Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling

menentukan sukses tidaknya suatu organisasi. Sumber daya manusia berperan penting

dalam setiap kegiatan perusahaan. Sumber daya manusia dapat menentukan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.(Yuliantini dan Suryatiningsih,2021).

Dengan demikian, sumber daya manusia adalah kunci dari segala kebutuhan

perusahaan. Sumber daya manusia yang berkinerja tinggi menentukan profitabilitas

perusahaan. Perusahaan dapat berkembang dan bertahan dalam lingkungan yang

kompetitif, jika didukung oleh kinerja karyawan yang mumpuni di bidangnya

(Vernandes,et al.,2022).

Salah satu hal yang terpenting adalah bagaimana menciptakan sumber daya

manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan

bersama dalam suatu organisasi. Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur

pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur

dalam tampilan kinerja dari pegawainya (Misrania dan maryadi,2022). Untuk

mencapai tujuan perusahaan maka perusahaan wajib memiliki kinerja sumber daya

manausia yang efektif dan efisien pada perusahaan karena kinerja perusahaan

merupakan akumulasi kinerja individu dan kelompok. Ketersediaan Sumber Daya

Manusia (SDM) baik secara kualitas maupun kuantitasnya sangat bergantung terhadap

1
2

Sustainabilitas dan pengembangan organisasi atau perusahaan yang kompetitif di era

sekarang ini (Sari dan Pancasati,2022). Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja

didalamnya atau yang biasa kita sebut dengan manajemen puncak, manajemen

menengah, dan manajemen lini serta bagian non-manajerial yang biasa kita sebut

dengan pegawai (Pratama dan Syamsudin, 2021).

Penelitian ini dilakukan di PT. Afiya Rajawali Sukses merupakan distributor

yang bergerak dibidang alat kesehatan yang berdiri pada 09 maret 2010 dengan nama

toko Aldo as Store. PT Afiya Rajawali Sukses bekerja sama dengan PT. Arista Latindo

yang mempunyai merek produk Sensi. Namun perusahaan ini mengalami beberapa

permasalahan terkait dengan pencapaian target penjualan. Dibawah ini Tabel 1.1

merupakan Tabel Pencapaian Target Penjualan.

Tabel 1.1
Pencapaian Target Penjualan PT. Afiya Rajawali Sukses
Periode 2019- 2021
Bulan Target Realisasi
2019 Rp.50.000.000.000,- Rp.34.000.000.000,-
2020 Rp.50.000.000.000,- Rp.29.001.800.000,-
2021 Rp.50.000.000.000,- Rp.32.000.300.000,-
Sumber: HRD PT. Afiya Rajawali Sukses (2021)

Berdasarkan data di atas pada Tabel 1.1 bahwa belum tercapainya target yang

diberikan perusahaan selama 3 tahun dari tahun 2019 sampai tahun 2021. Pada tahun

2019 pencapaian target sebesar Rp.34.000.000.000,- pada tahun 2020 pencapaian

target perusahaan sebesar Rp.29.001.800.000,- dan tahun 2021 pencapaian target

perusahaan sebesar Rp.32.000.300.000,- sedangkan target yang diberikan perusahaan


3

sebesar Rp.50.000.000.000,- Hal ini artinya bahwa belum maksimalnya kinerja

karyawan dalam mencapai target perusahaan, sehingga selama 5 bulan belum ada

target yang tercapai.

Permasalahan di atas diperkuat dengan adanya masalah pada absensi karyawan

selama 5 bulan berturut-turut. Hal ini jelas mempengaruhi kinerja kerja karyawan

untuk mengoptimalan produktivitas. Dibawah ini Tabel 1.2 merupakan table tentang

Absensi Karyawan

Tabel 1.2
Absensi Karyawan PT Afiya Rajawali Sukses
Periode Januari – Mei 2022
Jumlah
Bulan Karyawan Keterangan
Sakit % Izin % Alpha %
Januari 119 9 7,5 7 5,8 9 7,5
Februari 119 8 6,7 5 4,2 12 10,0
Maret 119 9 7,5 7 5,8 12 10,0
April 119 15 12,5 8 6,6 15 12.5
Mei 119 18 15,0 8 6,6 14 11,6
Total 9.84 5,8 10,3
Sumber : HRD PT. Afiya Rajawali Sukses (2021)

Dari Tabel 1.2 dapat terlihat bahwa tingkat absensi karyawan pada 5 bulan

terakhir, tingkat sakit rata-rata sebesar 9,84%, dan izin sebesar 5,8% dan alpha rata-

rata 10,3% sedangkan toleransi yang diberikan perusahaan sebesar 5%. Hal in artinya

rendahnya tingkat kehadiran karyawan karena melebihi batas toleransi yang diberikan

perusahaan. Kemudian berdasarkan wawancara yang saya lakukan kepada kepala

HRD, menyatakan bahwa kinerja karyawan menurun karna adanya pemotongan bonus

dan kompensasi tahunan karyawan, perusahaan menerapkan pemotongan sebesar 10%


4

dari bonus atau kompensasi yang biasa karyawan dapatkan, pemotongan ini dilakukan

sejak adanya pandemi covid-19. Hal tersebut tentunya menjadi masalah bagi

perusahaan dan mengindikasikan bahwa perusahaan sedang tidak dalam kondisi yang

baik mengingat bonus atau kompensasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan yang

tentunya akan berpengaruh pada pencapaian perusahaan.

Dari fenomena di atas berarti adanya permasalahan pada kinerja karyawan,

kinerja mengacu pada tingkat keberhasilan dalam menyelesaikan tugas dan

kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai kinerja

yang maksimal maka setiap perusahaan di perlukan adanya peningkatan kinerja

karyawan. Adanya peningkatan kinerja dapat membawa kesuksesan dan tujuan yang

diinginkan suatu perusahaan agar mampu bertahan di era persaingan bisnis saat ini

(Wonda,et al.,2022).

Berdasarkan penelitian terdahulu ditemukan bahwa kinerja karyawan

dipengaruhi oleh kompensasi (Wonda,etal., 2022; Dahlia dan Fadli, 2022; Astari,et

al.,2022; Jatmika dan Sriadi, 2022) disiplin kerja (Vernandes,et al.,2022; Juwita dan

Permatayuny;2021; Misrania dan Maryadi, 2022; Sari dan Pancasasti, 2022; Yuliantini

dan Suryatiningsih,2021) motivasi (Jatmika dan Andarwati;2018; Suswati, 2021;

Harahap,et al.,2022;Nurasia,2022).

Dari fenomena diatas menarik untuk mengkaji tentang kinerja karyawan untuk

memperkuat fenomena diatas peneliti melakukan pra-riset kepada 30 responden

karyawan PT Afiya Rajawali Sukses. Berikut Tabel 1.3 Hasil Pra Survey
5

Table 1.3
Hasil Pra-survey

No Pernyataan Ya Tidak
Kepemimpinan
1 Atasan mampu menjadi contoh yang baik 60% 40%
2 Atasan selalu memberikan perhatian kepada bawahan 50% 50%
Disiplin kerja
3 Saya tidak pernah mangkir dalam bekerja 30% 70%
4 Saya selalu hadir tepat waktu dalam bekerja 25% 75%
Beban Kerja
5 Saya merasa lelah dalam menyelesaikan tugas yang 30% 70%
diberikan atasan
6 Saya merasa waktu kerja yang diberikan belum sesuai 15% 85%
Motivasi Kerja
7 Saya termotivasi dengan target yang diberikan 35% 65%
perusahaan
8 Saya selalu bersemangat dalam bekerja 30% 70%
Kompensasi
9 Gaji yang diberikan sesuai dengan beban kerja 20% 80%
10 Perusahaan memberikan bonus yang sesuai 5% 95%

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa banyaknya yang menjawab

“Tidak” sebesar 95% dan 80% pada variabel kompensasi, dan banyaknya yang

menjawab “Tidak” pada variabel disiplin kerja sebesar 70% dan 75% dan pada

variabel motivsai kerja banyaknya yang menjawab “Tidak” sebesar 65% dan 70%. Hal

ini dapat di indikasikan bahwa adanya masalah pada kompensasi, disiplin kerja dan

motivasi kerja.

Rendahnya tingkat kinerja karyawan dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari

besaran kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dengan besarnya tanggung jawab
6

pekerjaan yang dilakukan. kompensasi yang baik sangat penting di perusahaan, karna

kompensasi yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan, namun tampa adanya

penegelolaan yang benar kompensasi juga dapat membuat perusahaan merugi dan

kehilangan karyawan (Astari,et al.,2022).

Faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah disiplin kerja.

Disiplin kerja adalah suatu alat yang mengubah sesuatu perilaku serta suatu upaya

untuk meningkatkan kesadaran digunakan para manajer/pimpinan untuk

berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk dan kesediaan seseorang

menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku

(Nurasia,2022). Disiplin sendiri menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang

ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Jika peraturan

atau ketetapan yang ada dalam perusahaan diabaikan, atau sering dilanggar, hal

tersebut yang menyebabkan karyawan mempunyai disiplin yang buruk (Yuliantini dan

Suryatiningsih,2021).

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah motivasi, Motivasi

adalah hasrat dalam yang membakat disebabkan oleh kebutuhan, keinginan, dan

kemauan yang mendorong seseorang untuk menggunakan energi fisik dan mentalnya

demi tercapainya tujuan – tujuan yang diinginkan. Dengan adanya motivasi, akan

sangat berpengaruh terhadap psikologis seorang karyawan, karena dengan adanya

motivasi, maka dalam diri karyawan akan termotivasi dan timbul rasa percaya diri yang

mana akan menimbulkan suatu semangat dalam bekerja (Nurasia,2022). Menurut

Harahap,et al.,(2022) dalam mencapai target yang diinginkan karyawan harus memiliki
7

motivasi yang tinggi agar mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi juga bisa

dijadikan salah satu opsi untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanpa adanya motivasi

yang tinggi di setiap karyawan organisai/perusahaan tidak akan bisa maju dan

berkembang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jatmika dan Sriadi (2022) menunjukkan

bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Dahlia dan Fadli (2022) menunjukkan bahwa kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wonda,et al.,(2022). menunjukkan bahwa kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliantini dan Suryatiningsih (2021)

menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Ichsan,et al.,(2020) menunjukkan bahwa

disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Pancasati (2022) menunjukkan bahwa

disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jatmika dan Andarwati (2018)

menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Hararap,et al.,(2022). menunjukkan bahwa

motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurasia (2022) menunjukkan bahwa motivasi

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.


8

Berdasarkan fenomena dan latar belakang permasalahan yang dijelaskan diatas

serta dengan adanya data yang ada peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh

Kompensasai, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan”

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan terhadap pentingnya pengaruh kompensasi, disiplin kerja dan

motivasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di latar

belakang maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut ;

1. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Afiya Rajawali

Sukses?

2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Afiya Rajawali

Sukses?

3. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Afiya Rajawali

Sukses?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk :

1. Untuk Menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT.

Afiya Rajawali Sukses

2. Untuk Menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Afiya Rajawali Sukses


9

3. Untuk Menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Afiya Rajawali Sukses

D. Konstribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak bersangkutan dan

berkepentingan, sebagai berikut :

1. Kontribusi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan manajemen

sumber daya manusia dan para pengusaha untuk mengetahui sejauh mana

kompensasi, disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

2. Kontribusi Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang

bermanfaat juga menjadi acuan untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan

perusahaan pada umumnya khususnya karyawan yang bekerja di PT. Afiya

Rajawali Sukses.

a. Bagi Perusahaan

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan perusahaan dapat menerapkan

strategi manajemen sumber daya manusia yang tepat bagi kelangsungan dan masa

depan perusahaan.

b. Bagi Penulis

Sebagai upaya untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan dari teori-teori yang
10

didapat selama melakukan kegiatan perkuliahan tentang keadaan real atau nyata

dalam sebuah perusahaan

c. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi, acuan ataupun pembanding bagi

peneliti berikutnya yang hendak meneliti tentang kinerja karyawa


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a) Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Mangkunegara (2016) bahwa manajemen sumber daya manusia

adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,

pengintegrassian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Menurut Marwansyah (2016) pengertian manajemen

sumber daya manusia adalah sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di

dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya

manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia,

perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan,

keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Menurut Hasibuan

(2017), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

11
12

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya

manusia adalah suatu peran seorang pekerja dalam membantu menjalankan tujuan

karyawan.

b) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Sunyoto (2016)

yaitu:

1. Fungsi Manajerial

a) Perencanaan

Fungsi perencanaan meliputi penentuan program sumber daya manusia

yang akan membantu pencapaian tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan.

b) Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian adalah membentuk organisasi dengan

merancang susunan dari berbagai hubungan antara jabatan, personalia,

dan faktor-faktor fisik.

c) Pengarahan

Fungsi pengarahan adalah mengusahakan agar karyawan mau bekerja

secara efektif melalui perintah motivasi.

d) Pengendalian

Fungsi pengendalian adalah mengadakan pengamatan atas pelaksanaan

dan membandingkan dengan rencana dan mengoreksinya jika terjadi


13

penyimpangan atau jika perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah

dibuat.

2. Fungsi Operasional

a) Pengadaan

Fungsi pengadaan meliputi perencanaan sumber daya manusia,

perekrutan, seleksi, penempatan dan orientasi karyawan, perencanaan

mutu dan jumlah karyawan. Sedangkan perekrutan, seleksi dan

penempatan berkaitan dengan penarikan, pemilihan, penyusunan dan

evaluasi formulir lamaran kerja, tes psikologi dan wawancara.

b) Pengembangan

Fungsi pengembangan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap karyawan agar dapat melaksanakan tugas dengan

baik. Kegiatan ini menjadi semakin penting dengan berkembangnya dan

semakin kompleksnya tugas-tugas manajer.

c) Kompensasi

Fungsi kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian penghargaan yang

adil dan layak kepada karyawan sebagai balas jasa kerja mereka.

Pemberian kompensasi merupakan tugas yang paling kompleks dan juga

merupakan salah satu aspek yang paling berarti bagi karyawan maupun

organisasi.

d) Integrasi
14

Fungsi pengintegrasian karyawan ini meliputi usaha-usaha untuk

menyelaraskan kepentingan individu karyawan, organisasi dan

masyarakat. Untuk itu perlu memahami sikap dan perasaan karyawan

untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

e) Pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan tidak hanya mengenai usaha untuk

mencegahkehilangan karyawan-karyawan tetapi dimaksud untuk

memelihara sikap kerja sama dan kemampuan bekerja karyawan tersebut.

f) Pemutusan Hubungan Kerja

Fungsi pemutusan hubungan kerja yang terakhir adalah memutuskan

hubungan kerja dan mengembalikannya kepada masyarakat. Proses

pemutusan hubungan kerja yang utama adalah pensiun, pemberhentian,

dan pemecatan.

2. Kinerja Karyawan

a) Pengertian Kinerja

Menurut Bangun (2018), kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan

yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job

requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat

dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standar pekerjaan

(job standard. Menurut Luthans (2016) kinerja adalah kuantitas atau kualitas

suatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan

pekerjaan. Menurut Susilo dan Sari, (2018) kinerja adalah hasil kerja yang
15

dilakukan oleh seseorang dalam periode tertentu dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawab yang diberikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja

yang telah dilakukan oleh seseorang sesuai dengan tanggung jawab dan

berdasarkan ketentuan-ketentuan perusahaan

b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Simanjutak (2015) kinerja karyawan orang dipengaruhi oleh banyak

faktor yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu kompetensi individu

orang yang bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen, yaitu:

1) Faktor Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja.

Kompetensi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

dikelompokan dalam dua golongan, yaitu:

a. Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan dan keterampilan kerja setiap orang dipengaruhi oleh kesehatan

fisik dan jiwa individu yang bersngkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan,

serta pengalaman kerjanya. Kesehatan fisik dan jiwa individu membuat orang

mampu dan tahan bekerja keras dan lama. Sebaliknya, pekerja kekurangan gizi

akan cepat lemah dan lelah, serta tidakmampu melakukan pekerjaan berat.

b. Motivasi dan Etos Kerja

Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong semangat kerja. Motivasi

dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan


16

masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang dianutnya. Seseorang yang

melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan akan mempunyai kinerja

rendah. Sebaliknya, seseorang yang memandang pekerjaan sebagai kebutuhan,

tantangan dan prestasi akan menghasilkan kerja tinggi.

2) Faktor Dukungan Organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk

pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi,

kenyaman lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja. Pengorganisasian

dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap orang tentang sasaran yang

harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut.

Setiap orang perlu memiliki dan memahami uraian jabatan dan tugas yang jelas.

3) Faktor Dukungan Manajemen

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat tergantung pada

kemampuan manajerial para manajemen atau pemimpin, baik dengan

membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis,

maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, pengembangan

kompetensi dapat dilakukan dengan pelatihan, demikian juga dengan

menumbuhkan motivasi dan monilitas seluruh karyawan untuk bekerja secara

optimal.
17

c) Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan

Dimensi dan indikator kinerja karyawan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan teori yang dirumuskan oleh Afandi (2016), yaitu:

1. Hasil kerja yang terdiri dari tiga indikator yaitu:

a) Kuantitas hasil kerja

b) Kualitas hasil kerja

c) Efisiensi dalam melaksanakan tugas

2. Perilaku kerja yang terdiri dari tiga indikator yaitu:

a) Disiplin kerja

b) Inisiatif

c) Ketelitian

3. Sifat pribadi yang terdiri dari tiga indikator yaitu:

a) Kepemimpinan

b) Kejujuran

c) Kreativitas

3. Kompensasi

a) Pengertian Kompensasi

Menurut Hasibuan (2017), kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan

sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Pembentukan sistem

kompensasi yang efektif merupakan bagian penting dari manajemen sumber daya

manusia karena membantu menarik dan mempertahankan pekerja–pekerja yang


18

berbakat. Selain itu sistem kompensasi perusahaan memiliki dampak terhadap

kinerja strategis.

Menurut Handoko (2015), kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima

para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Program-program

kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena mencerminkan upaya organisasi

untuk mempertahankan sumber daya manusia. Menurut Wibowo (2016)

kompensasi adalah jumlah paket yang ditawarkan organisasi kepada pekerja sebagai

imbalan atas penggunaan tenaga kerjanya.

Menurut Nawawi (2015), kompensasi adalah penghargaan/ganjaran pada

para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya,

melalui kegiatan yang disebut bekerja. Menurut Marwansyah (2016) kompensasi

adalah penghargaan atau imbalan langsung maupun tidak langsung, finansial

maupun non finansial, yang adil dan layak kepada karyawan, sebagai balasan atau

kontribusi/jasanya terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompensasi yang

diberikan pada karyawan tidak hanya berbentuk uang, tetapi dapat berupa barang

dan jasa pelayanan. Kompensasi diberikan kepada setiap karyawan yang telah

bekerja dalam suatu perusahaan sebagai timbal balik atas pekerjaan yang telah

dilakukan oleh karyawan tersebut. Tingkat kompensasi yang diberikan dapat

mempengaruhi kinerja karyawan dalam meningkatkan produktivitas.


19

b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Menurut Hasibuan (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi

antara lain sebagai berikut:

1) Penawaran dan Permintaan Kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan

(permintaan) maka kompensasi relatif kecil.Sebaliknya jika pencari kerja

lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif

semakin besar.

2) Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan

pabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin

baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

3) Serikat Buruh/Organisasi Perusahaan

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi

semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang

berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.

4) Produktivitas Kerja Karyawan

Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan

semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit

maka kompensasinya kecil.

5) Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya

batas upah/balas jasa minimum. Peraturan Pemerintah ini sangat penting


20

supaya pengusaha tidak sewenag-wenang menetapkan besarnya balas jasa

bagi karyawan.

6) Biaya Hidup/Cost Living

Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah

semakin besar.Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah

maka tingkat upah/kompensasi relatif kecil.

7) Posisi Jabatan Karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima

gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan

yang lebih rendah akan memperoleh gaji/kompensasi yang kecil.

8) Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka

gaji/balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta

keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan

rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat

gaji/kompensasinya kecil.

9) Kondisi Perekonomian Nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom) maka tingkat

upah/kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi full

employment. Sebaliknya jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi)

maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak penganggur (disqueshed

unemployment).
21

10) Jenis dan Sifat Pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai resiko (finansial,

keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar

karena membutuhkan kecakapan serta ketelititan untuk mengerjakannya.

Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan resiko (finansial,

kecelakaannya) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.

c) Tujuan Kompensasi

Menurut Hasibuan (2017), tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah:

1) Ikatan Kerja Sama. Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan

kerjasama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus

mengerjakan tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan harus

membayar kompensasi.

2) Kepuasan Kerja. Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya

dengan pemberian kompensasi.

3) Pengadaan Efektif. Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar,

pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan lebih mudah.

4) Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih

mudah memotivasi bawahannya.

5) Stabilitas Karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan

layak serta eksternal konsistensinya yang kompetitif maka stabilitasnya

karyawan lebih terjamin karena turnover yang relatif kecil.


22

6) Disiplin. Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

karyawan semakin baik.

7) Pengaruh Serikat Buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh

serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan konsentrasi pada

pekerjaannya.

8) Pengaruh Buruh. Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang

perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi

pemerintah dapat dihindari.

d) Dimensi dan Indikator kompensasi

Menurut Handoko (2015) dimensi dan indikator kompensasi, yaitu:

1. Kompensasi Langsung

Kompensasi langsung merupakan kompensasi yang diterima oleh

karyawan yang mempunyai hubungan langsung dengan pekerjaan,

yang biasanya diterima oleh karyawan. dengan indikator yaitu:

a. Gaji

b. Upah

c. Insentif

d. Bonus

2. Kompensasi tidak langsung

Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi yang diterima oleh

karyawan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pekerjaan,


23

tetapi lebih menekankan kepada pembentukan kondisi kerja yang baik

untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan indikator:

1) Cuti

2) Asuransi Kesehatan

3) Tujangan Hari Raya.

4. Disiplin Kerja

a) Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan,(2017) disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan

dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, kesediaan adalah suatu sikap dan

tingkah laku dalam melaksanakan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun

tidak.

Menurut Sutrisno,(2016) disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang sesuai

dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku

dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun

yang tidak tertulis. Menurut Rivai dan Sagala (2017) disiplin kerja adalah suatu alat

yang dipergunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seorang dalam memenuhi segala peraturan

perusahaan.
24

Dari beberapa pengertian disiplin kerja diatas, dapat disimpulkan bahwa

disiplin kerja merupakan kegiatan dari manajemen perusahaan yang berfungsi

sebagai bentuk pengendalian karyawan dalam nenjalankan standar organisasional

perusahaan yang teratur demi tercapainya sasaran tujuan perusahaan

b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2017), terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat disiplin kerja, yaitu sebagai berikut:

1) Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan

(pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan

disiplin dalam mengerjakannya.

2) Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan,

karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

Pimpinan harus mencontohkan perilaku yang baik agar ditiru oleh bawahannya

nanti. Seorang Pemimpin jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya akan

baik, jika dia pun tak mampu mencontohkan perilaku disiplin yang baik kepada

bawahannya.

3) Balas Jasa
25

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan

karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap

perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap

pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

4) Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan

sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama

dengan manusia lainnya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan

kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada

setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

3. Pengawasan

Pengawasan adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan

kedisiplinan karyawan perusahaan. Waskat efektif merangsang kedisiplinan

dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan,

petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.

4. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak

untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sangsi

hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum

setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik

pada perusahaan tersebut.


26

5. Sangsi

Sangsi berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan

sangsi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar

peraturan-peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyawan akan

berkurang.

.c) Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja

Menurut Afandi (2016), merumuskan dimensi dan indikator disiplin kerja

sebagai berikut:

1) Dimensi ketaatan waktu, dengan indikator:

a) Masuk kerja tepat waktu

b) Penggunaan waktu secara efektif

c) Tidak pernah mangkir/tidak kerja

2) Dimensi tanggung jawab kerja, dengan indikator sebagai berikut:

a) Mematuhi semua peraturan organisasi

b) Target pekerjaan

c) Membuat laporan kerja harian

5. Motivasi Kerja

a) Pengertian Motivasi Kerja

Menurut Rivai dan Sagala (2016) motivasi adalah serangkaian sikap dan

nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai

dengan tujuan individu. Menurut Hasibuan (2017) motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja
27

sama, bekerja efektif, dan terintergrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai

kepuasan.Motivasi menurut Koontz (2015) “motivation refers to the drive and

efford to satisfy a want or goal” yakni motivasi mengacu pada dorongan dan usaha

untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Menurut Nawawi (2015) motivasi

berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan

suatu perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung secara sadar.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

merupakan dorongan yang berasal dari dalam maupun luar dari diri seorang

karyawan untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan tertentu. Perusahaan memiliki

peran dan harus mampu mengelola motivasi kerja ini dengan baik agar karyawan

dapat berkontribusi dengan baik dalam pencapaian tujuan organisasi. Motivasi

kerja yang tepat dan berjalan dengan efektif akan mampu memajukan dan

mengembangkan organisasi atau perusahaan karena karyawan akan melaksanakan

tugas atas dasar kesadaran dan kemauan.

b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan

ekstern yang berasal dari karyawan. Menurut (Apriyani, 2019) faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor Intern: Faktor intern yang dapat memengaruhi pemberian motivasi pada

seseorang antara lain:


28

a) Keinginan untuk dapat hidup: Keinginan untuk dapat hidup merupakan

kebutuhan setiap manusia yang hidup dimuka bumi.

b) Keinginan untuk dapat memiliki: Keinginan untuk dapat memilki benda

dapat mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan.

c) Keinginan untuk memperoleh penghargaan: Seseorang yang mau bekerja

disebabkan adanya keinginan untuk diakui.

2) Faktor ekstern: Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan

motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern adalah sebagai berikut:

a) Kondisi lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada

di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat

memengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

b) Kompensasi yang memadai

Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan

untuk menghidupi diri beserta keluarganya.

c) Supervisi yang baik

Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengararahan,

membimbing, kerja para kayawan, agar dapat melaksanakan kerja dengan

baik tanpa membuat kesalahan.

c) Tujuan Motivasi Kerja

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan menurut Anwar

Prabu Mangkunegara (2011:100) diantaranya yaitu :


29

1) Prinsip Partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, karyawan perlu diberikan kesempatan ikut

berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2) Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan denga

usaha pencapaian tugas, informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah

di motivasi kerjanya.

3) Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (karyawan) mempunyai andil

didalam usaha pencapian tujuam. Dengan pengakuan tersebut, karyawan

akan lebih mudah di motivasi kerjanya.

4) Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan

bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keptusan terhadap

pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat karyawan yang bersangkutan

menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh

pemimpin.

5) Prinsip pemberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang akan diinginkan

karyawan bawahanya, akan memottivasi karyawan bekerja apa yang

diharapkan oleh pemimpin.


30

d) Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja

Indikator dibagi menjadi tiga dimensi dimana kebutuhan akan prestasi,

kebutuhan akan afiliasi, maupun kebutuhan akan kekuasaan. Tiga dimensi

kebutuhan ini diperkuat dalam (Hasibuan,2015). Dimensi dan indikator motivasi

adalah :

1. Kebutuhan akan prestasi, dimensi ini diukur oleh dua indikator yaitu :

a. Mengembangkan Kreatifitas

b. Antusias untuk berprestasi tinggi

2. Kebutuhan akan bersosialisasi, dimensi ini diukur oleh empat indikator :

a. Kebutuhan akan perasaaan diterima oleh orang lain dilingkungan ia

tinggal dan bekerja (sense of belonging).

b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa

dirinya penting (sense of importance).

c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achivment).

d. Kebutuhan akan rasa ikut serta (sense of participant).

e. Kebutuhan dukungan kerja

3. Kebutuhan akan kekuasaan, dimensi ini diukur oleh dua indikator yaitu :

a. Memliki kedudukan terbaik

b. Mengerahkan kemampuan demi mencapai kekuasaan


31

B. Peneletian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Penelitian Metode Variabel Hasil


Tahun Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Wonda,et Pengaruh Kompensasi SPSS X1: Kompensasi
al., (2022) dan Lingkungan Kerja Kompensasi berpengaruh
terhadap Kinerja X2: positif dan
Karyawan Bank Papua Lingkungan signifikan
Cabang Karubaga Kerja terhadap
Kabupaten Tolikara Y: Kinerja kinerja
karyawan
2. Dahlia dan Pengaruh Kompensasi SPSS X1: Kompensasi
Fadli dan Motivasi terhadap Kompensasi berpengaruh
(2022) Kinerja Karyawan pada X2: Motivasi positif dan
PT. FYC Megasolusi di Y: Kinerja signifikan
Tangerang Selatan Karyawan terhadap
kinerja
karyawan
3. Jatmika dan Pengaruh Kompensasi PLS X1: Kompensasi
Sriadi terhadap Kinerja Kompensasi berpengaruh
(2022) Karyawan Koperasi Y: Kinerja positif dan
Simpan Pinjam Makmur signifikan
Jaya Kota Probolinggo terhadap
kinerja
4. Yuliantini Pengaruh Disiplin Kejra SPSS X1: Disiplin Disiplin
dan dan Beban Kerja terhadap Kerja berpengaruh
Suryatining Kinerja Karyawan Studi X2: Beban positif dan
sih (2021) pada Kinerja Karyawan Kerja signifikan
PT. ISS Indonesia Y: Kinerja terhadap
kinerja
5 Astari,et Kompensasi dan PLS X1; Kompensasi
al.,(2022) Komunikasi terhadap Kompensasi berpengaruh
Kinerja Karyawan yang X2: positif dan
Dimensi Semangat Keja Komunikasi signifikan
Y1: Kinerja terhadap
Y2: kinerja
Semangat karyawan
Kerja
32

Lanjutan Tabel 2.1

6. Juwita dan Pengaruh Kepuasan Kerja PLS X1: Disiplin kerja


Permatayu dan disiplin Kerja Kepuasan berpengaruh
ny(2021) terhadap Kinerja Keja positif dan
Karyawan X2: Disiplin signifikan
Kerja terhadap
Y: Kinerja kinerja
7. Vernandes, Pengaruh Lingkungan PLS X1: Disiplin kerja
et kerja dan disiplin kerja Lingkungan berpengaruh
al.,(2022) terhadap kinerja Kerja positif dan
karyawan antara pada PT. X2: Disiplin signifikan
POS INDONESIA di kerja terhadap
Kota Padang Y: Kinerja kinerja
8 Misrania Pengaruh Disiplin kerja SPSS X1: Disiplin Disiplin kerja
dan dan Komunikasi terhadap Kerja berpengaruh
Maryadi Kinerja Pegawai pada X2: positif dan
(2022) Sekretariat Daerah Kota Komunikasi signifikan
Pagar Alam Y: Kinerja terhadap
kinerja
9. Sari dan Pengaruh Kompensasi, PLS X1: Kompensasi,
Pancasati Disiplin Kerja dan Kompensasi disilin kerja
(2022) Motivasi kerja terhadap X2: Disiplin dan motivasi
Kinerja Karyawan Pada Kerja kerja
PT. Shinko Plantech X3: Motivasi berpengaruh
Banten Y: Kinerja positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
karyawan
10 Ichsan,et Pengaruh Disiplin Kerja SPSS X1: Disiplin Disiplin
al.,(2020) terhadap Kinerja Pegawai Kerja Kerja
Negeri Sipil di Y: Kinerja berpengaruh
Lingkungan Ajudan positif dan
Jendral Daerah Militer Signifikan
terhadap
kinerja
karyawan
33

Lanjutan Tabel 2.1

11. Pratama Pengaruh Disiplin Kerja SPSS X1: Disiplin Disiplin kerja
dan dan Lingkungan Kerja kerja berpengaruh
Syamsudin terhadap Kinerja Pegawai X2: positif dan
(2021) Kecamatan Setu Tahun Lingkungan signifikan
2021 kerja terhadap
Y: Kinerja kinerja

12 Nurasia Pengaruh Motivasi Kerja SPSS X1: Motivasi Motivasi


(2022) dan Disiplin Kerja Kerja kerja
terhadap Kinerja Pegawai X2: Disiplin berpengauh
pada Masa Pandemi Kerja positif dan
Covid pada Dinas Y: Kinerja signifikan
Kesehatan Provinsi Jambi terhadap
kinerja

Disiplin kerja
berpengaruh
positif dan
signifiikan
terhadap
kinerja
13 Harahap,et Pengaruh Motivasi dan SPSS X1: Motivasi Motivasi
al.,(2022) Disiplin terhadap Kinerja X2: Disiplin berpengaruh
Karyawan pada Dua Y: Kinerja positif dan
Putra Mandiri Medan signifikan
terhadap
kinerja

Disiplin kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
14 Suswanti Work Placement Affects SPSS X1: Motivasi Motivasi
(2021) Employee Performance kerja berpengaruh
Througt Work Motivation Y: Kinerja positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
34

Lanjutan Tabel 2.1

15 Jamika dan The Effect Of Motivation SPSS X1: Motivasi Motivasi


Andarwati on Employee Y: Kinerja kerja
(2018) Performance Through berpengaruh
Employee Satisfaction Of positif dan
The Tax Office in signifikan
Surakarta terhadap
kinerja
16 Harsono The Effect Of PLS X1; Kompensasi
dan Compensation on the Kompensasi berpengatuh
Maradona Performance of Open positif dan
(2021) Employees at Gema Y: Kinerja signifikan
Suara Adhitama terhadap
Company Central Jakarta kinerja
17. Iptian, et al The Effect Of Work SPSS X1: Disiplin Disiplin kerja
(2021) Dicipline and Kerja berpengaruh
Compensation on X2: positif dan
Employee Performance Kompensasi signifikan
Y: Kinerja terhadap
kinerja

Kompensasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kinerja

C. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara sebagai dasar pijakan bagi

peneliti untuk membuktikan kebenarannya jadi masih bersifat praduga dan

tentative. Adapun hipotesis yang penulis rumuskan dalam membuktikan hubungan

variable diatas yaitu :


35

1. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan

Kompensasi merupakan suatu balas jasa yang diberikan oleh perusahaan

kepada karyawan atas hasil dari pekerjaan yang dilakukan karyawan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan (Rivai, 2015). Kompensasi merupakan suatu

balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atas hasil dari

pekerjaan yang dilakukan karyawan untuk mencapai tujuan yang di inginkan

(Handoko, 2015). Rendahnya tingkat kinerja karyawan dalam suatu perusahaan

dapat dilihat dari besaran kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dengan

besarnya tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan. kompensasi yang baik

sangat penting di perusahaan, karna kompensasi yang baik akan meningkatkan

kinerja karyawan, namun tampa adanya penegelolaan yang benar kompensasi

juga dapat membuat perusahaan merugi dan kehilangan karyawan (Astari,et

al.,2022).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jatmika dan Sriadi (2022) menunjukkan

bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Dahlia dan Fadli (2022) menunjukkan bahwa

kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wonda,et al.,(2022). menunjukkan

bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasalkan kesimpulan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu:


36

H1: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

2. Pengaruh Disiplin kerja terhadap Kinerja Karyawan

Disiplin kerja adalah suatu alat yang mengubah sesuatu perilaku serta suatu

upaya untuk meningkatkan kesadaran digunakan para manajer/pimpinan untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk dan kesediaan

menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku

(Nurasia,2022).Disiplin sendiri menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang

ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Jika

peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan diabaikan, atau sering

dilanggar, hal tersebut yang menyebabkan karyawan mempunyai disiplin yang

buruk (Yuliantini dan Suryatiningsih,2021).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliantini dan Suryatiningsih (2021)

menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Ichsan,et al.,(2020) menunjukkan

bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Pancasati (2022)

menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat di rumuskan hipotesis yaitu::


37

H2 : Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

3. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi adalah hasrat dalam yang membakat disebabkan oleh kebutuhan,

keinginan, dan kemauan yang mendorong seseorang untuk menggunakan energi

fisik dan mentalnya demi tercapainya tujuan – tujuan yang diinginkan. Dengan

adanya motivasi, akan sangat berpengaruh terhadap psikologis seorang karyawan,

karena dengan adanya motivasi, maka dalam diri karyawan akan termotivasi dan

timbul rasa percaya diri yang mana akan menimbulkan suatu semangat dalam

bekerja (Nurasia,2022). Menurut Harahap,et al.,(2022) dalam mencapai target yang

diinginkan karyawan harus memiliki motivasi yang tinggi agar mencapai tujuan

yang diharapkan. Motivasi juga bisa dijadikan salah satu opsi untuk mencapai tujuan

perusahaan. Tanpa adanya motivasi yang tinggi di setiap karyawan

organisai/perusahaan tidak akan bisa maju dan berkembang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jatmika dan Andarwati (2018)

menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Hararap,et al.,(2022).

menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurasia (2022)

menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.
38

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu:

H3 : Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu terkait variabel – variabel

penelitian yang diajukan pada penelitian ini terdapat Independent yaitu Kompensasi,

Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja serta variable dependent yaitu Kinerja Karyawan.

Hubungan antar variable tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Kompensasi
(X1)
H
1

Disiplin Kerja
(X2) Kinerja karyawan
H
2 (Y)

H
Motivasi Kerja 3
(X3)

Keterangan :
39

Variabel bebas atau variabel independent, yang nilainya tidak langsung terhadap nilai

lain, variabel ini diberikan simbol (X), antara lain:

Variabel X1 : Kompensasi

Variabel X2 : Disiplin Kerja

Variabel X3 : Motivasi

Variabel tidak bebas atau variabel dependent yaitu variabel yang nilainya tergantung

variabel lain. Variabel ini diberikan simbol (Y), yaitu:

Variabel Y : Kinerja Karyawan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis mengidentifikasi permasalahan (fenomena-

fenomena) yang terjadi ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian yaitu

pada PT. Afiya Rajawali Sukses, yang beralamat di Jl Kemakmuran No.112 RT

004/005 Kel Cilodong Kec. Cilodong, Depok, Jawa Barat 16474 terhadap semua

karyawan, kemudian merumuaskan masalah, mengumpulkan dasar teori yang

memperkuat masalah yang diteliti menjadi landasan variabel, dimensi dan indikator,

serta menyusun metode untuk mengumpulkan data dan instrumen sehingga

menentukan tehnik pengujian statistic yang digunakan. Pada proses ini dibutuhkan

waktu penelitian sejak bulan Januari 2022.

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian merupakan rangkaian prosedur dan metode yang dipakai

untuk menganalisis dan menghimpun data untuk menentukan variabel yang akan

menjadi topik penelitian. Bisa juga didefinisikan sebagai strategi yang dilakukan

peneliti untuk menghubungkan setiap elemen penelitian dengan sistematis sehingga

dalam menganalisis dan menentukan fokus penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.

Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kausal.

40
41

penelitian kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan

yang bersifat sebab dan akibat karena adanya variabel independen (variabel bebas) dan

variabel dependent (variabel terikat) (Menurut Sugiyono, 2016).

C. Definisi dan Operasional Variabel

Berdasarkan judul skripsi yang diambil dengan judul “Pengaruh Kompensasi,

Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan” (studi pada PT Afiya

Rajawali Sukses) maka penulis mendefinisikan variable sebagai berikut.

1. Definisi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari empat variabel,

yaitu variabel independen (Eksogen) dan dependen (Endogen)

a. Variabel Independen (Variabel Eksogen)

Variabel independen (Variabel eksogen) variabel ini sering disebut sebagai

variabel stimulus, input, prediktor, dan antecedent (Sugiyono, 2016). Variabel

independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2016).


42

1) Kompensasi (X1)

Menurut Hasibuan (2017), kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk

uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai

imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Pembentukan sistem

kompensasi yang efektif merupakan bagian penting dari manajemen sumber daya

manusia karena membantu menarik dan mempertahankan pekerja–pekerja yang

berbakat. Selain itu sistem kompensasi perusahaan memiliki dampak terhadap

kinerja strategis

2) Disiplin kerja (X2)

Menurut Sutrisno (2016), disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang sesuai

dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku

dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun

yang tidak tertulis.

3) Motivasi kerja (X3)

Menurut Rivai dan Sagala (2016), motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-

nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan

tujuan individu.

b. Variabel Dependen (Variabel Endogen)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2016). Dalam SEM (Structural

Equation Modeling) variabel dependen (variabel bebas) disebut sebagai variabel


43

endogen. Variabel endogen pada penelitian ini adalah kepuasan kerja. Menurut

Winardi (2015), kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang

yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja

dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

1) Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Bangun (2015), kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang

dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job

requirement.

2. Oprasional Variabel

Dalam penlitian ini terdapat empat variabel yaitu variabel independen (X) dan

variabel dependen (Y). Adapun yang menjadi variabel independen (X) adalah

Kompensasi (X1), Disiplin kerja (X2) dan Motivasi kerja (X3), sedangan variabel

dependen adalah kinerja karyawan (Y)..

Tabel 3.1
Definisi Oprasional Variabel Kinerja
No.Butir
Variabel Dimensi Indikator
Pertanyaan

Kinerja Hasil Kerja Kuantitas hasil kerja KK1


Karyawan Kualitas hasil kerja KK2
Efisiensi dalam KK3
(Y) melaksanakan tugas
Perilaku Disiplin kerja KK4
Kerja Inisiatif KK5
Ketelitian KK6
44

Sifat Pribadi Kepemimpinan KK7


Kejujuran KK8
Kreativitas KK9

Sumber: Afandi (2016)

Tabel 3.2
Operasional Variabel Kompensasi
No.Butir
Variabel Dimensi Indikator
Pertanyaan

Kompensasi Kompensasi Gaji KPS1


Langsung Upah KPS2
(X1) Insentif KPS3
Bonus KPS4

Kompensasi Cuti KPS5


Tidak Tunjangan kesehatan KPS6
Langsung Tunjangan harui raya KPS7

Sumber: Handoko (2015)

Tabel 3.3
Operasional Variabel Disiplin Kerja
No.Butir
Variabel Dimensi Indikator
Pertanyaan

Disiplin Ketaatan Masuk kerja tepat waktu DK1


Kerja Waktu Penggunaan waktu secara DK2
efektif DK3
(X2) Tidak pernah
mangkir/tidak bekerja
Tanggung Mematuhi semua peraturan DK4
Jawab organisasi

Target pekerjaan DK5

Membuat laporan kerja harian DK6

Sumber: Afandi (2016)


45

Tabel 3.4
Operasional Variabel Motivasi Kerja

No.Butir
Variabel Dimensi Indikator
Pertanyaan

Motivasi Kerja Kebutuhan Mengembangkan Kreatifitas MK1


akan prestasi Antisias untuk berprestasi tinggi
(X3) MK2

Kebutuhan X.4.3 Kebutuhan akan perasaan MK3


Akan diterima oleh orang lain
Bersosialisasi dilingkungan ia tinggal
dan bekerja

X.4.4 Kebutuhan akan perasaan MK4


di hormati, karena setiap
manusia merasa dirinya
penting

X.4.5 Kebutuhan akan perasaan


MK5
maju dan tidak gagal

X.4.6 Kebutuhan akan rasa ikut


serta MK6
X.4.7 Kebutuhan dukungan MK7
kerja

Kebutuhan Memiliki kedudukan MK8


Akan terbaik
Kekuasaan MK9
Mengerahkan kemampuan demi
mencapai kekuasaan

Sumber: Hasibuan (2015)


46

D. Skala Pengukuran Variabel


Menurut Sugiyono (2019) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala likert.

Tabel 3.5
Skala Likert
No Jawaban Nilai Kode
1. Sangat Setuju SS 5
2. Setuju S 4
3. Kurang Setuju KS 3
4. Tidak Setuju TS 2
5. Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono (2017)

E. Populasi dan Sample


1. Populasi
Populasi dalam penelitian mungkin sedikit berbeda dengan pengertian populasi

pada umumnya. Dimana menurut (Sugiyono, 2017) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian yang dilakukan pada seluruh Karyawan PT. Afiya

Rajawali Sukses sebanyak 119 karyawan tetap.

2. Sampel
Metode pangambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling yang

artinya setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih

melalui perhitungan secara sistematis. Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan


47

dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus

tersebut digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah

diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 119 karyawan. Untuk tingkat presisi yang

ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 5 %. Rumus Slovin :

Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolerir, kemudian dikuadratkan.

Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel penelitian

adalah:

𝑁 119 119
n= 2
n= n =
1 + 𝑁𝑒 1 + (119)(5%)2 1 + (119)(0,0025)

119 119
n= n= n = 91
1 + 0.29 1. 29

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang didapat berjumlah 91

karyawan.
48

A. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data sample dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yaitu dengan menggunakan survei yang terjadi dilapangan dan melakukan kuesioner

secara langsung pada objek penelitian yaitu pada karyawan PT. Afiya Rajawali Sukses.

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan data pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan

memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2016). Teknik

Pengambilan Sampel – Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan

untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian.

B. Metode Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh reponden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

adalah megelompokkan data berdasarkan variable dan jenis reponden, menyajikan tiap

data variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Terdapat

langkah-langkah sistematis dalam pengelolahan data, yaitu:

1. Analisis Deskriptif

a) Deskripsi Responden

Bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik demografi responden, yang

mencakup usia, tingkat pendidikan, lama menjadi anggota, jabatan, dll,

mencakup nilai frekuensi, dan presentase setiap faktor.


49

b) Deskripsi Variabel

Mendeskripsikan tanggapan responden terhadap instrumen penyataan yang

berkaitan dengan indikator dan variabel penelitian, mencakup nilai rata-rata

dari jawaban setiap indikator. Dalam penelitian ini jawaban responden

dikategorikan dalam lima kategori dengan menggunakan skala Likert. Masing-

masing skala mempunyai tingkat penilaian dari sangat rendah ke sangat tinggi

dalam bentuk pilihan jawaban responden.

2. Uji Instrumen

Penelitian dengan menggunakan metode survey, dengan instrument

kuesioner perlu melakukan uji instrument, berupa uji validitas dan uji reliabilitas,

yang berguna untuk mengetahui apakah kuesioner yang akan digunakan dalam

penelitian semuanya sudah valid dan reliabel.

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk dapat menunjukkan sejauh mana tingkat ketepatan

penggunaan alat ukur tersebut terhadap gejala yang ingin diukur. Validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu mengukur apa yang ingin

diukur. Kuesioner dapat dikatakan valid jika pernyataan dalam suatu angket atau

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

atau angket tersebut.

Valid tidaknya suatu instrument dapat diketahui dengan membandingkan indeks

korelasi sebagai nilai kritisnya dengan rumus sebagai berikut:


n.( XY)−( X )(Y )
r=
n.( X 2 )−( X )2* n.(Y 2 )−( Y )2
50

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan kata lain reliabilitas menunjukkan

konsisten suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Dalam

pengukuran gejala sosial setiap hasilnya selalu merupakan kombinasi antara hasil

pengukuran yang sesungguhnya (true score) ditambah dengan kesalahan

pengukuran (Measurement error).

Xo= Xt+ Xe

Dimana;

Xo = angka yang diperoleh (Obtained score)

Xt = angka yang sebenarnya (True score)

Xe = kesalahan pengukuran (Measurement error)

Uji reliabilitas menggunakan pendekatan teknik Cronbach’s alpha, dengan

rumus:

3. Analisis Partial Least Square (PLS)

a. Pengertian Partial Least Square


51

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Component atau

Variance Based Structural Equation Model dimana dalam pengolahan datanya

menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.2.8 PLS. PLS

(Partial Least Square) adalah model alternative dari covariance based SEM. PLS dapat

digunakan untuk menkofirmasi teori, selain itu dapat digunakan untuk menjelaskan ada

atau tidaknya hubungan antara variabel laten.

Menurut Ghozali (2014) untuk tujuan prediksi pendekatan PLS lebih cocok.

Dengan pendekatan PLS diasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance

yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengestimasikan

variabel laten dianggap sebagai kombinasi linear dari indikator maka menghindarkan

masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari kompenen skor.

Seperti dinyatakan oleh Ghozali (2014) PLS (Partial Least Square) merupakan metode

analisis yang powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi, data tidak harus

berdistribusi normal, dan sampel tidak harus besar. Langkah-langkah pengujian yang

akan dilakukan sebagai berikut:

b. Evaluasi Measurement (Outer Model)

Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model

mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel

latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

𝑥 = 𝛬 𝑥 𝜉 + 𝜀𝑥

𝑦 = 𝛬 𝑦 𝜂 + 𝜀𝑦
52

Dimana: x dan y adalah indicator atau manifest variabel untuk variabel laten

eksogen dan endogen yang dilambangkan dengan 𝜉 (ksi) dan 𝜂 (eta), sedangkan 𝛬𝑥 dan

𝛬𝑦 merupakan symbol matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi

sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang

diukur dengan 𝜀𝑥 dan 𝜀𝑦 dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau

noise (Ghozali, 2014).

a) Convergent Validity

Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa penguku-pengukur

dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS

dengan mengukur indikator reflektif dinilai berdasarkan loading factor ( korelasi antara

skor item /skor komponen dengan skor konstruk) indikator-indikator yang mengukur

konstruk tersebut menurut Hair et al (2006) loading factor >0,50. Menurut Chin (1995)

Average variance extracted (AVE) >0,50 communality >0,50. Semakin tinggi nilai

loading factor, semakin penting peranan loading factor dalam menginterpretasikan

matrik factor.

b) Discriminant Validity

Pengujian Discriminant Validity, indikator reflektif dapat dinilai berdasarkan

crossloading antara indikator dengan konstruknya. Suatu indikator dinyatakan valid

jika mempunyai nilai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju

dibandingkan loading factor kepada konstruk lain, maka konstruk laten memprediksi
53

ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain

untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan square root of average

variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan kolerasi antara konstruk dengan

konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai validitas diskriminan yang cukup

jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari pada korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya dalam model (Chin, Gopal dan Salinburry, 1997).

𝛴ʎ𝑖 2
AVE =
𝛴ʎ𝑖 2 + 𝛴𝑖 𝑣𝑎𝑟 (𝜀𝑖 )

c) Cronbach’s Alpha

Mengukur batas nilai reliabilitas suatu konstruk, nilai cronbach’s alpha harus

lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima (Hair et al, 2008).

d) Composite Reliability

Composite reliability dinilai baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu

konstruk (Salisbury , Chin, Gopal dan Newsted, 2002). Nilai Composite reliability

harus lebih besar 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima (Hair et al, 2008)

c. Pengujian Model Struktural atau Uji Hipotesis (Inner Model)

Pengujian inner model merupakan pengembangan model berbasis konsep teori

dalam rangka menganalisis hubungan antara variable eksoden dan endogen yang telah

dijabarkan dalam rerangka konseptual. Pengujian terhadap model struktural dilakukan

dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Tahapan
54

pengujian terhadap modelstructural (uji hipotesis) dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Nilai R-square

Melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fitmodel. Uji yang kedua

dapat dilihat dari hasil R square untuk variable laten endogen sebesar 0.67, 0.33 dan

0.19 mengindikasikan bahwa model tersebut baik, moderat, dan lemah pada model

structural ( Chin, 1988) dan 0.7 dikategorikan sebagai kuat (Sarwono)

b) Goodness of Fit Model

Pengujian Goodness of Fit Model struktural pada inner modek menggunakan

nilai predictive-relevance (Q²). Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menunjukkan bahwa

model mempunyai nilai predictive relevance.

c) Hasil Pengujian Hipotesis (Estimasi Koefisien Jalur)

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai

signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur boostrapping. Untuk mengetahui

signifikan atau tidak signifikan dilihat dari T-tabel pada alpha 0,05 (5%) =1,96

kemudian T-tabel dibandingkan oleh T-hitung (T-statistik).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

PT. Afiya Rajawali Sukses merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

distributor alat kesehatan yang sedang berkembang. Nama PT. Afiya Rajawali Sukses

memiliki arti tersendiri, dimana kata Afiya diambil dari bahasa arab yang berarti

sehat/sembuh, Rajawali yang diambil dari KBBI yang berarti elang besar (arti ini

diharapkan agar perusahaan dapat menjadi perusahaan yang selalu ternama dan

berkembang besar), dan kata Sukses diharapkan perusahaan ini dapat mencapai titik ke

suksesan yang diharapkan.

PT. Afiya Rajawali Sukses berdiri pada 09 maret 2010 dan berkedudukan di Jl

Kemakmuran No.112 RT 004/005 Kel. Cilodong Kec. Cilodong, Depok, Jawa Barat,

Indonesia 16474. Perusahaan ini didirikan dan dikelola oleh keluarga Ibu Munia

Sapriana yang telah bergerak lebih dari 10 tahun, dalam perjalanannya PT. Afiya

Rajawali Sukses fokus memberikan pelayanan yang terbaik untuk para konsumennya.

PT. Afiya Rajawali Sukses juga memiliki kegiatan pengadaan dan penyaluran alat

kesehatan untuk rumah sakit, klinik, dan para reseller. PT Afiya Rajawali Sukses

bekerja sama dengan salah satu perusahaan ternama yaitu PT. Arista Latindo yang

mempunyai salah satu produk yang bermerk sensi.

55
56

Saat ini PT. Afiya Rajawali Sukses telah memiliki 4 cabang yang berlokasi di

depok, jakarta, bogor dan cibubur. Seiring berjalannya waktu di awal tahun 2019 saat

terjadi pandemi besar PT. Afiya Rajawali Sukses terus bertahan dengan berbagai

macam inovasi salah satunya yaitu mulai terjun dan bergabung ke dunia ecommerce,

PT. Afiya Rajawali Sukses berhasil menumbuhkan rasa kepercayaan dan kepuasan

kepada para konsumen di dunia ecommerce dengan nama Aldo As Store.

Visi

Menjadi perusahaan distributor alat kesehatan yang unggul dan terpercaya serta

tersebar di seluruh daerah di Indonesia

Misi

1. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

2. Menyediakan dan menyalurkan alat-alat kesehatan produk terbaik dari segi standar

keamanan dan kualitas

3. Meningkatkan kemampuan teknologi informasi secara berkelanjutan untuk

menghadapi kompetisi global.

2. Deskripsi Responden

Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang

memberikan jawaban atas kuesioner dalam penelitian ini. Berikut ini adalah

karakteristik responden berdasarkan hasil pengolahan kuesioner yang terdiri dari jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama bekerja.


57

a) Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1

dibawah ini:

Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Valid Comulative
Frequency Percent
Percent Percent
Perempuan 52 57.2 57.2 57.2
Valid Laki-Laki 39 42.8 42.8 100.0
Total 91 100.0 100.0
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa dari

91 responden terdapat 52 respoden atau sebesar 57.2% berjenis kelamin perempuan.

Sedangkan selebihnya sebanyak 39 responden atau sebesar 42.8% berjenis kelamin

laki-laki. Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di PT.

Afiya Rajawali Sukses berjenis kelamin perempuan. Karena lebih banyak karyawan

yang bekerja sebagai marketing sehingga banyaknya karyawan perempuan .

b) Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2
Deskripsi Responden BerdasarkanValid
Usia
Frequency Percent Comulative
Percent Percent
<25 tahun 17 18.7 18.7 18.7
25-30 tahun 24 26.4 26.4 45.1
Valid 31-40 tahun 36 39.6 39.6 66.0
41-50 tahun 9 9.8 9.8 94.5
>50 tahun 5 5.5 5.5 100.0
Total 91 100.0 100.0
58

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa dari responden yang

memiliki jumlah tertinggi adalah responden dengan usia diantara 31-40 tahun yaitu

sebanyak 39.6% dan terendah adalah responden dengan usia diantara >50 tahun yaitu

sebanyak 5,5%. Secara umum karyawan yang bekerja di PT. Afiya Rajawali Sukses

berada pada usia produktif antara 31-40 tahun. Karena lebih banyak karyawan yang

sudah lama bekerja di perusahaan sehingga lebih banyak yang berusia 31-40 tahun.

c) Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel

4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan PendidikanValid
Terakhir
Frequency Percent Comulative
Percent Percent
SMK/Sederajat 72 79.0 79.0 79.0
Valid S1 19 21.0 21.0 100.0
Total 91 100.0 100.0
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa dari 91 responden

yang memiliki jumlah tertinggi adalah responden dengan pendidikan terakhir

SMK/Sederajat yaitu sebanyak 79.0% dan terendah adalah responden pendidikan

terakhir S1 yaitu sebanyak 21.0%. Secara umum karyawan yang bekerja di PT. Afiya

Rajawali Sukses lebih banyak berpendidikan pada tingkat SMK/Sederajat. Karena

lebih banyak karyawan yang bekerja sebagai marketing sehingga lebih banyak

berpendidikan SMK/Sederajat.
59

d) Deskrispsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 4.4

dibawah ini.

Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Valid
Frequency Percent Comulative
Percent Percent
<2 tahun 6 6.6 6.6 6.6
2-5 tahun 15 16.5 16.5 23.1
Valid
6-10 tahun 58 63.7 63.7 86.8
>10 tahun 12 13.2 13.2 100.0
Total 91 100.0 100.0
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa dari 91 responden

yang memiliki jumlah tertinggi adalah responden dengan lama bekerja diantara 5-10

tahun yaitu sebanyak 63.7% dan terendah adalah responden dengan lama bekerja

diantara <2 tahun yaitu sebanyak 6.6%. Secara umum karyawan yang bekerja di PT.

PT. Afiya Rajawali Sukses lebih banyak memiliki lama bekerja antara 5-10 tahun.

Karena banyaknya karyawan yang setia terhadap perusahaan sehingga banyak

karyawan yang telah bekerja selama 5-10 tahun.

3. Deskripsi Variabel

Memberikan gambaran mengenai informasi jawaban responden terhadap butir-

butir pernyataan kuesioner pada variabel-variabel penelitian dengan menggunakan

persentase. Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner atas tanggapan responden

terhadap indikator-indikator yang menjadi item pernyataan pada kuesioner dan juga
60

perhitungan skor bagi variabel kinerja karyawan, kompensasi, disiplin kerja dan

motivasi kerja.

a. Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan

Variabel penelitian ini diukur melalui 9 pernyataan yang mempresentasikan

indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan responden pada variabel ini

dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5
Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan
Std
Item Pernyataan N Min Max Mean
Deviation
Hasil Kerja
KK1 Saya mampu bekerja dengan
menghasilkan jumlah pekerjaan 91 1 5 3.967 1.048
yang telah ditentukan
KK2 Saya mampu bekerja dengan
menghasilkan kualitas yang 91 1 5 4.044 1.043
diinginkan
KK3 Saya mampu menyelesaikan tugas
91 1 5 3.689 1.363
pokok dengan efisien
Perilaku Kerja
KK4 Saya selalu hadir tepat waktu dan
tidak pernah mangkir dalam 91 1 5 3.589 1.475
bekerja
KK5 Saya selalu bekerja dengan inisiatf 91 1 5 3.667 1.333
KK6 Saya mampu menyelesaikan tugas
91 1 5 3.733 1.272
dengan teliti
Sifat Pribadi
KK7 Saya memiliki jiwa kepemimpinan 91 1 5 4.189 0.918
KK8 Saya selalu bekerja dengan jujur 91 1 5 3.778 1.218
KK9 Saya selalu bekerja dengan
91 1 5 3.644 1.336
kreativitas
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0,(2022)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penilaian responden

tentang variabel kinerja karyawan dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi terletak
61

pada indikator KK7 sebesar (4.189) dengan pernyataan “Saya memiliki jiwa

kepemimpinan”. Sedangkan perolehan nilai rata-rata terendah terletak pada indikator

KK4 sebesar (3.589) dengan pernyataan “Saya selalu hadir tepat waktu dan tidak

pernah mangkir dalam bekerja”.

b. Deskripsi Variabel Kompensasi

Variabel penelitian ini diukur melalui 7 pernyataan yang

mempresentasikanindikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan

responden pada variabel ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Kompensasi
Std
Item Pernyataan N Min Max Mean
Deviation
Kompensasi Langsung
KPS1 Saya menerima gaji yang sesuai 91
1 5 3.700 1.370
dengan beban kerja saya
KPS2 Saya selalu menerima upah tetap 91
1 5 4.067 1.073
dari hasil pekerjaan saya
KPS3 Atasan memberikan insentif 91
1 5 3.589 1.324
kepada karyawan yang berprestasi
KPS4 Atasan memberikan bonus kepada 91
1 5 3.433 1.469
karyawan yang berprestasi
Kompensasi Tidak Langsung
KPS5 Saya menerima cuti yang 91
1 5 3.833 1.176
diberikan ditempat saya bekerja
KPS6 Saya menerima tunjangan 91
jamsostek yang diberikan ditempat 1 5 3.822 1.151
saya bekerja
KPS7 Saya menerima THR (Tunjangan 91
Hari Raya) yang sesuai setiap 1 5 3.911 1.180
tahun
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0,(2022)
62

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penilaian responden

tentang variabel stres kerja dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi terletak pada

indikator KPS2 sebesar (4.062) dengan pernyataan “Saya selalu menerima upah tetap

dari hasil pekerjaan saya”. Sedangkan perolehan nilai rata-rata terendah terletak pada

indikator KPS4 sebesar (3.433) dengan pernyataan “Atasan memberikan bonus kepada

karyawan yang berprestasi”.

c. Deskripsi Variabel Disiplin Kerja

Variabel penelitian ini diukur melalui 6 pernyataan yang mempresentasikan

indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan responden pada variabel ini

dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7
Deskripsi Variabel Disiplin Kerja
Std
Item Pernyataan N Min Max Mean
Deviation
Ketaatan Waktu
DK1 Saya selalu hadir tepat waktu dalam 91
1 5 3.956 1.144
bekerja
DK2 Saya mampu menggunakan waktu kerja 91
secara efektif dalam menyelesaikan 1 5 3.933 1.162
tugas
DK3 Saya tidak pernah mangkir dalam 91
1 5 3.467 1.447
bekerja
Tanggung Jawab
DK4 Saya selalu mematuhi peraturan 91
1 5 3.578 1.468
perusahaan
DK5 Saya selalu bertanggung jawab dengan 91
1 5 3.278 1.483
target yang telah diberikan oleh atasan
DK6 Saya selalu bertanggung jawab dalam 91
1 5 4.122 1.052
membuat laporan kerja kepada atasan
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0,(2022)
63

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penilaian responden

tentang variabel kompetensi dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi terletak pada

indikator DK6 sebesar (4.122) dengan pernyataan “Saya selalu bertanggung jawab

dalam membuat laporan kerja kepada atasan”. Sedangkan perolehan nilai rata-rata

terendah terletak pada indikator DK5 sebesar (3.278) dengan pernyataan “Saya selalu

bertanggung jawab dengan target yang telah diberikan oleh atasan”.

d. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja

Variabel penelitian ini diukur melalui 9 pernyataan yang mempresentasikan

indikator-indikator dari variabel tersebut. Hasil tanggapan responden pada variabel ini

dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Motivasi Kerja
Std
Item Pertanyaan N Min Max Mean
Deviation
Kebutuhan Akan Prestasi
MK1 Saya bersedia mengerjakan tugas 91
tambahan untuk mencapai prestasi 1 5 3.733 1.348
kerja yang tinggi
MK2 Saya tertarik untuk menjadi karyawan 91
1 5 4.065 1.068
terbaik di tempat saya bekerja
Kebutuhan Akan Bersosialisasi
MK3 Saya selalu bekerja dengan tim untuk 91
1 5 3.867 1.222
tugas yang saya kerjakan
MK4 Saya termotivasi bekerja dengan tim 91 1 5 3.589 1.429
MK5 Saya dan rekan kerja saling 91
1 5 3.589 1.382
memberikan semangat
MK6 Saya menjalin persahabatan dengan 91
saling memberikan bantuan dan 1 5 4.056 1.037
bekerjasama
MK7 Saya selalu bersemagat bekerja 91
1 5 3.844 1,273
dengan kelompok
Kebutuhan Akan Kekuasaan
64

MK8 Saya ingin bekerja sebaik mungkin 91


supaya dapat menjadi pemimpin di 1 5 3.700 1.329
tempat saya bekerja
MK9 Menurut saya mendeglasikan 91
pekerjaan adalah bagian dalam 1 5 3.478 1,492
berorganisasi
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0,2022

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penilaian responden

tentang variabel kompensasi dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi terletak pada

indikator MK2 sebesar (4.065) dengan pernyataan “Saya tertarik untuk menjadi

karyawan terbaik di tempat saya bekerja”. Sedangkan perolehan nilai rata-rata terendah

terletak pada indikator MK9 sebesar (3.478) dengan pernyataan “Menurut saya

mendeglasikan pekerjaan adalah bagian dalam berorganisasi”.

B. Uji Instrumen

Uji instrument ini di uji cobakan kepada responden yang tidak termasuk sampel

penelitian tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Jumlah

responden uji instrument ini sebanyak 28 orang karyawan yang bekerja di PT. Afiya

Rajawali Sukses. Uji instrument ini terdiri dari 31 item pernyataan dari keseluruhan

variabel penelitian. Berikut merupakan hasil pengolahan data uji instrument dengan

menggunakan program SPSS versi 16.0 yang telah dilakukan:

1. Hasil Uji Instrumen

a) Uji Validitas

Menurut Ghozali (2014) uji validitas bisa dilakukan dengan membandingkan

nilai r-tabel dengan nilai r-hitung untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n
65

adalah jumlah sampel. Dalam penelitian ini nilai n adalah 28, maka (df) = 28 – 2

= 26 dan taraf sigifikansi 95% (0,0) di dapat r-tabel dua sisi adalah 0,3610. Jika r-

hitung > r-tabel maka pernyataan dikatakan valid, sebaliknya nilai nilai r-hitung

lebih kecil dari nilai r-tabel maka butir pernyataan tidak valid sehngga tidak dapat

digunakan untuk pengujian selanjutnya.

a. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Hasil uji validitas terhadap variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan pada

Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Indikator R hitung R tabel Keterangan
KK1 0.795 0,3610 Valid
KK2 0.870 0,3610 Valid
KK3 0.808 0,3610 Valid
KK4 0.862 0,3610 Valid
KK5 0.572 0,3610 Valid
KK6 0.653 0,3610 Valid
KK7 0.862 0,3610 Valid
KK8 0.691 0,3610 Valid
KK9 0.795 0,3610 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Beradasarkan hasil pengujian validitas pada Tabel 4.9 Diatas dapat dilihat

bahwa keseluruhan item variabel kinerja karyawan mempunyai r-hitung > r-tabel

yaitu pada taraf signifikansi 95% (0,05) dan n – 2= 28– 2 = 26, diperoleh r-tabel

= 0,3610. Maka dapat dikatakan bahwa keseluruhan item pada variabel kinerja

karyawan adalah valid.


66

b. Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi (X1)

Hasil uji validitas terhadap variabel kompensasi dapat dijelaskan pada Tabel

4.10 berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi (X1)
Indikator R hitung R tabel Keterangan
KPS1 0.829 0,3610 Valid
KPS2 0.780 0,3610 Valid
KPS3 0.811 0,3610 Valid
KPS4 0.700 0,3610 Valid
KPS5 0.680 0,3610 Valid
KPS6 0.657 0,3610 Valid
KPS7 0.875 0,3610 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada Tabel 4.10 Diatas dapat dilihat

bahwa keseluruhan item variabel kompensasi mempunyai r-hitung > r-tabel yaitu

pada taraf signifikansi 95% (0,05) dan n – 2= 28 – 2 = 26, diperoleh r-tabel =

0,3610. Maka dapat dikatakan bahwa keseluruhan item pada variabel kompensasi

adalah valid.

c. Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

Hasil uji validitas terhadap variabel disiplin kerja dapat dijelaskan :

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)
Indikator R hitung R tabel Keterangan
DK1 0.818 0,3610 Valid
DK2 0.872 0,3610 Valid
DK3 0.862 0,3610 Valid
DK4 0.855 0,3610 Valid
DK5 0.912 0,3610 Valid
DK6 0.857 0,3610 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022
67

Beradasarkan hasil pengujian validitas pada Tabel 4.11 Diatas dapat

dilihat bahwa keseluruhan item variabel disiplin kerja mempunyai r-hitung > r-

tabel yaitu pada taraf signifikansi 95% (0,05) dan n – 2= 28 – 2 = 26, diperoleh

r-tabel = 0,3610. Maka dapat dikatakan bahwa keseluruhan item pada variabel

disiplin kerja adalah valid.

d. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X3)

Hasil uji validitas terhadap variabel motivasi kerja dapat dijelaskan pada

Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X3)
Indikator R hitung R tabel Keterangan
MK1 0.866 0,3610 Valid
MK2 0.781 0,3610 Valid
MK3 0.833 0,3610 Valid
MK4 0.766 0,3610 Valid
MK5 0.846 0,3610 Valid
MK6 0.853 0,3610 Valid
MK7 0.708 0,3610 Valid
MK8 0.877 0,3610 Valid
MK9 0.902 0,3610 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Beradasarkan hasil pengujian validitas pada Tabel 4.12 Diatas dapat dilihat

bahwa keseluruhan item variabel motivasi kerja mempunyai r-hitung > r-tabel

yaitu pada taraf signifikansi 95% (0,05) dan n – 2= 28 – 2 = 26, diperoleh r-tabel

= 0,3610. Maka dapat dikatakan bahwa keseluruhan item pada variabel motivasi

kerja adalah valid.


68

b) Hasil Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2014), uji reliabilitas dilakukan dengan melihat Cronbach’s

Alpha. Jika koefisien cronbach’s alpha lebih besar atau sama dengan 0,70 maka

instrument dikatakan reliabel, sebaliknya jika koefisien cronbach’s alpha lebih

kecil dari 0,70 maka instrument dikatakan tidak reliabel. Instrumen yang reliabel

berarti jawaban responden terhadap masing-masing konstruk adalah konsisten dan

konstruk dapat diandalkan. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas setiap variabel

dalam penelitian ini:

Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel N of Items Cronbac’s Kriteria Keterangan
Alph
KK 9 0,890 Reliabel
KPS 7 0,983 Reliabel
≥ 0,70
DK 6 0,871 Reliabel
MK 9 0,822 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 16.0, 2022

Berdasarkan Tabel 4.13 Diatas terlihat bahwa semua variabel mempunyai

nilai cronbach’s alpha > 0,70 yang artinya semua variabel yang diteliti sudah

reliabel, sehingga dapat dikatakan alat ukur yang digunakan mempunyai hasil yang

konsisten dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

C. Analisis Partial Least Square

Penelitian ini menggunakan Component atau Variance Based Structural

Equation Modeling, dimana dalam pengolahan datanya menggunakan program Partial

Least Square (Smart-PLS) versi 3.0. PLS dimaksud untuk causal-predictive analysis
69

dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah dengan

responden kurang dari 100 (Ghozali, 2014).

1. Hasil Pengujian Model Pengukuran (outer Model)

a) Convergent Validity

Pengujian Convergent Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator

dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan construct

score yang dihitung dengan PLS. Indikator individu dianggap valid jika memiliki nilai

korelasi di atas 0.70. Namun demikian pada riset tahap pengembangan skala, loading

factor 0,50 sampai 0,60 masih dapat di terima. Dengan melihat hasil output korelasi

antara indikator, dengan kontruksinya seperti di lihat dari gambar 4.1 dan tabel 4.15

struktur di bawah ini. Dengan melihat hasil output korelasi antara indikator dengan

konstruknya seperti terlihat pada tabel dan gambar structural dibawah ini:

Gambar 4.1
Hasil Uji Convergent Validity

Sumber: Hasil Olah PLS.3.0, 2022


70

Tabel 4.14
Hasil Uji Convergent Validity
Variabel Indikator Outer Loading Keterangan
KK1 0.898 Valid
KK2 0.714 Valid
KK3 0.721 Valid
Kinerja Karyawan KK4 0.640 Valid
(Y) KK5 0.747 Valid
KK6 0.763 Valid
KK7 0.667 Valid
KK8 0.828 Valid
KK9 0.737 Valid
KPS1 0.736 Valid
Kompensasi KPS2 0.863 Valid
(X1) KPS3 0.587 Valid
KPS4 0.534 Valid
KPS5 0.752 Valid
KPS6 0.803 Valid
KPS7 0.860 Valid
DK1 0.787 Valid
DK2 0.911 Valid
Disiplin Kerja DK3 0.567 Valid
(X2) DK4 0.742 Valid
DK5 0.526 Valid
DK6 0.815 Valid
MK1 0.729 Valid
MK2 0.819 Valid
Motivasi Kerja MK3 0.762 Valid
(X3) MK4 0.653 Valid
MK5 0.680 Valid
MK6 0.796 Valid
MK7 0.864 Valid
MK8 0.722 Valid
MK9 0.601 Valid
Sumber: Hasil Olah PLS.3.0, 2022
71

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Tabel 4.14 diatas, terlihat bahwa semua indikator

telah memenuhi convergent validity (data telah valid) karena memiliki nilai loading

factor diatas 0,50.

b) Discriminant Validity

Pengujian discriminant validity di lakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep

dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Suatu indikator

dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju

dibandingkan loading faktor kepada kontruk lain. Dengan demikian, kontrak aten

memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di

blok yang lain. Hasil pengujian Discriminant Validity di peroleh sebagai berikut.

Tabel 4.15
Hasil Uji
Kinerja Discriminant Validity (Cross loadings)
Disiplin
Indikator Kompensasi Motivasi
Karyawan Kerja Kerja
KK1 0.898 0.583 0.821 0.861
KK2 0.714 0.517 0.661 0.686
KK3 0.721 0.709 0.712 0.287
KK4 0.640 0.625 0.574 0.620
KK5 0.747 0.715 0.740 0.724
0.763
KK6 0.672 0.735 0.724
0.667
KK7 0.572 0.610 0.616
0.828
KK8 0.739 0.808 0.809
KK9 0.737 0.669 0.711 0.378
KPS1 0.678 0.736 0.614 0.714
KPS2 0.795 0.863 0.805 0.815
KPS3 0.510 0.587 0.498 0.258
KPS4 0.455 0.534 0.527 0.253
KPS5 0.742 0.752 0.698 0.372
KPS6 0.770 0.803 0.742 0.745
KPS7 0.820 0.860 0.792 0.811
72

DK1 0.734 0.574 0.787 0.337


DK2 0.891 0.891 0.911 0.815
DK3 0.251 0.255 0.567 0.357
DK4 0.692 0.615 0.742 0.694
DK5 0.473 0.471 0.526 0.461
DK6 0.473 0.695 0.815 0.781
MK1 0.696 0.297 0.626 0.729
MK2 0.379 0.481 0.800 0.819
MK3 0.701 0.730 0.537 0.762
MK4 0.605 0.406 0.362 0.653
MK5 0.698 0.469 0.615 0.680
MK6 0.784 0.693 0.676 0.796
MK7 0.481 0.810 0.680 0.864
MK8 0.715 0.644 0.510 0.722
MK9 0.585 0.106 0.560 0.601
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0 , 2022

Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa korelasi konstruk deskripsi kinerja

karyawan dengan indikator KK.1, KK.2, KK.3, KK.4, KK.5, KK.6, KK.7, KK.8, KK.9

lebih tinggi dibandingkan korelasi Dengan konstruk lainnya (kompensasi, disiplin

kerja dan motivasi kerja). Kemudian korelasi konstruk kompensasi dengan indikator

KPS.1, KPS.2, KPS.3, KPS.4, KPS.5, KPS.6, KPS.7 lebih tinggi dibandingkan korelasi

dengan konstruk lainnya (kinerja karyawan, disiplin kerja dan motivasi kerja). Lalu

korelasi konstruk disiplin kerja dengan indikator DK.1, DK.2, DK.3, DK.4, DK.5,

DK.6 lebih tinggi dibandingkan korelasi dengan konstruk lainnya (kinerja karyawan,

kompensasi dan motivasi kerja). Begitupun dengan korelasi konstruk motivasi kerja

dengan indikator MK.1, MK.2, MK.3, MK.4, MK.5, MK.6 lebih tinggi dibandingkan

korelasi dengan konstruk lainnya (kinerja karyawan, kompensasi dan disiplin kerja).
73

Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai square

root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara

konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dapat dikatakan memiliki nilai

discriminant validity yang baik.

Tabel 4.16
Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)
Variabel Average Variance Extracted (AVE)
Kinerja Karyawan 0.562
Kompensasi 0.552
Disiplin Kerja 0.544
Motivasi Kerja 0.548
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0, 2022

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil output Ave untuk konstruk

Deskripsi kinerja karyawan, kompensasi, disiplin kerja dan motivasi kerja memiliki

nilai AVE lebih besar dari 0,50. Yaitu untuk kinerja karyawan memiliki AVE 0,562 >

0,50. Deskripsi kompensasi memiliki nilai AVE 0,552 > 0,50, Deskripsi disiplin kerja

memiliki nilai AVE 0,544 > 0,50, serta motivasi kerja memiliki nilai AVE 0,548 >

0,50. Maka seluruh konstruk telah memenuhi kriteria discriminat validity yang baik.

c) Composite Reliability dan Cronbach’s alpha

Pengujian composite reliability bertujuan untuk menguji reliabilitas instrument

dalam suatu model penelitian. Menurut Ghozali (2014), apabila seluruh nilai variabel

laten memiliki nilai composite reliability maupun Cronbach’s alpha > 0,70 hal itu

berarti bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik atau kuesioner yang digunakan

sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsisten. Berikut merupakan hasil

pengujian Composte reliability maupun Cronbach’s alpha


74

Tabel 4.17
Hasil Pengujian Composite Reliability dan Cronbach’s alpha
Variabel Composite Reliability Cronbach’s Alpha
Kinerja Karyawan 0.920 0.901
Kompensasi 0.894 0.858
Disiplin Kerja 0.874 0.822
Motivasi Kerja 0.915 0.895
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0, 2022

Berdasarkan Tabel 4.17 diatas dilihat bahwa hasil pengujian Composite

reliability dan Cronbach’s alpha menunjukkan nilai yang memuaskan, karena seluruh

variabel laten memiliki nilai Composite reliability dan Cronbach’s alpha > 0,70. Hal

ini berarti bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik atau kuesioner yang

digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsisten.

2. Hasil Pengujian Model Struktural/Uji Hipotesis (Inner Model)

Pengujian inner model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori

dalam rangka menganalisis hubungan antara variabel eksogen dan endogen yang telah

dijabarkan dalam rerangka konseptual. Langkah–langkah pengujian terhadap model

struktural (inner model) adalah sebagai berikut:

a) Nilai R-square

Melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model (Gof) model.

Nilai R-square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R-square semakin

mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi setiap variabel dependen, begitupun sebaliknya,


75

semakin kecil nilai R-square variasi variabel dependen semakin terbatas. Berikut

merupakan output dari R-square.

Tabel 4.18
Hasil Uji Nilai R-Square
Variabel Endogen R square
Kinerja Karyawan (Y) 0.953
Sumber: Hasil Olah Data PLS 3.0, 2022

Model struktural mengindikasi bahwa model pada variabel kinerja karyawan

dapat dikatakan baik sebab memiliki nilai diatas 0.67. Model pengaruh variabel laten

independen terhadap kinerja karyawan nilai R-square sebesar 0.953 yang dapat

diinterprestasikan bahwa variabilitas konstruk kinerja karyawan yang dapat dijelaskan

oleh variabel kompensasi, disiplin kerja dan motivasi kerja sebesar 95.3% sedangkan

3.7% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

1) Goodness of Fit Model

Pengujian Goodness of Fit Model struktural pada inner model mengunakan

nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menujukan bahwa

model mempunyai nilai predictive relevance. Nilai R-square tiap-tiap variabel endogen

dalam penelitian ini dapat dilihat pada perhitungan berikut ini:

Nilai predictive relevance diperoleh dengan rumus blindfolding:

𝑄 2 = (1 − 𝑆𝑆𝐸/𝑆𝑆𝑂)
𝑄2 = 0.522

Hasil perhitungan diatas memperlihatkan nilai predictive-relevance sebesar

0.522 lebih besar dari 0 (nol). Hal itu berarti bahwa 52.2/% variasi pada kinerja
76

karyawan (variabel dependen) dijelaskan oleh variabel-variabel yang digunakan,

dengan demikian model dikatakan layak untuk memiliki niali prediktif yang relevan.

2) Hasil Pengujian Hipotesis (Estimasi Koefisien Jalur)

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai

signifikansi pada hipotesis ini dapat diperoleh dengan prosedur boostrapping. Melihat

signifikansi pada hipotesis dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai

signifikansi T-statistik pada algorithm boostrapping report. Untuk mengetahui

signifikan atau tidak signifikan dilihat dari T-table pada alpha 0.05 (5%) = 1.96,

kemudian T-table dibandingkan dengan T-hitung (T-statistik).

Gambar 4.2
Hasil Uji Bootstraping

Sumber: Data di Olah PLS (2022)


77

Tabel 4.19
Hasil Uji Hipotesis
Original T. P
Variabel Signifikansi
Sample Statistic Values
Kompensasi 
Positif
H1 Kinerja 0.252 2.958 0.003
Signifikan
Karyawan
Disiplin Kerja 
Positif
H2 Kinerja 0.274 3.349 0.001
Signifikan
Karyawan
Motivasi
Positif
H3 Kerja Kinerja 0.468 3.932 0.000
Signifikan
Karyawan
Sumber : Hasil Olah Data PLS 3.0 , 2022

Berdasarkan Tabel 4.19 diatas dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis

model penelitian:

a) Hipotesis 1 : Deskripsi Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan

Deskripsi kompensasi mempunyai nilai T-Statistic 2.958 > T.table pada

alpha 5% (1.96) dan nilai P-value 0,003 < alpha 0,50. Serta nilai original

sampel 0,252 maka Hipotesis pertama diterima yang artinya kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

b) Hipotesis 2 :Deskripsi Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Deskripsi disiplin kerja mempunyai nilai T-Statistic 3.349> T.table pada

alpha 5% (1.96) dan nilai P-value 0,001 < alpha 0,50. Serta nilai original

sampel 0.274 maka Hipotesis Kedua diterima yang artinya deskripsi

disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

c) Hipotesis 3 Deskripsi Kepuasan Kerja terhadap Turnover Intention


78

Deskripsi kepuasan kerja mempunyai nilai T-Statistic 3.932> T.table pada

alpha 5% (1.96) dan nilai P-value 0,000< alpha 0,50. Serta nilai original

sampel 0.468 maka Hipotesis Ketiga diterima yang artinya deskripsi

motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil hipotesis ini

sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan menurut penelitian Wonda et al

(2022), menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. semakin tinggi kompensasi yang diberikan kepada karyawan maka

akan meningkat kinerja karyawan. Jika perusahaan memberikan gaji serta tunjangan

yang sesuai kepada karyawan maka kinerja karyawan akan lebih maksimal lagi dalam

bekerja. Kemudian penelitian Dahlia dan Fadli (2022) juga menunjukkan bahwa

kompensasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention

Sebanding dengan hasil penelitian Jatmika dan Sriadi (2022) bahwa

kompensasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Jika

perusahaan memberikan hak-hak karyawan dengan sesuai maka kinerja karyawan akan

meningkat. Menurut Astari et al., (2022) hal ini menunjukkan bahwa semakin

kompensasi meningkat maka akan meningkatkan kinerja karyawan.


79

2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa disiplin kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan . Hasil hipotesis ini

sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan menurut penelitian Yuliantin dan

Suryatiningsih (2021), menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Disiplin kerja memiliki hubungan yang kuat

terhadap kinerja karyawan, jika karyawan menaati peraturan yang diberikan

perusahaan maka kinerja karyawan akan maningkat.. Kemudian penelitian Juwita dan

Permatayuny (2021) juga menunjukkan bahwa disiplin kerja bepengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sebanding dengan hasil penelitian Vernandes et al.,(2022) menyatakan bahwa

bahwa disiplin kerja bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal

ini menunjukkan bahwa karyawan yang disiplin dalam bekerja selalu bekerja SOP

maka akan menghasilkan kualitas kerja yang sesuai sehingga hal ini akan

meningkatkan kinerja karyawan.

3) Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil hipotesis ini

sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan menurut penelitian Sari dan

Pancasati (2021), menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. semakin motivasi kerja karyawan meningkat

maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Kemudian penelitian Nurasia (2022) juga
80

menunjukkan bahwa motivasi kerja bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Sebanding dengan hasil penelitian Harahap et al.,(2022) bahwa motivasi kerja

bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi kerja sangat

penting bagi karyawan, karena semakin tinggi kepedulian atasan dan semangat serta

dukungan yang diberikan oleh atasan maka akan meningkatkan kinerja karyawan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah beserta analisis data dan pembahasan yang

dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan

penelitian sebagai berikut:

1) Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hal ini menunjukkan motivasi kerja sangat berperan terhadap kinerja

karyawan. Artinya semakin motivasi kerja meningkat maka akan

meningkatkan kinerja karyawan. Adapun indikator yang paling dominan

memberikan pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel motivasi kerja

adalah kebutuhan dukungan kerja

2) Disiplin kerja bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal

ini menunjukkan disiplin kerja sangat berperan terhadap kinerja karyawan.

Artinya semakin disiplin kerja meningkat maka akan meningkatkan kinerja

karyawan. Adapun indikator yang paling dominan memberikan pengaruh yang

positif dan signifikan pada variabel disiplin kerja adalah penggunaan waktu

secara efektif

3) Kompensasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal

ini menunjukkan kompensasi sangat berperan terhadap kinerja karyawan.

81
82

Artinya semakin kompensasi meningkat maka akan meningkatkan kinerja

karyawan. Adapun indikator yang paling dominan memberikan pengaruh yang

positif dan signifikan pada variabel kompensasi adalah upah

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka peneliti dapat

memberikan saran atau masukan kepada perusahaan dan peneliti berikutnya, antara

lain:

1. Saran untuk PT. Afiya Rajawali Sukses

a) Berdasarkan hasil dari nilai mean tertinggi pada variabel motivasi kerja

terdapat pada pernyataan “Saya tertarik untuk menjadi karyawan terbaik

di tempat saya bekerja” maka yang dapat dijadikan saran yaitu seperti

dengan memberikan motivasi kepada karyawan seperti dengan

memberikan promosi jabatan bagi karyawan yang memiliki penilaian

kinerja terbaik.

b) Berdasarkan hasil dari nilai mean tertinggi pada variabel disiplin kerja

terdapat pada pernyataan “Saya selalu bertanggung jawab dalam

membuat laporan kerja kepada atasan” maka yang dapat dijadikan saran

yaitu, perusahaan sebaiknya peringatan dan sanksi bagi karyawan yang

tidak bertanggung jawab dalam membuat laporan kerja.

c) Berdasarkan hasil dari nilai mean tertinggi pada variabel kompensasi

terdapat pada pernyataan “Saya selalu menerima upah tetap dari hasil
83

pekerjaan saya” maka yang dapat dijadikan saran yaitu perusahaan

sebaiknya memberikan gaji pokok sesuai dengan UMR.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya fokus kepada variable-variabel lain yang

berpengaruh terhadap kinerja karyawan seperti kepuasan kerja dan variabel lainnya

yang telah dilakukan oleh para ahli dan peneliti terdahulu.


84

PERTANYAN/ PERNYATAAN KUESIONER

A. Kinerja Karyawan (Y)


No Pilihan Jawaban
Pernyataan
Item STS TS N S SS
Hasil Kerja
KK1 Saya mampu bekerja dengan menghasilkan
jumlah pekerjaan yang telah ditentukan
KK2 Saya mampu bekerja dengan menghasilkan
kualitas yang diinginkan
KK3 Saya mampu menyelesaikan tugas pokok
dengan efisien
Perilaku Kerja
KK4 Saya selalu hadir tepat waktu dan tidak pernah
mangkir dalam bekerja
KK5 Saya selalu bekerja dengan inisiatf
KK6 Saya mampu menyelesaikan tugas dengan teliti
Sifat Pribadi
KK7 Saya memiliki jiwa kepemimpinan
KK8 Saya selalu bekerja dengan jujur
KK9 Saya selalu bekerja dengan kreativitas

B. Kompensasi (X1)
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
STS TS N S SS
Kompensasi Langsung
KPS1 Saya menerima gaji yang sesuai dengan beban
kerja saya
KPS2 Saya selalu menerima upah tetap dari hasil
pekerjaan saya
KPS3 Atasan memberikan insentif kepada karyawan
yang berprestasi
KPS4 Atasan memberikan bonus kepada karyawan
yang berprestasi
Kompensasi Tidak Langsung
KPS5 Saya menerima cuti yang diberikan ditempat
saya bekerja
KPS6 Saya menerima tunjangan jamsostek yang
diberikan ditempat saya bekerja
85

KPS7 Saya menerima THR (Tunjangan Hari Raya)


yang sesuai setiap tahun
C. Disiplin Kerja (X2)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS N S SS
Ketaatan Waktu
DK1 Saya selalu hadir tepat waktu dalam bekerja
DK2 Saya mampu menggunakan waktu kerja secara
efektif dalam menyelesaikan tugas
DK3 Saya tidak pernah mangkir dalam bekerja
Tanggung Jawab
DK4 Saya selalu mematuhi peraturan perusahaan
DK5 Saya selalu bertanggung jawab dengan target
yang telah diberikan oleh atasan
DK6 Saya selalu bertanggung jawab dalam membuat
laporan kerja kepada atasan

D. Motivasi Kerja (X3)


No. Pilihan Jawaban
Pernyataan
Item STS TS N S SS
Kebutuhan Akan Prestasi
MK1 Saya bersedia mengerjakan tugas tambahan
untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi
MK2 Saya tertarik untuk menjadi karyawan terbaik
di tempat saya bekerja
Kebutuhan Akan Bersosialisasi
MK3 Saya selalu bekerja dengan tim untuk tugas
yang saya kerjakan
MK4 Saya termotivasi bekerja dengan tim
MK5 Saya dan rekan kerja saling memberikan
semangat
MK6 Saya menjalin persahabatan dengan saling
memberikan bantuan dan bekerjasama
MK7 Saya selalu bersemagat bekerja dengan
kelompok
Kebutuhan Akan Kekuasaan
MK8 Saya ingin bekerja sebaik mungkin supaya
dapat menjadi pemimpin di tempat saya
bekerja
MK9 Menurut says mendeglasikan pekerjaan adalah
bagian dalam berorganisasi

Anda mungkin juga menyukai