Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan

Tujuan dari manajemen pendidik dan tenaga kependidikan secara umum adalah agar
pendidik dan tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam bidang
pekerjaannya dengan baik secara kelembagaan maupun aturan, dan perundang-undangan.
Sebagaimana konsep manajemen yang telah di jelaskan di atas, ketenagaan tersebut perlu
direncanakan mulai dari bagaimana melakukan rekrutmen sampai kepada bagaimana proses
pemberhentian. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap terselenggaranya sistem
pendidikan, maka tahapan-tahapan manajemen perl dilakukan dimaksudkan untuk mendapat
ketenagaan sesuai dengan kebutuhan lembaga satuan pendidikan dan organisasi pendidikan.
Mulai dari seleksi, penempatan berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan atau organisasi,
setelah proses penempatan hal yang tidak kalah pentingnya adalah dilakukan pembinaan yang
merupakan program satuan pendidikan sesuai peraturan dan perundang-undangan, yaitu
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005, Dalam manajemen pendidik dan tenaga
kependidikan penting melakukan tindak lanjut setelah adanya penempatan yaitu program
pelaksanaan pembinaan, pengembangan karir, penghargaan, Sistem penggajian, evaluasi
kinerja dan sampai kepada pemberhentian terhadap pendidik dan tenaga kependidikan. Secara
administratif mengikuti pola dan aturan yang di keluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Badan Kepegawaian Negara. Dalam pelaksanaan program-program
tersebut di koordinasikan dengan kementerian terkait yaitu kementerian Pendidikan dan
kebudayaan bag tenaga pendidik guru dan tenaga kependidikan di level satuan pendidikan
persekolahan dan untuk tenaga dosen di koordinasikan dengan kementerian Ristek dan Dikti
penilaiannya perlu dipersiapkan.
Adapun tujuan khusus dari manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah:
tenaga pendidik disebut dengan tenaga profesional dengan sertifikasi pendidik sebagai atribut
yang melekat dan syarat kompetensi yang diharuskan sebagaimana Undang-Undang Guru dan
dosen No.I4 Tahun 2005 Kompetensi pendidik meliputi: pertama kompetensi pedagogik,
kedua kompetensi kepribadian, ketiga kompetensi sosial, keempat kompetensi profesi. Atas
dasar perbedaan bidang tugas dan fungsi dalam pelaksanaannya, maka berbeda pula sistem
pengelolaannya terutama dalam aspek-aspek yang menyangkut keahlian akademik.

a. Tujuan umum:
Memberikan pelayanan secara komprehensif kepada tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam kedudukannya sebagai pegawai dari mulai diterima menjadi pegawai,
setelah ditetapkan sebagai pegawai sampai dengan pemberhentian /masa pensiun.

b. Tujuan Khusus
a) Memberikan pemahaman terhadap pegawai tentang aturan-aturan kepegawaian yang
harus dipatuhi.
b) Memberikan pelayanan terhadap hak dan kewajiban pegawai sebagai anggota
organisasi terkait dengan pelaksanaan bidang tugas.
c) Melakukan pembinaan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan tugas untuk
kepentingan kualitas layanan organisasi.
d) Mendorong pengembangan pegawai melalui prosedur dan mekanisme sesuai dengan
profesi, bidang penugasan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
e) Menilai persiapan, pelaksanaan, dan produktivitas kinerja berdasarkan tugas dan fungsi
masing-masing ketenagaan.
f) Memberikan evaluasi secara komprehensif sebagai upaya menilai keberhasilan target
kinerja yang telah ditetapkan,
g) Melakukan tindak lanjut hail evaluasi yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan
kinerja organisasi.
h) Memberikan penghargaan atas kinerja dan prestasi yang ditunjukkan oleh tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
i) Melaksanakan tahapan proses pengembangan karir tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.

Sistem Kesejahteraan Penghargaan


Penghargaan memiliki pengertian yang luas, baik penghargaan secara materi maupun
mental spiritual. Oleh karena itu, penghargaan terhadap guru terkait erat dengan kesejahteraan
guru. Mengingat tugas guru memang termasuk yang tersulit, maka sudah selayaknya juga
memperoleh penghargaan dan kesejahteraan yang memadai bagi hidup dan kehidupannya.
Dalam kaitan itu, ada hubungan yang amat signifikan antara beratnya tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas tenaga profesional dengan besarnya gaji. Makin berat tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas tenaga profesional yang diperlukan, maka makin besar gaji yang
harus diperoleh. Gaji memang sering digunakan sebagai standar kesejahteraan pegawai, namun
itu bukan satu-satunya. Pengertian kesejateraan guru jauh lebih luas dibandingkan dengan
hanya sekadar gaji. Hal-hal yang biasanya terkait dengan faktor kesejahteraan adalah:
1. sarana dan prasarana yang cukup,
2. kontraprestasi kerja (gaji) yang memenuhi standar hidup,
3. suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman,
4. sistem kerja yang adil dan terbuka, penuh kebersamaan
5. aspirasi dan kreativitas kerja

Anda mungkin juga menyukai