,.._... ..,......
·~'
·~"'D,.Of>•
'17!1 ,._ 9'11""" 70]11., :l81 - 3 ,,.,.__ ·~ .....~.

·--
s ...... .,..,..
........ ,..
......
~

•UQ~onu
~,._
' oplrngllo n~r ¥) ...... \08on~t•
108 tnnl

1 ........... ~-4J
laoiOngLp'~
3 1 ....,., 3 I .,.,.,,
4f'\o0f'nl....... , 14 l'ftfll 13"""

...... ,._.,,_•• -o
..... ..... loda•

..... "-"'""'"
p...-.....
... ...,...
..... "'~ ~n.o-,
f"eot,~·'
..-· ,...,... V •• 5-'0AQ&Dro.l
lep••

.Dt)lol'tiJ
,•..
II ~c·=":o;'-!. t>•mc.•u..._. ..
P•rno•IW'V••li

-+.,~'"·!_:• -+=~f_:.'
1 .... ~
..:•'~-t_. __t-___.:__-i___~-r· -· -·- ---·
a..po&<fll lolun •• ~
I.,...O•v. •·~" • ., .. ~ 1 '<1•• .. , ----
-~.:_;t+l=f7"J· ........... ,.. n~o,.
< 36 ,loft,
....... ,. 36- ,._.
'•
'1,1. ,.,., • .,.;.
0>bol1•"'•.an
ltct.oo
.,.., 1o hu~•· I <Cia"

lut•~.gn i -~· '"'"'


,

..:.::··!.·-l·----::..__--}-___.::.:::.____,_:.~+-t
11:.,...11•1• -.:u.lca 1 n•• loc:Jo111o
t----------
p.,ohn. lottDal.,.,.,,,
-·----
,,.,_
----------- ;-- -1.':"~· .'~•
loti..•

-·~Du•_ __•_'-"~.Ti4L·: __·· __ j ___~=-L'" ..~-L·_•.

1.1. '>I .......... ,......., •c• Jl8 b .. , .. ,., 1101 3

'1•1-""" ,,,. .... f'•ftiHtunAIU> fiO"T'ol.,l J.o4A.tl010'\l'"h o;,.;L •:oo;, .,., ................ ........... ,~ ,," ....,..,...,,,., "'.;~ t.o~;•g ..,._."W"''

3.2.1. Selongsong kopling baja dihaut Pada prosedur pemasanga n, selongsong kopling
Tcrdapat dua lipe seperli pada Gam bar 3.2.1.1 dan 3.2.1.2. ditempatkan di ujung batang bawab dan baut-baut sebelah
Gaya jepit lateral yang dihasilnya oleh selongsong kopling bawah dikencangk an untuk mengunci selongsong kopling
dengan baut y<mg dikencangka n, menjamin tumpu konsentris tersebut pacta batang bawah. Batang atas lalu diturunkan masuk
pada batang-bat ang tulangan yang disambung dcngan ke dalam selongsong kopling dan dilepaskan. Pcmeriksaa n
sambungan mekanis ini. Satu-satuny a alat y<:mg dibutuhkan kesempurna an pemasangan dilakukan dengan cara visual
untuk memasang selongsong kopling ini adalah kunci melalui cclah di antara sayap-sayap selongsong kopling.
pengcncang haul. Kemudian baut-baut sebelal1 atas dipasang dan dikencangka n.
Pengencang an baut dapat dilakukan dcngan kunci t<mgan atau
3 .2.1.1. Selongsong kopling baja tipe pegal dengan kunci mesin
Selongsong kopling ini adalah cangkang silindris dengan Panjang selongsong kopling 203-305 mm, tergantung pada
sayap-sayap y<:mg tcrbelah pada satu sisi. Baut-baut dipas<:mg ukuran batang yang disambung. Agar bat<mg-batang tulangan
pada luhang-lub ang sayap lalu dikencangk an, sehingga yang diamcterny a berbeda dapat disamhung meskipun
selongsong kopling dengan crat di sckeliling bat<mg tulang<:m ukurannya bcrheda dua tingkat, misalnya 36 dan 37 mm,
y<mg dipotong rata (Gambar 3.2.1.1.). digunakan bagi transisi khusus yang disisipkan ke dal<un
selongsong.
Bagian· sayap sambungan mekanis harus dipasang di
bclakang batang tulangan yang discunhung untuk mcnjaga agar
tchal sclimut beton dan jarak bersih antar tulangan tctap
memenuhi syarat. Harus terdapat ruang kc~ja yang cukup di
m<ma sayap terlctak dan memungkin kan alat pengenc<:mg baut
di,o.:elipkan dari scbelal1 luar. Disyarat.k.:'ln terdapat jarak bersih
minimum 50 mm di antara batang-bata ng tulangan agar
pelaksanaan pekeljaan yang efi.sien dapat dilakukan dari sisi
luar tulangan.

Gambar 3.2.1.1. - Selongsong kopling b~ja tipe pegal

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkera.wn Jalali Beton Semen 295


SNI 03-6814-2002

3.2.1.2. Selongsong kopling baja tipe strap antara sebelah dalam selongsong dan tonjolan terbesar batang
Selongsong kopling ini mirip separuh cangkang silindris deform. Ujung-ujung batang dapat digunting atau dipotong
dengan sayap bengkok pada satu sisi dan slot sepanjang sisi dengan api karena lelehan logam pengisi (baja) akan mengisi
lainnya. Strap bentuk L menjepit melalui slot-slot pada ruang di antara ujung-ujung batang untuk menjamin
selongsong kopling dan dibautkan ke sayap (Gambar 3.2.1.2). penumpuan. Meskipun ditujukan untuk tekan sambungan baja,
Panjang selongsong kopling bervariasi sesuai diameter batang selongsong kopling ini secara alami mampu menahan sedikit
sampai 305 mm untuk tulangan berdiameter 57 mm. Baji tarikan, tetapi tidak dapat diharapkan untuk menahan gaya tarik
penyesuaian khusus dapat diselipkan ke dalam selongsong yang besar. Batang-batang dapat disambung dalam posisi
kopling agar tulangan dengan diameter yang berbeda dapat vertikal, horisontal, dan diagonal (miring). Disyaratkan jarak
disambung secara mekanis. bersih sebesar 11/ 2 meter nominal batang agar terdapat cukup
ruang untuk peralatan penyambung.
Persyaratan prosedur pemasangan, jarak bersih antar
tulangan dan ruang ker:ja, serupa dengan selongsong tipe pejal Perbedaan antara selongsong kopling isi baja untuk
yang telah diuraikan sebelumnya. sambungan tekan saja dan selongsong kopling untuk
sambungan tarik adalah panjangnya selongsong. Sebagai
contoh, selongsong kopling sepanjang 76 mm digunakan untuk
menyambung tulangan tekan berdiameter 57 mm, sedangkan
selongsong kopling sepanjang 229 mm digunakan untuk
sambungan mekanis tarik.
3.2.3. Selongsong kopling dengan baji pengunci
Selongsong kopling dengan baji pengunci memegang ujung-
ujung batang yang disambung menumpu konsentris dengan
gaya klem lateral yang timbul ketika b<~i dipasang pada
selongsong (Gambar 3.2.3.).

Sisi pan ld1usus


(digunal{an jika hatang-hatanl!
h\'l"hCtla tliCI"~·a) \

Gambar 3.2.1.2- Selongsong kopling baja tipe strap


(})
()
3.2.2. Selongsong kopling isi baja
(})
Gambar 3.2.2. adalah selongsong kopling isi baja untuk
sambungan mekanis tekan. Konfigurasi dan prosedur
0
pemasangan selongsong kopling ini sama dengan selongsong 0
kopling isi baja untuk sambungan mekanis tarik-tekan pada (})
butir 3.3.6.
(})
.Sclflnl!l'Oill!
I
- luhlllll!

sclongsong

Gambar 3.2.3- Selongsong kopling dengan baji pengunci

Gambar 3.2.2. - Selongsong kopling isi baja untuk Selongsong kopling ini berbentuk silindris dcng<m bukmm
sambungan mekanis tekan memanjang yang melebar dan bersayap lipat ditcpinya hampir
sepanjang selongsong. Baji lipat pengum:i kemudian disisipkan
menutupi sayap lipat pada selongsong untuk menimhulkan gaya
Selongsong kopling isi baja dapat menyambung tulangan jepit lateral.
yang berdiameter 36 mm, 43 mm, dan 57 mm. Sambungan
mek<mis trasisi untuk tulangan yang diametemya berbeda dan Selama pema-;angan, selongsong ditempatkan di ujung ata'-
bervariasi sampai dua tingkat ukumn, misalnya diameter 36 batang bawah, dan klcm bawah dikencangkan dengan rinci
mm dengan 57 mm, dapat dibuat dngan sisipan khusus. Ujung- untuk mengarnankan selongsong. Baji pcngunci disisipkan dari
ujung batang yang disambung tidak perlu dipersiapkan secara atas ujung sayap selongsong kopling Ialu digescr ke hawah
kJmsus; meskipun demikian, disarankan pemeriksaan ujung dengan tangan. Ujung bawah batang atas kemudian dima-;ukkan
batang untuk mencegah kesulitan pemasangan di lapangan ke dalam selongsong kopling dan diletakkan menutupi sayap

296 Bagian 3 : Beton. Semen, Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6814-2002

selongsong kopling. Pemeriksaan dilakukan melalui luhang- Untuk pemasangan di lapangan digunakan pengepres
lubang di sisi sclongsong kopling meliputi kclurusan hidrolis dengm1 dua keping (die set) yang dapat dipindahk<m.
pemasangan sclongsong maupun kedudukan ujung-ujung Dcngan satu scri tckanan overlap, die set ini sccan1 mcrata
bat<mg-batang yang dismnhung. membentuk selongsong kopling scsuai profit dcfonn hatang
Selongsong kopling ini panjangnya berbariasi antara 140- tulangan (Gmnbar 3.3.1). Pcngepres tipe lapangan, tennasuk
305 mm, tergantung pada diameter batang-batang yang die sctnya, heratnya antara 9 - 105 kg.
dismnbung. Tcrsedia sisip<m khusus untuk men yam bung hat<mg- Pengepres tipe yang Iehih besar yang bcratnya ± 726 kg
batang tula.ngan deng<m ukunm yang berheda. dapal digunakan di Japangan maupun di dalam hcngkel.
Sayap dan b~ji pengunci harus ditcmpatkan di belakang Ujung batang tulangan tidak pcrlu dipcrsiapkan sccma
bat<mg-batang atau di sisi untuk menjaga gar tebal selimut bet on khusus, sehingga tulangan holch dipotong dengan cara
tetap memcnuhi syarat. Jarak hcrsih tulangan minimum 76 mm digunting, digergaji, atau dipotong dcngan api; meskipun
supaya tcrsedia cukup ruang untuk memasang h<~i dcngan demikian dianjurkan pcmeriksaan kondisi ujung hatang
kencang. tulangan tetap dilakuk<m. Batang-hatang dapat dismnhung dari
arah scmbanmg karena Lidak disyaratkan posisi klmsus untuk
penekmmn di sckitar hatang.
3.3. Samhungan mekanis tarik-tekan
Untuk tulmtgan yang jarak:nya satu smna lain sangat rapat,
Terdapat semhilan tipe komersial yang dideskripsikan penggunaan pcralatan untuk: memhuat smnbung<m mckanis
menurut: hmus dik:onsultasikan dengan pabrik pcmbuatnya.
1. Konfigurasi
3.3.2. Selongsong kopling haja canai dingin dengan ujung-
2. Kapahilitas untuk menyamhung hatang-batang dcngan di- ujung herulir yang hekerja sehagai kopler
mneter y<mg berbeda
Tipc kopler ini terdiri alas dua hagicm, dan kcdmmya dihuat
3. Persiapan ujung-ujung hatang dari tahung haja tm1pa sambungan. Setiap bagian memenuhi
4. Posisi sambungan mekanis detinisi sclongsong k:opling (bagian t<mpa ulir) dan detinisi
5. Peralatan d<m material untuk mela.ksanakan sambungan kopler (bag ian y<mg herulir). Koplcr betina schelumnya sebelah
mek<mis dalmn dibuat hcrulir sctcngah; dan kopler jantan ujung luar
dihcri ulir yang cocok (Gmnhar 3.3.2.(a)).
6. Prosedur pemasangan
Ujung-ujung batang boleh digunting, digcrgaji, atau
Semua produk harus memiliki kapabilitw; penuh untuk tarik-
dipotong api; rneskipun dcmikian tctap disarankan agar
tek<m sesuai butir 12. 14.3.4. pada ACI 318. Sistcm smnhungan dilakukan pcmcriksaan t~jung hat<mg. Batang tulang<m dapal
mck;mis untuk bat<mg-hatang dowel pada butir 3.4.
diposisikan dcngan tcpat di dalmn kopler dcngan adanya
3.3.1. Selongsong kopling haja canai dingin tonjolan pemhat<1s di dahun kopler, lalu kopler dihentuk sesuai
Terdiri dari tabung tanpa smnhungan yang dipasang di profil luar tul<mg<m untuk menghasilk<m pengunci<m mekm1is.
ujung-ujung batang tulangan d<m dibentuk scsuai prolil deform Sclongsong kopling/koplcr dipres pada hat<mg tulangan di
hat<mg tulangan untuk menghasilk<m efck penguncian mcbmis hengkcl maupun di Iapmtg<m pcketjmm dcng<m mcsin pengepres
(Gmnbar 3.3.1 ). Dapat untuk menymnhung tulangan dimneter sepcrti yang telah diuraikan pada Bah 3.3.1. Bagian miring di
IJ mm sampai 57 mm d<m hcberapa dimneter tertentu yang ujung berulir dari kopler jant<m mcmbantu mengarahkan ulir
berlaimm. sebelum salah satu ujung tulang<m yang disamhung diputar.
Pek~jan ini dapat dilak:uk<m L<mpa alat y<mg khusus. Karena
ulir dihuat pada kopler dan bukm1 pada hatang tulang-tulangan,
maka lum; pcnmnpm1g melintang dari hatang tulcmgan tidak
berkurang.

(a) Du;~ kcpmg

(b) Tiga kcp1ng

Gmnhar 3.3.1 - Selongsong kopling baja ccmai dingin


(c") Transis1

Gmnhar 3.3.2 - Sclongsong kopling b<~ia canai dingin


dcngan ujung-ujung herulir y<mg bckcrja schagai koplcr

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 297


SNI 03-6814-2002

Tipe kopler lain terdiri atas dua ujung betina berulir dan Pemasangan sclongsong kopling me111hutuhk:m alat khusus
sebuah stad baja penghubung. Variasi tiga bag ian ini digunakan untuk menempa atau lungku untuk memanaskan selongsong,
jika kedua ujung batang tulangan tidak dapat dipular untuk serta scbuah pompa ilim pengepres hidrolik untuk me111hentuk
mengencangkan ulir (misalnya,jika bat<mg-batang dibengkok). selongsong. Prosedur pclaksmuum mcliputi pemas<mg:m sebuah
Stad penghubung mempunyai ulir arah k:man di satu ujung dm1 klem pcnumpu di tulangan sebelah bawah pada Jokasi y:mg
ulir aral1 kiri di ujung yang lain. Pemutanm stad penghubung telah ditentuk<m scbelumnya, mcma..<;<mg pengepres hidrolik,
akan menyatukan kedua kopler betina tersebul (Gamhar mcnempatkan sclongsong kopling y:mg telah dipanw;kan pada
3.3.2.(h)). salah satu ujung tulangan yang dismnbung, mcncmpatk:m ujung
Bat<mg berdi;uneter 10 mm - 57 mm, tcrmasuk ukuran- hatang lainnya ke dahun selongsong kopling, d:m membentuk
ukunm tnmsisi (Gmnbar 3.3.2.(c)), dapal disambung dengm1 selongsong tersehul dengan pcngeprcs hidrolik sclagi
kopler tipe dua bagi:m at<tu tipe tiga bagi:m. Smnbungan be tina sclongsong tcrsebut masih panas.
yang dapat dilas dapat digunakan untuk mcnyambung ke Tidak dihutuhkan pcrsiapan ujung batang yang klmsus,
komponen-komponcn struklur b<~ja. schingga tulang;m dapal dipotong dengan c:mt digunting atau
Tipe-tipc ini umumnya dipres schelum baja tulangan dipotong dengan api. Meskipun demiki:m, dis:trankan untuk
dipasang. mclakukan pc111criksaan ujung hatang, dan scbclum
pcnymnbung ujung-ujung tuhmgan hmus kcring chm hcrsih dari
3.3.3. Selongsong kopling baja ekstrusi kotonm atau lapisan epoxy.
Tipc samhung:m mek:mis ini terdiri dari scbuah selongsong Sclongsong kopling mula-mula dipanaskan dahun tungku
kopling haja yang ujungnya sccara serentak diekstrusi deng:m gas smnpai ± I 093°C. Ukuran tungku kunmg Iehih 90 em x 90
batang-batang tulangan. Awalnya ujung-ujung tulangan em, tinggi 120 em dan beratnya ± 227 kg. Dalmn satu j;un
disisipkan ke dalam sclongsong kopling, lalu selongsong tungku dapat mem;mask<m ± Y I kg haja smnhung<m mckanis.
kopling dijepitkan pada salah satu ujung tulangan dengan
mengencangkan mur. Scbuah mcsin ekstrusi hidrolik kcmudian
menekan schuah lenah disepanjang selongsong kopling,
sehingga mcnychahk:m material hergeser secant kcsat di sckit<tr
profit dcfonn tulang:m. Lihat Gamb:tr 3.3.3.

Gmnh:tr 3.3.3- Selongsong kopling baja ckstruksi

Mctodc ini dapat digunakan untuk meny:unhung semua tipe


haja tul<mg:m dcfonn, d:tri ukuran 16 mm - 57 mm. Sclongsong
kopling ckstrusi tr:msisi digunakan untuk mcny:unhung hat<mg-
hatang y:mg di:unctcmya hcrheda satu tingkat. Ujung-ujung
hatang holch dipotong dcngan hcrhagai cara; mcskipun
dcmikian, sarankan untuk mclakukan pcmeriksaan uj ung
tulangan. Batang-hatang tul:mg:m dapat dismnhung dcngan
posisi scmh;mmg. ilitri vcrtikal s:unpai horizontal.
Mcsin ckstrusi hidrolik dapat digunakan di lokasi
pclaksanaan konstruksi. Alat ini dilcngkapi dengan die set,
pompa hidrolik. d:m pcgas pcnycimh:mg hcban, sesuai ukunm
hatang-hatang tul<mg:m yang dis:unhung. Berat mesin ekstrusi
57 kg untuk dicunctcr 16111111- 21} mm; 227 kg untuk dicunetcr G:unbar 3.3.4 - Selongsong kopling haja tcmpa panas
32 nun - 43 mm: d:m 454 kg untuk diameter 57 111111. Mcsin
ckstrusi didcsain ag:tr tetap mcnyatu deng:m pega-; pcnyeimhang Sclongsong kopling ini dapat dipakai untuk rncny:unhun_t!
hch:m, dalcun posisi apapun yang dihutuhkan. hat:mg-hatang tulangan hcrdiamctcr 16 111111 - 57 null. Dapat
dipakai pula schagai smnhungan tr:msisi untuk mcnycunhung
3.3.4. Selungsong kopling baja tempa panas
hat:mg-batang yang bcrhcda di;unctcmya. Pan)ang s:unhung;m
Tipc sclongsong kopling ini tcrdiri d:tri scbual1 sclongsong mek:mis hervai:L~ sesuai ukuran hatang scunpai panJ:mg 22Y
hap y:mg dapat ditcmpa y:mg disclipk:m di ujung-ujung batang nun untuk tulm1gcu1 hcrdi.<unctcr 57 rnm. J:trak hcrsih ~lch;tr ;I 2
tul:mgan yang discunhung, dan dihcntuk scsuai konfigurasi di:uneter hat:mg disyaratkan agar lcr~tia cukup ruang untuk
hatang (Gcunh:tr 3.3.4). pcralatan pcny;unhung. Loka:--i :--;unhungan mckani-.. hmu:--

298 Hagian 3 : lh·lrm. Semen. l'erkerasan ]a/an Beron Semen


SNI 03-6814-2002

dipcrtimbangkan karcna tungku dan tabung gas harus dilctakkan Selongsong kopling isi grout khususnya digunakan pada
rclatif di dekat tcmpat ke~ja. Karcna itu, harus terscdia rucmg beton pracetak, dimana batang dimasukkan ke dalam
yang cukup untuk mcncmpatkan pcralatan ini dan dalcun sclongsong sampai berhenti dan kcdua ujung selongsong
bcbcrapa kasus mungkin dibutuhk<m pula perancah tmnbahan. disegel. Hasil rakitan ini dillihan di tempatnya di dahlfll acmm,
Harus disediakan pula peralat<m pcmadam kcbakaran karena lalu hcton untuk komponen pracetak dituangkan. Komponen
di lcmpat kc~ja digunal«m bahan-bahm1 yang dapat terbakar. pracetak yang dis<lfllhung dicor dcng<m ujung-ujung tul<mg<m
yang mencuat dimasukk<m ke dalmn selongsong pailit bidang
3.3.5. Se/ongsong kopling isi grout
S<lfllbungan. Pada samhungan vertikal sistem ini dapat dirakit
Terdiri dari selongsong b~ja berbcntuk kerucut terpancung dcngan sehelumnya mengisik<m grout lebih dari dulu ke dalclfll
gm1da dengan profil dinding dalmn yang serupa dengan pro til selongsong kopling.
baL<mg tuhmgan (Gmnbar 3.3.5). Grout mortar kekuatan tinggi
H<lfUS diwaspadai agar tidak tc~jadi pergerak<m sesudah
d<m non-susut dimasukk<m ke dahun selongsong kopling dcng<m
grouting dilakukan smnpai grout mcmiliki kekuat1m cukup dan
menggunakan pompa grout bertekanan rendah agar
peralatan pcnumpu boleh clilepaskan. Pengaku, penyokong,
menyelimuti bat<mg tulang<m. Ttdak dibutullkm1 persiap<m ujung kabcl, dan lain-lain tipe tumpuan clapat digunak<m. Kekuatan
bat<mg y<mg khusus. Ujung-ujung batcmg dapat saling menumpu grout tipikal 21 MPa - 34 MPa clapat dicapai dahlfll 24 jam,
atau terpisah smnpai sejarak 25 mm. Kopling ini juga dapat tcrgantung pada tcmperatur. Komponen pracetak clapat clirakit
dilapis epoxy atau digalvanis dan dapal digunakan untuk
tanpa menggunakan acuan. Ruang-ruang <mtma komponen-
menycunbung batang-batcmg y<mg dilapisi epoxy dm1 digalwmis. kompunen pracetctk digrout dengan mortar non-susut.
3.3.6. Kopler untuk batang tulangan deform ulir
Digumlk<m batcmg tulangan sesuai ASTM A 615 kecuali
untuk penandaan deng<m pola dcfonn ulir gilcLo.;. Batang tuhmgan
ini dapat dismnbung secara mekanis dengan kopler ulir dan
mur seperti pada G<lfllbar 3.3.6. Sambung<m mckanis ini tersedia
dalclfll ukunm 19 mm s~lfpai 57 mm. Juga tersedia peralaL:'ln
ckstra untuk penj<mgkman ujung tuhmgan pada beton.

Gcunbm 3.3.6- Kopler untuk hatcmg tulang<m deform ulir

Tid<lk disyaratkan persiapan ujung batang sccam khusus,


kecuali pemeriksaan ujung tul;mg<m. Ujung tulangan bolch
dipotong deng<m gunting atau dengan api, kmena gaya-gaya
disalurkcm melalui material pcngisi. Scbclum discunbung ujung-
ujung batang h<lfUS kering rum bersih dari lapis<m epoxy atau
kotoran lainnya.
Prosedur pemas<mg<mnya adalal1 memmmkk<m salah satu
ujung batcmg ke dalClfll selongsong kopling, mema.o.;ukkcm ujung
batang lainnya, d<m kemudian mcluruskcu1 selongsong kopling,
memao.;ukkan ujung bat<mg lainnya, dm1 kemudian meluruskan
selongsong kopling dcng~m ujung-ujung batcu1g. Sehuah wadah
penccunpur d;m wadah tempat melehur logmn dip<Lo.;ang pacla
Gmnbar 3.3.5 - Selongsong kopling isi grout selongsong kopling, lalu sehuah kemasan material pengisi
ditmuh di ilitl;unnya kemudi;m dinyalak<m. Rcaksi eksoterm
yang tcrjadi mcnghasilkan logmn cair y;mg mcngalir kc dalmn
Selongsong kopling isi grout didesain untuk mencapai mini- selongsong kopling, mcngisi rongga mcngh;Lo.;ilkan log<un cair
mum 125o/,, kekuatcm Ielah baja tulang:m BJTD 40. Deng:m yang mengalir ke dalmn selongsong kopling, mengisi rongga
selongsong kopling ini, batang-batang deng;m ukur;m berbeda antma selongsong kopling dan batang tuhmgan dan rongga
dua tingkat dapat dismnbung se~C:lfa mekanis.
anlilfa kedua ujung hatang.
Selongsong kopling isi grout digunal«m untuk menymnbung J<lf<lk ycu1g clibutuhk;m mllara ujung-ujung batcu1g terg;mtung
bat;mg-bat<mg vcrtikal deng<m cara mcncmpatkan selongsong pada dimnctcr batcmg yang discunhung. Jarak hersih minimum
di alas ujung batcmg bawah smnpai berhcnti di masukkan pcnuh antara b;lfis-b;lfis lu;lf tuhmgan vertika.l yang <lk<m dismnbung
thm dit<than sampai grout cukup kuat untuk menumpu baL<mg scc<lfa mek<mis hcrv<lfiasi dmi 5 I mm smnpai 64 mm.
tersebut. Tipe ini digunakan untuk mcnymnbung batang-bat;mg
horisontal dengan cara memasukk;m kedua ujung batang kc K;lfena melibatbm suatu rc<lksi eksotenn, tempat ke~ja h;lfus
dalcun selongsong dcng<m kedalmnan y<mg cukup, menyegel dilindungi terhadap kemungkinan tcrjadinya kchakaran.
ujung-ujung sclongsong, dan mengisikan grout ke dalmn Ventilasi ym1g baik hams dibuat apahila aliran udma secm·a
selongsong deng<m alat penck<m grout. almni tid<lk mencukupi, atau jika pengisap asap tid:tk dipasang
untuk mencegah asap terkonsentrasi. Karena reaksi eksotenn

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasm1 .!a/em Ueto/1 Semen 299


SNI 03-6814-2002

dapat berlangsung dengan hebat tanpa bunyi, maka para pekerja Pemotangan ujung batang ulir dapat dilakukan dengan
di sekitamya harus berhati-hati. me sin di bengkel pahrikator batang tulangan atau di lap<mgan.
Ujung-ujung berukir tersebut harus dilindungi terhadap
3.3.8. Kopler haja ulir miring
kerusakan yang mungkin terjadi selama pengiriman dan
Bidang ulir di sebelah dalam kopler dimiringkan supaya penanganan sebelum batang-batang disambung.
cocok dengan ulir miring di ujung-ujung batang tulangan
(Gmnbar 3.3.8.1 ). Ulir miring ini menghapus kemungkinan Kompunen Struktur
rusak11ya ulir atau kemacetan sebelum ulir terkunci penuh. Dua
pabrik berbeda yang memproduksi koplcr baja ulir miring dapat
mcnggunakan tipc ulir yang bcrlainan sehingga produk-produk
mcrcka tidak dapat dipertukarkan.

Sambungan Struktur:tl

Gmnbar 3.3.81 - Kopler baja ulir miring

Kcdua pabrik memhuat kopler untuk menymnbung batang


lurus dimana ujung-ujung batang dapat diputar dengan beba"
(G;unhar 3.3.8.1 d<m 3.3.8.2). ·

G;unbar 3.3.8.2- Kapler baja ulir miring untuk batang lurus

Kcdua pabrik tersehut juga membuat kopler dengan ban


khusus yang integral dengan selongsong kopling. Kapler ini
digunakan untuk menyambut secara mekanis batang yang
lcngkung atau y<mg dibengkok dimm1a ujung-ujung batang tidak
dapat diputar (Gambar 3.3.8.3). Kedua pabrik juga membuat
Tulangan angker
kopler untuk men yam bung tulangan ke komponen struktur baja,
atau untuk digunakan sebagai penjangkaran ujung tulangan di
Gambar 3.3.8.4- Sambungan penjangkaran ulir miring
dalam beton (Gambr 3.3.8.4). ·
Batang-batang tulailgan dapat dismnbung dal<un sembar;mg
posisi. ·Pemasangan dilakukan dengan mcm<L<;ang kopler pada
salah satu ujung batang dan memutarnya dcngan kunci pipa,
kemudian kekencangan diperiksa dcngan kunci torsi. Untuk
tulangan berdiameter 43 mm d<m 57 mm, torsi minimum
disyaratkan 270 Nm. Akibat ulir yang miring dihutuhkan cmpat
sampai lima putaran untuk mcngcncangkan samhungan
mckm1is tersebut.
Pabrik 1- Kopler dibuat untuk tulangan hcrdiamctcr 22 mm
sampai 57 mm. Dapat dibuat pula samhungan mck<mis untuk
tuhmgan yang diametcmya berbeda.Jarak bcrsih an tar tulangm1
yang dihutuhkan biasanya 38 mm agar kunci pipa dapat
diselipkml untuk mcmutar kopler atau tulangan. Dimnctcr luar
kapler untuk tulangan lurus hcrvariasi dari 33 mm untuk
tulcmgan hcrdiamctcr 22 mm s<:unpai 76 mm untuk tulang<UJ
hcrdi<uncter 57 mm. Diameter luar koplcr untuk tulangan
lcngkung atau hengkok sedikit lehih besar.
Pahrik 11 - Kapler dibuat untuk mcnymnhung tulangan
bcrdiametcr 13 mm sarnpai 57 mm. Bi<L~any dihutuhkanjarak
hcrsih <mtar tulangan 38 mm atau minimum 11/4 kali dimnctcr
tul<mg<m agar kunci pipadapat disclipk<m untuk mcmutar koplcr
atau tulangan. Diameter kapler hcrvai~ ant<:lfa 2lJ mm s;unpai
Gmnhar 3.3X3 - Kapler baja ulir miring dengan han 75mm.

300 Bagian 3 : Betnn. Semen. Perkerasan fa/an Beron Semen


SNI 03-6814-2002

3.3.1}. Kopler ulir ka:mr standar bersayap bcrlub<Ulg sehingga dapat dipaku ke sisi atau ujung
Koplcr haja ini di sebclah dahun memiliki ulir yang dihuat acuan. Kapler dengan ulir dalam pada setiap kasus dapat
dcngm1 mesin dan harus cocok dcng;m ulir luar di ujung-ujung disrnnbung deng<m hatang dowel at<tu ujung tulangan yrn1g
tulangan yang disamhung. Gmnhar 3.3.9 mcmpcrlihatkan dibuat berulir.
kopler tiga bagian (tcrdiri dari schuah kopler ditamhah dua Sistem-sistem ini menguntungk<m karena penulcmgan dapat
hat<mg tulangan yang disamhung). mcncrus menyehcnmgijoin konstruksi tcmpa menembus acmm.
Sistem-sistem ini menghindari ad<mya tulangan yang mencuat,
yang dapat mengg<mggu konstruksi dan dapat menimbulk<m
kecelakaan.
Terdapat empat sistem bcrheda untuk scunhungan batang
Gambar 3.3.1} - Kapler tiga bagi;m dcng<m ulir ka.•;;ar st<mdar dowel. Meskipun sctiap sistem didesain khusus untuk
men yam hung balling tulangan dengan batang dowel, tidak ada
Juga ada kopler tempa mcnyatu dua hagim1 (dua bat<mg halangan untuk menggunak<mnya sehagai smnbung<m mekanis
tuhmgan) scrupa dcngan kopler pada Gcunbar 3.4.1, tetapi tidak tarik-tek<m yang umum sepcrti yang dicakup dalam hutir 3.3.
hcrsayap. Ulir luar yang cocok dapat dibuat dengan mcsin atau 3.4.1. Kopler tempat integral
dic;mai. Ulir c<mai dapat diharapk<m untuk meningkatk<m sedikit Pada sistem ini, s;unhung<m mekanis dibuat langsung dari
kekuatan bat<mg melalui pengerja;m dingin, tetapi cfek ini secant clua hatang tulangan. Ini merupakan ke1anjut<m dari kop1cr
kumltitatif tidak diperhitungk<m. Karena itu, hatang tulang;m
tempa integral dua bagicm yang diuraikrn1 pada butir 3.3.9.
harus diukur berdasarkan kekuatan lcleh yang disyaratkan
Setiap hat;mg tulangan penyusun sambungan mckanis tersebut
(MPa) dan Iuw; pemunpang bersih, kecuali prosedur uji dan diuhah olch suatu proses yang menghasilkan hagi<mjant;m atau
pengendali<mmutu yang memadai dapat dijadikan dasar untuk betina yang cocok untuk menycunbung kedua hat<mg terse hut.
mclakukan evlauasi yang kurang konservatif mcngcnai Satu batang tulangan ditempat untuk membentuk satu ujung
kakuatan bat<mg pada dacrah ulir. dengan kopler hersayap integral dengan ulir dalmn. Ujung
Mcmbuat ulir di ujung hatang akan mereduksi luas tulang<m yang lain (dowel) mcmpunyai ujung ulir tempa inte-
pcnmnp<mg melint<mg nominal hat<mg tcrschut kira-kira 15%- gral yang arah ulimya herlawanan dengan ulir luar. Sistem
25lif) tcrgantung pacla ukuran ulimya. Efck dari recluksi luas kopling ini ditunjukkan pada Gmnbar 3.4.1.
pcnampang pada kekuatan clapat diimhangi dengan
mcnsyaratkan mutu material yang lehih tinggi, dengan
mcmperhesar dimneter hatang y<mg disyaratk;m, atau dcng<m
mcmperpanj;mg ujung-ujung berulir tersehut seh<mding deng<m
reduksi dalamnya ulir. Meskipun demiki<m, hmus cliingat hahwa
menggunakan hat;mg tulang<m yang lehih kuat atau hcrukunm
lehih hesar saja dapat tidak mcmcnuhi sy;u·at untuk suatu join
gempa, yaitu jika penmnpm1g mclintang bagian berulir telah
mcngalmni kegagalan schelum hagi;m hatm1g yang tidak herulir
mclcleh.
Memhuat ulir pada ujung-ujung batang dapat secara
prapahrikasi olch pcnyalur koplcr at<m dapat dilaksanakan di
lapm1gan. Kekuatcm aktual dm·i smnbungan y<mg ulimya dibuat
di lapangan harus dibuktikan. Sclmna pcngangkuwn dan
pemmgangan ujung-ujung batang harus dilindungi. Panjang
bat<mg smnpai 12m terscdia untuk semua ukuran dimnetcr dmi
13 mm smnpai 57 mm heserta koplcr hajm1ya y;mg kompatihel.
Praktek pcmasm1gan y;mg umum adalah peny;unhung kopler
deng;m minimalt<mda batas ulir untuk menj;unin p;mj<mg masuk Gmnhar 3.4.1 - Kopler tempat integral dcngan ulir kasar
ulir yang tepat dengan batang tulangan y;mg hersangkut<m. st;mdar berlawanan mah
Kunci torsi pipa mungkin perlu digunakan untuk mengepask<m
ujung hatcmg tulangan deng<m t;mda hatas ulir. Dimneter luar Ujung dowel memiliki ukunm standar khih bcsar dari di-
kopler bervari<L"i dari 19 mm untuk tuhmg<m 13 mm smnpai 76 ameter nominal hatang tulangan. Ukuran ulir sedcmikian
mm untuk tulcmg<m 57 mm. sehingga sistem m<unpu mencapai kuat tarik minimum 570 MPa
3.4. Hatang dowel pada sistem samhungan mekanis untuk hat<mg tulang;m BJTD 40. Untuk tulang;m berdimneter
Batang dowel digunakan pada join-join konstruksi untuk 13 mm - 22 mm, ulimya adalah seri ulir kasar standar yang 3
menyalurkan wik danlawu tekan menyeherangi join-join ini mm lehih besar dari dimneter nominalnya. Untuk tulcmgan
dari batang-hatang tulangan yang ada di kedua sisi join. herdimneter 25 mm, 2Sl mm, 32 mmm, d;m 36 mm, ulir kasar
lnfonnCL"i berikut tidak digunakan untuk smnhungan mek;mis her:jumlah X putaran per inci dan diametemya herturut-turut
deng<m batang tulcmgm1 di satu sisi join dengan heberapa tipe 29, 32, 37, d<m 40 mm. Koplcr bersayap ditempa pada suatu
penj<mgkaran lain di sisi lain join terscbut. hatang tulcmgan berukuran smna seperti hatcmg ujung dowel
dengan ulir yang smna.
Beberapa pabrik membuat hatang dowel sambungan
mekanis. Semmmya adalah kopler hersayap yang mencapai Bagian betina d<m bagian j<ml<m dapat lurus atau herkait
kapahilitas tarik-tek<Ul penuh yang srnna sepcrti sambungan 90° sesuai dimensi yang dikehendaki. Bat<mg dng<m kopler di
tmik-tekan yang diuraikan di bagian depan. Koplcr-kopler sctiap ujungnya dapat mcnyalurkan kontinuitas pcnulangan

Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen 301


SNI 03-6814-2002

men ycbcrang join konstruksi pada dua bid<mg muka komponcn Batang tul<mgan BJTD 40 yang memenuhi SII 0136-84
yang berlawamm. diberi ulir sesuai salah satu scri ulir standar y<mg ukurannya
Bilcunana dihutuhkan smnhung<m mck<mis tnmsisi, bagian smna atau hampir sama dengan dimneter nominal batang.
he tina dapat dihcntuk pad a bat<mg y<mg lchih besar dcngan ulir Pcmbuatan ulir untuk batang 13 mm - 29 mm menggunakan
yang cocok untuk mengakomodasi bat<mg ujung dowel yang seri ulir kasar st<md<tr, sed<mgk<m batcmg 32 mm dan 36 mm
lchih kecil. diberi ulir kasm yang mempunyai 8 putmru1 per inci. K<trena
digunakan ulir st<md<tr untuk hatang tulangan stcmdm, batcmg
3.4.3. Kopler terpisalt dengan ulir standar bcrulir terscbut dapat dipabrik.:'lsi secara lokal atau dapat dibeli
Pada sistcm ini scbuah koplcr bcrsayap yang terpisah dari pembuat kopler tersehut.
digunaJGm scpcrti y;mg dipcrlihatkan pada Gmnbm· 3.4.2.1 d<m Pada pcrluasan sistcm tersehut, batang tulangan yang
4.3.2.2. Ini mcrupak<m kclcmjutan dari koplcr tiga bagian yang dihengkok dicor dalam be ton deng<m kopler bersayap dipasru1g
dipcrlihalkan pada Gam bar 3.3.9 y<mg Lelah diuraik<m pada butir pacta sckat hidang acmm. Sesudah acuan dihuka, batang lurus
3.3.9. diputm masuk kc dalam kopler hcrsayap untuk mcmperprulj<mg
hat<mg tulrulg<m. Kopler-koplcr ini tersedia untuk ukuran 13
mm - 57 1mn deng;m perhitungan yang tcliti mengenai luas
yang hilang akihat pcmbuatcm ulir pada batang tulangan.
Juga tersedia koplcr bersayap untuk menyrunbung batcmg
tulangan yru1g bcrheda dimnetcmya.
Kmena hagian pada perpanjangan ulir kunmg dmi baumg
tulangan, kekuatml sistem dibatcL-;i oleh bagian y<mg bcrulir atcm
oleh kopler itu scndiri. Jika disymalkan kckuatrul penuh untuk
suatu ukuran hatang tulangan, maka ujung batang perlu
diperhcsar sehelum ulir dihuat atau digunakan diameter
tul<mgan y<mg satu ukurm1lcbih besar atau tulangru1 yang dibuat
d<tri haja yang lcbih kuat. Juga perlu digunakan smnbungan
mekm1is yang satu ukuran lehih hcsm untuk mencapai kap<L<;itas
gaya heb<m yw1g disyaratk<m oleh ACI 31 X butir 12.14.3.4.
Mcskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa hanya
menggunakan tulangan yang lebih kuat atau diameter satu
ukuran lcbih hcsar dapat menyebabkan join gempa tidak
mcmenuhi sy~tra jika penrunpang melintang bagian berulir
mcngalmni kegagalan sehclum bagian tulangan yang tidak
berulir meleleh.
3.4.3. Kopler untuk batang tulangan deform khusus pola ulir
Sistcm ini aualah perluaS<Ul dari sistcm y<mg dipcrlihatkcUl
Gambar 3.4.2.1 - Koplcr terpisah dengan ulir standar pada Gmnbar 3.3.6 d~m diuraikan pada butir 3.3.6. Koplcr
berhcntuk segi enrun dcngan sayap bcrbcntuk segi tiga scpcrti
yang diperlihatkan pada Gambar 3.4.3 uigunakan agar
mcnghasilk.:w kapabilitas pcnyamhungru1 dowel. K<trena batang
tuhmgan adalah batcmg defonn khusus dengan pola ulir, tidak
diperluk<m lagi persiapan ujung hatcmg scc<tra khusus, kecuali
ujung-ujung batang hmus dipotong miring 11/ 2 o tcrhadap
pcmunp<mg melintang atau h<trus digunakan mur-mur kontroV
pcna.han.
Kopler-kopler ini tersedia untuk tulangan 1Y mm- 36 mm.
Batang perpanjangan yang lurus hiasanya diputm kcncang
terhadap batang yang terumrun di dalrun hcton, tetapi jika
dibcngkok atau bcrkait h<trus digunak<m schuah mur kontrol
untuk mengenc;mgkan batm1g deng<m koplcr scsuai mah hatm1g
Gmnbar 3.4.2.2 - Koplcr tcrpisah dcngan ulir stanilitr y<mg diinginkan.

Koplcr pada Gwnhm· 3.4.2.2 dipabrikasi dcng<m material


scsuai ASTM A 108 dan di dalmn mempunyai tonjolan hatm;
pada tcngah-tcngah panjangnya. Tonjolan batas tcrscbut
mcnjamin hahwa hatang tul<mgan herulir sctiap ujung telah
diputar swnpai kedahunan y<mg tcpat. Pelat sayap bujur sangkm
diprcs atau dilas kc salah satu ujung koplcr. Kapler standm
mcmiliki ukunm ulir smna untuk sctiap sisi tonjol<m pcmhatas.
Koplcr transisi dcngan ukuran ulir S<lrlla untuk sctiap sisi
tonjolan deng<m memes;m scc<tra khusus jika akan menyamhung Gamhm 3.4.3 - Kopler untuk batang tuhmg<m dcfonn
scc;tra mck<mis dua tul;mgan dcng<m ukuran yang herheda. khusus pola ulir

302 Bagian 3 : Be1m1. Semen. l'erkera.wn ]a/an Be/nil Semen


SNI 03-6814-2002

3.4.4. Kopler haja canai dingin 3.5.1. Selongsong kapling baja dengan haji
Kopler canai ding in pada Gam bar 3.4.4 pada da"arnya sarna Selongsong kopling baja ini dilengkapi sebuah baji yang
seperti kopler betina dengan ujung berulir seperti pada butir disisipkan secara hidrolis, dan didesain terutama untuk
3.3.2 dan diperlihat.kan pada Garnbar 3.2.2. Kopler-kopler ini mcnyambung secara mekanis batang-batang tulangan
memiliki sayap berlubang untuk dipakukan ke acuan kayu, berdiameter kecil 10 mm - 22 mm. Selongsong kopling ini
untuk disambung dengan batang dowel. Baut-baut baja dapat penarnpang melintangnya berbentuk lonjong, sehingga dua
digunakan untuk mema"ang kopler-kopler ini pada suatu sekat batang tulangan berukuran sama dapat dilewatkan di dalarn
be:~ja. selongsong kopling seperti yang ditunjukkan pada Garnbar
3.5.1. Setiap batang melewati selongsong kira-kira satu kali
diameter batang. Sesudah selongsong kopling diposisikan
secara tepat, sebuah pasak bundar berbentuk baji disisipkan
masuk ke dalarn lubang pada bidang datar selongsong. Baji
tersebut lewat di antara batang-batang tulangan dan ujungnya
keluar melalui lubang di arab berlawanan dengan lubang
ma"uknya. Pasak b~ji terse but disisipkan dengan mcnggunakan
mesin penekan hidrolik yang dioperasikan dengan tangan.
Untuk menyambung batang-batang yang dilapisi epoxy
Gambar 3.4.4- Kopler baja canai dingin dengan konektor dibutuhkan dua kopling tandem. Sarnbungan ini hanya tersedia
sayap yang dapat dipaku untuk tarik, karena penelitian mutakhir dengan dilaksanakan
untuk mengevalua"ikan penggunaan umum dari sarnbungan
3.5. Samhungan mekanis tarik mekanis ini pada tulangan memanjang utama tekan dan untuk
membuktikan bahwaeksentritas batang-batang yang disarnbung
Hanya ada satu sambungan mekanis dengan kapabilitas tarik tidak akan cenderung menyebabkan bagian-bagian beton
sesuai ACI 318 butir 12.14.3.4, dan tidak ada uraian tentang terlepas.
kapabilitas tekan, yang akan diuraikan pada paragraf berikut.

~
Tipe sambungan mekanis ini telah digunakan pada situasi-
sitausi dimana penulangan hanya diperlukan untuk menahan
tarik saja, misalnya sebagai pengikat kolom, sengkang ikat,
tulangan lentur pada dekjembatan dan pelat di atas tanah, atau
tulangan susut akibat temperatur. 4?'' ' ~/
Gambar 3.5.1 - Selongsong kopling baja dengan baji

BAB4
RINGKASAN
Informa"i dasar ten tang sarnbungan mekanis dis~kan untuk 2. Kinerja sambungan mekanis yang akan digunakan harus
melengkapi informasi dari pabrik mengenai tipe-tipe dijarnin secara langsung oleh pabrik pembuat sambungan
smnbungan mekanis yang beredar di Indonesia. mekanis tersebut.
Perencanaan struktur juga harus mempertimhangkan hal- 3. Untuk kondisi tertentu pcrilaku inelastik atau kondisi
hal heriku t : pembebanan bertukar seperti pada desain hagunan tahan
I. Apabila tidak terdapat persyaratan khusus atau tidak ada gempa, mungkin sebelumnya diperlukan evaluasi untuk
kondisi peket:iaan tertentu yang perlu menggunakan suatu menentukan apakah suatu sarnbungan mekanis tertentu
tipe sarnbungan mekanis tertentu, spesifikasi proyek harus dapat diterima oleh tata cara yang bcrlaku
memberikan kesempatan terhuka untukmenjamin kompetisi 4. Sehelum menspesifikasikan suatu sambungan mekanis
harga dan tercapainya harga termurah bagi pemilik gedung/ tertentu, harus ditinjau ketersediaan material yang
bangunan. dibutuhkan beserta peralatan dan kapabilitas pelayanan dari
penyalumya.

BABS
REFERENSI
5.1. Ref'erensi yang direkomendasikan 301-89 Specification for Structural Concrete for
Dokumen-dokumen dari berbagai organisasi pembuat Buildings
standar-standar yang menjadi referensi dari tata cara 318-89 Building Code Requirements for Reinforced
pelaksanaan ini diurut.kan sesuai nomor serinya. Concrete
318R-89 Commentary on Building Code Requirements
American Association of State Highway and Transporta-
for Reinforced Concrete
tion Officials (AASHTO) 349-85 Code Requirements for Nuclear Safety Related
Ste:mdard Specification for Highway Bridges, 13th Ed., 1983 Concrete Structures
359-83 Code for Concrete Reactor Vessels e:md
American Concrete Institute (ACI) Containment"

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkerasan lalcu1 Beton Semen 303


SNI 03-6814-2002

American Society or Testing and materials (ASTM) A 706-89 Standard Specification for Low-Alloy Steel
A 108-81.) St<mdard Specilication for Steel Bars, Carbon, Defonned Bars for Concrete Reinforcement
Cold-Finished, Standard Quality
American Welding Society
A 615-89 Stmldard Specitication for Defonned ;md Plain
Billet-Steel Bars for Concrete Reinforcement ANSI/AWS D1.4-79: Structural Welding Code- Reinforcing
Steel

DAFTAR ISTILAH

splice sambungm1 tul<mg<m


lap splice sambungan deng;m lewatan
welded splice smnbungm1 dengm1 las
notch etTccl efek takik
anchorage penjangkarm1
mechanical connection smnbung<m mekanis
welded joint join dilas
bar end check pemeriksaan ujung batang
coupler kopler
coupling kopling
sleeve sclongsong
end-beraring sleeve selongsong tumpu ujung
raft-mat foundation pondasi rakit
tension tic member kompcnen ikat tmik
adaptor penyesuai
b<~i

wedge-locking b~ji pengunci


cold-swaged steel baja c<mai dingin
hot-forget steel b~ja tcmpa panas
seamless tanpa smnbungan
internal stop tonjohm pembatas (di dalam)
stud stad
brace pengaku
shore penyokong
drawing die lenah
deform bar tul;mgan deform
thread-dcfonn bar tulangan defonn ulir
marking penandaan
corrugated beralur
taper-threaded berulir miring
st<mdard coarse thread ulir kasar stmldar
upset dipcrbesar
jmn nut'> mur kontroVpenahan
hydraulic rmn mesin penekm1 hidrolik
spalling bagian-bagian beton terlcpa.s

304 Bagian 3 : Belon. Semen. Perkerasan ]a/an Be/on Semen


SNJ 03-6815-2002

TATA CARA MENGEVALUASI HASIL UJI KEKUATAN BETON


(ACI 214- 1997, Reapproved 1989)

1. PENDAHULUAN

Maksud pengujian kekuatan beton ada.la.h untuk menen- kekuatan beton yang diinginkan. Pada kasus semaccun ini,
tukan terpenuhinya spcsifikasi kekuatan dan mengukur kekuatan diperlukan akan dipaksa melampauai kekuatan
variabilitas beton. Beton ada.lah satu massa yang keras, tcrdiri struktural yang dibutuhkan. Ncunun pengujian kekuatan tetap
dari ha.han-ba.han yang heterogcn. penting, bila deng<m menentukan proporsi cmnpuran, variasi
Variahilitas karakteristik dari setiap baban penyusun dalam kekuatan menunjukkan variasi sifat lain. Benda uji lebih
heton dapat mcnyebahkan variasi kekuatan dalam beton. Variasi mengindikasikan potensi kekuatan dari pada kekuatcm beton
kekuatan ini dapat juga disebahk<m oleh pelaksanaan da.lam yang sebenarnya da.lam struktur. Supaya diperoleb basil yang
penentuan proporsi cmnpuran, pelaksanaan pencmnpuran, lebi.h tepat, kesirnpulan kekuatan be ton barns didapat dari suatu
pengangkutan, penuangan dan pemcliharaan bcton, Selain pola penguji<m dirnana karakteristik beton dapat diperkirakan
variao.;i-variasi yang tct:jadi da.lam beton sendiri, variasi kekuatcm dengan cukup tepat. Pcngujian statistik menyediakru1 cara untuk
dapatjuga disehabkan oleh fabrikasi, pengujian, dm1 perlakuan memperole.h nilai-nilai yang paling mendekati dalam
pada benda-benda uji. Variasi dalcun kekuatan beton dapat mengevaluasi basil pengujian kekuatru1 beton, infonnasi yang
ditcrirna, ncunun, heton yang berkua.litas cukup dapat dihasilkm1 di dapat dari prosedur-prosedur di atas, juga merupakan nilai
jika dilakukan kontrol yang baik, lno.;il uji diinterprestasikan yang digunakan dalcun menentukan kriteria perencanillUl dan
dcngan akurat, dan mempertimbangk;m batasan-batasan ym1g spesitikasi. Tata cara ini secara ringkas mendiskusikm1 variasi
ada. Kontrol yang baik dapat dicapai dengan menggunakan yang ter:jadi da.lcun kekuatan beton, dan mempresentasikan
baban-baban yang memenubi syarat, penakaran dan produser statistik yang bcrguna da.lam menginterprestasikm1
pencampuran ba.han yang benar, sesuai dengan kualit<Lo.; yang variasi terscbut yang berbubungan dengan kriteria dan
diinginkm1, serta pelaksm1aan yang haik dalcun pengangkutan, spesitikasi yang dibutubk<m
penuangan, perawatan dan pengujian. Meskipun sifat a.lmniah Agar prosedur statistik ini sa.h, dam harus didapat dari benda
beton yang komplek mengbalangi kesempumacm bomogenitas uji yang diamhil secara acak deng<m yang direncmmkan, untuk
beton, adanya variasi kckuatan yang cukup besar lcbib mengurangi kemungkinan henda uji merupak<m benda uji yang
menm1dakan kurang adanya kontrol yang baik pada pembuatan sengajadipilih. Pengmnbilan acak hemrti ba.hwa ma..;ing-masing
beton. Peningkatan kontrol dapat mcreduksi biaya beton bila benda uji mempunyai kesempaum yang smna untuk terseleksi.
kekuatan rata-ratct heton dapat dibuat mendekati spesitikasi Untuk memastikan kondisi ini, pilihan harus dimnhil melalui
y<mg dibutuhkan. Kekuatan tidak perlu dianggap sebagai faktor beberapa mekanisme objektif seperti tabel dari nomor-nomor
y;mg paling utcuna da.lmn menentukan proporsi campunm be ton, acak. Jika benda uji diseleksi oleh pengamhilan data
bila faktor lain seperti durahilitas. Dapat menekan rasio air- berdasarkan keputusannya sendiri, akan menimbulkan
semen lebib renda.h dari yang dibutubkan untuk mencapai keputusan yang bias, d<m bao.;il y<mg dianalisa dengan cara ini
tidak berlaku.

2. VARIASI-VARIASI DALAM KEKUATAN BETON

2.1. Umum pengarubi jumlah air yang diperlukan untuk mencapai


Besamya variasi kckuatan contoh uji beton tergantung pada konsistensi yang tepat konsekwensinya smna memberikan
mutu material, pembuatan, dan kontrol da.lmn pengujiannya. kontribusi pada variasi kekuatcm beton. Pelaksanam1 konstruksi
Perhedaan kekuatan dapat ditemukan d<ui dua penyehab uuuna dapat pula mcnychahkan variasi dalmn kckuatcm melalui
y<mg herbeda, seperti yang ditunjukkan pada tahel 2.1. yaitu : pencampuran yang kurang benc1r, pemadatan yang jelek,
penundacm d<m pemelihmaan y<mg tidak tepal. Tidak semua
a) perbedaan dalam perilaku kekuaum ym1g terbentuk dari
hal di atcts dapat ditunjukkan oleh conlob uji yang dibuat
campuran beton dm1 ha.l1m1 penyusunnya, d<m dipahrik dm1 dilakuk<m pemeli.hanum dalam kondisi sesuai yang
b) perbedaan jelas dalam kekuatan yang disehahkan oleh di standarkan. Penggunaan hahan pencampur tambahan
perpaduan varim;i dalcun pengujian. memunba.l1 f<lktor lain bila masing-masing ba.lmn pcncampur
2.2. Perilaku Beton tcunbahan menmnba.h variabel lain dalmn beton. Pcnakmm1
bahan pemercepat, baban pelambat, puzolan dan baban
Suda.l1 terbukti ba.hwa kekuatan beton tergantung pada pemhentuk gelembung udara/air-entraining agents, harus
besarnya rasio air-semen. Karena itu, kriteria pertruna untuk dikontrol dengm1 cennat.
menghao.;ilkan beton ym1g mcmpunyai kekuatan konstan ada.lah
memhuat ra..;io air-semen konstml. Bila jumlah semen dan air 2.3. Metode Pengujian
y<mg ditambahkan dapat diukur secant akurat, penjagaan rao.;io Uji heton boleb mcm<L..,ukk<m semua variasi dalmn kekuatcm
air-semen konstan merupakan hal utama untuk mengkoreksi beton, tergantung pada variabel apa yang <lkan ditonjolkan
hes<mlya variabel kelembaban dalmn agregat. Homogenitas scsudah contoh uji dibuat. Dis<unping itu perhedacm dalmn
beton dipengaruhi oleh variabilitas agregat, semen dan ba.hm1 pengambilan benda uji, pemhuatcm pcmelihanum dipahrik, dan
tmnha.han ym1g digunakcm, sesuai kontribusinyamasing-ma..,ing pengujian contoh uj i dapat menyebahkm1 adm1ya indikasi v<uiasi
pada variasi kekuatan hcton. Temperatur heton segar mem- kckuaum yang tid<lk tmnp<lk da.lcun heton pada suatu struktur.

Bag ian 3 : Beton, .\"emen. Perkerasan Jalcm Beron Semen 305


SNI 03-6815-2002

Pekerjaan tidak perlu dihentikan jika variasi yang Pentingnya penggunaan mesin uji yang akurat, dan
disebabkan hal di atas sangat besar. Metode pengujian yang kemampuan dan pararel tidak perlu ditekankan bila basil uji
haik akan mengurangi variasi tersebut, dan prosedur pengujian tidak dapat lebih akurat dari peralatan dan prosedur yang
standar seperti yang dijelaskan dalam standar SNI harus diikuti digunakan. Ha'>il uji yang seragam tidak perlu hasil uji akurat.
tanpa penyimpangan. Peralatan laboratorium dan prosedumya harus dikalibrasikan
dichek secara periodik.

Tabel2.1.
Penyebab-penyehab Utama Variasi Kekuatan
Variasi dalam perilaku beton Ketidaksesuaian dalam metode pengujian

Perubahan dalam ra'>io air-semen : Prosedur pengambilan benda uji yang tidak tepat:
- Kontrol air yang jelek
- Variasi yang sangat besar dari kelembaban dalam
agregat
- Perubahan sifat
Variasi dalam kebutuhan air: Variasi yang disebabkan oleb teknik pembuatan.
- ukuran butir agregat, penyerapan, bentuk partikel Pengangkatan dan pemeliharaan silinder yang baru
- perilaku semen dan bahan pencampur dibuat Kualitas mold yang jelek.
- kadar air
- waktu antar dan temperatur
Variasi dalam karakteristik dan proporsi bahan-bahan Perubahan dalam pemelibaraan :
beton: - variasi subu
- agregat - kelembaban membawa silinder ke dalam
- semen laboratorium
- puzolan
- bahan pencampur
Prosedur pengujian yang kurang baik :
Variasi dalam pengangkutan, penempatan dan - kaping silinder
pemadatan. - pengujian tekan
Variasi temperatur dan pemeliharaan

3. ANALISIS DATA KEKUATAN


3.1. Notasi
v = koefisien variasi
d2 dan 1/d2 = faktor-taktor untuk menghitung deviasi standar
dalam pengujian dari rentang rata-rata
Vl = koefisien variasi dalam pengujian
fer = kuat tekan rata-rata yang dibutubkan untuk
Xl = hao:;il pengujian individu
menyakinkan babwa proporsi pengujian
X = basil uji rata-rata
diijinkan tidak dibawab kekuatan yang 3.2. Umum
dispesitikasikan. Untuk memperoleb informa'>i maksimum, jumlah pengujian
fc' kekuatan tekan beton karakteristik barns cukup untuk mengindikasikan variasi dalam be ton yang
n = jumlah pengujian diproduksi dan untuk memperoleb prosedur statistik memadai
R rentang yang digunakan dalam mengintepretasikan basil uji. Prosedur
Rm = rentang rata-rata maksimum yang digunakan statistik merupakan dasar terbaik untuk menentukan potensi
dalam gratik kontrol untuk simpangan rentang kualitas dan kekuatan be ton, dan untuk mengekspresikan basil
rata-rata uji dalam bentuk yang paling mudah digunakan.
R rentang rata-rata 3.3. Fungsi Statistik
cr deviasi standar Kekuatan contob uji beton pada proyek yang akan dikontrol
cr 1 = deviasi standar dalam pengujian dapat diasumsikan ada dalam pola yang mendekati kurva
cr2 = deviasi standar dari satu pengadukan ke distribusi frekuensi normal seperti yang diilustrasikan pada
pengadukan lain gambar 3.3. (a). Jika dilakukan kontrol yang baik, nilai kekuatan
t = konstanta pengali untuk deviasi standar (cr) beton akan berkumpul mendekati nilai rata-rata, dan kurva
yang tergantung pada jumlah pengujian yang berbentuk tinggi dan sempit, Bila variasi kekuatan beton
diduga bemilai lebih rendah dari fc'

306 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6815-2002

bcrtambah, nilai penyebar dan kekuatan menjadi rendah dan menghitung variasi yang disebabkan oleh masing-masing
melebar, seperti diilustrasikan pada Gambar 3.3.(b). Karena komponen.
karaktcristik kurva tersebut dapat ditentukan secara matematik, 3.4.1. Variasi Dalam Pengujian
fungsi tertentu dari kekuatan beton yang digunakan dapat
Variasi kekuatan beton dalam pengujian tunggal didapat dari
dihitung sebagai bcrikut :
menghitung variasi pengujian suatu grup silinder uji yang
3.3.1. Rata-rata berasal dari beton yang diambil dari pengadukan yang
X-kekuatan rata-rata dari semua pengujian individual ditentukan. Di asumsikan benda uji beton bersifat homogen
dan setiap variasi an tara silinder yang dihuat dari smnple yang
X 1 + X2 + X3 ......................................... + Xn diberikan, disebabka oleh cara pembuatan, pemeliharaan, dan
X= variasi-variasi pengujian.
n
Pengadukan tunggal beton tidak dapat menyediakan data
Keterangan: Xl, X2, X3 ........•. , Xn aclalah hasil uji kekuatan secara yang cukup untuk analisis statisik, dan diperlukan bcnda uji
incliviclual, clan n aclalah jumlah total clari pengujian silinder yang diambil dari paling sedikit sepuluh pengadukan
yang clilakukan. Pengujian clitentukan sebagai be ton untuk menetapkan nilai R yang dapat dipcrcaya. Deviasi
kekuatan rata-rata clari semua contoh uji yang standar dan koefisien variasi dapat dihitung sebagai berikut:
mempunyai umur sama. dibuat clari satu kali
pcngaclukan beton. 1
cr 1 =-- R (3-4)
3.2.2. Deviasi Standar d2
cr - Pengukuran penyebaran yang paling umum diakui
adalah akar nilai rata-rata deviasi kekuatan Agregat. Statistik
ini diketahui schagai deviasi stan dar dan dapat dianggap sebagai
X 100 (3-5)
radius girasi tcrhadap garis simetris dari dacrah dibawah kurva
distribusi frekuensi data kekuatan, seperti digmnbarkan pada
gam bar 3.3.(a). Berdasarkan pada jumlah data yang terbatas, Keterangan :
perkiraan yang paling mcndekati ketcpatan didapat dari cr deviasi standar dalam pengujicm
persamacm (3.2.) atau persamaan aljabarnya, persmnaan 3.2.a. 1/d2 = suatu konstanta yang gergantung pada jumlah
Persamaan terakhir lebih dianjurkan untuk perhitungan, sehab silinder uji yang dirata-rat<t untuk menghasilkan
selain mudal1 dan dapat dilakukan dcngan mcnggunakan suatu ha<;iluji (tabel 3.4.1.)
kalkulator biasa, juga untuk menghindarkan kemungkinan
kemungkinan adnykesulit~m yang disebabkan olch kcsalahan-
R = rentang rata-rata dalmn grup contoh silinder
kesalahan. VI koefisien variasi dalmn penguj i~m
X = kekuatan rata-rata

J})(
s = {[(Xl- X)2 + (X2- X)2 + ....+(Xn- X)21 I (n-1)} 1/2 (3.2)
3.4.2. Variasi dari Suatu Pengadukan ke Pengadukan Lain
Variasi ini menggambarkan perbedaan kekuatan yang dapat
atau :ct 1 2 _ (})(!)2 (3.2.a) diperhitungkan sebagai variasi :
(a) Karakteristik dan perilaku dari komponen bahan pembentuk
be ton;
n-1
(b) Adukan, pencampuran, dan pcngambilan contoh uji;
(c) Pengujian silinder yang tidak dapat terdeteksi, bila silinder-
3.3.3. Koefisien Variasi, V silinder ini diberi perlakuan lebih klmsus dari silinder yang
Oeviasi Standar yang diekpresikan sebagai persen dari diuji pada waktu yang berbeda
kekuatan rata-rata dimunak<:m koctisicn variasi Variasi y<mg beradal dari satu pengadukm1 ke pengadukan
cr lain dan sumher variasi lain dalmn pcngujian, berhuhungan
V = - X 100 (3.3.0) dengan variasi kcseluruhan (pers. 3-3), dengan persamaan
X sebagai berikut :
3.3.4 Rentang R
Rentang adalah nilai statistik y<:mg didapat dari mengunmgi
nilai tertinggi dari suatu grup data dcngan nilai tcrcndahnya.
Rentang dalam pengujian didapat dengan mengurangi nilai Keterangan:
tertinggi kuat tekan silindcr rata-rata dcngan nilai terendahnya cr deviasi st~mdar keseluruh<m
dalam suatu grup. Rent<mg dalam pengujian berguna untuk O"J deviasi standar dalam pengujian
menghitung standar dcvia-.i dalam pengujian yang didiskusik<m
pada pa<;al selanjutnya.
crz = dcviasi standar dari suatu pcngadukan ke pengadukan
lain
3.4. Variasi Kekuatan Sekali parameter di atas sudah dihitung, dan dengan asumsi
Seperti telah discbutkan dimuka, variasi yang dihasilkan bahwa basil uji mengikuti kurva didistrihusi frckuensi nonnal,
dari uji dapat ditclusuri dari (a) variasi dalam mctode pengujicm sejumlah infonnasi tent<mg basil uji akan diketahui. Gamhar
dan (b) perilaku campuran beton d<:m bahan pembentuknya. 3.4.2 (a) mcnunjukan pendekatan pcmhagian daeral1 dibawah
Dengan menganalisis variasi di atas, dimungkinkan untuk kurva distrihusi frekensi normal. contoh, kira-kira 68% dari

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen 307


SNI 03-6815-2002

luasan (sama dengan 68% basil uji) ada dalam ±1cr dari nilai Tabel 3.4.2
rata-rata, 95% dalam 1 2cr, dan seterusnya. Hasil di atas Persen Hasil Uji yang diharapkan Lebih Rendah fc',
memperbolehkan adanya perkiraan bagian dari basil uji yang dimana X Lebih Besar dari re dengan
diharapkan ada dalam perkalian kelipatan rata-rata yang Nilai seperti dibawah ini
diberikan atau nilai tertentu lain. Tabel 3.4.2 diadaptasi dari
integral probabiliti normal dari kurva distrihusi frekuensi normal Kuat Tekan Persen Hasil Uji Kuat Tekan Persen Hasil Uji
teoritik, dan menunjukkan probabiliti basil uji ada dibawah fc' Rata-rata yang di duga rata-rata yang di duga
da.lam hal kekuatan rata-rata dari campuran X = fer = (fc' + X Nilainya Rendah X Nilainya Rendah
tcr). Kurva distribusi kumulatif dapat juga diplot dengan
mengakumulasikan hasil-ha."il uji yang dibawah kekuatan yang fc'I0.10s 46.0 fc' I 1.60s 5.5
ditentukan, diekpresikan sehagai persen dari kekuatan rata-rata fc' + 0.20 s 42.1 fc' + 1.70 s 4.5
untuk koetisien variasi aL:'lu standar deviasi yang herbeda, fc' + 0.30 s 38.2 fc' + 1.80 s 3.6
Gambar 3.4.2 (h) dan 3.4.2 (c) menunjukkan keterangan. fc' + 0.40 s 34.5 fc' + 1.90 s 2.9
fc' + 0.50 s 30.9 fc' + 2.00 s 2.3
Pada Gambar tcrsebut, ordinat menunjukkan persen dari
fc' + 0.60 s 27.4 fc' + 2.10 s 1.8
populasi nilai kekuatan yang diduga melampaui kekuatan yang
fc' + 0.70 s 24.2 fc' + 2.20 s 1.4
ditunjukkan oleh setiap nilai absis untuk koefisien variasi atau fc' + 0.80 s 21.2 fc' + 2.30 s 1.1
deviasi standar yang dipilih. fc' + 0.90 s 18.4 fc' + 2.40 s 0.8
3.5. Standar-standar Untuk Kontrol fc' + 1.00 s 15.9 fc' + 2.50 s 0.6
Keputusan apakah deviasi standar atau koetisien variasi fc' + 1.10 s 13.6 fc' + 2.60 s 0.45
mcrupakan ukuran yang tepat dari penyebaran yang dapat fc' + 1.20 s 11.5 fc' + 2.70 s 0.35
digunakan dalam setiap situasi, tergantung pada yang mana dari fc' + 1.30 s 9.7 fc' + 2.80 s 0.25
dua pengukuran lebih konstan mendekati rentang karakteristik fc' + 1.40 s 8.1 fc' + 2.90 s 0.19
kekuatan pada situasi tertentu Informasi saat ini menunjukkan fc' + 1.50 s 6.7 fc' + 3.00 s 0.13
bahwa deviasi standar mendekati konstan, khususnya untuk
kekuatan di atas 211 kgf I cm2. Untuk varia."i dalam pengujian,
koetisien variasi dianggap lebih dapat diterapkan.
Tabel3.5 menunjukkan variasi yang dapat diharapkan tetjadi
untuk uji kuat tekan pada proyek yang diduga akan mengalami
perbedaan tingkat pengawasan.
Nilai-nilai tersebut tidak tepat untuk uji kekuatan yang lain.
x

Gambar 3.4.2. (a)


Pendekatan Pembagian Lua" di Bawah Kurva Distribusi
Frekuensi Normal

Tabel3.4.1.
Faktor-faktor untuk menghitung
Deviasi Standar dalam Pengujian Persen Kekuatan Rata-rata
J umlah Benda Uji ~ 1/d2 Gamhar 3.4.2 (b)
2 1.128 0.8865 Kurva Distribusi Kumulatif untuk Koefisien Variasi
3 1.693 0.5907 yang berbeda
4 2.059 0.4857
5 2.236 0.4299
6 2.534 0.3946
7 2.704 0.3698
8 2.847 0.3512
9 2.970 0.3367
10 3.078 0.3249
Dari tabel B2 ASTM, Manual untuk kontrol kualiti bahan

308 Ba,;ian 3 : Beron. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6815-2002

- ~
~
98.4 84.4
- '"'
·;:::
~
'~ "'
~0

60
70.3 422 28.1 14.1

~
"'0
'"'
~
70
~ "'
..c
:c eo
~
Oli
= ~
~
90
=
..:.::
~

~
.... 95
=
~
96
::.d ..s:l-
=
~

"'
98
'"'
.
~
Q..
99
t400 12.00 '
lOOO 800 600 400 200
Kuat Tekan dibawah rata-rata

Gambar 3.4.2 (c)


Kurva Distribusi Kumulatif untuk Deviasi Standar yang berbeda

Tabel3.5
Standar Kontrol Beton

Variasi Keseluruhan
Deviasi Standar untuk standar kontrol yang berbeda (kgf/cm2)
Klas Operasi
Terbaik SangatBaik Baik Cukup Kurang

Pengujian Konst. umumnya di bawah 28.1 28.1-35.2 35.2-42.2 42.2-49.2 di atas 49.2
Percobaan Laboratorium di bawah 14.1 14.1- 17.6 17.6-21.1 21.1-24.6 di atas 24.6

Variasi dal;.un Pengujian


Koefisien variasi untuk standar kontrol yang berbeda, persen
Klas Operasi
Terhaik Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Pengujian di lapangan di bawah 3.0 3.0-4.0 4.0-5.0 5.0- 6.0 di atas 6.0

Percobaan di Laboratorium di bawah 2.0 2.0- 3.0 3.0-4.0 4.0- 5.0 di atas 5.0

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen 309


SNI 03-6815-2002

4. KRITERIA

4.1 Kekuatan dari silinder kontrol umumnya hanya rata-rata dcui pada deviasi standar atau koetisien varia'\inya.
merupakan pembuktian dari kualitas beton yang Perubahan yang hesar pada umumnya tennasuk peruha-
digunakan dalmn pelaksanaan konstruksi suatu struktur. han tipe dan merk d<tri semen, bahan pencrunpuran, atau
Karena adm1ya kemungkinan tet:jadi perbedaan m1tara pengujian. Data b<trUs mewakili beton yang diproduksi,
kekuatan silinder uji dru1 kapa'\itas memikul beban untuk dengan kekuatan yang ditentukan mendekati yang
struktur, data kekuatan yang tidak cukup tidak boleh ditentukan bervariasi sebagai.mana kekuat<m rata-rata juga
dipercaya. bervaria-;i. Kekuatan rata-rata yang diperlukm1 fer untuk
Dalam mengbitung kapasitas memikul beb<m dari struktur setiap disain dapat dihitung d<tri persrunaan 4.1 atau 4.1 a
beton, jumlah basil uji yang lebih rendal1 dari kekuatan tabel3.4.2 atau dengan pendekatan dari grunbar 4.1 atcm
yang direncanakm1 adalah pen ling dari kekuatm1 rata-rata 4.1 h, tergabung pada apa yang akan digunakm1 : koefisien
yang diperoleh. Kekuatan minimum tidak dapat variasi atau deviasi standar.
ditentukan sejauh masih selalu lerjadi kemungkinan fe'
diperoleh kekuatan y<mg lebih rendah, meskipun telal1 fer=----- (4-1)
dikontrol dengm1 haik. Juga harus diakui bal1wa silinder (1 ·tV)
mungkin tidak mewakili beton dalam setiap bagian
struktur secara akurat. Faktor kerunanm1 harus disertakan fer = fc' + tcr (4-1a)
dalrun persmnaan perencmumn yang memperoleh adanya
deviasi dari kekuatan yang ditentukan tanpa Keterangan :
memhal1ayakan keamru1an struktur. Hal di atas sudah fer = kuat tekan beton rata-rata yang dibutuhkan
digunakan pada dasar pelaksmm<m konslruksi, prosedur fc' = kuat tekan beton yang ditentukan
disain dan teknik kontrol kualita-; yang digunakan oleh
t = suatu konstanta yang tergru1tung pada proporsi pengujim1
industri konstruksi. Harus diingat babwa untuk nilai
y<mg hasilnya mungkin lebih rcndab dari fc' (tabel4.1)
tengal1 kekuatan yang diherikm1, jika persentasi basil uji
yang terletak dibawah kekuatan rencm1a hanya sedikit, V = nilai prakiraan koetisien variasi, dinyatakan sebagai
sehagi<m besar persenta.o;;i ha.'\il uji yang berkaitan akan suatu peeal1ru1
lebib hesar dari kekuatan rencana, lokalisasi heton tcr = nilai prakiraan deviasi standar
berkuatan rendah dalrun suatu struktur tergantung pacta
bru1yak faktor, termasuk diantaranya probabilili dcui be ban Jika nilai rata-rata d<tri jumlah tertentu pengujian n
awal herlehih y<mg diterima, lokasi dan hesar dari daerah dimasukkan dalrun ketentuan, persmnaan (4-1) dimodifikasi
pada unit struktur berkualitas rendall, tingkat kepereayaan sebagai berikut :
pada kekuatan dalrun perencanaan, penyebab utmna dari
rendahnya kekuatan, dan konsekwensi-konsekwensi
pertimhangan, ekonomi, dm1 kegagalan struktur. fe'
fer= (4-lb)
Kriteria akhir yang memperolehkan probabilitas tertentu tv
1-
d<tri pengujian ym1g nilainya dibawah fc' untuk digunakan ../0
dalrun perencanaan, merupakan keputusan dari pcrencana
berdasarkan pendalrunru1 akan kondisi yang ada "Building dan
Code Equirementsfor Reinforced Concrete A CI 3 I 8-7 1",
memberikan petm~juk mengenai hal ini. Untuk memenuhi te'
perilaku kekuat<m yang dibutubkm1, kekuatan rata-rata fer = f' e -..rn=n=--- (4-lc)
heton b<trus melmnpaui rc·, kekuatan rencana. Bes<mlya
kelebihan kekuatan terg<mtung pada variahilitas basil uji
basil uji yang diduga sebagaimana dinyatakan oleb
koetisien variasi atau deviasi standar, d<m proporsi basil
pengujian bemilai rendal1 yang diijinkan. Data kekuatan
untuk menentuk<m deviasi stand<tr atau koetisicn v<triasi
barus mewakili suatu grup yang paling sedikit terdiri d<tri
30 pengujiru1 ym1g berurutan yang dirunbil dctri be ton y<mg
diproduksi dalrun kondisi sruna dengan yang diharapkan
pada proyek. Kebutuban akan 30 pengujian yang
berurutan dianggap terpenubi jika pengujian mcwa.kili
suatu grup dari 30 pengadukan yang berurutan dari beton
yang mempunyai mutu smna atau rata-rata statistik dari
dua grup yang jumlal1 total pengadukannya 30 a tau lebib.
to+~mZ)
Kondisi yang mirip sulit ditentukan, yang terbaik adalah
mengrunbil beherapa grup dari 30 pengujian atau lebib. Koefisicn Variasi (persen)
Pada umumnya, perubahm1 material dan prosedur akan Gamhar 4.1 (a)
menimbulkm1 efek yang Iebih bcsctr pada tingkat kekuatcm Ra•io dari Kekuatan Rata-rata yang dibutuhkan fer terhadap kekuatan yang
ditentukan fc" untuk herbagai koefisicn varia•i dan k<"llllJngkinan nilainya
dihawah kekuatan yang ditentukan

310 Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan ]a/an Beton Semen


SNI 03-6815-2002

c: dengan persyaratan yang mirip diatas, informasi terse but dapat


~~ digunakan untuk menentukan nilai perkiraan dari s yang
c
.Q
-= -= ~
~
1000° digunakan untuk menentukan fer yang ditargctk<m. Untuk
pekerjaan kecil yang baru saja dimulai, dimana tidak ada
informasi lebill dulu, beton harus didisain untuk menghasilkan
:0 Cl
u 100 kekuatan rata-rata fer paling sedikit 84,4 kgf/em 2 , lebih besar
o.~
Cl "'C dari fe'. Seiring dengan jalannya pekerjaan dan lebih ban yak
011
;;.... Q
co basil pengujian yang didapat, semua ha,.il uji kekuatan dapat
=
.5 "~ _•
-...,;"'
...
~
dianalisis bersamaan untuk memperoleh perkiraan deviasi
stan dar yang lebill dapat dipereaya. persamaan (4-1, (4-1a), 4-

~ ..
·c =
..:.:
011
= !!
ij
Q

.b
-coo
1b) dan (4-1c) dapat digunakan untuk menghitung fer seeara
kasar.
Tahe14.1
.,.,"' ..:.:c. 200 N ilai-nilai t
Cl
" "'• "'0 Persen hasil pengujian yang Kemungk.inan untuk berada
·-.., u
.c
;:
t

-- ,Q 0 ~-L_Jo
ada di dalam batasan X ± tcr di bawah batasan tercndah
Q,l 0 ~ 4()0 «)C) 100 IOOQ
40 3 dalam 10 0,52
w
~ Standar Deviasi kgf/cm2 50 2,5 da1am 10 0,65
60 2 da1am 10 0,84
Gamhar4.1 (h) 68.27 1 da1am 6.3 1.00
Kelehihan kekuatan rata-rata yang dihutuhkan fer terhadap 70 1.5 da1am 10 1.04
kekuatan yang ditentukan fc' untuk herhagai standar deviasi 80 1 da1am 10 1.28
dan kemungkinan nilainya dihawah kekuatan yang ditentukan 90 1 da1am 20 1.65
95 1 da1am40 1.96
95.45 1 da1am 44 2.00
~f/cml
141 169 197 225 253 281
98 1 dalam 100 2.33
309 337 .366 39~
99 1 da1am 200 2.58
99.73 1 da1am 741 3.00

::,
= 20
~ 4.2. Kriteria untuk persayaratan kekuatan beton
= :>J) Nilai dimana kekuatcm rata-ram eampuran beton fer barus
=
"'
Q..
IS
melarnpaui fc' tergantung pada kriteria yang digunakan dalam
spesifikasi dalam suatu proyek. Berikut ini diberikan eontoh-
"" 10
:::= eontoh perbitungan yang hams dilakukan untuk menyeleksi
=
"'
kekuatctn-kekuatan reneana dari eampuran beton yang akan
....
'll
memenuhi persyaratctn .
Q.. "' 5
4.2.1. Kriteria Nomor 1
Proporsi maksimum dari basil pengujian kekuarnn indi-
'2IXXl 4400 ~ ~2CO ~
vidual secara acak yang rata-ratanya diperbolchkan dibawah
psi fc'. ASTM C 94-74 menggunakan pendekatctn yang sama.
Untuk beton struktur yang direncanakan dengan metode
Gamhar 4.1 (c) kekuatctn batas, ASTM merekomendasikan bahwa tida.k lebill
Kurva frekwensi normal untuk koefisien dari 10% dari basil uji kekuatan mempunyai nilai kurang dari
variasi : 10, 15 dan 20 persen kekuatan yang ditentukan, fc'.
Sebagai eontoh, misalnya tidak lebih dari satu dalam 10
Gmnbar 4.l(e) menunjukkan variabilitas bertambab, fer juga pengujian individual secara acak diperbolehkan dibawah fe' =
bertambab dengan menggambarkan nilai ekonomis dari 281 kgf/em2 .
pengontrolan yang baik. Kebutuban paling sedikit 30 basil
Metode Deviasi Standar
pengujian seperti yang disebutkan di atas adalah berdasarkan
pada kenyataan bahwa an tara 25 sampai 30 basil pengujian yang Anggap kontrol kualita" yang sangat baik seperti yang
diseleksi seeara aeak dari distribusi normal populasi ditunjukkan oleh deviasi standar 31,7 kgflcm2.
memberikan perkiraan nilai rata-rata populasi dan deviasi Dengan persamaan (4-1a) dan tabel4.1, didapat:
standar yang dapat digunakan sebagai nilai populasi. Jika basil
pengujian yang akan dipakai untuk perkiraan hanya sedikit, fer = fc ' + tcr
nilai-nilai yang ada khususnya untuk deviasi stm1dar tidak dapat = 281 + 1,28 X 31,7
dipereaya, sebingga fer tidak dapat ditentukan, jadi suatu = 322 kgf/em2
persentase tertentu dari pengujian berikutnya akan di atas fe',
dengan mengasumsikan basil pengujian yang ini merupakan Sebagai hasilnya, untuk kekuatan struktur rencana fe' = 281
satu-satunya informa"i yang tersedia. Jika informasi terdahulu kgf/em 2 eampuran beton barus diproporsikan untuk kekuatan
digunakan untuk beton dari tempat pembuatm1 yang sarna. rata-rata tidak kurang dari 322 kgf/cm2.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton .\"emen 311


SNI 03-6815-2002

Catatan: Dengan menggunakan pendekatan ini campuran beton harus


Koefisien variasi adalah: 31,7/1322 x 100 = 9,8% diproporsikan untuk kekuatan rata-ratanya tidak kurang dari =
351 kgf/cm 2
Metode koefisien variasi
4.2.3. Kriteria nomor 3
Anggap kontrol kualitas yang baik sebgai ditunjukkan oleh
koetisien variasi adalah 10%. Dengan menggunakan persamaan Suatu probabilitas tertentu dimana pengujian kekuatan
(4-1), dan tabel4.1, didapat: secara individual dan acak akan bemilai lebih dari suatu nilai
tertentu dibawah fc'
fc' Pendekatan inijugadigunakan didalamACI 318-71 dengan
fer=--- menetapkan bahwa probabiliti basil pengujian secara acak yang
l-tV
mempunyai nilai lebih dari 35.1 kgflcm2 dibawal1 rc' hanya 1
fc' dalam 100.
fcr=------ Sebagai contoh, anggap probabilitas 1 dalam 100 dari
1-1.28 (0.10)
pengujian kekuatan akan lebih dari 35.1 kgf/cm 2 dibawah fc' -
= 1.15 fc' (lihat juga gam bar 4.1.a) 2811 kgf/cm2.
= 324 kgf I cm2 Metode Deviasi Standar
Anggap standar deviasi = 351 kgf/cm2 dan menggunakan
Dengan menggunakan pendekatan dan data di atas, (4-la) dan tabel4.1 didapat:
c;unpuran beton harus diproporsikan untuk kekuatan rata-rata
tidak kurang dari = 324 kgf/cm2. fer= fc' - 35,1 + tcr
4.2.2 Kriteria Nomor 2 =281 - 35,1 + 2.33 (53)
Suatu probabiliti tertentu rata-rata dan n pengujian kekuatan = 369 kgf/em2
yang herurutan akan dibawah fc'.
ACI 318-71 menyarankan bahwa sesudah didapat data ha,.il Sebagai hasilnya, campuran bcton harus diproporsikan
pengujian yang cukup dari suatu proyek, frekwensi terjadinya untuk menghasilkan beton dengan kekuatan rata-raL:wya tidak
nilai rata-rata dari tiga pengujian berurutan yang dibawah fc' kurang dari psi (369 kgfh:m2)
tidak boleh melampaui 1 (satu) dalam 100 (seratus) pengujian.
Metode Koefisien Variasi
Sebagai contoh, situasi dimana tidak lebih dari 1 dalam 100
pengujian rata-rata tiga hasil pengujian yang berurutan yang Menggunakan persamaan (4-1) dan tabel 4.1, dan kocfisien
diperbolehkan dibawah fc sama dengan 281 kgf/cm2. variasi = 15%, didapat:

Metode Deviasi Standar 0,85 fe'


Anggap suatu standar deviasi = 53 kgf/cm2. Dengan fer=
menggunakan persamaan (4-1c) dan tabel4.1, didapat: 1- tV
0,85 (281)
fer = fe _!Q__ fer=
...rrt 1 • 2.33 (0.15)

=281 + 233.53 = 368 kgli'cm2


[3

= 351 kgf/cm2 Dengan menggunakan pendekatan ini campuran harus


diproporsikan untuk menghasilkan beton dcngan kekuatan rata-
raumya tidak kurang dari 379 kgf/cm2.
Sebagai hasilnya, untuk kekuatan struktural rencana fc' =
281 kgflcm2 campuran beton harus diproporsikan kekuatan rata- 4.2.4. Kriteria Nomor 4
ratanya tidak kurang dari = 351 kgf/cm2. Suatu probabilitas tertentu dimana pengujian kckuatan
Metode Koetisien Variasi : secara individual dan acak akan mempunya.i nilai y<mg kurang
dari persentase tertentu fc'. Sebagai contoh, anggap prohabilitas
Anggap koefisien variasi 15%, menggunakan persamaan 1 dalam 100 ha-;il pengujian kekuatan kurang dari 85 perscn
(4-1b) dan tabel4.1 didapat: dari fc' - 281 kgf/cm2
fe' Metode Devia.'ii Standar
fer=---
tcr Menggunakan persamaan (4 - 1a) dan tabcl4.1 dru1 devia-;i
standar = 53 kgf/cm2 didapat :
1 __t_r_

""
281
= -----
2.33 (0.15)
fer= 0.85 fe' + tcr
= 0.85 (281) + 2.33 (53)
= 361 kgf I cm2
Sebagai hasilnya, campuran beton harus diproporsikan
1- --J-r- untuk menghasilkcm beton dengan kekuatan rata-ratanya t.idak
= 351 kbrf/cm2 kurang dari 361 kgf/cm2.

312 Bagian 3: Bewn. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen


SNI 03-6815-2002

Metode Koefisien Variasi dan untuk memperolch "rcntang" dan R untuk menentukan
Dengan menggunakan pcrsamaan (4-1) dan tabel 4.1 dan viarasi dalam benda u_ji.
kocfisien variasi = 15% didapat : 4.4. Grafik Kontrol Kualitas
Gra.tikkontrol kualitas suatu bertahun-tcllmn digumlk<m oleh
0,85 fe' perusahaan industri scbagai alat bantu untuk mengurai
fer = variabilitcl.'> d<m memunhah etisiensi dalam produksi. Metode-
1 -tV
metodc untuk penggunaan gralik terse but sudah dikembangkan
0,85 (281) dcngan baik, d<Ul digunakan dalcun ASTM Manual on Quality
fer = 1 - 2.33 (0.15) Control Materials. Bcrdasarkan pula hasil schelumnya, d<m
batasan-bat<ts<m yang clitcrapkan kecenderungan basil akan
segcra nrunpak bcgitu hasil-hasil I datct baru diplotkml. Tilik-
= 368 kbrf/em2 titik yang_jauh diluar garis batas<m y<mg dihitung menun_jukkan
hal1wa sesuatu Lelah mcmpengaruhi kontrol d<ui proses produksi
Dengan menggunakan pcndckai<UJ ini, cmnpuran bcton heton. Gratik lcrscbut dapat digunclkan sclcuna heton masih
harus diproporsik<m untuk mcnghm;ilk<m bcton deng<m kckuatan dalam produksi yang menerus melampaui waktu yang
rata-rat<mya tidak kurang dari 368kg1Jcm2 dipcrkirak<m. Tiga gralik scderluma disedi<Lkan klmsus untuk
4.3. Informasi Tamhahan pcngontrolan pembctoncm, sepcrti diilustrasikru1 pada grunbar
4.4. Jika gratik tcrsebut tid;Lk mcliputi scmua ketentmm dalam
Tabcl 4.3 mcnunjukkan infonnasi tmnbah<m. Nilai-nilai gratik kontrol fonnal, grat"ik terscbut tctap herguna untuk para
didalmn Label di kolom 2.3, dan 4 adalah mcrupakan tingkat ahli tcknik, arsitek dan pcngawasan lap<mgan.
kckuatan dimana nil<li hw;il pcngujian individu atau nilai rata-
(a) Suatu grafik dimana hasil-hasil dari semua pcngu_jian
rata dari s~jumlah pcngujian y<mg bcrbcda tidak boleh lcbih
rendah dari nilcli tcrtcntu. Nilai-nilai di atm; bcrdw;ark<m pada kckuat<Ul diplotk<m sesuai y<mg didapat. Garis batcts untuk
kckuat;m rata-rata y<mg dipcrlukan ditentukan sehagaim<ma
pemikiran bahwa bcLOn diproporsikan untuk mcnghasilkan
ditunjukkan olch prs::unaan (4-la) atau tctbcl 4.3, dan dari
kckuatan rata-rata smna dcng<m fer. Nilai pada kolom 2, sccara
teoritis ym1g henar untuk bcton dcngan kocfisicn variasi 15 kckuatcm rcncana yang ditcntukan;
pcrsen. Nilai-nilai pada kolom 3 d<m 4 dapat ditcrapkan pada (b) Pcrpindahan rata-rata kuat tckan, dimana nilai rata-rata
deviasi st<mdar y<mg mana saja. Jika bcton dikontml secara diplotkan untuk 5 set tcrdahulu dari 2 silindcr yang
scksmna, kcmungkinan kcdua hal di alas tcrlmnpaui h;mya 0,02. hersangkutan untuk setiap hari atau setiap shift, pada
Jadi kegagal<:Ul mcncapai bal<l."(Ul y;mg uitabuh"i dahun proporsi pc1masalahan ini kekuat<m yang ditcntukan adalah batasan
pcrmasalalHlll yang lcbih Juas Jari yang Jitctapkan Japat tercndal1. Grafik ini sangat hcrguna untuk menentukan
merupakan pctunjuk hal1wa kekuat<:m rata-rata saat ini kunmg kccendcrungan dan akan mcnunjukkan pcngaruh dari
dm·i fer atau if atau v nya Lelah bcrtcunhah. Hal terse but dapat peruhah<m keadaan, pcrubah;m dalmn material, dsh. Rata-
disebabkan olch kckuat<m y<mg Lelah rcntah atau kontwl y<mg rata dari jumlah pcnguji<m yang ditcrima dapat bcrvarias1
jelck uari yang uiharapkan, atau kcduanya. Kcmungkinan scsuai dcng<m masing-masing m;Lksud pckcrjaan;
bahwa ha"il pcngujian mcmpunyai nilai yang rcndah lchih (c) Perpindahan rata-rata untuk rcntang, dim;ma rcnt<mg rata-
disebahk<m olch kcsalahan dahun pcngmnbilcm smnpcl atau cara rata dari 10 grup silindcr tcrdahulu y<mg hcrsangkutan,
pcngujian daripada kckuatcm dal<un beton scndiri tidak bolch diplotkcm, sctiap hari atau sctiap shift. Rcnt;mg rata-rata
diabaikan. Dalmn sctiap pcnnasalah<m, dituntut ad;mya tindabm maksimum yang dii_jinkan untuk kontrol dilahoratorium
pcrbaik<m. yang baik juga diplotk<m. Rcntang rata-rata m;Lksimum
Kolom 5 menunjukkan kcmungkinan hahwa rata-rata dari ditcntukan scsuai y::mg Ielah didiskusikan pada Bah 4.5
herapapun scjumlah pengujian y<mg hcrurutcm yang didapat, G;unbar 4.4 menunjukk;m grafik (a), (h). dan (c) untuk 46
gag<tl untuk menyamai atau mclampaui rc · jika bcton pcngujian. Agar bctul-bctul cfcktif. gralik harus dipcrtcthankan
diproporsik<m untuk mcnghasilkan kckuatan rata-rata s<una scpanj;mg kcscluruh;m pckcrja;m.
dcng<m fer. PenJ.,'lljian-pengujian dan Badan Uji yang diperlukan
Dapat dilihat bahwa pemunbahan jumlah pcnguji<m y;mg Untuk setiap pckcrjaan tcrtcntu, harus dihuat scjumlah
akan dirata-ratabm mcnmnhah kcmungkinan fc' tcrlmnpaui, pcngujian yang cukup, guna mcyakinkan uipcrolchnya
karcna variasi ccndcrung mcnjadi tid<Lk scimhang dcngan pcrw<Lkilan y;mg akurat dari variasi-variasi hcton. Pcngujian
pcnmnhahan jumlal1 pcngujian dalmn satu set. he ton dapat dilakuk;m hcrdasark;m pada sclang waktu tcrtcntu
Salah satu usaha untuk mcngatasinya adalah dcngan ataujumlah kuhik<L"i tcncntu, kondisi dari sctiap pckcrjmm <Lkan
menyelcksi jumlah pengujian hcrurut<m yang akan dirata-rata mcncntuk<m mctodc yang palking praktis untuk mcncntukan
scdcmikian schingga nilai yang didapat smna dcngan fc'. Hal jumlah pcngujian yang dipcrlukan. Hasil pcngujian
tcrschut hcrarti bahwa rata-rata chu-i 3 pcnguji<m bcton y;mg didcfinisik<m schagai kckuatan rata-rata dcu·i scmua hcnda uji
hcrurutan dimana 1 dan 10 pcnguj ian d ipcrbolchkan lchih yang dibuat pada umur y<mg s;una dari smnpcl yang dimnhil
rcndal1 dari rc·. Hmus diingat hahwa mcnurul asumsi tcori dmi satu pcngauukan hcton. Disuatu proyck dimana scnHJa
stcttistik lcrjadi d;m hcsm11ya diduga 1 dalmn 50, mcskipun bcton pcngawasan pclclksanaan pckcrjaan bet on di lakukan olch
dikontrol scsuai rcncana dan didisain hcrlchihan untuk sconmg akhli tcknik. mcmhcrik<m kcscmpalmt y;mg sangat baik
mcncapai kekuat;m rata-rata s<una dcngan fer. Schagian hcsar untuk dilclkukan pcngontrolan dan perkiracm akurat y<mg dapat
spcsilikw;i kckuat<m bcton mcnsyaratk<m hahwa suatu pcngu_ji1m dipcrcaya dcngan pcngujian minimum. Scgcra sctclah
tcrdiri 2 at<tu 3 henda uj i y<mg dimnhil smnpcl pcmhctonan yang pclaks<maan pckcrjaan bcrjalan dcnganlcmcar, pcnguji;m yang
s<:una. Benda-benda uji tcrschul dipcrlukan untuk mcmpcrolch dil;Lksan;Lk;m sctiap hari sctiap shirt, tcrgantung pada volume
nila.i rata-rata yang dapat dipcrcaya untuk smnpcl y<mg dibcrik<:m

Hagian 3: /Jelon. Semen. Pt•rkera.l·an .!alan Hclon Semen 313


SNI 03-6815-2002

beton yang diproduksi, cukup untuk menghasilkan data yang ditetapkan pada struktur. Pengujian khusus ini tidak boleh
menggambark<m variasi didalam heton untuk struktur. Pada dibaurkan, dan diganti dengan pengujian dilapangan
umumn ya disarankan untuk melakuk<m pcngujian dalam jumlah kemungkinan sangat diperluk<m dan pen ling jika menentuk<m
yang cukup, sehingga disarank<m untuk melakukan pcnguji<m waktu pelepa'ian fonnworklbekisting khususnya pada musitn
dalamjumlah yang cukup, sehingga tiap tipe heton yang berbeda hujan, dan pada pcmbuatan pipa beton yang pemeliharaannya
yang dicor setiap hari ak:an diwakili oleh paling sedikit satu dilakukan deng<m penguapm1, blok dan elemen-elemen struktur.
pengujian y<mg merupakan rata-rata dari 2 bcnda uji silinder Kckuat<m potensial dan variabilitas he ton dapat ditcntukan oleh
standar, 15 x 30 em, yang diuji pada umur yang ditentuk<m. silindcr standar 150 x 30 mm yang dibuat dan dipelihara
Benda-benda uji tunggal y<mg setiap hari dimnhil dari 2 adukan dibawah kondisi standar. Kekuaum bcnda uji he ton y<mg dibuat
yang berbeda akan membcrikan infonnasi yang lebih dapat atau dipelihara dibawal1 kondisi standar memperlihatkan ad<mya
dipercaya terhadap keseluruhan variasi, tetapi umumnya infonnasi uunhahan, ini harus dianalisis dan dilapork<m sccara
dikehendaki membuat benda uji tmnhahan yang berkaitan terpisah.
dengan sam pel yang sama untuk dapat mclakukan pengecekan
4.6. Penolakan Dari Uenda Uji Yang Diragukan
terhadap variasi-vmia-;i dalam pengujimL Jumlah henda uji y<mg
diperlukan oleh seorang ahli teknik hams didasarkan pada Pelaksanaan dari keputusan penolakan benda uji silinder
standar yang ada, tctapi dapat dikurangi sesuai tingkat yang memunpakk<m hasil yang sangatjauh dmi y<mg ditetapkan
kepercayaan dari pembuat, laboratorium, dan kontraktur yang tidak direkomendasikan, sejauh pola nonnal probabilitas yang
bersangkutan. Laboratorium mempunyai t<mggugjawab untuk dibuat memungkinkan basil terscbut. Membuang basil uji
melakukan pengujian yang akurat, dan beton akan diputuskan dengan tidak pand<mg bulu dapat mcngubah distribusi kekuaum,
tidak digunakan jika basil pengujian menunjukkm1 variasi yag y<mg membuat m1alisis hasil kurang dapat dipercaya. Jarang
lcbih besar atau tingkat kekuatan rata-rata lebih rendah dari te~jadi kekuaum dari satu silindcr dari satu grup yang dibuat
yaag seharusnya. Selmna rentang antara benda-benda uji suatu smnpel menyimpan sangatjauh dari yang dimaksudkan.
tambahan yang berkaitan dengan sampel yang sama dapat Direkomendasikan bahwa benda uji dari pengujian tiga aum
diasumsikan sebagai tanggungjawab dari Iaboratorium, grafik lebih benda uji tidak dipakai jika devia'>i basil pengujian raut-
kootrol untuk rentang-rentang (gmnbar 4.4), harus di.jaga oleh rata lebih besar 3cr, d<m harus diterima dengan catatan, jika
laboratorium sebagai pengecekan tcrhadap kescragaman deviasinya lebih besar dari 2cr. Jika variasi menimbulkan
pelaksanaan peketjaan tersebut, ini untuk refcrensi meskipun pertanyaan yang kelihaum selcuna pemhuatan, pemeliharaan,
pengujian tidak dilakukm1 pada bcton yang berumur lanjut. atau pengujian benda uji, bcnda uji harus ditolak. Hasil uji rata-
Pemeliharaan benda uji beton pada konstruksi dilapm1gm1 dan rata harus dihitung berdasarkcm sisa benda uji. Hasil uji (ram-
dibawah kondisi kerja kadang-kadang direkomendasikan, rata dari semua henda uji dari smnpcl) tidak boleh ditolak
karena hal ini dim1ggap lebih mewakili pemeliharaan ym1g kecuali diketahui mengalmni kegagal;m, sejauh hal ini mewakili
pcrkirmm paling haik yang ada untuk smnpel tersebut.

Tahel 4.3

Evaluasi Hasil Pengujian Berturut-turut yang Mempunyai nilai Kekuatan Rendah

1 2
I 3 4 5

J umlal1 dari taut- Nilai rata-rata yang kurang dari Probabilitas dari nilai
rata basil pengujian ym1g dibutuhkan rata-raut yang kurang
yang berturuum fc, t persen

Kriteria untuk seleko;i murni dari fer


1 dalan1 10 pengujian yang I dalam 10 pcnguji<m I d}Lfmn 10
nilainya dibawah fc' yang nilainya dibawah pengujian
fc' = 35,2 kgflcm2 yang nilainya
dibawah fc'
untuk V = untuk nilai untuk nilai
15 persen yang diberikan yang diberik<m
1 0,86 fc' fc' - 0,77cr fc'- 35,2 + 0,76cr 10,0
2 0,97 fc' fc'-0,17cr fc' - 35,2 + O,XXcr 3,5
3 1,02 fc' fc' + 0,10cr fc'- 35,2 + l,l4cr 0,5
4 1,05 fc' fc' + 0,26cr fc' - 35,2 + 1,30cr 0,5
5 1,07 fc' fc' + 0,36cr fc'- 35,2 + l,4lcr 0,2
6 1.08 fc' fc' + 0,44cr fc' - 35,2 + I ,4Ycr 0,1

314 Bagian 3: Beton. Semen. Perkerasan Jahm Beton Semen


SNI 03-6815-20 02

Gnfik untuk peaVJjiu kekuatau d•~iual

Kdw:a.ta.u Rata-rata yang dibutubk. .all]cr , ,rata-rata 1 alUudcr -s


·;;; 4000 • \
0.. l-· • -- -~
( 30COi-·-·-..-_:<=vr~, """-.--.,-__...., -+---"" -----r
~ • Kekua~n yllllg diteatuka.n •
2000 Keklsata.n yang dibutuhk u=fc' + t

3000
· · pergerakJ l.a rata-ratll ootuk re.utaDg
tf ~-

-a!
CIS
c
300

100 T----- ----- ----- ----- --,


rata-rata
.,._......._-+-!-
r,.~
R.ata.:rata dari dua siliodcr '\ : .0St>4
I'CQt .......
""--&
.
Each po&nl averoQt of
3 iillnder -s = 064 6 fer cb.ri 10 raataac tenlaluda

0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44
Jumlah Benda Uji

Gambar4 .4
Grafik kontrol Kwalitas untuk Beton

Bagian 3: Beron, Se111en. Perkera.1·an Jalan Beron Semen 315


SNI 03-6816-2002
Pd T-27-1999-03
TATA CARA PENDETAILAN PENULANGAN BETON

1. Ruang Lingkup sudut terhadap tulangan longitudinal;


Tata Cara Perencanaan Detail dan Pendetaihm Penulangan 11) Sengkang ikat adalal1 sengkang tertutup penuh berdiameter
Beton untuk minimum 10 mm yang ujung-ujungnya diakhiri dengan
Bangunan Gedung ini mencakup: kait-kait 135° dengan perpanjangan 10 db yang melingkungi
tulangan memanjang;
1) Pemisahan dan pembatasan tanggung jawab antara
Perencanacm Struktur Beton dan Pembuat Detail Baja 12) Skedul adalah daftar tulangan yang menunjukkan bentuk,
Penulangan; jumlah, ukur<m dan dimensi setiap elemen tulangan yang
dibutuhkan untuk menulangi suatu struktur be ton hertulang
2) Perencanaan detail dan pendetail:m penulang<m beton untuk atau bagim1 suatu struktur beton bertulang;
pabrikasi d;m pemasangan batang-bawng tulangan;
13) Tulangan adalah batang baja yang berfungsi untuk
3) Gambar-gambar dan tabel-tabel yang memuat detail-detail
menahan gaya tarik pada komponen struktur, tidak termasuk
penulangan beton yang standar. tendon prategang, kecuali hila sccara khusus diikut serlakan;
2. Acuan 14) Tulangan deform adalah tulangan yang tekstur pennukaan
ACI 315-92 Details and Detailing of Concrete luamya bersirip atau berpola khusus;
Reinforcement 15) Tulangan polos adalah tulangan yang permukaan Iuamya
ACI 318-95/318-95R Building Code RequircmenL'> for polos;
Reinforced Conc'fete and Commentary 16) Tulangan spiral adalah tulangan yang dililitkan secara
SNI 03-2847-1992 Tata Cara Penghilungan Struktur Beton menerus membentuk suatu ulir lingkar silindris;
untuk B<mgunan Gedung 4. Kewajiban Perencana Struktur
3. Pengertian 4.1 Gambar Rekayasa
Dalam standar ini, yang dimaksud dengan :
4.1.1 Umum
1) Beton bertulang adalah beton yang ditulangi deng<mluas
danjumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum Gambar rekayasa adalah gambar-gambar yang disiapkan
yang disyaratkan, dengan atau tanpa prategang, dan oleh Perenc<ma Struktur untuk Pemilik atau pembeli jasa
direncanak<m berdasarkan asumsi bahwa kedua material rekayasa. Gmnbar rekayasa dan spesitikasi proyek merupakan
beket:ia bersama-sama dalmn menahan gaya yang beket:ia; bagian dari Dokumen Kontrak. Gambar rekayasa harus
mencakup secara lengkap catatan-catatan dan informasi-
2) Beton ringan struktur adalah beton yang mempunyai berat infonnasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan dengan
isi tidak lebih dari 1900 kg/M3; cepat dan benar. Gambar-gambar ini harm; memuat instruksi-
3) Dowel adalah batcmg baja tulangan untuk menyalurkan tarik, instruksi yang pasti dan membedakm1 batcmg tulangan danjaring
tekan, atau geser melalui suatu join konstruksi; kawat baja dilas.
4) Joist adalal1 balok yang relatif tipis dan digunakan dalam Gambar rekayasa dan gambar pelaksanaan dapat
jarak berdekatan satu smna lain untuk mendukung pelat dikombinasikm1.
lantai atau pelat atap; Kewaj iban Perencana S truktur adalah melengkapi
5) Kolam adalah komponen struktur dengan rasio tinggi persyaratan-persyaratan desain dengan keterangan yang jelas,
terhadap dimensi lateral terkecil sama dengan 3 atau lebih, dan kewajiban Pembuat Detail adalah melaksanakan
digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan; persyaratan-persyaratan tersebut. Spesitikasi atau gambar-
6) Kuat tekan be ton yang dio;yaratkan f' c, adalah kuat tekan gambar dari Perencana struktur yang kurang jelas atau kurang
beton yang ditetapkan oleh Perencana Struktur (benda uji lengkap tidak boleh diserahkan begitu saja kepada Pembuat
berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) Detail. Perencana Struktur tidak boleh menginstruksikan
dan dipakai dalam perencanaan struktur beton; Pembuat Detail agar mencari sendiri infonnasi yang diperlukm1
7) Panjang penanaman adalah panjang tulangan tertanam untuk menyiapkan gmnbar-gcunbar pelaksanaan dari suatu
yang tersedia dari suatu tulangan diukur dari suatu referensi tertentu. Infonnasi yang dipcrlukml oleh Pembuat
penampang kritis; Detail harus ditafsirkan sendiri oleh Perencana Struktur dan
diberikan dalmn bentuk detail perencanaan yang spesitik awu
8) Panjang penyaluran adalah panjang tulangan tertanam catatan yang jelas untuk dipatuhi olch Pembuat Detail. Jika
yang diperlukan untuk mengembangkan kuat rencana (yaitu ditemukan kekurllilglengkapllil, keraguan, awu ketidakcocokan,
kuat nominal dikalikan suatu faktor reduksi kekuatan) dari maka informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi yang
tulangan pada suatu penampang kritis; diminta oleh Pembuat Detail harus diberikllil oleh Perencana
9) Penumpu tulangan adalah alat untuk menumpu atau Struktur. Dalmn spesitikasi harus disyaratkan bahwa gambar
menahan tulangm1 pacta posisi yang direncanakan untuk pelaksanaan yang disiapkan oleh Pembuat Detail terlehih dahulu
mencegah pergeseran tulangan sebelum dan selama harus diserahkan untuk mendapat persetujuan.
pengecoran adukan beton; Butir 1.2.1 pada ACI 318 Building Code memuat daftar
lO)Sengkang adalah tulangan yang digunak<m untuk menahan infonnasi yang harus tercantum pada gmnbar struktur, yaitu
tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur, tenna'>uk:
berbentuk kaki tunggal atau dibengkokkan dalam bentuk Panjang penjangkaran tulangan serta loka'>i dan panjang
L, atcm persegi dan dipasm1g tegak Iurus awu membentuk sambungllil lewatan

316 Baxian 3: Beton. Semen. Perkerasan }alan Beton Semen


SNI 03-6816-2002

Tipe dan lokasi sambungan dengan las dan dengan tulangan dengan las dan penyambung mekanis, tebal selimut
pcnyamhung mekanis beton, join yang disyaratkan, dan semua informa-;i lain yang
diperlukan untuk membuat gambar pclaksanaan penulangan.
4.1.2 Standar Gamhar Loka.<;i-lokasi selubung dan penulangan khusus di sekitar
4.1.2. 1 Media selubung atau lubang harus ditunjukk<Ul oleh perencana struktur.
Media standar minimum untuk memproduksi gambar Lihat Gambar 1,2,3,7,15,16, dru1 18. Scbagai tambahan atas
rckayao;a adalah dengan pinsil di ata<; kertas transpamn. Media persyaratan ini, gcunbar rekaya-;a balok, balok induk, dan kolom
lain y<mg memhuat gam bar lebih mudah direproduksi atau lebih juga harus memuat informasi-informa<;i herikut.
awet misalnya tinta, kcrtas kalkir, atau film polyester boleh 4.1 .3.2 Balok dan Balok lnduk
digunakan.
Skedul untuk balok dru1 balok induk harus mencakup : kode
4.1.2.2 Ukuran balok, ukuran komponen, jumlal1 dan ukuran tulcu1gan yang
Gambar harus dihuat dalam ukuran yang standar. Semua Iurus dm1 yang dibengkok catatan khusus untuk pemhengkokan
lembar pada set gambar yang smna harus berukuran smna. jumlah, ukurcm, mutu, dan jarak an tar scngkang atau sengkang
ikat loka-;i tulangan atas dan semua infonnasi khusus lainnya,
Dua seri ukurcm stm1dar kcrtm; ycmg hanyak digunakan :
misalnya persyaratan untuk tulm1gan dua lapis. Jika perlu, harus
Scri A AO 841 X 1189 mm dibuat detail penmnp<mg join balok-kolom.
AI 594 x 841 mm Pada balok menerus jumlah dan jarak antar tulangan atas
A2 420 X 594 mm yang harus dipasang pada daeral1 sayap balok T (pelat) untuk
mengendalikan retak harus diperlihatkan dengan jelas, apabila
A3 297 X 420 mm
desain struktur mensyaratk<mnya.
A4 210 x 297 mm
4.1.3.3 Kolom
Seri 8 80 1000 X 1414 mm
Desain kolom harus menunjukkm1 ukuran kolom, jumlah,
81 707 X 1000 mm lok<L<;i, mutu dan ukuran tulangan, d<m semua detail penting
82 500 X 707 nun dim<ma tei:iadi perubal1m1 penampang kolom atau peruhahan
83 353 X 500 nun penulangan. Sambungan harus selalu ditentukan dcngan jelas,
meliputi pengaturan srunhungan baik smnbungcm tumpul atau
84 250 x 353 nun smnbungan lewat<m, semua lokasi sambungan berseling, d:m
Semua dimensi adalah ukunm kcrtas sctclah dipotong di tipc pcnyambung yang dibutuhkan untuk samhungan tumpul.
luar margin. Garis batas grunhar terletak di dalmn dimensi ini. Pada kolom simetris dua arah pcngaturan tu1angan harus
4.1.2.3 Arab Utara diper1ihatkan dcng<mjela-; jika penul<mgannya tidak simetri dua
arab.
Tanda panah y<mg menunjukk<m arah utara harus dilukiskan
pada sctiap gmnhar denah. 4.1.4 Gambar Rekayasa-Struktur .Jalan Raya dan
Transportasi
4.1.2.4 Skala
Istilah struktur jalan raya, dan transportcL-;i ym1g digunakan
Pada g<unhar rekayasa skala-skala yru1g digunak<m harus pada standar ini meliputi jembatan, drainase, dan struktur-
diluliskan di bawal1judul setiap gmnbar detail. Grunbar-grunbar struktur lain yang terkait.
y<mg mungkin diperbesar atau diperkecil ketika direproduksi
harus diberi grafik skala pru1jang untuk mcmb<mtu pemakai 4.1.4.1 Dimensi
gmnbar mengctahui skala yang sebenamya. Karenagrunbarrekayasa untuk strukturjalm1 raya bia..,anya
4.1.2.5 Huruf merupakan kombinasi antara gambar rekayasa dan gambar
pclaksanaan , maka semua dimensi harus dicantumkan dengan
Semua hurufharus jela" d<m mudah dibaca. Jika akm1 dibuat jelao;. Pad:'1 gmnbar-grunbar harus dicantumk<m dimensi-dimensi
fotocopy yang dipcrkecil untuk kepcrlmm lapangan, ukuran heton pelindung untuk semua tulcmg<m. Jika dibuat gambar
huruf harus diperbesar, dan mcmenuhi standar untuk dibuat pclaksanaan yang terpisah, dimcnsi-dimensi struktur boleh
menjadi mikrotilm sesuai publik<L<;i dari National Microfilm dihilangkan mengikuti tala cara yang sama seperti untuk
Association "Modern Drafting Techniques for Quality bangunan gedung (lihat butir 4.1.5).
Microreproductions" (Teknik Pcnggmnharan Modern untuk
Reproduksi Mikro yang 8erkualitw;). 4.1.4.2 Penulangan
4.1.3 Gamhar Rekayasa-Bangunan Gedung dan Struktur Kombinasi gambar rckaym;a-pclaksmlacm harus mcncan-
Lain tumkan ukuran, jarak an tar tulang<m, sertctlokasi tulangm1 dan
jaring kawat baja dilas pada struktur. Daftar tulm1gan harus
4.1.3.1 Umum mcncakup jumlah batm1g, ukuran, panjang, kode hatm1g, dan
Gam bar rekayasa dm1/atau spesitikasi untuk elemcn-elcmcn detail bengkokru1 untuk semua batang yang dihengkok . Daftar
struktur scperti balok, balok induk, kolom, dinding, dan pondasi jaring kawat bajadilas harus memuatkode, corak, Iebar, panjang
harus dilengkapi keterangan tcntang kekuatan heton yang dan jumlah lembar ym1g dibutuhkan.
disyaratkru1 f, tipe dan mutu baja tulangan, pelapis tulangan Penulangan untuk struktur-struktur besar kadang-kadang
(jika ada), beb<m hidup laym1 , partisi, heban langi-langit dan didetail, dipabrikasi, dm1 dikirimkan dalam unit-unit, misalnya :
penggantungnya, atau bebru1 mati khusus di luar berat sendiri kaki ponda.-;i, abutmen, pilar, d<m balok. induk.
be ton. Gmnbar rekayasa dan/atau spesifikasi juga harus memuat
dimensi-dimensi beton, panjang penjangkaran tulangm1, lokasi Daftar tulangan dapat dibagi-bagi dengan cara serupa. Jika
dan panjang srunbungan lewatml, tipe, dan lokasi srunbungan struktur cukup besar, gamhar dan daftar pcnulmlg<m bias<mya

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton .)"emen 317


SNI 03-6816-2002

dihuat terpisah untuk setiap unit struktur. kali diameter tulangan, 3/2 kali ukuran maksimum agregat kasar
Penulangan untuk pondm;i, pilar, abutmen, dinding sayap, alim 38 mm.
d;m pelat hiw;;mya dibuat dalam hcntuk denah, penamp;mg, atau Tabel 2 memuat berbagai ukuran Iebar halok dml jumlah
tampak. Jika perlu penmnpang melint;mg harus dibuat untuk maksimum hat<mg tuhmgan y;mg diijinkan dahun satu lapis
memperjelas. Daftar tulangan harus mcrupakan ringkasan untuk ukunm maksimum agregat kasar 19 mm dan 25 mm,
lengkap dari kebutuh;m hahan. sesuai ACI 318. Tabel3 memuat infonna"i serupa untuk halok
Data rujukan tent:mg hatang tuhmg;m d;mjming kawat b<\ia Tabel-tabcl ini disediakan untuk digunak<m oleh Perenc<Ula
dapat diambil dari sumher-sumher industri, Struktur; sedangkan Pemhuat Detail tidak herhak untuk
menentukan apakall batang-bat<mg tuhmgan holeh dipasang
4.2 Tata Cara Pendetailan dalam lehih dari satu lapis tuhmgan.
4.2.1 Umum 4.2.5.2 Penjangkaran Sengkang
Standar tata cara ini merupakan stand<lf minimum hagi Perenc<Ula S truktur harus menunjukk<m a tau mcncru1tmnkan
Perencana Struktur selmna periode pengemhangan disain. catatml mengenai ukunm, jarak, lokao;;i, dan tipe semua sengkang
lnfonnasi yang diherikan disini merupak<Ul kumpulan catatan y;mg digunakan. Tipe-tipc ini tennasuk sengkang terbuka dan
dari ACl 31 X; ACI 343R; AREA 'Manual for Railway sengkang tcrtutup (atau sengkang-ikat) (Gmnhw· 12 dan 13).
EngineeriiH!, Bab X, Concrete Structures <md Foundations; d;m Sengkang juga dapat dipahrikasi dari jming kawal haja dilas.
ASHTO'~ Standard Specifications for Highway Bridges', Terdapat herbagai metode y<mg diijinkan untuk penj;mgkaran,
(disusun ulang agar lebih jclas d<m mudah hagi pemakai), tala tetapi yang paling umum adalah menggunakan salah satu tipe
cara industri, pertimh<mg<m praktis, dan hw;il riset mutakhir sengkang-ikat st<mdar seperti terlukis pada G~unhar 6. Tipe S 1
pada saat laporan ini dihuat. Penulangan untuk struktur ym1g smnpai S6 , T1, T2, dm1 T6 smnpai T9 menggunakan pengikat
direncanakcm sesuai ACI 34l), ACT 35l), d<m dokumen-dokumen stm1dar dan kait sengkang sepcrti pada Tahel 1.
serupa lainnya yang secara umum dapat digunak;m kecuali jika
Dalmn merenc;makan pcnjangkarm1, h<uus dapat dijwnin
ada ketentuan-ketcmuan yang melarangnya.
hahwa ujung-ujung kait sengkang tertanmn penuh di dalmn
4.2.2 Toleransi be ton, misalnya jika kait dihengkok keluar d;m dimasukk;m ke
Batasan-batasan praktis peralatan dan efisicnsi produksi dalmn pelat beton y;mg tipis.
mcnghasilk<:m toleransi-tolcnmsi pahrikasi tertentu yang dapat Jika pcrencanaan mensyaratkan sengkang-ikat tertutup
cocok dengan peralatan bengkel yang st<mdar. Tolenmsi stm1dar untuk mcnahm1 geser vertikal, pcngakhinmnya dapat hcrupa
ini dilukisk<m pada Gmnhm· 4 d;m 5 baik untuk bat<mg tulangan lcwatan ujung-ujung kait st;mdar 90° dari satu atau dua bual1
yang lurus maupun y<mg dihengkok. Persymatan toleransi yang sengkang, atau kombinasi dari sepasang sengkang U. Jika
lebih ketal dari yang tercantum pada gamhar-gmnhar tersebut perencana<m mensyaratkan pcngikat Lertutup untuk menah;m
harus disebutk;m dcng<mjelas di dalmn Dokumen Kontrak. Efek puntir, pcngakhirannya dapat herupa lewatan ujung-ujung kait
tolcransi pada tehal selimut heton, kekuatan, kemudal1an sl<mdar 135° dari satu atau dua buah pengikat y;mg melingkungi
pclaksanaan, dan kemmnpuan layan struktur harus diper- sehuah tulangan memanjang. Paling sedikit sebuah tulang;m
hitungkml oleh Pcrencana Struktur. memanjang harus terdapat di dahun setiap sudut sengk;mg a tau
pengikat, ukuran tuhmg<m ini minimum smna deng<m dimneter
4.2.3 Gamhar Komhinasi
sengkang (minimum 10 mm). Pengikat ym1g dipasang untuk
Kombinasi gambar rekayasa-pelaks;maan harus memuat menahan gaya-gaya radial yang timbul akihat melcngkungnya
scmua dimensi luar hatang tulangan dim;ma panjang hatang hatm1g tulang<m atau tendon harus dijangkar dengan haik.
total adalah jumlah dari semua dimensi detail, tcnnasuk Kait A
dan G (Tabcl 1). 4.2.5.3 .Jarak Antar Bunde! Tulangan
Tulangm1 yang dipasang sejajar dan menempcl satu smna
4.2.4 Kait dan Bengkokan
lain dalcun jumlah dua, tiga, atau em pat disebut sehagai 'bundel
Kait dan bcngkokan dispcsiiikasikan untuk menslimdarisasi tul:mgan. Untuk bm1gunan gedung jarak bersih minimum <mlitr
pahrika.-;i ilim memhatasi tegangan beton pada dacral1 kait. Lihat bundcl tulangan sesuai ACI 31 X h;trus smna dengan diameter
Tahcl I dan Gmnb;u· 6. bat<mg tunggal bun dar y<mg lua.o;;n ya eki val en dengm1luas hundel
4.2.5 Balok dan Balok lnduk tulangan. Untuk perencanaanjemhal<m, spesilik;Lo;;i-spesitikw;i
jemhatan AREA d<m AASHTO mensyaratkan jarak minimum
4.2.5.1 Lehar Haluk <mtar bundcl tulm1gan schesar 3/2 kali di<uneter sehuah bat<mg
Agar he ton dapat dicor dcngan haik dan untuk melindungi tulcmgan tunggal yang ekivalen.
tulangan tcrhadap korosi, Pcrenc;ma Struktur hwus mcncntukan 4.2.6. Kolom
jarclk hersih y;mg cukup ;mtar tulw1gan yang scjajar dan ;mtara
tulang;m dcngan cetak<m. Percncana Struktur h;uus menctapkan 4.2.6.1 Tulangan Vertikal Kolom
tchal selimut he ton y;mg dihutuhk;m untuk melindungi tulcmgm1. Dalmn menentukan tulangan kolom, harus diperhatikan
Pcrenc;ma Strukturjuga harus menetapkanjarak antar tulangan jarak minimum <Ull<lf hat<mg tul;mgml a1<1U bull(lcl tulcmg<m yang
yang diperlukan untuk mengemhangkan kekuatan lekat dan .ditetapkan dalam ACI Building Code hutir 7.6.3. Tabel 4
mcmpennudah pengecoran heton. Untuk hangunan gedung, memuat jumlall maksimum hatang tulangan urlluk kolom
prak hersih minimal adalah satu k.ali diameter hatang tul;mgan, bundar. Tahcl 5 memuat jumlah maksimum batm1g tul<mgml
4/3 kali ukur;m maksimum agregat kasar y<mg digunak<m, tetapi yang dapat dipasang pada satu sisi kolom persegi. Pengaturan
tidak holch kunmg dari 25 mm. Untuk jembatan yang dicor di sambung<m h;trus diperlihatkan dengan jelas. Umuk si:.lcm
tcmpat, _1ardk hcrsih mllar tulang;m tidak lx>leh kurang dari 3/2 sambungan tumpul harus dipcrhatikan bahwa diameter
pcnyarnbung mekanis dan hagian yang disamhung deng<m Ja..,

318 Ragian 3 : llt•lon. Semen. l'erl.:t-ra.mn }a/an Jlelrm Semen


SNI 03-6816-2002

lebih besar dari diameter tulangan yang disarnbung. Spiral terutama digunakan untuk kolom, pilar, pondasi liang
Persiapan ujung tulangan yang khusus harus dkantumkan bor, dan tiang tiang pancang. Spiral yang tidak memenuhi
dengan jelas pada gambar atau spesifikasi. Jika lua<; tulcmgan definisi ACI 318 tentang spiral dapat digunakan sehagai
kolom atas berbeda dari kolom bawah , semua perpanjangan tulangan pengikal. Spiral semacarn itu kadang-kadang disebut
yang diperlukan (jika ada) harus diperlihatkan dengan jelas sebagai pengikat menerus dan biasanya dispesifikasikan dengan
dalmn gambar rekayasa baik untuk tulangan yang di atas jarak putar<m spiral yang besar.
maupun yang di bawah level lantai (lihat juga butir 2.2.7). 4.2.6.5 Pengikat Tulangan Kolom
4.2.6.2 Loncatan Bidang Muka Kolom Tulangan vertikal kolom harus diheri pengikat lateral.
Jika ukuran kolom atas dan kolom bawah berbeda, gam bar Standar penempatan pengikat untuk berbagai jumlah batang
rekayasa harus menunjukkan bagaimana tulangan vertikal tulangan vertikal ditunjukkan pada Gambar 8,9, dan 10.
kolom harus dibengkok ofset, demikian juga jika digunakan Perencana Struktur juga dapat menspesifikctsikan jaring kawat
dowel-dowel yang terpisah (Iihat butir 3.1.7.7). Kemiringan baja dilas sebagai pengikat kolom berdasarkan luas baja
bagian tulangan yang dibengkok ofset maksimal 1 : 6 . Liiutt ekivalen. Penempatan satu hatang pengikat seperti ditunjk~m
Garnbar 7 untuk detail sarnhungan yang dirckomendasikan. pada Garnbar 8 menghasilkan kekakuan maksimum pada
tulangan kolom y<mg Lelah dirakit sebelum dipasang di tempat
Ji_ka tulangan vertikal dihengkok ofset, diperlukan pengikat-
peker:jaan. Perakitan tulcmgan kolom sebelum dipasrutg yrutg
pengikat tambalmn yang harus dipasang maksimum sejarak 150
dibuat per satu tingkat lebih cocokjika semua tulangan vertikal
mm diukur dari titik dimulainya bengkokan. Unt~k tujuan
disambung dengan lewatan di dekat setiap pennukaan atas
praktis, biasanya digunakan tiga pengikat y<mg herdekai<m ,
lantai. Lihat butir 2.2.7 .3 untuk pembatas<m sarnbungan dengan
salalt satunya dapat merupakan penoikat berjarak reouler
lewatan.
ditarnbah deng<m dua pengikat ekstra. Susunan ~mu ba~mo­
batang tulangan vertikal d<m persyaratan mengcnai pengik~t Pacta tulangan vertikal berdiarneter besar-besar yang dihuat
harus, dicantumkan pada garnbar rckayasa. per dua tingkat deng<m sarnbungan tumpul berseling, pengikal
kolom harus dipasang pada tulanga.n vertikal yang herdiri beba-;.
Sebagai tambalum untuk menunjukkan ukuran dan jarak
Standar penempatm1 untuk dua pengikat seperti pada Garnbar
reguler dari pengikat-pengikat kolom, Perencana Struktur juoa
9 d<m 10 direkomendasika.n untuk mempennudah perakitmt di
harus menunjukkcm semua pengikat tam bah an y<mg dihut~
lapangan, yang umumnya dapa.t diaplikasik<Ul pada sembarang
untuk kondisi-kondisi khusus misalnya pada sambungan, pada
lokasi sambung<Ul yang disyaratkcm oleh Perencana Struktur.
hengkokan ofset, dan lain-lainnya.
Perencana Struktur dapat menetapkan berhagai pola
4.2.6.3 Peruhahan Tulangan di Atas Pelat Lantai penempatan pengikat asalkan penempatannya memenuhi
Jika penulang<m kolom akcm diuhah di atw; pclat lmllai, persyaratan ACI 318.
tulangan dapat diperan,j~mg melewati, hcrhenti, atau digunakan Jarak antar pengikat tergantung pada ukuran-ukuran
dowel-dowel yang terpisah. Jika tidak digunakan smnbungan tulangm1 vertikal, ukuran kolom, dan ukurcm pengikat. J arak
tumpul, tulangan kolom bawal1 dcng<m luas minimal sama maksimum antar pcngikat y<mg diijinkan lihat Tabel 6.
dengan tulangan kolom atas harus diperpanjang sampai
Perenc<ma Strukturjuga harus menut~jk semua pengikat
melewati tulangan atas sepanjang panjang Iewatan yang
tambahan yang dibutuhkan untuk kondisi-kondisi khusus
diperlukan. Tulangan vertikal kolom bawah yang dihentikan
misalnya pada smnbungan, hengkok<Ul ofset, dan lain-lain (lihat
untuk alasan apapun dipotong dalam jarak 75 mm dari
juga hutir 2.2.10, Detail Gempa).
pennukaan atas pelat Icmtai kecuali jika pada gmnbar rekayasa
diatur lain. Perencana Struktur harus menentukan apakalt Jika dihutuhkan tulangan lateral di dalmn kolom di <Ultara
tulangan vertikal yang akcm dipotong harus diperpanjang agar puncak spiral dan level lantai atas, hal ini dapat dilaksanakan
tcrtmtarn secara cukup, dan mcmperlihatk<m hal ini pada gam bar dengan sebuah spiral pendek atau pengikat lingkarcm untuk
rekayasa. mempennudah pemasangan tulangan pelat lcmtai, dan aturan
pemasangannya harus diperlihatk<Ul dengan jelas.
4.2.6.4 Spiral
4.2.6.6 Bundel Thlangan
Jarak antar putaran spiral (pitch) harus ditetapkan dengan
ketelitian 5 mm. Scsuai ACl 3 I 8, jarak bersih an tar putar<m Bunde! tulangan holeh digunakan sehagai tulcmg<m vertikctl
spiral tidak boleh Icbih dari 75 mm atau kurang dari 25 mm kolom. Bundeltulangan didefinisik<m sebagai berkas tulangan
atau 4/3 kali ukuran agregat kctsar maksimum yang digunakan. sejqjar yang menempel satu sama lain dan heraksi sebagai satu
Spiral harus dipasang deng<m 11/ 2 kali putar<m ekstra di atas kesatuan. Satu bundel maksimum terdiri dari empat batang
dan di bawah. Penymnhungan, spiral dilakukan dengan dilas tulangan. Bunde! tulangan harus disamhung dengan
atau srunbungan Iewatan sep<mjang 48 dh. menggunakmt smnbungan tumpul atau sambung<m per hatang
secant terpisah-pisah.
Tabel berikut memuat dimnetcr minimum spiral standar
yang dapat dibuat dan diameter minimum yang dapat Bunde! tulmtg<m harus diikctt untuk menjmnin agar posisinya
menycbabkan tetjadinya kegagahm. tetap. Semua bundel tulangan vertikal kolom harus diheri
pengikat tamhah<Ul di atas dan di bawah smnbungan mekanis
Diameter luar Diameter luar minimum tipe lumpuan ujung dan semua batang smnbm;gan pendek
Diameter balang minimum agar dapat yang dapat menyebabkan tmnhahan untuk me nahan tarik harus diikat sebagai bagian dari
spiral [mm] dibentuk [mm] spiral gagal (kolaps) [mm] bundel itu di dalarn batasjumlah tulang<m untuk sebuah bundel.
10 225 350 Bunde! tulangan harus diletakkan pada sudut-sudut pengikat.
13 300 450 Ukuran pengikat untuk hundel tulangan minimal 13 mm.
16 375 600 Perencanaan dan infonnasi detail tentang bundel tulangan
19(khusus) 750 sebagai tulcmgmt vcrtikal kolom diberik<m pada Tabel 8.

Baxian 3 : Beton, Semen, Perkerasm1 Jalan Beton Semen 319


SNI 03-6816-2002

4.2.7 Panjang Penyaluran dan Samhungan Tulangan 2) Tulangan atas adalah tuhmgcm horisontal dengan tebal
bcton di hawal1 tulangan lchih dari 300 mm.
4.2.7.1 U MUM
3) Tulangan herdiameter 36 mm dan tulangan tepi yang
PadaACI 3I8, p<mjang penyalumn dan pm~j<g sarnbung<m
lebih kecil dengan jarak as-ke-as tidak kurang dari 6 db
lewatan untuk batang tulcmgan deform telah hanyak diubah
diasumsikan mempunyai selimut bcton samping tidak
sesuai rckomendasi dari ACI Committee 408, Bond and
kurang dari 2.5 db. Jika tidak, harus dipilih Kategori 5
Development of Reinforcement. Pcrubahan mcliputi hukan kategori 6.
pcrpanjm1gai1 untuk hat<mg-bat<mg tulangan herjarak dckat dan
batang-batang tulangan dcng<m tchal selimut hcton minimal. 4) Kondisi-kondisi ycmg membutuhkcm pcu~jang penyalunm
Tabel 10 smnpai 13 mcmuat nilai-nilai p<mjcmg penyalunm tarik atau panjcmg smnbung<m lewatan Kategori I atau kategori 2
dan panjang saiTibungcm lewatan tarik untuk bat<mg tul<mgan harus diabaikcmjika dimungkinkcu1 penggunaan tulangan ym1g
lurus. Pada tabel-tahel ini, nilai-nilai untuk ld tarik dan panjang lebih besar. P<mjang y<mg tidak beraturm1 dapat menyulitkan
scunbungan lcwatm tarik didasark<m pada persyaratan dalcun pemasangan tulang<m d<m menyebabkan pcnyumbatrul pada
Bab I2 ACI 318 Building Code. Semua data ycu1g ditahclkan waktu aduk;m he ton dicor d<m dipadatk<m. Beberapa cara dapat
hcrlaku untuk tulangan BJTD 40 di dalmn hcton hcrbohot digunak;m untuk mcnghindari kondisi Kategori I alau 2, cmtara
nonnal dcngan rentcu1g kuat tck<m hcton yang disyaratk<m, fc, lain:
2I sampai 56 MPa. a. mempertebal selirnut beton rnenjadi lehih dari satu diameter
Tabel-tabel menggunak<m istilah Katcgori I saiTipai 6, y<mg danlatau memperlcbar jarak tule:mgan a..o.;-ke-a" met~jadi Jcbih
<litcntukan olch tipc elemcn struktur, tehal sclimut heton, dan dari tiga kali diameter tulangan. Lihat Tabel 2b.
jarak tul<mg<m as ke as, didetinisikan pada label di bawah ini. h. menggunakan Atr sesuai ACI12.2.3.1 (b) untuk balok atau
Tahcl 10 (panjang penyaluran tarik) 1hm Tabel II (panjang kolom. Perhatikcm jika pengikat atau sengkcmg memenuhi
sambungan lcwat<m tarik) adalah untuk tulangan y<mg tidak persyaratan minimum Atr maka panjang Kategori 1
dihcri lapis<m. Tabel 12 d<m Tabel I3 adalal1 untuk tulangan direduksi menjadi Kategori 5 dan panjang Katcgori 2
yang dihri lapisan epoxy. Tidak ada persyaratan panjang direduksi met~jadi Katcgori 6.
penyalurcm yang klmsus untuk tuhmgan yang digalv<mis (dilapis Satu catat<m tambah<m untuk nilai-nilai p<mj<mg srunbung<m
seng) sehingga tulangan maccun ini harus dicmggap tul<mgcm lcwatan tarik pada Tahel 11 d<m Tahel I3:
ta11pa Iapiscu1. Untuk beton agrcgat ring<m, nilai-nilai pada Label-
5. Pmtjang smnhungan lewatcm dikalikan Id tarik, misalnya
label terse hut harus dirnoditikasi dengan dikalikcu1 suatu faktor
nilai-nilai pada Tabel 11 dikalikan Id dari Tabel I 0 dan nilai-
(ACI 12.2.4.2).
nilai pada Tabel 13 dikalik<m Id dari Tabel 12. Kelas A= 1.0 Id
Kategori. scsuai jarak an tar
dcm Kelas B = 1.3 Id (ACI I2.I5. 1).
Posisi tulangan pacla Sclimut
ekmen struktur tulangan as-kc-as (*) Satu catcttail tainbahan untuk nilai-nilai pcmjang pcnyalunm
hcton
tarik dan panjang sambungan lewatan untuk tulangcm yang
:53 db > 3 db 24dh 2 6 db
dilapisi epoxy pada Tahel I2 dm1 Tabel 13:
<4db < 6 db
6. Jikajarak <IS-ke-as minimal 7 db d<m tebal selimut beton
Tulangan memanjang minimal3 db, maka p<mjrulg Kategori 6 holch dikalik<m deng<m
pad a balok dan :5 db 1 1 I 2 0.918 (untuk tulcmg<m ata..") atau dengan 0.8 (untuk tulangan
kolom. dan lapisan lain).
dalam tulangan 2db I 3 5 6
Butir 1.2.1 dari ACI 318 mensyaratk<m bahwa semua detail
dinding/pclal
panj<mg penyalunm dan srunbunge:mlewatan harus dicmnumk<m
Scmua batang :5 db I I I 2 pada gaiTibar struktur. Infonnasi dapat ditampilkan dalam
tulangan lainnya bentuk 1oka..<;i-1okasi pemberhentiml tulcmgcu1 termasuk tabel-
>db I 3 3 4
tabel panjang sambungcm lewat<m.
< dh 4.2.7.2 Sambungan (umum)
2 2 db I 3 5 6 Pada ba1ok atau balok induk yang memhutuhkan tulangcul
lebih panjang dari yru1g terscdia, Perencana Struktur harus
Dimana : dh = diameter nominal batang tulangan mcnspesifikasikan sambungan sccara khusus. Perencana
(*) Jika batang-batang tulangan disambung dengan Jewatan scbidang, Struktur harus menunjukkan dcngan gambar atau memberi
dimana scmua batang tulangan tcrlctak pada satu bidang yang sama. catatcm bagaimcma samhungan harus dihuat; dengan lcwatan,
dahun mencntukan kategori jarak antar tulangan as - kc - as harus di las, atau pcnycunhung mck<mis.
dikurangi satu diameter tulangan. Pada gambar-gamhar rckayasa Perencana Struktur harus
memperlihatkan detail-detail lokasi dan panjang semua
Ketcntuan di bawah ini hcrlaku untuk semua nilai-nilai y<mg samhungan. Pada halok atau balok induk sambungan-
ditabclkan untuk p:mj<mg pcnyaluran tarik dan smnhungan smnbungan lehih disarankan untuk dibuat dimana tulangan
lewata11 tarik : tcgm1gannya minimrnn, misalnya pada titik hclok. Samhungcm
dirnm1a tegangcm renccma kritik hersifat tarik sedapat mungkin
I) Nilai-nilai ld untuk tulangan halok atau kolom
harus dihindari oleh Percncana Struktur. Smnhungan lewatan
didasarkan pada tulangan transversal sesuai persyaratan
dapal dibuat dcngcm baL<Ulg-batang yang dis:unhung mcncmpel
minimum untuk scngk<mg pada ACI 11.5.4 dan 11.5.5.3, atau
satu sama lain atau tcrpisah. Pcrencana Struktur harus
sesuai pcrsyaratan pcngikat pada ACI 7.10.5; dan didasarkan
menggambarkan alau mcmhcri catatan pada gamhar-gamhar
pada tcbal sclimut beton minimum sesuai ACI 7.7.1.
apakall SaiTibungan harus, dihuat hcrscling a tau dihuat sckaligus

320 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.mn lalan Ileum Semen


SNI 03-6816-2002

pada Iokasi y;mg smna. Pada clemen struktur yang meml.han ujung tulang<m dapat diperhitungk<m untuk meml.hmi tarik, tetapi
Icntur, tulangan yang disambung dengan sambungan lcwatan tidak holch diperhitungkrui dalam mcncntukcm pcmj;mg tertanam
y;mg batang-batangnya tidak mcnempcl satu sruna lain, jarak yang dibutuhk<m untuk tulcmgrui tekan.
antar tulangan maksimal seperlima panjang lewaum atau 150 Bat<mg sambung;mterpis;l.h (dowel-dowel) diperlukcm untuk
mm. menymnbung tul<mg<m kolo111 jika loncaum hiilimg muka kolom
4.2.7.3 Samhungan Lewatan sebes<tr 75 rmn atau lebih, atcm ada bagian-hagi<m struktur yang
ditunda pengecoran betonnya, atau di anutra berbagai unit
K<trena kekuatcm suatu smnbungan lcwat<m dipeng<trUhi oleh
struktur. Kecuali untuk kasus yang khusus, batang sarnbungan
diameter batang yang disambung, kekuatan beton, jarak
terpis<l.h (dowel-dowel) harus dibuat dengrui jumlah, ukurrui,
tulang<m, tebal selimut heton, posisi tulang;m,jmak ke tul<mg;m-
tulangan lain, dan tipe Lcgangan (tekan atau tarik), maka dan mutu ycmg sarna dcngmi tulangan yang disambung d<m
panjang lewatcmnya hmus ditcntukan oleh Perencana Struktur.
Perencana Struktur hmus mcnentuk<mlokasi dan p;mj;mg semua
sa111bungan lewatan. Jika dua tulangan yang bcrbcda Sambung<m lewatcm untuk jming kawat baja deform dilao;;
diruneternya disambung dengan lcwatan, 111aka Percncana harus ditentukan olch Perencana S truktur. ACI 318
Struktur h<trus menentukan p<mjang Jewaum yang diperlukan. mensymalkan bahwa untuk jming kawat b~ja deform dilas,
Smnbung;mlewat<Ul t.idak diijinkcm untuk Lulang;m berdimneter par~juig smnbungan minimal hmus 1.3 kctli pmijang penyaluran
lebih dmi 36 111111, kecuali untuk mentransfcr gaya tek<:m ke (minimal 200 mm). Perencana Struktur harus menetapkan
dowel yang herdicuneter lehih kecil y<:mg dij<mgk<tr ke dahun panjang s~unbga yang dihutuhk<m.
kaki pondasi untuk gedung. Pada strukturjembal<m, AASHTO Smnbungan lewaum untukjming kawat baja polos dilasjuga
atau AREAjuga t.idak 111engijinkan smnbungan lcwatan untuk harus ditentukan oleh Perencana S truktur. ACI 318
tulangan yang lehih besm dmi 36 mm. Tabel 9 sampai dcngan mensymatkcm bahwa panjang sambung<m, diukur <llltara kawat
15 discdiak<m untuk 111empennud;l.h Perenc<ma Struktur. melint<mg terlum dari mao;;ing-masing lemb;tran j<tring kawat
Pada titik sambung<mtul<mgan kolom, tul;mgan (atau dowel) h:~ja y;mg dismnbung, tidak holeh kurang dari satu kali jmak
dari kolom hawah h<trus diperp;mj<mg ke dalmn kolom atas antctr kawat-kawat melint<mg diuunbah 50 mm a tau kurang dari
deng<:m panjang lewatan yang cukup dan luas pcnmnpang 1. 5 Id (dengan minimum 150 mm) j ika As ada I As peri u < 2.
me lin tang tidak kunmg d<tri yang diperluk<m untuk kolom atas. J ika As ada I As perlu 2:: 2, hanya berlaku syarat 1.5 Id (minimal
Minimal e111pat baumg hmus diperp<mj;mg untuk kolo111 dcng<m 50 mm). Karena itu, Perencana Struktur dapat menunjukkan
sengkang dan enam hatang untuk kolom dengan spiral. dimensi sambungan ymig dibutuhk<m al<lu menetapkan delltil
Perencana Struktur harus memperhatikan hahwa kecuali tipikal yang memperlihalk<m p;mj<:mg samhung~ sebesar satu
ditetapkan lain pada grunhar-gamhar rekayasa, Pembuat Detail jamk kawat melintang ditambali 50 mm.
akan memotong sisa tulang<m kolom baw<l.h dahun j<trak 75 4.2.7.4 Sambungan Tumpul
mm ilitri level auts pelatlanuti atau komponcn penyalur beb<m
Untuk menymnbung haumg tulangan yang berdiruneter lebih
uunhahan lainnya ke kolom. Jika ujung atao;; tulangan kolom
besar dari 36 mm harus digunakan sambungan tumpul.
kurang dari 180 em di alas punc;tk pedestal , Luhmg;m hmus
Smnhung<m tu111pul dapal berupa sambungan las penuh atau
diperpanjang ke dalmn pedestal. Biasanya, dowel digunak<m
pen yam hung mek<mis atau, untuk kondisi tek<m s<~ja, sambungcm
hmiya jika pada g<unh<tr rekayasa ada catal<m khusus.
tumpu ujung holeh dispesifrkasikcm sebagai sambung<m tumpul
Dowel untuk sambungan lewatan pada loncatan bidang untuk tulang<m vert.ikal kolom. Pada sambungan tumpul dengcm
muka kolom harus memiliki luas penampang melintang las bias<mya ujung bawah tulcmgmi kolom ata-; dipotong runcing
minimal sama dengan tulangan kolo111 atas dan harus (doublebeve/ed) dan ujung ala.<; tulcmgmi kolom baw<l.h dipotong
diperpanjang ke atcts drui ke hawaii titik smnbungan, sesmti rat<t (saw cut). Di lapang<m pekerjaan, pcmotong<m ujung tu!Lmgan
gmnbm atau spesifikasi oleh Perencana Struktur. dengan api biasanya baik hasilnya. Semua pengelasan b~ja
Perencana Struktur juga hmus menyadmi h<l.hwa kebiasa;m tulangan harus sesuai AWS 014 Jika digunakcui penymnbung
industri konstruksi dalam 111endetail tuhmg<m vertikal kolom mekanis, kedua ujung tulangan botch dipotong rata, dipotong
adalah menggunakan panjang sambungan lewatan sesuai runcing, atau dipotong miring st;mdar, tergantung pada Lipe
dimneter tuhmgan kolom at<ts, dan mengabaik<m pcrbedaan penymnbung mekanis y<mg digunak<m. Karena penyrunhung
dimneter tuhmgan kolom at<ts dcui kolom hawah. mekcmis pailit tul<mg<m vertikal kolom hias<mya dibuat bcrseling
Pengaturan tulangan kolo111 pada sa111bungan lcwatan dan lokasinya tergantung pada pcrsyaratan perencanaan,
diperlihalkan pada Gmnh<tr 7. H<:trus diperhatikctn hahwa pada Perencana Struktur harus menetapkan tipe penyambung
kolom segi empatjumlah tulangan yang dihengkok ofsetlehih mek~is yang, boleh digunak<m,lokasinya, rum persiapan ujnng-
h~my<:tk dari pada kolom bund~tr. Tulangan vertikal y<mg hmus ujung tul;mgan yang diperluk<m.
disambung deng;m lewaum pada kolo111 hujur s~mgk atau segi 4.2.8 Detail Samhungan
empat, dimmm ukuran kolom aLas dan hawaii scuna, biasanya
dihengkok ofset masuk ke dalmn kolom atas, kecuali jika 4.2.8.1 Sudut Kaku Rangka Portal
ditentukan lain oleh Perencana Struktur. Dalrun kasus ini, Perencmia Struktur hmus ekstra hati-hati ilitlmn mendesain
Perencana Struktur harus menujk~ tulmigan vertikal mana join sudut pailit suatu rangka portal y<mg k<tku. Semua tulangmi
y<mg harus dihengkok ofset mwmk ke dalam kolom at<ts . utmna yang melewati join harus bebas dari lekukan atau
Jika tinggi kaki pondasi, atau kombiruLo;;i tinggi k;tki ponilitsi hengkok<m y<mg tidak kontinu. Pusatj<tri-j<tri bcngkok;m harus
dan pedesutl, kurang dmi panjang tert.anmn minimum yang terletak di dalmn join. Prinsip ini pen Ling pada penymnbungan
dihutuhkcm untuk dowel-dowel dcng<m di<uneter tertentu, m<tka tulangan atas balok portal ke tulangan tum suatu kolom.
di;unetcr dowel hmus diperkecil d~m jumlahnya diperhanyak Perencrum Struktur harus memherik;m infonmLo;;i lengkap yang
berdasarkan luas penampang yang ekivalen dan hal ini menunjukkan jari-jari bengkokan, 1okasi dan dimensi
diperlihalkan dengrui jela-; pada gmnb<tr rckty~L'\a. K;tit di ujung- sambungan lewatan. Jika digunakan las atau penyambung

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 321


SNI 03-6816-2002

mekanis, maka harus diberikan deskripsinya secara lengkap. kc tepi acuan, demikian pula untuk elcmen-elemen struktur
Gaya tarik radial pada bcton smna halnya dengan tarik yang yang khusus atau tcmpat-tcmpat dimana setiap mcterial harus
disebabkan olch bengkokan sudut tulangan harus digunakcm. Spcsitikasi penggunaan pcnumpu tulang<m biasanya
diperhitungkan. didasark<m pada wta cara industri yang telal1 m<mtap. Lihat 3.3.
untuk infonnasi lebih detctil mengenai penumpu tulangan dcm
4.2.X.2 Perpotongan dan Sudut Dinding
penjaga jarak ke tepi acum1.
Semua tulangan horisontal dinding pada salah satu atau
kedua hi dang muka dinding harus diperpanj<mg melewati sudut
atau perpotongm1 dinding agar teg<mgml dapat dikembangkan 4.2.10 Detail Khusus untuk Rangka Portal, .Join, Dinding,
secara penuh (Gam bar 11 ). Pcrencana Struktur harus Diafragrna dan Pelat Dua Arab Direncanakan Tahan
menunjukkm1 tulm1gan horisontal yang mana, seberapa jauh Gempa
harus diperpanjang, dan bagaimana penjangkaran pada 4.2.1 0.1 Pendahuluan
perpotongan dan sudut-sudut dinding dm1 kaki pondasi. Pada
Pada daerah-daerah deng<m fisiko gempa tinggi komponen-
dacrah-daerah dimm1a struktur harus direncanalum tah<m gempa,
komponen struktur beton bcrtuhmg harus direncm1akan scsuai
mal<a scmua tulangan horisontal harus dij<mgkarkan.
ACI 318, Bab I smnp<ti Bab 1 Xdan Bab 21 butir 21.2 smnpai
Dinding yang memikul bcbcm y<mg bcrsifal mcmbuka sudut butir 21.8 agar mcnjadi suatu sis tern struktur den gem detail yang
harus dibcri Lulangan berbeda deng<m dinding yang memikul dapat menghasilkan respon non linear tanpa kehilangan
be ban yang bcrsit~l menutup sudut. Detail tipilutl pada Gmnbar kekuatcmnya sec<tra kritik.
11 adalah untuk kctahanan terhadap bcban dari luar atau dari
Pada daerah-daeral1 dengan fisiko gempa sedang rangka
dalam, dengan tulangan dari bidanghidang muka yang
porwl be ton bertulang dan pelat dua arab harus memcnuhi ACI
bers<mgkutan dijangkarkan. Penccgahan untuk mcnahan tarik
318, Bab 1 sampai 18 dan Bah 21 hutir 21.9.
radial serupa dengan untuk sudut-sudut rangka kaku suatu
rangka portal. Ketentuan-ketentmm pada Bah 1 smnpai Bab 18 pada ACI
318 diterapkan untuk pcrencanacm dan pendetailan struktur
4.2.8.3 Sengkang Tertutup bcton bertuhmg pada daerah tanpa atcm dengan risiko gempa
Jika gmnhar rekayasa menunjukkan sengkang tcrtutup, rcndah.
sengk<mg-sengkang ini dapat dibuat dari dua potong scngkang Untuk percncanaan keta.hanan tcrhadap gempa, ukuran
dengan ujung-ujung senglumg berupa lewatcm kait-kait stcmdar komponen struktur harus ditentukan dan pemasangan
1,.10° yang melingkungi suatu tulangan memanjang, atau tulangannya diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi
menggunakan sepasang sengkm1g U dengan lewatan yang penyumbatan adukan beton oleh tulcmgm1. Ukunm komponen
cukup, atau sebuah sengkang ikat slandar lipe Tl alau T2. struktur dan pcngaturan tul<mgml yang dilakukan secara teliti
Minimal satu tulang<m mem<mi<mg harus terletak di setiap sudut akan terhind<tr dari kesulitm1 pada saat pcmasangan tulangan
pcnmnpang, dengan ukuran minimal smna dcngan dimneter dm1 pcngecoran beton.
sengkang tetapi tidak boleh lebih kecil dari 13 mm. Detail-
Pcrsyaratan pada ACI 318 Bab 21 digunakan untuk
detail ini harus ditunjukkan dengan jelas oleh Perencana
menggambarkan apa yang harus diherikan olch Perencana
Struktur. Lihat Gambar 13. Harus dipcrhatikan bahwa
Struktur kcpada Pcmbuat Detail (dan untuk memhiasakan
penggunaan kait stand<tr 90° dan samhungan lewatan pada
Pembuat Detail dengan pendetailan tuhmgan untuk struktur
sengkang tcrtutup adalah tidak cfektif pada situasi dimana
tahan gempa). Banyak informa-;i yang dapat diherikan secara
komponen struktur menahan tegangan torsi yang Linggi.
skcmatis seperti yang diperlihalkan pada Gcunbar 15 smnpai
Pengujian memperlihatkan keruntuhan prematur akihat
19. Dct<til tahan gempa yang khusus ini pada prinsipnya ctapat
terjadinya kerontokm1 (.,palling) pada selimut heton sehingga
diterapkan pacta komponen rangka portal yang menah<m lentur
pcnjangkarm1 kait 90° dm1 smnbungan lcwatm1 lidak bcrfungsi
dm1 komponen rcmgka portal y<mg menahan kombinasi lentur
lagi. Lihat Gmnb<lf 14.
dan gaya aksial pada daerah-dacral1 dengan fisiko gempa tinggi.
4.2.8.4 Integritas Struktur Perencana Struktur sebaiknya memeriksa Lata letak
Perencana Struktur harus menggmnbarkan dctail-detctil penulm1gan secara teliti dalmn tiga dimensi dan membcrikan
khusus untuk kontinuitas penulangan agar memenuhi informasi yang tepat kepada Pembuat Detail. Pemeriksaan ini
pcrsyaratan integritas struktur. akan menunjukkcm apakah ada pcnywnbatm1 pacta join halok-
Kontinuitc1s tulangan disyaralkan pada konstruksi heton kolom akibat bertumpuknya penulangan halok, kolom. dan
yang dicor in situ untuk joist, halok, dan pelat dua arah. sengkang ikat tcrtutup (hoop). Gmnb<tr-gmnhclf berskala bcs<tr,
Kontinuitas tulm1gm1 lcntur tertentu dicapai pada bat<mg yang model, atau mock-up d<tri detail join scpcrti pada Gmnbar 18
menerus a tau dismnbung dengan sambungan tarik Kelas A dan mungkin berguna untuk menjcunin bahwa suatu dcsain dapat
penghentian tulangan deng<m kait stcmdar pada tumpu;m tidak dirakit dm1 adukan bcton dapal dicor dan dipadalkan dcng<m
kontinu. Proporsi tcrtentu mltara tulmlg<mlentur ata-; dan hawah b<tik.
pacta halok keliling harus dibuat kontinu melingkungi struklur Join-join suatu rangka portal rum komponen-komponcn bata-;
dan dikekang deng<m sengkcmg tertutup. Lihat ACl 31 X, butir berupa dinding bcton harus dapat melelch dan tcwp kontinu
7.13 d<m Gamhar 2 dan 3 sebagai detail contoh untuk integfita-; mcnahcm bcban setelah meleleh tcmpa tcrjadi kcruntuhcm geta-;
struktur. pada bcton ketika menal1an bchmllatcrd.l holak-balik bcrlcbihan.
Untuk mengcmbm1gkml sifat daktail ini, be ton pada komponcn-
4.2.9 Penumpu Tulangan komponen struktur ini terma-mkjoin-join harus dikekcmg dcng<m
Percncm1a Struktur wajib menctapkcm spesifikasi material tulangan transversal yang berupa scngkcmg ikat tertutup (/wop)
yang akan digunakan dan/atau pcrsyaratcm pelindung korosi scgi em pat atau lingkar<m. Lihat Gmnb<tr 15-llJ.
untuk pcnumpu tulm1gan, d;mjika pcrlu, untuk pcnjaga jarak

322 Bagian 3 : Beron, Semen, Perkerasan Jalan Beron Semen


SNI 03-6816-2002

4.2.10.2 Beton dan detail-detail di bawahnya dan di sisi kanan dcnah. Skedul
ACI 31 X mcnetapkan bahwa kakuatan beton yang (dan detail pembengkokcm) harus ditempatkan pada sudut kcman
disyaralkan f'c tidak boleh kurang dari 21 MPa. Untuk beton atas bidang gambar. Lihat Gmnbar 20 mcngenai tala ruang
agregat ringan, f' c tidak boleh lebih dari 2X M Pa. gambar yang dirckomendasikan. Tanda panah yang
menunjukkan arab uwa harus dilukiskan di smnping setiap
4.2.10.3 Penulangan gmnbar denah.
Tulangan mem<mj<mg pcnah<m gempa yang menginduksikcm Gcunbar pelaks<maan boleh dibuat dengan pinsil di atas
lentur dan gay a aksial pada komponen-komponen nmgka portal kertas transparan, kecuali jika ditentukan lain. Media lain yang
dan komponen-komponen dinding batas harus memenuhi lebih a wet dan menghasilkan reproduksi yang Jebih haik boleh
ASTM A 706. BJTD 40 dan BJTP 24 boleh digunakan asalkan digunakan, misalnya tintct, kertas kalkir atau film polyester.
kekuatan leleh aktualnya tidak lebih bcsar dari 126 MPa
terhadap kekuatan lcleh yang disyaralkan, dan kuat tarik 5.1.4.2 Simhol dan Notasi
minimal 25% lehih tinggi dari kuat leleh aktualnya. Simbol dan singkatcm y<mg lazim digunakan pada garnhar
Pada daerah-daerah dcngan risiko gempa scdang holeh pelaksanaan dapat dilihat pada bah mengenai Supporting
digunakan BJTP 40 d<m BJTD 24. Reference Datct pada ACI Detailing Manual SP-66.
H~'>il-ha<; pengujian menunjukk<m bahwa sengkang ikat G<mhar harus dilengkapi penjelasan tentang simbol atau
tcrtutup (hoop) darijaring kawat b<~ja dila<; yang didesain sesuai not<L-;i khusus yang digunakan, jika terdapat kondisi atau detail
persyaratcm ACI 318 efektif untuk mengekang hcton di daeral1 klmsus yang memerlukan pcnggunaan simbol dan singkatcm
join. yang tidak lazim digunakan.
5. Kewajihan Pemhuat Detail Penulangan 5.1.4.3 Skedul
5.1 Gamhar Pelaksanaan Tuhmgan pelatlantai dan ban yak bagimt-hagian struktur lain
5 .1.1 Definisi dapat disajikan paling jelas dalmn hentuk tahel ym1g bias<mya
disebut skedul. Skedul adalah ringka'><lll padat tentang semua
Gamhar pelaksanaan adalah gamhar kcrja yang batang tulang<m lcngkap dengan jumlah hat<mg, bentuk dan
menunjukkan jumlah, ukuran, panjang dan lokasi, tuhmgan ukunm, pm~j<g, kode, mutu, bahan pelapis (jika ada), dan detail
yang dipcrlukan untuk pabrikasi dan pcmasang<m tulang<m. bengkokcm. Surat pesruum ke bengkcl dapat dihuat secara mudab
Gmnbar pclaksana<m dapat ten.liri dari dcnah, detail, elevasi, dan cepat dengan menggunakan skedul ini.
skcdul, tabel bahan dan detail pcmbengkokan. Gambar
pelaksanaan dapat dibuat secara manual atau deng<m b<:mtu:m 5.1.4.4 Tulangan yang Diheri Lapisan
komputer. Pembuat Detail wajih memenuhi instruksi-instruksi dalmn
5.1.2 Ruang Lingkup dokumen kontrak. Tulangru1 yang diheri lapisan harus diberi
kode dengan akhiran E Uika dilapisi epoxy), atcm G (jika
Gamhar pclaksanaan disiapk<m untuk memuat apa yang diga.lvru1is), atau diheri kode (*) ditamhah catatcm mengcnai
dimaksud oleh Pcrencana Struktur sesuai yang tcrcakup pada bahru1 pelapis y<mg digumtk<m,jika tuhmgan y<mg diheri lapisan
Dokumen Kontrak. Dokumen kontrak bescrta tambahan- didetail atcm dit<thclkan hcrscuna-sama dcngan yang tidak diberi
tambahannya, yaitu 'Addendum· yang dikcluarkan oleh
lapisan.
Perencana Struktur untuk setiap masalah yang disepakati
ditambabkan pada kontrak jika dikeluarkan setelah kontrak 5.1.5 Gamhar Hangunan Gedung
resmi dihuat, merupakan satu-satunya sumhcr int"ormasi Gcunhar pclaks::maan bia.,<mya disiapkcu1 olch Pabrikcttor d<m
pembuaL:"ln garnhar pelaksanaan. Gmnbar pela.ks<ma:m harus mcmperlihatk<m detail-detail y<mg diperluk<m untuk pahrikasi
memuat semua infonnasi yang diperluk<m untuk pahrik<L<;i d<m dan pcmasangan tulangan. Gamhar pclaksanaan tidak
pemasangan semua baja tulangan beserta penumpu- digunak<m untuk mengkonstruksikan acmm, sehingga h<mya
penumpunya. perlu dilengkapi dengan Jimcnsi-dimensi yang dipcrlukan
5.1.3 Prosedur untuk pemasangan tulangan sec<tra tcpat pada suatu lokasi
tertentu. Dimensi hangunan diperlihatkan pada gambar
Gmnbar pclaksana<m disiapkm1 oleh Pcmbuat Detail sesuai pelaksanaan hanya jika diperlukan untuk menempatkan
instruksi Perencana Struktur yang tcrmuat pada Dokumen pcnulangan secara tepat, k:trena Pemhuat Detail hcrt<mggung
Kontrak. Semua infonnasi tamhahan yang dipcrlukan harus jawah at<L'i kctepal<U1 dimensi tuhmgan y<mg dihcrik<m. G<mhar
Jiberikan olch Kontraktor misalnya kondisi lap<mgan, hasil pclaks<maan h<trus digumt.kan hcrsmna-smna dcng<m gmnbar
pengukuran lapangan, join-join konstruksi dan sckucn rekayasa.
pengecoran beton. Sesudah disetujui olch Perencana Struktur,
tcrma-;uk revisi-rcvisi yang diperluk<m, garnbar-gmnhm· terse hut Detail-detail pemhengkokan dapat liihuat pada suatu dafw
boleh digunakan olch Pabrikator Jan Pcm<:L'i<mg Tuhmgan. yang terpisal1 dari gmnhm pelaksanaan.

5.1.4 Standar Penggamharan 5.1.5.1 Persyaratan Umum


Gam bar pclaksanaan Jisiapkan bcrdasarkan stand:tr umum Setelah mcnerima gmnh<tr-g<unhar rekayasa, Pabrikator
y<mg sarna dengan gmnbar rekaya-;a. meht.ksmut.kan lm1gkah-langkah hcrikut :
1) Mcnyiapkan gmnhm-gmnhar pcl<tksanaan tenmL-;uk det<Lil-
5.1.4.1 Tata Ruang Gamhar detail pembcngkokan tulangan.
Gambar-gambar biasanya terdiri dari denah, elevasi, 2) Mcngusal1ak1m persetujmm dari Percncmm Struktur, Arsitek,
potongan, d<m detail suatu struktur, dilengkapi deng<m skcdul alau Kontr<tktor, jikct diperluk<m.
untuk pondasi telapak, kolom, balok, d<m pclat. Denah harus 3) Mcnyiapkan daftctr hatcmg d<m mempahrikasi tul<mg<m.
diletct.kkan pada sudut kiri atas hidang gamhar, dengan eleva-;i
4) Mclapisi tuhmg<m sesuai persyanttcm (jika ada).

Baxian 3 : Beton, Semen. Perkem.wn lalan Beton Semen 323


SNI 03-6816-2002

5) Memberi label, mcmhundel, dan mengirimkan batang- pemasang batru1g tulat1gru1 dalarn memilih bat<mg tulangan yang
hatang tulangan yang telah selcsai dipahrika-;i ke tempat tepat untuk masing-ma-;ing komponen struktur, maka hanya
peker:jaan. batang-baL:'Ulg tulangan y<mg dibengkok saja yang diberi kode.
Garnbar pelaksmla<Ul h<uus dilengkapi ukunm, bcntuk, mutu Batcmg tul<mgan yang lurus diidentitikasi berda-;ark<m diameter
baja, dan lokasi tulangan scrla pcnumpu-pcnumpunya pada d<m p<:mjangnya.
struktur, untuk tuhmg<m yang dihcri Iapisan maupun yang tidak 5.1.5.3 Skedul
dibcri lapisan. Gmnbar pclaksanaan juga menjadi dasar untuk
Pada gam bar pelaksatlaan penulangan suatu elemen stmktur
menyiapk<m daftar hatang.
dapat digarnharkan baik pada denah, elevasi, atau potongan,
Pabrikasi barn dilaksanakan setelah gmnbar pclaksanaan atau disajikan dalam bentuk skedul. Dahun praktek banyak
mcndapatkan persctujuan dari Kontraktor untuk mencegah dijumpai detc1il pondasi, kolom, halok, dan pclat yang disa,jikan
kekeliruan Pahrikator dalarn menafsirkan gamhar-gamhar dalmn bentuk skedul. Untuk membuat skcdul tidak ada fonnat
rekayasa dan pcrsyaratan y<mg diherikan oleh Kontraktor. sumdar. Skedul harus memuat hal-hal penting yang bias<mya
Penulangan didctail, dipahrikasi, d;m dikirim dalmn unit- dicmltumkan pacta garnbar misalnya clcvasi balok, dru1 dcngan
unit struktur y<mg ak<m ditulangi untuk memudahk<m Kontraktor jelas dan cepat harus menunjukkan kepada pemasang
dan Pabrikator, misalnya pondasi dangkal, dinding, kolom, pcnulangru1 dimana dan bag<Lim<ma scmua batcmg tuhmgm1 ym1g
Iantai per lantai, d<m atap. Gmnbar pelaks<maan d<m daftar terdaftar dalarn skcdul harus dipasang.
batcmg bicL'im1ya dihuat secara terpisah untuk setiap unit struktur.
5.1.5.4 Kewajihan Pemhuat Detail Penulangan
Semua bagian struktur dapat disatukan dalam gambar
pdaksatlaml dan datbr hatang yang sama untuk struktur-struktur Kcwajiban Pembuat detail dalam menyiapkan gambar
kccil. Kontraktor dapat meminta agar suatu unit yang besar pada pelaksanmm adalah memenuhi semua persyaraum dan instruksi
proyek-proyek besar, misalnya satu level lantai, dibagi-bagi yang tcrcantum di dalatn Dokumen Kontrak. Karena itu,
sesuai deng<m skedul pelaksatman konstruksi. Pengaturan ketja Perencana Struktur harus membcrikan scmua persyaratan rum
semacam itu mllara Kontraktor dan Pabrikator, dengan instruksi secara tepat dan jelas di dalam Dokumen Kontrak.
persctujuan Perencana Struktur, ditcntukan sebelum Ba.ik pada spesitika'>i maupun pada garnbar rekay<L'ia, Perencana
pelaksancum pendetcl.ilan. Semua bagian dihuat scbesar mungkin Struktur tidak boleh menginstruksikan Pembuat Detail agar
asalkan praktis masih dapat dilaksanakan, karena lehih mencari sendiri informasi yang diperlukan untuk menyiapkan
ekonomis mendctail dan mempabrikasi dalrun unit-unit yang gmnbar-gmnhar pelaksanaan d<tri suatu referensi tertentu.
besar, khususnyajika tcrdapat batang-batang yang dapatdibuat Perencana Struktur harus menyajikan informasi yang
Lipikal. dihutuhkan Pembuat Detail dahllll bentuk det<:Lil perencanaml
y<mg spesitik atcm catat<:m-calatclll y<mg jchL'\.
Ketentuan umum Pabrikator yang dimuat dahun St<mdar
ini dimaksudk<m untuk pcrusahcum yang mcmiliki stafpcmbuat 5.1.5.5 Balok dan Joist
detail, estimator, staf dan tcknisi hcngkel, dan lain-lain. Penulangan balok, joist, dan balok induk biasanya dibuat
Sehubungan dengan itu, dalmn praktck umumnya Pembuat dalrun bcntuk skedul. Detail pembcngkokan dapat dipisah atau
Detclil mcnyiapkan gam bar pelaksanaatl S<llllp<li daflar bat<:mg, digabung dengan skcdul. Pembuat Det<Lil harus mencantumkan
sedangkan staf dan teknisi bengkel mempahrikasi tulangan jumlah, kode, dan ukuran komponen, jumlal1, ukuran, dan
srunpai mengirimkru1 batang-batang tulang<m yang telal1 selesai panj<mg hatang tulangan yang lurus;jumlah, ukuran, kode, d<m
dipahrikasi ke tempat pckerjaru1 . pm1jang baumg-batcmg tulangan yang dibengkok dan sengkrulg·
5.1.5.2 Pengkodean sengkang jarak an tar sengk<mg; tul<mgan y<mg dibengkok ofset;
sarnbungan lewatan; penumpu tulangan; dan semua infonnasi
Pada garnbar rekayasa bagian-bagian stuktur y<mg tipikal
khusus lainnya yang diperlukan untuk pahrikasi dan
misalnya pelat, joist, balok, balok induk, dan kad<:mg-kadang
pcmasangan tulangan secara tepat.
pondasi diberi kode pen genal yang sama. Gmnbar pclaksanmm
harus menggunakatl kodc pcngcnal yang sarna dengan gam bar Hal-hal Khusus yang harus diccmtumkm1 antara lain :
rekayasa, sejauh hal ini dimungkinkru1. Komponcn-komponen 1) Panjang total setiap bal<lng tuhmg<m,
yang pada gatnbar rekayasa tampak tipikal tctapi ternyata 2) Tinggi kait jika dimensi k<lit bersifat mcnentukan,
gambar pelaksanaannya sedikit bcrbeda, maka untuk
3) Panjang sarnbungm1 lewaum,
membedakatl komponcn-komponen tersebut kodc pengcnal
ditambal1 akhiran dcngan dcngan huruf yang berbcda. Scbagai 4) Dimensi bengkokan ofset, jika ada, dan
contoh, jika dari sekumpuhm balok-balok yang pada gatnhar 5) Lokasi batang tulangan pada komponen-komponen
rekayasa dihcri kode 2B3 tcmyata ada sebuah balok yang penumpunyajika tulangan dipasm1g tidak simetris terhadap
gmnbar pelaksanaannya scdikit berbcda dari balok-balok yang setiap sisi tumpuan.
lain, maka gmnbar pelaksatman harus menunjukk<m perbedaan
tersehut dengan memberi kode pcngenal 2B3A sedangkan 5.1.5.6 Pelat
balok-balok y<mg lain tetap dibcri kodc 2B3. Pcnulangan pelat dapat disajikan dalarn bentuk denal1 at<tu
Kolom-kolom dan pondasi pada umumnya, dibcri kode dengan skedul, kadang-kadang juga dalam bentuk potongan
nomor urut atau kode hcrdasarkan sistcm koordinat !!mnbar pemunpang. Skedul dan dct<1il pcmbengkokan tulangm1 pelat
rekayasa. Gmnbar pelaksancum harus mcnggunakan kode yang scrupa dengan tuhmgm1 balok.
sarna dengan gatnbar rckayw;a. Panel-panel yang tipikal diberi huruf identilika-;i d:m unluk
Sistcm pengkodean yang diuraikan di alas adalah untuk tipc p<mel yang sama pcnulang<m cukup digambarkan pada satu
mcnandai komponcn-komponen beton individual pada suatu panel saja. Untuk pm1cl y;mg tidak simetris, jika perlu batmlg·
struktur. Batcmg-baumg tulmlg<m pada garnbar pelaks<maanjuga haumg tulangan disusun dalarn bentuk kipa-; agar jarak antar
harus diidentifikasi secara individual. Untuk membantu baL:"lng tulangan yang ditentuk:m tct<1p tcrpcnuhi. Tulangan

324 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-6816-2002

tamhaJum di sekiW lubang pada pelat harus didetail dengan Diameter dalam bengkokan dari jaring kawat baja dilas
jcla.-;. (polos arnu deform) untuk sengkang dan pengikat, sesuai
spesitikasi ACI 318 tidak holeh kurang dari 4 db untuk jaring
5.1.5.7 Kolom
kawat b~a dilas deform yang lebih besar dari D6, d<m 2 db
Pendetailan tulangan kolom pada gambar pelaksanaan untuk semuajaring kawat bajadil<:t'\ Iainnya. Bengkokan dengan
umumnya dihuat dalam bentuk skcdul. Pcmhuat Detail selain diameter dalam kurang dari 8 db jaraknya minimum 4 db diukur
harus menginterpreta.-;ikan gam bar rekay.~; juga harus dengan dari lokasi perpotongan dilas yang terdckat.
jelas menjaharkan interpa.~;y tcrsebut kepada pemasang
tulangan. Pada gam bar pelaksmuum harus diccmtumk<m jumlah, 5.1.7.2 Kait
ukuran, dan panjang atau kode semua batcmg tulang<m, terma.-;uk ACJ 318 mensyaratkan diameter hengkokcm minimum untuk
dowel, tulang<m pokok vertikaJ, rum tuhmg<m-tul<mg<m pengikat. hatcmg tulangan, Dan juga mcndefinisikan "kait standar" :
Sketsa atau rencmm pengaturan tulcmgan tipikal harus dibuat 1) Bengkok<m 180° ditambah perp<:mj<:mgan scdikitnya 4 db
lengkap, tetapi peny~jia sederhana dan sejelas mungkin. tetapi minimum 65 mm pacta ujung hebas, atau
Panjang dan lokasi samhungan lcwatan, Iokasi srunbung<m
mekanis atau smnbung<m deng<m las, sertct posisi tuhmgan- 2) Bengkok<m 90° dirnmbah perpanjangan sedikitnya 12 db
pada ujung hehas, atau
tulcmgan ym1g dibengkok ofset harus ditunjukk<m dcngan jelas
pada gambar pelaks<macm. 3) Hanya untuk sengkang dan kait-kait pengikat saja
hengkokan 90° ditmnbah perpanj<mg<m6 db untuk tulangan
5.1.5.X Dowel 10, 13, 16 mm, dan perp<mj<:mg<m 12 db untuk tulangan 19,
Dowel-dowel sebaiknya didetail, dipcsan dan dipasang 22, dan 25 mm ; atau bengkokan 135° ditambah
bersamaan dengan penulangan pada elemcn struktur yang perpanjangan sedikitnya 6 dh pada ujung hca~; batang
belonnya dicor lebih dahulu untuk menghindari tcrjadinya tulcmgm1.
kesaJah<m pemas<mg<m. Untuk pcngikat tertutup yang didefinisikan sebagai
5.1.5.9 Penumpu Tulangan scngkang ikat, bengkokan 1350 diuunhah perpanjangan
sedikitnya 6 db minimum 75 mm.
Dcskripsi d<m jumlah pcnumpu tulcmgan yang disyaratk<:m
di dalmn Dokumen Konu·ak pada gmnbar pelaks<:mam1 harus Dimneter bcngkokan minimum untuk kait harus mcmenuhi
ditabelkan dengm1 jelas. persyarat<m-pcrsyaratan y<mg telah discbutk<:m di ala.'>. Kait-kait
standctr (lihal Tahel 1) telah dikcmb<mgkan sedemikian rupa
Tata letak pemw;cmg<m penumpu tulcmg<m untuk p<mcl-p<mel
untuk memenuhi persy<trat<m minimum, tetapi dengru1 demikian
tipikal diperlukan pada pancl-p<mel yang ditulcmgi dua arah,
juga disad<tri ad<mya kebuluhan unluk menetralkan "lentingan
d<m dimana tala lctak tersebut diperlukan untuk memperjelas
batik" yang terjadi akibal pabrik<:t'\i. Pada Tabel I p<mj;mg ekstra
sekuen pengeconm d<m volume beton yang dihutuhk<m.
yang diijinkan unluk kait ditm1dai deng<m A atctu G.
5.1.6 Gamhar .Jalan Raya Pada kondisi lcrtcntu dimana dimensi J, A, G, atau H bersil~t
----------- highway ---------- mcncntuk<m, maka dimensi-dimcnsi tersehul hcu·us dituliskan
----------- highway ---------- pacta gcunhm detail, skedul, d<m daflctr batm1g.
5.1.7 Pendetailan untuk Standar Pahrikasi 5.1.7.3 Penjangkaran Sengkang
Tala cara stanclar inclusUi untuk mcnyatak<m dimensi batang Tcrdapat heherapa metode yang diijinkan untuk
tulangan adalal1 dalcun dimensi sisi-sisi terluamya d<m pru1jang penjangkman sengkang yang paling umum adalal1 dengan
baumg dihitung sebagai jumlah dari semua dimensi-dimensi menggunak<m salah satu kait pada Tahcl 1. Tipe S 1 smnpai S6
detailnya, termasuk Kait A dan G (lihat tahel I). pacta Gambar 6 tidak saja melukisk<m penggunaan kedua tipe
Scmua let bel pada stLtndm ini y<mg mengalur jarak hersih, jarak kait tersehut, tetapi juga jurusan dimana kait-kait tcrsehut
as kea.-;, kait-kail, d<mlain-lainnya, adalah untuk hatcmg lul<mg<m hcrbelok. Dahun mcndetail penj<mgkctr<Ul, hams diperhatikan
defonn y<mg memenuhi spesit"ikasi SNl tcntm1g agar ujung-ujung kait scngk<:mg y<mg dihcngkok keluar ke dalam
pelat tipis mcmiliki lehal selimut hcton yang cukup. Kait-kait
5 .1. 7.1 Pemhengkokan hmus dihelokk<m masuk kc hagian dalmn sengkang jika tebal
Batcmg-bal<:mg tul<mg<mtidak holch dihcngkok lcrlalu laj;un sclimut hcton tidak mcncukupi.
agar terhindar dari timhulnya lcg<mg<m yang hcrlchihan sclmna Penumpu scngkang hmus dispcsilikasik<m secant klmsus
proses pemhengkokan. Kontrol alas hal ini dilakukan dengan olch Pcrcncana Strukturjikct ujung-ujung, hcbct'\ dmi scngkang
memhatasi jari-jari dalam hcngkokan y<mg minimum untuk tidak dapal diikatkan pada batang lulang<Ul memanjang, atau
setiap ukuran diameter halang Lulangan, yang hiasanya jikct tidak ada halang tulcmgan mcmanjang.
dinyallikan scbagai kelipalan dari di<uncter hal<mg db. Rw;io
dimneter dalcun hcngkokan lcrhadap dimnctcr hatang makin 5.1.7.4 Bengkokan Standar
hesar jika ukuran dimncter batang lebuh besm·. Pacta suatu skedul bcrbagai tipc hcngkokcm ycmg ada harus
di lcngkapi dengcu1 gmn har dimana p<Ulj<mg hagi<m-hagi<mnya
UIAMETER DALAM HENGKOKAN MINIMUM SESUAI ACI 31M ditandai dengan huruf. Gmnhm 6 mcmuat hcrhagai maccun tipe
Diameter hatang Sclain pcngikat atau Pengikat atau bcngkokcul standm.
I mm l sengkang sengkang Pacta Tahel I, dimcnsi-dimensi y<mg dihcrikan untuk kait A
10, 13.16 6 db 4 db danG adalal1 p<mj<:mg tmnhah<m yang diijink<m.
19.22.25 6 db 6 db P<mj<mg bagian-bagian batang yang lurus dihitung sebagai
29.32.36 8 db jmak anl<tra titiktitik potong perp<mj<mg<m gmis-g<tris tcpi luar
43.57 10 db dmi bagian-bagian lurus y<mg bersebclahan, atau dctri ujung
bagian lurus smnpai titik singgung deng<m hagian lengkung

Baxian 3 : Be1m1, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 325


SNI 03-6816-2002

yang bcrsebclahan, alau an tara titik-litik singgung bagian yang 5.1.7.6 Tulangan Miring
lurus dcngan bagian-hagian lengkung yang bersehelahan Untuk menentuk;m panjang lurus yang dipcrlukan untuk
(sepcrti Tipc 10 dan II pada Gmnhar 6). membuat hcngkokan yang mengandung Lulangan miring,
P;mj<mg bagicu1 hat;mg yang lcngkung adalah panjang sisi p<mjang bagi;m y<mg miring lutrUs dihitung tcrlebih dalmlu.
luar bagian y;mg lcngkung tcrschul. Sudut miring yang standar adalah 45°. Sudut miring bukan 45°
Perhitungan panjcu1g hagi;m miring suatu bcngkokan (yaitu dianggap sebagai sudut yang khusus. Pm1jm1g setiap bagian
C) dapat dilihat pada detail yang dipcrbcsar pada Gmnhar 6. y<mg miring dihitung smnpai ketclitiannya adalah 2 em. Hal
ini memhuat pcrhitungan lebih mudah dan ITI<L-;ih dal<un batas
5.1.7.5 Uengkokan Radial tolcransi ym1g diijinkan. Perlu dipcrhalik<m bahwa jika linggi
Batang tulangan harus dihengkok radial untuk mengikuti hagicu1 yang miring lcrlalu kccil, bengkokan 45° menjadi lidak
suatu permukaan bcton yang mclengkung radial, misalnya mungkin dan sehingga sudut h<trus dibuat lchih landai dan
kubah, tangki, dan sebagainya. Prapabrikasi dilakukan untuk akihatnya bagian y<mg miring menjadi lebih p<mj<mg.
bengkok;m radial dengan jari-jari y;mg s;una atau lehih kecil
5.1.7.7 Tulangan Vertikal Kolom
dari yang tercmHum pada tabel, jika di dahun kontrak tidak ada
pcrsyaratan kl1usus. Bcngkok;m radial dengan jari-jmi yang 1) Umum
lehih besar atau lcbih pcu1j;mg dari y;mg tcrcantum pada label Pcrencana S truktur harus menyebutkan mutu baja yang
dapat dilcngkungkan insitu t<mpa prapahrikasi. Tuhmgan yang disy<tratkml pada gmnhar-gmnbar atau pada spcsifikasi. Pada
di<unctcr batangnya kccil-kccil mudah discsuaikan lagi dcngan kolom bcrtingkat hanyak, tulangan vcrtikal kolom untuk
kondisi ym1g dijumpai misalnya lok;L-.i smnhungan, tuhmgan beherapa tingkat yang lebih rendah kadang-kadang
vcrtikal, jack rods, In hang jcndcla, atau jika ada hagian-hagian direncanakan deng<mmutu baja yang lcbih linggi. K<trcna itu,
yang dilunda pcngecoran hctonnya (blocked out areas). pada daftar tulangan vertikal kolom per tingkat bangunan
Tulcmg<m y;mg dimnctcr bal<mgnya hcsar-bcsar sulit disesuaik<m Pcmhuat Detail harus mencantumkan mutu baja yang
lagi untuk mencapai posisi y;mg diingink;m, schingga biasanya disy<tratkan dan persyaratan khusus untuk tulangan ycu1g
digunakan pada struktur-struktur hcton yang masih dimana discunhung dengan las tumpul (jika ada).
toleransi pemasangan tulangan lcbih hcsar. Tulangan yang Tahcl 4 menunjukk<m jumlah hatm1g y<mg dapat dipas<mg
diprapabrikasi radial sesudah bcberapa waktu jari-jari di dalcun sengk<mg spiral sesuai ACI 318 untuk tiga kasus
lengkungannya cenderung membesar. Pada daerah smnhungan smnhungm1; sambungan tumpul, smnbungan lewatan radial
lewat;m ujung-ujung batang y<mg dibengkok radial cenderung dcng<m dowel tulangan kolom hawah di smnping tulangan
melurus kembali sehingga menycrupai garis singgung. K<trena kolom atw;. Pcrsyaratcul jarak untuk smnbung;mlewatan keliling
itu, mm;alah pemasang;m untuk tulculg<m yang dihcngkok radial juga herlaku untuk smnhungan tumpul hundel tulang<m dua
adalal1 penyesuaim1 akhir di lapmlg<m agar cocok dcng;m kondisi bat;mg.
yang dijumpai d;m memcnuhi tolcransi y<mg diijink;m. Lihat
J umlah batang maksimum untuk kedua macam sambungan
Gmnh<tr 4 dan 5 untuk toleransi radial.
lewatan pada Tahcl4 berd<L-;ark;m asumsi bahwa semua batang
Adanya ujung lurus tidak mcrupakan masalah untuk disambung pada penmnpang mclintang yang smna. Untuk
tul;mg<m dimneter 10 s::unpai 36 mm karena hias<mya discunbung scunhungan tumpul belum dipcrhitungkan perhcsman dimneter
dcngan lcwatan. Ujung lurus merupakan masalah untuk akihat pemasangm1 penymnhung mekanis atau teballas.
tul::mgan bcrdicuneter 43 dan 57 mm yang dibengkok radial 2) Loncatan 1\idang Muka Kolom
k<trena tidak boleh dis::unhung deng<m lewat<m d;m bim;anya
discunhung dengan penymnhung mekanis atau dcngan las Tulangan vertikal kolom bawah h<trus dihengkok ofsct ag<tr
tumpul. apalagi jika j<tri-j<tri lengkungannya kccil. Untuk masuk ke dalrun kolom atas jika kolom ata-. lehih kecil d<tri
mcngatasi masalah ini, semua tulm1gru1 hcrdicuncter 43 dan 57 kolom bawah, kecuali jika digunakan dowel-dowel yang
mm dengan jari-jari lengkungan 6000 mm atau kurang ujung- terpisah.
ujungnya h<trUs dipcrp;mj<mg 450 mm. Tmnbah;m panjang 450 Kemiringan bagi<m yang dibengkok ofsct tidak bolch lebih
mm yang mclurus ini kemudi;m dipotong di lapang;m dengan d;tri 1 : 6. Tul<mgan kolom yang dibengkok ofsct harus didetail
api (flame cutting). Tulculg<m y<mg dihcngkok radial dengan sebcsar satu diameter hatang ditambah toleransi untuk
j<lfi-j<tri lebih hesm dari 6000 mm tidak perlu diheri tmnbahan pem<L-;ang<m. Batang tulm1gan di sudut-sudut kolorn biasanya
panj<mg dan ujung-ujungnya hias<mya dipotong deng<m gergqji diofset ke arah diagonal kolom. Tulangan vertikal harus
(saw cut). dibengkok ofsetjika loncatml bidcu1g muka kolom y;mg kunmg
PRAPABRIKASI RADIAL rum 75 mm. Tuhmgan kolom hawah harus dihcntikan pada pel at
lcultai dm1 digunakan dowel-dowellurus yang tcrpisah jika ofsct
B~ngkoa radial diprapabrikasi jika jari-
Diamd~r
jari atau panjang hatang kurang dari nilai-
sebesm 75 mm atau lehih.
tulangan
ni Iai berikut 3) Samhungan Lewatan
[mml
Jari-jari [mml Panjang [mml Pengaturan tipikal untuk batmlg-batmlg tulang<m pada suatu
10 1500 3000 s<:unhungan lewatan diperlihatkan pada Gmnbar 7. Kecuali
13 3000 3000 didetail khusus pada gamhar rekaya-.a, semua tulangan vertikal
16 4500 3000
19 12000 3000 kolom bujur sangk<tr atau segi cmpat yang disarnbung dengan
22 12000 3000 lewatan harus dihcngkok ofset ke dalmn kolom atas kccuali
25 18000 9000 jika digunakan dowel-dowel yang terpisah sesuai butir 2).
2') 27000 9000
32 33000 9000 Umumnya batang-batang tulangan di sudut-sudut kolom
36 33000 18000 dibengkok ofset diagonal scdangkan tulangan-tulangan lainnya
43 54000 18000 dihcngkok ofset tipikal. Tulangan vertikal kolom hundctr dirmma
57 ')0000 18000

326 Bagian 3 : BeTon. Semen. Perkerasan }alan BeTon Semen


SNI 03-6816-2002

ukuran kolom bawah dan kolom alas sama, harus dibcngkok Dowel-dowel scbaiknya dideut.il dan dipesm1 bersmna-sama
ofsct hanyajikajumlah maksimum tuhmgan yang discunbung dengan elemen yang betonnya akan dicor lebih dalmlu.
dengan lewatan diinginkan di kolom atas. Lihat utbcl 4.
5.1.7.10 Daftar Batang Tulangan
5.1.7.8 Spiral Kolom Dari g<:lfllbar pelaksanaan dihuat daftar batang yang
l) Umum digunakan untuk pemotongan, pembengkokan, pelahelan,
Spiral harus dipwmng dengcu1 1 1 /~ putare:m ekstra di alas de:m pegiriman, dan pembuatan faktur. Pada daftar batang tulangan
di bawah. Panjang spiral didefinisike:m sebagai ukuran terluar dikelompokkan terpisah-pisah berdasarkan : batang yang lurus,
gulungan, tennasuk pulliran akhir di kedua ujungnya, dengan batang yang dibengkok (termasuk scngkang dan pengikat), dm1
toleransi ± 40 mm. Jika spiral tidak cukup hanya satu gulung spiral. Mutu bqja untuk scmua baumg h<trus jelas.
dengmt panjang lcrtentu, dapat dipakai dua gulung atau lebih Batang-batang lurus biasanya dikelompokkan mulai dari
ye:mg dismnbung dcngan las, atau dcnge:m smnbung<m Icwatan diameter terbesar smnpai yang terkecil. Per kelompok diameter
minimum scpanjang 48 kali dimneter batang spiral tetapi tidak dimui<Li dari yang paling panjang scunpe:Li ym1g terpendek.
boleh kurm1g dari 300 mm. Setiap gulungmt spiral harus diberi Baumg yang dihengkok tennasuk sengkang dan pengikat
kode nomor untuk menjamin perakitm1 secant benar di lap<mge:m biase:mya didafllir dengan sistcm ym1g serupa.
pekerjaan. Spiral dapat dibagi dan diurutkan dalam kelompok-
Penjaga jarak kadm1g-kad;mg digunake:m untuk mengatur kelompok hcrdasarkan ukuran batang, diameter spiral, jarak
jarak dan penj~ar puwe:m spiral secant tepat. Penjagajarak putaran spiral, dan p<mje:mgnya. Scbagill contoh, lihat Gambar
harus memenuhi persyaratan minimum pada Tabcl 7. Metodc 21.
alternatif yang tidak mcnggunakan penjaga jarak adalah 5.2 Tata Cara Pahrikasi
mengirimkan spiral dalam hentuk gulungan yang rapat
kemudian di tempal pek~jan diutrik lalu diikal sesuai jarak 5.2.1 Pahrikasi
ym1g ditentuke:m. Spesilikasi proyek atau persetujwm dcngan Tulangm1 yang Lelah dipahrikw;i adctlal1 semua h<~ja tulang<m
subkontraktor harus sece:tra jelas mengatur apakah spiral harus defonn atau polos untuk penulcutg<m heton, sesuai spesitikasi
menggunakan penjaga j<trak alau holeh gulung<m rapat ye:mg ASTM A 615, A 616, A 617, at au A 706, yang dipotong sesuai
dite:trik di lap;mge:m pek~jan. panjang yang ditentuk;m atau dipotong dan dihengkok sesuai
Spiral juga digunakan pada tie:mg-tiang pondm;i, tctapi spiral pmljcmg dcm kontigura.si ym1g ditentukan. Jclfing kawat bqja dilm;
jenis ini tidak memenuhi definisi ACT 318 tent;mg spiral de:m y<mg deform sesuai ASTM A 1R5 atau ym1g polos scsuill ASTM
biasanya dibuat dmi kawat h<~ja dcnge:mjarak putanm spiral y<mg A 497, dan spiral dari kawat h~ja yang dibentuk dalam keadaan
relatif bes<tr kmpa menggunakan penjaga jarak. dingin sesuai ASTM A 82 atau A 496, menurut detinisi ini juga
2) Bangunan Gedung tenna.suk sebagai tulangan bcton.
Kecuali dispesifikasikan lain, spiral hmus didetail dari Material lain y;mg digunake:m sehage:Li tuhmgm1 beton dan
bawah ke atas mulai levellm1tai bawah atau puncak kaki kolom diproses bukan dengan cara dipotong dan dibengkok tidak
atau pedestal, sampai ke tuhmge:m paling hawah dclfi pclat hmtai terma.'>uk dalmn dctinisi ini.
atau balok hmtai atm;. Pada kolom dengan kcpala kolom, spiral 5.2.2 Peningkatan Har~ Satuan Tulan~ Terpasang
hams dipcrp<mje:mg melewati bide:mg dimm1a dimncter atau lebetr B;~ja tulangan dijual herda.sark<m herat per satuan panjang
kepala kolom mencapai dua kali Iebar kolom. Lihat detail 2 teoritis sesmt.i SNT 07-2052-90. Panjang total hatcmg-hatang per
pada Gmnbar 7, Jika gcunhar rekayasa mensyaratke:m adanya ukunm diameter dihitung dari gam bar detail pelaks;macm, dctfutr
tuhmgan lateral di dalam kolom di anwa puncak spiral utcuna bat.·mg, dan/atau order pesanan. Pada pencntwm bcrat batang
dan level lantai atas, hmus dipasang spiral pendek atau yoog dibengkok, Lctta cara ste:mdar pacta industri pahrikasi adalah
sengkang-sengkang lingk<mm. Spiral pendck harus dikirim semua dimensi menunjukkan dimensi terluar hatang yang
bersama-sama dengan spiral utmna dan diidentitikw;i dcng<m dibengkok, dan memperhitungkan panjang hatcmg lurus yang
kode tertentu. diperlukan untuk pabrik<L.'>i sebagai jumlah dctri semua dimensi
5.1.7.9 Dowel detail-detail bengkokannya, tennasuk Kait A dan G. Lihat
Gmnbar 6.
Pembuat Detail harus menyiapkan dowel-dowel sesuai
spesifikasi dalam Dokumen Kontrak untuk: Harga satuan tulange:m terpase:mg dapat meningkat untuk
1) Kaki kolom ke kolom kasus-k<L.'>US
1) Digunake:m p<mje:mg d<m dimnetcr ye:mg khusus
2) Kaki dinding ke dinding
3) Perpotongan dinding 2) Digunake:m mutu haja ye:mg khusus
4) Tangga ke dinding 3) Dipcrluke:m pcmbcngkokan ekstra
4) Diperluke:m pelaye:m<m d<m pahrikasi yang spcsial
5) Join konstruksi padct kaki pondasi, dinding, dan pclat
6) Kolom pada level-level lantai dimana tulangan vertikal Pcmbengkokan ckstra meliputi :
kolom tidak dapat dipcrpe:mjmtg dan dibcngkok ofsct a. Uengkokan ringan
7) Tempat-tempat dilmma tule:mge:m tidak mungkin diteruske:m Semua batang herdimneter 10 mm meliputi semua
secant kontinu. scngk;mg, scgke:mg ikat, pengikat uunhahan, dm1 pengikal,
scrta semua bale:mg berdimnetcr 13 mm smnpai 57 mm y<mg
dibcngkok pada lchih dari 6titik sebidmtg, atau bat.cmg y<mg
dihengkok tidak sebidang (kecuali hengkokar spesial),
semua bcngkoke:m radial dengan j<tri-j<tri lebih dmi satu

Baxian 3 : BeTon. 5iemen, Perkerasan ]alan Bt•fon Semen 327


SNI 03-6816-2002

(maksimum tiga macam ukunm jari-jari), atau kombinasi dan material penumpu tulm1gan yang harus digunakan untuk
bengkokan radial d<m bcngkok<m tipc lain yang sebid<mg. setiap bagian struktur, tennasuk ukuran, tipc, pcngaturannya,
Bengkok;m radial didcfinisikan scbagai semua bengkok<m dm1 _jumlah y;mg dihutuhkan.
dengan jari-jari 300 mm atau lebih diukur terhadap sisi
5.3.2 Tipe-tipe Penumpu Tulangan
dalmn bat<mg.
h. Bengkokan herat 5.3.2.1 Penumpu Kawat
Batang berdimneter 13 mm smnpai 57 mm yang dibengkok Jika pcnumpu kawat digunakah untuk tuhmg<m yang hcrat
pada tidak lcbih dari enam titik sehidang (kecuali dm1 bcrlapis-lapis, jarak an tar penumpu kawat harus dipcrdekat
diklasf.~<m sebagai bengkokan ringan atau bengkok<m untuk menccgah pcnetrasi kaki-kaki penumpu kawat ke dalmn
spesial) d<m hcngkokan radial deng<mj<ui-jari tunggal. acmm, khususnya jika pennukaan beton tidak diberi lapisan
c. Bengkokan spesial pclindung atau tcrm1cam langsung oleh korosi.
Semua bengkok<m deng<m tolcnmsi khusus (toleransi yang 5.3.2.2 Penumpu Tulangan Beton Pracetak
lebih ketal dari y<mg tercantum pada Gambar 4 dan 5), Jika penuka~m beton akan dik~L<;arn deng;;m disemprot
semua bcngkokan radial tidak sehid;mg, semua bengkokan pasir hertckanan tinggi (sandblasting), atau dengan pahat
multi bid:mg dengan satu atau lchih hengkok<m radial, dan (bushlwmmering), atau dengan hahan kimia pelarut mortar di
semua hengkok<m untuk unit-unit pracetak. pennukam1 be ton, pcnumpu tulmlg<m dari beton pracetak dapat
Peningkatm1 harga satuan tulangm1 untuk pelayamm d<m kelihatan d<m merusak pola pennukaan beton.
pahrikasi misalnya untuk : 5.3.3 Penjaga .Jantk ke Acuan
a. pendetail<m dan/atau urutan Semua baja tulangan harus dipasang kokoh di tempat yang
h. jmnimm kualit<L~/pcrsym mutu direncanakan sebelum dan selmna pelaksanaan pengecoran
c. transportasi bcton deng<m memakai blok heton, penumpu tulangan dari
d. pelapisan deng<m scng (digalv;mis) atau epoxy logam atau plastik, batang penjaga jarak, kawat, atau
c. pcgccatan, pencelupm1, atau pelapisan perlengkap<mlain y<mg cocok untuk menjmnin agar tidak tcr:iadi
f. spiral dm1 sengk;mg ikat menerus pergeseran selmna pelaksanaan konstruksi dm1 untuk mcnjaga
agar baja tulm1g:m tctap berada padajarak ym1g tepat dmi bid;;mg
g. pengketatan toleransi
acuan. Pemilihan tipe penjaga jarak sccara tradisional
h. ujung dipotong rata mcrupak<m tanggung jawah Kontraktor.
i. ujung dipotong miring
Pendetailan per~jag jarak ke tepi acuan huk;;m mcrupakm1
j. pembubut<m untuk mcmhuat uliran persyaratan standar y<mg harus dipcnuhi kccuali jika secara
k. pembundelan dm1 pclahehm khusus klmsus diatur eli dahun Dokumen Kontrak. Gmnhar pelaksmuum
I. tulangan deng<m p<mjang lchih dari biasa penuhmg<m hanya pcrlu mcnunjukkan tehal selimut beton, dan
m. pengelas<m Pabrikator bertcmggung jawab untuk memasok penjaga jarak
y<mg dibutuhkan.
5.2.3 Toleransi
Toleransi standar untuk industri pahrikasi yang herlaku 5.3.4 Pemasangan Penumpu Tulangan
umum bolch digunakan, kccuali _jikadalam spesitikasi kontrak 5.3.4.1 U mum
atau pada gambar rekayasa ditcntukan lain. Gambar 4 dan 5
Tulang;;m hams ditumpu agar lidak bcrgeser dari tempat
mendefinisikan toleransi pabrikasi untuk macmn-macam
yang direncanakan sebelum dan sclama pelaksanaan
bengkokm1 standar scsuai Gmnbar 6. Toleransi yang lchih ketal
pcmbeton<m. Karcna itu, pcnumpu tulangm1 harus dipasang
dapat mcnyebahkan peningkat<m harga tulangan. Lihat ACI 117
dengan jarak antara yang cukup dckat agar kuat untuk
untuk infonnasi lebih lanjut mengenai tolcransi.
mendukung tulm1gan yang ditumpunya. Pada konstruksi joist
5.3 Penumpu Tulangan penumpu tulangan didetail untuk tul<mgan penahan pcngaruh
suhu pada hidcmg aUIS pelat h<myajika secara khusus disyaratkan
5.3.1 U mum
pada Dokumen Kontrak.
Dokumen Kontrak biasanya membatasi kcbutuhan dan
Pcnumpu tulangan tidak dimaksudkan dan tidak boleh
persyaratan untuk penumpu tulm1gan. Persyaratan berikut ini
digunakm1 untuk menumpu jahm ym1g akcm dilewati olch kcrcta
berlaku untuk pcnumpu tul<mgan, <.hm dapat herlaku pula untuk
pcngangkut adukm1 beton atau behan-hchm1 berat lainnya.
penumpu kawat atau jaring kawat baja dilas.
5.3.4.2 Penumpu Tulangan untuk Beton yang Dicor di
5.3.1.1 Persyaratan Umum
Atas Tanah
Jika Dokumcn Kontrak hanya menspesifikasik<m balnva
Penumpu tulangan hanya didctail untuk tulang<m ata.o; pada
tulangm1 harus dipas<mg sccara akurat d<m ditumpu dengan haik
pelat di atas tanah, balok di atcts tanal1, kaki pondasi, dan lapik
sehelum adukan heton dicor, serta harus dimmmkan supaya
pondasi yang tchalnya 120 em atau kunmg, dcnganjarak antar
pergescrm1 y<mg terjadi ma.o;ih dalmn tolenmsi yang diijink;m,
penumpu maksimum 120 em.
maka Kontraktor hchas untuk mcncntukan tipe penumpu
tulcmgm1 yang akan digunakan pada seliap bagim1 struktur. Jika secara khusus disyaratkan pada Dokumcn Kontrak,
untuk pelat atau halok di aULo; tanah pcnumpu tuhmgan sehclah
5.3.1.2 Persyaratan Khusus bawah harus disediakan oleh. Pahrikator. Bm1yak cara untuk
Jika Dokumen Kontrak mcnspesifika.o;ikan lipe atau material menumpu tulang<m atas pada kaki pondasi d<m lapik pondw;i
penumpu tulm1gan y;mg hcrhcda-heda untuk berbagai bagian (foundation mats) yang tebalnya lchih ilitri 120 em schingga
struktur, Pemhuat Detail hams mcnunjukkan dcng<m jelas tipe Pabrikator menycdiakan pcnumpu tuhmgm1 alas h:mya jika tipc

328 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


SNI 03-6816-2002

dan pengaturan penumpu ini Ielah ditentukan secara khusus. 5.4.3 Prosedur Pemesanan
5.4 Pendetailan Dengan Komputer Jika gambar pelaksanaan tclah disctujui, prosedur
pemesanan kc bengkel disederhanakan dengan menggunakan
5.4.1 Penggunaan Komputer pada Pendetailan data dari daftar batang al<lu skedul pembcngkokan. Pcmhuat
Komputer digunakan untuk mendet.ail penulangan agar Detail menentukan bagi<m yang akan dipcs<m dari satu gambar
pembuatan gambar pelaksanaan dapat lebih cepat, lebih rapi, pelaksanaan, dan sclanjutnya pcralatan pemroses data akan
lebih kompak dan memhantu. Pemhuat Detail dalcun melakukan menyort.ir dan mendaftar batang tulang<m sesuai mutu baja, tipe
perhitungan secara lehih cepat dan akurat. Computer aided bengkokcm, ukuran dan panjang bal<Ulg sesuai urul<Ul pada dafl<lr
drafting (CAD) juga digunakan pada pcnggambaran dan batang, dan mencetak kartu label serta semua dokumen
pendctailan grunhar pelaksanaan. Sistem ini sangat membantu pengiriman muatcm.
Pembuat. Detail karena mcmpcrcepat, akurat, dan
5.5 Pemasangan Thlangan Berdasarkan Ukuran/.Jarak
mempermudah jika pcrlu diadakan peruhahan gam bar.
Pelat dan dinding beton dapat direncanak<m per meter
5.4.2 Gambar Pelaksanaan panjang dan tuhmgan yang diperlukan biasanya dinyatakan
Pemhuat Detail menyiapkan bagian grafis gambar dalam kombinasi ukuran dan jarak pemasangan dengan
pclaksru1rum dengan cara konvcnsional. Meskipun demiki<m, ketelitian 10 mm. Jadi Dl3-200 berarti tulangan berdiameter
gambar pelaksanmm y<mg dihm;ilkmmya merupakan produk 13 mm yang dipasang set.iap jarak 200 mm. Jika gmnbar
keluaran dari perlengkapc:m komputer yaitu printer atau ploter. rekayasa secara khusus mementukan posisi tulangan pertama
Sclain memuat detail hcngkokan, grunhar pelaksanaan dapat pada sctiap pmlCl, atau suatu panj;mg tertentu, atau jumlah
dilengkapi deng<m semua informa.<>i lain yang di<mggap perlu batang tulangan, Pembuat Detail Penulangan hanya tinggal
misalnya daftar batcmg yang diperlukcm oleh Pabtikalor maupun mengikuti ketentuan tersebut. Lihat Gambar 23.
pemasang tulangan.
KAIT STANOAR

y
IJIKA PERLU OAPAT OIMIRINGKAN AGAR
TERPENUHI JARAK BERSIH 20 MMJ
UKURAN DAN JARAK SUMBU SIMETRI
LIHAT TABEL

~:0r-t ........,~"1 A I
JARAK BERSIH 20 MM
TULANGAN PENAHAN
PENGAAUH SUHU

SELIMUT BETON ---r.A'...-'l


40MM

POTONGAN A·A.

BENT ANG TUNGGAL, TUMPUAN SEDERHANA


KAIT STANDAA
IJIKA PEALU DAPAT DIMIRINGKAN AGAR
TEAPENUHI JARAK BERSCH 20 MMI
UKURAN DAN JARAK TEBAL PELAT
LIHAT lABEL

!.I
L = BENTANG BERSIH POTONGAN B·B
BENTANG TEPI, TUMPUAN SEDERHANA

: JARAK BERSIH 20 MM SUMBU SIMETRI


YANG l..EM-1 KSAA

O.Jt. ATAU 0..,) I.


I

t::·150 MM
L•-----1 TEBAL PELAT
l • BENTANG BERSIH
BENTANG DALAM, MENERUS POTONGAN C.C
' MINIMUM 150 MM, KECUALI OITENTUKAN LAIN OLEH PERENCANA STRUKTUR

GAMBARI
DETAIL TIPIKAL UNTUK PELAT PADAT SATU ARAH

Bag ian 3 : Beton, Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 329


SNI 03-6816-2002

PALING SEDIKIT 1/4 TULANGAN MOMEN POSITIF


DIHENTIKAN DENGAN KAIT STANDAR

SENGKANG TULANGAN TUMPUAN ·PALING SEOIKIT l4 TULANGAN MOMEN POSITIF Oll"HHISKAN


\
I (.JIKA PERLUI AT!I,U DENGAN SAMUU NGAN LEWA TAN TARIK Y.(LAS A
\ " " STANDAR
0.25L I 40MM
r JARK~I
·-~
o.....T..u 0.3l -
~- v............... s....
I
40 MM
I
I BERSIH 1
O~L ATAUG.,L 1

·- ~T
.?
~ I •o .J,
150
MM-
~
I-
L ~
SENGKANG
BENTANG BERSIH
t.
10.1251. rt O.t25l.J

50 MM- Lf
.A
JA RAK -~t y
BERSIH BALOK (BUKAN BALOK BATAS PINGGIR) DENGAN SENGKANG TERBUKA

\ A I T STANDAR
0.25l J
I
! SENGKANG TULANGAN TUMPUAN
~IKA PERlUJ
40 MM VAi<G~UIESJ\
ri.JARAKir-:uLATAU0.3L ;.....
BERSIH 1
.
y ANQ l.DIII
1- 0.3LATAU 0.3 Ll
etSA•I I . 40 MM .JARAK BEASIH MINIMUM

I
·- L
I
T
•La
I0.125L 1::-:r- r-::f-0.125ll
..1
I nLJ 40 MM

l JARAK
150 MM
10 MM
- 1-
SENGKANG

L = BENT ANG BERSIH


~.r·
- - lr'-
Ll T BEASIH
40 MM .JARAK BEASIH
JARAK
BERSIH
-~ Dl BAWAH SENGKANG

BALOK (BUKAN BALOK BATAS PlNGGIR) DENGAN SENGKANG TEATUTUP

PALING SEDIKIT 1/4 TULANGAN MOMEN POSITIF .01 TENGAH BENTANG PAUNG SEOIKIT 1/6 TULANGAN MOMEN NEGATIF
DIHENTIKAN DENGAN KAIT STANDAR DITERUSKAN ATAU DENGAN SAMBUNGAN LEWATAN TARIK KELAS A

PALING SEOIKIT 14 TULAN GAN MOMEN POSITIF DITERUSKAN


\ACI STANDARD HOOK ATAU DENGAN SAMBUNG AN LEWATAN TARIK KELAS A

\ 0.25l I I 40 MM
JARAK
BERSIH
~a
YAN<; UliiH'"""
LATAU O..J L...
I
~ .... I V~G
O~LATU,
UBI! K5AR l I
40 MM
JARAK BEfiSIH

rr ..
.. 1
I I. .JARAK BERSIH

50 MM - ,_ f.'- SENGKANG
t.o
Io.l25l £ 0.12St.J I ••••
50MM- l - BENTANG BERSIH Ll
.A r 4 0 MM JARAK BERflli
J ARAK .J,, I' 01 BAWAH SENGKAIIG
B ERSIH Y
BALOK ·BATAS PlNGGIR
• MINIMUM 1 50 MM. KECUAU OITENTUKAN LAIN OLEH PERENCANA STRUKTUR

GAMBAR2
DETAIL TIPIKAL UNTUK BALOK

330 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn }a/an Beton Semen


SNI 03-6816-2002

KAIT STANDAR CUI<URAN TULANGAN SAMA SEPERTI TULANGAN BAWAH YANG


LEBIH KECIL JIKA CUKUP TEMPAT UNTUK KAIT; ATAU GUNAKAN OUA TULANGAN
YANG LEBIH KECIL AGAR TERCAPAILUAS TULANCiAN YANG SAMAI

~ ~ r TULANGAN PENAHAN
0.2SL
JARAK BERSIH
OISTAIBUSI AUSUK
SESUAI CATAlAN.
LEBAR MIN. 100 MM 1
v SUMSU SIMETRI

I· Dl ~
PENGARUH SUHU

- 20 MM

TERUSKAN SEMUA TULANGAN


BAWAH KEOALAM TUMPUAN
SESUAI llBAR ACUAN
(JIKA PEALU) SESUAI CATATAN
BETON PEAHITUNGAN
L = BENT ANG BERSIH
KACT STANOAR PALING SEDIKIT
PAI)A SATU TULANGAN BAWAH TEBAL PELAT

PALING SEOIKIT SATU TULANGAN BAWAH


DIT£AUSKAN ATAU SAMBUNGAN LEWATAN
KELAS A
I VANG u•~ I£SAA .
0.3 L ATAU 0.3L 1
KONSTRUKSI BALOK DENGAN BENTANG TUNGGAL
OISTRIBUSI RUSUK
SESUAI CATAlAN
LEBAR MIN. 100 MM

0.3 L ATAU O.J L


r SUMBU S'METR'

TULANGAN PENAHAN
PENGARUH SUHU
. '

20 MM JARAK KEMIAINGAN
0.125Lt 0.125L BEASIH TULANGAN SESUAI
l • BENTANG BEASIH PERHITUNGAN -+-.--+-

KAIT STANDAA so·


JIKA TEMPAT CUKUP PALING SEOIKIT SA TU TULANGAN BAWAH
ATAU KAIT 180" 20MM
DITERUSKAN ATAU SAMBUNGAN LEWATAN
JAAAK BERSIH
DISTRIBUSI RUSUK TULANGAN TULANGAN PENAHAN
SESUAICATATAN PENGARUH SUHU
PELAT ATAS

LEBAR BAlOK
KAIT STANDAR PALING SEDIKIT KONSTRUKSI BENTANG TEPI (UNTUK BALOK MENERUS)
PADA SATU TULANGAN BAWAH

GAMBAR3
DETAIL TIPIKAL UNTUK KONSTRUKSI BALOK-BALOK SATU ARAH

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton .'-iemen 331


SNI 03-6816-2002

LUAUS ~-'I •----:>z;----.."""ii


('~ "")
0 t-=._-'-----=2'--------1· I 2

.L
0 t-1---t -=2~1

J-:-c_______,_.J.
n1·- 2
-1-n-

GAMBAR ISOMETRI

PENAHAN CGAMBAR ISOMETRIJ

® 2[ L _ J / l i H A T CATATAN
I OEVIASI SUDUT
L 300 MM PADA I
1=- UJUNG AKHIR I
1. 2 I

~
I, o(6) • I
UNTUK SAMBUNGAN TUMPUL DENGAN
TULANGAN 25 MM SAMPAI 36 MM :
1 %. UNTUK SAMBUNGAN TEKAN
4- UNTUK SAMBUNGAN T ARIK

GAMBAR4
TOLERANSJ STANDAR UNTUK PABRIKASI TULANGAN
UKURAN 10 MM SAMPAI 36 MM

332 Baxian 3 : Beron. Semen. Perkerasan Jalan BeTon Semen


SNI 03-6816-2002

. j O=t SPIRAL

Catatan: SIMBOL-SIMBOL TOLERANSI:


1. Ukuran tulangan 10 mm, 13 mm, 16 mm :
Semua toler ansi berlaku untuk bidano dater. "" lebih atau kurang 13 mm jika panjang total < 360 em
Toleransitipe St sam~i 56,511, T1 sampai T3, ~ lebih atau kurana 25 mm jilca panjano total 2: 360 em
dan T6 sam~l T9 hanya untuk ukuran tulang:m Ukuran tuhmgan 1 S mm sampel 36 mm :
10 mm sampai 25 mm. .. lebih atau lcurang 25 mm
Oaviasi sudut · maksimum lebih ateu kurang Q ~ 2. lebih atau kurang 25 mm
atau lebih atau kurang 13 mm per 30 em. tetapi 3. lebih 0, kureng 13 mm
tidak kurang dari 1 3 mm. pada semua bengkokan 4. Lebih atau kurang 13 mm
dan kait so" 5. lebih ateu kurang 13 mm untuk diameter :S 75 em
Leblh atau kurang 25 mm untuk diamater > 75 em
6. Lebih etau kurang 1 Y.a % darf ukuran o 2: lebih atau kurang 50 mm
minimum. Jika toleransi positip pada tipe 9 menghasilkan panj1mg
busur same atau lebih besar dari panjang _lengkungan at!\ u panjang
tulangen, batang tuhinoan boleh dikirim dalam kondisi lur ls.

GAMBAR 4 (LANJUTAN)
TOLERANSI STANDAR UNTUK PABRIKASI TULANGAN
UKURAN 10 MM SAMPAI 36 MM

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 333


SNI 03-6816-2002

1H ®{l._~W
DEVIASI SUDUT
' ·I TIPIKAL UNTUK
SEMUA BENGKOKAN
c--t DAN KAIT 90"

I· t
T -~ I T •I I· T ·I YANG DILUKISKAN

~){Q#' j_
PADA HAlAMAN INI

0 E::l'----.,----1 I T ·I @ c~.-7,_ _ _ _"""'1r=r7


., I

j__
@)
E~ @ 7J:.L'--------..rir
I T .j I ., I
I ·, ____j_
L,- 9~ ........ T

l. --r ,:-~
""'-.....,7 7
!I
rl
=::>
___j_
0 Er-- . . .".,
I ~'-";•1
300 MM PADA
} - UJUNG TULANGAN

UNTUK SAMBUNGAN TUMPUL OENGAN


~
I oliO) 1
TULANGAN 43 MM DAN 57 MM :
l ~ • UNTUK SAMBUNGAN TEKAN
4. UNTUK SAMBUNGAN T ARIK

Catatan: SIMBOL-SIMBOL TOLERANSI :

~ 57 mm
Scmua toleransi berlaku untuk bidang dater. 7. Lebih atau kureng 65 MM 90MM
Devlesi 5Udut - maksimum lebih atau kurang 2 ~ • B. lebih atau kurang 50mm 50mm
atau lebih atau kurang 13 mrn per 30 em, pada 9. Leblh atau kurang 40mm 60mm
$emua bengkokan dan kelt 90 • 1 0. Lebih etau kurang
Jike toleransi positip pede 1ipe 9 menghasilkan 2% lo:eli dimensi o 0!!: ± 65mm' ± SOmm•
panjang busur same etau lebih besar dari panjang minimum minimum
lengkungan atau panjeng tulengan, balling tulangan
boleh dikirim dalam kondisi lurus.

GAMBAR5
TOLERANSI STANDAR UNTUK PABRIKASI TULANGAN
UKURAN 43 MM DAN 57 MM

334 Baxian 3 : Beron. Semen. l'erkerasan fa/an Beron Semen


SNI 03-6816-2002

~ c-~ar,J

®
PENAHAN P E N A C Z Jl 1 '
gamber gamb<or
isometrl lsomatri 1 '

·~v • .

·~
t

GY

®U
® r-_·+f----::----......,.cl

C!V@:lJ
.•. . . .-=~
120\ 1
~ ·I
t;\1~· .A·· I
\::::J ...r C tlo I

® "

(.;;\ ~·
~ ..
,- .• ( , '1..
a-ten:
1_ S.mufl dimen&i menyotakan ukuron luar .Pembengkokao
no•" cui• kecuali A dan G pada kait 180 dan 1 35 •
2... Dim~.,; J pa<1a k.ait 180 • dip«lihatk.an henya jika
perlu unluk pembatasan ukuran keit; jika tidak maka
t.rue dt~unak kait stondar,
3. .Jka J t1dak ditulis, J harus diambil BATANG TULANGAN YANG SAMA, KECUAU DIBEAI KETERANGAN KHUSUS
sema alau lebih kecil dari H pada tipe DIAMETER D UNTUK SEMUA BENGKOKAN DAN KAIT ADALAH SAMA BESII.R
3, "'· ~ 22. J harus ditulis jik.a di- 8
plu\.t~ioan lebih besar dari H.
4. Di~ H pada &engkang horus ditentuk.an jika perlu
~ yang cukup di dalam beton.
5. Jih ~nga harus dibengkok dengan lebih akurat dari H
~·Mi slander pembenglcokan, ·dimensi yang memerlukan
_..,,...,.. ~brika& leblh cermet harus diberi catat11n JIKA KEMIIUNGAN TIDAK 415 •
be'~., • bates toleransi Yllllll diiji11kan. SEMUA UKURAN •H• DAN •K•
K 0
6. T~ JV"••bengkokan diberi nomor dalam !ingkara11. HARUS OICANTUMKAN
7 Lint\·~ ;•t.tmeter bengkokan minimum, lihat butir 3. 7.1 . p11da
5tR "''" .ni; unruk. dimensi kait yang direkomendasilcan lihat
GAMBAR YANG OIPERBESAR UNTUK
T.t-c-. ~, MEMPERJELAS DETAIL PEMBENGKOKAN
8. Tnv 'S' ~6. St 1, T1-T3, T6·T9 hany11 betlaku untuk tulangan BATANG .TULANGAN
~-.•·o<:ter 10 mm sampai 25 mm.

GAMBAR6
BENTUK-BENTUK PEMBENGKOKAN TULANGAN YANG TJPIKAL

Bagian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Be!On Semen 335


SNI 03·6816·2002
[)IAMETER
~
TULANGAH
"' J"'RAK MIN.

~/
40 loAM
TUL. BAWAH
Ul. BAWAH
~fULATS
TUL ,O.TJI•S
POTOHGAN tr·B'
YANG OISVARATKAN

SAMB. LEWATAN
JIKA OFFSET
< 7!1 loAM
S"MB. LEWATAN
' A'

SAMB. LEWATAN
Jilt" OfFSET
LEWATAN SESUAI TABEL9, 1\
AT.l.U 13 OEtoiGAN FAKTOR
MOOIFIKA$1 UNTiJ" SPIRAL

SESUAI T ABEl < 75 t.At.A


9. 11 ATAU IJ
·:~ ~:,4• .";·;
KEMIRIIIIGAN
t.AAKS. 1 :6
t.A"KS. 75 Mt.l

UKUR"N PEt-IGIKAT
SESU"t G"MBAII
PERENCANAAN
r8
' e

0
c
POTONG"'N A·A
OE'T AIL TIP'II(AL
0
1
I
.

POTONGAN B·B
OET AIL TIPIKAl
KOLOM Sf'IR"L
.

ttOLOM DALAM

..
~ r
A
t A

I I
...t.:.:, ".l'!. ··. ·;::" J-~ ·;,.,•:?

r- 8
t 8 D• •
POTONGAN 8·8

MAKS. 150 loiiM I


'~
•;......... ~"-. UKURAN
., . I'ENGIKAT

1-

....
~ . ,,
.. t • ..
" .. :.
SESUAI
GAMBAR
xt;

i~
r
a
~ ·~
RENCANA
~
~ Q
z~
<..,
~
~!
I

!, POTONGAN A·A

~0 J:~. ·~
f .. ·.~:r-
..__ +---t
t· r
fJ-ra
• fl=)'
8
SAt.ABIJNGAN LEWATAN MOMEN
HNUH TANrA OffSET

DET Al. T!PIK"'l


KOLOM TE1'1 DENGAN
IALOK TEI'I I'£ LA T OETAL SAMIIUNGAN
IJtAPASITA$ MOMEN PENUH

du\lon oll.\.ct har.-. ;u-r: dlcl:tivc in maintaining the full moment l·apacity standing. whenever it'i usc is deemed ne<:e..'i.\af)'

GAMBAR7
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM

336 llaxian 3 : Hewn. Semen. Perlura.wn ]ulan Betotl Semen


--.
li
• 411
Catarall{

, Cataran I

4 TULANGAN
6 TULANGAN 8 TULANGAN
10 TULANGAN

~
0
)>'"0
(/Jo
~
t:o'"O
Callllm\ 2

uuata11 2 I II- 111


em
z;:o
o>
>c 12 TULANGAN
z~o 14 TULANGAN
16 TULANGAN
[;; ~
~to
t::l
~ Zoe
QudtDJI2
KOLOM DENGAN BENTUK KHUSUS
~
:ro -lO
~
;: p~ < '%: II I Tufangen
\,) )>'"0

~a lew a ten
t::l
~
z- >o (jlka perlul
g
~
J:
6~r S.llmut b•tan
"TII!Mrnum sampll
ouftdel tulengen
~ 0
;: 40 rnm dllamtlah
"tt 3: clanmw peng·
~ l:lt. KOLOM YANG MENAHAN KOLOM TIPIS !SEPEATI DINDINGI
minimum 50 mm
KOLOM SUDUT !BENTUK U
*~
:i _,.,..t blf'llh
llll'tj)elh LENTUR DAN TEKAN
· • bundtl Mtngan
§"' anttra bvnlftl
bundtl~
~ober norTI/ntl
tu11ng.,.,
~ KOLOM DENGAN BUNDEL 2 TULANGAN
§
t::l
~ Ill
~
;: ~
J: 0
Pola perakitan pengiket yeng btrbeda baleh digunekan urlkan Cats tan 1 : Tulangan harus dilkat sepeni garis putus·putus jika jarak X > 150 mm c.l
~ 0,
§ dlltall vang dlsyanllltan dipllrtlhatkan padl gambar kontrak. Catalan 2 : Tulangan kolom tidak pertu diikat jika jaral\ X :S 150 mm CID
.....
Svsunan peng(J(et berhki tunggel bolah digunakan menggantlken Catetan 3 : Selimut beton minimum 40 mm diukur sampei ke tuleng1n pengikat tp
w pengllcat tartutup yang menerus (lengsungl.
N
0
w 0
..... N
SNI 03-6816-2002

OW"""'
~A IWRANG 0.'\RI 150 MM
A lEIIIH DARI 150 MM

4 BATI\NG (TIPIK .t.Ll

lr • •

6 SATANG

D
JARAK < 150 MM
[E]cc.,.,..,
JARAK > 150 MM
ITIPIII<AL)

8 B.I.TANG
D_<"OMM
J.I.RAIC < 150 MM
C1B" CAWAN3-Dl
> 150 Mt.t

JAAAK
. «

> 1 SO MM
(TIPIK.t.ll

10 SATANG
B~ "8
11 BAT.O.NG
g
16 8TG. SERUPA IIIUNOEL 2 BTG. 01 SETIAP SUOUTl
20 BTG. SERUPA IBUNOEl 3 BTG. 01 SETIAP SUOUTI
\Hf""'"""" [[] '
"
CATAlAN 4
lliPIKAll

16 RAVING SERUPA OENGAN


BUNDEl 4 IIAT.t.NG 01 SETIAP
24 DTG. SERUPA (8UNO£l 4 IITG. 01 SETIAP SUOUTI SUOUT KOLOM

14 BATANG
~:TU (TIPIKAU
E-f[]
18 BTG. SERUPA CBUNOEL 2 BTG. Dl SETIAP SUD UTI 18 SATANG SERUPA DENGAN
22 IITG. SERUI'A t8UNOEL 3 BTG. 01 SETIAP SUDUTI IIUN0£1.. 4 BATANG 01 SETIAP
26 BTG. SERUPA 18UNDEL 4 BTG. 01 SETIAP SUDUTI SUOUT KOlOM

.
-.+-"!-
....,
MAKS. 150 MM

16 SATANG
~

-
;~
_j

20 BTG. SERUPA IBUNOEl 2 BTG. 01 SETIAP SUOUTI


MAKS. 150 MM
[iEJ~
20 BATANG SERUPA OENGAN
24 BTG. SERUPA t8UNDn 3 BTG. 01 SETIAP SUDUT) BUNOEL 4 BATANG 01 SETIAP
211 BTG. SERUPA IBUNO£L 4 BTG. Dl SETIA,. SUDISTI SUDIST KOLOM

Catatan :
1. Selang-seling posisi kait untuk pengikat yang berturutan.
2. Panjang lewatan minimum 30 mm.
3. B menunjukkan bundel tulangan fmaks. 4 batang per bundel).
4. Tanpa pengikat pada batang tengah (grup 3+3 batang) asal
jarak bersih maksimum 150 mm.

GAMBAR9
PENGIKAT KOLOM UNIVERSAL UN1UK KOLOM-KOLOM STANDAR

338 Bagian 3 : Betnn. Semen. Perkerasan ]a/an Beton Semen


SNI 03-6816-2002

KOLOM DENGAN TULANGAN VERTIKAL DUA SISI


150 MM MAKS. (TIPIKALI

.. .. .. .
CATAlAN 4
VARIABEL
LIHAT CATATAN 1

Llt\AT CATATAN '}

8 ATAU 12 BATANG 10 ATAU 14 SATANG


.. ..._ 12 SATANG
&.. •
JARAK > 1 50 MM

• . f-"'
I'"- .... .. to'
"""
l\HAT
- v- ~

.. ,.. ..
CATATAN 1

;..... .. ..... n. .. ,..


14 /\TAU 18 SATANG 16 ATAU 20 SATANG
18 ATAU 22 SATANG

I"'" r-•• ,... ' ... ... ,.. ,,. . .... ...,..

.... . - -~
~
... .... • ...
24 SATANG
26 SATANG

KOLOM BENTUK KHUSUS 2 BUAH LEWATAI'J ~IN: 300 MM


C:: MAKS. 150 MM ~

LEWA TAN
MINIMUM
300MM
2 BUAH
1: # :I
c KOLOM TIPIS (SEPERTI DINDING)
KOLOM SUDUT CBENTUK L)

Catatan :
1. Selang-seling posisi kait untuk pengikat yang berturutan.
2. Panjang lewatan minimum 300 mm.
3. B menunjukkan bundel tulangan (maks. 4 batang per bundel).
J
4. Tanpa pengikat pad a batang tengah (grup 3 + 3 batang) asal jarak bcrsih maks. 150 mm.

GAMBAR 10
PENGIKAT KOLOM UNIVERSAL
UNTUK KOLOM DENGAN TULANGAN VERTIKAL DUA SISI
DAN KOLOM DENGAN BENTUK KHUSUS

Bag ian 3 : Beron, Semen, Perkerasan }alan Bernn Semen 339


SNI 03-6816-2002

TIPE BENGKOKAN 17

n
:.
BEBAN
TULANGAN DIAGONAL
HARUS OLSYARATKAN
OLEH PERENCANA

BEBAN OARI LUAR SAJA


BEBAN DAR! DALAM DAN OAR! LUAR

' DETAIL SUDUT (TIPIKAL)

ff'....WII--t- TULANGAN DIAGONAL


HARUS OISYARATKAN
OLEH PERENCANA

DETAIL PERPOTONGAN DINOING ITIPIKALI

CATATAN:
01MEN$1 HARUS O!TULISKAN ATAU DITETAPKAN OLEH PERENCANA.
JIKA BUKAN KAIT STANDAR 90" OIMENSI HARUS OITUUS.

GAMBAR 11
DETAIL DINDING YANG TIPIKAL (POTONGAN HORISONTAL)

~€T
TULANGAN
MEMANJANG

BENGKOKAN
u
<a •_ • •
KAIT STANDAR
tnPIKALI
I
KAIT ST ANOAR

~ 0.014d,J, I .tr:

Sanglt1~:
StitnJp< 1 . Oiam11ter 1 6 mm Sengkang:
(Se..-t.. • 2. Diameter 19, 22 den 2i mm dengen,& s 280 MPa Diamat., 19, 22 d•n 25 mm dengan,& s 280 MPe

h
2
Wtr" r
PERSYARA TAN PENJANGKARAN UNTUK SENGKANG U TUNGGAL


• •


• ..
~:,";
SENGKANG U
TUNGGAL

PEMASANGAN YANG OISARANKAN PEMASANGAN LEBIH SULIT

OUA SYARAT
SAMA SEPERTI
SENGKANG U
TUNGGAL

PALING SUUT OIPASANG

GAMBAR 12
PERSYARATANPENJANGKARANSENGKANGTERBUKA

340 Baxian 3 : Beton, Semen, Perkerasan lalan Beton Semen


on
SNJ 03-6816-2002

r-~t
I r--
~_:-1
---, r-
r-------;
I I
I I 1 I •I I
I
I DI I I I
I D II
I I PENGEKANGAN I I PENGEKANGAN I I
I ______
L • ..JI . I _
._ • _________JI I .c...--------J
I

P(NGEKANGAN SATU SISI PENGEKANGAN DUA SISI TANPA P6NGEKANGAN


(8ALOK TEPI I'ADA PELATJ IBALOK TANPA PE"LATI

-
18ALOK·8ALOK OALAMI

RECOMMENDED EFFECTIVE SINGLE lW~IEC


CLOSED STIRRUPS-TORSION AND SHEAR PE"NGEKANGAN KELAS B
End anchorage of both vertical legs and top closure per
Section 12.13.2 of ACI 316 for bar t;ize versus dimensions
of beam. Longitudinal bars required for each corner.

PeNGGANTI UNTUK BALOK DALAM

r:------------1
YANG TINGGI

1=-, I
I
I
I
[J0-
II
I
I
I
I • I
I • I

PUNT lA 1 OO'Ib OITAHAN SENGKANG LUAR


L----------J
PUNTIR 100% DITAHAN SENGKANG LUAR
OAN BATANG HORISONTAL ATAS. DAN BATANG HORISONTAL AlAS.
GESEA DIBAGI PAOA 6 KAKI VERTIKAL GESER DIBAGI PADA 4 KAKI VERTIKAL

GAMBAR 13
SENGKANG TERTUTUP (KOMBINASI) YANG DIREKOMENDASIKAN

TIDAK ADA
PENGEKANGAN

.-------, r---------- r------


1
I
1
'
I
I
I
I I
I
I
I
'I
I
I I
I I
I I
I
I f
I
L ______ j I I
I
I
t •
I
L-~J '----- ----------'
TIPE SENGKANG TERTUTUP YANG TIOA.K EFEKTIF UNTUK MENAHAN PUNTIR

TIDAK ADA
PENGEKANGAN

KAIT 90 • PAOA
KAKI-KAKI VERTIKAL
OARIATAS

ITOD
BERBAGAI TIPE SENGKANG TERTUTUP OENGAN
KAIT 90 • PAOA KAIO-I<AKI Vi:RTII<AL SENGKANG
SENGKANG ·,

Tipe-tipa ini TIDAK DIA!iKOMENOASIKAN untuk komponen •trulr.tur yang menahan


tegengan puntl< ~ser. Pematlken lr..ellnya pengekengan yang ede fika dibandingken
dengan pengekangan yang ade pede GAMBAR 13.

GAMBAR 14
SENGKANG TERTUTUP (KOMBINASI) YANG TIDAK DIREKOMENDASIKAN
UNTUK KOMPONEN YANG MENAHAN TEGANGAN PUNTIR YANG BESAR

Bag ian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 341


SNI 03-6816-2002

HENTIKA"' SEMUA TULANGAN ATAS DAN IIAWAU


YANG DIBUTUHkAN PADA IIIDANG MUKA TER.IAUII
DAR! INTI KOLDM. MEMENUHI JARAK MINIMUM,
ldJr ATAU 14 , UNTUK TARQ( ATAU TtKAN SESUAI
DENGAN ICOHOISI YANG ADA
r TULANGAN MEMANJANG ATAS DAN 8 AWAH
minimum ~ 200 b d 1 I
"s y
maksimum :s 0.02'5
r- Kuatlentur minimum ~ 25% kun lemur maksimum
INTI KOLOM pado bidang muke utah satu join
Minimum 2 batang tulangan, menerva etas dan bawsh
f-12-
.,
r--/z4
~

.
ll)SKAN SEPANJANG ld IJIKA
- ~ ~AM!IUNG
IUSI ATAU ldh (JIKA OENGAN
T to:;E OALAM INTI KOLOMJ
1--lz-
H1 LEWATAN

II
1 1 :-
IU If i
~1.-t ~r- ~s
~J:t·-
AMBUNGIIN
SENGKANG NGKANG MAKS. l EWATAN
MAKS. IKAT SENGKANG B KAT ~ .;;; MINIMUM 2h DARI MUKA JOIN
50MM f--s, s2 s 1---
In ·"
~
ln
PERENCANA STRUKTUR Hf-RUS MEM· JARAK MAKSIMUM SEN'3KANG IKAT I PENGIKAT
BERIKAN OIMENSI//' 12 • s 1 , s 2 • JARAK I :.: 4 d SEPANJANG s 1 , JAHAK St::NGKANG LKAT :S d/4;
II
SENGKANG IKA T DAN S[NGKANG BIASA, 11 = JARAK RENCANA UNTUK MENAHAN 8 d TULANGAN TERKECIL; 24 d SENGKANG
PANJANG PENJANGKARAN, TITIK BELOK LENTUA DAN PANJANG PENJANGKARAN
IKA~; ATAU 30 em b
12 R JARAK KE TITII( BELOio: DI7AMBAH • PADA SAMBUNGAN LEWATAN, JARAK SENGKANG IKA
TULANGAN TAK KONTINU, ld' ATAU ldll
PANJAN'3 PENJANGKARAN
:s d/4 TETAPI TIDAK LE81H 01\RI 10 CM
d - TINGGI AENCANA UNTUK -M DAN + M
SEPANJANG s 2 . JARAK SENGKANG :S d/2

PASANG KAIT 90' PENGIKAT 135" Eidl>,


SILANG PAOA SISI YANG TER- MIN.
PASANG SELANG-SELING KAIT KEKANG PELAT IPENJANGKARAN 7S MM
90. DARt PENGIKA T SILANG, TULANGAN PELAT T AK TERLUKIS)
KECUALI PADA BALOK TEPI 4'\,
/ IB --t
~ I~ ~ ~"' I"'
PENGlKA T Sti.ANG
A,--j 1- A
c ...., ~r- c MIN.
715 MilA
~35·
6d
b'
6db
:n
_< MIN.
75 MM
CONTOH PEMASANGAN SENGKANG IKA.T BERLAPIS BALOK TEPI DETAIL-A OETAIL-B DETAIL-C

SENGKANG UNTUK MENAHAN GESER HARUS BERUPA SENGKANG LKAT.


SEPANJANG KOMPONEN LENTUR DIMANA SENGKANG LKAT TIDAK DIBUTUHKAN,
HAAUS DlPASANG SENGKANG BIASA DENGAN JARAK MAKSIMUM d/2

GAMBAR 15
DETAIL TIPIKAL KOMPONEN LENTUR YANG TAHAN GEMPA

342 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkera.wn fa/an Beton Semen


SNI 03-6816-2002

r-J ARAK MAKS. } -


d/4 UNTUK OIMENSI Bs
j_ - ~r- ,
PENGIK AT 01
SAMBU NGAN
LEWAT AN
TET API MAKS. 100 MM

SAMBUNGAN
LEVoiATAN j
KE LAS "B" r-
JARAK ANTAR SENGKANG IKAT PADA JOIN BOLEH "2 Sh"
HANYA OIIJINKAN
01 DALAM DAERAH
t SEPANJANG TINGGI BALOK YANG TERKECIL. JIKA LEBAR
BALOK·BALOK :t: 3/4 KAU LEBAR KOLOM TEROAPAT PAOA

v~
SETENGAH TINGGI KEEMPA.T SISI SUATU KOLOM.
BERSUi KOLOM UNTUK SEMUA KONOISI LAIN, GUNAKAN JARAK SENGKANG
KAT SEBESAR "Sh" AS KE AS.

H·-·n
0
6d 75 MM MINIMUM
- .. . .... :, ...
r -~ K,,.."·=~ .,.:.·. . . '.. ;;·' ·. ........~
;, .. · : 4 .":.· ·~ ••
I b'

-
" ~ . f. ~ -~ ... ~
S£NGKANG !KAT.

,. . , ;...:· ..
''(: ~ ·~
PAOAJOIN • •<lA... •.! db O,o: <4db UNTUK TULANGAN 10, 13, OAN 16 MM
: ·~

t--: '+ :-~. :...· -.- .~-t; -~;.


• f. 'i· UJUNG KAIT PAD I\ SENGI<:ANG IKA T KOLOM

t I
SENGKANG !KAT KOLOM
SENGKANGIKAT"
.i SENGKANG IKAT KOLOM HARUS DIPASANG PAOA SEMUA JOIN
PAOA K OLOM
·, ~o r-Ts~ DAN PADA KOLOM SEPANJANG JA.RAK I
JOIN. LIHAT ELEVASI VERTIKAL. 0
01 ATAS DAN 01 BAWAH

~NGIKAT YANG OIBUTUHKAN UNTUK MENAHAN GESER HARUS


I" BERUPA SENGI<ANG IKA T, DENGAN JAAAK MAK'51MUM diZ
r-
JIKA SAMBUNGAN OENGAN LAS ATAU PENYAMSUNG
TINGGI MEKANIS, LOKASINVA PADA TULANGAN BOLEH
Bf:RSIH OIMANA SAJA ASALKAN BERSEliNG DAN OENGAN
IP JAAAK VERTlKAL Af-~ r ARA SAMBUNGAN TIOAK
Y.OLOM
p ENGIKAT
K OLOM
,
~ ...._ KURANG DARI 60 CM

6db, 75 MM MINIMUM

J b
St
t
1
I' PENGIKAT SILANG TAM BAHAN

l IUJUNG KAIT 90" DAN 135 • DIPASANG

r· ' .
SENGKANG IKAT
PAOA KO LOM
j ..1
+. ~ 8ERSEUNG PADA PENGIKAT SILANG
YANG BERTURUTAN)
. I

.· ... :p.. .,_ ... . ..,..... ·•. .-.r.-


4 •.,~
-~·it Sh - JARAK ANTAR SENGKANG IKAT DAN PENGIKAT SILANG
•:•• -d.•., ~ ~. MAKSIMUM Bs/4 ATAU 100 MM
~
·:.......::·.
...... .... ,_."' '-:~=•<·. ·"·' ....... .. .r ~ ,·.,--.....·..
;.u So - JARAK ANTAR PENGIKAT KOLOM, MAKSIMUM 8 db

..... : - ~·

•• •• #.... Li. :..•• •..•• 4: ..... 4.


... TULANGAN MEMANJANG KOLOM, 24 db PENGIKAT,
Bs/2 AT AU 300 MM
.. • .... ....41 ~ ·. : . ; : St ~ 2 So
j#_ •. ..
=-.•· ~ ...·. -~: ~ • .4 - •• 9s - DIMENSI PENAMPANG KOLOM YANG L£BIH KECIL
I I I - DIMENSI KOLOM YANG PALING BESAR, TETAPiliDAK
° KURANG DARI1/6 TINGGI BERSIH, ATAU 460 MM
.A
. A
"'

GAMBAR16
DETAIL TIPIKAL KOLOM YANG TAHAN GEMPA

Bag ian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beton Semen 343


SNI 03·6816-2002

+ K 6 d b , 75 MM. MINIMUM

6db, MINIMUM 75 MM PERPANJANGAN

PERPANJANGAN

---H------+t- +-t--::::::;::- PENGIKAT SILANG YANG BERTURUTAN


HARUS DIPASANG DENGAN KAIT 90.
BERSEUNG DENGAN KAIT 135 •

X X X
-I
X TIDAK BOLEti LE!31H DAR! 350 MM

6db, 75 MM
MINIMUM

GAMBAR 17
CONTOH TULANGAN TRANSVERSAL PADA KOLOM

344 Bagimr 3 : Beron. Semen. l'erkerasan )a/an Beron Semen


SENGKANG III:AT 1
.. SENCU.NG IU T
KOLOM AT ... U
SENGKANG 11CAT
KOLOM ...TAU
SPIRAL

1 f.- SAMBUNGji,N
KOLOM .lTAU SPIRAL S... MBUHGAN

-
f. ICELAS '8'

.
SPri\AL _.;
"'lot. f4- S"MBUNCiAN UL ... S '8' • 85 MM BERSIH

- ..
ULAS '3'
85 MM 11£"5111
65 MM BERSIH ~ I S.t.MP"'I UJUNG
SAMPAt UJUNG
ICAIT I'AOA ~
S.I.MP"I UJVNG ~.
KMT P"DA
~ ~ [ SENGKANG !KAT XA;T I'AO ...
I TUL. BALOK
. . . ...
.. .
!>ADA JOIN
.... TUL. 8AlDK

.... .. ....·'· . .. . ....... + "l


TUL. B.llOK '

+ t ' ·~ •. ~
'

~· 1.'
F~ .
•••• . ' ~·I
·~f.

F'i X •.. .:... ..... .. 'j


.... X
X r/'(
·~ 4'.:
~:.i
•;·:.~<
I
X )(

SENGI( ... NG IK T
~ .... . ·fA'· •
.....
.
I

I
:I
X
SENGKANG IICA t ,.
...,._. ..
. P:"· •

. ..
.,~ ~
PAOA JOIN
PAD ... JOIN
.... ' -...::.: ~· .· SENGKANC IKA T

- ' \ . SENGKANG KAT


PAOA BAL OK
' SENGKANG II(AT
PAOA BAlOIC
A OIPASANG
"'- I'ADA IIALO<C
A DPASANG
CA BALOI(
A BALOK LEtiiH SEMPIT DARIKOlOM. DIGUNAIU.H
LEBIH SEMPIT DAI!'. ~OLM. DIGUNAKAN POTONGAN V£RTIKAl VI-VI SEBAGAIP£NGGANTI PENGIKAT DALAM.
PO TONGAN V£RTIKAL Yl· VI POTONGAN VEATIIC ... l nVI SE8AGAI P£NGqANTI PHIGIICA T OALAM.

I I
SENGKANG IKA '-""' I
I
I:=; SALOK TEI'I
II
SENGKANG IU.T
I
I SENGKANG IKA
v+- !=;I I
I
TULANGAH

.. -,.--
~ 1 TULANGAN BALOK
9AL0K TEPI

:
I
I
I
BALOK TEPI
I
I BALOK _,
I
~- --
......:.....,L----------
~
~ -~
TULANGAN
,.. I -1
I
BALOIC $€NGKANG IKA f-ol 1.... I ~ ' ~
,.-.- ----------- -·
I SENGKANG !KA
~u.l ~ I PAOA JOIN
-~
SENGKANG IK
.L
~ ... P"'OA JOIN II -~ 4 ~

PADA KOLO

~5 MM B£RS
SAMPAI UJU
...
:;;:.., loa
85 MM BERSIH
SAMPAI UJUNG
KAIT PAOA
. ....... ~ I
8~ MM ~£ftSIH
SAMPAI UJIJNG
ICAIT PAOA
TUL. BALOIC

I

T•l
7Ul. Ulort
'.J
-r r----- --------- -·r----- -
r ..
~MT !'ADA 'Y-1
t:;:
:::,
-.
TUL. BILDK
·Tj-
Y-1 Y•l - T·l
L r-\lf~ ~ _j
().;;
:::,
L I •
I I S(NGKANG ll(J
~J L .., '"'11'-- _j
::
:....,
I I
I
BALQK DAtA
I
=I \~ I SENGKA NG III:AT
::=· I I
I
~I
P,. I .,_ SENGKAINGIKAT I
I
8AL0i DALolM

,::
t:;:
~
c
:.
lfo 1
I I
I
~I
I
BAtOK
I
ALAM

POTONG"H HDRISDNT AL lC·X

::,.. i>OTONGAN HORISONT Al X-X i>OTONGAN HORISONT AL I(.X


~-

~
~
"'
*
...,
'1)

:::,
:-.
KA SUS 1 : Untuk deerah dengen risiko gempa besar.
Belok dalem den bBiok tepl lebih sempit darl kolom.
KASUS 2 : Untuk daerah dengen risiko gempa sedllnl)
dan rengka portlll yeng diberi pengaku lateral •
KASVS 3 : \Jntuk daerah dengan risiko gempa sedang
dan rangka portal yang diberl pengaku lateral.
Balok delam lebih Iebar d11ri kolo111, balok tepi lebih
~ Balok dalem lebih Ieber dari kolom, balok tepi same
:: sempit dari kolom.
<..... Iebar dengan kolom.
~
:;:,
::
t:;:
~ (/l
~ z
.
:: GAMBAR 18
::, Cl
g· w
DETAIL TIPIKAL JOIN TEPI PADA RANGKA PORTAL DAKTAIL 01
~ _..
CD
01
(,.,)
i..l
Cl
~ Cl
U1 N
SNI 03-6816-2002

/d JIKA LUAUS, ld JIKA LUAUS,


ATAU ldh JIKA KAIT ATAU ldh JIKA KAIT

- LEWAT AN·
SENGK ANG -
IKAT
;'{
. .
~ :: .~ ~
cf'j
..
.. ...

• .
I
KOLOM TIPIKAL DAN DINDING STRUKTURAL • \ SENGKANG IKAT TUNGGAL DENGAN
PENGIKAT SILANG

l'v = Asvl Acv~ 0~25


UNTUK ARAH HORISONTAL DAN VERTIKAL
JARAK MAKSIMUM 450 MM

Sdb, 75 MM MIN.

Sdb, 75 MM MIN.

GAMBAR 19
KOMONEN STRUKTUR BATAS

it 15 MM

1r
15 MM, 25 MM ATAU 50 MM

~
JADUAL

1
DAN
DENAH

'DETAIL

PEMBENGKOKAN

B [] EJ _________ .,.. ____


-------------
----·--------
------
----
--- CATN~
----
-----
----- ------ JUDUL

;t= ------- ----


------------

GAMBAR20
SUS UN AN GAMBAR PELAKSANAAN YANG DIREKOMENDASIKAN

346 Bagian 3 : Beton. Semen, Perkerasan }a/an Beton Semen


SNI 03-6816-2002

P.T. -BANDUNG
PEMESAN NO. PEt<. :
NO. GBR. :
PROYEK
LEMBAR :
LOKASI TANGGAL:
UNTUK OLEH :

]'<lo..
' sa.e
ltc m Pc:a. l...ci:IJth Matt; 'I)pe /I. B c D g. p 0 H J )( 0 R
z LURUS
z
~s

...
s

---:-7•

.. ,•
11
D

- •• a LURUS UJUNG DIPuTONG MIRING


••
15

- '0 DIBENGKOK BERAT


•• .s

l10
.s

. .n .s
. zz '
':z3
,:X
DIBENGKOK RINGAN
n --
25 n -

- ·11
.%7
;2&
n
n
SlO
-
·-

:,. l t TS

- ·lO
3l
StO
TS
3l T5
l3
3' SPIRAL
' !S No. PCL J Slu Lea&tb Mart Dlam. Pitch Tunoa Splices
l6

UNTUK BENGKOKAN STANDAR


SEMUA DIMENSI MENUNJUKKAN UKURAN PALING LUAR
MUTU BAJA BJTD4 0
UHAT SNI .....

GAMBAR 21
DAFfAR TULANGAN UNTUK qEDUNG (TIPIKAL)

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton .\'emen 347


SNI 03-6816-2002

P.T. -BANDUNG
NO. PEK. :
PEMESAN : NO. GBA. :
PROYEK : LEMBAR :
lOKASI : TANGGAL:
UNTUK : OLEH :

No. ;

I tern Pc:s. Size Lcogtb Muk Type A B c D E F G II I K 0 R


1
PONOASI JEMBA TAN

2 LUAUS.
3
•5
6
7
8
9
10
OIBENGKOK BERAT
1 - r-
11 '·

12 1
13
14 1
IS :

16
17 PELA T LANT AI JEMBATAN .
18 LURUS.
19
20 ·,
21 OIBENGKOK BERA T
22 3
23 1
24
2S 20
26
27
28
DINDING PfNM-lAN
29 -LUAUS
30 .I
31
32 OIBENGKOK RINGAN
:n T2
J4 T2
35 T2
SEMUA OIMENSI MENUNJUKKAN UKUAAN PALING LUAR UNTUK BENGKOKAN STAN DAR
MUTU BAJA BJTD40 LIHAT SNI .......

GAMBAR22
DAFfAR TULANGAN UNTUK JEMBATAN JALAN RAYA (TIPIKAL)

348 Ba;:ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan }alan Beton Semen


<D
0
-!
: •• ' •••
lol.liN lAM
.!'~ CD
.~! ~. . .l].I... l

u:· ...
L !ll'lla l Sf'll([ ~ n.u. Sl'ioCIIIQS "-U. ~

® in;:::+ . . . . . . . ·~ ~ . . . . . . •. n........ i ® .. l & • • • • l


lJiJnll q•~· "~'
(00( "'"

f JN.I -=t COKTt.WJS r\U !II'ICIICS INa


I ,..., - · - "" I': I=-
@ tl] ...- ..- . r:::::c:::::: •-• • • • rn ......
---.------:::!j ·;:-w @ tD · · · ·l I· · · ·: (ll . . . 1

: JU.L 3I'JIC( COHTHJoos nl.l ~eN.\I"C[ U~<>M ~-,· W~-


.. '"' t" 0.0111
@ to« aAII ~-. - . - - .--1 f· • • . • • I
11---+--SI'!I.lYUI•otl fiMPftOOflfQ SI'IIAY£0·011 fllti'IIOOI'INII

~n.us n.u ,.,.e£ e~ nA..L ..-.ati1S n.u ,._.;t


-~t'O.(M
@ ... . ' ~- ~ . . . . . .-.-.--. . .-]
-~ -;~ -~ @ IM~ i . . . . 1 f. . . . . ·F~ ,:.L{=ll
t!:l
FIIWOII!rr •LLl (00[

j CO!!!M.IOJS M.!. SI'OCM$


~ COimi«<IVS I'U.L tf'IU:INIIS rlf!A..L S...r.t:

~·1
iS'
;:s

""' ® E00£ IA~ 1 ~ • • • • • • • • •1 ~ :- • . . . • . . • •. • . . • . . • . . a @ ....... ;~ ~ •.. . l f. : · . . l .. ..l


~
~
t!:l

COKt1HJOUS N..L IHCIIGS


1 ·r jML t!!CI COHT flU VACIHOS I
~
,?!
~

~
(f) [OG£ IAA <V toO[ aAIIt
COIIIIUO.t.T[O 11[1AI. 0(01
AS '11•1'\.AC[ fOI'I!''
, .. -.-.. ~ ••n "' -'~=
I . ~:i ..".:~-J
I
~ ctllltKIOUS N.L SPf.CIHOS

~ ~
;:s

-
~
;:s
~

t!:l
~
Jarak standar kecuali ditentukan lain
(a) Tulangan lentur utama pada pelat satu arah
Jarak standar kecuali ditentukan lain
(b) Tulangan susut dan suhu pada pelat satu arah
(/1
C)
;:,: ~
0
~ GAMBAR23 0,
co
w

~ .....
LOKASI TIJLANGAN HANYADINYATAKAN DENGAN UKURAN/JARAK t{l
w N
0
ol::oo 0
co N
w (/)
Ul
0 z
:::
<D 0
w
::0 Cn
:,...:. ....01
0>
::0
;:, u:Mnvt~rIN
I
~ I N
0
t ~

I • l == ~
::: I
~
,, I I ; I :: I
~n
c.ovu I
I
J-
~· I
.~ PENEMPATAN TULANGAN VERTIKAL I
I
~ I
* :::;
~ I
I
§" I
._ I
::0 I
i2'
;:, I
:::
~
g ---- niiiTTTfTTT TJ
PENEMPATAN TULANGAN VERTIKAL .. OCI.1 S"UII' I . cou- STill,. I MIDCU IT!IIf'
~
;;;
;:, G) @ ®
I loa•
\• Jarak standar kecuali ditentukan lain

(d) Tulangan pelat dua arah


~-t.· ......, Kecua1i untuk tulangan sejajar sisi pelat, semua tu1angan
dipasang dengan jarak sama melintasi kolom atau jalur
POTONGAN VERTIKAL· OINDING DAN LANTAI
tengah pelat dimulai dengan satu setengah jarak dari tepi
(i) ja1ur kolom, jalur tengah. atau balok tepi.
® Pasang tulangan portama sejajar sisi pelat sejarak mini.

~
~fiLl . 50 mm tebal selimut baton bersih. Jika gambar desa.in

~
D- =·
'-&•
ftC(

~\•
I
secara terpisah menunjukkan sejumlah tu1angan berjarak
sama dan sejumlah lainnya terkonsentrasi disekitar sumbu
ko1om, awali tulangan berjarak sama pada. satu setengah
jarak dari tepi jalur kolom.
POTONGAN VERTIKAL • DINDING DAN PONDASI TElAPAK

Jarak standar kecuali ditentukan lain


(c) Tulangan pada dinding

GAMBAR 23 (LANJUTAN)
LOKAS I TULANGAN HANYA DINYATAKAN DENGAN UKURAN/J ARAK
SNI 03-6816-2002

TAUEL 1
KAJT-KAIT STANDAR

DIMENSI-+----1 KAIT A
-DETAIL ATAU G
0

MIN. 75 MM

Kait ujung yang direkomondesikan, aemua mutu baja


Dlamat.r kllit 180
. kelt 90
..
nomine! Oia. bengkoken
lmmJ jadi \I nell A 11tau G J A atau G

10
13
:2'1.
3
S"
6- ...
3- 6"

16 3~ r s- 10"
r 6. 1-'0"
·~
19
22 5'1. 10'" r 1'-2"
25 6 u· a· 1'-4"
29 9'h 1'·3" nw l'·T"
32 uw.· 1'·5" r-tv..• 1'·10"
36 12 l'-7" 1'·~ "2."-CJ'
43 1&'1. 2'-3" l'·9Y." z·- r
57 :24 3'-C" 2·~on 3'-S"

IZdb 'OIA. 19, 22, 25 MM UNTUK PENGGUNAAN UMUM UNTUK DAERAH GEMPA
6 db OIA. 10, 13, 16 MM
KAIT A KAIT A fl
ATAU G ATAU G f~
.4-.f----

BALOK BALOK
so• 135•

Sengkang dan lullt pa~Q•t, samua mutu ba)a

Untuk panggunaan umum Untuk deerah gemp•


Oiamttter
nominal Diameter
kait 90"
I
keit 135
. kait 135 •
bengkoken
tmml A atau G
in. A atau G H (pendekatanl AetauG H lpendekea.nt
10
13
l'n ... ... 2~· 4Y.· 3"
:2 •on•
-~
3" 4'h" 3"
16 2'n 6" 5on" 3W S'A." 3~-
19 4'n 1'-o" r 4¥&" a· 4¥&"
22 5Yc 1'-r 9" 5Y." 9" S'/."
25 6 1'-4" 10\oS" 6" lO'h" 6"
..

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan }alan Beton Semen 351


SNI 03-6816-2002

TABEL 2a
JUMLAH BATANG MAKS. PADA SATU LAPIS TULANGAN BALOK
Ukuran agregat mak~iu 20 mm. heton di dalam naangan
Leber balok h.. (ill.)
Diameter
(nun) 8 10 12 14 16 18 20 2l u 26 28 30 32

16 2 3 4 s 7 8 9 10 12 t3 14 IS 17
19
22
2
2
3
J
4
4
5
5 '
6
7
7
9
8
10
9
11
10
12
11
13
12
14
13
15
14
25 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
29 N/A 2 3 4 5 6 7 8 8 9 10 11 12
32 NIA 2 3 4 4 5 6 1 8 8 9 10 11
38 N/A 2 3 3 4 5 5 6 7 8 8 9 10
NIA 2 2 3 3 . 5 5 6 6 7 B 8
43
57 N/A NIA N/A N/A J N/A .. 4 N/A 5 s 6 6

Ukuran agregat maksimum 20 mm. heton eli lwu· ruangan


~

- Leber belok b~ (in.)


Diameter
(mm) 8 10 12 14 16 HI 20 22 24 26 28 JO J2

16 2 3 4 5 7 8 9 10 12 IJ 14 u 17
19 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15
22 2 3 4 5 6 : 7 8 9 10 11 12 1J 14
25 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
N/A N/A s
29
32 N/A NIA
3
3 "4 4
6
s
7
6
8
7
8
8
9
~
10
9
11
10
12
II
36 N/A N/A 3 NIA 4 5 5 6 7 8 8 9 10
43 N/A N/A NIA N/A N/A N/A s N/A 6 N/A 7 8 8
57 NIA N/A NIA N/A N/A NIA NIA N/A NIA N!A NIA NIA N/A

Ul..-uran agregat maksimum 25 111111. beton di dalam ruangan

Lebar bllok b.. (ia.)


Diameter
(mm) 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32

16 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JJ l4
19 NIA 2 3 4 s 6 7 8 9 10 11 12 1J
22 N/A 2 3 4 s 6 7 8 9 to 10 11 . 12
is N/A 2 3 4 s 6 7 7 8 9 10 11 12
29 N/A 2 3 4 5 s 6 7 8 9 9 10 11
32 N/A 2 3 4 4 5 6 7 1 8 9 10 10
36 N/A 2 3 J 4 5 5 6 1 8 8 9 10
43 N/A 2 l 3 3 4 s s 6 6 1 8 8
57 NIA N/A N/A N/A 3 N/A 4 4 N!A 5 s 6 6

1Jkuran agregat nlako;;innml 25 nun, b~ton di luar ruangan

Diameter Lebar belok b., (io.)


(mm) 8 10 12 1.( 16 18 211 22 24 26 28 30 32
16. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
19 N/A 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 l)
22 NIA 2 3 4 s 6 7 8 9 10 10 11 12
25 NJA 2. J 4 5 6 7 7 8 9 10 11 12
29 N/A N/A J 4 s s 6 1 8 9 9 10 II
32 N/A N/A J . 4 s 6 1 1 8 9 10 10
36. NJA NIA 3 N/A 4 s s 6 7 8 8 9 10
43 NIA N/A N/A N/A N/A N/A s N/A 6 N/A .7 8 8
5'1 NIA N/A N/A NIA NIA NIA N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

* Tebal sdi111ut bdon diasu111sikan 40 111111 untuk sengkang 13 mm


Catalan:
Lebar halok a tau jumlah hatang tulangan yang dapat dipa,ang dalam satu baris sering di!t:ntukan
oleh faktor-faktor lain sdain jarak minimum dan leba! sdimut bt:ton.
Tahd tidak m.:mperhitungkan sa111hungan lewatan atau samhungan mekanis.

352 Bagian 3 : Heron. Semen, Perkera.wn }alan Beron Semen


SNI 03-6816-2002

TABEL 2b
JUMLAH SATANG MAKS. PADA SATU LAPIS TULANGAN BALOK ATAU KOLOM
(jarak bat.ang as ke as > 3 db)

ubar balok/ Jumlah baumg mak5. per ukllf"lln bateno lulangan lmml
l<olom lin I
12
16
o4
19
3
22
l
25
2 ..
29
2
32
2 . 36
2
43
2
57
l
14 s 4 4 3 3 3 2 2 2
16 6 s 4 ·4 3 3 3 2 2
18 7 6 5 4 .. 4 4 3 3 2
20 8 7 6 s s 4 4 3 3
22 9 8 7 6 s s 4 4 3
24 10 8 7 6 6 s s 4 3
26 11 9 8 7 6 6 s 4 3
28
30
12
13
10 9 8 7 6 6 .s 4
32 14
11
12
10 8 8 7 6 s 4
10 9 8 7 7 6 4
34 1S 13 - 11 10 9 8 7 6 s
36 16 14
38 18
12 10 9 8 8 6 s
lS 13 11 10 9 8 7 s
40 19 Hi
42 20 16
13 12 11 9 9 7 s
0
14 12 11 10 9 8 6
i
44 21 17 lS 13 12 10 9 8 6
46 22 18 16 14 12 11 10 8 6
48 23 19 16 .. 14 13 12 10 9 1

Catatan:
1. Tujuan tabel ini adalah tidak usah meninjau panjang penyaluran tarik Kategori 1 atau 2 atau
panjang sambungan lewatan. Lihat butir 2. 7. 1. Kategori 1 atau 2 terjadi jika tebal solimut
beton :::;;; 1 db atau jarak tulangan as ke as ~ 3 db.
2. Tebal selimut beton untuk sengkang atau pengikat berdiameter 13 mm adalah 40 mm,
sehingga tebal selimut beton terhadap batang tulangan utama minimum 1 db untuk batang
tulangan utama yang berdiameter sampai 43 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk balok atau kolom dengan tulangan utama 57 mm minimum
harus 45 mm sampai ke sengkang atau pengikat.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 353


SNI 03-6816-2002

TABEL3
JUMLAH BATANG MAKS. PADA STU LAPIS TULANGAN BALOK ATAU KOLOM
(MENURUT AASHTO)

Ukuran agregat maksimum 25 mm, kondisi Iingkungan sedang


Lebar balok b.,. (ia.)
Diameter
(mm) 10 12 14 16 18 20 24 28 32 36 40 44 48
.
16 2 3 4 s 6 7 9 11 13 15 17 18 20
t9 2 3 4 s 6 7 9 J() 11. 14 Hi I1 19
22 2 3 4 s 6 6 8 10 11 13 15 17 18
25 2 3 4 s s 6 8 9 11 13 14 16 17
29 2 3 3 4 s s 7 a 10 11 13 14 IS
3l 2 2 3 4 4 s 6 7 9 10 11 12 14
36 2 2 3 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
43 tl/A 2. N/A J 3 4 5 6 7 8 9 9 10
57 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A 'NIA NIA N/A N/A 'N/A

Ukuran agregat 111aksimum 25 111111, kondisi Iingkungan korosif


Lebar balok b.,. (ia.)
Diameter
(mm) 10 12 14 16 Ul 20 2..( 28 n 36 40 44 48
16 N/A 3 4 s 6 7 9 11 13 1.S 17 18 20
19 N/A 3 4 5 6 7 9 10 12 14 16 17 19
22 N/A N/A 4 s 6 :
6 g 10 ll 1J 1S 17 IS
25 N/A N/A 4 s s 6 g 9 11 13 14 16 17
29 NIA N/A . NIA N/A N/A N/A 7 8 10 11 13 14 IS
32 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A 'NIA N/A N/A
36 NIA N/A N/A N/A N/A NIA N/A N/A N/A N/A 'NIA N/A NIA
43 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
57 N/A N/A N/A NJA N/A N/A N/A 'N/A NJA N/A N/A N/A N/A

Ukuran agregaL maksi111um 40 mm, kondisi Iingkungan sedang


~

Diameter Leber balok "· (in.)


(nm1) 10 12 14 16 18 20 24 28 32 36 40 44 4S

16 2 3 3 4 s s 7 8 10 11 12 14 15
19 2 3 3 4 s s 7 8 9 11 12 13 15
22 2 2 3 4 4. s 6 8 9 10 ti 13 14

26 2 2 3 4 4 s 6 7 9 10 11 12 1)
29 2 2 3 3 4 s 6 7 8 9 11 12 13
32 2 2 3 3 4 4 6 7 8 9 10 J1 12
38 2 2 3 3 4 4 5 7 8 9 10 11 12
43 N/A 2 N/A 3 3 4 s 6 7 8 9 9 10
67 NJA 'NIA N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

Ukuran agregat 111aksimum 40 mm, kondisi Iingkungan korosif


Lebar balok h., (in.)
Diameter
(mm) 10 12 14 16 18 20 24 28 32 36 .co 44 48

16 N/A 3 NJA 4 s s 7 8 10 11 12 14 15
19 N/A 3 N/A 4 s s 7 I 9 11 12 13 15
22 NIA NJA N/A N/A N/A N/A N/A I 9 10 Jl 13 14
26 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A 9 10 11 12 JJ
29 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
32 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
36 NJA N/A N/A NIA N/A N/A N/A N/A N/A ·N/A :WA N/A N/A
43 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A NIA N/A N/A
57 N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A "N/A

* Tehal selimut h~ton di<t~Ul8kan 40 mm untuk sengkang 13 mm


Catalan:
Lebar halok a tau jumlah tulangan yang dapat dipasang dalam satu baris sering ditentukan oleh faktor-faktor lain selain jarak minimum dan tehal .sclimut
hdnn. Tahel tidak memp<·rhitungkan .samhungan lewatan atau samhungan mekanis.

354 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkerasan lalan Beron Semen


SNJ 03-6816-2002

TABEL4
JUMLAH MAKSIMUM TULANGAN KOLOM BUNDAR DICOR IN-SITU
Knus I Kasus II Kasus Ill
Sambungan tumpul Sambungan lewatan radial Sambungun lewatan melingkar
atau samb\Jng.cn tumpul bundel 2 batang

Min. 40 mm
Min. 40 mm 1 y, diameter
(min. 40 mm!

1 ~ diamet~ 1 l'• diameter


(min. 40 mml (min. 40 mml

Uku<11n ag<10gat mal<&lmum 20 mm

Dia Vkuran tulenqan lmml Ukuran tulangan (mmJ U~uran tulangan (onmJ
nteter
nlDl 25 29 32 36 43 li7 16 ·19 22. 25 29 32 38 16 19 22 25 29 32 36
32 11 11 7 s 4 N/A 12 11 9 8 7 6 4 10 9 8 7 6 s 5
34
26
14
17
12
15 tl"
9" 7.
10" ,-s· N/A
4"
16
20
14
18
13
16
11
H
9
12
8
10
6
9
13
16
12
14
10
13
9
11
8
10
7
9
6
s
2g 20 18 16 13" 9" s· . :z..c 21 19 17 1S 13 11 19 11 IS l3 12 10 9
20
23
:z..c
27
21
23
18
21
16
18
ll
13" .,.
6 27
Jl
25
28
22
26
2.0
2A 20
18 15
18
13
IS
21
24
19
22
17
19
16
18
14
15
12
14
10
12
24 30 26 23 20 16. 9" 35 32 29 27 23 2.0 11 27 24 22 20 17 15 13
26 ]8. 10"
33 29 26 23 39 35 32 30 2.6 22 19 30 27 2..C 22 19 17 IS
35 36 32 2S 2S 20 12 -43 39 36 33 29 25 22 33 29 26 24 21 19 16
36 39 35 31 27 22 14" 41 43 39 36 31 27 2A 3S )2 29 26 23 20 IS
32 4Z 37 33 2A 16" 51 46 43 39 34 2.6 38 34 22
29
.. 30 31 28 25 19
34 46 -10 3S 31 2.6 18" 54 so <46 -42 37 32 28 .CI 37 JJ 30 27 23 21
36 49 43 ;\8 34 28 20 58 53 -49 46 40 35 31 44 J9 35 32 28 25 22
3i( 52 46 40 ''36 30 22 61 57 53 -49 43 37 33 46 42 38 34 30 27 24
40 55 48 43 311 31 23 66 61 S6 52 45 40 35 49 44 40 36 32 28 25
5i( S8 51 45 40 33 2S 70 64 59 ss 48 42 37 52 47 ~1 39 34 30 27
46 61 54 ~ 43 35 26 74 68 63 58 51 4S 39 ss 49 45 41 36 32 2S
46 64 57 so 45 37 27 1a 71 66 61 54 47 42 58 52 47 43 38 33 30
4:> 67 60 53 47 39 29 81 15 69 64 ~ so 44 60 54 49 45 40 35 31
50 71 62 ss 49 41 30 85 79 73 61. .. 59 52 46 63 51 51 47 41 37 33

Ukuran agregat mak•lmum 25 mm


Dia Ukuran tulangan JmmJ Ukurao tulangan lmm) Ukuran tulengan lmmJ
n1eter
nun 25 29 32 36 43 57 16 19 22 25 29 32 38 16 19 22 25 29 32 36
12 10 9 7 5 4 NIA 10 9 3 7 6 5 4 9 3 7 7 6 s .5
14 ll 11 9" 7" s· N!A 13 12 11 10 9 8 6 11 10 9 8 I! 7 6
36
26
15
18
14
16
1l"
lS
10"
13"
7"
9"
••

16
20
15
18
13
16
12
15
11
1-4
10
12
9
11
14
16
12
lS
11
13
10
12
9
11
9
10
3.
9
22
22
20
Z3
19
2l
13
20
16
18
11
13° ,.
6 23
26
21
l-4
19
Z2
18
20
16
19
15
17
lJ
lS
19
21
17
19 ·17
IS I.C
16
1J
JS
12
ll
10
12
24 26 2A 23 20 16" y• 29 27 2S 2J 21 20 17 23 21 19 18 16 15 J:l
26 28 27 25 23 18" to• 32 30 28 26 24 Z2 19 26 23 21 20 18 17 15
24 31 29 27 25 20 12 35 33 30 28 2.6 24 22 28 26 23 21 20 18 16
30 3-4 32 30 27 Z2 u· 39 36 33 31 29 Z1 24 31 28 25 23 22 20 18
32 36 34 32 29 2A 16" 42 39 36 34 31 29 2.6 33 30 27 25 23 21 Ill
34 39 37 35 31 2.6 18" 45 42 39 36 34 32 28 36 3l 29 27 25 23 21
36 42 39 37 34 28 20 .ca 45 42 39 36 34 31 38 34 32 29 27 25 22
3:> -44 42 39 36 30 Z2 .51 48 45 42 39 36 33 40 37 34 31 29 26 24
48 47 44 42 38 31 23 5.5 51 47 44 42 39 35 -43 39 36 )) )0 28 25
42
- so 47 -44 40 33 25 sa 54 so -47 -44 41 37 .cs 41 J8 JS 32 30 27
sz so 47 so 47
44
46
48
ss S2
ss
49
43
45
-47
JS
37
26
27
29
61
64
68
S7
·6o
53
56 52
ss
49
52
""46 39
42
-48
so
43
46
40
42
37.
38
40
34
36
31
33
28
30
S8 51 39 63 59 48 44 SJ 48 44 )7 )4 31
50 60 ~7 54 49 41 30 71 66 62 58 54 51 46 ss so 46 412 39 36 ))

* Terbatas untuk 8% tulangan kolom vertikal.


Catatan:
Untuk satu lapis tulangan vertikal s~ja. Sambungan lewatan sambungan mekanis atau ofset
bengko.kan tidak diperhtungk~m pada tahel ini.

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerawn Jalan BeTon Semen 355


SNI 03-6816-2002

TABELS TABEL6
JUMLAH MAKSIMUM TULANGAN JARAK MAKSIMUM PENGIKAT KOLOM
PADA SATU SISI KOLOM Ukuran dan jarak pengilcet Iin!
Vertical
DENGAN SAMBUNGAN MAKANIS bar si%e 10mm 13 mm· 16 mm
TIPE TUMPUAN UJUNG 16 10
19 12
Pengikat die. 10 mm Peng. 13 mm 22
Dimensi 14
selimut beton 40 mm s.b. 40 mm 25
sisi lcolom 16 16
22 25 29 32 36 43 57 29 18 18
in. 19

10 3
"4
3 3
3
2
3
2
3
2
z
-2 -- 32
36
18
"t
2.0
22 22
lZ 4
3 2. - 43 t- 24 27
"
14 5 4 4 3
57 t- 24 30
"
16 6 5 5 4 4 3 2
16 7 6 6 5 5 4 3 3 • Jarak pengikat maksimum tidak boleh melebihi ukuran kolom terkecil.
20 - 7 7 6 5 5 4 3 + Pengikat 10 mm tidak diijinkan.

22 - - 7 7 6 5 4 3
24 - - s 7 6 6 5 4 TABEL 7
26
28
-
-

-
-
-
6
9
7
8
6
7
5
6
4
4
PERSYARATAN MINIMUM
UNTUK PENJAGAJARAK SPIRAL KOLOM
30 - - - - 8 7 6 5
Dill. btteng Jumlllh minimum
Diameter
32 - - - - g 8 7 5 tteu kewat
Inti lplrel pen,lega jarek
34 - - - - 10 9 7 5 splrel)mm) lmm) per spiral
36 - - - - 10 9 8 6
38 - -- - - 11 10 8 6 < 16 mm
< 500 mm 2
40 - - - 12 10 9 7 500 • '750 mm
> 750 mm
3
.c
42 - - - - 12 11 9 1
44 - - - - 13 11 10 7 ~ 16 mm $600 mm 3
46 - - - - 13 12 10 8 >800 rnm 4
46 - - - - 14 13 11 8
50 - - - - 15 13 11 8

* Tidak termasukjarak untuk perbesaran diameter


pacta sarnbungan mekanis.

356 Baxian 3 : Beton. Semen. Perkerasan Jalan Beron Semen


SNI 03-6816-2002

TABEL X
BUNDEL TULANGAN SEBAGAI TULANGAN MEMANJANG KOLOM

Oiemeter Jarak bersih minimum linl


Jumleh
Diameter Lues total ekivalen
efektif
lsq. inl in.
Bund"l tulengan tul. lmml Antar bundel Bundel ke tepi +
25 1.58 1.-42 2'1. 1Yz
2 29 2.00 1.60 2 1h lYo
32 2.54 1.80 2Y. 2
g pnry<unb11ng •• 36 3.12 2.00 3 2
'giUUlkan)

25 237 1.74 2.V. JY,

A
g ~ryambung-•
3 29
32
3.00
3.81
-4.6!
1.95
2.20
l ......
3
J'h
3Y•
2
211.
zv.
digiDIIJk4tr)
36

25 3.16 2...01 3V. 2V•


...oo
II
••
4 29
32
36:
5.08
6.24
2.26
2.55
2.82
3'.1.
4
<l'lc
2'1>
2Y;
3

Batr.;ng tulangan anggota bundel harus dihentikan paling sedikit 40 <fiCimei:er secara berseling kecueli ditempllt
dimana bundel tulangan tersebut ber11khir.
+ Jarak minln\\lm lnl hanya berlaku untuk bundel rulangen saja. Jika dipakai pengikat atau spiral, syarat tebal
se~mut beton minimum 40 mm pede beberapa kasus akan menentukan.
Tebal selimut beton minirm.Jm 75 mm disyaratkan apebila kolom berhubungan secara langsung dan permanen
dengan tanah.

TABEL9
PANJANG TERTANAM DAN SAMBUNGAN LEWATAN
UNTUK TEGANGAN LELEH TULANGAN 400 MPa

Panjang tertanam dasar Sambungan lewatan

• Untuk tulangan tet1anam dengan spiral, gunakan 16.5 db dengan minimum 200 mm.
-t Untuk kolom herspiral, gunakan 22.5 db dengan minimum 300 mm

Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 357


SNI 03-6816-2002

TABEL 10
PANJANG PENYALURAN TARIK (inci) UNTUK TULANGAN TIDAK DILEPAS
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa DI DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

f'c = 21 MPa f'c = 28 MPa


Tulangan alas Tulangen lain Tulangen etas Tulangan lain

Kategori Kalegori Kalagori Ket•gorl


Dia.
(mm)
l 2 3
" 5 6 1 2 3 4 5 6
Oj.,.
lmmJ
1 2 3
" 5 6 1 2 3
• s 6

10 16 16 16 16 16 16 13 u 13 13 ll 13 10 14 14 14 u 1-4 14 l2 12 12 12 11 ll
13 23 22 22 22 22 22 18 17 17 17 17 17 13 20 19 19 19 19 l'il 15 15 15 IS 15 lS
16 36 l? 27 27 21 27 27 22 21 21 21 21 16 31 2.S 23 2J l3 23 24 19 18 tB 11 "13
t9 50 .(0 35 32 32 32 39 31 21 2.5 2.5 2.5 19 44 35 31 2S 2A u 34 l7 l<C 22 :u 22
22
25
69
90
55
72 "'63 39
51
33
45 .,
33 53
70
41
S6
37
49
30
~g
29
JS
29
33
22
25
59
78 "'63 42
55
u
44
33
39
33
37 "" ...
"60
37 32
42
26
34
2.5
30
25
29
u• 57 62 49 « 37
70 79 42
29
32
91 10 6.(
"' "
us 116 102 11 73 58 112 89 71 63 56 45
29
32
99
126 101 a 70
69 56 50
63 50
76
97
61
77
53

" ~
<CJ 3S

"'59
J2
39
178 142 w 71 137 110 "96 77 69 55 154 1~ 108 46 62 1151 95 n
3111
43
100 89
242 242 17Q 170 121 121 187 187 131 131 93 93
36
43 210 210 147 147
77
105 lOS 162 162 113
67
113 81 "'
81
57 356 JS<i %50 %50 t7S 178 274 274 192 192 137 137 57 309 309 216 216 154 154 237 237 Ui6 166 119 119

L' = 35 MPa f./ = 41 MPa

Tulangan IIIU T ulengan ialn Tulengen etu Tulenoan lain

Kategori Kategori Ketegori Kategori


Dia. Oia.
(mm)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
[mm]
lO 13 13 13 13 1) 13 12 12 12 12 12 12 10 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
13 18 17 17 ., 17 17 17 14 13 13 13 13 13 13 16 lS l.S lS l.S l.S 13 12 12 12 12 12
16 28 22 21 21 21 21 21 17 16 16 16 16 16 2S 20 19 19 19 19 20 16 IS 15 15 15
1~ ~ 31 27 25 2S 25 30 24 21 19 19 19 19 36 29 2S 2J 23 2J 28 22 19 18 18 18
22 53 43 37 30 29 29 41 J3 29 2) 23 23 22 49 39 34 37 27 27 27 30 2L) 21 21 21
2$ 70 56 49 39 35 33 54 43 38 30 27 26 25 64 Sl 45 49 36 32 31 39 35 28 25 24
29 89 71 62 so 44 38 68 55 .ca 38 :w 29 29 81 65 57
34 62 45 41 so 44 J.S Jl 27
32 112 90 79 63 56 45 117 69 61 49 43 JS 32 103 82 72 sa 41 79 Sl 63 ss 44 40 32
36 138 110 97 77 69 55 106 as 7.C 60 SJ 43 36 126 101 88 71 S1 97 63 78 68 S4 49 39
43 1aa 188 ll2 132 94 94 l4S 145 101 101 12 72 43 171 171 120 120 86 86 132 132 92 92 66 66
57 276 276 193 193 138 138 211 212 1-49 149 106 106 57 252 252 177 117 126 126 194 194 136 136 97 97

It'= 48 MPa f./= 55 MPa

T ul•ngen atu Tutengln lain Tulengen 1te1 . Tulengan lain

Kat•gori K•t•gori ~lagori Ketegori


Dia.
(mm)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Die. 1 l 3 4 5 6 1 2 3 4 .s 6
tmml
10 12 l2 12 12 12 12 12. 12 12 12 12 12 10 12 12 12 12. 12 12 12 12 12 12 12 12
13 15 14 1" 14 14 14 12 12 12 12 12 12 13 1" 13 13 13 13 13 12 12. 12 12 12 12
16 23 19 18 18 18 18 18 1S 14 14 14 14 10 22 18 17 17 17 17 17 14 13 13 13 13
19 33 27 23 21 21 21 26 20 18 16 16 16 19 31 2S 22 20 '20 20 24 19 17 1S 15 15
22 45 36 32 2S 2S
28 2S 3S 24 20 19 19 22 .(2 34 30 u 23 23 32 26 l3 18 18 18
25. 59 47 42 33 28 46 37
30 32 26 23 22 25 55 « 39 31 28 26 .C3 34 30 24 21 20
29 75 60 53 42 32 sa 4638 .(0 32 29 25 29 70 S6 3S 30 0 "9 39 s• 38 30 27 23
2S
32 95 76 67 53 48 38 73 59 Sl 41 37 29 32 89 71 62 so 45 36 68 5S 48 38 34
36 117 93 82 65 58 47 90 72 63 so 45 36 36 109 87 76 61 ss 44 84 67 59 47 42 34
43 159 1.S9 111 111 80 80 122 122 116 116 61 61 43 149 149 10-' 10-' 74 74 114 114 80 80 57 S7
57 233 233 163 163 117 117 180 180 126 126 90 90 57 218 218 1S3 1S3 109 109 168 168 118 118 84 SJ

358 Bag ian 3 : Be/on. Semen, Perkerasan }alan Bel on Semen


SNI 03-6816- 2002

TABEL 11
PANJA NG SAMBU NGAN LEWATAN (inci) UNfUK TULAN GAN TIDAK
DILAPI S
DENGA N TEGAN GAN LELEH 400 MPa D1 DALAM BETON BERBO
BOT NORM AL

f'c = 21 MPa f'c= 28 MPa


Tvlangen lain

.. -
Tulengen etas Tulangan •tas
' Tuleng•n lain

Dia.
(mm)
••
:!
c

l 2
Kategori

3 .. s 6 1 2
KateQOri

3 4 s 6 Ole.
.. -•
~1 -·
c

1 2
K•teoon
3 4 .s 6 1 2
tc.teoori
, 4 5 6
lmml
A 16 16 16 16 16 16 1.3 13 13 13 13 13 A 14 14 14 14
\0
21 :u 10 14 14 12 1l 12 u 12 u
B .21 21 21 21 16 Ill 16 loS 16 16 B ta u lS 1a 11 1a 16 16 16 16 16 16
13 A .u 22 :u :u :u :u 11 17 17 17 17 17 A 20 19 19 19 19 l.S
u 13 15 15 15 15 15 15
B lO 2S :z.a :z.a :z.a 23 ;z;z ll 22 l2 22 B 26 24 24 24 24 24 :'0 19 19 \9 19 19
16 A 36 29 27 47 27 27 27 22 .21 21 21 .21 A 31
HI 2S .23 .23 23 lJ· l4 19 18 u 11 Ul

19
B
A
'"
~
!7
40 ~s
35
32
35 JS
32
JS
32 " 39
29
31
%7
27
27
2S
%7
2S
%7
2S
B
A
40
« ~s
,.~ 30
31
30
:za
30
2&
30
.:za
31 25 23 23 23 23
B 65 52 19 34 ~1 24 %: 22 22
46 .C2 42 42 ~ co 35 32 .32 32 B
22 A
8
69
89 71 63
55 41 311
50
3!
.CSI
31
oC9
5J
69
42
3S
l'J
41
30
39
29
38
211
3S
22 A
B
~9
51

77
48
62
4.5 40
42
54
"
ll
4l
36
33
42
36
33
42
"
46
59
35
37
48
31
32
42
26
21 2!
25
2&
25
25 A 90 72 63 .Sl 4.5
33
" 33

"',,
0 70 56 49 39 35 33 A 71 63 55 44 39
B 117 94 82 25 37 60 41 42 34 29
~ 59 ~ PO 72 153 51 -43 B ss
,,"
4S" 10l 11 71 S7 .51 48 63 44 37
A lH 91 80 64
29
B
57 41 a& 70 62 49 « 37
29 A 99 79 69 56 so 41 61 53 43 34 31
148 119 104 83 74· 6) 114 Pl ao 64. .57 48 8 ss
"'
129 103 90 72
32' A 145 116 un 81 73 58 112 19 71 63 .)(1 45 A 126 101 u 70 .so
99 79
'' 56
"' .Cl

36
8
A
1U 151 132 106 94
178 142 125 100 89
76
71
H$ 116 102 Sl
137 11G 96
73 sa 32
B 163 131 114 92 12
6l
65 "'
124 101
77 68
u
54
70
41
63
Jp
50
77 69 55 A 154 123 108 &6 77 61 119 95 13 67
8 231 18S 162 130 116 PJ 36 59 48
174 142 125 100 19 71 B :zoo 160 140 112 100 10 154 123 105 16 77 62

fc' = 35 MPa f/ = 41 MPa


Tulangan etas Tulengen lain

..••-..
TulanQen etas l ulangan lain

..-.
c
Kategori Ketegori 1:
Dia.
...
• Ketegori Ketegori
(mm) :l 1 2 3
" 5 6 1 2 3 4
.. s 6 Die.
lmmJ :1 1 l 3 4 5 6 1 2 3 4 .s 6
10 A t;, ll u u 13 13 12 12 12 12 12 12 A. u 12 12 12 12
B 16 16 1Z 12 11 12 12 1l 12
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 10 B 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
t3 A Ul 17 l7 17 17 17 14 13 ll 13 13 13 A 16 I.S IS 15 u
B 23 l2 22 22 l2 l2 11 17 17 17 17 17 13 I.S 15 12 12 1l u 12
B 21 20 20 20 20 20 16 16 16 16 16 16
A 28 22 .Zl 21 21 21 21
18 17 16 16 16 16 A 2S 20 19 19 19 19 lD
D 36 29 27 27 16 15 IS 15 15
27 27 2S 22 21 21 21 21 16 B 33 26 1S 2.5 zs 1S 25 2.0 19 19 19 19
u
A
B
A
39
Sl
.Sl
31
41
.C3
27

"
37
2.S
33
30
2.S
33
29
2..S
33
29
30
39
41
2-'
31
33
21
%7
19
2S
19
25
19
2.5 19
A
B
36
46 , 29 1S
33
2J
JO
23
30
2.3
30
:z.a
36
ll
29
19
25
1!
l3
11
23
18
2l
Z2 29 23 23 2J 49 17
B 69 55 48 39 38 38 53 0 37 30 "29 29 22
A
B
39
.Sl " '27 27 37 30 26 21 :u ;n

25
A
B
70
91
56
'73
49
64
39
51
3.5
46
33
43
54
70
43
56
38
49
30 27
39 35
l6
3l 25
A
63
64 .Sl "
45
J.S
36
3S
32
35
31
411
49
39
39
).4

35
%7
2&
77
2S
27
24

211
A 69 71 6% ~ « 34 68 55
'" 38 34 2SI A
B 13
11 "
6:1
5I
51
47
4S
42
41
40 ~

62 so
51 .s
"45 32 31
B 115 9l It 65 sa 49 11!1 71 62 .so
"43 3S 29 II lOS "'4.S 4C JS 31 27
A 112 90 79 63 56 45 " 74 59 .53 11 6S S7 41 34

,.
&7 69 61 49
"32 B H6 117 102 n 73 59
J.S A 103 62 71 .sa .Sl ·41 79 63 ss « 40 32
lll 90 79 63 56 4.S 32 B 133 107 93 sa
,.
7S 67 54 103 &2 72 -41
A 138 110 91 77 69 5.5 106 as 74 60 .Sl 0
38 A 12.6 101 u 7l 63 97 7& 68 49
B 179 143 1'26 101 ~ 39
90 72 131! I IlO 91 77 69 ss 36 B 16~ Ill us 92 12 66 12.6 101 u 7l 53 Sl

Bagian 3 : Beton, Semen, Perkeras cm Jalan Beton Semen 359


SNI 03-6816-2002

TABEL 11 (lanjutan)
PANJ ANG SAMBUNGAN LEWATAN (inci) UNTUK TULANGAN TIDAK DILAPIS
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa DI DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

Tulanoan etas Tullngan lain Tulangan etas Tulangan lair.

Dia.
.:~
.....-
c
Cl

1 2
Kategorl

3 4 5 6 1 2
Kateg~ri

3 4 5 6 Oia.
-~
... s
••
c

1 2
K1tegori

3 4 s 6 1 2
Ketegori

3 4'T6
(mm)

A 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
lmml "·-".!!
A 12 12
-
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
10 B 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 10 B 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
A 15 14 14 14 14 14 12 12 12 12 12 12 A 14 13 13 13 13 13 12 12 12 12 12 12
\3 B 20 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16 13 B 18 17 17 17 17 17 16 16 16 16 16 16
A 23 19 18 18 18 18 18 15 14 14 14 u A 22 18 17 17 17 17 17 14 13 13 13 13
16 B 30 24 23 23 23 23 23 19 1o 18 18 18 16 B 28 23 22 22 22 22 22 18 17 17 17 17
A 33 27 23 21 21 21 26 20 18 16 16 16 A 31 2S 22 20 20 20 24 19 17 15 15 15
19 B 43 34 30 28 28 28 33 27 23 21 21 21 19 B 40 32 28 26 26 26 31 2S 22 20 20 20
A 45 36 32 2S 2S 2S 35 28 24 20 19 19 ·A 42 :J4 30 24 23 23 32 26 23 18 18 18
22 B S8 47 41 33 32 32 45 36 32 2S 2S 2S 22 B 55 44 38 31 30 JO 42 34 30 24 23 23
A 59 47 42 33 30 28 46 37 32 26 23 22 A 55 44 39 31 28 26 43 34 30 24 21 20
l!;i B 77 62 54 43 39 37 59 47 42 33 JO 28 26 B 72 58 so 40 36 34 5S « 39 31 28 2.6
A 15 60 53 42 38 32 58 46 40 32 29 2.5 A 70 56 .C9 39 35 30 .54 43 38 30 27 23
29 B 97 78 68 55 49 41 15 60 53 42 38 32 29 B 91 73 64 .51 46 39 70 56 49 39 35 30
A 95 76 67 53 4S 38 73 59 51 41 37 29 A 89 71 62 so 45 36 68 55 48 38 34 28
32 B 12J 99 86 69 62 so 95 76 67 53 48 38 32 B 115 92" 81 65 sa 46 89 71 62 50 45 36
A 117 93 82 65 58 47 90 72 63 so 45 36 A 109 67 76 61 55 44 84 67 59 47 42 34
36 B 152 121 106 85 76 61 117 93 82 65 58 47 36 B 142 113 99 80 71 51 109 87 16 61 55 44

TABEL12
PANJANG PENYALUR TARIK (inci) UNTUK TULANGAN DILAPIS EPOXY
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa DI DALAM BETON BERBOBOT NORMAL
fc' = 21 MPa // = 35 MPa
l ulangan ates Tulangan lain Tulengen etas Tula"l)en lain

Ketegori Ketegori Kategorl Katooori


Qi8. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 s 6 Die.
lmml
1 2 3 4 s 6 1 2 3 4 5 6
Jmml
10 21 21 21 21 2.1 21 19 19 19 19 19 19 10 18 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16
13
HI
.30 28
37
28
3S
28
35
28
35
28 27 25 25
31
2S
31
25
31
2S
31
13
16
26 24
32
24
31
24
31
24
31
24
31
2.3 22
29
22
27
22 22
27 27
22
27
46 35 41 33 40 36
19 66 53 46 42 42 42 58 41 41 37 37 37 19 57 46 40 37 37 37 50 "'IJ 35 32 32 32
22 90 72 63 so 49
63 49 79 56 44 43 43 22 78 62 54 « 43 43 69 55 48 39 38 38
25 94 us 83 66 59 83 56 104 73 58 52 so 25 102 82 72 S1 Sl 49 90 72 63 Sl 45 43
29 149 119 105 84 7.5 lOS 63 132 9Z 74 66 S6 29 129 104 91 73 65 55 114 91 80 64 51 48
32 190 152 133 106 95 134 76 167 117 94 84 67 32 164 131 115 92 82. 66 145 116 102 81 73 58
36 233 186 163 130 117 93 lOS 164 144 115 103 82 36 202 141 113
161 101 81 178 142 125 100 89 71
43 317 317 222 222 159 1S9 280 280 196 196 140 140 43 274 274
192 192 137 137 242 242 170 170 121 121
57 466 466 326 326 233 233 411 411 288 288 206 206 57 403 403 283 283 202 202 356 356 249 249 178 178

360 IJagian 3 : Heron. Semen. Perkera.wn }a/em Beron Semen


SNI 03-6816-2002

TABEL 12 (lanjutan)
PANJANG PENYALURAN TARIK (inci) UNTUK TULANGAN DILAPIS EPOXY
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa Dl DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

f'c = 35 MPa f'c 41 MPa

Tulangan etas Tula~gn lain Tulanga11 etas Tulangan lain

Ket.golli Kategorl Ketegorl Kategorl

.. .

Dia.
(mm) 1 l 3 5 6 1 2 3 4 s 6 Die.
lmml
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 •I

10 17 17 17 17 17 17 15 15 l.S 15 15 15 10 15 15 15 15 15 15 13 13 13 13 13 1J
13 l3 22 21 22 22 22 21 19 19 19 19 19 \3 21 20 20 20 20 20 19 18 18 18 18 18
16 36 29 2.7 27 27 27 32 26 24 24 24 24 \6 33 26 25 2S 2.S 2S 29- 23 22 22 22 22
19 51 41 36 33 33 33 45 36 32 29 29 29 ,·9 47 37 33 )() 30 30 41 33 29 26 26 26
22 70 56 .C9 39 38 38 61 49 0 3S 34 34 22 64 51 4S 3635 35 56 45
32 31
39 31
25 91 73 64 51 46 <44 81 65 57· <45 -41 38 25 8.4 61 59 47<42 ~ 7-4 59
52 <11 35 37
20
116 93 81 65 102 58 49 82 72 51 51 43 29 106 85 7~ 5953 <IS 93 15
65 52 40 -47
32 147 118 103 8l 130 74 59 104 91 65 52 73 32 134 107 94 1567 54 118 95 83 66 59 48
36 180 144 126 101 90 72 159 127 U1 89 80 64 36 165 132 llS 92 82 66 1-45 116 102 82 73 58
45 246 246 172 172 123 123 217 217 152 152 108 108 43 224 224 151 157 112 112 198 198 139 139 99 99
57 361 361 253 253 181 181 318 318 223 223 159 159 57 330 330 231 '231 165 165 291 291 204 204 146 l-46

f'c = 4X MPa f/ = 55 MP3

Tulangan etas
- -
Tulengan lain Tulangan atas Tule11gan lain

Kategori ·, l<etagori
Ketegorl Ket&QOfl
D1a.
(mm)
1 2 3 4 s 6 1 2 3 4 s 6 Die. 1 2 3 4 s 6 1 2 3 4 5 6
tmml
10 1<4 14 14 14 14 14 12 12 12 12 12 12 10 13 13 13 13 13 13 12 12 12 12 12 12
13 20 19 19 19 19 19 18 16 16 16 16 16 13 19 17 17 17 17 17 16 15 15 15 15 15
26 31 24 23 23 23 23 27 22 20 20 20 20 16 29 22 19
23 22 22 22
20 1925 19 19
19 4.3 35 30 28 2.8 28 38 31 25 25 25 27 19 40 32 28 26 26 36 29 25
26 23 23 23
22 59 47 41 32 33 32 52 42 29 29 29 36 22 55 « 39 31 30 49 39 34
30 27 27 27
25 71 62 S4 39 43 37 68 ss 48 38 34 33 25 58
72 51 41 36
35 64 51 -45 36 32 30
20 98 78 69 55 49 42 86 69 61 48 <13 37 29 73
92 64 51 46
39 81 65 51 45 41 34
124 99 87 70 62 so 110 88 77 62 ss
32
35 152 122 107 S6 76 61
208 20S 145 145 104 104
135
183
108 94 75 67 54 "" 32 116 93
36 143 114
81 65 58 47 103 82 72
100 80 71 51 126 101 88
58 51
71 63 51
41

45 183 12.8 128 92 92 43 194 194 136 136 97 97 171 171 120 120 5(l 86
57 305 305 214 214 153 153 269 269 189 189 135 135 57 285 285 200 200 143 143 252 252 176 176 126 126

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkera.,·an ./alan Beton Semen 361


SNI 03-6816-2002

TABEL 13
PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN (inci) UNTUK TULANGAN DILAPIS EPOXY
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa DI DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

f'c = 21 MPa 28MPa

Tulangen 11tu Tulengan lain Tulangan atas Tulangan loin

Dia.
. -.
....
c::
Katetlori Ketegori
0 ill.
-3:
.... "•
~
Katagori Katagori

(mm) =l 1 2 J 4 5 6 1 2 3 4 s 6 I mml :.~ 1 2 3 4 s 6 1 2 3 4 5 6

A 21 21 21 21 21 21 19 19 19 19 19 19 A 18 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16
10 B u 2S 2S 28 28 28 24 24 24 -~ 24 24 10 B 24 24 24 24 24 24 21 21 21 21 21 21
A 30 28 28 28 2.8 28 27 2S 25 2S 2S 2S A 26 24 24 24 24 24 23 22 22 22 2l 22
13 B 39 37 37 37 37 37 34 32 )2 32 32 32 13 B 34 32 32 32 32 32 30 28 28 28 28 28
A. 46 37 35 35 35 35 41 33 31 31 31 31 A 40 32 31 31 31 31 36 29 27 27 27 27
" B
A
60
66
48
53
46
46
46
42
46
42
.(6

42
53
58
43
47
40
41
40
37
4()

37
4l)

37
16 B

52
51
42
46
4()

40
4()

37
40
37
4().

37
46
so
37
40
35
35
35
32
35
32
JS
J2
Ul
B 86 68 60 ss 55 55 15 60 53 48 48 48 19 B 74 59 52 47 47 47 65 52 ..(6 42 42 ~2

22
A 90 72 63 so 49 49 7<;1 63 56 « 43 43 a 18 62 54 « 43 43 69 55 48 39 38 3a
B 117 93 82 65 64 64 103 82 72 58 56 56 22 b 101 81 71 51 55 55 89 71 62 so 49 49
2:1
A 118 94 83 66 59 56 104 83 73 58 52 so 25
A 102 82 72 51
51 49 90 72 63 Sl 45 43
B 153 123 107 86 77 73 135 108 95 76 68 64 B 1)3 106 93 15 67 63 117 94 82 66 59 56
A 149 119 105 84 15 63 132 105 92 74 66 56 A 129 104 91 73 65 55 114 91 80 64 51 48
28 29
B 194 155 136 109 97 82 171 137 120 96 86 73 B 168 134 l18 94 84 71 148 119 104 83 74 63
A 190 152 133 106 95 76 167 134 117 94 84 67 A 164 131 115 92 82 66 145 116 102 81 73 58
3:2
B 246 197 172 138 123 99 217 174 152 122 109 87 32 B 213 171 141} 120 107 86 188 151 132 106 94 7S
A 233 186 163 130 117 93 205 164 144 115 103 82 A 202 161 141 113 101 81 !78 142 1~ 100 89 71
3CI B 302 242 212 169 151 121 261 214 187 ISO 134 107 36 B 262 210 183 147 131 105 231 1SS 16'2. 130 116 93

L' = 35 MPa fc' = 41 MPa

Tula~n etas l ulangan lain Tulangen alas T ulengan loin

Dia.
o;3:
. -.
....
c::
K•tegori · Ketagori
Di .. ..-...... c:
Kata11ori Ketegori

(mm) ~.! 1 2 3 4 s 6 1 2 3 4 5 6 I mml


=~ 1 2 3 4 s 6 1 2 3 4 s 6
A 17 11 17 17 17 17 15 IS 15 15 IS IS A 15 15 15 IS IS 15 13 13 1) 13 13 13
10 B 21 21 21 21 21 21 19 19 19 19 19 19 10 B 20 20 20 20 20 20 17 17 17 17 17 17
A 23 22 22 22 22 22 21 19 19 19 19 19 A 21 20 20 20 20 20 19 18 18 18 18 18
13 B 30 28 18 28 28 28 27 25 2S 25 2S 25 13 B 28 26 26 26 26 26 24 23 23 23 23 23
A 36 29 27 27 27 27 32 26 24 24 24 24 A 33 26 2S 2S 25 25 29 23 22 22 22 22
16 B 47 38 35 35 35 35 41 33 31 31 31 31 16 B 43 34 32 32 32 32
29 38 30 29 29 29
A 51 41 36 33 33 33 4S 36 32 29 29 29 A 47 37 33 30
30 30 29 41 33 26 26 26
1& B 66 53 47 42 42 42 59 47 41 19 61 49 39
39 39 38 53 43 34 34 34
38 38 38 B ~2

A 70 56 49 J'} 38 )8 61 49 43 35 34 34 A 64 514S 36
3S 35 56 ~s 39 32 31 31
22 B 90 72 6J 51 so so 80 64 56 45 44 44 22 B 82 6658 .(6 45 45 73 58 51 41 40 ~0

A 91 73 64 51 46 44 81 65 57 45 41 )8 A 84 67 59 47 42 40 74 S9 52 41 37 35
26

29
A
B
B 119
116
150
95
93
120 105
Ill
81
67 60 51
65 58 49
84 15 64
105
102
133
84
82
106
74
72
93
59
57
74
53
51
66
so
4)
56
25

29
B
A
B
108 87 76 61 s~ 52 96 77 67
106 8S 74 59 53 45 93 75 65
137 110 96 77 69 58 121 97 85
s~

52
68
.,
48

61
46
40
51
A 147 113 103 82 74 59 l)O 104 91 S2
73 65 A 1)4 107 94 15 67 54 118 95 83 66 59 48
32 B 191 1S3 134 107 96 77 168 135 84 68
94 32 174 139 122 98 87 70 154 123 108 86 n 62
118 B
A 180 144 126 101 90 12 159 127 111 89 ao 64 A 165 132 115 92 82 66 145 116 102 82 73 S8
36 B 234 188 164 131 117 94 201 165 14S 116 104 83 38 B 214 111 lSO 120 107 86 189 151 132 106 9S 76

362 Bagian 3 : Be/on. Semen, Perkera.wn }a/an Belon Semen


SNI 03-6816-2002

TABEL 13 (lanjutan)
PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN (inci) UNTUK TULANGAN DILAPIS EPOXY
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa DI DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

4XMPa f'c = 55 MPa


Tulangan Jain Tulen~ •tes Tulangen lain

--
Tulengen •tas
c
Doa.
~-
c:
• Ketegon K.ategotl
Oia.
~
-
...••• Ketegori Ketegori
(mm)
"'1 s s s
A
J
,. H
~ 3
l.C H
4

14 l.C
6 1
12
2
12
l

12
"
12 12
6

!2
lmml

A
1
13
2.

13 13
3
"
13 13
6

13 12
1 2

12 u
3

12
4 5

12
6

12
tO B 11 11 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16 10 n 17 17 17 17 17 17 16 16 16 16 16 16
A :ZD 19 19 19 19 19 18 16 16 16 16 16 A 19 17 17 17 17 17 16 15 15 lS IS 1'5
13 8 26 2A 2A 2A u 2A 23 21 21 21 11 21 13 B 2A 23 23 23 73 23 21 2D 20 20 20 2)
A 31 :zA 23 23 23 23 27 n 20 20 2ir ~ A 29 23 2l 22 22 22 25 20 19 19 19 ll
16 B -40 32 30 30 30 30 JS 2.1> 27 27 n 27 16 B 37 30 28 28 2.8 28 33 26 2S 25 25 2i
A .CJ 35 30 28 28 28 38 31 Z7 2S 2S 25 A 40 32 28 2.6 2.6 26 36 29 25 23 23 2.1
19 B S6 .cs 39 36 36 36 so -40 35 32 32 32 19 B 52 42 37 34 34 34 46 37 33 30 )() 30
A 59 -47 41 )J 32 32 52 .C2 36 "19 "19 "19 A 55 « 39 31 30 30 -49 39 34 27 27 27
2.2 B 76 61 s.c .(J .(2 -42 67 s.c 47 38 37 37 22 B 71 51 so 40 39 39 63 51 « 35 35 35
A 77 62 54 43 39 37 68 55 .a 38 ~ 33 A 72 58 51 41 36 JS 64 51 .cs 36 32 30
25 B lOO 80 70 56 so <C8 89 71 62. so 4<4. 42 26 B 94 15 66 53 47 .cs 83 66 S8 47 .C2 .co
A 98 18 69 ss 49 42 86 69 61 .(8 43 37 A 92 73 6~ 51 ~ 39 81 65 57 ~s •1 3-4
29 B 127 102 71 6.4 54 112 90
89 79 63 56 48 29 B 119 95 83 67 60 so lOS 8.( 74 59 53 •s
A 124 99 70 62 so 110 88 77
87 62 55·' « A 116 93 81 65 58 47 103 82 n S8 St •t
32 B 161 1"19 113 90 81 65 1.(2 1U 100 80 71 51 32 B 151 121 106 85 76 61 133 107 93 1S 67 53
A 152 172 107 86 76 61 1JS 108 9-4 15 67 54 A 143 114 100 80 71 51 126 101 88 71 63 Sl
3:6 B 198 159 139 llt 99 19 175 140 122 98 88 7G 36 B 185 148 130 104 93 7.( 164 131 llS 92 82 66 .
TABELI4
PANJANG MINIMUM PENGJANGKARAN TARIK ldh (in)
UNTUK KAIT UJUNG STANDAR DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa
DI DALAM BETON BERBOBOT NORAL
U....._ penggunaan umum Cbultan daerah gempaJ 1 SeUmut beton tepi ;z: 65 mm 2 S.limut beton (kait 90 ·1 ;z: 60 mm

o;..
Baton bertlobot nonnal, J;., M~ Penjang min.
penjangh111n
lmml 21 MPa 48 MPa
28 MPa 35 MPe 41 MPa 55 MPa kait tao·
10 6 6 6 6 6 6 6
13 8 7 6• 6. 6. 6• 7
16 10 9 8 7 1 6• 7
19
22
12
1-4
10
12
9
.11
8
10
8
9
. ,· 8
9 9
25 16 1-4 12 11 10 10
10
29
32
18
20
IS
17
14
15 . - 13
14'
12
n"
11
12
. 12
H
36 22
37
19 17 16 t•· 14 • lS
43 32 29 27 25 23 20
57 so 43 39 35 33 31 25

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan ./alan Beron Semen 363


SNI 03·6816-2002

TABEL 14 (Janjutan)
PANJ ANG MINIMUM PENJ ANGKARAN TARIK ldh (in)
UNTUK KAIT UJUNG STANDAR DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa
DI DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

.......,..ngan khuau•lbuklln gempal. 1. Selimllt baton tepi ;a, 65 mm 2. S.limut ~ton (kait 90") :t: 50 mm 3. Tul. peng~Jka • s 3 db

Die.
Beton berbobot normel, I~' • MPe Panjang min.
lmmJ penjangkaren
21 MPe 28 ... ,.. 35 MP!I 41 MPe 48 MPe 55 MPa kait 180.
10 6 6' 6 6 6 6 6
13 6' 6' 6' 6" 6" 6" 7
16 8 7 6" 6' 6' 6' 7
19
22
10
11
8
10
7'
9
7
a• ,.
6
,.
6 8
9
25 13 11 10 9" s· s· 10
29 14 12 u· 10' 9' .9· 12
32 16 14 12" u· u· 10" 14
36 18 15 14" 13" 12" 12' lS

Rengb ponehen gempe. keil 90" 1 Sellmllt baton tepi ;a, 65 mm 2 Selimllt baton tt.lt 90'1 lt 50 mm 3. Dalem in\i terkekang
. Panjan• 1 min.
Oia.
Beton blttt)obot normal, -// • MPa
penjengkeran
lmml 21 MPa 28 MP1 35 MPa 41 MPa 48 MPI 55 MPe kait 180 •

10 7 6 6 6 6 6 6
13 9 e 7 6' 6" 6' 7
16 11 9 8 8 7 7 7
19 13 11 10 9 9 8 8
22 15 13 12 11 10 9 9
25 17 15 13 12 11 11 10
29 19 17 15 14 13 12 12
32 22 19 17 15 14 n· 14
36 24 21 19 17 16 15 IS

TABEL 15
PANJANG MINIMUM PENJANGKARAN TARIK ldh (in)
UNTUK KAIT UJUNG STANDAR DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa
DI DALAM BETON AGREGAT RINGAN ·
pef\GOUODI n u mum

Dill.
(buken deerBh gempa. 1 Serm
I u t beto n t ep1· ;,: 65 mm

Beton agngat ringen, ·fc' •


e
Ml'e
--
Panjang min.
penjangkeran
tmml
21 ... ,.. 28 MPa 36 MPa 41 MPa kait tao·

10 8 7 6 6 6
13 10 9 8 7 7
16 13 11 10 9 7
19 15 13 12 11 8
22 18 15 14 13 9
25 20 18 16 14 10
29 23 20 18 16 12
32 26 22 20 18 14
36 28 25 22 20 IS
43 49 42 38 34 20
57 65 56 so 46 25

364 Bagian 3 : Beron. Semen, Perkerasan Jalan Beron Semen


SNI 03-6816-2002

TABEL 15 (lanjutan)
PANJANG MINIMUM PENJANGKARAN TARIK ldh (in)
UNTUK KAIT UJUNG STANDAR DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa
DI DALAM BETON AGREGAT RING AN

~nga ld,U$us (bukan garnpI I1. 1 Serm


I u t baton tepi :e 66 rnm 2 Selimut baton (keit 90•1 "= 50 mm
Beton agregat nngan, f: • MPa
3. Tul. pengekanQ • s 3 db
-----
Panjang min.
0~. pe<'ljengkarwn.
lmml· 28 MPa 35 Mf'll 41 MPa kait 180.
21 MPa
10
13 8
6 . 6
7 ..
6
6"
6
6.
6
7
16 10 9 :
8 7 1
12 11 10 9 8
19
22 14 12 11· 10 9
25 16 14 13 12 10
29 18 16 14 13 lZ
32 21 18 16 lS 14
36 23 20 18 16 15

~ pan allan gempe - kait 90 •. 1. Solimut baton tapi ~ 65 mm 2. Selimut baton (keit 90 ·, l!:: 50 mm 3. De lam inti Utrl<ekang

Ole.
Seton agregat rlngan, fc'• MPII Panjeng min.
penjangkaren
lmml 21 MPa 28 MPe kait180"

10 8 8. 6
13 11 9 7
•.
16 13 12 7
19 16 14 8
22 19 : 16 9
25 21 19 10
29 24 21 12
32 27 23 14
36 30 26 l.S

• Untuk keit 180 • di sisi parmukaan be ton yang tidak terlindung, lihat panjang minimum agar tebal selimut baton l!:: '50 mm.

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 365


SNI 03-6898-2002

TATA CARA PELAKSANAAN PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN


KUAT TEKAN BETON INTI

1 Ruang lingkup beton inti adalah sebagai berikut :


Tata cara pelaksanaan pengcunbilan dan pengujian kuat 1) Mesin bor be ton dcngan mata bor berbentuk silinder yang
tekan beton inti ini mencakup: bag ian tenga.hnya bcrlubm1g sesuai dcng<m diameter bcnda
uji yang dihendaki, bagian-bagian ~jam dari mata bor
1) Prosedur pengambil<m bcton inti,
tcrbuat dari in tan, dilengkapi dengan alat pengatur air yang
2) Prosedur pengujian kuat tek<m beton inti, diperluk<m untuk pengcboran,
3) Perhitung<m kuat tekan beton inti. 2) Dudukan mesin bor harus tcrjamin tidak bcrgoyang pada
waktu dilakukan pengebonm,
2 Acuan normatif 3) Jllilgka sorong, scsuai kehutuhm1 untuk pengukumn dimensi
SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton bcnda uji, dengm1 kctelitian pembacaan lmm,
SNI 03-4805-1998, Metode Pengujian Kadar Semen 4) Baji dari h<~ja ym1g dapat dima.;;ukkan ke dalam celah beton
Portland dalam Beton Keras yang Memakai Semen Hidrolik ym1g digunakan untuk mematal1kan bcton inti pacta bagi<m
BSEN 12504 1 : 2000, Testing Concretein Structures alwmya,
ASTM C 174, Test Metlwdfor Measuring Length ojDrilled 5) Kawat b<~ja, ukunm sesuai kebutuhan y<mg digunakcm untuk
Concrete Cores mcng<mgkat bcton inti y<mg sudal1 dipatahk<m dari lubang
ASTM C 617, Practive for Caping Cylindrical Concrete hor.
Specimens 6) Bor Langan dan mala bor yang akan digunakan untuk
ACI 301-lN, Spec(fications for Structural Concrete for membuat lubang pcnempat<m mala bor sebagai pengikat
Building dudukan mcsin bor.

3 lstilah dan delinisi 4.2 Peralatan uji kuat tekan heton inti

3.1 Pengamhilan contoh uji heton inti Pcralat<m uji kuat tek<m bcton inti adalah sebagai berikut :
scrangkaian pckerjaan yang tcrdiri dari : 1) Mesin tekan y<mg digunak<m untuk uji kuat tek<m bcton
inti harus memenuhi ketentwm yang berlaku pada uji kuat
(a) Pcncntmm lokasi, tek<m untuk bcnda uji silinder bcton menurut SNI 03 1974-
(h) Penyiap<m dan pengmnanan lokasi pcngehoran, 1990 tcntang Metodc Penguji<m Kuat Tckan Beton,
(c) Pengeboran beton, 2) Timb<mgml, kapasilas scsuai kebutuh<m yang digunakan
(d) PengmnbilcuJ bcton inti dari luh<mg pengeboran, untuk pengukuran berat bcnda uji dengan ketclitian
pcmbacacm tidak boleh melcbihi 0,3% d<tri bcrat bcnda uji,
(e) Pemcriksaan bcton inti,
(1) Pcngukuran panj<mg be ton inti untuk penentuan dapat
3) Satu set pcrahtlml untuk kaping bcnda uji bcton inti yang
tidaknya digunakan scbagai benda uji. harus memenuhi ketentuan ASTM C 617 Practice for
Capping Concrete Spccimcnts,
(g) Pencu1dmm bcton inti,
4) Alat ukur perata, sesuai kebutuhan y;mg digunakcm untuk
(h) Pcngiriman beton inti ke Iaboratorium pengujian pengukunm penyimpangan kerataan pennukaan bidang
disertai dengan laponm pcngambilcm contoh uji beton tek<m benda uji dengan kctelitian 0,1 mm,
inti
5) Mistar b~ja, pmlj<mg 300 mm yang digunakan sebagai alat
3.2 Benda uji heton inti bantu pada pengukuran pcnyimpangm1 kcrataan permukam1
bidang tekan.
Benda uji berbcntuk silinder atau dihuat berbentuk kubus 6) Siku baja, plliljang sisi siku-siku 300 mm yang digunakan
dari ha..;;il pengeboran bcton kcras pacta struktur banguncu1 scbagai alat bantu untuk pcngukuran kctcgak lurusl.Ul
pcrmukaan bidang tckan terhadap sumbu benda uji,
3.3 Beton keras
Cmnpunm yllilg telah mengcras dari bahan-bahan semen 7) Mcja perata, digunakan sebagai alat bantu untuk
portland ataujenis-jenis semen hidrolis Jainnya, agregat hal us, pengukuran penyimpangan kctcgaklurusan pcrmukaar
agregat kasar dan air, dengan atau t<:mpa bal1an tmnbalum bidang tekan terhadap sumbu benda uji.

3.4 Bidang aksial dari henda uji heton inti 5 Pengamhilan beton inti

Bidang rata tiktif yang melalui sumbu (iihat gambar 2) 5.1 Penentuan lokasi
Lok<~i pengeboran ditentukan olch hasil pcrsetujuan kcdua
3.5 Kaping pihak antara pemilik dan ahli b~mguna
Lapisan perata pacta permukaan bid<mg tekan benda uji 5.2 Pengamanan lokasi
4 Peralatan Penyiapan pengmnamm Iokasi tcmpat pengcboran haru~
disiapkan sedcmikian rupa schingga runan bagi kcsclamauUJ
4.1 Peralatan pengamhilan heton inti
Peralatan ycu1g digunakan untuk pengcunbilan contoh uji

366 Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan ]alan Beton Semen


SNI 03-6898-2002

~cklingya baik dalam pemasangan peralatan bor maupun Pastikan bahwa air yang tersedia mencukupi untuk
pcralatan bantu untuk pengeboran. digunakan selama pengebomn yang berfungsi sebagai alat
pendingin dan mencegah kerusakan mala bor,
5.3 Penentuan titik pengeboran b) Alat dudukan mesin bor.
litik pcngcboran ditentukan pada tempat yang jauh dari Agar mesin dapat ditempalkan sccara slabil dan tidak
sambungan, bagian tcpi dari elemen struktur alau pada tempat berubah posisi diikalkan dengan kuat terhadap bagian
yang sedikit alau tidak ada tulangan serta tidak membahayakan standar dengan mur.
struktur.
5.5 Posisi mesin bor
5.4 Pemasangan alat hantu J ika tidak ada ketelapan lain, posisi mala bor pada saat
a) Bak/drum penampung air harus ditempatkan pada posisi pengeboran harus tegak lurus permukaan sehingga tidak
yang lebih tinggi dari mesin bor sehingga air dapat mengalir merusak beton inti yang akan diambil, serla dijaga agar tidak
sendiri. Selang air disambungkan dari bak air ke mesin bor mengubah posisinya selama pengeboran. Posisi mesin bor
secara baik sehingga tidak mengganggu jalannya mesin. seperti pada Gambar 1.

I 1

.. !

hR.A4 VER 1l KAi..

Gambar 1 Pengambilan contoh beton inti harus tegak lurus bidang

_..; . -.

,:)j~r
~'·
i.-tr··

Gambar 2 Posisi alai bar

5.6 Pencatatan kondisi lapangan 1) Jumlah, diameter dan posisi tulang~m yang terkandung.
Temperatur dan kelemhahan ruang serta kondisi beton 2) Korosi pada baja tulangan, seperti warna hitam atau
selama ma<>a layannya pada tempat pengambilan henda uji harus kecoklatan dan bagian karat yang megelupas sebagai
dicalat dan dilaporkan. · indikasi untuk penaksiran adanya pengecilan penampang
baja tulangan.
6 Pemeriksaan dan persiapan henda uji 3) Homogenitas dan kerapatan beton, sebagai indikasi bahwa
6.1. Pemeriksaan pemadatan heton tidak sempuma,
6.1.1. Pengamatan contoh uji 4) Mutu agregat. seperti pori-pori alau pecah, alau adanya
landa-tanda reaksi perubahan,
Pengamalan dilakukan terhadap tarnpak luar contoh uji
secara kasat mala yaitu : 5) Terdapatnya kotoran atau pencemaran dalam beton, seperti
tanah liat atau serpihan kayu,

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beron Semen 367


SNI 03-6898-2002

6) Produk-produk reaksi kimia dalmn beton yang dit<mdai


dcngan endapan putih scperti reaksi gips atau scnyawa ,,
;_,
lainnya.
Hasil pengcunat<m dapat diringkus dalcun bcntuk t<tbel scperti
Tabcl 1.

Tahel 1 Pencatatan basil pengamatan heton inti


di lahoratorium

Umum Kctcrangan
B<!ton:
- kt'rapatan h~ton : BagtL•/sedang/jelek*)
- karhonatasi : tak tampak
- Cacat/retak : ya/tidak *)
- permukaan inti adanya coating : ya/tidak *)
kt:adaan coating :
k,•adaan he ton : pccah, terutama
di.~klng agregat
Agr~at:
- porositas : rapat/h,•qJori *)
- kemulusan : muls/retak~n *)
- diperkirakan adanya hahan : hatu api/pirik *)
lain
- hesar sub pasal
Gambar 3 Sketsa silinder beton inti
Tulangan:
- tulangan : ada/tidak/m..,ncmpel hagian alas
- kcadaan : 11111lus/terkorosi/sangat hcrkantl 6.3 Persiapan henda uji

Ke.tt'rangan : *) pilih yang benar


Pcrsiapm1 benda uji dilak.uk<m scbagai berikut :
1) Kaping, pcnnukaan bidang tckcm alas dan bawah dari benda
uji harus sudah dibcri lapisan kaping dengan tcbal sesuai
t<thel 2.
6.1 .2 Ana lisa heton keras
Jika diminta, analisis beton kents dapal dilakuk<m untuk Tahel 2 Kuat tekan dan tehal kaping
mengctahui komposisi cmnpuran bcton dapat dilakukcm dcngan Kuat tekan minimum Tebal kaping Tebal maksimum
Kuat 1-.:kan
proscdur scsuai SNI 03-4805-1998. Silindris (MI'a) Bahan kaping tnak~iu1 rata- diherbagai bagian
(MPa) rata (mm) kaping (mm)
6.2 Pengukuran henda uji 35 ata• kuat tekan
3,5- 50 Silindris ambil yang 6 8
Pengukuran dilakuk<m sebagai berikut : terbesar
a) Dimnetcr benda uji ditcntukmt seperti pad a Gcunbar 3, yaitu lidak I,.·urang d;ui kuat
>50 3 5
pada arah (EF) dan (GH), dimmm bidang ABKI dalmn tekan silindri8
gambar terscbut adalah tegak lurus pada bidang CDML
dan mm;ing-masing bidang adalah bid<mg aksial, 2) Perawatan benda uji beton inti, dilakukan sebagai
Di<uneter benda uji dalmn mm, adalah : berikut :
(1) hila benda uji bcton inti diambil dari bagian struktur
= GH
D =EF ........................................ (1) beton yang padamasa layannya dalam kondisi kering,
2 maka benda uji yrutg didapat harus dikeringkan diudara
b) Panjang bcnda uji adalal1 pada arah (AI) dan (BK) scsuai dengan suhu d<m kelcmbab:m udam pada bagicm
ditentukan seperti pada Gmnbar 3, dimana bidrutg ABKI struktur tersebul untuk 7 hari sebclumnya diuji tek<m
adalah bidang ak.sial. dan harus diuji dalam keadaan kering.
Panjang bcnda uji dalmn mm, adalah : (2) hila bagian beton terse but padamw;a layannya ternyata
Iebih dari sekedm: basal1 pcnnuka<m saja, mak.a benda
benda uji be ton illli yang didapat harus direndam di
L =
AI = BK ........................................ (2) dalmn air kapur pada suhu 200C ± 2°C selmna tidak
2 kurang dari 40 jam sebelum diuji tekan; setelah benda
uji dikcluarkm1 dari tern pat perawat<m uji terse but harus
segera diselimuti dengan kaln pcnyerap yang basah,
agar benda uji dapat diuji dalam keadaan Jembab.

368 Bagian 3 : Beron. Semen. Perkerasan Jalan Bel on Semen


SNI 03-6898-2002

7 Uji kuat tekan 2) Koreksi terhadap ratio 1/d


Koreksi terhadap ratio I/d dengan menggunakan faktor
7.1 Penempatan henda uji pada mesin uji tekan pengga.li C 1
Benda uji harus diletakan dalcun posisi tegak pada mesin Ketentuan mengenai faktor pengali C1 adalah sebagai
uji tekan secarasentris, yaitu proyeksi titik tengah bidang tek~m bcrikut:
benda uji pada meja penek<m bagian bawah harus berimpit (a) C1 ada.Iah faktor pengali yang berhuhungan dengan
deng<m titik tengah dari meja penekan tersebut. rasio p;mjang sesuai diberi lapisan perata (kaping) (I')
7.2 Kecepatan pemherian hehan uji dengan dimneter 0 dari benda uji.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan (b) c1 digunakan untuk menghitung kuat tekan benda uji
penambahan heb<m uji y<mg konst<m berkisar ant<tra 0,2 N/mm2 beton inti yang dikorcksi (f' cc)
smnpai 0,4 N/mm2 per detik hingga benda uji hancur. (c) Untuk menghitung f'cc apabila I' I 0 < 1,94, kuat
tekan benda uji beton inti (f' c) harus dikalik<m dengan
7.3 Perhitungan basil uji kuat tekan faktor pengali C 1 seperti yang tcrcantum dalmn tabel
Kuat tekan ditentukan setiap benda uji dengan membagi 4 berikut:
beban maksimum dengan luas pemunpang yang dihitung dari
Tahel 4 Faktor Pengali C1
diameter rata-rata dan nyatakan hasilnya sampai ketelitian 0,5
MPa atau 0,5 N/Illln2 I'/¢ cl
Kuat tekan benda uji beton inti dihitung smnpai dengan < 1.94 1.0
ketelitian 0,5 MPa dengm1 menggunak<m rumus : 1.75 0.98
p !.50 0.96
f'c = ---'-- ........................................ (3)
1.25 0.93
~1t2
4 1.00 0.87

deng<m pengertian : (d) Apabila tidak terdapat dalmn tabcl4, C1 dapat dicari
r adalah kuat tekan yang disyaratkan dahun MPa dengan cara interpolasi,
P adalah beban uji maksimum (hmlcur) y<mg ditunjukk<m oleh (e) C I da.Imn tabel4 berlaku untuk be ton normal dan beton
mesin uji tekan dahun N ringan dcngan bcrat isi antara 1600- 1900 kg/m3, baik
0 adalah dimneter rata-rata benda uji dalcun Illln, ditentuk<m yang diuji tekan dalam keadaan kcring maupun
menurut rum us (1) sub pasa.l 6.2 lcmbab,
n: adalah bilangan 3,14 (I) c, dalcun Tabel4 berlaku untuk benda uji beton silinder
dengan kuat tekan <mtara 13,8 - 41 ,4 MPa.
Apabila setelah pelaks<ma<m uji kuat tckan diketahui bahwa
lli<Uncter maksimum agregat kcL"<If;::: 0,511, maim f' c untuk henda 3) Koreksi terhadap tulangan
uji heton inti terschut dinyatak<m batal dan tidak berlaku. Korcksi terhadap tulcmgan dengan mcnggunakan faktor
pcngali C2.
7.4 Koreksi
I~aktor Kctcntuan mcngenai faktor pengali C2 adalah sebagai
I) Koreksi terhadap arah pengamhilan bcrikut:
Koreksi terhadap <trah pengmnbilan dcng<m menggunak;m (a) c2 adala.ll faktor penga.li karena adanya kandungan
faktor penga.li C 0 . tulangan besi da.lam benda uji beton inti yang letaknya
Ketentuan mcngenai faktor pengali C 0 adalal1 sebagai tegak lurus terhadap sumbu bcnda uji,
berikut: (b) c2 digunakan untuk menghitung kuat tekan benda uji
(a) C 0 adalah faktor penga.li yru1g berhubung<m dengilll be to ini ym1g dikorcksi (f' cc),
<tra.ll peng<unbilan benda uji beton inti pada struktur (c) apahila k<mdungan tulcmg<m bcsi yang Ietaknya tegak
be ton, lurus pada sumbu benda uji hanya satu bat<mg, maka:
(b) C 0 digunakan untuk mcnghitung kuat tckcm beton inti d h
yang dikorcksi (f' cc), c2 =1,0 + 1,s X - 1- .............................. (4)
(c) Untuk menghitung (f' cc) apabila kuat tekan benda dcngan pengcrti<m :
uji bcton inti ada.la.l1 f' c• harus dika.likan dengan faktor
pcngali C 0 scperti yang tercantum dalam tabcl 3 d ada.lah dimnctcr batang tulrulg<m (mm)
bcrikut: 0 adalah dimnctcr rata-rata benda uji (mm)
h adalah jmak tcrpendek <mtma sumbu batang tulangan
Tahel 3 Faktor Pengali C 0 dengan ujung benda uji (mm)
adala.l1 panj<mg benda uji sehclum diheri lapisan perata
Arah Pengambilan Benda Uji Beton Inti Co (mm) ditcntukan menurut rumus (2) Sub pasal 6.2
- Horisontal (legak luru.• pada m·ah tinggi thu·i stmktur beton) I 4) Apabila kcmdung<m tuhmg<m hesi y<mg letaknya tegak lurus
- Y<!ttikal (s<!j<um· dengan arah tinggi dari .,truktur heton) 0.92 pada sumbu benda uji jumlahnya lcbih dmi satu bat<mg,
maka:

Bag ian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 369


SNI 03-6898-2002

(a) untuk henda uji dengan kandungan dua buah tulangan 7.5 Hasil kuat tekan beton inti yang dikoreksi
besi, apabila jarak antara dua tulangan > d terbcsar,
C2 ditentukan menurut rumus (5) berikut : Kuat tekan benda uji beton inti yang dikoreksi, dihitung
sampai dengan ketelitian 0,5 MPa dengan menggunakau
L(dxh) rumus:
c 2 = 1,0 + 1,5 .............................. (5)
0XI f' cc =Co, C1, C2, f' c ·················································· (6)
dengan pengertian : d~nga p~ngertia :
d adalah diameter batang tulangan (mm) f' cc adalah kuat tekan beton inti yang dikoreksi dalam MPa
~· adalah diameter rata-rata benda uji (mm) f'c adalah kuat tekan beton inti yang dihitung m"nurut runms (3) Pasal
h adalah jarak terpeudek antara sumbu batang tulangau dengan ujung 7.3 dalam MPa
b~nda uji (mm) C0 adalah faktor pengali menurut sub pasal 7.4.1)
adalah panjang benda uji sehdum dihcri lapisan pcrata (mm) C 1 adalah faktor pengali menurut sub pa•al 7.4.2)
ditentukan meuurut rumus (2) sub pasal 6.2. c2 adalah faktor pengali menurut sub pa'<ll 7.4.3)
(b) untuk benda uji dengllil kandungan dua huah tulangan
8. Pelaksanaan
besi, apahila jarak <mtara dua tulangan < d terse bar,
C2, ditentukan menurut rumus (4) sub pasal 7.4. sub 8.1 Cara Pengamhilan henda uji
pasal 3 di mana yllilg diperhitungkan hl:lllya satu buah Pengambill:lll henda uji beton inti hams dilakscmak<m sehagai
tulangan yang memberikan nilai (d x h) terbesar berikut:
(Gambar 3).
I) Tempatkan mesin bor beton dekat dcngan titik pengmnhil<m
benda uji beton inti yang telah ditcntuk<m,
2) lkatkl:lll mesin bor agar mesin bor beton lidak bergoyang
pada waktu dilakukan pengehoran,
....
...,,
XI
I ,' ..... 3) Atur mesin bor terscbut agar posisi mata hor tegak lurus
pada bidang yllilg akan diambil be ton intinya,
-~ 4) Sambungkan keran air yang ada pada mesin bor deng<m
i slang ke sumber air tcrdekat,
~
(l,!
I
l 5) Hidupkan mcsin bor beton,
0"1 II
'I 6) Buka keran air,
7) Mulai lakukan pcngcboran bcton keras,
8) Hentikan pcngeboran, apabila panjang beton inti Lelah
mencapai seperti yang diingink<m,
9) Tutup keran air,
I 0 Kcluarkan alat bor dm1 pindahkan me sin hor dari tern pat
pengchoran,
11) Patahkan beton inti pada bagian alasnya dengan
memasukkl:lll b~ji b~ja ke dalam cclal1 beton di tcmpat
Gambar 3 a: Letak tulangan pengeboran dengm1 dipukul pcrlahan-lallml,
12) Ambil beton inti yang telah dipat.ahkl:lll pada bagicm alwmya
dari lubang pcngcbonm dengan b<mtuan kawat b<!ia,
13) Periksa beton inti terhadap cacat hcrat atau kerusakan
lainnya yang discbahkan pada waktu dilakukan
pengmnbihm benda uji.
14) Apabila terdapat cacat be rat pada be ton inti schingga tidak
dapat digunakan scbagai benda uji, lakukan pengmnbilan
benda uji beton inti yang haru pada titik pengmnbilan
·-
<!•
sedekatmungkin dengl:lll titik pengmnhilcmlmna yang tidak
::-.
memballayakan struktur beton,
;,:_. 15) Apahila pada pemeriks'aan bcton inti tidak terdapat
kelainllil-kelainl:Ul, ukur panj;mg be ton inti rum tchal plcstcr,
kcmudian pa'>tikan dapat digunakl:ill sebagai bcnda uji,
i'.... 16) Apahila dari hasil pcmeriksmm dl:ill pengukunm heton inti
tersebut dapat digunakan sebagai bcnda uji, lakukan
penandal:Ul pada bcton inti dan cacat dat<mya tcrmasuk
ternperatur dan kclembaban udara pada lokasi titik
pengamhilannya,
·-·- ~-
I7) Bungkus beton inti yang sudall diberi tmtilit nomor kodc
Gam/Jar 3 b : Letak tulangan

370 Bagian 3 : Beton. Semen. Perkerasan }a/an Beton Semen


SNJ 03-6898-2002

dengan kain lap yang hasah atau masukkan kc dalam 24) Hitung kuat tekan beton inti menurut rumus (3) sub pasal
kantong palstik y<mg hcrisi air kapur, lalu kirimkan ke 7.3,
Iahoratorium Pengujian BcLOn yang disertai dengan 25) Tcntuk<m f<tktor pcngali Co menu rut suh pasal 7 .4.1 ),
"Iaporan pcngambilan hcnda uji beLOn inti",
26) Tcntukan f<tktor pengali Ct menurut sub p<tSal 7.4.2),
IX) Tutup luhang hor hckas pengmnhil<m henda uji bcton inti
27) Apabila ada, tentuk<m faktor pcngali C2 mcnurut sub pasa.l
dcng<m adukan beton yang mutunya tida.k bolch kurang 7.4.3), .
dari mutu he ton y<mg telah dilubangi, dan scdapat mungkin
digunakan hahan yang tidak menyusut. 28) Hi tung kuat tekan beton inti yang dikorcksi menurutrumus
(4) sub p<tSal 7.5,

8.2 Uji kuat tekan 9 Pelaporan


Pengujian kuat tckan heton inti dilaksanakan scbagai Laponm hasil pcngujian meliputi :
berikut: a) Urai<m d<m idcntifiktasi hcnda uji,
1) Siapkan hcnda uji beton inti yang akan ditentukan kuat b) Ukuran nominal agregat maksimum,
tekannya berikut laporan pcngmnhilan bcnda uji hcton intj,
c) Tang gal, temperatur dcu1 kelcmhaban udara dilokw;i tern pat
2) Pindahkan data bend a uj i yang ada dari laporan pengmnbilcu1 beton inti,
pcngmnbilm1 bcnda uji bcLOn inti ke da.lmn lsian Fonnulir
d) Pcngamatan secara visual, identifikasi tidak adanya
Pengujian Kuat Tek<m Beton Inti tcrlmnpir di lmnpinm D
kelaincm,
&C,
e) Tuhmgan, jika ada: dimneter, posisi da.lam mm,
3) Pcriksa apakah ketentuan bcnda uji sudah terpenuhi atau
belum. Apabila belum, pcrsiapkan hcnda uji, I) Metoda yang digunakan untuk persiapan bcnda uji
(pcmotongan, pengcsallan atau kaping),
4) Ukur dimnetcr d<m p<mj<mg bcnda uji mcnurutASTM C174,
g) P<mj<mg d<m dimneter hcton inti dalmn minimum,
5) Apabila ada, ukur dimnctcr tulangan bcsi,
h) Rasio panjang dan dimnctcr dari benda uji yang telall
6) Ukurjarak tcrpcndck <Ulima sumbu tulangan dengan ujung
disipkan,
benda uji,
i) Kondisi kclcmhah:m pennukmm pada saat penguji<m,
7) Timb<mg benda uji,
j) T<mggaJ pcngujian,
8) lapisi bcnda uji dengan lapisan pcrata pada ujungnya
mcnurut sub pw.;al 6.3.1 ), k) Kuat tck<m hcton inti dalmn MPa atau N/MM2,
9) Setelah di kaping, ukur p<mjang hcnda uji mcnurut sub I) Dctiap devia-;i/pcnyimpang<m pada st<mdar cara pengujian
pasal 4), atau uji kuat tckan,
10) Rawat benda uji menurut sub pasal 6.3.2.), m) Posisi lct<tk tulcmgan h dalam mm g::unbar 3,
11) Sctelah waktu pcrawatan benda uji bcrakhir, persiapk<m n) Umur hcnda uji pada saat diJakukan pcngujian, bila
benda uji untuk pcngujim1, dikctahui,
12) Letakkan bcnda uji pada mcsin uji tckan mcnurut sub o) Riwayat pcrlctkuan perawat<m bcnda uji,
pasal 7.1, p) Bch<m uji maksimum dahun N,
13) Jalankan mcsin uji tckan dengan penmnhah<m hcb<m uji q) Pola retak y<mg ter:jadi pada henda uji,
konstan mcnumt suh pasal 7.2, r) Jenis beton,
14) Lakukan pcmbcri<m beh<m uji s<unpai benda uji h<mcur, s) Sifat tarnpak beton,
15) Catat beh<m uji maksimum, t) Kuat tekan hcnda uji beton inti dihitung smnpai dengan
16) Catatlgmnhar tipc pola retak dari hcnda uji, kctelitian 0,5 MPa,
17) Catat sifat tmnpak ba.lum bcton dari bcnda uji, u) Faktor pcngali Co yang hcrhuhungan dcngan arah
1X) Catat ukunm maksimum agrcgat, pengmnbilcm benda uji bcton inti pada elemen struktur
he ton,
19) Tcntukan apakah dimneter henda uji memenuhi kctentucm
mcngcnaj ukuran maksimum agrcgat kasar dahun bcnda v) Fctktor pcngali C1 y<mg hcrhubung:m dengan rasio 1'0,
uji, w) Faktor pcngaJi C2 yang hcrhuhungan dcngan adanya
20) Apabila memenuhi dari pcnila.i<m menurut sub pasa.l 19, tuJang<m hesi dalmn bcnda uji, apahila ada,
hitung dicunetcr rata-rata henda uji menurut Suh pasal 3.3, x) Kuat tek<m bcnda uji beton inti yang dikoreksi dalmn MPa.
21) Hitung panjang rata-rata henda uji sebelum dikaping
menutut suh pas<ll 6.2,
22) Hi tung p<mj<mg rata-rata bcnda uji scsudah kaping mcnurut
sub pasal 6.2,
23) Hitung berat isi benda uji,

Bag ian 3 : Beton. Semen, Perkerasan Jalan Beton Semen 371


SNI 03-6898-2002

LampiranA estimated compresive strengltt estimasi kuat Lekan


(lnfonnalit) relative humidity kelembabm1 nisbi
capping kaping
Daftar istilah planenes kerataan permukaan
moist lembab
feler gauge alat ukur pcraba bending block meja penekm1
test .\pecimen benda uji flat table mcja pcrata
cylindrical concrete specimen benda uji silinder beton compression testing machine mesin uji tekan
drilled core of concrete ,\]Jecimen benda uji beton inti curing perawalan
axial plane bidang aksial cores beton inti

Lampiran B
(lnformatii)

Contoh isian formulir pengembalian benda uji beton inti

Nama lembaga penguji Tanggal pengmnbilan


Nama Bangunan Dikirim ke Lab.
Peker:jaan I Proyek Pengujian beton Tgl
Pemilik Pelaksana
Alamat Pengawas

Formulir pengambilan benda uji beton inti

Lokasi titik Ukuran Beton Inti (mm) Jenis


No. Rasio
Tanda pengambilan pengujian Kt:t.
Urut (L-T)/D
be ton Diameter Tebal plester Panjang yang diminta
(D) (T) (L)

372 Bag ian 3: Beton. Semen. Perkera.wn Jalan Beton Semen


ISBN 979·98123·0·5

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai