Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lola Juliadrini

NIM : 2109036
Kelas : 3D

Menganalisis Lampu Gentur Cianjur

Lampu Gentur merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang berasal dari
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Nama Lampu Gentur berasal dari dua kata yaitu
“Lampu” dan “Gentur”. Lampu diartikan secara umum yaitu sebagai alat penerang, sedangkan
Gentur adalah nama lokasi awal mula diperkenalkannya karya budaya tersebut, yaitu di
wilayah Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Awal mula
pembuatan Lampu Gentur memiliki beberapa versi. Salah satu Versi menyebutkan bahwa
inspirasi awal dari pembuatan Lampu Gentur berasal dari Mus’in pada tahun 1820 yang
membuat lentera minyak tanah dengan memanfaatkan kaleng bekas (Gumulya, 2017: 40). Ada
sumber lisan yang mengatakan bahwa kaleng yang digunakan adalah bekas kaleng susu. Versi
lainnya, menurut salah seorang informan, proses pembuatan atau penciptaan Lampu Gentur
berawal dari seseorang seorang guru ngaji bernama Usin. Proses mengajar mengaji dilakukan
malam hari dan hanya diterangi oleh lampu centir, yaitu lampu yang menggunakan bahan bakar
berupa minyak tanah yang diberi sumbu, bisa padam dengan tiupan angin malam yang
kencang. Karena itulah lampu cempor atau lampu centring di modifikasi agar tahan terhadap
angin. Lampu Gentur model “baru” yang diperkenalkan oleh Enang lama kelamaan diminati
oleh warga setempat. Lampu Gentur juga banyak menarik perhatian dari banyak masyarakat
yang datang dari berbagai wilayah untuk berziarah ke makam Mama Gentur. Unsur ekonomi
kemudian bermain dalam hal ini. Melihat prospek keuntungan dari segi ekonomi tersebut,
warga yang tertarik kemudian berupaya untuk membuat Lampu Gentur. Model Lampu Gentur,
yaitu Model Lampu Maroko menjadi model awal dan untuk selanjutnya dimodifikasi baik
bentuk maupun pernik-pernik dan motif Lampu Gentur. Sementara untuk bahan masih tetap
tidak mengalami perubahan. Begitu juga halnya dengan cara pembuatan yang masih
menggunakan teknik manual. Saat ini model Lampu Gentur sudah sangat banyak, bahkan tidak
terhitung jumlahnya.

Bahan dasar untuk membuat Lampu Gentur adalah lempengan kuningan dan kaca.
Peralatan yang digunakan di antaranya jangka, penggaris, pena, Jarum ukuran besar (mirip
peralatan sol sepatu), gunting seng, alat potong kaca, besi bulat kecil sepanjang kurang lebih 1
meter, dan alat patri. Proses pembuatan tahap awal adalah membuat pola dengan menggunakan
jangka, penggaris, dan jarum besar (untuk menggores pola pada lempengan kuningan). Setelah
pola terbentuk kemudian digunting atau dipotong. Kerangka dibuat dengan cara membulatkan
lempengan seukuran diameter paku 15 cm. Lempengan yang telah dibulatkan tersebut
merupakan kerangka yang menutupi setiap kaca yang telah dipotong dengan berbagai ukuran.
Setelah seluruh kaca disematkan lempengan kuningan kemudian masing-masing saling
direkatkan dengan menggunakan alat patri. Begitu juga halnya dengan wadah lampu dan alat
gantung atau duduk Lampu Gentur yang juga disatukan dengan menggunakan alat patri.
Setelah selesai, Lampu Gentur kemudian dipajang dengan cara digantung atau didudukan. Dari
sekian banyak Lampu Gentur yang dibuat dan terjual di pasaran, ada satu keunikan tersendiri,
yaitu tidak ada satupun merk yang tersemat dalam setiap produk Lampu Gentur. Proses jual
beli dilakukan dengan cara memajang Lampu Gentur di ruko atau kios-kios di sepanjang jalan
Cianjur.

Melalui perjalanan sejarah membuat para pengrajin makin terasah untuk menghasilkan
produk lampu gentur yang sangat indah. Pesona keindahan lampu gentur tak hanya menjadi
perburuan para kolektor yang mencari produk kerajinan untuk mempercantik interior. Namun,
kini lampu gentur telah merambah sejumlah kawasan pasar luar negeri. Menurut pemilik
“Kurnia Lamp”, E. Sutrisna, lampu gentur kini telah merambah pasar ekspor dan banyak
dipesan para konsumen dari kawasan Asia, Thailand, kawasan Timur Tengah, Dubai, kawasan
Eropa seperti Yunani, Bulgaria, Jerman, Belanda dan Amerika Serikat. Kemahiran para
pengrajin Kampung Gentur pada umumnya mampu memenuhi pesanan lampu gentur sesuai
selera konsumen.

Para perajin Kampung Gentur memang telah ditempa cukup lama secara turun temurun
untuk menghasilkan produk lampu hias yang indah dan mempesona. Konon keberadaan sentra
lampu hias ini sudah ada sejak sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Para pemilik usaha
lampu hias Kampung Gentur pada saat ini pada umumnya adalah generasi keempat dari usaha
yang sudah dirintis oleh kakek buyut mereka. Beberapa koleksi lampu gentur dengan gaya
modern klasik dari gaya Maroko, Mediterania, Oriental disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen dari lampu gantung, lampu tembok, lampu meja, maupun tempat lilin dengan
material kuningan dipadukan dengan berbagai kaca bevel, kaca es flora yang berwarna-warni
sesuai permintaan konsumen. Di Kampung Gentur terdapat sekitar 30 pengrajin yang
menggantungkan ekonomi keluarganya pada usaha pembuatan lampu hias. Kreatifitas para
pengrajin Kampung Gentur terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Lampu hias
yang dihasilkan para pengrajin Kampung Gentur terus mengalami perubahan desain. Selain
lampu hias model Maroko, kini ada hiasan terarium geometri yang juga banyak diminati.
Terarium geometri ini masih berbahan kaca dan kuningan yang dibentuk bersudut. Biasanya
digunakan untuk hiasan terarium tumbuhan seperti kaktus dan lainnya yang disertakan pasir
atau batu kecil. Kini para pengrajin lampu hias Kampung Gentur mampu membuat beragam
desain hingga koleksi produksi mereka lebih dari tiga ratus item lampu hias, antara lain lampu
gantung, lampu meja, lampu tembok, lampu tempat lilin dan lain-lain sesuai kebutuhan
konsumen yang kebanyakan sedang trend pada saat ini. Pada umumnya bahan baku utama yang
digunakan untuk pembuatan lampu hias adalah plat kuningan, kaca es, kaca bevel yang
berwarna-warni dengan dua pilihan warna dasar gold dan hitam antik sesuai selera konsumen.

Salah seorang produsen Lampu Gentur ada yang memiliki kios di Provinsi Bali.
Menurutnya, prospek penjualan di Bali lebih bagus daripada di wilayah Jawa Barat. Selain
penjualan langsung, saat ini proses penjualan telah menggunakan sosial media, atau toko
online. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur dalam upaya pelestarian Lampu Gentur
diantaranya dengan melakukan pembinaan dan pelatihan mengenai cara membuat Lampu
Gentur. Unsur promosi juga telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur.
Beberapa di antaranya adalah memasang Lampu Gentur di banyak titik / lokasi strategis di
wilayah pusat Kota Kabupaten Cianjur. Selain itu, yang monumental adalah pembuatan tugu
Lampu Gentur di simpang empat wilayah Kota Cianjur.

Anda mungkin juga menyukai