Alat Ukur Ulir
Alat Ukur Ulir
(a) (b)
Umumnya ulir mempunyai satu alur, tetapi ada juga ulir yang terdiri dari beberapa alur, yang
diperlihatkan pada gambar 4.1.b. Apabila dipandang dari penampang silinder titik pada ulir yang
berputar searah jarum jam akan bergerak linier menjauhi mata disebut ulir kanan, sedangkan jika
bergerak mendekati mata disebut ulir kiri.
Sesuai dengan fungsinya, maka ulir dibuat dengan profil (bentuk) tertentu dan yang sering
digunakan ada 3 buah ulir, yaitu:
a. Ulir ISO Metrik atau ulir unified, digunakan sebagai ulir pemersatu.
b. Ulir Whitworth, digunakan sebagai ulir pemersatu dan sekaligus untuk mencegah
kebocoran (digunakan sebagai ulir pipa).
c. Ulir Trapesium, digunakan sebagai ulir penggerak.
Nama-nama bagian atau istilah dari ulir yang dipandang dari penampang bidang potong yang
melalui sumbu ulir, yang diperlihatkan pada gambar 4.2, dan definisi dari istilah sebagai berikut:
- Puncak ulir; yaitu puncak atau ujung dari ulir, baik untuk ulir luar maupun ulir dalam
berupa garis lengkung atau lurus tergantung dari profil ulir.
61
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
- Sisi ulir; yaitu sisi lurus yang menghubungkan puncak dan kisar dari ulir.
- Sudut ulir, ; yaitu sudut antara sisi ulir yang berseberangan, yang diukur pada bidang
yang melalui sumbu ulir atau bidang aksial.
- Sudut sisi ulir, 1 dan 2; yaitu sudut antara salah satu sisi ulir dengan bidang yang
tegak lurus sumbu ulir, yang diukur pada bidang aksial. Untuk profil yang simetrik, 1 =
2
- Pits, p/P; yaitu jarak antara titik pada sisi ulir yang sama dari dua profil ulir yang
terdekat, yang diukur pada pada bidang aksial dan sejajar sumbu.
- Dalam ulir, t/T; yaitu jarak antara puncak ulir dengan dasar ulir, yang diukur dalam arah
tegak lurus sumbu ulir. Jarak ini sama dengan jarak radial dari silinder mayor sampai
dengan silinder minor.
- Tebal ulir; yaitu tebal profil ulir antara sisi ulir yang bertolak belakang, yang diukur pada
silinder pits searah dengan sumbu ulir. Jarak ini sama dengan setengah panjang pits.
- Addendum; yaitu jarak radial antara silinder mayor sampai silinder pits bagi ulir luar.
- Dedendum; yaitu jarak radial antara silinder pits sampai silinder minor bagi ulir luar.
- Diameter mayor, d/D; yaitu diameter dari silinder mayor yang merupakan silinder kayal
yang mempunyai sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir dan menyinggung puncak ulir.
- Diameter minor, d1/D1; yaitu diameter dari silinder minor yang merupakan silinder kayal
yang mempunyai sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir serta menyinggung dasar ulir.
- Diameter pits, d2/D2; yaitu diameter dari silinder pits yang merupakan silinder kayal yang
mempunyai sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir serta memotong sisi ulir
sedemikian rupa sehingga tebal ulir dan jarak pada ruang kosong antara sisi ulir yang
berseberangan adalah sama.
62
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
3. Kesalahan sudut sisi ulir, yaitu kesalahan yang disebabkan karena kesalahan dari sudut
pahat yang digunakan sebagai pahat potong atau karena kesalahan dalam penyetelan
posisi pahat pada mesin mesin perkakas.
4. Kesalahan pits atau diameter pits, terdapat dua jenis kesalahan yaitu:
- Kesalahan pits progresif, yaitu kesalahan yang terjadi apabila hasil bagi dari kecepatan
pemakanan dan kecepatan potong adalah tidak benar meskipun harganya selalu
konstan. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan dalam menentukan kecepatan
pemakanan atau karena digunakan harga pendekatan jika pada mesin bubut yang
bersangkutan tak ada harga yang dimaksud.
Apabila kesalahan pits ini adalah tetap sebesar p, maka pada setiap kedudukan dari
ulir akan mempunyai kesalahan pits komulatif sebesar n p (n adalah nomor urut dari
ulir yang diperiksa). Grafik dari kesalahan pits progresif, yang diperlihatkan pada
gambar 4.3.a.
- Kesalahan pits periodik, yaitu kesalahan yang terjadi apabila hasil bagi dari kecepatan
pemakanan dan kecepatan potong tidak konstan. Hal ini dapat disebabkan oleh
karena adanya kesalahan pits pada roda gigi yang menggerakkan ulir penggerak yang
memutar benda kerja. Dapat juga disebabkan oleh adanya gerakan aksial dari ulir
penggerak mesin bubut karena ketidakberesan pada bantalan tekannya.
Kesalahan jenis ini biasanya bersifat periodik, yaitu secara bertahap positif kemudian
negatif, sehingga grafik kesalahan pits periodik komulatif berbentuk sinusoidal, yang
diperlihatkan pada gambar 4.3.b.
20 6
18 5
16 4
14
3
12
2
10
1
8
6 0
4 -1
2 -2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nomor ulir
Nomor ulir
a. kesalahan pits progresif b. kesalahan pits periodik
Garis nol adalah garis dari profil dasar untuk ulir metrik, yang diperlihatkan pada gambar 4.4. Dari
garis nol dapat ditentukan letak dan besar dari daerah toleransi bagi diameter mayor, diameter
minor, dan diameter pits. Dalam ulir teoretik; H, diameter minor; d 1, dan diameter pits ulir luar; d2,
sebagai berikut:
63
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
p/8
H/8
H = 0,86603 p
3/8H
60 5/8H d1 = d -2 (5/8 H) = d - 1,08254 p
H
p/2
d2 = d -2 (3/8 H) = d - 0,64952 p
H/4
p
p/4
d d2 d1
D D2 D1
Penyimpangan fundamental adalah batas daerah toleransi yang paling dekat dengan garis nol,
yang diperlihatkan pada gambar 4.5. Untuk sistem toleransi dari ISO, dinyatakan dengan simbol G
dan H untuk ulir dalam (mur), dan simbol huruf e, g, dan h untuk ulir luar (baut).
garis nol
TD /2
T /2
EI = 0 d
d max
d min
TD /2 diam. mayor baut
2
es /2
Td 2 /2
D max
D min
diameter mayor mur d 2 max
D max d 2 min
2 D min
2 diameter pits baut
diameter pits mur
d 1max
D max
1 D1 min d1 min
daerah toleransi
diameter minor baut
r r > 0.1 p
Td /2
1
3/16H H/4
H/8
p/8
64
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Penyimpangan fundamental daerah toleransi ulir luar; es g, diameter mayor terbesar; d maks, diameter
minor terbesar; d1maks, dan diameter pits terbesar; d2 maks dengan kelas g, sebagai berikut:
Besar batas daerah toleransi dari diameter mayor, diameter minor, dan diameter pits ditentukan
berdasarkan angka kualitas toleransi. Untuk sistem ISO hanya ada 4 macam diameter yang diberi
daerah toleransi berdasarkan angka kualitas, yang ditunjukkan pada tabel 4-1, yaitu:
Tabel 4-1 Toleransi diameter baut dan mur berdasarkan angka kualitas menurut sistem ISO
Besar daerah toleransi ulir luar untuk angka kualitas 6 sebagai berikut:
3 2 - 3 ,1 5
- daerah toleransi diameter mayor baut; Td (6) = 1 8 0 p ; μm
p
Untuk angka kualitas yang lain, maka besar daerah toleransi ulir luar dihitung dengan
menggunakan rumus dari angka kualitas 6 kemudian dikalikan dengan faktor pengali sesuai
dengan angka kualitasnya, yang ditunjukkan pada tabel 4-2.
Tabel 4-2 Faktor pengali daerah toleransi ulir luar untuk angka kualitas yang lain
Daerah toleransi bagi diameter pits mur; TD 2 dihitung dengan menggunakan rumus untuk diameter
ulir luar (baut), kemudian dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan angka kualitasnya, yang
ditunjukkan pada tabel 4-3.
65
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Tabel 4-3 Faktor pengali daerah toleransi bagi diameter pits mur untuk angka kualitas yang lain
Contoh:
Baut metrik M10 x 1,5 dengan ukuran nominal diameter mayor d = 10 mm dan besar pits p = 1,5
mm.
a. Berapakah harga penyimpangan fundamental bagi daerah toleransi untuk diameter mayor,
diameter minor, dan diameter pits apabila baut tersebut dibuat dari kelas g.
b. Berapakah besar daerah toleransi, bila dibuat dari kelas g dengan angka kualitas 8.
c. Berapakah diameter minimum dari ketiga diameter, bila dibuat dari kelas g dengan angka
kualitas 8.
Penyelesaian:
a. Penyimpangan fundamental bagi daerah toleransi untuk diameter mayor, diameter minor, dan
diameter pits dari baut yang dibuat dari kelas g, sebagai berikut:
b. Besar daerah toleransi dan diameter minimum dari ketiga diameter, apabila dibuat dari kelas g
dengan kualitas 8, sebagai berikut:
66
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
67
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Salah satu pengukuran diameter pits dapat dilakukan secara tak langsung dan cara
pengukurannya yang diperlihatkan pada gambar 4.7, yaitu menggunakan tiga buah silinder
(kawat) dengan diameter yang sama dan standar, yang dipasang pada alur ulir. Jarak M antara
kawat yang berseberangan dapat diukur menggunakan mikrometer atau mistar ingsut. Diameter
pits; d2 dapat dihitung memakai rumus matematika, sebagai berikut:
M = d2 + 2 A B
AB AO O C BC
DO dD
dalam CDO, O C
s in ( / 2 ) 2 s in ( / 2 )
EB p
dalam CBE, B C c o t ( / 2 )
ta n ( / 2 ) 4
maka,
dD dD p
M d2 + 2 - c o t ( / 2 )
2 2 s in ( / 2 ) 4
dD p
M d2 + - c o t ( / 2 ) + d D
s in ( / 2 ) 2
1 p
M d2 + dD 1 + - c o t ( / 2 )
s in ( / 2 ) 2
1 p
d2 = M - dD 1 + + c o t ( / 2 )
s in ( / 2 ) 2
68
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Untuk mengurangi kesalahan, maka diameter kawat d D harus dipilih sedemikian rupa sehingga
tepat menyinggung sisi ulir pada lingkaran pits. Diameter kawat yang terbaik adalah
Untuk menghindari banyaknya macam diameter kawat, maka kawat pengukur ulir tersebut hanya
dibuat menurut set yang tertentu. Carl Zeiss membuat set yang berisi 21 buah kawat dari diameter
0,17 mm sampai 6,35 mm yang dapat digunakan untuk menukur ulir dengan harga pits dari 0,25
mm sampai dengan 12 mm. Apabila kawat dari set tersebut dipilih dengan tepat, maka singgungan
kawat dengan sisi ulir hanya menyinggung terhadap diameter pits paling jauh sebesar 0,1 p (ke
atas atau ke bawah).
69
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Piringan dengan
skala sudut
0
Layar
Lampu proyeksi
untuk pemeriksaan
Lensa proyeksi permukaan
pembesaran
Mikrometer
Meja dan penggerak meja
benda ukur ke kiri/ke kanan
Mikrometer
penggerak meja
ke depan/ke belakang
Penggerak meja
ke atas/ke bawah
(Untuk memfokuskan
bayangan benda ukur
di layar)
70
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Y Y
X
X
X 2 X 1 2
1 X
X
(a) (b)
Gambar 4.9 Pengukuran diameter mayor dan diameter minor dengan profil proyektor.
Atur posisi benda ukur dengan menggerakkan meja ke depan atau ke belakang untuk
arah vertikal (sumbu-y) sampai bayangan garis profil ulir paling bawah (puncak ulir)
segaris dengan garis horizontal (garis sumbu referensi-X), yang diperlihatkan pada
gambar 4.9.a,
Gerakkan meja ke belakang dengan memutar mikrometer, sampai sumbu referensi-X
segaris dengan bayangan garis referensi profil ulir paling atas (puncak ulir),
Catat hasil pengukuran diameter mayor; d (mm) pada mikrometer horizontal dan gunakan
lembar data pengukuran,
Gerakan di balik, dengan menggerakkan meja ke depan dengan memutar mikrometer,
sampai sumbu referensi-X segaris dengan bayangan garis referensi profil ulir paling
bawah (puncak ulir) dan catat hasil pengukuran diameter mayor; d (mm),
Lakukan pengukuran diameter mayor dengan lensa proyeksi pembesaran yang lain, misal:
50 x atau 100 x,
Lakukan hal yang sama untuk pengukuran diameter minor; d 1 (mm), yang diperlihatkan
pada gambar 4.9.b.
71
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Lampu
proyeksi
Pengaturan dan pengukuran sudut ulir dengan urutan seperti yang diperlihatkan pada gambar
4.11, sebagai berikut:
Y Y
1 2
Y 2 Y
2 1
1 3
3
p
Meja X
Blok ukur X X
Sinar lampu
X
(a) (b) (c)
Periksa kedudukan nol setiap kali mikrometer penggerak meja dan skala sudut pada
piringan akan dipakai,
Miringkan sumbu ulir sebesar sudut kisar nya; γ dengan cara menyisipkan blok ukur pada
bagian ujung ulir sebesar pits; p ulir tersebut, seperti pada gambar 4.11.a,
Fokuskan bayangan benda ukur sampai mendapatkan bayangan yang tajam pada layar
proyeksi dengan cara menggerakkan meja ke atas atau ke bawah,
Gerakkan meja ke kanan dengan memutar mikrometer sampai sumbu referensi-Y
berpotongan dengan bayangan garis puncak ulir,
Putar piringan sampai sumbu referensi-Y diusahakan se-sejajar mungkin dengan
bayangan garis dari salah satu sisi ulir,
Putar mikrometer ke depan dan/atau ke kiri serta putar piringan sampai sumbu referensi-Y
segaris dengan bayangan garis dari sisi ulir tersebut, seperti pada gambar 4.11.b,
Catat hasil pengukuran sudut sisi ulir; α1 pada penunjuk skala sudut,
Putar piringan kembali pada kedudukan nol,
72
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Y p2 Y
Y
p1
4 2 1
3
Periksa kedudukan nol setiap kali mikrometer penggerak meja dan skala sudut pada
piringan akan dipakai,
Miringkan sumbu ulir sebesar sudut kisar nya; γ dengan cara menyisipkan blok ukur pada
bagian ujung ulir sebesar pits; p ulir tersebut.
Fokuskan bayangan benda ukur sampai mendapatkan bayangan yang tajam pada layar
proyeksi dengan cara menggerakkan meja ke atas atau ke bawah,
Gerakkan meja ke kanan dengan memutar mikrometer sampai sumbu referensi-Y
berpotongan dengan bayangan garis puncak ulir,
Putar piringan sampai sumbu referensi-Y diusahakan se-sejajar mungkin dengan
bayangan garis dari salah satu sisi ulir,
Putar mikrometer ke depan dan/atau ke kiri sampai sumbu referensi-Y segaris dengan
bayangan garis dari sisi ulir tersebut, seperti pada gambar 4.12,
Gerakkan meja ke kanan dengan memutar mikrometer sampai sumbu referensi-Y segaris
dengan bayangan garis referensi sisi ulir sebelah kiri yang berikutnya,
Catat hasil pengukuran kesalahan jarak pits; Δp (μm) pada mikrometer penggerak ke
kiri/ke kanan dan gunakan lembar data pengukuran,
73
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Gerakkan meja ke kanan dengan memutar mikrometer sampai sumbu referensi-Y segaris
dengan bayangan garis referensi sisi ulir sebelah kiri berikutnya dan sisi ulir sebelah kiri
yang terakhir, dan catat hasil pengukuran kesalahan jarak pits,
Lakukan pemeriksaan dengan memakai lensa proyeksi pembesaran 50 x atau 100 x,
Buat grafik kesalahan jarak pits kumulatif dan analisis data hasil pengukuran.
Jarak rahang ukur dari komparator untuk suatu harga tertentu; E sesuai dengan dimensi dari ulir
yang akan diukur, yaitu:
E = D2 + H - Z
74
Alat Ukur Elemen Geometrik Ulir
Setelah harga E ditentukan maka kedudukan kepala tetap dari komparator diatur sedemikian rupa,
yang diperlihatkan pada gambar 4.13.b, sehingga jarum jam ukur menunjukkan nol. Kemudian
komparator dipakai untuk memeriksa ulir dalam, yang diperlihatkan pada gambar 4.13.c. Selisih
antara harga diameter pits teoretik dengan diameter pits sesungguhnya dapat diketahui dari
penyimpangan yang ditunjukkan oleh jam ukur.
Pengukuran sudut ulir dalam dapat juga dilakukan dengan menggunakan Contour Recorder
(pencacat bentuk penampang), yang diperlihatkan pada gambar 4.15.
75