NIM : D24190106
Paralel : P2
Kehamilan alami terjadi akibat adanya fertilisasi ovum yang telah masak oleh sel
sperma. Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Janin kembar dapat terbentuk dari dua buah sel telur (ovum) atau dari satu buah sel
telur (ovum). Oleh karena itu, ada dua jenis kembar yaitu kembar fraternal (dizigotik
atau kembar nonidentik) dan kembar identik (monozigotik). Kembar non-identik
adalah kembar yang berasal dari dua sel telur (ovum) yang menempel pada dinding
uterus pada saat bersamaan dan masing-masing dibuahi sperma. Sedangkan kembar
identik adalah kembar yang berasal dari satu sel telur yang dibuahi sebuah sperma.
Pada kembar identik zigot tersebut akan berkembang menjadi morula, blastula dan
gastrula. Pada tahap morula atau blastula, zigot akan membelah menjadi dua sel. Dari
dua sel tersebut masing- masing akan berkembang membentuk janin yang identik
(Cunningham et al., 1995).
Kembar identik dan kembar tidak identik (faternsl) memiliki proses yang berbeda.
Pada kembar identik, anak berasal dari satu buah telur yang dibuahi oleh satu sel
sperma. Telur yang sudah dibuahi tersebut, kemudian akan membelah menjadi dua
atau lebih, sehingga menghasilkan dua janin yang memiliki karakteristik sama, mulai
dari DNA, golongan darah, dan karakteristik fisik (seperti wajah, jenis kelamin, warna
kulit, warna rambut, dan warna mata).
Pada masa pembuahan, sel telur matang dibuahi oleh sperma yang membentuk zigot,
kemudian zigot akan membelah.
Jika pembelahan zigot terjadi saat awal pembuahan yaitu 1-3 hari setelah pembuahan,
maka embrio (bakal anak dalam kandungan) biasanya berada di satu plasenta, tetapi
memiliki kantong ketuban yang berbeda.
Jika pembelahan terjadi 14 hari setelah pembuahan, maka embrio kemungkinan akan
menempel satu sama lain (kembar siam).
Umumnya kembar identik memiliki fenotip yang sama karena mempunyai bahan
genetik yang sama. Akan tetapi kadang- kadang berbeda oleh karena pengaruh faktor
lingkungan. Kembar non-identik dapat memiliki sifat-sifat keturunan dan karakter
yang sama atau berlainan. Hal ini disebabkan kembar non-identik berasal dari sel telur
dan spermatozoon yang berbeda. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya
perbedaan genotip (Cunningham et al. 1995; Gardner & Snustad, 1984; Stern, 1960;
Suryo, 2003).
4. Free martin pada sapi
Free martin sindrome merupakan congenital anestrus atau anestrus bawaan lahir, yang
berasal dari kelahiran pedet kembar fraternal, dimana satu pedet berjenis kelamin
jantan, sedang lainnya betina, pedet betina dalam kondisi demikian 90% infertil /
steril. Tanda klinis freemartin cukup mudah diamati, terlebih oleh peternak atau
petugas kandang yang biasa merawat sapi tersebut. Betina penderita sindrom ini
biasanya berperawakan maskulin, gagah mirip pejantan; vulva / alat kelamin bagian
luar / wadonan terlihat kecil dengan rambut-rambut panjang. Tanda-tanda klinis
eksternal pada vulva tidak terjadi pada semua kasus freemartin meski sebagian besar
mengalaminya.
Apabila peternak masih kurang yakin dengan diagnosa freemartin pada sapi
betinanya, anda dapat meminta bantuan dokter hewan atau paramedis (mantri hewan)
untuk melakukan palpasi rektal. Jika benar sapi tersebut mengalami sindrom
freemartin, maka tidak akan teraba vagina, uterus dan ovari dengan jelas dan Gun IB
hanya akan dapat masuk sekitar 7,5 cm dalamnya.
Sapi betina dengan kondisi freemartin tidak akan dapat birahi meski anda tunggu
bertahun-tahun, sedangkan betina normal biasanya sudah birahi di usia 12-15 bulan,
juga tidak dapat bunting, tidak pula dapat diterapi hormonal, sebab tidak ada
oogonium yang dapat berproses menjadi sel telur, indung telur dan uterus terbentuk
tidak sempurna, bahkan tidak ada sama sekali. Karena itu, apabila anda memiliki
betina freemartin, lebih disarankan untuk memeliharanya dengan sistem feedlot /
penggemukan. Sapi tersebut akan tumbuh dengan baik layaknya steer / pejantan
kastrasi. Setelah mencapai bobot diatas 500 kg, dapat dipanen sebagai sapi pedaging.
Pada pembelahan mitosis terjadi satu kali pembelahan. Sedangkan pada pembelahan
meiosis terjadi satu kali pembelahan.
Pembelahan mitosis berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan. Yakni,
profase, metafase, anafase, dan telofase.
Tetapi, sebelum keempat fase ini dimulai, ada yang namanya fase pendahuluan atau
interfase. Interfase ini merupakan persiapan pembelahan.
Fase Interfase
Fase Profase
Pada tahap profase, terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Di dalam nukleus,
benang-benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom.
Tiap lengan kromosom, berganda membentuk dua kromatid (kromatid kembar) yang terikat
pada sentromer.
Selama profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang. Mendekati akhir profase,
terbentuklah spindel (gelendong pembelahan yang terdiri atas mikrotubula dan protein).
Fase Metafase
Fase Anafase
Fase pemisahan kromatid dari bagian sentromer yang kemudian membentuk kromosom baru.
Fase Telofase
Pada fase ini terjadi peristiwa kromosom berubah menjadi benang kromatin, membran inti
dan nukleolus terbentuk kembali dan terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga
dihasilkan dua sel yang identik dengan sel semula.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, MacDonald PC and Gant NM. 1995. Obstetri Williams. Alih bahasa
oleh dr. Joko Suyono dan dr. Andry.H. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. hal 861-865.
Gardner EJ and Snustad DP. 1984. Principle of Genetics. 7 th ed. USA: John Wiley &
Sons, Inc. pp 235-236.
Stern C. 1960. Principle of Human Genetics. 2 nd ed. New Delhi: Eurasia Publishing
House (PVT) Ltd.
Suryo. 2003. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal 101,
425-440.