Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan pembelajaran pada bab ini peserta mampu menjelaskan konsep dasar
perhitungan analisa harga satuan.

1.1. MAKSUD DAN TUJUAN.


1.1.1. MAKSUD.
Bila suatu proyek akan dilaksanakan, maka sebagai proses akhir harus dibuat
Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan. Dalam membuat anggaran ini faktor
yang sangat penting adalah bagaimana menyusun harga satuan, melalui suatu
analisis, yang kita kenal sebagai Analisa harga satuan.
Penyusunan modul Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Jalan dimaksudkan
untuk menyamakan konsep dasar pembuatan Engineer’s Estimate (EE) bagi
unsur Perencana dengan konsep dasar pembuatan Owner’s Estimate (OE) bagi
unsur Pelaksana.

1.1.2. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan OE adalah untuk mendapatkan
perkiraan harga pekerjaan Jasa Pemborongan dalam arti :
a. Perkiraan harga tersebut menjamin pelaksanaan pekerjaan akan memenuhi
persyaratan spesifikasi dan secara teknis dapat dipertanggung-jawabkan ;
b. Perhitungan harga yang disusun dapat dipertanggungjawabkan.
c. Perhitungan harga tersebut merupakan alternatip terendah yang memenuhi
syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan butir 2 di atas ;
d. Perkiraan harga tersebut merupakan acuan dalam penentuan pemenang
lelang atau penentuan harga pemilihan langsung pengadaan jasa
pemborongan.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


1.2.1. APLIKASI PERHITUNGAN HARGA SATUAN SECARA LUAS.
Analisa Harga Satuan dalam hal penanganan jalan yang terkait dalam
Perhitungan Rencana Anggaran Belanja secara menyeluruh adalah meliputi
pekerjaan-pekerjaan :
 Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan Nasional, Propinsi dan Kabupaten
 Peningkatan Jalan Nasional, Propinsi dan Kabupaten.
 Pembangunan Jalan Nasional & Kabupaten.
Analisa Harga Satuan dapat digunakan untuk menghitung biaya pekerjaan
dengan katagori pekerjaan berat yang lingkup pekerjaan pada umumnya jalan-
jalan berkondisi rusak atau rusak berat sehingga penyelesaiannya harus
mencapai standar minimum yang sesuai untuk lalu-lintas yang diharapkan.
Pekerjaan berat dapat berupa pembangunan baru, peningkatan atau
rehabilitasi (penunjangan) dengan umur rencana 10 tahun.
a. Untuk Pembangunan Baru (PB) pada umumnya terdiri atas pekerjaan
untuk meningkatkan jalan tanah atau jalan setapak agar dapat dilalui
kendaraan roda 4. Karena kondisi jalan yang berat ini, biasanya
memerlukan biaya yang besar dengan pekerjaan tanah yang besar pula.
b. Untuk Pekerjaan Peningkatan (PK) dapat dikatakan sebagai
peningkatan standar pelayanan dari jalan yang sudah ada; baik dengan
membuat lapisan menjadi lebih halus, seperti pengaspalan terhadap jalan
yang belum diaspal atau penambahan Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled
Sheet) pada jalan yang menggunakan lapen; atau penambahan lapisan
struktural yang berarti untuk memperkuat perkerasannya; maupun
pelebaran lapisan perkerasan yang ada.
c. Untuk Pekerjaan Rehabilitasi (RE) diperlukan bila pekerjaan
pemeliharaan yang secara tetap harus dilaksanakan itu diabaikan, atau
pemeliharaan berkala (pelapisan ulang) terlalu lama ditunda sehingga
keadaan lapisan permukaan makin memburuk. Yang termasuk dalam
kategori ini ialah perbaikan terhadap kerusakan lapisan permukaan seperti
lubang dan kerusakan struktural seperti amblas, asalkan kerusakan tersebut
kurang dari 15-20% dari seluruh perkerasan yang biasanya berkaitan
dengan lapisan aus baru.

Pembangunan kembali secara keseluruhan biasanya diperlukan bila kerusakan


struktural sudah tersebar luas sebagai akibat dari diabaikannya pemeliharaan,
kekuatan disain yang tidak sesuai atau karena umur rencana sudah terlewati.
1.2.2. APLIKASI PERHITUNGAN HARGA SATUAN PENAKSIRAN BIAYA
PEKERJAAN PENYANGGA.
Analisa Harga Satuan digunakan juga untuk lingkup pekerjaan penyangga
meliputi :
a. Pekerjaan-pekerjaan tahunan dengan biaya rendah yang dimaksudkan
untuk membuat agar jalan tetap terbuka bagi lalu-lintas yang ada. Selain itu
juga untuk mencegah terjadinya kerusakan yang semakin parah bila
ternyata pekerjaan berat tidak sesuai pada saat ini karena rendahnya
tingkat lalu-lintas atau harus ditunda karena tidak cukupnya dana.
b. Pekerjaan penyangga mungkin sekali diperlukan pada bagian jalan yang
sebelumnya mendapat pemeliharaan rutin dan periodik yang tidak memadai
atau dibangun dengan standar konstruksi yang terlalu rendah. Pekerjaan ini
tidak perlu mencakup perkerasan sepanjang satu kilometer penuh penggal
jalan, juga tidak perlu mencakup sebagian besar dari seluruh panjang jalan.
c. Umumnya anggaran pekerjaan penyangga digunakan untuk membiayai
pekerjaan pada jalan berkondisi rusak atau rusak berat, tidak untuk
pekerjaan pada jalan berkondisi baik atau sedang.
d. Jumlah anggaran pekerjaan penyangga harus digunakan untuk tiap
kilometer sepanjang ruas jalan, dalam hal ini seluruh dana pekerjaan
penyangga tidak boleh digunakan penuh hanya untuk satu kilometer
tertentu saja.
e. Suatu proporsi tertentu dari anggaran harus disisihkan untuk pekerjaan
penyangga.
f. Pekerjaan ini tidak perlu dilaksanakan apabila tidak akan menghasilkan
penghematan yang berarti terhadap waktu perjalanan dan biaya operasi
kendaran.
Sebagai gambaran, cara pekerjaan penyangga mengatasi keadaan tertentu bisa
terdiri dari satu atau lebih di antara pekerjaan berikut :
 Perbaikan sementara untuk lubang dan tempat amblas dengan pengisian
agregrat batu pecah ke dalamnya. Cara ini perlu diperhatikan; batu
berukuran besar dalam agregat dapat mengakibatkan kerusakan areal
perkerasan bila tergilas oleh truk berat di atas. Bila hal ini terjadi, maka
alternatif lain misalnya stabilisasi dengan semen perlu dipertimbangkan.
 Penyiapan lapisan tahan segala cuaca untuk jalan tanah berlalu-lintas
ringan, untuk memperpendek perioda waktu tertutupnya jalan yang
bersangkutan.
 Stabilisasi dengan pasir pada bagian yang pendek dari jalan tanah.
 Peninggian pada bagian yang pendek dari jalan tanah.
 Penambahan parit pembuangan air untuk menjaga agar air jangan sampai
tergenang di bawah badan jalan.
 Pembuatan alur melintang pada bahu yang tinggi untuk mengalirkan air dari
permukaan jalan.
 Pembuatan gorong-gorong baru atau penggantian gorong-gorong yang
rusak atau tidak berfungsi untuk menjaga agar jalan tersebut dapat dilewati
kendaraan bermotor sepanjang tahun.
 Pembuatan jalan pendek memutar sementara pada bagian jalan tanah atau
kerikil yang tertutup apabila tanah di sekitarnya lebih tinggi.
 Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin lain yang belum ada alokasi
dananya.
Pada dasarnya pekerjaan penyangga bersifat sementara dan mungkin perlu
diulang dalam waktu kurang dari 12 bulan. Dalam beberapa kasus hasil
pengambilan kebijaksanaan untuk suatu masalah, tidak tepat bila ditinjau dari
segi teknis.
1.2.3. APLIKASI PERHITUNGAN HARGA SATUAN PENAKSIRAN BIAYA
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Dalam hal penanganan pekerjaan pemeliharaan, maka lingkup pekerjaan
pemeliharaan adalah sebagai berikut :
a. Umumnya jalan yang berkondisi baik atau sedang memerlukan pekerjaan
pemeliharaan. Perkerasan dengan tipe permukaan dan lebar yang memadai
dan berkondisi baik/sedang, hanya memerlukan pemeliharaan rutin secara
teratur.
b. Apabila permukaan jalan ASPAL masih dapat dilewati dengan kecepatan
dan kenyamanan yang memadai tetapi terlihat adanya tanda-tanda
kerusakan, seperti retak-retak atau tambalan (hasil pemeliharaan rutin),
maka mungkin akan tepat untuk melakukan pemeliharaan berkala dalam
bentuk pengaspalan ulang, baik pengaspalan tipis untuk ‘pencegahan' atau
overlay aspal untuk ‘perbaikan'.
c. Jalan KERIKIL yang dibangun dan dipelihara dengan baik harus dibentuk
ulang secara teratur. Frekuensi pembentukan ini tergantung dari volume
lalu-lintas. Secara berkala lapisan penutup ini harus dilengkapi dengan
pekerjaan pengkerikilan ulang dengan menggunakan agregat batu pecah
bergradasi baik. Pengkerikilan ulang harus dilakukan paling sedikit satu
kali dalam tiga tahun.
d. Mengingat cara pembuatannya, pembentukan ulang dengan alat tidak
mungkin dilakukan terhadap perkerasan TELFORD. Untuk mengatasi
masalah ini maka disarankan pelapisan dengan agregat batu pecah
bergradasi baik untuk perkerasan dengan kondisi sedang. Hal ini akan
memungkinkan dilakukannya pemeliharaan rutin yang teratur termasuk
pekerjaan pembentukan ulang dengan alat.
e. Banyak jalan-jalan yang selain berkondisi sedang dan layak untuk
pemeliharaan, juga memerlukan perbaikan drainase.

1.2.4. DEFINISI PEKERJAAN PEMELIHARAAN.


a. Pekerjaan pemeliharaan dilakukan pada jalan berkondisi baik dan sedang,
yang dipisahkan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin dan pekerjaan
pemeliharaan berkala.
b. Pekerjaan pemeliharaan rutin termasuk pekerjaan perbaikan kecil dan
pekerjaan rutin umum yang dilaksanakan pada jangka waktu yang teratur
dalam setahun, seperti penambalan lapis permukaan dan pemotongan
rumput.
c. Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi pekerjaan perbaikan dengan
frekuensi yang direncanakan dalam satu tahun atau lebih pada suatu lokasi,
seperti pengaspalan atau pelapisan ulang permukaan jalan beraspal dan
pengkerikilan ulang jalan kerikil, termasuk pekerjaan persiapan dan
pekerjaan perbaikan lain untuk mempertahankan agar jalan tetap
berkondisi baik. Apabila pekerjaan pengaspalan atau pelapisan ulang
dilakukan pada suatu segmen, maka seluruh pekerjaan pemeliharaan
termasuk pekerjaan drainase dinyatakan sebagai pekerjaan berkala.
1.2.5. APLIKASI PERHITUNGAN HARGA SATUAN PENAKSIRAN BIAYA
PEKERJAAN PERLENGKAPAN JALAN
Pekerjaan Perlengkapan Jalan sesuai dengan standar yang telah ditentukan
perhitungan biayanya meliputi pembuatan :
 Marka Jalan
 Pemberhentian Bis
 Kereb
 Trotoar
 Pengaman Tepi
 Separator
 Penerangan Jalan Umum
 Patok Petunjuk Arah
 Patok kilimeter.
Sedangkan perbaikan/pemeliharaan jembatan didasarkan kepada : Perhitungan
biaya jembatan berkondisi baik/sedang yang hanya memerlukan perbaikan
(pemeliharaan berkala) atau pemeliharaan rutin.

1.3. UNSUR-UNSUR PENTING PADA PELAKSANAAN PEMELIHARAN JALAN.

1.3.1. UNSUR YANG TERLIBAT DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN


PEMELIHARAAN JALAN.
Pemeliharaan jalan melibatkan pelaksanaan pemberapa unsur seperti di bawah
ini :
a. Evaluasi Geometrik Jalan dan segala unsur yang menyangkut road safety
meliputi bagian-bagian jalan, alinyemen horizontal dan vertikal penampang
melintang dan sebidang, perlengkapan jalan dan penempatan bangunan
perlengkapan jalan serta penerangan jalan umum.
b. Pemeliharaan drainase dan bangunan utilitas serta unsur-unsur yang
meyangkut pada tipe saluran, bentuk disain, dan bahan yang dipakai.
c. Pemeliharan Bangunan Pelengkap Jalan
d. Pemeliharaan jalan di atas tanah lunak
e. Pemeliharaan pemeliharaan perkerasan aspal
f. Pemeliharaan perkerasan beton
g. Pemeliharaan peralatan UPR. yang tersusun dalam kelompok masing-
masing meliputi peralatan kelompok drainase, peralatan kelompok
pekerjaan anah, peraltan kelompok perkerasan berbutir, kelompok
peralatan perkerasan aspal, dan kelopok peralatan lapis pengikat aspal
beton.

1.3.2. UNSUR YANG TERLIBAT DALAM PERHITUNGAN BIAYA


PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN.
Dari unsur pada 1.3.1. akan melibatkan komponen yang dapat dijadikan
patokan untuk perhitungan biaya. Komponen tersebut dijadikan sebagai dasar
perhitungan biaya yaitu :
a. Komponen bahan
b. Komponen kerja
c. Komponen peralatan
Dari ketiga komponen tersebut masih pula diperhitunkan yaitu :
a. Unsur Metode Kerja
b. Unsur Manajemen.

1.3.3. POLA PIKIR.

Pola pikir dalam pembuatan analisa harga satuan pekerjaan disajikan pada
gambar 1. berikut ini. (lampiran 1.)

1.3.4. DEFINISI ISTILAH.


Lokasi Pekerjaan ialah tempat dimana suatu pekerjaan dilaksanakan.
Estimasi Perencana ialah perkiraan biaya pekerjaan proyek yang dibuat
oleh Perencana atau Konsultan, yang dalam buku
ini selanjutnya disebut Engineer's Estimate (EE).
HPS / OE ialah perkiraan keseluruhan biaya proyek yang
dibuat oleh Panitia dan disahkan oleh Pinpro/Kepala
Kantor yang dapat merupakan peninjauan kembali
dari EE, yang dalam buku ini selanjutnya disebut
Owner's Estimate (OE).
Daftar Kuantitas dan Harga ialah suatu daftar rincian perhitungan pekerjaan
yang memuat volume, satuan, harga satuan, hasil
kali volume dengan harga satuan untuk masing-
masing jenis pekerjaan dan jumlah atas seluruh
hasil perkalian untuk mendapatkan total harga
pekerjaan.
Mata Pembayaran ialah jenis pekerjaan yang secara tegas dinyatakan
dalam dokumen lelang sebagai bagian dari
pekerjaan yang dilelang yang dapat dibayar oleh
Pemilik.
Harga Satuan Dasar ialah harga komponen dari mata pembayaran per
satu satuan tertentu, misalnya :
a. Upah tenaga kerja (per jam, hari, bulan)
b. Bahan/material (per m, m2, m3, kg, ton,
zak,dsb.)
c. Peralatan (per unit, per jam, per hari, dsb.).
Analisa Teknis ialah rincian perhitungan komponen tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu sesuai
dengan methode pelaksanaan dan spesifikasi teknis
tertentu.
Metode Kerja ialah suatu uraian mengenai tahapan, tata cara
kerja, tenaga, bahan dan peralatan yang akan
digunakan untuk memenuhi syarat-syarat
pelaksanan yang ditentukan dalam dokumen lelang
(Spesifikasi Umum).
UPCA Unit Processing Crushing Agregate (Unit
Pengolahan Agregat dengan alat Stone Crusher)

CIF Cost Insurance Freight (Biaya Asuransi dan


Pengapalan)
JMF Job Mix Formula (Pencampuran mengikuti sandar
spesifikasiteknis)
1.4. PERHITUNGAN SATUAN HARGA DASAR
1.4.1. UMUM.
Pokok perhitungan pembiayaan dari suatu pekerjaan dimulai dari harga satuan
dasar. Data harga satuan dasar yang digunakan dalam perhitungan analisa harga
satuan adalah sebagai berikut :

a. Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan


b. Harga kontrak untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pernah
dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenaikan harga
yang terjadi
c. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat
Statistik (BPS) dan media cetak lainnya
d. Daftar harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrik atau agen
tunggal
e. Daftar harga standar yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang baik
pusat maupun daerah
f. Data lain yang dapat digunakan dan dipertanggungjawabkan.

1.4.2. BAHAN
Sebagaimana yang telah dijelaskan di depan, bahan yang diperhitungkan ada 2
(dua) macam yaitu :
 Berupa bahan dasar (batu, pasir, dan lain-lain)
 Berupa bahan olahan (misal : agregat kasar dan halus)

a. Harga Satuan Bahan Dasar


Untuk bahan dasar, biasanya diberi keterangan sumber bahan tersebut
misalnya bahan diambil harga di quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain)
atau bahan diambil di pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi,
dan sebagainya).
Data Harga Satuan Bahan Dasar sesuai dengan kriteria point.

b. Harga Satuan Bahan Olahan


Bahan olahan biasanya diberi keterangan tempat bahan tersebut diolah
(di base camp, di UPCA terdekat)
Analisa perhitungan bahan olahan ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

c. Masukan (Input)
Masukan yang diperlukan untuk perhitungan bahan olahan antara lain :

a). Jarak Quarry (bila bahan dasar diambil dari quarry)


Jarak yang diperhitungkan sebagai jarak angkut adalah jarak
dari sumber bahan (quarry) ke lokasi dimana alat pemecah batu
berada.

b). Harga Satuan Bahan Dasar


Yaitu harga satuan dasar seperti batu kali, pasir berupa data
otentik yang tersedia

c). Harga Satuan Dasar Alat


Merupakan biaya sewa peralatan per satu satuan waktu yang
merupakan keluaran dari Analisa Harga Satuan Dasar Alat.

d). Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja


Yaitu harga satuan dasar tenaga kerja berupa data otentik yang
tersedia.

e). Kapasitas Alat


Merupakan kapasitas alat alat berat yang digunakan.

f). Faktor Efisiensi Produksi Alat


Yaitu faktor efisiensi kerja dari alat yang digunakan.

g). Faktor kehilangan material


Yaitu faktor toleransi untuk memperhitungkan material yang
terbuang pada saat pelaksanaan pekerjaan (tercecer, over-size,
dsb).
d. Proses

Perhitungan bahan olahan dilakukan meliputi :

 Biaya kerja alat dalam memproduksi bahan olahan yang


bersangkutan, berdasarkan waktu yang dibutuhkan alat tersebut
dan biaya sewa alatnya.
 Biaya kebutuhan bahan dasar (batu kali & pasir) yang diperlukan
 Perhitungan tenaga kerja yang diperlukan
 Biaya kerja alat dalam proses pencampuran (blending)

e. Keluaran (Output)
Proses perhitungan di atas akan menghasilkan Harga Satuan Dasar Bahan
untuk agregat kasar dan halus.
Harga satuan dasar bahan ini merupakan masukan (input) dalam proses
perhitungan analisa harga satuan.

1.4.3. ALAT

1). Masukan (imput)


Masukan yang diperlukan dalam perhitungan harga sewa alat (biaya sewa
alat per satuan waktu) antara lain :
a. Asumsi
Alat yang diperhitungkan merupakan alat baru.
Biaya pemeliharaan alat baru adalah minimum.
b. Jenis Alat
Jenis Alat yang dimaksud antara lain misalnya Wheel Loader, Track
Loader, Asphalt Mixing Plant, dan sebagainya.
c. Kapasitas Alat
Kapasitas alat yang dimaksud misalnya kapasitas bucket Wheel Loader
1,30 M3, AMP 50 Ton/Jam, dan sebagainya.
d. Umur Ekonomis Alat
Umur Ekonomis (Economic Life Years) Alat dalam tahun yang lamanya
tergantung dari tingkat penggunaan dan standar dari pabrik
pembuatnya.
e. Jam Kerja Alat per Tahun
Adalah jumlah jam kerja alat dalam satu tahun.
f. Harga Pokok Alat
Adalah harga pembelian alat setempat.
Bila pengadaan alat tidak melalui dealer, yang dimaksud harga setempat
adalah harga dari CIF ditambah handling cost (biaya masuk, biaya
incliring sewa gudang, ongkos angkut, dll) sampai ke gudang pembeli.
Bila membeli setempat artinya lewat dealer/agen adalah harga sampai ke
gudang pembeli.
g. Nilai Sisa Alat
Nilai sisa (salvage value) yaitu nilai/harga dari peralatan yang
bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir.
Biasanya nilai ini diambil 10 % dari initial cost (harga pokok alat
setempat).
h. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
Merupakan tingkat suku bunga bank untuk investasi yang berlaku pada
tahun pembelian alat yang bersangkutan.
i. Tenaga Mesin
Merupakan kapasitas/daya mesin penggerak dalam horse-power (HP).
j. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja di dalam biaya operasi biasanya dibedakan antara upah
untuk operator/driver dan upah pembantu operator.
k. Harga Satuan Dasar Bahan
Harga Satuan Dasar Bahan di dalam biaya operasi berupa bahan bakar
dan minyak pelumas.
Acuan resmi yang digunakan sebagai pertimbangan antara lain :
Lampiran Keputusan Menteri PU No. 167/KPTS/1991
Tentang Harga Pokok Alat di Lingkungan Dep. PU.
2). Proses
Harga Satuan Dasar Alat terdiri dari :

o Biaya Kepemilikan (Owning Costs)


o Biaya Operasi & Pemeliharaan (Operating & Maintenance Costs).

3). Keluaran
Keluaran harga satuan dasar alat adalah Harga Satuan Dasar Alat yang
meliputi biaya pasti, biaya operasi & pemeliharaan dan biaya operatornya.

Keluaran Harga Satuan Dasar Alat ini selanjutnya merupakan masukan


(input) untuk proses analisa harga satuan pekerjaan.

1.4.4. TENAGA KERJA


a. Standar Orang Hari (Standard Man Day)
Yang dimaksud dengan pekerja standar di sini adalah pekerja terampil
yang biasa mengerjakan satu macam pekerjaan seperti pekerja galian,
pekerja pengaspalan, pekerja pasangan batu, pekerja las dan lain
sebagainya.
Dalam sistem pengupahan digunakan satu satuan upah berupa orang hari
standar (Standard Man Day) yang disingkat dengan HO atau MD, yaitu
sama dengan upah pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1
jam istirahat).

b. Standar Orang Jam (Standard Man Hour)

Di dalam standar hari orang yang dimaksud satu hari kerja adalah 8 jam
terdiri dari 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat.
Apabila perhitungan upah dinyatakan dengan orang jam, maka jam
orang dihitung sebagai berikut :

upah orang hari


Upah jam orang = ------------------------
7 jam kerja
c. Resume
Resume yang diperoleh berupa Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja.
Data harga satuan dasar tenaga kerja yang digunakan dalam
perhitungan analisa harga satuan adalah sebagai berikut :
 Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan
 Harga kontrak untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pernah
dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenaikan harga
yang terjadi
 Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro
Pusat Statistik (BPS) dan media cetak lainnya
 Daftar harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrik atau agen
tunggal
 Daftar harga standar yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang
baik pusat maupun daerah
 Data lain yang dapat digunakan.

1.4.5. BIAYA UMUM KEUNTUNGAN.


a. Biaya Umum ( Overhead )
Biaya umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung
terwujudnya pekerjaan (proyek) yang bersangkutan.
Biaya ini antara lain meliputi :
 Biaya gaji pegawai di kantor pusat
 Biaya gaji pegawai lapangan
 Biaya bank (Bunga Bank, Jaminan Bank, dll)
 Biaya tender
 Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
 Biaya travel, entertainment
 Biaya kantor, listrik, telepon, dll
 Penyusutan peralatan penunjang
 Biaya Asuransi.
Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan prosentase dari biaya
langsung yang besarnya tergantung dari lamanya waktu pelaksanaan
pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang berlaku, dan lain sebagainya.

b. Keuntungan ( Profit )
Keuntungan ini sudah termasuk biaya resiko pekerjaan.

c. Resume
Berupa Biaya Umum dan Keuntungan sebesar maksimum 10%.

1.5. KONSEP DASAR PADA PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN.


1.5.1. UMUM
Secara umum, pola pikir dalam menentukan harga satuan suatu jenis pekerjaan
meliputi 3 hal penting yaitu berupa MASUKAN (input), PROSES (process) dan
KELUARAN (output) seperti yang disajikan dalam gambar 1-1.
Harga satuan setiap mata pembayaran yang merupakan keluaran (output)
diperoleh melalui proses perhitungan dari masukan-masukan (input). Dalam hal
ini, masukan yang dimaksud antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan,
alat, upah tenaga kerja serta biaya umum & laba (overhead & profit).
Berdasarkan masukan tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan
koefisien bahan, upah tenaga kerja dan peralatan setelah terlebih dahulu
menentukan asumsi-asumsi dan faktor-faktor serta prosedur kerjanya. Jumlah
dari seluruh hasil perkalian koefisien tersebut dengan harga satuan dasar
ditambah dengan biaya umum & laba akan menghasilkan harga satuan setiap
mata pembayaran.

Selanjutnya Harga Satuan Setiap Mata Pembayaran dikalikan dengan Volume


Pekerjaan menghasilkan Harga Pekerjaan Setiap Mata Pembayaran. Adapun
jumlah Harga Pekerjaan Seluruh Mata Pembayaran yang ditambah dengan PPN
10 % merupakan Perkiraan (Estimasi) Biaya Proyek (EE/OE).

1.5.2. BAHAN
Bahan yang dimaksud adalah bahan/material yang memenuhi
ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam dokumen kontrak : Spesifikasi, baik
mengenai jenis, kuantitas maupun komposisinya bila merupakan suatu produk
campuran.
Perhitungan dilakukan berdasarkan :
a. Faktor kembang dan faktor kehilangan bahan
b. Kuantitas (diperoleh dari JMF berdasarkan Spesifikasi Teknis)
c. Harga Satuan Dasar Bahan
Perhitungan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan kuantitas komponen
bahan dalam satuannya masing-masing, misalnya aspal dalam kg, semen dalam
kg atau zak, dan sebagainya untuk memperoleh satu satuan produk/hasil
pekerjaan yang bersangkutan.
Apabila di dalam dokumen lelang tidak dicantumkan volume kebutuhan bahan
untuk setiap mata pembayaran maka penyusun harus mengadakan perhitungan
bahan mengacu kepada spesifikasi dalam dokumen lelang dan methode kerja
yang dipergunakan.
Apabila kebutuhan kuantitas bahan untuk setiap mata pembayaran dicantumkan
dalam dokumen lelang yang bertujuan untuk memudahkan evaluasi maka
penyusun harus mempergunakan kuantitas tersebut sebagai dasar perhitungan.

a. FAKTOR KEMBANG-SUSUT DAN FAKTOR KEHILANGAN


Menentukan beberapa faktor seperti faktor kembang-susut
material/bahan (lampiran 1) dan faktor kehilangan material.

b. KUANTITAS (Berdasarkan ketentuan/syarat Spesifikasi)


Untuk mata pembayaran yang mempunyai produk terdiri atas beberapa
macam bahan/material seperti Asphalt Treated Base (ATB), Hot Rolled
Sheet (HRS), Asphalt Concrete (AC) dan lain-lain, komposisi campuran
bahan-bahan tersebut harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam
Spesifkasi Teknis.
Kuantitas bahan adalah volume setiap jenis bahan dalam satuannya
masing-masing (zak, kg, dsb.) yang diperlukan dalam suatu mata
pembayaran dengan memperhatikan satuan produk mata pembayaran
yang bersangkutan, misalkan ATB dalam satuan M3, HRS dan AC dalam
satuan M2, dan lain-lain.
c. HARGA SATUAN DASAR BAHAN
Bahan yang dimaksud dapat berupa :
- Bahan Dasar seperti semen, aspal, baja tulangan, pasir, dan lain-
lain,
- Bahan Olahan seperti agregat beton aspal dan beton semen.
Bahan dasar biasanya diperhitungkan dari sumber bahan (quarry), tetapi
dapat pula diterima di Base Camp/Gudang setelah memperhitungkan
ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya.
Sedangkan bahan olahan merupakan hasil produksi sendiri di plant atau
beli dari produsen di luar proyek.
Masukan/input bahan/material yang dibutuhkan dalam proses perhitungan
harga satuan suatu jenis pekerjaan adalah harga satuan dasar
bahan/material, yaitu harga komponen bahan/material per satu satuan
tertentu yang diperlukan dalam mata pembayaran pekerjaan tersebut.
Satuan bahan/material tersebut misalnya m', m², m3, kg, ton, zak, dan
sebagainya.

1.5.3. ALAT
Perhitungan komponen alat pada umumnya berdasarkan :
- Jenis
- Kapasitas
- Faktor Efisiensi Produksi
- Waktu siklus kerja (Cycle Time)
- Hasil Produksi / Satuan Waktu
- Kuantitas Jam Kerja
- Harga Satuan Dasar Alat
Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan kuantitas jam kerja suatu jenis alat
yaitu waktu yang dibutuhkan oleh alat tersebut untuk menghasilkan satu satuan
produk mata pembayaran yang bersangkutan.

a JENIS
Jenis alat yang diperlukan dalam suatu mata pembayaran disesuaikan dengan
ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknis, misalnya dalam mata
pembayaran Hot Rolled Sheet dalam spesifikasi diharuskan menggunakan
Tandem Roller untuk penggilasan awal & akhir (breakdown & finishing rolling)
dan Pneumatic Tyre Roller untuk penggilasan antara (intermediate rolling).

b. KAPASITAS
Kapasitas alat yang akan digunakan harus sesuai dengan besarnya pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi (bila
ada), sebagai misal dalam mata pembayaran HRS untuk penggilasan awal
diperlukan Tandem Roller dengan kapasitas 6-8 ton dan untuk penggilasan
antara diperlukan Pneumatic Tyre Roller kapasitas 8-10 ton.
Untuk alat utama seperti Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher,
kapasitasnya tergantung dari volume dan lamanya waktu yang diperlukan untuk
pekerjaan yang berhubungan dengan alat tersebut. Contoh perhitungan kapasitas
alat-alat utama ini dapat dilihat dalam Panduan Analisa Harga Satuan Bagan II
yaitu Contoh Keluaran.

c. FAKTOR EFISIENSI PRODUKSI


Menentukan beberapa faktor seperti :
- Ev = Faktor konversi material (Lampiran 1)
- Ea = Faktor efisiensi kerja alat (Lampiran 2)
- Eb = Faktor bucket untuk Shovel & Loader (Lampiran 3)
- Eb = Faktor bucket untuk Excavator (Lampiran 4)
- Ep = Faktor posisi untuk Excavator (Lampiran 5)
- Es = Faktor sudu untuk Bulldozer (Lampiran 6)

d. WAKTU SIKLUS KERJA (Cycle Time)


Produksi peralatan dihitung berdasarkan volume per siklus waktu dan
jumlah siklus dalam satu jam yang akan di bahas dengan contoh-
contoh pada bab lain

e. HASIL PRODUKSI / SATUAN WAKTU


Hasil produksi alat diukur dalam satuan produk per jam. Dalam
menaksir produksi (out put) peralatan perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
- Kinerja peralatan yang diberikan oleh pabrik
- Faktor efisiensi, operator, kondisi lapangan, material.

f. KUANTITAS JAM KERJA


Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya
pemakaian alat dalam mengerjakan satu satuan produk suatu mata
pembayaran.

g. HARGA SATUAN DASAR ALAT


Harga satuan dasar alat yang diperlukan dalam proses perhitungan analisa
harga satuan pekerjaan yaitu berupa keluaran dari analisa alat yang
meliputi biaya pasti serta biaya operasi dan pemeliharaan.

1.5.4. TENAGA KERJA


Perhitungan upah tenaga kerja adalah berdasarkan :
 Kualifikasi
 Jumlah
 Kuantitas Jam Kerja
 Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja

a. KUALIFIKASI
Ada beberapa kualifikasi tenaga kerja yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan suatu jenis mata pembayaran pekerjaan, antara lain
mandor, pekerja, tukang, sopir, operator dan lain-lain.

b. JUMLAH
Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai faktor utama dalam proses
produksi (misalnya pembesian, galian yang menggunakan tenaga
manusia, pasangan batu bata, plesteran dan lain sebagainya) dihitung
dengan cara di taksir.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai pendukung peralatan
dihitung atas dasar produktifitas peralatan yang paling menentukan dibagi
dengan jumlah dan klasifikasi tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan
uraian metode kerja.
Sebagai panduan dan cara terbaik untuk menaksir jumlah/produktifitas
tenaga kerja dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
- Produktifitas sebelumnya untuk pekerjaan yang memiliki sifat
serupa
- Berdasarkan hasil uji coba di daerah masing-masing.

c. KUANTITAS JAM KERJA


Kuantitas jam kerja adalah angka yang menunjukkan lamanya pemakaian
tenaga kerja dalam mengerjakan satu satuan produk suatu mata
pembayaran.

d. HARGA SATUAN DASAR TENAGA KERJA


Harga satuan dasar tenaga kerja yang diperlukan dalam proses
perhitungan analisa harga satuan pekerjaan yaitu berupa resume Harga
Satuan Dasar Tenaga Kerja yang dibutuhkan dalam mata pembayaran
pekerjaan tersebut berdasarkan data otentik yang tersedia.

1.5.5. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN


Setelah biaya langsung suatu jenis mata pembayaran didapatkan, yaitu
merupakan jumlah total harga tenaga, bahan, dan alat, perlu diperhitungkan
adanya biaya umum dan keuntungan yang berupa prosentase dari biaya langsung
tersebut.

Biaya Umum dan Keuntungan diambil maksimum 15 %.

1.5.6. ESTIMASI BIAYA


a. Harga Satuan Setiap Mata Pembayaran
Harga Satuan setiap mata pembayaran adalah harga suatu jenis
pekerjaan tertentu per satuan tertentu berdasarkan rincian methode
pelaksanaan, yang memuat jenis, kuantitas dan harga satuan dasar dari
komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang diperlukan dan di
dalamnya sudah termasuk biaya umum dan keuntungan.
b. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan untuk setiap mata pembayaran disesuaikan dengan
kebutuhan per proyek yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga (BOQ/Bill Of Quantities).

d. Harga Pekerjaan Setiap Mata Pembayaran


Harga pekerjaan setiap mata pembayaran akan tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill Of Quantities) yang merupakan hasil
perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan setiap mata
pembayaran.

e. Harga Total Seluruh Mata Pembayaran


Harga total seluruh mata pembayaran merupakan jumlah dari seluruh
hasil perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan masing-masing
mata pembayaran.

f. PPN
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) besarnya adalah 10 persen dari Harga
Total Seluruh Mata Pembayaran.
BAB II
PROSES KONSTRUKSI

Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah : Setelah selesai mempelajari modul ini
diharapkan peserta mampu menentukan batasan-batasan pelaksanaan pemeliharaan
jalan dan menentukan asumsi-asumsi untuk menghitung harga satuan setiap jenis
pekerjaan jalan dan jembatan.

2.1. MENENTUKAN BATASAN - BATASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan pemeliharaan jalan, adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan dan


diselesaikan dalam rangka tetap berfungsinya jalan seperti direncanakan yang
hasilnya akan digunakan oleh seluruh masyarakat guna meningkatkan
perekonomian. Namun dalam pelaksanaannya kendala-kendala sering terjadi,
pada saat pembangunan maupun pemeliharaan. Batasan-batasan tersebut
meliputi :

2.1.1. BATASAN LAPANGAN.


Kendala-kendala yang berkaitan dengan batasan lapangan dapat dijelaskan
sebagai berikut

a TOPOGRAFI/PERMUKAAN LOKASI PEKERJAAN.


Topografi menggambarkan corak permukaan bumi yang beraneka ragam
bentuk akan mempengaruhi kelandaian jalan, jarak pandang, penampang
melintang/memanjang dan sebagainya. Keadaan ini akan mempengaruhi
pergerakan alat berat (manauver) pada pendakian atau penurunan. Dalam
penyelesaian pekerjaan akan menambah biaya untuk anggaran pembelian
bahan bakar, sehingga merupakan pemborosa.

b. GEOLOGI.
Geologi berkaitan dengan struktur tanah, dengan karakteristikm yang
berbeda akan mempengaruhi daya dukung tanah. Sifat-sifat daya dukung
tanah yang tidak memenuhi syarat spesifikasi harus dibongkar dan dibuang
kemudian diganti dengan tanah yang memenuhi syarat sehingga menaikan
harga satuan urugan tanah.

c. DAYA DUKUNG TANAH


Daya dukung tanah sebagai dasar badan jalan, secara spesifik tidak dapat
dapat diwujudkan dalam suatu pengujian, tetapi merupakan gabungan dari
beberapa pengujian sifat-sifat tanah seperti :
 Susunan butiran (gradasi)
 Batas cair dan indeks plastisitas
 Klasifikasi tanah.
 Berat isi kering lapangan untuk mendapatkan nilai kepadatan lapangan
dengan membandingkan terhadap berat isi kering maksimum laboratorium.
 CBR laboratorium.

d. SUMBER DAYA ALAM.


Sumber daya alam menyediakan seperti :
 Tanah untuk timbunan badan jalan
 Batu gunung, batu kali, batu kerikil, yang akan diolah sebagai bahan
pokok untuk lapis pondasi agregat, lapisan beton aspal, dan campuran
beton semen.
 Pasir, untuk campuran beton aspal, beton semen, maupun adukan untuk
pasangan batu.
Semua bahan ini merupakan komponen material untuk Analisa Harga
Satuan.

e. TATA GUNA RUANG


Tata guna ruang atau wilayah permukiman yang berintegrasi dengan proyek
jalan yang sedang dikerjakan harus memperhatikan dampak sosial warga
seperti memilih base camp, membangun unit-unit produksi, transportasi
bahan dan lain-lain.
Pemilihan lokasi tersebut secara ekonomi berdampak pada biaya-biaya proyek
yang harus dipertimbangkan dalam menganalisa harga satuan pekerjaan.
f. DAMPAK LINGKUNGAN
Dampak lingkungan yang terjadi dalam pembangunan suatu proyek jalan
membawa efek negatif baik kepada kondisi sosial budaya, kondisi
permukiman, kondisi flora dan fauna, kondisi udara, kondisi pemanfaat umum
dll. Oleh karena itu :
 Hindari eksplorasi quary yang berlebihan karena akan merusak lingkungan
dan biaya tinggi yang tidak diperlukan.
 Menghindari dampak lingkung seperti kebisingan deru mesin-mesin
peralatan berat selama pelaksanaan konstruksi
 Menambah biaya konstruksi dengan menambah peralatan yang dapat
mengurangi dampak debu dan mesin pemecah batu dan instalasi mesin
pencampur aspal.

2.1.2. BATASAN RUANG LINGKUP


Jenis-jenis program penanganan jalan di Indonesia meliputi :
 Pembangunan jalan baru
 Peningkatan jalan yang telah ada
 Pemeliharaan berkala
 Pemeliharaan rutin
Pada pembelajaran ini akan dibatasi hanya untuk pemeliharaan.

a. DESAIN JALAN.
Desain atau Perencanaan Jalan menyediakan dokumen kontrak yang
digunakan untuk :
 Menentukan jenis dan volume pekerjaan
 Menghitung harga satuan pekerjaan
 Menghitung harga tiap pekerjaan
 Menetapkan biaya konstruksi
Dua diantara dokumen kontrak yang disediakan sangat mempengaruhi
perhitunganharga satuan tiap pekerjaan adalah :
 Gambar rencana
 Spesifikasi umum/teknis.
b. QUANTITY.
Quantity adalah hasil perhitungan permulaan mengenai volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Satuan yang digunakan untuk menghitung volume
suatu pekerjaan telah ditetapkan pada spesifikasi sbb :
1. Luas : meter persegi
2. Panjang : meter panjang, kilometer
3. Isi : meter kubik atau liter
4. Berat : kg atau ton
5. Lumpsum : kemajuan-kemajuan atau bulan
6. Satuan lainnya : jam, buah, titik pengujian.

c. PAGU BIAYA.
Pagu biaya dihitung berdasarkan komulatif harga pekerjaan dari hasil
perkalian kuantitas dan harga satuan semua pekerjaan yang dikontrakkan.

d. KUANTITAS PEKERJAAN.
Untuk dapat memberikan gambaran secara jelas berkaitan dengan kuantitas
pekerjaan dibawah ini ditampilkan beberapa jenis pekerjaan utama yang
dianggap sebagai contoh dalam cara meng ”Analisa Harga Satuan”
pekerjaan.

No. Mata Perkiraan


Jenis Pekerjaan Satuan
Pembayaran Kuantitas
2.2. Pasangan batu dengan mortar M3 1.995.00
3.1.(1) Galian biasa M3 8.020.00
3.2.(1) Urugan biasa M3 5.750.00
5.1.(1) Lapis pondasi agregat kelas A Lt 8.700.00
6.1.(1) Lapis resap pengikat Lt 15.200.00
6.1.(2) Lapis Perekat Lt 113.500.00
6.3.(4) Laston (AC – Surface Course) M2 210.265.00
6.3.(5) Asphalt Treated Base (AC Base) M3 4.702.00
7.1.(1) Beton Struktur M3 85.00
7.2. Baja Tulangan kg 8.795.00
2.1.3. BATASAN WAKTU
a. ALOKASI WAKTU
Batasan waktu adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan yang dilaksanakan dalam proyek. Informasi yang
diperlukan untuk menentukan jumlah waktu antara lain :
 Jenis-jenis pekerjaan
 Jumlah peralatan yang tersedia
 Kebutuhan material
 Tenaga yang tersedia
 Biaya yang tersedia
Namun demikian, sering dijumpai bahwa jumlah waktu untuk menyelesaikan
sudah ditetapkan oleh suatu kebijakan sehingga perlu menghitung sumber
daya alat, tenaga dan bahan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada
dalam proyek.

Derajad
No Jenis Batasan Satuan Jumlah Maximal
Kebebasan
1 Biaya Rp.1.000 800 20
2 Alat-Dump Truck Unit 100 20
- Dozer Unit 10 2
3 Personil – Mandor Org/bln 1.200 200
- Operator Org/bln 5.000 200
- Sopir Org/bln 10.000 200
4 Material – Semen Zak 10.000 300
- Pasir M3 2.000 100
- Besi Beton kg 3.000 100
5 Waktu hari 200 10
b. MENENTUKAN JUMLAH HARI
Alokasi waku adalah jangka waktu penyelesaian tiap-tiap kegiatan pekerjaan
dengan menentukan terlebih dahulu :
 Volume kegiatan.
 Jenis dan jumlah alat untuk kegiatan yang bersangkutan serta
kapasitasnya.
 Jumlah personil.
Setelah variabel ini ditentukan maka tahap berikutnya adalah menghitung
jumlah hari untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.

CONTOH MENGHITUNG JUMLAH HARI


Kegiatan :
Clearing di daerah rawa sepanjang 50 meter dengan volume lumpur yang
harus dibuang sebanyak 3000 m3

a). JENIS ALAT & KAPASITAS


- Swamp Dozer (2000 m3/hari) : 1 unit
- Excavator (150 m3/hari) : 3 unit
- Dump Truck (50m3/hari) : 20 unit
b). PERSONIL
- Mandor : 1 orang
- Operator : 4 orang
- Supir : 20 orang
c). JUMLAH HARI
C1 : Sub kegiatan

3000m3
Swamp Dozer :  1,5 hari
1x 2000m3
3000m3
Excavator :  7 hari ( Kritis/terlau lama)
3 x150m3
3000m3
Dump Truck :  3 hari
20 x50m3
C2. Kesimpulan
Perlu ada peningkatan jam kerja Excavator sehingga waktu kegiatan 3
hari dapat dicapai dan tidak terjadi idle time untuk Dump Truck

c. WAKTU PELAKSANAN KONSTRUKSI

Azas untuk penjadwalan waktu untuk melaksanakan semua pekerjaan yang


dilakasanakan dalam suatu proyek jalan antara lain:
a. Inventarisasi semua kegiatan/pekerjaan yang terdapat di dalam proyek
b. Logika ketergantungan antara suatu kegiatan/pekerjaan dengan yang
lainnya.
Dengan mengetahui kedua hal tersebut, kemudian dihitung kapan waktu
untuk memulai suatu kegiatan/pekerjaan yang dapat digambarkan dalam
bentuk diagram “ S Curve”. Bentuk-bentuk lain yang menggambarkan skala
waktu terhadap kegiatan adalah “BAR CHART” atau “GRAFIK” atau
“NETWORK PLANNING”

d. FAKTOR CUACA
Faktor cuaca seperti hujan tidak diperhitungkan secara langsung untuk
menentukan jumlah hari pelaksanaan konstruksi, tetapi bagaimana
memanfaatkan waktu yang tersedia (secara sumber daya yang ada) secara
efektif dan produktif.

Misalnya bagaimana mengumpulkan batu dari quarry sungai selama musim


kering sehingga bila tiba musim hujan/banjir, persediaan batu(boulder)
mencukupi untuk produksi mesin pemecah batu.
Tujuannya adalah untuk tetap mempertahankan tingkat produksi dari mesin
pemecah batu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

e. TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1). PRA PELAKSANAAN


Kegiatan yang harus dilaksanakan pada tahap ini, meliputi:
 Penyediaan basecamp dan fasilitas kontraktor dan Direksi Teknik
 Penyediaan peralatan termasuk peralatan laboratorium serta
mendirikan Stone Crusher dan AMP
 Penyediaan tenaga kerja
 Penentuan sumber-sumber material tanah, batuan/agregat dan pasir
 Menguji material dan menyiapkan job mix formula campuran aspal,
campuran beton, campuran agregat dan tanah
 Melakukan pengukuran dan pematokan
 persiapan lokasi (pembersihan dan pembongkaran)
 Survey lokasi perkerasan jalan, gorong-gorong, pasangan batu
(rekayasa lapangan) dengan mortar dan sebagainya.

TAHAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


2). KEGIATAN KONSTRUKSI
Pada tahap ini sudah harus memulai melaksanakan kegiatan konstruksi
utama meliputi:
 Drainase
 Galian tanah/Timbunan tanah
 Lapis pondasi Agregat atau
 Lapis pondasi Tanah Semen
 Lapis Pemukaan Jalan
 Pekerjaan Struktur
 Perlengkapan Jalan

Kegiatan-kegiatan mempunyai batasan waktu untuk menyelesaikannya


yang harus dianalisis berdasarkan sumber daya yang harus dissediakan
di lokasi

3). DRAINASE

Fungsi Drainase adalah untuk mengalirkan air baik melalui samping atau
memotong badan jalan agar badan jalan tetap kering .
(1). Saluran samping terdiri dari:
- Selokan tidak diperkeras (galian)
- Selokan diperkeras (pasangan batu dengan mortar)
(2). Saluran melintang badan jalan terdiri dari:
- Gorong-gorong kotak batu plat beton
- Gorong-gorong pipa beton bertulang
- Gorong-gorong kotak beton bertulang

(a) Galian Tanah

(1). Galian tanah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perencanaan


geometrik jalan yang melewati lokasi perbukitan atau gunung.
(2). Peralatan yang diperlukan antara lain:
- Bulldozer
- Excavator
- Wheel Loader
- Dump Truck

(b) Timbunan Tanah

(1). Timbunan tanah diperlukan karena antara lain:


- Kebutuhan geometrik jalan
- Kemungkinan terjadinya banjir
- Kemungkinan tanah asli adalah tanah berawa

(2). Peralatan yang diperlukan antara lain:


- Bulldozer
- Motor grader
- Vibrator roller
- Padfoot roller
- Water tanker

(c) Lapis Pondasi Agregat

Lapis pondasi agregat umumnya terdiri dari kelas A dan kelas B,


memiliki perbedaan pada gradasi CBR dan Indeks Plastis (PI).
Untuk mendapatkan gradasi yang memuaskan, maka harus diproses
melalui mesin pemecah batu (Stone Crusher).

Peralatan yang diperlukan untuk memproses agregat dari quarry


sampai menjadi lapisan perkerasan antara lain sebagai berikut:
- Bulldozer
- Excavator
- Loader
- Dump Truck
- Stone Crusher
- Box Spreader
- Motor Grader
- Mesin pemadat (statis atau penggetar)
- Water Tangker

(d) Lapisan Pondasi Semen Tanah

Pilihan lapis pondasi semen tanah didasarkan pada kesulitan untuk


mendapatkan material agregat.
Tanah yang dipilih untuk dicampur dengan semen antara lain:
- Partikel batu harus <75 mm
- Lolos saringan no. 200 < 50 %
- Bebas bahan organik

Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi semen


tanah secara umum sama dengan pekerjaan timbunan tanah
ditambah alat pencampur semen dan tanah baik langsung di
lapangan atau instalasi mesin pencampur (plant)

(e) Campuran Beton Aspal

Campuran Beton Aspal yang diproses melalui instalasi mesin


pencampur secara umum digunakan sebagai:
- Lapis pondasi (AC-Base) atau HRS-Base)
- Lapis pengikat (AC-binder Course)
- Lapis aus (AC-wearing course atau HRS-wearing course)

Peralatan yang digunakan untuk memproses campuran beton aspal


adalah:
- Instalasi Mesin Pencampur (Asphalt Mixing Plant)
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Asphalt Paver
- Asphalt Sprayer
- Tandem Roller
- Pneumatic Tire Roller

(f) Campuran Beton Semen

Campuran beton semen adalah campuran antara agregat sebagai


komponen utama dan semen sebagai bahan pengikat. Campuran
beton semen digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan antara lain:
- Lapisan perkerasan kaku
- Jembatan
- Gorong-gorong
- Tembok penahan
- Bangunan struktur lainnya

Peralatan yang umumnya digunakan antara lain:


- Mixer (skala kecil)
- Batching Plant (skala besar)
- Akitator
- Penggelar
- Dump Truck
(g) Perlengkapan Jalan

Perlengkapan jalan merupakan bagian dari pekerjaan konstruksi


karena merupakan sarana petunjuk, peringatan dan pengmanan
bagi pemakai jalan, mencakup antara lain:
- Marka jalan
- Patok kilometer dan pengarah
- Rambu-rambu jalan
- Rel pengaman
- Trotoar
Dari perlengkapan jalan ini, terkecuali yang dapat langsung dibeli
sebagian juga dapat dianalisa harga satuannya.

(h) Pasca Konstruksi

Pasca konstrksi adalah massa pemeliharaan dalam kurun waktu


antara serah terima sementara dan serah terima akhir.
Pada masa pemeliharaan jalan dinyatakan operasional dan
kontraktor wajib merawat jalan sehingga tingkat layanan jalan tetap
terjamin.
Oleh sebab itu dalam menganalisa harga satuan tiap pekerjaan
harus memperhatikan sinergi dari komponen pekerjaan dengan
harga yang dipertanggungjawabkan (layak) sehingga dalam massa
pemeliharaan dapat mengurangi kerusakan yang terjadi sebagai
akibat dari pengingkatan lalu lintas dan rendahnya mutu karena
harga yang murah

2.1.4. BATASAN LEGALITAS

PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan batasan legalitas dalam pembelajaran “Analisa
Harga Satuan” adalah semua ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk
menganalisa harga satuan.
Dasar perhitungan ini juga mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk
menghindari kerugian yang akan timbul karena kekurangan informasi
akan faktor-faktor tersebut.

SPESIFIKASI
Spesifikasi berisi himpunan semua persyaratan teknik setiap bagian
pekerjaan dalam cakupan kontrak.
Tujuannya adalah:
1. Pedoman bagi peserta lelang dalam mengajukan penawaran
2. Pedoman bagi kontraktor pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan
3. pedoman bagi Direksi dalam mengawasi dan memberikan pengarahan
terhadap semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor

Material
Bagi seorang analis harga satuan harus mengetahui semua pengujian
yang harus dilakukan untuk setiap jenis kegiatan/pekerjaan.
Dengan mengetahui jumlah pengujian akan mempermudah penentuan
besaran yang turut mempengaruhi faktor koefisien material yang
membentuk pekerjaan tersebut.

Pelakasanaan
Ada target mutu yang harus dicapai oleh tiap pekerjaan memerlukan
metoda pelakasanaan yang tepat, khususnya dalam menentukan jenis
dan kapasitas dalam jumlah yang memadai dari alat yang pilih.
Disamping target mutu yang memenuhi syarat, juga target waktu dan
kuantitas dapat dipenuhi, turut mempengaruhi harga satuan suatu
pekerjaan yang dianalisa.

Gambar Rencana
Analisa Harga Satuan harus didasarkan pada Gambar Rencana yang
didalamnya mengandung:
- Lingkup pekerjaan konstruksi
- Jenis pekerjaan yang harus dihitung kuantitasnya
- Mutu yang disyaratkan pada setiap pekerjaan
- Keperluan waktu yang harus dihitung untuk menyelesaikan kuantitas
pekerjaan yang dihitung
- Keperluan peralatan untuk mengerjakan pekerjaan konstruksi

Gambar Kerja
Gambar Kerja adalah gambar detail dari gambar rencana sebagai
pedoman untuk pekerja di lapangan.
Gambar kerja sudah merupakan penyesuain kembali dengan
kondisilapangan dan merupakan gambar awal untuk dimasukan gambar
konstruksi terlaksana atau As Built Drawing.
As Built Drawing harus dimasukan dalam koefisien komponen pejkerjaan
yang terkait.

Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan
konstruksi jalan dan jembatan adalah:
- Restribusi lahan dan bahan
- Peraturan-peraturan peledakan
Peraturan Pemerintah terdiri dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pusat dan Peraturan Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah
Restribusi lahan dan Bahan
Restribusi merupakan pajak langsung yang diatur oleh Peraturan Daerah
(PERDA), seperti pengambilan pasir, sirtu, dan batu dar quarry.
Beberapa peraturan dan Undang-undang yang mengatur restribusi lahan
dan bahan antara lain:
- UU no. 12 tahun 1957
- UU no. 11 tahun 1967
- PP no. 32 tahun 1969
- PP no. 27 tahun 1980
- Kep Men Dalam Negeri no. 974.545 1504
Peraturan-peraturan peledakan
Peledakan biasanya digunakan untuk batuan yang membentuk gunung
atau bukit, memerlukan perhatian khusus dalam penggunaan bahan
peledak (dinamit) abtara lain:
- Pengadaannya dari pabrik yang mendapat izin dari pihak berwajib
- Pengangkutan harus menggunakan kendaraan khusus yang dikawal
- Penyimpanan harus dalam gudang khusus (beton) dengan memisahkan
detonator dan bahan mesin peledak
- Penentuan jarak lubang ledakan harus sesuai syarat peledakan
- Pekerja harus pada jarak aman pada saat peledakan
- Jumlah pemasangan dan penggunaan bahan peledak harus dilaporakn
ke pihak berwajib
- Gudang penyimpanan harus diberi alat penangkal petir

2.2. MENENTUKAN ASUMSI-ASUMSI

Pengantar

Topik ini menjelaskan tentang asumsi-asumsi yang harus digunakan sebagai masukan
seperti jarak angkut, jenis alat, kapasitas alat, produktifitas alat dan lain-lain. Guna
melengkapi perhitungan biaya sehingga analisa harga satuan tiap pekerjaan dapat
menjamin kelangsungan kegiatan/pekerjaan di lapangan. Didalam membuat asumsi-
asumsi 3 hal yang berkaitan dengan penentuan asumsi-asumsi adalah :
 Metode perhitungan Biaya Pelaksanaan
 Penanganan dan Pengangkutan Material
 Penentuan Peralatan.

2.2.1. METODE PERHITUNGAN BIAYA PELAKSANAAN

a. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Selain mengadakan pemeriksaan lapangan (survey), diperlukan pengumpulan
data untuk mendukung perhitungan harga satuan dan biaya pelaksanaan
pekerjaan, seperti antara lain:
1. Peralatan yang tersedia
2. Harga bahan bakar, pelumas dan lain-lain
3. Harga bahan bangungan setempat
4. Ketersediaan tenaga kerja
5. Kondisi jalan kerja dan jembatan yang akan dilewati
6. Peraturan-peraturan setempat
7. Faktor ingkungan sosial masyarakat dan alam
8. Dan sebagainya

b. VOLUME PEKERJAAN
BILL OF QUANTITIES

Istilah Bill of Quantities adalah berupa daftar semua kegiatan pelaksanaan


pekerjaan secara lengkap dengan volume dan satuan-satuan, harga satuan jenis
pekerjaan dan sub total serta total harga. Jadi sudah merupakan rekapitulasi
perhitungan secara keseluruhan.

Telah dijelaskan pada topik (1) terdahulu bahwa volume pekerjaan diperoleh dari
perhitungan dan gambar rencana dari hasil survey dan pengukuran di lapangan
serta memperhitungkan semua faktor yang mungkin ikut mempengaruhi.

c. PENENTUAN CARA PELEKSANAAN


Beberapa patokan yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan yang
menguntungkan antara lain:
1. Semudah mungkin
2. Mendatangkan keuntungan yang dipandang dari segala segi
3. Menyesuaikan peralatan yang ada untuk digunakan semaksimal mungkin
4. Cara pelaksanaan dipilih dengan mempertimbangkan kondisi lapangan
dan cuaca
5. Cara pelaksanaan yang dipilih merupakan pilihan yang paling
menguntungkan
d. PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN

Perhitungan biaya-biaya pelaksanaan pekerjaan, didasarkan pada


perhitungan-perhitungan pokok atas hal-hal sebagai berikut:
1. Biaya utama (Prime cost)
2. Biaya tambahan (overhead)
3. Biaya persiapan (establishment cost)
4. Biaya untuk pajak

e. BIAYA PENGADAAN PERALATAN DAN MATERIAL

Sering dijumpai beberapa istilah biaya lelang pengadaan peralatan maupun


material. Antara lain sebagai berikut:
1. Harga Freight on Board atau FOB
Adalah harga barang yang dibeli dari negara lain yang merupakan harga
barang di pabrik pemuatnya ditambah biaya pengangkutan, biaya
pemuatan dan pembongkaran yang ditanggung olehnya hanya sampai
datas kapal
2. Harga Cost, Insurance and Freight
Atau CIF adalah harga yang sama dengan FOB ditambah biaya “sampai
pelabuhan tujuan dari pembeli “lunas” ditanggung oleh pabrik pembuat
barang tersebut atau oleh perusahaan penjual.

2.2.2. PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN MATERIAL.

a. KONFIRMASI MATERIAL QUARRY

Pengertian material quarry adalah material yang berasal dari alam yang dapat
diperoleh dengan cara menambang menggunakan peralatan mekanis.
Matrerial hasil penambangan dapat digunakan langsung sebagai material
konstruksi seperti tanah setelah lolos pengujian mutu di laboratorium. Material
hasil penambang yang memerllukan proses yang lebih lanjut adalah bantuan
kali atau batuan gunung.
(1) Tanah

Tanah harus diasumsikan sebagai pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan.


Galian tanah harus mencakup galian konstruksi dan galian sebagai borrow
material dalam perhitungan harga satuan dikelompokan kedalam material untuk
timbunan.
Timbunan tanah mencakup pengadaan, pengangkutan,
penghamparan/pengurugan dan pemadatan.

(2) Batuan

Disebut batuan karena masih berbentuk alami dan setelah diproses baik secara
manual atau mekanikal akan kembali bentuk dalam ukuran yang dikehendalki
dapat digolongkan kedalaam 3 kelompok utama yaitu:

1. Agregat halus
2. Agregt kasar
3. Batu belah

(3) Penanganan Borrow Material – Tanah

Data-data yang diperlukan, jika sudah dipastikan bahwa material tanahnya


telah memenuhi syarat spesifikasi melalui pengujian di laboratorium antara lain:
- Tetumbuhnya seperti kerapatan pohon, diameter pohon, struktur akar
kekerasan kayu, jenis pepohonan dan lain-lain
- Struktur tanahnya (keadaan lapisan)
- Curah hujan
- Keadaan topografi lapangan pekerjaan
- Kecukupan deposit (volume)

(4) Penanganan Batuan Sungai

Umumnya batuan sungai beukuran maksimal adalah berbentuk berangkal.


Penempatan Stone Crusher pada lokasi quarry sangat tergantung pada:
- Meluapnya hujan pada musim hujan
- Deposit material diatas jumlah yang dibutuhkan
- Jarak angkut agregat ke base camp atau langsung ke lapangan
- Prasarana jalan yang tersedia cukup atau harus membangun jalan kerja
- Cukup lahan untuk mendirikan mesin stone crusher dan penimbunan
material

(5) Penanganan Batuan Gunung

Batuan gunung umumnya padat dan masif sehingga sebelum dipecah dengan
mesin stone crusher terlebih dahulu harus membongkar batuan tersebut
dengan cara antara lain:
a. Jack Hammer
Peralatan ini dipasangkan pada Excavator untuk memecah batu tersebut
b. Peldakan
Peledakan sangat tergantung pada kondisi lingkungan terutama lokasi
pemukiman atau hutan lindung

(6) Transportasi

Kecepatan kerja pekerjaan sangat ditentukan dari kemampuan pergerakan


transportasi, sehingga para analis harga satuan perlu melakukan pemeriksaan
mengenai hal-hal antara lain :
1. Tujuan akhir transportasi peralatan dan bahan
2. Keadaan dan kemampuan jalan
3. Keadaan dan kemampuan jembatan
4. Hal-hal lain yang dipergunakan untuk transportasi bahan dan alat

(7) Faktor Konvensi material


Dalam penanganan dan pengangkutan mterial hasil penambangan alam harus
memperhatikan faktor konversi material dalam 3 kondisi yang berbeda yaitu:
a. Kondisi semula atau alamiah
b. Kondisi kendur atau lepas
c. Kondisi padat atau mampat
Faktor konversi diperlukan bagi seorang estimator karena volume yang
diperhitngkan adalah (liat tabel bawah)

No. Jenis Material Kondisi Alamiah Kondisi Kondisi


Lepas Padat
1 Pasir 1.00 1.11 0.95
2 Tanah liat berpasir 1.00 1.25 0.90
3 Tanah liat 1.00 1.25 0.90
4 Tanah campur kerikil 1.00 1.18 1.08
5 Kerikil 1.00 1.13 1.03
6 Kerikil kasar 1.00 1.42 1.29
7 Pecahan cadas/lunak 1.00 1.65 1.22
8 Pecahan granit/keras 1.00 1.70 1.31
9 Pecahan batu 1.00 1.75 1.40
10 Batuan hasil peledakan 1.00 1.80 1.30

2.2.3. PENENTUAN PERALATAN.

a. Pemilihan Alat
Pemilihan dan perencanaan peralatan harus dilaksanakan pada hal-hal antara
lain :
1. Jenis peralatan yang sesuai dengan jenis pekerjaan (kapasitas dan jumlah)
2. Spesifikasi teknis dan kapasitas masing-masing dalam kaitannya dengan
- Pelayanan antara satu peralatan dengan peralatan lainnya
- Volume dan jadwal waktu pelaksamaan pekerjaan
3. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan
4. Pemeliharaan alat yang mudah dan pengelolaan sederhana

b. Cara pengadaan
(1) Sewa
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Adakah perusahaan sewa
b. Ketersediaan alat yang akan disewa
c. Bagaimana kondisi sewanya
Keuntungan :
- Tidak pelu penyediaan modal investasi
- Biaya peralatan terbatas pada jumlah yang diperlukan
- Tidak perlu biaya moblisasi dan demobilisasi
- Tidak perlu pengendalian biaya operasi
Kerugian :
- Kondisi alat belum tentu baik
- Ketersediaan alat sesuai jadwal tidak terjamin
- Tidak menguasai teknologi alat, bila system sewa adalah jasa alat
- Mahal untuk proyek berjangka panjang
- Tidak dapat menguasai operasi alat sepenuhnya
- Penambahan harga tergantung pihak lain
- Harus selalu memperhatikan produktivitas alat

(2) Investasi
Investasi dapat dilakukan untuk peralatan baru maupun bekas
Keuntungan :
- Kondisi alat terkontrol
- Kesiapan alat terjamin
- Mengikuti perkembangan teknologi alat
- Kelanjutan pekerjaan terjamin, terutama untuk pekerjaan
jangka panjang
- Dapat menguasai teknologi alat
- Biaya alat tidak tergantung pada pihak lain

Kerugian
- Sulit mendapatkan operator dan mekanik terampil
- Harus mempunyai sarana pemeliharaan
- Kemungkinan idle time (nganggur)
- Mahal untuk pemakaian jangka pendek
- Perlu perhatian pengendalian biaya operasi dan perbaikan
(3) Sewa Beli/Leasing

Keuntungan :
- Tidak perlu menyediakan modal besar sekaligus
- Pada akhir masa leasing alat dapat dimiliki atau dijual
Kerugian :
- Kemungkinan idle time (nganggur) akibat tidak ada pekerjaan.

b. Biaya Peralatan

Yang dimaksud dengan biaya peralatan adalah sebagai berikut:


a. Biaya kepemilikan alat
- Biaya penyusutan
- Bunga modal
- Biaya asuransi
b. Biaya operasi
- Bahan bakar dan pelumas
- Biaya perbaikan
- Biaya suku cadang
- Upah operator dan pembantu

c. Biaya Kepemilikan

(1) Biaya Penyusutan


Untuk menghitung depresiasi atau penyusutan peralatan karena
pemakaian dan usia, dikenal 3 cara yaitu:
1. Straight line method : depresiasi dihitung sama tiap tahun.
2. Declining method/sum of the year method: depresiasi
dihitung menurun dibagi terhadap jumlah tahun.
3. Double Declining Balanced Method: depresiasi dihitung
dengan presentase terhadap nilai sisa (nilai buku)
(2) Bunga Modal

- Lama pinjaman 2 tahun


- Bunga pinjaman 18 % /tahun
Bunga modal dihitung dengan menggunakan rumus:

Lama pinjaman (th) x bunga/th x harga Alat


Umur Ekonomis Alat (jam)

2 x0.18 xRp.300.000.000
 Rp.21.600, / jam
5.000

(3) Biaya Asuransi


Biaya asuransi menggunakan rumus pendekatan sebagai berikut:

Premi asuransi per satuan waktu


Perkiraan penggunaan mesin per satuan

Biaya asuransi menjadi :


1% xRp.300.000.000
 Rp.1.500, / jam
2.000
Total
Total biaya kepemilikan merupakan biaya-biaya yang terdiri dari:

Biaya penyusutan + Bunga Modal + Biaya Asuransi

Dengan demikian Biaya Kepemilikan menjadi:


Rp. 60.000 + Rp. 21.600 + Rp. 1.500 + Rp. 83.100,- / jam

Berarti selama 5 tahun seolah-olah menerima biaya kepemilikan Rp.


83.100,- perjam kalau alat dioperasikan secara penuh, sehingga
uang yang dibelanjakan pasti akan kembali.
d. Biaya Operasi

Selama bahan bkar, bahan pelumas terdiri dari pelumas untuk mesin
transmisi, final drive, hidrolis ditambah gemuk (grease) dan filter.
Biaya perbaikan dihitung dengan rumus pendekatan :

Faktor Perbaikan (=1) X harga Alat


Umur Ekonomis (jam)

Upah operator dan pembantu dihitung berdasarkan upah minimum regional.


Biaya operasi dihitung persatuan waktu (jam) di balf.

Kelompok Peralatan Utama

Untuk memudahkan hitungan atau analisa harga satuan pekerjaan untuk


proyek peningkatan maupun pemeliharaan berkalla jalan, maka peralatan
utama dibagi dalam kelompok utama yaitu:
a. Pembukaan dan pembentukan badan jalan
b. Produksi agregat
c. Produksi semen tanah
d. Produksi Beton Aspal
e. Pemancangan dan Beton Semen
BAB III
PERHITUNGAN KOMPONEN KONSTRUKSI

Tujuan Umum :
Setelah selesai mempelajari Bab III peserta diharapkan mampu menentukan
komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan yang digunakan untuk menganalisa
harga satuan suatu pekerjaan komstrksi .

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan bidang jalan dan jembatan baik pekerjaan pembuatan jalan baru,
peningkatan, rehabilitasi, maupun pemeliharaan adalah 2 unsur utama yaitu Spesifikasi
sebagai acuan dalam rangka pencapaian tujuan, dan unsur lain yang meliputi tenaga
kerja, material dan alat. Masih dibutuhkan unsur utama lain dalam pencapaian
pekerjaan sehingga terlaksana secara efisien dan efektif yaitu metode kerja dan
manajemen.

 Unsur TENAGA KERJA


Perlu adanya perhitungan, koefesien tim tenaga kerja yang optimal untuk
mendukung produktivitas.
 Unsur PERALATAN
Perlu adanya analisa perhitungan, asumsi-asumsi standar pendukung komponen
peralatan yang serasi dengan metode yang tepat menjurus ke arah efisiensi
 Unsur MATERIAL
Perlu adanya perhitungan asumsi bahan material yang efektif, kemudian akan
didatangkan dari suplier atau akan memproduksi sendiri, sesuai dgn standar
spesifikasi.
 Unsur METODE KERJA
Dengan metoda kerja yang terencana,akan terlihat akan dibawa kemana pola
pikir perencana untuk mendapatkan program yang efisien.
 Unsur MANAJEMEN
Dengan manajemen yang, akan timbul kerugian dan banyak hambatan-
hambatan yang menyebabkan proyek akan berjalan tersendat-sendat.
3.1.1. KOMPONEN TENAGA KERJA.

Komponen tenaga kerja menjelaskan tentang produktivitas dan jumlah setiap


kualifikasi tenaga kerja untuk dapat menghasilkan setiap satuan pekerjaan yang
dianalisis harga satuannya.

A. PRODUKSI TENAGA KERJA

a. KLASIFIKASI TENAGA KERJA


Kebutuhan tenaga kerja sebagai salah satu komponen harga satuan suatu
jenis mata pembayaran pekerjaan, diklasifikasikan sebagai berikut :
 Pekerja
 Tukang
 Mandor
 Operator
 Mekanik

b. PRODUKTIFIKASI TENAGA KERJA


Produktifikasi atau jumlah tenaga kerja yang digunakan sebagai faktor
utama dalam proses produksi seperti galian tanah dan lain-lain dihitung
dengan cara menaksir.
Sebagai panduan dan cara terbaik untuk menaksir produktifitas tenaga
kerja, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
1). Produktifikasi sebelumnya untuk pekerjaan yang sama
2). Berdasarkan hasil uji coba di daerah masing-masing

c. KUANTITAS JAM KERJA (Tk)


Kuantitas jam kerja didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan
lamanya pemakaian tenaga kerja dalam mengerjakan satu satuan produk
suatu mata pembayaran.
Jam kerja efektif per hari (Tk) adalah 7 jam ditambah 1 jam istirahat
sehingga menjadi 8 jam kerja normal per hari.
d. PERHITUNGAN PASANGAN BATU MANUAL
 Bahan yang diperlukan :
 Batu diameter maksimum : 15 cm
 Adukan (1 semen : 3 pasir)
 Produksi per satu hari : 4.000 m3 (Qt)
 Kebutuhan tenaga
 Pekerja (P) = 10 orang atau 70 jam
 Tukang Batu (Tb) = 2 orang atau 14 jam
 Mandor (M) = 1 orang atau 7 jam
 Tenaga yang diperlukan per m3
 Pekerja : (Tk x P) / Qt = 17,5 jam
 Tukang Batu : (Tk x Tb) / Qt = 3,5 jam
 Mandor : (Tk x M) / Qt = 1,75 jam

e. PERHITUNMGAN PASANGAN BATU MEKANIKAL

 Bahan yang diperlukan :


 Batu diameter maksimum : 15 cm
 Adukan (1 semen : 3 pasir)
 Produksi Concrete Mixer (Qt)
 per jam = 2,49 m3
 satu hari : 17,43 m3
 Kebutuhan tenaga
 Pekerja (P) = 21 orang atau 147 jam
 Tukang Batu (Tb) = 6 orang atau 42 jam
 Mandor (M) = 1 orang atau 7 jam
 Tenaga yang diperlukan per m3
 Pekerja : (Tk x P) / Qt = 8,44 jam
 Tukang Batu : (Tk x Tb) / Qt = 2,41 jam
 Mandor : (Tk x M) / Qt = 0,40 jam

f. GALIAN TANAH BIASA MANUAL


 Produksi per hari : 200 m3 (Qt)
 Kebutuhan tenaga
 Pekerja (P) = 20 orang atau 140 jam
 Mandor (M) = 1 orang atau 7 jam
 Tenaga yang diperlukan per m3
 Pekerja : (Tk x P) / Qt = 0,70 jam
 Mandor : (Tk x M) / Qt = 0,035 jam

g. GALIAN PADAS MANUAL


 Produksi per hari : 200 m3 (Qt)
 Kebutuhan tenaga
 Pekerja (P) = 30 orang atau 210 jam
 Mandor (M) = 1 orang atau 7 jam
 Tenaga yang diperlukan per m3
 Pekerja : (Tk x P) / Qt = 1,05 jam
 Mandor : (Tk x M) / Qt = 0,035 jam

h. TIMBUNAN TANAH BIASA MANUAL


 Produksi per hari : 200 m3 (Qt)
 Kebutuhan tenaga
 Pekerja (P) = 7 orang atau 49 jam
 Mandor (M) = 1 orang atau 7 jam
 Tenaga yang diperlukan per m3
 Pekerja : (Tk x P) / Qt = 0,245 jam
 Mandor : (Tk x M) / Qt = 0,035 jam

B. HARGA SATUAN DASAR UPAH


Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja adalah satuan nilai upah terendah yang
diterima oleh pekerja pada wilayah tertentu dalam satu propinsi untuk
setiap kualifikasi tenaga kerja.
Satuan nilai upah pekerja harus berkaitan dengan Uah Minimum Regional
(UMR) dimana pekerjaan konstruksi dilaksanakan.
a. HARI ORANG STANDAR
Yang dimaksud dengan pekerja standar adalah pekerja terampil yang dapat
mengerjakan satu macam pekerjaan seperti pekerja galian, pekerja
pengaspalan dan lain-lain.
Dalam sistem pengupahan digunakan satu satuan upah berupa orang hari
standar (Standard Man Day) yang disingkat HD atau MD, yaitu sama
dengan upah pekerjaan dalam satu hari kerja (8 jam bekerja termasuk 1
jan istirahat)

b. JAM ORANG STANDAR


Standar Hari Orang menetapkan satu hari kerja adalah 8 jam terdiri dari 7
jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat.
Apabila perhitungan upah dinyatakan dengan jam orang, maka jam orang
maka jam orang dihitung sebagai berikut :

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Upah orang hari


Upah Jam Orang =
7 am kerja

c. PERHITUNGAN HARGA DASAR UPAH


Data harga satuan dasar tenaga kerja yang digunakan dalam perhitungan
Analisa Harga Satuan adalah sebagai berikut :
1). Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan
2). Harga kontrak pekerjaan sejenis setempat yang pernah dilaksanakan
dengan mempertimbangkan faktor inflasi
3). Harga satuan yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik
4). Data upah lokal yang dikeluarkan Sub Dinas Cipta Karya.
d. CONTOH-CONTOH PERHITUNGAN HARGA DASAR UPAH PEKERJA
BELUM TERLATIH.

Patokan untuk penawaran harga untuk pekerja sebagai berikut :


1). Berdasarkan UMR Rp. 1.000,- per jam
2). Hasil surve instansi lokal Rp. 1.250,- perjam
3). Bila tenaga yang didatangkan dari luar daerah dengan
memperhitungkan transportasi, akomodasi Rp. 2.250,- per jam.

Diambil harga rata-rata :

(1.000 + 1.250 + 2.250


= Rp. 1.250,- per jam
3

Dengan mengutip koefisien upah dari Standarisasi Analisa Biaya


Pembangunan Jalan dan Jembatan No. 02/ST/BM/73 Direktorat Jenderal
Bina Marga, maka akan didapat Harga Dasar Upah Pekerja berdasarkan
hitungan dasar upah pekerja belum terlatih sebagai berikut :

No Jabatan Koefi. Dasar upah (Rp) per Jam


1 Pekerja belum terlatih 0,5 1.250
2 Pekerja terlatih 1,0 2.2500
3 Tukang 1,4 3,500.000
4 Mandor 1,6 4.000,-
5 Operator 2.0 5.000,-
6 Pembantu Operator / Kenek 1,2 3.000,-
7 Sopir 2.0 5.000,-
8 Pembantu sopir /kenek 1.2 3.000
9 Mekanik 2,0 5.000
10 Pembantu Mekanik 1,2 3.000
3.1.2. KOMPONEN KONSTRUKSI

Pada Komponen Konstruksi akan dijelaskan tentang cara menganalisa biaya


sewa alat yang digunakan untuk mempercepat pelaksanaan semua pekerjaan
utama dengan hasil akhir yang berkualitas dan menguntungkan, bila
menggunakan peralatan tersebut, dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi alat tersebut.
Tiga komponen yang akan dijelaskan dalam komponen alat adalah : struktur
sewa alat, analisa biaya sewa alat dan faktor kerja alat. Pada penjelasan contoh
di bawah ini seluruh komponen diberi nilai untuk memudahkan perhitungan.

A. STRUKTUR SEWA ALAT


a. DATA UMUM
Data umum yang diberlakukan untuk menghitung biaya setiap unit
peralatan meliputi :
 Tingkat suku bunga (i) : 20 % per tahun
 Upah operator / sopir (a1) : Rp. 5000,- per jam
 Upah pembantu operator (a2) : Rp. 3000,- per jam
 Bahan bakar bensin (Mb) : Rp. 1700,- per liter
 Bahan Bakar Solar (Ms) : Rp. 1380,- per liter
 Minyak pelumas (Mp) : Rp. 15500,- per
liter.
Data-data umuim ini tidak merupakan data resmi yang berlaku di pasar,
tetapi hanya sebagai contoh untuk pembelajaran “Analisa Harga Satuan
“ pekerjaan jalan

b. URAIAN PERALATAN
Uraian peralatan merupakan data yang diperlukan dalam menghitung
sewa alat dan tidak sama untuk semua peralatan antara lain :
 Tenaga (Pw) Hp.
 Kapasitas (Cp) Ton/M3/Lt
 Harga Alat (B) Rp
 Umur Ekonomis (A) Tahun
 Jam kerja dalam satu tahun (W) Jam
Asumsi yang dipakai adalah alat diperhitungkan sebagai alat baru
dengan biaya pemeliharaan alat baru adalah minimum.

c. BIAYA PASTI
Biaya pasti adalah biaya pengembalian modal dan bunga setiap tahun
dihitung berdasarkan nilai sisa alat setelah umur ekonomisnya berakhir.
Biasanya nilai ini diambil 10 % dari harga pokok alat.

Struktur biaya pasti per jam kerja adalah :

 Nilai alat C = 10 % x B

i  (1  i ) A
 Faktor angsuran D
1  i A  1
 Biaya pasti per jam :

 Pengembalian Modal E
B  C  D
W
0,2%  B 0,002  B
 Asuransi dan lain-lain F 
W W

BIAYA PASTI PERJAM G = E + F

B : Harga alat
W : Jam Kerja alat dalam satu tahun

d. BIAYA OPERASI
Biaya operasi alat adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan operasi alat.
 Bahan Bakar : H = (0,125 – 0,175 liter/HP/jam) x Pw x Ms/Mb.
 Pelumas : I = (0,01 – 0,02 liter/HP/Jam x Pw x Mp.
 Perawatan Perbaikan .
(12,5%  17,5%)  B
K
W
 Operator : L = (1 orang /jam) x U1
 Pembantu Operator : M = (1 orang / jam x U2

BIAYA OPERASI PER JAM P=H+I+K+L+M

Pw : Tenaga alat
Ms : Minyak solar
Mb : Minyak Bensin
Mp. : Minyak Pelumas
U1 : Upah operator / sopir
U2 : Upah pembantu operator / sopir
B : Harga Alat
W : Jam Kerja alat dalam satu tahun

B. ANALISA BIAYA SEWA ALAT

a). BULLDOZER
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 72.500.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 109.091,48
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 725,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 109.816,48
II. Biaya Operasi per jam kerja
1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 25.875
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 23.250,-

(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.45.312,50
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 102.437,50

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 212.253,98

b). EXCAVATOR
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 35.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 54.169,56
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 360,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 54.529,56

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 13.800,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 12.400,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.22.500,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 56.700,-
III. Total Biaya sewa Alat / jam
(S) = (G) + (P) = Rp. 111.229,56-

c). WHEEL LOADER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 46.200.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 69.517,60
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 462,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 69.979,60

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 18.112,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 16.275,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.28.875,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 71.262,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 141.241,10-

d). DUMP TRUCK


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 27.300.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 41.078,58-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 2730,-,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 41.351,58

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 21.562,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 19.375,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.17.062,50,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 66.000,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 107.351,58-

e). GENERATOR SET


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 25.500.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 38.370,10
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 255,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 38.625,10

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 30.187,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 27.125,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.15.937,50,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 81.250,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 119.875,10-

f). EXCAVATOR
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 47.450.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 71.398,49
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 474,50,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 71.872,99

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 37.950,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp.= Rp. 34.100,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.29.656,25,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M)= Rp 109.706,25,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 181.579,24-
g). SECONDARY CRUSHING PLANT JAW AND ROLL
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 126.750.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 190.721,99
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp1267,50,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 191.989,49

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 37.950,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 34.100,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.79.218,75,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M)= Rp. 159.268,75,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 351.258,24-

h). FLAT BED TRUCK


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 35.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 52.664,85
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 350,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 53.014,85
II. Biaya Operasi per jam kerja
1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 17.250,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 15.500,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.21.875,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 62.625,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 115.639,85-

i). MOTOR GRADER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 55.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 82.759,05,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 550,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 83.309,05,-

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 21.562,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 19.375,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.34.375,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 83.312,50,-
III. Total Biaya sewa Alat / jam
(S) = (G) + (P) = Rp. 166.621,55,-
j). ASPHALT MIXING PLANT
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 191.700.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 274.345,70,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 2.556,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 276.901,70

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 25.875,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 23.290,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.159.750,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 216.875,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 493.776,70-

K). ASPHALT FINISHER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 58.500.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,30071
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 79.161,91
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 585,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 79.746,91
II. Biaya Operasi per jam kerja
1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 8.107,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 7.285,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.36.562,50,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 59.955,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 139.701,91-

l). ASPHAL SPRAYER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 8.200.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 12.338,62
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 82,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 12.420,62

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 2.587,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 2.325,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.5.125,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M)= Rp. 18.037,50,-
III. Total Biaya sewa Alat / jam
(S) = (G) + (P) = Rp. 30.458,12,-
m). CONCRETE MIXER
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 6.700.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,38629
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 11.646,64
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 67,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 11.713,64

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 2.587,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 2.235,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.4.187,50,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 17.010,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 28.723,64-

n). THREE WHEEL ROLLER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 16.800.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 25.279,13
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 168-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 25.447,13

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 9.487,13,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 8.525,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.10.500,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 36.512,50,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 61.959,63,-

o). TANDEM ROLLER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 25.200.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 37.918,69
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 252,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 38.170,69

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 8.625,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 7.750,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.15.750,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 40.125,-
III. Total Biaya sewa Alat / jam
(S) = (G) + (P) = Rp. 78.295,69-

p). PNEUMATIC TIRE ROLLER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 33.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 49.655,43
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 330,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 49.985,43

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 10.350,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 9.300,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.20.625,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 48.275,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 98.260,43,-

q). VIBRATORY ROLLER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 35.400.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,38629
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 61.536
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 354,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 61.890,-

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 12.937,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 11.625,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.22.125,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M)= Rp. 46.687,50,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 108.557,50-

r). CONCRETE VIBRATOR


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 370.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,38629
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 1.286,25
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 7,40,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 1.293,75,-

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 1.725,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 1.550,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.462,50,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 11.737,50,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 13.031,25,-

s). WATER TANKER TRUCK


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 10.800.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 16.250,67,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 108,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 16.358,87

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 17.250,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 15.500,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.6.750,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 47.500,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 63.858,87,-
t). WATER PUMP
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 600.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,65455
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 1.767,29,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 6,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 1.773,29

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 1.035,-,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 930,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.375,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 10.340,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 12.113,29,-

u). TAMPER
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 900.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,38629
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 3.128,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 18,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 3.146,95
II. Biaya Operasi per jam kerja
1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 862,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 775,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.1.125,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-

Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M)= Rp. 10.762,50,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 13.909,45,-

v). JACK HAMMER


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 1.050.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,38629
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 3.650,44,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 21,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 3.671,44

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 5.175,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 4.650,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.1.312,50,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 19.137,50,-
III. Total Biaya sewa Alat / jam
(S) = (G) + (P) = Rp. 22.808,94,-

w). PULVIMIXER
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 13.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 20.765,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 138,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 20.903,-

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 12.937,50,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 11.625,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.8.625,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 41.187,50,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 62.090,50,-

x). COMPRESSOR
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 12.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 18.056,52,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 120,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 18.176,52

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 13.800,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 12.400,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.7.500,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp . 41.700,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp59.876,52,-

y). CRANE
I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 33.000.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 49.655,43,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 330,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 49.985,43,-

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 25.875,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp = Rp. 23.250,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.20.625,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 77.750,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 127,735,43

z). WATER TANKER TRUCK


I. Biaya Pasti per jam
1). Nilai sisa alat C = 10 % x B = Rp. 10.800.000,-

i  (1  i ) A
2). Angsuran Modal = D = 0,33438
1  i A  1
3). Pengembalian Modal E 
B  C  D = Rp. 16.250,67,-
W
0,2%  B 0,002  B
4). Asuransi F   = Rp. 108,-
W W
Biaya pasti per jam G = E + F = Rp. 16.358,87

II. Biaya Operasi per jam kerja


1). Bahan Bakar (H) = 0,125 x Pw x Ms = Rp. 17.250,-
2). Pelumas (I) = 0,01 x Pw x Mp. = Rp. 15.500,-
(12,5%  17,5%)  B
3). Perawatan K = Rp.6.750,-
W
4). Operator (L) = (1 orang /jam) x U1 = Rp. 5.000,-
5). Pembanb. Op. (M) = (1 orang/jam) x U2 = Rp. 3.000,-
Biaya operasi per jam (P) = (H) + (I) + (K) + (L)+ (M) = Rp. 47.500,-

III. Total Biaya sewa Alat / jam


(S) = (G) + (P) = Rp. 63.858,87,-
C. FAKTOR KERJA ALAT.

a). EFISIENSI ALAT.


Efisiensi kerja alat tergantung pada beberapa faktor, antara lain seperti topgrafi
dan keahlian operator serta pemilihan stndar pemeliharaan.
Besarnya efisiensi didasarkan pada pengalaman-pengalaman dan dianggap
mendekati kenyataan seperti tabel berikut ini.

FAKTOR EFISIENSI KERJA ALAT (Fa)

KONDISI PEMELIHARAAN
OPERASI ALAT Baik Buruk
Baik Sedang Buruk
Sekali Sekjali

Sangat Baik 0.83 0.81 0.76 0.70 0,63

0.78 0.75 0.71 0.65 0,60


Baik

0.72 0.69 0.65 0.60 0,54


Sedang

0.63 0.61 0.57 0.52 0,45


Buruk

0.52 0.50 0.47 0.42 O32


Sangat Buruk

b) FAKTOR BACKET UNTUK SHOVEL DAN WHEEL LOADER

Banyaknya tanah yang dapatdikeruk kedalam bucket tergantung dari jenis


tanah, antara lain seperti pada tabel ioni.
KONDISI FAKTOR
JENIS MATERIAL
PEMUATAN BUCKET
Pemuatan material/bahan dari stockpile atau ba-han
yang telah dikeruk oleh excavator lainnya, dengan
tidak memerlukan lagi daya gali dan ba-han dapat
Pemuatan
dimuat munjung ke dalam bucket. 1,00 - 0,80
Ringan
Contoh :
Pasir, tanah berpasir, tanah colloidal dengan ka-dar
air sedang, dan lain-lain
Pemuatan dari stockpile tanah lepas yang lebih sukar
dikeruk dan dimasukkan ke dalam bucket tetapi dapat
dimuat hampir munjung (penuh).
Pemuatan Contoh :
0,80 - 0,60
Sedang Pasir kering, tanah berpasir, tanah campur tanah liat,
tanah liat, gravel yang belum disaring, pasir padat
dsb, atau menggali dan memuat gravel lu-nak
langsung dari bukit asli.
Pemuatan batu belah atau batu cadas belah, ta-nah
liat yang keras, pasir campur gravel, tanah berpasir,
Pemuatan tanah colloidal yang liat, tanah liat dgn kadar air yang
0,60 - 0,50
Agak Sulit tinggi, dimana bahan-bahan tsb telah ada pada
stockpile namun sulit mengisikan-nya ke dalam
bucket.
Batu bongkah besar-besar dengan bentuk yang tidak
beraturan dengan banyak ruangan diantara
tumpukannya, batu hasil ledakan, batu-batu bun-dar
Pemuatan
yang besar, pasir campuran batu-batu bundar 0,50 - 0,40
Sulit
tersebut, tanah berpasir, tanah campur lempung,
tanah liat yang tidak bisa dimuat-gusur ke dalam
bucket.
c) FAKTOR BUCKET UNTUK EXCAVATOR

KONDISI FAKTOR
JENIS MATERIAL
PEKERJAAN BUCKET
Penggalian Menggali dan memuat dari stockpile atau bahan yang 1,00 - 0,80
dan telah dikeruk oleh excavator lainnya, dgn tidak
Pemuatan memerlukan lagi daya gali dan bahan dapat dimuat
Ringan munjung ke dalam bucket.
Contoh :
Pasir, tanah berpasir, tanah colloidal dengan ka-dar
air sedang.
Penggalian Menggali dan memuat dari stockpile tanah lepas yang 0,80 - 0,60
dan lebih sulit untuk digali dan dimasukkan ke dalam
Pemuatan bucket tetapi dapat dimuat hampir munjung (penuh).
Sedang Contoh :
Pasir kering, tanah berpasir, tanah campur tanah liat,
tanah liat, gravel yang belum disaring, pasir padat
dsb, atau menggali dan memuat gravel lu-nak
langsung dari bukit gravel asli.
Penggalian Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat 0,60 - 0,50
dan yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir,
Pemuatan tanah colloidal yang liat, tanah liat dgn kadar air yang
yang tinggi, yang telah distockpile oleh excavator lain
Agak Sulit namun sulit mengisi bucket dengan bahan-bahan
tersebut
Penggalian Menggali dan memuat batu bongkah besar-besar 0,50 - 0,40
dan dengan bentuk yang tidak beraturan dengan ba-nyak
Pemuatan ruangan diantara tumpukannya, batu hasil ledakan,
Sulit batu-batu bun-dar yang besar, pasir campuran batu-
batu bundar tersebut, tanah berpasir, tanah campur
lempung, tanah liat yang sulit untuk dikeruk dengan
bucket.
d) FAKTOR POSISI UNTUK EXCAVATOR

Dalam menghitung produktivitas Excavator, faktor posisi yang berkaitan dengan


kondisi lokasi juga ikut mempengaruhi sebagaimana tabel berikut ini.

POSISI KERJA KONDISI LOKASI FAKTOR POSISI


ALAT
Baik Luas, Lapang, Datar 1,00 - 0,90
Sedang Terbatas, Agak Miring 0,90 - 0,70
Sulit Sempit, Miring 0,70 - 0,50

e). FAKTOR SUDU UNTUK PENGGUSURAN DENGAN BULDOSER

Adanya jenis tanah yang berbeda, mempengaruhi produktivitas standar


Bulldozer, sehingga diperlukan faktor sudu untuk penyesuaian seperti tabel
berikut :

KONDISI FAKTOR
JENIS MATERIAL
PENGGUSURAN SUDU
Penggusuran dapat dilaksanakan dengan
sudu penuh.
Penggusuran Contoh :
1,00 - 0,90
Ringan Tanah lepas kadar air rendah, tanah berpasir
tak dipadatkan, tanah biasa, timbunan
stockpile.
Tanah lepas tetapi tidak mungkin menggusur
de-ngan sudu penuh.
Contoh :
Penggusuran
Tanah bercampur kerikil/split, pasir, batu 0,90 - 0,70
Sedang
pecah.
Tanah liat dengan kadar air tinggi, pasir
Penggusuran
bercam-pur kerikil, tanah liat yang sangat 0,70 - 0,60
Agak Sulit
kering, dan ta-nah asli.
Penggusuran
Batuan hasil ledakan, batuan berukuran besar 0,60 - 0,40
Sulit

3.1.3. KOMPONEN BAHAN / MATERIAL.

Komponen bahan / material mempelajari tentang cara menghitung atau


menganalisa harga satuan dasar material tanah, pasir, gravel dan batu-batu
yang diambil dari lapangan / quarry.
Sedangkan harga satuan dasar agregat dianalisis berdasarkan proses
pengolahan melalui mesin pemecah batu / stone crusher sebelum digunakan
sebagai komponen utama konstruksi perkerasan jalan.

A. ANALISA HARGA SATUAN BAHAN DASAR QUARRY.

Parameter yang dipakai dalam menganalisa harga satuan dasar bahan


yang diambil dari quarry 1 sumber material adalah antara lain :

1). Data harga bahan / material di quarry sebelum dieksplorasi dan


diangkut ke base camp.
2). Asumsi-asumsi yang digunakan
3). Metode kerja dalam mengeksplorasi bahan
4). Perhitungan biaya alat yang digunakan
5). Komulasi harga bahan di quarry Dn biaya alat menjadi HARGA
SATUAN DASAR BAHAN di lokasi pekerjaan.
Harga
No. Kode Uraian
Satuan Satuan (Rp)
3
M-01 Pasir M 15.000,-
3
M-02 Pasir Urug M 18.000,-
3
M-03 Sirtu M 8.000,-
3
M-04 Kerikil /gravel M 10.000.,-
3
M-05 Batu Kali M 10.000,-
3
M-06 Batu belah M 15.000,-

 PASIR

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan alat berat
1.2. Kondisi jalan baik / terpelihara
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 5 km
1.4. Harga satuan pasir di quarry Rp. M01 = 15.000
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 =
111.229,56
1.6. Harga satuan dasar dump truck Rp. E04 =
107.351,58

2. Metode Kerja
2.1. Pasir digali dengan excavator dan dimuat kedalam dump truk
2.2. Dump truk mengangkut pasir ke base camp

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya excavator / m3 = Rp. 4.846,60
3.2. Biaya dump truk / m3 = Rp. 13.269,66

4. Harga satuan pasir di base camp ………….(Rp. M01)


Rp. M01 + Rp.3.1 + Rp. 3.2 =Rp 15.000 + Rp 4.846,60 + Rp 13.269,66
= Rp. 33.116,26
 PASIR URUG

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan alat berat
1.2. Kondisi jalan sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 12 km
1.4. Harga satuan pasir di quarry Rp. M01 = 18.000
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 =
111.229,56
1.6. Harga satuan dasar dump truck Rp. E04 = 107.351,58

2. Metode Kerja
2.1. Pasir urug dengan excavator dan dimuat kedalam dump truk
2.2. Dump truk mengangkut pasir ke base camp

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya excavator / m3 = Rp. 4.846,60
3.2. Biaya dump truk / m3 = Rp. 23.086,36

4. Harga satuan pasir di base camp ………….(Rp. M01)


Rp. M01 + Rp.3.1 + Rp. 3.2 =Rp 18.000 + Rp 4.846,60 + Rp 23.086,36
= Rp. 45.932,96

 SIRTU

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan alat berat
1.2. Kondisi jalan sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 20 km
1.4. Harga satuan pasir di quarry Rp. M01 = 8.000
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 = 111.229,56
1.6. Harga satuan dasar dump truck Rp. E04 = 107.351,58
2. Metode Kerja
2.1. Sirtu digali dengan excavator dan dimuat kedalam dump truk
2.2. Dump truk mengangkut pasir ke base camp

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya excavator / m3 = Rp. 4.846,60
3.2. Biaya dump truk / m3 = Rp. 34.407,56

4. Harga satuan pasir di base camp ………….(Rp. M01)


Rp. M01 + Rp.3.1 + Rp. 3.2 = Rp 8.000 + Rp 4.846,60 + Rp 34.407,56
= Rp. 47.254,16

 KERIKIL / GRAVEL

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan alat berat
1.2. Kondisi jalan sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 15 km
1.4. Harga satuan pasir di quarry Rp. M01 = 10.000
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 = 111.229,56
1.6. Harga satuan dasar dump truck Rp. E04 = 107.351,58

2. Metode Kerja
2.1. Kerikil digali dengan excavator dan dimuat kedalam dump truk
2.2. Dump truk mengangkut pasir ke base camp

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya excavator / m3 = Rp. 6.058,25
3.2. Biaya dump truk / m3 = Rp. 23.086,36

4. Harga satuan pasir di base camp ………….(Rp. M01)


Rp. M01 + Rp.3.1 + Rp. 3.2 = Rp. 40.144,61
 BATU KALI

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan alat berat
1.2. Kondisi jalan sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 15 km
1.4. Harga satuan pasir di quarry Rp. M01 = 10.500
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 = 111.229,56
1.6. Harga satuan dasar dump truck Rp. E04 = 107.351,58

2. Metode Kerja
2.1. Batu kali digali dengan excavator dan dimuat kedalam dump truk
2.2. Dump truk mengangkut pasir ke base camp

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya excavator / m3 = Rp. 6.058,25
3.2. Biaya dump truk / m3 = Rp. 28.703,63

4. Harga satuan pasir di base camp ………….(Rp. M01)


Rp. M01 + Rp.3.1 + Rp. 3.2 = Rp. 44.762,38

 BATU BELAH

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan alat berat
1.2. Kondisi jalan sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 8 km
1.4. Harga satuan pasir di quarry Rp. M01 = 15.000
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 = 111.229,56
1.6. Harga satuan dasar dump truck Rp. E04 = 107.351,58
1.7. Harga satuan wheel loader Rp. E03 = 141.272,10
1.8. Harga satuan upah pekerja Rp. L01 = 1.250
2. Metode Kerja
2.1. Batu kali digali dengan excavator
2.2. Batu kali dibelah oleh pekerja
2.3. Dengan wheel Loader, batu belah dimuat ke dalam dump truk
yang mengangkut pasir ke lokasi pekerjaan

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya excavator / m3 = Rp. 6.058,25
3.2. Biaya wheel loader / m3 = Rp. 14.069,67
3.3. Biaya dump truk / m3 = Rp. 28.703,63
3.4. Upah pekerja / m3 = Rp. 7.148,69

4. Harga satuan pasir di base camp ………….(Rp. M01)


Rp. M01 + Rp.3.1 + Rp. 3.2 + Rp. 3.3. + Rp. 3.4 = Rp. 56.760,24

B. ANALISA HARGA SATUAN DASAR BAHAN AGREGAT OLAHAN.

e. DEFINISI

Dalam pembelajaran ini AGREGAT harus dipahami sebagai batu alam yang
diproses/dipecah melalui mesin pemecah (Stone Crusher) menjadi batu
pecah dalam berbagai ukuran, mulai dari ukuran sebesar 3 inchi (75 mm)
sampai pada ukuran yang lebih kecil dari 75 micron atau tertahan pada
saringan no. 200
Kerikil adalah butiran yang diproses langsung oleh alam dalam ukuran yang
sama dengan ukuran agregat.

f. FUNGSI AGREGAT

Agregat merupakan komponen utama untuk perkerasan jalan, yang


berfungsi sebagai kerangka untuk memikul dan menyebarkan beban
dinamis, antara lain :
1). Sebagai lapis pondasi, yang secara keseluruhan merupakan
butiran agregat dari berbagai ukuran tanpa dicampur dengan
material lain yang berbeda karakteristiknya. Lapis pondasi ini
biasanya terdiri dari lapis pondasi agregat kelas A dan kelas B.
2). Bila dicampur dengan aspal panas melalui instalasi mesin
pencampur (AMP) menghasilkan beberapa jenis campuran
sebagai lapisan pondasi (AC base atau HRS base) maupun
lapisan penutup seperti AC Weaving Course atau HRS Weaving
Course. Tipe perkerasan ini disebut sebagai perkerasan lentur
(Flexible Pavement)
3). Bila dicampur dengan semen melalui instalasi melalui instalasi
mesin pencampur (Batching Plant) dapat digunakan sebagai
lapisan perkerasan kaku (Rigid Pavement) maupun beton
struktur untuk gorong-gorong, te,bok penahan tanah dan
jembatan.

c. BIAYA PRODUKSI ALAT/TON

1. Asumsi-asumsi
1.1. Menggunakan Primary Crushing Plant dan Secondary Crushing
Plant Jaw and Roll.
1.2. Harga satuan dasar batu kali di base camp ; Rp. 44.761,88
1.3. Harga satuan dasar Crushing Plant :
- Primary = Rp. 181.579,24
- Secondary = Rp. 351.258,24
1.4. Harga satuan dasar Gernerator Set = Rp. 119.875,10
1.5. Harga satuan dasar Wheel Loader = Rp. 141.242,10
1.6. Harga satuan dasar Dump Truk = Rp. 107.351,58

2. Metode Kerja
2.1 Batu kali dimuat oleh wheel Loader ke dalam Dump Truck
2.2. Dump Truik mengangkut dan menuangkan batu kali ke dalam hpopper Primary
Plant
3. Perhitungan biaya produksi / Ton
3.1. Biaya produksi alat / jam
Rp. 1.3 + Rp. 1.4. + Rp. 1.5. + Rp. 1.6 = Rp. 901.306,26
3.2. Biaya Produksi tiap Ton Rp. 901,306,26

g. MENGHITUNG HARGA AGREGAT / M3

 Berat jenis Agregat / Batu Kali :1,8 Ton/m3


 Faktor Konversi Volume : 1,13
 Harga Agregat per m3
1,13 x 1,8 ton/m3 x Rp. 18.026 / ton = Rp. 36.665,13 / m

1. Harga Agregat Kasar (o,92) : Rp. 33.732,84 / m3


2. Harga Agregat (1,08) : Rp. 39.598,34 / m3

C. ANALISA HARGA SATUAN DASAR BAHAN PABRIK.

a. JENIS-JENIS BITUMEN

Bitumen yang dimaksud dalam pembelajaran ini dihasilkan dari


penyulingan minyak bumi dan dapat dibedakan atas :

1. ASPAL KERAS (AC : Asphalt Cement) yang dapat digunakan


dalam keadaan cair dan panas, misalnya AC 60/70, AC 80/100
dan seterusnya.
2. ASPAL DINGIN/CAIR (Cut Back Asphalt) yang dapat digunakan
dalam keadaan cair dan dingin. Jenis-jenis asphalt adalah Rapid
Curing Cut Back (RC), Medium Curing Cut Back (MC) dan Slow
Cuting Cut Back (SC)
3. ASPAL EMULSI (Emulsion Asphalt) yang disediakan emulsi dan
dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas.
Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dapat
dibedakan atas Rapid Setting (RS) Medium Setting (MS) dan
Slow Setting (SS).

b. BITUMEN – PERHITUNGAN BIAYA / TON

1. Asumsi-asumsi :
1.1. Menggunakan Asphalt Tanker Truck (Aspal Curah)
1.2. Kondisi Jalan : sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 195 km
1.4. Harga di distributir Rp. M01 = 2.500.000/t
1.5. Harga satuan dasar excavator Rp. E02 = 3.000

2. Metode Kerja
2.1. Bitumen dicurahkan langsung kedalam dump truk
2.2. Tangki truk mengangkut ke base camp

3. Perhitungan Biaya
3.1. Biaya CIF di distributor = Rp. 2.500.000,-
3.2. Penanganan Perawatan = Rp. 50.000,-
3.3. Angkutan ke Base Camp (1.3 x 1.5) = Rp. 585.000,-
3.4. Bongkar muatan / Penyimpanan = Rp. 50.000,-

4. Total Biaya Ton = (3.1) + (3.2) + (3.3) + (3.4)


Rp. 3.185.000 per ton atau Rp. 3.185 per kg.

c. JENIS-JENIS SEMEN PORTLAND

Menurut Standar Industri Indonesia SII 0013-81, Semen Portland


adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinkers
yang dibuat dari bahan kalsium silikat hidrat dan material lainnya
seperti gipsum.
Jenis-jenis semen portland antara lain :
1. Tipe I : Semen portland normal, digunakan bila tidak
dibutuhkan kinerja khusus dari beton untuk pekerjaan terkait.
2. Tipe II : Semen Portland Moderat, digunakan pada saat
ketahanan terhadap sulfat atau juga proses hidrasi yang
rendah, dibutuhkan pada tingkat menengah.
3. Tipe III :Semen portland untuk kekuatan awal yang tinggi,
digunakan ketika dibutuhkan pengerasan yang cepat.
4. Tipe IV. Semen Portland dengan panas hidrasi rendah,
digunakan ketika dibutuhkan pembetonan dengan panas hidrasi
rendah (pembetonan massa)
5. Tipe V. Sement Portland Tahan Sulfat, digunakan ketika
dibutuhkan ketahanan terhadap sulfat.

d. SEMEN PORTLAND – PERHITUNGAN BIAYA / TON

1. Asumsi-asumsi :
1.1. Menggunakan Trailer
1.2. Kondisi Jalan : sedang / baik
1.3. Jarak kuari ke base camp L = 120 km
1.4. Harga di distributir Rp. M01 = 750.000/t
1.5. Biaya angkutan / km = 3.000
2. Metode Kerja
2.1. Bongkar muat menggunakan tenaga manusia
2.2. Semen diangkut dengan trailer
3. Perhitungan Biaya Produksi / ton
3.1. Biaya CIF di di stributor = Rp. 750.000,-
3.2. Penanganan Perawatan = Rp. 25.000,-
3.3. Angkutan ke Base Camp (1.3 x 1.5) = Rp. 360.000,-
3.4. Bongkar muatan / Penyimpanan = Rp. 25.000,-

5. Total Biaya Ton = (3.1) + (3.2) + (3.3) + (3.4)


Rp. 1.160.000,- per ton atau Rp. 1.160 per kg.
e. JENIS-JENIS BAJA TULANGAN

Baja tulangan yang digunakan untuk pekerjaan pembetonan, umumnya terdiri


dari dari batang baja polos dan berulir dengan mutu standar yang dimiliki
tegangan leleh karakteristik seperti tabel di bawah ini.

Tegangan Leleh Karakteristiknya


Atau Tegangan Yang
MUTU SEBUTAN Memeberikan Regangan Tetap
0.2
(Kg/cm2)
U24 Baja Lunak 2.400
U32 Baja Sedang 3.200
U39 Baja Keras 3.900
U48 Baja Keras 4.800

3. Perhitungan Biaya Produksi / ton


3.1. Biaya CIF di di stributor = Rp. 7.500.000,-
3.2. Penanganan Perawatan = Rp. 25.000,-
3.3. Angkutan ke Base Camp (1.3 x 1.5) = Rp. 450.000,-
3.4. Bongkar muatan / Penyimpanan = Rp. 25.000,-

6. Total Biaya Ton = (3.1) + (3.2) + (3.3) + (3.4) =


Rp. 8.000.000,- per ton atau Rp. 8.000 per kg

Anda mungkin juga menyukai