Anda di halaman 1dari 8

(PEMODELAN PERANGKAT LUNAK) MATERI PPL KELAS XI

1.  Konsep Dasar Pemodelan Perangkat Lunak  

1. Apa itu perangkat lunak?


Perangkat lunak merupakan program komputer yang berfungsi menghubungkan antara pengguna
dan komputer yang digunakan. dapat dibilang perangkat lunak merupakan sebagai media penerjemah
perintah yang diberikan oleh pengguna kepada komputer untuk selanjutnya diproses melalui perangkat
keras komputer tersebut.Perangkat lunak umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat keras yang
biasa disebut sebagai device driver, melakukan proses penghitungan, berinteraksi dengan perangkat lunak
yang lebih mendasar lainnya, seperti sistem operasi dan bahasa pemrograman.
Secara umum ada tiga jenis perangkat lunak yang diketahui hingga saat ini yaitu sistem operasi yang
merupakan sebuah penghubung antara pengguna dari komputer dengan perangkat keras komputer. Kedua
yaitu perangkat lunak bahasa pemrograman seperti java. Dan yang ketiga yaitu perangkat lunak aplikasi
yang merupakan penrangkat yang digunakan untuk membantu dan memudahkan pekerjaan seseorang
misalnya saja Microsoft Excel, Word, dan Power Point
2. Apa itu Rekayasa Perangkat Lunak?
Rekayasa atau teknik merupakan penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan
manusia. Hal ni diselesaikan lewat pengetahuan, matematika, dan pengalaman praktis yang diterapkan
untuk mendesain objek atau proses yang berguna. Para praktisi teknik professional disebut perekayasa.       
Rekayasa perangkat lunak atau Software engineering dalam bahasa inggris merupakan bidang ilmu
yang mempelajari tentang segala aspek perangkat lunak, seperti  cara-cara pengembangan, pemeliharaan ,
pembuatan, serta manajemen kualitas perangkat lunak.
Rekayasa perangkat lunak jugamerupakan disiplin rekayasa dengan perangkat lunak yang
dikembangkan. Biasanya proses melibatkan penemuan pada keinginan klien, menyusunnya didalam daftar
kebutuhan, merangcang arsitektur yang mampu mendukung semua kebutuhan, perancangan, pengodean,
pengujian, dan pengintegrasian bagian yang terpisah, menguju keseluruhan, penyebaran, dan
pemeliharaan perangkat lunak.  
3. Apa perbedaan Rekayasa Perangkat Lunak dengan Ilmu Komputer?
Perbedaan antara rekayasa perangkat lunak dengan ilmu koputer sudah terlihat dari Bahasa
Inggrisnya rekayasa perangkat lunak dalam Bahasa Inggris disebut sebagai software engineering ,
sedangkan ilmu komputer dalam bahasa inggris disebut science.  Dari segi ilmu yang dipelajari rekayasa
perangkat lunak merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang perangkat lunak, sedangkan ilmu
komputer mempelajari tentang komputasi, perangkat keras, serta beragam topic yang berkaitan dengan
komputer.serta ilmu komputer lebih menekankan pada pemrograman komputer sedangkan rekayasa
perangkat lunak tidak. Selain itu rekayasa perangkat lunak lebih mengedepankan prakteknya, sedangkan
ilmu komputer lebih mengedepankan teori.
4. Apa perbedaan rekayasa perangkat lunak dengan  rekayasa sistem?          
Perbedaan antara rekayasa perangkat lunak dengan rekayasa sistem adalah apabila rekayasa sistem
itu merupakan sebuah kumpulan komponen, konsep, serta alat bantu untuk merancang dan menginstalasi
sebuah sistem perangkat lunak, sedangkan rekayasa perangkat lunak itu merupakan ilmu yang
mempelajari tentang segala aspek perangkat lunak, seperti  cara-cara pengembangan, pemeliharaan ,
pembuatan, serta manajemen kualitas perangkat lunak. Jadi dapat disimpulkan bahwa rekayasa perangkat
lunak merupakan bagian dari rekayasa sistem karena RPL ilmu yang mempelajari tentang pembuatan
perangkat lunak sedangkan rekayasa sistem merupakan kumpulan komponen, konsep, serta alat bantu
untuk merancang dan menginstalasi perangkat lunak.
5. Apa yang dimaksud dengan proses perangkat lunak?
Proses perangkat lunak merupakan proses bagaimana sebuah perangkat lunak itu dapat terbentuk
yang dilakukan oleh perekayasa perangkat lunak, proses proses tersebut diantaranya adalah :
A. Proses spesifikasi perangkat lunak. Pada proses ini fungsi,kemampuan operasi perangkat lunak yang
akan dibuat harus diketahui terlebih dahulu.
B. Proses pengembangan perangkat lunak. Setelah diketahui fungsi  serta kemampuan perangkat lunak
yang akan dibuat selanjutnya perangkat lunak yang telah memenuhi spesifikasi diproduksi.
C. Proses validasi perangkat lunak. Pada proses validasi ini perangkat lunak yang telah diproduksi akan
divalidasi sebagai bukti perangkat lunak yang diproduksi berguna sesuai kebutuhan yang diperlukan.
D. Evolusi perangkat lunak. Dengan berkembangnya jaman perangkat lunak yang sudah diproduksipun
haruslah berevolusi agar tetap dapat berguna untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.  
6. Apakah model  proses perangkat lunak?
Model proses perangkat lunak merupakan cara untuk memproses sebuah perangkat lunak dari nol
menjadi sebuah perangkat lunak yang siap untuk digunakan. Berikut merupakan beberapa contoh model
proses perangkat lunak yang biasa digunakan
A. Waterfall Model atau Model Air Terjun
Model air terjun ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis dalam membuat suatu
perangkat lunak dan juga paling sering digunakan. 
Pada fase analisis fungsi,kemampuan operasi perangkat lunak yang akan dibuat harus diketahui terlebih
dahulu. Kemudian apabila analisi telah selesai dilakukan maka didesainlah perangkat lunak yang akan
dibuat. Setelah desain selesai lalu desain tersebut diterjemahkan kedalam kode-kode dengan bahasa
pemrograman yang diinginkan, misalnya saja C++. Setelah kode selesai dibuat diadakanlah proses
pengetesan terhadap perangkat lunak yang baru dibuat agar diketahui apakah perangkat yang dibuat
bisa berjalan dengan benar atau tidak.
 

B. Model Spiral
Model spiral ini dikembangkan oleh Boehm pada tahun 1988 berdasarkan pada pengalamannya
dengan berbagai perbaikan atas model air terjun yang diaplikasikan pada proyek pemerintah,
khususnya perangkat lunak yang besar. Model ini dititikberatkan pada pembuatan prototype dan
manajemen resiko yang sangat fleksibel jika dibandingkan dengan model air terjun. Kebanyakan
aplikasi komprehensif dari model ini ada pada pengembangan TRW-Software Productivity System
yang dijabarkan oleh Boehm. Konsep spiral dan focus manajemen risiko telah memperolah pengakuan
di industry rekayasa perangkat lunak dan manajemen proyek pada tahun-tahun terakhir.
      

Keuntungan apabila menggunakan model spiral diantaranya :


A. Jangkauan atas pilihan mengakomodasi fitur yang baik untuk proses model perangkat lunak yang
sudah ada.
B. Fokus awalnya ada pada pilihan yang melibatkan penggunaan ulang perangkat lunak yang ada.
Pilihan ini mendukung karena identifikasi awa; dengan evaluasi dari alternative-alternatif adalah
kunci di setiap siklus spiral.
C. Model spiral juga menyediakan mekanisme untuk tujuan kualtias dan perangkat lunak gabungan
kepengembangan produk perangkat lunak.
D. Model spiral mempunyai focus untuk mengeliminasi kesalahan
E. Model spiral menyediakan pendekatan terpisah untuk pengembangan dan pemasangan perangkat
lunak.
F. Model spiral menyediakan kerangka kerja aktif untuk pengembangan sistem perangkat keras dan
perangkat lunak yagn terintegrasi.
    
Sedangkan kerugian apabila menggunakan model spiral diantaranya :
A. Kebanyakan perangkat lunak yang menggunakan model spiral menitikberatkan pada control, titik
periksa, yang merupakan keunggulan dari model air terjun.
B. Karena model spiral ini bersifat fleksibel serta dinamis maka langkah spiral ini harus diteliti lebih
lanjut untuk mendapatkan konsistensi, penjajakan, dan control yang diinginkan. Penelitian dan
control sangat penting , khususnya untuk area analisis resiko dan manajemen.

7. Berapa biaya Rekayasa Perangkat Lunak?


Biaya untuk rekayasa perangkat lunak bervariasi tergantung pada jenis sistem yang akan
dibuat ,atribut perangkat serta kinerja dan kehandalan perangkat yang akan dibuat, contohnya saja sistem
yang berskala internasional tentunya memerlukan biaya yang lebih mahal apabila dibandingkan dengan
sistem yang berskala nasional. Tabel dibawah ini menjelaskan perkiraan pengeluaran rekayasa perangkat
lunak
   Akurasi Manajemen Proyek (dari PMBOK Akurasi pengembangan perangkat lunak(dari
edisi 3, PMI, 2004) rapid development, McConnell, 1996)

Konseptual 30% kebawah sampai 75% kebawah hingga Konsep Produk Awal
50% keatas 300% keatas

Persiapan 20% kebawah hingga 50% kebawah hingga Definisi produk yang
30% keatas 100% keatas disetujui

Kepastian 15% kebawah hingga 33% kebawah hingga Spesifikasi


20% keatas 50% keatas Kebutuhan

Kontrol 10% kebawah hingga 20% kebawah hingga Spesifikasi rancangan


15% keatas 25% keatas proyek

8. Apa saja metode-metode RPL?     


Metode-metode dalam rekayasa perangkat lunak merupakan cara yang dilakukan untuk
mengembangkan perangkat lunak yang meliputi deskripsi model sistem, aturan, rekomendasi, panduan
proses, dan bimbingan. Deskripsi model sistem merupakan model sistem yang akan digunakan contohnya
model waterfall. Aturan merupakan batasan yang diberikan kepada model sistem yang telah ditentukan,
misalnya setiap entitas pada model sistem diharuskan memiliki nama entitas yang berbeda antara satu
entitas dengan entitas lainnya. Rekomendasi berupa saran yang diberikan agar dapat membentuk
perancangan yang baik dan sesuai fungsinya. Panduan proses merupakan aktifitas yang bisa diikuti untuk
mengembangkan model sistem. Proses bimbingan yaitu serangkaian kegiatan yang akan diikutin untuk
mengembangkan model sistem.
9. Apa yang dimaksud dengan CASE(Computer Aided Software Engineering)?          
Yang dimaksud dengan CASE(Computer Aided Software Engineering) adalah serangkaian aplikasi dan
metode untuk perangkat lunak yang otomatis dapat memberikan dukungan untuk kegiatan proses
perangkat lunak. Ada dua jenis CASE yaitu upper-CASE yaitu alat untuk mendukung kegiatan proses
awal persyaratan dan lower-CASE yaitu alat yang mendukung kegiatan yang selanjutnya seperti
pemrograman, pengujian , debugging.
10. Apakah atribut perangkat lunak yang baik?
Atribut perangkat lunak yang baik diantaranya :
A. Maintainability yaitu perangkat lunak harus bisa di pelihara demi memenuhi kebutuhan pelanggan
yang semakin lama menginginkan kemudahan.
B. Dependability, yaitu perangkat lunak harus dapat diandalkan dan dipercaya dan tidak mengecewakan
penggunanya.
C. Acceptability, yaitu perangkat lunak yang sudah diproduksi harus diterima sepenuhnya oleh pengguna
yang memesannya. Ini berarti perangkat harus dapat dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna.
D. Usability , perangkat lunak yang harus dapat digunakan sesuai dengan fungsi awal yang telah
ditentukan oleh penggunanya.
E. Efisien, yaitu perangkat lunak haruslah efisien baik dalam penggungannya maupun sumber daya yang
digunakan.
11. Apa tantangan kunci yang dihadapi Rekayasa Perangkat Lunak?
Tantangan kunci yang dihadapi rekayasa perangkat lunak diantaranya :
A. Tantangan pengiriman, yaitu tantangan untuk mempercepat waktu pengiriman perangkat lunak tanpa
mengurangi kualitas sistemnya.
B. Tantangan pemeliharaan, yaitu tantangan dalam melakukan pemeliharaan dan peng-updatean perangkat
lunak agar biaya yang digunakan dapat di minimalisir sesedikit mungkin.   
C. Tantangan heterogenitas , yaitu tantangan dalam pengembangan untuk membangun perangkat lunak
yang dapat diandalkan dan flexible untuk menghadapi heterogenitas yang ada.
D. Adanya killer application yang bisa lebih dikostumisasi, interaktif, dinamis, dan penuh gaya
E. User power an authority, dimana pengguna bisnis dan pengguna individu adalah pihak yang lebih kuat,
berpengalaman dan selektif.
F. Adanya market share dimana pesaing menjadi lebih agresif, dan inovatif.
 
2.  MODEL PROSES PERANGKAT LUNAK
1. Model Waterfall
Model Waterfall merupakan salah satu model untuk perencanaan dari sebuah Perangkat Lunak.
Model Waterfall adalah salah satu model klasik yang bersifat sistematis. Mengapa disebut sistematis ?
Karena model ini dikerjakan secara berurutan. Penggunaan model ini dalam penerapan di kehidupan
sehari-hari sangatlah memakan waktu dan sangat sedikit dipakai membuat software. Namun model ini
cocok untuk bisnis kecil.

contoh model waretfall

Kelebihan Model Waterfall :


1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
2. Cocok untuk sistem software yang bersifat generik.
3. Pengerjaan projek sistem akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan Model Waterfall :
1. Persyaratan sistem harus digambarkan dengan jelas.
2. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah ubah
3. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan
Contoh Studi Kasus :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, telah mempengaruhi aktivitas perpustakaan
dalam pengolahan informasi. Perpustakaan dapat diibaratkan sebagai satu kesatuan. Dalam artian, sebuah
perpustakaan merupakan satu kesatuan sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Tetapi dengan pertumbuhan sebuah perpustakaan, ada kalanya suatu sistem pada sebuah
perpustakaan menjadi tidak efektif dan efisien dalam menangani permasalahan yang muncul. Seperti
misalnya, kebutuhan pengolahan data yang semakin meningkat, aturan pengolahan data yang semakin
bervariasi, aturan dari dalam atau luar perpustakaan, dapat digunakan sebagai indikator adanya
permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu sistem yang dapat mendukung
operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu perpustakaan demi tercapainya tujuan,
sebuah sistem yang dinamakan sistem informasi.
2. Model Spiral
Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses digambarkan sebagai
spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari proses pembuatan/perancangan software. Loop paling
dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop
berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya, seperti gambar berikut: 

contoh model spiral

Kelebihan Model Spiral :


1. Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa yang diharapkan oleh client
dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan untuk client dalam mencari kekurangan kebutuhan.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
3. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. 
4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat
evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
5. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam
evolusi produk.
6. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam
kerangka kerja iteratif.
7. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadap resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum
menjadi permaslahan yang serius. 
Kekurangan Model Spiral :
1. Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara evolusioner dapat dikontrol oleh
kedua pihak. 
2. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan ulang oleh konsumen dan developer.
3. Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya supaya sukses.
4. Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang relatif baru.
5. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko
mayor tidak ditemukan dan diatur.
6. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

Contoh Studi Kasus :


Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak
tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan
sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang
mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh
celah atau alur yang membentuk struktur tertentu. Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi
adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara
mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari
bahasa Yunani yaitu dact ylos yang berarti jari jemari atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati
atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita
kenal menjadi ilmu sidik jari. Fleksibilitas dari gelombang pada kulit berarti tidak ada dua sidik jari atau
telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya. Pengenalan sidik jari melibatkan seorang pakar,
atau sebuah sistem pakar komputer, yang menentukan apakah dua sidik jari berasal dari jari. 
Identifikasi berdasarkan sidik jari adalah daerah aktif penelitian di biometrik menerapkan berbagai
umum dan teknik kode domain-spesifik optimasi untuk secara efisien melaksanakan tahap pendaftaran,
yang mengambil sebagai masukan serangkaian gambar sidik jari dan menghasilkan diadaptasi packet
pohon dan template wavelet domain yang terkait. Itu kode untuk identifikasi sebenarnya kemudian
dihasilkan automati-Cally dari deskripsi matematika. Algoritma identifikasi sidik jari kembali quires
perhitungan matematika yang berat, sehinggasatu al-gorithm bisa memiliki runtimes berbeda tergantung
pada Implementasi algoritma. Algoritma ini terdiri dari 2 tahap, tahap pelatihan dan tahap verifikasi.
Namun penting untuk memiliki efisien pelaksanaan tahap pelatihan untuk memungkinkan pengembang
algoritma untuk dengan cepat menjalankan dan menguji uji beda kasus. Tahap verifikasi dilakukan secara
on-line sehingga itu perlu secepat mungkin. Kualitas sidik jari sistemidentifikasi tidak hanya tergantung
pada keakuratan.
3. Model Incremental
Dalam model Incremental ini proses pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan perbagian sehingga
bagian selanjutnya akan dikerjakan setelah bagian awal telah selesai dan selanjutnya sampai menghasilkan
perangkat lunak yang lengkap dengan semua fungsi yang diperlukan dan pengerjaan perangkat lunak
berakhir. Sebelum pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan perancangan arsitektur software sebagai
kerangka dalam pengerjaan perbagian.

contoh model incremental

Kelebihan Model Incremental :


1. Resiko yang rendah pada pengembangan sistem.
2. Mengutamakan fungsi-fungsi pada sistem perangkat lunak sehingga kemudahan pemakaian sistem
yang paling di utamakan. 
3. Tahap awal adalan dasar dari pembuatan tahap berikutnya (dikerjakan secara terurut).
4. Cocok digunakan bila pembuat software tidak banyak/kekurangan pembuat
5. Mampu mengakomodasi perubahan kebutuhan customer. 
6. Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-lahan menggunakan
produknya bagian per bagian.
7. Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen. 
Kekurangan Model Incremental :
1. Hanya akan berhasil jika tidak ada staffing untuk penerapan secara menyeluruh.
2. Penambahan staf dilakukan jika hasil incremental akan dikembangkan lebih lanjut.
3. Hanya cocok untuk proyek dengan skala kecil.
4. kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan.
Contoh Studi Kasus:
Dalam sebuah software, adanya sebuah Graphical User Interface akan jauh lebih memudahkan
pengguna software untuk berinteraksi dengan software, dikarenakan tampilan GUI akan jauh lebih
meminimalkan kesalahan penggunaan dari user daripada pada aplikasi yang berbasis console. Selain itu,
aplikasi yang menggunakan GUI akan jauh lebih menarik dan user-friendly daripada aplikasi yang
berbasis console
Aplikasi yang akan dibuat adalah aplikasi yang akan dijalankan pada perangkat mobile (handphone),
karena memang aplikasi mobile banking lebih ditujukan untuk mengimbangi mobilitas seseorang dengan
tetap dapat melaksanakan aktifitas perbankan. aplikasi disini bukanlah aplikasi besar yang berlevel
enterprise, sehingga baris kodennya juga tidak terlalu banyak.
Software yang nantinya dikembangkan haruslah memenuhi beberapa kriteria diantaranya :
aplikasinya tidak membutuhkan resource yang besar, dapat berjalan di perangkat mobile, kecepatan proses
transaksi haruslah cepat, aplikasi nantinya bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mengimbangi kebutuhan
pengguna software.
4. Model Evolusi
Model evolusi adalah sebuah model yang berulang-ulang. Model ini memiliki karakteristik yang
memungkinkan para programmer mengembangkan perangkat lunaknya menjadi semakin lengkap di tiap
versinya. Model ini diterapkan karena persyaratan (requierement) sering berubah sehingga hasil akhir dari
sebuah produk tidak akan realistis, dimana edisi komplit dari produk tersebut mustahil dikeluarkan
dikarenakan deadline market yang begitu ketat. Oleh karena itu lebih baik mengeluarkan versi limited
untuk memperkenalkannya terlebih dahulu dan programmer dapat membuat model dari sebuah design
untuk mengakomodasikan produk, yang secara bertahap akan diselesaikan dari waktu ke waktu.
  contoh model evolusi
Kelebihan Model Evolusi :
1. Meningkatkan kemampuan memimpin dan mengatur sesuatu dengan pengembangan diri.
2. Menciptakan suasana yang sadar akan kualitas suatu produk.
3. Fungsi inti dari quality control dalam perusahaan besar pada tingkat lokakarya.
4. Meningkatkan kebersamaan untuk mencapai suatu hasil dan semangat kerja karyawan.
5. Meningkatkan kualitas dengan biaya efektif.
6. Membebaskan manajemen.
7. pekerja Shop Floor adalah lokasi terbaik untuk mengidentifikasi masalah.
Kekurangan Model Evolusi :
1. Intensitas pekerjaan meningkat karena masalah akan lebih banyak dari pada yang diperkirakan.
2. Manajemen perlu berkomitmen untuk sistem yang berkualitas, jika sebuah solusi dari sebuah masalah
tidak dapat diterapkan maka itu bisa membuat frustasi para pekerja.
3. Dapat memiliki efek negatif pada hubungan industrial.
4. Dapat fokus pada masalah duniawi. 
Contoh studi kasus:
Proyek SITINA dimulai dengan kebutuhan terhadap suatu sistem EDM utilitas yang harus
melalukan pemantauan dengan mudah, benar-benar otomatis,pada pembangkit listrik tenaga air . Tujuan
utama adalah untuk mengembangkan aplikasi dengan biaya rendah yang memungkinkan dewan direksi
untuk memonitor pembangkit listrik tersebut dan mengambil data statistik pada produksi mereka.
Hal ini tidak dalam melingkupi penjelasan rinci tentang SITINA . Namun, seperti yang dapat kita lihat
dari akhir arsitektur umum pada Gambar 1, kita berhadapan dengan sistem yang kompleks dengan
SCADA/EMS2 yang terbentuk dari penggunaan banyak teknologi dari beberapa produk-produk perangkat
lunak yang berbeda.
5. Model Prototype
Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan.
Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses
pembuatan sistem. Prototyping, dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif
keseluruhan dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan “perangcangan
kilat” yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan.

contoh model prototyping


Kelebihan :
1. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
2. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
3. Untuk digunakan secara standalone.
4. Digunakan untuk memperluas SDLC.
5. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan :
1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
Contoh Studi Kasus :
Dalam pelaksanaannya, system akademik yang berjalan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 20
Bandung dirasa belum optimal, hal ini dikarenakan sistem yang digunakan masih bersifat manual. Dengan
permasalahan tersebutmaka muncul berbagai permasalahan terutama pada proses pendaftaran,registrasi,
pembagian kelas, pembagian wali kelas, proses penilaian serta informasimengenai perkembangan siswa
kepada orang tua. Untuk itu, diperlukan suatu sistem informasi yang mampu mendukung pengambilan
keputusan dalammemperoleh informasi kegiatan akademik. Pembuatan Sistem Informasi Akademik
Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bandung menggunakan pendekatan terstruktur, sedangkan metode
pengembangan menggunakan prototype dengan teknik pengumpulan data observasidan wawancara,
sedangkan alat yang digunakan dalam merancang sistem berupa Flow Map, Diagram Konteks, DFD dan
pengembangan aplikasi berbasis desktop.Sistem yang dibangun disajikan secara client server sehingga
dapat diaksesbeberapa komputer. Sistem yang dibangun diharapkan dapat mengatasi sebagianbesar
permasalahan yang ada seperti melakukan validasi kerangkapan dataregistrasi dan nilai siswa, pembagian
kelas dan penilaian.
6. Model V / V-Model.
Bisa dikatakan model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan
karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall
proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini
digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya.
contoh model v-model
Kelebihan v model :
1. V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan pengurangan
method dantool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model
agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru
atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
2. V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. Userdari V Model berpartisipasi dalam change
control boardyang memproses semua change request terhadap V Model.
Kekurangan v model :
1. V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu
proyek.
2. V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activitydalam V Model yang digambarkan terlalu
abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalamactivity tersebut dan apa
yang tidak.
7. Model Rapid Application Development (RAD)  
Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembanganperangkat lunak
sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90
hari). Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana
perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

contoh model RAD

Kelebihan Model RAD :


 Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam menghasilkan sistem yang
memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
 Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
 Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu
membuatnya dari awal lagi sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan efisien.
Kekurangan Model RAD :
 Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire
yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek.
Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal.
 Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat dimodulkan dengan teratur,
pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat bermasalah.
 RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik yang tinggi.
 Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam skala besar.
 Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat kontrak baru antara pengembang
dan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai