BAB I
PENDAHULUAN
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia. Untuk itu Sumber Daya Manusia perlu dikembangkan dan diperhatikan
agar kualitas Sumber Daya Manusia tersebut akan meningkatkan secara optimal.
pegawai dalam suatu instansi. Disiplin kerja merupakan alat bagi manajemen
dituntut memiliki kesadaran dan kesediaan diri untuk mematuhi segenap peraturan
dan norma- norma sosial yang berlaku dimana ia berada, termasuk dalam instansi
laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis
yang berlaku. Sedangkan menurut Robbins (1996) disiplin kerja dapat diartikan
sebagai suatu sikap dan perilaku yang dilakukan secara sukarela dengan penuh
2
Karyawan yang tidak puas akan pekerjaannya atau kurang berkomitmen pada
organisasi akan terlihat menarik diri dari organisasi melalui ketidakhadiran dan
turnover (tingkat keluar masuknya karyawan) (Mathis dan Jackson, 2001) dikutip
bawahannya melalui budaya organisasi. Ini berarti terjadi komitmen yang saling
Salah satu contoh adalah pada tingkat kedisiplinan karyawan dalam sebuah
organisasi dan atau pada perusahaan. Salah satu tolak ukur perusahaan yang baik
dapat dilihat dari seberapa besar tingkat kehadiran dari para karyawannya. Dengan
adanya tingkat kehadiran yang tinggi maka perusahaan dapat menjamin semua
tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan pada waktu yang tepat. Akan tetapi bila
bahwa pekerjaan akan terganggu karena tidak adanya pihak yang berkewajiban
bergerak dalam bidang industri garmen. Dengan memiliki tenaga kerja yang
handal merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi PT. Sai Apparel
Industries Semarang, karena dengan tenaga kerja yang handal akan memberikan
kontribusi yang besar bagi perusahaan terutama dalam menghasilkan produk yang
sesuai dengan standar dan kualitas yang baik. Produk yang dihasilkan oleh PT.
Sai Apparel Industries Semarang ini tidak hanya akan dipasarkan di dalam negeri,
tetapi juga akan dipasarkan ke luar negeri. Dengan demikian, salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh perusahaan ini adalah dengan cara meningkatkan kinerja
karyawan yang bagus. Berikut ini data absensi karyawan produksi PT. Sai
Tabel 1.1 :
Absensi Karyawan Produksi Periode Tahun 2019
Jumlah
MASUK
SAKIT
ALPA
Periode Tahun Junlah karyawan Presentase
IJIN
Bulan Periode karyawan yang tidak %
hadir
Berdasarkan data absensi diatas terlihat bahwa karyawan produksi PT. Sai
apabila karyawan produksi terlambat masuk di area kerja perusahaan, maka akan
Tentu saja hal ini sangat mengganggu kestabilan hasil kerja produksi.
Permasalahan yang ada di PT. Sai Apparel Industries Semarang diduga karena
Organisasi terhadap Kedisiplinan yang diperkuat oleh Komitmen Organisasi. Hal ini
didukung dengan hasil dari beberapa jurnal penelitian terdahulu, sebagai berikut :
5
Tabel 1.2
Research GAP
penelitian ini adalah adanya penurunan hasil kerja dari PT. Sai Apparel Industries
Semarang. Yang merupakan indikasi dari penurunan disiplin kerja karyawan yang
6
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan baik bagi peneliti
b. Manfaat praktis
kerja karyawan yang sesuai dengan tujuan dan harapan perusahaan dapat
BAB II
TELAAH PUSTAKA
manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada
Dengan kata lain disiplin kerja karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang
sehingga para karyawan tersebut secara berkala bekerja secara kooperatif dengan
tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah”. Menurut Davis (2002),
pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya
pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerja sama
dan prestasi yang lebih baik”. Disiplin itu sendiri diartikan sebagai kesediaan
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
yang berlaku. (Veithzal, 2006). Pengertian lain dari disiplin, yaitu prosedur yang
(Simamora, 2004)
peraturan organisasi dan norma sosial. Oleh karena itu disiplin merupakan sarana
penting untuk mencapai tujuan, maka pembinaan disiplin merupakan bagian dari
ada kepatuhan dan supaya dapat berjalan dengan tertip dan teratur dalam
karyawan agar karyawan mau berbuat seperti apa yang dianjurkan oleh atasan dan
pekerjaannya tersebut.
karyawan akan sulit bekerja dengan disiplin jika kebutuhan primer mereka
tidak terpenuhi.
4) Sanksi hukum yang semakin berat akan membuat karyawan takut untuk
maka dapat dilihat dari tinggkat kehadiran karyawan dalam bekerja tidak
organisasi.
organisasi dan terikat kepada tujuan-tujuannya. Ini adalah sikap kerja yang
organisasi dan memiliki hasrat yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu
organisasi adalah suatu ikatan psikologis pada karyawan yang ditandai dengan
adanya Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai
tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasinya.
bersama organisasi yang memiliki tiga karakteristik utama yaitu antara lain
dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, adanya
dapat menilai organisasi tersebut sehingga mereka tetap loyal dan bersedia
Komitmen pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses
yang cukup panjang dan bertahap. Komitmen pada organisasi juga ditentukan
oleh sejumlah faktor. Menurut Steers (Sopiah, 2008) menyatakan tiga faktor yang
rekan sekerja.
tentang organisasi.
adalah want to. Dalam tipe komitmen ini, individu merasa adanya
pada kebutuhan rasional. Dengan kata lain komitmen ini terbentuk atas
15
dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila
akan menetap pada organisasi. Kunci dari komitmen tipe ini lebih
yang ada dalam diri individu, berisi keyakinan individu akan tanggung
loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam
2.1.3 Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
kepemimpinan yang beda antara satu sama lain, dan tidak mesti suatu gaya
kepemimpinan lebih baik atau lebih buruk dari gaya kepemimpinan lainnya. Gaya
b. Fungsi Kepemimpinan
yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung
jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan
17
maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya
diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil
keputusannya.
atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka
pemimpinnya.
mengadili)
untuk unggul)
beradaptasi, humor)
2) Kepemimpinan situasional
tingkah laku para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat
konsiderasi.
4) Kepemimpinan kontigensi
variabel-variabel situasional.
keputusan).
Kepemimpinan transformasional
20
e. Indikator Kepemimpinan
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan
yang memiliki kesamaan keyakinan, tata nilai, dan asumsi yang akan menjadi
tindakan baik yang mereka lakukan maupun tindakan yang dilakukan orang
(2014).
22
berkepentingan.
dalam organisasi.
luar organisasi.
23
5) Iklim organisasi
menggunakan teori yang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian
orang untuk mencapai tujuan dalam siuasi tertentu. Dari kedua definisi tersebut
24
atau sekelompok orang dalam situasi tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.
(Swasto, 2011).
Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi
dan Judge (2007) mendefinisikan bahwa komitmen sebagai suatu keadaan dimana
signifikan positif. Dengan demikian dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara
mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar. (Robbins,
2006). Budaya organisasi juga memiliki peran yang cukup penting dalam
lebih dekat, yang dapat menjadi sebuah energi positif yang mampu membawa
berasal dari diri karyawan itu sendiri) yang bisa mempengaruhi disiplin kerjanya.
peraturan yang ditetapkan juga menjadi rendah. Budaya organisasi juga erat
yang baik akan meningkatkan rasa memiliki dan komitmen anggota organisasi
terhadap organisasi dan kelompok kerjanya (Robbins dan Judge, 2009). Budaya
peluang karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Hal ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian dari Puspasari (2017) bahwa komitmen organisasi
komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut lagi Rivai
dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh
sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu
diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia
berulang sehingga terbentuk suatu pola kebiasaan. Perilaku dan kebiasaan yang
terpola tersebut kemudian membentuk suatu budaya. Tetapi hal ini tidak sejalan
dari hari penelitian dari Rochmah (2015) dan Mardalis (2015) bahwa
suatu organisasi, dan diterima sebagai nilai- nilai yang harus dipertahankandan
bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut
dan dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan
seperangkat nilai utama, keyakinan, pemahaman, pola perilaku dan norma yang
organisasi yang baik diharapkan tujuan dari perusahaan akan segera terealisasikan
Suatu pola perilaku atau kebiasaan kerja yang dibudayakan dalam suatu
prinsip, tradisi dan cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota
organisasi dan memengaruhi cara mereka bertindak (Robbins, 2010). Hal ini
sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Suharto (2018) yang
kerja, yang artinya apabila semakin baik budaya organisasi yang terapkan, maka
akan meningkatkan disiplin kerja. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian dari Herlena (2016) dan Syahyuni (2018) bahwa budaya organisasi
Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi
dan Judge (2007) mendefinisikan bahwa komitmen sebagai suatu keadaan dimana
berasal dari diri karyawan itu sendiri) yang bisa mempengaruhi disiplin kerjanya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Mardalis
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti dan
No. Judul Alat Analisis Hasil penelitian
tahun
1 Zakiah Mufida Pengaruh Budaya Regresi Nilai koefisien determinasi
Alfiana dan Organisasi Terhadap Sederhana diketahui 0,388 ini
Durinda Komitmen dengan SPSS menunjukkan bahwa
Puspasari (2017) Organisasi Pada sebesar 38.8%
Karyawan PT. Sinar variabel budaya organisasi
Sosro Surabaya memberi
kontribusi atau
mempengaruhi variabel
komitmen organisasi pada
karyawan PT.
Sinar Sosro Surabaya.
(rendah)
2 Yodhika Widya Influence Of Analysis These results indicate that
Ariyawan, Abdul Leadership Style Regression Leadership Style has a
Rivai, Suharto, And Organizational with SPSS significant impact on
ISSN (e): 2319 – Culture On organizational culture.
1813 ISSN (p): Organizational
23-19 – 1805 Performance
(2018) Through Job
Satisfaction
In PT
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
3 Vincent Mgbeze impact od Purposive This study has investigated
(2014) leadership style on sampling the effect of leadership style
organizational technique on organizational
erformance : a case with SPSS performance in Nigerian
study of Nigerian banks.
Bank
4 Raed Mohammed The Effect of the EFA and The results indicated
Mubarak Saleh Leadership Style on CFA significantly positive effect
ª*, Mohammed Organizational structural of leadership on the
Nusari ᵇ, Nasser Performance: equation organizational performance
Habtoor ͨ , Osama Organizational models were and indicated the
Isaac (2018) Commitment as a carried out significantly the strength of
Volume 2,2018 Mediator using an indirect or a mediating
eISSN: 2590- Variable in the SPSS Amos effect of organizational
3748 Manufacturing 21.0. commitment on
Sector of Yemen organizational
performance.
30
Peneliti dan
No. Judul Alat Analisis Hasil penelitian
tahun
5 Edi Setiawan dan Pengaruh Gaya Structural Gaya kepemimpinan tidak
Mardalis, Vol. Kepemimpinan dan Equation berpengaruh
17, No. 2, Komitmen Organisasi Model positif terhadap disiplin
Desember 2015 terhadap Disiplin (SEM) kerja dan Komitemen
Kerja dengan organisasi berpengaruh
Kepuasan Kerja positif terhadap disiplin
sebagai variabel kerja
intervening
Peneliti dan
No. Judul Alat Analisis Hasil penelitian
tahun
10 Afifah Nasyahta Analisis Pengaruh Regresi tidak ada pengaruh antara
Dila,Thinni Nurul Komunikasi, Linier kepemimpinan terhadap
Rochmah, Kepemimpinan dan Berganda kedisiplinan pegawai
Volume 3 Nomor Tim Kerja terhadap dengan SPSS rumah sakit.
2 Juli-Desember Kedisiplinan Pegawai
2015 Rumah Sakit X
Surabaya
11 Jeli Nata Liyas, Pengaruh Analisis Kepemimpinan (X) = 0,591
Volume 2, Kepemimpinan regresi linear terhadap
Nomor 2, Juli- terhadap Disiplin sederhana disiplin kerja karyawan
Desember 2017 Kerja Karyawan pada dengan adalah positif
PT. Bank Syariah menggunakan terbukti dari hasil b = 0,591
Mandiri alat bantu yang berarti
program bahwa setiap kenaikan
SPSS.19 kepemimpinan satu
satuan akan dapat
menaikan disiplin kerja
karyawan sebesar 0,591
12 Apalia, E. A. Effects of discipline Analysis The measure of fairness of
(2017)ISSN management on Regression disciplinary procedures
2518-2374 employee with SPSS could be used as an
performance in an important
organization: The tool to manage discipline in
case of county organisations.
education office
human resource
department, Turkana
County
ini:
Kepemimpinan (X1)
H3
H1
Komitmen H5
Budaya Organisasi H2
(Z)
(X2) H4
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
33
BAB III
METODE PENELITIAN
a) Jenis Penelitian
agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan riset.
Dalam rencana tersebut mencakup hal – hal yang akan dilakukan periset mulai
dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis
b) Sumber Data
bahan – bahan, keterangan, kenyataan atau informasi yang benar dan dipercaya,
34
sedangkan data itu merupakan hal, peristiwa, atau kegiatan yang mendukung
a) Data Primer
Data primer dalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
PT. Sai Apparel Industries Semarang yang berjumlah 2781 responden. Sampel
metode pengambilan sampel yang tepat agar diperoleh sampel yang representatif
yaitu pengambilan sample dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini ada
2) Hanya karyawan produksi yang memiliki masa kerja minimal 1 (satu) tahun
sudah diketahui jumlahnya. Didasarkan pada rumus Yamane (1973) yang dikutip
N
n=
1 + Nd²
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = % kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (10%).
N 2781
n= n=
1 + Nd² 1 + (27,81)
2781 2781
n= 1 + (2781) n=
28,81
(10%)²
2781
n= 1 + (2781) n= 96,6
(0,01)
36
Tabel 3.1
Jumlah Karyawan Produksi
Jumlah Jumlah
Bagian Produksi % Sampel
Karyawan Sampel
Gudang 152 5% 97 5
Cutting 187 7% 97 7
Sewing 2029 73% 97 71
QC finishing 231 8% 97 8
Packing 182 7% 97 7
jumlah = 2781 100% 97
Sumber : Data PT. Sai Apparel Industries Semarang,2020
37
Tabel 3.2
Nama Definisi
No. Indikator Sumber
Variabel Operasional
1 Kepemimpinan Menurut Paul 1. Pendekatan Suranta
(X1) Hersey direktif (2010)
mendefinisikan
2. Pendekatan
kepemimpinan konsultatif,
adalah proses
memengaruhi 3.Pendekatan
aktivitas seseorang partisipatif
atau sekelompok
orang untuk 4.Pendekatan
mencapai tujuan delegatif
dalam siuasi
tertentu. Dikutip
dari I Gusti Ngurah
Truly Mahendra dan
Ida Aju Brahmasari
38
(2014).
Nama Definisi
No. Indikator Sumber
Variabel Operasional
2 Budaya Robbins (2001) 1. Mematuhi aturan - Robbins
Organisasi budaya organisasi aturan yang berlaku (2001)
(X2) adalah menentukan 2. Sesuai dengan norma
peran yang - norma yang berlaku
membedakan
perusahaan yang 3. Nilai - nilai dominan
satu dengan
perusahaan yang
lain,menentukan
tujuan bersama 4.Filosofi tentang
kebijakan
yang lebih besar
dari sekedar 5. Iklim organisasi
kepentingan
individu. Dikutip
dari Yulia Rebiana
Dewi dan Bambang
Suratman (2013).
3 Komitmen Robbins dan Judge 1. Affecitive Robbins dan
Organisasi (2007) Commitment Judge (2007)
(Z) mendefinisikan
2. Continuance
komitmen sebagai
Commitment
suatu keadaan
dimana seorang 3. Normative
individu memihak Commitment
organisasi serta
tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk
mempertahankan
keangotaannya
dalam organisasi.
4 Disiplin Disiplin kerja 1. frekuensi kehadiran Sutrisno
Kerja (Y) adalah kesediaan (2009)
dan kerelaan 2. tingkat kewaspadaan
pekerjaan yang tinggi
seseorang untuk
mematuhi dan 3. ketaatan pada standar
kerja
39
a) Metode Deskriptif
b) Metode Kuantitatif
a. Uji Validitas
40
hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05
(signifikan ukuran standar dalam penelitian) dan total skor yang diperoleh
b. Uji Reliabilitas
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2012) dengan
melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk
cronbach alpha (α) > 0.70 Nunnally, 1994 (dikutipdari Ghozali, 2012)
a) Uji Normalitas
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2012) data dinyatakan
b) Uji Multikolinieritas
Jika Nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10 maka tidak
pengujian selanjutnya.
Jika Nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, maka
c) Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode grafik dan uji Gletjer.
dari hasil regresi residual, apabila nilai yang diperoleh signifikan pada 5
heteroskedastisitas.
Y1 = a + b1X1 + b2X2 +e
Dimana :
X1 : Kepemimpinan
X2 : Budaya Organisasi
Y : Disiplin Kerja
Z : Komitmen Organisasi
a : Konstanta
ß1 : Koefisien regresi X1 (Kepemimpinan)
ß2 : Koefisien regresi X2 (Budaya Organisasi)
e : Residual
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path
langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen dengan variabel endogen.
Dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisis dan memastikan apakah ada
pengaruh motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap disiplin kerja serta
dampaknya pada kinerja pegawai. Menurut Sugiyono (2013) analisis jalur adalah
bagian dari model regresi yang dapat digunakan untuk menganalisi hubungan
sebab akibat atar satu variabel dengan variabel lainnya. Analisis jalur digunakan
dengan menggunakan korelasi, regresi dan jalur sehingga dapat diketahui untuk
sampai pada variabel intervening. Adapun pendapat dari Riduwan dan Kuncoro
(2014) model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
44
diteliti
b. Prediksi nilai variabel endogen (Y) berdasarkan nilai variabel eksogen (X)
dalam model
sebab akibat (causal relation), seperti pengaruh langsung (direct effect) dan
pengaruh tidak langsung (indirect effect) dan bukan sebab akibat (non-causal
secara langsung
e. Sebab –akibat dalam model hanya bersifat searah (one direction); tidak boleh
dari sample penelitian, jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui
data sampel, oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesi nol
(pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik atau data
terhadap variabel terikat, maka perlu digunakan pengujian parsial (t) adapun cara
a) Kalau t hitung > t table maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh variabel bebas secara positif terhadap variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-
tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah
pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai
Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
kedalam model.
yaitu belanja modal. Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur
yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test).
Uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung
mengontrol Y. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya
standar error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus berikut
ini:
Nilai thitung dibandingkan dengan t tabel dan jika thitung lebih besar dari
BAB IV
Tabel 4.1
Perempuan 97 100%
Total = 97 100%
Sumber data: Data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karyawan PT. Sai Apparel
(100 persen). Hal ini wajar karena perempuan memiliki kemampuan untuk
b) Umur Responden
penentuan banyaknya kelas dan panjang kelas pada tabel usia responden
= 43 - 23 = 20
Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Umur
50
Jumlah
No. Usia Responden Responden Persentase (%)
( orang )
1 23 - 26 tahun 26 27%
2 27 - 29 tahun 20 21%
3 30 - 32 tahun 9 9%
4 33 - 35 tahun 24 25%
5 36 - 38 tahun 12 12%
6 39 - 40 tahun 0 0%
7 41 - 43 tahun 6 6%
8 43 tahun ke atas 0 0%
Total 97 100%
Sumber: Data primer yang diolah, tahun 2020
karyawan PT. Sai Apparel Industries Semarang masih memiliki umur yang cukup
dengan baik.
1940 - 388
=
5
= 310
Kriteria Skor :
Sangat Tidak Setuju (STS) = 388 - 698
Tidak Setuju (TS) = 699 - 1009
Cukup Setuju (CS) = 1010 – 1320
Setuju (S) = 1321 - 1631
Tabel 4.3
Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 0 18 41 38
X1,1 408
0 0 54 164 190
0 2 11 37 47
X1,2 420
0 4 33 148 235
X1,3 0 6 18 40 43 441
52
0 12 54 160 215
0 2 11 37 47
X1,4 420
0 4 33 148 235
Jumlah 1689
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020
memiliki total skor mencapai 1689 dimana nilai tersebut menyatakan sangat
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden menyatakan
setuju dengan adanya kepemimpinan yang baik pada PT. Sai Apparel Industries
Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan
2425 - 483
=
5
= 388
53
Kriteria Skor :
Sangat Tidak Setuju (STS) = 388 - 873
Tidak Setuju (TS) = 874 - 1262
Cukup Setuju (CS) = 1263 - 1651
Setuju (S) = 1652 - 2040
Sangat Setuju (SS) = 2041 - 2429
Tabel 4.4
Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 2 15 48 32
X2,1 401
0 4 45 192 160
0 0 9 52 36
X2,2 415
0 0 27 208 180
0 2 22 45 28
X2,3 390
0 4 66 180 140
0 2 22 45 28
X2,4 390
0 4 66 180 140
0 2 22 45 28
X2,5 390
0 4 66 180 140
Jumlah 1986
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020
54
komitmen organisasi dengan hasilnya yaitu 1986 termasuk dalam kategori setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden menyatakan setuju
dengan adanya budaya organisasi yang baik pada PT. Sai Apparel Industries
Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan
Tabel 4.5
Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 0 7 44 46
Z.1 427
0 0 21 176 230
0 0 9 35 53
Z.2 432
0 0 27 140 265
0 1 17 47 32
Z.3 401
0 2 51 188 160
0 1 17 47 32
Z.4 401
0 2 51 188 160
Z.5 0 0 3 35 53 414
55
0 0 9 140 265
Jumlah 2075
Sumber Data: Data primer yang diolah, tahun 2020
menunjukkan hasil dengan jumlah 2075 dimana hal tersebut termasuk dalam
kategori sangat setuju . Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden
menyatakan sangat setuju apabila komitmen organisasi PT. Sai Apparel Industries
Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan
Tabel 4.6
Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 0 9 44 44
Y.1 423
0 0 27 176 220
0 1 21 38 37
Y.2 402
0 2 63 152 185
0 2 19 42 34
Y.3 399
0 4 57 168 170
Y.4 0 2 19 42 34 399
56
0 4 57 168 170
0 1 21 38 37
Y.5 402
0 2 63 152 185
Jumlah 2025
Sumber Data: Data primer yang diolah, tahun 2020
menunjukkan hasil dengan jumlah 2025 dimana hal tersebut termasuk dalam
kategori setuju . Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden
menyatakan setuju apabila disiplin kerja karyawan PT. Sai Apparel Industries
Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan
a. Uji Validitas
antara skor masing – masing butir pertanyaan dengan total skor yang diperoleh.
Suatu item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai koefisien korelasi (rhitung)
melebihi dari nilai rtabel pada tingkat signifikansi 5 persen ( 0,05 ) sebagai berikut:
Tabel 4.7
57
r
Variabel Indikator r table Sig Status
hitung
X1.1 0,826 0,2006 0,00 Valid
X1.2 0,917 0,2006 0,00 Valid
Kepemimpinan (X1)
X1.3 0,651 0,2006 0,00 Valid
X1.4 0,917 0,2006 0,00 Valid
X2.1 0,866 0,2006 0,00 Valid
X2.2 0,854 0,2006 0,00 Valid
Budaya Organisasi (X2) X2.3 0,947 0,2006 0,00 Valid
X2.4 0,947 0,2006 0,00 Valid
X2.5 0,947 0,2006 0,00 Valid
Z.1 0,749 0,2006 0,00 Valid
Z.2 0,839 0,2006 0,00 Valid
Komitmen Organisasi (Z) Z.3 0,865 0,2006 0,00 Valid
Z.4 0,865 0,2006 0,00 Valid
Z.5 0,839 0,2006 0,00 Valid
Y.1 0,742 0,2006 0,00 Valid
Y.2 0,855 0,2006 0,00 Valid
Disiplin Kerja (Y) Y.3 0,790 0,2006 0,00 Valid
Y.4 0,790 0,2006 0,00 Valid
Y.5 0,855 0,2006 0,00 Valid
Sumber Data: Data primer yang diolah, tahun 2020
Berdasarkan tabel hasil uji validitas dapat diketahui bahwa semua item
pernyataan atau indikator variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan valid,
karena hasil korelasi antara hasil jawaban responden pada tiap item pernyataan
atau indikator dengan skor total didapat hasil yang signifikan, yaitu nilai r hitung >
r tabel.
b. Uji Reliabilitas
indikator dari variabel yang diteliti dan dikatakan reliable atau dapat dipercaya
58
jika jawaban responden terhadap pernyataan selalu konsisten atau stabil dari
Tabel 4.8
Alpha (α) sebesar 0,70 yaitu suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan
nilai Cronbach Alpha >0,70. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua
bahwa indikator yang digunakan oleh variabel bebas dan variabel terikat dapat
Tabel 4.19
Uji Sampel K-S
59
Unstandardized Unstandardized
Residual Residual
N 97 97
Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation 2.23161689 1.75537851
Most Extreme Differences Absolute .061 .134
Positive .061 .107
Negative -.056 -.134
Test Statistic .061 .134
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c
0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal, sehingga layak untuk
Tabel 4.10
Coefficientsa
60
Budaya Organisasi (X2) .302 .127 .281 2.379 .019 .469 2.133
Tabel 4.11
Coefficientsa
Budaya Organisasi (X2) .496 .103 .426 4.798 .000 .442 2.261
Komitmen Organsiasi (Z) .214 .082 .197 2.621 .010 .616 1.622
- Apabila tolerance variabel independen> 0,1 dan nilai VIF < 10, maka
independen.
- Apabila tolerance variabel independen< 0,1 dan nilai VIF > 10, maka
tolerancelebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini menunjukkan
bahwa semua variabel bebas murni berdiri sendiri dan tidak ada multikolonialitas.
Tabel 4.12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
Budaya Organisasi (X2) -.392 -.218 -.291 -.2712 -.230 .469 2.133
Tabel 4.13
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta T Tolerance VIF
1 (Constant) 3.618 2,983 1,647
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi
ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
Tabel 4.13
Coefficientsa
Budaya Organisasi (X2) .302 .127 .281 2.379 .019 .469 2.133
regresi :
Z = 0,384X1 + 0,281X2
Tabel 4.14
64
Coefficientsa
Budaya Organisasi (X2) .496 .103 .426 4.798 .000 .442 2.261
Komitmen Organsiasi (Z) .214 .082 .197 2.621 .010 .616 1.622
b. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,426 bernilai positif, yang berarti bahwa
c. Nilai koefisien Z sebesar 0,197 bernilai positif, yang berarti bahwa semakin
Budaya organisasi pada persamaan (2) sebesar 0,281 dan signifikan pada
koefisien standardized beta 0,281 merupakan nilai path atau jalur p2.
koefisien standardized beta 0,309 merupakan nilai path atau jalur p3.
Budaya organisasi pada persamaan (4) sebesar 0,426 dan signifikan pada
Nilai koefisien standardized beta 0,426 merupakan nilai path atau jalur p4.
Nilai koefisien standardized beta 0,197 merupakan nilai path atau jalur p5.
1.98552
Hasil uji t secara parsial yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.15
Coefficientsa
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
Budaya Organisasi (X2) .302 .127 .281 2.379 .019 .469 2.133
Hasil uji t dapat dilihat dengan melihat nilai t hitung dan nilai
signifikansinya. Apabila nilai t hitung> nilai t tabel, atau nilai sig. < 0,05 , maka
67
dengan sig. = 0,002. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05),
organisasi” diterima.
2,379 dengan sig. = 0,019. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α
(0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, hipotesis penelitian ini yang
Tabel 4.16
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
Budaya Organisasi (X2) .496 .103 .426 4.798 .000 .442 2.261
68
Komitmen Organsiasi (Z) .214 .082 .197 2.621 .010 .616 1.622
Hasil uji t dapat dilihat dengan melihat nilai t hitung dan nilai
signifikansinya. Apabila nilai t hitung> nilai t tabel, atau nilai sig. < 0,05 , maka
sig. = 0,001. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05), maka H0
diterima.
dengan sig. = 0,000. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05),
dengan sig. = 0,010. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05),
Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat hasilnya pada tabel
berikut:
Tabel 4.17
Model Summaryb
Square) yaitu sebesar 0,371 yang menunjukkan bahwa kepemimpinan dan budaya
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.18
Model Summaryb
70
Square) yaitu sebesar 0,665 yang menunjukkan bahwa disiplin kerja dipengaruhi
Sehingga dari data diatas terlihat bahwa koefisien determinasi terbesar ada di
model II yaitu 0.665 mempengaruhi disiplin kerja pada PT. Sai Apparel Industries
Semarang.
Kepemimpinan (X1)
H3 (0,309)
H1 (0,384)
H2 (0,281)
Budaya Organisasi H4 (0,426)
(X2)
71
secara langsung dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari
langsung.
0,0553. Oleh karena koefisien hubungan tidak langsung lebih besar dari
4.4 Pembahasan
72
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam siuasi tertentu.
tindakan seseorang atau sekelompok orang dalam situasi tertentu dan untuk
positif. Tetapi hal ini tidak sejalan dari hari penelitian dari Rochmah (2015) dan
dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara
mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar. (Robbins,
2006). Budaya organisasi juga memiliki peran yang cukup penting dalam
73
lebih dekat, yang dapat menjadi sebuah energi positif yang mampu membawa
berulang sehingga terbentuk suatu pola kebiasaan. Perilaku dan kebiasaan yang
terpola tersebut kemudian membentuk suatu budaya. Suatu pola perilaku atau
bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan memengaruhi cara
Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Suharto (2018)
disiplin kerja, yang artinya apabila semakin baik budaya organisasi yang terapkan,
komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut lagi Rivai
74
dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh
sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu
diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia
Hal ini sejalan dengan pernyataan Isaac (2018) dan Pane (2018) yaitu: komitmen
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Mgbeze (2014) dan Isaac (2018)
kerjanya (Robbins dan Judge, 2009). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari
Mgbeze (2014) dan Isaac (2018) bahwa adanya komitmen organisasi mampu
BAB V
5.1 Kesimpulan
76
Semarang.
Industries Semarang.
Semarang.
Industries Semarang
Industries Semarang.
a. Implikasi Teoritis
b. Implikasi Manajerial
Mengacu pada hasil yang diperoleh dari penelitian ini maka untuk
mengetahui faktor apa saja yang bisa meningkatkan disiplin kerja karyawan di PT.
Sai Apparel Industries Semarang, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai
berikut:
yang harus dipatuhi, norma yang harus ditaati, semua karyawan harus
yang harus hadir sesuai aturan perusahaan, kesadaran tinggi dari karyawan
79
untuk bekerja dengan baik dan karyawan harus bertingkah laku yang baik
sesungguhnya.
komitmen organisasi.
memperoleh hasil yang lebih layak lagi diperlukan penelitian yang sejenis
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Edi Setiawan dan Mardalis, Vol. 17, No. 2, Desember 2015 Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi terhadap Disiplin Kerja dengan
Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening
Luthans, Fred. 2011. Perilaku organisasi. ... Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat
Rindi Andhika, dewi Nurmasari Pane, 2018 Pengaruh komitmen Organisasi dan
Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan pada PT. Artha Gita
Sejahtera Medan
Umar, 2010, Riset pemasaran dan bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
83
Yodhika Widya Ariyawan, Abdul Rivai, Suharto, ISSN (e): 2319 – 1813 ISSN
(p): 23-19 – 1805 (2018) Influence Of Leadership Style And
Organizational Culture On Organizational Performance Through Job
Satisfaction In PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Curriculum Vitae
I. Data Pribadi
84
4. Agama : Islam
9. e-mail : ronamegananda1@gmail.com
(Tahun)
(Tahun)
85
(Jasa Kontraktor)
(Jasa Transportasi))