Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN

ON THE JOB TRAINING (OJT)

JENIS KOMPETENSI MENGELOLA KONTRAK


PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Disusun Oleh:
Nama: Yusuf Satrio Pambudi
NIP: 199302022019031001

PESERTA PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL


PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA PERTAMA
ANGKATAN XVII

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

Nama : YUSUF SATRIO PAMBUDI


NIP : 199302022019031001
Unit Kerja : BAGIAN PENGADAAN BARANG/JASA SETJEN DPR RI

Telah disetujui oleh:


1. Mentor pada hari Rabu, 7 Juni 2023
2. Coach pada hari Rabu, 7 Juni 2023

COACH MENTOR

Mokhamad Kholid, S.P., M.AP. Sri Wahyu Budhi Lestari, S.E., M.A.B.
NIP. 197707092006041018 NIP. 196805221995022001
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaiakan laporan ini dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal dan pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan laporan On The Job Training (OJT) Jenis Kompetensi Mengelola
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada program Pelatihan Jabatan
Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pertama yang diselenggarakan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia pada
Angkatan XVII.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya
Laporan OJT tidak terlapas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain
kepada:
1. Bapak Rudi Rochmansyah, S.H., M.H. sebagai Kepala Biro Umum Setjen DPR RI
yang memfasilitasi dengan kebijakan-kebijakannya terkait Laporan OJT.
2. Ibu Sri Wahyu Budhi Lestari, S.E., M.A.B. sebagai Mentor dan Kepala Bagian
Pengadaan Barang dan Jasa Setjen DPR RI atas bimbingan Laporan OJT.
3. Bapak Kholid sebagai coach yang telah memberikan saran dan masukan
terhadap OJT pada kompetensi mengelola kontrak PBJP pengadaan.
4. Orang tua yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis agar laporan OJT
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
5. Rekan-rekan pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Sekretariat
Jenderal DPR RI yang memberikan dukungan selama pelaksanaan kegiatan OJT.
Penulis menyadari bahwa laporan On the Job Training (OJT) jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik, saran dan masukan dibutuhkan sebagai bahan
perbaikan laporan ini.
Jakarta, 9 Juni 2023

Yusuf Satrio Pambudi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................iv

BAB I .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2

1.3 Ruang Lingkup................................................................................................... 3

BAB II ......................................................................................................................... 4

2.1 Objek yang Diamati ........................................................................................... 4

2.2 Metode Pengambilan Data ................................................................................ 4

2.3 Lingkup Pengambilan Data ................................................................................ 5

BAB III ........................................................................................................................ 9

3.1 Analisis Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk


Surat Perintah Kerja (SPK) ................................................................................ 9

3.2 Analisis Pengendalian Pelaksanaan Kontrak PBJP Pekerjaan Sederhana dan


Tersedia di Pasar ............................................................................................. 11

3.3 Analisis Melakukan Serah Terima Hasil PBJP untuk Pekerjaan Sederhana. .. 14

3.4 Analisis Evaluasi kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. ...... 17

BAB IV...................................................................................................................... 19

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 19

4.2 Kendala............................................................................................................ 20

4.3 Saran ............................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Objek Pengamatan Pengadaan Langsung ................................................. 4


Tabel 2.2 Teknik Pengambilan Data .......................................................................... 5
Tabel 2.3 Dokumentasi Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ..................... 5
Tabel 2.4 Dokumentasi Pengendalian Kontrak Barang dan Jasa .............................. 6
Tabel 2.5 Dokumentasi Pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa ..... 7
Tabel 2.6 Dokumentasi Evaluasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa Pemerintah ............ 7
Tabel 3.1 Analisis Perumusan SPK pada Pengadaan Sederhana ........................... 10
Tabel 3.2 Analisis Perumusan SPK pada Pengadaan Sederhana ........................... 12
Tabel 3.3 Analisis Penerimaan PBJP Untuk Pekerjaan Sederhana ......................... 15
Tabel 3.4 Analisis Evaluasi Kinerja Penyedia .......................................................... 17

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Spesifikasi Teknis ................................................................................. 22


Lampiran 2. Harga Perkiraan Sendiri ....................................................................... 24
Lampiran 3. Hasil Pemilihan Penyedia ..................................................................... 25
Lampiran 4. Dokumen Rancangan Kontrak ............................................................. 27
Lampiran 5. Finalisasi dan Dokumen Kontrak yang Ditandatangani ........................ 35
Lampiran 6. Surat Perintah Mulai Kerja.................................................................... 44
Lampiran 7. Dokumen Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ........................................... 45
Lampiran 8. Dokumen Laporan Monitoring .............................................................. 46
Lampiran 9. Dokumen Pembayaran Prestasi Kerja ................................................. 48
Lampiran 10. Dokumen Persiapan Penerimaan Hasil Pengadaan Barang/Jasa ..... 49
Lampiran 11. Dokumen Pemeriksaan Hasil Pengadaan Barang/Jasa ..................... 54
Lampiran 12. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAST) .......................... 56
Lampiran 13. Laporan Serah Terima Hasil Pekerjaan.............................................. 57
Lampiran 14. Dokumen Metodologi Penilaian Evaluasi Kinerja Penyedia ............... 58
Lampiran 15. Dokumen Pengumpulan dan Pengukuran Data Penilaian Evaluasi
Kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........................................... 59
Lampiran 16. Laporan Penilaian Evaluasi Kinerja Penyedia .................................... 60
Lampiran 17. SPPBJ ................................................................................................ 61
Lampiran 18. Perbaikan Rancangan Kontrak ........................................................... 62
Lampiran 19. Notulensi Rapat .................................................................................. 70

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah memiliki peran yang sangat penting
dan strategis dalam mendukung terwujudnya pelayanan publik yang optimal dan
pemerataan pembangunan hingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi
nasional. Dalam menunjang hal tersebut, Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah (K/L/PD) dalam mewujudkan pelayanan publik yang optimal dibutuhkan
pengadaan barang/jasa. Pengadaan barang/jasa yang optimal akan
menentukan berhasil atau tidak mendapatkan penyedia yang memiliki kapasitas
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Selain itu, pengadaan barang/jasa
yang menggunakan anggaran belanja negara, dapat mendorong roda ekonomi
dan memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.
Memperhatikan pentingnya pengadaan barang/jasa pemerintah, maka
proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan oleh Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah (K/L/PD) sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa.
Mengacu pada Peraturan Lembaga Nomor 7 Tahun 2021 tentang Sumber
Daya Manusia Pengadaan Barang Jasa bahwa pelaksanaan pengembangan
kompetensi untuk penjenjangan bagi Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa (JFPPBJ) diselenggarakan melalui program pendidikan dan
pelatihan. Pengembangan kompetensi untuk penjenjangan bertujuan agar
pejabat fungsional yang akan bertugas memiliki kompetensi sesuai dengan
tuntutan pekerjaan.
Berdasarkan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2020 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa.
Bahwa untuk menjalankan sistem manajemen karier berbasis sistem merit dan
meningkatkan profesionalitas pada Jabatan Fungsional Pengelolaan
Pengadaan Barang/jasa, serta untuk dapat mengembangkan kompetensi dan
kinerja dalam pelaksanaan tugas jabatan diperlukan kompetensi teknis kepada
1
Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Kompetensi Teknis
yang harus dimiliki sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. Perencanaan pengadaan barang/jasa pemerintah;
b. Pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah;
c. Pengelolaan kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah;
d. Pengelolaa pengadaan barang/jasa pemerintah secara swakelola.
Pelatihan kompetensi teknis yang dimaksud tertuang dalam Keputusan
Kepala Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Penjenjangan Jabatan Fungsional
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Pertama (Model Pembelajaran Blended
Learning). JFPPBJ pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah wajib
mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan yang terdiri dari:
a. Pelatihan secara mandiri selama 39 (tiga puluh sembilan) JP yang dapat
dilaksanakan selama 13 (tiga belas) hari dan dilakukan secara daring melalui
Learning Management System (LMS) Pusdiklat PBJ; dan
b. Pelatihan klasikal selama 55 (lima puluh lima) JP yang dapat dilaksanakan
selama minimal 6 (enam) hari kerja. Tahapan ini dapat dilaksanakan secara
daring atau melalui tatap muka klasikal.
c. On the Job Training selama 410 (empat ratus sepuluh) JP yang dapat
dilaksanakan selama 40 (empat puluh) hari kerja dan sekurangnya 1 hari
kerja untuk seminar OJT.

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan On the Job Training (OJT) pada Jenis
Kompetensi Mengelola Kontrak Barang/Jasa Pemerintah diantara lain meliputi:
a. Mampu melakukan perumusan kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah
dalam bentuk surat perintah kerja (SPK).
b. Melakukan pengendalian kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah untuk
pekerjaan sederhana dan tersedia di pasar.
c. Mampu melakukan pekerjaan serah termia hasil pengadaan barang/jasa
untuk pekerjaan sederhana.
d. Melakukan pekerjaan evaluasi kinerja penyedia pengadaan barang/jasa
pemerintah.

2
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada kegiatan On The Job Training (OJT) pada Jenis
Kompetensi Melakukan Mengelola kontrak PBJP Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah diantara lain meliputi :
a. Paket Pekerjaan
Melakukan mengelola kontrak PBJP terhadap paket pekerjaan yang akan
diteliti sebagai sampel dalam kegiatan On The Job Training (OJT) untuk
melakukan Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dalam Bentuk Surat Perintah Kerja (SPK), melakukan
pengendalian kontrak, melakukan pekerjaan serah terima hasil pekerjaan
dan mengevaluasi kinerja penyedia. Paket pekerjaan yang menjadi bahan
penelitian adalah Pengadaan langsung dengan nilai paket maksimal
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Kegiatan On The Job Training
(OJT) untuk Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada level 2
dengan tingkat kesulitan pengadaan barang/jasa sederhana.
b. Jangka Waktu pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan On The Job Training (OJT) dimulai pada tanggal
28 Maret 2023 samapai dengan 8 Juni 2023. Pelaksaan kegiatan On The
Job Training (OJT) dilakukan terhadap paket pekerjaan pengadaan yang
berada di lingkungan SETJEN MPR RI. Pelaksanaan dilakukan dengan
mengikuti kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan terhadap paket
pengadaan barang/jasa yang terdapat pada lingkungan instansi Sekretariat
Jenderal MPR RI.
c. Lokasi Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan kegiatan On The Job Training (OJT) berada pada
Bagian Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Jenderal DPR RI dan MPR RI
dan juga pada Unit kerja yang berada dalam lingkungan instansi penulis.
Penulis berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam
meneyelesaikan Jenis Kompetensi megelola kontrak Pengadaan
Barang/Jasa untuk memastikan ketersediaan data untuk dianalisis.

3
BAB II
OBSERVASI DATA

Observasi data pada pelaksanaan On The Job Training (OJT) pada jenis
kompetensi mengelola kontrak barang/jasa pemerintah yang dilakukan oleh penulis
pada instansi Sekretariat Jenderal MPR RI. Penulis mengkaji paket pekerjaan yang
dilaksanakan pada kurun waktu satu Tahun Anggaran. Penulis melakukan
pengamatan terhadap dan dan informasi yang diperoleh dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) kemudian diolah dan dilakukan analisis dengan metode tertentu
untuk menghasilkan output dokumen yang dipersyaratkan dalam On the Job Training
(OJT) kompetensi mengelola kontrak barang/jasa khususnya di lingkungan
Sekretariat Jenderal MPR RI.

2.1 Objek yang Diamati


Pada jenis Kompetensi Mengelola Kontrak Pengadaan Pengadaan
Barang/Jasa level 2 pada pelaksanaan On The Job Training (OJT). Objek yang
diamati merupakan Pengadaan Langsung yang dilakukan di lingkungan
Sekretariat Jenderal MPR RI. Berdasarkan hasil pertimbangan dan analisis
penulis ada beberapa paket pekerjaan Pengadaan Langsung untuk dilakukan
proses observasi data dan Analisis dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Objek Pengamatan Pengadaan Langsung
Kode RUP : 42269000
Nama Paket : Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada
Instansi/Ormas/Orpol
Instansi : Sekretariat Jenderal MPR RI
Satuan Kerja : Majelis
Lokasi Pekerjaan : Gedung Nusantara III, DPR RI Jakarta Pusat
Jenis Pengadaan : Jasa Lainnya
Tahun Anggaran : 2023
HPS : Rp. 199.743.390,00
Pagu Anggaran : RP. 215.250.000,00
Peran Penulis : Reviewer

2.2 Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data pada paket pengadaan di lingkunga Sekretariat
Jenderal MPR RI. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Penulis melakukan teknik pengambilan data

4
dengan cara wawancara terhadap stakeholder yang terkait. Berikut merupakan
pihak terkait dan proses pengambilan data:
Tabel 2.2 Teknik Pengambilan Data
Teknik Survey Keterangan
No. Paket Pengadaan
Praktek Wawancara
1 Sertifikat Sosialisasi Dilakukan proses
Empat Pilar MPR wawancara terhadap

kepada PPK dan Staf PPK
Instansi/Ormas/Orpol Setjen MPR

2.3 Lingkup Pengambilan Data


Lingkup pengambilan data yang dilakukan penulis dilaksanakan pada
Bagian Pengadaan Barang dan jasa pada Sekretariat Jenderal MPR RI pada
paket pekerjaan Tahun Anggaran 2023. Data diambil berdasarkan dokumen
yang dibutuhkan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Adapun beberapa
rincihan lengkap lingkup data pendukung atau instrumen yang diperlukan
sebagai berikut:
A. Melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Dalam Bentuk Surat Perintah Kerja (SPK)
Penulis melakukan mealakukan perumusan kontrak pengadaan
barang/jasa pemerintah dalam bentuk Surat Perintah Kerja (SPK) pada paket
pekerjaan Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol
di lingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI. Penulis meminta data kepada
pejabat pengadaan seperti Spesifikasi teknis, HPS dan BAHP.
Ada tahapan perumusan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dalam bentuk SPK dimulai dari penentuan jenis kontrak, penyusunan rancangan
struktur SPK, persiapan perumusan SPK, validasi rancangan SPK, finalisasi
dokumen SPK, penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
dan penandatanganan SPK berdasarkan instrumen atau dokumen pendukung
yang telah disediakan tercantum pada tabel 2.4 Sebagai berikut:
Tabel 2.3 Dokumentasi Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Kelengkapan
No Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
Instrumen atau Dokumen Pendukung (INPUT)
1 Kerangka Acuan Sudah tersedia

Kerja/Spesifikasi Teknis, pada Lampiran 1
2 Harga Perkiraan Sendiri Sudah tersedia

pada Lampiran 2

5
3 Hasil Pemilihan Penyedia Sudah tersedia

pada Lampiran 3
Instrumen atau Dokumen yang Dihasilkan (Output)
1 Dokumen Rancangan Sudah tersedia
Kontrak namun belum

sesuai pada
Lampiran 4
2 Finalisasi dan Dokumen Sudah tersedia
Kontrak yang ✔ pada Lampiran 5
ditandatangani

B. Melakukan Pengendalian Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah Untuk Pekerjaan Sederhana Dan Tersedia Di Pasar
Dalam melakukan pengendalian kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah untuk pekerjaan dan tersedia di pasar maka dibutuhkan dokumen
pendukung sebagai berikut:
Tabel 2.4 Dokumentasi Pengendalian Kontrak Barang dan Jasa
No Kelengkapan
Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
Instrumen atau Dokumen Pendukung (Input)
1 Dokumen kontrak Sudah tersedia
pengadaan barang/jasa pada Lampiran 5

pemerintah untuk pekerjaan
sederhana
Instrumen atau Dokumen yang Dihasilkan (Output)
1 SPMK/SPP Sudah tersedia

pada Lampiran 6
2 Dokumen Jadwal ✔ Belum tersedia,
Pelaksanaan Pekerjaan rekomendasi
dokumen pada
Lampiran 7
3. Dokumen laporan ✔ Belum tersedia,
monitoring rekomendasi
dokumen pada
Lampiran 8
4. Dokumen Pembayaran Sudah tersedia

Prestasi kerja pada Lampiran 9

C. Melakukan Pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa


Untuk Pekerjaan Sederhana
Untuk melakukan pekerjaan serah terima hasil pengadaan barang/jasa
untuk pekerjaan sederhana dengan metode pengadaan langsung pada paket
Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol tercantum
pada Tabel 2.5 sebagai berikut:

6
Tabel 2.5 Dokumentasi Pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa
No Kelengkapan
Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
Instrumen atau Dokumen Pendukung (INPUT)
1 Dokumen Kontrak ✔ Sudah tersedia
pengadaan Sederhana pada Lampiran 5
2 KAK/Spesifikasi Teknis ✔ Sudah tersedia
pada Lampiran 1
Instrumen atau Dokumen yang Dihasilkan (Output)
1 Dokumen Persiapan ✔ Belum tersedia,
Penerimaan Hasil rekomendasi
Pengadaan Barang/Jasa dokumen pada
Lampiran 10
2 Dokumen Pemeriksaan ✔ Belum tersedia,
Hasil Pengadaan rekomendasi
Barang/Jasa dokumen pada
Lampiran 11
3 Berita Acara Serah Terima ✔ Sudah tersedia
Hasil Pekerjaan pada Lampiran
12
4 Laporan Serah terima Hasil ✔ Belum tersedia,
pekerjaan rekomendasi
dokumen pada
Lampiran 13

D. Melakukan Pekerjaan Evaluasi Kinerja Penyedia Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah
Untuk melakukan Pekerjaan Evaluasi Kinerja Penyedia Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Penulis melakukan penetapan metode penilaian
evaluasi kinerja penyedia dimulai dengan melakukan pengumpulan data,
pengukuran data, melakukan penilaian evaluasi kinerja penyedia. Dalam
melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan beberapa dokumen yang dibutuhkan
seperti dokumen kontrak pengadaan, Kerangka Acuan kerja (KAK) atau
spesfikasi teknis, dokumen pengendalian kontrak dan dokumen BAST yang
dapat dijelaskan pada tabel 2.6 sebagai berikut:
Tabel 2.6 Dokumentasi Evaluasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa Pemerintah
No Kelengkapan
Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
Instrumen atau Dokumen Pendukung (INPUT)
1 Dokumen Kontrak ✔ Sudah tersedia
pengadaan Sederhana pada Lampiran 5
2 KAK/Spesifikasi Teknis ✔ Sudah tersedia
pada Lampiran 1
3 Dokumen Pengendalian ✔ Belum tersedia,
Kontrak rekomendasi

7
dokumen pada
Lampiran 8
4 Dokumen Serah terima Tersedia pada
Hasil Pekerjaan ✔ Lampiran 12
Lampiran 13
Instrumen atau Dokumen yang Dihasilkan (Output)
1 Dokumen metodologi ✔ Belum tersedia,
penilaian evaluasi kinerja rekomendasi
penyedia pengadaan dokumen pada
barang/jasa Lampiran 14
Pemerintah
2 Dokumen pengumpulan dan ✔ Belum tersedia,
pengukuran data penilaian rekomendasi
evaluasi kinerja penyedia dokumen pada
pengadaan barang/jasa Lampiran 15
Pemerintah
3 Laporan penilaian evaluasi ✔ Belum tersedia,
kinerja penyedia pengadaan rekomendasi
barang/jasa Pemerintah dokumen pada
Lampiran 16

8
BAB III
ANALISIS DATA

3.1 Analisis Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam


Bentuk Surat Perintah Kerja (SPK)
Penyusunan rancangan Surat Perintah Kerjan (SPK) disusun oleh PPK
pada tahap persiapan pengadaan. SPK disusun dengan memperhatikan
identifikasi kebutuhan barang/jasa yang harus tersedia, mitigasi resiko
pengadaan, spesifikasi teknis dan harga perkiraan sendiri. SPK merupakan
dokumen penting yang kan memberikan informasi terkait kebutuhan pengguna
barang dan mitigasi terhadap segala resiko yang timbul dari kegiatan
pelaksanaan barang/jasa pemerintah.
Jenis kontrak Surat Perintah Kerja (SPK) yang paling banyak digunakan
oleh PPK khusunya pada metode pengadaan langsung adalah Kontrak Lumsum,
Komtrak harga Satuan dan Kontrak gabuangan Lumsum dan Harga Satuan.
Perumusan SPK pengadaan barang/jasa pemerintah memiliki beberapa tahap
sesuai ketentuan yang berlaku meliputi persiapan perumusan SPK, Penyusunan
rancangan SPK, penetapan rancangan SPK, validasi rancangan SPK, finalisasi
dokumen SPK, menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Brang/Jasa (SPPBJ)
dan penandatanganan SPK.
Adapun beberapa instrumen atau dokumen pendukung yang harus
disiapkan penulis antara lain rencana umum pengadaan (RUP), Spesifikasi
Teknis/KAK dan perkiraan harga yang ada pada dokumen persiapan pengadaan
yang dilakukan oleh PPK. Penulis dituntut untuk mempuat rancangan SPK dan
Finalisasi dokumen kontrak yang sudah ditandatangani oleh penyedia
barang/jasa pemerintah dan PPK. Setelah itu penulis melakukan analisissi
terhadap dokumen kontrak.
Paket pekerjaan yang digunakan dalam menyusun kontrak adalah
pengadaan Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol
pada instasni Sekretariat Jenderal MPR RI pada Tahun Anggaran 2023 dengan
metode pemilihan melalui Pengadaan Langsung. Berdasarkan hasil observasi
dalam melakukan analisis terhadap paket pengadaan Sertifikat Sosialisasi
Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol dapat dihat pada Tabel 3.1
sebagai berikut:

9
Tabel 3.1 Analisis Perumusan SPK pada Pengadaan Sederhana

No Tahapan Hasil Analisis Dampak/Resiko

1. Persiapan Pada persiapan perumusan PPK sudah melakukan


perumusan SPK sudah tersedia instrument persiapan perumusan
SPK atau dokumen pendukung SPK dilakukan pada
seperti Spesifikasi Teknis, RUP tahap perencanaan
dan Perkiraan Harga. pengadaan terdiri dari
Naskah SPK dan Syarat
Umum SPK sehingga
tidak menimbulkan
resiko pada perumusan
SPK.
2. Penyusunan Penyusunan rancangan SPK SPK yang disusun tidak
rancangan belum sesuai SPK yang tertera sesuai dengan jenis dan
SPK SPK jenis Pengadaan Barang karakteristik pengadaan
sedangkan Jenis Pengadaan hal ini akan berdampak
merupakan pengadaan Jasa pada perbedaan klausul
lainnya. kontrak yang akan
berpengaruh pada
pelaksanaan pekerjaan
3. Klausul Pada klausul 21 pembayaran Penyedia barang/jasa
kontrak SPK pada sistem pembayaran belum tidak mengetahui
(SSUK) ditentukan apakah metode pembayaran
menggunakan sistem termin a yang akan dilakukan
tau pembayaran sekaligus meliputi pembayaran
bulanan, termin atau
sekaligus sehingga
akan berdampak pada
risiko pembayaran.
4. Menetapkan PPK belum membuat SPPBJ SPPBJ yang diterbitkan
SPPBJ sesuai dengan ketentuan dan PPK memiliki dampak
penulis akan menambahkan sebagai berikut:
tebusan kepada PA/KPA dan 1. Sebagai tolak ukur
APIP bahwa proses
pemilihan penyedia
sudah dilaksanakan
sesuai prosedur
oleh Pejabat
Pengadaan.
2. Bahwa pemenang
pemilihan/calon
penyedia memiliki
kapabilitas untuk

10
melaksanakan
kontrak termaksud
keberlakuan data
isian kualifikasi.
Dalam hal SPPBJ tidak
sesuai dengan
ketentuan maka akan
berdampak pada risiko
administrative yang
berdampak pada
keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan
dan aspek legalitas dan
litigasi.
Rekomendasi:
• Penulis merekomendasikan pengisian nama paket pekerjaan agar ditulis
dan diperbaiki. Penulis sudah menyiapkannya pada Lampiran 4
• Penulis merekomendasikanLampiran rancangan kontrak jasa lainnya
berdasarkan MDP Pengadaan langsung jasa Lainnya pada Lampiran 18
• Penulis merekomendasikan Pada klausul 21 pembayaran pada sistem
pembayaran harus ditentakan apakah penyedia barang/jasa dibayar
melalui sistem termin atau sistem sekaligus. Penulis sudah
mempersiapkan perbaikan dokumen pada Lampiran 4
• Penulis merekomendasikan PPK untuk membuat Surat Penunjukkan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) menulis sudah membuat rekomendasi
terkai form SPPBJ pada Lampiran 17

3.2 Analisis Pengendalian Pelaksanaan Kontrak PBJP Pekerjaan Sederhana


dan Tersedia di Pasar
Pengendalian kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah harus dilakukan
secara terukur, sistematis dan rinci. PPK selaku pengendali kontrak harus
melakukan tindak lanjut terhadap penyimpangan yang terjadi antara dokumen
mengelola kontrak PBJP dan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
penyedia barang/jasa agar tidak terjadi kerugian bagi kedua belah pihak yang
terikat kontrak.
Dalam melaksanakan proses pengendalian kontrak, PPK harus mampu
memastikan bahwa spesifikasi barang/jasa yang diterima oleh PPK sesuai
dalam klausul yang tertulis dalam kontrak, serta barang/jasa yang akan diterima
oleh PPK dalam konsisi baik dan tidak mengalami kecacatan pada produk.
Jumlah barang/jasa yang akan diterima oleh PPK harus sesuai dengan kontrak.

11
Selain itu, PPK juga memastikan barang/jasa yang dikirm oleh penyedia sesuai
dengan lokasi yang ditetapkan pada kontrak pengadaan.
Adapun beberapa instrumen atau dokumen pendukung yang harus
disiapkan penulis antara lain adalah pembuatan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) yang dibuat oleh PPK. Penulis juga harus mempersiapkan dokumen
kontrak SPK dalam hal ini dengan metode pengadaan langsung paket
pengadaan Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol.
Selain itu PPK diharuskan meminta Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
dari Penyedia dan dokumen laporan monitoring untuk memastikan bahwa
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak.PPK juga harus mempersipakan
dokumen pembayaran untuk penyedia barang/jasa.
Paket pekerjaan yang digunakan dalam pengendalian kontrak adalah
Pengadaan Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol
pada instasni Sekretariat Jenderal MPR RI pada Tahun Anggaran 2023 dengan
metode pemilihan melalui Pengadaan Langsung.Penulis melakauan kegiatan
wawancara dan pengambilan data berdasarkan persetujuan oleh PPK.
Berdasarkan hasil observasi dalam melakukan analisis terhadap paket
pengadaan Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Instansi/Ormas/Orpol
dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Analisis Perumusan SPK pada Pengadaan Sederhana

No Tahapan Hasil Analisis Dampak/Resiko

Penerbitan Surat PPK telah membuat SPMK PPK telah membuat


Perintah Mulai dengan nomor :2/B-VI/04/2023 SPMK sesuai dengan
Kerja (SPMK) dengan PT. Multi Andria ketentuan.
1.
Indonesia sebagai penyedia
yang ditunjuk dengan tanggal
mulai kerja 11 April 2023
PPK belum membuat notulensi Tidak adanya notulensi
kick of meeting dengan PT. rapat dapat menimbulkan
Multi Andria Indonesia pada resiko :
Notulensi Kick Of 1. Tidak
persiapan pelaksanaan
Meeting dengan terinformasikannya
2. pekerjaan.
penyedia kepada stakeholder
barang/jasa pengadaan terkait
point penting dalam
rapat penandatangan
kontrak pekerjaan.

12
2. Dapat menjadi
panduan bagi PPK
dalam pengambilan
keputusan untuk
meminimalisir
terjadinya
kesalahan dalam
kontrak pengadaan
barang/jasa.
Tidak terdapat dokumen
jadwal pelaksanaan
pekerjaan dari penyedia
menyebabkan:
1. Tidak adanya
pengendalian
kontrak pekerjaan.
2. Tidak adanya jadwal
Dokumen Jadwal Tidak terdapat dokumen mengakibatkan
3. pelaksanaan jadwal pelaksanaan pekerjaan resiko keterlambatan
pekerjaan dari penyedia barang/jasa. pekerjaan.
3. Tidak ada alat kontrol
dari PPK untuk
pengendalian
kontrak dan
penerbitan Surat
Peringatan jika
pekerjaan tidak
sesuai.
PPK tidak membuat
laporan monitor
terhadap pelaksanaan
pekerjaan meliputi
monitoring jadwal,
monitoring biaya dan
monitoring kualitas yang
Dokumen PPK belum membuat berdampak:
4. laporan dokumen laporan monitoring 1. PPK tidak
Monitoring untuk pelaksanaan pekerjaan. mengetahui
kemajuan
pelaksanaan kontrak
yang berakibat pada
keterlambatan
pekerjaan.
2. Spesfikasi
barang/jasa yang

13
diterima oleh PPK
tidak sesuai dengan
kebutuhan yang
tertulis dalam
kontrak.
3. Barang yang
duterima oleh PPK
dalam kondisi cacat
produksi dan tidak
berfungsi dengan
baik.
4. Jadwal pengiriman
barang tidak tepat
akibat adanya
penundaan
pekerjaan.
5. Jumlah/volume
barang tidak sesuai
dengan kontrak
pengadaan.
Melakukan PPK telah membuat PPK telah melakukan
pembayaran pembayaran prestasi kerja pembayaran terhadap
prestasi kerja penyedia barang/jasa dengan pekerjaan yang
5.
Berita Acara Pembayaran dilaksanakan oleh
Nomor: 9/B-VI/04/2023 pada penyedia barang/jasa.
tanggal 17 April 2023.
Rekomendasi:
• Penulis merekomendasikan kepada PPK untuk membuat notulensi rapat
pada saat kick of meeting dengan penyedia barang/jasa.penulis sudah
membuat rekomendasi pada Lampiran 19.
• Penulis merekomendasikan kepada PPK untuk meminta Dokumen jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Penulis membuat rekomendasi pada Lampiran 7.
• Penulis merekomendasikan kepada PPK untuk membuat laporan monitoring
pelaksaan pekerjaan. Penulis membuat rekomendasi pada Lampiran 8.

3.3 Analisis Melakukan Serah Terima Hasil PBJP untuk Pekerjaan Sederhana.
Serah terima pekerjaan pekerjaan hasil pengadaan barang/jasa
pemerintah merupakan penyerahan hasil pekerjaan dari penyedia barang/jasa
kepada pemberi kerja dalam kasus pengadaan barang/jasa pemerintah pihak
pemberi kerja adalah PPK. Berdasarkan Modul JK Mengelola Kontrak Level 2
pada pelaksanaan serah terima pekerjaan pengadaan barang/jasa yang
sederhana meliputi serangkaian kegiatan seperti melakukan persiapan
14
penerimaan hasil pekerjaan dengan memperhatikan metode dan instrument
penerimaan hasil pengadaan barang/jasa.
Selain itu pada tahap pemeriksaan terhadap lingkup pekerjaan PPK juga
memeriksa hasil pekerjaan dari penyedia barang/jasa berdasarkan spesifikasi
dan lingkup pekerjaan yang tercantum di dalam Bill of Quantity/KAK dan
menetapkan hasil pemeriksaan atas hasil pengadaan barang/jasa terkait
kesesuaian terhadap dokumen kontrak Surat Perintah Kerja (SPK). Lalu PPK
membuat Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAST) yang merupakan
kesesuaian antara hasil pekerjaan dengan dokumen kontrak.
Dokumen yang perlu dipersiapkan PPK dalam proses peneriman dapat
berupa Daftar Simak diperlukan untuk melakukan pengecekan kesesuaian hasil
pekerjaan dengan dokumen kontrak. Selaian itu, PPK juga memerlukan hasil
pembanding dan analisis yang akan dipergunakan untuk acuan diterima atau
tidaknya atas hasil pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan. Dalam hal ini,
penulis dituntut untuk dapat melakukan serah terima hasil pekerjaan barang/jasa
pemerintah khususnya untuk pekerjaan yang sifatnya sederhana.

Tabel 3.3 Analisis Penerimaan PBJP Untuk Pekerjaan Sederhana


No Tahapan Hasil Analisis Dampak/Resiko
1. Melakukan PPK belum Tidak adanya persiapan
persiapan membuat dokumen penerimaan hasil pengadaan
penerimaan persipan memiliki dampak resiko:
hasil penerimaan hasil 1. Tidak adanya acuan untuk
pengadaan pengadaan melakukan verifikasi
barang/jasa. penerimaan barang/jasa yang
berakibat pada ketidaksesuaian
terhadap spesifikasi, volume
dan pelaksanaan pekerjaan.
2. Tidak adanya metode
pembanding dalam melakukan
pemeriksaan hasil pekerjaan
yang berakibat ketidak sesuaian
antara dokumen kontrak dengan
hasil pekerjaan di lapangan.
2. Melakukan PPK belum Daftar SIMAK dan BAHP memiliki
pemeriksaan memebuat dokumen dampak dan resiko jika tidak
hasil pemeriksaan hasil dilaksakan meliputi:
pengadaan pengadaan berupa 1. Tidak adanya bahan atau acuan
Daftar SIMAK dan untuk memutuskan menerima
Berita Acara Hasil atau menolak atas hasil
Pemeriksaan pengadaan barang/jasa yang

15
akan dilaksanakan berakibat
pada ketidak sesuaian antara
spesifikasi, volume, kualitas dan
waktu pelaksanaan pekerjaan.
2. Tidak adanya bahan koreksi
dalam perbaikan atau
penggantian barang setelah
dinyatakan barang yang diterima
mengalami cacat mutu.
3. Kualitas barang/jasa hasil
pekerjaan dibawah standar atau
tidak sesuai spesifikasi yang
tertuang dalam kontrak.
4. Adanya kenaikan nilai kontrak
dikarenakan perencanaan
pekerjaan yang kurang tepat
diakibatkan perubahan lingkup
pekerjaan.
3. Membuat Berita PPK sudah PPK telah melakukan BAST kepada
Acara Serah membuat dokumen penyedia barang/jasa setelah
Terima Berita Acara Serah pekerjaan diselesaian 100% sesuai
(BAST) Terima Pekerjaan spesifikasi yang tertuang dalam
dengan Nomor: kontrak.
2/04/2023 pada
tanggal 17 April
2023 dengan
keterangan
pekerjaan telah
diselesaikan 100%
4. Laporan serah PPK belum BAST dari PPK ke PA/KPA memiliki
terima hasil membuat Berita dampak sebagai berikut:
pengadaan Acara Serah Terima 1. Menyatakan
barang/jasa yang dilaporkan dari kesesuaian/ketidaksesuaian
PPK ke Pengguna antara spesifikasi/lingkup
Anggaran barang/jasa yanga da di
dokumen kontrak.
2. Sebagai alat untuk PA/KPA
dalam pengambilan keputusan
jika terjadi permasalahan dalam
kontrak pengadaan barang/jasa
3. Terinformasikannya hasil
pengadaan barang/jasa yang
kan digunakan untuk
menunjang tugas dan fungsi
organisasi.

16
Rekomendasi:
• Penulis merekomendasikan kepada PPK untuk membuat dokumen
persiapan penerimaan hasil pekerjaan. Penulis sudah menyusun
rekomendasi pada Lampiran 10
• Penulis merekomendasikan kepada PPK untuk membuat dokumen
pemeriksaan hasil pengadaan barang/jasa berupa Daftar simak dan berita
acara hasil pemeriksaan. Penulis sudah menyusun rekomendasi pada
Lampiran 11
• Penulis merekomendasikan kepada PPK untuk membuat dokumen
pelaporan dari PPK ke Pengguna Anggaran. Penulis sudah menyusun
rekomendasi pada Lampiran 13.

3.4 Analisis Evaluasi kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Pasal 11 ayat (1) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
memiliki tugas untuk melakulan penilaian kinerja. Penilaian kinerja penyedia
brang/jasa merupakan proses untuk mengukur kinerja penyedia dalam
melaksanakan pekerjaan berdasarkan beberapa indikator yang ditetapkan.
Adapun bahan analisis penulis paket pekerjaan yang digunakan dalam
penilain kinerja adalah Pengadaan Sertifikat Sosialisasi Empat Pilar MPR
kepada Instansi/Ormas/Orpol pada instasni Sekretariat Jenderal MPR RI pada
Tahun Anggaran 2023 dengan metode pemilihan melalui Pengadaan
Langsung.hasil analisis terdapat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Analisis Evaluasi Kinerja Penyedia
No Tahapan Hasil Analisis Dampak /Resiko
PPK belum menetapkan PPK tidak bisa
metodologi penilaian menentukan indikator
evaluasi kinerja penilaian kinerja penyedia
Menetapkan penyedia barang/jasa. barang dan jasa dari
metodologi Hal tersebut aspek Kualitas dan
1.
penilaian bertentangan dengan Kuantitas, Biaya, waktu
evaluasi kinerja Peraturan LKPP Nomor dan layanan yang
4 Tahun 2021 tentang diberikan yang berakibat
Pembinaan Pelaku pada tidak terukurnya
usaha PBJP. kinerja penyedia.
Melakukan PPK belum Melakukan Pengumpulan dokumen
pengumpulan pengumpulan dan dan pengukuran data
2. pengukuran data tidak dilakukan PPK yang
dan
berdampak pada tidak
pengukuran dapat dilakukannya
17
data penilaian penilaian evaluasi penilaian kinerja penyedia
evaluasi kinerja kinerja penyedia. dikarenkan sumber
penyedia pengumpulan data tidak
didokumentasikan
dengan baik sehingga
aspek penilaian tidak
terpenuhi.
PPK belum Melakukan Dampak yang timbul
pengumpulan dan apabila PPK tidak
pengukuran data melakukan penilaian
penilaian evaluasi kinerja penyedia meliputi:
kinerja penyedia. Hal 1. Tidak memperoleh
tersebut bertentangan profil penyedia
dengan Peraturan LKPP berdasarkan kinerja
Nomor 4 Tahun 2021 dalam pelaksanaan
tentang Pembinaan kontrak.
Pelaku usaha PBJP. 2. Tidak dapat
menghasilkan umpan
Melakukan balik bagi penyedia
penilaian untuk dapat
3.
evaluasi kinerja meningkatkan
penyedia kinerjanya
berdasarkan pada
hasil kinerja sesuai
kontrak.
3. Tidak terwujudnya
tertib
penyelenggaraan
pekerjaan dalam
rangka menjamin
kualitas barang/jasa
hasil pekerjaan
penyedia.
Rekomendasi:
• Penulis merekomendasikan PPK untuk menetapkan metodologi
penilaian evaluasi kinerja penyedia barang/jasa. Penulis sudah
membuat metodologi penilai evaluasi pada Lampiran 14.
• Penulis merekomendasikan PPK untuk melakukan pengumpulan dan
pengukuran data penilaian evaluasi kinerja penyedia. Penulis sudah
melakukan pengumpulan dan pengukuran data pada Lampiran 15.
• Penulis merekomendasikan PPK untuk melakukan Melakukan
penilaian evaluasi kinerja penyedia. Penulis sudah melakukan
penilaian evaluasi kinerja penyedia pada Lampiran 16.

18
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Kegiatan OJT Jenis Kompetensi (3) Mengelola Kontrak penyedia
barang/jasa untuk pekerjaan dengan proses pengadaan barang/jasa sederhana.
Penulis mendapatkan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman terhadap pengetahuan tentang proses mengelola
kontrak pada level 2 (dua) yang dilaksanakan dengan mengambil sampel paket
pekerjaan yang dijadikan objek pada instansi penulis khusunya pada lingkungan
Sekretariat Jenderal MPR RI.
Hasil pelaksanaan kegiatan OJT Jenis Kompetensi (3) mengelola kontrak
penyedia barang/jasa untuk pekerjaan dengan proses pengadaan barang/jasa
sederhana menunjukkan perlunya perbaikan dokumen pengadaan barang/jasa
pada instansi asal penulis yang dijadikan tolak ukur untuk melaksanakan proses
perbaikan baik secara administrasi maupun secara keterampilan teknis yang
dimiliki oleh pelaku pengadaan barang/jasa pemerintah khususnya khusunya
pada lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI.
Kegiatan OJT Jenis Kompetensi (3) mengelola kontrak penyedia
barang/jasa memiliki beberapa indikator diantaranya melakukan melakukan
perumusan kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam bentuk Surat
Perintah Kerja (SPK) untuk pekerjaan sederhana, melakukan pengendalian
kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk pekerjaan sederhana dan
tersedia di pasar, melakukan pekerjaan serah terima hasil Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah untuk pekerjaan sederhana dan melakukan Pekerjaan
Evaluasi Kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Penulis berharap laporan yang telah disusun sebagai kegiatan OJT
khusunya pada kompetensi mengelola kontrak penyedia barang/jasa
pemerintah dapat menjadi masukan kepada instansi penulis dan bisa memberi
rekomendasi dan masukan kepada unit-unit di lingkungan Sekretariat Jenderal
DPR RI, MPR RI maupun DPD RI dalam rang perbaikan dalam pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang efektif,efisien, akuntabel dan
unggul sesuai dengan semangat pemerintah dalam mendorong sistem birokrasi
yang unggul dan berorientasi pelayanan terhadap masyarakat.

19
4.2 Kendala
Pelaksanaan kegiatan OJT pelaksanaan kegiatan OJT Jenis Kompetensi
(3) mengelola kontrak penyedia barang/jasa bukan tanpa kendala. Penulis
membagi waktu sebagai pelaku pengadaan barang/jasa selaku pihak yang
diberikan tugas oleh atasan sebagai Pokja Pemilihan dan Tim teknis. Penulis
harus dapat membagi waktu antara pelaksanaan OJT dengan tugas yang
diberikan oleh atasan yang akhirnya memperhambat proses penyusunan
laporan OJT.
Selain terkendala oleh tugas yang diberikan oleh pimpinan. Terdapat
kendala dalam pencarian instrumen atau dokumen pendukung dalam tiap Jenis
Kompetensi dari JK (1) sampai dengan JK (4) dikarenakan setiap instansi
memiliki karakteristrik yang berbeda-beda dalam hal administrasi pengadaan
barang/jasa pemerintah. Penulis cukup kesulitan mencari dokumen pendukung.

4.3 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan pada kegiatan OJT ini adalah untuk
Jenis Kompetensi (3) mengelola kontrak diharapkan dari segi kepatuhan
terhadap atauran proses pemilihan barang/jasa khususnya pada instansi penulis
menjadi lebih baik terutama tingkat kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
pelaku pengadaan barang/jasa baik itu PPK, Pokja Pemilihan maupun Pejabat
Pengadaan meningkatkan kompetensi khusunya dalam bidang pemilihan
penyedia barang/jasa pemerintah yang nantinya akan menghasilkan output yang
memiliki kualitas yang andal dan optimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2021. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang


Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta.

Republik Indonesia. 2022. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2022 tentang Pedoman
Pengadaan Barang dan Jasa Melalui Penyedia. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


(PANRB). 2020. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta: Menteri PANRB.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


(PANRB). 2020. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2020 tentang Standar Kompetensi
Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta: Menteri
PANRB.

Modul Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Pemerintah Level 2 Versi 2.

21
Lampiran 1. Spesifikasi Teknis ASLI

22
ASLI

23
Lampiran 2. Harga Perkiraan Sendiri
ASLI

24
Lampiran 3. Hasil Pemilihan Penyedia ASLI

25
26
Lampiran 4. Dokumen Rancangan Kontrak ASLI

27
28
29
30
31
32
33
34
Lampiran 5. Finalisasi dan Dokumen Kontrak yang Ditandatangani ASLI

35
36
37
38
39
40
41
42
43
Lampiran 6. Surat Perintah Mulai Kerja ASLI

44
Lampiran 7. Dokumen Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan REKOMENDASI

45
Lampiran 8. Dokumen Laporan Monitoring REKOMENDASI

46
47
Lampiran 9. Dokumen Pembayaran Prestasi Kerja ASLI

48
Lampiran 10. Dokumen Persiapan Penerimaan Hasil Pengadaan Barang/Jasa

ASLI

49
ASLI

50
ASLI

51
REKOMENDASI

SURAT PERMOHONAN
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

Nomor : 01/P.HASIL/III/2023
Perihal : Permohonan Kepada
Pemeriksaan Pekerjaan
Yth. Pejabat Pembuat Komitmen
Majelis Permusyawaratan
Rakyat DPR RI

di – Tempat

Sehubungan dengan telah selesainya paket Pekerjaan Pengadaan Sertifikat


Sosialisasi Empat Pilar MPR Kepada Instansi/Ormas/Orpol, kami PT. Multi
Andria Indonesia selaku penyedia jasa percetakan berdasarkan Surat Perintah
Kerja (SPK) Nomor 3/B-VI/04/2023. Kami mengajukan permohonan untuk
dilakukan pemeriksaan pekerjaan.Demikian disampaikan untuk dapat
ditindaklanjuti.

Jakarta, 13 April 2023

Hotmat kami,
PT. Multi Andria Indonesia

(ttd)

Jovi
Direktur

52
REKOMENDASI

53
Lampiran 11. Dokumen Pemeriksaan Hasil Pengadaan Barang/Jasa

REKOMENDASI

54
REKOMENDASI

55
Lampiran 12. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAST) ASLI

56
Lampiran 13. Laporan Serah Terima Hasil Pekerjaan REKOMENDASI

57
Lampiran 14. Dokumen Metodologi Penilaian Evaluasi Kinerja Penyedia

REKOMENDASI

58
Lampiran 15. Dokumen Pengumpulan dan Pengukuran Data Penilaian Evaluasi
Kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
REKOMENDASI

59
Lampiran 16. Laporan Penilaian Evaluasi Kinerja Penyedia REKOMENDASI

60
Lampiran 17. SPPBJ REKOMENDASI

61
Lampiran 18. Perbaikan Rancangan Kontrak
REKOMENDASI

62
63
64
65
66
67
68
69
Lampiran 19. Notulensi Rapat

70

Anda mungkin juga menyukai