PENDAHULUAN
penting yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat
promosi tidak dianggap bagian dari pergantian karyawan karena mereka tidak
Seperti yang terjadi pada PT. Indo Stationary Ritel Utama yang bergerak
1
2
berikut:
Tabel 1.1
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
karyawa Turnove
Tahun karyawan karyawan karyawan
n yang r Rate
awal tahun yang masuk akhir tahun
keluar
2016 185 40 36 189 2.13%
2017 189 52 41 200 5,6%
2018 200 55 40 215 7,22%
Sumber: PT. Indo Stationary Ritel Utama
Rumus Turnover
= ( Jumlah karyawan masuk – Jumlah karyawan keluar)
½ ( Jumlah Karyawan awal tahun + Jumlah karyawan akhir tahun)
Berdasarkan tabel 1.1, terlihat bahwa jumlah turnover pada PT. Indo
Stationary Ritel Utama selama tiga tahun semakin mengalami peningkatan, yaitu
dari 2,13% pada tahun 2016 menjadi 7,22% pada tahun 2018. Ketika turnover ini
terjadi dan relatif meningkat akan memberikan dampak yang negatif terhadap
pengganti dan melakukan pelatihan bagi karyawan yang baru masuk. Keluarnya
karyawan berarti mengakibatkan ada posisi yang kosong dan harus segera diisi,
selama posisi tersebut belum ada yang menggantikan akan ada pekerjaan yang
tidak sesuai dengan tugas yang semestinya. Keadaan ini mengisyaratkan bahwa
dibutuhkan adanya teknik pengelolaan sumber daya manusia yang baik didalam
suatu organisasi maupun perusahaan guna mencapai tujuan yang ini dicapai
3
(Soelton dan Atnani, 2018). Perilaku yang dapat memicu peningkatan terjadinya
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ditempat lain, serta keinginan karyawan
Jika peluang pindah kerja tidak ada atau yang ada hanyalah sebuah
perusahaan tidak lebih menarik, hal ini berdampak pada ketidakstabilan secara
dengan cara sering bolos kerja, datang terlambat, kurang antusias atau kurang
memiliki keinginan untuk berusaha dengan baik. Oleh karena itu penting untuk
dapat terikat dengan, burnout, stres kerja, beban kerja dan kepuasan kerja.
bahwa semakin tinggi tingkat burnout pada karyawan maka akan semakin
kurangnya tanggung jawab loyalitas terhadap perusahaan dan tentu saja akan
seperti yang telah disebutkan di atas, selain akan memberikan kontribusi yang
dinilai negatif juga akan mempengaruhi terhadap tingkat kepuasan kerja mereka
sehingga frekuensi pengunduran diri mereka dari perusahaan akan semakin tinggi.
Tabel 1.2
Data rekap Absensi April 2018 – Maret 2019
TanpaKeteranga
Bulan Sakit Ijin Terlambat
n
April 13% 11% 42% 34%
Mei 16% 13% 40% 31%
Juni 12% 25% 45% 18%
Juli 15% 25% 39% 21%
Agustus 15% 20% 40% 25%
September 20% 18% 38% 24%
Oktober 10% 22% 45% 23%
November 15% 19% 42% 24%
Desember 12% 15% 43% 30%
Januari 13% 24% 43% 20%
Februari 12% 18% 45% 25%
Maret 15% 20% 45% 20%
Sumber: Data PT. Indo Stationary Ritel Utama Tahun 2018-2019
tanpa keterangan berada tertinggi dari pada sakit dan ijin, hal ini mengindikasikan
karyawan sudah berada pada level Burnout. Dengan kata lain bahwa kondisi stress
yang disebabkan adanya konflik peran yang terus menerus akan memacu
timbulnya suatu kondisi burnout yang berdampak negatif terhadap job outcomes.
PT. Indo Stationary Ritel Utama selama tiga tahun semakin mengalami
peningkatan, yaitu dari 2,13% pada tahun 2016 menjadi 7,22% pada tahun 2018.
Pada karyawan yang berada diperusahaan PT. Indo Stationary Ritel Utama setelah
5
pekerjaan yang harus dilakukan serta tekanan pekerjaan yang harus diselesaikan
segera, sedangkan motivasi yang diberikan kepada karyawan masih kurang. Hal
karyawan tidak dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien. Jika
keadaan ini dibiarkan berlangsung lama, salah satu faktor yang menyebabkan
Tabel 1.3
Target Perusahaan PT. Indo Stationary Ritel Utama 2017-2018
2017 2018
Bulan Target Omset Pencapaian Bulan Target Omset Pencapaian
Januari 2,353,539,956 1,994,532,710 Januari 2,134,150,000 1,886,688,280
Febuari 2,132,068,328 1,747,111,410 Febuari 1,869,409,209 1,705,722,852
Maret 1,958,559,542 1,665,209,550 Maret 1,784,401,711 1,754,497,123
April 1,835,206,590 1,485,794,480 April 1,578,054,627 1,493,039,419
Mei 1,840,882,355 1,250,840,440 Mei 1,345,622,627 1,451,571,431
Juni 1,607,162,760 1,341,032,840 Juni 1,422,491,634 1,382,230,692
Juli 4,325,308,995 3,722,056,880 Juli 3,948,816,283 3,573,940,063
Agustus 2,403,281,265 1,950,938,900 Agustus 2,070,734,974 1,805,259,221
Septembe Septembe
r 1,989,482,355 1,916,567,590 r 2,033,628,327 1,916,732,738
Oktober 1,948,172,487 1,798,461,791 Oktober 1,906,369,498 1,778,441,587
November 1,859,485,313 1,807,755,616 November 1,916,220,953 1,722,924,676
Desember 1,831,829,891 1,714,976,090 Desember 1,817,874,655 1,662,018,391
26,084,979,83 22,395,278,29 22,133,066,47
TOTAL 7 7 TOTAL 23,827,774,498 3
Sumber: Pra Survey PT. Indo Stationary Ritel Utama Tahun 2019
Berdasarkan tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa pada PT. Indo Stationary
Ritel Utama dalam 2 tahun terakhir tidak berhasil mencapai target yang
diinginkan. Hal ini mengindikasikan penyebab stress kerja yang terjadi di PT.
& Perere (2016), juga menemukan bahwa stres kerja berpengaruh positif terhadap
turnover intention. Dalam jangka pendek jika stres kerja dibiarkan dan tidak
kinerja karyawan dan karyawan tidak dapat bekerja secara optimal. Sedangkan
dalam jangka panjang, karyawan yang tidak dapat mengendalikan tingkat stres
kerjanya akan membuat karyawan sakit atau bahkan mengundurkan diri dari
intention adalah beban kerja. Beban kerja menjadi salah satu faktor penyebab
tingginya tingkat rasa intensi turnover, beban kerja sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus dikerjakan karyawan dalam jangka waktu tertentu dan
merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena beban kerja
26,000,000,000
25,000,000,000
24,000,000,000
23,000,000,000
Series1
22,000,000,000
21,000,000,000
20,000,000,000
2015 2016 2017 2018
Gambar 1.1
Kinerja Perusahaan PT. Indo Stationary Ritel Utama 2015-2018
7
Berdasarkan grafik 1.1 kinerja yang dicapai PT. Indo Stationary Ritel
Utama mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini dapet terjadi karena
beberapa faktor diantaranya beban kerja yang tinggi diberikan kepada karyawan.
harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali
beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Serta
disebabkan karyawan dalam suatu perusahaan yang memiliki kepuasan kerja akan
organisasi serta memiliki keinginan yang rendah untuk keluar dari perusahaan
dirasakan oleh para karyawan. Karyawan merasakan beban kerja yang diberikan
Tabel 1.4
Hasil Pra Survey
Indikator Ya Tidak
Dalam menjalankan pekerjaan, saya ditekan dengan
banyak peraturan. 9 6
Saya selalu dikejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
sampai selesai. 10 5
Kerja keras saya tidak sebanding dengan hasil yang saya
terima. 9 6
Perusahaan menetapkan target yang terlalu tinggi
sehingga memberatkan saya. 10 5
Saya Merasa memiliki kemampuan yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan saya. 4 11
Saya tidak pernah berpikir keluar dari perusahaan tempat
saya bekerja saat ini. 9 6
Tugas yang diberikan perusahaan membebani karyawan 12 3
Waktu kerja yang diberikan oleh perusahaan untuk
menyelesaikan pekerjaan 10 5
Karyawan merasa waktu istirahat yang diberikan kurang
dari seharusnya. 7 8
Ketidakpuasan karyawan menjadi beban dalam bekerja. 9 6
Sumber: Pra Survey PT. Indo Stationary Ritel Utama Tahun 2019
Berdasarkan tabel pra survey 1.4 dapat disimpulkan bahwa pada PT. Indo
Stationary Ritel Utama stres kerja muncul pada saat karyawan tidak mampu
memenuhi tuntutan yang diberikan perusahaan. Stres kerja dapat disebabkan oleh
adanya tugas yang terlalu banyak, supervisor yang kurang membantu, terbatasnya
khususnya jika hal tersebut tidak umum, konflik peran dan target perusahaan yang
tidak tercapai. Dan beban kerja yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat
yang tinggi, sehingga karyawan tidak dapat menyelesaikan tugas pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu. Karyawan merasa apabila diberikan beban kerja dengan
waktu tertentu akan membebani karyawan dan pekerjaan yang dilakukan tidak
kerja yang diberikan serta sikap seseorang terhadap pekerjaannya, dan hubungan
bepengaruh negatif terhadap turnover intention. Hal ini bermakna bahwa apabila
diatas, maka perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Burnout, Stres
kerja, Beban Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Turnover Intention Karyawan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Peneliti
2. Kontribusi Penelitian
a. Kontibusi Akademik
manusia.
11
b. Kontribusi Praktik
A. Kajian Pustaka
bisnis, adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering
nilainya sendiri.
12
13
1. Tujuan Organisasional
2. TujuanFungsional
14
organisasi.
3. TujuanSosial
4. Tujuan Personal
1. Perencanaan (Planing)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengarahan (Directing)
4. Pengendalian (Controlling)
6. Pengembangan (Development)
7. Kompensasi (Compensation)
16
8. Pengintegrasian (Integration)
menguntungkan.
9. Pemeliharaan (Maintenance)
karyawannya.
satu sama lain. Apabila terdapat ketimpangan dalam salah satu fungsi
17
2. Turnover intention
sebagai kadar atau intensitas dari keinginan seseorang untuk keluar dari
perusahaan.
a. Usia
b. Lama Kerja
perusahaan.
turnover intention.
20
e. Kepuasan Kerja
to leave.
f. Budaya perusahaan
pekerjaan.
pergantian karyawan.
1. Diberhentikan
2. Berhenti sendiri
1) Faktor Eksternal
a) Aspek Lingkungan
b) Aspek Individu
Dalam aspek ini, usia muda, jenis kelamin dan masa kerja
2) Faktor Internal
a) Budaya Organisasi
menimbulkan turnover.
26
b) Gaya kepemimpinan
c) Kompensasi
d) Kepuasan Kerja
e) Karir
3. Burnout
sejak lama, tetapi pada tahun 1974 permasalahan burnout baru menjadi
bahan kajian oleh para ahli psikologi. Istilah burnout pertama kali
perasaan letih (secara fisik dan mental) yang mungkin muncul saat
seseorang mengalami stress yang terlalu parah dalam jangka waktu yang
lama.
burnout perasaan putusasa dan tidak berdaya, yang diakibatkan oleh stress
karyawan, diantaranya:
28
a. Beban Kerja
b. Kekurangan control
c. Ketidakcukupan Upah
burnout.
f. Nilai Konflik
kepribadian.
1. Faktor Demografi
a. Usia
berusia lebih tua umum nya matang dan stabil sehingga memiliki
b. Jenis Kelamin
30
c. Status Pernikahan
mengalami burnout.
2. Faktor Organisasional
lain :
a. Beban Kerja
b. Konflik Peran
31
Konflik peran terjadi pada saat adanya tuntutan yang tidak sejalan
c. Ambiguitas Peran
antara lain :
c. Perilaku tipe A
burnout.
berikut:
tersinggung.
disekitarnya.
4. Stres Kerja
seseorang karyawan.
kepadanya.
dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan atau sumber daya yang terkait
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Organisasional
a. Tuntunan Tugas
b. Tuntutan Peranan
c. Tuntuan Interpersonal
kerja.
3. Faktor Pribadi
1. Tuntutan Tugas
2. Tuntutan Peran
suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam suatu organisasi.
3. Struktur Organisasi
Apabila bentuk dan struktur organisasi kurang jelas dan terjadi dalam
jangka waktu yang cukup lama, maka hal tersebut dapat menjadi
sumber stres. Posisi individu dalam suatu struktur organisasi juga dapat
4. Sikap Pimpinan
berdampak negatif.
5. Beban Kerja
pada batas waktu tertentu. Sedangkan menurut Hart dan Staveland, dalam
menimbulkan stres. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat keahlian yang
dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula dapat
tumpuk tugasnya dan ada pejabat atau karyawan yang sedikit beban
faktor yaitu:
1. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja,
seperti:
a. Tugas
sebagianya.
b. Organisasi Kerja
kerja.
psikologis.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah aktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari
2. Beban usaha mental (mental effort load), yang berarti banyaknya usaha
6. Kepuasan Kerja
terhadap pekerjaannya.
karyawan akan merasa nyaman dan tinggi loyalitas nya pada perusahaan
selama kerja.
yang diperolehnya.
kepuasan.
terhadap kerja.
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pension atau perumahan
Teori tentang kepuasa nkerja yang cukup dikenal dalam Sunyoto (2012:
26) adalah:
oleh Adam yang mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau
ketidakadilan.
3. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory) dari Herzberg. Teori ini
dengan usaha lebih keras tersebut adalah promosi jabatan dan gaji
kerja, yaitu :
jawab.
Berapa besar imbalan financial yang diterima dan seberapa besar hal itu
Seberapa besar rekan kerja terampil secara teknis dan secara sosial
memberi dukungan.
7. Penelitian Terdahulu
hasil t hitung sebesar -4,427 dan signifikan sebesar 0,000, stres kerja
hasil t hitung sebesar 4,865 dan signifikan sebesar 0,000, burnout terbukti
hitung sebesar 11,566 dan signifikan sebesar 0,000, dan kepuasan kerja,
turnover intention .
Utama (2017), dengan judul Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja dan
kuesioner dan pengukuran data menggunakan skala likert dan alat analisis
tinggi stres yang dirasakan karyawan maka semakin besar pula turnover
intention, dan semakin baik kepuasan dan iklim organisasi maka turnover
0,009. Serta nilai R Square 37,5% yang berarti variabel stress kerja
50
intention dengan nilai t hitung sebesar 0,445 dan signifikan 0,660 lebih
terhadap turnover intention dengan nilai t -2,356 dan sig 0,000. Variabel
dengan nilai t -3,732 dan sig 0,001. Dan variabel stres kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap turnover intention dengan nilai t 4,311 dan sig
0,000.
9. Berdasarkan penelitian Laksmi Sito Dwi Irvianti dan Renno Eka Verina
(2015), dengan judul Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan
Metode yang digunakan ialah regresi sederhana dan regresi berganda. Dari
terhadap turnover intention. Secara simultan ketiga stres kerja, beban kerja
adalah seluruh karywan PT. Wika Realty Manado terdiri dari 56 karyawan.
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari stres
karyawan.
Kepuasan Kerja dan Stres Kerja terhadap Turnover Intention (Studi Pada
Populasi yang digunakan sebanyak 1200 dan sample 550 dengan teknik
analisis data anaslisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil
turnover intention.
12. Berdasarkan penelitian Amany, T. J., Nasir, A., & Idrus, R. (2016) dengan
(Studi pada KAP di Jakarta dan Bandung) dengan populasi sebanyak 1300
orang dan sampel 120 orang dengan teknik sampling pengumpulan data
turnover intention.
Farlane S Rumokoy (2018) dengan judul The Effect Of The Job Stress,
turnover intention.
turnover intention.
turnover.
B. Kerangka Pemikiran
turnover intention.
Intention
Tulangowet. al. (2018), dengan judul The Effect of Job Stress, Work
at PT. Wika Realty Manado), hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
karyawan.
Intention
judul Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
turnover intention.
58
dengan baik.
Intention
sasaran dan tujuan organisasi serta memiliki keinginan yang rendah untuk
turnover intention.
Turnover Intention.
Burnout
X1
X2 Y
59
Stres Kerja
Beban Kerja X3
X4
Kepuasan Kerja
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan maret 2019 sampai desember
maksimal sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Indo
Stationary Ritel Utama beralamat Jl. Letjen S Parman Kav 76 Slipi Palmerah
Jakarta Barat DKI Jakarta, RT.6/RW.3, Slipi, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat,
B. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) desain penelitian umum nya terbagi atas 3 ( tiga)
Penelitian eksploratif adalah jenis penelitian yang berusaha mencari ide-ide atau
60
61
ini.
1. Definisi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari hingga diperolehin formasi tentang hal tersebut,
seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” anatara satu orang dengan
orang yang lainnya atau dengan satu obyek dengan obyek lain (Sugiyono, 2014).
Pada penelitian ini variabel yang diamati terdapat dua macam, yaitu variable
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas (Sugiyono,
2014). Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah Burnout,
62
Streskerja, Beban Kerja dan Kepuasan Kerja, sementara variable dependen adalah
Turnover Intention.
a. Burnout
b. Stres Kerja
c. Beban Kerja
waktu tertentu.
d. Kepuasan Kerja
e. Turnover Intention
2. Operasional Variabel
penelitian:
Tabel 3.1
pekerjaan
Kepuasan 1. Gaji yang dibayar
terhadap gaji secara tidak adil
2. Gaji dibayar tidak
tepat waktu Ordinal
3. Penghasilan yang
diperoleh dapat membuat
semangat kerja meningkat
Kepuasan 1. Kesempatan yang adil
terhadap promosi dalam promosi
2. Kesempatan promosi
menambah semangat
Ordinal
dalam bekerja
3. Puas dalam kesempatan
untuk memperoloh
promosi kenaikan jabatan
Kepuasan 1. Merasa nyaman
terhadap bekerja karena atasan
pengawasan memperhatikan kondisi
(Supervisi) bawahannya
2. Pimpinan memberikan Ordinal
dukungan pada karyawan
3. Hubungan atasan
dengan karyawan sangat
baik
Kepuasan 1. Rekan kerja bisa diajak
terhadap rekan bekerjasama dengan baik
kerja
2. Menikmati bekerja
disini karena teman-teman Ordinal
yang menyenangkan
3. Rekan kerja selalu
memberikan dukungan
Sumber :Issa et. al, (2013)
67
Tabel 3.5
Definisi Operasional Variabel
Turnover Intention
Variabel Dimensi Indikator Skala
Turnover Faktor 1. Mendapat kesempatan
Intention Eksternal ditempat lain. Penyesuaian
gaji dengan masa kerja.
Ordinal
2. Keinginan untuk
berkembang dan
meningkatkan potensi diri.
Faktor 1. Suasana yang sudah
Internal tidak nyaman.
2. Tidak puas dengan
sikap dan tingkah laku
atasan.
3. Tingkat kompensasi
Ordinal
yang tidak semestinya.
4. Tidak adanya kejelasan
dengan sistem kerja.
5. Tidak ada kesempatan
untuk peningkatan jenjang
karir.
Sumber: Mobley (2011)
D. Skala Pengukuran
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
Tabel 3.6
Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber :Sugiyono (2014)
1. Populasi Peneltian
generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
Populasi yang digunakan adalah PT. Indo Stationary Ritel Utama yaitu sejumlah
134 karyawan.
2. Sampel Penelitian
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dari populasi yang ada, ukuran,
sebagaiberikut:
N
n=
1 + N.e2
N = Ukuran Populasi
134
n=
1 + 134 (0.05)2
= 100,374 dibulatkan menjadi 100 responden
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Component atau
menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.2.8 PLS. PLS
(Partial Least Square) adalah model alternative daricovariance based SEM. PLS
dapat digunakan untuk menkofirmasi teori, selain itu dapat digunakan untuk
menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variable laten. Seperti dinyatakan
70
oleh Ghozali (2014) PLS (Partial Least Square) merupakan metode analisis yang
powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi, data tidak harus
variabellatennya.
x= Λ x ξ+ ε x
y= Λ y η+ε y
a. Convergent Validity
(2014), suatu indicator dikatakan mempunyai valid yang baik jika lebih
71
besar dari 0.70, sedangkan pada nilai loading factor 0,50 sampai 0,60
dianggap cukup.
b. Discriminant Validity
mereka lebih baik dari pada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk
menghitung AVE
Σ ʎi 2
AVE=
Σ ʎ i + Σ i var (ε i)
2
c. Composite Reliability
penelitian ini telah konsisten, jika pada seluruh variable nilai composite
a. Nilai R-square
yang kedua dapat dilihat dari hasil R square untuk variable laten
relevance.
retail stationery atau alat-alat tulis yang terdiri dari alat tulis sekolah (ATS), alat
tulis kantor (ATK), peralatan lukis (GRAFIS) dan alat tulis lainnya. PT.Indo
Stationery Ritel Utama biasa disingkat ISRU berdiri sejak tahun 1992 didirikan
oleh Iwan Iman. PT. ISRU itu sendiri bergerak dibidang stationery nekerja sama
dengan toko buku Gramedia sebagai distributor perlengkapan alat-alat tulis kantor
dan alat-alat tulis sekolah. Cabang yang pertama kali buka ialah Gramedia
matraman. Produk pertama kali yang disdistribusikan ialah merk Rotring sperti
dengan kebutuhan pelajar dan mahasiswa serta para perusahaan untuk melengkapi
peralatan dikantornya. Hingga saat ini PT. ISRU telah memiliki 6 cabang
stationery didalam dan luar kota diantaranya Pondok Indah Mall, Gandaria City,
Puri Indah Mall, BSD Serpong, Bandung Indah Plaza dan Jayapura Mall.
74
75
Misi :
B. Analisis Deskriptif
1. Karakteristik Responden
PT. Indo Stationary Ritel Utama. Untuk mendapatkan gambaran umum responden
yang lebih jelas maka data akan disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Laki-laki 42 46,2 46,2 46,2
Valid Perempuan 58 53.8 53.8 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Kuesioner (2019)
bahwa dari 100 responden terdiri dari 46,2% responden laki-laki dan 53,8%
responden perempuan yang bekerja sebagai karyawan di PT. Indo Stationary Ritel
Utama.
76
dibawah ini:
Tabel 4.2
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa dari 100
responden yang memiliki jumlah tertinggi adalah responden dengan usia diantara
21-25 tahun yaitu sebanyak 51 responden atau sebesar 52,7% dan terendah adalah
responden dengan usia <20 tahun yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar 6,0%.
Secara umum karyawan di PT. Indo Stationary Ritel Utama berada pada usia
produktif.
Tabel 4.3
77
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
SMA/Sederajat 12 8,1 8,1 8,1
Akademi 32 37,9 37,9 46,0
Valid Sarjana 50 50,8 50,8 96,8
Lainnya 6 3,2 3,2 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Kuesioner (2019)
Berdasarkan pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 100 responden yang
Tabel 4.4
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
<1 tahun 11 12,3 12,3 12,3
1-5 tahun 52 44,7 44,7 57,0
Valid 5-10 tahun 30 36,1 36,1 93,1
>10 tahun 7 6,9 6,9 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Kuesioner (2019)
78
Berdasarkan pada Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa dari 100 responden
yang terbanyak adalah responden dengan lama bekerja 1-5 tahun yaitu sebanyak
dengan lama bekerja >10 tahun yaitu sebanyak 7 responden atau sebesar 6,9%.
tertinggi, nilai terendah, dan standar deviasi dari variabel yang digunakan dalam
penelitian. Dari statistik yang didapat dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Tabel 4.5
Uji Deskriptif Jawaban Kuesioner Berdasarkan Variabel Burnout
Std.
No Pernyataan N Mean
Deviation
Saya sering terkena serangan sakit
1 kepala akibat pekerjaan yang saya 100 4,17 0,942
kerjakan.
Saya merasakan hilangnya nafsu
2 makan ketika mengingat tuntutan kerja yang 100 3,57 0,754
harus dikerjakan.
Karena banyaknya pekerjaan saya
3 100 3,31 0,431
merasakan depresi.
79
memiliki nilai mean tertinggi yang terdapat pada pernyataan “Saya sering terkena
serangan sakit kepala akibat pekerjaan yang saya kerjakan” yaitu sebesar 4,17
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,942, sedangkan untuk nilai mean terendah
Tabel 4.6
Uji Deskriptif Jawaban Kuesioner Berdasarkan Variabel Stres Kerja
Std.
No Pernyataan N Mean
Deviation
1 Saya harus bekerja lebih cepat lagi dalam 100 3,31 0,441
80
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat instrumen untuk variabel Stres Kerja
memiliki nilai mean tertinggi yang terdapat pada pernyataan “Saya memperoleh
peralatan kerja yang memadai untuk bekerja” yaitu sebesar 3,85 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,905, sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada
pernyataan “Saya memiliki beban kerja yang berlebihan” yaitu sebesar 2,99
Tabel 4.7
Uji Deskriptif Jawaban Kuesioner Berdasarkan Variabel Beban Kerja
Std.
No Pernyataan N Mean
Deviation
Karyawan selalu mendapatkan tugas dan jam
1 kerja tambahan yang melewati jam pulang 100 3,51 0,640
kerja (lembur).
Karyawan merasa kurangnya waktu dalam
2 menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak 100 3,77 0,823
mempunyai waktu luang.
Saya merasa pekerjaan saya harus dilakukan
3 100 3,86 0,913
secepat mungkin.
Tugas yang saya terima dikerjakan dengan
4 100 3,90 0,933
tepat waktu.
Pekerjaan yang saya lakukan tidak
5 100 3,39 0,420
memerlukan konsentrasi tinggi.
Saya siap menerima segala bentuk tugas
6 100 3,40 0,536
yang diberikan dariatasan.
Tugas yang diberikan sesuai dengan beban
7 100 3,07 0,260
pekerjaan saya.
Sumber: data diolah dari kuesioner, 2019
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat instrumen untuk variabel Beban Kerja
memiliki nilai mean tertinggi yang terdapat pada pernyataan “Tugas yang saya
terima dikerjakan dengan tepat waktu” yaitu sebesar 3,90 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0,933 , sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada
pernyataan “Tugas yang diberikan sesuai dengan beban pekerjaan saya” yaitu
Tabel 4.8
Uji Deskriptif Jawaban Kuesioner Berdasarkan Variabel Kepuasan Kerja
Std.
No Pernyataan N Mean
Deviation
Saya bangga dengan hasil pekerjaan saya
1 100 3,78 0,801
sendiri.
Saya merasa dibayar secara adil sesuai
2 100 3,22 0,337
pekerjaan yang saya lakukan
Adanya kesempatan promosi jabatan dari
3 100 3,60 0,713
perusahaan menambah semangat kerja saya.
Hubungan atasan dengan karyawan sangat
4 100 3,51 0,649
baik.
Rekan kerja saya bisa diajak bekerjasama
5 100 3,83 0,919
dengan baik.
Rekan kerja saya selalu memberikan dukungan
6 100 3,59 0,608
kepada saya.
Sumber: data diolah dari kuesioner, 2019
Kerja memiliki nilai mean tertinggi yang terdapat pada pernyataan “Rekan kerja
saya bisa diajak bekerjasama dengan baik” yaitu sebesar 3,83 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0,919, sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada
pernyataan “Saya merasa dibayar secara adil sesuai pekerjaan yang saya lakukan”
Tabel 4.9
Uji Deskriptif Jawaban Kuesioner Berdasarkan Variabel Turnover Intention
Std.
No Pernyataan N Mean
Deviation
Saya pernah mendapatkan kesempatan bekerja
1 100 3,66 0,701
ditempat lain.
Gaji yang saya peroleh tidak sesuai dengan
2 100 3,31 0,426
masa kerja saya.
Saya berkeinginan untuk berkembang dan
3 100 4,09 0,911
meningkatkan potensi diri.
Suasana yang saya rasakan diperusahaan sudah
4 100 3,52 0,622
tidak nyaman.
Saya sudah tidak puas dengan sikap dan
5 100 3,63 0,736
tingkah laku atasan.
Kompensasi yang saya dapatkan tidak sesuai
6 100 3,42 0,553
dengan semestinya.
Saya merasa tidak adanya kejelasan dalam
7 100 3,70 0,872
sistem kerja.
Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk
8 100 3,46 0,570
meningkatkan jenjang karir.
Sumber: data diolah dari kuesioner, 2019
Intention memiliki nilai mean tertinggi yang terdapat pada pernyataan “Saya Saya
4,09 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,911 , sedangkan untuk nilai mean
terendah terdapat pada pernyataan “Gaji yang saya peroleh tidak sesuai dengan
masa kerja saya” yaitu sebesar 3,31 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,426.
84
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score dengan construct score
yang dihitung. Indikator individu dianggap valid jika memiliki nilai korelasi di
atas 0,70. Namun riset pengembangan skala, loading factor 0,50 sampai 0,60
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Convergent Validity
Outer
Variabel Indikator Keterangan
Loading
B1 0,581 Valid
B2 0,246 Tidak Valid
B3 0,510 Valid
B4 0,681 Valid
Burnout
B5 0,308 Tidak Valid
B6 0,419 Tidak Valid
B7 0,573 Valid
B8 0,330 Tidak Valid
Lanjutan 4.10
Outer
Variabel Indikator Keterangan
Loading
Stres Kerja S1 0,617 Valid
85
S2 0,560 Valid
S3 0,192 Tidak Valid
S4 0,893 Valid
S5 0,220 Tidak Valid
S6 0,519 Valid
S7 0,310 Tidak Valid
S8 0,649 Valid
S9 0,482 Tidak Valid
S10 0,704 Valid
BK1 0,522 Valid
BK2 0,608 Valid
BK3 0,271 Tidak Valid
Beban
Kerja BK4 0,413 Tidak Valid
BK5 0,637 Valid
BK6 0,256 Tidak Valid
BK7 0,743 Valid
K1 0,361 Tidak Valid
K2 0,710 Valid
Kepuasan K3 0,284 Tidak Valid
Kerja K4 0,621 Valid
K5 0,655 Valid
K6 0,301 Tidak Valid
TO1 0,822 Valid
TO2 0,716 Valid
TO3 0,331 Tidak Valid
Turnover TO4 0,590 Valid
Intention TO5 0,211 Tidak Valid
TO6 0,276 Tidak Valid
TO7 0,608 Valid
TO8 0,437 Tidak Valid
Sumber: Output PLS
86
Gambar 4.1
Hasil Algoritma PLS
Berdasarkan pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa
indikatorB2, B5, B6, B8, S3, S5, S7, S9, BK3, BK4, BK6, K1, K3, K6, TO3,
TO5, TO6 dan TO8memiliki nilai loading factor kurang dari 0,50. Oleh karena
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Convergent Validity
Outer
Variabel Indikator Keterangan
Loading
B1 0,581 Valid
B3 0,510 Valid
Burnout
B4 0,681 Valid
B7 0,573 Valid
Lanjutan 4.11
87
Outer
Variabel Indikator Keterangan
Loading
S1 0,617 Valid
S2 0,560 Valid
S4 0,893 Valid
Stres Kerja
S6 0,519 Valid
S8 0,649 Valid
S10 0,704 Valid
BK1 0,522 Valid
Beban BK2 0,608 Valid
Kerja BK5 0,637 Valid
BK7 0,743 Valid
K2 0,710 Valid
Kepuasan
K4 0,621 Valid
Kerja
K5 0,655 Valid
TO1 0,822 Valid
Turnover TO2 0,716 Valid
Intention TO4 0,590 Valid
TO7 0,608 Valid
Sumber: Output PLS
Hasil dari modifikasi pengujian covergent validity pada Tabel 4.10 dan
Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa semua indikator telah memenuhi convergent
dinyatakan valid apabila memiliki loading factor tertinggi pada konstruk yang
dituju dibandingan dengan loading factor kepada konstruk lain. Dengan demikian,
konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan
Tabel 4.12
Lanjutan 4.12
89
Turnove
Stres Beban Kepuasa
Burnout r
Kerja Kerja n Kerja
Intention
sebesar 0,573) lebih tinggi dibanding korelasi indikator burnout dengan konstruk
sebesar 0,560, S4 sebesar 0,893, S6 sebesar 0,519, S8 sebesar 0,649 dan S10
sebesar 0,522, BK2 sebesar 0,608, BK5 sebesar 0,637 dan BK7 sebesar 0,743)
lebih tinggi dibandingan korelasi indikator beban kerja dengan konstruk lainnya.
sebesar 0,621 dan K5 sebesar 0,655 ) lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator
kepuasan kerja dengan konstruk lainnya. Serta korelasi turnover intention dengan
indikatornya (TO1 sebesar 0,822, TO2 sebesar 0,716, TO4 sebesar 0,590 dan TO7
Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai
square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi
antara suatu konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dapat
Tabel 4.13
Variabel AVE
Burnout 0,608
Stres Kerja 0,617
Beban Kerja 0,551
Kepuasan Kerja 0,597
Turnover Intention 0,711
Sumber: Output PLS
Tabel 4.14
Dari data Tabel 4.13 dan 4.14 dapat disimpulkan bahwa akar kuadrat dari
average variance extracted (√ AVE ) untuk setiap konstruk lebih besar daripada
korelasi antara konstruk yang satu dengan konstruk yang lainnya dalam model.
Nilai AVE berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konstruk
variabel laten memiliki nilai composite reliability maupun cronbach’s alpha ≥ 0,7
hal itu berarti konstruk memiliki reabilitas yang baik atau kuesioner yang
digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsisten.
Tabel 4.15
Composite
Variabel Keterangan
Reliability
Burnout 0,791 Reliabel
Stres Kerja 0,708 Reliabel
Beban Kerja 0,813 Reliabel
Kepuasan Kerja 0,804 Reliabel
Turnover Intention 0,730 Reliabel
Sumber: Output PLS
Tabel 4.16
Cornbach’s
Variabel Keterangan
Alpha
Burnout 0,782 Reliabel
Stres Kerja 0,811 Reliabel
Beban Kerja 0,728 Reliabel
Kepuasan Kerja 0,770 Reliabel
Turnover Intention 0,767 Reliabel
Sumber: Output PLS
seluruh variabel laten memiliki nilai composite reliabel dan cronbach’s alpha
≥ 0,70. Hal ini menyatakan bahwa seluruh variabel laten dikatakan reliabel.
Pengujian inner model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori
dalam rangka menganalisis hubungan antara variabel eksogen dan endogen yang
Tabel 4.17
Nilai R2Variabel Endogen
nilai diatas 0,67. Model pengaruh variabel laten independen (burnout, stres kerja,
beban kerja dan kepuasan kerja) terhadap turnover intention memberikan nilai R-
beban kerja dan kepuasan kerja sebesar 87,7% sedangkan 12,3% dijelaskan oleh
nilai predictive –relevance (Q2 ). Nilai Q-suare lebih besar 0 (nol) menunjukkan
bahwa model mempunyai nilai predictive relevance. Nilai R-square tiap – tiap
variabel endogen dalam penelitian ini dapat dilihat pada perhitungan berikut ini:
2
Q =1−(1−R 1)
Q2=1−(1−0,877)
Q2=1−0,123
2
Q =0,877
0,877 yaitu lebih besar 0 (nol). Hal itu berarti bahwa 87,7% variasi pada variable
digunakan dengan demikian model dikatakan layak memiliki nilai prediktif yang
relevan.
Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model structural harus signifikan.
Untuk mengetahui signifikan atau tidak dilihat dari T-table pada alpha 0,05 (5%)
Tabel 4.18
Hasil Pengujian Hipotesis
Original Standard T P Keterangan
Sample Deviation Statistics Values
Burnout - Positif –
>Turnover 0,371 0,227 3,328 0,001 Signifikan
Intention
Stres Kerja - Positif –
>Turnover 0,505 0,316 4,115 0,001 Signifikan
Intention
Beban Kerja - Positif –
>Turnover 0,394 0,338 3,907 0,000 Signifikan
Intention
Kepuasan Kerja - Negatif –
>Turnover -0,294 0,274 5,057 0,001 Signifikan
Intention
Sumber: Output PLS
Gambar 4.3
statistic sebesar 3,328 nilai original sample sebesar 0,371, dan nilai P Values
sebesar 0,001. Nilai T-statistic lebih besar dari nilai T-table 1,96, nilai original
95
sample menunjukan nilai positif, dan pada nilai P Values menunjukkan kurang
dari 0,05, hasil ini menunjukan bahwa burnout berpengaruh positif dan signifikan
burnout nilai mean tertinggi 4,17 dengan pernyataan “Saya sering terkena
serangan sakit kepala akibat pekerjaan yang saya kerjakan”, karyawan merasa
pekerjaan yang diberikan terlalu membuat lelah dan memiliki tekanan yang terlalu
Hayati dan Fitria Menyatakan dalam suasana bekerja pada setiap organisasi,
setiap individu pasti memiliki masalah terlepas dari jabatan yang dipegangnya.
Salah satu masalah yang sedang krusial didunia kerja saat ini adalah burnout. Hal
ini karena burnout seringkali menghambat laju kinerja para karyawan yang
signifikan antara burnout dengan turnover intention PT. Indo Stationary Ritel
Soelton, et all (2019) dimana burnout berpengaruh positif dan signifikan terhadap
turnover intention. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi seseorang merasa
lelah dalam bekerja, maka akan semakin tinggi kemungkinan seseorang untuk
statistic sebesar 4,115, nilai original sample sebesar 0,505, dan nilai P Values
sebesar 0,001. Nilai T-statistic lebih besar dari nilai T-table 1,96, nilai original
sample menunjukan nilai positif dan pada nilai P Values menunjukkan kurang
dari 0,05, hasil ini menunjukan bahwa stres kerja berpengaruh positif dan
kuesioner stres kerja nilai mean tertinggi 3,81 dengan pernyataan “Saya
adalah masalah bagi karyawan dan organisasi dan frekuensinya telah tumbuh
dengan mantap selama berberapa tahun terakhir. Stres kerja terjadi ketika tuntutan
menjadi isu penting karna dapat membawa kerugian besar bagi organisasi dan
karyawannya (Raza et al., 2017). Stres kerja ialah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu
signifikan antara stres kerja dengan turnover intention PT. Indo Stationary Ritel
Utama sebagaimana didukung oleh pernyataan Soelton dan Atnani (2018) dimana
stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Dengan
demikian semakin tinggi stres kerja yang dialami oleh karyawan, maka semakin
Berdasarkan uji hipotesis pada penelitian ini diperoleh hasil nilai T-statistic
sebesar 3,907, nilai original sample sebesar 0,394, dan nilai P Values sebesar
0,000. Nilai T-statistic lebih besar dari nilai T-table 1,96, nilai original sample
menunjukan nilai positif, dan pada nilai P Values menunjukkan kurang dari 0,05,
hasil ini menunjukan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan
kerja nilai mean tertinggi 3,81 dengan pernyataan “Tugas yang saya terima
yng diberikan dan harus diselesaikan tepat pada waktunya. Menurut Rivai dan
keinginan berpindah kerja atau turnover intention adalah beban kerja. Beban kerja
sendiri merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas,
dan presepsi dari pekerjaan. Beban kerja yang berlebihan akan memicu stres yang
signifikan antara beban kerja dengan turnover intention PT. Indo Stationary Ritel
Utama sebagaimana didukung oleh pernyataan Laksmi dan Renno (2015) dimana
Berdasarkan uji hipotesis pada penelitian ini diperoleh hasil nilai T-statistic
sebesar5,057, nilai original sample sebesar -0,294 dan nilai P Values sebesar
98
0,001. Nilai T-statistic lebih besar dari nilai T-table 1,96, nilai original sample
menunjukan nilai negatif dan pada nilai P Values menunjukkan kurang dari 0,05,
hasil ini menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan
kepuasan kerja nilai mean tertinggi 3,83 dengan pernyataan “Rekan kerja saya
bisa diajak bekerjasama dengan baik”. Karyawan akan merasa puas karena rekan
bisa bekerja sama dengan baik. Ketika segala harapan atau keinginan tidak
terealisasi dengan baik dalam bekerja seperti kepuasan pada supervisor, kepuasan
pada gaji maupun kepuasan untuk promosi tentu akan meningkatkan keinginan
karywan untuk meninggalkan perusahaan dan mencari perusahaan lain yang lebih
baik. Semakin besar kepuasan kerja yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan
akan membuat semakin rendah keinginan intensi (turnover). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Soelton dan Atnani (2018) dimana kepuasan
perusahaan untuk melihat seperti apa keinginan karyawan, lingkungan kerja yang
di inginkan dengan hal tersebut akan dapat membuat karyawan merasa betah dan
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Indo Stationary Ritel Utama,
Stationary Ritel Utama. Hal ini berarti apabila tingkat burnout disatu
dari perusahaan.
PT. Indo Stationary Ritel Utama. Hal ini berarti apabila tingkat stres kerja
disatu perusahaan tinggi, maka akan menimbulkan rasa keinginan keluar dari
perusahaan.
PT. Indo Stationary Ritel Utama. Hal ini berarti apabila tingkat tingkat beban
kerja disatu perusahaan tinggi, maka ada keinginan karyawan untuk keluar
dari perusahaan.
Intention PT. Indo Stationary Ritel Utama. Hal ini berarti apabila tingkat
kepuasan kerja disatu perusahaan buruk, maka ada keinginan karyawan untuk
99
100
B. Saran
yang menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan PT. Indo Stationary Ritel
terima karyawan agar karyawan tidak cepat merasakan stres dalam bekerja
penelitian dalam bidang yang sama dan menggunakan skripsi ini sebagai
referensi, maka kiranya perlu dikaji kembali karena tidak menutup kemungkinan
ini. Selain itu, peneliti selanjutnya harus bisa mengembangkan kembali variable
Ana Sri Wahyuni, Yulvi Zaika, dan Ruslin Anwar. 2014. “ Analisis
faktor-faktor mempengaruhi Turnover Intention (keinginan
berpindah ) karyawan pada perusahaan jasa konstruksi. Jurnal
Rekayasa Sipil. Vol.8, No.2. 2014
Dinda Cahiriza, Zulkarnain, & Siti Zahreni. 2018. Pengaruh Burnout dan
Employee Engagement terhadap Intensi Turnover karyawan Hotel.
Jurnal Magister Psikologi UMA, Vol, 10 (2) (Desember 2018).
ISSN: 2085-6601
Harter, James K., Schmidt, Frank L., dan Hayes, Theodore L. 2002.
Business Unit Level Relationship Between Employee
102
Statisfaction, employee Engagement, and Business Outcomes: A
Meta Analysis. Journal of Applied Psychology, 87(2): 268-
279.
Irvianti, Verina. 2015. Analisis Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, dan
Lingkungan Kerja terhadap Turnover Intention Karyawan pada PT
XL Axiata Tbk Jakarta. Jurnal Manajemen. Jakarta: Universitas
Bina Nusantara.
Laksmi Sito Dwi irvianti, Renno Eka Verina. 2015. Analisis Pengaruh
Stres Kerja, Beban Kerja, dan Lingkungan kerja terhadap Turnover
Intention Karyawan pada PT. XL Axiata TBK Jakarta. Binus
Bussiness Review, Vol. 6, No. 1 ( Mei, 2015): 117-126.
103
Internal di 7 BUMN Kota Bandung. Kajian Akuntansi Universitas Negri
Bandung, Vol. 19 No. 2 (Maret, 2018). ISSN: 1693-0164.
Pande Made Arma Suputra, Anik Yuesti & I Negah Sudja. 2018. The
effect of Work Statisfaction, Organizational Commitment and
Workload on Turnover Intention on PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Unit Sekanca Denpasar Gajah Mada. RA Journal of
Applied Research, Vol. 4 (Agustus, 2018). ISSN: 2394-6709.
104
Textile Industries Kabupaten Nganjuk. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 6,
No. 4, 2018.
Riza Putri Aulia Hernowo, Nanan Sekarwana, & Henni Djuhaeni. 2018.
The Influence of Burnout and work Statisfaction to turnover
intention among contract nurses at Bandung City General
Hospital, Indonesia. International Journal of Economics,
Commerce and Management United Kingdom, Vol. 6 (5) (Mei
2018). ISSN: 2348-0386.
Saragih, Eva H., Sierma, Rico. 2011. Riwayat Kerja Si Dudi. Jakarta:
Elex Media Kompetindo
Sewwandi, D.V.S., & Perere, G.D.N. 2016. The Impact of Job Stress on
Turnover Intention: A Study of Reputed Apparel Firm in Sri Lanka.
Department of Human Resource Management, University of Sri
Jayawardenepura, Vol. 3 No. 1 (Oktober, 2016). ISSn: 2420-7608.
Soleman, Aminah. 2011. Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usia
Dengan Pendekatan Recommended Weiht Limit (Studi Kasus
Mahasiswa Unpatti Poka). Jurnal Arika, Vol. 05 No. 02 (Agustus
2011). ISSN:1978-1105
105
Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana
untuk mengenali Konsumen).PT Buku Seru. Jakarta
106