Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN MOTIVASI PENGGUNAAN DATING APPS DAN


TINGKAT SELF-ESTEEM PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN MANUSIA DAN KEHIDUPAN ERA DIGITAL (2)

Diajukan sebagai pengganti Ujian Tengah Semester mata kuliah Manusia dan Kehidupan Era
Digital

Disusun oleh
Gregori Axel Zefanya (210744891)

FAKULTAS PSIKOLOGI
DEPOK
2022
Pendahuluan

Setelah bermulanya era digital, banyak perubahan terjadi dalam kehidupan manusia di
berbagai aspek. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, pendidikan, hingga ke ranah percintaan dan
relasi. Dengan adanya internet, manusia memiliki akses yang lebih mudah untuk membangun
hubungan dengan sesamanya, salah satunya adalah dengan aplikasi kencan daring seperti
Tinder. Manusia masa kini ditemukan sangat menggemari aplikasi kencan, hal ini terbukti
dengan adanya data yang menunjukkan bahwa pada aplikasi Tinder terdapat 1,6 miliar swipes
serta satu juta kencan dalam satu minggu di 196 negara yang terdata memiliki pengguna
aplikasi Tinder (Tomaszewska & Schuster, 2020).

Setiap orang mencari hal yang berbeda dari aplikasi kencan, sebanyak 40% orang
dewasa pengguna aplikasi kencan mengaku bahwa mereka menggunakannya untuk mencari
pasangan daring (Neyt et al., 2019). Dengan adanya motivasi tersebut, sebanyak 25% pengguna
aplikasi kencan berhasil menemukan pasangan barunya (Gatter & Hodkinson, 2016). Aplikasi
kencan sangat digemari oleh orang-orang masa kini karena desain aplikasi yang didasarkan
pada lokasi pengguna dan interaksi spontan yang ditawarkan oleh aplikasi kencan untuk
mengoptimalkan hubungan sosial maupun percintaan (Castro et al., 2020). Temuan lain bahkan
menyatakan bahwa dari seluruh pengguna aplikasi Tinder, terdapat 6 juta diantaranya yang
membayar untuk mengakses fitur premium (Freyth & Batinic, 2021).

Aplikasi kencan seperti Tinder menyediakan berbagai fitur, salah satunya adalah fitur
yang menunjukkan apabila seseorang menyukai pengguna yaitu likes dan match. Untuk
mendapatkan match, pengguna cenderung akan terus mengubah dan “memperbaiki” profilnya
di aplikasi tersebut, terutama ketika angka match yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan
yang dimiliki oleh pengguna (Heino et al., 2005). Dalam perlombaan mencari pasangan,
pengguna aplikasi kencan akan mengedepankan fitur-fitur dirinya yang menurutnya paling
baik untuk “dipajang” dalam profil akunnya (Hancock & Toma, 2009). Adanya kebiasaan
tersebut menunjukkan bahwa pengguna aplikasi kencan memiliki kemiripan dengan pengguna
media sosial pada umumnya, yaitu pengalaman pengguna kedua media tersebut memiliki
kemungkinan untuk mengalami peningkatan atau penurunan dalam self-esteem (Kallis, 2021).

Sebuah penelitian pada tahun 2017 menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara intensitas penggunaan aplikasi Tinder terhadap self-esteem pengguna yang
diukur menggunakan Tinder Intensity Scale dan Rosenberg Self-esteem Scale (RSES)
(Rönnestad, 2017). Meskipun begitu, self-esteem dinilai memiliki peran yang penting dalam
bagaimana pengguna bertingkah laku di dalam aplikasi Tinder. (Ranzini & Lutz, 2017)
meneliti bagaimana aspek-aspek diri dapat mempengaruhi perilaku pengguna aplikasi Tinder
menemukan bahwa pengguna aplikasi Tinder dengan self-esteem yang lebih tinggi cenderung
menampilkan diri mereka apa adanya tanpa tipuan maupun usaha untuk menutupi dirinya.
Sementara mereka dengan self-esteem yang rendah disertai latar belakang pendidikan dan
orientasi seks minoritas akan cenderung menampilkan diri mereka yang bukan sesungguhnya
atau terkesan menutupi dirinya sendiri. Head (2021) juga melakukan penelitian yang serupa
mengenai penggunaan aplikasi kencan daring dengan self-esteem. Penelitian tersebut bertujuan
untuk melihat dampak dari penggunaan aplikasi kencan daring terhadap perilaku seks dan self-
esteem penggunanya khususnya wanita. Dengan mengumpulkan pengalaman dari wanita
berusia 18-24 tahun yang pernah menggunakan aplikasi kencan daring, ditemukan hasil bahwa
penggunaan aplikasi kencan mendorong self-esteem dari partisipan.

Dengan dipaparkannya sejumlah hasil penelitian serupa yang membahas penggunaan


aplikasi kencan daring khususnya Tinder dan juga self-esteem dari penggunanya. Penelitian ini
tertarik untuk meneliti gambaran penggunaan aplikasi Tinder dan self-esteem pada mahasiswa
di Universitas Indonesia dengan pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana gambaran penggunaan aplikasi Tinder pada mahasiswa di Univrsitas
Indonesia?
2. Bagaimana gambaran self-esteem mahasiswa di Univrsitas Indonesia?

Tinjauan Teoritis
Tinder
Tinder adalah sebuah aplikasi kencan daring yang beroperasi berdasarkan waktu dan
lokasi di dunia nyata. Pengguna aplikasi Tinder dapat mencari pasangan dengan jarak radius
0-160 kilometer dan preferensi usia pasangan yang bervariasi. Tinder sendiri memiliki banyak
fitur yang ditawakan bagi penggunanya. Fitur utama yang menjadi ciri khasnya adalah swipes,
pengguna dapat melakukan swipe kekanan apabila ia menyukai profil yang ia sedang lihat dan
swipe ke kiri apabila ia kurang menyukainya. Selain itu, pengguna juga dapat melihat siapa
saja yang memberikan swipe kanan pada akunnya melalui fitur likes yang merupakan bagian
dari fitur premium. Apabila terdapat dua pengguna Tinder yang memberikan swipe kanan
kepada satu sama lain maka akun kedua pengguna tersebut akan match dan mereka akan mulai
bisa mengirimkan pesan secara personal kepada satu sama lain. Kemudahan yang diberikan
oleh aplikasi Tinder ini memberikan pengalaman yang terasa seperti sedang “berbelanja
pasangan” (Baxter, 2013). Pengalaman yang unik tersebut juga membuat aplikasi Tinder sangat
digemari oleh masyarakat masa kini karena memakan waktu yang sedikit dan tidak menuntut
usaha yang besar dari pengguna (David & Cambre, 2016).
Pengguna Tinder pun memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika mereka mengakses
aplikasi tersebut. Sumter et al. (2017) melakukan penelitian tentang motivasi pengguna Tinder
yang terdiri dari cinta, seks kasual, kemudahan berkomunikasi, validasi nilai diri, sensasi
kegembiraan, dan trendiness. Partisipan dari penelitian tersebut adalah emerging adulthood
usia 18-30 tahun yang mengikuti survei secara daring. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa cinta adalah motivasi yang lebih kuat daripada seks dalam penggunaan
aplikasi Tinder. Meskipun begitu, partisipan laki-laki menunjukkan bahwa motivasi
terbesarnya dalam menggunakan aplikasi Tinder adalah seks, kemudahan berkomunikasi dan
sensasi kegembiraan. Sebagai kesimpulan, keenam motivasi tersebut memiliki proporsinya
masing-masing dalam mendorong pengguna aplikasi Tinder hanya saja proporsinya
bergantung pada usia dan gender dari pengguna.

Self-esteem
Self-esteem adalah bagian dari diri manusia yang mengevaluasi diri baik secara positif
maupun negatif. Self-esteem sendiri tidak selalu tinggi maupun selalu rendah, hal ini
dikarenakan sifatnya yang fluktuatif seiring dengan kejadian yang dialami oleh seorang
individu. Self-esteem memiliki peran yang penting bagi manusia dalam berinteraksi karena ia
menilai setiap tindakan kita terhadap orang lain (Kassin et al., 2016). Serupa dengan pendapat
tersebut, Rosenberg (2015) menyatakan bahwa bentuk dari self-esteem adalah tindakan yang
menyenangkan maupun tidak terhadap diri sendiri. Pendapat lain menyatakan bahwa status
sosial merupakan cerminan dari tinggi-rendahnya self-esteem seseorang (Mahadevan et al.,
2019). Mendukung pendapat-pendapat sebelumnya, Pereira et al. (2021) menyatakan bahwa
self-esteem merupakan mekanisme penilaian terhadap diri sendiri yang memperkirakan
kapasitas dari individu tersebut. Sebagai kesimpulan, self-esteem memegang peran yang sangat
penting bagi seorang individu baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kehidupannya dengan
orang-orang yang ada di sekitarnya.
Self-esteem sendiri telah dikaitkan oleh sejumlah penelitian dengan pola penggunaan
aplikasi kencan daring seperti Tinder. Baik sebagai faktor perilaku pengguna maupun sebagai
dampak penggunaan, penelitian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya menunjukkan
bahwa self-esteem memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan aplikasi kencan
online. Respati & Amalia (2021) juga merupakan peneliti yang melakukan sebuah penelitian
dengan tujuan untuk melihat apakah sejumlah aspek yang salah satunya self-esteem dapat
mempengaruhi tujuan seseorang untuk mencari validasi di internet. Penelitian tersebut
memiliki sampel sejumlah 573 orang yang diambil menggunakan metode non-probability
sampling. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa self-esteem memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tujuan seseorang dalam menggunakan aplikasi kencan daring seperti
Tinder.

Metode Penelitian

Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan dua
variabel yang diukur yaitu penggunaan aplikasi Tinder dan self-esteem. Dengan dua variabel
yang diukur, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat gambaran dari skor pengukuran
keduanya pada partisipan penelitian yang diambil.

Partisipan
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Indonesia yang
berusia minimal 18 tahun. Dengan demografi populasi penelitian yang bervariatif, penelitian
ini akan mengambil sampel berupa mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang atau pernah
menggunakan aplikasi Tinder sebagai media untuk melakukan kencan daring. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling untuk menekankan kriteria
yang dibutuhkan untuk sampel dari penelitian.

Pengukuran
1. Tinder Intensity Scale (TIS)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur intensitas penggunaan aplikasi Tinder
sebagai media untuk melakukan kencan daring adalah Tinder Intensity Scale (Rönnestad, 2017).
Alat ukur ini dikonstruk oleh Marit Rönnestad yang dalam penelitiannya ingin melihat
hubungan antara variabel penggunaan aplikasi Tinder dengan variabel self-esteem. Alat ukur
ini memiliki 7 item pertanyaan yang berfungsi untuk menggali informasi mengenai intensitas
dan tingkah laku pengguna Tinder selama menggunakan aplikasi. Pertanyaan dalam alat ukur
yang telah diterjemahkan diantaranya adalah “Apakah kamu menggunakan Tinder?”, “Berapa
menit waktu yang kamu gunakan untuk memakai Tinder per harinya?” dengan nilai satu poin.
Lalu juga terdapat pernyataan yang diaplikasikan ke skala Likert 4 poin dari 1 (sangat tidak
setuju) hingga 4 (sangat setuju) diantaranya adalah “Tinder adalah bagian dari rutinitas saya
setiap hari”, “Jika saya tidak dapat memakai Tinder saya akan kesal”, “Saya biasanya mencoba
menemui match saya”, “Saya yang memulai perbincangan lebih dulu”, “Saya menjawab ketika
seseorang mengirimi saya pesan di Tinder” dengan setiap item pertanyaan tersebut juga
bernilai satu poin.

2. Rosenberg Self-esteem Scale (RSES)


Alat ukur ini diciptakan oleh Rosenberg (1965) untuk mengukur perasaan negative dan
positif terhadap diri sendiri. Alat ukur ini memiliki 10 item pertanyaan yang bertujuan untuk
mengukur self-esteem dari seseorang. 10 item pertanyaan yang terdapat di dalam Rosenberg
Self-esteem Scale (RSES) kemudian diaplikasikan ke dalam skala Likert 4 poin dari 1 (sangat
tidak setuju) hingga 4 (sangat setuju). Dengan 10 item pertanyaan tersebut maka nilai
maksimum dari alat ukur ini adalah 40 sementara nilai minimumnya adalah 10.

Analisis Statistika
Penelitian ini akan mengukur variabel penggunaan Tinder menggunakan Tinder
Intensity Scale (TIS) dan variabel self-esteem dengan Rosenberg Self-esteem Scale (RSES).
Kemudian hasil dari pengukuran keduanya akan digunakan untuk mencari skor rata-rata, skor
standar deviasi, beserta z-score dari data yang dimiliki. Analisis statistika akan dilakukan
dengan menggunakan perangkat statistik seperti JAMOVI dan juga Microsoft Excel.
Setelahnya, data yang digunakan dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari intensitas
penggunaan aplikasi Tinder dan Self-esteem pada mahasiswa di Universitas Indonesia beserta
data demografis lainnya yang juga dapat digunakan sebagai perbandingan.
Daftar Pustaka

Baxter, H. (2013). Tinder is the dating app with many matches but no spark. New Statesman,
28.
Castro, Á., Barrada, J. R., Ramos-Villagrasa, P. J., & Fernández-Del-Río, E. (2020). Profiling
dating apps users: Sociodemographic and personality characteristics. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 17(10).
https://doi.org/10.3390/ijerph17103653
David, G., & Cambre, C. (2016). Screened intimacies: Tinder and the swipe logic. Social
Media+ Society, 2(2), 2056305116641976.
Freyth, L., & Batinic, B. (2021). How bright and dark personality traits predict dating app
behavior. Personality and Individual Differences, 168.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110316
Gatter, K., & Hodkinson, K. (2016). On the differences between TinderTM versus online dating
agencies: Questioning a myth. An exploratory study. Cogent Psychology, 3(1), 1162414.
Hancock, J. T., & Toma, C. L. (2009). Putting your best face forward: The accuracy of online
dating photographs. Journal of Communication, 59(2), 367–386.
Head, A. (2021). The impact of mobile dating apps on sexual behavior and self-esteem in young
women. In Dissertation Abstracts International: Section B: The Sciences and Engineering
(Vol. 82, Issues 1-B).
Heino, R. D., Ellison, N. B., & Gibbs, J. L. (2005). Are we a “match”? Choosing partners in
the online dating market. International Communication Association Convention, New
York, NY.
Kallis, R. (2021). Creating a Future Relationship or Destroying My Self-Esteem: An
Exploratory Study on Dating App Experiences and Well-Being. Journal of
Communication Technology, 4(1). https://doi.org/10.51548/joctec-2021-005
Kassin, S., Fein, S., & Markus, H. R. (2016). Social psychology. Cengage Learning.
Mahadevan, N., Gregg, A. P., & Sedikides, C. (2019). Is self-regard a sociometer or a
hierometer? Self-esteem tracks status and inclusion, narcissism tracks status. Journal of
Personality and Social Psychology, 116(3), 444.
Neyt, B., Vandenbulcke, S., & Baert, S. (2019). Are men intimidated by highly educated
women? Undercover on Tinder. Economics of Education Review, 73, 101914.
Pereira, H., Gonçalves, V. O., & de Assis, R. M. (2021). Burnout, organizational self-efficacy
and self-esteem among brazilian teachers during the covid-19 pandemic. European
Journal of Investigation in Health, Psychology and Education, 11(3).
https://doi.org/10.3390/ejihpe11030057
Ranzini, G., & Lutz, C. (2017). Love at first swipe? Explaining Tinder self-presentation and
motives. Mobile Media and Communication, 5(1).
https://doi.org/10.1177/2050157916664559
Respati, C. W. A., & Amalia, I. (2021). Intention Using Dating Apps in Indonesia. 2021 9th
International Conference on Cyber and IT Service Management, CITSM 2021.
https://doi.org/10.1109/CITSM52892.2021.9588813
Rönnestad, M. (2017). Swiping right for love?: A study about the relationship between Tinder
usage and self-esteem.
Rosenberg, M. (1965). Rosenberg self-esteem scale. Journal of Religion and Health.
Rosenberg, M. (2015). Society and the adolescent self-image. Princeton university press.
Sumter, S. R., Vandenbosch, L., & Ligtenberg, L. (2017). Love me Tinder: Untangling
emerging adults’ motivations for using the dating application Tinder. Telematics and
Informatics, 34(1). https://doi.org/10.1016/j.tele.2016.04.009
Tomaszewska, P., & Schuster, I. (2020). Comparing Sexuality-Related Cognitions, Sexual
Behavior, and Acceptance of Sexual Coercion in Dating App Users and Non-Users.
Sexuality Research and Social Policy, 17(2). https://doi.org/10.1007/s13178-019-00397-
x

Anda mungkin juga menyukai