Anda di halaman 1dari 2

UAS KU4172- Hukum Perburuhan

Siti Kusumawati, S.H., M.T

Muhammad Alvan Atthoriq


10518032
K-01

Resume Jurnal
Judul

Legal Action on Labour Inspection Memo in Industrial Relations in Indonesia

Penulis

Lanny Ramli and Samuel Nikodemus Kaban

Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari hubungan profesional antara pekerja dan
pengusaha yang disebut hubungan Industrial. Hal ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pekerja
dan pengusaha perlu bersinergi dalam proses produksi barang dan jasa bagi masyarakat. Dalam
memenuhi tujuan dan objek peran dan kegiatan mereka dan hubungan quid pro quo, para
pemangku kepentingan mengejar kepentingan yang berbeda. Pengusaha mencoba untuk
mendapatkan keuntungan maksimum dengan menghabiskan biaya sekecil mungkin. Sebaliknya,
pekerja mendapatkan hasil maksimal dengan upaya minimal sedikit. Dengan menggunakan
pendekatan sosio-hukum, hasilnya menunjukkan bahwa keadaan yang ada dalam dua
kepentingan yang berbeda ini rentan terhadap konflik dan rentan terhadap penyimpangan dalam
undang-undang. Pemerintah sebagai regulator berkewajiban untuk memberikan perlindungan
hukum. Perlindungan hukum dari pemerintah diwujudkan dalam peran inspektur tenaga kerja,
di mana mereka memiliki hak untuk melakukan inspeksi secara preventif dan represif. Jika ada
pelanggaran, inspektur akan mengeluarkan memo inspeksi. Namun, pelaksanaan putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 7/PUU-XII/2014 menghasilkan masalah baru yang merupakan
eksekusi yang tidak jelas dari putusan Mahkamah Konstitusi tersebut tentang status pekerja.
Hasilnya menunjukkan bahwa pihak-pihak yang keberatan dengan penetapan oleh Pengadilan
tentang pemberlakuan memo inspeksi dapat mengajukan permohonan perbaikan. Adanya upaya
hukum memiliki tujuan untuk mengusulkan pembatalan atau perubahan memo pemeriksaan jika
memo tersebut terbukti merugikan salah satu pihak (pengusaha dan/atau pekerja). Pasal 110 UU
no. 2/2004 mengatur bahwa perselisihan hak dan sengketa mengenai pemberhentian kerja
secara otomatis akan memiliki kekuatan hukum tetap tanpa adanya permohonan banding ke
Mahkamah Agung paling lambat 14 (empat belas) hari kerja. Setelah penetapan pemberlakuan
memo pemeriksaan, para pihak dapat mengajukan banding. Salah satu pihak atau pihak yang
ingin mengajukan banding harus mengajukannya secara tertulis melalui Sekretariat Pengadilan
Hubungan Industrial di Pengadilan Negeri. Jika keputusan Mahkamah Agung pada tingkat
banding memiliki keberatan dari pihak yang berperkara, tinjauan hukum lebih lanjut dapat
diajukan. Di bawah undang-undang Mahkamah Agung, Mahkamah Agung dapat memeriksa dan
memutuskan tinjauan hukum yang diminta oleh para pihak, sebagai keputusan akhir dan
mengikat.

Anda mungkin juga menyukai