Bab 2 Kaninus Impaksi: Universitas Sumatera Utara
Bab 2 Kaninus Impaksi: Universitas Sumatera Utara
KANINUS IMPAKSI
individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.
impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup
oleh tulang atau jaringan lunak atau kedua-duanya. Pengertian gigi impaksi telah
banyak difenisikan oleh para ahli. Menurut Grace, gigi impaksi adalah gigi yang
mempunyai waktu erupsi yang terlambat dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk
erupsi secara klinis dan radiografis.17 Menurut Londhe, gigi impaksi adalah keadaan
dimana terhambatnya erupsi gigi yang disebabkan karena terhambatnya jalan erupsi
gigi atau posisi ektopik dari gigi tersebut.18 Menurut Sid Kirchheimer, gigi impaksi
adalah gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh
Jalan erupsi yang salah dari gigi permanen, kemungkinan besar dapat
disebabkan oleh kegagalan resorpsi gigi desidui sehingga gigi desidui menjadi
persistensi. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan gigi permanen untuk bererupsi
etiologi yang paling sering didapati adalah persistensi gigi susu, lesi lokal patologis
A. Penyebab primer
B. Penyebab sekunder
o Gangguan endokrin
o Defisiensi vitamin D
normal dalam lengkung gigi biasanya disebabkan oleh karena disharmoni antara
ukuran mesio-distal gigi geligi dengan lebar lengkung rahang secara keseluruhan.
Bila hal ini yang terjadi gigi akan menyimpang dari posisi erupsi normal dan
dihubungkan dengan posisi benih gigi tersebut yang terletak jauh dalam maksila
sehingga harus menempuh jarak cukup jauh dan lebih rumit untuk mencapai posisi
berikut: 24
o Ankilosis
o Dilaserasi akar
o Odontoma
Lokasi yang jelas dari gigi kaninus impaksi sangat penting dalam menunjang
diagnosa dan rencana perawatan, sebab itu perlu diketahui klasifikasi dan beberapa
Klas I : Gigi berada di palatum dengan posisi horizontal, vertikal atau semi
vertikal.
Klas II : Gigi berada di bukal dengan posisi horizontal, vertikal atau semi vertikal.
Klas III : Gigi dengan posisi melintang berada diantara dua gigi dengan korona
berada di palatinal dan akar di bukal atau sebaliknya korona di bukal dan akar di
Klas IV : Gigi berada vertikal di prosesus alveolaris diantara gigi insisivus dua dan
premolar.
tetangganya.
Level B : Korona kaninus impaksi berada diantara garis servikal dan apikal dari
Level C : Korona kaninus impaksi berada dibawah apikal dari akar gigi
tetangganya.
mid-line dan dataran oklusal, posisi akar kaninus impaksi secara horizontal, panjang
kaninus impaksi secara vertikal dan posisi kaninus impaksi terhadap lebar akar
insisivus.3
(Gambar 2).
3 2 1
Grade 2 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari premolar satu.
Grade 3 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari premolar dua.
Grade 1 : Kaninus impaksi berada dibawah CEJ (Cemento Enamel Junction) dari
insisivus.
Grade 2 : Kaninus impaksi berada diatas CEJ, tetapi kurang dari setengah panjang
akar insisivus.
Grade 3 : Kaninus impaksi berada lebih dari setengah, tetapi belum sampai
(Gambar 5).
akar insisivus.
akar insisivus.
melewati mid-line dari posisi normal yang dapat dilihat dari radiografi. Keadaan ini
dilaporkan lebih banyak terjadi pada mandibula daripada maksila. Akan tetapi, hal ini
kaninus:
gigi anterior dengan korona dari gigi kaninus melewati mid-line (Gambar 6).
Tipe 3 : Kaninus erupsi ke mesial atau distal ke gigi kaninus yang berlawanan.
Tipe 4 : Kaninus impaksi hampir mendekati apeks dari gigi premolar atau molar dari
dahulu. Diagnosa yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan visual, palpasi dan
pemeriksaan radiografis. 17
A. Pemeriksaan visual
Pada pemeriksaan visual ini kaninus impaksi dapat diketahui pertama dari adanya
pergeseran insisivus kedua ke arah distal tanpa berubahnya garis mediana. Kedua
dilihat jika mahkota insisivus kedua terletak lebih labial maka kaninus dapat berada
sebelah bukal apeks insisivus kedua. Ketiga adanya penonjolan di palatal atau di
bukal pada regio kaninus dan dijumpai adanya persistensi kaninus desidui.17,28
Palpasi dilakukan pada bagian bukal dan lingual mukosa secara intraoral. Apabila ada
tersebut.12 Ericson dan Kurol melaporkan bahwa kaninus impaksi di bagian bukal dan
palatal sangat berhubungan dengan adanya resorpsi akar insisivus. Resorpsi akar
belum bisa dihubungkan dengan kaninus impaksi sebelum berumur 10 tahun karena
masih merupakan waktu erupsi gigi kaninus. Setelah 10 tahun, kontur tulang alveolar
merupakan prediksi yang baik dari posisi kaninus yang tidak erupsi sempurna,
C. Pemeriksaan Radiografis
Radiografi periapikal berguna untuk menentukan resorbsi akar dari gigi tetangga,
status periodontal dan kedekatan akar (Gambar 10). Untuk menentukan posisi
oklusal yang memberikan orientasi horizontal yang baik bagi gigi kaninus serta posisi
2. Film ekstraoral
impaksi, terutama hubungannya dengan struktur fasial lain (misalnya sinus maksila
b. Film panoramik merupakan radiografi yang paling umum dan sering digunakan
dalam pemeriksaan dan perawatan gigi geligi, dapat dijadikan acuan untuk
memprediksi kaninus impaksi yaitu lokasi mahkota kaninus dan sudutnya terhadap
midline.
4. Lebar mesio distal kaninus permanen yang akan erupsi. Hal ini penting untuk
perawatan yaitu: umur pasien, keadaan umum pasien dan kontra indikasi pengobatan
2.4 Akibat yang dapat terjadi bila kaninus impaksi tidak dirawat
Pada umumnya pasien tidak mengetahui adanya kaninus impaksi dan baru
diketahui pada saat melakukan pemeriksaan ke dokter gigi karena sangat sedikit
menimbulkan keluhan dan kerusakan seperti adanya rasa sakit neuralgia, migren
karena gigi impaksi tersebut menekan gigi tetangga sehingga tekanan tersebut
menyebabkan iritasi sampai dapat terjadi inflamasi, dalam jangka waktu yang lama
Akibat lain yang dapat terjadi bila gigi impaksi tidak dirawat yaitu
terdapatnya kista di sekeliling gigi, yang diketahui bila kista sudah sedemikian besar,
dapat menyebabkan trauma maka tulang rahang akan fraktur. Fraktur rahang ini juga
dapat disebabkan oleh abses yang tidak dirawat misalnya osteomielitis. Gigi impaksi