PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah
organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi
berskala besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, bekerja secara terus
perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan mencirikan kondisi suatu
organisasi. Sehingga setiap individu dalam organisasi tidak lepas dari hakekat
(Robbins, 2008).
berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan potensi yang dimiliki
sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas (satisfied) dan
1
mana karyawan memandang pekerjaan karyawan. Meningkatnya kepuasan kerja
para karyawan akan memberikan dampak yang positif bagi organisasi dan penting
antaranya kepundan terhadap gaji atau upah yang di terima oleh karyawan PT.
Integra Trustindo Utama Pekanbaru, seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut.
Utama Pekanbaru.
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa data daftar pendapatan karyawan
yang lebih dominan adalah pada kriteria Di bawah UMR sebesar 46,91% dan
2
Peneliti melakukan survei atas gaji yang di terima oleh karyawan sebanyak
20 orang,
dengan pendapatan yang dia terima, mulai dari gaji, insentif maupun tunjangan,
dan banyak karyawan yang menyatakan bahwa hak dan kewajiban yang dia
lakukan tidak sesuai dengan semestinya dan juga karyawan menyatakan gaji yang
3
Dalam kehidupan organisasi, seringkali kepuasan kerja digunakan sebagai dasar
dan perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan atau organisasi, karena manusia
merupakan faktor dan pemeran utama proses kerja, terlepas dari apakah pekerjaan
itu sarat teknologi atau tidak, namun pada akhirnya manusialah yang akan
menjadikan pekerjaan itu efektif atau tidak. Pada dasarnya kepuasan kerja
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang
berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek yang sesuai dengan
keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya, dan
sebaliknya bila semakin sedikit keinginan yang dapat dipenuhi maka semakin
perusahaan harus memastikan bahwa gaji, keamananan dan kondisi kerja aman
serta hubungan rekan kerja dan atasan baik. Pimpinan juga harus mampu
Bila hal ini mendapat perhatian dari perusahaan akan memberikan tingkat
mengeluh, menjadi tidak patuh, dan menghindari sebagian tanggung jawab kerja.
4
(Nawawi, 2008) menyatakan bahwa suatu organisasi membutuhkan pemimpin
untuk mencapai tujuan organisasi.. Bushra Fatima et al. (2011) dan Ghafoor et al.
baik antara sesama karyawan, maupun antara atasan dengan bawahan. Menurut
Gary Yukl (2010) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain agar
Puas atau tidak puasnya akan suatu pekerjaan oleh karyawan tergantung
salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan.
berhasil dilaksanakan dengan sukses pula. Hal tersebut dapat berpengaruh pula
Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (2008) yang menyatakan kepemimpinan
5
No Pernyataan Setuju Tidak Setuju
1 Pimpinan memiliki intelegensi yang tinggi 6 24
2 Pimpinan mengambil keputusan dengan benar saat ada 140 16
permasalahan
3 Pimpinan memberikan keyakinan pada karyawan dalam 7 23
mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan
4 Pimpinan selalu berperilaku dengan tenang dan sopan 9 21
terhadap semua karyawan
5 Pimpinan dapat memberikan intruksi kerja dengan baik 17 13
6 Pimpinan memiliki kemampuan interaksi yang baik 21 9
dengan karyawan
7 Pimpinan memiliki kepercayaan diri untuk melakukan 20 10
pengaturan kerja secara teroganisir
8 Pimpinan dapat menempatkan diri dengan mental pekerja 15 15
keras dalam lingkungan kerja
9 Pimpinan memiliki kreativitas yang tinggi dalam 12 18
memecahkan masalah yang timbul dalam pekerjaan
10 Pimpinan memiliki partisipasi sosial terhadap karyawan 8 22
Total 129 171
Presentasi 43 % 57 %
Sumber : Hasil olah data kuesioner Pra-survei (2017)
Hal tersebut tidak sesuai dengan Teori Perilaku (behavior theory) yang
6
dipengaruhi oleh perilakunya (Torang, 2013). Teori perilaku disebut juga dengan
teori sosial. Pemimpin harus disiapkan, di didik, dan dibentuk, tidak dilahirkan
begitu saja (leaders are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin,
sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus
pemimpin berperilaku dalam mempegaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh
kepuasan kerja karyawan, Sasongko (2008) dan Yukl (2007) menyatakan bahwa
akan merasa puas yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja kearah lebih baik.
kepemimpinan dengan kepuasan karyawan antara lain dilakukan oleh Pradeep dan
sehingga karyawan yang mampu menghasilkan kinerja yang baik akan dapat
7
menjadi isu yang sangat penting. Pengertian komitmen dalam hal ini berbentuk
kesediaan karyawan menetap di perusahaan itu dalam jangka waktu lama. Namun,
lebih penting dari itu mereka mau memberikan yang terbaik kepada perusahaan,
perusahaan. Salah satu hal yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah
perusahaan yang tinggi, serta tingkat absen yang juga tinggi mengindikasikan
Tahun 2013-2017.
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Turnover
Karyawan Karyawan
No Tahun Karyawan Karyawan Karyawan
Awal Akhir
Masuk Keluar (%)
Tahun Tahun
1 2013 93 0 0 93 -
8
2 2014 93 8 11 90 3,28%
3 2015 95 5 9 89 4,47%
4 2016 91 3 8 84 5,78%
5 2017 86 1 5 80 4,88%
Sumber : HRD PT Integra Trustindo Utama Pekanbaru
Dari data turnover yang didapat pada Tabel 1.4 dapat dihitung persentase
(karyawan keluar−karyawanditerima)
Turnover = × 100 %
1
( karyawan awal+ karyawanakhir )
2
cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Ini
buruk, di buktikan dengan banyaknya fluktuasi yang terjadi pada tahun 2013-
2017, yang mana LTO termasuk salah satu indikator dari Komitmen Organisasi.
keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk
berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi, serta keyakinan tertentu dan
9
memiliki produktivitas tinggi (Luthan, 2006). Sebaliknya, komitmen karyawan
rendah tidak akan memberikan yang terbaik kepada organisasi dan dengan
dengan organisasi dimana mereka bekerja dan tertarik untuk tetap tinggal dalam
komitmen organisasi adalah sebagai keinginan pada sebagian pekerja untuk tetap
pada organisasi dan merupakan suatu proses yang sedang berjalan melalui mana
Hal ini sesuai yang diungkapkan Mangkunegara (2008) bahwa ada beberapa
indikator yang terkait dengan kepuasan kerja, yaitu menurunnya tingkat absensi,
10
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik
PEKANBARU”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Pekanbaru.
D. Manfaat Penelitian
11
a. PT Integra Trustindo Utama Pekanbaru dapat digunakan sebagai sarana
c. Pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti yang tertarik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
Syaiful Sagala (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan berasal dari kata
anggota kelompok .
dalam mempengaruhi perilaku para bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja
2. Benar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda
(curious).
13
11. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat,
14. Memiliki motivasi tinggi dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang
yang memadai.
5. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian atau kesetiaan yang tinggi serta
6. Senang bergaul, ramah, suka menolong dan terbuka terhadap kritik orang lain.
bijaksana.
14
Untuk menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin ada beberapa gaya
kerja sama.
1. Tipe Karismatis
dan beribawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
pengaruh dan daya tarik yang teramat besar. Pemimpin tipe ini memiliki inspirasi,
2. Tipe Paternalistis
15
Tipe kepemimpinan paternalistis merupakan tipe kepemimpinan yang
keputusan sendiri.
berinisiatif.
3. Tipe Militeristis
keras, sangat otoriter, sangat kaku dan sering kali kurang bijaksana.
lebihan.
pegawainya.
16
4. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal
dan berusaha menguasai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini pemimpin praktis tidak memimpin
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh pegawai sendiri. Pemimpin
tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja dan tidak berdaya sama sekali
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Pemimpin laissez faire itu pada
bawahannya dalam situasi kerja sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak
sendiri.
6. Tipe Populistis
17
Kepemimpinan tipe administratif adalah kepemimpinan yang mampu
8. Tipe Demokratis
dengan cara yang paling cocok dengan jiwa pegawai dan situasinya.
18
Menurut Chapman dan Sudita dalam Gitosudarman (2009) menyatakan
sebagai berikut :
tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan (Amilin dan
Dewi, 2008).
tingkat mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan
sebagai berikut:
berikut:
19
1. Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-
profesi.
profesi.
2. Involment yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa
3. Loyality yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerja dan tempat
tinggal.
merupakan hasil dari identifikasi diri dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi yang
dalam organisasi.
komitmen organisasi. Untuk itu Meyer & Allen (2007) mendefinisikan komitmen
20
organisasi sebagai “is a psychological state that (a) characterizes the employee’s
relationship with the organization, and (b) has implications for the decision to
tersebut.
bertahan dalam organisasi, terlepas dari status, fasilitas dan kepuasan yang
pengertian komitmen organisasi dari Meyer & Allen (2007) yaitu bahwa
keterkaitan dan keterlibatan individu pada suatu organisasi yang melibatkan faktor
komponen, yaitu: (1) penerimaan terhadap tujuan organisasi, (2) keinginan untuk
21
bekerja keras bagi organisasi, dan (3) keinginan untuk tetap berada dalam
organisasi.
a. Komitmen afektif
Komitmen ini berupa hubungan emosional yang kuat dari individu kepada
individu untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan karena mereka setuju dengan
tujuan dan nilai-nilai dari perusahaan. Individu dengan komitmen afektif yang
tinggi memiliki keinginan untuk tetap berada pada suatu organisasi karena mereka
memang menginginkannya
b. Komitmen kontinuans
Komitmen ini terkait dengan dan keinginan yang kuat dari individu untuk
tetap bekerja pada suatu organisasi karena dipengaruhi oleh perasaan kerugian
organisasi.
c. Komitmen normatif
suatu organisasi oleh individu. Komitmen normatif pada diri karyawan karena
22
dalam diri karyawan selama proses sosialisasi nilai-nilai pada masa awal
bergabung. Hal ini akan mengakibatkan tanggung jawab moral untuk bertahan
dalam organisasi.
didasari oleh tekanan yang dialami individu pada masa awal sosialisasi baik dari
keluarga maupun budaya serta selama masa sosialisasi yang mereka dapatkan
pada masa awal bergabung dengan organisasi. Pada masa sosialisasi ini, individu
akan diajarkan mengenai tingkah laku dan sikap yang dituntut oleh organisasi.
Dalam proses sosialisasi individu belajar hal-hal apa saja yang dihargai dan
diharapkan dari mereka oleh keluarga, budaya serta organisasi. Kepada individu
antara pekerja dan organisasi. Psychological contracts ini terdiri dari keyakinan
pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan mengenai tanggung jawab dari masing-
sebagai sikap kerja seseorang yang merupakan hasil dari identifikasi diri dengan
Allen dalam Umar (2010) mengemukakan bahwa adanya tiga faktor yang
23
1. Faktor personalia
personal.
2. Faktor organisasional
Tersedia alternative kerja atau menawarkan insentif atau kepuasan kerja yang
3. Pendidikan.
4. Ketergantungan Organisasi
24
2.2.3 Indikator Komitmen Organisasi
yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka
kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada
organisasi sesuai dengan yang mereka yakini sehingga mereka termotivasi untuk
pekerjaan mereka yang timbul dari persepsi mereka terhadap pekerjaan itu atau
satisfaction may be defined as the extent to wich a staff member has favourable or
25
positive feeling about work and the work environvement” (kepuasan kerja
lingkungan kerjanya. Ada dua aspek yang ditekankan di sini, pertama adalah
tidak hanya ditentukan oleh faktor pekerjaan itu sendiri tetapi juga ditentukan oleh
sesuai dengan harapan seseorang maka dia akan merasa senang dan puas demikian
pula sebaliknya.
Durbin dalam Ali Imron (2005) mengartikan kepuasan kerja sebagai sebuah
pernyataan senang atau tidak senang pada pekerjaan yang dibentuk oleh persepsi
memenuhi hasrat dan keinginannya maka dia akan melaksanakan dengan senang
hati.
kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
26
Kepuasan kerja berhubungan dengan faktor sikap. Seperti dikemukakan
oleh Tiffin dalam As’ad (2003) bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan
sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara
terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa yang memang
diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa kerja karyawan ini, baik
persoalan umum pada setiap unit kerja, baik itu berhubungan motivasi, kesetiaan
Kepuasan kerja pada dasarnya adalah security feeling (rasa aman) yang
dirasakan oleh karyawan, yang memiliki segi-segi Rivai dan Mulyadin (2003):
a. Segi sosial ekonomi, yang terdiri dari gaji/upah/insentif dan jaminan sosial.
b. Segi sosial psikologi, yang terdiri dari: kesempatan untuk maju, kesempatan
seseorang adalah: kedudukan, pangkat dan jabatan, usia, jaminan finansial dan
jaminan sosial, serta mutu pengawasan Rivai dan Mulaydi (2003). Sementara
27
sistem penghargaan yang adil, kondisi kerja yang mendukung, dan sikap rekan
kerja.
atau tidak puas dapat kita lihat pada pendapat Sutrisno dalam Anoraga dan Sri
(2005) yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja pada dasarnya adalah security
feeling (rasa aman) dan mempunyai segi-segi : 1) segi sosial ekonomi yang
meliputi gaji, tunjangan penghasilan lainnya dan jaminan sosial, 2) segi sosial
penghargaan, dan suasana lingkungan. Kombinasi yang serasi dari ketiga hal
demikian kepuasan kerja dapat diberi makna sebagai orientasi sikap individu
mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Kepuasan kerja yang tinggi juga akan
penarikan atau penghindaran diri dari situasi-situasi pekerjaan baik yang bersifat
sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum tentu
28
upaya yang keras itu akan menghasilkan produktivitas yang diharapkan, apabila
karyawan bekerja pada sebuah lembaga yang sama dan mendapatkan perlakuan
yang sama pula namun tidak berarti tingkat kepuasan kerja mereka sama.
Penyebabnya adalah bahwa setiap individu memiliki harapan dan keinginan yang
berbeda sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. Sistem nilai inilah yang turut
1. Isi pekerjaan, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, apakah
3. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti insentif, yaitu
jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja,
29
4. Rekan kerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa
ada lima faktor yang amat penting dalam kepuasan kerja yaitu :
b) Pekerjaan itu sendiri, disini diartikan adalah keadaan dimana tugas pekerjaan
jawab.
dan mendorong.
30
b. Umur orang sewaktu bekerja.
c. Jenis kelamin.
b. Rekreasi.
c. Pendidikan
31
kepemimpinan - Kinerja Regresi menyimpulkan bahwa
terhadap kinerja - Stres kerja linier kepemimpinan berpengaruh
dan stres karyawan berganda signifikan terhadap kinerja
dan juga stres karyawan
Anak
Agung
Wiranata
(2011)
Pengaruh - Kepemimpinan Analisis - Kepemimpinan,
kepemimpinan, - Organizational Regresi organizational citizenship
organizational citizenship linier behaviour dan komitmen
behaviour organisasional secara
citizenship berganda
- Komitmen parsial mempunyai
behaviour, dan organisasional pengaruh positif dan
komitmen - Kepuasan kerja signifikan terhadap
organisasional kepuasan kerja pegawai
terhadap kepuasan dinas pemuda dan olah
4 kerja pegawai raga, kebudayaan dan
pariwisata kabupaten
Grobogan
Edi wibowo dan
- Kepemimpinan merupakan
wiwik susilowati variabel yang dominan
(2010) Grobogan pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja pegawai
dinas pemuda, olah raga,
kebudayaan dan pariwisata
kabupaten Grobogan.
Analisis pengaruh - Perilaku Analisis - Adanya pengaruh yang
perilaku kepemimpinan Regresi tidak signifikan antara
kepemimpinan dan - Komitmen linier perilaku kepemimpinan dan
organisasi kepuasan kerja
komitmen berganda
- Kepuasan kerja - Adanya pengaruh signifikan
organisasi terhadap komitmen
kepuasan kerja di - organisasi pada hubungan
5 RS.Dr. Oen solo antara perilaku
baru Surakarta kepemimpinan dan
kepuasan kerja
Heidy Sri Utami - Penelitian menunjukkan
pengaruh signifikan yang
(2015)
positif antara komitmen
organisasi terhadap
kepuasan kerja
6 Pengaruh perilaku - Perilaku Analisis - Perilaku kepemimpinan
kepemimpinan dan kepemimpinan Regresi berpengaruh positif
komitmen - Komitmen linier terhadap kepuasan kerja
karyawan - Komitmen karyawan
karyawan terhadap berganda
- Kepuasan kerja berpengaruh positif
kepuasan kerja - Kinerja terhadap kepuasan kerja
dampaknya pada - Kepuasan kerja
kinerja karyawan berpengaruh positif
PT. PLN (persero) terhadap kinerja karyawan
cabang Banda Aceh - Perilaku kepemimpinan
berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan
Agus Firnanda
melalui kepuasan kerja
(2013) - Komitmen karyawan
berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan
32
melalui kepuasan kerja
Pengaruh perilaku - Perilaku Analisis - Perilaku kepemimpinan
kepimpinan dan kepemimpinan Regresi berpengaruh secara
komitmen - Komitmen Linear parsial terhadap kepuasan
Organisasional kerja pegawai
organisasional Berganda
- Kepuasan kerja - Komitmen organisasional
terhadap kepuasan berpengaruh secara
kerja pegawai parsial terhadap kepuasan
subag tata usaha kerja pegawai
7
pada kantor dinas
sosial provinsi Jawa
timur
Yenni Puspitasari
Sunarto (2015)
The Effect of career - Gaya Proporsion Fakta lain menunjukkan
development, Kepemimpinan al random bahwa semakin baik
leadership style and - Pengembangan sampling pengembangan karier dan
Karir gaya kepemimpinan,
organizational
- Budaya semakin tinggi Komitmen
culture on job Organisasi organisasi karyawan
8 satisfaction and - Komitmen Sedangkan budaya
organizational Organisasi organisasi dan kepuasan
commitment kerja karyawan tidak
terbukti meningkatkan
Abdul Hafid Jusuf, komitmen organisasi
et al (2016)
Kepemimpinan
(X1)
Kepuasan
Kerja
Komitmen (Y)
Organisasi
(X2)
33
a. Kepemimpinan dan Komitmen organisasi secara simultan berpengaruh
Utama Pekanbaru.
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan (X1)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
N
n=
1+ N e 2
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
1. Data Primer
Sumber data dari hasil wawancara dan melalui kuisioner penelitian berupa
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan, seperti jumlah tenaga
kerja, fasilitas kerja berbentuk table maupun laporan, sejarah singkat perusahaan.
35
1. Kuisioner
yang disusun dalam daftar dan menyesuaikan dengan kajian peneliti untuk diisi
oleh responden.
2. Dokumentasi
dan informasi para riset melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan
36
3.4 Operasional Penelitian
Adapun variabel-variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini di
37
(Wibowo, 2007)
Dalam penelitian ini skala yang dipergunakan adalah bentuk skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu objek sikap.
Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh
titik tolak dalam membuat pertanyaan yang harus diisi responden. Krisyantono,
(2014)
alternatif jawaban. Scoring dilakukan dengan menentukan skor tiap item dari tiap-
tiap kuesioner sehingga diperlukan skor total dari setiap kuesioner tersebut untuk
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket,
hubungan variabel bebas dan terikat yang di bantu dengan menggunakan program
38
pengguna untuk memasukkan lebih dari satu variabel yang di tujukan dengan
Dimana:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Kepuasan kerja
a = Konstanta
X1 = Variabel kepemimpinan
X2 = Variabel komitmen organisasi
b1 = Koefisien Regresi kepemimpinan
b2 = Koefisien Regresi komitmen organisasis
e = error (kesalahan)
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis:
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Ghozali (2005)
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau
Ha : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
39
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabiliras dilakukan dengan cara
one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik
Cronbach Alpha (A). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya.
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
40
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
pegawai.
41
3.7.2 Uji Parsial (Uji T)
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas. Begitu pula
sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir
BAB IV
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun 2012.
42
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, Kegiatan PT Integra Trustindo Utama
adalah dalam industri perdagangan. Saat ini, PT Integra Trustindo Utama sebagai
salah satu distributor untuk wilayah Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
1. Modern Market
2. Traditional Market
3. Horeca
luas, dan terus berubah. PT Integra Trustindo Utama melakukan perbaikan terus
menerus dalam akurasi, baik dalam kegiatan pemasaran maupun dalam hal
• Produk – Produk yang mempunyai kualitas yang sudah teruji dan telah
transaksi di perusahaan
pelayanan kami
43
Phaner Pie,Want-want,Pei Tien,Yo Friend,Estrella,Siesta,
Biskuit
Bee Huat
Snack Kuaci Rebo,Otori,Atori
Candy dan
Candy Toys, Marsmallow
Marshmallow
Mie Instans Paldo Mie
Wafer Choco Mucho
Coklat Belgian, Frey, Zaini, Droste
Selai Budy Jam
Kopi G-Buck, Caffe Talk
Bumbu Mak Nyonya
Makanan
Wilmond
Kaleng
Makanan
Granola
Kesehatan
Minuman Paldo Pororo, Soy Up, Eva, Won Ki Sam
Sumber : PT. Integra Trustindo Utama
Hingga saat ini, Perusahaan tetap konsisten pada kegiatan utamanya, yaitu
akan terus menerus berupaya meningkatkan segala cara termasuk sumber daya
manusianya untuk mencapai hasil yang terbaik bagi kepentingan seluruh pekerja,
1. Visi
nilai tambah yang baik bagi employees dan stakeholders perusahaan serta
lingkungan.
2. Misi
44
• Integritas, Jujur dan Bertanggung jawab terhadap komitmen karakter positif
teknologi.
Untuk menjalankan kerja sama yang baik diperlukan suatu tempat yang
yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai tujuan
namun profit adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dimanapun. Jika tujuan dari perusahaan adalah profit, maka perusahaan atau
organisasi bisnis adalah sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan
untuk meraih profit dalam kegiatan bisnisnya. Sehingga mereka berupaya untuk
45
Biasanya dalam pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan
sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan
suatu kerangka kerja. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain
manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi serta bagaimana
Berikut ini dapat kita lihat bentuk struktur organisasi PT. Integra Trustindo
Direktur Utama
Finance & Accounting Manager Logistic & Distribution Manager Sales Manager
46
Staff Staff Staff
Sales Sales Sales
BAB V
berganda.
47
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dari hasil penelitian yang meliputi mean, standar deviasi dan jumlah sample (N).
Statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.2
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
KepuasanKerja 13,38 2,636 52
Kepemimpinan 17,60 3,297 52
KomitmenOrganisasi 20,44 3,733 52
48
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa N = 52, nilai mean pada
variabel KepuasanKerja 13,38 dan standar deviasi 2,636. Nilai mean pada variabel
Kepemimpinan 17,60 dan standar deviasi 3,297. Nilai mean pada variabel
Instrumen yang baik dalam penelitian itu harus valid dan reliable. Oleh
penelitian dengan menghitung nilai korelasi antara data pada setiap pernyataan.
menggunakan software SPSS versi 24.0. berdasarkan rumus ini, apabila nilai
koefisien korelasi mempunyai taraf signifikasi 0,05 (α=5%) atau r hitung > r
tabel, maka item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.
Hasil uji validitas dalam penelitian in i dapat dilihat pada tabel 5.3.
Koefisien R tabel 5%
Item Keterangan
Korelasi r hitung (N=52)
Kepemimpinan
K.1 0,811 0,273 Valid
K.2 0,804 0,273 Valid
K.3 0,873 0,273 Valid
K.4 0,797 0,273 Valid
K.5 0,709 0,273 Valid
KomitmenOrganisasi
49
KO.1 0,618 0,273 Valid
KO.2 0,767 0,273 Valid
KO.3 0,805 0,273 Valid
KO.4 0,834 0,273 Valid
KO.5 0,647 0,273 Valid
KO.6 0,883 0,273 Valid
KepuasanKerja
KK.1 0,913 0,273 Valid
KK.2 0,714 0,273 Valid
KK.3 0,799 0,273 Valid
KK.4 0,789 0,273 Valid
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
mengukur variabel dalam penelitian ini mempunyai koefesien korelasi yang lebih
besar dari r tabel = 0,273 (nilai r tabel untuk n=52). Indikator tersebut dinyatakan
valid.
mengukur konstruk. Konstruksi reliabel tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,5
dengan konstruk yang diukur. Namun, untuk penelitian tahap awal nilai loading
faktor 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup. Uji reliabilitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan nilai Cronbach’s Alpha. Uji dilakukan pada taraf signifikasi sebesar
0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar
50
Cronbach’s
Variabel r Tabel Keterangan
Alpha
Kepemimpinan 0,805 0,273 Reliabel
KomitmenOrganisasi 0,790 0,273 Reliabel
Kepuasan Kerja 0,816 0,273 Reliabel
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
dari setiap variabel lebih besar dari pada r tabel = 0,273 (taraf signifikan 5%).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua item dalam penelitian ini
reliabel.
diajukan.
5.4.1 Kepemimpinan
item pernyataan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap
51
Skor 20 100 54 10 0 184
Frekuensi 3 26 17 6 0 52
4 K.4 3,5 Baik
Skor 15 104 51 12 0 182
Frekuensi 2 18 21 10 1 52
5 K.5 3,19 Baik
Skor 10 72 63 20 1 166
dengan baik.
pernyataan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari item-item pernyataan yang
52
Skor 15 60 78 16 0 169
Frekuensi 1 32 19 0 0 52
5 KO.5 3,65 Baik
Skor 5 128 57 0 0 190
Frekuensi 8 14 16 13 1 52
6 KO.6 3,29 Baik
Skor 40 56 48 26 1 171
Total Jumlah dan Rata-Rata Skor 1.375 3,41 Baik
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
Trustindo Pekanbaru. Kepuasan Kerja diukur oleh 4 item pernyataan. Berikut ini
adalah hasil penelitian dari item-item pernyataan yang diajukan untuk mengukur
53
i
Skor 20 68 69 16 0 173
kerja terhadap 52 responden memilikin rata-rata 3,34 ini berarti secara umum
dependen.
asumsi klasik. Analisis regresi linear berganda meliputi uji normalitas, uji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas untuk melihat bahwa ada data atau
54
Smirnov yang terdapat pada SPSS 24.0 dengan tingkat signifikan sebesar > 0,05,
Unstandardized
Residual
N 52
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1,32144903
Most Extreme Differences Absolute ,069
Positive ,043
Negative -,069
Test Statistic ,069
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
nilai Komologorov-Smirnov sig. > 0,05 yaitu 0,200. Dengan demikian dapat
dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) erat satu sama lain.
Tujuannya adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
Inflation Factor (VIF). Jika VIF > 10 maka dianggap ada multikolinearitas
dengan variabel bebas lainnya. Sebaliknya jika VIF < 10 maka dianggap tidak
terdapat multikolinearitas. Jika nilai tolerance > 0,10 maka dianggap ada
55
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Sebaliknya jika nilai tolerance
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Kepemimpinan .453 2.207
KomitmenOrganisasi .453 2.207
a. Dependent Variable: KepuasanKerja
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
Dari hasil perhitungan hasil analisis data diatas, diperoleh nilai VIF model
Kepemimpinan (2,207) dan Komitmen Organisasi (2,207) < 10, sedangkan nilai
tolerance Kepemimpinan (0,453) dan Komitmen Organisasi (0,453) > 0,10. Hal
lain. Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak
bersifat homoskedastisitas, yaitu asumsi bahwa residu atau deviasi dari garis yang
independen.
56
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Dapat disimpulkan bahwa model
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 265,250 2 132,625 72,971 ,000b
Residual 89,058 49 1,818
Total 354,308 51
a. Dependent Variable: KepuasanKerja
b. Predictors: (Constant), KomitmenOrganisasi, Kepemimpinan
sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
57
Dari Tabel 5.10 diatas diketahui F hitung sebesar 72,971 dengan signifikansi
F tabel = n – k – 1 ; k
= 52 – 2 – 1 ; 2
= 49 ; 2
= 3,19
Statistic) < α (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Ini berarti bahwa
dengan t tabel. Jika Jika – t hitung < -t table atau t hitung > t tabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima, namun jika – t table ≤ t hitung ≤ t tabel amaka Ha ditolak
Coefficientsa
Standardized T Sig.
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,823 1,111 ,741 ,462
58
Kepemimpinan ,018 ,085 ,022 ,211 ,004
KomitmenOrga ,599 ,075 ,849 7,975 ,000
nisasi
a. Dependent Variable: KepuasanKerja
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
Berdasarkan dari analisis regresi Dari Tabel 5.15 diatas diketahui nilai t tabel pada
t tabel = n – k – 1 : alpha/ 2
= 52 – 2 – 1 : 0,05/ 2
= 49 : 0,025
= 2,00958
sebesar ,004 > α (0,05). Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
probabilitas sebesar ,000 > α (0,05). Hal ini sesuai dengan hipotesis yang
59
Pengujian regresi linier bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
dimiliki sesuai dengan garis linear atau tidak (apakah hubungan antar variabel
yang hendak di analisis mengikuti garis lurus atau tidak). Jadi, peningkatan atau
penurunan kuantitas di salah satu variabel akan diikuti secara linear oleh
Dari hasil pengujian tabel 5.11 maka diperoleh persamaan regresi linear
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
pada tabel dibawah ini hasil uji koefisien determinasi (R2) yang diolah melalui
SPSS 24.0
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .865a .749 .738 1.348
a. Predictors: (Constant), KomitmenOrganisasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: KepuasanKerja
Sumber: Hasil SPSS 24.0 diolah peneliti, 2019
Dari tabel diatas diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) pada adjusted R
60
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
5.7 Pembahasan
perusahaan maka akan dapat menurunkan kepuasan kerja. Dari hasil penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andy
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan PD. Wono Agung Sejahtera di
khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi karyawan perusahaan.
Setelah itu, karyawan itu dapat berfikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan
untuk bertahan pada satu perusahaan dan berkarir dalam jangka panjang.
61
5.7.2 Pengaruh Komitmen organisasi Terhadap Kepuasan kerja
pekerjaan yang mereka lakukan maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja
komitmen karyawan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus
karyawan yang tinggi dapat dicapai para karyawan. Tanpa adanya komitmen
organisasi, karyawan akan bekerja tidak seperti apa yang diharapkan oleh
tujuan perusahaan secara maksimal tidak akan tercapai. Sehingga dapat diketahui
bahwa tidak hanya kemampuan karyawan saja yang diperlukan dalam bekerja
62
tetapi juga komit dalam bekerjapun sangat mempengaruhi karyawan untuk
BAB VI
6.1. Kesimpulan
63
2. Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
6.2. Saran
yang baik kepada karyawan yang bekerja. Dengan adanya saran tersebut
organisasi. Dengan demikian kepuasan itu akan tumbuh dalam setiap kita
64
4. Di harapkan kepada penelitian selanjutnya untuk melakukan kajian-kajian
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
65
Colquit, Jason A. et al. 2007. Organizational Behavior. Edisi Kedua. Penerbit
Efendi, Tadjudin Noer. 2008. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan
Gibson, et al, 2008, ”Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses”. Edisi kelima, Jilid 1,
Jakarta.
Iqbal, M.T. et al. 2012. The Impact of Person Job Fit on Job Satisfaction and Its
Jusuf, Abdul Hafid. Et al. 2016. The Effect of career development, leadership
style and organizational culture on job satisfaction and organizational
commitment. University of YAPIS Papua Jayapura (UNIYAP). ISSN
(Online): 2319-8028, ISSN (Print): 2319-801X. Volume 5 Hal. 3. Maret
2016.
66
Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing
Krisyantono, Rachmat. 2014. Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal:
Listianto, Toni dan Bambang Setiaji, 2004, Pengaruh Motiavsi, Kepuasan Kerja
Vol. 7, No. 2.
67
Kepuasan Kerja Karyawan Pusat komputer Akuntansi IMKA Surakarta,
Ridwan, Engkos dan Achmad Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai
Agung.
Stres Karyawan (Studi Kasus: CV. Ertanadi). Jurnal ilmiah teknik sipil,
68