Anda di halaman 1dari 25

POKJA/UNITMFK

PROG.001.00.1.22

PROGRAM KERJA
MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN

TAHUN 2022

Penyusun :
TIM MFK

RUMAH SAKIT ANDALUCIA


Jl. Raya Serang-Pandeglang,Km 5, Kel. Tembong, Kec. Cipocok Jaya Kota Serang
Banten Kode Pos 42126 Website: https://www.rsandaluciaserang.com No Telepon
081350727779
Telp. (021) 5372296, Fax (021) 5382296, Emergency (021) 5378609
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkah dan
anugerah yang telah diberikan kepada kitasemua, sehinggaBuku“Program Kerja Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan” di Rumah Sakit Andalucia dapat diselesaikan sesuai dengan
kebutuhanpelayanan yang diperlukan.

Program kerjaini di susun sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terutama
dalam hal pemantauan kontinuitas pelayanan yang terintegrasi, serta untuk meningkatkan
kwalitas pelyanan dan tingkat kepuasan pasien beserta keluarganya yang berobat di RS
Andalucia.

Program kerja ini akan dievaluasi kembali berdasarkan update perkembangan ilmu
pengetahuan dan pelayanan medis serta akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-hal yang
tidak sesuai lagi dengan kondisi di Rumah Sakit dimasa yang akan datang.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun MFK dan pihak-pihak lain yang telah membantu. Kami juga memohon maaf bila
dalam penyusunan program kerja ini masih banyak kekurangan, dan berharapdenganadanya
program kerja inidapatbergunasebagaiacuandalammelaksakan pelayanan asuhan pasien secara
baik dantepat di RS Andalucia.

Serang 07 November 2022


Penyusun

DAFTAR ISI
i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN…............................................................................................................. 1
BAB II TUJUAN............................................................................................................................... 5
II.1. Tujuan umum........................................................................................................ ... .. 5
II.2. Tujuan khusus........................................................................................................... .. 5
BAB III KEGIATAN POKOK, DAN RINCIAN KEGIATAN………………………………… 6
BAB IV CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN …………………………………………….. 10
BAB V SASARAN ……………………………………………….………….………….………… 17
BAB VI JADWAL PELASANAAN KEGIATAN………………………………………………. 18
BAB VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN…………………… 21
BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN …………………… 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai salah satu bagian dari pelayan kesehatan masyarakat melakukan
upaya penyediaan suatu fasilitas yang aman, nyaman, dan juga terhindar dari kecelakaan
bagi pasien, pengunjung, pendamping pasien, tenant, dan staf/karyawan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, maka perlu dilakukan upaya – upaya
perbaikan kinerja yang berkesinambungan, menggunakan sumberdaya secara efektif dan
efisien yang berkeinginan untuk tidak membahayakan manusia dan lingkungan
disekitarnya.
Rumah Sakit harus menyusun, menerapkan, dan memelihara sistem manajemen untuk
keselamatan, kesehatan, lingkungan dan masyarakat sekitar dengan standar keselamatan
kerja.
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan, dan keselamatan dan keamanan
lingkungan rumah sakit dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan –
undangan. Sarana (bangunan), prasarana, peralatan rumah sakit, dan keselamatan
lingkungan dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan dan dikaji dengan memperhatikan
manajemen risiko. Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya rumah
sakit sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Dalam upaya
menyediakan pelayanan yang bermutu maka rumah sakit merumuskan salah satu
misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin keselamatan
pasien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan beretika.
Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen
keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang berupaya untuk mengelola semua
resiko-resiko yang mungkin terjadi didalam pelayanannya dan mempertahankan kondisi
aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Rumah sakit sebagai Fasilitas
Kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk
mematuhi peraturan perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan
rumah sakit dan menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, pengunjung, petugas,
dan masyarakat.
1
II. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 /pmk
52 th 2018), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan
tersengat listrik.
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan
kesehatan kerja. Area – area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu
diidentifikasi dan dibuatkan peta, dipantau untuk meminimalkan terjadinya insiden dan
kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas,maupun pengunjung yang lain.
Program untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi pasien,
petugas, dan pengunjung rumah sakit perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya
kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti
penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan
baik, maka program tersebut juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan
fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit
Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu – rambu
mengenai keselamatan dan tanda – tanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta
limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dananatomi; farmasi;
bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam;genotoksik/sitotoksik;
radioaktif. Rumah sakit perlu menginventarisasi B3 meliputilokasi, jenis, dan jumlah
serta limbahnya disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai
dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan. Penyediaan TPS limbah B3 dan
IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan yang lain.
(Identifikasi bencana). Rumah sakit ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam
upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi
bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard
Vulnerability Assesment).
2
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau
melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem
program manajemen bencana/disaster. (strategi komunikasi jika terjadi bencana,
manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan dan alternatifnya, identifikasi peran dan
tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat
bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan
program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang
diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah sebuah review yang
dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk
menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit mempunyai risiko terhadap terjadinya
kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai
wujud kesiagaan rumah sakit terhadap terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran,
pasien, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan dijaga keselamatannya. Yang
dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau
pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor
asap, sedangkan proteksi kebakaran secarapasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat,
tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya
kebakaran. Rumah sakit harus menetapkan larangan merokok dilingkungan rumah sakit
baik bagi petugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh
petugas, pasien dan pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat kesehatan
harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap saat diperlukan.
Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala,
sesuai dengan panduan produk tiap alat kesehatan. Dalam Melakukan pemeriksaan alat
kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi,ada tidaknya kerusakan, kebersihan,
status kalibrasi, dan fungsi alat. Alat kesehatan dapat dilakukan recall oleh pemerintah
dan/atau produsen dan/atau distributor akibat adanya risiko keselamatan. Jika ada alat
kesehatan yang dilakukan recall, harus dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan
dipandu oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam memberikan
3
pelayanan kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik, airdan gas medis, serta
prasarana lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air,ventilasi, sistem jaringan dan
teknologi informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan masing
– masing rumah sakit. Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin
ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan rumah sakit. Sumber
air adalah sumber air bersih dan air minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu
disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik. Prasarana air,
listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu
diperiksa dan mdipelihara untuk menjaga ketersediaannya untuk mendukung kegiatan
pelayanan pasien. Untuk prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk
pemeriksaan uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
– undangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang
aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi,
pelatihan, dan inhouse training/workshop/lokakarya. Pendidikan petugas sebagaimana
dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan.

4
BAB II
TUJUAN

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menciptakan rasa nyaman dan aman selama atau pada saat berada di lingkungan
Rumah Sakit baik bagi pasien, pengunjung, dan karyawan.

2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
b. Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah lingkungan.
c. Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d. Menjamin seluruh penghuni di Rumah sakit aman dari kebakaran, asap atau
kedaruratan lainnya.
e. Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
f. Melindungi penghuni Rumah sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sstem pengadaan air minum dan listrik

5
BAB III
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan Pokok
Kegiatan yang dilaksanakan adalah penyediaan dan pemeliharaan fasilitas
Keselamatan.

B. Rincian Kegiatan
1. Keselamatan dan Keamanan.
a. Inventarisasi kelengkapan fasilitas Keselamatan dan Keamanan baik untuk
pasien maupun karyawan
b. Melengkapi peralatan dari fasilitas Keselamatan dan Keamanan baik untuk
pasien maupun karyawan
c. Melakukan pemeliharaan perlengkapan dari fasilitas Keselamatan dan
Keamanan
d. Melakukan inspeksi rutin satu bulan sekali
e. Melakukan ronde lingkungan
f. Merevisi pedoman atau panduan jika ada temuan pada saat inspeksi dan ronde
lingkungan
g. Melakukan perbaikan alat alat
h. Menyebarkan panduan penggunaan sarana dan prasarana keselamatan (APD,
APAR dll)
i. Pemasangan rambu atau sign
j. Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
k. Upaya keselamatan saat proses renovasi maupun konstruksi
l. Mapping area resiko keamanan di tiap unit maupun lantai
m. Penggunaan tanda pengenal untuk pengunjung rumah sakit Pengamanan area
parkir
2. Bahan Berbahaya dan Beracun
a. Identifikasi potensial bahaya
b. Menentukan dan membuat denah mengenai tempat –tempat yang banyak
terdapat bahan berbahaya dan beracun
6
c. Melakukan sosialisasi mengenai B3 kepada seluruh karyawan
d. Pelaporan dan investigasi tumpahan, paparan dan insiden B3 lain
e. Pemasangan label/simbol B3 ditempat penyimpanan/penggunaan APD
f. Pendidikan dan pelatihan B3 untuk staff (K3, Kesling, Perawat, Penunjang
Medis)
3. Proteksi Kebakaran
a. Fasilitas, sarana dan Prasarana Rumah Sakit
1) Evaluasi Monitoring Pemeliharaan APAR
2) Evaluasi Monitoring Pemeliharaan Hyndrant
3) Evaluasi Monitoring Uji Coba Hydrant
4) Evaluasi Monitoring Uji Coba Smoke Detector
5) Evaluasi Monitoring Jalur evakuasi
b. Fire Safety dan Evakuasi
1) Membuat tanda /sign K3 : Jalur evakuasi dan pemasangan sign jalur
evakuasi
2) Update Data Apar dan Hydrant
3) Simulasi Fire Safety dan Evakuasi di seluruh area
c. Simulasi Disaster Plan
1) Simulasi Disaster Plan (Code Red)
d. Pendidikan Staff
1) Sosialisasi K3, Fire Safety, Disaster plan kepada NEO (karyawan baru)
mengikuti jadwal HR.
2) Audit Kepatuhan Terkait MFK (Termasuk Kebakaran dan Evakuasi)
4. Penanganan Kedaruratan Bencana
a. Pencegahan Kedaruratan (Emergency Prevention)
b. Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness)
c. Tindakan Tanggapan Darurat (Emergency Response)
d. Pemulihan (Recovery)
5. Peralatan Medis
a. Pemeliharaan preventif
b. Pemeliharaan Korektif
c. Kalibrasi / verifikasi (pengujian)
6. Sistem Utilitas
a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.
7
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif & sitem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung
lainnya.
7. Konstruksi dan renovasi
a. Melakukan tinjauan atas lokasi yang akan dibangun
b. Pembuatan rencana anggaran belanja
c. Mengajukan usulan pembangunan atau renovasi (Proposal)
d. Permohonan persetujuan ke Direktur Rumah sakit dan Direktur PT (Membuat
analis terhadap pelayanan)
e. Mengerjakan proyek pembangunan dan renovasi
f. Pembersihan lokasi pembangunan atau proyek
g. Serah terima kepada user
8. Pelatihan
a. Melakukan pelatihan program MFK pada semua staf
b. Melakukan pelatihan pengelolaan B3 pada semua staf
c. Melakukan pelatihan proteksi kebakaran pada semua staf
d. Melakukan pealtihan terkait peralatan medis pada semua staf
e. Melakukan pelatihan terkait sistim utilitas pada semua staf
f. Melakukan pelatihan terkait peananganan dan kedaruratan bencana pada
semua staf
g. Melakukan pelatihan terkait program keselamatan mencakup vendor, pekerja
kontrak, relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan lainnya.
9. Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan
a. Tenant dapat menjaga fasilitas dan lingkungan agar tidak merugikan rumah
sakit.
b. Dapat mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun.
c. Dapat mengidentifikasi dan mengelola bahan/alat kerja yang menimbulkan
kebakaran.
d. Mengetahui potensial bencana yang dapat terdai di gedung rumah sakit.
10. Integrasi program K3 RS
a. Revitalisasi anggaran K3RS
b. Menyusun program kerja K3RS
c. Pemantauan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
d. Pengamanan Kebakaran (Fire Safety) dan Evakuasi
8
e. Kewaspadaan menghadapi Bencana (Disaster Plan)
f. Bahan Beracun Berbahaya (B3)
g. Pendidikan dan Sosialisasi K3
h. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
i. Keamanan Pasien, Pengunjung dan Petugas

9
BAB IV
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Keselamatan dan Keamanan
1. Inventarisasi kelengkapan keselamatan dan keamanan
a. Menentukan jenis-jenis perlengkapan Keselamatan dan Keamanan yang
dibutuhkan
b. Membuat daftar ketersediaan perlengkapan Keselamatan dan Keamanan
2. Melengkapi peralatan dari fasilitas Keselamatan dan Keamanan
a. Melakukan dan pembuatan analisa kebutuhan fasilitas Keselamatan dan
Keamanan
b. Mengajukan pengadaan kelengkapan fasilitas Keselamatan dan Keamanan
3. Melakukan pemeliharaan perlengkapan dari fasilitas Keselamatan dan
Keamanan
a. Membuat jadwal untuk pemeliharaan fasilitas Keselamatan dan Keamanan
b. Pemeliharaan fasilitas Keselamatan dan Keamanan dilakukan secara rutin
oleh Teknisi, Plumbing, Housekeeping
4. Melakukan Inspeksi Rutin Bulanan
a. Membuat jadwal untuk inspeksi fasilitas keselamatan dan keamanan
B. Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Identifikasi potensial bahaya
a. Untuk mengetahui potensial bahaya yang mungkin terjadi didalam proses
penanganan material harus dilakukan terlebih dahulu identifikasi potensial
bahaya dan menilai resiko kegiatan.
b. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas yang
berkompeten (petugas terkait, gudang, laboratorium, radiologi dan apotik).
c. Penentuan penanganan bahan/ material dilaksanakan secara manual atau
mekanis ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi.
2. Menentukan dan membuat denah mengenai tempat –tempat yang banyak
terdapat bahan berbahaya dan beracun
a. Melakukan mapping area dimana bahan berbahaya dan beracun di simpan

10
b. Meninjau kembali mapping tersebut setiap 3 bulan.
3. Melakukan sosialisasi mengenai B3 kepada seluruh karyawan
a. Melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan B3
b. Melakukan sosialisasi mengenai penggunaan Spill Kit.
4. Pelaporan dan investigasi tumpahan, paparan dan insiden B3 lain
a. Monitoring data tumpahan, paparan dan insiden B3 lain
5. Pemasangan label/simbol B3 ditempat penyimpanan/penggunaan APD
a. Pengadaan label/simbol B3
b. Pemantauan penggunaan label/simbol B3
c. Monitoring ketersediaan APD
6. Pendidikan dan pelatihan B3 untuk staff (K3, Kesling, Perawat, Penunjang
Medis)
a. Pelatihan dan simulasi penanganan tumpahan B3
C. Proteksi Kebakaran
1. Pemantauan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

a. Pemantauan fasilitas pengaman kebakaran seperti Hydrant, dan smoke


detector dilakukan oleh teknik non medis.

b. Pemantuan fasilitas pengamanan kebakaran yaitu APAR dilakukan oleh


security.

c. Dari hasil pemantauan tersebut dibuat laporan kerja dan tindakan evaluasi.

2. Fire Safety dan Evakuasi

a. Pengadaan simbol – simbol K3 seperti , penunjuk arah


Evakuasi, petunjuk penggunaan APAR - hydrant, tanda scotlite
dibawah APAR / Hydrant.

b. Melakukan simulasi Fire Safety dan evakuasi

c. Melakukan evaluasi untuk simulasi Fire Safety

3. Simulasi Disaster Plan

a. Melakukan simulasi disaster plan yang sudah ditetapkan.

b. Melakukan evaluasi mengenai hasil simulasi disaster plan tersebut.

4. Pendidikan Staff

11
a. Sosialisasi K3 Kebakaran untuk Karyawan baru

b. Sosialisasi K3 Kebakaran ke Unit - Unit dalam bentuk pemaparan materi


dan Audit Kepatuhan

D. Penanganan Kedaruratan Bencana


1. Pencegahan Kedaruratan (Emergency Prevention)

a. Melaksanakan proses manajemen resiko. Kegiatan ini meliputi analisis


resiko dan penilaian resiko
1) Analisis resiko merupakan proses mengidentifikasi kemungkinan
resiko kehilangan, kerusakan dan kecelakaan.
2) Penilaian resiko merupakan proses mengidentifikasi resiko yang ada
terhadap dokumen yang meliputi kegiatan seperti : evaluasi keamanan
dan pengawasan, survei menentukan letak, mengidentifikasi dan
merekomendasikan pengamanan dan pengawasan, melaksanakan
pengamanan dan pengawasan
b. Analisis dampak terhadap Rumah Sakit yang meliputi identifikasi proses
dampak fungsi-fungsi Rumah Sakit yang kritis dan menentukan maksimal
kehilangan dokumen yang dapat di toleransi
c. Rancangan pencegahan bencana merupakan pencegahan bencana yang
dilaksanakan untuk mencegah bencana, yang dilaksanakan untuk
meminimalisir kerugan akibat bencana
d. Membuat panduan disaster plan rumah sakit
2. Persiapan Kedaruratan (Emergency Preparedness)

a. Membentuk tim tanggap darurat, sebaiknya terdiri dari semua level yang
mewakili semua fungsi unit.
b. Melakukan pelatihan dan simulasi bencana yang mungkin terjadi di rumah
sakit kepada seluruh karyawan secara berkala
c. Menyebarkan panduan disaster plan rumah sakit ke seluruh unit rumah sakit

d. Melakukan pemantauan dan perekapan data insiden bencana yang terjadi di


rumah sakit secara berkala
e. Sosialisasi penanganan bencana melalui media maupun poster di rumah
sakit

3. Tindakan Tanggapan Darurat (Emergency Response)


12
a. Pengenalan terhadap bencana, dapat dilakukan dengan pendidikan dan
pelatihan guna mengenali dan menghindari bencana, serta tindakan apa
selanjutnya
b. Mempunyai daftar relasi dengan pihak penanggulangan bencana (Polisi,
TNI, Damkar, PMI, BNPB) terkait bencana yang sudah dideteksi maka
perlu segera melapor ke pihak terkait
c. Melaksanakan rencana yang sudah dibuat (simulasi), tim segera bertindak
untuk menghadapi bencana
d. Penilaian kerusakan, penilaian kerugian awal perlu segera disusun agar
dapat dilakukan pemulihan
e. Keamanan (Security), perlu memperketat pengamanan aset Rumah Sakit
agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
f. Contingency (kegiatan yang mungkin dapat dilakukan), rancangan keadaan
darurat meliputi contogency misalnya perlu dicarikan lokasi alternatif jika
lokasi semula tidak dapat memfungsikan Rumah Sakit

4. Pemulihan (Recovery)
a. Penilaian kerusakan, merupakan penilaian kerusakan awal yang dilanjutkan
dengan perkiraan kerusakan secara menyeluruh
b. Stabilisasi, misalnya : memindahkan dokumen, menyetabilkan lingkungan,
mematikan listrik, memperbaiki kerusakan, mencegah kerusakan lebih
lanjut
c. Penyelamatan (Salvage), harus dilakukan sesuai prosedur. Untuk
penyelamatan dokumen harus sesuai dengan tipe bencana dan media
dokumen
d. Perbaikan (Restorasi), tindakan perbaikan terhadap aset Rumah Sakit, baik
bangunan dan dokumen. Relokasi sementara jika lokasi awal tidak
memungkinkan untuk berjalannya kegiatan Rumah Sakit
e. Memulai kembali kegiatan, bila situasi kritis berlalu dan kondisi telah
stabil, maka kegiatan di Rumah Sakit perlu segera dijalankan.
E. Peralatan Medis
1. Pemeliharaan Preventif
Preventif maintenance, dilakukan oleh masing – masing petugas dengan jadwal
yang telah disusun untuk tiap- tiap alat medis, sesuai prosedur yang ditetapkan.

13
Untuk pemeliharaan rutin terhadap beberapa alat medis yang statusnya kontrak
service dengan pihak supplier, maka pemeliharaannya dilakukan oleh teknisi
pihak supplier tersebut.
2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif ( perbaikan ) dilakukan oleh masing – masing petugas
sesuai wilayah kerjanya berdasarkan adanya laporan kerusakan/gangguan alat
medis oleh pengguna / operator alat medis melalui form Work order. Kegiatan
pemeliharaan korektif /perbaikan tersebut dilakukan oleh petugas ( teknisi )
dengan berpedoman pada prosedur yang ada.
3. Kegiatan Kalibrasi
Kegiatan kalibrasi / verifikasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun,
dengan mengacu pada prosedur yang ada. Kalibrasi eksternal dilakukan oleh
pihak eksternal yaitu Perusahaan yang sudah tersertifikasi KAN (Komite
Akreditasi Nasional).
F. Sistem Utilitas
1. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Air
2. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Air (cadangan /
alternatif)
3. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Listrik
4. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Listrik (cadangan /
alternatif)
5. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan Sistem gas medis (Oksigen)
G. Konstruksi dan renovasi
1. Langkah 1. Meeting Koordinasi Proyek
2. Langkah 2. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
3. Langkah 3 Analisa Resiko
4. Langkah 4 Menentukan Jenis Pengendalian Resiko
5. Langkah 5 Menentukan penanggung jawab dan tanggal penyelesaian
pengendalian resiko
6. Langkah 6 Pengesahan PCRA
H. Pelatihan
1. Sosialisasi K3, Fire Safety, Disaster Plan, B3, sistim utilitas, dan peralatan
medis kepada karyawan, outsourching, dan tenant mengikuti jadwal dari HR
(Bagian diklat)
14
I. Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan
1. Audit kepatuhan tenant
2. Sosialisasi dan pelatihan terkait MFK
J. Integrasi program K3 RS
1. Pemantauan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
a. Pembuatan program monitoring facility dan risk assesment dibuat bersama-
sama oleh Tim K3RS dan tim Teknik non medis.
b. Pemantauan bangunan fisik yang dilakukan oleh bagian teknik non medis
dengan menggunakan check list.
c. Pemantauan fasilitas Rumah Sakit (air dan listrik) yang dilakukan oleh
bagian teknik non medis dan bagian sanitasi.
d. Pemantuan fasilitas pengamanan kebakaran yaitu APAR, hydrant dan
smoke detector
e. Dari hasil pemantauan tersebut dibuat laporan kerja dan tindakan evaluasi.
2. Pengamanan Kebakaran dan Evakuasi
a. Pengadaan simbol – simbol K3 seperti , penunjuk arah Evakuasi, petunjuk
penggunaan APAR - hydrant, tanda scotlite dibawah APAR / Hydrant atau
signase lain yang berhubungan dengan K3.
b. Melakukan simulasi Fire Safety dan evakuasi
c. Melakukan evaluasi untuk simulasi Fire Safety
3. Kewaspadaan menghadapi Bencana
a. Melakukan simulasi disaster plan yang sudah ditetapkan.
b. Melakukan evaluasi mengenai hasil simulasi disaster plan tersebut.

4. Bahan Beracun Berbahaya


a. Review Daftar Inventaris B3 yang ada di setiap unit.
b. Pelabelan pada setiap B3 yang ada di unit – unit beserta dengan MSDS nya.
c. Penyimpanan B3 sesuai dengan SPO yang ada.
5. Sistem Utiliti dan Peralatan Non Medis
a. Evaluasi Monitoring Sertifikasi, Kaliberasi, Pemeliharaan Peralatan Non
Medis
b. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan dan Pemeliharaan APAR, Hydrant dan
Smoke Detector
c. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Air
15
d. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Air
(cadangan/alternatif)
e. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Listrik
f. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan, Pemeliharaan Sistem Listrik
(cadangan/alternatif)
g. Evaluasi Monitoring Pemeriksaan Sistem gas medis (Oksigen)
6. Pendidikan dan Sosialisasi K3
a. Sosialisasi K3, Fire Safety, Disaster Plan kepada karyawan baru, mengikuti
jadwal dari HR (Bagian diklat)
7. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Berkoordinasi dengan pihak HRD dan PPI dalam perencanaan pemeriksaan
kesehatan karyawan.

16
BAB V
SASARAN

V. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah semua area
pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Rumah sakit Sasaran
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan adalah :
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan, Pasien dan Pengunjung Puskesmas
terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat
penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%

17
BAB VI
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N BULAN
KEGIATAN 1 1 1
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
1 Keselamatan dan Keamanan
 Inventarisasi kelengkapan
keselamatan dan keamanan
 Melengkapi peralatan dari fasilitas
Keselamatan dan Keamanan
 Melakukan pemeliharaan
perlengkapan dari fasilitas
Keselamatan dan Keamanan
 Melakukan Inspeksi Rutin Bulanan
2 Bahan Berbahaya dan Beracun

 Identifikasi potensial bahaya

 Menentukan dan membuat denah


yang banyak terdapat bahan
berbahaya dan beracun
 Melakukan sosialisasi mengenai B3

 Pelaporan dan investigasi tumpahan,


paparan dan insiden B3
 Pemasangan label/simbol B3

3 Proteksi Kebakaran

 Pemantauan Fasilitas, Sarana dan


Prasarana Rumah Sakit

 Fire Safety dan Evakuasi

 Pendidikan Staff

4 Penanganan Kedaruratan Bencana

18
 Pencegahan Kedaruratan (Emergency
Prevention)

 Persiapan Kedaruratan (Emergency


Preparedness)

 Tindakan Tanggapan Darurat


(Emergency Response)
 Pemulihan (Recovery)

5 Peralatan Medis

 Pemeliharaan Preventif

 Pemeliharaan Korektif

 Kegiatan Kalibrasi

6 Sistem Utilitas

 Monitoring Pemeriksaan,
Pemeliharaan Sistem Air
 Monitoring Pemeriksaan,
Pemeliharaan Sistem Air (cadangan /
alternatif)
 Monitoring Pemeriksaan,
Pemeliharaan Sistem Listrik
 Monitoring Pemeriksaan,
Pemeliharaan Sistem Listrik
(cadangan / alternatif)
 Monitoring Pemeriksaan Sistem gas
medis (Oksigen)

7 Konstruksi dan renovasi

 Meeting Koordinasi

 Identifikasi Bahaya dan Penilaian


Resiko
 Analisa Resiko

 Menentukan Jenis Pengendalian

19
 Menentukan penanggung jawab dan
tanggal penyelesaian pengendalian
resiko
 Pengesahan PCRA

8 Pelatihan

 Sosialisasi K3, Fire Safety, Disaster


Plan, B3, sistim utilitas, dan peralatan
medis kepada karyawan,
outsourching, dan tenant mengikuti
jadwal dari HR (Bagian diklat)

9 Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan

 Audit kepatuhan tenant

 Sosialisasi dan pelatihan terkait MFK

10 Integrasi program K3
 Pemantauan Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
 Pengamanan Kebakaran dan
Evakuasi
 Kewaspadaan menghadapi Bencana

 Bahan Beracun Berbahaya

 Sistem Utiliti dan Peralatan Non


Medis
 Pendidikan dan Sosialisasi K3

 Pemeriksaan Kesehatan Karyawan

20
BAB VII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

VII.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap
pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan .
B. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan (berupa
data hasil Tabulasi dan Analisa Data) minimal setahun 1 kali.
C. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan tabulasi dan analisa data
bersama seluruh tim MFK minimal setahun 1 kali.

21
BAB VIII
PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASIKEGIATAN

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASIKEGIATAN


A. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan tindaklanjut
program kegiatan MFK.
B. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama direksi minimalsatu
tahun 1 kali.

Serang 07 November 2022


Penyusun, Menyetujui,

Agus Purwanto, SKM, SH, MH Drg. Annie Trisusilo, MARS


Pokja MFK Direktur RSMBSD

22

Anda mungkin juga menyukai