Anda di halaman 1dari 16

Lex Privatum, Vol.III/No.

1/Jan-Mar/2015

FUNGSI METERAI DALAM MEMBERIKAN atau surat perjanjian, yang menentukannya


KEPASTIAN HUKUM TERHADAP SURAT adalah isi perjanjian tersebut apakah
PERJANJIAN memenuhi ketentuan pasal 1320 KUH
Perdata atau tidak. Tidak digunakannya
ABSTRAK meterai pada surat perjanjian
Skripsi ini berjudul Fungsi Meterai Dalam mengakibatkan surat perjanjian tidak
Memberikan Kepastian Hukum Terhadap memenuhi prosedur hukum UUBM 1985
Surat Perjanjian skripsi ini menggunakan dan berpengaruh pada dokumen yang
metode yuridis normatif penulisan hukum dimiliki tidak dapat dilayani oleh pejabat
ini bertujuan untuk memperbaiki umum dalam lalulintas hukum sebagaimana
pemahaman dan kebiasaan keliru tersurat dalam pasal 11 UUBM 1985. Kata
masyarakat selama ini mengenai tujuan kunci : Fungsi Meterai, Kepastian hukum,
digunakannya meterai untuk syarat sahnya Surat Perjanjian.
suatu surat perjanjian. Fungsi meterai
sebagaimana ditegaskan dalam PENDAHULUAN Latar Belakang
Undangundang No 13 Tahun adalah sebagai Manusia hidup bersama-sama karena
pajak atas dokumen yang digunakan saling membutuhkan satu sama lain.
masyarakat dalam lalu lintas hukum untuk Manusia sebagai individu saling bergaul
membuktikan suatu keadaan, kenyataan untuk mempertahankan hidupnya.
dan perbuatan yang bersifat perdata. Berdasarkan hal tersebut, Aristoteles
Artinya ada perjanjian tetapi tidak dibuat menyebut manusia sebagai zoon politicon,
dokumen (tanpa surat perjanjian), tidak yang berarti manusia sebagai makhluk sosial
perlu ada Meterai, karena yang dikenakan yang hidup bermasyarakat dan memiliki
Bea Meterai adalah dokumen dan bukan hubungan antara satu dengan yang
perbuatan hukumnya. Tanpa dokumen lain. 1 Sebagai subjek hukum tentunya
berarti tidak ada objek yang dikenakan Bea manusia mempunyai hak-hak dan
Meterai. Perlu diperhatikan dalam kewajiban-kewajiban untuk melakukan
penggunaan Bea Meterai adalah kurang tindakan hukum.
diperhatikannya masalah yuridis atau isi Negara Republik Indonesia adalah Negara
dokumen, tetapi yang lebih hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-
diutamakan/penting adalah terutangnya Undang Dasar 1945 yang memberikan hak
pajak dengan demikian dapat diartikan dan kewajiban yang sama kepada semua
walaupun dokumen/surat perjanjian warga negara untuk berperan serta dalam
menggunakan sekian banyak meterai tetapi pembangunan
kalau isinya palsu atau terlarang maka surat Nasional.4 Negara dalam menyelenggarakan
perjanjian terebut tidak mempunyai Pemerintahan mempunyai kewajiban untuk
kekuatan hukum. Jadi bukanlah berarti surat menjaga kepentingan rakyatnya, baik dalam
perjanjian palsu atau terlarang, kalau sudah bidang kesejahteraan, keamanan,
menggunakan meterai sudah jadi sah/benar. pertahanan, maupun kecerdasan
Disitulah kelihatan meterai tidak kehidupannya. Hal ini sesuai dengan tujuan
menentukan sah tidaknya suatu dokumen Negara yang dicantumkan di dalam

1 R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Sinar Eugenia Liliawati Muljono, Tanya-Jawab BEA
METERAI, (Jakarta: Harvarindo, 1999), hlm, 31.
Grafika, 2009), hlm 49.4

58
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat Tahun 1985 tentang Bea Meterai
yang berbunyi: ”Melindungi segenap bangsa (Tambahan Lembaran Negara Nomor
indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia serta untuk memajukan 5
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta:
kesejahteraan umum, mencerdaskan
Paradigma, 2008), hlm. 159.6
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan 7Ibid, hlm. 278.
ketertiban dunia yang berdasarkan Eugenia. L. Muljono, loc.cit.
kemerdekaan, 3313), yang dikenakan Bea Meterai dibatasi
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.5 pada dokumen-dokumen yang dipakai oleh
Hampir semua proyek pembangunan masyarakat dalam lalu lintas hukum.8
yang dilaksanakan oleh Pemerintah selalu Kehadiran meterai di setiap dokumen
dipublikasikan bahwa proyek yang dibangun tertentu selalu kita lihat dalam kehidupan
dibiayai dari dana pajak yang telah sehari-hari, selain itu juga penggunaan
dikumpulkan dari masyarakat. meterai yang paling dirasakan kehadirannya
Landasan yuridis pemungutan pajak adalah penggunaan meterai yang dilakukan
mengacu pada Pasal 23 huruf (a) oleh masyarakat dalam setiap transaksi yang
UndangUndang Dasar 1945 yang dilakukan melalui pembuatan surat
menyatakan bahwa: perjanjian/kontrak. Untuk memperoleh
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat kepastian hukum suatu surat perjanjian,
memaksa untuk keperluan Negara diatur harus dilakukan menurut ketentuan atau
dengan undang-undang”.6 norma-norma hukum yang berlaku dalam
Dalam rangka pembangunan nasional masyarakat. Sehingga akibat hukum dari
maka peran serta segenap masyarakat perlu surat perjanjian yang dibuat menimbulkan
ditingkatkan dalam menghimpun dana hak dan kewajiban bagi masing-masing
pembiayaan yang sumbernya sebagian pihak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
besar dari sektor perpajakan, maka salah yang terdapat pada surat perjanjian
satu cara mewujudkannya adalah dengan tersebut.
memenuhi kewajiban pembayaran Bea Perjanjian dalam KUH Perdata diatur
Meterai atas dokumendokumen tertentu dalam Pasal 1313 berbunyi:
yang digunakan.7Sesuai Undang-undang “suatu persetujuan adalah suatu
Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai perbuatan dengan mana 1 (satu) orang
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 69, atau lebih mengikatkan diri terhadap 1
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3313), (satu) orang lain atau lebih”.
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Sebagai bahan perbandingan dalam
Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Restatement Of Contract dari American Law
Indonesia Institute ditegaskan bahwa kata
Tahun 2000 Nomor 51, Tambahan Lembaran kontrak/perjanjian mengandung makna
Negara Republik Indonesia Nomor 3950), adanya perbuatan yang menciptakan
ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai dan hubungan hukum di antara para pihak, jika
perubahan tarif Bea Meterai dan besarnya perbuatan dinyatakan dalam suatu tulisan
batas pengenaan harga nominal yang
dikenakan Bea Meterai. Dokumen yang
dikenakan Bea Meterai Sesuai dengan
penjelasan Undang-undang Nomor 13

59
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

maka itulah yang merupakan bukti dari tiada lain adalah untuk keabsahan dari surat
perbuatan hukum itu.2 perjanjian itu. Masyarakat cenderung
Perjanjian sendiri erat kaitannya dengan menggunakan hal tersebut sebagai indikator
Buku III Kitab Undang-undang Hukum dalam menentukan sah atau
Perdata. Hukum perdata pada hakekatnya tidaknya suatu surat perjanjian.11
merupakan hukum yang mengatur Saat ini banyak masyarakat yang
hubungan hukum antara orang dengan berpendapat atau beranggapan bahwa
orang. Dalam Buku III KUH Perdata perihal tanpa meterai, maka perjanjian/kontrak
perikatan (Van Verbintennissen) yang yang telah dibuat akan menjadi tidak sah
dan karena yakinnya akan hal tersebut, tidak
8
sedikit masyarakat yang rela membuat ulang
Ibid, hlm. 32.
perjanjian mereka hanya karena kelupaan
memiliki sistem terbuka artinya bahwa
dalam pemberian atau pelunasan meterai
setiap orang bebas untuk mengadakan
dalam perjanjian yang dibuat. Selain itu ada
perjanjian, baik yang sudah diatur maupun
juga masyarakat yang tidak mau memenuhi
yang belum diatur dalam Undang-undang
janjinya sebagaimana yang telah dituangkan
sebagaimana pada Pasal 1338 ayat (1) KUH
dalam perjanjian yang telah dibuat dengan
Perdata. Buku III terdiri dari 18 bab dan 631
alasan perjanjian yang dibuat itu tidak sah
Pasal yang banyak mengatur mengenai
karena tidak ada meterainya. Perlu
perjanjian.
diketahui dan dipahami oleh masyarakat
Suatu perjanjian harus memenuhi syarat
bahwa ada atau tidaknya meterai dalam
sahnya perjanjian, yaitu kata sepakat,
sebuah perjanjian bukanlah suatu syarat
kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab
yang menjadi parameter untuk mengatakan
yang halal, sebagaimana ditentukan dalam
suatu perjanjian itu menjadi sah atau tidak
Pasal 1320 KUH Perdata. Dengan
sah.4
dipenuhinya empat syarat sahnya perjanjian
Bertolak dari kenyataan ini, maka penulis
tersebut, maka suatu perjanjian menjadi sah
merasa perlu melakukan penulisan hukum
dan mengikat secara hukum bagi para pihak
ini untuk dapat melakukan analisa
yang membuatnya.3Namun tentu kita tidak
sederhana serta sumbangan pemikiran
dapat menghindari suatu kejadian tertentu
berkaitan dengan “Fungsi Meterai Dalam
bisa saja terjadi di kemudian hari yang
Memberikan Kepastian Hukum Terhadap
berhubungan dengan sengketa hukum.
Surat Perjanjian” sebagai tugas akhir dalam
Sengketa hukum berkaitan dengan surat
bentuk Skripsi untuk mendapatkan gelar
perjanjian yang sudah dibuat sebagaimana
Sarjana Hukum di Universitas Sam Ratulangi
ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata namun
Manado.
tanpa menggunakan meterai. Lazimnya
dalam praktik keseharian, setiap surat
perjanjian menyertakan meterai. Alasannya

2 Taryana Soenandar, Prinsip-Prinsip Unidroit 2013-ojs.unud.ac.id. diakses 21/05/2014., hlm. 2.


Sebagai Sumber Hukum Kontrak Dan Penyelesaian 11Ibid.

Sengketa Bisnis Internasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 4 Nurhadi,<mengapa-bukti-surat-di-mukapengadilan-

2004), hlm 106. harus-bermeterai-oleh-nurhadi2612.html.> diakses


3 K. Kusdi Wartanaya, Kekuatan Yuridis Meterai
dari :
Dalam Surat Perjanjian, NA Martana- Kertha Semaya http://www.badilag.net/artikel/13812 pada
[21/05/2014], hlm. 5.

60
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Rumusan Masalah pasar dengan tangan terborgol sehingga


Berdasarkan latar belakang di atas, menjadi bahan tontonan masyarakat.
dirumuskan beberapa pokok permasalahan Kejadian ini menjadi bahan pembelajaran
yang akan menjadi dibahas dalam penulisan secara efektif kepada masyarakat yang
ini, yaitu: secara mayoritas masih buta huruf, tidak
1. Bagaimanakah fungsi meterai dalam memiliki ataupun tanpa perlu membaca
sebuah surat perjanjian? staatsblad 1817 No. 50 (Pemungutan Bea
2. Apakah meterai menentukan sahnya Meterai 1817) ataupun staatsblad 1885 No.
suatu surat perjanjian? 131 (ordonansi pemungutan Bea Meterai di
Hindia-Belanda) ataupun staatsblad 1921
Metode Penelitian No. 498 (aturan Bea Meterai 1921 /
Metode penelitian merupakan suatu zegelverordening 1921).5
unsur yang penting dan mutlak dalam suatu Dengan kejadian tersebut, masyarakat
penelitian dan perkembangan ilmu menjadi sadar bahwa surat perjanjian
pengetahuan, demikian pula dengan ataupun pernyataan harus dimeteraikan.
penulisan skripsi ini digunakan metode Masyarakatpun membuat kesimpulan
kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. sendiri (anggapan) bahwa suatu dokumen
atau surat perjanjian tanpa meterai adalah
PEMBAHASAN A. Fungsi Meterai Dalam tidak sah, sehingga menjadi suatu anggapan
Surat Perjanjian yang turun-temurun sampai hari ini
Tradisi atau kebiasaan dalam arti yang masyarakat menganggap bahwa suatu
sederhana adalah sesuatu yang telah dokumen atau surat perjanjian tanpa
dilakukan secara berulang-ulang untuk meterai adalah tidak kuat atau tidak sah.
waktu yang lama dan tetap bertahan dalam Salah satu budaya yang tumbuh di
kehidupan masyarakat. Hal yang lazimnya masyarakat adalah anggapan/persepsi
melekat dari tradisi atau kebiasaan seperti bahwa surat perjanjian adalah sah jika surat
pemahaman atau pola pemikiran yang perjanjian tersebut lunas Bea Meterai. Jika
dilanjutkan dari generasi ke generasi baik dihubungkan dengan kepatuhan pajak,
bersifat lisan maupun tertulis, sehingga maka budaya tersebut adalah baik. Tetapi
menyebabkan tradisi atau kebiasaan jika dihubungkan dengan kesadaran hukum
umumnya bisa bertahan dalam kehidupan maka budaya tersebut kurang bagus nilainya.
masyarakat sampai saat ini. Demikian halnya Sah atau tidak sahnya suatu perjanjian tidak
dengan penggunaan meterai atas surat ditentukan oleh pelunasan Bea Meterai
perjanjian yang telah dikenal di Indonesia tetapi ditentukan oleh Pasal 1320 KUH
sejak zaman penjajahan belanda. Perdata.6
Di zaman penjajahan belanda, ada Tentunya kita tidak bisa menjustifikasi
banyak demang (jabatan setingkat lurah) masyarakat zaman penjajahan karena sudah
yang dipecat oleh Pemerintah belanda seharusnya kita bisa memaklumi sikap
karena lalai menjalankan tugasnya masyarakat saat itu, mengingat di zaman
memungut Bea Meterai atas dokumen yang penjajahan untuk mengecap pendidikan
terhutang. Sebelum dipecat oleh pihak masih sangat sulit bagi masyarakat pribumi
penjajah ia (demang) diarak mengelilingi sehingga sangat wajar jika mereka salah

5 Heru Supriyanto, op.cit, hlm 182. 6 Ibid.182-183.

61
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

mengartikan suatu ketentuan atau bunyi Kepastian hukum secara normatif adalah
Undang-undang karena untuk membaca ketika suatu peraturan dibuat dan
saja mereka tidak bisa. Namun yang menjadi diundangkan secara pasti karena mengatur
suatu permasalahan adalah ketika anggapan secara jelas dan logis. Jelas dalam artian
tersebut masih bertahan pada masyarakat tidak menimbulkan keragu-raguan
sampai pada saat ini. Hal ini tentu sangat (multitafsir) dan logis dalam artian menjadi
fatal karena rata-rata masyarakat sekarang suatu sistem norma dengan norma lain
berada pada tingkat pendidikan yang relatif sehingga tidak berbenturan atau
lebih baik dibandingkan masyarakat zaman menimbulkan konflik norma. Konflik norma
penjajahan. Jika keadaan ini dipertahankan yang ditimbulkan dari ketidakpastian aturan
pasti berdampak tidak baik pada keadaan dapat berbentuk kontestasi norma, reduksi
masyarakat kedepannya. norma atau distorsi norma. 8 Salah satu
Hadirnya meterai dalam setiap transaksi fungsi perjanjian yaitu fungsi yuridis. Fungsi
yang tentunya bukan merupakan sesuatu yuridis perjanjian adalah dapat memberikan
yang asing lagi di dalam masyarakat. Namun kepastian hukum bagi para pihak.17UUBM
perlu diperhatikan bahwa ada atau tidaknya 1985 dengan tegas mengatakan Bea Meterai
meterai dalam sebuah perjanjian bukanlah adalah pengenaan pajak atas dokumen
suatu indikator yang menjadi ukuran untuk sebagaimana yang tersurat dalam Pasal (1)
mengartikan keabsahan suatu perjanjian. ayat (1).
Pemungutan Bea Meterai walaupun jumlah Bea Meterai menurut UUBM 1985 tidak
yang kecil, namun merupakan perwujudan bersifat sebagai penggantian jasa.
dari kewajiban dan peran masyarakat untuk Pemerintah mengenakan Bea Meterai atas
secara langsung dan bersama–sama turut dokumen tidak ada imbalan secara langsung
dalam pembiayaan negara dan yang diberikan oleh Pemerintah kepada
pembangunan nasional. Tanggung jawab pembayar Bea Meterai. Dalam melakukan
berada pada anggota masyarakat sendiri. suatu perbuatan, adanya suatu keadaan
Pemerintah dalam hal ini bertindak dalam atau kenyataan (peristiwa) tidak diharuskan
pembinaan, penelitian dan pengawasan seseorang membuat suatu dokumen untuk
terhadap pelaksanaannya, anggota itu. Dengan demikian dapatlah diambil
masyarakat diberi kepercayaan memenuhi kesimpulan bahwa jika tidak dibuat
kewajibannya dengan menggunakan sendiri dokumen tidak ada masalah pengenaan Bea
meterai pada dokumen-dokumen yang Meterai atau disingkat: tiada dokumen,
bersangkutan. Dengan sistem administrasi tiada Bea Meterai. Objek Bea Meterai
dapat diselenggarakan dengan sederhana bukanlah perbuatan hukumnya sendiri,
dan mudah. 7 Pemerintah tentu sangat seperti perbuatan jual beli, menerima uang,
mengharapkan dengan adanya sistem melakukan perborongan pekerjaan dan
sederhana dan mudah ini membuat sebagainya melainkan dokumen yang dibuat
masyarakat dapat melaksanakan setiap untuk membuktikan adanya perbuatan itu
aturan Bea Meterai dengan baik sehingga seperti surat perjanjian. Sebagaimana
manfaatnya dapat dirasakan bersama. diutarakan di atas bahwa Objek Bea Meterai
adalah dokumen, tetapi tidak semua

7 Lichoen Tedjosiswojo. op.cit. hlm. 207. Hukum.<http://yancearizona.net/2008/04/13/apa


8 Yance Arizona. Apa Itu Kepastian itu-kepastian-hukum>/diakses 21/05/14. 17Salim
HS, op.cit, hlm. 168-169.

62
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

dokumen dikenakan Bea Meterai. Yang Sebuah akta jual-beli di bawah tangan,
dikenakan Bea Meterai hanya dokumen yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
yang disebut dalam Undang-undang saja, Akta ini dibuat untuk membuktikan
yaitu terbatas pada dokumen yang disebut perbuatan hukum mengadakan perjanjian
dalam Pasal 2 UUBM 1985. 9 Termasuk di jual-beli. Perjanjian jual beli ini dikenakan
dalamnya adalah surat perjanjian. Bea Meterai karena dokumen tersebut
Sesuai dengan judul yang ditulis maka bersifat perdata. Surat perjanjian mengenai
dokumen yang secara spesifik dibahas oleh penghindaran pajak berganda, surat
penulis adalah surat perjanjian. Surat perjanjian mengenai kerja sama di bidang
perjanjian adalah tulisan di atas kertas yang pemberantasan penyelundupan dan surat
dibuat sebagai hasil dari persesuaian perjanjian lainnya yang dibuat antara
kemauan antara dua orang atau lebih Pemerintah Republik Indonesia dengan
dengan tujuan tertentu dan menimbulkan Pemerintah Negara lain tidak termasuk
suatu akibat hukum. Akibat hukum yang dokumen yang bersifat perdata, melainkan
dituju itu ada bermacam-macam seperti dokumen yang bersifat hukum publik tidak
untuk menimbulkan suatu perikatan, untuk dikenakan Bea Meterai karena dokumen
menimbulkan suatu hak kebendaan, untuk tersebut bukan objek Bea Meterai. Surat
menetapkan suatu bukti, untuk mendirikan perjanjian yang dibuat antara Pemerintah
suatu badan atau perserikatan, dan Republik Indonesia dengan rekanan untuk
sebagainya. Masalah akibat hukum ini tidak membangun sebuah gedung kantor secara
perlu kita bahas lebih lanjut, namun kita borongan dikenakan Bea Meterai karena
batasi pada masalah surat perjanjian yang perjanjian perborongan ini bersifat
dibuatnya.19 perdata.11
Surat perjanjian diperlukan syarat bahwa Surat-surat yang diterbitkan oleh
surat atau dokumen itu dibuat dengan Pemerintah seperti akta kelahiran, surat
tujuan untuk dipakai sebagai alat bukti. Jika nikah, talak dan rujuk, surat izin mengemudi
surat dibuat tidak untuk tujuan itu sekalipun kendaraan bermotor, surat tanda nomor
mempunyai daya bukti, maka tidak langsung kendaraan bermotor, paspor, surat izin
harus dikenakan Bea Meterai. Yang perlu usaha perdagangan, surat izin mendirikan
dibuktikan ialah perbuatan, kenyataan atau bangunan, berbagai macam surat izin
keadaan yang bersifat perdata. Dengan lainnya dari Pemerintah , tidak dikenakan
perkataan lain dokumen itu adalah Bea Meterai, sebab surat-surat yang
dokumen perdata. Apabila ada sengketa diterbitkan oleh Pemerintah demikian itu
berhubung dengan dokumen itu, maka adalah bersifat hukum publik dan karena itu
perkara diselesaikan di muka hakim bukan objek Bea Meterai (tidak disebut
perdata. 10 Namun menghadapi era dalam Pasal 2 UUBM 1985). Dokumen yang
globalisasi saat ini tentunya masyarakat berasal dari Pemerintah tidak dikenakan Bea
pada umumnya membuat surat perjanjian Meterai karena menjadi tugas dari
atau dokumen secara tertulis adalah dengan Pemerintah untuk memberikan pelayanan
tujuan untuk keperluan pembuktian untuk yang sebaikbaiknya kepada masyarakat.
mencegah terjadinya sengketa di kemudian Adalah pada tempatnya jika atas dokumen
hari yang bisa merugikan kedua belah pihak.

9Lichoen Tedjosiswojo. op. cit, hlm. 9. 19Ibid,hlm. 10 Ibid, hlm. 11.


10. 11 Ibid,hlm. 11-12.

63
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

tersebut masyarakat tidak dibebani Bea Perjanjian yang tidak dibuat dokumen
Meterai.12 (tanpa surat perjanjian), tidak ada
Surat keputusan hakim bukanlah suatu permasalahan mengenai Bea Meterai,
surat yang mempunyai sifat hukum perdata, karena yang dikenakan Bea Meterai adalah
karena itu tidak dikenakan Bea Meterai. Juga dokumen. Tanpa dokumen berarti tidak ada
tidak dikenakan Bea Meterai untuk salinan objek yang dikenakan Bea Meterai. Misalnya
atau petikan keputusan hakim tersebut, baik jual-beli barang dengan lisan, perjanjian
yang mengenai perkara perdata maupun untuk makan bersama melalui telepon, dan
mengenai perkara pidana. Beberapa contoh sebagainya. 15 Surat perjanjian karena
surat perjanjian yang bersifat perdata panjang ditulis dalam beberapa helai kertas
adalah sebagai berikut: Surat perjanjian jual- (misal 5 helai) masing-masing helai tidak
beli, surat perjanjian sewa-menyewa, surat dikenakan Bea Meterai sendirisendiri,
perjanjian tukar-menukar surat perjanjian melainkan cukup satu Bea Meterai untuk
pinjammeminjam, surat perjanjian seluruhnya. Surat perjanjian yang
hutangpiutang/kredit, surat perjanjian menggunakan 5 helai kertas tersebut adalah
perborongan pekerjaan, surat perjanjian satu dokumen, karena itu hanya dikenakan
pertanggungan (polis asuransi), dan satu Bea Meterai. Satu dokumen yang berisi
sebagainya. Yang dikenakan Bea Meterai dua perjanjian, misalnya A menjual rumah
bukanlah perbuatan hukumnya, seperti miliknya yang ditempati kepada B,
perjanjian jual beli, perjanjian sewa kemudian B menyewakan rumah yang
menyewa dan sebagainya, melainkan dibelinya itu kepada A. Di sini terdapat dua
dokumen yang dibuat untuk membuktikan perjanjian, yaitu perjanjian jual beli dan
telah terjadi perbuatan itu, seperti akta jual- perjanjian sewa-menyewa yang keduanya
beli, akta sewa menyewa, surat perjanjian ditulis sekaligus dalam satu surat perjanjian.
pinjam-meminjam dan Bea Meterai yang terhutang hanya satu
sebagainya.13 karena dokumen yang dibuat adalah satu.
Surat perjanjian yang dikenakan Bea Tetapi jika dua perjanjian tersebut dibuat
Meterai menurut UUBM 1985 adalah surat terpisah, masing-masing dibuat surat
perjanjian yang dibuat dengan tujuan untuk perjanjian, maka masingmasing surat
digunakan sebagai alat pembuktian perjanjian dikenakan Bea Meterai. 16 Dari
mengenai perbuatan, kenyataan atau setiap penjelasan di atas dapatlah dipahami
keadaan yang bersifat perdata. Jadi yang bahwa fungsi meterai terhadap surat
dikenakan Bea Meterai bukan perjanjiannya, perjanjian yaitu sebagai pajak atas dokumen
melainkan dokumen yang dibuat untuk karena objek dari Bea Meterai adalah
membuktikan telah terjadi perbuatan, dokumen dalam hal ini adalah surat
kenyataan, atau keadaan bersifat perdata, perjanjian yang bersifat perdata.
sehingga surat perjanjian yang memuat
perbuatan melanggar hukum sekalipun B. Meterai Dan Sah Tidaknya Surat
dikenakan Bea Meterai.14 Perjanjian
Definisi surat perjanjian secara umum
adalah suatu bentuk alat bukti tertulis yang

12 Ibid. 15 Ibid,hlm. 41.


13 Ibid, hlm 12-13. 16 Ibid.,hlm. 43-44.
14 Ibid,hlm. 40.

64
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

dibuat oleh para pihak yang mengadakan hari. 17 Salah satu bentuk dokumen yang
perjanjian dengan maksud mengantisipasi banyak dibuat oleh masyarakat adalah surat
terjadinya sengketa di kemudian hari. perjanjian.
Hampir setiap saat ketika kita melihat Perjanjian sebagai figur hukum harus
sebuah surat perjanjian di Indonesia kita mengandung kepastian hukum. Kepastian
selalu melihat ada meterai di dalamnya. ini terungkap dari kekuatan mengikatnya
Namun apakah kita mengetahui tujuan perjanjian, yaitu sebagai Undang-undang
meterai tersebut digunakan dalam surat bagi yang membuatnya.18Salah satu elemen
perjanjian? dasar yang memisahkan antara penting dalam sebuah perjanjian adalah isi
meterai dan surat perjanjian terletak pada dari perjanjian tersebut. Isi perjanjian pada
lapangan hukum yang mengaturnya. dasarnya adalah ketentuan-ketentuan dan
Meterai sendiri berada pada lapangan syarat-syarat yang telah diperjanjikan oleh
hukum publik sedangkan surat perjanjian pihak-pihak. Ketentuan-ketentuan dan
berada dalam lapangan hukum privat. syarat-syarat ini berisi hak dan kewajiban
Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata maka yang harus yang harus dipenuhi para pihak.
ada empat syarat sahnya suatu perjanjian Menurut Pasal 1339 KUH Perdata, yang
sebagaimana yang telah diuraikan diatas dimaksud dengan isi perjanjian adalah apa
yaitu: adanya kata sepakat, yang dinyatakan secara tegas oleh kedua
kecakapan/kemampuan melakukan belah pihak mengenai hak dan kewajiban
perbuatan hukum, hal tertentu dan suatu mereka di dalam perjanjian tersebut baik
sebab yang halal. Jelas bahwa acuan atau secara tertulis maupun tidak tertulis. 19
patokan untuk menilai sah tidaknya suatu Tentunya disesuaikan dengan prosedur
surat perjanjian adalah KUH Perdata dan hukum yang berlaku dalam hal ini Pasal 1320
bukan Undang-undang Bea Meterai. KUH Perdata. Namun yang bertolak
Pemungutan Bea Meterai dikenakan belakang dengan penjelasan di atas yaitu
terhadap objek Bea Meterai. Objek Bea dalam hal penggunaan Bea Meterai adalah
Meterai adalah dokumen sebagaimana telah kurang diperhatikannya masalah yuridis
disebutkan dalam UUBM 1985. Tidak ada atau isi dokumen, tetapi yang lebih
aturan yang mewajibkan seseorang untuk diutamakan/penting adalah terutangnya
membuat dokumen atas suatu keadaan, pajak.30
perbuatan, atau peristiwa, maka seseorang Dari penjelasan di atas dapat diartikan
dapat menghindari pajak dengan cara tidak walaupun dokumen/surat perjanjian
membuat dokumen. Tentunya hal tersebut menggunakan sekian banyak meterai tetapi
tidak bertentangan dengan hukum. Akan kalau isinya palsu atau tidak benar pasti
tetapi agar supaya suatu keadaan, tidak punya nilai pembuktian. Jadi bukanlah
perbuatan, atau peristiwa itu dapat berarti surat perjanjian yang tidak benar
dibuktikan, maka orang-orang atau atau terlarang, kalau sudah menggunakan
masyarakat cenderung membuat dokumen meterai sudah jadi sah/benar. Disitulah
sebagai alat pembuktian agar dapat kelihatan meterai tidak menentukan sah
terhindar dari perselisihan di kemudian tidaknya suatu dokumen atau surat

17 Billy Ivan Tansuria, Bea Meterai Pajak Atas 19Titik Triwulan op.cit., hlm. 256-257. 30Mardiasmo,
Dokumen Di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Perpajakan Edisi Revisi 2011, (Yogyakarta: Andi,
2013), hlm. 15. 2011), hlm. 309.
18 Salim HS. op.cit., hlm. 159.

65
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

perjanjian, yang menentukannya adalah isi “Dengan nama Bea Meterai dikenakan
perjanjian tersebut apakah memenuhi pajak atas dokumen yang disebut dalam
ketentuan Pasal 1320 KUH Undang-Undang ini”
Perdata atau tidak. Berdasarkan definisi tersebut kita tidak
Apakah meterai itu? apabila pertanyaan menjumpai adanya kaitan antara Bea
ini kita tanyakan kepada masyarakat, maka Meterai dengan sah tidaknya suatu surat
pada umumnya kita mendapatkan jawaban perjanjian atau dokumen, melainkan
yang hampir seragam. Masyarakat awam dengan jelas disebutkan bahwa Bea Meterai
pada umumnya memiliki pengertian bahwa hanyalah pajak atas dokumen. Pengertian
Bea Meterai merupakan tanda sah-tidaknya pajak berdasarkan Pasal (1) angka (1)
suatu surat perjanjian atau dokumen. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
Dengan kata lain, sah tidaknya suatu surat tentang Ketentuan dan Tata Cara
perjanjian atau dokumen ditentukan dengan Perpajakan adalah:
ada tidaknya meterai diatasnya. Disisi lain, “Kontribusi wajib kepada negara yang
ada juga masyarakat yang berpikiran bahwa terutang oleh orang pribadi atau badan
lebih banyak harga meterai yang yang bersifat memaksa berdasarkan
ditempelkan dalam sebuah surat atau Undang-Undang, dengan tidak
dokumen yang membuatnya menjadi “lebih mendapatkan imbalan secara langsung
sah”. Sebagaimana yang dikatakan oleh dan digunakan untuk keperluan negara
siahaan “seringkali dijumpai hal-hal yang bagi sebesar-besarnya kemakmuran
berkaitan dengan pemenuhan Bea Meterai rakyat”.21
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang Pengertian subjek pajak secara umum
diatur dalam peraturan tentang Bea Meterai adalah pihak baik orang pribadi atau badan
yang berlaku di Indonesia’’. Contoh kasus hukum yang memenuhi syarat subjek
seperti itu dikemukakan sebuah dokumen berdasarkan Undang-undang perpajakan
oleh Widyaningsih (2006), dimana pada untuk dapat dikenakan pajak. Menurut
lampiran tesisnya memperlihatkan sebuah Soemitro, untuk pajak tidak langsung seperti
dokumen berbentuk surat perjanjian yang Bea Meterai, syarat yang harus dipenuhi
ditempel dengan dua Meterai tempel cukup dengan berada di wilayah Indonesia
masing-masing dengan nilai nominal Rp. sehingga seorang turis asing yang berada di
6000,-. Pada surat perjanjian tersebut dua Indonesia (meskipun sehari saja) sudah
pihak yang terlibat dalam pembuatan tergolong subjek Bea Meterai. Subjek bea
dokumen membubuhkan tanda tangannya Meterai baru menjadi Wajib Bea Meterai
di atas setiap Meterai Tempel. Hal–hal yang apabila memenuhi syarat objek yaitu
telah disebutkan di atas dengan jelas menerima atau mendapat manfaat dari
menggambarkan suatu fakta yang ada dokumen yang dikenakan Bea Meterai
dalam masyarakat tentang betapa sebagaimana disebutkan dalam UUBM
minimnya pemahaman mereka tentang Bea 1985.22
Meterai.20 Subjek Bea Meterai yang disebutkan
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor dalam UUBM 1985 sebagai berikut:
13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai 1. Pemegang dokumen
menyatakan:

20 Billy Ivan Tansuria. op. cit., hlm. 7. 22 Ibid,hlm. 35.


21 Ibid,hlm. 9.

66
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Sesuai dengan memori penjelasan Pasal Bea Meterai terhutang oleh pihak atau
2 ayat (1) huruf a yang menjelaskan pihak-pihak yang ditentukan dalam
bahwa pihak–pihak yang memegang dokumen tersebut.23
surat perjanjian atau surat-surat lainnya Bea Meterai merupakan salah satu jenis
tersebut, dibebani kewajiban untuk pajak Negara yang pemungutan dan
membayar Bea Meterai atas surat pengelolaannya dilaksanakan oleh
perjanjian atau surat-surat lainnya Direktorat Jenderal Pajak. Penerimaan pajak
tersebut, dibebani kewajiban untuk dari Bea Meterai masuk dalam Anggaran
membayar Bea Meterai atas surat Pendapatan dan Belanja Negara
perjanjian atau surat–surat yang sebagaimana halnya pajak Negara lainnya.
dipegangnya. Bea Meterai dikenakan terhadap pihak
2. Pihak yang mendapat manfaat Sesuai (orang pribadi dan badan) yang menerima
dengan Pasal 6 yang telah menentukan atau mendapat manfaat dari dokumen.
bahwa Bea Meterai terhutang oleh Semakin banyak penggunaan dokumen oleh
pihak yang mendapat manfaat dari masyarakat dalam lalu lintas hukum, maka
dokumen, kecuali pihak atau pihak- bisa terjadi penerimaan Negara yang
pihak yang bersangkutan menentukan bersumber dari sektor pajak atas dokumen
lain. juga meningkat.24
3. Penerima dokumen Sebenarnya Undang-undang Bea
Sesuai dengan memori penjelasan Pasal Meterai itu sendiri sudah dari awalnya
6, maka dalam hal dokumen dibuat menyatakan dengan tegas bahwa
sepihak, misalnya kuitansi, Bea Meterai pemungutan Bea Meterai hanya sebatas
terhutang oleh penerima kuitansi. pembayaran pajak. Hanya saja
Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 (dua) kenyataannya banyak orang yang tidak
pihak atau lebih, misalnya surat memahami Undang-undang sebagaimana
perjanjian dibawah tangan, maka mestinya, sehingga pemikiran bahwa Bea
masing-masing pihak terhutang Bea Meterai merupakan tanda sahnya suatu
Meterai atas dokumen yang diterimanya. surat atau dokumen telah melekat begitu
Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta kuat. Pemahaman ini ditegaskan oleh
Notaris, maka Bea Meterai yang Soemitro yaitu:
terhutang baik atas asli sahih yang ”Bahwa kekuatan bukti suatu dokumen
disimpan oleh Notaris maupun tidak bergantung pada pelunasan Bea
salinannya yang diperuntukkan oleh Meterainya oleh karena kekuatan bukti
pihak – pihak yang mendapat manfaat dokumen berada Hukum Perdata
dari dokumen tersebut yang dalam sedangkan Bea Meterai ada di bidang
contoh ini adalah pihak-pihak yang Hukum Perpajakan yang merupakan
mengadakan perjanjian. bagian dari Hukum Publik permasalahan
4. Ditentukan lain tidak dilunasinya Bea Meterai
Sesuai dengan memori penjelasan Pasal sebagaimana mestinya atas sebuah
6, maka jika pihak atau pihak-pihak yang dokumen hanya memberikan akibat yaitu
bersangkutan menentukan lain, maka para pejabat dilarang memperhatikan,

23 Heru Supriyanto. op.cit, hlm. 196. 24 Billy Ivan Tansuria. Loc. cit.

67
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

mempertimbangkan, melekatkan pada 1. Bea Meterai merupakan pajak atas


akta putusannya, menyebut, mengutip, dokumen dan bukan sebagai tanda sah
menyalin, atau memberi catatan di atas tidaknya suatu dokumen.
dokumen 2. Satu dokumen hanya terutang satu Bea
tersebut”.25 Meterai, apakah Rp. 3000,- atau Rp.
Dengan demikian kini kita telah 6000,-.
memahami bahwa Bea Meterai hanyalah 3. Salinan/rangkap/fotokopi dari suatu
sebuah pajak atas dokumen dan tidak ada dokumen yang bertandatangan asli dari
kaitannya dengan sah tidaknya suatu pihak yang membuat, juga turut
dokumen.37Menurut penulis kebiasaan yang dikenakan Bea Meterai yang sama
berawal dari persepsi yang keliru mengenai dengan dokumen aslinya.27
fungsi meterai yang sebenarnya seperti yang Mengingat dokumen yang menjadi objek
telah dijelaskan di atas harus segera dirubah Bea Meterai dalam Pasal 2 ayat (1) terdapat
untuk memutuskan mata rantai kesadaran tujuh jenis dokumen yang menjadi uraian
hukum yang salah dari masyarakat agar penulis khususnya pada surat perjanjian
kedepannya masyarakat bisa menempatkan sebagaimana Pasal 2 ayat (1) huruf a
hal-hal yang sesuai dengan aturan hukum Dikenakan Bea Meterai atas dokumen yang
yang berlaku. berbentuk:
Sampai hari ini, UUBM 1985 belum a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya
pernah dilakukan perubahan walaupun (surat kuasa, surat hibah, surat
sudah diberlakukan sejak 1 Januari 1986. pernyataan) yang dibuat dengan tujuan
sedangkan jenis ataupun macam dokumen untuk digunakan sebagai alat
telah terjadi banyak perubahan dan pembuktian mengenai perbuatan,
perkembangan. Untuk mengantisipasi kenyataan atau keadaan yang bersifat
perubahan dan perkembangan dokumen, perdata;
dan pertanyaan tentang kena atau tidak Alat bukti tulisan atau surat merupakan
kena Bea Meterai atas dokumen yang belum alat bukti yang paling utama dalam perkara
disebutkan dalam Undang-undang Bea perdata sehingga ditempatkan pada urutan
Meterai, maka sejak awal masyarakat pertama dan paling atas. Dalam lapangan
seharusnya menyadari bahwa objek Bea hukum perdata orang-orang yang
Meterai bersifat open list. Artinya melakukan perbuatan-perbuatan hukum
masyarakat dipersilahkan menentukan perdata umumnya sengaja membuat bukti
sendiri dokumen yang dimilikinya, apakah tulisan untuk keperluan pembuktian di
tergolong dalam bentuk dokumen yang kemudian hari. 28 Dalam perkara perdata
menjadi objek pajak atau tidak kena pajak pembuktian menjadi sangat penting ketika
sesuai Pasal 2 dan Pasal 4 UUBM 1985.26 terjadinya sengketa antara para pihak
Ada tiga prinsip atau dasar umum dalam berkaitan dengan adanya pihak yang merasa
pengenaan Bea Meterai yang perlu kita dirugikan hak perdatanya dengan cara
perhatikan sebagaimana yang dikemukakan mengajukan gugatan ke pengadilan untuk
oleh Poerwodiharjo: mendapatkan kepastian hukum dan

25 Billy Ivan Tansuria. Ibid., hlm. 8. 27Billy Ivan Tansuria. op. cit, hlm. 14.
37Ibid. 28 Riduan Syahrani, Materi Dasar Hukum Acara
26 Heru Supriyanto. op.cit, hlm. 187. Perdata, (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2009), hlm. 90.

68
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

penyelesaian sebagaimana seharusnya. keadaan yang bersifat perdata. Jika


Karena pengadilan adalah suatu benteng dokumen perjanjian atau kontrak yang tidak
terakhir setiap subjek hukum untuk dibubuhi dengan meterai ternyata akan
mendapatkan keadilan sebagaimana yang dipergunakan sebagai alat bukti, maka
kita harapkan bersama. Undang-undang Bea Meterai mengatur
Namun dengan tiadanya meterai dalam bahwa dokumen yang Bea Meterainya tidak
suatu alat bukti tertulis misalnya surat atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya
perjanjian itu tidak berarti perbuatan dikenakan denda administrasi sebesar 200%
hukumnya (perjanjiannya tidak sah), (dua ratus persen) dari Bea Meterai yang
melainkan hanya tidak memenuhi tidak atau kurang dibayar. Cara
persyaratan sebagai alat pembuktian, pembayarannya adalah pemegang dokumen
sedangkan perbuatan hukumnya tetap sah harus melunasi Bea Meterai yang terhutang
karena sah tidaknya suatu perjanjian bukan berikut dendanya dengan cara pemeteraian
ditentukan oleh meterai, tetapi ditentukan kemudian yang dapat
oleh Pasal 1320 KUH Perdata. Hal ini dapat dilakukan melalui Pejabat Kantor Pos.42
dilihat dari ketentuan Undang-undang Pemeteraian kemudian wajib dilakukan
Nomor 13 Tahun 1985 mengenai Bea oleh pemegang dokumen dengan
Meterai bahwa sesuatu surat yang dari mengunakan meterai tempel tempel atau
semula tidak diberi meterai dan akan SSP (Surat Setoran Pajak). Pemeteraian
digunakan sebagai alat bukti di pengadilan kemudian dengan mengunakan meterai
maka dapat dilakukan permeteraian tempel atau SSP harus disahkan oleh Pejabat
belakangan/kemudian.29 Pos. Lembar kesatu dan ketiga SSP yang
Permeteraian kemudian adalah suatu digunakan untuk pemeteraian kemudian
cara pelunasan Bea Meterai yang dilakukan harus dilampiri dengan daftar dokumen
oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang yang dimeteraikan kemudian dan daftar
dokumen yang Bea Meterainya belum dokumen tersebut merupakan lampiran dari
dilunasi sebagaimana mestinya. Jika suatu lembar kesatu dan lembar ketiga SSP yang
surat perjanjian yang dari semula tidak tak terpisahkan. Pengesahan atas
diberi meterai dan akan dipergunakan pemeteraian kemudian dapat dilakukan
sebagai alat bukti di pengadilan maka setelah pemegang dokumen membayar
permeteraian dapat dilakukan kemudian denda. Besarnya Bea Meterai yang harus
(nazegellen). Perlu ditegaskan kembali, dilunasi dengan cara pemeteraian kemudian
bahwa tidak dilunasinya Bea Meterai dalam adalah:30
surat perjanjian akan berdampak terhadap a. Dokumen yang semula tidak terhutang
kekuatannya sebagai alat bukti. Bea Meterai, namun akan digunakan
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebagai alat pembuktian dimuka
sebelumnya, Bea Meterai adalah pajak atas pengadilan adalah sebesar Bea Meterai
dokumen, termasuk di dalamnya surat yang terhutang sesuai dengan peraturan
perjanjian yang dibuat dengan tujuan untuk yang berlaku pada saat pemeteraian
digunakan sebagai alat pembuktian kemudian dilakukan.
mengenai perbuatan, kenyataan atau

29Teguh Samudera, Hukum Pembuktian Dalam 30 Heru Supriyanto. op. cit., hlm. 230.
Acara Perdata, (Bandung: Alumni, 2004), hlm. 39. 44Ibid.

42Nurhadi. op.cit., hlm. 6.

69
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

b. Dokumen yang Bea Meterainya tidak wajib membayar denda administrasi


atau kurang dilunasi sebagaimana sebesar 200% (dua ratus persen) dari
mestinya adalah sebesar Bea Meterai Bea Meterai yang tidak atau kurang
yang terhutang. dilunasi dengan mengunakan surat
c. Dokumen yang dibuat diluar negeri yang setoran pajak dengan kode jenis
akan digunakan di Indonesia adalah MAP 0174.
sebesar Bea Meterai yang terhutang d. Dokumen telah dimeteraikan
sesuai dengan peraturan yang berlaku kemudian dan SSP dicap “ Telah
pada saat pemeteraian kemudian dimeteraikan kemudian sesuai
dilakukan. Undang-undang Nomor 13 Tahun
Membayar denda sebesar 200% (dua 1985 sebagaimana diatur lebih lanjut
ratus persen) bagi pemegang dokumen yang dengan Keputusan Menteri
Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi Keuangan Nomor 476/
sebagaimana mestinya. Membayar denda KMK.03/2002” oleh Pejabat Pos
sebesar 200% (dua ratus persen) bagi disertai dengan tanda tangan, nama
pemegang dokumen yang dibuat diluar terang dan nomor pegawai Pos yang
negeri yang akan digunakan di Indonesia, bersangkutan.
baru dilakukan setelah dokumen digunakan. 2. Tata cara Pemeteraian kemudian
Denda 200% (dua ratus persen) tersebut dengan mengunakan Surat Setoran
dilunasi dengan mengunakan Pajak.
SSP.44 a. Membuat daftar dokumen yang
Kemudian berdasarkan keputusan akan dimeteraikan kemudian.
Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara b. Membayar biaya meterai yang
Pemeteraian Kemudian menetapkan terhutang berdasarkan daftar
bahwa: tersebut dengan mengunakan SSP.
1. Tata cara pemeteraian kemudian adalah c. Pemegang dokumen yang Bea
dengan menggunakan meterai tempel Meterainya tidak atau kurang
adalah sebagai berikut: dilunasi sebagaimana mestinya
a. Pemegang dokumen membawa wajib membayar denda dengan
dokumen yang akan dilunasi dengan administrasi sebesar 200% (dua
cara pemeteraian kemudian kepada ratus persen) dari Bea Meterai yang
Pejabat Pos pada Kantor Pos tidak atau kurang dilunasi dengan
terdekat. mengunakan SSP terpisah dengan
b. Pemegang dokumen melunasi Bea SSP yang digunakan untuk
Meterai yang terhutang atas memeteraikan kemudian. Cara
dokumen yang dimeteraikan pengisian SSP adalah sebagai
kemudian tersebut dengan cara berikut: SSP yang digunakan untuk
menempelkan meterai tempel pada melunasi pemeteraian kemudian
dokumen yang akan dimeteraikan diisi dengan kode jenis pajak (MAP)
kemudian. 0171. SSP yang digunakan untuk
c. Pemegang dokumen yang Bea membayar denda administrasi diisi
Meterainya tidak atau kurang kemudian sesuai Undang-undang
dilunasi sebagaimana mestinya nomor 13 tahun 1985 sebagaimana

70
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

diatur lebih lanjut dengan Keputusan d. memberikan keterangan atau catatan


Menteri Keuangan dengan kode pada dokumen yang tidak atau kurang
jenis (MAP) 0174. dibayar sesuai dengan tarif Bea
d. Daftar dokumen yang dimeteraikan Meterainya.
kemudian dan SSP yang telah 2) Pelanggaran terhadap
digunakan untuk membayar ketentuanketentuan sebagaimana
pemeteraian kemudian dicap dimaksud dalam ayat (1) dikenakan
“Nomor 479/ KMK.03/2002” oleh sanksi administratif sesuai dengan
Pejabat Pos disertai dengan tanda peraturan perundang-undangan yang
tangan, nama terang dan nomor berlaku.
pegawai Pejabat Pos yang
bersangkutan.31 Pejabat dalam pasal 11 merupakan
Sesuai dengan penjelasan diatas maka pejabat “kepanjangan tangan” Direktorat
pelunasan Bea Meterai sangat bergantung Jenderal Pajak untuk ikut serta mengawasi
kepada masyarakat karena dalam hal ini law enforcement ketentuan dalam UUBM
masyarakat diberikan tanggung jawab untuk 1985. Kehadiran pejabat secara eksplisit
melunasi sendiri kewajibannya dalam dalam UUBM 1985 tersebut diperlukan
membayar Bea Meterai. Atas kepercayaan mengingat Bea Meterai tidak memiliki
tersebut diperlukan kejujuran dan ketaatan nomor identitas baik objek ataupun subjek
dari setiap anggota masyarakat. Namun pajak. Oleh karena itu, para pejabat tersebut
perlu diketahui Pemerintah dalam hal ini perlu mengetahui secara lengkap UUBM
bukannya membiarkan begitu saja, 1985.33
pengawasan tentunya tetap dilakukan hal ini Pasal 12 UUBM 1985 menentukan bahwa
secara jelas tercantum dalam Pasal 11 kewajiban pemenuhan Bea Meterai dan
UUBM 1985 yaitu sebagai berikut:32 denda administrasi yang terhutang menurut
1) Pejabat Pemerintah, Hakim, Panitera, Undang-undang ini daluarsa setelah lampau
Juru Sita, Notaris Dan Pejabat Umum waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal
lainnya, masing-masing dalam tugas dokumen dibuat. Dijelaskan lebih lanjut
atau jabatannya tidak dibenarkan : bahwa ditinjau dari segi kepastian hukum
a. menerima, mempertimbangkan atau daluarsa 5 tahun dihitung sejak tanggal
menyimpan dokumen yang Bea dokumen dibuat dan berlaku untuk seluruh
Meterainya tidak atau kurang dokumen termasuk kuitansi.48
dibayar; Dari ketentuan-ketentuan sebagaimana
b. melekatkan dokumen yang Bea yang tercantum di atas dapatlah diartikan
Meterainya tidak atau kurang dibayar bahwa dokumen atau surat perjanjian
sesuai dengan tarifnya pada dokumen sebelumnya tidak lunas Bea Meterai
lain yang berkaitan; berakibat pada dokumen atau surat
c. membuat salinan, tembusan, perjanjian tersebut dianggap tidak
rangkapan atau petikan dari dokumen bermeterai dan sesuai dengan ketentuan
yang Bea Meterainya tidak atau Undang-undang maka pelunasan Bea
kurang dibayar; Meterai dapat dilakukan dengan

31 Ibid., hlm. 231. 33 Ibid,hlm. 234.


48Ibid.
32 Eugenia Liliawati Muljono. op.cit, hlm 27.

71
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

permeteraian kemudian. Jadi, lunas tidak namun oleh Pasal 1320 KUH Perdata.
lunasnya Bea Meterai tidak berdampak pada Artinya meterai bukanlah patokan yang
perjanjian harus dibatalkan atau sah tidak menentukan keabsahan sebuah surat
sahnya suatu surat perjanjian. Surat perjanjian. Jika isi perjanjiannya
perjanjiannya jika telah dibuat berdasarkan terlarang atau tidak benar, maka
Pasal 1320 KUH Perdata adalah sah secara walaupun menggunakan ribuan meterai
hukum tidak bergantung pada ada tidaknya sama sekali tidak mempunyai kekuatan
Meterai. Pengaruh yang diberikan jika yuridis.
dokumen atau surat perjanjian tidak
bermeterai hanya pada dokumen atau surat Saran
perjanjian tersebut tidak bisa dilayani oleh 1. Sebaiknya sebagai masyarakat yang taat
pejabat-pejabat umum dalam lalu lintas hukum milikilah pengetahuan yang
hukum sebagaimana Pasal 11 UUBM 1985 benar mengenai fungsi meterai dalam
karena dokumen atau surat perjanjian sebuah surat perjanjian agar supaya
tersebut dianggap tidak memenuhi kedepannya tidak merasa
prosedur hukum dalam hal ini yang berlaku kepentingannya dirugikan untuk suatu
UUBM 1985 dengan Peraturan masalah yang sebenarnya sangat
Pelaksananya PP 24 Tahun 2000. sederhana.
2. Persepsi dan kebiasaan yang keliru dari
PENUTUP Kesimpulan masyarakat selama ini mengenai
1. Fungsi meterai dalam sebuah surat penggunaan meterai untuk syarat
perjanjian adalah sebagai pajak atas sahnya suatu surat perjanjian perlu
dokumen secara pasti telah ditegaskan dirubah karena hal tersebut dapat
dalam UUBM 1985. Artinya dengan tidak berdampak kurang baik terhadap
adanya dokumen dalam hal ini surat kesadaran hukum masyarakat
perjanjian maka tidak perlu ada meterai. kedepannya. Peran serta Pemerintah
Objek dari meterai adalah dokumen dan maupun semua pihak yang memiliki
bukan perbuatan hukumnya. Surat pengetahuan hukum sangat diperlukan
perjanjian sebelumnya tidak dalam mengatasi hal ini untuk
menggunakan Bea Meterai berakibat mencegah kekeliruan yang sama pada
pada surat perjanjian tersebut dianggap generasi berikutnya.
tidak bermeterai dan sesuai dengan
ketentuan UUBM 1985 wajib pajak
diberi kesempatan untuk melakukan
permeteraian kemudian. Pengaruh yang
diberikan jika surat perjanjian tidak DAFTAR PUSTAKA A. Buku
bermeterai yaitu tidak dapat dilayani Apeldoorn Van L.J, Pengantar Ilmu Hukum,
oleh pejabat-pejabat umum dalam lalu Jakarta, Pradnya. Paramita, 2008.
lintas hukum karena dianggap tidak HS. Salim, Pengantar Hukum Perdata tertulis
memenuhi prosedur hukum (BW), Jakarta, Sinar Grafika, 2001.
sebagaimana tersurat dalam UUBM Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta,
1985. Paradigma, 2008.
2. Sah tidaknya suatu surat perjanjian tidak
ditentukan oleh ada tidaknya meterai

72
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Mardiasmo, Perpajakan edisi revisi 2011, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Yogyakarta, Andi, 2011. Nomor 24 Tahun 2000 Tentang
Marbun B.N, Membuat Perjanjian Yang Perubahan Tarif Bea Meterai Dan
Aman Dan Sesuai Dengan Hukum, Besarnya Batas Pengenaan Harga
Jakarta, Puspa Swara. 2009. Nominal Yang Dikenakan Bea Meterai.
Miru Ahmadi, Hukum Kontrak dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Perancangan Kontrak. Jakarta. PT. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 476/
Rajawali Pers, 2011. Muljono Liliawati KMK.03/2002 tentang Pelunasan Bea
Eugenia, Tanya-Jawab Bea Meterai. Jakarta. Meterai Dengan Cara Permeteraian
Harvarindo, 1999. Kemudian
SamuderSa Teguh, Hukum Pembuktian
Dalam Acara Perdata, Bandung. Alumni, C. Sumber-Sumber lain
2004
Soemitro Rochmat, Pajak Ditinjau Dari Segi
Hukum, Bandung. Eresco, 1991. Surat perjanjian Surat perjanjian Surat pe
Soenandar Taryana, Prinsip-Prinsip Unidroit utang piutang jual beli tanah kerjasa
Sebagai Sumber Hukum Kontrak dan
Surat perjanjian Balik nama Contoh
Penyelesaian Sengketa Bisnis
sewa mobil sertifikat rumah kuas
Internasional. Jakarta. Sinar Grafika,
2006.
Soeroso. R, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta.
Sinar Grafika, 2009.
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta.
Intermasa, 1998.
Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian
Hukum, Jakarta. Rajawali Pers, 2013.
Supriyanto Heru, Cara Menghitung PBB,
BPHTB DAN BEA METERAI Edisi Kedua,
Jakarta Barat. PT Indeks, 2010.
Syahrani Riduan, Materi Dasar Hukum Acara
Perdata, Jakarta. Citra Aditya Bakti, 2009.
Tansuria Ivan Billy, Bea Meterai Pajak Atas
Dokumen Di Indonesia, Yogyakarta.
Graha Ilmu, 2013.
Tedjosiswojo Lichoen, Bea Meterai
Berdasarkan UU No 13 TH. 1985,
Bandung. Alumni, 1988.
Tutik Triwulan Titik, Pengantar Hukum
Perdata di Indonesia, Jakarta. Prestasi
Pustaka, 2006.

B. Instrumen Hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai.

73

Anda mungkin juga menyukai