Anda di halaman 1dari 85

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam organisasi.

Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk

kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh

manusia. Untuk itu Sumber Daya Manusia perlu dikembangkan dan diperhatikan

agar kualitas Sumber Daya Manusia tersebut akan meningkatkan secara optimal.

Keberhasilan sebuah pekerjaan salah satunya dapat diukur dengan kedisiplinan

pegawai dalam suatu instansi. Disiplin kerja merupakan alat bagi manajemen

untuk menjalankan operasional instansi agar selaras dengan kebijakan dan

perangkat peraturan yang telah ditentukan. Karyawan dalam berperilaku disiplin

dituntut memiliki kesadaran dan kesediaan diri untuk mematuhi segenap peraturan

dan norma- norma sosial yang berlaku dimana ia berada, termasuk dalam instansi

(Hasibuan, 2007) disadur dari Dewi,dkk(2014).

Nitisemito berpendapat bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah

laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis

maupun tidak (Nitisemito,2000). Disisi lain, disiplin merupakan kesadaran dan

kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yang berlaku. Sedangkan menurut Robbins (1996) disiplin kerja dapat diartikan

sebagai suatu sikap dan perilaku yang dilakukan secara sukarela dengan penuh
2

kesadaran dan kesediaan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan atau atasan, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Disiplin kerja ternyata dapat berpengaruh juga terhadap komitmen

organisasional. Apabila karyawan berkomitmen pada organisasi, para karyawan

mungkin akan bekerja lebih produktif. Karyawan yang berkomitmen terhadap

organisasi lebih mungkin untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar.

Karyawan yang tidak puas akan pekerjaannya atau kurang berkomitmen pada

organisasi akan terlihat menarik diri dari organisasi melalui ketidakhadiran dan

turnover (tingkat keluar masuknya karyawan) (Mathis dan Jackson, 2001) dikutip

dari Klara Innata Arishanti (2009).

Robbins (1996) dikutip dari Sopiah (2009) mengemukakan bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju

tercapainya sasaran. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan

kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan

mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau

keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk

mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Faktor lain yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan adalah budaya

organisasi. Budaya organisasi di setiap perusahaan berbeda-beda, budaya

organisasi dapat mempengaruhi tingkah laku dari anggota perusahaan atau

organisasi tersebut. Dengan demikian pemimpin dapat mempengaruhi

bawahannya melalui budaya organisasi. Ini berarti terjadi komitmen yang saling

mendukung antara budaya organisasi dan pimpinan dalam mempengaruhi kinerja


3

pegawai suatu perusahaan atau organisasi.

Salah satu contoh adalah pada tingkat kedisiplinan karyawan dalam sebuah

organisasi dan atau pada perusahaan. Salah satu tolak ukur perusahaan yang baik

dapat dilihat dari seberapa besar tingkat kehadiran dari para karyawannya. Dengan

adanya tingkat kehadiran yang tinggi maka perusahaan dapat menjamin semua

tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan pada waktu yang tepat. Akan tetapi bila

karyawan melakukan pemangkiran kehadiran maka hampir dapat dikatakan

bahwa pekerjaan akan terganggu karena tidak adanya pihak yang berkewajiban

melaksanakan tugas tersebut. Terdapat hubungan diantara disiplin kerja dengan

selesainya sebuah pekerjaan bahkan disiplin kerja juga mempengaruhi baik

buruknya pekerjaan tersebut dilaksanakan.

PT. Sai Apparel Industries Semarang merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri garmen. Dengan memiliki tenaga kerja yang

handal merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi PT. Sai Apparel

Industries Semarang, karena dengan tenaga kerja yang handal akan memberikan

kontribusi yang besar bagi perusahaan terutama dalam menghasilkan produk yang

sesuai dengan standar dan kualitas yang baik. Produk yang dihasilkan oleh PT.

Sai Apparel Industries Semarang ini tidak hanya akan dipasarkan di dalam negeri,

tetapi juga akan dipasarkan ke luar negeri. Dengan demikian, salah satu cara yang

dapat dilakukan oleh perusahaan ini adalah dengan cara meningkatkan kinerja

karyawan yang bagus. Berikut ini data absensi karyawan produksi PT. Sai

Apparel Industries Semarang, sebagai berikut :


4

Tabel 1.1 :
Absensi Karyawan Produksi Periode Tahun 2019

Jumlah

MASUK

SAKIT
ALPA
Periode Tahun Junlah karyawan Presentase

IJIN
Bulan Periode karyawan yang tidak %
hadir

Januari 2019 2781 2700 29 17 35 81 3%


Februari 2019 2779 2676 52 22 29 103 4%
Maret 2019 2765 2678 28 37 22 87 3%
April 2019 2761 2678 31 26 26 83 3%
Mei 2019 2771 2639 22 44 66 132 5%
Juni 2019 2771 2678 32 29 32 93 3%
Juli 2019 2771 2673 39 38 21 98 4%
Agustus 2019 2756 2661 36 28 31 95 3%
September 2019 2763 2656 37 22 48 107 4%
Nopember 2019 2766 2663 35 42 26 103 4%
Desember 2019 2781 2633 46 38 64 148 5%

Sumber : PT. Sai Apparel Industries Semarang,2020

Berdasarkan data absensi diatas terlihat bahwa karyawan produksi PT. Sai

Apparel Industries Semarang masih banyak yang belum bisa sepenuhnya

menerapkan system kerja dengan penuh kedisiplinan. Peraturan perusahaan yang

apabila karyawan produksi terlambat masuk di area kerja perusahaan, maka akan

dipersilahkan untuk pulang dengan status absensinya Alpa (tanpa keterangan).

Tentu saja hal ini sangat mengganggu kestabilan hasil kerja produksi.

Permasalahan yang ada di PT. Sai Apparel Industries Semarang diduga karena

minimnya nilai kedisiplinan yang dipengaruhi oleh Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi terhadap Kedisiplinan yang diperkuat oleh Komitmen Organisasi. Hal ini

didukung dengan hasil dari beberapa jurnal penelitian terdahulu, sebagai berikut :
5

Tabel 1.2
Research GAP

Sumber: Disarikan dari berbagai jurnal penelitian,2020

Berdasarkan dari hasil penelitian berbagai jurnal penelitian diperoleh hasil

bahwa adanya beberapa variabel yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan,

diantaranya adalah kepemimpinan dan budaya organisasi. Dan terdapat beberapa

penelitian yang menjelaskan adanya variabel komitmen organisasi yang mampu

memperkuat dan memperlemah pengaruhnya terhadap disiplin kerja karyawan.

Sehingga bagaimana upaya yang dilakukan agar mampu meningkatkan disiplin

kerja karyawan dapat kembali optimal.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam

penelitian ini adalah adanya penurunan hasil kerja dari PT. Sai Apparel Industries

Semarang. Yang merupakan indikasi dari penurunan disiplin kerja karyawan yang
6

kurang optimal maka perumusan masalahnya adalah bagaimana upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan. Sehingga pertanyaan

penelitiannya adalah sebagai berikut :

a. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap komitmen organisasi

PT. Sai Apparel Industries Semarang?

b. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap komitmen organisasi

PT. Sai Apparel Industries Semarang?

c. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang?

d. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang?

e. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap disiplin kerja

karyawan PT. Sai Apparel Industries Semarang?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi

PT. Sai Apparel Industries Semarang.

b. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

PT. Sai Apparel Industries Semarang.


7

c. Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang.

d. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja

karyawan PT. Sai Apparel Industries Semarang.

e. Menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap disiplin kerja

karyawan PT. Sai Apparel Industries Semarang.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat- manfaat yang harapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan baik bagi peneliti

maupun prodi sebagai masukan bidang ilmu ekonomi khususnya mengenai

faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan.

b. Manfaat praktis

Bagi perusahaan dapat dijadikan referensi dengan melihat variabel-variabel

mana yang dominan berpengaruh dalam rangka peningkatan disiplin kerja

karyawan khususnya pada sumber daya manusia. Dengan mengetahui beberapa

variabel yang berhubungan dengan disiplin kerja karyawan, maka pihak

perusahaan dapat mengambil kebijakan secara tepat demi terbentuknya disiplin

kerja karyawan yang sesuai dengan tujuan dan harapan perusahaan dapat

tercapai secara optimal.


8

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Disiplin Kerja

a. Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Siagian (2000) Pembahasan Disiplin Karyawan dalam

manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada

manusia yang sempurna,lepas dari kekhilafan dan kesalahan.Oleh karena itu

setiap perusahaan perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati,standart

yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong

para karyawan perusahaan memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.

Dengan kata lain disiplin kerja karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang

berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan

sehingga para karyawan tersebut secara berkala bekerja secara kooperatif dengan

para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

Disiplin adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin

adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu

tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah”. Menurut Davis (2002),

“Disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada

pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya

membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku


9

pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerja sama

dan prestasi yang lebih baik”. Disiplin itu sendiri diartikan sebagai kesediaan

seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-

peratuanyang berlaku dalam organisasi.

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang untuk mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yang berlaku. (Veithzal, 2006). Pengertian lain dari disiplin, yaitu prosedur yang

mengkoreksi atau menghukum karena melanggar peraturan atau prosedur.

(Simamora, 2004)

Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk mentaati

peraturan organisasi dan norma sosial. Oleh karena itu disiplin merupakan sarana

penting untuk mencapai tujuan, maka pembinaan disiplin merupakan bagian dari

manajemen yang sangat penting. Manajemen apa saja dalam pelaksanaannya

memerlukan disipli segenap anggota organisasi. Disiplin dikatakan juga sebagai

sarana untuk melatih dan mendidik orang-orang terhadap peraturan-peraturan agar

ada kepatuhan dan supaya dapat berjalan dengan tertip dan teratur dalam

organisasi. Disiplin juga dikatakan sebagai alat berkomunikasi dengan para

karyawan agar karyawan mau berbuat seperti apa yang dianjurkan oleh atasan dan

sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah ditetapkan.


10

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Hasibuan (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

karyawan adalah sebagai berikut:

1) Tujuan dan kemampuan, dengan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan, tentu saja pada dasarnya pekerjaan yang dibebankan kepada

karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan tersebut, agar

karyawan tersebut disiplin dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan

pekerjaannya tersebut.

2) Kepemimpinan sangat memiliki peranan penting dalam menentukan

kedisiplinan kerja karyawan. Karena pemimpin tersebut akan menjadi

contoh bagi para bawahannya.

3) Kompensasi sangat berperan penting terhadap kedisiplinan kerja

karyawan, artinya semakin besar kompensasi yang diberikan perusahaan,

naka senakin baik disiplin kerja karyawan. Begitu juga sebaliknya,

karyawan akan sulit bekerja dengan disiplin jika kebutuhan primer mereka

tidak terpenuhi.

4) Sanksi hukum yang semakin berat akan membuat karyawan takut untuk

melakukan tindakan indisipliner, dan ketaatan karyawan terhadap

peraturan perusahaan akan semakin baik.

5) Pengawasan adalah tindakan yang paling efektif untuk mewujudkan

kedisiplinan kerja karyawan tersebut.


11

c. Indikator – Indikator Disiplin Kerja

Indikator disiplin kerja karyawan Adapun yang menjadi indikator dari

rendahnya disiplin kerja karyawan adalah (Nitisemito 1996) :

1) Turunnya produktivitas kerja salah satu indikasi rendahnya disiplin kerja

adalah ditunjukkan dari turunnya produktivitas kerja. Produktivitas yang

turun karena kemalasan, penundaan pekerjaan,dan lain sebagainya. Apabila

terjadi penurunan prodiktivitas kerja bearti merupakan indikasi didalam

organisasi terjadi penurunan disiplin kerja.

2) Tingkat absensi yang tinggi, apabila kedisiplinan kerja karyawan menurun

maka dapat dilihat dari tinggkat kehadiran karyawan dalam bekerja tidak

tepat waktu datang dan pulangnya,sering keluar pada jam istirahat.

3) Adanya kelalaian dalam penyelesaian pekerjaan, rendahnya kedisiplinan

kerja karyawan dapat dilihat dengan sering terjadinya kelalaian sehingga

dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Ini dapat dilihat

bahwa karyawan tidak menggunakan secara efektif dan efisien dalam

menyelesaikan pekerjaan sehingga kemampuan organisasi tidak maksimal

dalam memberikan kepercayaan pada karyawan.

4) Tingkat kecerobohan atau kecelakaan yang tinggi, indikasi lain yang

menunjukkan turunnya tingkat kedisiplinan kerja karyawan adalah

kecerobohan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.


12

5) Seringnya pencurian bahan-bahan pekerjaan.

6) Sering konflik antar karyawan, konflik atau perselisihan merupakan ketidak

tenangan karyawan dalam bekerja yang dapat mengganggu pekerjaan yang

sedang dilakukan dan menurunkan produktivitas yang diharapkan

organisasi.

2.1.2 Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Menurut Robert dan Kinicki (Robert Kreitner, 2011) bahwa komitmen

organisasi adalah cerminan dimana seorang karyawan dalam mengenali

organisasi dan terikat kepada tujuan-tujuannya. Ini adalah sikap kerja yang

penting karena orang –orang memiliki komitmen diharapkan dapat

menunjukkan ketersediaannya untuk bekerja lebih keras demi mencapai tujuan

organisasi dan memiliki hasrat yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu

perusahaan. Mowday (Sopiah, 2008) menyebut komitmen kerja sebagai istilah

lain dari komitmen organisasional. Selain itu juga komitmen organisasional

merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai

kecenderungan pegawai, mengidentifikasi dan keterlibatan seseorang yang

relatif kuat terhadap organisasi, dan mengetahui keinginan anggota organisasi

untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi serta bersedia

berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi serta mampu menerima

norma-norma yang ada dalam perusahaan tersebut.


13

Sedangkan menurut Sopiah (2008) menyatakan bahwa komitmen

organisasi adalah suatu ikatan psikologis pada karyawan yang ditandai dengan

adanya Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai

organisasi, kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organsisasi

dan keinginan untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi.

Menurut Mathis dan Jackson (Sopiah 2009) mendefinisikan komitmen

organisasional sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima

tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan

organisasinya.

Meyer & Allen dalam Spector (dalam Sopiah, 2008) menjelaskan

bahwa komitmen organisasi dapat diartikan sebagai sejauh mana seseorang

karyawan mengalami rasa kesatuan dengan organisasi mereka. Lebih lanjut

lagi, komitmen organisasi juga merupakan suatu kemauan individu untuk

bersama organisasi yang memiliki tiga karakteristik utama yaitu antara lain

affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment.

Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi adalah suatu perilaku karyawan yang berkaitan dengan kepercayaan

dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, adanya

kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organsisasi, dan

keinginan untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi. Agar

dapat menilai organisasi tersebut sehingga mereka tetap loyal dan bersedia

bekerja sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi tersebut


14

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Komitmen pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses

yang cukup panjang dan bertahap. Komitmen pada organisasi juga ditentukan

oleh sejumlah faktor. Menurut Steers (Sopiah, 2008) menyatakan tiga faktor yang

mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara lain:

1) Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi dan

variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.

2) Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan

rekan sekerja.

3) Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan

cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya

tentang organisasi.

c. Indikator – Indikator Komitmen Organisasi

Allen dan Meyer (Sopiah:2008) merumuskan komponen-komponen

komitmen yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga karyawan memilih

tetap atau meninggalkan organisasi berdasarkan norma yang dimilikinya. Tiga

komponen tersebut adalah:

a) Affective commitment, berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat

pada organisasi karena keinginannya sendiri. Kunci dari komitmen ini

adalah want to. Dalam tipe komitmen ini, individu merasa adanya

kesesuaian antara nilai pribadinya dan nilai organisasi.

b) Continuance commitment, merupakan suatu komitmen yang didasarkan

pada kebutuhan rasional. Dengan kata lain komitmen ini terbentuk atas
15

dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila

akan menetap pada organisasi. Kunci dari komitmen tipe ini lebih

mendasarkan keterikatannya pada cost benefits analysis.

c) Normative commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma

yang ada dalam diri individu, berisi keyakinan individu akan tanggung

jawab terhadap organisasi. Individu merasa harus bertahan karena

loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam

organisasi (ought to). Tipe komitmen ini dikarenakan nilai-nilai moral

yang dimiliki individu secara pribadi.

2.1.3 Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam suatu organisasi melekat pada pelaksanaan fungsi -

fungsi manajemen seorang manajer. Oleh karena itu kepemimpinan sangat

diperlukan bila suatu organisasi ingin berhasil. Kepemimpinan merupakan norma

perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lai. Setiap pemimpin bisa mempunyai gaya

kepemimpinan yang beda antara satu sama lain, dan tidak mesti suatu gaya

kepemimpinan lebih baik atau lebih buruk dari gaya kepemimpinan lainnya. Gaya

kepemimpinan meupakan kegiatan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku

bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi .

Menurut Kerlinger dan Padhazur dalam Korompot (2012) mengungkapkan

bahwa faktor kepemimpinan mempunyai peran sangat penting dalam


16

meningkatkan disiplin kerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif

memberikan pengarahan terhadap usaha - usaha semua pekerjadalam mencapai

tujuan tujuan organisasi . Dalam mencapai tujuan tersebut disiplin kerjamerupakan

modal utama untuk mencapai tujuan organisasi. Disiplin kerja merupakan

pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman – pedoman organisasi

menurut Keith Davis(1985) dalam Korompot (2012).

b. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1) Fungsi Perencanaan : Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan

yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung

jawab tercapainya tujuan organisasi.

2) Fungsi memandang ke depan : Seorang pemimpin yang senantiasa

memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan

terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan

jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat

berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan

yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap

perkembangan situasi baik didalam maupun diluar organisasi sehingga

mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil

maupun yang besar.

3) Fungsi pengembangan loyalitas : Pengembangan kesetiaan ini tidak saja

diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan
17

menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang

pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata,

maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya

pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari

loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4) Fungsi Pengawasan : Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin

untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan

adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan,

untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut

rel yang telah ditetapkan dalam rencana .

5) Fungsi mengambil keputusan : Pengambilan keputusan merupakan fungsi

kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak

pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan.

Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan.

Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab

masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agar

diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil

keputusannya.

6) Fungsi memberi motivasi : Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh

perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi

semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin

bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang

dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, pujian


18

atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka

merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh

pemimpinnya.

c. Teori – teori kepemimpinan

1) Leader traits ( sifat-sifat pemimpin )

 Capacity : intellegence, alertness, verbal pacility, originality, judgment.

(Kapasitas diri : kecerdasan, kewaspadaan, fasilitas verbal, orisinalitas,

mengadili)

 Achievement : scholarship, knowledge, athletic accomplishments.

(Prestasi : beasiswa, pengetahuan, prestasi atletik)

 Responsibility : dependability, initiative, persistence, aggressiveness, self

confidence, desire to excel. (Tanggung Jawab : kerja sama/saling

bergantung, inisiatif, ketekunan, agresivitas, percaya diri, keinginan

untuk unggul)

 Participation : activity, sociability, cooperations, adaptability, humor.

(Partisipasi : beraktivitas, sosialisasi, perusahaan, kemampuan

beradaptasi, humor)

 Status : socioeconomic, popularity. (Status : sosial ekonomi, popularitas).

2) Kepemimpinan situasional

Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model

watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel

penentu kemampuan kepemimpinan. Studi-studi tentang kepemimpinan


19

situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan

sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil

melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien.

3) Pemimpin yang efektif

Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe

tingkah laku para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat

dikategorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan dan

konsiderasi.

4) Kepemimpinan kontigensi

Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada

kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin tingkah lakunya dan

variabel-variabel situasional.

d. Model – Model Kepemimpinan

 Supporive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan

bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat).

 Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan

peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada).

 Participative leadership (konsultasi terhadap bawahan dalam pengambilan

keputusan).

 Achivement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang

menantang dan menekankan perlunya kinerja memuaskan).

 Kepemimpinan transformasional
20

e. Indikator Kepemimpinan

Berikut ini beberapa indikator – indikator dari kepemimpinan

menurut (Wahjosumidjo, 1987) , sebagai berikut :

1) Pendekatan direktif, Tipe Direktif ditandai dengan adanya komunikasi

satu arah, Pimpinan membatasi peranan bawahan dan menunjukkan

kepada bawahan: apa, kapan, di mana dan bagaimana sesuatu tugas

harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

semata-mata menjadi tanggung jawab pemimpin, yang kemudian

disampaikan kepada bawahan.

2) Pendekatan konsultatif, pemimpin masih memberikan direktif yang

cukup besar serta menetapkan keptusan-keputusan. Bedanya dengan

tipe kreatif, dalam tipe konsultatif mempergunakan komunikasi dua

arah dan memberikan suportif terhadap bawahan. Pemimpin mau

mendengarkan keluhan dan perasaan bawahan mengenai keputusan

yang diambil.Tipe ini dapat disebut selling

3) Pendekatan partisipatif, kontrol atas pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan antara pemimpin dan bawahan dalam keadaan

seimbang. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua

arah mangkin meningkat. Pemimpin makin mendengarkan secara

intensif terhadap bawahannya.


21

4) Pendekatan delegatif, pemimpin mendiskusikan masalah-masalah

yang dihadapi dengan bawahan, dan selanjutnya mendelegasikan

pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan.Selanjutnya hak

bawahan untuk menentukan langkah-lngkah bagaimana keputusan

dilaksanakan. Bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan

tugastugas sesuai dngan keputusan sendiri. Sebab mereka dianggap

telah memiliki kecakapan dan dipercaya untuk memikul tanggung

jawab untuk mengerahkan dan mengelola dirinya sendiri.

2.1.4 Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan,

atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk

mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan

terlaksana dengan baik (Umam:2010). Organisasi adalah sekumpulan orang

yang memiliki kesamaan keyakinan, tata nilai, dan asumsi yang akan menjadi

landasan bagi semua orang di organisasi untuk menginterpretasikan setiap

tindakan baik yang mereka lakukan maupun tindakan yang dilakukan orang

lain. (Darmawan:2013) dikutip dari Dwitya Damayanti dan Mahendra Fakhri

(2014).
22

b. Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Luthans (2011) sebagai berikut yaitu:

1) Peraturan-peraturan perilaku yang harus dipatuhi. Dapat dijadikan

pedoman dalam hubungan antara anggota organisasi, komunikasi,

terminologi, dan upacara-upacara.

2) Norma-norma. Berupa aturan-aturan tidak tertulis yang menentukan

bagaimana cara bekerja.

3) Nilai-nilai yang dominan. Mengandung konsepsi yang jelas, atau

keyakinan tentang hal-hal yang diinginkan atau diharapkan oleh anggota

organisasi, seperti konsepsi nilai tentang kualitas, efisiensi tinggi, absensi

rendah, dan sebagainya.

4) Filosofi. Berkaitan dengan kebijaksanaan organisasi, menyangkut cara

memperlakukan anggota organisasi dan pihak-pihak yang

berkepentingan.

5) Aturan-aturan. Yang berisi petunjuk mengenai pelaksanaan tugas-tugas

dalam organisasi.

6) Iklim organisasi. Menggambarkan lingkungan fisik organisasi, perilaku

hubungan antar anggota, juga hubungan organisasi dengan pihak-pihak

luar organisasi.
23

c. Indikator – Indikator Budaya Organisasi

berikut ini beberapa indikator – indikator dari budaya organisasi menurut

Robbin (2003) sebagai berikut :

1) Mematuhi aturan - aturan yang berlaku

2) Sesuai dengan norma - norma yang berlaku

3) Nilai - nilai dominan

4) Filosofi tentang kebijakan

5) Iklim organisasi

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel Dan Pengembangan Hipotesis

Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan

menggunakan teori yang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian

sebelumnya. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori karena akan

memverifikasi teori tesebut di fenomena yang ada.

2.2.1 Pengaruh KepemimpinanTerhadap Komitmen Organisasi

Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan

organisasi dan merupakan suatu posisi kunci. Menurut George Terry,

kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi orang-orang untuk berusaha

mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Paul Hersey mendefinisikan

kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok

orang untuk mencapai tujuan dalam siuasi tertentu. Dari kedua definisi tersebut
24

dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan-tindakan seseorang

atau sekelompok orang dalam situasi tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.

(Swasto, 2011).

Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi

serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.

Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan

signifikan antara budaya kerja dengan komitmen karyawan. Sedangkan Robbins

dan Judge (2007) mendefinisikan bahwa komitmen sebagai suatu keadaan dimana

seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk

mempertahankan keangotaannya dalam organisasi.

Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian dari I Gusti Ngurah Truly

Liyas (2017) bahwa kepemimpinan mempengaruhi komitmen organisasi secara

signifikan positif. Dengan demikian dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:

H1 : Adanya pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi

2.2.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi

Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang

dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara

mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar. (Robbins,

2006). Budaya organisasi juga memiliki peran yang cukup penting dalam

meningkatkan kinerja karyawan. Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat

seluruh komponen organisasi, menentukan identitas, suntikan energi, motivator,


25

dan dapat dijadikan pedoman bagi anggota organisasi. Budaya organisasi

merupakan alat perekat yang mampu membuat kelompok organisasi menjadi

lebih dekat, yang dapat menjadi sebuah energi positif yang mampu membawa

organisasi ke arah yang lebih baik.

Komitmen organisasi secara teoritis, menjadi sebab individual (yang

berasal dari diri karyawan itu sendiri) yang bisa mempengaruhi disiplin kerjanya.

Tindakan melanggar disiplin ataupun peraturan bisa disebabkan karena rendahnya

komitmen organisasi yang dimilikinya, sehingga kesadarnnya untuk mematuhi

peraturan yang ditetapkan juga menjadi rendah. Budaya organisasi juga erat

kaitannya dengan komitmen karyawan. Menurut Sopiah (2009) komitmen

karyawan merupakan dimensi perilaku yang dapat digunakan untuk menilai

kecenderungan karyawan bertahan sebagai anggota organisasi. Budaya organisasi

yang baik akan meningkatkan rasa memiliki dan komitmen anggota organisasi

terhadap organisasi dan kelompok kerjanya (Robbins dan Judge, 2009). Budaya

organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen kerja

karyawan.Dalam upaya perusahaan menumbuhkan, mempertahankan, dan bahkan

meningkatkan komitmen kerja karyawan yang kondusif, budaya organisasi

mempunyai pengaruh secara langsung. Komitmen kerja karyawan yang tinggi

akan dapat terwujud melalui pemeliharaan budaya organisasi dengan membuka

peluang karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Hal ini tidak

sejalan dengan hasil penelitian dari Puspasari (2017) bahwa komitmen organisasi

tidak memperkuat pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja Dengan

demikian dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:


26

H2 : Adanya pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

2.2.3 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja

Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang

memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Rivai (2004) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut- pengikutnya lewat proses

komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut lagi Rivai

(2004) mengatakan bahwa pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan,

mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang

dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh

sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu

menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga

diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia

bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan.

Disiplin merupakan suatu perilaku yang konsisten yang dilakukan secara

berulang sehingga terbentuk suatu pola kebiasaan. Perilaku dan kebiasaan yang

terpola tersebut kemudian membentuk suatu budaya. Tetapi hal ini tidak sejalan

dari hari penelitian dari Rochmah (2015) dan Mardalis (2015) bahwa

kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap doisiplin kerjan. Sehingga hipotesis

yang digunakan adalah:

H3 : Adanya pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja.


27

2.2.4 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Disiplin Kerja

Luthans (2008) mendifinisikan budaya organisasi sesungguhnya tumbuh

karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam

suatu organisasi, dan diterima sebagai nilai- nilai yang harus dipertahankandan

diturunkan kepada anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman

bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut

dan dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan

organisasi lainnya.Dari uraian di atas dapat disintesiskan budaya organisasi adalah

seperangkat nilai utama, keyakinan, pemahaman, pola perilaku dan norma yang

dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi. Dengan adanya budaya

organisasi yang baik diharapkan tujuan dari perusahaan akan segera terealisasikan

dengan efektif dan efisien.

Suatu pola perilaku atau kebiasaan kerja yang dibudayakan dalam suatu

organisasi disebut budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai,

prinsip, tradisi dan cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota

organisasi dan memengaruhi cara mereka bertindak (Robbins, 2010). Hal ini

sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Suharto (2018) yang

menunjukan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin

kerja, yang artinya apabila semakin baik budaya organisasi yang terapkan, maka

akan meningkatkan disiplin kerja. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan hasil

penelitian dari Herlena (2016) dan Syahyuni (2018) bahwa budaya organisasi

tidak memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja. Sehingga hipotesis dalam

penelitian ini adalah:


28

H4 : Adanya pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja.

2.2.5 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Disiplin Kerja

Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi

serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.

Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan

signifikan antara budaya kerja dengan komitmen karyawan. Sedangkan Robbins

dan Judge (2007) mendefinisikan bahwa komitmen sebagai suatu keadaan dimana

seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk

mempertahankan keangotaannya dalam organisasi.

Komitmen organisasi secara teoritis, menjadi sebab individual (yang

berasal dari diri karyawan itu sendiri) yang bisa mempengaruhi disiplin kerjanya.

Tindakan melanggar disiplin ataupun peraturan bisa disebabkan karena

rendahnya komitmen organisasi yang dimilikinya, sehingga kesadarnnya untuk

mematuhi peraturan yang ditetapkan juga menjadi rendah.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Mardalis

(2015), Yuniawan (2018), Apalia, E. A. (2017) dan Pane (2018) bahwa

komitmen organisasi berhubungan secara signifikan positif terhadap disiplin

kerja. Dengan demikian dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:

H5 : Adanya pengaruh komitmen organisasi terhadap disiplin kerja.


29

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Peneliti dan
No. Judul Alat Analisis Hasil penelitian
tahun
1 Zakiah Mufida Pengaruh Budaya Regresi Nilai koefisien determinasi
Alfiana dan Organisasi Terhadap Sederhana diketahui 0,388 ini
Durinda Komitmen dengan SPSS menunjukkan bahwa
Puspasari (2017) Organisasi Pada sebesar 38.8%
Karyawan PT. Sinar variabel budaya organisasi
Sosro Surabaya memberi
kontribusi atau
mempengaruhi variabel
komitmen organisasi pada
karyawan PT.
Sinar Sosro Surabaya.
(rendah)
2 Yodhika Widya Influence Of Analysis These results indicate that
Ariyawan, Abdul Leadership Style Regression Leadership Style has a
Rivai, Suharto, And Organizational with SPSS significant impact on
ISSN (e): 2319 – Culture On organizational culture.
1813 ISSN (p): Organizational
23-19 – 1805 Performance
(2018) Through Job
Satisfaction
In PT
Telekomunikasi
Indonesia Tbk
3 Vincent Mgbeze impact od Purposive This study has investigated
(2014) leadership style on sampling the effect of leadership style
organizational technique on organizational
erformance : a case with SPSS performance in Nigerian
study of Nigerian banks.
Bank
4 Raed Mohammed The Effect of the EFA and The results indicated
Mubarak Saleh Leadership Style on CFA significantly positive effect
ª*, Mohammed Organizational structural of leadership on the
Nusari ᵇ, Nasser Performance: equation organizational performance
Habtoor ͨ , Osama Organizational models were and indicated the
Isaac (2018) Commitment as a carried out significantly the strength of
Volume 2,2018 Mediator using an indirect or a mediating
eISSN: 2590- Variable in the SPSS Amos effect of organizational
3748 Manufacturing 21.0. commitment on
Sector of Yemen organizational
performance.
30

Peneliti dan
No. Judul Alat Analisis Hasil penelitian
tahun
5 Edi Setiawan dan Pengaruh Gaya Structural Gaya kepemimpinan tidak
Mardalis, Vol. Kepemimpinan dan Equation berpengaruh
17, No. 2, Komitmen Organisasi Model positif terhadap disiplin
Desember 2015 terhadap Disiplin (SEM) kerja dan Komitemen
Kerja dengan organisasi berpengaruh
Kepuasan Kerja positif terhadap disiplin
sebagai variabel kerja
intervening

6 Muhammad Peran Budaya Regresi Koefisien korelasi


Luhung Pribadi, Organisasi terhadap Sederhana yang didapatkan dari
Benny Herlena, Disiplin Kerja dengan SPSS analisis regresi yang
olume 3, Nomor Karyawan Direktorat dilakukan adalah R=0,534,
2, 2016: 225-234 Produksi PT dngan nilai R square (R2)=
Krakatau Steel 0,285 or 28,5% (rendah)
(Persero) Tbk
Cilegon

7 Zhara Mauli Analisis Pengaruh Regresi Komitmen organisasi


Hermaya, Ahyar Iklim Organisasi, Linier berpengaruh positif
Yuniawan, Komunikasi Berganda signifikan terhadap disiplin
Volume 7, Organisasi dan dengan SPSS kerja
Nomor 1, Tahun Komitmen Organisasi
2018, terhadap Disiplin
ISSN (Online): Kerja
2337-3792
8 Dedy Syahyuni, Hubungan Antara Regresi Budaya organisasi
Volume 2 No. 2 Budaya Organisasi Sederhana memberikan sumbangan
September 2018 Dengan Disiplin dengan SPSS sebanyak 26,1 persen
P-ISSN 2550- Kerja Pada Badan terhadap variable disiplin
0805 E-ISSN Kepegawaian Negara kerja dalam perusahaan
2550-0791 Jakarta (rendah)

9 Rindi Andhika, Pengaruh komitmen Regresi Komitmen Organisasi dan


dewi Nurmasari Organisasi dan Linier Pengawasan berpengaruh
Pane, Vol. 9 No. Pengawasan terhadap Berganda signifikan positif terhadap
1 Juni 2018 Disiplin Kerja dengan SPSS disiplin kerja karyawan
(2018) Karyawan pada PT. baik secara simultan dan
Artha Gita Sejahtera parsial Pada PT Artha Gita
Medan Sejahtera Medan
31

Peneliti dan
No. Judul Alat Analisis Hasil penelitian
tahun
10 Afifah Nasyahta Analisis Pengaruh Regresi tidak ada pengaruh antara
Dila,Thinni Nurul Komunikasi, Linier kepemimpinan terhadap
Rochmah, Kepemimpinan dan Berganda kedisiplinan pegawai
Volume 3 Nomor Tim Kerja terhadap dengan SPSS rumah sakit.
2 Juli-Desember Kedisiplinan Pegawai
2015 Rumah Sakit X
Surabaya
11 Jeli Nata Liyas, Pengaruh Analisis Kepemimpinan (X) = 0,591
Volume 2, Kepemimpinan regresi linear terhadap
Nomor 2, Juli- terhadap Disiplin sederhana disiplin kerja karyawan
Desember 2017 Kerja Karyawan pada dengan adalah positif
PT. Bank Syariah menggunakan terbukti dari hasil b = 0,591
Mandiri alat bantu yang berarti
program bahwa setiap kenaikan
SPSS.19 kepemimpinan satu
satuan akan dapat
menaikan disiplin kerja
karyawan sebesar 0,591
12 Apalia, E. A. Effects of discipline Analysis The measure of fairness of
(2017)ISSN management on Regression disciplinary procedures
2518-2374 employee with SPSS could be used as an
performance in an important
organization: The tool to manage discipline in
case of county organisations.
education office
human resource
department, Turkana
County

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini,2020


32

2.4 Kerangka Teoritis

Adanya kemungkinan pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi

mempengaruhi komitmen organisasi PT. Sai Apparel Industries Semarang dan

adanya kemungkinan kepemimpinan, budaya organisasi, dan komitmen organisasi

bisa mempengaruhi disiplin kerja. Dapat digambarkan kerangka seperti dibawah

ini:

Kepemimpinan (X1)
H3

H1

Komitmen H5

Organisasi Disiplin Kerja (Y)

Budaya Organisasi H2
(Z)
(X2) H4

Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Sumber Data

a) Jenis Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rencana kerja yang terstruktur dalam

hal hubungan – hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa

agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan riset.

Dalam rencana tersebut mencakup hal – hal yang akan dilakukan periset mulai

dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis

akhir (Umar, 2010).

Penelitian ini merupakan explanatory research dengan pendekat

pendekatan kausalitas, yaitu : penelitian yang ingin mencapai penjelasan dalam

bentuk hubungan sebab akhibat (cause-effect) antar beberapa variabel atau

beberapa strategi yang dikembangkan dalam manajemen (Ferdinand,2006).

b) Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh

bahan – bahan, keterangan, kenyataan atau informasi yang benar dan dipercaya,
34

sedangkan data itu merupakan hal, peristiwa, atau kegiatan yang mendukung

suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar penentuan keputusan dari penelitian.

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu ;

a) Data Primer

Data primer dalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama) data primer diperlukan untuk pengujian hipotesis yang

telah diajukan. Teknik yang dipergunakan untuk pengumpulan data berupa

kuesioner atau angket atau daftar pertanyaan.

b) Populasi, Sampel, Objek Penelitian dan Unit Sampel

a) Populasi dan Sampel

Sugiyono (2007) mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan produksi

PT. Sai Apparel Industries Semarang yang berjumlah 2781 responden. Sampel

adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut,menurut Sugiyono (2007) Dalam menentukan sampel diperlukan suatu

metode pengambilan sampel yang tepat agar diperoleh sampel yang representatif

dan dapat menggambarkan keadaan populasi secara maksimal.

Dengan menggunakan metode pengambilan sampel Purposive sampling

yaitu pengambilan sample dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini ada

kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel,sebagai berikut ;


35

1) Hanya karyawan produksi saja yang menjadi responden.

2) Hanya karyawan produksi yang memiliki masa kerja minimal 1 (satu) tahun

yang dijadikan responden.

Penentuan jumlah sampel dapat dihitung dari populasi tertentu yang

sudah diketahui jumlahnya. Didasarkan pada rumus Yamane (1973) yang dikutip

dari Ferdinand (2006) memberikan perumusan perhitungan sampel dengan

populasi sebagai berikut:

N
n=
1 + Nd²

Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = % kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (10%).

N 2781
n= n=
1 + Nd² 1 + (27,81)

2781 2781
n= 1 + (2781) n=
28,81
(10%)²

2781
n= 1 + (2781) n= 96,6
(0,01)
36

Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 96,6 dibulatkan menjadi 97

responden karyawan produksi PT. Sai Apparel Industries Semarang. Dalam

penelitian ini dikarenakan ada beberapa strata maka menggunakan metode

pengambilan sampel dengan stratified random sampling yang merupakan proses

pengambilan sampel melalui proses pembagian populasi kedalam strata, memilih

sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam

sebuah sampel untuk menaksir parameter populasinya. Sehingga diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jumlah Karyawan Produksi

Jumlah Jumlah
Bagian Produksi % Sampel
Karyawan Sampel
Gudang 152 5% 97 5
Cutting 187 7% 97 7
Sewing 2029 73% 97 71
QC finishing 231 8% 97 8
Packing 182 7% 97 7
jumlah = 2781 100% 97
Sumber : Data PT. Sai Apparel Industries Semarang,2020
37

3.3 Metode Pengumpulan Data

Terdapat dua cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk


melakukan analisis dalam penelitian ini, yaitu : Pengumpulan data primer yang
diperoleh melalui teknik komunikasi secara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan alat bantu kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dengan panduan kuesioner. Tipe pertanyaan dalam kuesioner adalah
pertanyaan tertutup dan terbuka dimana responden diminta untuk membuat
pilihan antara serangkaian alternatif yang diberikan oleh peneliti,dikutip dari
Ferdinand (2006).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Nama Definisi
No. Indikator Sumber
Variabel Operasional
1 Kepemimpinan Menurut Paul 1. Pendekatan Suranta
(X1) Hersey direktif (2010)
mendefinisikan
2. Pendekatan
kepemimpinan konsultatif,
adalah proses
memengaruhi 3.Pendekatan
aktivitas seseorang partisipatif
atau sekelompok
orang untuk 4.Pendekatan
mencapai tujuan delegatif
dalam siuasi
tertentu. Dikutip
dari I Gusti Ngurah
Truly Mahendra dan
Ida Aju Brahmasari
38

(2014).

Nama Definisi
No. Indikator Sumber
Variabel Operasional
2 Budaya Robbins (2001) 1. Mematuhi aturan - Robbins
Organisasi budaya organisasi aturan yang berlaku (2001)
(X2) adalah menentukan 2. Sesuai dengan norma
peran yang - norma yang berlaku
membedakan
perusahaan yang 3. Nilai - nilai dominan
satu dengan
perusahaan yang
lain,menentukan
tujuan bersama 4.Filosofi tentang
kebijakan
yang lebih besar
dari sekedar 5. Iklim organisasi
kepentingan
individu. Dikutip
dari Yulia Rebiana
Dewi dan Bambang
Suratman (2013).
3 Komitmen Robbins dan Judge 1. Affecitive Robbins dan
Organisasi (2007) Commitment Judge (2007)
(Z) mendefinisikan
2. Continuance
komitmen sebagai
Commitment
suatu keadaan
dimana seorang 3. Normative
individu memihak Commitment
organisasi serta
tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk
mempertahankan
keangotaannya
dalam organisasi.
4 Disiplin Disiplin kerja 1. frekuensi kehadiran Sutrisno
Kerja (Y) adalah kesediaan (2009)
dan kerelaan 2. tingkat kewaspadaan
pekerjaan yang tinggi
seseorang untuk
mematuhi dan 3. ketaatan pada standar
kerja
39

menaati norma- 4. ketaatan pada


norma peraturan peraturan kerja
yang berlaku 5. etika kerja, menurut
disekitarnya. Siswanto (2005:291)
(Sutrisno:2009).
Sumber : didapat dari berbagai jurnal, 2020

3.5 Tehnik Analisis

Untuk menganalis data yang diperoleh melalui kuesioner, terdapat dua

langkah yang dilakukan,yaitu :

a) Metode Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris

atas data yang dikumpulkan dalam penelitian, jenis – jenis statistik

deskriptif yang disajikan dalama laporan penelitian, antara lain seperti;

distribusi frekuensi responden (Ferdinand; 2006).

b) Metode Kuantitatif

Metode yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu (Sugiyono 2007)

Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka –

angka sehingga dapat dirumuskan dengan rumus statistik untuk menguji

kebenaran hipotesis penelitian (Ha) yang telah diajukan

sebelumnya.Adapun alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1 ) Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas
40

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk

kuesioner tersebut (Ghozali 2012) dilakukan untuk mengetahui tingkat

kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan

data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variable

jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian

hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05

(signifikan ukuran standar dalam penelitian) dan total skor yang diperoleh

dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service Solution).

b. Uji Reliabilitas

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2012) dengan

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk

atau variabel yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha ( α ). Suatu

konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai

cronbach alpha (α) > 0.70 Nunnally, 1994 (dikutipdari Ghozali, 2012)

dengan menggunakan fasilitas SPSS (Statistical Product Service Solution).

2) Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik, yakni; Uji


41

Normalitas, Uji Multikolonieritas dan Uji Heterosdastisitas, dengan

menggunakan fasilitas SPSS (Statistical Product Service Solution).

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2012) data dinyatakan

berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 persen (0,05).

Analisis statistik digunakan mendeteksi normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan uji statistik.Test statistik sederhana yang dapat

dilakukan berdasarkan nilai Kolmogorov Smirnov., dengan menggunakan

fasilitas SPSS (Statistical Product Service Solution). Untuk mengetahui

apakah data tersebut berdistribusi normal, maka dapat dilihat dengan

Kolmogorov Smirnov Test. Adapun kriterianya adalah:

 Angka signifikansi (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal.

b) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika

ditemukan adanya multikolinieritas, maka koefisien regresi variabel tidak

tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga (Ghozali,2012). Salah satu

metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearitya adalah dengan

menganalisis nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor

(VIF) sebagai berikut :


42

 Jika Nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10 maka tidak

mempunyai persoalan multikolonieritas sehingga bisa dilakukan ke

pengujian selanjutnya.

 Jika Nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, maka

terjadi persoalan multikolonieritas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya.Jika varians dari residual atau pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap,maka disebut Homoskediastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedatisitas . Model regresiyang baik adalah yang

homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedatisitas (Ghozali, 2012).

Adapun cara mendeteksi ada tidaknya heteroskodastisitas dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode grafik dan uji Gletjer.

Metode Gletjer cara pengujiannya adalah dengan menguji nilai signifikasi

dari hasil regresi residual, apabila nilai yang diperoleh signifikan pada 5

% maka terjadi heteroskedastisitas sedangkan apabila hasil menunjukkan

tidak signifikan pada 5 % maka data yang digunakan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3) Analisis Jalur (Path Analysis)

Berikut ini persamaan analisis jalur sebagai berikut :


43

Y1 = a + b1X1 + b2X2 +e

Y2 = a + b3X1 + b4X2 + b5Y1 + e

Dimana :
X1 : Kepemimpinan
X2 : Budaya Organisasi
Y : Disiplin Kerja
Z : Komitmen Organisasi
a : Konstanta
ß1 : Koefisien regresi X1 (Kepemimpinan)
ß2 : Koefisien regresi X2 (Budaya Organisasi)
e : Residual

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path

analysis). Penulis menggunakan analisis jalur (path analysis) karena untuk

mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan pengaruh

langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen dengan variabel endogen.

Dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisis dan memastikan apakah ada

pengaruh motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap disiplin kerja serta

dampaknya pada kinerja pegawai. Menurut Sugiyono (2013) analisis jalur adalah

bagian dari model regresi yang dapat digunakan untuk menganalisi hubungan

sebab akibat atar satu variabel dengan variabel lainnya. Analisis jalur digunakan

dengan menggunakan korelasi, regresi dan jalur sehingga dapat diketahui untuk

sampai pada variabel intervening. Adapun pendapat dari Riduwan dan Kuncoro

(2014) model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
44

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel independen (eksogen) terhadap variabel dependen

(endogen). Adapun manfaat dari path analisis diantaranya adalah :

a. Untuk penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang

diteliti

b. Prediksi nilai variabel endogen (Y) berdasarkan nilai variabel eksogen (X)

c. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas mana yang berpengaruh

dominan terhadap variabel terikat, juga dapat digunakan untuk menelusuri

mekanisme (jalur - jalur) pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Analisis jalur memliki keuntungan dan kelemahan diantaranya :

Keuntungan menggunakan analisis jalur, yaitu :

a. Kemampuan menguji model keseluruhan dan parameter – parameter individual

b. Kemampuan pemodelan beberapa variabel mediator / perantara

c. Kemampuan mengestimasi dengan menggunakan persamaan yang dapat

melihat semua kemungkinan hubungan sebab akibat pada semua variabel

dalam model

d. Kemampuan melakukan dekomposisi korelasi menjadi hubungan yang bersifat

sebab akibat (causal relation), seperti pengaruh langsung (direct effect) dan

pengaruh tidak langsung (indirect effect) dan bukan sebab akibat (non-causal

association), seperti komponen semu (spurious).

Sedangkan kelemahan menggunakan analisis jalur, yaitu :

a. Tidak dapat mengurangi dampak kesalahan pengukuran

b. Analisis jalur hanya mempunyai variable – variabel yang dapat diobservasi


45

secara langsung

c. Analisis jalur tidak mempunyai indikator – indikator suatu variabel laten

d. Karena analisis jalur merupakan perpanjangan regresi linier berganda, maka

semua asumsi dalam rumus ini harus diikuti

e. Sebab –akibat dalam model hanya bersifat searah (one direction); tidak boleh

bersifat timbal balik (reciprocal). Jonathan Sarwono (2012)

4) Uji Hipotesis (Uji – t)

Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan

populasi (parameter) n akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh

dari sample penelitian, jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui

data sampel, oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesi nol

(pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik atau data

sampel) Hipotesis nol dinyatakan dengan H0 dan lawannya hipotesis alternatif

diberi notasi Ha (Sugiyono 2007) untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat, maka perlu digunakan pengujian parsial (t) adapun cara

pengujiannya dengan kriteria sebagai berikut ;

a) Kalau t hitung > t table maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh variabel bebas secara positif terhadap variabel terikat.

b) Kalau t hitung ≤ t table maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya


tidak ada pengaruh variabel bebas secara positif terhadap variabel
terikat.
46

5) Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2012).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat

amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel terikat.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa

terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap

tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh

karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R²

pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai

Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan

kedalam model.

6) Analisis Sobel (Sobel Test)

Analisis sobel digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel mediator

yaitu belanja modal. Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur

yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test).

Uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung

variabel independent (X) kepada variabel dependent (Z) melalui variabel


47

intervening (Y). Pengaruh tidak langsung X ke Z melalui Y dihitung dengan cara

mengalikan jalur X Y (a) dengan jalur Y Z (b) atau ab.

Jadi Koefisien ab = (c-c1), dimana c adalah pengaruh X terhadap Z tanpa

mengontrol Y, sedangkan c1 adalah koefisien pengaruh X terhadap Z setelah

mengontrol Y. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya

standar error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus berikut

ini:

Sumber : Sobel (1982)

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka menghitung


nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

Nilai thitung dibandingkan dengan t tabel dan jika thitung lebih besar dari

nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi.


48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Identitas Responden

Sehubungan dengan judul penelitian, dalam memperoleh data dari

responden disusun daftar pertanyaan secara tertulis dimana daftar pertanyaan

tersebut selanjutnya disebarkan kepada responden. Dari penyebaran kuesioner

diperoleh beberapa gambaran mengenai karakteristik responden. Berikut ini akan

dijelaskan secara singkat gambaran responden yaitu mengenai jenis kelamin

responden, usia responden dan masa kerja responden.

a) Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase


49

Perempuan 97 100%

Total = 97 100%
Sumber data: Data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karyawan PT. Sai Apparel

Industries Semarang didominasi oleh perempuan dengan jumlahnya 97 responden

(100 persen). Hal ini wajar karena perempuan memiliki kemampuan untuk

bekerja dengan teliti dan baik.

b) Umur Responden

Identitas responden selanjutnya dapat diketahui melalui faktor usia,

penentuan banyaknya kelas dan panjang kelas pada tabel usia responden

ditentukan dengan menggunakan rumus Sturges (Sugiyono,2010) sebagai berikut:

1) Banyak kelas (k)= 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 97 = 7.55 dibulatkan menjadi 8

2) Jangkauan (R)= Data terbesar – data terkecil

= 43 - 23 = 20

3) Panjang Kelas (p)= R / K

= 20 / 8 = 2,5 dibulatkan menjadi 3

Sehingga jumlah responden berdasarkan usia responden disajikan dalam


tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Umur
50

Jumlah
No. Usia Responden Responden Persentase (%)
( orang )
1 23 - 26 tahun 26 27%
2 27 - 29 tahun 20 21%
3 30 - 32 tahun 9 9%
4 33 - 35 tahun 24 25%
5 36 - 38 tahun 12 12%
6 39 - 40 tahun 0 0%
7 41 - 43 tahun 6 6%
8 43 tahun ke atas 0 0%
Total 97 100%
Sumber: Data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar

karyawan PT. Sai Apparel Industries Semarang masih memiliki umur yang cukup

produktif yaitu 23 – 43 tahun sehingga mampu melakukan beban pekerjaan

dengan baik.

4.1.2 Deskripsi Tanggapan Responden

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban

responden mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan dengan

ketentuan sebagai berikut (Sugiyono : 2009) :

Skor x indikator x responden =

Sangat Tidak Setuju (STS) =1 x 4 x 97 =388


Tidak Setuju (TS) =2 x 4 x 97 =776
Cukup Setuju (CS) =3 x 4 x 97 =1164
51

Setuju (S) =4 x 4 x 97 =1552


Sangat Setuju (SS) =5 x 4 x 97 =1940

1) Deskripsi tentang variabel Kepemimpian (X1)

Analisis deskriptif terhadap variabel penelitian, sebagai berikut :

1940 - 388
=
5
= 310

Kriteria Skor :
Sangat Tidak Setuju (STS) = 388 - 698
Tidak Setuju (TS) = 699 - 1009
Cukup Setuju (CS) = 1010 – 1320
Setuju (S) = 1321 - 1631

Sangat Setuju (SS) =1632 – 1942

Tabel 4.3

Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan (X1)

Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 0 18 41 38
X1,1 408
0 0 54 164 190
0 2 11 37 47
X1,2 420
0 4 33 148 235
X1,3 0 6 18 40 43 441
52

0 12 54 160 215
0 2 11 37 47
X1,4 420
0 4 33 148 235
Jumlah 1689
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Dari tabel tersebut di atas nampak bahwa masing – masing indikator

memiliki total skor mencapai 1689 dimana nilai tersebut menyatakan sangat

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden menyatakan

setuju dengan adanya kepemimpinan yang baik pada PT. Sai Apparel Industries

Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang.

b) Deskripsi tentang variabel Budaya Organisasi (X2)

Analisis deskriptif terhadap variabel penelitian, sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju (STS) =1 x 5 x 97 =483


Tidak Setuju (TS) =2 x 5 x 97 =970
Cukup Setuju (CS) =3 x 5 x 97 =1455
Setuju (S) =4 x 5 x 97 =1940
Sangat Setuju (SS) =5 x 5 x 97 =2425

2425 - 483
=
5
= 388
53

Kriteria Skor :
Sangat Tidak Setuju (STS) = 388 - 873
Tidak Setuju (TS) = 874 - 1262
Cukup Setuju (CS) = 1263 - 1651
Setuju (S) = 1652 - 2040
Sangat Setuju (SS) = 2041 - 2429

Tabel 4.4

Tanggapan Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi (X2)

Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 2 15 48 32
X2,1 401
0 4 45 192 160
0 0 9 52 36
X2,2 415
0 0 27 208 180
0 2 22 45 28
X2,3 390
0 4 66 180 140
0 2 22 45 28
X2,4 390
0 4 66 180 140
0 2 22 45 28
X2,5 390
0 4 66 180 140
Jumlah 1986
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020
54

Dari tabel 4.4 dapat di jelaskan mengenai tanggapan responden tentang

komitmen organisasi dengan hasilnya yaitu 1986 termasuk dalam kategori setuju.

Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden menyatakan setuju

dengan adanya budaya organisasi yang baik pada PT. Sai Apparel Industries

Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang.

c) Deskripsi tentang variabel Komitmen Organisasi (Z)

Tabel 4.5

Jawaban Responden Terhadap Variabel Komitmen Organisasi (Z)

Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 0 7 44 46
Z.1 427
0 0 21 176 230
0 0 9 35 53
Z.2 432
0 0 27 140 265
0 1 17 47 32
Z.3 401
0 2 51 188 160
0 1 17 47 32
Z.4 401
0 2 51 188 160
Z.5 0 0 3 35 53 414
55

0 0 9 140 265
Jumlah 2075
Sumber Data: Data primer yang diolah, tahun 2020

Dari tabel tersebut di atas nampak bahwa jawaban responden dengan

menunjukkan hasil dengan jumlah 2075 dimana hal tersebut termasuk dalam

kategori sangat setuju . Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden

menyatakan sangat setuju apabila komitmen organisasi PT. Sai Apparel Industries

Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang.

d) Deskripsi tentang variabel Disiplin Kerja (Y)

Tabel 4.6

Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (Y)

Bobot
Indikator STS TS CS S SS Total
1 2 3 4 5
0 0 9 44 44
Y.1 423
0 0 27 176 220
0 1 21 38 37
Y.2 402
0 2 63 152 185
0 2 19 42 34
Y.3 399
0 4 57 168 170
Y.4 0 2 19 42 34 399
56

0 4 57 168 170
0 1 21 38 37
Y.5 402
0 2 63 152 185
Jumlah 2025
Sumber Data: Data primer yang diolah, tahun 2020

Dari tabel tersebut di atas nampak bahwa jawaban responden dengan

menunjukkan hasil dengan jumlah 2025 dimana hal tersebut termasuk dalam

kategori setuju . Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata jawaban responden

menyatakan setuju apabila disiplin kerja karyawan PT. Sai Apparel Industries

Semarang akan memberikan dampak yang baik terhadap disiplin kerja karyawan

PT. Sai Apparel Industries Semarang.

4.3 Analisis Data

a. Uji Validitas

Dalam penelitian ini uji validitas diukur dengan menghitung korelasi

antara skor masing – masing butir pertanyaan dengan total skor yang diperoleh.

Suatu item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai koefisien korelasi (rhitung)

melebihi dari nilai rtabel pada tingkat signifikansi 5 persen ( 0,05 ) sebagai berikut:

df= 97 - 3 = 94 (0,2006 ) seperti tabel berikut:

Tabel 4.7
57

Hasil Uji Validitas

r
Variabel Indikator r table Sig Status
hitung
X1.1 0,826 0,2006 0,00 Valid
X1.2 0,917 0,2006 0,00 Valid
Kepemimpinan (X1)
X1.3 0,651 0,2006 0,00 Valid
X1.4 0,917 0,2006 0,00 Valid
X2.1 0,866 0,2006 0,00 Valid
X2.2 0,854 0,2006 0,00 Valid
Budaya Organisasi (X2) X2.3 0,947 0,2006 0,00 Valid
X2.4 0,947 0,2006 0,00 Valid
X2.5 0,947 0,2006 0,00 Valid
Z.1 0,749 0,2006 0,00 Valid
Z.2 0,839 0,2006 0,00 Valid
Komitmen Organisasi (Z) Z.3 0,865 0,2006 0,00 Valid
Z.4 0,865 0,2006 0,00 Valid
Z.5 0,839 0,2006 0,00 Valid
Y.1 0,742 0,2006 0,00 Valid
Y.2 0,855 0,2006 0,00 Valid
Disiplin Kerja (Y) Y.3 0,790 0,2006 0,00 Valid
Y.4 0,790 0,2006 0,00 Valid
Y.5 0,855 0,2006 0,00 Valid
Sumber Data: Data primer yang diolah, tahun 2020

Berdasarkan tabel hasil uji validitas dapat diketahui bahwa semua item

pernyataan atau indikator variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan valid,

karena hasil korelasi antara hasil jawaban responden pada tiap item pernyataan

atau indikator dengan skor total didapat hasil yang signifikan, yaitu nilai r hitung >

r tabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel yang diteliti dan dikatakan reliable atau dapat dipercaya
58

jika jawaban responden terhadap pernyataan selalu konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Dengan bantuan SPSS diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’sAlpha >/< Keterangan

Kepemimpinan (X1) 0,821 > 0,7 Reliabel


Budaya Organisasi (X2) 0,878 > 0,7 Reliabel
Komitmen Organisasi (Z) 0,813 > 0,7 Reliabel
Disiplin Kerja (Y) 0,808 > 0,7 Reliabel
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach

Alpha (α) sebesar 0,70 yaitu suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan

nilai Cronbach Alpha >0,70. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua

variabel dengan nilai Cronbach’s Alpha(α)> 0,70 , sehingga dapat disimpulkan

bahwa indikator yang digunakan oleh variabel bebas dan variabel terikat dapat

dipercaya atau handal untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan

dengan menggunakan fasilitas SPSS(Statistical Product Service Solution) yakni:

Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas.

4.3.2.1 Uji Normalitas

Tabel 4.19
Uji Sampel K-S
59

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Unstandardized
Residual Residual

N 97 97
Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation 2.23161689 1.75537851
Most Extreme Differences Absolute .061 .134
Positive .061 .107
Negative -.056 -.134
Test Statistic .061 .134
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan hasiol analisis ditabel atas,menunjukkan bahwa nilai sig >

0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal, sehingga layak untuk

dilakukan penelitian selanjutnya.

4.3.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan apakah ada korelasi

diantara variabel independen. Hasil uji multikolinearitas penelitian ini dapat

dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas Model I

Coefficientsa
60

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 9.458 1.601 5.908 .000

Kepemimpinan (X1) .423 .130 .384 3.244 .002 .469 2.133

Budaya Organisasi (X2) .302 .127 .281 2.379 .019 .469 2.133

a. Dependent Variable: Komitmen Organsiasi (Z)

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas Model II

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1.858 1.483 1.253 .213

Kepemimpinan (X1) .370 .109 .309 3.399 .001 .422 2.372

Budaya Organisasi (X2) .496 .103 .426 4.798 .000 .442 2.261

Komitmen Organsiasi (Z) .214 .082 .197 2.621 .010 .616 1.622

a. Dependent Variable: Disiplin Kerja (Y)

Ada atau tidaknya multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat pada

collinearity statistic, dengan ketentuan sebagai berikut :

- Apabila tolerance variabel independen> 0,1 dan nilai VIF < 10, maka

dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel

independen.

- Apabila tolerance variabel independen< 0,1 dan nilai VIF > 10, maka

dapat dikatakan bahwa terjadi multikolinearitas antar variabel independen.


61

Berdasar hasil analisis dengan bantuan SPSS terlihat bahwa nilai

tolerancelebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini menunjukkan

bahwa semua variabel bebas murni berdiri sendiri dan tidak ada multikolonialitas.

Sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian.

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.12

Hasil Uji Gletser Model 1

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 8,976 2.109 5.908 .000

Kepemimpinan (X1) -.456 -.133 -.201 -2.987 -.002 .469 2.133

Budaya Organisasi (X2) -.392 -.218 -.291 -.2712 -.230 .469 2.133

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Tabel 4.13

Hasil Uji Gletser Model II

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta T Tolerance VIF
1 (Constant) 3.618 2,983 1,647

Kepemimpinan (X1) -,123 -657 -,213 -2.324 -.537 -1,325


Budaya Organisasi (X2) -.237 -.655 -.532 -2877 -,876 -.1985
62

Komitmen Organisasi (Z) -.365 -.760 -,874 -.657 -.325 -1,653

Disiplin Kerja (Y) -.426 -.546 -.659 -.876 -.426 -1,534


a. Dependent Variable: ABS_RES1

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa nilai signifikansi

ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Sehingga

model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian.

4.3.3 Analisis Jalur (path analysis)

a. Analisis Jalur Model 1

Berikut adalah hasil analisis model 1 dalam penelitian ini dengan

menggunakan program SPSS.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Model 1


63

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 9.458 1.601 5.908 .000

Kepemimpinan (X1) .423 .130 .384 3.244 .002 .469 2.133

Budaya Organisasi (X2) .302 .127 .281 2.379 .019 .469 2.133

a. Dependent Variable: Komitmen Organsiasi (Z)


Sumber data : Data primer yang diolah,2020

Berdasarkan perhitungan analisis jalur I antara kepemimpinan dan budaya

organisasi terhadap komitmen organisasi. menghasilkan suatu persamaan model

regresi :

Z = 0,384X1 + 0,281X2

a. Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,384 bernilai positif, yang berarti

bahwa semakin meningkat kepemimpinan, maka akan berpengaruh

terhadap komitmen organisasi.

b. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,281 bernilai positif, yang berarti

bahwa semakin meningkat budaya organisasi, maka akan memiliki

pengaruh terhadap komitmen organisasi.

b. Analisis Jalur (path analysis) Model II

Analisis Jalur (path analysis) digunakan untuk menaksir hubungan

kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan teori. Berikut ini hasil analisis jalur, sebagai berikut:

Tabel 4.14
64

Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) Model II

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1.858 1.483 1.253 .213

Kepemimpinan (X1) .370 .109 .309 3.399 .001 .422 2.372

Budaya Organisasi (X2) .496 .103 .426 4.798 .000 .442 2.261

Komitmen Organsiasi (Z) .214 .082 .197 2.621 .010 .616 1.622

a. Dependent Variable: Disiplin Kerja (Y)


Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan hasil analisis jalur (path analysis) antara kepemimpinan, budaya

organisasi dan komitmen organisasi menghasilkan suatu persamaan model regresi:

Y = 0,309X1 + 0,426X2 + 0,197Z

Dari persamaananalisis jalur (path analysis) tersebut di atas menunjukkan bahwa:

a. Nilai koefisien X1 sebesar 0,309 bernilai positif, yang berarti bahwa

semakin baik kepemimpinan, maka disiplin kerja akan semakin

meningkat pula, atau sebaliknya jika kepemimpinan semakin menurun

maka disiplin kerja akan mengalami penurunan pula.

b. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,426 bernilai positif, yang berarti bahwa

semakin baik budaya organisasi, maka disiplin kerja akan semakin

meningkat pula, atau sebaliknya jika budaya organisasi semakin menurun

maka disiplin kerja akan mengalami penurunan pula.

c. Nilai koefisien Z sebesar 0,197 bernilai positif, yang berarti bahwa semakin

meningkat komitmen organisasi, maka disiplin kerja akan semakin


65

meningkat pula, atau sebaliknya jika komitmen organisasi semakin

menurun maka disiplin kerja akan mengalami penurunan pula.

Output SPSS di atas memberikan nilai standardized beta sebagai berikut:

 Kepemimpinan pada persamaan (1) sebesar 0,384 dan signifikan pada

0,002 yang berarti kepemimpinan mempengaruhi disiplin. Nilai koefisien

standardized beta 0,384 merupakan nilai path atau jalur p1.

 Budaya organisasi pada persamaan (2) sebesar 0,281 dan signifikan pada

0,019 yang berarti budaya organisasi mempengaruhi disiplin kerja. Nilai

koefisien standardized beta 0,281 merupakan nilai path atau jalur p2.

 Kepemimpinan pada persamaan (3) sebesar 0,309 dan signifikan pada

0,001 yang berarti kepemimpinan mempengaruhi disiplin kerja. Nilai

koefisien standardized beta 0,309 merupakan nilai path atau jalur p3.

 Budaya organisasi pada persamaan (4) sebesar 0,426 dan signifikan pada

0,000 yang berarti berarti budaya organisasi mempengaruhi disiplin kerja.

Nilai koefisien standardized beta 0,426 merupakan nilai path atau jalur p4.

 Komitmen organisasi pada persamaan (5) sebesar 0,197 dan signifikan

pada 0,000 yang berarti komitmen organisasi mempengaruhi disiplin kerja.

Nilai koefisien standardized beta 0,197 merupakan nilai path atau jalur p5.

4.3.5 Uji Hipotesis

4.3.5.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)


66

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t

digunakan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh kepemimpinan, budaya

organisasi, komitmen organisasi dan disiplin kerja secara parsial (sendiri-sendiri)

pada tingkat signifikansi α = 0,05 , dengan rumus : df = n – k = 97 – 3 =

94, dimana : n = jumlah sampel, k = jumlah variabel. Maka didapat t tabel =

1.98552

Hasil uji t secara parsial yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.15

Uji t (Uji Parsial) Model I

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 9.458 1.601 5.908 .000

Kepemimpinan (X1) .423 .130 .384 3.244 .002 .469 2.133

Budaya Organisasi (X2) .302 .127 .281 2.379 .019 .469 2.133

a. Dependent Variable: Komitmen Organsiasi (Z)


Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Hasil uji t dapat dilihat dengan melihat nilai t hitung dan nilai

signifikansinya. Apabila nilai t hitung> nilai t tabel, atau nilai sig. < 0,05 , maka
67

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen diterima.

a. Uji hipotesis kepemimpinan terhadap komitmen organisasi

Pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi didapat t hitung = 3,244

dengan sig. = 0,002. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05),

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, hipotesis penelitian ini yang

menyatakan “kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen

organisasi” diterima.

b.Uji hipotesis budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi didapat t hitung =

2,379 dengan sig. = 0,019. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α

(0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, hipotesis penelitian ini yang

menyatakan “budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi” diterima.

Tabel 4.16

Uji t (Uji Parsial) Model II

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1.858 1.483 1.253 .213

Kepemimpinan (X1) .370 .109 .309 3.399 .001 .422 2.372

Budaya Organisasi (X2) .496 .103 .426 4.798 .000 .442 2.261
68

Komitmen Organsiasi (Z) .214 .082 .197 2.621 .010 .616 1.622

a. Dependent Variable: Disiplin Kerja (Y)


Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Hasil uji t dapat dilihat dengan melihat nilai t hitung dan nilai

signifikansinya. Apabila nilai t hitung> nilai t tabel, atau nilai sig. < 0,05 , maka

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen diterima.

a. Uji hipotesis kepemimpinan terhadap disiplin kerja

Pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja didapat t hitung = 3,391 dengan

sig. = 0,001. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya, hipotesis penelitian ini yang menyatakan

“kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap disiplin kerja”

diterima.

b. Uji hipotesis budaya organisasi terhadap disiplin kerja

Pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja didapat t hitung = 4,798

dengan sig. = 0,000. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05),

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, hipotesis penelitian ini yang

menyatakan “budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap

disiplin kerja” diterima.

c. Uji hipotesis komitmen organisasi terhadap disiplin kerja


69

Pengaruh komitmen organisasi terhadap disiplin kerja didapat t hitung = 2,621

dengan sig. = 0,010. Karena nilai t hitung> t tabel dan nilai sig. < sig.α (0,05),

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, hipotesis penelitian ini yang

menyatakan “komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap

disiplin kerja” diterima.

4.3.5 Koefisien Determinasi (R2)

Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat hasilnya pada tabel

berikut:

Tabel 4.17

Koefisien Determinasi (R2) Model I

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .619a .384 .371 2.25523

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi (X2), Kepemimpinan (X1)


b. Dependent Variable: Komitmen Organsiasi (Z)
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan koefisien determinasi (Adjusted R

Square) yaitu sebesar 0,371 yang menunjukkan bahwa kepemimpinan dan budaya

organisasi mempengaruhi komitmen organisasi sebesar 37,1 persen sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.18

Koefisien Determinasi (R2) Model II

Model Summaryb
70

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .822a .675 .665 1.78347

a. Predictors: (Constant), Komitmen Organsiasi (Z), Budaya Organisasi


(X2), Kepemimpinan (X1)
b. Dependent Variable: Disiplin Kerja (Y)
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan koefisien determinasi (Adjusted R

Square) yaitu sebesar 0,665 yang menunjukkan bahwa disiplin kerja dipengaruhi

oleh kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi sebesar 66,5

persen sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

*koefisien determinasi (Adjusted R Square) model I yaitu sebesar 0,371

*koefisien determinasi (Adjusted R Square) model II yaitu sebesar 0,665

Sehingga dari data diatas terlihat bahwa koefisien determinasi terbesar ada di

model II yaitu 0.665 mempengaruhi disiplin kerja pada PT. Sai Apparel Industries

Semarang.

4.3.6 Analisis Sobel Test

Kepemimpinan (X1)
H3 (0,309)
H1 (0,384)

Komitmen H5 (0,197) Disiplin Kerja (Y)


Organisasi (Z)

H2 (0,281)
Budaya Organisasi H4 (0,426)
(X2)
71

 Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa

kepemimpinan dan budaya organisasi mempengaruhi komitmen organisasi

secara langsung dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari

kepuasan kerja ke budaya organisasi (sebagai variabel mediasi) lalu ke

disiplin kerja. Besarnnya pengaruh langsung adalah 0,309 sedangkan

besarnya pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalihkan

koefisien tidak langsungnya yaitu (0,384) x (0,197) = 0,07564. Oleh karena

koefisien hubungan langsung lebih besar dari koefisien hubungan tidak

langsung, maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah

langsung.

 Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa komitmen organisasi dapat

berpengaruh langsung ke disiplin kerja dan dapat juga berpengaruh tidak

langsung yaitu dari komitmen organisasi ke budaya organisasi (sebagai

variabel mediasi) lalu ke disiplin kerja. Besarnnya pengaruh langsung

adalah 0,426 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung harus dihitung

dengan mengalihkan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,281) x (0,197) =

0,0553. Oleh karena koefisien hubungan tidak langsung lebih besar dari

koefisien hubungan langsung, maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang

sebenarnya adalah tidak langsung.

4.4 Pembahasan
72

Penelitian ini dilakukan dengan mengangkat 2 variabel bebas dan 1

variabel mediasi yang diteliti yaitu: kepemimpinan, budaya organisais dan

komitmen organisasi terhadap disiplin kerja di PT. Sai Apparel Industries

Semarang, dengan hasilnya sebagai berikut :

4.4.1 Pengaruh kepemimpinan dengan komitmen organisasi

Menurut George Terry, kepemimpinan adalah aktivitas memengaruhi

orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Paul

Hersey mendefinisikan kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas

seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam siuasi tertentu.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan-

tindakan seseorang atau sekelompok orang dalam situasi tertentu dan untuk

mencapai tujuan tertentu. (Swasto, 2011).

Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian dari I Gusti Ngurah Truly

Liyas (2017) bahwa kepemimpinan mempengaruhi disiplin kerja secara signifikan

positif. Tetapi hal ini tidak sejalan dari hari penelitian dari Rochmah (2015) dan

Mardalis (2015) bahwa kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja.

4.4.2 Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi

Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang

dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar cara

mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar. (Robbins,

2006). Budaya organisasi juga memiliki peran yang cukup penting dalam
73

meningkatkan kinerja karyawan. Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat

seluruh komponen organisasi, menentukan identitas, suntikan energi, motivator,

dan dapat dijadikan pedoman bagi anggota organisasi. Budaya organisasi

merupakan alat perekat yang mampu membuat kelompok organisasi menjadi

lebih dekat, yang dapat menjadi sebuah energi positif yang mampu membawa

organisasi ke arah yang lebih baik.

Disiplin merupakan suatu perilaku yang konsisten yang dilakukan secara

berulang sehingga terbentuk suatu pola kebiasaan. Perilaku dan kebiasaan yang

terpola tersebut kemudian membentuk suatu budaya. Suatu pola perilaku atau

kebiasaan kerja yang dibudayakan dalam suatu organisasi disebut budaya

organisasi. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai, prinsip, tradisi dan cara-cara

bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan memengaruhi cara

mereka bertindak (Robbins, 2010).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Suharto (2018)

yang menunjukan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap

disiplin kerja, yang artinya apabila semakin baik budaya organisasi yang terapkan,

maka akan meningkatkan disiplin kerja.

4.4.3 Pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja

Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam manajemen yang

memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Rivai (2004) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut- pengikutnya lewat proses

komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut lagi Rivai
74

(2004) mengatakan bahwa pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan,

mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang

dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh

sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu

menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga

diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia

bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Isaac (2018) dan Pane (2018) yaitu: komitmen

organisasi memperkuat kepemimpinan terhadap disiplin kerja secara signifikan.

4.4.4 Pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja

Budaya organisasi juga erat kaitannya dengan komitmen karyawan.

Menurut Sopiah (2009) komitmen karyawan merupakan dimensi perilaku yang

dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan bertahan sebagai

anggota organisasi. Budaya organisasi yang baik akan meningkatkan rasa

memiliki dan komitmen anggota organisasi terhadap organisasi dan kelompok

kerjanya (Robbins dan Judge, 2009).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Mgbeze (2014) dan Isaac (2018)

bahwa adanya komitmen organisasi mampu memperkuat disiplin kerja karyawan.

4.4.5 Pengaruh komitmen organisasi terhadap disiplin kerja

Menurut Sopiah (2009) komitmen karyawan merupakan dimensi perilaku

yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan bertahan sebagai


75

anggota organisasi. Budaya organisasi yang baik akan meningkatkan rasa

memiliki dan komitmen anggota organisasi terhadap organisasi dan kelompok

kerjanya (Robbins dan Judge, 2009). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari

Mgbeze (2014) dan Isaac (2018) bahwa adanya komitmen organisasi mampu

memperkuat disiplin kerja karyawan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kepemimpinan dan

budaya organisasi terhadap disiplin kerja dengan komitmen organisasi sebagai

variabel mediasi pada PT. Sai Apparel Industries Semarang.

5.1 Kesimpulan
76

1. Hasil pengujian pada variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa

kepemimpinan yang baik dari perusahaan akan memberikan pengaruh

dalam meningkatkan komitmen organisasi PT. Sai Apparel Industries

Semarang.

2. Hasil pengujian pada variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa

budaya organisasi yang baik dari karyawan akan memberikan pengaruh

dalam meningkatkan komitmen organisasi karyawan PT. Sai Apparel

Industries Semarang.

3. Hasil pengujian pada variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap disiplin kerja. Hal ini menunjukkan bahwa

kepemimpinan yang baik dari perusahaan akan memberikan pengaruh

dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan PT. Sai Apparel Industries

Semarang.

4. Hasil pengujian pada variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap disiplin kerja. Hal ini menunjukkan bahwa budaya

organisasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja. Hal ini

menunjukkan bahwa budaya organisasi yang baik akan memberikan

pengaruh dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan PT. Sai Apparel

Industries Semarang

5. Hasil pengujian pada variabel komitmen organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap disiplin kerja. Hal ini menunjukkan bahwa


77

komimtmen organisasi yang baik dari karyawan akan memberikan

pengaruh dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan PT. Sai Apparel

Industries Semarang.

5.2 Implikasi Teoritis dan Implikasi Manajerial

a. Implikasi Teoritis

Issue Riset Hasil Penelitian


Hasil Penelitian Nama Peneliti dan Tahun
GAP Sekarang
1. Terdapat Tidak berpengaruh Edi Setiawan dan Mardalis Hasil pengujian
hasil penelitian (2015) pada variabel
yang berbeda Tidak berpengaruh Afifah Nasyahta Dila,Thinni kepemimpinan
beda mengenai Nurul Rochmah (2015) berpengaruh positif
pengaruh dan signifikan
kepemimpinan Berpengaruh Jeli Nata Liyas (2017) terhadap komitmen
terhadap Berpengaruh Raed Mohammed Mubarak organisasi. Hal ini
disiplin kerja Saleh , Mohammed Nusari , menunjukkan bahwa
Nasser Habtoor ͨ, Osama Isaac kepemimpinan yang
(2018) baik dari perusahaan
Berpengaruh Rindi Andhika, dewi akan memberikan
Nurmasari Pane (2018) pengaruh dalam
meningkatkan
komitmen organisasi
PT. Sai Apparel
Industries Semarang

Issue Riset Hasil Penelitian


Hasil Penelitian Nama Peneliti dan Tahun
GAP Sekarang
2. Terdapat Berpengaruh Yodhika Widya Ariyawan, Hasil pengujian pada
hasil penelitian Abdul Rivai, Suharto (2018) variabel komitmen
yang berbeda- Tidak berpengaruh Muhammad Luhung Pribadi, organisasi
beda mengenai Benny Herlena (2016) berpengaruh positif
pengaruh dan signifikan
budaya Tidak berpengaruh Dedy Syahyuni (2018) terhadap disiplin
organisasi kerja. Hal ini
terhadap Tidak berpengaruh Zakiah Mufida Alfiana dan menunjukkan bahwa
disiplin kerja Durinda Puspasari (2017) komimtmen
organisasi yang baik
Berpengaruh Vincent Mgbeze (2014) dari karyawan akan
78

Berpengaruh Raed Mohammed Mubarak memberikan


Saleh , Mohammed Nusari , pengaruh dalam
Nasser Habtoor ͨ, Osama Isaac meningkatkan
(2018) disiplin kerja
karyawan PT. Sai
Apparel Industries
Semarang

b. Implikasi Manajerial

Mengacu pada hasil yang diperoleh dari penelitian ini maka untuk

mengetahui faktor apa saja yang bisa meningkatkan disiplin kerja karyawan di PT.

Sai Apparel Industries Semarang, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai

berikut:

1. Berkaitan dengan variabel persepsi kepemimpinan dengan adanya intruksi

yang jelas kepada bawahan, bisa mengambil keputusan setelah mendengar

saran dari bawahan, selalu mengambil solusi dengan berunding dulu

dengan bawahan dan adanya pimpinan yang memberikan kepercayaan

penuh ke bawahan dalam melaksankan tugas pekerjaan dengan baik .

2. Berkaitan dengan variabel budaya organsiasi dengan adanya peraturan

yang harus dipatuhi, norma yang harus ditaati, semua karyawan harus

mengikuti instruksi dari perusahaan dan karyawan harus bekerja dengan

penuh tanggung jawab.

3. Berkaitan dengan variabel komitmen organisasi dengan adanya karyawan

yang harus hadir sesuai aturan perusahaan, kesadaran tinggi dari karyawan
79

untuk bekerja dengan baik dan karyawan harus bertingkah laku yang baik

dalam kemajuan perusahaan.

4. Berkaitan dengan variabel disiplin kerja dengan adanya karyawan harus

masuk kerja tepat waktu, karyawan harus bekerja dengan waspada,

karyawan harus taat dengan standar perusahaan dan karyawan harus

bekerja dengan etika yang baik.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 97 karyawan di

karyawan PT. Sai Apparel Industries Semarang. Dan tidak semua

karyawan menjadi responden dalam penelitian ini, karena tidak semua

karyawan mengembalikan kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti,

sehingga penelitian ini belum menggambarkan informasi yang

sesungguhnya.

2. Pada proses pengolahan data hanya mengenai dua variabel bebas

(kepemimpinan dan budaya organisasi) serta satu variabel mediasi yaitu

komitmen organisasi.

3. Penelitian ini tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan yang mungkin saja


terjadi dan dapat mempengaruhi hasil temuan. Oleh karena itu, agar

memperoleh hasil yang lebih layak lagi diperlukan penelitian yang sejenis

untuk mendukung penelitian sebelumnya.

5.4 Rencana Penelitian Mendatang


80

1. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam penelitian mendatang ialah: a.

Menambahkan variabel independen selain variabel kepemimpinan, budaya

organsiasi, komitmen organisasi dan disiplin kerja.

2. Menggunakan teknik analisa yang berbeda, misalnya dengan

menggunakan SEM agar dapat diketahui kuat lemahnya hubungan tiap

dimensi dengan variabel penelitian sehingga implikasi manajerial dapat

diurutkan dari hubungan yang berpengaruh paling besar hingga yang

berpengaruh paling kecil.

3. Memperluas objek, misalnya dengan melakukan penelitian pada beberapa

perusahaan dibidang yang sama yaitu Garment yang berada di Kota

Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian


untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen.

Alex S. Nitisemito 2000. Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya.


Manusia, Ed. 3, Ghalia Indonesia, Jakarta.
81

Alex S. Nitisemito, 1996. Manajemen Personalia, Sumber Daya Manusia, Gholia.


Indonesia, Jakarta.

Afifah Nasyahta Dila,Thinni Nurul Rochmah, 2015 Analisis Pengaruh


Komunikasi, Kepemimpinan dan Tim Kerja terhadap Kedisiplinan
Pegawai Rumah Sakit X Surabaya Hasibuan, Malayu S.P 2007,
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,. Bandung, PT. Bumi
Aksa. 2009,

Apalia, E. A. (2017)ISSN 2518-2374 Effects of discipline management on


employee performance in an organization: The case of county education
office human resource
department, Turkana County

Davis, Keith, and Newstrom, John,W. 2002. Organizational Behavior At Work.


11 edition. New York.

Dedy Syahyuni, 2018 Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Disiplin


Kerja Pada Badan
Kepegawaian Negara Jakarta

Edi Setiawan dan Mardalis, Vol. 17, No. 2, Desember 2015 Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi terhadap Disiplin Kerja dengan
Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:


BP Undip

Jeli Nata Liyas, 2017 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja


Karyawan pada PT. Bank Syariah Mandiri

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2011. Perilaku Organisasi. Jakarta:


Salemba Empat.

Luthans, Fred. 2011. Perilaku organisasi. ... Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat

Mowday,R.T.,R.M. Steers, dan L.W. Porter (1979), “The Measurument of


Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavior, Vol. 14
(April), pp. 224-47
82

Mowday,R.T.,R.M. Steers, dan L.W. Porter (1979), “The Measurument of


Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavior, Vol. 14
(April), pp. 224-47

Muhammad Luhung Pribadi, Benny Herlena, olume 3, Nomor 2, 2016: 225-234


Peran Budaya Organisasi terhadap Disiplin Kerja Karyawan Direktorat
Produksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Cilegon

Rivai, Veithzal, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan :


dari Teori Ke Praktik, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,.
Jakarta.

Raed Mohammed Mubarak Saleh ª*, Mohammed Nusari ᵇ, Nasser Habtoor ͨ ,


Osama Isaac (2018) Volume 2,2018 eISSN: 2590-3748 The Effect of
Leadership Style on Organizationa Performance: Organizational
Commitment as a Mediator
Variable in the Manufacturing Sector of Yemen

Rindi Andhika, dewi Nurmasari Pane, 2018 Pengaruh komitmen Organisasi dan
Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan pada PT. Artha Gita
Sejahtera Medan

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi Edisi ke 7 (Jilid II). Jakarta

Siagian, P Sondang. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi.


Aksara

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE


YKPN

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Edisi Kesepuluh). Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabet

Vincent Mgbeze (2014) impact od leadership style on organizational erformance


: a case study of Nigerian Bank

Wahjosumidjo, 1987 Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta. Ghalia

Umam. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Umar, 2010, Riset pemasaran dan bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
83

Yodhika Widya Ariyawan, Abdul Rivai, Suharto, ISSN (e): 2319 – 1813 ISSN
(p): 23-19 – 1805 (2018) Influence Of Leadership Style And
Organizational Culture On Organizational Performance Through Job
Satisfaction In PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Zakiah Mufida Alfiana dan Durinda Puspasari (2017) Pengaruh Budaya


Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Pada Karyawan PT. Sinar
Sosro Surabaya

Zhara Mauli Hermaya, Ahyar Yuniawan, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018,


ISSN (Online): 2337-3792 Analisis Pengaruh Iklim Organisasi,
Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Disiplin Kerja

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

I. Data Pribadi
84

1. Nama : Rona Megananda Maharani Putri, ST

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Purworejo, 18 Agustus 1993

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Status Pernikahan : Sudah Menikah

6. Warga Negara : Indonesia

7. Alamat : Jasmine Park Blok J6 No. 3

Plamongan Indah Kel. Batursari

Kec. Mranggen Kab. Demak

8. Nomor Telepon / HP : 081390585786/089666924789

9. e-mail : ronamegananda1@gmail.com

10. Pendidikan Formal :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan

(Tahun)

1999 - 2005 SDN Plamongan Sari 01 Semarang -

2005 - 2008 SMP N 9 Semarang -

2008 - 2012 SMK N 7/ STM Pembangunan Semarang Teknik


Bangunan

2012 - 2016 Sarjana Universitas Semarang Teknik Sipil

2016 - sekarang Pasca Sarjana Universitas Semarang Manajemen

11. Riwayat Pengalaman Kerja

Periode Instansi / Perusahaan Posisi

(Tahun)
85

2012 - 2015 PT. BANGKIT AMPUH ABADI Arsitek/

(Jasa Kontraktor) Staff Teknik

2015 - 2017 PT. BANGKIT CIPTA SAKTI Arsitek/

(Jasa Kontraktor) Staff Teknik

2017 - 2018 PT. JAYA MULYA KONSTRUKSI Arsitek/

(Jasa Kontraktor) Staff Teknik

2018 - sekarang CV. MEGA JAYA ABADI Direktur

(Jasa Kontraktor)

2019 - sekarang CV. ADIRAS JAYA MULYA Komisaris

(Jasa Transportasi))

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, Februari 2021

(RONA MEGANANDA MP, ST)

Anda mungkin juga menyukai