Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chintia Nuriansyah

NIM:63040210004

RESUME

Teori teori masuknya Islam di Indonesia

1. Teori Mekkah
Tokoh yang mencetuskan teori Mekkah adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa
dikenal dengan sebutan Buya Hamka. Menurut padangan Buya Hamka, teori Mekah ini
mengutarakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Mekah.Melalui pandangan dari Buya
Hamka atas teori Mekah ini, Buya Hamka menolak teori Gujarat yang menjelaskan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke – 13 dan berasal dari Gujarat. Buya Hamka menjelaskan,
bahwa teori Mekah yang ia cetuskan tersebut untuk mengoreksi teori Gujarat.

Buya Hamka kemudian terus menguatkan pendapatnya tentang sejarah masuknya Islam ke
Indonesia dengan teori Mekah. Pada tahun 1963, Buya Hamka pada seminar Sejarah Masuknya
Agama Islam di Indonesia menjelaskan bahwa pandangannya mengenai teori Mekah.Buya
Hamka memberikan pendapatnya, bahwa bangsa Arab memiliki peran sebagai pembawa agama
Islam ke Indonesia lalu diikuti oleh orang dari bangsa Persia serta orang-orang dari bangsa
Gujarat.Gujarat dinyatakan sebagai salah satu tempat singgah serta Mekah dan Mesir
merupakan pusat dari tempat pengambilan ajaran Islam tersebut. Kemudian pada abad ke-13, di
Indonesia telah berdiri suatu kekuatan politik beragama Islam.Oleh karena itu, disimpulkan
bahwa Islam telah masuk jauh lebih lama dan sebelumnya pada abad ke-7 masehi atau kira-kira
pada pertengahan hijriyah. Teori ini dibuktikan pula dengan wafatnya Nabi Muhammad pada
tahun 632 M serta kepemimpinan Islam yang dipegang oleh khalifah saat itu.
2. Teori Gujarat
Pendapat tentang teori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama datang dari teori Gujarat.
Dalam teori ini, diceritakan Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M dari pedagang India
Muslim.Teori ini mulai berkembang dari Pijnappel dari Universitas Leiden yang mengatakan
bahwa asal muasal Islam dari Gujarat dan Malabar. Kemudian, orang Arab bermazhab Syafi'i
bermigrasi ke India dan orang India lah yang membawanya ke Indonesia.Pendapat ini juga
ditegaskan kembali oleh Snouck Hurgronje dalam buku 'L'Arabie et Les Indes Neelandaises atau
Reveu de I'Histoire des Religious bahwa hubungan dagang Indonesia dan India telah lama
terjalin, kemudian inskripsi tertua tentang Islam terdapat di Sumatera memberikan gambaran
hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.
Selain itu, ada juga teori Gujarat dari Moquette di mana ia mengatakan bahwa agama
Islam di Tanah Air berasal dari Gujarat berdasarkan bukti peninggalan artefak berupa batu nisan
di Pasai, kawasan utara Sumatera pada 1428 M.Adapun, batu nisan itu memiliki kemiripan
dengan batu nisan di makam Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur, yakni memiliki bentuk
dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, India.
3. Teori Persia
Teori masuknya Islam ke Indonesia terakhir adalah Persia yang dicetuskan oleh Hoesein
Djajadiningrat. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Persia
singgah di Gujarat pada abad ke-13. Hal ini terbukti dari kebudayaan Indonesia yang memiliki
persamaan dengan Persia.Hal ini juga dipertegas oleh Morgan (1963:139-140) bahwa
masyarakat Islam Indonesia sama dengan Persia. Terbukti, peringatan 10 Muharram atau Asyura
sebagai hari peringatan Syi'ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan
bubur Syura.
Selain itu, di Minangkabau bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan-bulan Husein.
Lalu di Sumatera Tengah diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke
sungai.Selanjutnya, teori ini juga didukung dengan kesamaan ajaran Syaikh SIti Jenar dengan
ajaran Sufi Iran al-Hallaj. Ketiga, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf
Arab untuk tanda bunyi harakat dalam pengajian Al-Quran tingkat awal.Nisan Kuno di Azerbaijan
dan Teori Masuknya Islam ke Nusantara.Kesamaan yang terakhir adalah nisan pada makam
Malik Saleh dan Malik Ibrahim dipesan dari Gujarat dan terdapat pengakuan umat Islam
terhadap madzhab Syafi'i di daerah Malabar.Walaupun begitu, hingga saat ini belum ada fakta
mana teori masuknya Islam ke Indonesia yang paling kuat atau yang paling benar.

Anda mungkin juga menyukai