NIM: 2418074
Kelas PIAUD B
Tahun 2016
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyimak anak setelah
diterapkannya metode bercerita berbantuan media kartu gambar berseri. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas. Lokasi penelitian berada di PAUD Pradnya Paramita
Penarungan, Singaraja. Subyek penelitian adalah anak kelompok B1 semester I tahun
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 8 orang anak laki-laki dan 12 orang
anak perempuan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan observasi
langsung terhadap kemampuan menyimak anak. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa
anak kelompok B1 di PAUD Pradnya Paramita Penarungan Singaraja, dalam hal
kemampuan menyimak masih kurang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan
metode bercerita berbantuan media kartu gambar berseri, ternyata dapat meningkatkan
kemampuan menyimak anak di PAUD Pradnya Paramita Penarungan Singaraja.
Kemampuan menyimak anak pada siklus I sebesar 63,44%,yang berarti pada katagori
rendah, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 79,06% yang menunjukkan kategori
tinggi. Jadi peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 15,62%. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kartu gambar berseri
ternyata sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak, dan oleh
karenanya para guru sangat perlu menerapkan strategi pembelajaran yang efektif secara
intensif dan berkelanjutan guna meningkatkan perkembangan menyimak anak kelompok B.
Kata-kata kunci: bercerita, kartu gambar berseri, kemampuan menyimak
Abstract
This study aims to determine the increase listening skills of children after the implementation
of media-aided storytelling picture cards glow. This research is quantitative descriptive. The
research location is in early childhood Penarungan Pradnya Paramita, Singaraja. Subjects
were children in group B1 first semester of academic year 2016/2017 totaling 20 children,
consisting of 8 boys and 12 girls. Data collection was conducted by researchers with the
direct observation of the child's listening skills. From the observation data showed that
children in early childhood B1 group Pradnya Paramita Penarungan Singaraja, in terms of
listening skills are lacking. Research results show that the application of media-assisted
method of storytelling radiant picture card, it can increase the listening skills of children in
early childhood Pradnya Paramita Penarungan Singaraja. Listening skills of children in the
first cycle of 63.44%, which means the low category, increased in the second cycle to
79.06%, which shows the high category. So the improvement that occurred from the first
cycle to the second cycle of 15.62%. This fact shows that the application of the method of
storytelling assisted radiant picture card media proved very effective way to improve listening
skills of children, and therefore teachers are very necessary implementing effective learning
strategies intensive and sustained in order to enhance the development of listening to
children in group B.
Keywords: Storytelling, Flashcard, Listening skill
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
mendengarkan informasi yang diberikan bukan saja meliputi alat perantara, namun
oleh guru agar apa yang guru sampaikan meliputi orang atau manusia sebagai
tidak berbeda dengan apa yang anak sumber belajar atau juga berupa kegiatan
pahami. Menurut Divtahari, dkk (2015) semacam diskusi, seminar dan
“kemampuan seorang anak dalam karyawisata”. Hal lain juga diugkapkan oleh
menyimak akan menjadi penentu untuk Gagne (dalam Wijaya, dkk 2015) bahwa “
perkembangan bahasa selanjutnya media adalah berbagai jenis komponen
terutama dalam kemampuan berbicara dalam lingkungan anak didik yang dapat
anak”. Dimana menurut Haryadi (dalam memotivasi anak belajar”. Sedangkan
Divtahari, dkk, 2015) “menyimak Briggs (Wijaya, dkk 2015) berpendapat
merupakan kegiatan paling awal dilakukan bahwa “ media merupakan segala alat fisik
oleh manusia dilihat dari proses yang dapat menyajikan pesan serta
pemrolehan bahasa”. Hal ini membuktikan merangsang anak untuk belajar”. Media
bahwa kemampuan menyimak adalah kartu bergambar termasuk dalam media
bagian dari kemampuan bahasa yang visual. Dimana media ini adalah media
sangat penting dan mempengaruhi yang menyampaikan pesan melalui
kemampuan bahasa lainnya. penglihatan atau media yang hanya dapat
Kemampuan menyimak adalah salah dilihat, sehingga mempermudah anak untuk
satu kemampuan bahasa yang sangat memahami apa yang ingin kita sampaikan
penting untuk dikembangkan pada anak pada anak melalui medianya langsung.
usia dini dan tentunya membutuhkan Media kartu gambar berseri
stimulus agar anak mau melakukan digunakan sebagai media untuk
kegiatan menyimak dengan baik. Adapun mengembangkan kemampuan bicara anak
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hal bercerita. Dimana dalam
kemampuan menyimak menurut Dhieni menggunakan media ini anak bebas
(2012) adalah: Acuity, yaitu kesadaran akan memilih gambar yang ia inginkan lalu
adanya suara yang diterima oleh telinga, menceritakan gambar tersebut secara
misalnya mendengar suara anak lain yang sederhana. Begitu selanjutnya untuk anak
sedang bermain, mendengar suara mesin lainnya. Menurut Susanto (2012) bahwa,
tik. Auditory discrimination, yaitu “media kartu bergambar (flash card)
kemampuan membedakan persamaan dan merupakan media yang mampu
perbedaan suara atau bunyi, misalnya mengembangkan kreativitas anak”.
suara hujan berbeda dengan suara mesin Media kartu gambar berseri ini
tik. Auding, yaitu suatu proses dimana digunakan untuk mempermudah guru
terdapat asosiasi antara arti dengan pesan dalam menyampaikan informasi kepada
yang diungkapkan. Proses ini melibatkan anak khususnya dalam menceritakan isi
pemahaman terhadap dan maksud kata- cerita yang ada pada kartu gambar.
kata yang diungkapkan. Dengan bantuan dari media kartu gambar
Ketiga faktor tersebut saling berseri ini, diharapkan anak juga akan lebih
berhubungan satu sama lain, sehingga fokus dalam menyimak cerita yang
ketiga faktor ini sangat penting dalam dibacakan oleh guru secara berurutan.
mengembangkan kemampuan menyimak. Media kartu gambar berseri ini dipilih
Media kartu gambar berseri lebih karena media ini selain mudah dibuat, tidak
menonjolkan pada faktor auding yaitu membutuhkan biaya yang besar juga
asosiasi antara arti dengan pesan yang mampu merangsang anak untuk lebih fokus
diungkapkan, dalam bercerita dalam proses pembelajaran.
menggunakan kartu gambar berseri, anak Diharapkan dengan bantuan media
dituntut untuk memahami isi cerita serta kartu gambar berseri ini, kemampuan
pesan yang disampaikan dari cerita. menyimak anak akan jauh lebih
Menurut Brigs (dalam Sanjaya, 2008) berkembang dan tentunya proses
bahwa “media adalah alat untuk memberi pembelajaran yang berlangsung di dalam
perangsang bagi peserta didik supaya kelas jauh lebih bermanfaat untuk anak.
terjadi proses belajar”. Sedangkan menurut Gambar-gambar yang ada pada kartu
Sanjaya (2008) mengatakan bahwa “media gambar berseri akan merangsang niat anak
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
untuk lebih memperhatikan dan yang telah disusun tercapai secara optimal”
mendengarkan informasi yang diberikan (Sanjaya, 2009).
oleh guru. Menurut Bachir (dalam, Noviana,
Media pembelajaran memiliki banyak 2013) “bercerita adalah menuturkan
jenis yang bisa digunakan dan diterapkan sesuatu yang mengisahkan tentang
untuk menunjang pembelajaran anak. perbuatan atau kejadian yang disampaikan
Jenis-jenis media ini bisa kita gunakan secara lisan dengan tujuan membagikan
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan kita pengalaman dan pengetahuan kepada
selama proses pembelajaran. Rudy Brets orang lain”. Hal lain juga diungkapkan oleh
(dalam Sanjaya, 2008) mengklasifikasikan Noviana (2013) bahwa “bercerita adalah
media pembelajara menjadi tiga, yaitu: 1) suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
Media visual adalah media yang secara lisan kepada orang lain dengan alat
menyampaikan pesan melalui penglihatan atau tanpa alat tentang apa yang harus
atau media yang hanya dapat dilihat. Jenis disampaikan dalam bentuk pesan.
media ini tampaknya paling sering Metode cerita juga memiliki kelebihan,
digunakan oleh guru dalam proses sehingga cocok jika digunakan dalam
pembelajaran untuk membantu meningkatkan kemampuan bicara anak.
menyampaikan isi yang sedang dipelajari. Menurut Dhieni, dkk (2007), bahwa “
Media kartu gambar berseri termasuk ke kelebihan metode bercerita adalah (1)
dalam jenis media visual, karena media dapat menjangkau jumlah anak yang
kartu gambar berseri menyampaikan relative lebih banyak, (2) waktu yang
pesan/ informasi melalui penglihatan, 2) tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif
Media Audio, Media ini adalah media yang dan efesien, (3) pengaturan kelas menjadi
mengandung pesan dalam pesan bentuk lebih sederhana, (4) guru dapat menguasai
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat kelas dengan mudah, (5) secara efektif
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, tidak banyak memerlukan biaya”.
dari seseorang. Media ini digunakan untuk Selain memiliki kelebihan, metode
menyalurkan pesan melalui suara atau bercerita juga memiliki kekurangan, karena
bunyi. Contohnya adalah kaset tape segala sesuatu yang ada tidak ada yang
recorder dan radio, 3) Media Audio-Visual, sempurna, sehingga kita perlu
Media ini merupakan kombinasi dari media mengantisipasi kekurangan tersebut agar
audio dan media visual atau yang sering tidak berdampak negatif. Menurut Dheini,
disebut dengan media pandang-dengar. dkk (2007), bahwa “ kekurangan metode
Media ini menghasilkan rupa/ bentuk serta bercerita adalah: (1) anak didik menjadi
suara. Contohnya adalah TV, Video, Film, pasif, karena lebih banyak mendengarkan
dll. atau menerima penjelasan dari guru,(2)
Menurut Dhieni, dkk (2007), bahwa kurang merangsang perkembangan
metode bercerita merupakan cara kreativitas dan kemampuan siswa untuk
penyampaian atau penyajian materi mengutarakan pendapatnya, (3) daya serap
pembelajaran secara lisan dalam bentuk atau daya tangkap anak didik berbeda dan
cerita dari guru kepada anak didiknya di masih lemah sehingga sukar memahami
Taman Kanak-kanak, dalam pelaksanan tujuan pokok isi cerita, (4) cepat
pembelajaran di Taman Kanak-kanak menumbuhkan rasa bosan terutama
metode bercerita dilaksanakan dalam apabila penyajiannya tidak menarik”.
upaya memperkenalkan, memberikan Adapun langkah-langkah yang akan
keterangan, atau memperjelaskan tentang dilakukan dalam menerapkan metode
hal baru dalam rangka menyampaikan bercerita berbantuan media kartu gambar
pembelajaran yang dapat mengembangkan berseri ini adalah: 1)
berbagai potensi dasar anak Taman Kanak- Menyusun/mengurutkan kartu gambar
kanak. Sedangkan “Metode adalah cara berseri sesuai dengan urutan yang tepat. Ini
yang digunakan untuk adalah hal utama, karena jika urutan kartu
mengimplementasikan rencana yang sudah gambar tidak sesuai maka cerita yang
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan diberikan juga akan tidak sesuai. 2) Guru
menceritakan gambar yang ada pada kartu
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
gambar berseri sesuai dengan urutan, dan Rencana Tindakan adalah tindakan
menyuruh anak menyimak cerita yang apa yang akan dilakukan untuk
diceritakan oleh guru secara sederhana. 3) memperbaiki, meningkatkan proses atau
Setelah selesai menceritakan cerita pada melakukan perubahan perilaku sebagai
kartu gambar berseri, guru menanyakan solusi pembelajaran. Kegiatan yang
pada anak isi cerita, nama tokoh dan dilakukan pada tahap ini adalah:
karakter tokoh yang ada dalam kartu Menyamakan persepsi dengan metode dan
gambar berseri. media yang akan digunakan, Menyusun
RKH (Rencana Kegiatan Harian),
menyiapkan alat dan bahan yang akan
METODE dipakai dalam proses pembelajaran,
Subyek Penelitian ini adalah siswa Mengatur posisi anak dalam melaksanakan
kelompok B PAUD Pradnya Paramita kegiatan belajar, Menyiapkan instrumen
Penarungan yang berjumlah 20 anak yang penilaian. Penelitian ini akan dilakukan
terdiri 12 orang perempuan dan 8 orang dalam siklus yang berulang, satu siklus
laki-laki. Model penelitian yang peneliti dilakukan selama satu minggu. Penelitian
gunakan dalam melakukan penelitian ini ini dirancang sesuai dengan data di
adalah model PTK (Penelitian Tindakan lapangan. Selama rencana tindakan, hal
Kelas) atau Classroom Action Research yang perlu dipersiapkan adalah merancang
(CAR). Menurut Agung (20012) bahwa metode bercerita yang tepat untuk anak
“penelitian tindakan kelas merupakan sesuai dengan karakteristik anak di PAUD
penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), Pradnya Paramita Penarungan. Lalu
terbatas dan hasilnya untuk memperbaiki menyiapkan media kartu gambar berseri
dan menyempurnakan program yang telah dipilih sebagai alat dalam
pembelajaran yang sedang berjalan”. penyampaian metode bercerita pada anak.
Suyanto (dalam Muslich, 2012) Menyusun RPPH bersama guru terkait
mengatakan bahwa ”penelitian tindakan penerapan metode bercerita dengan media
kelas adalah suatu bentuk penelitian yang kartu gambar berseri. Mengatur posisi
bersifat reflektif dengan menggunakan tempat duduk anak, agar selama
tindakan-tindakan tertentu agar dapat penerapan metode bercerita, anak akan
memperbaiki pembelajarran di kelas”. fokus dalam mendengarkan sehingga
Menurut Sanjaya (2009) bahwa “PTK dapat proses pembelajaran berjalan dengan baik.
diartikan sebagai proses pengkajian Mempersiapkan instrumen penilaian yang
masalah pembelajaran di dalam kelas digunakan selama penelitian berlangsung,
melalui refleksi diri dalam upaya untuk sehingga nantinya akan mudah mengetahui
memecahkan masalah dengan cara hasil yang didapatkan anak.
melakukan berbagai tindakan yang Pelaksanaan adalah apa yang
terencana dalam situasi nyata”. dilakukan oleh guru ataupun peneliti
Penelitian ini dirancang melalui satu sebagai upaya perbaikan dan peningkatan
siklus, namun tidak menutup kemungkinan sesuai dengan perubahan yang diinginkan.
akan dilakukan siklus selanjutnya apabila Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini
siklus I belum berhasil. Setiap siklus terdiri adalah melaksanakan proses pembelajaran
dari empat tahap, yaitu tahap pertama sesuai dengan RPPH yang telah disusun.
rencana tindakan, tahap kedua Pelaksanaan disini, guru langsung
pelaksanaan, tahap ketiga menerapkan kegiatan bercerita dengan
evaluasi/observasi, dan terakhir adalah media kartu gambar berseri untuk
refleksi. Penelitian dilaksanakan pada meningkatkan kemampuan menyimak
semester I tahun ajaran 2016/2017. anak.
Penentuan waktu penelitian disesuaikan Observasi adalah melakukan
dengan kalender pendidikan di PAUD pengamatan mengenai pelaksanaan
Pradnya Paramita. Penelitian tindakan kegiatan yang sudah dirancang kepada
kelas ini dilaksanakan di PAUD Pradnya anak. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk
Paramita Penarungan Singaraja, dalam mengetahui hasil dari kegiatan
kemampuan menyimak. pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
pertemuan ini, guru menerapkan media begitu senang dan bersemangat mengikuti
kartu gambar berseri kepada anak dan pembelajaran.
disetiap akhir pertemuan guru menilai Hasil pertemuan pertama siklus II
seberapa besar kemajuan anak dalam media kartu gambar berseri yang diberikan
kemampuan menyimak. sudah lebih besar dari siklus I namun,
Pada lembar observasi kemampuan terlihat anak belum terlalu mampu
menyimak anak siklus II ada empat menceritakan kembali cerita yang diberikan
komponen yang akan diamati dan dari secara sederhana, dimana guru juga
keempat komponen tersebut masing- mengeluhkan karena anak belum terbiasa
masing komponen memiliki empat bercerita menggunakan media kartu
deskriptor yang terdiri dari bintang satu, gambar berseri. Pada pertemuan kedua,
bintang dua, bintang tiga dan bintang empat hasilnya sudah meningkat, anak sudah
dengan skor masing-masing deskriptor mulai mampu menceritakan cerita yang ada
adalah 1 (satu). Dengan demikian dalam pada kartu gambar berseri yang diberikan,
pengamatan akan diberikan penilaian namun keluhan guru adalah kartu gambar
dengan mengisi berapa bintang yang akan berseri yang diberikan pada anak
diberikan kepada masing-masing anak gambarnya kurang jelas sehingga anak sulit
dalam setiap pertemuan. Jika semua melihat gambar yang ada pada kartu
deskriptor diberikan bintang empat dalam gambar berseri dengan jelas serta minat
pengamatan maka Skor Maksimal Ideal anak menjadi kurang. Pertemuan ketiga,
(SMI) kemampuan bicara anak adalah 16. kartu gambar berseri yang diberikan,
Hasil pengamatan mengenai peneliti buat lebih berwarna dan menarik
kemampuan menyimak anak saat lagi, dan ternyata hasilnya sangat
berlangsungnya kegiatan dengan memuaskan, anak sangat senang dan
penerapan metode bercerita berbantuan antusias terlebih melihat gambarnya yang
media kartu gambar berseri dalam 10 kali berwarna begitu juga mendengarkan cerita
pertemuan, maka didapat data hasil yang disampaikan. Dan pertemuan
kemampuan bicara anak di PAUD Pradnya keempat hingga pertemuan keenam
Paramita Penarungan, Singaraja dengan kartu gambar berseri yang gambar
Dari 6 kali pertemuan yang dilakukan dan ceritanya berbeda serta bervariasi,
diperoleh hasil presentase rata-rata adalah peningkatan yang terjadi terhadap
79,06%. Dari data di atas terlihat hasil yang kemampuan menyimak anak sangatlah
diperoleh sudah tergolong tinggi. Ini pesat, anak sudah mampu mengetahui isi
dikarenakan anak sudah mulai mampu cerita dengan baik bahkan mampu
bercerita menggunakan media kartu menceritakan kembali cerita secara
gambar berseri, cerita yang ada pada kartu sederhana.
gambar berseri yang diberikan juga Penyajian hasil penelitian di atas
bervariasi sehingga anak tidak cepat bosan. memberikan gambaran bahwa dengan
PAP skala lima pada data terakhir penerapan metode bercerita berbantuan
mencapai di atas 70%, dimana berada media kartu gambar berseri, ternyata dapat
pada rentang 69-85%. Jadi, hasil meningkatkan kemampuan menyimak anak
kemampuan menyimak anak berbantuan kelompok B di PAUD Pradnya Paramita
media kartu gambar berseri pada siklus II Penarugan. Dimana pada siklus I selama 8
tergolong pada kategori tinggi serta kali pertemuan penerapan metode bercerita
mengalami kemajuan yang sangat pesat berbantuan media kartu gambar,
dan signifikan. kemampuan menyimak anak 63,44%, ini
Dari hasil penelitian dan pengamatan tergolong rendah. Lalu peneliti melanjutkan
penulis selama pemberian tindakan pada ke siklus II untuk memperoleh hasil yang
siklus I hingga siklus II banyak hal yang lebih baik dan tentunya setelah
membuat metode ini berhasil untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya , dan
meningkatkan kemampuan menyimak pada siklus II selama 10 kali pertemuan,
anak, salah satunya adalah antusias anak diperoleh hasil mencapai 79,06%, dimana
dalam mengikuti pembelajaran yang mengalami peningkatan dari siklus I ke
diberikan oleh guru serta anak merasa siklus II sebanyak 6 dengan kategori tinggi.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
Kenyataan ini menunjukkan bahwa PAP dengan kategori rendah pada siklus I
penerapan metode bercerita berbantuan dengan presentase 63,44% dan siklus II
media kartu gambar berseri ternyata sangat sebesar 79,06%. Peningkatan kemampuan
efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak dapat terjadi karena
menyimak anak, dan oleh karenanya para melalui penerapan metode bercerita, guru
guru sangat perlu menerapkan strategi menghadirkan situasi kenyamanan dalam
pembelajaran yang efektif secara intensif proses bermain, sehingga anak lebih
dan berkelanjutan guna meningkatkan mudah dalam memahami materi pelajaran
kemampuan bicara anak. Dari semua karena anak merasa senang dan
pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa bersemangat tanpa adanya beban ataupun
metode bercerita berbantuan media kartu merasa tertekan. Peningkatan kemampuan
gambar berseri sangat cocok digunakan menyimak juga didukung oleh pemanfaatan
untuk meningkatkan kemampuan media kartu yang menyenangkan untuk
menyimak anak, terbukti dari skala PAP anak. Jadi, berdasarkan kriteria
yang menujukkan kategori tinggi pada keberhasilan yang telah ditetapkan, maka
siklus II. pelaksanaan tindakan ini secara
Dari hasil penelitian ini pun terlihat keseluruhan dapat dikatakan berhasil.
beberapa anak yang kemajuannya sangat Disarankan kepada para anak untuk
pesat, dari hari pertama peneliti meningkatkan kemampuan menyimak
memberikan media kartu gambar berseri ini melalui metode bercerita dibawah
dimana anak belum mampu menceritakan bimbingan guru agar senantiasa kreatif
karena anak masih takut dan malu, namun mengembangkan media-media yang ada di
setelah hari kedua anak sudah mampu sekitar. Disarankan kepada para guru pada
bahkan sudah terlihat mulai tertarik. umumnya agar menerapkan metode
Dengan didapatkannya hasil bercerita dalam pembelajaran, agar
perkembangan kemampuan menyimak kemampuan menyimak anak dapat
anak mulai dari pertemuan pertama, kedua, meningkat lebih optimal. Disarankan juga
ketiga dan keempat, kelima, keenam, kepada para guru agar mengelola
hingga pertemuan kesepuluh dimana pembelajaran mengupayakan penggunaan
memperoleh hasil yang meningkat dari media kartu gambar berseri karena dengan
siklus I menuju siklus II. Sehingga metode menggunakan media tersebut dapat
bercerita berbantuan media kartu gambar meningkatkan kemampuan anak dalam
berseri pada anak kelas B semester II menceritakan kembali isi cerita.
Tahun pelajaran 2016/2017 di PAUD Disarankan kepada Kepala PAUD
Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja
berhasil karena mampu meningkatkan agar melakukan pembinaan secara intensif
kemampuan menyimak anak. Dimana kepada para guru dalam melakukan
berhasil mencapai 79,06% pada siklus II. inovasi-inovasi dalam pembelajaran sesuai
Dengan demikian, metode bercerita karakteristik pembelajaran, sehingga
berbantuan media kartu gambar berseri dengan demikian diharapkan kemampuan
cocok diterapkan untuk meingkatkan menyimak anak meningkat secara
kemampuan menyimak anak. bertahap. Disarankan kepada Peneliti Lain
agar dapat melakukan penelitian secara
PENUTUP efektif, sehingga hasil penelitian dapat
tercapai secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab DAFTAR RUJUKAN
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode bercerita berbantuan Agung, A. A. Gede. 2012. Metodelogi
media kartu gambar dapat meningkatkan Penelitian Pendidikan. Singaraja:
kemampuan bicara anak pada kelompok B Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 di
PAUD Pradnya Paramita Penarungan, ---------, 2010. Evaluasi Pendidikan.
Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari skala Singaraja: FIP Undiksha Singaraja.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
Divtahari, I Gusti Ayu Ketut, dkk. 2015. Santrock, J.W. (2002). “Psikologi
Penerapan Metode Bercerita Pendidikan”. Jakarta: Kencana
Berbantuan Media Boneka untuk Prenada Media Group.
Meningkatkan Kemampuan
Menyimak Anak. Singaraja: Suarni, Ni Ketut. 2009. Modul Psikologi
Universitas Pendidikan Ganesha. Perkembangan. (tidak diterbitkan).
Jurnal Penelitian (online). Tersedia Jurusan Bimbingan Konseling
pada: Universitas Pendidikan Ganesha.
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr
,ssl&ei=HOQbWIbjL4vVvgTMu5bQB Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan
Q#q=Divtahari%2C+I+Gusti+Ayu+K Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
etut%2C+dkk.+2015.++Penerapan+ Prenada Group.
Metode+Bercerita+Berbantuan+Med
ia+Boneka+untuk+Meningkatkan+K Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
emampuan+Menyimak+Anak.+Sing Desain Sistem Pembelajaran.
araja:+Universitas+Pendidikan+Gan Jakarta: Media Grafika.
esha. Diakses pada Juli 2016
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan
Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
itu Mudah (Classroom Action Prenada Group.
Research). Jakarta: Bumi Aksara.
Wijaya, Intan Prastihastari,dkk. 2015.
Noviana, Lia. 2014. Jurnal Pengaruh Penerapan Metode Bercerita
Metode Bercerita terhadap dengan Media Wayang Gapit
Kemampuan Menyimak pada Anak Sebagai Upaya Pengembangan
Kelompok Bermain Tunas Bangsa di Kemampuan Berbicara Anak Usia
Desa Wotansari, Kecamatan Dini. Kediri: Universitas Nusantara
Balongpanggang Kabupaten Gresik. PGRI Kediri. Jurnal Penelitian
Jurnal Penelitian (online). Tersedia (online). Tersedia pada:
pada: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr ,ssl&ei=LuUbWLK8F4r2vgSOvLzQD
,ssl&ei=HOQbWIbjL4vVvgTMu5bQB w#q=Wijaya%2C+Intan+Prastihasta
Q#q=Noviana%2C+Lia.+2014.+Jurn ri%2Cdkk.+2015.++Penerapan+Met
al+Pengaruh+Metode++Bercerita+te ode+Bercerita+dengan+Media+Way
rhadap+Kemampuan+Menyimak+pa ang+Gapit+Sebagai+Upaya+Penge
da+Anak+Kelompok+Bermain+Tuna mbangan+Kemampuan+Berbicara+
s+Bangsa+di+Desa+Wotansari%2C Anak+Usia+Dini.+Kediri:+Universita
+Kecamatan+Balongpanggang+Kab s+Nusantara+PGRI+Kediri. Diakses
upaten+Gresik. Diakses pada Juli pada Juli 2016
2016