Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN KARAKTER KEBERANIAN ANAK MELALUI BAHASA IBU DI

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SUNGAI PINANG OGAN ILIR


Dwi Putriyanti, Syafdaningsih, Sri Sumarni
Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya
e-mail:dwiputriyanti8@gmail.com

Abstrak
Penelitian tindakan kelas berjudul “Peningkatkan Karakter Keberania Anak Melalui Bahasa Ibu
di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sungai Pinang Ogan Ilir”. Mempunyai tujuan untuk
meningkatkan karakter keberania anak melalui bahasa ibu di tk aisyiyah bustanul athfal sungai
pinang pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 15 orang anak. Penelitian
ini dilakukan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan
dilakukan 4 tahapan yaitu tahan pelaksanaan, perencanaan, pengamatan dan refleksi. Data
diambi dengancara tes perbuatan dengan menggunakan lembar observasi. Setiap pertemuan
dilakukan penelitian dengan tes perbuatan dari 3 pertemuan diambi rata-rata nilai tes perbuatan
yang merupakan nilai tes pada siklus 1. Jika nilai tes perbuatan tidak memenuhi keriteria yang
ditetapkan maka dilanjutkan pada siklus ke 2 yang akan memperbaiki perlakuan berdasarkan
refleksi pada siklus I. Hasil analisis data, di peroleh terjadi peningkatan dari pra siklus, siklus 1
ke siklus 2. Secara berturut-turut nilai anak yang mendapat kategoriminimal BSH adalah : 6
orang atau 40% pada pra siklus, meningkat menjadi 10 orang atau 69% pada siklus I dan pada
siklus II meningkat menjadi 13 orang atau 87%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menggunakan bahasa ibu dapat meningkatkan karakter keberanian pada anak kelompok B
Aisyiyah Bustanul Athfal Sungai Pinang.

Kata Kunci : karakter, keberanian, anak usia dini


Abstract
A classroom action research entitled "Improving Character of Childhood Trust through Mother
Language in Aisyiyah Kindergarten Bustanul Athfal Sungai Pinang Ogan Ilir". It aims to
improve the character of children's survival through mother tongue in tk aisyiyah bustanul
athfal pinang river in the even semester of academic year 2017/2018 with the number of 15
children. This research is done 2 cycle, each cycle consist of 3 meeting. Each meeting is held in
4 stages: endurance, planning, observation and reflection. Data is taken by means of action
tests using observation sheets. Each meeting is conducted by research with the action test of 3
meetings on average of the value of the action test which is the test value in cycle 1. If the value
of the action test does not meet the prescribed keriteria then proceed to cycle 2 which will
improve the treatment based on reflection on cycle I. The results of the data analysis, obtained
from the increase of pre cycle, cycle 1 to cycle 2. In a row the value of children who got
categoriminimal BSH is: 6 people or 40% in pre cycle, increased to 10 people or 69% in cycle
I and in the second cycle increased to 13 people or 87%. The results showed that using the
mother tongue can increase the character of courage in children group Aisyiyah Bustanul
Athfal Sungai Pinang.
Keywords: character, courage, early childhood

131 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 2, Desember 2018 

PENDAHULUAN Pendidikan karakter sangat penting


Salah satu upaya dalam diajarkan ke peserta didik, menurut Ningsih
mengingkatkan sumber daya manusia yang (2017) Pendidikan karakter adalah proses
berkualitas adalah melalui pendidikan. pemberian tuntunan kepada peserta didik
Pendidikan merupakan usaha sadar yang untuk menjadi manusia seutuhnya yang
telah terencana dalam mewujudkan suasana berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga,
proses belajar dalam mengembangkan rasa, dan karsa. Salah satu kemampuan yang
seluruh potensi yang meliputi pengendalian di harapkan berkembang pada diri anak yaitu
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, perilaku positif yang di tanamkan sejak dini
serta keterampilan yang dilakukan seumur salah satunya adalah keberanian untuk
hidup. Usia dini merupakan usia yang sangat melakukan segala sesuatu yang berkaitan
penting dalam pengembangan intelegensi dalam proses pembelajaran, seperti berani
seorang anak. Menurut Permendikbud 146 mencoba sesuatu, berani tampil didepan
tahun 2014 pendidikan anak usia dini adalah kelas dan berani untuk berbicara di depan
suatu upaya pembinaan kepada anak 0-6 kelas.Menggunakan bahasa pertama atau
tahun yang dilakukan melalui pemberian sering di sebut bahasa ibu salah satu strategi
rangsangan pendidikan untuk membantu yang sangat baik untuk mendukung aktivitas
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan anak dalam proses pembelajaran,
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam penggunaan bahasa ibu sangat efektif di
memasuki pendidikan lebih lanjut. gunakan dalam proses
Pendidikan karakter harus di pembelajaran,perolehan bahasa anak menjadi
tanamkan sejak dini untuk dapat membentuk dua macam, yaitu bahasa ibu (bahasa
manuasia yang berkarakter. Mulyasa dalam pertama) dan bahasa kedua (ketiga dan
Wiyani (2017) mengungkapkan bahwa seterusnya).
pendidikan karakter akan sangat tepat jika Berdasarkan hasil observasi pada
diimplementasikan sejak dini, yaitu sejak tanggal 25 Agustus sampai 25 September
anak belajar di lembaga PAUD seperti 2017di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Bustanul Athfal Sungai Pinang. pada anak
Athfal (RA). Namun sungguh disayangkan, usia dini jumlah siswa 15 orang anak.
implementasi pendidikan karakter di TK Diantaranya 7 anak laki-laki dan 8 anak
maupun RA masih belum optimal. perempuan. Pada anak usia dinikarakter
Penyebabnya adalah karena praktik keberanian yang dimiliki anak masih rendah.
manajemen di TK maupun RA masih Hasil observasi menunjukan 3 (20%) dari 15
dilakukan asal-asalan dan belum berpihak orang anak memiliki keberanian yang baik
sepenuhnya pada implementasi pendidikan sedangkan 7 (47%) orang anak yang
karakter. Sebagai seorang guru harus memiliki tingkat keberanian masih rendah.
memiliki berbagai strategi-strategi yang Hal ini terlihat dari kegiatan yang diberikan
kreatif untuk dapat menanamkan karakter oleh guru pada saat melakukan pembelajaran
sejak dini, usia dini merupakan usia emas mengalami beberapa kendala, yaitu bahasa
(golden age), terjadi sekali selama kehidupan yang di gunakan menjadi kendala utama.
manusia, masa ini merupakan masa yang Beberapa anak kurang memahami
tepat untuk mengembangkan berbagai dan susah untuk menggunakan bahasa
pontensi yang di miliki oleh anak salah indonesia saat proses pembelajaran
satunya yaitu penanaman karakter berlangsung sehingga anak kurang
keberanian. termotivasi untuk melakukan berbagai
kegiatan dikarenakan kurangnya

132 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 2, Desember 2018 

kepercayaan diri pada anakdengan penelitian tindakan kelas (classroom


penggunakan bahasa Indonesia yang belum actionresearch) dengan menggunakan
di pahamimembuat anak kesulitan untuk metode penelitian tindakan kelas (PTK)
berinteraksi, bermain, tampil di depan kelas model Kemmis dan Taggart. Menurut Jaedun
serta melakukan aktivitas lainnya, saat dalam Hanifah (2014:5)
menggunakan bahasa Indonesia anak sering Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di
kali menggunakan bahasa campuran yaitu TK Telkom Baturaja Kelurahan Sukaraya
bahasa Indonesia dan bahasa ibu.Kurangnya Kecamatan Baturaja Timur Kab. Ogan
motivasi dari anak, guru tetap berusaha Komering Ulu Sumatera Selatan pada
untuk melakukan pembelajaran sebagai salah semester genap 2017/2018.
satu penanaman karakter keberanian anak. Subjek dalam penelitian ini adalah anak
Pendidikan karakter keberanian dengan TK Telkom Baturaja pada semester genap
menggunkan bahasa ibu dapat memudahkan tahun ajaran 2017/2018. Jumlah anak di TK
guru dalam meningkatkan keberanian pada Telkom Baturaja berjumlah 12 anak, anak
anak untukmelakukan berbagai kegiatan laki-laki 5 orang dan anak perempuan 7
dalam proses pembelajaran selama berada di orang.
sekolah dengan menggunakan bahasa ibu. Prosedur penelitian yang dilakukan
Penelitian yang berjudul denagn merujuk pada model Kemmis dan
Pemerolehan Bahasa Pada Anak (Kajian Taggart menurut Rochiati dalam Afandi, dkk
Psikolinguistik) oleh Arsanti, Meilan Jurnal (2017: 207-208) dilakukan melalui 4
PBSI (Vol. 3 No 2 tahun 2014) menyatakan tahapan, yaitu perencanaan (planning),
bahwa pemerolehan bahasa pertama di awali tindakan (acting), observasi (observing) dan
dari anak-anak ketika belajar berbicara, refleksi (reflecting).
proses yang berlangsung di dalam otak Setiap penelitian selalu menggunakan
seorang anak ketika ia memperoleh bahasa alatpengumpulan data yang disusun dan
pertamanya atau bahsa ibu. Pengajaran disesuaikan dengan tujuan penelitian.
merupakan metode yang diupayakan agar Metodepengumpulan data yang peneliti
anak terbentuk karakternya sesuai dengan gunakanadalah observasi. Metode observasi
potensinya masing-masing.Perlu disadari adalah metode pengumpulan data penelitian
bahwa setiap anak didik memiliki karakter dengan melalui pengamatan terhadap objek
yang berbeda-beda.Penggunkan bahasa ibu yang di teliti (Dimyanti, 2015:92)
dapat mendukung dan mendorong anak untuk Data yang diperoleh selama penelitian
dapat menanamkan karakter keberania anak. berlangsung dianalisis baik secara kuantitatif
Berdasarkan pada uraian tersebut maupun kualitatif untuk memperoleh hasil
peneliti memilih judul “Meningkatkan yang maksimal terhadap penelitian tindakan
Karakter Keberania Anak Melalui Bahasa kelas yang dilakukan. Data digunakan
Ibu di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sungai sebagai bahan untuk menentukan tindakkan
Pinang Ogan Ilir”. berikutnya. Keseluruhan data digunakan
untuk mengambil kesimpulan dari tindakan
METODE yang dilakukan. Hasil analisis ini akan
Metode penelitian ini menggunakan dimasukkan ke dalam laporan penelitian data
metode penelitian tindakan kelas sesuai yang diperoleh selama proses pembelajaran
dengan tujuan penelitian untuk diolah dengan teknik persentase. Dari hasil
meningkatkan kemampuan motorik halus tersebut maka penulis akan melihat
anak melalui Busy Book. Jenis penelitian pembelajaran seperti apa lagi yang akan
yang digunakan pada penelitian ini adalah diberikan sehingga kemampuan motoric

133 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 2, Desember 2018 

halus anak meningkat sehingga diperoleh sebanyak 47% anak belum berkembang, 13
75% anak yang mendapat nilai minimal % mulai berkembang, 20% berkembang
berkembang sesuai harapan. sesuai harapan dan 20% anak berada pada
Teknik Analisis data observasi keriteria berkembang sangat baik. Data hasil
digunakan untuk melihat bagaimana rapot anak dapat dilihat pada lampiran hal.
pengembangan keterampilan berbicara anak Pembelajaran yang diterapkan guru
dan proses kegiatan guru dalam belajar sangat penting dalam proses pembelajaran
mengajar. Adapunindikator yang digunakan yang ada didalam kelas, karena sebagai dasar
ada 4 indikator, yaitu gerakan jari jemari, keterampilan dalam mengelola kelas dan
gerakan pergelangan tangan, gerakan kedua menciptakan suasana belajar yang
tangan, koordinasi mata dan tangan. Kriteria menyenangkan bagi anak salah satu dengan
penilaian yang digunakan Menurut Ditjen cara bermain sambil belajar. Selain itu
Mandas Diknas 2010 dikutip Dimyati penggunaan bahasa yang digunakan saat
(2014:103) yaitu dengan 4 kategorisasi: proses belajar haruslah menggunakan bahasa
Belum Berkembang (BB), Mulai pertama yaitu bahasa ibu yang mudah di
Berkembang (MB), Berkembang Sesuai mengerti dan di pahami anak serta guru
Harapan (BSH), dan Berkembang Sangat mencari strategi belajar semenarik mungkin
Baik (BSB). Rentang skor yang digunakan agar anak berani dan lebih bersemangat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Range = skor tertinggi – skor terendah Pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan
= 100 – 25 disesuaikan dengan tujuan pembelajaran agar
= 75 terjadi belajar melalui bermain sehingga anak
Karena banyak kategori kemampuan motorik bisa mengikuti proses pembelajaran tanpa
halus ada 4 kategori, maka: beban dan berani.
Rentang nilai = Pertemuan pertama dilakukan pada
Jadi intervalnya, yaitu: Tanggal 9 April 2018 dengan rencana
25 sampai dengan 43 peneliti membagi tiga kelompok untuk laki-
44 sampai dengan 62 laki terdiri dari dua kelompok ada yang tiga
63 sampai dengan 81 dan ada yang empar orang anak laki-laki
82 sampai dengan 100 dalam setiap kelompok, dan untuk anak
Sehingga skor kemampuan motorik halus perempuan terdiri dari enam orang anak.
melalui media busy book sebagai berikut: Peneliti menggunakan lembar observasi
Tabel 1. Interval sebaga alat untuk melakukan penilaian pada
Kriteria Interval anak, dengan menggunakan berbagai macam
BB 25-43 kendaraan darat sebagai media ajar untuk
MB 44-62 tanya jawab dengan anak, anak dimintak oleh
BSH 63-81 guru untuk memperhatikan ganbar yang telah
BSB 82-100 di bagikan oleh guru, setelah anak
memperhatikan gambar, guru akan
HASIL DAN PEMBAHASAN berkomunikasi pada setiap kelompok secara
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bergantian dan di sana anak akan berdiskusi
dilaksanakan dengan dua siklus. Peneliti dan melakukan tanya jawab antara guru dan
mengumpulkan data dan mempresentasekan murid, guru akan mengajukan pertanyaan
kemampuan anak pada keriteria yang sesuai sederhana seputar tentang gambar yang di
dengan rapot anak pada semester pegang anak, anak akan menjawab
sebelumnya. Hasil yang diperoleh yaitu pertanyaan yang di ajukan oleh guru secara

134 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 2, Desember 2018 

sederhana. Setiap anak memegang gambar gambar wayang-wayangan, guru


yang berbeda-beda dan akan memberikan motivasi sehingga anak tidak
menyampaikan/bercerita tentang gambar apa ribut dan pada pembelajaran bercerita
yang di pegang oleh anak, dan akan di tanya- menggunakan bahasa ibu dan guru
tanya oleh guru. Tema yang digunakan pada memanggil nama anak satu persatu untuk
siklus I pertemuan I ini adalah kendaraan sub melakukan kegiatan sehingga anak tidak
temanya yaitu kendaraan darat (mobil, bus, ribut dan pada pembelajaran.
becak, sepeda, kereta api, motor). Pertemuan pertama sikus dua pada
Pertemuan kedua pada Tanggal 10 Tanggal 13 April 2018 peneliti
April 2018 peneliti merencanakan tindakan merencanakan tindakan dalam kontek
dengan cara guru menggunakan bahasa ibu bermain menggunakan gambar wayang
agar anak mengerti apa yang cerita yang di yaitu anak maju kedepan dan bercerita
sampaikan oleh guru dan anak memahami menggunakan bahasa ibu menggunakan
pertanyaan yang ditanyaka oleh guru, gambar wayang-wayangan.
mendengar cerita dan pertanyaan dari guru Pertemuan kedua pada Tanggal 16
dan guru pembimbing lain bertugas untuk April 2018 peneliti merencanakan
menertifkan anak agar tidak ribut di kelasa, tindakan dalam bermain membuat gerakan
memberikan motivasi pada anak agar tentang kota palembang bersama dengan
mengikuti pelajaran dengan baik. guru dan teman kelompok, memberikan
Pertemuan keiga pada Tanggal 11 penghargaan berupa reward di akhir
April 2018 peneliti merencanakan tindakan pembelajaran dan menggunakan gerkan-
dengan cara bercerita didepan kelas dengan gerakan yang membuat anak lebih tertarik
menggunakan gambar wayang, anak maju untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
kedepan dan menceritakan cerita secara Pertemuan ketiga pada Tanggal 16
sederhana. April 2018 peneliti merencanakan
Hasil akhir setelah dilakukan tindakan tindakan dengan cara menjawab
pada siklus 1, menampilkan hasil akhir pertanyaan dengan tepat sesuai dengan
setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, cerita menggunakan bahasa ibu.
diketahui bahwa ada 4 (27%) anak dalam Pada pertemuan ketiga ini untuk hasi
kriteria berkembang sangat baik, pengamatan peneliti dan kolaborator
Selanjutnya ditemukan 6 (40%) anak dalam adalah secara keseluruhan terjadi
kriteria berkembang sesuai harapan (BSH), peningkatan dari pra-siklus, siklus I,
dan 2 anak (13%) anak dalam kriteria mulai hingga siklus II.
berkembang (MB), kemudian untuk kriteria Pada siklus II menunjukkan bahwa
belum berkembang (BB) masih ada 3 anak ada 7 (67%) dan termasuk dalam kategori
(20%). maka peneliti perlu mengadakan berkembang sangat baik (BSB). Anak
siklus selanjutnya yaitu siklus II. yang mendapat nilai 63-81 ada 6 anak
Sebelum melanjutkan ke siklus II (40%) yang termasuk dalam kategori
peneliti dan guru merefleksi diriapa yang berkembang sesuai harapan (BSH). Anak
akan dilakukan agar karakter keberanian yang mendapat nilai 44-62 ada 1 anak
pada anak kelompok B meningkat. (7%) dalam kategori (MB). Anak yang
Berdasarkan kelemahan pada siklus 1 mendapat nilai 25-43 ada 1 anak (7%)
pertemuan III peneliti merencanakan dalam kategori (BB) Sehingga pada siklus
tindakan dalam melakukan kegiatan yaitu II diperolehlah 7 anak dengan persentase
anak maju kedepan dan bercerita sebanyak 67% pada kriteria minimal
menggunakan bahasa ibu menggunakan berkembang sesuai harapan.

135 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 2, Desember 2018 

Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Keseluruhan bercerita menggunakan bahasa ibu diikuti


karakter keberanian anak pada dengan gerakan tangan anak secara lancar,
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II anak mampu bercerita menggunakan bahasa
ibu dengan lancar diikuti gerakan tangan
Rekapitulasi Hasil Keseluruhan anak yang masih kaku. Anak menjawab
dengan tepat sesuai dengan cerita
Prasiklus Siklus I Siklus II
menggunakan bahasa ibu, dan anak mampu
menjawab pertanyaan dari guru dengan
40% 67% 87% diberikan pancingan terlebih dahulu
menggunakan bahasa ibu. Begitu juga pada
Tabel 2 di atas terlihat adanya siklus I lebih meningkat dari pada pra siklus
peningkatan pada hasil dari Siklus I lebih sebanyak 10 anak (69%). Pada siklus II lebih
tinggi 67% dari Pra siklus 40%, dan Hasil tinggi dari siklus I sebanyak 13 anak (87%).
Siklus II lebih tinggi 87% dari Siklus I. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
Peningkatan Karakter pembahasan yang telah diuraikan, dapat
Keberanian Anak disimpulkan bahwa melalui bahaa ibu dapat
Menggunakan Bahasa Ibu meningkatkan karakter keberanian. Hal ini
Pada Prasiklus, Siklus 1 dan terbukti terjadi peningkatan dari pra siklus,
Siklus 2 siklus 1 ke siklus 2. Siklus 1 lebih tinggi dari
pra siklus dan siklus 2 lebih tinggi dari siklus
87%
100%
1 Secara berturut-turut nilai anak yang
67% mendapat kategori minimal BSH adalah : 10
80%
orang atau 40% pada pra siklus, meningkat
Persentase

60% 40% Prasiklus


menjadi 15 orang atau 60% pada siklus I dan
40% Siklus 1 pada siklus II meningkat menjadi 13 orang
20% Siklus 2 atau 87%. Hal ini dapat dilihat juga pada
0%
siklus 1 indikator yang dominan muncul
adalah melakukan sesuatu tanpa merisaukan
kesulitan dan dengan rasa percaya diri yang
sangat besar. Pada siklus 2 indikator yang
dominan muncul adalah menyebutkan,
Gambar 1. Diagram Batang Hasil mengungkapkan pendapat dan
Rekapitulasi Observasi Terhadap mempertahankannya, melakukan sesuatu
Karakter Keberanian Anak tanpa merisaukan kesulitan dengan rasa
Menggunakan Bahasa Ibu Pada percaya diri yang sangat besar. Sedangkan
Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2 indikator yang kurang ialah mengungkapkan
pendapat dan mempertahankannya. Jadi
Gambar 1 diagram batang di atas, terjadi peningkatan karakter keberanian anak
terlihat adanya peningkatan hasil rekapitulasi melalui bahasa ibu di TK Aisyiyah Bustanul
pada prasiklus, siklus I dan siklus II, Athfal Sungai Pinang Ogan Ilir”.
peningkatannya yaitu dari pra siklus Berdasarkan penelitian yang telah
sebanyak 6 anak (40%), karena anak mampu dilakukan, penelitian berikutnya disarankan
membawakan cerita di depan kelas lebih dioptimalkan dalam penanaman
menggunakan bahasa ibu dengan lancar karakter keberanian pada anak usia dini. Bagi
sebanyak 9 dan 7 kata. Anak mampu sekolah dalam rangka perbaikan

136 
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 2, Desember 2018 

pembelajaran dan upaya meningkatkan Meningkatkan Pengetahuan dan


karakter keberanian dalam proses Keterampilan Siswa Smk Kelas Xi
pembelajaran, menggunakan bahasa ibu agar Teknik Elektronika Industri. Jurnal
anak merasa berani ketika menjawab Pendidikan.2.(2): 206-211.
pertanyaan, bertanya, berkomunikasi sesama Dimyati, J. (2014) Metode Penelitian
teman maupun dengan guru sehingga anak Pendidikan & Aplikasinya Pada
merasa percaya diri. Namun sesekali guru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
juga dapat menggunakan bahasa Indonesia kencana.
untuk mengenalkan bahasa kedua anak,
Diharapkan dapat menerapkan pembelajaran Hanifah, Nurdina. (2014) Memahami
yang menyenangkan yang dapat membantu Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
menstimulasi dan melatih anak dalam UPI PRESS
meningkatkan karakter keberanian anak, dan
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar Ningsih, Tutuk (2017) Pendidikan
menggunakan permaiana, media dan alat Multikultural Dalam Membentuk
peraga yang semenarik mungkin dan lebih Karakter Bangsa Melalui
bervariasi pada saat melakukan pertemuan- Pembelajaran Ips Di Sekolah
pertemuan selanjutnya dengan menggunakan Confucius Terpadu Sd Mulia Bakti
bahasa bahasa pertama yaitu bahasa ibu agar Purwokerto Kabupaten Banyumas.
hasil penelitian yang diperoleh lebih baik dan Jurnal Insania. 22(1): 366-377
memberikan kontribusi yang lebih tinggi
dalam peningkatan karakter kebernian anak Permendikbud. (2014).Nomor 146 Tahun
kelompok B. 2014 Tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini Dengan
DAFTAR PUSTAKA Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Arsanti, M. (2014) Pemerolehan Bahasa Menteri Pendidikan Dan
Pada Anak (Kajian Psikolinguistik). Kebudayaan Republik Indonesia.
Jurnal PBSI. 3(2): 24-47.
Wiyani, N. A. (2017). Perencanaan Strategik
Afandi, Anjar Afif. Mardji.Wibawanto, Pembentukan Karakter Anak Usia
Slamet. (2017) Pembelajaran Dini di TK Islam Al-Irsyad
Berbantu Komputer Pada Mata Purwokerto. Jurnal Pendidikan
Pelajaran Sensor dan Aktuator Untuk Anak. 3.(2): 105-118.

137 

Anda mungkin juga menyukai