TINJAUAN TEORI
A. Fraktur Colles
1. Anatomi
Berikut adalah susunan anatomi bagian radius dan ulna menurut Zuhri
(2012):
a. Osteologi (tulang)
1) Tulang radius
2) Tulang ulna
b. Arthrologi (persendian)
Fraktur colles adalah fraktur yang terjadi pada distal radius di lengan
Fraktur colles adalah fraktur pada distal radius biasanya terjadi 3-4 cm
dari permukaan sendi (Hoppenfeld & Murty, 2011). Fraktur colles adalah
fraktur yang terjadi pada tulang radius bagian distal yang berjarak 1 inch
usia tua selain fraktur pada daerah panggul. Di Swedia angka kejadian pada
laki-laki dari tingkat kejadian pada pasien fraktur colles adalah 3:1. Insiden
perempuan. Kejadian pada pasien fraktur colles dibawah usia 50 tahun (usia
kelamin. Pada pasien wanita insiden meningkat tajam dari usia di atas 50
tahun dan hampir dua kali lipat dengan setiap interval usia 10 tahun sampai
usia 70 tahun dan mencapai puncaknya setelah usia 90 tahun untuk 144 per
fraktur colles sebanyak 122 kasus dari 612 kasus fraktur radius, dari rentang
pada fraktur radius distal tipe colles dengan 16 kasus (43,2%). Munk dan
Di Surabaya, rasio volume lalu lintas dan kapasitas jalan tidak terlalu
berbeda, seperti di Jalan Ahmad Yani. Volume lalu lintas adalah 9.507 dan
kapasitas jalan 10.164. Artinya, nilai rasio 0,9 yang tinggi dibandingkan
dengan rasio normal (0,75-0,8). Kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor
terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis distal radius
radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah
(Reksoprodjo, 2010).
dari fraktur radius distal (colles) biasanya tampak jelas karena fraktur
tersebut sering berupa patah tulang yang disertai dislokasi fragmen tulang.
29 pasien (78,4%) tiba di rumah sakit dalam waktu kurang dari 8 jam
sejak kejadian. Jumlah ini bagus, karena jika fraktur tersebut telah melewati
periode golden time yang lebih dari 8 jam, kemungkinan terkena infeksi
Sebagian besar pasien yang diobati dengan cast dapat memulai ADL
setelah jenis pengobatan apapun, namun penggunaan tangan yang kuat harus
1. Definisi
menggunakan cairan agar terbebas dari noda atau kotoran yang menempel
pada pakaian tersebut. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, mencuci baju
2. Prasyarat
suatu sendi. Dalam mencuci baju diperlukan LGS penuh atau mencapai
full range. Sendi yang terlibat yaitu mulai dari sendi bahu sampai ke jari-
jari tangan.
b. KO (Kekuatan Otot)
sendinya secara full range dengan tahanan atau beban minimal. Kekuatan
basah.
antara mata dan tangan yang baik, agar selama melakukan aktivitas
tersebut tidak ada kesalahan atau kecelakaan yang merugikan diri sendiri
12
12
maupun orang lain, serta baju yang dicuci dapat bersih dan tidak ada
noda.
cukup baik agar aktivitas tersebut berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan.
e. Reach
baju, grasp diperlukan saat memeras baju dengan gerakan memutar dan
g. Visual persepsi
air bersih dan saat ingin menjemur, baju tersebut harus dibalik agar
h. Keseimbangan
3. Tahapan
a. Mengisi air
ember.
b. Memberi deterjen
secukupnya ke dalam ember yang sudah terisi air tersebut kemudian aduk
c. Memilah baju
Pisahkan baju yang warna kainnya mudah luntur dengan baju lain
tersebut.
14
14
d. Merendam baju
Masukkan baju tersebut ke dalam ember yang sudah berisi air dan
e. Mengucek baju
Ambil baju satu per satu dari rendaman, lalu kucek dengan kedua
f. Membilas baju
berisi air bersih. Bilas baju satu per satu, lalu peras menggunakan kedua
tangan sampai airnya hilang. Ulangi membilas baju dengan air bersih
ember kosong.
g. Menjemur baju.
Setelah selesai dibilas, ambil baju satu per satu dari ember untuk
agar warna kain tidak mudah pudar apabila terkena panas sinar matahari.
1. Definisi
dan daya tahan akibat penyakit atau trauma yang mempengaruhi otot, sendi,
kulit, atau jaringan lunak, saraf tepi atau spinal cord namun fungsi otak
2. Asumsi
acuan biomekanik paling cocok untuk klien dengan sistem saraf pusat utuh
kekuatan otot, dan daya tahan; 3) setelah LGS, kekuatan otot, dan daya
untuk memperoleh kembali LGS, kekuatan otot, dan daya tahan (Trombly,
2002).
3. Prinsip
direkrut dan hipertrofi otot. Latihan pada okupasi terapi dapat dimanipulasi
untuk meningkatkan stres pada otot termasuk pada jenis intensitas kontraksi
otot, dan daya tahan yang berfungsi memastikan fungsi kerja individu
(Trombly, 2002).
4. Tujuan
digunakan yaitu menggerakkan sendi sampai LGS penuh. Hal ini dapat
b. Meningkatkan LGS
latihan.
5. Strategi
a. Passive exercise
b. Active exercise
c. Graded activity
kompleks.
18
18
d. Active assistive
e. Active resistive
f. Remedial activity
7. Kecenderungan Penulis
adalah agar lingkup gerak sendi, kekuatan otot, dan daya tahan