Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945

menyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa

dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk

meuwujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang

sangat menentukan.

Dalam dunia pendidikan, guru adalah unsur penting yang menentukan

berhasil atau tidaknya suatu pendidikan. Semakin baik dan berkualitas seorang

guru maka pendidikan juga akan baik. Itulah mengapa, peningkatan kualitas

pendidikan harus dimulai dari gurunya terlebih dahulu. Guru yang bermutu

dan profesional, akan dapat berperan sebagai fasilitator pendidikan yang hebat

dan handal.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, guru harus menyadari bahwa

dalam melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh

dalam meningkatkan kualitas dirinya, yakni meningkatkan kompetensi dan

profesionalismenya sebagai guru.

Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi

dan profesionalisme sorang guru yaitu dengan proses pengujian yang jelas

sehingga treatment yang dilakukan akan menjadi tepat guna dan tepat sasaran.

Pengujian tersebut dilakukan pemerintah melalui kegiatan Uji Kompetensi


2

Guru (UKG).

Peningkatan kualitas seorang guru dapat juga dilakukan dengan

memahami bagaimana peraturan-peraturan guru. Dengan memahami Undang-

Undang Guru dengan baik, maka guru akan mampu mengatasi berbagai

permasalahan dalam dunia pendidikan. Secara otomatis kualitas guru akan

semakin baik dan kualitas pendidikan juga akan semakin baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian uji kompetensi guru?

2. Apa latar belakang pelaksanaan uji kompetensi guru?

3. Apa prinsip uji kompetensi guru?

4. Apa manfaat uji kompetensi guru?

5. Apa kompetensi yang diujikan dalam uji kompetensi guru?

6. Apa landasan uji kompetensi guru?

7. Apa dasar hukum pelaksanaan uji kompetensi guru?

8. Apa undang-undang yang mengatur tentang guru?

9. Apa tujuan pembuatan, kelebihan dan kekurangan undang-undang guru?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian uji kompetensi guru.

2. Untuk mengetahui latar belakang pelaksanaan uji kompetensi guru.

3. Untuk mengetahui prinsip uji kompetensi guru.

4. Untuk mengetahui manfaat uji kompetensi guru.

5. Untuk mengetahui kompetensi yang diujikan dalam uji kompetensi guru.

6. Untuk mengetahui landasan uji kompetensi guru.

7. Untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan uji kompetensi guru.

8. Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur tentang guru.


3

9. Untuk mengetahui tujuan pembuatan, kelebihan dan kekurangan undangundang

guru.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas

mata kuliah Profesi Keguruan dan untuk memberikan informasi tentang “Uji

Kompetensi Dan Undang-Undang Guru”.


4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Uji Kompetensi Guru

Uji Kompetensi Guru atau yang disebut dengan UKG adalah pengujian

terhadap penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik dalam ranah

kognitif sebagai dasar penetapan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan dan bagian dari penilaian kinerja guru.

Selain itu, Uji Kompetensi Guru juga sering diartikan sebagai suatu

kegiatan Ujian untuk mengukur kompetensi dasar tentang bidang studi

(subject matter) dan pedagogik dalam domain konten guru. Kompetensi dasar

bidang studi yang diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi (bagi guru

yang sudah bersertifikat pendidik) dan sesuai dengan kualifikasi akademik

guru (bagi guru yang belum bersertifikat pendidik). Kompetensi pedagogik

yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik ke dalam proses

pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas.

Pelaksanaan UKG bukan hanya untuk menguji keterampilan tertentu

yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi lebih dari itu, yakni untuk

dapat mengembangkan dan mendemonstrasikan kompetensi utuh dari seorang

guru. Kompetensi utuh ini mencakup penggabungan dan penerapan suatu

keterampilan, sikap dan pengetahuan yang saling bertautan.

B. Latar Belakang Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki kualifikasi


5

akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai

kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan

bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional,

guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru

memiliki perbedaan dalam penguasaan kompetensi yang disyaratkan. Untuk

mengetahui kondisi penguasaan kompetensi seorang guru harus dilakukan

pemetaan kompetensi guru melalui uji kompetensi guru. Uji kompetensi guru

(UKG) dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan guru pada

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peta penguasaan

kompetensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam

pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output UKG

difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi

pedagogik dan profesional.

UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik guru PNS maupun

bukan PNS. Pelaksanaan UKG melibatkan berbagai instansi antara lain

BPSDMPK-PMP, LPMP, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar


6

seluruh instansi yang terlibat dalam pelaksanaan UKG memiliki pemahaman

yang sama tentang mekanisme pelaksanaan UKG, maka perlu disusun

informasi yang lengkap tentang mekanisme pelaksanaan UKG tahun 2012.

C. Prinsip Uji Kompetensi Guru

Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanaan uji kompetensi guru, anatara

lain:

1. Objektif

Pelaksanaan uji kompetensi guru dilakukan secara benar, jelas, dan

menilai kompetensi sesuai dengan apa adanya.

2. Adil

Dalam pelaksanaan uji kompetensi guru, peserta uji kompetensi

guru harus diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan kultur,

keyakinan, sosial budaya, senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan

kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan tidak diskriminatif.

3. Transparan

Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan uji

kompetensi seperti mekanisme kerja, sistem penilaian harus disampaikan

secara terbuka dan dapat diakses oleh yang memerlukan.

4. Akuntabel

Pelaksaan uji kompetensi guru harus dapat dipertanggungjawabkan

baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai dengan aturan dan

prosedur yang berlaku.

5. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan


7

secara keilmuan.

6. Relevan

Rumusan kompetensi dan indikator berorientasi pada tugas dan

fungsi guru sebagai tenaga pendidik profesional yakni memiliki

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

7. Aktual dan kontekstual

Rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti perkembangan

Ipteks.

8. Fleksibel

Rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan jaman.

D. Manfaat Uji Kompetensi Guru

Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan UKG memiliki berbagai

manfaat, antara lain:

1. Sarana untuk memetakan kompetensi dan kinerja guru

Data hasil UKG kemudian akan digunakan untuk

mengelompokkan guru dan akan dijadiakan sebagai masukan untuk tindak

lanjut pembinaan dan pengembangan kompetensi guru.

2. Sarana untuk mengelompokkan guru

Pengelompokkan guru akan dilakukan sesuai dengan tingkat

pencapaian kompetensinya masing-masing.

3. Sarana pembinaan guru

Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena didapat dara

data awal yang akurat.

4. Sarana pemberdayaan guru.


8

Seperti halnya pembinaan guru, pemberdayaan guru pun

dimungkinkan lebih efektif dari data yang akurat.

5. Acuan dalam pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum akan lebih jelas dan terfokus karena

dilakukan berdasarkan data pencapian.

6. Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar.

Fokus pembenahan kegiatan belajar mengajar oleh guru akan dapat

dilakukan berdasarkan data yang didapat.

7. Alat seleksi penerimaan guru baru.

Tidak hanya guru yang sudah lebih dahulu mengabdi, tetapi juga

calon guru atau guru baru harus memiliki standar yang sama.

E. Kompetensi yang Diujikan dalam Uji Kompetensi Guru

Kompetensi yang diujikan dalam UKG yaitu:

a. Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki

dan dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik, antara lain:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu/diajarkan.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.


9

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Kompetensi kepribadian guru dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:

bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma

sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak

sesuai dengan norma.

2) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan

kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

sebagai guru.

3) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan

tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah,


10

dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan

bertindak.

4) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki

perilaku yang disegani.

5) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:

bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,

suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum

mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi

materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi

keilmuannya. Kompetensi profesional meliputi:

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung pelajaran yang dimampu.

2) Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

5) Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan,


11

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial

meliputi:

1) Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang

keluarga, dan status sosial keluarga.

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki

keragaman social budaya.

4) Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

F. Landasan Uji Kompetensi Guru

Landasan uji kompetensi guru adalah:

1. Aspek Filosofi

a. Hak masyarakat dan peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang

berkualitas.

b. Diperlukan guru yang berkualitas untuk pendidikan yang berkualitas.

c. Peserta didik harus terhindar dari proses pembelajaran yang tidak

berkualitas.

d. Membangun budaya mutu bagi guru.

e. Untuk memastikan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

f. Hakekat sebuah profesi

1) Profesi guru merupakan profesi khusus, yang memerlukan

persyaratan kompetensi yang khusus pula.

2) Kompetensi guru yang bersifat khusus itu memerlukan perlakuan


12

yang khusus pula. Uji kompetensi guru merupakan salah satu cara

untuk memberikan layanan pembinaan dan pengembangan profesi

guru yang baik kepada guru.

3) Penyandang profesi guru menerima penghargaan dan kesejahteraan

yang bersifat khusus. Karena itu perlu ada keseimbangan antara

kompetensi yang mereka miliki dengan penghargaan dan

kesejahteraan yang diterimanya.

2. Aspek Teoritis Pedagogik

a. Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas

utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan

jabatannya.

b. Pembinaan dan pengembangan profesi guru hanya dapat dilakukan

secara efektif jika berbasis pada pemetaan kompetensi guru.

c. Uji kompetensi guru berfungsi sebagai pemetaan kompetensi guru

(kompetensi pedagogik dan profesional).

d. Untuk membangun eksistensi dan martabat sebuah profesi diperlukan

mutu atau kualitas para anggota yang tergabung dalam profesi tersebut.

Mutu atau kualitas diperoleh dari upaya pengembangan keprofesian

berkelanjutan dan pengendalian yang dilaksanakan secara terus

menerus dan tersistem. Upaya pengendalian dilakukan melalui

pengujian dan pengukuran. Profesi guru akan bermutu jika secara

terus-menerus dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap

kompetensi guru melalui uji kompetensi.

e. Ukuran kinerja dapat dilihat dari kualitas hasil kerja, ketepatan waktu

menyelesaikan pekerjaan, prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan,


13

kemampuan menyelesaikan pekerjaan, dan kemampuan membina

kerjasama dengan pihak lain (T.R. Mitchell, 2008).

f. Pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan upaya

peningkatan profesionalitas guru yang didasarkan atas hasil penilaian

kinerja guru dan uji kompetensi guru.

3. Aspek Empirik Sosial

a. Pembinaan dan pengembangan profesi guru tanpa didasari atas buktibukti

empirik atas kompetensi dasar guru dapat membuat

penyelenggaraan pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam

bentuk pelatihan guru kehilangan fokus.

b. Beberapa studi membuktikan bahwa uji kompetensi guru berdampak

positif pada perbaikan kinerja guru dan peningkatan mutu pendidikan.

c. Kepercayaan masyarakat terhadap harkat dan martabat guru semakin

tinggi, dihubungkan dengan kinerja guru dan dampaknya terhadap

kualitas pendidikan.

G. Dasar Hukum Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;


14

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan

Angka Kreditnya;

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010, Nomor 14 Tahun 2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

H. Undang-Undang yang Mengatur tentang Guru

Undang–undang yang mengatur tentang guru diantaranya adalah:

1. UU No. 2 Thn 1989 - Sistem Pendidikan Nasional

2. UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 Tentang

Tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru Dan dosen,

serta tunjangan kehormatan professor.

Acuan utama dalam perundang-undangan guru dan dosen adalah UU

No. 14 tahun 2005, sehingga dalam bahasan dilakukan batasan analisa pada

UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Secara keseluruhan Undang

Undang no 14 tahun 2005 ini dapat disimpulkan bahwa UU Guru dan Dosen

terdiri dari 84 pasal. Secara garis besar, isi dari UU ini dapat dibagi dalam

beberapa bagian:
15

1. Pasal - pasal yang membahas tentang penjelasan umum (7 pasal) yang

terdiri dari:

a) Ketentuan Umum,

b) Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan, dan

c) Prinsip Profesionalitas.

2. Pasal - pasal yang membahas tentang guru (37 pasal) yang terdiri dari

a) Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi,

b) Hak dan Kewajiban,

c) Wajib Kerja dan Ikatan Dinas,

d) Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian,

e) Pembinaan dan Pengembangan,

f) Penghargaan,

g) Perlindungan,

h) Cuti, dan

i) Organisasi Profesi.

3. Pasal-pasal yang membahas tentang sanksi (3 pasal).

4. Bagian akhir yang terdiri dari Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup

(5 Pasal).

Dari seluruh pasal tersebut diatas pada umumnya mengacu pada

penciptaan Guru dan Dosen Profesional dengan kesejahteraan yang lebih baik

tanpa melupakan hak dan kewajibannya.

Dalam pasal 8 disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam

Undang-undang ini juga disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki


16

oleh guru mencakup empat hal, yaitu kompetensi profesional, kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

Sejalan dengan pasal Undang Undang ini, Oemar Hamalik mengatakan

bahwa guru professional harus memiliki persyaratan yang meliputi :memiliki

bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki keahlian yang

baik dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat, berban dan sehat, memiliki

pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru adalah manusia berjiwa

pancasila, dan seorang warga Negara yang baik.

Pasal 9: Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasa l8

diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma

empat.

Pasal 10: (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

meliputi kompetensi pedagogic ,kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial,dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kemudian dalam tugas ke profesionalannya, guru mempunyai tugas:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik

guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan


17

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Penjelasan pasal 28 ayat 3 dikemukakan bahwa kompetensi pedagogic

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.Secara pedagogis,

kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian

yang serius.Hal ini penting, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang

berhasil oleh sebagian masyarakat. Proses pembelajaran di sekolah nampak

sebagai proses mekanis yang kering aspek pedagogis atau yang biasa disebut

sebagai pendidikan gaya bank.

Dengan model pendidikan tersebut, peserta didik menjadi kerdil, pasif,

dan tidak dapat berkembang secara optimal karena pilihan-pilihannya

cenderung dipaksakan oleh guru (berpusat pada guru). Padahal sebagai agen

pembelajaran, guru tidak hanya bertugas dalam transformasi ilmu pengetahuan

saja, tetapi ia juga harus berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan

inspirator bagi peserta didik.

Karena sedemikian banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

sehingga pemerintah menetapkan diwajibkannya guru mengikuti proses

sertifikasi dan uji kompetensi. Pasal 8 menyebutkan : ”Guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional”.

Untuk menjamin dilaksanakannya sertifikasi maka pemerintah (pusat)

dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan

kualifikasi dan sertifikasi pendidik bagi semua guru, baik guru yang diangkat

oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh

masyarakat (Pasal 13).


18

Guru yang telah memenuhi syarat tersebut maka ia akan lebih mudah

menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagaimana tertera dalam pasal 20

yaitu berkenaan dengan perencanaan sampai evaluasi pembelajaran,

meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya seiring perkembangan zaman,

dan menjaga obyektivitasnya terhadap peserta didik.

Jika seluruh syarat dan kewajiban telah terpenuhi maka guru berhak

mendapatkan berbagai fasilitas gaji, tunjangan, dan bentuk kemaslahatan

lainnya. Hal ini secara panjang lebar dimuat dalam 11 item sebagai bentuk

penghargaan pemerintah dan masyarakat terhadap guru (pasal 14-19). Di

samping itu guru juga diberi jaminan perlindungan ketika menjalankan

tugasnya, serta kesempatan membina dan mengembangkan kompetensinya

dengan anggaran dari pemerintah

I. Tujuan Pembuatan, Kelebihan dan Kekurangan Undang-Undang Guru

a. Tujuan Pembuatan Undang-Undang Guru

Tujuan pembuatan undang-undang guru antara lain:

1. Mengangkat harkat, citra dan martabat guru.

2. Meningkatkan tanggung jawab profesi guru sebagai pengajar,

pendidik, pelatih, pembimbing dan manajer pembelajaran.

3. Memberdayakan dan mendayagunakan profesi guru.

4. Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi

guru.

5. Meningkatkan mutu pelayanan dan hasil pendidikan.

6. Mendorong peran serta masyarakat dan kepedulian terhadap guru.

b. Kelebihan Undang-undang Guru

Kelebihan undang-undang guru antara lain:


19

1. Kesejahteraan guru terjamin.

2. Guru mendapatkan penghargaan yang layak untuk pengabdiannya

terhadap bangsa dan Negara Indonesia

3. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik guru karena harus memenuhi

standar yang telah ditetapkan.

4. Guru bisa lebih professional dengan tanggung jawab yang besar.

c. Kekurangan Undang-Undang Guru

Kekurangan undang-undang guru antara lain:

1. Sertifikasi atau tunjangan untuk Guru belum merata, khususnya bagi

Guru yang hampir memasuki usia pensiun. Mereka belum mengerti

benar akan sistematika program sertifikasi dari pemerintah ini. Serta

Guru tersebut harus mengikuti ujian-ujian yang dirasa sulit untuk usia

tersebut dan ujian itu menggunakan alat-alat IT seperti komputer dan

Internet yang belum tentu mereka kuasai.

2. Undang-undang guru cenderung menguntungkan guru PNS, sementara

itu di Indonesia guru non PNS jumlahnya sangat banyak serta

mengemban tugas dan tanggung jawab yang sama dengan guru PNS.

3. Jumlah peminat profesi guru meningkat demi mengejar status

sertifikasi.

4. Sebagian guru yang telah diberikan amanat penting oleh pemerintah

justru menyepelakan. Contohnya, ketika diadakan sidak banyak

guru yang tidak tertib, pada jam kerja banyak pula PNS khususnya

guru yang jalan-jalan di pusat perbelanjaan atau tempat rekreasi

lainnya.
20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Uji Kompetensi Guru atau yang disebut dengan UKG adalah pengujian

terhadap penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik dalam ranah

kognitif sebagai dasar penetapan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan dan bagian dari penilaian kinerja guru.

2. Untuk mengetahui kondisi penguasaan kompetensi seorang guru harus

dilakukan pemetaan kompetensi guru melalui uji kompetensi guru. Uji

kompetensi guru (UKG) dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan

guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi.

3. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan uji kompetensi guru, anatara lain:

objektif, adil, transparan, akuntabel, ilmiah, relevan, aktual dan

kontekstual, serta fleksibel.

4. Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan UKG memiliki berbagai

manfaat, antara lain sebagai: sarana untuk memetakan kompetensi dan

kinerja guru, sarana untuk mengelompokkan guru, sarana pembinaan guru,

sarana pemberdayaan guru, acuan dalam pengembangan kurikulum, alat

untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar, dan alat seleksi penerimaan

guru baru.

5. Kompetensi yang diujikan dalam UKG yaitu: kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan ompetensi sosial.

6. Landasan uji kompetensi guru adalah: aspek filosofi, aspek teoritis

pedagogik, dan aspek empirik sosial.

7. Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah:


21

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, dan lain-lain.

8. Acuan utama dalam perundang-undangan guru dan dosen adalah UU No

14 tahun 2005 yang terdiri dari 84 pasal.

9. Undang-undang guru memiliki tujuan pembuatan, memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan.

B. Saran

Berdasarkan isi dari makalah ini diharapkan kepada semua guru dan

para calon-calon guru agar memiliki pemahaman yang luas, baik dan benar

tentang Uji Kompetensi Guru dan Undang-Undang Guru. Hal tersebut

betujuan untuk peningkatan kualitas guru dan tentunya untuk peningkatan

kualitas pendidikan di negara kita yang tercinta ini, Negara Republik

Indonesia.
22

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2018. Uji Kompetensi Guru. Tersedia pada:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Uji_kompetensi_guru (diakses pada

tanggal 4 Maret 2020).

Ningsih, Widya. 2017. Makalah Uji Kompetensi Guru. Tersedia pada:

http://widyaningsihokta.blogspot.com/2017/10/makalah-uji-kompetensiguru.

html?m=1 (diakses pada tanggal 4 Maret 2020).

Gmb Indonesia. 2019. Kompetensi Guru. Tersedia pada: https://gmbindonesia.

com/2019/03/07/kompetensi-guru-2/ (diakses pada tanggal

4 Maret 2020).

Marnes, Mas. 2015. Prinsip-prinsip yang Harus Diperhatikan dalam

Pelaksanaan UKG. Tersedia pada:


www.marneskliker.com/2015/10/prinsipprinsip-

yang-harus-diperhatikan.html?m=1 (diakses pada tanggal 4Maret

2020).

Panitia Sertifikasi Guru. 2015. Prinsip-prinsip Peningkatan Kompetensi Guru dan

Karir. Tersedia pada: http://sergur.untad.ac.id/2015/03/prinsip-


prinsippeningkatan-

kompetensi-guru-karir/ (diakses pada tanggal 6 Maret 2020).

Noviyandi, Herman. 2017. Uji Kompetensi Guru. Tersedia pada:

https://hermannoviyandiwork.blogspot.com/2017/10/uji-kompetensiguru.

html?m=1 (diakses pada tanggal 4 Maret 2020).

Lintas Tangsel. 2015. Uji Kompetensi Guru (UKG): Pengertian, Fungsi dan

Tujuan, Latar Belakang Dan Dasar Hukum UKG Serta Contoh Soal

UKG. Tersedia pada: https://lintas-tangsel.blogspot.com/2015/11//ujikompetensi-

guru-ukg-pengertian.html?m=1 (diakses pada tanggal 4


23

Maret 2020).

Dikmenbkl. 2011. Pentingnya Uji Kompetensi Guru. Tersedia pada:

https:/dikmenbangkalan-wordpress-

com.cdn.ampproject.org/v/s/dikmenbangkalan.wordpress.com/2011/04/06/

ptentingnya-uji-kompetensi guru/amp?amp (diakses pada tanggal

4 Maret 2020).

Makalah ini. 2016. Uji Makalah-UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen..

Tersedia pada:https://makalahiainibpadang.blogspot.com/2016/04/maklahuu-

no14-tahun-2005-tentang-guru.html?m=1 (diakses pada tanggal

4 Maret 2020).

Mansur. 2016. Makalah Menganalisis UU Guru dan Dosen. Tersedia pada:

http://menzour.blogspot.com/2016/03/makalah-menganalisis-uu-guru-dandosen.

html?m=1 (diakses pada tanggal 4 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai