Anda di halaman 1dari 39

Pekanbaru - Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru mengabulkan gugatan praperadilan Direktur

Utama PT NHR, Johan Kosiadi dalam kasus dengan salah satu mantan direktur perusahaan itu. Itu
artinya status tersangka Johan Kosiadi oleh Dinas Tenaga Provinsi Riau tidak sah.
"Menyatakan penetapan tersangka atas nama Johan Kosiadi adalah tidak sah. Mengembalikan harkat
dan martabat," kata hakim tunggal PN Pekanbaru, Lifiana Tanjung, Senin (13/3/2023).
Dalam putusan, hakim mengatakan ada beberapa alasan tidak sahnya penetapan tersangka. Salah
satunya soal penyidik PPNS Disnakertrans yang kurang koordinasi dengan Korwas.
Pengacara NHR, Mona Hutapea mengaku sejak awal berkeyakinan penetapan Johan Kosiadi sebagai
tersangka tidak sah.
"Tadi kan sudah dikatakan ya (oleh hakim), tidak ada koordinasi dengan korwas, tidak ada surat
tugas. Termasuk tempat dari dia yang melaporkan juga tidak berkedudukan di sini (Pekanbaru)," kata
Mona.
Mona menyebut seharusnya pelapor atas kasus tersebut melaporkannya ke Disnaker Indragiri Hulu.
Sebab perusahaan PT NHR berkedudukan di daerah tersebut.
"Dari awal sudah salah, sudah dipaksakan gitu," kata Mona.
Mona juga membantah Johan Kosiadi tak hadir panggilan Disnakertrans. Sebab panggilan tersebut
telah dihadiri perwakilan dari PT NHR sesuai aturan yang berlaku. Sebelumnya mantan direktur PT
NHR, Hendry Wijaya menutup akses jalan perusahaan di Desa Siberida, Batang Gansal. Hendry
Wijaya menutup jalan dengan menanam sawit di tengah jalan, pada Desember 2022 lalu.
Aksi nekat Hendry memuncak karena dia tak kunjung mendapat uang pesangon. Di mana setelah
mundur, dia dijanjikan oleh perusahaan Rp 1,3 miliar. Sebab itulah Hendry mengambil alih lahan
untuk ditanami sawit. Ia menuntut seluruh Komisaris PT NHR untuk membayar uang pesangon.
Tidak sampai di situ, Hendry juga memutuskan memasang portal, membuat plang nama dan menanam
sawit. Namun untuk warga setempat dia tetap memberi akses jalan hingga akhirnya menggugat ke
Disnakertrans Riau. Singkatnya, Disnakertrans Riau akhirnya menetapkan Johan Kosiadi tersangka. Ia
jadi tersangka karena absen panggilan dari penyidik PPNS Disnakertrans.
Baca artikel detiksumut, "Gugatan ke Disnaker Riau Menang, Status Tersangka Bos Sawit di Riau
Gugur"
Komentar:
Putusan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru yang mengabulkan gugatan praperadilan Johan
Kosiadi dalam kasusnya adalah langkah yang menunjukkan pentingnya penegakan hukum dan proses
hukum yang adil. Keputusan ini berdasarkan beberapa alasan, termasuk kurangnya koordinasi antara
penyidik PPNS Disnakertrans dan Korwas.
Ini menekankan pentingnya agar penyidik dan aparat penegak hukum beroperasi sesuai dengan
prosedur hukum yang berlaku dan berkoordinasi dengan benar dalam penyelidikan dan penuntutan
kasus-kasus yang melibatkan perusahaan dan pekerja. Ketidakpatuhan terhadap prosedur hukum dapat
mengakibatkan pembatalan status tersangka atau tindakan hukum lainnya.
Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam hukum, hak setiap individu, termasuk hak untuk
mendapatkan perlindungan hukum dan proses yang adil, harus dihormati. Keputusan hakim PN
Pekanbaru memastikan bahwa hak ini terlindungi.
Kendati demikian, ini juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang tepat dan memastikan
bahwa jika ada kasus pelanggaran hukum, mereka harus diselidiki dan diperlakukan sesuai dengan
hukum. Hukum harus dijalankan dengan transparansi, keadilan, dan ketepatan.
17 Januari 2023
Kementerian Tenaga Kerja didesak mengambil tindakan hukum dan menjatuhkan sanksi berat
terhadap PT Gunbaster Nickel Industry karena melakukan sejumlah pelanggaran aturan
ketenagakerjaan sehingga menyebabkan setidaknya empat pekerja meninggal sejak 2022,
menurut pengamat.
Pelanggaran aturan ketenagakerjaan itu mulai dari tidak adanya Peraturan Perusahaan,
memberlakukan status kontrak bagi pekerjaan yang bersifat tetap, pemotongan upah, melanggar
aturan tentang Keselamatan Kesehatan Kerja atau K3, serta PHK sepihak.
Menanggapi persoalan ini Menaker Ida Fauziyah akan menurunkan tim investigasi ke lokasi dan
menyusun langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa.
Adapun PT Gunbaster Nickel Industry menyatakan prihatin atas peristiwa unjuk rasa yang berakhir
ricuh tersebut.
“Selanjutnya, pekerja harus bisa menyampaikan, aspirasinya dan menuntut hak-hak nya secara
proporsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ujar Mahfud MD dalam keterangan
kepada media, Senin (16/01).
Pemerintah juga mengimbau PT GNI terbuka sehingga pemerintah bisa menyelidiki soal peristiwa
bentrok antara tenaga kerja asing (TKA) dan tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Pemerintah dengan ini mengimbau agar PT GNI bisa bersikap terbuka sehingga pemerintah dapat
mempunyai data tentang semua tenaga kerja dan pelaksanaan pengamanan di dalam lingkungan
perusahaan yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia," ujar Mahfud MD.

Komentar:

Kasus ini menunjukkan pentingnya penegakan aturan ketenagakerjaan dan keselamatan kerja
di industri. Pelanggaran-pelanggaran yang disebutkan, seperti pemotongan upah, melanggar
aturan K3, dan PHK sepihak, adalah tindakan serius yang harus ditindaklanjuti dengan tegas.
Langkah Kementerian Tenaga Kerja untuk mengirim tim investigasi dan menyusun langkah-
langkah pencegahan adalah langkah yang positif. Kesejahteraan pekerja dan keselamatan
mereka harus diutamakan, dan perusahaan yang melanggar aturan harus diawasi dan dikenai
sanksi yang sesuai.
PT Gunbaster Nickel Industry juga sebaiknya terbuka terhadap investigasi pemerintah untuk
membantu mengungkap penyebab konflik dan masalah ketenagakerjaan yang terjadi. Ini
adalah peluang bagi perusahaan untuk memperbaiki praktik-praktik mereka dan memastikan
bahwa hak-hak pekerja dihormati.
Penting untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan dan kesejahteraan
pekerja. Dalam situasi ini, dialog konstruktif dan penegakan hukum yang adil sangat penting
untuk mencapai solusi yang baik bagi semua pihak yang terlibat.
PT Masterindo Jaya Abadi (MJA) mengajukan banding ke Mahkamah Agung atas vonis Pengadilan
Negeri Bandung tentang penyelesaian perselisihan perburuhan. Perselisihan antara perusahaan dan
buruh ini dilatarbelakangi penurunan aktivitas produksi pada 2018, dan berlanjut pada 2020 akibat
pandemi virus corona. Kuasa hukum PT MJA, Aldis Sandhika, menjelaskan, perusahaan tidak akan
memberikan segala bentuk kewajiban atas hak-hak dari buruh atau penggugat sampai dengan putusan
atas perkara dengan nomor register No.58/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Bdg itu mempunyai kekuatan hukum
tetap (incraht van gewisjde). Dia meminta para mantan buruh untuk menghormati hukum yang kini
tengah berproses di Mahkamah Agung. "Demonstrasi tidak akan menyelesaikan masalah terutama
dalam situasi pandemi covid-19 ketika kerumunan massa dikhawatirkan akan memperluas
penyebarannya. Berserikat dan berkumpul adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan
pendapat, termasuk para buruh. Namun seyogianya itu dilakukan dalam koridor hukum," katanya di
Bandung, Rabu (12/5). Dia menjelaskan, perusahaan sudah mengajukan kasasi ke MA karena ada
diktum yang tak disetujui. "Biarlah ini berproses tanpa diganggu aktivitas massa," katanya.
Dia juga menjelaskan, PT MJA berupaya untuk terus bertahan sehingga awalnya berkeinginan
menyesuaikan jumlah pekerja. Namun, kondisi ini tak diterima sebagian buruh sehingga upaya
mediasi juga tidak membuahkan hasil. "Setelah melakukan berbagai upaya mediasi, ternyata kedua
belah tak memperoleh titik temu," tandas Aldis. Bahkan, para buruh melalui kuasa hukumnya, yaitu
Lembaga Pembelaan Hukum dan Advokasi DPD KSPSI Provinsi Jawa Barat mendaftarkan gugatan
PHK Masal tertanggal 29 Januari 2021. Mereka melakukan pendaftaran di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung.
Menurutnya, Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 169 menyebut,
pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan PHK massal jika terjadi persoalan mendasar. "Seperti
menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam pekerja/buruh; membujuk dan/atau menyuruh
pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan," tambah dia. Selain itu, PHK massal bisa dilakukan jika perusahaan tidak membayar upah
tepat pada waktu yang telah ditentukan selama tiga bulan berturut-turut atau lebih. Sebab lain ialah
tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja/buruh, dan memerintahkan
pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan. Selain itu, memberikan
pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan pekerja/buruh
sedangkan pekerjaan tersebut tak dicantumkan pada perjanjian kerja.
"Semua point itu tak pernah dilakukan perusahaan. Jadi ketika PN Bandung memutuskan MJA harus
memberikan pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian, jelas kita menolaknya. Kerena
keputusan itu tak sesuai fakta di pengadilan maupun keadaan sesungguhnya. Karena itulah kita
mendaftarkan kasus ini melalui proses kasasi ke MA," ujarnya. (N-2)
Sumber: https://mediaindonesia.com/nusantara/404820/sengketa-ketenagakerjaan-pt-masterindo-jaya-
abadi-ajukan-kasasi
Komentar:
PT Masterindo Jaya Abadi (MJA) telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung atas vonis
Pengadilan Negeri Bandung terkait perselisihan perburuhan. Perselisihan ini terkait dengan penurunan
aktivitas produksi pada tahun 2018 dan dampak pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Kuasa hukum
PT MJA menyatakan bahwa perusahaan tidak akan memberikan kewajiban apa pun kepada mantan
pekerja atau penggugat hingga ada putusan final yang berkekuatan hukum tetap. Mereka juga
menyerukan agar para mantan pekerja menghormati proses hukum yang sedang berlangsung di
Mahkamah Agung.
Kasus seperti ini seringkali memunculkan ketegangan antara perusahaan dan pekerja. Semua pihak
seharusnya mematuhi prosedur hukum yang berlaku dan mencari penyelesaian yang adil. Pengadilan
adalah tempat yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan ini, dan pengacara perusahaan telah
mengambil langkah-langkah hukum dengan mengajukan kasasi.
Proses hukum ini adalah langkah penting untuk menentukan hasil akhir dari perselisihan ini, dan
penting bagi semua pihak untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Harapannya adalah
bahwa putusan akhir akan mencapai keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut ada lebih dari satu juta
pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang 2022.
Klaim tersebut mereka dasarkan pada data pengambilan klaim Jaminan Hari Tua BPJS
Ketenagakerjaan oleh pekerja dengan alasan PHK pada periode Januari-November 2022 yang
mencapai 919.071 pekerja.
"Dari Januari sampai November 2022, sudah ter-PHK 919.071 pekerja. Ini orang yang mengambil
Jaminan Hari Tua (JHT). Jadi kalau kita ambil Desember, itu sudah pasti satu juta lebih. Ini yang
sudah jelas mengambil JHT karena PHK," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani seperti
dikutip dari Antara, Rabu (4/1).
Hariyadi mengatakan banyak faktor yang memicu PHK sepanjang tahun lalu. Ia mengatakan PHK
tidak semata dipicu imbas kondisi pandemi covid-19, tapi juga penurunan kinerja ekspor dari
sejumlah perusahaan.
"Banyak faktor, imbas pandemi, ada masalah ekspor drop. Ada juga faktor perusahaan yang
melakukan efisiensi," katanya.
Selain faktor tersebut, Hariyadi menuding kebijakan soal upah minimum juga dinilai turut
mempengaruhi langkah perusahaan yang kemudian melakukan efisiensi dengan PHK. Namun, ia
menyebut hal itu tidak secara langsung terjadi.
"Ada pengaruh (UMP) juga, mungkin tidak secara langsung pengaruh UMP, perusahaan melakukan
efisiensi," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Pengembangan SDM BPP Asosiasi
Pertekstilan Indonesia (API) Nurdin Setiawan mengatakan industri tekstil telah mengalami penurunan
pesanan (order) sejak 2022 lalu.
Kondisi tersebut telah membuat perusahaan-perusahaan tekstil terpaksa harus melakukan PHK
terhadap 60 ribu karyawan.
"Sejak awal 2022 terjadi penurunan order 30 persen-50 persen. Anggota kami yang berorientasi
ekspor dan padat karya, di kuartal I 2023 ini rata-rata order hanya 65 persen. Artinya 35 persen secara
operasional utility kami kosong, sementara tenaga kerja harus kita bayarkan," katanya.
Bagi perusahaan padat karya seperti industri tekstil, gaji tenaga kerja masuk biaya terbesar kedua
setelah material. Oleh karena itu, Nurdin menyebut kenaikan upah di atas rata-rata menjadi beban
berat perusahaan.
Nurdin juga menyebut terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja atau Perppu Cipta Kerja berdampak terhadap ketidakpastian hukum.
Hal itu lantaran isu ketenagakerjaan di Perppu Cipta Kerja yang tidak juga memperoleh solusi.
Ia berharap dengan kondisi seperti saat ini, pengusaha sektor padat karya sangat mengharapkan
perlindungan pemerintah karena secara langsung atau tidak langsung telah menyerap banyak tenaga
kerja.
"Alih-alih kita ingin melakukan satu upaya bagaimana perusahaan bisa tetap sustain, tapi hubungan
kerja tetap terjaga, perlindungan ke perusahaan padat karya berorientasi ekspor, dan ekosistemnya,
malah tidak dapat itu dari pemerintah," kata Nurdin.
Komentar:
Data yang menunjukkan lebih dari satu juta pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)
sepanjang tahun 2022 adalah angka yang cukup besar dan mengkhawatirkan. PHK yang signifikan ini
dapat menjadi dampak dari berbagai faktor, seperti imbas pandemi COVID-19, penurunan kinerja
ekspor, dan upaya perusahaan untuk melakukan efisiensi.
Faktor seperti penurunan pesanan (order) dalam industri tekstil dan kenaikan upah minimum juga
dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam melakukan PHK. Kondisi ini memunculkan
tantangan besar dalam menjaga kesejahteraan pekerja dan menjaga hubungan kerja yang sehat.
Penting bagi pemerintah, perusahaan, dan serikat pekerja untuk bekerja sama dalam mengatasi
dampak PHK yang signifikan. Perlindungan pekerja, peningkatan kompetensi, dan penciptaan
lapangan kerja yang berkelanjutan adalah faktor kunci dalam mengatasi permasalahan PHK.
Kebijakan dan regulasi ketenagakerjaan yang jelas dan adil juga merupakan hal yang penting dalam
menjaga stabilitas hubungan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kebutuhan perusahaan untuk menjaga
keseimbangan antara perlindungan pekerja dan kelangsungan usaha.
SEMARANG – Kasus dugaan adanya kasus pekerja di Grobogan yang upah lemburnya tak
dibayarkan yang sempat viral di media.sosial, telah melalui mekanisme mediasi dan investigasi. Dinas
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah terus berupaya
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Jateng Mumpuniati,
saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (6/2/2023). Menurutnya, meski tidak menemui kata sepakat,
perusahaan mengklaim akan membayar upah lembur pekerja.
Mumpuniati mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya pemeriksaan pada Jumat (3/2/2023) lalu.
Dari hasil investigasi awal, memang ditemukan pelanggaran yang dilakukan.
“Kami menemukan ada pelanggaran perusahaan dalam hal pembayaran upah. Kami sampaikan ke
pihak perusahaan dan sudah bersedia bayar upah karyawan yang belum dibayarkan, dalam waktu
enam hari dari hari Jumat kemarin. Kami juga memerintahkan dihitung ulang. Hari ini kami harap
bisa mengirimkan nota riksa,” urainya.
Dikatakan, berdasarkan pemeriksaan, perusahaan tersebut diduga tak membayar upah lembur sejak
Oktober 2022. Berdasar hal itu, Disnakertrana Jateng memerintahkan penghitungan ulang nominal
honor lembur sejak September 2022. Itu dilakukan agar adanya penelurusan sejak dini, mengingat
jumlah karyawan di perusahaan padat karya itu mencapai 3.000 orang.
Mumpuniati mengatakan, sesuai Perppu 2/2022, kelalaian pembayaran upah lembur dapat
mengakibatkan perusahaan dikenai sanksi pidana. Namun demikian, ia mengatakan hal itu
dilaksanakan secara berjenjang.
“Terkait nasib pekerja yang ada dalam video viral, kami sudah menyampaikan karyawan tak boleh di
PHK, karena hal seperti ini,” papar Mumpuniati.
Dia mengatakan, berkaca dari permasalahan tersebut, dia berharap, jika ada masalah, buruh agar
melakukan komunikasi yang baik dengan perusahaan. Jika saluran komunikasi terhambat, pekerja
bisa menghubungi mediator di kabupaten/ kota. Selain itu, pekerja juga boleh langsung
mengadukannya ke Disnakertrans Jateng.
Mumpuniati memastikan, pelapor tidak harus datang langsung ke kantor Disnakertrans Jateng.
Berbagai saluran media sosial bisa dimanfaatkan.
“Pastikan pula cantumkan identitas lengkap, nomor telepon, itu akan kami lindungi agar bisa
menindaklanjuti laporan,” tegas Mumpuniati.
Komentar:
Kasus dugaan tidak pembayaran upah lembur di Grobogan yang menjadi viral di media sosial adalah
contoh bagaimana media sosial dapat memainkan peran penting dalam mengungkap pelanggaran hak
pekerja. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah telah melibatkan diri dalam
menyelesaikan masalah ini melalui mekanisme mediasi dan investigasi.
Pentingnya komunikasi yang baik antara pekerja dan perusahaan dalam menyelesaikan masalah
seperti ini tidak bisa diragukan. Dalam kasus ini, pihak berwenang telah menemukan pelanggaran
perusahaan dan memerintahkan perusahaan untuk membayar upah lembur yang belum dibayarkan
kepada pekerja. Ini adalah langkah positif yang bertujuan untuk melindungi hak-hak pekerja.
Pekerja memiliki hak untuk mendapatkan upah lembur yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,
dan pelanggaran ini dapat mengakibatkan sanksi pidana bagi perusahaan. Kasus seperti ini juga
memicu perhatian publik dan dapat mendorong tindakan hukum dan perbaikan dalam sistem
pengupahan dan perlindungan pekerja.
Kesadaran dan kerja sama antara pekerja, perusahaan, dan pihak berwenang adalah kunci dalam
memastikan pelaksanaan hak-hak pekerja dan penegakan hukum yang adil di lingkungan kerja.
CIMAHI - Puluhan karyawan PT Long Sun Kota Cimahi mogok kerja sebagai bentuk protes atas
kebijakan perusahaan yang dianggap banyak melakukan pelanggaran UU Ketenagakerjaan.
Sekretaris Pimpinan Serikat Pekerja PT Long Sun Web Taguh menyebutkan sejumlah pelanggaran
yang dilakukan perusahaan lantaran masih menggunakan status PKWT alias Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu. Padahal mayoritas karyawan telah bekerja lebih dari enam tahun.
"Yang anehnya lagi perusahaan ini tidak terdaftar di Disnaker Cimahi. Padahal telah beroperasi sejak
2001," katanya, kepada wartawan di Nanjung, Senin (19/8).
Selain itu, pihaknya pun menuntut dihentikannya intimidasi dan pemberangusan serikat pekerja.
Pekerja, mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan setelah mereka mendirikan serikat pekerja
sejak enam bulan lalu. Perusahaan pun tidak memberikan perlindungan keselamatan kerja maupun
kesehatan dengan mendaftarkan mereka ke Jamsostek.
"Struk gaji pun seharusnya diberikan diberikan secara rinci jangan langsung menentukan upah tanpa
memaukan uang lebur dan uang makan," ujarnya.
Rencananya mereka akan melakukan mogok kerja perusahaan yang beralamat di Jalan Nanjung 108
Belakang Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi ini hingga tiga hari ke depan.
Komentar:
Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh puluhan karyawan PT Long Sun di Kota Cimahi
mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan
dan ketidaksetujuan mereka terhadap status perjanjian kerja yang ditawarkan. Beberapa isu utama
yang menjadi tuntutan karyawan meliputi penggunaan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) yang dianggap tidak sesuai dengan masa kerja yang telah mereka habiskan di perusahaan,
ketidakpendaftaran perusahaan di Disnaker Cimahi, intimidasi dan pemberangusan serikat pekerja,
serta kurangnya perlindungan keselamatan kerja dan kesehatan, termasuk pendaftaran di Jamsostek.
Mogok kerja adalah salah satu cara bagi pekerja untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka dan
menuntut hak-hak mereka. Dalam kasus ini, penting bagi pemerintah dan perusahaan untuk
mendengarkan keluhan dan tuntutan karyawan, dan berusaha mencari solusi yang adil dan mematuhi
hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Upaya mediasi atau negosiasi antara perusahaan dan serikat
pekerja dapat menjadi langkah awal dalam menyelesaikan perselisihan ini.
Perlindungan hak-hak pekerja dan pematuhan terhadap undang-undang ketenagakerjaan adalah
penting untuk memastikan kesejahteraan pekerja, menjaga perdamaian di tempat kerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat sebanyak 13.634 pekerja
mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK selama periode Januari-Maret 2023.
“Sebanyak 13.634 kasus PHK tercatat di Kementerian Ketenagakerjaan pada periode Januari sampai
dengan Maret 2023,” tulis Kemenaker, dikutip dari laman Satu Data, Kamis (25/5/2023).
Dalam periode tersebut, dilaporkan bahwa kasus PHK tertinggi paling banyak terjadi di Jawa Barat,
dengan kasus PHK sebanyak 5.603 kasus. Posisi kedua, ditempati oleh Jawa Tengah sebanyak 4.887
kasus PHK, diikuti Banten 2.342 kasus, Jawa Timur 370 kasus, DKI Jakarta 127 kasus, dan Riau 109
kasus.
Lalu, Sulawesi Tenggara 64 kasus, DI Yogyakarta 62 kasus, Bangka Belitung 38 kasus, Maluku 16
kasus, Kepulauan Riau 14 kasus, dan Kalimantan Barat 2 kasus. Sementara, belum ada laporan kasus
PHK di provinsi-provinsi lainnya.
Jika diperinci menurut bulannya, Kemenaker mencatat sepanjang periode Januari-Februari 2023
belum ada kasus PHK yang dilaporkan atau tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan. Kemudian pada Maret 2023, Kemenaker menerima sebanyak 13.634 kasus PHK.
Adapun, sepanjang 2022, Kemenaker mencatat sebanyak 25.114 pekerja menjadi korban PHK. Jawa
Barat menjadi provinsi dengan korban PHK terbanyak di Indonesia sepanjang 2022 dengan kasus
PHK mencapai 4.629 kasus.
Provinsi Banten menempati urutan kedua dengan jumlah korban PHK sebanyak 3.707 orang, diikuti
Jawa Timur 3.574 orang, Kalimantan Timur 3.082 orang, DKI Jakarta 1.655 orang, dan Kalimantan
Selatan 1.199 orang.
Sementara, posisi terendah ditempati oleh Maluku Utara dengan jumlah korban PHK sebanyak 8
orang, diikuti Bengkulu 26 orang, Lampung 30 orang, dan Sulawesi Barat 34 orang.
Komentar:
Jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mencapai 13.634 kasus selama periode Januari-Maret
2023 adalah sebuah indikator yang mengkhawatirkan dalam dunia ketenagakerjaan. PHK tersebut
dapat memiliki dampak serius pada kehidupan ekonomi dan sosial pekerja yang terkena dampak, serta
menciptakan tantangan bagi pemerintah dalam mengelola ketenagakerjaan.
Data ini juga mencatat bahwa provinsi Jawa Barat memiliki jumlah PHK terbanyak, diikuti oleh Jawa
Tengah dan Banten. Hal ini bisa menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pusat untuk
menjaga stabilitas ketenagakerjaan di wilayah-wilayah ini.
Pemerintah perlu berupaya meningkatkan perlindungan pekerja dan menciptakan iklim usaha yang
kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, penting untuk
memiliki mekanisme yang efektif dalam menangani dampak PHK, termasuk memberikan dukungan
kepada pekerja yang terkena dampak dan membantu mereka dalam mencari pekerjaan baru.
Ketika jumlah PHK meningkat, ini juga harus menjadi tanda bagi pemerintah dan perusahaan untuk
merefleksikan kebijakan dan praktik manajemen yang ada, serta mencari cara untuk mengurangi
risiko PHK di masa depan. Terjalinnya komunikasi dan kerjasama yang kuat antara pemerintah,
perusahaan, dan serikat pekerja sangat penting untuk menjaga stabilitas di pasar ketenagakerjaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyidikan
baru dugaan rasuah pengadaan sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemnaker). Lembaga antirasuah ini menyebut, diduga ada kerugian negara dalam
kasus tersebut.
"Dugaan korupsi ini terkait dengan Pasal 2 atau Pasal 3 yang terkait dengan kerugian keuangan
negara," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri kepada wartawan, Senin (21/8/2023).
Ali mengatakan, pihaknya pun telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus ini.
Mereka terdiri dari dua Aparatur Sipil Negara (ASN) dan satu pihak swasta.
Meski demikian, Ali belum membeberkan identitas para tersangka tersebut. Dia menyebut, hal itu
akan disampaikan saat upaya penahanan dilakukan."Identitas dari para pihak ini kami pastikan nanti,
jadi tunggu dulu sekarang masih berproses. Sampai nanti ketika (penyidikan) cukup pasti kami segera
umumkan pada masyarakat," ujar Ali.
Ali menegaskan, hingga kini KPK masih terus bekerja untuk melengkapi bukti kasus tersebut. Salah
satunya dengan melakukan penggeledahan di Kantor Kemnaker dan sebuah rumah di Bekasi, Jawa
Barat pada Jumat (18/8/2023). "Dan kemudian tentu ke depan kami juga melakukan pemanggilan
terhadap saksi-saksi," ungkap Ali.
Namun, ia mengeklaim belum dapat membeberkan hasil penggeledahan itu. Sebab, ia belum
mendapatkan konfirmasi mengenai temuan tim penyidik KPK saat menggeledah dua lokasi itu.
Komentar:
Penyelidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan rasuah dalam pengadaan
sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) adalah
langkah penting dalam menjaga integritas dan akuntabilitas di sektor ketenagakerjaan. Dugaan
kerugian keuangan negara merupakan masalah serius yang harus ditangani dengan cermat.
KPK telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, termasuk dua Aparatur Sipil Negara (ASN)
dan satu pihak swasta. Identitas tersangka akan diungkapkan pada saat penahanan dilakukan.
Penggeledahan di Kantor Kemnaker dan rumah di Bekasi serta pemanggilan saksi adalah langkah-
langkah penting dalam mengumpulkan bukti dan fakta yang diperlukan dalam penyelidikan kasus ini.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen KPK dalam memberantas korupsi dan menegakkan
hukum. Harapannya, proses penyelidikan ini akan membawa keadilan dan memastikan bahwa pelaku
korupsi dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Ini juga merupakan pengingat penting tentang
pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan sistem proteksi TKI dan sektor
ketenagakerjaan secara keseluruhan.
Baru-baru ini, perusahaan e-commerce Bukalapak dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) massal. PHK ini sudah terjadi sejak akhir Juli 2023.
Pegawai yang terkena PHK berasal dari unit pelayanan pelanggan, mitra dan engineering dari
Bukalapak. Namun, tidak ada informasi secara detail berapa jumlah karyawan yang di PHK. Adapun,
alasan PHK tersebut untuk memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Sebelumnya pada 2019, Bukalapak juga pernah melakukan PHK terhadap karyawannya. Pada tahun
tersebut, Bukalapak sudah mengurangi 10% jumlah karyawan.
Ternyata, Bukalapak bukan satu-satunya e-commerce yang melakukan PHK. Start up pinjaman online
Modalku ini juga melakukan PHK terhadap 38 karyawan. Sehingga, jumlah pegawai yang terkena
dampak PHK sekitar 18?ri total 214 pekerja di perusahaan Modalku.
Alasan PHK di perusahaan Modalku disebabkan kondisi makro ekonomi yang masih kurang
menguntungkan dan menimbulkan berbagai tantangan di industri teknologi finansial pembayaran.
Sebagai informasi, Modalku sudah menyalurkan pinjaman untuk Rp49 triliun kepada 5,1 juta UMKM
di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Selain Bukalapak dan Modalku, Start up
fintech Ayoconnect juga melakukan PHK terhadap 10% karyawannya di Indonesia. Alasannya sama,
yakni menciptakan bisnis yang berkelanjutan.
Komentar:
PHK massal yang terjadi di perusahaan-perusahaan e-commerce dan startup adalah perkembangan
yang patut diperhatikan. Alasan-alasan seperti memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang
dan tantangan di industri teknologi finansial pembayaran menjadi penyebab PHK tersebut.
PHK, meskipun kadang diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan, juga berdampak
pada kehidupan karyawan yang terkena dampak. Karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka harus
menghadapi ketidakpastian dalam mencari pekerjaan baru dan memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Ini juga mencerminkan pentingnya adaptasi dan fleksibilitas perusahaan dalam menghadapi
perubahan ekonomi dan pasar. Menemukan cara untuk menjaga keberlanjutan bisnis sambil
mempertimbangkan kesejahteraan karyawan adalah tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan di
era bisnis yang terus berubah.
Perlu juga adanya perhatian dari pemerintah dan otoritas terkait dalam memastikan bahwa PHK
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan memberikan perlindungan kepada karyawan yang
terkena dampak.
Mataram_Proses penegakan hukum bidang ketenagakerjaan selama ini dilakukan melalui upaya atau
pendekatan persuasif-edukatif dengan mengedepankan sosialisasi serta informasi tentang peraturan
dan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan. Dalam tahapan awal, pemerintah memberdayakan
para pengawas ketenagakerjaan untuk melakukan pembinaan dan sosialiasi kepada perusahaan-
perusahaan dan pekerja/buruh agar bisa menjalankan aturan-aturan ketenagakerjaan.
Sesuai Pasal 1 angka 32 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
mendefinisikan pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan yang mempunyai
kompetensi dan bersifat independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan. Pegawai pengawas ketenagakerjaan ditetapkan oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk. Pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan oleh unit kerja tersendiri pada instansi yang
mempunyai lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan baik di lingkungan
pemerintah pusat, maupun di lingkungan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan kepada Menteri.
Pengawas ketenagakerjaan selain bertugas melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan juga diberikan
kewenangan sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, PPNS Ketenagakerjaan UPTD. Balai Pengawasan
Ketenagakerjaan dan K3 P. Lombok Disnakertranns Prov. NTB, mengikuti sidang pelanggaran UU
ketenegakerjaan oleh Pihak Hotel Lombok Plaza, (28/11/2019).
Sebelumya telah dilakukan pembinaan secara optimal oleh Yudiarianto Sinar Baskoroputro, ST
selaku pengawas spesialis K3 Listrik terdahap perakitan,pemasangan, pemeliharaan Elavator/lift
tetapi belum mentaati aturan yang telah diberikan sehingga terjadi kecelakaan Kerja,dan akhirnya
meninggal dunia setelah di rawat selama 2 minggu
Sidang dihadiri oleh terdakwa dan PPNS Ketenagakerjaan Nina Triana, SH, M. Si, Indra Kurniawan,
SH dan Andi M.Noer, S.AP
Hakim Tunggal Pengadilan Negeri (PN) Mataram kelas I A, SITANGGANG SH.MH, menjatuhkan
putusan bersalah kepada pimpinan Perusahan dalam dugaan Kasus pelanggaran UU nomor 1 tahun
1970
Hakim PN Mataram dalam putusannya mejatuhkan pidana denda 100.000 rb rupiah dan membayar
biaya perkara 2.500 rb saat membaca putusan di Mataram.
Diluar putusan PN Hakim memerintahkan kepada perusahaan untuk memberikan santunan beasiswa
bagi anak korban selama 2 tahun dengan tetap membayar gaji korban kecelakaan kerja sisa kontrak
selama 7 bulan, selain dari santunan kecelakaan kerja sebanyak 128 juta. Oleh karenanya Hakim
melakukan trobosan yang dapat memenuhi rasa keadilan.
Dengan adanya penegakan hukum ini, merupakan langkah serius pemerintah Prov. NTB dalam
melindungi hak-hak pekerja dan pengawasan terhadap pengusaha melalui penegakan UU
ketenagakerjaan.
Komentar:
Tindakan penegakan hukum dalam bidang ketenagakerjaan sangat penting untuk melindungi hak-hak
pekerja dan menjaga ketaatan perusahaan terhadap aturan ketenagakerjaan. Melalui pengawasan
ketenagakerjaan dan penegakan hukum, pemerintah dapat memastikan bahwa perusahaan dan pekerja
mematuhi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Dalam kasus ini, penegakan hukum dilakukan terhadap perusahaan yang diduga melanggar UU
ketenagakerjaan setelah terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian pekerja. Hakim PN
Mataram mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan hukuman denda kepada perusahaan dan
memerintahkan perusahaan untuk memberikan santunan beasiswa kepada anak korban selama 2
tahun, selain dari santunan kecelakaan kerja.
Tindakan ini menunjukkan komitmen pemerintah Provinsi NTB dalam melindungi hak-hak pekerja
dan mengingatkan pengusaha akan pentingnya mematuhi aturan ketenagakerjaan. Selain itu, tindakan
ini juga bertujuan untuk memberikan keadilan bagi keluarga korban kecelakaan kerja.
KETAPANG SBSINews - Mandeknya kasus-kasus buruh di dinas tenaga kerja membuat geram DPC
FSBSI kabupaten Ketapang, sehingga harus dilaporkan ke Ombudsman perwakilan Kalbar dan
langsung direspon.
Dari 13 kasus yang mandek tersebut tiga diantaranya mandek di Pengawasan Tenaga Kerja Kalbar
dengan kasus :
1. Upah di bawah UMK di PT. SPBE.
2. Hak - hak buruh yang meninggal dunia yang tidak diayar oleh PT. ARRTU.
3. Hak-hak buruh yang meninggal dunia tidak dibayar oleh PT. AGRI PLEA BGA.
Dari ketiga kasus ini sudah lima bulan dilaporkan DPC FSBSI Kabupaten Ketapang ke bagian
Kepengawasan Ketenagakerjaan Kalbar, akan tetapi tidak ada respon yang baik. Setelah ada teguran
dan desakan dari Ombudsman RI Perwakilan KalBar baru mulai direspon oleh Kepengawasan
Ketenagakerjaan Provinsi Kalbar.
Kepada SBSINews,Lusminto Dewa menyatakan bahwa dengan teguran Ombudsman ini Dia
langgsung di periksa untuk BAP dan diambil keterangan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
KalbarSabran, SH., Suherman, S.Sos, Muhammad Furqon, SH. dan tanggal 27 Maret 2019 pihak
perusahaan juga akan dipanggil oleh Pengawas Ketenagakerjaan Kalbar.
Lusminto Dewa yang didampingiNasrun Sekretaris DPC FSBSI kabuapten Ketapang menunjukan
rasa lega atas perjuangan selama ini.
"Semoga semua semakin jelas dan terang, Kami akan senantiasa didepan untuk memperjuangkan
nasib buruh yang tertindas, Hidup Buruh...., Hidup SBSI...," UjarLusminto.
Komentar:
Mandeknya sejumlah kasus yang melibatkan buruh di dinas tenaga kerja telah menjadi perhatian DPC
FSBSI kabupaten Ketapang. Langkah mereka untuk melaporkan masalah ini ke Ombudsman
perwakilan Kalimantan Barat dan mendapatkan respons yang lebih baik adalah langkah yang sangat
penting dalam melindungi hak-hak buruh.
Ketika kasus-kasus buruh mengalami hambatan dalam proses penyelesaian di tingkat dinas tenaga
kerja, peran Ombudsman adalah sangat relevan dalam memastikan bahwa masalah ini ditindaklanjuti
dengan baik dan adil. Perjuangan ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan perlindungan hak-hak
buruh di wilayah tersebut.
Harapannya adalah bahwa dengan intervensi Ombudsman, kasus-kasus yang tertunda ini akan
mendapatkan perhatian yang pantas dan akhirnya dapat diselesaikan dengan adil, memastikan bahwa
hak-hak buruh terlindungi. Langkah ini merupakan bukti komitmen untuk memperjuangkan
kesejahteraan dan hak buruh yang tertindas.
REMBANG, Radar Bromo - Puluhan pekerja PT Louisiana Far East, pabrik seafood di PIER,
berunjuk rasa. Mereka mendirikan tenda di depan perusahaan. Mereka menuntut manajemen
mempekerjakan kembali para buruh yang menjadi korban PHK.
”Kami meminta perusahaan mempekerjakan kami kembali,” kata Mujiono, ketua unit kerja FSPMI
PT Louisiana Far East di kawasan PIER.
Menurut dia, PHK masal dilakukan perusahaan sejak Juli 2022. Pemicunya, ada perubahan
manajemen perusahaan. Perusahaan ekspor tersebut diambil alih pengusaha lain. Ada 67 karyawan di-
PHK. Dari buruh produksi, administrasi, hingga sekuriti.
”Semua diganti dengan karyawan baru,” sesalnya.
Pihak perusahaan belum memberikan tanggapan berkaitan dengan ini. Jawa Pos Radar Bromo yang
hendak konfirmasi tidak dipekernankan petugas sekuriti perusahaan. ”Belum bisa (konfirmasi, red),”
ujar seorang petugas perusahaan.
Komentar:
Para pekerja PT Louisiana Far East, sebuah pabrik seafood di PIER, Rembang, melakukan aksi unjuk
rasa dan mendirikan tenda di depan perusahaan untuk menuntut manajemen agar mempekerjakan
kembali para buruh yang telah di-PHK. Mereka mengalami PHK masal sejak Juli 2022 akibat
perubahan manajemen perusahaan, di mana perusahaan ekspor tersebut diambil alih oleh pengusaha
lain. Sebanyak 67 karyawan, termasuk buruh produksi, administrasi, dan sekuriti, terdampak oleh
keputusan PHK ini.
Aksi ini mencerminkan ketidakpuasan dan kekhawatiran pekerja terhadap dampak perubahan
manajemen terhadap nasib mereka. Para pekerja berharap agar perusahaan dapat mempertimbangkan
ulang keputusan PHK dan memberikan kesempatan kepada karyawan sebelumnya untuk dipekerjakan
kembali. Penting untuk mencatat bahwa perubahan manajemen dalam perusahaan seringkali memiliki
konsekuensi terhadap pekerja, dan isu ini menjadi fokus utama dalam hubungan antara perusahaan
dan karyawan. Penyediaan tanggapan resmi dari pihak perusahaan dapat membantu menyelesaikan
konflik ini dan mencapai solusi yang memadai bagi kedua belah pihak.
REMBANG, Radar Bromo - Puluhan pekerja PT Louisiana Far East, pabrik seafood di PIER,
berunjuk rasa. Mereka mendirikan tenda di depan perusahaan. Mereka menuntut manajemen
mempekerjakan kembali para buruh yang menjadi korban PHK.
”Kami meminta perusahaan mempekerjakan kami kembali,” kata Mujiono, ketua unit kerja FSPMI
PT Louisiana Far East di kawasan PIER.
Menurut dia, PHK masal dilakukan perusahaan sejak Juli 2022. Pemicunya, ada perubahan
manajemen perusahaan. Perusahaan ekspor tersebut diambil alih pengusaha lain. Ada 67 karyawan di-
PHK. Dari buruh produksi, administrasi, hingga sekuriti.
”Semua diganti dengan karyawan baru,” sesalnya.
Pihak perusahaan belum memberikan tanggapan berkaitan dengan ini. Jawa Pos Radar Bromo yang
hendak konfirmasi tidak dipekernankan petugas sekuriti perusahaan. ”Belum bisa (konfirmasi, red),”
ujar seorang petugas perusahaan.
Komentar:
Puluhan pekerja PT Louisiana Far East, sebuah pabrik seafood di PIER, melakukan aksi unjuk rasa
dan mendirikan tenda di depan perusahaan sebagai bentuk tuntutan agar manajemen mempekerjakan
kembali para buruh yang telah di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Mereka mengalami PHK masal
sejak bulan Juli 2022 sebagai akibat perubahan manajemen perusahaan, di mana perusahaan ekspor
ini diambil alih oleh pengusaha lain. Tidak kurang dari 67 karyawan dari berbagai bidang pekerjaan
terdampak PHK ini, termasuk buruh produksi, administrasi, dan sekuriti.
Aksi ini mencerminkan ketidakpuasan dan kekhawatiran para pekerja terhadap perubahan manajemen
yang telah berdampak pada nasib pekerja yang di-PHK. Pekerja berharap agar perusahaan dapat
mempertimbangkan kembali keputusan PHK dan memberikan kesempatan untuk karyawan
sebelumnya untuk dipekerjakan kembali.
Penting untuk mencatat bahwa perubahan manajemen dalam perusahaan dapat memengaruhi nasib
pekerja, dan isu ini menjadi perhatian serius dalam hubungan antara perusahaan dan pekerja.
Perusahaan mungkin ingin memberikan tanggapan resmi terkait dengan tuntutan pekerja ini, dan
semoga penyelesaiannya dapat memenuhi kepentingan kedua belah pihak.
KANIGARAN, Radar Bromo - Polemik antara HRD PT Bromo Tirta Lestari dengan tiga
karyawannya, belum selesai. Bahkan Selasa (9/3) pagi dilakukan pemanggilan untuk mediasi terhadap
aduan yang dilaporkan kuasa hukum tiga karyawan tersebut, Sabtu (20/2) lalu.
Kasatreskrim Polres Probolinggo Kota AKP Heri Sugiono menerangkan, penyidik telah melakukan
pemanggilan terhadap pihak terkait. Di antaranya dari pihak PT Bromo Tirta Lestari yang diwakili
oleh Sri Wahyuningsih, serta tiga karyawan yakni Zainul Hariyadi, 48, warga Kelurahan Kebonsari
Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Serta, dua warga Desa Muneng, Kecamatan
Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Yakni, Sugeng, 47 dan Edi Hartono. Keduanya didampingi
kuasa hukumnya, Rachmat Idisetyo.
Dari mediasi yang dilakukan mulai pukul 10.00 sampai pukul 14.00, masih belum ada titik temu.
Sehingga pekan depan akan dilakukan mediasi lanjutan.
“Tadi (kemarin, Red) mediasi, tapi kan tidak langsung selesai begitu saja. Jadi, masih proses. Pekan
depan dipanggil lagi,” singkat kasat.
Menurut Kasat, pihak perusahaan dan juga pihak karyawan pada dasarnya ingin menyelesaikan
persoalan tersebut secara kekeluargaaan. Namun karena proses bipatrit dan tripartit tidak berjalan
mulus, maka kepolisian yang memfasilitasi.
Sementara itu, Rachmat Idisetyo yang ditemui J, menuturkan kekecewaannya terhadap pihak
perusahaan. Menurutnya, pihak perusahaan ribet. Sebab, jika memang pihak perusahaan
menginginkan selesai secara kekeluargaan, maka harusnya ia tidak menunggu 30 hari setelah proses
bipartit dan tripartit.
Namun karena pihak perusahaan tak memberikan kejelasan atau menggantungkan, maka dimediasi
oleh kepolisian. “Jadi, setelah mediasi, pihak perusahaan menerangkan bahwa akan menyelesaikan
secara kekeluargaan, Namun saya tetap konsisten dengan surat tertulis yang tertuang dalam aduan
yang dimasukkan. Yakni tuntutannya minta ijazah dan motor dikembalikan serta memberikan hak
kepada ketiga karyawan itu,” beber Rahmat.
Termasuk hak PHK yang mencapai puluhan juta rupiah. “Angka itu (PHK, Red) belum saklek segitu.
Namun pihak perusahaan muter-muter lagi dan minta waktu lagi seminggu. Padahal saya sudah
nunggu 30 hari usai bipatrit dan tripartit yang pada akhirnya tidak ada titik temu,” katanya.
Lantaran pihak perusahan masih meminta waktu sepekan lagi, maka ia menegaskan bahwa
jawabannya ditunggu sampai Rabu (17/3). “Sempat bilang ke penyidik seminggu lagi keputusannya.
Saya bilang ke penyidiknya, waktunya harus jelas, seminggu lagi itu kapan. Sebab dari dulu selalu
digantung. Akhirnya saya minta Rabu (17/3), dan penyidik dan juga pihak perusahaan sepakat jika
Rabu ada jawaban,” katanya.
Di sisi lain, Radar Bromo sempat mengkonfirmasi Sugio Purnomo, selaku manajer HRD PT Bromo
Tirta Lestari. Sayangnya hingga pukul 18.44, Sugio Purnomo belum memberikan jawaban, baik
melalui telepon ataupun pesan singkat yang telah dikirimkan sebelumnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga karyawan PT Bromo Tirta Lestari mengadukan manajer HRD
perusahaan tersebut ke polisi. Hal ini terkait dugaan penggelapan gaji karyawan dan penahanan
kendaraan. Pangkal permasalahan ini berawal dari tuduhan kepada 3 karyawan yang dinilai
menggelapkan barang milik perusahaan senilai Rp 62.850.000. Barang tersebut
digelapkan selama 2 tahun.
Komentar:
Kasus polemik antara manajer HRD PT Bromo Tirta Lestari dengan tiga karyawannya yang masih
berlanjut menjadi perhatian. Mediasi yang dilakukan oleh kepolisian belum mencapai titik temu, dan
perusahaan serta karyawan ingin menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun, karena
proses bipartit dan tripartit tidak berhasil, kepolisian turut menjadi fasilitator dalam upaya
penyelesaian.
Kekecewaan dari pihak kuasa hukum karyawan terhadap perusahaan tampaknya terkait dengan
kelambatan dalam menyelesaikan masalah ini. Meskipun perusahaan menyatakan kesediaan untuk
menyelesaikan secara kekeluargaan, mereka menekankan perlunya mendapatkan kejelasan dan
keputusan yang tegas. Permintaan ini termasuk tuntutan untuk mengembalikan ijazah dan kendaraan,
serta memberikan hak-hak kepada ketiga karyawan, termasuk hak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
yang mencapai puluhan juta rupiah.
Penting untuk mencatat bahwa proses mediasi harus mencari jalan tengah yang adil dan
menguntungkan semua pihak yang terlibat. Semoga proses mediasi yang dilakukan oleh kepolisian
dapat membantu mengakhiri polemik ini dan mencapai kesepakatan yang memadai bagi semua pihak.
Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan P.P Lease, IPDA Janet Luhukay imbau siapa pun untuk lapor
ke kepolisian jika mengetahui adanya tindak penyalahgunaan iuran BPJS.
AMBON - Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan P.P Lease, IPDA Janet Luhukay mengimbau
kepada seluruh pekerja dan pelaku usaha untuk tidak takut melapor ke pihak kepolisian atau instansi
terkait jika mengetahui adanya tindak penyalahgunaan iuran BPJS.
Hal ini dipicu adanya oknum karyawan perusahaan MM berinisial CP yang melakukan penggelapan
iuran BPJS Ketenagakerjaan. Oknum tersebut saat ini telah divonis bersalah oleh Majelis Hakim PN
Ambon atas kasus penyalahgunaan iuran BPJS Ketenagakerjaan dan harus mendekam di balik jeruji
besi selama dua tahun empat bulan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Janet mengungkapkan bahwa kasus ini berawal dari laporan yang dilayangkan ke pihak kepolisian
pada tanggal 14 September 2022 lalu. Berdasarkan hasil penyelidikan oleh tim Reserse Polresta Pulau
Ambon dan P. P Lease, ditemukan adanya penggelapan iuran BPJS Ketenagakerjaan oleh oknum
tersebut.
"Kasus yang telah ditangani oleh tim Reserse Polresta Pulau Ambon dan P. P Lease yang dilaporkan
pada 14 september 2022 lalu, dan sebagaimana telah diputus oleh PN Ambon pada 25 Mei 2023.
Kasus tersebut telah ditindaklanjuti oleh Polresta Pulau Ambon dan P.P Lease, dan ditemukan adanya
penggelapan iuran BPJS Ketenagakerjaan oleh oknum CP di tempat di mana peserta itu bekerja,"
tuturnya.
Hal tersebut merupakan sinergi antara Polri dan BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya Pencegahan dan
Penanganan Ketidakpatuhan Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Di sisi lain Janet
berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran untuk kedepannya tentang pentingnya program
Jamsostek bagi pekerja.
Seperti yang diketahui, melalui UU 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BPJS), pemerintah telah mewajibkan pemberi kerja untuk mendaftarkan seluruh
pekerjanya sebagai peserta Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan maupun Kesehatan.
Selain itu pada Pasal 19 dan Pasal 55, ditekankan bahwa jika terbukti pemberi kerja tidak menyetor
iuran maka dapat dikenakan sanksi. Mulai dari sanksi administrasi hingga pidana kurungan maksimal
8 tahun atau denda Rp1 miliar. Lihat Juga: Kesejahteraan Pascapensiun.
Komentar:
Inisiatif dari Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan P.P Lease, IPDA Janet Luhukay untuk
mengimbau pekerja dan pelaku usaha agar tidak takut melaporkan tindak penyalahgunaan iuran BPJS
adalah langkah positif dalam memastikan integritas program jaminan sosial ketenagakerjaan. Kasus
oknum karyawan perusahaan yang melakukan penggelapan iuran BPJS Ketenagakerjaan dan akhirnya
dihukum oleh pengadilan merupakan contoh bahwa pelanggaran semacam ini tidak akan dibiarkan.
Upaya sinergi antara Polri dan BPJS Ketenagakerjaan untuk mencegah dan menindak tindak
ketidakpatuhan dalam pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan adalah langkah yang
penting dalam menjaga keberlanjutan dan integritas program tersebut. Hal ini juga bertujuan untuk
memastikan bahwa hak-hak pekerja dalam hal perlindungan kesehatan dan ketenagakerjaan tetap
terlindungi.
Penting untuk mencatat bahwa kepatuhan pemberi kerja dalam menyetor iuran BPJS sangat penting
dalam mendukung program jaminan sosial ketenagakerjaan. Undang-undang telah memberikan
landasan hukum yang jelas tentang konsekuensi bagi pemberi kerja yang tidak mematuhi kewajiban
ini.
Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya program jaminan
sosial ketenagakerjaan dan kepatuhan dalam memenuhi kewajiban iuran. Hal ini akan mendukung
kesejahteraan dan perlindungan bagi pekerja di Indonesia.
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan anggota Partai Buruh dan serikat buruh menggelar aksi unjuk rasa
di depan Gedung DPR MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (13/3). Aksi ini dilakukan untuk menuntut
pembatalan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan.
Melalui aksi ini, mereka juga menolak pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja.
Mereka khawatir jika kedua beleid ini disahkan, akan merugikan hak-hak buruh di bidang kesehatan
dan ketenagakerjaan.
Ketua Mahkamah Partai Buruh, Riden Hatam Azis, mengkritik RUU Kesehatan yang akan mengubah
tata kelola BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Ia menilai RUU tersebut akan membuat
kedua lembaga tersebut berada di bawah kendali Presiden dan Menteri Kesehatan.
"Sedangkan sekarang ada di bawah presiden, jadi akan diturunkan. Ini bahaya sekali. Menteri itu tidak
boleh mengelola dana selain dari APBN," kecamnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/3).
Riden juga menyoroti masalah BPJS Ketenagakerjaan yang sebagian besar dananya berasal dari iuran
buruh. Ia mengatakan bahwa buruh sering mengalami kendala untuk mendapatkan hak-haknya dari
BPJS Ketenagakerjaan.
Maka dari itu, dia melanjutkan, sebaiknya pemerintah tidak terlibat dan mempengaruhi BPJS
Ketenagakerjaan.
"Pemerintah tidak boleh 'cawe-cawe' untuk urusan BPJS Ketenagakerjaan ini. Sekarang dia coba
ambil untuk bagaimana dia bisa mengendalikan," kata Riden yang juga menjabat sebagai Presiden
Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Riden menyampaikan aksi kali ini dilakukan karena Partai Buruh mendapat informasi bahwa DPR RI
akan melakukan sidang paripurna hari ini. Menurutnya, DPR RI akan menggelar sidang paripurna
untuk menyetujui Perppu Cipta Kerja yang kontroversial.
"Karena kami mendapat informasi bahwa hari ini atau besok DPR RI akan mengesahkan atau
memparipurnakan Perppu Nomor 2 Tahun 2022," ujar Riden.
Dalam aksi tersebut, Partai Buruh dan serikat buruh mengajukan empat tuntutan, di antaranya
menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, mengesahkan RUU PPRT, menolak RUU
Kesehatan, dan melakukan audit forensik terhadap penerimaan pajak negara, serta mencopot Dirjen
Pajak.
Komentar:
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan anggota Partai Buruh dan serikat buruh di depan Gedung
DPR MPR RI adalah ungkapan keprihatinan mereka terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU)
Kesehatan dan pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja. Mereka berkeyakinan bahwa
kedua regulasi ini dapat berdampak merugikan hak-hak buruh di sektor kesehatan dan
ketenagakerjaan.
Kritik terhadap RUU Kesehatan yang mengubah tata kelola BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan, serta menghubungkannya dengan Presiden dan Menteri Kesehatan, mencerminkan
keprihatinan akan potensi keterlibatan politik dalam manajemen dana kesehatan dan ketenagakerjaan.
Juga, perhatian terhadap sumber pendanaan BPJS Ketenagakerjaan yang sebagian besar berasal dari
iuran buruh menyoroti masalah yang dihadapi buruh dalam memperoleh hak-hak mereka dari
lembaga tersebut.
Pentingnya memisahkan urusan BPJS Ketenagakerjaan dari campur tangan pemerintah dalam
pengelolaan dan pengambilan keputusan adalah poin yang ditekankan oleh ketua Mahkamah Partai
Buruh. Selain itu, mereka menyampaikan kekhawatiran bahwa DPR RI akan mengesahkan Perppu
Cipta Kerja yang kontroversial, yang telah menimbulkan kekhawatiran dan protes sebelumnya.
Tuntutan yang diajukan oleh Partai Buruh dan serikat buruh dalam aksi tersebut mencerminkan
aspirasi mereka untuk melindungi hak-hak buruh, mendorong perubahan dalam regulasi yang
memengaruhi mereka, dan meminta transparansi dalam penerimaan pajak negara. Ini adalah bagian
dari partisipasi aktif masyarakat sipil dalam proses politik dan legislasi yang merupakan elemen
penting dalam sistem demokrasi.
Jakarta, CNN Indonesia -- Pendaftaran Gelombang 8 Kartu Prakerja resmi ditutup pada Senin siang
(14/9). Head of Communication Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja Louisa Tuhatu
mengatakan lebih dari 4,7 juta calon peserta mendaftar gelombang 8.
"Tercatat sampai penutupan tadi ada 4,7 juta lebih pendaftar," ucapnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
Jumlah tersebut, lanjut Louisa, cukup membludak mengingat kuota yang tersedia pada gelombang ini
hanya 800 ribu.
Sementara secara keseluruhan Pemerintah menargetkan akan ada 5,6 juta penerima manfaat kartu
Prakerja khususnya bagi mereka yang tidak terkena PHK akibat pandemi Covid-19.
Seperti diketahui program Kartu Prakerja gelombang 8 resmi dibuka Kamis pekan lalu (10/9). Sama
dengan gelombang sebelumnya, ada 800 ribu pekerja yang akan menerima pelatihan dan stimulus
tunai Rp600 ribu jika lolos sebagai peserta. Louisa menyebut dalam setiap gelombang pendaftaran,
selalu saja pendaftar jauh melebihi kuota yang disediakan. Dia mencontohkan gelombang sebelumnya
yang diikuti oleh lebih dari 2,8 juta orang, timpang dengan kuota yang disediakan yakni 800 ribu.
Lebih lanjut, Louisa menyebutkan bahwa proses seleksi dilakukan secara otomatis oleh sistem,
sehingga PMO tak secara manual menentukan siapa saja yang akan dipilih
Namun, secara prinsip ada beberapa variabel yang menjadi acuan seleksi. Salah satunya, pendaftar
tergolong sebagai masyarakat yang terdampak pandemi virus corona.
Ia menyadari banyaknya pendaftar kecewa yang belum kunjung terseleksi meski sudah mendaftarkan
diri sejak awal program diluncurkan. Meski tak merinci apa saja kesalahan umum yang dilakukan
pendaftar, namun kuncinya yaitu ketelitian saat mendaftar. Pastikan input data diri tepat.
Oleh karena itu, Kartu Prakerja mulai menyediakan sistem pengaduan untuk mengevaluasi penyebab
mereka yang telah mencoba lebih dari tiga kali tak kunjung terpilih. Namun, ia tak memastikan jika
aplikasi pengaduan akan diprioritaskan dari pendaftar baru.
Komentar:
Pendaftaran untuk Gelombang 8 Kartu Prakerja resmi ditutup dengan lebih dari 4,7 juta calon peserta
yang mendaftar, meskipun kuota yang tersedia hanya sebanyak 800 ribu. Target Pemerintah adalah
memberikan manfaat Kartu Prakerja kepada 5,6 juta penerima manfaat, terutama bagi mereka yang
terkena dampak PHK akibat pandemi Covid-19. Program Kartu Prakerja Gelombang 8 menawarkan
pelatihan dan stimulus tunai sebesar Rp600 ribu kepada 800 ribu peserta yang lolos.
Tingginya minat dalam program ini menggambarkan sejauh mana kebutuhan pekerja akan pelatihan
dan bantuan keuangan selama masa pandemi. Meskipun demikian, seleksi peserta dilakukan secara
otomatis oleh sistem, dengan pertimbangan variabel tertentu, seperti dampak pandemi pada pendaftar.
Penting untuk dicatat bahwa banyak pendaftar yang merasa kecewa karena belum terpilih meskipun
sudah mendaftar sejak awal program. Untuk meningkatkan transparansi, Kartu Prakerja telah
menyediakan sistem pengaduan bagi mereka yang telah mencoba mendaftar lebih dari tiga kali tanpa
berhasil. Namun, belum ada kepastian apakah pengaduan akan mendapatkan prioritas bagi pendaftar
baru. Ini mencerminkan pentingnya ketelitian saat mendaftar dan memastikan data diri yang benar
untuk meningkatkan peluang kelulusan. Program ini tetap relevan dan penting dalam mendukung
pekerja yang terdampak pandemi Covid-19 di Indonesia.
Jakarta, CNBC Indonesia - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai industri di Tanah Air
terus berlanjut hingga memicu kekhawatiran stagflasi mulai mendekati Indonesia. Gelombang PHK
massal ini bermula dari penurunan permintaan di pasar ekspor, bahkan sampai 50%.
Kondisi ini dipicu perlambatan ekonomi di negara tujuan ekspor. Ditambah hiperinflasi di saat musim
dingin, yang memaksa konsumen di negara-negara tersebut lebih mengutamakan membeli makanan
dan energi.
Jumlah PHK di sektor padat karya dilaporkan mencapai lebih dari 70 ribu orang saat ini. Berawal dari
dirumahkan, hingga karyawan kontrak tak lagi diperpanjang masa kontraknya, juga
PHK karyawan tetap.
Komentar:
Situasi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang meluas di berbagai industri di Indonesia, akibat
penurunan permintaan di pasar ekspor yang mencapai 50%, telah menimbulkan kekhawatiran akan
potensi stagflasi di negara ini. Gelombang PHK massal ini dipicu oleh perlambatan ekonomi di negara
tujuan ekspor, yang terpukul oleh hiperinflasi selama musim dingin. Hiperinflasi ini mendorong
konsumen di negara-negara tersebut untuk lebih fokus pada pembelian makanan dan energi,
mengurangi permintaan untuk barang-barang lain.
Dampaknya sangat terasa di sektor padat karya, dengan lebih dari 70 ribu orang yang telah terkena
dampaknya. Ini meliputi pengurangan jam kerja, kontrak karyawan yang tidak diperpanjang, dan
pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan tetap. Situasi ini mencerminkan tantangan serius dalam
perekonomian Indonesia dan memerlukan perhatian dan langkah-langkah strategis untuk mengatasi
dampak ekonomi yang meruncing.
Para buruh dari PT Randugarut Plastik Indonesia mengadukan nasibnya kepada Dinas Tenaga Kerja
(Disnaker) Kota Semarang, karena merasa telah dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara
sepihak oleh perusahaan tempatnya mencari nafkah. Kegiatan audiensi ini diikuti dengan aksi unjuk
rasa para buruh di depan kantor Disnaker Kota Semarang di Jalan Ki Mangunsarkoro.
''Kami masih berharap agar jangan sampai terjadi PHK sepihak yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan. Kalaupun sampai terjadi tindakan PHK, sebaiknya bisa dilakukan melalui prosedur yang
benar dan baik. Kami menganjurkan agar diambil jalan musyawarah mufakat terlebih dulu diantara
buruh dan perusahaan,'' ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Semarang, Sutrisno, usai
beraudiensi dengan para buruh tersebut, Kamis (7/7).
Dia menyebut, Disnaker Kota Semarang hanya memiliki kewenangan untuk melakukan koordinasi
dengan perusahaan dan pendampingan kepada para buruh tersebut. Dirinya meminta pengusaha atau
pemilik perusahaan PT Randugarut Plastic agar mereka menepati perjanjian kerja di awal.
''Tindak lanjut dari audiensi ini, kami akan mendatangi pemilik perusahaan agar tetap bertindak sesuai
mekanisme yang ada,'' papar dia.
Ketika ditanya berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan pihak pengusaha, Sutrisno
mengatakan bukan wewenangnya memutuskan hal tersebut. Kewenangan pengawasan berada pada
ranah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Minyak Gas Bumi
dan Umum (FSPKEP), Sunandar yang mendampingi audiensi para buruh tersebut, mengungkapkan,
semua pihak terkait pada dasarnya berkomitmen menghindari adanya PHK yang berlaku bagi
karyawannya. Kalaupun PHK masih dalam proses, maka tidak boleh menghentikan upah, tidak
menghentikan jaminan kesehatan, jaminan tenaga kerja dan tidak memotong hak-hak buruh lainnya.
''Itu yang harus diluruskan. Untuk itu, negara dalam hal ini Dinasker dengan kewenangannya sesuai
mekanisme, harus bisa memberikan penekanan dan pemahaman kepada pengusaha. Untyk dapat
menyelesaikan segala sesuatu terkait hak buruh, harus sesuai ketentuan aturan hukum yang ada,'' jelas
dia.
Sunandar mengatakan bahwa buruh-buruh yang unjuk rasa dan beraudiensi tersebut sudah tidak
diupah sejal Juni 2022 karena dirumahkan secara sepihak. Selain itu, 610 buruh ini jaminan sosial pun
dihentikan per-Juli 2022.
''Ini seharusnya tidak boleh terjadi. Kehadiran kami, untuk menyaksikan pendampingan secara
langsung Disnaker dalam memastikan hak-hak buruh tetap ditunaikan oleh pengusaha.
Sunandar pun menduga kalau tindakan PHK sepihak ini, mengindikasikan adanya pelanggaran hukum
yang dilakukan pengusaha.
''Jadi kalau dilihat cara-cara PHK semacam ini, jelas ada indikasi pelanggaran. Ini terjadi karena
dalam menentukan atau menetapkan PHK semuanya dilakukan harus sesuai dengan mekanisme
hukum. Tidak boleh dilakukan dengan cara sepihak, karena itu berarti keadilan yang diharapkan
kepada buruh tidak akan tercapai,'' ucap dia.
Komentar:
Tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan secara sepihak oleh PT Randugarut
Plastik Indonesia terhadap para buruh telah menjadi perhatian yang serius, dan audiensi yang
diadakan dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang serta aksi unjuk rasa para buruh di
depan kantor Disnaker Kota Semarang adalah langkah yang penting dalam menyelesaikan masalah
ini.
Pernyataan Kepala Disnaker Kota Semarang, Sutrisno, yang menggarisbawahi perlunya penyelesaian
melalui prosedur yang benar dan baik dalam hal tindakan PHK sangat relevan. Kepentingan untuk
menjaga hak-hak buruh, melakukan musyawarah mufakat, dan menghormati perjanjian awal dengan
perusahaan harus ditekankan. Namun, juga penting untuk dicatat bahwa Disnaker Kota Semarang
hanya memiliki kewenangan terbatas dalam melakukan koordinasi dan pendampingan terhadap buruh,
sedangkan pengawasan dan penentuan dugaan pelanggaran hukum berada di bawah wewenang Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, kerjasama
antara berbagai tingkatan pemerintah dan pengusaha sangat penting untuk memastikan pemenuhan
hak-hak buruh dan penyelesaian yang adil dalam kasus ini.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Minyak Gas Bumi dan Umum
(FSPKEP), Sunandar, menegaskan pentingnya menjaga hak-hak buruh yang tidak boleh terganggu
bahkan selama proses PHK, seperti upah, jaminan kesehatan, dan jaminan tenaga kerja. Selain itu, ia
mengungkapkan dugaan pelanggaran hukum dalam tindakan PHK sepihak ini dan menekankan
pentingnya menjalankan mekanisme hukum yang sesuai dan adil. Kasus ini mencerminkan perlunya
perhatian pada isu-isu ketenagakerjaan dan perlindungan hak-hak buruh di Indonesia, serta perlunya
kerjasama antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja dalam mencari solusi yang adil dan
sesuai dengan hukum.
jpnn.com, MAJALENGKA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berhasil mencegah upaya
penempatan 32 orang calon pekerja migran Indonesia secara nonprosedural ke Timur Tengah.
Ini setelah Tim Pengawas Ketenagakerjaan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Bandara
Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Minggu (24/9).
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kemnaker Haiyani Rumondang menyampaikan keprihatinannya.
"Saya minta pelaku yang memfasilitasi penempatan secara nonprosedural untuk ditindak tegas sesuai
ketentuan dan pastikan korbannya untuk dilindungi dengan baik termasuk dipulangkan ke daerah
asalnya," tegas Dirjen Haiyani melalui siaran pers Biro Humas Kemnaker, Minggu (24/9).
Dia menegaskan pemerintah tidak mentolerir siapa pun yang terlibat harus diproses hukum.
Komentar:
1. Perlindungan Pekerja Migran: Tindakan Kemnaker untuk mencegah penempatan pekerja
migran secara nonprosedural adalah langkah yang penting dalam melindungi hak-hak pekerja
migran Indonesia. Pekerja migran seringkali rentan terhadap eksploitasi, dan pemerintah
harus melakukan upaya maksimal untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka.
2. Penindakan Hukum: Komentar dari Direktur Jenderal Kemnaker yang menekankan
pentingnya menindak tegas pelaku yang terlibat dalam penempatan nonprosedural adalah
suatu hal yang sangat relevan. Proses hukum harus diterapkan dengan tegas untuk
menghindari praktik ilegal semacam ini dan memberikan sanksi yang layak.
3. Edukasi dan Kesadaran: Selain menindak pelaku ilegal, pemerintah juga harus meningkatkan
edukasi dan kesadaran di kalangan calon pekerja migran. Informasi yang akurat tentang
prosedur dan risiko terkait pekerjaan di luar negeri dapat membantu mereka membuat
keputusan yang lebih bijak.
4. Peran Media dan Masyarakat: Berita semacam ini juga menunjukkan pentingnya peran media
dan masyarakat dalam mengawasi dan melaporkan praktik-praktik ilegal yang melibatkan
pekerja migran. Melalui liputan dan laporan, praktik ilegal semacam ini dapat terungkap dan
diatasi lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai