Penerbit
Biro Hukum dan Humas
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi
Tahun 2011
Pengarah:
Tasdik Kinanto
Penanggung Jawab:
Gatot Sugiharto
Penyusun:
Wahyu Widayati
Wiratno Budi
Yuvieda Meita Hendiana
Sri Utami
Suprayudi
Taufiq Rahman
Editor:
Suwardi
Agus Santoso
Penghimpun Data:
Wahidul Kahar
Sa bar Wibowo
Hermandaru
Rosikin
Ponco Imam Prayitno
Achmad Prayogo Mukti
Meita Nur Hidayah
Perwajahan I Tataletak:
Sigit Januarto
Nadia Citra Utami
Risanto
Kata Pengantar
Daftar lsi
Kata Pengantar ........................................................... iii
Dafter lsi
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Kriteria dan Ukuran Keberhasilan
Reformasi Birokrasi ............................................................297
Daftar lsi
Himpunan Paraturan Parundang-undangan
Bldang Pandayagunaan Aparatur Nagara
PERATURAN BERSAMA
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI, MENTERI DAL.AM NEGERI DAN
MENTERI KEUANGAN
NOMOR 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011
NOMOR 800-632 TAHUN 2011
NOMOR 141/PMK.01/2011
TENTANG
PENUNDAAN SEMENTARA PENERIMAAN CALON PEGAWAI
NEGERI SIPIL
PERATURAN BERSAMA
MENTER! NEGARA PENDAVAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI, MENTER! DALAM NEGERI DAN MENTER! KEUANGAN
NOMOR 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011
NOMOR 800-632 TAHUN 2011
NOMOR 141/PMK.01/2011
TENTANG
PENUNDAAN SEMENTARA PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
MEMUTUSKAN :
Pasal2
1) Penundaan sementara penetapan tambahan formasi
untuk penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal1 dikecualikan bagi ;
a. Kementerian/Lembaga yang :
1. Membutuhkan PNS untuk melaksanakan tugas sebagai:
a. Tenaga Pendidik;
b. Tenaga Dokter dan Perawat pada UPT Kesehatan;
c. Jabatan yang berstfat khusus dan mendesak.
2. Memiliki lulusan ikatan dinas sesuai Peraturan
Perundang undangan.
b. Pemerintah Daerah yang besaran anggaran belanja
pegawai di bawah/kurang dan 50% dari total Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2011 untuk
memenuhi kebutuhan pegawai yang melaksanakan tugas
sebagai:
1. Tenaga Pendidik;
2. Tenaga Dokter, Bidan dan Perawat:
3. Jabatan yang bersifat khusus dan mendesak.
2) Tenaga honorer yang telah bekerja di lembaga pemerintah
pad a atau sebelum tanggai1Januari 2005 dan telah diverifikasi
dan validasi berdasarkan kriteria yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2007, sesuai kebutuhan organisasi,
redistribusi dan kemampuan keuangan negara yang akan
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
3) Jabatan yang bersifat khusus dan mendesak sebagaimana
dimaksud pada ayat {1) huruf a angka 1 huruf c) dan huruf
b angka 3 ditetapkan oleh Tim Reformasi Birokrasi Nasional
dengan arahan yang ditetapkan oleh Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional.
4) lnstansi Pusat dan Daerah mengusulkan kebutuhan lowongan
formasi atas jabatan yang dikecualikan sebagaimana
Pasal3
1} Dalam masa penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 dilakukan penghitungan jumlah kebutuhan Pegawai Negeri
Sipil yang tepat berdasarkan analisis jabatan dan beban
kerja untuk melakukan penataan organisasi (rightsizing)
dan penataan PNS dalam kerangka pelaksanaan reformasi
birokrasi,
2) Pimpinan instansi pusat dan daerah melakukan redistribusi
{penyaluran ke satuan organisasi yang membutuhkan)
pegawai sesuai dengan kompetensi di instansi masing-masing
berdasarkan hasil penataan sebagaimana dimaksud pada
ayat {1).
3) Hasil redistribusi sebagaimana dimaksud pada ayat {2)
dilaporkan kepada Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
4} Apabila redistribusi sebagaimana dimaksud pad a ayat {2) telah
dilakukan dan ternyata ada PNS yang tidak dapat disalurkan,
terhadap PNS yang bersangkutan dapat ditawarkan program
pensiun sukarela sepanjang memenuhi persyaratan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal4
1) Untuk menghitung jumlah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan analisisjabatan dan beban kerja pada Pemerintah
Daerah, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi malaksanakan langkah-langkah:
a. menugaskan Gubernur dan Bupati/Walikota untuk
menghitung jumlah kebutuhan PNS di lingkungan
masing-masing sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2011 tentang
Perhitungan Jumlah Kebutuhan PNS Yang Tepat Untuk
Daerah dan hasilnya dilaporkan kepada Menteri Negara
PasaiS
1) Bersamaan dengan pelaksanaan evaluasi penghitungan
jumlah kebutuhan PNS pada Pernerintah Daerah, Menteri
Dalam Negeri melaksanakan langkah-langkah:
a. menugaskan Gubernur rnelakukan evaluasi dan penataan
struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten/Kota
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 secara proporsional sesuai ciri-ciri dan karakteristik
daerah;
b. melakukan evaluasi dan penataan struktur organisasi
perangkat daerah Provinsi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 secara proporsional
sesuai ciri-ciri dan karakterisitik daerah;
c. bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi mengevaluasi parameter
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
2) Hasil evaluasi dan penataan ini dilaporkan kepada Komite
Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional.
Pasal6
lnstansi Pusat dan Daerah selain menghitung jumlah kebutuhan
PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 juga
menyusun proyeksi kebutuhan PNS selama 5 {lima) tahun kedepan
yang pemenuhannya dilakukan secara berkesinambungan dengan
sasaran prioritas per tahun yang jelas sesuai dengan kemampuan
keuangan negara dan hasilnya disampaikan paling lambat tanggat
30 Juni 2012.
Pasal7
lnstansi Pusat dan Daerah yang belum setesai menghitung jumlah
kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasat 4 dan Pasal
5 dilarang mengembangkan/menambah organisasinya dan tidak
diberikan alokasi tambahan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil,
Pasal9
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Agustus 2011
TENTANG
PENETAPAN STAN DAR OPERATING
PROCEDURES (SOP)
Dl LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
MENTERI N EGARAPEN DAYAGUNAANAPARATURN EGARA
NOMOR 11 TAHUN 2009
TENTANG
PENETAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
Dl LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Standard Operating Procedures (SOP) sebagaimana tercantum dalam lampiran
peraturan ini merupakan acuan yang digunakan oleh masing-masing unit kerja
di lingkungan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara.
Pasal 2
Pasal 5
1) Setiap perubahan sebagaimana disebutkan pada pasal 4 harus dilakukan
pencatatan dengan mencantumkan ;
Tanggal Perubahan
Revisilperubahan yang ke berapa
Paraf Pejabat yang bersangkutan
2) Setiap pencatatan harus didokumentasikan dengan baik dan mudah dilakukan
penelusuran
Pasal6
Pasal8
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada Tanggal : 24 Juni 2009
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara,
Ttd
Tauftq Effendi
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT
PELAYANAN PUBLIK
PERATURAN MENTERI NEGARA •
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di :Jakarta
Pada tanggal : 22 Pebruari 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
ttd
E.E. Mangindaan
BABl
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendayagunaan aparatur negara pada dasarnya adalah pembinaan,
penertiban dan penyempurnaan aparatur negara baik dari aspek kelembagaan,
surnberdaya manusia aparatur, tatalaksana, dan pengawasan. Percepatan
pendayagunaan aparatur negara dilakukan- melalui reformasi birokrasi
dengan sasaran mengubah pol a pikir (mindset), budaya kerja (culture-set), dan
sistem manajemen pemerintahan, sehingga peningkatan kualitas pelayanan
publik lebih cepat tercapai. Upaya terse but dilaksanakan secara berkelanjutan
dan berkesinambungan yang berujung pada pelayanan publik yang prima.
Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik terutama dalam melaksanakan evaluasi kiberja pelayanan
publik serta dalam upaya mempercepat peningkatan kualitas pelayanan
publik, maka diperlukan pemberian apresiasi terhadap unit pelayanan publik
yang telah melaksanakan pelayanan prima yaitu pelayanan yang.cepat, tepat,
murah, aman,berkeadilan dan akuntabel, berupa pemberian penghargaan
sebagai bagian dari pembinaan aparatur negara.
Pemberian penghargaan tersebut merupakan langkah strategis dalam rangka
mendorong upaya perbaikan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik
ialah. dengan memberikan stimulus atau motivasi, semangat perbaikan dan
inovasi pelayanan serta melakukan penilaian untuk mengetahui gambaran
kinerja yang obyektif dari unit pelayanan. Agar pemberian penghargaan
tersebut dapat dilaksanakan secara obyektif, transparan, dan akuntabel,
diperlukan pedoman penilaian kinerja unit pelayanan publik.
C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah terlaksananya penilaian kinerja unit pelayanan
publik secara efektif, sehingga penilaian dapat menghasilkan pemilihan unit
pelayanan publik yang mempunyai kinerja te.rbaik (pelayanan prima).
E. Pengertian Umum
A. Organisasi
Pelaksanaan tugas Tim Panel Ahli difasilitasi oleh Sekretariat Tim Penilai.
3. Tim Penilai
Tim Penilai bertugas melakukan penilaian terhadap kinerja unit pelayanan
secara langsung di lapangan, melakukan tabulasi, evaluasi, dan melaporkan
hasil penilaian. Tim Penilai terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.
C. lnstrumen Penilaian
lnstrumen penilaian sebagaimana termuat dalam lampiran 2 yang mencakup
komponen dan indikator penilaian sebagai berikut:
1. Visi dan/atau misi serta motto pelayanan (10%}. Komponen ini berkaitan
dengan visi dan/atau misi, serta motto pelayanan yang memotivasi
pegawai untuk memberikan pelayanan terbaik yang terdiri dari unsur
penilaian sebagai Berikut:
Lain-Lain
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
Ttd
E. E. Mangindaan
LAMPl RAN
PERATURAN MENTER! NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2010
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK
ASPEK PE- NO PERKIRAAN PENJELESAN PERKI- TEKNIK PENGAMBI- SUMBER PEMBUKTIAN NILAI
NILAIAN KODE KONDISI RAAN KONDISI LAN DATA
.
KONDISI
3 Visi dan Misi Ada penyataan Meminta dokumen Copy dokumen Visi dan 100
memotivasi tertulis
berupa dokumen
di unit pelayanan
tertulis tentang Visi
dan Misi unit pelay-
a nan Wawancara
. Misi
Foto situasi lingkungan
unit pelayanan dimana Visi
mengenai Visi
dan Misi
dengan pimpinanh-
vakil unit pelayanan . Dan Misi dipampangkan
Catatan hasil wawancara
Semua Pegawai
memahami Visi
dan Misi Menjadi
atau yang ditunjuk
dan minimal 2 orang
staf pelaksana ten-
. tingkat pemahaman
Pimpinan/wakil unit,
pelayanan atau yang
acuan dalam tang pemahaman ditunjuk dan minimal 2
perencanaan
pelaksanaan
tugas
mereka terhadap
Visi dan Misi Analisis
kesesuaian
. orang staf pelaksana
Catatan hasil analisis
kesesiraian dokumen
Dokumen RPJM/ , RPJWRPJMD dengan
RPJMD densan rumusan Visi dan Misi
rumusan Visi dan (Rencana kerja unit
Misi pelayanan dan kaitan
logisnya dengan upaya
untuk mencapai visi dan
misi)
9 Diumumkan
kepada
Motto yang
menggambarkan
. Meminta dokumen
tertulis tentang
• Copy dokumen motto
• Catatan hasil
100
14 Ada, namun 1. SOP dan/ • Melihat langsung • Copy dokumen bagan alur 50
digunakan atau, standar penempatan bagan pelayanan atau sejenisnya
sepenuhnya pelayanan yang alur prosedur atau foto bagan alur yang
sebagai ada dituangkan pelayanan di ada di tempat pelayanan
acuan dalam SK lingkungan unit • Copy SK tentang SOP dan/
pelaksanaan 2. SOP dan/ pelayanan atau Standar Pelayanan
pelayanan atau standar • Meminta copy • Catatan hasil wawancara atau
pelayanan tidak SK tentang SOP observasi
dipampang dan/atau Standar
di tern pat Pelayanan,
pelayanan • Mewancarai
3. SOP dan/ minimal 3 orang
atau standar pelaksana
pelayanan belum pelayanan tentang
di gunakan tata kerja atau
sebagai acuan melakukan
penyelenggaraan observasi
pelayanan kesesuaian fakta
cara kerja dengan
SOP dan/atau
standar pelayanan
15 Ada dan 1. SOP dan/ • Melihat langsung • Copy dokumen bagan alur
digunakan atau standar penempatan bagan pelayanan atau sejenlsnya
sepenuhnya pelayanan yang alur prosedur atau foto bagan alur yang ada
sebagai ada dituangkan pelayanan di di tempat pelayanan
acuan dalam SK lingkungan unit • Copy SK tentang SOP dan/
pelaksanaan 2. SOP dan/ pelayanan atau Standar Pelayanan
pelayanan atau standar • Meminta copy • Catatan Hasil wawancara atau
pelayanan SK tentang SOP Observasi kesesuaian
dipampang dan/atau Standar uraian tugas dengan fakta
di tempat Pelayanan, pelaksanaan tugas
pelayanan • Mewancarai
3. Pemberian minimal 3 orang
pelayanan pelaksana
dilaksanakan pelayanan tentang
sesuai SOP tata kerja atau
dan/atau melakukan
standar yang observasi
ditentukan kesesuaian fakta
cara kerja dengan
SOP dan/atau
standar pelayanan
22 Tidak Ada
(2.4) Apakah 23 Ada namun 1. Ada system •Meminta copy • Copy dokumen (SK) 50
terdapat tidak prosedur dokumen (5K tentang system/ prosedur
system/prosedur dilaksanakan pengelolaan tentang System/ pengelolaan pengaduan
pengelolaan dengan baik pengaduan prosedur dan penunjukan petugas
pengaduan pengguna Pengelolaan atau unit kerja pengelola
pengguna layanan layanan pengaduan dan pengaduan.
2. Ada petugas penunjukan • Copy arsip pengelolaan
atau unit petugas atau unit pengaduan
kerja yang kerja pengelola • Catatan hasH wawancara
ditunjuk untuk pengaduan atau observasi
mengelola •Meminta arsip kesesuaian, sistem, dan
pengaduan pengelola prosedur pengelolaan
3. Pengelolaan pengaduan pengaduan dengan
pengaduan •Wawancara fakta pelaksanaan tugas
tidak dilakukan minimal 3 orang pengelolaan,pengaduan
sesuai dengan pengguna
system layanan
prosedur tentang fakta
pengelolaan pengelolaan
pengaduan pengaduan
pengguna
layanan
22 Tidak Ada
(2.4) Apakah 23 Ada namun 1. Ada system • Meminta copy • Copy dokumen so
terdapat tidak prosedur dokumen (SK) (SK) tentang
system/prosedur dilaksanakan pengelolaan tentang System/ system/ prosedur
pengelolaan dengan baik pengaduan prosedur Pengelolaan pengelolaan
pengaduan pengguna layanan pengaduan dan pengaduan dan
pengguna layanan 2. Ada petugas penunjukan petugas penunjukan
atau unit kerja atau unit kerja petugas atau unit
yang ditunjuk pengelola pengaduan kerja pengelola
untuk mengelola • Meminta arsip pengaduan.
pengaduan pengelola pengaduan • Copy arsip
3. Pengelolaan • Wawancara minimal pengelolaan
pengaduan 3 orang pengguna pengaduan
tidak dilakukan layanan tentang • Catatan hasil
sesuai dengan fakta pengelolaan wawancara
system prosedur pengaduan atau observasi
pengelolaan kesesuaian, sistem,
pengaduan dan prosedur
pengguna pengelolaan
layanan pengaduan dengan
fakta pelaksanaan
tugas pengelolaan
,pengaduan
zs Tidak ada
(2.5) Apakah
terdapat
Z6 Ada, namun
hanya
l.Ada kelompok
budaya kerja atau
• Meminta copy
dokumen (SK)
. Copy dokumen (SK)
tentang penunjukan
so
system berlungsi gugus kendali mutu tentang penunjukan kelompok budaya
pengelotaan sebagian atau sejenisnya, kelompok budaya kerja atau gugus
mutu
pelayanan 2. Kelompok budaya
kerja atau gugus
kerja atau gugus
kendali mutu,
• Meminta arsip hasil
. kendali mutu
Copy arsip hasil kerja
kelompok budaya
kendali mutu aktif kerja kelompok kerja atau gugus
atau hanya kadang- budaya kerja atau kendali mutu
kadang saja gugus kendali mutu, • catatan hasil
Wawancara minimal wawancara atau
3 orang staf tentang observasi tentang
fakta dan hasil kesesuaian sistem
kegiatan kelompok pengelolaan muti
budaya kerja atau dengan fakta
gugus kendali mutu pengelolaan mutu
Z4 Ada dan 1. Ada system/ • Meminta copy o Copy dokumen (SK) 100
berfungsi prosedur dokumen (SK) tentang system/ Prosedur
dengan pengelolaan tentang System I pengelolaan pengaduan
baik pengaduan prosedur Pengelolaan dan penunjukan petugas
pengguna layanan pengaduan dan atau unit kerja pengelola
2. Ada petugas penunjukan petugas pengaduan
atau unit kerja atau unit kerja • Copy arsip pengelolaan
yang ditunjuk pengelola pengaduan, pengaduan
untuk mengelola • Meminta arsip • Catatan hasil wawancara
pengaduan. Pengelolaan, atau observasi
3.Pengelolaan pengaduan. kesesuaian sistem dan
pengaduan • Wawancara minimal prosedur pengelolaan
dilakukan sesuai 3 orang pengguna pengaduan dengan
dengan sistem/ layanan tentang fakta pelaksanaan tugas
prosedur fakta pengelolaan pengelolaan pengaduan
pengelolaan pengaduan.
pengaduan
pengguna layanan
zs Tidak ada
(2.5) Apakah Z6 Ada, l.Ada kelompok • Meminta copy o Copy dokumen (SK) 50
terdapat namun budaya kerja atau dokumen (SK) tentang tentang penunjukan
system hanya gugus kendali mutu penunjukan kelompok kelompok budaya kerja
pengelotaan berfungsi atau sejenisnya, budaya kerja atau atau gugus kendali mutu
mutu sebagian gugus kendali mutu, • Copy arsip hasil kerja
pelayanan 2. Kelompok budaya • Meminta arsip hasil kelompok budaya kerjil
kerja atau gugus kerja kelompok atau gugus kendali mutu
kendali mutu aktif budaya kerja atau • catatan hasil wawancara
atau hanya kadang- gugus kendali mutu, atau observasi tentang
kadang saja Wawancara minimal kesesuaian sistem
3 orang stat tentang pengelolaan muti dengan
fakta dan hasil fakta pengelolaan mutu
kegiatan kelompok
budaya kerja atau
gugus kendali mutu
.
PENILAIAN KODE KONDISI RAAN KONDISI DATA TIAN
27 Ada dan
berfungsi
1. Ada kelompok
budaya baik kerja atau
Meminta copy
dokumen (SK)
. Copy dokumen
(SK) tentang
dengan baik gugus kendali mutu tentang penunjukan penunjukan
atau Sejenisnya kelompok budaya kelompok budaya
2. Kelompok budaya kerja atau gugus kerja atau gugus
kerja atau gugus kendali
muta aktif melakukan
kegiatan dan memiliki
kendali mutu,
Meminta arsip hasil
kerja kelompok
.
kendali mutu,
Copy arsip hasil
kerja kelompok
catatan tentang hasil budaya kerja atau budaya kerja atau
kerjanya gugus kendali gugus kendali
3. Temuan/rekomendas
kelompok budaya kerja
atau gugus kendali
mutu, Wawancara
minimal 3 orang
staf tentang fakta
. mutu
Catatan hasil
wawancara atau,
mutu digunakan untuk dan hasil kegiatan observasi tentang
melakukan perbaikan kelompok budaya kesesuaian sistem
kerja atau gugus pengelolaan mutu
kendali mutu. dengan fakta
pengelolaan mutu
.
NILAIAN KODE KONDISI KONDISI LAN DATA
JO Ada, Jelas,
dilaksanakan
1. Ada uraian tugas untuk
setiap pegawai,
. Meminta copy
dokumen (SK)
copy dokumen
(SK} tentang uraian
30
31 Tidak ada
persyaratan
.
pelayanan.
32 Ada,
diumumkan
1. Persyaratan pelayanan
diterbitkan secara
. Meminta
dokumen
Copy dokumen
persyaratan pelayan'an
so
namun resmi melalui SK persyaratan atau foto situasi
belum
diterapkan
2. Persyaratan pelayanan
diumumkan dengan
menempatkannya di
. pelayanan
Wawancara
minimal 3 orang
dilingkungan unit
pelayanan
di mana persyaratan
tempat yang mudah petugas dan 3 pelayanan
dilihat oleh pengguna
pelayanan.
3. Hanya sebagian
orang pengguna
pelayanan tentang
pelaksanaan,
. ditempatkan,
Catatan hasil
wawancara petugas
dari persyaratan
pelayanan yang sudah
dilaksanakan
. persyaratan.
Observasi
pelaksanaan
dan pengguna
.
pelayanan .
Catatan hasil
persyaratan observasi pelaksanaan
persyaratan.
.
PENILAIAN KODE KONDISI RAAN KONDISI DATA TIAN
(2.8) Apakah
biaya/tarif
34 Biaya tarif
tidakjelas,
1. Tidak ada
kepastian biaya I
. Meminta copy
dokumen tentang
• Copy dokumen
tentang ketentuan
0
pelayanan
ditetapkan
secara resmi,
tidak ada
dasar hukum
penetapan,
tarif pelayanan
yang diberlakukan.
2. Ada pungutan
. ketentuan biaya /tarif
Wawancara minimal
3 orang pengguna
biaya/tarif.
• Foto situasi di
lingkungan unit
berdasarkan dan tidak tidak resmi atas pelayanan tentang pelayanan di
hukum dan diumumkan. pelayanan biaya/tariff pelayanan. mana biaya/
diumumkan? Observasi fakta tarif pelayanan
Pembebanan biaya/ diumumkan.
tarif pelayanan. • Catatan hasil
wawancara minimal
3 orang pengguna
pelayanan tentang
biaya tariff
pelayanan
• Catatan hasil
observasi.
.
pelayanan?
38 Ada,
diumumkan,
1. Ada ketentuan
standar waktu
Meminta copy
dokumen tentang
. Copy dokumen
tentang
so
namun pelayanan. ketentuan standar standar waktu
tidak selalu
ditepati
2. Ketentuan standar
waktu pelayanan
terpasang dipapan
. waktu pelayanan.
Wawancara
minimal3
. pelayanan
Foto situasi di
lingkungan unit
pengumuman orang pengguna pelayanan di
3. Lama waktu (durasi) pelayanan mana
proses penyelesaian tentang ketentuan
pelayanan tidak sesuai, fakta pemenuhan tentang
dengan standar waktu standar waktu standar waktu ,
yang ditetapkan
. pelayanan,
Observasi fakta
kesesuaian proses .
petayanan
diumurnkan,
Catatan hasil
penyelesaian wawancara
pelayanan dengan pengguna
standar waktu pelayanan
yang ditetapkan.
. tentang,
Catatan hasil
. .
observasi.
( Bobot 35%)
.
sesuai pedoman
. .
KONDISI
.
pelayanan pegawai.
kepada
pengguna 47 Cukup Baik Sikap petugas • Wawancara Catatan hasil so
layanan peduli terhadap minimal 3 orang Wawancara
pengguna layanan pengguna layanan pengguna layanan
yang ingin tentang sikap dan tentang sikap dan
mendapatkan
pelayanan namun
kurang ramah
perilaku pegawai.
• Observasi sikap
dan perilaku
. perilaku pegawai.
Catatan hasil
observasi sikap dan
.
dalam melayani pegawai. perilaku pegawai
.
pegawai. perilaku pegawai.
(3.4) 52 Tidak peka/ 1. Petugas tidak • Observas/takta kepekaan/ •Catatan hasil observasi 52
Bagaimana responsif memberi perhatian responsivitas petugas. fakta kepekaan I
tingkat dan lebih dahulu responsivitas petugas
kepekaan/ aktif menanyakan • Wawancara minimal 3 hasil
respon kepada pengguna orang pengguna layanan •Wawancara tentang
pegawai pelayanan tentang tentang fakta kepekaan/ fakta kepekaan/
dalam layanan apa yang responsivitas petugas responsivitas petugas.
memberikan mereka perlukan.
pelayanan 2. Petugas cenderung
kepada tidak mau melayani
pengguna dan bersikap acuh
layanan tak acuh kepada
pengguna layanan
Nilai Akhir = (0.10x(Nilai A) + 0.35 x (nilai B)+ 0.35 (nilai C)+ 0.20 x(Nilai D)) X 100
0.1x400+0.35x1000+0.35x600+0.2x300
contoh : Jika Nilai Total (1) Visi, Misi, dan Motto= 200; (2) Sistem
dan Prosedur = 500; (3) Sumber Daya Manusia = 300;
(4) Saranan dan PRasarana = 150
=(330/660)x100 =SO
Pada Berita Acara Penilaian ini dilampirkan hasil penilaian dan catatan
pendukung unit pelayanan publik tersebut di atas.
Demikian berita acara ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ketua
Anggota : 1........................ .
2 ....................... ..
3 ....................... ..
Mengetahui,
Pejabat yang berwenang,
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN
KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA PEMERINTAH
PERATURAN MENTER! NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
BABI
UMUM
Pasall
BAB II
PENETAPAN KINERJA
Pasal3
PasaiS
(4) Penyampaian dokumen penetapan kinerja sebagaimana diatur pada ayat (3)
meliputi dokumerl penetapan kinerja yang dimaksud pada ayat (1), dan ayat
(2).
Pasal6
Unit kerja mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (6) dan Pasal 5
ayat(2) adalah unit kerja yang mengelola anggaran tersendiri danl atau unit yang
ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.
Pasal7
(1) Dokumen Penetapan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal
5 memuat pernyataan dan lampiran forlnulir yang mencantumkan sasaran
strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan
anggaran.
Pasal8
(2) Format perencanaan kinerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
butir c digambarkan pada Lampiran II.
Pasal9
BAB Ill
PENGUKURAN KINERJA
Pasal 10
(1) Setiap akhir peri ode instansi melakukan pengukuran pencapaian target kinerja
yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.
(2) Pengukuran pencapaian target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja.
(3) Format pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
diilustrasikan pada lampiran Lampiran Ill.
Pasalll
BABIV
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
Pasal12
Pasal 14
Pasal15
Pasal 16
Pasal17
Pasal 18
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur kemudian.
Pasal20
Pasal21
Ditetapkan : Di Jakarta
Pada Tanggal : 31 Desember 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
ttd
E.E. Mangindaan
Lampiran lA
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAVAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFOR MASI BIROKRASI
NOMOR: 29 TAHUN 2010
PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA
Nama
Jabatan
Pada tahun ......... ini berjarlji akan mewujudkan target kinerja tahunan
sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka
menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
..................,.......... .
Menteri/ Pimpinan Lembaga/
Gubernur/Bupati/Walikota ....
Lampiran IB
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARA'TUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR: 29 Tahun 2010
FORMULIR PENETAPAN KINERJA
( ........................................ )
Petunjuk Pengisian:
l.Header (a) diisi dengan Nama Kementerian/Lembaga
2.Header (b) diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diperjanjikan
3.Kolom {I) diisi dengan Sasaran Strategis K/L sesuai dengan Rencana Strategis
K/L, Sasaran strategis K/L adalah outcome.
Cbntoh: Pada Kementerian Kebudayaan dan Pariiisata.
Sasaran strategis di tingkat kementerian:
"Meningkatnya pariwisata Indonesia (Nasional)"
4. Kolom (2) diisi dengan lndikator Kinerja yang relevan untuk mengukur Sasaran
Strategis K/L sesuai dengan Rencana Strategis K/L ataupun berdasarkan
penetapan IKU. (lndikator kinerja setiap sasaran dimungkinkan lebih dari satu
indikator).
Contoh:
-"Persentase pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara."
-" Jumlah kunjungan wisatawan manca negara"
-"Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara"
-"Jumlah devisa dar~ wisatawan manca negara"
5. Kolom {3) diisi dengan angka target yang diperjanjikan akan dicapai dari setiap
indikator kinerja;
6. Kolom (4) diisi dengan nama program yang digunakan untuk pencapaian kinerja
organisasi K/L;
7. Kolom (5) diisi jumlah atau nilai pagu anggaran pada program sesuai dengan
kolom (5).
8. Footer (c) diisi dengan Total jumlahlnilai pagu anggaran yang direncanakan
akan digunakan untuk mencapai sasaran strategis
Provinsi/Kabupaten/Kota : (a)
Tahun Anggaran : (b)
(.......................................... )
Petunjuk Pengisian:
Jumlah Anggaran
Program ............................ : Rp ..................... (c)
(........................................ ) (...................................................... )
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan Nama Unit Organisasi Eselon I
2. Header (b) diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diperjanjikan
3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis eselon 1/ sasaran program sesuai dengan
dokumen perencanaan kinerja jangka menengah. Sasaran strategis eselon 1/
sasaran program adalah outcome atau output penting.
Contoh:Ditjen Pemasaran, Kementerian Budaya dan Pariwisata
"Meningkatnya efektifitas pelaksanaan promosi luar negeri"
4. Kolom (2) diisi dengan lndikator kinerja sasaran strategis dari organisasi eselon
1 sesuai dengan dokumen perencanaan kinerja jangka menengah ataupun
berdasarkan penetapan IKU. IKU pada tingkat ini adalah indicator kinerja
outcome dan output penting.
Contoh:
- Jumlah provider wisata peserta promosi
- Jumlah pengunjung promosi
5. Kolom (4) diisi dengan angka target yang diperjanjikan akan dicapai dari setiap
indikator kinerja;
6. Footer (c) diisi dengan Total jumlah/nilai pagu anggaran yang direncanakan akan
digunakan untuk mencapai sasaran strategis
I~
Jumlah Anggaran
Program ............................ : Rp ..................... (c)
( • • • • • • 000 000 000 0 0 ••••••••••••••••••••• 00) ( 000 • • • • • • • • • 000 000000 • • • • • • • • • • • • 000 000 0 0 )
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan Nama Satuan Kerja
2. Header (b) diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diperjanjikan
3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis satuan kerja lrasaran kegiatan utama
sesuai dengan dokumen perencanaan kinerja jangka menengah. Sasaran
strategis satuan kerja sekurang-kurangnya adalah Output dan sub output
penting.
Contoh:
"Meningkatnya efektivitas event promosi wilayah Amerika dan Pasifik
4. Kolom (2) diisi dengan lndikator kinerja sasaran strategis dari organisasi
satuan kerja sesuai dengan dokumen perencanaan jangka menengah ataupun
berdasarkan penetapan IKU. IKU pada tingkat ini sekurang-kurangnya adalah
indikator kinerja output;
Contoh:
- Jumlah provider wisata peserta promosi
- Jumlah pengunjung promosi
5. Kolom (4) diisi dengan angka target yang diperjanjikan akan dicapai dari
setiap indikator kinerja; (Jika indikatornya berupa jumlah/ kuantitas perlu
disertakansatuannya).6. Footer (c) diisi dengan Total jumlah/nilai pagu
anggaran yang direncanakan akan digunakan untuk mencapai sasaran strategis
Jumlah Anggaran
Program ............................ : Rp ..................... (c)
(........................................ ) ( • • • • • • • • • 000000 000 000 000 0 • • • • • • • • • 000 000000 000 000 000 • • )
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan Narna Satuan Kerja Perangkat Daerah
2. Header (b) diisi dengan Tahun Anggaran yang akan diperjanjikan
3. Kolom (1) diisi dengan pernyataan sasaran strategis SKPD sesuai dengan
dokumen Rencana Strategis SKPD. Sasaran strategis SKPD sekurang-kurangnya
adalah Output.
Contoh: Dinas Pertanian
"Meningkatnya produksi tanaman pangan"
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis dari SKPD sesuai
dengan dokumen Renstra SKPD ataupun berdasarkan penetapan IKU. IKU pada
tingkat ini setidaknya adalah indikator kinerja outcome;
Contoh:
Persentase peningkatan produksi padi.
Persentase peningkatan produksi jagung
Persentase peningkatan produksi kedelai
5. Kolom (3) diisi dengan angka target yang diperjanjikan akan dicapai dari setiap
indikator kinerja;
6. Kolom (4) diisi dengan nama program dan kegiatan utamal pokok yang
digunakan untuk menunjang pencapaian kinerja organisasi;
7. Kolom (5) diisi jumlah atau nilai anggaran pada kegiatan yang bersangkutan;
8. Footer (c) diisi dengan total jumlahlnilai pagu anggaran yang direncanakan
akan digunakan untuk mencapai sasaran strategis
Lampiran II
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI
NOMOR: 29 TAHUN 2010
I1 \ 17\ (~\
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi nama kementerian/lembaga/pemerintah provinsi/kabupaten/
kota;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis kementerian/lembaga/pemerintah
Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan dokumen rencana perencanaan
jangka menengah;
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari kementerian/
lembaga/pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam kolom (1);
5. Kolom (3) diisi dengan angka target dari masing-masing indikator kinerja
sasaran strategis.
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi nama unit organisasi eselon kementerian/lembaga/SKPD;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis unit organisasi eselon kementerian/
lembaga/SKPD sesuai dengan dokumen rencana perencanaan jangka
menengah; .
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari unit
organisasi eselon kementerian/lembaga/SKPD dalam kolom (1);
5. Kolom (3) diisi dengan angka target dari masing-masing indikator kinerja
sasaran strategis.
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi nama unit organisasi eselon 11/Unit Mandiri kernenterian/
lembaga;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom (I) diisi dengan sasaran strategis unit unit organisasi eselon 11/Unit
Mandiri Kementerian/lembaga sesuai dengan dokumen rencana perencanaan
jangka menengah;
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja atas sasaran strategis dari unit organisasi
eselon Ill Unit Mandiri kementerianllembaga dalam (I);
5. Kolom (3) diisi dengan angka target dari masing-masing indikator kinerja sasarar:
strategis;
Lampiran Ill
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI
NOMOR: 29 TAHUN 2010
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan kode dan nama kementerian negarallembaga;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom (1) diisi dengan sasaran strategis Kementeriallernbaga sesuai dengan
dokumen Penetapan Kinerja;
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis · dari
Kementerianllembaga sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
5. Kolom (3) diisi dengan angka target yang akan dicapai untuk setiap indikator
kinerja sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
6. Kolom (4) diisi dengan Realisasi dari masing-masing lndikator Kinerja;
7. Kolom (S) diisi dengan persentase pencapaian target dari masing-masing
indikator kinerja;
8. Kolom {6} diisi dengan nama program yang digunakan untuk pencapaian
sasaran strategis organisasi sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
9. Kolom (7) diisi dengan pagu anggaran program;
10.Kolom (8) diisi dengan realisasi anggaran;
1l.Kolom (9) diisi dengan persentase realisasi anggaran (realisasil pagu x 100%);
12.Footer (c) diisi total jumlahlnilai pagu anggaran yang direncanakan untuk
mencapai sasaran strategis;
13.Footer (d) diisi total jumlahlnilai realisasi anggaran yang digunakan untuk
mencapai sasaran strategis;
Provinsi/Kabupaten/Kota : (a)
Tahun Anggaran : (b)
Sasaran Strategis lndikator Kinerja Target Realisasi %
~~· 14 I<;
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan nama pemerintah ProvinsiiKabupatenl Kota;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom {1) diisi dengan sasaran strategis IPemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota
sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis dari Pemerintah
Provinsi/ Kabupaten/ Kota sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
5. Kolom (3) diisi dengan angka target yang akan dicapai untuk setiap indikator
kinerja sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
6. Kolom (4) diisi dengan Realisasi dari masing-masing lndikator Kinerja;
7. Kolom (5) diisi dengan angka persentase pencapaian target dari masing-masing
indikator kinerja (realisasi/target x 100)%;
8. Footer (c) diisi total jumlahlnilai pagu anggaran yang direncanakan untuk
mencapai sasaran strategis;
9. Footer (d) diisi total jumlahlnilai realisasi anggaran yang digunakan untuk
mencapai sasaran strategis
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan kode dan nama unit organisasi eselon I;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom {I) diisi dengan sasaran strategis unit organisasi eselon I sesuai dengan
dokumen Penetapan Kinerja;
4. Kolom {2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis dari unit organisasi
eselon I sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
5. Kolom (3) diisi dengan angka target yang akan dicapai untuk setiap
indikator kinerja sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
6. Kolom (4) diisi dengan Realisasi dari masing-masing lndikator Kinerja;
7. Kolom {5) diisi dengan angka persentase pencapaian target dari masing-masing
indikator kinerja: (realisasiltarget x 100} %;
8. Footer (c) diisi total jumlahlnilai pagu anggaran program yang
direncanakan untuk mencapai sasaran strategis;
9. Footer (d) diisi total jumlahlnilai realisasi anggaran program yang digunakan
untuk mencapai sasaran strategis;
Petunjuk Pengisian:
1. Header {a) diisi dengan kode dan nama satuan kerjalunit kerja mandiri ;
2. Header {b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom {1) diisi dengan sasaran strategis satuan kerjalunit mandiri sesuai
dengan dokumen Penetapan Kinerja;
4. Kolom {2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis dari satuan kerjalunit
mandiri sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
5. Kolom {3) diisi dengan angka target yang akan dicapai untuk setiap indikator
kinerja sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
6. Kolom {4) diisi dengan Realisasi dari masing-masing lndikator Kinerja;
7. Kolorn {5) diisi dengan persentase pencapaian target dari masing-masing
indicator kinerja: {realisasi/target x 100)%;
8. Footer {c) diisi total jumlah/nilai pagu anggaran kegiatan yang direncanakan
untuk mencapai sasaran strategis;
9. Footer {d) diisi total jumlah/nilai realisasi anggaran kegiatan yang digunakan
untuk mencapai sasaran strategis;
? ~~ 141 (t;l
Petunjuk Pengisian:
1. Header (a) diisi dengan nama SKPDI unit kerja mandiri;
2. Header (b) diisi dengan tahun anggaran;
3. Kolom (I) diisi dengan sasaran strategis SKPD sesuai dengan dokumen Penetapan
Kinerja;
4. Kolom (2) diisi dengan indikator kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan
dokumen Penetapan Kinerja;
5. Kolom (3) diisi dengan angka target kinerja yang akan dicapai dari setiap
indicator sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja;
6. Kolom (4) diisi dengan realisasi dari masing-masing lndikator Kinerja;
7. Kolom (5) diisi dengan persentase pencapaian target dari masing-masing
indicator kinerja: (realisasi/target x 100%)
8. Footer (c) diisi total jumlahlniki pagu anggaran kegiatan yang direncanakan
untuk mencapai sasaran strategis;
9. Footer (d) diisi total jumlah/nilai realisasi anggaran kegiatan yang digunakan
untuk mencapai sasaran strategis;
OUTLINE
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
2010-2014
PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAVAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2010-2014
MENTERI NEGARA
PENDAVAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI,
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 30 Desember 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/Selaku
Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) adalah bentuk operasionalisasi Grand
Design Reformasi Birokrasi (GDRB) yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima)
tahun sekali dan merupakan rencana rinci pelaksanaan reformasi birokrasi dari
satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per
tahun yang jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun
berikutnya, begitupun sasaran tahun-tahun berikutnya mengacu pada sasaran
tahun sebelumnya.
Keterkaitan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi adalah sebagai
berikut:
Road Map Reformasi Birokrasi Road Map Reformasi Birokrasi untuk periode 201
2010- 2014 2014 lebih bersifat living document, ditetapkan
dengan Peraturan Menteri PAN dan RB
• Road Map Reformasi Road Map Reformasi Birokrasi 2015 - 2019 dan
Birokrasi 2015- 2019 2020- 2024 yang akan disusun sesuai dengan hasil
R d M R f . pelaksanaanRPJMNdanRMRBperiodesebelumnya,
• oa ap e ormas1 . .
Birokrasi 2020 _ 2024 serta dmam1ka perubahan penyelenggaraan
pemerintahan.
Gambar 1
Keterkaitan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dengan Road Map
Reformasi Birokrasi 2010-2014, Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019, dan
Road Map Reformasi Birokrasi 202Q-2024 1.2 Tujuan
1.2 Tujuan
Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) bertujuan untuk memberikan arah
pelaksanaan reformasi birokrasi di kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah
daerah (Pemda) agar berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga, dan berkelanjutan.
* Program untuk Tmgk:at Program untuk Tmgkat ~feso Program untuk Tmgkat l\Wcro
. Makro .
1) Penman Organisasi 1) Manajr.men Perubahan 1) Manajemm Perubahan
2) Pmataan Tatalaksana 2) Konsultasi dan Asisteosi 2) Peoatun Peratunm
Peruodang-undangm
3) Pmataan Sist.cm 3) Monitoring, Evaluasi dan
Manajemen.SDM Pelapot3n 3) Peoatun dan
Aparatur
4) Knuwledge Managemmt Penguatan Organisasi
4) Penguatan Pengawasan
4) Penatun Tatalaksana
5) Penguatan Akuotabilitas
Kinaja 5) Peoatun Sistem
Manajemm SDM
6) Peningka.tan Knalitas Aparatur
Pelayan.an Publik
6) Penguatan
Peogawasan
7) Penguatan
Alamlabilitas Kinerja
8) Peningbtan Kualitas
Pelayanan Publik
9) Mooitoring. Evaluasi
dan Pelaporan
Tabell
Program pada Tingkat Makro, Meso dan Mikro
Tabel2
Sasaran dan lndikator Keberhasilan Reforma si Birokrasi
BAB II
PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI
Ketua Wapres
Anggota : Menko Perekonomian, Menko Polhukam, Menko Kesra, Menneg PAN-RB, Menkeu,
Mendagri, Kepala UKP·PPP, Prov Dr. Ryas Rasyid
~ t
ITIM INDEPENDEN I TIM REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
Ketua Men neg PAN-RB
TIM QUALITY
ASSURANCE
Anggota : Menkeu, Mendagri, Menneg PPN/Kepala
Bappenas, Mensesneg, Seskab
1 Unit Pengelola 1
1 1
Reformasi Birokrasi Nasional
I
I I
ITIM RB • K/L I ITIM RB • PENDA I
Gam bar 2
Pengorganisasian Reformasi Birokrasi Nasional
Gambar 3
Pengeorganisasian Reformasi Birokrasi B/K/Pemda
2014
Meneruskan hal·hal
2013 yang belum dapat
Meneruskan hal· diselesaikan pada
2012 hal yang belum tahun keempat,
Meneruskan hal· dapat diselesaikan menjaga/memelihar.
2011 hal yang belum padatahun hal·hal yang sudah
dapat diselesaikan 2012, menjaga/ berhasil dilaksanakan
Melanjutkan hal·
pada tahun memelihara hal·hal dan melakukan
hal yang belum
dapat dilaksanakan 2011, menjaga/ yang sudah berhasil monitoring dan
memelihara hal· hal dilaksanakan, evaluasi menyeluruh
pada tahun
yang sudah berhasil dan melakukan terhadap seluruh
2010, menjaga/
dilaksanakan, monitoring evaluasi proses reformasi
memelihara apa
yang sudah berhasil dan melakukan dan penyempurnaan birokrasi baik tingkat
2010 dilaksana·kan, monitoring evaluasi terhadap hasil· nasional maupun
dan melakukan dan penyempurnaan hasil yang sudah instansi (K/L/Pemda
Membangun
landasan yang kuat monitoring evaluasi terhadap hasil· diperoleh pada
untuk menjamin dan penyempurnaan hasil yang sudah tahun 2012
implementasi terhadap hasil· diperoleh pada
reformasi birokrasi hasil yang sudah tahun 2011
secara konsisten diperoleh pada
tahun 2010
Gambar 4
Garis Besar Tahapan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
:u"'O
g~
Q.3
S::a>
I» :I
"C-o
:u:J>
~z
OQ.
~I»
3 :I
g::u
- · c:D
!!!z
0 0
7<''
~....,
g:o instami
;::;-t
0~
-'C
0:::1
.:.,....,
........
00
""'0
dan evalua\i kelembagaan pemerintah
s.
6.
Uasil ~DI Diharlpkan
;:g"'CI
g CD
C."'
s:i
"'::I
'0"'11
;g)>
~z
..33l;:g"'
Oc.
::I pengangkalal, panindahan dan
- · Dl
!!!z
,...0 .0
"'N
3lo
;:;-. 21. Penyusunan Kebijakan dan Penganggann Untuk Exk dan anggaran untuk SDM yang mengundtrbn diri
0~
-"C: bersamalmassal dan sulca"ela (khusllm)'& SDM ymg
0::::1 Poley
NN
00
tidak sesuai kebutuban
..........
""0
CD :I:
c: 3" H.Mil ~DI Diharapkao
~~
IC :0
"001
.. :0
rna-
Angka capaian lKM pada pemerintah karopatcnlkota yang
merepresenta.sikan kinerja prov imi
3.
Gambar 5
Keterkaitan Program Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada Tingkat Makro
:a
O"ll
!»CD
Q. ..
s:~
I» :I
't:J"ll
:a)>
CDZ
O'c.
.. I»
3 :I
1l:::a
- · a!
!!!z
,..0 0.
.. N
1):o
~-i
0~
.. c:
0::1
....
r:_,N
00
~0
c. Keterkaitan Pelaksanaan Program pada Tingkat Meso (2010-
2014)
Keterkaitan substansi pelaksanaan program pada tingkat meso di atas
dapat dilihat pada gam bar di bawah ini.
Gam bar 6
Keterkaitan Program dan Kegiatan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi pada Tingkat Meso
D. PENATAAN TATALAKSANA
1. Penyusunan SOP penyelenggaraan Dokumen SOP penyelenggaraan tugas
tugas dan fungsi dan fungsi
b. Quick Wins
Quick wins, adalah suatu langkah inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang
mengawali pelaksanaan suatu program dalam reformasi birokrasi terutama
yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta peningkatan kualitas pelayanan publik. Quick wins bermanfaat untuk
mendapatkan momentum yang positif dan meningkatkan kepercayaan diri
instansi dalam melakukan langkah reformasi birokrasi, serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat (to win public's heart).
Quick wins memiliki kriteria antara lain sebagai berikut:
• dilakukan di awal;
• sesuai dengan ekspektasi stakeholders utama K/L dan Pemda dalam hal
output atau tingkat kinerja;
• dapat diselesaikan dalam jangka waktu relatif cepat, kurang lebih 12
bularr;
• mudah terlihat dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh
stakeholders;
• memicu area perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi;
• memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan kualitas produk
utama K/L dan Pemda.
I PENATAAN PERATURAN
I PERUNDANG·UNDANGAN
PENATAAN
APARATUR
PENINGKATAN KUALITAS I
I TATALAKSANA PELAVANAN PUBLIK
I PENGUATAN
PENGAWASAN
I
I MONITORING, EVALUASI
DAN PELAPORAN
I I
~ MANAJEMEN PERUBAHAN I
Gam bar 7
Keterkaitan Program dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
pada K/L dan Pemda
Prinsip Pelaksanaan
a. Seluruh K/L dan Pemda diwajibkan untuk melaksanakan reformasi
birokrasi sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 201Q-2025;
b. K/L dan Pemda yang melakukan reformasi birokrasi harus menyampaikan
usulan dokumen dan road map kepada Tim RBN melalui UPRBN;
c. Tunjangan kinerja merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan
reformasi birokrasi dan diharapkan dananya bersumber dari efisiensi/
optimalisasi pagu anggaran belanja K/L dan Pemda dan/atau peningkatan
penerimaan yang dihasilkan;
d. Tunjangan kinerja diberikan secara bertahap sesuai kemajuan
keberhasilan/capaian pelaksanaan reformasi birokrasi.
4.1 Monitoring
Monitoring minimal dilakukan setiap enam bulan sekali, Tim lndependen
melakukan monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi pada masing-masing
instansi pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hasil
monitoring disusun dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada KPRBN.
4.2 Evaluasi
Untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi di masing-
masing instansi, setahun sekali Tim lndependen melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi pada masing-masing instansi pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Evaluasi dilakukan paling tidak
berdasarkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing
K/L dan Pemda sebagaimana diuraikan dalam dokumen RMRB ini. Hasil evaluasi
disusun dalam bentuk laporan dan disampaikan kepada KPRBN, kemudian dibahas
dalam rapat KPRBN. Berdasarkan hasil evaluasi, KPRBN memberikan saran/
rekomendasi berkaitan dengan reward dan punishment sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4.3 Pelaporan
Tim lndependen menyusun laporan konsolidasi hasil pelaksanaan monitoring
dan evaluasi pad a masing-masing K/L dan Pemda. Tim lndependen menyampaikan
laporan konsolidasi dimaksud kepada KPRBN. Sementara itu, Tim Quality Assurance
menyusun laporan hasil pelaksanaan penjaminan mutu pelaksanaan reformasi
birokrasi dan disampaikan kepada KPRBN.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Desember 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/
Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional,
E.E. Mangindaan
TENTANG
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI
2010-2025
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 81 TAHUN 2010
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010-2025
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG GRAND DESIGN
REFORMASI BIROKRASI 2010-2025
PASAL1
Menetapkan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 sebagaimana terlampir
dalam Peraturan Presiden ini.
PASAL2
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 sebagaimana dimaksud dalam Pasal1
menjadi acuan bagi Kementerian/lembaga/Pemerintah Daerah dalam melakukan
reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik.
Pasal3
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, dapat diubah sesual dengan
perkembangan oleh Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional yang
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 21 Desember 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
BAS
PENDAHULUAN
Untuk mewujudkan hal itu, telah ditetapkan beberapa Tap MPR Rl, di
antaranya:
• Tap MPR RI Nom or X/MPR/1998 ten tang Pokok-Pokok Reformasi Pemban-
gunan dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional;
• Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN, yang ditindaklanjuti dengan Undang-Undang No-
mar 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
KKN;
• Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa;
• Tap MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan
Pemberantasan dan Pencegahan KKN;
• Tap MPR RI Nomor 11/MPR/2002 yang mengamanatkan percepatan per-
tumbuhan ekonomi nasional termasuk reformasi birokrasi dan memban-
gun penyelenggaraan negara dan dunia usaha yang bersih;
• Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2002 yang mengamanatkan pemberantasan
KKN, penegakan dan kepastian hukum, serta reformasi birokrasi dengan
penekanan pada kultur birokrasi yang transparan, akuntabel, bersih dan
bertanggungjawab, serta dapat menjadi pelayan masyarakat dan abdi nega-
ra.
Dalam perkembangan pelaksanaan reformasi gelombang pertama,
reformasi di bidang birokrasi mengalami ketertinggalan dibanding reformasi
Akan tetapi, jika gagal dilaksanakan, reformasi birokrasi hanya akan menimbulkan
ketidakmampuan birokrasi dalam menghadapi kompleksitas yang bergerak
Slfat: Slfat:
lnstanslonal Naslonal dan lnstanslonal
Sasaran: Sa saran:
Mewujudkan tata kelola 1. Terwujudnya pemerlntahan yans berslh dan bebas KKN
pemerlntahan yans balk 2. Terwujudnya peninskatan kualltas pelayanan publlk
kepada masyarakat
Area perubahan: 3. Menlnskatnya kapasltas dan akuntabllitas kinerja
• Kelembasaan (orsanlsasl) blrokrasi
• Budaya Orsanlsasl
Kehltalaksanaan Area perubahan :
• Resulasl - Deresulasl
SDM I • Orcanisasl
• Tatalaksana
• Peraturan Perundana- undanaan
Sumber daya manusla aparatur
• Pensawasan
Akuntabilltas
Peiayanan publlk
Pola Plklr (mind set) dan Budaya Kerja (cult ure set)
Aparatur
c. SDM Aparatur
SDM aparatur negara Indonesia (PNS) saat ini berjumlah 4,732,472 orang
(data BKN per Mei 2010). Masalah utama SDM aparatur negara adalah alo-
kasi dalam hal kuantitas, kualitas, dan distribusi PNS menurut teritorial
(daerah) tidak seimbang, serta tingkat produktivitas PNS masih rendah.
Manajemen sumber daya manusia aparatur belum dilaksanakan secara
optimal untuk meningkatkan profesionalisme, kinerja pegawai, dan or-
d. Kewenangan
Masih adanya praktek penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan bel urn mantapnya akunt-
abilitas kinerja instansi pemerintah.
e. Pelayanan publik
Pelayanan publik bel urn dapat mengakomodasi kepentingan seluruh lapis an
masyarakat dan belum memenuhi hak-hak dasar warga negarajpenduduk.
Penyelenggaraan pelayanan publik belum sesuai dengan harapan bangsa
berpendapatan menengah yang semakin maju dan persaingan global yang
semakin ketat.
Gambar 3
Keterkaitan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dengan RPJPN 2005-
2025 dan RPJMN 2010-2014, RPJMN 2015-2019, dan RPJMN 2020-2024
GRAND DESIGN
REFORMASI BIROI<RASI
ARAH KEBIJAKAN
REFORMASI BIROI<RASI
SASARAN LIMA
TAHUNAN
REFORMASI BIROI<RASI
Gambar4
KerangkaPikir Grand ~sign Refonnasi Birokrasi
2010-2025
b. Terukur
Pelaksanaan reformasi birokrasi yang dirancang dengan outcomes oriented
harus dilakukan secara terukur dan jelas target serta waktu pencapaiannya.
d. Efektif
Reformasi birokrasi harus dilaksanakan secara efektif sesuai dengan target
pencapaian sasaran reformasi birokrasi.
e. Realistik
Outputs dan outcomes dari pelaksanaan kegiatan dan program ditentukan
secara realistik dan dapat dicapai secara optimal.
f. Konsisten
Reformasi birokrasi harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,
dan mencakup seluruh tingkatan pemerintahan, termasuk individu pegawai.
g. Sinergi
Pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan secara sinergi. Satu tahapan
kegiatan harus memberikan dampak positif bagi tahapan kegiatan lainnya, satu
program harus memberikan dampak positif bagi program lainnya. Kegiatan
yang dilakukan satu instansi pemerintah harus memperhatikan keterkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintah lainnya, dan harus
menghindari adanya tumpang tindih antarkegiatan di setiap instansi.
h. lnovatif
Reformasi birokrasi memberikan ruang gerak yang luas bagi K/L dan Pemda
untuk melakukan inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pertukaran pengetahuan, dan best practices untuk menghasilkan kinerja yang
lebih baik.
i. Kepatuhan
Reformasi birokrasi harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
j. Dimonitor
Pelaksanaan reformasi birokrasi harus dimonitor secara melembaga untuk
memastikan semua tahapan dilalui dengan baik, target dicapai sesuai dengan
rencana, dan penyimpangan segera dapat diketahui dan dapat dilakukan
perbaikan.
............ ______---
.;.~
___
-----
-----
-
,..._
_
~---~·I,..
.....,..,..
....... I'MMNI
__ ...
..... ... ---
Juprnol..,.._ _ _ _
':::=:.::=.:..-
--
..._,..._..,,_.._.
Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN
*) Skala 0- 10 **) Skala- 2.5 s/d 2.5 Sumber: Diolah dari RPJMN 2010-2014
b. Pelaksana
c. Program
Strategi pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan melalui program-program
yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented program) . Program-program
tersebut dilaksanakan sesuai dengan tingkat pelaksanaannya sebagaimana
tercantum pada tabel di bawah ini.
d. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan dengan metode sebagaimana
dikemukakan pada gambar di bawah ini.
..
I1.= . Orpnisasl
• Tatalaksalll
Pefllldal1·
Sllnbtr dlyl manusla
~~=--+f .. yenadlpendq lneflsltn,lntf.ldlf, mtnlmbulklnpr-
t===~~~ Mellkukln
penJ•rc. membukl peluanc KI<N, dan lllnnyedan
melekukln lancklh~•ncklh entlslpetlf
c
]
·=publlk
• Budaya Kerja Aparatur
yencdlpendq lneflslen,lnefeldll menlmbulkln
proseJ Plftlanc. mtmbubpelue~ KKN, d1n lelnnya.
melelul perubthan mlnd~tt, culturt ~tt
1 (culfutfsrtdan mimi
Menerepkln 11nksllt1U P"nlshment blcl merek1 yanc
~ srt) tldlkpetform delem pellksen11n rtformnl blrokrul
Grand Design Reformasi Birokrasi Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ditetapkan
2010-2025 dengan Peraturan Presiden.
Road Map Reformasi Birokrasi Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 lebih bersifat
2010-2014 living document ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
• Road Map Reformasi Birokrasi Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan 2020-2024
2015-2019 disusun sesuai dengan hasil pelaksanaan RPJMN dan
• Road Map Reformasi Birokrasi RMRB periode sebelumnya, serta dinamika perubahan
2020-2024 penyelenggaraan pemerintahan.
Transisi 2024 - 2025 UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, menetapkan bahwa proses
penyusunan RPJP harus dilaksanakan 1 tahun sebelum
berakhirnya RPJP sedang berjalan.
Gambar9
Keterkaitan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dengan Road Map
Reformasi Birokrasi 2010-2014, Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019, dan
Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
1) Desentralisasi
Setiap K/L dan Pemda melakukan langkah-langkah reformasi birokrasi
dengan mengacu kepada GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan
seterusnya, sesuai dengan karakteristik masing-masing institusi.
3) Koordinasi
Reformasi birokrasi dilakukan dengan langkah-langkah yang terkoordinasi
secara nasional dengan acuan GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014
dan seterusnya. Reformasi birokrasi dikoordinasikan secara nasional oleh
Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional, pelaksanaan sehari-hari
dilaksanakan oleh Tim Reformasi Birokrasi Nasional, dan implementasi
program-program dilaksanakan oleh K/L dan Pemda, serta dimonitor dan
dievaluasi secara periodik, berkelanjutan, dan melembaga.
***
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM INDEPENDEN
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 8 November 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
Ttd
E.E. Mangindaan
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
Ttd
E.E. Mangindaan
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENJAMIN KUALITAS
(QUALITY ASSURANCE)
KEPUTUSAN
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
MEMUTUSKA N :
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 8 November 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
da Reformasi Birokrasi
Ttd
E.E.Mangindaan
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
da Reformasi Birokrasi
Ttd
E.E.Mangindaan
TENTANG
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN
USULAN REFORMASI BIROKRASI
KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA
DAN REFORMASl BLROKRASI
MEMUTUSKAN :
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/
Ketua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional,
ttd
E.E. Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Pengertian
Gam bar 2
Sekretaris
Telepon
Hp
Email
Anggota
Telepon
Hp
Email
Tim Pelaksana Ketua
Telepon
Hp
Email
Sekretaris
Telepon
Hp
Email
Anggota
Latar Belakang Berisi Analisis kondisi nyata birokrasi pada kementerian/ lembaga,
mencakup masalah masalah yang di hadapi dimana
Prioritas dan Berisi gambaran program dan kegiatan yang sedang dan akan
Agenda/ waktu dilaksanakan dalam reformasi birokrasi, berdasarkan skala prioritas
masing-masing Kementerian /lembaga serta waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikannya.
Tenaga Pelaksana Berisi data /penjelasan tentang pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi termasuk
penjelasan tentang mekanisme kerja yang mengaitkan pihak-pihak
yang terlibat .
Road Map berisi gambaran detail program dan kegiatan reformasi birokrasi
sesuai prioritas yang telah ditetapkan. Untuk setiap program dan kegiatan perlu
dibuatkan rencana kerja rinci, dan memastikan implementasi dan penguatan
dampak perubahan, yang masing-masing mencakup penjelasan atas hal-hal
sebagai berikut:
a. Ringkasan Eksekutif
Berisi uraian singkat substansi roadmap reformasi birokrasi
Kementerian/Lembaga , yang mencakup gambaran kondisi saat
ini, program, kegiatan, anggaran, rencana waktu pelaksanaan dan
kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
b. Pendahuluan
Berisi paparan kondisi nyata birokrasi pada Kementerianllembaga
yang mencakup masalah-masalah yang dihadapi dan langkah-langkah
pembenahan yang akan dilakukan.
c. Konsolidasi rencana aksi program dan kegiatan reformasi birokrasi.
• Pencapaian. Berisi paparan program dan kegiatan reformasi
birokrasi yang sudah dicapai oleh Kementerian/Lembaga
• Rencana. Berisi paparan program dan kegiatan reformasi
birokrasi yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Kementerian/
Lembaga, termasuk quick wins yang ditetapkan.
• Kriteria keberhasilan. Berisi paparan mengenai hasil yang
Permen PAN dan RB No: 07 Tahun 2011
Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga
akan dicapai baik outputs maupun outcomes untuk setiap program
dan kegiatan reformasi birokrasi masing-masing Kementerian/
Lembaga. Kriteria keberhasilan ini mengacu pada Kriteria dan Ukuran
Keberhasilan yang diterbitkan oleh Kementerian PAN dan RB.
• Agenda prioritas. Berisi paparan mengenai program dan
aktivitas reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilaksanakan
berdasarkan skala prioritas masing-masing Kementerian/Lembaga.
• Waktu pelaksanaan dan tahapan kerja. Berisi paparan
mengenai jangka waktu pelaksanaan program dan aktivitas reformasi
birokrasi yang sedang dan akan dilaksanakan oleh masing-masing
Kementerian/Lembaga beserta tahap-tahap pelaksanaan program dan
kegiatannya.
• Penanggungjawab.Berisi informasi tentang unit kerja
atau sumber daya manusia yang menjadi penanggungjawab
setiap pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi
Kementerianllembaga terkait.
• Rencana anggaran. Berisi informasi mengenai rencana
besaran anggaran yang akan dialokasikan untuk mendukung
pelaksanaan setiap program dan kegiatan reformasi birokrasi.
d. Lampiran.
Lampiran yang dimaksud adalah kelengkapan yang mendukung isi dari
road map yang disampaikan.
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN DOKUMEN USULAN
DAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERATURAN MENTER! NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN DOKUMEN USULAN DAN ROAD MAP PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi I
Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional
Ttd
E.E Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
1.3 Pengertian
a. Penilaian adalah sebuah kegiatan untuk mengevaluasi kelengkapan
dan kualitas Dokumen Usulan dan Road Map Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi serta kesiapan dan dampak strategis pelaksanaan reformasi
birokrasi, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam pedoman
ini;
b. lnstrumen Penilaian Dokumen Usulan dan Road Map Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga adalah alat bantu yang
digunakan untuk menilai Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi
Kementerian/Lembaga secara obyektif,fait; transparan dan akuntabel;
c. Dampak strategis adalah akibat positif baik dalam bentuk outputs
maupun outcomes yang dihasilkan dari pelaksanaan reformasi
birokrasi yang terkait dengan efisiensi dan/atau optimalisasi anggaran,
peningkatan kualitas pelayanan publik, serta peningkatan akuntabilitas
dan pencegahan praktik Korupsi Kolusi Nepotisme {KKN) pada masing-
masing Kementerian/ Lembaga.
b. Observasi
Adalah sebuah proses pengamatan secara langsung terhadap tingkat
keberhasilan pencapaian satu atau lebih kegiatan reformasi birokrasi di
Kementerian/Lembaga.
3.3. Alat bantu Penilaian Dokumen usulan dan road Map Pelaksanaan
reformasi birokrasi
Alat bantu penilaian adalah instrumen yang dibuat untuk membantu UPRBN
dalam menilai Dokumen Usulan dan Road Map Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
serta dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Keterangan:
Untuk penilaian kelengkapan dilakukan dengan mengacu pada label 3 Kualitas isi
Kolom {5),{6) dan (7) Pada dasarnya penilaian kualitas isi mengacu pada :
1. Komponen-komponen yang ada menggambarkan kondisi spesifik
Kementerian/Lembaga ;
2. Rasionalitas keterkaitan isi antar satu komponen dengan komponen
lainnya;
3. Unsur-unsur kelayakan, rasionalitas dan sistematis dari rencana program
dan kegiatan dengan melihat pada aspek waktu, sumber daya manusia
yang mengarahkan- melaksanakan- mengawasi.
Untuk penilaian kualitas isi dilakukan dengan mengacu pada label 4 dan label 5
Tabel3
Penilaian Atas informasi Dasar
KELENGKAPAN
ADA DAN
NO KOMPONEN URAIAN TIDAK
SESUAI
ADA
KRITERIA*
1 lnformasi Nama kementerian/ Lembaga
dasar dan Alamat
Ketua, Sekretaris dan anggota
tim pengarah dan pelaksana
lnformasi Jabatan dan kontak
Tabel4
Penilaian Atas kualitas isi Dokumen usulan dan road Map Pelaksanaan
reformasi birokrasi
No KOMPONEN
. KRITERIA
BAlK CUKUP KURANG
1 Latar Belakang Gambaran kondisi Gambaran kondisi birokrasi Gambaran kondisi
birokrasi yang di- yang di-sampaikan kurang birokrasi yang
sampaikan spesifik, spesifik dan kurang detil disampaikan tidak
detil mencakup mencakup permasalahan spesifik dan tidak
permasalahan kritis kritis yang dihadapi detil serta bersifat
yang dihadapi dan dan berdampak pad a normatif.
berdampak
ketidakpuasan
pad a ketidakpuasan
publik, kinerja rendah, dan KKN.
publik,
. Tidak menggam-
TabeiS
Penilaian Atas Kualitas lsi
Road Map Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
KRITERIA
No KOMPONEN
BAlK CUKUP KURANG
INDIKATIR KINERJA
PROGRAM DAN KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUTS) HASIL (OUTCOMES)
A. MANAJEMEN PERUBAHAN
l.Pembentukan tim manajemen Terbentuknya tim manajemen Terbangunnya kesamaan
perubahan Ke menterian/ perubahan Kementerian/ persepsi, komitmen,
Lembaga konsistensi serta keterlibatan
Lembaga
dalam pelaksanaan program
2. Penyusunan st rategi manajemen Tersedianya dokumen strategi dan kegiatan reformasi
perubahan dan strategi kom unikasi manajemen perubahan birokrasi pad a seluruh
Kementerian /Lembaga
dan strategi komunikasi tingkatan pegawai pad a
Kementerian/Lembaga Kementerian/ Lembaga
perundang - undangan
yang tidak harmon is atau
tidak- sinkron di lingkungan
Keme nteri a n/Le m bag a
masing-masing serta lainnya
. Terlaksananya regulasi
dan deregulasi peraturan
perundang-undangan
D. PENATAAN TATALAKSANA
1. Penyusunan SOP Tersedianya dokumen SOP Terselenggara nya tra nsparansi,
penyelenggaraan tugas dan penyelenggaraan tugas dan akuntabilitas dan standarisasi
fungsi fungsi yang disahkan proses penyelenggaraan
2. Pembangunan atau Tersedianya e-government pemerintahan
Pengembangan e-government pad a masing-masing
Kementerian/Lembaga
F. PENGUATAN PENGAWASAN
1. Penerapan Sistem Pengendalian Terjadinya peningkatan • Tercapainya tujuan organisasi
Intern Pemerintah (SPIP) pada ketaatan, efisiensi dan secara efisien dan efektif serta
masing-masing Kementerian/ efektivitas pelaksanaan tugas taat pada peraturan;
Lembaga dan fungsi
. Berjalannya pengelolaan
keuangan negara yang andal
dan terpercaya.
2. Peningkatan Peran Aparat APIP yang lebih berperan
Pengawasan Intern Pemerintah dalam melakukan penguatan
(APIP) sebagai Quality Assurance sistem pengendalian intern,
dan consultir,J- quality assurance dan
konsultasi atas pelayanan
kepemerintahan.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A. MANAJEMEN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (B) (9) (10)
funs:si disahkan
(1) (2) (3) (4) (S) (6) (7) (8) (9) (10)
F. PENGUATAN PENGAWASAN
Penerapan Sistem Terjadinya peningkatan
Pengendalian Intern ketaatan, efisiensi dan
Pe-merintah (SPIP) efektivitas pelaksanaan tugas
pad a masing-masing dan fungsi
Kementerian/
Lembaga
(1) (2) (3) (4) (S) (6) (7) (8) (9) (10)
(1) (2) (3) (4) (S) (6) (7) (8) (9) (10)
€ Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah diminta untuk melengkapi sesuai dengan catatan
status Program dan kegiatan
Berilah tanda (v) pada salah satu kolom status dengan melihat pada dokumen
usulan. Bila dalam dokumen usulan dinyatakan bahwa program penataan SDM
aparatur, kegiatan evaluasi jabatan telah selesai dilaksanakan, berilah tanda (v)
pada baris tersebut dan kolom {3) selesai. Bila dalam dokumen usulan dinyatakan
bahwa program peningkatan kualitas pelayanan publik, kegiatan Deregulasi
pelayanan investasi sedang dilaksanakan, berilah tanda (v) pada baris terse but dan
kolom {4) sedang dilaksanakan.
status lampiran
Menilai kesesuaian lampiran dengan keluaran (ouput) program dan kegiatan di
dalam dokumen usulan. Pada bagian ini, diperiksa apakah sesuai antara lampiran
dengan keluaran (output) dari program dan kegiatan.
Apabila dinyatakan bahwa program penataan SDM aparatur dan kegiatan evaluasi
jabatan telah selesai dilaksanakan, maka dokumen minimal yang harus ada adalah
Hasil evaluasi jabatan, yaitu nilai jabatan Uob value) dan peringkat jabatan {job
grading). Bila lampiran yang dimaksud ada maka berilah tanda (v) pada kolom {5).
Bila lampiran yang dimaksud tidak ada/tidak sesuai maka berilah tanda (v) pada
kolom {6).
Apabila program dan kegiatan akan dilaksanakan maka dokumen Iampi ran minimal
yang harus ada adalah dokumen perencanaan.
¥
PROGRAM DAN KELUARAN KRITERIA
KEGIATAN (OUTPUT) BAlK CUKUP KURANG
A. MANAJEMEN PERUBAHAN
1. Pembentukan Terbentuknya Ada tim yang Ada tim yang Tidak ada
tim manajemen tim manajemen menangani menangani tim yang
perubahan perubahan manajemen manajemen menangani
Kementerian/ Kementerian/ perubahan perubahan manajemen
Lembaga Lembaga sudah sesuai tapi belum perubahan
dengan Petunjuk sesuai dengan
Pelaksanaan Petunjuk
Program Pelaksanaan
Manajemen Program
Perubahan Manajemen
Perubahan
2. Analisis jabatan Tersedianya uraian Tersedia uraian jabatan Tersedia uraian jabatan Tersedia uraian
jabatan untuk seluruh posisi/ untuk sebagian besar jabatan untuk
pekerjaan dalam posisi/ pekerjaan sebagian
struktur organisasi dalam struk-tur kecil posisi/
organisasi pekerjaan
dalam struktur
organisasi
3. Evaluasi jabatan Tersedianya Tersedia Job Grading Tersedia Job Grading Belum ada
Peringkat jabatan yang sudah divali-dasi untuk sebagian besar Job Grading
oleh Kern. PAN dan RB posisi/ pekerjaan yang atau Job
dan BKN untuk seluruh ada da-lam organisasi Grading sedang
posisi/pekerjaan yang tapi belum divalidasi dikembangkan
ada dalam organisasi oleh Kern. PAN dan RB
dan BKN
F. PENGUATAN PENGAWASAN
1. Penerapan Terjadinya Jumlah dan Jumlah dan jenis Jumlah dan
Sistem peningkatan jenis temuan temuan tidak ber- jenis temuan
Pengendalian In- ketaata n, eftsiensi berkurang; kurang dan tidak meningkat
tern Pemerintah dan efektivitas dan tindak ada tindak lanjut dan tidak ada
{SPIP) pada pelaksanaan tugas lanjut temuan tindak lanjut.
masing-masing dan fungsi meningkat
Kementerian/
Lembaga
sedang tahunan
belum ada
disiapkan
~
;:
Kesiepen Melakukan Dampek Stratqis
Reformasl Blrokrasl .::!'
1. Kesiapan atau rekam jejak 1. Efisiensi dan/atau
dalam melaksanakan optimalisasi penggunaan
reformasi birokrasi anggaran
2. Kesiapan Tim Reformasi 2. Peningkatan kualitas
Birokrasi internal pelayanan publik
Kementerian/lembaga 3. Peningkatan akuntabilitas
3. Kesiapan disain dan kinerja organisasi dan
strategi reformasi birokrasi pencegahan praktik KKN
Gambar 1
skema Prioritas Pemberian tunjangan kinerja
Tabel9
kesiapan Melakukan reformasi birokrasi
ASPEK PENILAIAN
1. Efisiensi dan/
. ....
DAMPAK STRATEGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
'
_ _ ...
.:il-~·
...
Apakah akan/sudah terjadi peningkat an
TabellO
Dampak strategis Pelaksanaan reformasi birokrasi
rJ PRICIUTAS II
II PRIORITAS II
Tlral
gambar
2
Matriks kelompok Prioritas kementerian/lembaga untuk Pemberian tunjangan
kinerja
Dari gambar di atas, terdapat 3 (tiga) jenis kuadran atau kelompok prioritas,
yaitu:
Bagaimana keberlanjutan
pelaksanaan reformasi birokrasi
di Kementerian/lembaga secara
umum?
Apakah kemajuan reformasi
birokrasi yang diperoleh dari hasil
program dan kegiatan reformasi
birokrasi akan terus berkelanjutan?
Sejauhmana konsistensi
pelaksanaan reformasi birokrasi
dengan desain dan strategi
reformasi birokrasi yang sesuai
dengan Perpres Nomor 81 Tahun
2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan
Perteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010
Tentang Roadmap Reformasi
Birokrasi 2010-2014?
Tlngl
PRIORITAS II PIUORIIM I
gambar4
Peta kelompok Prioritas Pemberian Reward and Punishment
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP
REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/
LEMBAGA DAN PEMDA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
E.E. Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
a. Memberikan Kesamaan pemahaman mengenai roadmap reformasi
birokrasi
b. Memberikan panduan penyusunan roadmap reformasi birokrasi bagi
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
2.1 Pengertian
Secara harfiah, roadmap dapat diartikan sebagai peta penentu atau penunjuk
arah. Dalam konteks upaya pencapaian hasil suatu kegiatan, roadmap adalah
sebuah dokumen rencana kerja rinci yang mengintegrasikan seluruh rencana dan
pelaksanaan program serta kegiatan dalam rentang waktu tertentu.
lnformasi lain yang minimal harus dijelaskan dalam roadmap adalah tahapan
atau aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan untuk setiap program dan kegiatan,
target capaian/hasil, pelaksana, penanggungjawab, dukungan yang dibutuhkan,
dan anggaran yang diperlukan.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan, road map dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam pengukuran pencapaian kinerja serta monitoring dan evaluasi.
Substansi, outcomes, dan outputs dari setiap program dan kegiatan reformasi
birokrasi dapatdilihatdalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Roadmap Reformasi
Birokrasi Nasional2010- 2014 pad a Bab Ill Tabel4. Memahami substansi, outcomes,
dan outputs dari setiap program dan kegiatan akan membantu tim reformasi
birokrasi Kementerianllembaga dan Pemerintah Daerah untuk mengidentifikasi
tahapan program dan kegiatan reformasi birokrasi.
Ada berbagai kegiatan pembenahan yang sudah, sedang dan akan dilakukan
oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang dapat dijadikan sebagai
program dan kegiatan reformasi birokrasi. Oleh karena itu, Kementerian/Lernbaga
dan Pemerintah Daerah perlu mengenali pelaksanaan reformasi birokrasi di
instansinya masing-masing, kemudian rmembandingkan antara hasil yang telah
dicapai dengan hasil yang diharapkan dalam Roadmap Reformasi Birokrasi di
masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pernerintah Daerah.
Jika sesuai, maka kegiatan tersebut bisa dinyatakan dalam dokumen usulan
sebagai kegiatan yang sudah selesai. Sebaliknya jika belum sesuai, maka kegiatan
tersebut dinyatakan dalam dokumen usulan sebagai kegiatan yang sedang dan
akan dilaksanakan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menetapkan tingkat penyelesaian
program dan kegiatan Reforrnasi Birokrasi:
1. Menginventarisasi setiap program dan kegiatan reformasi
birokrasi.
Lakukan invetarisasi program dan kegiatan dalam suatu dokumen
invetarisasi. Data hasil inventarisasi yang terkumpul selanjutnya
digunakan untuk menyimpulkan tingkat penyelesaian program dan
kegiatan yang dilakukan oleh Kernenterian/Lernbaga dan Pernerintah
Daerah. Untuk memudahkan proses pengambilan simpulan, data yang
dikumpulkan harus disertai dengan dokumentasi yang secara obyektif
dapat digunakan sebagai alat bantu, sebagaimana Formulir 1 berikut ini.
--------
l>2 ADA TDK
.
'1:1:::1
I» C..
~
~~
DILAKSANAKAN
ADA
~.:
z::o
I» C..
CCI» PERENCANAAN Peraturan/ 1. ...
.. :::1
;~ Rencana Kerja 2 ....
:::1
3.Dst
'
.
PENGEMBANGAN Konsep/Sistem/ 1....
SISTEM Metodologi 2 ....
3.Dst
Unsur pelaksana 1. ...
2 . ...
3.Dst
Hasil/ outcomes 1 . ...
2 . ...
3 .... Dst
Sosialisasi 1....
z
<X:
1.!)
z
<X:
a::
UJ
I-
UJ
~
~I
~
V) 0
:::> I-
~
I
1-
V) <X:
0
<X:
1.!)
z
=>co
19c:x:
1.!)3:
Zc:x:
<X:-.
z
UJ
c...
-.......z
z<x:
<X:~
z ~<X:
:::> 1--Z
:I:iii;Ji
~a::~
UJ<X:
!::_J
0 Ci
I
_J UJ
:::> ~
0
:::>
:::>
~
...
Ill
...
Ill t; t; ...
Ill
0 c c c c c
0
N rti ..,f ..4 N rti ..4 N rti ..4 N rti ..4 N rti
z
UJ Ill
~
c
Ill
:::> Ill
~
~
0 c Ill ·;;; c
Qj Ill
0 ...
Ill
a.
...
Ill a.
Vl
z ...::s...
Ill ::s
Ill
.!a
"ii
·;;;
!!!
41
c
UJ c
41 0 41
a. :::> VI a.
z
~
<X:
I:
~
Status Dokumen
I NAMA PROGRAM
1 2 3 4 5 6
PERENCANAAN Aturan/
rencana
PENGEMBANGAN Konsepf
SISTEM Sistemf
metodologi
Unsur
Pelaksana
Hasilf
outcomes
Sosialisasi
IMPLEMENTASI Aturan
Penerapan
Unsur
Pelaksana
Sosialisasi
Penerapan
Keterangan kolom
Kolom 1 tahapan yang dilakukan dalam proses reformasi birokrasi.
Kolom 2 unsur-unsur aktivitas yang akan menjadi obyek penilaian.
Kolom 3 kriteria dan ukuran untuk menilai dokumen.
Kolom 4 keberadaan dokumen dalam bentuk laporan, toto atau
dokumentasi lain, yang terekam dalam bentuk hard copy atau
soft copy
Kolom 5 nilai dokumen yang didapat dari membandingkan indicator
penilaian dengan kondisilkeadaan dokumen.
Kolom 6 status akhir dari dokumen yang ditandai dengan warna hijau,
kuningdan merah. Simbolisasi warna yangdituliskan inisekaligus
dapat diinterpretasikan untuk menetapkan status dokumen.
Simbolisasi warna tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk program dan kegiatan yang mendapat status kuning dan merah
selanjutnya akan dibuat rencana kerja rinci untuk menyelesaikannya.
Pemberian status tersebut merupakan titik awal pelaksanaan reformasi
birokrasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Dengan
demikian, setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
akan memiliki titik awal yang berbeda-beda terhadap pelaksanaan 9
(sembilan) program reformasi birokrasi.
Catatan:
I no I Ak!Mtas
-F waktu
- - - ---i>Uiiiik.
,,, l•l• l•l• l,l• l•l10l11lu nltthsl"l"l" , l,.lnlnlul,. "'" '"'"'" '"' " '" '"'"'" '"
10-
=
___
1 Jiroltw~l01'
I
·-- ,....,
,.___..._ 11-
,.,._...,_...
I
I S AIIMJNtM
"- "- c.::: ---
- -
-
11:::::.1 ..........._
171"'"
--
l~Jiblcln
--
1 SC..fft\Nfai
""""
I Anllshkbetl ~ 11- c::::J
·---
10_........ _ .......
,....,
1>,1 .....
11 - - - ,.....,
1, _ _ _ _ _ .... 1>,1_
'
U ,.,......, Slrndln " ' - "
1)-
!,. .............. ,....,
1S ~IUiintsaProcn~SOP ,..... ~
I
UlfiroltsiOIIIIAsldln~IIIRII ...... I I
GambarZ.
Contoh Hasil Konsolidasi Rencana Aksi
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM
MANAJEMEN PERUBAHAN
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAVAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/
Ketua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
1.2 Tujuan
a.. Membantu Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam
memahami manajemen perubahan sehubungan dengan pelaksanaan
reformasi birokrasi;
b. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dalam merencanakan, memantau, dan mengevaluasi
pelaksanaan manajemen perubahan;
c. Memudahkan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
melaksanakan manajemen perubahan.
2.1 Pengertian
a. Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan
organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang
diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk
mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan
tersebut.
b. Agen perubahan atau agent of change adalah individu/kelompok yang
terlibat dalam merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya.
Dalam sebuah proses perubahan, para agen perubahan ini berperan
sebagai role model. Biasanya agen perubahan adalah mereka yang
"dapat" dijadikan contoh, baik dalam prestasi kerjanya dan dalam
perilakunya. Agen perubahan terdiri dari pimpinan organisasi {sebuah
keharusan) dan pegawai-pegawai yang "dipilih" berdasarkan kriteria
tertentu, sesuai dengan tuntutan peran agen perubahan.
Adapun peran agen perubahan adalah sebagai berikut:
• Katalis adalah peran untuk meyakinkan pegawai yang ada di masing-
masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah tentang
pentingnya perubahan menuju kondisi yang lebih baik {tujuan yang
direncanakan).
• Pemberi Solusi adalah peran sebagai pemberi alternatif solusi
kepada pegawai Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
yang mengalami kendala dalam proses berjalannya perubahan
menuju tujuan akhir.
• Mediator adalah peran untuk membantu melancarkan proses
perubahan, terutama menyelesaikan masalah yang muncul di dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi dan membina hubungan antara
pihak-pihak yang ada di dalam dan pihak di luar Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah terkait dalam proses perubahan.
• Penghubung sumber Daya adalah peran untuk menghubungkan
pegawai yang ada di dalam Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah kepada pemilik sumber daya atau pembuat kebijakan.
c. Role model adalah individu yang bisa dijadikan contoh dalam prestasi
kerjanya, pola fikirnya {mind set) dan budaya kerjanya {cultur set) dalam
proses perubahan.
d. Pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang memiliki
kepentingan serta dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh
suatu pencapaian tujuan tertentu.
e. Strategi komunikasi adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan
informasi perubahan {baik program maupun kebijakan) dari satu pihak
{agen perubahan dan tim manajemen perubahan Kementerian/Lembaga
2.2 Prinsip
a. Kejelasan tujuan- adanya kejelasan tujuan atau hasil yang ingin dicapai
dari proses perubahan.
b. Kesadaran akan proses- bahwa perubahan merupakan proses menuju
kondisi yang lebih baik.
c. Membangun kepercayaan. Role model adalah kunci dalam membangun
kepercayaan. Model positif dari seluruh pimpinan adalah sebuah
keharusan untuk membangun kepercayaan.
d. Dimulai dari tingkatan paling atas. Perubahan tidak akan berhasil tanpa
keterlibatan pimpinan tertinggi. Komitmen dan partisipasi aktif dari
pimpinan tertinggi adalah sebuah keharusan untuk mencapai tujuan
perubahan.
e. Besarnya partisipasi. Perubahan membutuhkan partisipasi aktif dari
seluruh komponen yang terlibat dalam proses perubahan.
g. Tumbuhnya rasa memiliki. Menumbuhkan rasa kepemilikan dapat
mendorong terjadinya perubahan dan mempertahankan momentum
perubahan tetap terpelihara.
h. Ketersediaan sumberdaya. Untuk melaksanakan perubahan dibutuhkan
investasi sumber daya yang besar, baik dana, personil, waktu serta
sarana dan prasarana.
i. Keteraturan. Salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan
perubahan adalah adanya keteraturan atau kesetiaan pada rencana yang
terstruktur.
j. Keberlanjutan komunikasi. Memberikan informasi berulang kali, melalui
jalur media yang berbeda-beda dan dengan tingkat kedalaman yang
semakin meningkat untuk membangun pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan keyakinan dalam rangka membangun kepemilikan
bersama proses perubahan.
gambar 1
Kerangka Pikir Manajemen Perubahan Dalam
Reformasi Birokrasi
Dalam Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025 telah diidentifikasi kondisi yang dihadapi saat ini oleh birokrasi, yaitu:
a. Organisasi. Organisasi pemerintahan yang belum tepat fungsi dan tepat
ukuran (right sizing).
b. Peraturan perundang-undangan. Beberapa peraturan perundang-
undangan di bidang aparatur negara masih ada yang tumpang tindih,
inkonsisten, tidakjelas dan multi tafsir. Selain itu, masih ada pertentangan
antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya,
baik yang sederajatmaupun antara peraturan yang lebih tinggi dengan
peraturan di bawahnya atau antara peraturan pusat dengan peraturan
daerah. Disamping itu, banyak peraturan perundang-undangan yang
belum disesuaikan dengan dinamika perubahan penyelenggaraan
pemerintahan dan tuntutan masyarakat.
c. SDM Aparatur. SDM aparatur negara Indonesia (PNS) saat ini berjumlah
4,732,472 orang (data BKN per Mei 2010). Masalah SDM aparatur
negara adalah alokasi dalam hal kuantitas, kualitas, dan distribusi PNS
menurut teritorial (daerah) tidak seimbang, serta tingkat produktivitas
PNS masih rendah . Manajemen sumber daya manusia aparatur belum
dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan profesionalisme,
kinerja pegawai dan organisasi. Selain itu, sistem penggajian pegawai
negeri belum didasarkan pada bobot pekerjaan/jabatan yang diperoleh
dari evaluasi jabatan. Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan golongan/
pangkat tidak sepenuhnya mencerminkan beban tugas dan tanggung
gam bar 2
Kondisi Birokrasi yang Diinginkan
Terdapat 4 (em pat) dimensi dasar yang penting dan patut untuk diperhatikan
dan dikelola dengan baik selama jalannya masa transisi atau perubahan, yaitu:
Sebagai ilustrasi, perubahan yang dikelola dengan baik akan mengikuti kurva
A, sedangkan yang tidak dikelola dengan baik atau tidak dikelola sama sekali
akan mengikuti kurva B, dengan risiko menuju lembah " keputusasaan" (valley of
despair), yaitu kurva C, seperti terlihat gambar Gambar 3.
•
-
gambar 3
kurva kinerja - Dengan dan tanpa Manajemen Perubahan
a. tujuan perubahan
Adalah untuk mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan
mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu
atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan
sasaran reformasi birokrasi.
b. Perencanaan perubahan
Apabila kebutuhan dan tujuan perubahan sudah jelas, maka perlu
menyusun rencana perubahan untuk selanjutnya diimplementasikan.
Untuk dapat mencapai 8 (delapan) area perubahan yang diinginkan
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, maka diperlukan perencanaan
perubahan sebagai berikut:
1) Merencanakan strategi manajemen perubahan dan implementasi
manajemen perubahan.
Dalam hal ini Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
harus menyusun rencana strategi perubahan dan implementasi
manajemen perubahan.Rencana strategi perubahan disusun berdasarkan
tujuan perubahan itu sendiri dan hasil perubahan yang diinginkan, seperti
yang tertuang dalam Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Rencana strategi juga harus mencakup area perubahan yang diinginkan,
tim pengelola perubahan, waktu yang dibutuhkan, serta rencana
anggarannya. Sedangkan implementasi manajemen perubahan adalah
tahap melaksanakan rencana strategi perubahan yang sudah disusun oleh
masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
2) Membangun instrumen pengelolaan perubahan
Mengingat besarnya agenda reformasi birokrasi dan
proses perubahan yang akan dilakukan, maka penting untuk mengatur
sistem pelaksanaan, sistem komunikasi, sistem monitor dan evaluasi serta
sistem pelaporan. Hal ini untuk memastikan proses perubahan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
3) Meningkatkan kapabilitas pengelola perubahan
Meningkatkan kapabilitas pengelola perubahan
merupakan salah satu kunci dalam melaksanakan perubahan.Ada berbagai
macam cara untuk meningkatkan kapabilitas, misalnya melalui pelatihan
ketrampilan berkomunikasi, menjadi fasilitator, menjadi motivator,
menjadi mediator sampai dengan pelatihan membuat instrument
....
.............
....,..,
..
................................
,
,,, _,,......
....,.. .. a
......
. . . . . . jMIIIIt ......
...,.... __.................
.._..... _
......-:
.......................
.......
·~ .............. -
(), I I t ' / . \ )W' 11 (I
Gambar4
Struktur PMO Manajemen Perubahan
Tabell
llustrasi Pengorganisasian Manajemen Perubahan
Bab V hingga Bab VII akan menguraikan secara lebih rinci tahapan dan
juga kegiatan - kegiatan pokok yang menyertai tiap - tiap tahapan manajemen
perubahan, meliputi:
• Tahap Perumusan Rencana Manajemen Perubahan;
• Tahap Pengelolaan I Pelaksanaan Perubahan;
• Tahap Penguatan Hasil Perubahan.
dalam area:
Organisasi
Tatalaksana
Peraturan Perundang-undangan
SDM Aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Gambar6
Perumusan Rencana Manajemen Perubahan
tabel2
ldentlftbsl Awe! Pemanaku ICepentlnpn
• '• • I• '
•
.. ,,..
II' I ,•
, '
• ,. 1
•
5
1
~
0
fl, I' I' ' ' '
1\;>
hj jl! r1° t I I
Secara umum, tidak ada strategi manajemen perubahan tunggal, akan selalu
ada kombinasi strategi manajemen perubahan. Bila melihat pada program dan
kegiatan reformasi birokrasi, maka satu kegiatan dengan kegiatan lainnya akan
TINDAKAN
e r part i s ip as l
dalam memfasilitas
perubahan, Mengikuti
pelatihan Perubahan
perilaku atau prosedur
untuk mendukung
~ proses perubahan
·e
cu AKTIVITAS KOMUNIKASI KOMITMEN
::!! Berfokus pada pembangunan M eng a rtik u las i ka n
.
~
Cl:
pengeta h ua n/kesa da ran ,
pemahaman dan buy-in
kepemilikan at as perubahan
all BUY-IN
c Memiliki kesediaan bekerja
~ menuju perubahan
~ _ _ _ _. . . . . . .-;Menerima sifat &
PELATIHAN DAN DUKUNGAN
UNTUK BERHASIL akan
! PENGETAHUAN/KESADARAN
tujuan perubahan memperkuat komitmen dan
mengarahkan pad a keterlibatan
] Menyadari bahwa perubahan yang lebih besar untuk
harus segera dilakukan
~ bertindak
i= •.................................... ... ... ...........................................................................................................................•..
Gambar7
Strategi Komunikasi
Tabel6
Contoh Pengembangan Strategi Komunikasi
. reformasi birokrasi
latar belakang dan tujuan yang ingin
. birokrasi
Ukuran keberhasilan reformasi birokrasi
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah
. Daerah
Jangka waktu proses pelaksanaan reformasi
. birokrasi
Tim reformasi birokrasi Kementerian/
lembaga atau Pemerintah Daerah
MEDIA KOMUNIKASI
ro
c
c
"'"'ro ro
~ c
ro
c E Qj ::l
Qj ..c
SASARAN
KOMU-
::l
.:.!
ro
·c.
E
!:
0
..c
.!!!
"0 t:
Qj
Cl.
·;;;
c
-~ 0
E
...
ro
ro
I-
NIKATOR "' ...
::l a: "'
.:.! E
Qj
Vi
$ ~
"'
.D
Qj
Qj
a.
ro
cr::
ro
·.:-
.:.!
~ Qj
~ ~ :.::
::l
aJ
ro
a.
ro
2 "0
Q) z
Qj
c
0
...ro
cr:: .:.!
-~
:.:: a.
ro
.... cr::
<t
Pimpinan/ Pimpinan
pejabat tertinggi
Kementerian/
I I I I
Lembaga atau
Pemerintah
Daerah
Seluruh pejabat
I I I I I I
Pe~/media Pimpinan
tertinggi; tim
I I I
reformasi
birokrasi
Pemangku Pimpinan
kepentingan tertinggi; tim
I I I I
utama reformasi
birokrasi
Pemangku Tim reformasi
kepentingan birokrasi I I I I
Pemangku Pimpinan
kepentingan tertinggi I I I I
kunci
Target jumlah sesi/jumlah buku/
jumlah penayangan/jumlah ..... ..... ..... ..... ····· .. ...
newsletter
TAHAP • 1 I
~~----------------~~
TAHAP. 2 II TAHAP · 3
Rencana
I~PriJD~n~n dalam area :
Organisasi
Tatalaksana
Peraturan Perundang·undangan
SDM Aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan Publik
Pola Pikir dan
Merencanakan dan
Melaksanakan Training of Trainer Melaksanakan Tindakan
(TOT) dan Pelatihan lainnya : Perbaikan
Gambar8
Pengelolaan/Pelaksanaan Perubahan
Merencanakan dan
Melaksanakan Training of Trainer Melaksanakan Tindakan
(TOT) dan Pelatihan Lainnya Perba1kan
~
~
..........
.......... .--...........
.._
r2.1. iliij)liiileriiRencana Pinillitiiii
lmplementMI Renc8na Pelatlhan
....,..,.._
I1. Laporan Evaluasl clan
Iz. Update
Rencana
I
........,
~ snc.ct 11M Rencana
ft. ..........._ ........
3. ~ Renc:ana Komunlbsl
4. Upcllte Strateclct. Renc:ana
Tlndakan Pertlallcan
Stratecl clan Rencana I
Perubahan
l'erullalllln
s. .:.pom;Kemaiuan Perubahan ~ :!.I
Gambar9
Penguatan Hasil Perubahan
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini merupakan bagian dari
kegiatan monitoring dan evaluasi. Kegiatan tersebut adalah:
a. Mengukur tingkat keberhasilan dari pelaksanaan rencana manajemen
perubahan;
b. Mengumpulkan dan menganalisis umpan balik dengan cara
melakukankunjungan lapangan dan mengevaluasi pelaksanaan
manajemen perubahan;
c. Mendiagnosa kembali kesenjangan dan mengelola penolakan yang
terjadi dalam pelaksanaan manajemen perubahan;
d. Mengimplementasikan tindakan perbaikan dan membuat langkah
tindak lanjut untuk keberlanjutan proses perubahan;
e. Memberikan penghargaan kepada pegawai yang berhasil
mengimplementasikan perubahan dengan baik.
.............---
I ...-.....---··- .......
..-------·--------...........___
•
~ ,.~
I
Gambar 10
Ku.-va Keber1anjutan Perubahan
Bapak/lbu Yang Terhormat, terima kasih sudah bersedia mengisi kuesioner ini.
.... .. ...
IIMAIUM
•- - -
1
z• ... ....
ID
..,.. ... ..
IIIlA. . .
.......' ... ... ....' ... ....
J J .· I
-
5
1M fllllf
8. ~~dill~
keEiilalillilliln ii!ialiJ.iisiai ~·
9. Killi. SI!GI'cl nil~ ill~
I• .
10. ~ pail SI!IIIB i p l SE!Cil'il klllislen
rrs;.IIRldel(anil) paiau Yill9 ~
1t. -~
\iS,~ dill~ pNSal
~-~alai
12. ••
Killi. !II!Cilfcller.ill' ~ ~
dill~ y<IWJ~- poses
1--
1l Kilri ErMa- tiusi ~.
Simla ~ . . . seperti: diJi
rsm~lail, penpaa, ~ '
l~dl
14. fGI rasa pen;aya Jil'l9 Sil'lgill llgfJ dim
~ ksja lisekNI.-
15. , . . kerja Yill9 po!iiJ- crganisa5i !ani
.bnWUI setq~n em t1a a 4n (I)
l8la lwbm 3maka jlllilh pada k!Dn Ersehi ~
12. SuiHDIII
~ sekNI ~ .ltlnli1 ~ IWiil
00. TOTAL
C. Dalam proses perubahan ini,apa cara yang paling efektH bagi Bapakl
lbu untuk menerima komunikasi? ~uat prioritas dari yang sangat efektif (6) sa~
sangat tidak efektif (1)l
SKALA PIUHAN
1
MEDIA KOMUNIKASI 2 3 4 6
Sangat 5
Tidak KLnJng Cukup Sangat
tidak Efektif
Efektif Efektif Efektif efeldif
efektif
Email (sural elektronis)
Website
Intranet
Memo
Newsletter a tau leaflet atau
spanduk atau banner
Rapa.1-rapat atau pertemuan
Pembicaraanldiskusi semi
formal (kasual)
Himpunan Peraturan Perundang·undangan
Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara
Lampjran 2 : Tipikallsi dari Rencana Perubahan (Change Plan)
1. Pengelolaan Terhadap Para Pemangku Kepentingan
RENCANA KOMUNIKASI
I
I
Nama aktivitas: Pembenahan uraian pekerjaan- pembangunan job grading dan struktur
remunerasi (tunjangan kine rja)
Waktu ...................................................................................................
Anggaran ···································································································
Media komunikasi INTERNAL
• Rapat Kick-off
• Rapat pleno
• Rapat unit kerja
EKSTERNAL
• Press Release
Pesan Kunci
Kapan aktivitas ini akan dijalankan dan kapan akan selesai?
• Kapan akan diimplementasikan?
0 Apakah akan diberikan pelatihan tentang program yang baru?
Apabila ya, kapan dan oleh siapa? Jika tidak, mengapa tidak?
.. pertanyaan?
Metodologi dan pendekatan yang akan digunakan dalam aktivitas ini?
. aktivitas ini?
Siapa yang melaksanakan aktivitas ini? (bila dilaksanakan oleh pihak
ketiga, maka penting juga untuk diperkenalkan)
Anggaran ································································································
Acara Kunjungan pengambilan data
Pesan Kunci • Mengapa kesediaan jajaran pejabat dan pegawai yang menjadi sam pel
sangat penting untuk tercapainya tujuan aktivitas ini?
Anggaran • ..................................................................................
Acara • Kick-off implementa si uraian pekerjaan
• Rapat pleno
• Rapat kerja nasional
• Rapat unit-unit kerja
• Kunjungan ke unit-unit kerja
TENTANG
KRITERIA DAN UKURAN KEBERHASILAN
REFORMASI BIROKRASI
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 11 TAHUN 2011
TENTANG
KRITERIA DAN UKURAN KEBERHASILAN REFORMASI BIROKRASI
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/
Ketua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional,
Ttd
E.E.Mangindaan
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya dokumen ini untuk memberikan rujukan yang sama dalam
penggunaan kriteria dan ukuran keberhasilan reformasi birokrasi.
1.3 Pengertian
a. Kriteria dan ukuran adalah indikator yang digunakan sebagai dasar
penilaian atau penetapan keberhasilan program/kegiatan;
b. lndikator adalah factor atau variable kualitatif ataupun kuantitatif
yang memberikan cara yang mudah dan andal dalam mengukur suatu
pencapaian atau perubahan;
c. lndikator Kinerja adalah variabel yang mengindikasikan/member
petunjuk tentang suatu keadaan tertentu untuk mengukurperubahan;
atau merupakan unsure dalam akuntabilitas kinerja yang akan dihitung
dan diukur dalam pengukuran capaian kinerja. lndikator kinerja
merupakan instrument atau media yang dapat digunakan untuk
mengukurtingkatkeberhasilan dan/atau kegagalan dalam pencapaian
tujuan, sasaran, dan kegiatan sebuah organisasi. Dalam pendekatan
proses, indikator kinerja dapat dikategorikan kedalam masukan (input),
keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak
(impact);
d. lndikator Kinerja Utama adalah variabel yang digunakan untuk
mengukur faktor- factor kunci keberhasilan (critical success factor) yang
krusial terhadap pencapaian program/kegiatan yang menggambarkan
keberhasilan dan/atau kegagalan suatu organisasi;
e. Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjelaskan bagaimana
realisasi wewenang, tugas dan fungsi suatu orgasnisasi ataupun
seseorang dalam pencapaian hasil sesuai dengan mandate/wewenang
yang diterima.
Baseline Target
Sasaran lndikator
(2009) (2014)
Terwujudnya lndeks Persepsi Korupsi (IPK) 2.8 5.0
pemerintahan yang Pusat 42,1796 10096
bersih dan bebas Opini BPK (WTP} Daerah 2.7396 6096
KKN
Terwujudnya Pusat 6,64 8,0
peningkatan lntegritas
Pelayanan Publik Oaerah 6,46 8,0
kualitas pelayanan
publik kepada
masyarakat Peringkat Kemudahan Berusaha 122 75
Meningkatnya Efektivitas Pemerintahan -0,29 0,5
kapasitas dan
akuntabilitas lnstansi Pemerintah Yang
2496 8096
kinerja birokrasi Akuntabel
Sumber: Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tabel2
Sumber Data Untuk IPK
•
I SumberData
r----------.
Nama Surve1/Poling
I Economist Intelligence Unit (EIU) Country Risk Service and Country forecast
1 Houle • 'blsit
I ........ CompeliiMnessReport
I ..... --~Asses~MICPW
I World Economic Forum (WEF) Global Competitiveness Report
Indonesia
--------'
Kamboja
Malaysia 4.5
Singapura 9.2
Thailand 3.4
Vietnam 2.7
Filipina 2.4
Sumber: Transparansi International - Tl (2009)
TabeiS
Perkembangan Opini Audit BPK etas Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah (dalam %)
Tabel6
lntegritas Pelayanan Publik (2007-2010)
·-
Responden dalam survei ini adalah para pengguna layanan langsung
(data primer) dari layanan yang disediakan oleh instansi tersebut. Selain
skor per instansi, skor rata-rata instansi pusat dan daerah, survei ini juga
memberi skor lndeks lntegritas Nasional (liN) sejak tahun 2009.
Skor lntegritas ini didasarkan pada nilai rata-rata dari 2 (dua) dua
2UI)9 2010
ln(lonesia 129 122
Kamboja 145
Malaysia 23
Singapura 1 1
Thailand 12 12
Vietnam 91 93
Filipina 141 144
Sumber: World Bank (2010)
5. Efektivitas Pemerintahan
Efektivitas Pemerintahan (Government Effectiveness) merupakan
salah satu komponen dari enam komponen Worldwide Governance Index
(WGI) yang dikeluarkan oleh World Bank. WGI ini mencakup 212 negara
dan sudah diterbitkan secara rutin sejak tahun 1996. Ke enam komponen
WGI adalah sebagai berikut:
a. Voice and Accountability (VA) - memotret persepsi sampai sejauh
mana seorang warga negara dapat berpartisipasi dalam memilih
pemerintahannya sebagaimana kebebasan berekspresi, kebebasab
berserikat dan kebebasan media;
b. Political Stability and Absence of Violence/Terrorism (PV) -
memotret persepsi kecenderungan bahwa pemerintahan dapat
diganggu stabilitasnya atau digulingkan dengan cara-cara tidak
konstitutional atau kekerasan, termasuk terorisme dan kekerasan
yang bermotivasi politis;
c. Government Effectiveness (GE) - memotret persepsi kualitas
pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan tingkat kemandirian
dari tekanan-tekanan politis, kualitas formulasi kebijakan dan
a. perencanaan kinerja;
b. pengukuran kinerja;
c. evaluasi kinerja;
d. pelaporan kinerja; dan
e. capaian kinerja.
Tabel8
Komponen, Sub-Komponen dan Bobot Penilaian
No Komponen Bobot Sub-Komponen
1. Perencanaan 35" a. Rencana Stratl!8is, meliputl;
Kinerja Pemenul\an Renstra, Kualitas
Renstra dan lmplementasi
Renstra;
b. Rencana Kinerja Tahunan,
meliputi: Pemenuhan RKT,
ICua litas RKT, dan
lmplementasi RKT;
c.. Penetapan Kinerja, meliputi:
Pemenuhan PIC, Kualitas PIC
dan lmplementasi PK.
2. Pengukuran 20% a. Pemenul\an Pengukuran;
Kinerja b. Kualitas Pengukuran;
c. lmplementasi Pengukuran.
3. Pelaporan 10% a. Pemenuhan Pelaporan;
Kinerja b. Penyajian infonnasi kinerja.;
c. Pemanfaatan informasi
kinerja.
4. Evaluasi kinerja 20% a. Pemenuhan ev.aluasi;
b. Kualitas eva luasi;
c.. Pemanfaatan hasil evaluasi.
5. Capaian Kinerja 20% a. Kinerja yang dilaporkan
(output);
b. Kinerja yang dilaporkan
(outcome);
c.. Kinerja lainnya.
Total lOO'K.
D. PENATAAN TATALAKSANA
1. Penyusunan SOP Tersedianya dokumen SOP Terselenggaranya
penyelenggaraan tugas penyelenggaraan tugas dan fungsi transparansi, akuntabilitas
danfungsi Iyang disahkan dan standarisasi proses
2. Pembangunan atau Tersedianya e-government pada penyelenggaraan
Pengembangan masing-masing Kementerian/ pemerintahan
e-govemment Lembaga dan Pemerintah Daerah
Kriteria dan ukuran yang dijelaskan di dalam dokumen ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan menyamakan persepsi tentang ukuran keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi. Masing-masing Kementerian/ Lembaga dan
Pemerintah Daerah menjadi bagian dari pencapaian ukuran keberhasilan yang
telah ditetapkan.
TENTANG
PEDOMAN PENATAAN TATALAKSANA
(Business Process)
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN PENATAAN TATALAKSANA (BUSINESS PROCESS}
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi/
Ketua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Pengertian yang digunakan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:
a. Tatalaksana (business process), sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan
saling terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
b. Standard operating procedures(SOP), adalah dokumen tertulis yang memuat
prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis. SOP memuat
serangkaian instruksi secara tertulis tentang kegiatan rutin atau berulang-
ulang yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Untuk itu SOP juga dilengkapi
dengan referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja (flow chort).
c. Aktivitas, serangkaian tindakan sistematis dengan menggunakan alat kerja
atau sarana kerja untuk menghasilkan bagian-bagian kelengkapan keluaran
suatu tatalaksana (business process).
d. Pengguna adalah penerima keluaran yang dihasilkan suatu tatalaksana
(business process) sesuai dengan kebutuhannya.
2.2 Prinsip
Penataan suatu tatalaksana (business process) harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
a. Definitif. Suatu tatalaksana (business process) harus memiliki batasan,
masukan, serta keluaran yang jelas.
b. Urutan. Suatu tatalaksana (business process) harus terdiri dari aktivitas yang
berurut sesuai waktu dan ruang.
c. Pelanggan. Suatu tatalaksana (business process) harus mempunyai penerima
hasil proses.
d. Nilai tam bah. Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai
tambah pada penerima.
e. Keterkaitan. Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait
dalam suatu struktur organisasi.
f. Fungsi silang. Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup
beberapa fungsi.
Gambar 1
Siklus Penataan Tatalaksana (Business Process)
Analisis Kausal: Telaah hubungan logis antara pernyataan, fakta atau data dan
informasi yang diperoleh.
Dalam pemetaan dan analisis, dikenal dua tipe utama Tatalaksana {business
process), yaitu:
1. Proses Inti (Core Process); dan
2. Proses Pendukung (Supporting Process).
Proses Inti {Core Process) adalah proses yang memenuhi ketiga kriteria
berikut:
1. Berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan penguna eksternal;
2. Secara langsung berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi {mencapai,
visi, misi, strategi organisasi); dan
3. Memberikan respon permintaan dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Contoh Proses Inti (Core Process) antara lain:
• Proses Pelayanan Pemberian lzin lnvestasi;
• Proses Pelayanan Registrasi Wajib Pajak Perorangan; dan
• Proses Pelayanan Pemberian Surat lzin Mengemudi {SIM).
Sedangkan proses pendukung (Supporting Process) adalah proses yang
memenuhi kriteria berikut:
1. Memenuhi kebutuhan pengguna internal, para pelaku atau fungsi di proses
inti; dan
• Pahami arahan strategis organisasi (visi, misi, tugas dan fungsi organisasi);
• ldentifikasi tatalaksana (business process) yang akan dipetakan berdasarkan
analisis kebutuhan;
• ldentifikasi nama dan tipe tatalaksana (business process) dimaksud;
• Tentukan siapa saja pengguna atau pemakai utama dari tatalaksana (business
process) dimaksud;
1 Pemberian Proses Inti Masyarakat Menerima Surat lzin lzin X Unit Kerja A
Layanan Permohonan Permohonan
penerbitam 1zin x dari Dokumen Unit Kerja B
IZin X masyarakat Pendukung
Melakukan
Kajian A-Z atas
permohonan
Memberikan
atau Tidak
Memberikan
lzin
Mengeluarkan
lzin X
2 Dan
~eterusnya
• Penurunan biaya;
• Peningkatan kualitas output;
• Peningkatan kualitas layanan; dan
• Peningkatan kecepatan delivery.
2 Dan
Seterusnya
1. Notasi Inti;
2. Aneka Notasi Event;
3. Aneka Notasi Aktivitas;
4. Aneka Notasi Penghubung;
5. Aneka Notasi Keputusan;
6 . Pool.
Dimulai
~ 0
pad a Berlangsung selama
pukul
Cancel (Batal)
® ®
Terjadi pembatalan Selesai karen a
dibatalkan
Compensation
(imbalan) 0 0
Rule (aturan)
@ ®
Dimulai sesuai Terjadi berdasarkan
aturan yang aturan yang berlaku
berlaku
Link
(terkait dengan) 8 e e
Dimulai dari Terjadi dan terkait Selesai terkait
terkait dengan dengan dengan
Terminate
(Berhenti) ®
Selesai karen a
dihentikan
Multiple (Jarnak)
@ @ ®
Beberapa kejadian Terjadi serentak Beberapa
mulai serentak kejadian Selesai
Serentak
0
Kegiatan (serangkaian
0
Kegiatan yang berulang-
0
Kegiatan beragam yang
Kegiatan) ulang berlangsung serentak
Sub-Process
(Collapsed) loop
0
Kegiatan yang terdiri
dari proses-proses atau
0
Sekumpulan kegiatan
yang berulang-berulang
'- 083
Sekumpulan Kegiatan
yang berulang-ulang
disebut sub-proses (tampilan ringkas yang (tampilan ringkas yang
(tampilan ringkas yang ditunjukkan dengan ditunjukkan dengan
ditunjukkan dengan simbol +) simbol +)
simbol +)
Compensation Compensation
0
Kegiatan yang
memberikan
0
(Tampilan ringkas yang
ditunjukkan dengan
0
simbol +)
0
Keputusan diambil
berdasarkan data
~
Keputusan diambil oleh •
Keputusan diambil
berdasarkan kejadian
~
Keputusan yng bersifat
inklusif kompleks
•
Keputusan yang bersifat
~
Penanda bahwa
aktivitas harus
berlangsung secara
paralel
Gamba.- 3
Not:.asi Pool
t t
Ill Gambar4
Nama Organisasi :
VisI : ,,,.
M lsi :
Tugas & Fungsi : ;
Deskripsi
Penanggung Jawab/Jabatan
Diagram Alur
Penanggung Jawab/Jabatan
Diagram Alur
Diskripsi
Penanggung Jawab/Jabatan
Diagram Alur
Diskripsi
Penanggung Jawab/Jabatan
Diagram Alur
2. Format Tatalaksana Fungsi (disebut dengan Levell dan Level 2 atau Ll dan L2}
Merupakan gambaran kegiatan dan pola hubungan antara kegiatan tersebut
pada tingkat Direktorat/lnspektorat (Process Group), Bagian atau Subagian
(Process) dan Seksi/SubSeksi (Activities). Format tersebut mencakup elemen-
elemen sebagai berikut:
a. Nama Unit Organisasi di dalam Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah beserta Fungsinya;
b. Nama Kelompok Proses (sebagai Proses lnduk), Nama Proses dan Nama
Aktivitas beserta Penanggung jawabnya;
c. Deskripsi Proses untuk masing- masing Proses dan Aktivitas; dan
d. Diagram alur (flowchart) tatalaksana fungsi yang menggambarkan masing-
masing proses dan aktivitas.
Penanggung Jawab/Jabatan
Diagram Alur
Diagram Alur
Deskripsi
Penanggung Jawab/Jabatan
Diagram Alur
Deskripsi
Diagram Alur
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN
QUICK WINS
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi/
Katua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
a. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
dalam menentukan dan melaksanakan quick wins;
b. Memberikan panduan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan quick wins.
2.1 Pengertian
Pengertian yang digunakan dalam pedoman pelaksanaan ini adalah sebagai
berikut:
a. Quick wins atau juga sering disebut low-hanging fruit adalah suatu inisiatif
yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar dan
sulit. Quick wins bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang
positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang be rat.
Sesuatu yang berat ini merupakan inti dari suatu program besar tersebut.
Quick wins untuk setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta
untuk tema tertentu dapat berupa organization quick wins, regulation quick
wins atau human resource quick wins;
b. Focused Group Discussion (FGD) adalah diskusi terpandu untuk membahas
suatu topik tertentu dan untuk menghasilkan rumusan tertentu serta diikuti
oleh peserta yang dipilih sesuai dengan topik terkait;
c. Wawancara adalah proses tanya jawab untuk menggali data dan informasi
mengenai aspek-aspek suatu topik baik secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana semua
pertanyaan yang akan ditanyakan telah dipersiapkan terlebih dahulu secara
fixed dan ditanyakan kepada semua responden dengan urut-urutan yang
sama untuk menjaga tingkat presisi dan realiabilitas. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara dimana tidak diperlukan format pertanyaan
yang baku seperti wawancara terstruktur. Namun demikian pewawancara
dapat menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci yang mana dalam proses
wawancara pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sangat bergantung pada
respon atau jawaban dari responden;
d. Kuesioner adalah suatu instrumen pengumpulan data/informasi untuk
memudahkan analisis terhadap masalah dalam sistem yang ada, sehingga
bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut;
e. Pemetaan Masalah adalah satu pendekatan untuk mengelompokkan dan
membuat kategori dari sekelompok data/informasi/fakta untuk diolah dan
dianalisis;
f. Ana/isis Causal adalah telaah hubungan logis antara pernyataan-pernyataan,
fakta-fakta atau data dan informasi yang diperoleh;
g. Ana/isis Prioritas adalah teknik analisis dengan membandingkan tingkat
kepentingan dari area yang telah diidentifikasi untuk dijadikan quick wins.
2.2 Prinsip
a. Pengungkit.lnisiatifyang dipilih bermanfaat untuk mendapatkan momentum
awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu
yang berat;
Tabel1
ldentifikasi Quick Wins Berdasarkan Kriteria
PROGRAM
AKTIVITAS
NO KRITERIA VA TIDAK
1 Merupakan program reformasi birokrasi
2 Merupakan bagian utama dari peran, tugas, fungsi, dan
karakteristik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah
3 Memberikan dampak perubahan yang besar
4 Manfaat perbaikan dan perubahan dapat dirasakan
secepatnya (waktu pelaksanaan kurang dari 12 bulan)
.I
Untuk memperjelas kriteria pemilihan quick wins, dapat diilustrasikan pada
gam bar di bawah
TINGGI
Xx X
quick wins lrx lrx
X xx lrx X
X~
X X
X XX X
X XX
RENDAH·-----------------------------+
<12 BULAN >12 BULAN
WAKTU PELAKSANAAN
Gambar 1
Matriks ldentifikasi Quick Wins
Gambar 2
Langkah-/angkah Perumusan Quick Wins
Template sederhana yang digunakan di dalam setiap langkah di atas dapat
dilihat pada lampiran 1.
d. Penetapan Quick Wins. Aspek ini berupaya menetapkan quick wins yang telah
melalui serangkaian analisis untuk siap diluncurkan.
Gambar 3
Langkah - Langkah Menetapkan Quick Wins
Berikut tahapannya:
Tahap
lmplementasi dan 4. Pelaksanaan Quick Wins
Monitoring dan
Evaluasi I I
t
5. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Gambar4
Langkah - Langkah Dalam Pelaksanaan Quick Wins
Langkah-langkah penting dalam tahap ini dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah
ini.
Tabel3
Tahap lmplementasi dan Monitoring dan Evaluasi
No Keluaran Utama
1
2
3
4 ~ .. .
5
Template Untuk Langkah 5:
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM
MANAJEMEN PENGETAHUAN
(KNOWLEDGEMANAGEMENn
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 14 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN PENGETAHUAN
(KNOWLEDGE MANAGEMENT)
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi/
Katua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
BABI
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
a. Manajemen pengetahuan adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam
mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk
membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja
organisasi. Aktivitas dalam manajemen pengetahuan meliputi upaya
perolehan, penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali, penggunaan
dan penyebaran, serta evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengetahuan
sebagai aset intelektual organisasi.
b. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sesuatu hal berdasarkan
interpretasi atas sebuah konteks permasalahan tertentu.Kategori
pengetahuan dalam organisasi adalah:
• Pengetahuan implisit (tacit), yaitu pengetahuan yang masih
berada dalam pikiran individu yang memiliki pengetahuan tersebut.
Pengetahuan implisit terdiri komponen kognitif dan komponen teknis.
Komponen kognitif merupakan kerangka berpikir yang tidak dapat
begitu saja diutarakan dalam sebuah representasi data yang terstruktur,
sehingga kerap kali disebut pengetahuan tak terstruktur. Sementara
komponen teknis adalah konsep konkrit yang bisa diutarakan secara
eksplisit, sehingga sering kali disebut pengetahuan terstruktur.
• Pengetahuan eksplisit, yaitu pengetahuan yang sudah secara eksplisit
diutarakan dan tersedia dalam organisasi. Umumnya pengetahuan
eksplisit bersifat terstruktur dan tercermin dalam berbagai rujukan
peraturan dan standar kerja dalam organisasi. Pengetahuan akan dapat
memberikan manfaat terbesar bagi organisasi mana kala bisa disebarkan
kepada segenap pihak yang berkepentingan dalam organisasi tersebut.
c. Sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management System)
adalah sistem (umumnya berbasis teknologi informasi) yang digunakan
untuk melakukan pengelolaan atas pengetahuan pada tiap tahapan, baik
saat perolehan, penyimpanan, pengambilan kembali, pemanfaatan maupun
penyempurnaannya.
2.2 Prinsip
Pada prinsipnya ada tiga proses dasar dalam Manajemen Pengetahuan:
perolehan/akuisisi pengetahuan, berbagi pengetahuan, dan pemanfaatan
pengetahuan:
a. Perolehan/Akuisisi Pengetahuan, yaitu proses perolehan ataupun
pengembangan aset intelektual, termasuk pemahaman personal, keahlian,
pengalaman dan relasi antar data. Dalam proses ini terjadi perekaman data
I \
I Reformasi :
, _____,
; Birokrasi 1
Salah satu hasil reformasi birokrasi akan tercermin dari seberapa baik dan
efektif sebuah organisasi melakukan aktivitas-aktivitas yang menjadi tanggung
jawabnnya. Dengan adanya Manajemen Pengetahuan, organisasi dapat belajar
untuk melaksanakan aktivitas yang semakin baik dari waktu ke waktu. Kemampuan
individu-individu dalam organisasi akan memanfaatkan pengetahuan kolektif yang
mereka miliki seka ligus menghindari terjadinya pengulangan proses, termasuk
di dalamnya kemampuan untuk belajar dan mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja organisasi itu sendiri.
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Road Map Reformasi
Birokrasi 2010-2014 memuat 8 (delapan) area perubahan dan kondisi yang
diinginkan. Penerapan Manajemen Pengetahuan akan membantu Kementerian/
Tabell
Kebutuhan Pengetahuan dalam Proses Perubahan
AREA HASILYANG
No KEBUTUHAN PENGETAHUAN
PERU BAHAN DIHARAPKAN
Tahap 1:
Merencanakan
lmplementasi MP
»
dijelaskan pada Gam bar 2 berikut ini:
Tahap 2:
Mengimplementasikan
MP » Tahap 3:
Evaluasi dan
Penyempurnaan MP
manajemen pengetahuan
'
• Mengidentiftkasi konteks • Pembentukan
kebiasaan
' I'
• Mekanisme berkala
untuk penyempurnaan
'
dalam organisasi dan pengembangan
• Penyediaan paying
• Mengidentifikasikan regulasi pengetahuan
praktek manajemen • Pembangunan
• Pemanfaatan teknologi
pengetahuan dalam Community of Practices
organisasi • Penyelarasan dengan
strategi manajemen • Terus menerus
• Mengidentifikasikan menyempurnakan
perubahan
dan melakukan analisis Tata Kelola dan
terhadap para pemangku Strategi Manajemen
kepentingan Pengetahuan
• Merumuskan strategi
manajemen pengetahuan
• Mengembangkan strategi
manajemen perubahan
• Mengembangkan strategi
implementasi manajemen
./
pengetahuan
GAMBAR2
Tahapan Jmplementasi Manajemen Pengetahuan
Seperti yang telah disampaikan pada Bab IV, tahap Perencanaan lmplementasi
Manajemen Pengetahuan terdiri atas 6 (enam) kegiatan utama yang akan dijabarkan
satu per satu di dalam bab ini. Gambar 3 di bawah ini menjelaskan Tahap 1 dari
kegiatan utama dalam perencanaan implementasi Manajemen Pengetahuan.
-rTahap 1:
Merencanakan
lmplementasi MP »''
• Mengidentifikasi konteks
manajemen pengetahuan
I
Tahap 2:
Mengimplementasikan
MP
• Pembentukan
kebiasaan
~~ Tahap 3:
Evaluasi dan
Penyempurnaan MP
• Mekanisme
berkala untuk
dalam organisasi • Penyediaan penyempurnaan
• Mengidentifikasikan paying regulasi dan pengembangan
praktek manajemen pengetahuan
• Pemanfaatan
pengetahuan dalam teknologi • Pembangunan
organisasi Community of
• Penyelarasan
• Mengidentifikasikan dengan strategi Practices
dan melakukan analisis manajemen • Terus menerus
terhadap para pemangku perubahan menyempurnakan
kepentingan Tata Kelola dan
• Merumuskan strategi Strategi Manajemen
manajemen pengetahuan Pengetahuan
• Mengembangkan strategi
manajemen perubahan
• Mengembangkan strategi
implementasi manajemen
l pengetahuan
- Gambar 3
Merencanakan lmplementasi Manajemen Pengetahuan
Kondisi tersebut merupakan pintu pertama yang harus didobrak jika ingin
mengimplementasikan manajemen pengetahuan. Segenap individu dalam
organisasi harus disadarkan (dan dipaksa untuk sadar) bahwa semua aktivitas yang
mereka lakukan adalah untuk kepentingan institusi.
- -
Tahap 1:
Merencanakan
lmplementasi MP
» f Tahap 2:
I Mengimplementasikan
MP
l 'Tahap 3:
Evaluasi dan
Penyempurnaan MP
manajemen pengetahuan
'
• Mengidentifikasi konteks I • Pembentukan
kebiasaan
• Mekanisme
berkala untuk
dalam organisasi • Penyediaan penyempurnaan
• Mengidentifikasikan paying regulasi dan pengembangan
praktek manajemen pengetahuan
• Pemanfaatan
pengetahuan dalam teknologi • Pembangunan
organisasi Community of
• Penyelarasan
• Mengidentifikasikan Practices
dengan strategi
dan melakukan analisis manajemen • Terus menerus
terhadap para pemangku perubahan menyempurnakan
kepentingan Tata Kelola dan
• Merumuskan strategi Strategi Manajemen
manajemen pengetahuan Pengetahuan
• Mengembangkan strategi
manajemen perubahan
• Mengembangkan strategi
-
implementasi manajemen (
pengetahuan ./ .....
_ _ _ _ _ _ _...., J '--------
Gambar4
Mengimplementasikan Manajemen Pengetahuan
Tahap 1:
Merencanakan
lmplementasi MP »'
• Mengidentifikasi konteks
Tahap 2:
Mengimplementasikan
MP
• Pembentukan
Penyempurnaan MP
• Mekanisme
1
I
manajemen pengetahuan kebiasaan berkala untuk
dalam organisasi • Penyediaan penyempurnaan
• Mengidentifikasikan paying regulasi dan pengembangan
praktek manajemen pengetahuan
• Pemanfaatan
pengetahuan dalam teknologi • Pembangunan
organisasi Community of
• Penyelarasan
• Mengidentifikasikan Practices
dengan strategi
dan melakukan analisis manajemen • Terus menerus
terhadap para pemangku perubahan menyempurnakan
kepentingan Tata Kelola dan
• Merumuskan strategi Strategi Manajemen
manajemen pengetahuan Pengetahuan
• Mengembangkan strategi
manajemen perubahan
• Mengembangkan strategi
I
-
implementasi manajemen
pengetahuan
Gambar 5
Evaluasi dan Penyempurnaan Manajemen Pengetahuan
TENTANG
MEKANISME PERSETUJUAN PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI DAN TUNJANGAN
KINERJA BAGI KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 15 TAHUN 2011
TENTANG
MEKANISME PERSETUJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DAN
TUNJANGAN KINERJA BAGI KEMENTERIAN/LEMBAGA
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 25 Februari 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/
Ketua Tim Reformasi Birokrasi
Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
1.2 Tujuan
Secara rinci proses tersebut di atas terlihat pada Gam bar 2 di bawah ini.
I~ [J
:I
~
...:IE~~~'
Ill
0 ~ro ~{::)
III III J i
I r+
0
;~ l-.tK
~ "' [•~
~
I=
~
li
I
jz
~=
;B
~ ~
]i
~~
~
~~~
l ~ il
~]
" " ~ i ~ I..
~]~~~
1Ii} i
~ [ !! .
~~t
E 11
J;
e
II
; Ji
~ ~
!tJ
e ~
iii~ jrf~ I
liJ i]1;
~N H [~ ~ i]j ~ f
ti e
iiU
' t
lQ e_!
j I !l
i.j'i '11 t 11 t w~
ot;
~ s- i~~~ .~~.
l
~~
EI , ·~. ~ ~~ i t~j5
!~1 .t !J~~f i ~ ~i I
~j . I~2~I tl1iil-
~~-
~~
i .....
li ~~· ~~
~~ =I
rl .,f
hun JfJi
.;
!
Ill
a.
Ill
Ill
i!!! ill
...:
; );
Ill
qJ
6
9. IMilltntltrlbua~~p~-nyarnpalan.....,..
~ lulpadio Klltua TII BIIIiHI~ besu':an
lllnpnpn ~ . . . - persetujuan Df'R sebat;al
~ perwtapan P1H"pr-.
10. IIAtiA TRIIN menerlma ·sunlit.,.."'"'*"""~ e1a1
IMilltntltrlbu:11115""' dan mGiliJIYISkion U P - "'"WI<
.....,~,. ll:lnlcar'tp011'ftp«'H la~ tu~n
lklnerja
a
11. U PR.Bft ondal'wkan flna lls;nl RMlolf16;1n Parpres
,......., - lltl~lan lfeu;m,san ~
drw!W< &anfort persetuJilar> 01'11
c:J
12. IMilltntltrl-.,.a PAM dan Rll#e1ua' T -
......,~palbnr.,~n
TWI~~
P1H"pres ~
unluk 11.,/l ~a l'n5lodom
.......,. sal<nuons bblnll't
0 1
13. sa-. .-npr..,.... ~ r..pras <lOin
~palbn t-al pen~~Uq,.on Perpres bpada
IMilltntltrl-.,.a PAN dan R~'T~ - ·
~ ...... - N dan masln~·~
0
.............. 1(/l.
14. IMilltntltrf-.,.a PAMdanR~'T-
-r6ma ~ V"fl6.SUdioh dfllortopil;or> dion
15.
...,ua. .• lcal> -RBII ""'"""'*
16ndak I a~
TENTANG
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/Ketua Tim
Reformasi Birokrasi Nasional,
Ttd
E.E. Mangindaan
SUSUNAN KEANGGOTAAN
UNIT PENGELOLA REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/Ketua Tim
Reformasi Birokrasi Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/Ketua Tim
Reformasi Birokrasi Nasional,
Ttd
E.E. Mangindaan
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM TEKNIS PENGELOLA REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
No Jabatan lnstansi Kedudukan
dalamTim
1 Asisten Deputi Pemantauan Kementerian PAN dan Ketua
dan Evaluasi Program RB
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi Pusat
2 Kepala Biro Aparatur Negara, Sekretariat Kabinet Anggota
Pemerintah Daerah dan
Kesejahteraan Rakyat
3 Direktur Harmonisasi Kementerian Anggota
Peraturan Penganggaran Keuangan
4 Direktur Anggaran I Kementerian Anggota
Keuangan
5 Direktur Dana Perimbangan Kementerian Anggota
Keuangan
6 Direktur Pelaksanaan Kementerian Dalam Anggota
dan Pertanggungjawaban Negeri
Keuangan Daerah
7 Direktur Aparatur Negara Kementerian PPN/ Anggota
Bappenas
8 Direktur Gaji dan BKN Anggota
Kesejahteraan
9 Asisten Deputi Koordinasi Kementerian PAN dan Anggota
Pelaksanaan Kebijakan RB
Program Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Pusat
10 Asisten Deputi Koordinasi Kementerian PAN dan Anggota
Pelaksanaan Kebijakan RB
Program Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Daerah
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/Ketua Tim
Reformasi Birokrasi Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM TEKNIS PENGELOLA REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi/Ketua Tim
~eformasi Birokrasi Nasional
Ttd
E.E. Mangindaan
TENTANG
PEDOMAN UMUM AUDIT KOMUNIKASI Dl
LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal3
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Mei 2011
MENTERINEGARA
PENDAYAGUNAANAPARATURNEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd
E.E. MANGINDAAN
BABI
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
2. Tujuan
Pedoman Umum Audit Komunikasi bertujuan untuk mengatasi
kesenjangan antara perencanaan dan pelaksanaan, serta harapan publik
dengan tujuan instansi pemerintah.
C. Sasaran
Sasaran Pedoman Umum Audit Komunikasi di lingkungan instansi pemerintah
adalah terwujudnya keterbukaan komunikasi instansi pemerintah sehingga sesuai
dengan harapan publik.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Umum Audit Komunikasi di lingkungan instansi
pemerintah meliputi pengertian, tujuan, manfaat, peran, konsep, dimensi,
prosedur, dan teknik audit komunikasi.
E. Manfaat
Manfaat audit komunikasi adalah
1. terwujudnya data empiris yang akurat tentang sikap, persepsi, dan perilaku
komunikasi;
2. terukurnya secara tepat arus informasi, isi pesan, sikap, dan persepsi dalam
jangka panjang serta berulang-ulang;
3. terukurnya dampak program-program yang sudah, sedang, dan akan
berlangsung;
4. terwujudnya komunikasi dan interaksi instansi pemerintah dengan individu,
publik, masyarakat, dan pemangku kepentingan (stakeholder).
F. Pengertian Umum
1. lnstansi pemerintah adalah kementerian negara, lembaga pemerintah
nonkementerian (LPNK), lembaga nonstruktural (LNS), secretariat
lembaga tinggi negara dan lembaga negara, pemerintah provinsi,
1. Umum
Tujuan umum adalah
a. meningkatkan efektivitas sistem komunikasi instansi pemerintah;
b. meningkatkan efektivitas sistem dan proses komunikasi humas dari
suatu instansi pemerintah;
c. mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman instansi
pemerintah (SWOT);
d. menentukan publik yang relevan dengan instansi pemerintah;
e. mengetahui persepsi dan opini publik terhadap instansi pemerintah;
f. mengevaluasi pencapaian tujuan suatu program atau berbagai
aktivitas program tersebut;
g. meningkatkan kinerja humas melalui peningkatan efektivitas
program-program hasil evaluasi;
h. memberikan informasi kepada pemimpin instansi pemerintah
sebagai masukan (input) dalam pengambilan putusan;
i. merupakan pemecahan masalah (problem solving).
COMMUNICATION AUDIT
•
PERCEPTION AUDIT
b. Tahapan
Langkah audit dimulai dengan menginventarisasi dan menganalisis
kegiatan-kegiatan komunikasi. Data yang diperoleh ditambah dengan
materi-materi umum tentang pengaruh lingkungan yang merupakan
factor-faktor situasional organisasi.
lnformasi tentang sumber daya manusia yang dikaitkan dengan
faktorfaktor situasional organisasi ditambah dengan pengetahuan
tentang berbagai rencana instansi pemerintah, kebijakan, tanggung
jawab, metode pelaksanaan, dan sikap-sikap yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengajukan saran perubahan dan program-
program komunikasi yang mendukung keseluruhan sistem komunikasi
instansi pemerintah.
c. Hasil
Hasil audit komunikasi adalah
1. terketahuinya kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
instansi pemerintah (SWOT);
2. teridentifikasinya publik yang relevan dengan instansi pemerintah
a. Acuan
Audit kegiatan komunikasi khusus berkaitan dengan masing-masing
program atau kegiatan komunikasi dalam instansi pemerintah.
c. Hasil
Hasil pengkajian penyimpangan adalah
1. terketahuinya persepsi dan opini publik terhadap instansi pemerintah;
2. terevaluasinya pencapaian tujuan suatu program atau berbagai
aktivitas program kehumasan tersebut;
3. tercapainya kinerja humas melalui peningkatan efektivitas program-
programnya hasil dari evaluasi;
4. terperolehnya informasi bagi pimpinan instansi pemerintah sebagai
masukan (input) dalam pengambilan putusan.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara
lisan dengan metode tanya jawab yang telah mempunyai tujuan.
Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan fakta.
Wawancara merupakan alat yang sangat baik untuk memperoleh
informasi, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, masa depan,
ataupun tanggapan seseorang mengenai sesuatu hal karena dapat
menangkap aksi dan reaksi seseorang dalam bentuk gerak-gerik dan
ekspresi pada saat wawancara berlangsung.
3. Konfirmasi
Konfirmasi adalah permintaan penegasan kepada pihak ketiga
mengenai kebenaran suatu data atau informasi. Sebagai contoh,
auditor meminta penegasan atas informasi yang disampaikan oleh
instansi pemerintah pada tanggal X di media Y kepada media Y.
4. Data Terbuka
Data terbuka adalah metode pengumpulan data yang menggunakan
pertemuan kelompok. Sebagai contoh, auditor ingin mendapatkan
informasi dari beberapa orang perwakilan publik untuk mengetahui
gaya komunikasi, kejelasan arti pesan, ataupun kejujuran instansi
pemerintah pada saat terjadi krisis X. Jadi, auditor tidak melakukan
wawancara satu per satu, tetapi menanyakan langsung kepada
seluruh orang.
s. Pertemuan
Pertemuan adalah komunikasi kelompok yang dilaksanakan oleh
tim auditor komunikasi internal dan/atau eksternal, yang digunakan
untuk bertukar pikiran dalam memahami sesuatu atau menyelesaikan
masalah.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggallO Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd.
E.E. MANGINDAAN
TENTANG
PEDOMAN UMUM KOMUNIKASI ORGANISASI
Dl LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 3
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal10 Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd.
E.E. MANGINDAAN
LAMP IRAN
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PEDOMAN UMUM
PENGELOLAAN KOMUNIKASI ORGANISASI KEHUMASAN
Dl LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
layanan Kesejahteraan
Publil< Masyarakat
Prima&
Beri<ualitas
dan Reformasi Birokrasi, yang memiliki peran strategis dalam reformasi birokrasi,
telah menetapkan berbagai macam produk, seperti Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/15/M.PAN/7 /2008 tentang Pedoman
Umum Reformasi Birokrasi, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11 /2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operating Procedure (SOP) Administrasi Pemerintahan, dan pedoman lainnya.
Salah satu fungsi yang esensial dalam pelaksanaan reformasi birokrasiadalah
fungsi komunikasi organisasi. Pada saat ini telah ada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/12/M.PAN/08/2007 tentang
A. Gambaran Umum
llmu Komunikasi semakin berkembang dari masa ke masa. Adanya peluang,
timbulnya ancaman, serta meningkatnya tantangan membuat setiap individu
dan organisasi mau tidak mau melakukan perubahan dan setiap sektor kini
membutuhkan pendekatan bidang komunikasi, baik sebagai strategi komunikasi
maupun taktik komunikasi. Komunikasi adalah elemen penting dalam kegiatan
kehumasan sejalan dengan pembentukan citra dan reputasi positif instansi di
masyarakat.
D. Jenis Komunikasi
Ada beberapa jenis komunikasi, yaitu
1. komunikasi intrapribadi (dengan diri sendiri);
2. komunikasi antarpribadi (dengan orang lain);
3. komunikasi kelompok;
4. komunikasi organisasi;
5. komunikasi massa (surat kabar, majalah, radio, dan televisi/komunikasi
lini atas);
6. komunikasi nonmassa (spanduk, baliho, billboard, dan lainnya I
komunikasi lini bawah);
7. komunikasi on-line: komunikasi berbasis internet;
8. komunikasi verbal: menggunakan bahasa lisan;
9. komunikasi nonverbal: menggunakan isyarat, bah asa tubuh, dan ekspresi
wajah;
10. komunikasi tulisan: menggunakan bahasa tulisan.
E. Arus Komunikasi
F. Jejaring (Networking)
Jejaring (networking) membangun dan mengembangkan relasi dalam
komunikasi organisasi kehumasan dengan publik terkait, baik formal maupun
informal.
1. formal: mengikuti rantai otoritas;
2. informal: desas-desus, rumor, dan isu
G. lklim Komunikasi
Ada timbal-balik antara iklim organisasi dan iklim komunikasi dalam organisasi.
lklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi
berkomunikasi. Ada lima dimensi penting dalam iklim komunikasi:
1. saling mendukung;
2. berpartisipasi dalam membuat keputusan;
3. membangun kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan
rahasia;
4. membangun keterbukaan dan transparansi;
5. mengomunikasikan tujuan kinerja dengan jelas.
H. Metode Komunikasi
Metode komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi organisasi
adalah
1. komunikasi tatap muka;
2. komunikasi publik, seperti pelatihan, seminar, diskusi kelompok terarah,
lokakarya, penyuluhan, sarasehan, dan sejenisnya;
3. komunikasi organisasi formal, seperti rapat, taklimat, pengarahan,
rumor, dan isu;
4 komunikasi organisasi nonformal, seperti perbincangan antar-pribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata;
5. komunikasi massa, seperti surat kabar umum, majalah umum, televise
siaran, radio siaran, media on-line.
1. media tradisional:
a. kesenian dan budaya tradisional yang dimiliki di daerah setempat,
seperti wayang, tanjidor, reog, tarling, ketoprak, calung, angklung, dan
jaipong;
b. alat tradisional, seperti kentongan;
2. media cetak:
a. surat kabar
b. majalah
c. selebaran (buklet, pamflet, dan folder)
d. papan pengumuman, buletin, baliho, spanduk, dan papan
reklame (billboard)
3. media elektronik:
a. radio;
b. televisi;
c. papan reklame elektronik (electronic bilboard);
d. film.
4. media on-line:
a. media on-line: newspaper on-line, magazine on-line, digital
radio, televisi digital, situs;
b. jaringan sosial (social network) media: facebook, twitter, blog,
youtube, slideshare, Linked In, dll.
Media-media di atas dapat digunakan untuk situasi dalam berkomunikasi
organisasi sebagai berikut:
a. penyampaian informasi yang memerlukan tindakan segera;
b. informasi yang memerlukan tindakan pada waktu mendatang;
c. penyampaian informasi yang bersifat umum;
d. penyampaian arahan atau perintah organisasi;
e. penyampaian informasi mengenai perubahan kebijakan
organisasi yang penting;
5. penyampaian kemajuan kinerja dan produktivitas tiap unit
organisasi;
6. pemberian pujian kepada pegawai atas prestasi kerjanya;
7. pemberian teguran kepada pegawai atas kelalaian kerjanya;
8. penyelesaian perselisihan di antara pegawai mengenai masalah
5. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah penerapan nilai-nilai ftlosofts organisasi
terdiri dari pemikiran, harapan, ucapan, tindakan, kebiasan, dan karakter
yang diekspresikan dalam bentuk sikap dan perilaku organisasi secara
konsisten dalam komunikasi organisasi.
Budaya organisasi sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi
dalam menjalin komunikasi dengan khalayaknya dan mencapai visi dan
misi organisasi.
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd
E.E. MANGINDAAN
TENTANG
PEDOMAN UMUM
PENGELOLAAN KOMUNIKASI KRISIS
Dl LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd
E.E. MANGINDAAN
LAMP IRAN
TENTANG
BABI
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
c. Sasaran
Sasaran penyusunan pedoman ini adalah terwujudnya pengelolaan
komunikasi krisis yang optimal, efektif, dan efisien.
Ruang lingkup penyusunan meliputi sifat-sifat krisis yang terdiri dari jenis,
penyebab, dan langkah-langkah penanganan krisis, serta pengelolaan krisis yang
meliputi inventarisasi, komunikasi dan pengembangan perencanaan komunikasi
krisis.
e. Manfaat
f. Pengertian Umum
A. Jenis Krisis
b. Penyebab Krisis
Dalam banyak hal, krisis dimulai dari isu/ desas-desus yang dapat menimbulkan
dampak negatif. lsu adalah informasi yang tidak jelas sumbernya, tersebar dari
mulut ke mulut tanpa verifikasi fakta dan data.
Penanganan masalah yang lambat dan berkepanjangan serta komunikasi
yang tidak berjalan dengan baik dapat berkembang menjadi krisis. Demikian pula,
penanganan konflik yang tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan kesenjangan
antara tujuan program pemerintah dan harapan publik. Untuk menghindari
hal tersebut, aparat humas harus sensitif dan proaktif mengelola perencanaan
komunikasi krisis.
2. Pencegahan Krisis
Aparat humas harus mampu mengantisipasi dan menangani krisis
melalui program-program kehumasan dan komunikasi organisasi yang
Krisis dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu krisis yang terjadi tidak
dapat diantisipasi dan yang terjadinya dapat diantisipasi. Pada krisis yang tidak
dapat diantisipasi, eskalasi permasalahan timbul secara mendadak sehingga
inventarisasi potensi krisis dan penanganannya harus dilakukan dengan sangat
segera. Sebaliknya, pada jenis krisis yang dapat diantisipasi, eskalasi permasalahan
muncul secara bertahap sehingga inventarisasi potensi krisis dan penanganannya
dapat dilakukan secara lebih mendalam dan sistematik.
Berikut ini matriks beberapa tipe krisis yang pada umumnya terjadi dan
dibedakan atas dua jenis tersebut
9. Badai
. Kecelakaan kerja
10. Longsor
12. Tsunami
Potensi peluang kejadian dan dampak krisis pada setiap instansi berbeda-beda,
antara lain berdasarkan letak geografis, infrastruktur, budaya dan kepedulian
masyarakat setempat, serta homogenitas/heterogenitas masyarakat.
1 Demonstrasi{protes 2 4
4 Terorisme 3 3
s Ledakan Bam 2 2
6 Pembunuhan 2 4
7 Penculikan 2 4
8 Kebakaran 3 3
9 Banjir 3 3
11 Gempa bumi 3 4
12 Tsunami 2 4
B. Komunikasi Krisis
Komunikasi krisis berkaitan erat dengan peran media sebagai salah satu mitra
utama bagi pelaku komunikasi krisis. Media merupakan pihakyang mempublikasikan
fakta di lapangan, sekaligus perkembangan mutakhir penanganan krisis kepada
publik. Media juga menyajikan berbagai tanggapan,
umpan balik, dan reaksi publik atas krisis yang terjadi serta penanganannya.
Kekeliruan persepsi dari kedua belah pihak perlu dihindari.
.---1.l_nte_ra_ks_i
Aw_a_l ---,1 ~
2. Komposisi nm ~ ~
.___Kn_·s_is_ _ _ ___, ~
Manajemen
3. Penguasaan Krisis
I Krisis dan
4. Kepemimpinan I _______. Efektivitas Tim
--'1 /
'----5-.8_u_d_aya_O_rg_a_n-isa_s_i
1. lnteraksi Awal
Pengalaman dalam penanganan krisis yang pernah terjadi sebelumnya
menjadi nilai tambah dalam manajemen krisis. Praktisi humas yang
menjadi anggota tim komunikasi krisis harus memiliki sense of crisis yang
peka sehingga mampu mendeteksi sejak dini timbulnya krisis. Semakin
cepat dideteksi, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan baik dalam
mencegah maupun mengatasi krisis yang timbul.
2. Komposisi Tim Komunikasi Krisis
Kinerja tim komunikasi krisis sangat mempengaruhi pengelolaan krisis.
Dengan komposisi personil yang kapabel dengan tugasnya, kerja sama
tim akan berjalan efektif dan tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud.
3. Pengetahuan dan Penguasaan dalam Krisis
Krisis menimbulkan kondisi yang tidak stabil. Dibutuhkan pengetahuan
dan penguasaan krisis yang memadai. Praktisi humas wajib mempelajari
seluruh aspek krisis yang terkait dengan instansi pemerintahnya sehingga
dapat diambil putusan-putusan yang tepat.
1. Perencanaan
Perencanaan komunikasi krisis yang termuat dalam dokumen ini
termasuk tanggal perencanaan pertama kali dibuat dan revisinya.
2. Pendahuluan
Pendahuluan memuat gambaran umum yang menitikberatkan mengapa
dokumen ini dibutuhkan dan penting, serta dampak yang diakibatkan
jika perencanaan tidak dikuti/dipatuhi, dengan tujuan membujuk,
mengajak, dan meyakinkan seluruh anggota instansi pemerintah untuk
mematuhi perencanaan komunikasi krisis secara sungguh-sungguh.
3. Sambutan
Sambutan merupakan pernyataan tertulis yang sah oleh pimpinan
instansi pemerintah, yang mengindikasikan bahwa mereka telah
membaca dan menyetujui perencanaan komunikasi krisis yang disusun.
Selain itu, perlu juga dimiliki daftar ala mat situs/web yang terkait dengan
krisis. Misalnya, dengan situs BMKG untuk informasi terkini cuaca dan
dengan BPOM untuk informasi produk halal. Keseluruhan direktori krisis
tersebut di atas, perlu diperbaharui dalam kurun waktu tertentu.
10. Juru Bicara
Juru bicara yang berhadapan dengan media harus benar-benar orang
yang terseleksi di mata publik karena merepresentasikan instansi
pemerintah. Biasanya, juru bicara adalah pimpinan instansi pemerintah
atau kepala humas. Namun, dalam kondisi krisis yang bersifat teknis,
mereka dapat didampingi oleh ahli-ahli yang kompeten di bidangnya
serta mempunyai kredibilitas.
Bahkan, dalam beberapa kondisi tertentu, juru bicara dapat diwakilkan
kepada orang di luar instansi pemerintah yang dapat membantu
berkomunikasi dengan publik lebih efektif.
11. Daftar Kontak Darurat dan Pemerintah Daerah
lnstansi pemerintah perlu memiliki daftar kontak darurat, seperti polisi,
pemadam kebakaran, satgas banjir, rumah sakit, dan paramedis/dokter.
Demikian juga, perlu dimiliki daftar kontak pemerintah daerah beserta
dinas-dinas terkait sehingga jika terjadi krisis yang terkait dapat dilakukan
langkah-langkah koordinasi yang lebih tanggap dan tepat sasaran.
12. Pusat Kontrol Komunikasi Krisis
Lokasi pusat kontrol komunikasi krisis harus disebutkan jelas dalam
kondisi kantor instansi pemerintah yang tidak dapat digunakan karena
krisis yang terjadi (kebakaran, banjir, gempa bumi, dan sebagainya).
Perlu disebutkan pula siapa yang memberikan izin pemakaian lokasi,
peralatan, dan listrik yang dapat digunakan, sampai dengan ruang yang
memadai untuk media.
13. Peralatan dan Perlengkapan
Daftarkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh tim
komunikasi krisis, media, dan publik lainnya, minimal sebagai berikut:
• meja dan kursi;
• papan pengumuman dan papan tulis (white board);
• komputer, mesin ketik (jika tidak ada listrik), printer, dan jaringan
internet;
• telepon dan faksimile;
• mesin fotokopi;
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal10 Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd
E.E. MANGINDAAN
TENTANG
PEDOMAN UMUM
TATA KELOLA KEHUMASAN
Dl LINGKUNGAN
INSTANSI PEMERINTAH
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Pasal 1
Pedoman Umum Tata Kelola Hubungan Masyarakat di Lingkungan
lnstansi Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal2
Pedoman Umum Tata Kelola Hubungan Masyarakat di Lingkungan
lnstansi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
merupakan acuan bagi seluruh instansi pemerintah di pusat dan
daerah.
Pasal3
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal10 Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd.
E.E. MANGINDAAN
LAMP IRAN
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN UMUM TATA KELOLA KEHUMASAN
Dl LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
A. Latar Belakang
1. Maksud
Maksud penyusunan Pedoman ini adalah sebagai acuan dalam
membangun dan mengembangkan tata kelola kehumasan secara
optimal, efektif, dan efisien yang transparan dan akuntabel, serta
menjadi acuan dalam pembuatan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis tata kelola kehumasan di lingkungan instansi pemerintah.
c. Sasaran
Sasaran Pedoman Umum lata Kelola Kehumasan adalah terciptanya sistem
komunikasi terbuka, yaitu sistem organisasi yang mampu menerima umpan balik
dan masukan dari publik melalui komunikasi dua arah.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Umum lata Kelola Kehumasan di Lingkungan lnstansi
Pemerintah adalah proses tata kelola kehumasan yang meliputi kegiatan analisis
situasi (pengumpulan data dan fakta), strategi (perencanaan dan program),
implementasi (tindakan dan komunikasi), evaluasi (pengukuran hasil).
E. Manfaat
Manfaat tata kelola kehumasan meliputi
1. peningkatan kualiftkasi, kapasitas, dan kompetensi sumber daya man usia
(SDM) di Bidang Kehumasan;
2. sistem informasi terpadu, tertata, dan merata;
3. pemantapan kelembagaan humas yang kuat dan memiliki kompetensi
dalam memberikan pelayanan informasi yang optimal dan bertanggung
jawab;
4. peningkatan akuntabilitas, pengawasan, dan budaya kerja positif yang
berorientasi pada visi dan misi organisasi;
koordinasi dan sinkronisasi pengelolaan kehumasan; dan
terwujudnya hubungan baik antarindividu, terjalinnya kebersamaan
antarinstansi pemerintah, serta adanya keseimbangan arus informasi
dari dan kepada masyarakat.
A. Pengertian Umum
1. lnstansi pemerintah adalah kementerian negara, lembaga pemerin-
tah nonkementerian (LPNK), lembaga nonstruktural (LNS), sekretari-
at lembaga tinggi negara dan lembaga negara, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota.
2. Hubungan masyarakat adalah usaha yang sengaja dilakukan dan diren-
f. Metode Kehumasan
Reformasi birokrasi menuntut transparansi dan akuntabilitas informasi. Untuk
itu, diperlukan komunikasi yang lebih interaktif dengan mempergunakan model
komunikasi dua arah timbal balik yang simetris.
Tujuan model ini adalah untuk menciptakan komunikasi dua arah dengan
pengaruh yang seimbang.
g. Tugas Humas Pemerintah
Tugas humas pemerintah adalah
1. melaksanakan komunikasi timbal balik antara instansi pemerintah dan
publik yang terencana untuk menciptakan saling pengertian dalam
mencapai tujuan, demi memperoleh manfaat bersama;
2. meningkatkan kelancaran arus informasi dan aksesibilitas publik;
3. meningkatkan koordinasi dalam penyebarluasan informasi tentang
kebijakan pemerintah;
4. Membangun citra dan reputasi positif.
Publik
• Publlk Internal
• Publlk
Eksternal
• Primer
• Sellunder
• Tersier
• l'l'oponcnt
·~
• Urtt:otrtmlted
Evaluasi Strategi
lmplementasi
d. lndikator Keberhasilan
lndikator keberhasilan proses perencanaan, antara lain kepastian
pelaksanaan, ketepatan waktu, kejelasan anggaran dan biaya, jumlah
dan kompetensi sumber daya man usia, serta sarana dan prasarana.
b. Metode
Humas pemerintah dapat memakai metode komunikasi, antara lain
tatap muka, diskusi, seminar, lokakarya, pameran, promosi keliling
(roadshow), debat publik, temu wicara, rapat kerja, siaran berita, temu
media, dan kunjungan media serta metode lain yang sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat, antara lain studio radio daerah (sturada),
radio komunitas, dan pemanfaatan perangkat seni budaya.
a. lndikator Keberhasilan
lndikator keberhasilan proses komunikasi dan tindakan, antara
lain terlaksananya program kehumasan sesuai dengan rencana dan
terciptanya komunikasi dua arah timbal-balik antara instansi pemerintah
dan publik.
b. Metode
Ada tiga jenis pengukuran atau evaluasi yang bisa dilakukan, yaitu
masukan, keluaran, dan hasil/manfaat.
1) Pengukuran Masukan (Input)
Mengukur seberapa baik sebuah instansi menampilkan
dirinya pada publik, serta jumlah umpan balik yang diterima instansi
terse but.
2) Pengukuran Keluaran dan Hasil (Output)
Mengukur apakah publik sasaran benar-benar
menerima pesan yang dikirim, memahami pesan, dan mampu mengingat,
d. lndikator Keberhasilan
lndikator keberhasilan proses pemantauan, evaluasi, dan modifikasi,
antara lain terciptanya proses berkesinambungan yang terfokus bagi
kelanjutan program kehumasan yang akan datang, berkurangnya
penyimpangan pelaksanaan program.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggallO Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
ltd
E.E. MANGINDAAN
TENTANG
PEDOMAN UMUM
INFRASTRUKTUR HUBUNGAN MASYRAKAT
Dl LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Pasal 1
Pedoman Umum lnfrastruktur Hubungan Masyarakat
di Lingkungan lnstansi Pemerintah adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan ini dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal2
Pedoman Umum lnfrastruktur Hubungan Masyarakat di
Lingkungan lnstansi Pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 merupakan acuan bagi seluruh instansi
pemerintah di pusat dan daerah.
Pasal3
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Ttd.
E.E. MANGINDAAN
LAMP IRAN
TENTANG
PEDOMAN UMUM INFRASTRUKTUR HUBUNGAN
MASYARAKAT
Dl LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak reformasi satu dasawarsa yang lalu dan seiring dengan bergulirnya
otonomi daerah, telah terjadi kesenjangan informasi di masyarakat berkait dengan
berbagai macam informasi, keputusan, kebijakan, dan hasil yang telah dicapai
pemerintah atau sebaliknya.
Kurun waktu itu telah terjadi misinformasi dan miskomunikasi sehingga
banyak program pemerintah yang tidak dipahami dan dimengerti dengan baik.
Hal ini terjadi sebagai akibat terhambatnya arus informasi dan lemahnya
infrastruktur komunikasi yang pernah ada.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
yang tugas dan fungsinya mendayagunakan aparatur negara dan melaksanakan
reformasi birokrasi dalam peningkatan kualitas pelayanan publik, perlu menyusun
kebijakan-kebijakan yang terkait dengan peningkatan kelembagaan dan kinerja
aparatur negara. Salah satu kelembagaan dimaksud adalah infrastruktur Unit Kerja
Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah.
lnfrastruktur kehumasan yang terpadu dapat menciptakan, meningkatkan,
dan mempertahankan standar pelayanan informasi. Perbaikan kualitas pelayanan
informasi kepada publik merupakan tugas yang harus dilaksanakan praktisi
hubungan masyarakat dalam menyelenggarakan fungsinya sebagai jembatan
informasi. Secara profesional, humas pemerintah menyelenggarakan fungsi
pengelolaan informasi dan komunikasi yang bertujuan agar publik dapat menerima
informasi dengan baik mengenai apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan
sehingga publik dapat memberikan dukungan yang positif, yang pada akhirnya
terbentuk citra yang positif bagi instansi pemerintah.
Berbagai hambatan yang dihadapi humas pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya merupakan momentum yang baik untuk memperbaiki kualitas instansi
pemerintah terkait. Jika dilihat dari besar atau kecilnya permasalahan yang
dihadapi, baik langsung maupun tidak langsung, hambatan tersebut akan
berpengaruh terhadap terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Untuk itu, dalam melaksanakan tugasnya humas pemerintah harus
berpegang pada reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik di bidang informasi dan komunikasi.
Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
1. Maksud
Maksud penyusunan Pedoman Umum lnfrastruktur Kehumasan
adalah sebagai pedoman untuk pengelolaan infrastruktur kehumasan,
dan acuan bagi pembuatan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
infrastruktur kehumasan di lingkungan instansi pemerintah.
2. Tujuan
Tujuan Pedoman Umum lnfrastruktur Kehumasan adalah pemantapan
organisasi/kelembagaan serta sarana dan prasarana humas pemerintah
sehingga tercipta transparansi, sinergi kerja, dan profesionalitas dalam
pengelolaan kehumasan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Umum lnfrastruktur Kehumasan di Lingkungan
lnstansi Pemerintah meliputi kegiatan analisis situasi (fact finding) perencanaan
dan program (strategi), tindakan dan komunikasi (implementasi) evaluasi program
(pengukuran hasil), pengadaan, pemanfaatan, pendayagunaan, serta pemeliharaan
sarana dan prasarana kehumasan.
E. Manfaat
Dengan adanya Pedoman Umum lnfrastruktur Kehumasan ini
diperoleh manfaat berupa
1. mekanisme kerja yang baku, terukur, dan dapat diandalkan;
2. peningkatan kapasitas sarana dan prasana unit kerja humas sehingga
dapat memberikan pelayanan informasi secara optimal;
3. peningkatan kuantitas dan kualitas hubungan antarindividu, antarinstansi
pemerintah, serta antara instansi pemerintah dan pemangku
kepentingan.
F. Pengertian Umum
1. lnstansi pemerintah adalah kementerian negara, lembaga pemerintah
nonkementerian (LPNK), lembaga nonstruktural (LNS), sekretariat
lembaga tinggi negara dan lembaga negara, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten serta pemerintah kota.
2. Hubungan masyarakat adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan dan
direncanakan secara berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara sebuah lembaga/
institusi dan publiknya.
3. Hubungan masyarakat di lingkungan instansi pemerintah, untuk
selanjutnya disebut Humas Pemerintah, adalah lembaga humas dan/
atau praktisi humas pemerintah yang melakukan fungsi manajemen
dalam bidang komunikasi dan informasi yang persuasif dan komunikatif
untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan publiknya melalui
berbagai sarana kehumasan dalam rangka menciptakan citra yang positif
instansi pemerintah.
4. Lembaga humas adalah unit organisasi dalam instansi pemerintah yang
melakukan fungsi manajemen bidang komunikasi dan informasi kepada
2. BUMN/BUMD
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diharapkan mempunyai
komitmen kuat akan pentingnya unit humas BUMN/BUMD peningkatan
peran humas pada era keterbukaan informasi, penciptaan kondisi
yang kondusif antara unit kerja humas dan pemangku kepentingan,
serta pembentukan citra perusahaan secara keseluruhan dalam
menginformasikan kebijakan yang membutuhkan dukungan pemangku
kepentingan, serta mewujudkan citra produk/hasil, baik barang maupun
jasa.
- merancang
dan
dan program
untuk publik
mengelola -+ eksternal
umpan balik
r-
saran dan
pendampingan
berdasarkan
informasi yang
dimiliki
- informasi
agar layak
um~an alik dari
pu lik eksternal
disampaikan -+ untuk masukkan,
kepada
publik
eksternal
perbaikan dan
pen~esuaian oleh
pu lik internal
terkait
Sbf Ahli
lira Humils
dillltftiDan
It ~ l
.·
._._
(.---D-eputi/Dirjetl J Coeputiln~ J Depllti/Dirjee
Setiap kegiatan seluruh bagian struktur yang ada saling berkoordinasi. Posisi
sekretariat kementerian dan staf ahli berada sejajar di bagian leher menteri
sehingga memudahkan alur untuk mendapatkan informasi dan berkoordinasi serta
memberikan masukan kepada menteri.
Garis koordinasi terputus-putus menunjukkan bahwa Biro Humas dan Hukum
memiliki wewenang untuk menginformasikan program yang akan atau sedang
dilakukan kepada seluruh biro dan deputi yang ada di bawah kementerian dan,
sebaliknya, seluruh biro dan deputi yang ada di bawah kementerian berkoordinasi
dengan Biro Humas dan Hukum untuk menginformasikan program yang akan atau
sedang dilakukan sehingga pengelolaan komunikasi dan informasi dapat terpadu .
Di dalam pelaksanaannya, kondisi kelembagaan humas seperti di atas
mengakibatkan peran humas sangat terbatas sebab harus berbagi peran dengan
bagian lain. Di masa datang, diharapkan muncul kelembagaan ideal humas
Menteri )
I
r------------------------- -------- -- ---- --- ---------~--------- •
~ i I!
pemerintah yang memiliki struktur lebih baik. Berikut adalah contoh ideal
kelembagaan humas pemerintah yang akan datang.
L Dokumentasi
dan
f-o
Mencari dan
menyiapkan
Proses
publikasl dan
bahan dari ..... penerbltan .....
Update dan
distribusi ke
Komunikasi
dengan
Penclptaan
program dan
pemangku .... atau kiariflkasi
Oisampaikan
kepada publik
untuk menjaga
dikomunikasikan media dan f-. citra
kepada publik internal di biro publlk kepentingan atau pencarian
hukum dan informasi
humas
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal~ei2011
~ENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFOR~ASI BIROKRASI,
Ttd.
E.E. ~ANGINDAAN
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN PENYELENGGARAAN
PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 14 Oktober 2011
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi,
Ttd
E.E. Mangindaan
PEDOMAN
PENILAIAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
telah memberikan kewenangan kepada daerah, khususnya kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pemerintahan
daerah dengan menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, dalam arti
daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur urusan yang
telah menjadi kewenangan daerah. Kewenangan yang dimiliki daerah
antara lain membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan,
peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan kewenangan
yang dimiliki, pemerintah daerah khususnya pemerintah kabupaten/
kota wajib mening~atkan kualitas pelayanan publik di daerahnya masing-
masing.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh bupati/walikota
sejalan dengan lnstruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan diantaranya
kepada seluruh gubernur dan bupati/walikota untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat, baik dalam bentuk jasa ataupun
perizinan melalui transparansi dan standardisasi pelayanan yang
meliputi persyaratan, target waktu penyelesaian dan biaya yang harus
dibayar oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta senantiasa berupaya
mencegah, mengurangi bahkan menghapuskan pungutan tidak resmi.
Percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik pada pemerintah
kabupaten/kota memerlukan komitmen yang kuat, kreativitas, inovasi,
dan terobosan dari bupati/walikota dan seluruh jajarannya dalam
mengimplementasikan kebijakan di bidang pelayanan publik. Kenyataan
di beberapa daerah dimana pimpinan beserta jajarannya mempunyai
komitmen yang kuat dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
publik, telah menunjukkan kemajuan yang cukup menggembirakan.
Sementara itu masih banyak daerah lain yang belum menunjukkan
kemajuan sebagaimana diharapkan.
C. Sasaran
Dengan pedoman ini sasaran yang ingin dicapai, yaitu bahwa melalui
penilaian penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah kabupaten/
kota dapat diketahui kabupaten/kota yang memiliki predikat "sangat
baik" dan "baik".
D. Komponen Penilaian
Komponen penilaian penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
kabupaten/kota, meliputi kebijakan deregulasi dan debirokratisasi
pelayanan publik, kebijakan peningkatan partisipasi masyarakat,
kebijakan pemberian penghargaan dan penegakan disiplin, pembinaan
teknis terhadap unit pelayanan publik, kebijakan korporatisasi
unit pelayanan, pengembangan manajemen pelayanan, kebijakan
peningkatan profesionalisme pejabat/pegawai di bidang pelayanan
publik, penghargaan di bidang peningkatan kualitas pelayanan
publik, kebijakan pembangunan kemasyarakatan dan kesejahteraan,
kebijakan dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah, kebijakan
pengembangan dan pemanfaatan e-government, dan penerapan SNI
E. Pengertian Umum
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
2. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada
masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur.
3. Standard Operating Procedures (SOP) atau prosedur tetap (Protap)
adalah prosedur kerja secara rinci yang dibakukan untuk digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
5. Pembina pelayanan adalah instansi/unit kerja yang mempunyai
tugas dan fungsi melakukan pembinaan terhadap unit pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Unit pelayanan publik adalah instansi pemerintah termasuk BUMN/
BUMD dan BLU/BLUD yang secara langsung memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
7. Kinerja pemerintah kabupaten/kota adalah prestasi pemerintah
kabupaten /kota dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.
8. Tim Penilai adalah tim yang dibentuk oleh masing-masing instansi
pemerintah, baik tingkat pusat maupun provinsi untuk melakukan
penilaian kinerja pemerintah kabupaten/kota.
9. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun
penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan
hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan
publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi,
E.E. Mangindaan
....
.. ::s
~co
::s
c. Kualifikasi PTSP berdasarkan klasifikasi Bintang 5 30
Bintang dari Badan Koordinasi Penanaman PTSP Bintang 4 25
Modal {BKPM) Tahun 2010. Bintang 3 20
Bintang 2 15
Bintang 1 10
Non Bintang 5
d.Kebijakan tentang penyusunan, penetapan dan Peraturan Perda 20
penerapan Standar Pelayanan Publik sesuai per-UU-an Peraturan bupati/walikota 15
UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
e. Penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Standar a. Mengacu UU No 25/ 2009, tiap 1
Publik {SPP). Pelayanan jenis SPP
Publik b. Belum mengacu UU 25/2009, 0,5
tiap jenis SPP 10
Nilai maksimal a & b
f. Penetapan maklumat/janji pelayanan oleh Unit pelayanan Tiap unit pelayanan 0,5
unit/ satker/SKPD.
Nilai maksimal 15
Komponen Jumlah
No lndikator Klas Interval Nilai
Penilaian dan Satuan
2 Kebijakan 55
Peningkatan a. Pengaturan mengenai partisipasi Peraturan Per- Ditetapkan dengan :
Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan UU-an a. Peraturan daerah 20
Masyarakat pelayanan publik. b. Peraturan bupati/ 15
walikota
. ."
cS§ No lndikator Klas Interval Nilai
~
Penilaian dan Satuan
6.~
~;
...... 3 Kebijakan Pemberian 65
CCC: Penghargaan dan a. Pengaturan pemberian penghargaan Peraturan Ditetapkan dengan :
.." "..
c: ..
Penegakan Disiplin dalam rangka mendorong PerUU-an a. Peraturan daerah 20
"l>2..
~
peningkatan kinerja penyelenggara
pelayanan publik. b. Peraturan bupati/ 15
....
"0::>
OIQ.
~~
walikota
b. Penghargaan yang diberikan kepada Penghargaan Tiap penghargaan 1
i§ pegawai unit pelayanan publik yang
&C.
15
.... "..
CCOI
.. cc
menunjukkan prestasi kerja yang
baik .
Nilai maksimal
4 Pembinaan 45
Teknis Terhadap a. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan pelayanan Kali Tiap kali sosialisasi 1
Unit Pelayanan publik kepada unit pelayanan publik.
Nilai maksimal 15
Publik Pelaksanaan sosialisasi dibuktikan dengan
adanya laporan, foto dan dokumen pendukung
lainnya.
b. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Unit Tiap kunjungan ke unit 1
oleh pembina pelayanan publik terhadap unit pelayanan
pelayanan. Monitoring dan evaluasi dibuktikan 15
dengan adanya laporan, foto dan dokumen Nilai maksimal
pendukung lainnya.
c. Unit pelayanan yang menindaklanjuti hasil Unit Tiap unit pelayanan yang 1
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan melakukan tindak lanjut
yang dilakukan oleh pembina pelayanan
15
publik berupa penyempurnaan mekanisme Nilai maksimal
penyelenggaraan pelayanan. Hasil tindak lanjut
disertai bukti-bukti perbaikan yang dilakukan.
I:D:J:
a: 3" Jumlah
~~ No Komponen Penilaian lndikator Klas Interval Nilai
.,.,
cc::s
CD :I
dan Satuan
~c5
..
"C::I
OIQ.
dan pada saat penilaian telah
menerapkan konsep BLU dalam
i§
CDQ.
penyelenggaraan pelayanan.
CCOI
....
.. :I
~cc
:I
b. Pihak lain (swasta dan/atau
lembaga masyarakat) yang terlibat
lembaga Tiap lembaga 1
!cS
Publik
yang langsung berhubungan dengan pelayanan
kepada masyarakat, minimal 24 jam atau 3 hari Nilai maksimal
10
:I
Prosentase rata-rata alokasi anggaran untuk
pembiayaan pendidikan dan pelatihan teknis/
% Tiap 1% anggaran 1
d. Pegawai pada unit pelayanan publik yang sedang Pegawai Tiap Pegawai :
dan telah mengikuti pendidikan tugas belajar 5-3 2
Progam S-3, S-2, S-1/D-4 dan/atau D-3.
S-2 1
S-1/D-4 0,75
D-3 0,5
Nilai maksimal 15
Komponen Jumlah
No lndikator Klas Interval Nilai
Penilaian dan Satuan
8 Penghargaan di 45
Bidang Peningkatan a. Penghargaan dari Lembaga Resmi Penghargaan Tiap penghargaan
Kualitas Pelayanan lnternasional. 5
Publik
b. Penghargaan dari Pemerintah Pusat. Penghargaan Tiap penghargaan 3
c. Penghargaan dari Pemerintah Provinsi.
Penghargaan Tiap penghargaan
2
1} Opini BPK 5
-WTP 2
-WDP 5
2} lndek lntegritas Pelayanan
- Ranking 1 s.d 5 2
berdasarkan penilaian KPK
- Ranking 6 s.d 10 5
3} IPK Daerah (Til} - Ranking 1 s.d 5 2
-Ranking 6 s.d 10 5
4} Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan
- Nilai BB s.d. AA 2
5} Kebersihan dan pengelolaan - Nilai CC s.d . B 5
lingkungan perkotaan (penghargaan Tiap penghargaan 30
Adipura} Nilai maksimal indikator d
(1,2,3,4 dan 5}
tiiJ:
a: ~r
~-g Komponen Jumlah
No lndikator Klas Interval Nilai
"'"'
"tiO>
CD :::l
Penilaian dan Satuan
g_~ 9 K ebijakan a. Pembebasan biaya SPP bagi seluruh siswa 215
~a;
CCC
.....
c
P em b a n g u n·a n
1)
sekolah negeri:
SLA
Sekolah
Sekolah
Tiap sekolah
Tiap sekolah
3
2
:::l ..
~
Kemasyarakatan
.. :::l
dan Kesejahteraan 2) SLP
"'"tl Sekolah Tiap sekolah 1
:::l CD 3) SD/setingkat
:t-2
, :::l
O>Q.
~
~cE
.. b. Jumlah rata -rata siswa pertahun yan~
Nilai maksimal 60
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi,
E.E. Mangindaan
Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara
PERPUSTAKAAN