Art Foskal
Art Foskal
BAB I
Pasal 1
Ayat 1
Kode Etik dan Ikrar Anggota sebagai Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak
Ayat 2
Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK SeKabupaten Lebak merupakan etika jabatan
Operator Dapodik yang menjadi landasan moral dan pedoman tingkah laku profesi yang
dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota Operator Dapodik SMK
Se Kabupaten Lebak.
Ayat 3
Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak merupakan penegasan kebulatan tekad
anggota FOSKAL dalam penghayatan dan pengamalan Kode Etik Profesi Operator
Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak.
Ayat 4
Kode Etik dan Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak tercantum lebih lanjut
dalam ketentuan tersendiri.
Ayat 5
Setiap anggota FOSKAL wajib memahami, menghayati, mengamalkan, dan menjunjung
tinggi Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak dan Ikrar Operator
Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Ayat 1
Anggota adalah anggota yang aktif dalam setiap kegiatan / aktifitas organisasi dan tercatat
sebagai anggota yang dibuktikan dengan adanya Nomor Induk Anggota (NIA) pada Kartu
Tanda Anggota (KTA).
Pasal 3
Persyaratan Keanggotaan
Ayat 1
Untuk dapat menjadi anggota, harus mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota
berikut persyaratan lainnya.
Ayat 2
Untuk dapat menjadi anggota harus memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) yang di
dalamnya terdapat Nomor Induk Anggota ( NIA ) yang dijelaskan di Ayat 1
Ayat 3
Anggota harus menerima, tunduk, dan patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga organisasi.
Pasal 4
Hak Dan Kewajiban Anggota Hak – Hak Anggota
Ayat 1
Anggota memiliki :
1. Hak Pilih, yaitu hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus organisasi,
2. Hak Suara, yaitu hak untuk memberikan suaranya pada waktu pemungutan suara,
3. Hak Bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tertulis,
4. Hak Membela Diri, yaitu hak untuk menyampaikan pembelaan diri atas tindakan
disiplin organisasi yang dijatuhkan kepadanya atau atas pembatasan hak-hak
keanggotaannya, dan
5. Hak memperoleh kesejahteraan, pembelaan, dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugasnya.
Pasal 5
Disiplin Organisasi
Ayat 1
Tindakan disiplin dapat dikenakan kepada anggota yang :
a. Dianggap telah melanggar Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se Kabupaten
Lebak, Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak, Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, serta disiplin organisasi.
b. Tidak membayar uang iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dengan tidak ada
alasan yang dapat dibenarkan oleh organisasi.
Ayat 2
Tindakan disiplin berupa :
a. Peringatan lisan atau tertulis,
b. Pemberhentian/pembebasan selaku pengurus organisasi,
c. Pemberhentian.
Ayat 4
Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, pengurus organisasi yang mempunyai
wewenang untuk menegakkan tindakan disiplin wajib mengadakan penyelidikan yang
seksama.
Ayat 6
Semua anggota yang terkena tindakan disiplin organisasi mempunyai hak banding kepada
instansi organisasi yang lebih tinggi sampai ke tingkat Musyawarah. Melalui Badan
Pengawasan dan pertimbangan hukum organisasi.
BAB III
ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
(DEWAN PIMPINAN PUSAT)
Pasal 6
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Organisasi Tingkat Nasional merupakan institusi tertinggi organisasi yang meliputi seluruh
wilayah Republik Indonesia termasuk sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri yang
memiliki keanggotaan FOSKAL.
Ayat 2
Musyawarah merupakan pemegang kedaulatan tertinggi organisasi.
Ayat 3
Organisasi Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Propinsi yang dekat dengan Ibu
Kota Negara Republik Indonesia atau Ibukota Negara Republik Indonesia.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi tingkat nasional terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL.
b. Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional, Rapat Pimpinan Nasional
c. Dewan Pembina
BAB IV
ORGANISASI TINGKAT PROVINSI
(DEWAN PIMPINAN WILAYAH)
Pasal 7
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Organisasi FOSKAL Provinsi meliputi wilayah satu provinsi.
Ayat 2
Dalam wilayah satu provinsi tidak boleh didirikan organisasi FOSKAL provinsi yang
lain yang mempunyai batas wilayah yang sama.
Ayat 3
Jika wilayah satu provinsi berkembang menjadi lebih dari satu provinsi yang sederajat,
dapat didirikan organisasi FOSKAL Provinsi yang baru dengan tata cara sebagai berikut
a. Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi induk mengadakan Musyawarah Khusus.
b. Musyawarah Khusus menetapkan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
baru sebagai penanggung jawab organisasi di provinsi tersebut.
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab penyelenggaraan
Musyawarah Provinsi berlaku pula bagi penyelenggaraan Musyawarah Khusus.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi FOSKAL Provinsi terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi..
b. Musyawarah FOSKAL Provinsi, Rakerda Provinsi, Rapim Provinsi.
c. Dewan Pembina Provinsi.
d. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se
Kabupaten Lebak Provinsi.
Ayat 1
Pengesahan Organisasi FOSKAL Provinsi
Pengesahan Organisasi FOSKAL Provinsi yang baru dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL.
a. Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOSKAL Provinsi, Dewan
Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi yang terbentuk mengajukan Surat Permintaan
Pengesahan kepada Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL dengan menjelaskan :
Nama calon Organisasi FOSKAL Provinsi.
Susunan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi.
Alamat Organisasi/Kantor Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi.
Laporan/berita acara tentang pembentukan Organisasi FOSKAL Provinsi
yang bersangkutan.
Keadaan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota/dan Organisasi
FOSKAL Cabang/Cabang Khusus di bawahnya
b. Organisasi FOSKAL Provinsi dianggap sah apabila sudah menerima “Surat
Pengesahan” dari Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL.
c. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang telah ditetapkan
Dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 7 ayat 1, 2, 3 dan 4.
Calon Organisasi Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi telah
menyelesaikan administrasi organisasi.
Memperlihatkan kegiatan organisasi.
d. Pengesahan Organisasi FOSKAL Provinsi yang baru dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah dibentuk.
Pasal 9
Pembekuan, Pembatalan Pembekuan, dan Pembubaran Kepengurusan
Organisasi FOSKAL Provinsi
Ayat 1
Ayat 3
Pembubaran Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi:
a. Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dibubarkan
oleh Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL apabila dalam 3 (tiga) bulan setelah Surat
Keputusan Pembekuan Organisasi Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
dikeluarkan tidak adanya surat permohonan dan atau pembelaan dari kepengurusan
organisasi Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi yang dibekukan.
b. Sesudah Organisasi Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dibubarkan, Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL Menunjuk Pengurus Harian Sementara (PHS).
c. Pengurus Harian Sementara bertugas untuk menyelenggarakan Musyawarah FOSKAL
Provinsi Luar Biasa untuk pembentukan Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan
Wilayah FOSKAL Provinsi yang baru.
BAB V
ORGANISASI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
(DEWAN PIMPINAN DAERAH)
Pasal 10
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan
Ayat 1
Ayat 3
Jika wilayah satu Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota berkembang menjadi lebih dari
satu Kabupaten/Kota yang sederajat, dapat didirikan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota
yang baru dengan tata cara sebagai berikut :
a. Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota mengadakan Musyawarah
FOSKAL Kabupaten/Kota khusus untuk menetapkan pembentukan Organisasi Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota baru.
b. Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota tersebut menetapkan Dewan Pimpinan Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota yang baru sebagai penangungjawab organisasi di daerah
baru tersebut.
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggung jawab penyelenggaraan
Musyawarah FOSKAL berlaku pula bagi penyelenggara musyawarah tersebut.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
b. Dewan Pembina FOSKAL Kabupaten/Kota.
c. Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota, Rapim Kabupaten/Kota,
Rakerda Kabupaten/Kota
d. Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se
Kabupaten Lebak Kabupaten/Kota.
Ayat 1
Pengesahan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota
Pengesahan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota yang baru dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi.
a. Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota, Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang terbentuk mengajukan Surat
Permintaan Pengesahan kepada Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dengan
menjelaskan
Nama Calon Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota
Susunan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
Alamat Organisasi/Kantor Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
Laporan/Berita Acara tentang pembentukan Organisasi
FOSKAL Kabupaten/Kota yang bersangkutan
Keadaan Organisasi Cabang/Cabang Khusus di bawahnya
b. Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota dianggap sah apabila sudah menerima “Surat
Pengesahan” dari Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
c. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang telah
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 10 ayat 1, 2, 3 dan 4
Calon Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota telah menyelesaikan administrasi
organisasi
Memperlihatkan kegiatan organisasi
d. Pengesahan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota yang baru dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat
FOSKAL selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah dibentuk.
Pasal 12
Pembekuan, Pembatalan Pembekuan, dan Pembubaran Kepengurusan Organisasi
FOSKAL Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pembekuan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota berarti :
a. Menonaktifkan seluruh kepengurusan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota dan
mencabut seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan-ikatan atas nama FOSKAL.
b. Pembekuan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi yang kemudian
memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Kerja Wilayah dengan
mempertimbangan usul dan saran Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan.
c. Pembekuan dilakukan karena Pengurus :
Melanggar Kode Etik dan Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak.
Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan organisasi
lainnya, dan
Tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.
d. Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Dewan Pimpinan Wilayah
FOSKAL Provinsi sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.
Ayat 2
Pembatalan Pembekuan Pengurus Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota
a. Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi wajib melakukan pembatalan pembekuan
apabila adanya Pernyataan tertulis dari Pengurus Organisasi Dewan Pimpinan Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota yang dibekukan untuk tidak mengulangi pelanggaran sesuai
dengan pasal 12 ayat 1 point c di atas.
Pernyataan Tertulis atas permohonan pembatalan pembekuan organisasi Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota selambat-selambatnya diserahkan 3 (tiga)
bulan setelah surat Keputusan Pembekuan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL
Kabupaten/Kota ditetapkan.
Ayat 3
Pembubaran Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL
Kabupaten/Kota:
a. Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
dibubarkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi apabila dalam 3 (tiga)
bulan setelah Surat Keputusan Pembekuan Organisasi Dewan Pimpinan Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota dikeluarkan tidak adanya surat permohonan dan atau
pembelaan dari Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/kota yang dibekukan.
b. Sesudah Organisasi Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
dibubarkan, Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi Menunjuk Pengurus
Harian Sementara (PHS).
c. Pengurus Harian Sementara bertugas untuk menyelenggarakan Musyawarah
FOSKAL Kabupaten/Kota Luar Biasa untuk pembentukan Kepengurusan Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang baru.
Pasal 13
Status, Wilayah, dan Perangkat Kelengkapan Organisasi
Ayat 1
Wilayah organisasi meliputi satu kecamatan.
Ayat 2
Dalam wilayah satu Organisasi FOSKAL Kecamatan tidak boleh didirikan Organisasi
FOSKAL Kecamatan lain yang mempunyai batas wilayah yang sama.
Ayat 3
Jika wilayah satu Organisasi FOSKAL Kecamatan berkembang menjadi lebih dari satu
kecamatan yang sederajat, dapat didirikan Organisasi FOSKAL Kecamatan yang baru
dengan tata cara sebagai berikut :
a. Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan mengadakan Musyawarah FOSKAL
Kecamatan Khusus untuk menetapkan pembentukan Organisasi Dewan Pimpinan
Cabang FOSKAL Kecamatan yang baru.
b. Musyawarah FOSKAL Kecamatan tersebut menetapkan Dewan Pimpinan Cabang
FOSKAL Kecamatan yang baru sebagai penanggung jawab organisasi di daerah baru
tersebut.
c. Ketentuan tentang tata cara, wewenang dan tanggungjawab penyelenggaraan
Musyawarah FOSKAL berlaku pula bagi penyelenggaraan musyawarah tersebut.
Ayat 4
Perangkat Kelengkapan Organisasi Kecamatan terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan
Pasal 14
Pengesahan dan Penolakan Organisasi FOSKAL Kecamatan
Ayat 1
Pengesahan Organisasi FOSKAL Kecamatan
Pengesahan Organisasi FOSKAL Kecamtan yang baru, dilakukan oleh Dewan Pimpinan
Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
a. Untuk memperoleh pengesahan sebagai Organisasi FOSKAL Kecamatan, Dewan
Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan yang terbentuk mengajukan Surat Permintaan
Pengesahan kepada Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dengan
menjelaskan :
Nama calon Organisasi FOSKAL Kecamatan.
Susunan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan.
Alamat Pengurus/Kantor Organisasi FOSKAL Kecamatan
Laporan/berita acara tentang pembentukan Organisasi FOSKAL Kecamatan
yang bersangkutan.
Keadaan Organisasi FOSKAL Kecamatan
b. Organisasi FOSKAL Kecamatan dianggap sah apabila sudah menerima “Surat
Pengesahan” dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.
c. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang telah ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 13 ayat 1, 2, 3 dan 4.
Calon Organisasi FOSKAL Kecamatan telah menyelesaikan administrasi organisasi.
Memperlihatkan kegiatan organisasi.
d. Pengesahan Organisasi FOSKAL Kecamatan yang baru, dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kecamatan dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Wilayah
FOSKAL Provinsi selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah dibentuk
Pasal 15
Pembekuan, Pembatalan Pembekuan, dan Pembubaran Kepengurusan Organisasi
FOSKAL Kecamatan
Ayat 1
Pembekuan Organisasi FOSKAL Kecamatan berarti :
a. Menonaktifkan seluruh kepengurusan Organisasi FOSKAL Kecamatan dan mencabut
seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan-ikatan atas nama FOSKAL.
b. Pembekuan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan dilakukan
oleh Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang kemudian memberikan
pertanggungjawaban kepada Musyawarah Kerja Daerah dengan mempertimbangkan
usul dan saran Dewan Pimpinan Cabang yang bersangkutan.
c. Pembekuan dilakukan karena Pengurus :
Melanggar Kode Etik dan Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak.
Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan organisasi
lainnya, dan
Tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan organisasi.
d. Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Dewan Pimpinan Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut.
Ayat 3
Pembubaran Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan:
a. Kepengurusan Organisasi Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan dibubarkan
oleh Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota apabila dalam 3 (tiga) bulan
setelah Surat Keputusan Pembekuan Organisasi FOSKAL Kecamatan dikeluarkan
tidak adanya surat Permohonan dan atau pembelaan dari Dewan Pimpinan Cabang
FOSKAL Kecamatan yang dibekukan.
b. Sesudah Organisasi FOSKAL Kecamatan dibubarkan, Dewan Pimpinan Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota menunjuk Pengurus Harian Sementara (PHS).
c. Pengurus Harian Sementara bertugas untuk menyelenggarakan Musyawarah FOSKAL
Kecamatan Luar Biasa untuk pembentukan Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang
FOSKAL Kecamatan yang baru.
Pasal 16
Syarat Umum dan Syarat Khusus
Ayat 1
Syarat Umum
Semua anggota kepengurusan organisasi FOSKAL di semua jenis dan tingkatan wajib
memenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berjiwa dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni
dan konsekuen
c. Anggota FOSKAL yang telah membuktikan peran serta aktif dalam kepengurusan dan
atau terhadap organisasi
d. Bersih, jujur, bermoral tinggi, bertanggung jawab, terbuka, dan berwawasan luas
Ayat 2
Syarat Khusus
Anggota Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL, Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi,
Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota, Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL
Kecamatan, disamping memenuhi syarat umum tersebut dalam ayat (1) pasal ini wajib
memenuhi syarat khusus sebagai berikut :
a. Pernah duduk dalam kepengurusan organisasi pada tingkat yang sama atau paling
rendah 2 tingkat di bawahnya, kecuali untuk Pengurus Kecamatan.
b. Bekerja dan atau bertempat tinggal di wilayah kerja organisasi
c. Tidak merangkap jabatan Pengurus Inti FOSKAL pada tingkat lainnya.
BAB VIII
DEWAN PIMPINAN PUSAT (NASIONAL)
Pasal 17
Susunan Dewan Pimpinan Pusat
Ayat 1
Dalam kepengurusan FOSKAL perlu dilaksanakan kesetaraan gender.
Ayat 2
Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL berjumlah paling banyak 22 orang dengan susunan
sebagai berikut :
a. Pengurus Inti
1) Ketua Umum
2) Sekretaris Jenderal
3) Wakil Sekretaris 1
4) Wakil Sekretaris 2
5) Bendahara Umum
6) Wakil Bendahara Umum
7) Ketua Bidang 1
8) Sekretaris Ketua Bidang 1
9) Ketua Bidang 2
10) Sekretaris Ketua Bidang 2
11) Ketua Bidang 3
12) Sekretaris Ketua Bidang 3
b. Pengurus Harian
1) Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi
Ayat 1
Pada setiap Musyawarah, Dewan Pimpinan Pusat mengakhiri masa bhaktinya dan
diselenggarakan pemilihan Dewan Pimpinan Pusat yang baru. Dewan Pimpinan Pusat
yang telah habis masa bhakti dapat dipilih kembali 1 (satu) kali dalam 2 (dua) periode
kepengurusan.
Ayat 2
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL dipilih oleh Musyawarah Nasional, yang
dalam hal ini berturut-turut memilih Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal melalui
pemungutan suara secara bebas dan rahasia
Ayat 3
Calon Dewan Pimpinan Pusat wajib tercantum dalam daftar nama calon tetap yang
diusulkan Dewan Pimpinan Wilayah/Daerah FOSKAL Provinsi/Kabupaten/Kota dan
disahkan oleh Musyawarah.
Ayat 4
Tata cara dan proses pencalonan diatur sebagai berikut :
a. Dewan Pimpinan Wilayah atau Daerah FOSKAL Provinsi atau Kabupaten/Kota berhak
mencalonkan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang bakal calon yang memenuhi syarat
sesuai pasal 16 Anggaran Rumah Tangga.
b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah Nasional
FOSKAL, sebuah Panitia Khusus meneliti semua persyaratan teknis dan administratif
para bakal calon dan menyampaikan rekomendasi kepada Musyawarah.
Ayat 5
Tata cara dan proses pemilihan Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL diatur sebagai berikut :
a. Musyawarah memilih secara langsung berturut-turut Ketua dan sekretaris
b. Ketua dan Sekretaris terpilih memiliki hak penuh untuk melengkapi susunan Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL seperti dimaksud pasal 17 dengan memperhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%..
c. Pemilihan Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL Provinsi dipimpin oleh Panitia Pelaksana
Pemilihan Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL yang terdiri dari 5 (lima) orang yang
susunan dan keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah Nasional FOSKAL di antara
peserta Musyawarah Nasional FOSKAL tanpa mengikut sertakan anggota Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL yang lama.
Ayat 6
Sebelum memulai tugasnya, Ketua umum dan Sekretaris Jenderal mengucapkan janji di
hadapan peserta Musyawarah yang memilihnya.
Ayat 7
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal terpilih tersebut mempunyai hak penuh melengkapi
susunan Dewan Pimpinan Pusat sesuai dengan pasal pasal 17 ayat 2 Anggaran Rumah
Tangga dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%.
Ayat 8
Serah terima Dewan Pimpina Pusat lama kepada Dewan Pimpinan Pusat baru dilakukan di
hadapan peserta Musyawarah yang bersangkutan. Hal-hal yang berkaitan dengan
inventaris, kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi tanggungan Dewan Pimpinan
Pusat lama sampai ada penyelesaian dengan Dewan Pimpinan Pusat Baru selambat-
lambatnya 1 (bulan) setelah Musyawarah.
Ayat 9
Ayat 10
Jabatan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal berakhir apabila :
1. Meninggal Dunia
2. Mengundurkan diri dengan alasan yang tepat yang dapat diterima oleh Anggota
Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan
4. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional
atau Rapat Pimpinan Nasional.
5. Masa jabatan berakhir
Ayat 11
Keanggotaan Pengurus Inti (Kecuali Ketua umum dan Sekretris Jenderal) dan pengurus
Harian tingkat pusat berakhir apabila :
1. Diberhentikan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal.
2. Meninggal dunia
3. Mengundurkan diri dengan alasan yang tepat yang dapat diterima oleh Anggota
Pengurus FOSKAL
4. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan
5. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional
atau Rapat Pimpinan Nasional.
6. Masa jabatan berakhir
Pasal 19
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pimpinan Pusat
Ayat 1
Ayat 2
Penjabaran tugas Dewan Pimpinan Pusat diatur tersendiri dalam ketentuan organisasi yang
menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Dewan Pimpinan Pusat mewakili FOSKAL di dalam dan di luar pengadilan yang
pelaksanaannya diatur dalam peraturan organisasi.
Ayat 4
Dewan Pimpinan Pusat bertanggung jawab kepada Musyawarah atas kepengurusan
organisasi untuk masa bhaktinya.
Ayat 5
Dewan Pimpinan Pusat bertangung jawab atas pelaksanaan Kode Etik Profesi Operator
Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak, Ikrar Operator DapodikIndonesia, Anggaran Dasar,
dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan Musyawarah dan Musyawarah Kerja
Nasional.
BAB IX
DEWAN PIMPINAN WILAYAH (PROVINSI)
Pasal 20
Susunan Dewan Pimpinan Wilayah
Ayat 1
Ayat 2
Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi berjumlah paling banyak 18 orang dengan
susunan sebagai berikut
a. Pengurus Inti berjumlah 6 orang
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
b. Pengurus Harian
1) Ketua Biro Organisasi dan Kaderisasi
2) Ketua Biro Pendidikan dan Pelatihan
3) Ketua Biro Hukum dan Penelitian Pengembangan
4) Ketua Biro Hubungan Masyarakat
5) Ketua Biro Informasi daan Komunikasi
6) Ketua Biro Sosial Budaya
Pasal 21
Pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
Ayat 1
Pada setiap Musyawarah, Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi mengakhiri masa
bhaktinya dan diselenggarakan pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
yang baru. Dewan Pimpinan Wilayah yang telah habis masa bhakti dapat dipilih kembali 1
(satu) kali dalam 2 (dua) periode kepengurusan.
Ayat 2
Ayat 3
Calon Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi wajib tercantum dalam daftar nama
calon tetap yang diusulkan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dan
disahkan oleh Musyawarah.
Ayat 4
Tata cara dan proses pencalonan diatur sebagai berikut :
a. Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota berhak mencalonkan sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang bakal calon yang memenuhi syarat sesuai pasal 16
Anggaran Rumah Tangga.
b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah Wilayah
FOSKAL Provinsi, sebuah Panitia Khusus meneliti semua persyaratan teknis dan
administratif para bakal calon dan menyampaikan rekomendasi kepada Musyawarah.
c. Panitia Khusus diangkat dan ditetapkan Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi
yang terdiri dari wakil 5 (lima) Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 5
Tata cara dan proses pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi diatur
sebagai berikut :
a. Musyawarah memilih secara langsung berturut-turut Ketua dan sekretaris
b. Calon Dewan Pimpinan Wilayah harus terdaftar dalam daftar calon yang diusulkan
oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.
c. Ketua dan Sekretris terpilih memiliki hak penuh untuk melengkapi susunan Dewan
Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi seperti dimaksud pasal 20 dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%..
d. Pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL yang dibantu Panitia Pelaksana Pemilihan Dewan Pimpinan
Wilayah FOSKAL Provinsi yang terdiri dari 5 (lima) orang yang susunan dan
keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi di antara
Ayat 6
Sebelum memulai tugasnya, Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL
Provinsi dilantik oleh Dewan Pimpinan Pusat dan mengucapkan janji di hadapan peserta
Musyawarah yang memilihnya.
Ayat 7
Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi terpilih tersebut
mempunyai hak penuh melengkapi susunan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
sesuai dengan pasal 20 Ayat 2 Anggaran Rumah Tangga dengan meperhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangannya 30%
Ayat 8
Serah terima Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi lama kepada Dewan Pimpinan
Wilayah FOSKAL Provinsi baru dilakukan di hadapan peserta Musyawarah yang
bersangkutan. Hal-hal yang berkaitan dengan inventaris, kekayaan dan keuangan
organisasi masih menjadi tanggungan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi yang
lama sampai ada penyelesaian dengan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi yang
baru selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musyawarah.
Ayat 9
Dalam hal pengangkatan dan pemberhentian Pengurus Inti dan Pengurus Harian di bawah
Ketua dan Sekretaris merupakan hak penuh Ketua dan Sekretaris.
Ayat 10
Jabatan Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi berakhir
apabila
:
a. Meninggal Dunia
Ayat 11
Keanggotaan Dewan Pimpinan Wilayah Pengurus Inti (kecuali Ketua dan Sekretris) dan
Pengurus Harian tingkat Provinsi berakhir apabila :
a. Diberhentikan oleh Ketua dan Sekretaris.
b. Meninggal dunia
c. Mengundurkan diri dengan alasan yang tepat yang dapat diterima oleh Anggota Dewan
Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
d. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan
e. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Musyawarah FOSKAL Provinsi, Rapat Kerja
Wilayah FOSKAL Provinsi atau Rapat Pimpinan FOSKAL Provinsi.
f. Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dibubarkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat FOSKAL.
g. Masa jabatan berakhir
Pasal 22
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pimpinan Wilayah
Ayat 1
Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi bertugas dan berkewajiban :
a. Menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan
sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan-keputusan
Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah
Ayat 2
Penjabaran tugas Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi diatur dalam ketentuan organisasi
yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi bertanggungjawab atas terlaksananya segala
ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak, Ikrar
Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOSKAL
Provinsi serta Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi.
Ayat 4
Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi bertanggung jawab kepada Musyawarah
Wilayah FOSKAL Provinsi atas kepengurusan organisasi untuk masa bhaktinya.
Ayat 5
Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
merupakan badan pelaksana tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif berdasarkan
pada prinsip keterbukaan, tanggung jawab, demokrasi, dan kekeluargaan.
Ayat 6
BAB X
DEWAN PIMPINAN DAERAH FOSKAL KABUPATEN/KOTA
Pasal 23
Susunan Dewan Pimpinan Daerah
Ayat 1
Dalam kepengurusan FOSKAL perlu dilaksanakan kesetaraan gender
Ayat 2
Dewan Pimpinan Daerah Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota berjumlah paling banyak 18
orang dengan susunan sebagai berikut :
a. Pengurus Inti berjumlah 6 orang terdiri dari :
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris
4) Wakil Sekretaris
5) Bendahara
6) Wakil Bendahara
b. Pengurus Harian
1) Ketua Bagian Oraganisasi dan Kaderisasi
2) Ketua Bagian Pendidikan dan Pelatihan
3) Ketua Bagian Hukum dan Penelitian dan Pengembangan
4) Ketua Bagian Hubungan Masyarakat
5) Ketua Bagian Informasi dan Komunikasi
6) Ketua Bagian Sosial Budaya
Pasal 24
Pemilihan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
Ayat 2
Pengurus Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dipilih oleh Musyawarah
Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota, yang dalam hal ini berturut-turut memilih Ketua dan
Sekretaris melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.
Ayat 3
Calon Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota wajib tercantum dalam daftar
nama calon tetap yang diusulkan oleh Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan
dan/atau perwakilan anggota, dan di sahkan oleh Musyawarah.
Ayat 4
Tata cara dan proses pencalonan diatur sebagai berikut :
a. Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan atau perwakilan anggota mengajukan
sebanyak banyaknya 5 (lima) orang bakal calon ketua dan sekretaris yang memenuhi
syarat sesuai pasal 16 Anggaran Rumah Tangga.
b. Sebelum diajukan untuk menjadi calon tetap dan disahkan Musyawarah Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota, sebuah Panitia Khusus meneliti semua persyaratan teknis
dan administratif para bakal calon dan menyampaikan rekomendasinya kepada
Musyawarah.
c. Panitia Khusus diangkat dan ditetapkan Musyawarah Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota
terakhir yang terdiri dari wakil 5 (lima) Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL
Kecamatan atau anggota.
Ayat 5
Tata cara dan proses pemilihan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota diatur
sebagai berikut :
Ayat 7
Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota terpilih tersebut
mempunyai hak penuh melengkapi susunan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL
Kabupaten/Kota sesuai dengan pasal 23 ayat 2 Anggaran Rumah Tangga dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%
Ayat 8
Serah terima Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang lama kepada
Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang baru dilakukan di hadapan
peserta Musyawarah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Hal-hal yang berkaitan dengan
inventaris, kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi tanggungan Dewan Pimpinan
Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang lama sampai ada penyelesaian dengan Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang baru selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah Musyawarah.
Ayat 10
Jabatan Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota berakhir
apabila :
a. Meninggal Dunia
b. Mengundurkan diri dengan alasan yang tepat yang dapat diterima oleh Anggota Dewan
Pimpinan Daerah Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota.
c. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan
d. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Musyawarah Daerah FOSKAL
Kabupaten/Kota, Rapat Kerja Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota atau Rapat Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
e. Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dibubarkan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi.
f. Masa jabatan berakhir
Ayat 11
Keanggotaan Dewan Pimpinan Daerah Pengurus Inti (Kecuali Ketua dan Sekretaris) dan
Pengurus Harian tingkat Kabupaten/Kota berakhir apabila :
e. Diberhentikan oleh Ketua dan Sekretaris.
f. Meninggal dunia
g. Mengundurkan diri dengan alasan yang tepat dan dapat diterima oleh Anggota Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
h. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan
i. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota, Rapat
Kerja Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota atau Rapat Dewan Pimpinan Daerah
FOSKAL Kabupaten/Kota.
j. Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dibubarkan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi.
k. Masa jabatan berakhir
Ayat 1
Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota bertugas dan berkewajiban :
a. Menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan
sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan
Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah
FOSKAL Provinsi dan Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi dan
Kabupaten/Kota dan Rapat Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota di
wilayahnya.
b. Melaksanakan program kerja nasional di wilayahnya, program kerja provinsi di
wilayahnya, dan program kerja FOSKAL Kabupaten/Kota.
c. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina aktifitas Dewan Pimpinan
Cabang FOSKAL Kecamatan.
d. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran keuangan
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dan Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 2
Penjabaran tugas Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota diatur dalam
ketentuan organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ayat 3
Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota bertanggungjawab atas terlaksananya
segala ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak,
Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOSKAL
Provinsi dan Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi dan Kabupaten/Kota
dan Rapat Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Ayat 5
Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL
Kabupaten/Kota merupakan badan pelaksana organisasi tertinggi di wilayahnya yang
bersifat kolektif dengan berlandaskan pada prinsip keterbukaan, demokrasi, tanggung
jawab, dan kekeluargaan.
Ayat 6
Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota berkewajiban mengirimkan laporan
kepada Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dengan tembusan kepada Dewan
Pimpinan Pusat setiap 6 (enam) bulan sekali.
BAB XI
DEWAN PIMPINAN CABANG FOSKAL KECAMATAN
Pasal 26
Susunan Dewan Pimpinan Cabang
Ayat 1
Dalam kepengurusan FOSKAL perlu dilaksanakan kesetaraan gender
Ayat 2
Dewan Pimpinan Cabang Pengurus FOSKAL Kecamatan berjumlah paling banyak 17
orang dengan susunan sebagai berikut :
a. Pengurus Inti berjumlah 3 orang terdiri dari :
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Bendahara
Pasal 27
Pemilihan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan
Ayat 1
Pada setiap Msyawarah, Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan mengakhiri masa
bhaktinya dan diselenggarakan pemilihan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan
yang baru. Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan yang telah habis masa bhakti
dapat dpilih kembali 1 (stu) kali dalam 2 (duaa) periode kepengurusan.
Ayat 2
Pengurus Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan dipilih oleh Musyawarah
Cabang FOSKAL Kecamatan yang dalam hal ini berturut-turut memilih Ketua dan
Sekretaris melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia.
Ayat 3
Calon Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan wajib terdaftar dalam daftar nama
calon tetap yang diusulkan oleh Anggota FOSKAL Kecamatan, dan disahkan oleh
Musyawarah.
Ayat 4
Tata cara dan proses pencalonan diatur sebagai berikut :
Ayat 5
Tata cara dan proses pemilihan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan diatur
sebagai berikut :
e. Musyawarah memilih secara berturut-turut Ketua dan Sekretaris.
f. Calon Dewan Pimpinan Cabang harus terdaftar dalam daftar calon yang diusulkan oleh
Anggota FOSKAL Kecamatan.
g. Ketua dan sekretaris terpilih mempunyai hak penuh untuk melengkapi susunan Dewan
Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan seperti termaksud pasal 26 ayat 2 dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% .
h. Pemilihan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota yang dibantu oleh Panitia Pelaksana
Pemilihan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan yang susunan dan
keanggotaannya disahkan oleh Musyawarah FOSKAL Kecamatan di antara peserta
Musyawarah FOSKAL Kecamatan tanpa mengikut sertakan anggota Dewan
Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan yang lama.
Ayat 6
Sebelum memulai tugasnya, Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL
Kecamatan dilantik oleh Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dan
mengucapkan janji di hadapan peserta Musyawarah yang memilihnya.
Ayat 7
Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan terpilih tersebut
mempunyai hak penuh melengkapi susunan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL
Kecamatan
Ayat 8
Serah terima Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan yang lama kepada Dewan
Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan yang baru dilakukan di hadapan peserta
Musyawarah Kecamatan yang memilihnya. Hal-hal yang berkaitan dengan inventaris,
kekayaan dan keuangan organisasi masih menjadi tanggungan Dewan Pimpinan Cabang
FOSKAL Kecamatan yang lama sampai ada penyelesaian dengan Dewan Pimpinan
Cabang FOSKAL Kecamatan yang baru selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
Musyawarah.
Pasal 9
Dalam hal pengangkatan dan pemberhentian Pengurus Inti dan Pengurus Harian di bawah
Ketua dan Sekretaris merupakan hak penuh Ketua dan Sekretaris.
Ayat 8
Jabatan Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan berakhir
apabila :
a. Meninggal Dunia
b. Mengundurkan diri dengan alasan yang tepat yang dapat diterima oleh Anggota
Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan.
c. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan
d. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Musyawarah Caban FOSKAL Kecamatan,
Rapat Kerja Cabang FOSKAL Kecamatan atau Rapat Dewan Pimpinan Cabang
FOSKAL Kecamatan.
e. Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan dibubarkan oleh
Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
f. Masa jabatan berakhir
Ayat 9
Ayat 1
Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan bertugas dan berkewajiban :
e. Menentukan kebijakan organisasi dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan
sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan
Musyawarah, Musyawarah Luar Biasa, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah
FOSKAL Provinsi dan Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi dan
Kabupaten/Kota dan Rapat Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota di
wilayahnya.
f. Melaksanakan program kerja nasional di wilayahnya, program kerja provinsi di
wilayahnya, dan program kerja FOSKAL Kabupaten/Kota.
g. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina aktifitas Dewan Pimpinan
Cabang FOSKAL Kecamatan.
h. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran keuangan
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dan Dewan
Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan bertanggungjawab atas terlaksananya
segala ketentuan dalam Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak,
Ikrar Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan Musyawarah, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah FOSKAL
Provinsi dan Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi dan Kabupaten/Kota
dan Rapat Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Ayat 4
Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan bertanggung jawab kepada Musyawarah
FOSKAL Kecamatan atas kepengurusan organisasi untuk masa bhaktinya.
Ayat 5
Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan merupakan badan pelaksana organisasi
tertinggi di wilayahnya yang bersifat kolektif dengan berlandaskan pada prinsip
keterbukaan, demokrasi, tanggung jawab, dan kekeluargaan.
Ayat 6
Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan berkewajiban mengirimkan laporan
kepada Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada
Dewan Pimpinan Wilayah setiap 6 (enam) bulan sekali.
BAB XII
ANAK LEMBAGA DAN BADAN KHUSUS FOSKAL
Ayat 1
Untuk membantu mencapai tujuan organisasi Pengurus Pusat FOSKAL membentuk Anak
Lembaga FOSKAL yang bertugas mengelola bidang-bidang kedudukan, tugas, wewenang,
dan pimpinannya ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat
FOSKAL.
Ayat 2
Pengurus Anak Lembaga FOSKAL di tingkat daerah ditetapkan diangkat dan bertanggung
jawab kepada badan organisasi sesuai tingkatannya.
Ayat 3
Fungsi-fungsi anak lembaga menyangkut pelaksanaan, teknis edukatif dan teknis
administratif menjadi kewenangan anak lembaga yang bersangkutan.
Ayat 4
Salah seorang anggota Badan Pimpinan Organisasi kecuali Ketua Umum, Ketua FOSKAL
Provinsi/Kabupaten/Kota, Sekretaris Jendral, Wakil Sekretaris, Sekretaris dan Bendahara
diangkat menjadi ketua anak lembaga sesuai tingkatannya.
Ayat 5
Pengurus FOSKAL Provinsi, Kabupaten/Kota menjadi pembina Anak Lembaga FOSKAL
sejalan dengan ketentuan dan kebijakan Pengurus Pusat FOSKAL serta Pimpinan Anak
Lembaga Tingkat Nasional yang bersangkutan.
Ayat 6
Terkecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan negara, akte pendirian
sebagai badan hukum sebuah Anak Lembaga dibuat dan diselenggarakan di tingkat
nasional yang berlaku dan dapat digunakan oleh semua Anak Lembaga yang sama di
daerahnya.
Ayat 7
Pasal 30
Badan Khusus
Ayat 1
Pengurus FOSKAL di setiap tingkatan dapat membentuk badan khusus yang berfungsi
melaksanakan sebagian tugas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun
waktu tertentu.
Ayat 2
Kedudukan, tugas dan fungsi badan khusus diatur dan ditetapkan pengurus organisasi di
tingkatannya masing-masing.
Ayat 3
Badan Khusus dapat dibentuk antara lain, kelompok kerja, tim verifikasi keuangan,
koperasi guru/karyawan FOSKAL, Bank Guru Indonesia, dana kesejahteraan, dana
kematian dan dana sosial.
BAB XIII
HIMPUNAN PROFESI DAN KEAHLIAN SEJENIS
Pasal 31
Ayat 1
Dalam upaya peningkatan mutu profesi Operator Pendataan Pendidikan, perlu
didayagunakan berbagai ikatan Operator Dapodiksejenis.
Ayat 2
Ayat 3
Terhadap organisasi profesi di bidang pendidikan lainnya perlu dilakukan kerja sama atas
dasar kemitrasejajaran dalam rangka peningkatan mutu profesi serta kesejahteraan
Operator Dapodikdan tenaga kependidikan lainnya.
Ayat 4
Ketentuan tentang status, struktur, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan kerja
Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis dengan FOSKAL diatur dalam
peraturan tersendiri.
BAB XIV
FORUM ORGANISASI
Pasal 32
Jenis Forum Organisasi
Pasal 33
Kuorum
Ayat 1
Musyawarah Nasional dianggap sah apabila jumlah yang hadir ½ (seperdua) dari jumlah
perwakilan kepengurusan Organisasi FOSKAL Provinsi dan ½ (seperdua) perwakilan
Kepengurusan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota serta mewakili lebih dari ½
(seperdua) jumlah suara.
Ayat 2
Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi dianggap sah jika jumlah Perwakilan
Kepengurusan FOSKAL Kab/Kota yang yang hadir lebih dari ½ (seperdua) dan mewakili
lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.
Ayat 3
Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota dianggap sah jika jumlah Kepengurusan Kecamatan
atau Anggota FOSKAL Kabupaten/Kota yang hadir lebih dari ½ (seperdua) dan mewakili
lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.
Ayat 4
Musyawarah Cabang Kecamatan dianggap sah jika jumlah Anggota FOSKAL Kecamatan
yang hadir lebih dari ½ (seperdua) dan mewakili lebih dari ½ (seperdua) jumlah suara.
Ayat 5
Rapat Anggota dan Rapat Pengurus dianggap sah jika jumlah yang hadir lebih dari ½
(seperdua) jumlah suara.
Ayat 6
Pasal 34
Pengambilan Keputusan
Ayat 1
Keputusan diambil dengan cara musyawarah mufakat.
Ayat 2
Apabila upaya untuk mencapai mufakat tidak berhasil maka diputuskan dengan suara
terbanyak.
BAB XV
MUSYAWARAH NASIONAL
FOSKAL
Pasal 35
Peserta Musyawarah
Ayat 1
Peserta Musyawarah terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL
b. Para Pembina FOSKAL
c. Utusan FOSKAL Provinsi
d. Utusan FOSKAL Kabupaten/Kota
e. Utusan Anak Lembaga dan Badan Khusus
Ayat 2
Musyawarah Nasional FOSKAL diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Dewan Pimpinan
Pusat FOSKAL setiap 5 (lima) tahun sekali.
Ayat 3
Musyawarah Nasional FOSKAL Provinsi Luar Biasa dapat diadakan :
a. Atas permintaan Musyawarah Kerja FOSKAL Pusat berdasarkan keputusan 2/3
(dua pertiga) suara dari yang hadir.
b. Atas permintaan lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah Provinsi yang mewakili lebih dari 1/2
(seperdua) jumlah suara.
c. Jika Pengurus Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL menganggap perlu dan disetujui
Musyawarah Kerja Kerja FOSKAL Pusat.
Ayat 4
Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sesudah salah satu dan atau semua permintaan
tersebut ayat (2) butir a, b, c, atau d diterima. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL
wajib menyelenggarakan Musyawarah tersebut.
Pasal 36
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Tiap peserta mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak suara hanya ada pada utusan Kepengurusan FOSKAL Provinsi dan Kepengurusan
FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Tiap-tiap Kepengurusan FOSKAL Provinsi mempunyai maksimal 3 (tiga) hak suara
Ayat 5
Hak Suara tambahan Kabupaten/Kota dihitung dengan cara
a. Hak suara tambahan dihitung, 1 (satu) hak suara tambahan mewakili 100 (seratus)
anggota kabupaten/kota.
b. Apabila suatu kabupaten/Kota memiliki jumlah anggota kurang dari 100 (seratus),
maka akan di hitung 1 hak suara tambahan
c. Apabila suatu kabupaten/kota memiliki jumlah anggota lebih dari 100 (seratus), maka
akan dihitung dengan kelipatan maksimal 100 (seratus), dengan maksimal hak suara
tambahan sebanyak 10 (sepuluh) hak suara tambahan.
d. Apabila suatu kabupaten memiliki jumlah anggota lebih dari 100 (seratus), dan
memiliki sisa jumlah anggota dari kelipatan 100 (seratus), maka akan dihitung 1 (satu)
hak suara tambahan dengan jumlah anggota sisa minimal 50 (lima puluh) jumlah
anggota kabupaten/kota.
Ayat 6
Jumlah suara Kabupaten/ Kota paling sedikit 1 (satu) dan paling banyak 13 (belas) suara.
Ayat 7
Satu Kabupaten/Kota boleh mewakili hanya 1 (satu ) hak suara kabupaten/Kota lain yang
berhalangan menghadiri Musyawarah dengan mandat yang sah.
Ayat 8
Mandat untuk mewakili Kabupaten/Kota yang dimaksud dalam ayat (5) pasal ini tidak
boleh diberikan kepada Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi, Pengurus
Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 37
Acara Musyawarah
Ayat 1
Ayat 2
Acara lainnya yang ditetapkan dan disahkan Musyawarah sesuai kewenangan yang diatur
dalam AD dan ART serta peraturan organisasi
Ayat 3
Panitia Musyawarah ialah Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi dimana
Musyawarah di selenggarakan serta dibantu oleh beberapa Pengurus Pusat.
Pasal 38
Panitia Pemeriksa Keuangan
Ayat 1
Untuk memeriksa keuangan dan kekayaan yang menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat
dilaksanakan oleh Panitia Pemeriksa Keuangan yang dibentuk oleh Musyawarah Kerja
Nasional terakhir sebelum Musyawarah.
Ayat 2
Panitia tersebut terdiri atas 5 (lima) Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi.
Ayat 3
Ayat 4
Panitia memilih Ketua, Sekretaris, dan Pelapor, serta melaporkan hasil pekerjaan Panitia
kepada Musyawarah.
Ayat 5
Seluruh pembiayaan panitia menjadi tanggung jawab Pengurus Dewan Pimpinan Pusat dan
dimasukkan dalam anggaran Musyawarah.
Pasal 39
Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara
Ayat 1
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat membentuk Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara,
yang bertugas :
a. Memeriksa mandat dan hak suara Pengurus FOSKAL Provinsi dan atau Pengurus
FOSKAL Kabupaten/Kota yang mengirimkan utusan ke Musyawarah.
b. Memeriksa hak suara tambahan Kabupaten/Kota.
c. Melaporkan hasilnya kepada Musyawarah.
Ayat 2
Panitia beranggotakan sebanyak 12 (dua belas) orang mewakili 12 Provinsi yang tidak
merangkap Panitia Pemeriksa Keuangan.
Ayat 3
Panitia pemeriksa Mandat dan Hak Suara wajib menyelesaikan tugasnya sebelum sidang
pertama Musyawarah dimulai.
Ayat 4
Panitia memilih Ketua, Sekretaris, dan Pelapor serta melaporkan hasil pekerjaannya
kepada Musyawarah.
Pasal 40
Panitia Pemilihan Pengurus Pusat
Ayat 1
Panitia Pemilihan Pengurus Pusat miminal terdiri atas 5 (lima) orang atau maksimal 10
(orang) terdiri atas utusan Pengurus FOSKAL Provinsi yang dipilih pada Musyawarah.
Ayat 2
Panitia bertugas mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan pengurus serta menyusun
berita acara hasil pemilihan yang dilaporkan kepada Musyawarah.
Ayat 3
Panitia Pemilihan memilih Ketua, Sekretaris, serta melaporkan hasil pekerjaanya kepada
Musyawarah.
BAB XVI
RAPAT KERJA NASIONAL
Pasal 41
Status
Ayat 1
Musyawarah Kerja Nasional adalah rapat antar Pengurus FOSKAL Provinsi dan Pengurus
FOSKAL Kab/Kota yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat dan
merupakan instansi tertinggi di bawah Musyawarah.
Ayat 2
Tugas Rapat Kerja Nasional ialah menetapkan garis kebijakan yang belum ada dalam
Keputusan Musyawarah.
Pasal 42
Waktu
Ayat 1
Rapat Kerja Nasional diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Ayat 2
Rapat Kerja Nasional pertama dalam masa bakti yang baru diadakan selambat-lambatnya
12 (dua belas) bulan sesudah Musyawarah.
Ayat 3
Rapat Kerja Nasional dapat diadakan :
a. Jika Pengurus Pusat menganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Pengurus FOSKAL Provinsi dan dalam jangka
waktu 2 (dua) bulan sesudah permintaan tersebut, Pengurus Pusat wajib
menyelenggarakannya.
Pasal 43
Peserta Rapat Kerja Nasional
Ayat 1
Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri dari :
a. Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL
b. Pengurus Anak Lembaga FOSKAL tingkat Nasional
c. Pengurus Badan Khusus FOSKAL tingkat Nasional
d. Utusan Pengurus FOSKAL Provinsi
e. Utusan Pengurus Kabupaten/Kota
f. Peninjau serta undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
Pasal 44
Ayat 2
Hak Suara ada pada utusan-utusan Pengurus FOSKAL Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tiap FOSKAL Provinsi memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) suara dan
sebanyak- banyaknya 3 (tiga) suara.
b. Tiap FOSKAL Kabupaten/Kota memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) suara
dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) suara.
Pasal 45
Kewajiban Rapat Kerja Nasional
Ayat 1
Menetapkan ketentuan-ketentuan umum, rencana kerja tahunan dan kebijakan yang
bersifat nasional yang belum ditetapkan dalam Musyawarah baik ke dalam maupun ke luar
yang tidak bertentangan dengan Keputusan Musyawarah.
Ayat 2
Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi
(RAPBO) Pengurus Pusat untuk tahun mendatang dan pelaporan kauangan organisasi.
Ayat 4
Rapat Kerja Nasional pertama masa bakti kepengurusan wajib menetapkan program kerja
Dewan Pimpinan Pusat.
Ayat 5
Rapat Kerja Nasional terakhir dari masa bakti kepengurusan wajib menetapkan Panitia
Pemeriksa Keuangan Pengurus Pusat dan Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara untuk
Musyawarah yang akan datang.
Pasal 46
Waktu
Ayat 1
Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi diadakan dan dipimpin oleh Pengurus FOSKAL
Provinsi tiap 5 (lima) tahun sekali.
Ayat 2
Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi Luar Biasa dapat diadakan :
d. Atas permintaan Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi berdasarkan keputusan 2/3
(dua pertiga) suara dari yang hadir.
e. Atas permintaan lebih dari 1/2 (seperdua) jumlah Kabupaten/kota yang mewakili lebih
dari 1/2 (seperdua) jumlah suara.
f. Jika Pengurus Provinsi menganggap perlu dan disetujui Musyawarah Kerja Provinsi.
g. Atas permintaan Pengurus Pusat.
Ayat 3
Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sesudah salah satu dan atau semua permintaan
tersebut ayat (2) butir a, b, c, atau d diterima. Pengurus FOSKAL Provinsi wajib
menyelenggarakan Musyawarah tersebut.
Pasal 47
Peserta
Ayat 1
Peserta Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi terdiri dari :
a. Utusan Pengurus FOSKAL Kecamatan
b. Utusan Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota
c. Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
Pasal 48
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Dalam Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi semua peserta mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak suara ada pada:
a. Perwakilan FOSKAL Kabupaten/Kota mimiliki 3 (tiga) hak suara, dan
b. Tiap-tiap Kecamatan yang ada di Kabupaten/Kota setempat memiliki 1 (satu) hak
suara tambahan.
Pasal 49
Acara Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi
Ayat 1
Acara Pokok Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi paling sedikit wajib membahas dan
menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
b. Kegiatan pelaksanaan program organisasi selama satu masa bakti.
c. Kebijakan keuangan, inventaris, dan kekayaan Organisasi FOSKAL Provinsi.
d. Kegiatan dan Perkembangan Anak Lembaga, Badan Khusus, dan Himpunan/Ikatan/
Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Provinsi.
Ayat 2
Acara lainnya ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah tersebut.
Pasal 50
Panitia Pemeriksa Keuangan
Ayat 1
Pada dasarnya Pasal 38 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini dan
disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Panitia beranggotakan sedikitnya 3 (tiga) orang mewakili dari 3 (tiga) Kabupaten/Kota.
Pasal 51
Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara
Ayat 1
Panitia pemeriksa Mandat dan Hak Suara, bertugas :
a. Memeriksa Hak Suara peserta Perwakilan Kepengurusan FOSKAL Kabupaten/Kota
dan Hak Suara Tambahan utusan Kecamatan.
b. Melaporkan hasil tugasnya kepada Musyawarah Wilayah FOSKAL Provinsi.
Ayat 2
Panitia terdiri sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang dan sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang yang
mewakili seluruh Kabupaten/Kota, yang tidak merangkap dengan Panitia Pemeriksa
Keuangan.
Ayat 3
Jika jumlah Kabupaten/Kota kurang dari enam, maka ketentuan ayat (2) pasal ini dapat
diwakili oleh Pengurus Kabupaten/Kota yang sama dengan Panitia Pemeriksa Keuangan.
Pasal 52
Panitia Pemilihan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
Pada dasarnya pasal 40 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini yang
disesuaikan dengan tingkatannya
BAB XVIII
MUSYAWARAH KERJA FOSKAL
PROVINSI
Pasal 53
Status, Tugas, dan Kewajiban
Ayat 1
Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi adalah rapat antar Pengurus FOSKAL
Kabupaten/Kota yang diselenggarakan dan dipimpin oleh Pengurus FOSKAL Provinsi dan
merupakan instansi tertinggi di bawah Musyawarah FOSKAL Provinsi.
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi bertugas menetapkan program tahunan dan
kebijakan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah
FOSKAL Provinsi.
Ayat 3
Pada dasarnya ketentuan pasal 36 Anggaran Rumah Tangga berlaku pula bagi pasal ini
yang disesuaikan dengan tingkatannya.
Pasal 54
Waktu
Ayat 2
Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi yang pertama masa bakti FOSKAL Provinsi yang
baru diadakan selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sesudah Musyawarah FOSKAL
Provinsi dan Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi terakhir diselenggarakan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Musyawarah FOSKAL Provinsi.
Ayat 3
Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi dapat juga diadakan :
a. Jika Pengurus FOSKAL Provinsi menganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah FOSKAL Provinsi yang mewakili lebih
½ (seperdua) jumlah suara.
c. Atas permintaan Pengurus Pusat.
Ayat 4
Dalam waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan tersebut dalam
ayat 3 pasal ini diterima, Pengurus FOSKAL Provinsi wajib menyelenggarakannya.
Pasal 55
Peserta
Ayat 1
Peserta Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi terdiri dari:
a. Utusan Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota
b. Utusan Kecamatan
c. Pengurus Dewan Piminan Wilayah FOSKAL Provinsi
d. Utusan Pengurus Pusat
e. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Provinsi
Pasal 56
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Tiap peserta Musyawarah Kerja mempunyai hak bicara.
Ayat 2
Hak suara ada pada 3 (Tiga) perwakilan Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota dan 1
(satu) Utusan Perwakilan kecamatan.
Pasal 57
Kewajiban Muyawarah Kerja FOSKAL Provinsi
Ayat 1
Membahas dan menilai pelaksanaan keputusan Musyawarah FOSKAL Provinsi.
Ayat 2
Menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakan yang belum ditetapkan sepanjang tidak
bertentangan dengan putusan Musyawarah FOSKAL Provinsi.
Ayat 3
Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi
(RAPBO) Pengurus FOSKAL Provinsi untuk tahun mendatang.
Ayat 5
Musyawarah Kerja FOSKAL Provinsi menjelang Musyawarah sedikitnya menetapkan
calon-calon Anggota Panitia Pemilihan Pengurus Provinsi.
Pasal 58
Waktu
Ayat 1
Musyawarah Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota diadakan dan dipimpin oleh Pengurus
FOSKAL Kabupaten/Kota setiap 5 (lima) tahun sekali.
Ayat 2
Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat juga diadakan :
a. Kalau Pengurus FOSKAL Provinsi menganggap perlu dan disetujui Musyawarah
Kerja Kabupaten/Kota.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah anggota dan mewakili lebih ½ (seperdua) jumlah
suara.
c. Atas permintaan Pengurus Provinsi.
Ayat 3
Dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan tersebut
diterima, Pengurus FOSKAL kabupaten/Kota wajib menyelenggarakannya.
Pasal 59
Peserta
Ayat 1
Peserta Musyawarah Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Utusan Pengurus Kecamatan
b. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
c. Utusan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
d. Wakil Anak Lembaga dan Badan Khusus tingkat Kabupaten/Kota
e. Wakil Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis tingkat Kabupaten/Kota
f. Badan Penasihat Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota
Pasal 60
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Hak bicara ada pada semua peserta Musyawarah Kabupaten/Kota.
Ayat 2
Hak suara ada pada semua anggota FOSKAL Kabupaten Kota
Pasal 61
Acara Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota
Ayat 1
Laporan pertanggungjawaban Pengurus FOSKAL Provinsi mengenai hal-hal :
1. Kegiatan pelaksanaan program organisasi selama satu masa bakti.
2. Kebijakan keuangan, inventaris, dan kekayaan Organisasi FOSKAL Kab/Kota.
3. Kegiatan dan Perkembangan Anak Lembaga, Badan Khusus, dan Himpunan/Ikatan/
Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis Provinsi.
4. Penetapan Program Kerja termasuk rencana anggaran keuangan dan untuk masa bakti
yang akan datang. Pemilihan Pengurus FOSKAL Provinsi masa bakti berikutnya. .
5. Pemilihan Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota
Ayat 2
Acara lainnya ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah tersebut.
Pasal 62
Panitia Pemeriksa Keuangan
Ayat 1
Pada dasarnya ketentuan pasal 38 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis dan mutandis
berlaku juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya
Ayat 1
Pada dasarnya pasal 34 Anggaran Rumah Tangga secara mutatis dan mutandis berlaku
juga bagi pasal ini dan disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Jumlah anggota Panitia Pemeriksa Mandat dan Hak Suara dapat disesuaikan dengan
jumlah Cabang.
Pasal 64
Panitia Pemilihan Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota
Ayat 1
Pada dasarnya pasal 40 Anggaran Rumah Tangga berlaku juga bagi pasal ini dan
disesuaikan dengan tingkatannya.
Ayat 2
Panitia Pemilihan Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota diambil dari utusan Cabang dengan
jumlah sedikitnya 7 (tujuh) orang dan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang.
Ayat 3
Jika jumlah Cabang kurang dari 7 (tujuh), anggota Panitia Pemilihan dapat dilengkapi
keanggotaannya dari peserta yang mewakili unsur nonCabang sehingga mencapai jumlah
yang diperlukan akan tetapi anggota pelengkap tersebut tidak boleh menjadi pimpinan
Panitia.
BAB XX
RAPAT KERJA FOSKAL KABUPATEN/KOTA
Pasal 65
Status dan Tugas
Ayat 2
Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota bertugas menetapkan program tahunan dan
kebijakan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah Kerja
FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota dapat menentukan pergantian anggota pengurus
harian terpilih antar waktu apabila terjadi kekosongan
Pasal 66
Waktu
Ayat 1
Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota diadakan 1 (satu) tahun sekali.
Ayat 2
Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota yang pertama pada masa bakti Pengurus FOSKAL
Kabupaten/Kota yang baru diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sesudah
Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota, dan yang terakhir selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sebelum Musyawarah Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota dapat juga diadakan :
a. Jika Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota menganggap perlu.
b. Atas permintaan ½ (seperdua) jumlah Cabang yang mewakili lebih ½ (seperdua)
jumlah suara.
Ayat 4
Dalam waktu 2 (dua) bulan sesudah salah satu dan/atau semua permintaan tersebut
diterima, Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota wajib menyelenggarakannya.
Pasal 67
Peserta
Ayat 1
Peserta Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Utusan Pengurus Kecamatan
b. Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota
c. Utusan Pengurus Provinsi
d. Wakil Pimpinan Anak Lembaga dan Badan Khusus Kabupaten/Kota
e. Wakil Pimpinan Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis
Kabupaten/Kota
f. Badan Penasihat Kabupaten/Kota
g. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Kabupaten/Kota
Pasal 68
Hak Bicara dan Hak Suara
Ayat 1
Hak bicara ada pada semua peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Hak suara hanya berada pada semua Anggota FOSKAL Kabupaten / Kota
Pasal 69
Kewajiban Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota
Ayat 2
Menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakan yang belum ditetapkan sepanjang tidak
bertentangan dengan keputusan Musyawarah FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 3
Menentukan penggantian anggota Pengurus antar waktu apabila terjadi kekosongan.
Ayat 4
Membahas dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi
(RAPBO) Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota untuk tahun mendatang.
Ayat 5
Rapat Kerja FOSKAL Kabupaten/Kota menjelang Rapat sedikitnya menetapkan calon
anggota Panitia Pemilihan Pengurus Provinsi.
BAB XXI
RAPAT PENGURUS DAN PERTEMUAN LAIN
Pasal 70
Rapat Pengurus
Ayat 1
Rapat Pengurus/Pengurus Harian disetiap tingkatan diadakan sesuai keperluan dan
sekurang-kurangnya diselenggarakan 1 (satu) bulan sekali.
Ayat 2
Ayat 3
Rapat Pleno Lengkap Organisasi yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Organisasi, Badan
Penasihat, Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis, Pimpinan Anak
Lembaga, dan Pimpinan Badan Khusus diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.
Ayat 4
Rapat Pengurus dapat juga diadakan atas permintaan ½ (seperdua) jumlah anggota
Pengurus Lengkap dan/atau ada hal-hal yang mendesak.
Ayat 5
Pertemuan khusus antara berbagai pihak secara terpisah dapat diadakan sesuai keperluan.
Ayat 6
Dalam rapat tersebut semua anggota yang hadir mempunyai hak bicara dan hak suara yang
sama.
Pasal 71
Pertemuan Lain
Ayat 1
Pertemuan lain dapat diselenggarakan oleh Pengurus Organisasi di semua tingkatan
apabila diperlukan dalam upaya kelancaran pelaksanaan misi organisasi.
Ayat 2
Rapat Koordinasi Pimpinan FOSKAL Kabupaten/Kota Tingkat Nasional dilaksanakan
setiap 2 tahun sekali oleh Pengurus Pusat (PP) FOSKAL
Ayat 4
Rapat Koordinasi Pimpinan FOSKAL KecamatanTingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan
setiap 2 (dua) tahun oleh Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota.
BAB XXII
DEWAN KEHORMATAN ORGANISASI DAN KODE ETIK PROFESI
OPERATOR DAPODIK SMK SE KABUPATEN LEBAK
Pasal 72
Status, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang
Ayat 1
Jika dianggap perlu, Badan Pimpinan Organisasi FOSKAL Kabupaten/Kota dapat
membentuk Dewan Kehormatan Organisasi sesuai dengan tingkatannya.
Ayat 2
Fungsi dan tugas Dewan Kehormatan Organisasi di tingkat Cabang/Cabang Khusus dan
Kecamatan menjadi tanggungjawab pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota.
a. Dewan Kehormatan Organisasi bertugas memberikan saran, pendapat, dan
pertimbangan kepada Badan Pimpinan Organisasi yang membentuknya tentang
pelaksanaan bimbingan , pengawasan, penilaian dalam pelaksanaan disiplin organisasi
serta Kode Etik Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak.
b. Pelaksanaan, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi yang terjadi di wilayah
kewenangannya.
c. Pelanggaran kode etik Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak yang dilakukan
baik oleh pengurus maupun oleh anggota serta saran dan pendapat tentang tindakan
yang selayaknya dijatuhkan terhadap pelanggaran kode etik tersebut.
d. Pelaksanaan dan cara menegakkan disiplin organisasi dan Kode Etik Operator Dapodik
SMK Se Kabupaten Lebak, dan
Ayat 3
Susunan keanggotaan Dewan Kehormatan Organisasi dan Kode Etik Profesi Operator
Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak terdiri dari, unsur Badan Pimpinan Organisasi, unsur
Himpunan/Ikatan/Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis, dan unsur-unsur keahlian lainnya
sesuai dengan keperluan.
Ayat 4
Tata cara, tugas, wewenang, dan mekanisme kerja Dewan Kehormatan Organisasi dan
Kode Etik Profesi Operator Dapodik SMK Se Kabupaten Lebak diatur lebih lanjut dalam
ketentuan tersendiri.
BAB XXIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 73
Keuangan Organisasi
Ayat 1
Setiap anggota wajib membayar Uang Pangkal dan Iuran Bulanan sebagai berikut :
a. Uang Pangkal sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) bagi anggota baru dan
diserahkan ke Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten /Kota
b. Uang Iuran bulanan anggota ditetapkan oleh Musyawarah Dewan Pimpinan Wilayah
FOSKAL Provinsi, minimal Rp. 5.000,00 (dua ribu rupiah) setiap bulan
c. Rincian Pendistribusian iuran wajib dan iuran bulanan adalah sebagai berikut :
a) 10% Dewan Pimpinan Pusat FOSKAL Nasional
b) 20% Dewan Pimpinan Wilayah FOSKAL Provinsi
c) 30% Dewan Pimpinan Daerah FOSKAL Kabupaten/Kota
d) 40% Dewan Pimpinan Cabang FOSKAL Kecamatan
Ayat 2
Ayat 3
Pelaksanaan pengumpulan uang iuran untuk Pengurus Pusat dan Pengurus Provinsi
diberikan tugas dan tanggung jawab kepada Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota.
Ayat 4
Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota menyetorkan iuran untuk pengurus FOSKAL
Provinsi dan Pengurus Pusat.
Ayat 5
Setiap 3 (tiga) bulan, semua pengurus di semua tingkatan wajib menyampaikan catatan
penerimaan iuran anggota dan disampaikan kepada Badan Pimpinan Organisasi yang lebih
tinggi kecuali Pengurus Pusat yang akan menyampaikannya kepada seluruh Pengurus
FOSKAL Provinsi dalam Rapat Kerja Nasional setiap tahunya dalam bentuk laporan
lengkap.
Ayat 6
Setiap tahun kondisi keuangan diverifikasi :
a. Pengurus Pusat (PP) FOSKAL diperiksa oleh Badan Verifikasi Keuangan yang
dibentuk oleh KONKERNAS oleh sebanyak-banyaknya 5 orang yang mewakili
FOSKAL Provinsi.
b. Pengurus FOSKAL Provinsi oleh Pengurus Pusat (PP) FOSKAL
c. Pengurus FOSKAL Kabupaten/Kota oleh Pengurus FOSKAL Provinsi
d. Pengurus Cabang FOSKAL oleh Pengurus Kabupaten/Kota
Pasal 74
Kekayaan Organisasi
Ayat 1
Pengurus di semua tingkatan wajib mencatat dan menginventarisasikan kekayaan
organisasi.
Ayat 3
Ketentuan yang tertuang dalam ayat (2) pasal ini tidak menghapus kewajiban pengurus
untuk mempertanggung-jawabkan semua keuangan dan kekayaan organisasi.
Ayat 4
Inventarisasi kekayaan organisasi menjadi bagian pertanggungjawaban Pengurus dan
dilaporkan rutin pertahun.
BAB XXIII
PENUTUP
Pasal 75
Ayat 1
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dan ditetapkan
dalam peraturan organisasi oleh Pengurus Pusat dan dipertanggungjawabkan kepada
Musyawarah.
Ayat 3
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Makasar
Pada tanggal : 25 Juni 2019