Anda di halaman 1dari 15

PEMULASARAN JENAZAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.01 02 1/2

Diterbitkan
Tanggal Terbit Direktur,
SPO
: 01 Januari

2012 dr. Badrul Munir Jauhari

Pengertian Pemulasaran jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi


kegiatan memandikan, mengkafani, menshalati sebelum jenazah dibawa
pulang kerumah duka /pemakaman jenazah.
Tujuan Mengetahui dan memahami tentang tata cara perawatan jenazah sesuai

dengan agama islam sehingga tidak terjadi kesalahan pahaman atau


miss perception antara pengurus atau perawat jenazah dengan keluarga.

Kebijakan 1. SPO ini di bawah tanggung jawab Kabag Penunjang Sarana


Rumah Sakit.
2. Prosedur disini dengan semua prosedur semua di tangani oleh
petugas mulai saat memandikan sampai jenazah siap dibawa
kerumah duka.
3. Pelaksana pemulasaran jenazah adalah Rohaniawan dan Tim yang
bertugas di ruang jenazah
PROSEDUR Memandikanjenazah
1. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah dari
ruangan yang telah dilengkapi dengan surat
keterangan kematian dari dokter yang berasal dari
ruang rawat inap atau dari IGD.
2. Lama tinggal jenazah di kamar jenazah paling
lama 2 x 24 jam.
3. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang
bertanggungjawab# maka jenazah dinyatakan
sebagai jenazah terlantar# dan penanganannya
mengacu kepada SP& Jenazah terlantar.
4. Dalam hal pemakaman jenazah menjadi tanggung
jawab keluarga.
(. )aktu pemulasaran jenazah yaitu *++ 1.( jam.
6. Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah
dalam buku realisasi jenazah.

7. Petugas memandikan dan mengka/ani jenazah#


1
RS AT*TUR&TS AL*ISLA34 4&G4A5ARTA
lalu menshalatinya.
6. Petugas kamar jenazah membuat perincian biaya
rawat jalan

PEMULASARAN JENAZAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :

29.02.01 02 2/2

Tanggal Terbit :
SPO
01 Januari 2012

PROSEDUR dan memberikannya kepada wali jenazah agar membayar


biayanya di kasir / bagian keuangan.
7. Petugas menerima tanda bukti pelunasan administrasi,
selanjutnya meminta kepada wali untuk menandatangani
penyerahan jenazah di buku kematian dan petugas mencatat
waktu penyerahannya.
18. Waktu tunggu kesiapan mobil jenazah saat diperlukan -/
+ 1 jam.
11. Namun bila wali jenazah sejak awal menghendaki
jenazah dimandikan di rumah, maka petugas kamar
jenazah/perawat ranap / IGD menyerahkan jenazah kepada wali
untuk segera dibawa pulang dengan menunggu -/+ 2 jam.
12. Petugas kamar jenazah membuat laporan dalam buku
realisasi jenazah dan buku catatan jenazah keluar.
13. Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa
mobil jenazah, prosedur pelayanannya mengacu kepada

p ro s ed u r p e l ay an a n m o b i l ambulance
M u tu P e la y a n n A m b ul a n c e.
/jenazah pada prosedur
Unit Terkait 1. Rawat-rawatinap
2. Rawatjalan
3. IGD
4. Satpam

2
RS AT*TUR&TS AL*ISLA34 4&G4A5ARTA
PEMULASARAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.02 02 1/2

Diterbitkan
Tanggal Terbit : Direktur,
SPO
01 Januari 2012

dr. Badrul Munir Jauhari

Pengertian Jenazah adalah seseorang meninggal karena penyakit.

Cara memandikan jenazah pengidap penyakit menular seperti HIV /


AIDS tidak bias sembarangan, salah satunya, wajib mengenakan
universal precaution (UP), yakni standar perlengkapan kesehatan yang
terdiri atas penutup kepala, masker, google (penutup hidung), sarung
tangan, pakaian steril, dan sepatu bot.
Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi.
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat
umum.

Kebijakan 1. SPO ini di bawah tanggung Ka Bidang Penunjang Sarana Rumah


Sakit.

2. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan
paramedis.
3. Peralatan dalam keadaan steril saat di gunakan di awal dan di
lakukan sterilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur
sterilisasi alat penanganan jenazah.
4. Prosedur di sini dengan semua prosedur semua di tangani petugas
mulai saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat
mensolati yang akan di pimpin oleh modin / pak kaum setempat.
5. Pelaksana perawatan jenazah adalah Tim pengrukti jenazah yang
sudah terbina oleh paramedis.
6. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah
HIV / AIDS dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan
penyakit-penyakit lain yang berbahaya.

3
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PROSEDUR Alat yang di siapkan:

Alat pelindung diri di antaranya :sarung tangan, pelindung muka


(masker dan kacamata), gaun / jubah / apron dan pelindung kaki.

PEMULASARAN JENAZAH DENGAN PENYAKIT MENULAR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.02 02 2/2

Tanggal Terbit :
SPO
01 Januari 2012

PROSEDUR Penatalaksanaan
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan
antiseptic bisa pilih salah satu antiseptic dan di lanjutkan
dengan mencucitangan kembali dengan air mengalir selama 2-5
Menit.
2. Semua petugas memakai alat pelindung, semua alat harus di
pakai pada saat menangani jenazah untuk mengurangi pejanan
darah dan cairan tubuh jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakaian lengkap mengangkat jenazah di
bawa kemeja kamar jenazah untuk di mandikan.
4. Setelah selesai di mandikan jenazah di siram dengan larutan
kaporit, tunggu 5-10 menit dan bila sulang dengan air sampai
kering dengan dosis kaporit dengan konsentrasi 35% :14 gr
kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr
kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan kosentrasi 70% : 7,1
% gr kaporit dalam satu liter air.
5. Setelah jenazah kering di lakukan pengkafanan dengan
bungkus kain kafan yang harus di lakukan olehpetugas yang
berpakaian lengkap.
6. Setelah di kafani jenazah di bungkus dengan plastic.
7. Setelah petugas selesai mengkafani jenazah, petugas
menyerahkan kemodin / kaum setempat untuk di sholatkan.
8. Modin / kaum memimpin pelaksanaan shalat jenazah saat
pelaksanaan sholat jenazah.
9. Selesai di sholatkan, selanjutnya jenazah di angkat oleh petugas
ke keranda mayat untuk dibawa ke pemakaman.

Unit Terkait 1. IGD

4
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
Rawat Inap
Rawat Jalan
Satpam

PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.03 02 1/3

Diterbitkan
Tanggal Terbit : Direktur,
SPO
01 Januari 2012

dr. Badrul Munir Jauhari

Pengertian Pemulasaran jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi


kegiatan memandikan, mengkafani, dan meshalatinya sebelum di bawa
pulang kerumah pasien (dimakamkan).
Jenazah infeksius adalah jenazah yang di tetapkan oleh dokter mengidap
penyakit menular seperti HIV / AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C, dan yang
semisalnya.
Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat
umum.
Kebijakan 1. SPO ini dibawah tanggung jawab Kabag Bidang Penunjang Sarana
Rumah Sakit.
2. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada paramedic dan
tenagamedis,
3. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan di awal dan dilakukan
sterilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi
alat penanganan jenazah.
4. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh
petugas mulai saat memandikan sampai menguburkan kecuali
mensholati yang akan di pimpin oleh modin/ kaum setempat.
5. Pelaksana pemulasaran jenazah infeksius adalah Tim petugas Ruang
Jenazah dan di awasi oleh Rohaniawan dan perawat medis.
6. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah
HIV/AIDS dan Flu burung, tetapi tidak menutup kemungkinan
penyakit-penyakit lain yang berbahaya.
PROSEDUR 1. Petugas kamar jenazah menjalankan prosedur universal yaitu
cucitangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Petugas memakai alat pelindung, yang meliputi : memakai sarung
tangan karet yang panjang (sampai ke siku), sepatu bot sampai
5
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
lutut, masker dan kacamata, jubah / celemek yang kedap air.
3. Petugas mengambil jenazah dari ruangan yang sudah di lengkapi
dengan surat keterangan kematian dari dokter.

PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.03 02 2/3

Tanggal Terbit :
SPO
01 Januari 2012

PROSEDUR 4. Petugas memandikan jenazah dan mengkafaninya lalu di bungkus


plastik, dan petugas masih dalam keadaan mengenakan baju
pelindung.
5. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila
terkena darah atau cairan tubuh lain.
6. Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarumkan jarum suntik
ketutupnya. Buang semua alat/benda tajam dalam wadah yang tahan
tusukan.
7. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah
dan/cairan tubuh lain segera di bersihkan dengan larutan klorin
0,5%.
8. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus di proses
dengan urutan: Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau
sterilisasi.
9. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam
kantong plastik.
10. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar disesuaikan
pengelolaannya dengan sampah medis.
11. Petugas membuat perincian biaya pemulasaran jenazah lalu
memberikannya kepada wali jenazah agar menyelesaikan
administrasinya di bagian keuangan.
12. Petugas menerima bukti pelunasan administrasi, selanjutnya petugas
meminta wali jenazah untuk menandatangani penyerahan jenazah di
buku kematian dan mencatat waktu penyerahannya.
13. Petugas kamar jenazah membuat laporan dalam buku realisasi
jenazah dan dibuku catatan jenazah keluar.
14. Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa mobil jenazah,
maka prosedur pelayanannya mengacu kepada SOP mobil
ambulance.
6
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
15. Petugas menyampaikan kekeluarga jenazah bahwa jenazah yang
telah di bungkus (dibalut kain kafan) tidak boleh dibuka lagi.
16. Lama tinggal jenazah di kamar jenazah paling lama 2 x 24 jam.
17. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang bertanggung jawab,
maka ia digolongkan sebagai jenazah terlantar.

PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.03 02 3/3

Tanggal Terbit :
SPO
01 Januari 2012

PROSEDUR 18. Apabila dalam 2 x 24 jam tidak ada pihak yang bertanggung jawab,
maka ia digolongkan sebagai jenazah terlantar.
19. Jenazah terlantar menjadi tanggung jawab Negara/pemda setempat.
20. Dalam hal pemakaman jenazah menjadi tanggung jawab keluarga.
21. Waktu pemulasaran jenazah infeksius yaitu 2.5 jam.
22. Waktu tunggu kesiapan mobil jenazah saat diperlukan yaitu -/+ 1
jam.
Unit Terkait 1. Rawat inap
2. RawatJalan
3. IGD
4. PetugasSatpam

7
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PEMERIKSAAN VISUM ET REPERTUM

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.04 02 1/2

Diterbitkan
Tanggal Terbit Direktur,
SPO
: 01 Januari

2012 dr. Badrul Munir Jauhari

Pengertian Visum repertum (VeR) adalah laporan tertulis yang di


buat oleh dokter berdasarkan sumpah jabatannya
terhadap apa yang dilihat dan diperiksa berdasarkan
keilmuaannya.
Tujuan Memberikan kenyataan/barang bukti (corpus delect) yang sah di
pengadilan karena buktinya sendiri telah berubah pada saat persidangan
berlangsung. Jadi VeR merupakan barang bukti yang sah karena
termasuk surat sah sesuai dengan KUHP pasal 184
Kebijakan 1. Visum adalah sebagai bahan bukti pengganti bila
diperlukan dipengadilan.
2. Pelayanan visum disini adalah visum jenazah
PROSEDUR 1. IGD RSU At-Turots melayani Visum et Repertum
2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan
tertulis oleh Kepolisian dan keluarga jenazah
kepada RSU At-Turots.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di IGD
dalam waktu 2 x 24 jam sejak kejadian oleh
petugas kepolisian.
4. Petugas IGD meneliti surat permintaan Visum,
setelah meneliti kebenaran surat, petugas menulis
tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan,
lalu menyampaikan kepada dokter yang
8
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
berwenang.
5. Apabila jenazah sudah masuk ruangan maka surat
permintaan Visum ada di IGD.
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan jenazah
pada saat permintaan Visum Et repertum, dan
petugas dokter yang berwenang memeriksa
kondisi secara umum.
7. Visum jenazah dibuat dan ditandatangani oleh
Dokter yang memeriksa / menangani penderita
pada saat visum diterima.

PEMERIKSAAN VISUM ET REPERTUM

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.04 02 2/2

Tanggal Terbit
SPO
: 01 Januari

2012

PROSEDUR 8. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam


waktu 2 X 24 jam.
9. Petugas menandatangani penerimaan laporan
visum

Catatan : Dokumentasi visum (menggunakan


kamera khusus visum kemudian disimpan
dikomputer IGD)
Unit Terkait 1. Dokter Jaga
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Petugas Satpam
5. Instansi Kepolisian

9
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PERAWATAN/PENGAWETAN JENAZAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.05 02 1/3

Diterbitkan
Tanggal Terbit Direktur,
SPO
: 01 Januari

2012 dr. Badrul Munir Jauhari

Pengertian Perawatan /pengawetan jenazah adalah suatu tindakan medis


melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk
menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah
supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah.


2. Untuk membunuh kuman, karena dengan menyuntikan zat-zat
tertentu kuman tersebut akan mati dan agar tidak meninggalkan
luka serta agar tubuh jenazah tidak kaku.
Kebijakan 1. Pengawetan jenazah atas persetujuan direktur
2. Pengawetan jenazah dilakukan oleh Tim medis yang di tunjuk oleh
direktur
3. Petugas kamar jenazah hanya menjaga jenazah
PROSEDUR A. Tindakan yang di lakukan diluar kamar jenazah yaitu:
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Memakai pelindung wajah dan jubah.
3. Luruskan tubuh jenazah dan letakan dalam posisi terlentang
dengan tangan di sisi atau terlipat di dada.
4. Tutup kelopak mata, mulut dan telinga dengan kapas atau
10
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
kasa.
Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.
Tutup anus dengan kasa dan plester dengan plester kedap air.
Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut kedalam wadah yang aman sesuai dengan ka
Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
Bersihkan tubuh jenazah serta tutup dengan kain bersih untuk di saksikan oleh keluarga.
Pasang label identitas pada kaki jenazah.

11
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PERAWATAN/PENGAWETAN JENAZAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.05 02 2/3

Tanggal Terbit
SPO
: 01 Januari

2012

PROSEDUR 11. Beritahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah


penderita penyakit menular.
12. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.

B. Tindakan di kamarjenazahyaitu;
1. Lakukan prosedur baku kewaspadaan unifersal yaitu cuci
tangan sebelum memakai sarung tangan.
2. Petugas memakai alat pelindung:
a. Sarung tangan karet yang panjang (sampai ke siku).
b. Sepatu boot sampai lutut.
c. Pelindung wajah (masker dan kacamata)
d. Jubah atau celemek yang kedap air.
3. Jenazah di mandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
memahami cara membersihkan atau memandikan jenazah
penderita penyakit menular.
4. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau atau kain
pembungkus lain sesuai dengan agama dan kepercayaan

5. YC uancig tda inagnaunt.d e n ga n sabun sebelum memakai


sarung tangan dan sesudah melepas sarung tangan.
6. Jenazah yang sudah di bungkus kain kafan tidak boleh di
buka lagi.
7. Jenazah tidak boleh di balsam atau di suntik dengan zat
pengawet kecuali oleh petugas khusus yang telah mahir
dalam hal tersebut.
8. Jenazah tidak boleh di otopsi, dalam kondisi tertentu otopsi
dapat di lakukan setelah mendapat persetujuan dari
pimpinan rumah sakit dan di laksanakan oleh petugas rumah
sakit yang telah mahir dalam hal tersebut.

12
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PERAWATAN/PENGAWETAN JENAZAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.05 02 3/3

Tanggal Terbit
SPO
: 01 Januari

2012

PROSEDUR C. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam proses perawatan atau


pengawetan jenazahyaitu:
1. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air
mengalir bila terkena darah atau cairan tubuh lain.
2. Di larang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan
jarum suntik ketutupnya. Buang semua alat atau benda tajam
kedalam wadah yang tahan tusukan.
3. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan
darah atau cairan tubuh lainnya segera di bersihkan dengan
cairan klorin 0,5 %.
4. Semua alat yang akan di gunakan kembali harus di proses
dengan urutan: Dekontaminasi, Pembersihan, Desinfeksi
atau sterilisasi.
5. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya di tempatkan
dalam kantong plastic.
6. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar di kelola
sebagaimana cara pengolahan sampah medis.
Unit Terkait 1. IGD
23. Rawat ijanlapn
4. Petugas Satpam

13
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PENANGANAN JENAZAH TERLANTAR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.06 02 1/2

Diterbitkan
Tanggal Terbit : Direktur,
SPO
01 Januari 2012

dr. Badrul Munir Jauhari

Pengertian Penanganan jenazah terlantar adalah proses perawatan jasad orang


meninggal dunia tanpa di ketahui identitas dan ahli warisnya yang
meliputi kegiatan memandikan, mengkafani, menshalati, dan
(pemakaman jenazah).
Tujuan 1. Upaya menghormati jasad sebagai ciptaan Allah SWT sehingga
tidak membusuk yang bisa menggangu lingkungan setempat.
2. Membantu pihak pemerintah dalam mengayomi warganya
khususnya dalam hal menangani jenazah terlantar sampai jenazah
tersebut dikuburkan.
3. Memberi contoh kepada masyarakat dalam mewujudkan sebuah
kepedulian agar ke depan bisa manusiawi dan peduli antar sesama
manusia.
Kebijakan 1. Segala tindakan terhadap jenazah wajib atas persetujuan direktur
secara tertulis.
2. Petugas kamar jenazah hanya menjaga saat berada dikamar
jenazah.
PROSEDUR 1. Ada surat bukti temuan jasad dari kepolisian.
2. Barang titipan berupa jenazah dari pihak kepolisian berada di
pemulasaran jenazah paling lama 2x24 jam.
3. Jenazah terlantar menjadi tanggung jawab negara / pemda setempat
atas pemakamannya berdasarkan UU dasar 1945 pasal 33.
4. Pihak yang berwajib (kepolisian) memberikan imbauan kepada
masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri yang di
sebutkan agar segera mendatangi rumah sakit.
5. Petugas kamar jenazah mengambil jenazah terlantar dari ruangan yang
telah di lengkapi dengan surat kematian dari dokter jaga.
6. Petugas kamar jenazah mencatat identitas jenazah beserta ciri-ciri fisik
yang ada dalam buku realisasi jenazah.

14
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA
PENANGANAN JENAZAH TERLANTAR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman :


29.02.06 02 2/2

Tanggal Terbit :
SPO
01 Januari 2012

PROSEDUR 7. Petugas memandikan dan mengkafani jenazah.


8. Petugas membuat perincian biaya pemulasaran jenazah dan
memberikannya kepada wali jenazah / pihak yang berwenang agar
membayar biayanya di bag keuangan.
9. Petugas meminta bukti pelunasan administrasi, selanjutnya meminta
kepada wali / pihak yang berwenang untuk menandatangani penyerahan
jenazah di buku kematian dan petugas mencatat waktu penyerahannya.
10. Apabila wali jenazah menghendaki penggunaan jasa mobil jenazah maka
prosedur pelayanannya mengacu kepada SPO mobil ambulance.
11. Waktu tunggu kesiapan mobiljenazah saat di perlukan -+ 1 jam.
Unit Terkait 6. IGD
7. Rawat Inap
8. Rawat Jalan
9. Petugas Satpam
10. Instansi Kepolisian

15
RS AT-TUROTS AL-ISLAMY YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai