Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Wajib UTS

Mata Kuliah : Pengembangan Bahasa AUD

Dosen Pengampu : Rissa Shofiani, M. Pd.

Oleh: Nurani Parmawati Sakianh

NIM: 2418074

Kelas PIAUD B

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


ANALISIS JURNAL

Judul Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Kartu Gambar Berseri


Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Kelompok B

Jurnal e-Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Volume & Halaman Vol 4. No. 3

Tahun 2016

Penulis Ni Made Dian Pertiwi, I Nyoman Wirya, Putu Aditya Antara

Reviewer Nurani Parmawati Sakinah 2418074

Tanggal 20 April 2021

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan


kemampuan menyimak anak setelah diterapkannya metode
bercerita berbantuan media kartu gambar berseri. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas. Lokasi penelitian berada di
PAUD Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja. Subyek
penelitian adalah anak kelompok B1 semester I tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 8 orang anak laki-
laki dan 12 orang anak perempuan. Pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti dengan melakukan observasi langsung terhadap
kemampuan menyimak anak. Dari hasil observasi diperoleh data
bahwa anak kelompok B1 di PAUD Pradnya Paramita Penarungan
Singaraja, dalam hal kemampuan menyimak masih kurang. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita
berbantuan media kartu gambar berseri, ternyata dapat
meningkatkan kemampuan menyimak anak di PAUD Pradnya
Paramita Penarungan Singaraja. Kemampuan menyimak anak
pada siklus I sebesar 63,44%,yang berarti pada katagori rendah,
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 79,06% yang
menunjukkan kategori tinggi. Jadi peningkatan yang terjadi dari
siklus I ke siklus II sebesar 15,62%. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kartu
gambar berseri ternyata sangat efektif untuk meningkatkan
kemampuan menyimak anak, dan oleh karenanya para guru sangat
perlu menerapkan strategi pembelajaran yang efektif secara
intensif dan berkelanjutan guna meningkatkan perkembangan
menyimak anak kelompok B.

Intisari Perkembangan bahasa merupakan salah satu perkembangan yang


sangat penting dari kelima aspek perkembangan yang ada, maka
dari itu perkembangan bahasa pada anak, terutama anak usia dini
harus diberikan stimulus untuk mengembangkan kemampuan yang
dimiliki anak dengan optimal. Hal ini membuktikan bahwa
perkembangan bahasa anak juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dimana anak tinggal. Salah satu bagian dari
perkembangan bahasa adalah kemampuan menyimak.
Media kartu gambar berseri digunakan sebagai media untuk
mengembangkan kemampuan bicara anak dalam hal bercerita.
Dimana dalam menggunakan media ini anak bebas memilih
gambar yang ia inginkan lalu menceritakan gambar tersebut secara
sederhana. Begitu selanjutnya untuk anak lainnya.
Media kartu gambar berseri ini digunakan untuk mempermudah
guru dalam menyampaikan informasi kepada anak khususnya
dalam menceritakan isi cerita yang ada pada kartu gambar.
Dengan bantuan dari media kartu gambar berseri ini, diharapkan
anak juga akan lebih fokus dalam menyimak cerita yang
dibacakan oleh guru secara berurutan.
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memudahkan
pengajar dalam menerapkan pembelajaran dan mengidentifikasi
masalah yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung dan
tindakan yang dilakukan dalam menangani permasalahan tersebut.
Subjek Penelitian Subyek Penelitian ini adalah siswa kelompok B PAUD Pradnya
Paramita Penarungan yang berjumlah 20 anak yang terdiri 12
orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Model penelitian yang
peneliti gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah model
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau Classroom Action Research
(CAR).
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatifdan kualitatif.

Hasil Penelitian Hasil pengamatan mengenai kemampuan menyimak anak saat


berlangsungnya kegiatan dengan penerapan metode bercerita
berbantuan media kartu gambar berseri dalam 8 kali pertemuan,
maka didapat data hasil kemampuan menyimak anak di PAUD
Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja Untuk menentukan
tingkat belajar siswa dilakukan dengan cara mengkonversikan
angka rata-rata persen tingkat hasil belajar dengan Penilaian
Acuan Patokan (PAP).
Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah bahwa penerapan metode bercerita
berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan
bicara anak pada kelompok B semester I Tahun Pelajaran
2016/2017 di PAUD Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini adalah anak didik menjadi pasif karena
lebih banyak mendengarkan cerita-cerita dari guru.

Simpulan Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kemampuan bahasa, anak


usia dini sering mengalami kesulitan dalam hal penguasaan kosa
kata, sehingga anak juga sering terkesan bosan dan kurang
termotivasi mengikuti pembelajaran” (Rusefrinaria, 2012). Salah
satu perkembangan bahasa yang harus dikembangkan pada anak
usia dini adalah kemampuan menyimak. Anak usia dini perlu
dilatih sedini mungkin dalam meningkatkan kemampuan
menyimaknya, dimana dalam menyimak anak tidak hanya dituntut
untuk mampu mendengarkan namun juga memahami apa yang
didengarnya.
Peneliti menyimpulkan perlu adanya inovasi yang baru dalam
pembelajaran pada anak untuk meningkatkan kemampuan
menyimak anak dimana dibantu menggunakan media kartu
gambar berseri dan metode bercerita. Hal ini akan lebih
memudahkan anak dalam mengembangkan semua aspek-aspek
kemampuan menyimak anak yang akan merangsang anak untuk
lebih berkonsentrasi dalam mendengarkan dan memahami apa
yang dikatakan oleh guru, selain itu dengan menerapkan media
kartu gambar berseri ini diharapkan meminimalisir tingkat
kebosanan anak dengan memberikan cerita yang berbeda setiap
hari. Berikut kutipan hasil wawancara dengan guru di PAUD
Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN KARTU GAMBAR


BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK
ANAK KELOMPOK B

Ni Made Dian Pertiwi1, I Nyoman Wirya2, Putu Aditya Antara3


1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: dianpertiwi@yahoo.co.id1, wiryanyoman14@gmail.com2,


putuaditya.antara@gmail.com3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyimak anak setelah
diterapkannya metode bercerita berbantuan media kartu gambar berseri. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas. Lokasi penelitian berada di PAUD Pradnya Paramita
Penarungan, Singaraja. Subyek penelitian adalah anak kelompok B1 semester I tahun
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 8 orang anak laki-laki dan 12 orang
anak perempuan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan observasi
langsung terhadap kemampuan menyimak anak. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa
anak kelompok B1 di PAUD Pradnya Paramita Penarungan Singaraja, dalam hal
kemampuan menyimak masih kurang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan
metode bercerita berbantuan media kartu gambar berseri, ternyata dapat meningkatkan
kemampuan menyimak anak di PAUD Pradnya Paramita Penarungan Singaraja.
Kemampuan menyimak anak pada siklus I sebesar 63,44%,yang berarti pada katagori
rendah, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 79,06% yang menunjukkan kategori
tinggi. Jadi peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 15,62%. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kartu gambar berseri
ternyata sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak, dan oleh
karenanya para guru sangat perlu menerapkan strategi pembelajaran yang efektif secara
intensif dan berkelanjutan guna meningkatkan perkembangan menyimak anak kelompok B.
Kata-kata kunci: bercerita, kartu gambar berseri, kemampuan menyimak

Abstract
This study aims to determine the increase listening skills of children after the implementation
of media-aided storytelling picture cards glow. This research is quantitative descriptive. The
research location is in early childhood Penarungan Pradnya Paramita, Singaraja. Subjects
were children in group B1 first semester of academic year 2016/2017 totaling 20 children,
consisting of 8 boys and 12 girls. Data collection was conducted by researchers with the
direct observation of the child's listening skills. From the observation data showed that
children in early childhood B1 group Pradnya Paramita Penarungan Singaraja, in terms of
listening skills are lacking. Research results show that the application of media-assisted
method of storytelling radiant picture card, it can increase the listening skills of children in
early childhood Pradnya Paramita Penarungan Singaraja. Listening skills of children in the
first cycle of 63.44%, which means the low category, increased in the second cycle to
79.06%, which shows the high category. So the improvement that occurred from the first
cycle to the second cycle of 15.62%. This fact shows that the application of the method of
storytelling assisted radiant picture card media proved very effective way to improve listening
skills of children, and therefore teachers are very necessary implementing effective learning
strategies intensive and sustained in order to enhance the development of listening to
children in group B.
Keywords: Storytelling, Flashcard, Listening skill



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

PENDAHULUAN segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anak,


agar proses pembelajaran yang
Pendidikan bagi anak usia dini dimulai berlangsung nantinya bermanfaat untuk
dari usia 0-6 tahun (di Indonesia), dimana anak. Kesulitan ini akan sangat
menurut penelitian yang dilakukan oleh mempengaruhi perkembangan bahasa
beberapa ahli, di usia ini otak anak terutama kemampuan menyimak anak.
berkembang dengan sangat pesat. Maka Dalam hal ini, guru perlu memahami dan
dari itu, pendidikan yang berlangsung sejak mengantisipasi agar fakor-faktor tersebut
usia dini dipercaya jauh lebih bermanfaat bisa diminimalisir.
dibandingkan setelah usia dini. “Pendidikan Berdasarkan hasil observasi dan
usia dini menjadi begitu populer saat ini di wawancara yang peneliti lakukan dengan
Indonesia, diantaranya karena pendidikan guru kelompok B1 di PAUD Pradnya
anak usia dini memiliki peran yang sangat Paramitha Penarungan, Singaraja,
besar dan penting dalam pengembangan ditemukan bahwa aspek perkembangan
sumber daya manusia dan pembentukan yang dikembangkan dalam kegiatan
manusia seutuhnya” (Prihatin, 2012). pembelajaran anak masih kurang, terutama
Dengan kata lain pendidikan anak usia dini dalam aspek perkembangan bahasa anak,
adalah akar dan pondasi dari pendidikan khususnya kemampuan menyimak. Fokus
selanjutnya, untuk itu sangat penting permasalahan (batasan masalah) yang
memahami tentang berbagai aspek penulis teliti disini adalah mengenai
perkembangan yang dimiliki anak usia dini perkembangan bahasa khususnya
agar bisa diberikan stimulasi yang tepat kemampuan menyimak anak. Dimana di
sampai perkembangan anak bisa tercapai PAUD Pradnya Paramita ini, banyak
dengan optimal. hambatan yang dilalui oleh guru dalam
Dalam pelaksanaan proses mengembangkan kemampuan menyimak
pembelajaran kemampuan bahasa, anak anak. Selain kurangnya stimulasi dan
usia dini sering mengalami kesulitan dalam pemahaman dari guru tentang pentingnya
hal penguasaan kosa kata, sehingga anak mengembangkan kemampuan menyimak
juga sering terkesan bosan dan kurang anak sejak usia dini, kurangnya media yang
termotivasi mengikuti pembelajaran” mendukung juga menjadi faktor utama
(Rusefrinaria, 2012). Salah satu penyebab belum berkembangnya
perkembangan bahasa yang harus kemampuan menyimak yang dimiliki anak
dikembangkan pada anak usia dini adalah dengan optimal.
kemampuan menyimak. Anak usia dini Berdasarkan hasil observasi dan
perlu dilatih sedini mungkin dalam wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan
meningkatkan kemampuan menyimaknya, perlu adanya inovasi yang baru dalam
dimana dalam menyimak anak tidak hanya pembelajaran pada anak untuk
dituntut untuk mampu mendengarkan meningkatkan kemampuan menyimak anak
namun juga memahami apa yang dimana dibantu menggunakan media kartu
didengarnya. Nantinya, apa yang anak gambar berseri dan metode bercerita. Hal
dengar dan anak pahami dari apa yang ini akan lebih memudahkan anak dalam
didengarnya itu merupakan kemampuan mengembangkan semua aspek-aspek
menyimak. Kemampuan menyimak kemampuan menyimak anak yang akan
sangatlah penting dikembangkan pada merangsang anak untuk lebih
anak sejak usia dini, karena kemampuan berkonsentrasi dalam mendengarkan dan
menyimak menuntut anak tidak hanya memahami apa yang dikatakan oleh guru,
mampu mendengarkan apa yang dikatakan selain itu dengan menerapkan media kartu
oleh guru, namun juga tahu arti dari apa gambar berseri ini diharapkan
yang anak dengar tersebut. meminimalisir tingkat kebosanan anak
Kemampuan menyimak terutama dengan memberikan cerita yang berbeda
untuk anak usia dini membutuhkan cara setiap hari. Berikut kutipan hasil wawancara
serta media agar mempermudah anak dengan guru di PAUD Pradnya Paramita
dalam proses pembelajaran. Sehingga, Penarungan, Singaraja.
guru harus mempersiapkan secara matang



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

Menanggulangi permasalahan juga diungkapkan oleh Chomsky (dalam


tersebut, solusi yang dapat dilakukan Susanto, 2013) bahwa “ manusia terikat
adalah menerapkan metode pembelajaran secara biologis untuk mempelajari bahasa
yang mengoptimalkan kegiatan pada suatu waktu tertentu dengan cara
pembelajaran, khususnya kemampuan tertentu”.
berbicara pada anak. Karakteristik anak Bahasa adalah salah satu
usia dini yang memiliki rasa ingin tahu yang kemampuan yang harus dikembangkan
besar, memiliki imajinasi yang tinggi, dan anak. Siskandar (dalam Dhieni, 2007)
aktif hendaknya menjadi pedoman untuk mengatakan bahwa “perkembangan
pemilihan metode pembelajaran. Metode bahasa diarahkan untuk meningkatkan
pembelajaran yang tepat untuk kemampuan anak dalam hal, 1) mendengar
mengoptimalkan kemampuan menyimak secara aktif dengan berkomunikasi
anak yaitu metode bercerita. Metode menggunakan bahasa dan, 2) memahami
bercerita merupakan kegiatan bahwa sesuatu dapat diwakilkan dengan
menyampaikan informasi yang dilakukan tulisan dan dapat dibaca, mengetahui
seseorang secara lisan melalui sebuah abjad, menulis angka dan huruf”. Broemly
cerita kepada orang lain dengan (dalam Dhieni, 2007) meyebutkan “empat
menggunakan alat atau tanpa alat peraga. macam bentuk bahasa, yaitu menyimak,
Pemilihan alat peraga dalam berbicara, membaca, dan menulis”. Suarni
membantu kegiatan bercerita anak juga (2009) mengatakan bahwa “perkembangan
perlu disesuaikan dengan materi yang bahasa merupakan interaksi antara warisan
hendak disampaikan, dimana alat peraga biologis (internal) dengan lingkungannya”.
tersebut mampu menumbuhkan imajinasi Karena itu bahasa mencakup cara untuk
anak. Dalam hal ini, media kartu gambar berkomunikasi, dimana pikiran dan
berseri akan digunakan oleh guru dalam perasaan individu dinyatakan dalam bentuk
menceritakan urutan gambar yang ada lambang atau simbol. Hurlock (dalam
pada kartu, dimana anak diberikan instruksi Santrock, 2002) mengatakan bahwa
untuk menyimak (mendengarkan dan “perkembangan bahasa mencakup setiap
memahami) isi dari cerita tersebut. Setelah sarana komunikasi dengan menyimbulkan
guru selesai menceritakan isi cerita sesuai pikiran dan perasaan untuk menyampaikan
dengan urutan kartu gambar, guru akan makna kepada orang lain”.
menanyakan pada anak tentang nama Perkembangan bahasa merupakan
tokoh, karakter tokoh maupun akhir cerita salah satu perkembangan yang sangat
tersebut. penting dari kelima aspek perkembangan
Badudu (dalam Dhieni,dkk, 2005) yang ada, maka dari itu perkembangan
mengatakan bahwa “ bahasa adalah alat bahasa pada anak, terutama anak usia dini
penghubung atau komunikasi antara harus diberikan stimulus untuk
anggota masyarakat yang terdiri dari mengembangkan kemampuan yang dimiliki
individu-individu yang menyatakan pikiran, anak dengan optimal. Hal ini membuktikan
perasaan, dan keinginannya”. Sedangkan bahwa perkembangan bahasa anak juga
menurut Broemly (dalam Dhieni, dkk, 2005) dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana
mengatakan bahwa “bahasa sebagai anak tinggal. Salah satu bagian dari
sistem simbol yang teratur untuk perkembangan bahasa adalah kemampuan
mentransfer berbagai ide maupun informasi menyimak.
yang terdiri dari simbol-simbol visual Dhieni (2012) mengungkapkan bahwa
maupun verbal”. “kemampuan menyimak melibatkan proses
Seperti yang dikatakan oleh Susanto menginterpretasi dan menerjemahkan
(2013) bahwa “perkembangan bahasa anak suara yang didengar sehingga memiliki arti
juga diperkaya dan dilengkapi oleh tertentu. Dimana kemampuan ini
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya, melibatkan proses kognitif yang
dalam hal ini pembentukan kepribadian memerlukan perhatian dan konsentrasi
yang dihasilkan dari pergaulan dengan dalam memahami arti dari informasi yang
masyarakat sekitar akan memberi ciri disampaikan”. Kemampuan menyimak
khusus dalam perilaku berbahasa”. Hal lain disini menuntut anak untuk fokus dalam



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

mendengarkan informasi yang diberikan bukan saja meliputi alat perantara, namun
oleh guru agar apa yang guru sampaikan meliputi orang atau manusia sebagai
tidak berbeda dengan apa yang anak sumber belajar atau juga berupa kegiatan
pahami. Menurut Divtahari, dkk (2015) semacam diskusi, seminar dan
“kemampuan seorang anak dalam karyawisata”. Hal lain juga diugkapkan oleh
menyimak akan menjadi penentu untuk Gagne (dalam Wijaya, dkk 2015) bahwa “
perkembangan bahasa selanjutnya media adalah berbagai jenis komponen
terutama dalam kemampuan berbicara dalam lingkungan anak didik yang dapat
anak”. Dimana menurut Haryadi (dalam memotivasi anak belajar”. Sedangkan
Divtahari, dkk, 2015) “menyimak Briggs (Wijaya, dkk 2015) berpendapat
merupakan kegiatan paling awal dilakukan bahwa “ media merupakan segala alat fisik
oleh manusia dilihat dari proses yang dapat menyajikan pesan serta
pemrolehan bahasa”. Hal ini membuktikan merangsang anak untuk belajar”. Media
bahwa kemampuan menyimak adalah kartu bergambar termasuk dalam media
bagian dari kemampuan bahasa yang visual. Dimana media ini adalah media
sangat penting dan mempengaruhi yang menyampaikan pesan melalui
kemampuan bahasa lainnya. penglihatan atau media yang hanya dapat
Kemampuan menyimak adalah salah dilihat, sehingga mempermudah anak untuk
satu kemampuan bahasa yang sangat memahami apa yang ingin kita sampaikan
penting untuk dikembangkan pada anak pada anak melalui medianya langsung.
usia dini dan tentunya membutuhkan Media kartu gambar berseri
stimulus agar anak mau melakukan digunakan sebagai media untuk
kegiatan menyimak dengan baik. Adapun mengembangkan kemampuan bicara anak
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hal bercerita. Dimana dalam
kemampuan menyimak menurut Dhieni menggunakan media ini anak bebas
(2012) adalah: Acuity, yaitu kesadaran akan memilih gambar yang ia inginkan lalu
adanya suara yang diterima oleh telinga, menceritakan gambar tersebut secara
misalnya mendengar suara anak lain yang sederhana. Begitu selanjutnya untuk anak
sedang bermain, mendengar suara mesin lainnya. Menurut Susanto (2012) bahwa,
tik. Auditory discrimination, yaitu “media kartu bergambar (flash card)
kemampuan membedakan persamaan dan merupakan media yang mampu
perbedaan suara atau bunyi, misalnya mengembangkan kreativitas anak”.
suara hujan berbeda dengan suara mesin Media kartu gambar berseri ini
tik. Auding, yaitu suatu proses dimana digunakan untuk mempermudah guru
terdapat asosiasi antara arti dengan pesan dalam menyampaikan informasi kepada
yang diungkapkan. Proses ini melibatkan anak khususnya dalam menceritakan isi
pemahaman terhadap dan maksud kata- cerita yang ada pada kartu gambar.
kata yang diungkapkan. Dengan bantuan dari media kartu gambar
Ketiga faktor tersebut saling berseri ini, diharapkan anak juga akan lebih
berhubungan satu sama lain, sehingga fokus dalam menyimak cerita yang
ketiga faktor ini sangat penting dalam dibacakan oleh guru secara berurutan.
mengembangkan kemampuan menyimak. Media kartu gambar berseri ini dipilih
Media kartu gambar berseri lebih karena media ini selain mudah dibuat, tidak
menonjolkan pada faktor auding yaitu membutuhkan biaya yang besar juga
asosiasi antara arti dengan pesan yang mampu merangsang anak untuk lebih fokus
diungkapkan, dalam bercerita dalam proses pembelajaran.
menggunakan kartu gambar berseri, anak Diharapkan dengan bantuan media
dituntut untuk memahami isi cerita serta kartu gambar berseri ini, kemampuan
pesan yang disampaikan dari cerita. menyimak anak akan jauh lebih
Menurut Brigs (dalam Sanjaya, 2008) berkembang dan tentunya proses
bahwa “media adalah alat untuk memberi pembelajaran yang berlangsung di dalam
perangsang bagi peserta didik supaya kelas jauh lebih bermanfaat untuk anak.
terjadi proses belajar”. Sedangkan menurut Gambar-gambar yang ada pada kartu
Sanjaya (2008) mengatakan bahwa “media gambar berseri akan merangsang niat anak



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

untuk lebih memperhatikan dan yang telah disusun tercapai secara optimal”
mendengarkan informasi yang diberikan (Sanjaya, 2009).
oleh guru. Menurut Bachir (dalam, Noviana,
Media pembelajaran memiliki banyak 2013) “bercerita adalah menuturkan
jenis yang bisa digunakan dan diterapkan sesuatu yang mengisahkan tentang
untuk menunjang pembelajaran anak. perbuatan atau kejadian yang disampaikan
Jenis-jenis media ini bisa kita gunakan secara lisan dengan tujuan membagikan
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan kita pengalaman dan pengetahuan kepada
selama proses pembelajaran. Rudy Brets orang lain”. Hal lain juga diungkapkan oleh
(dalam Sanjaya, 2008) mengklasifikasikan Noviana (2013) bahwa “bercerita adalah
media pembelajara menjadi tiga, yaitu: 1) suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
Media visual adalah media yang secara lisan kepada orang lain dengan alat
menyampaikan pesan melalui penglihatan atau tanpa alat tentang apa yang harus
atau media yang hanya dapat dilihat. Jenis disampaikan dalam bentuk pesan.
media ini tampaknya paling sering Metode cerita juga memiliki kelebihan,
digunakan oleh guru dalam proses sehingga cocok jika digunakan dalam
pembelajaran untuk membantu meningkatkan kemampuan bicara anak.
menyampaikan isi yang sedang dipelajari. Menurut Dhieni, dkk (2007), bahwa “
Media kartu gambar berseri termasuk ke kelebihan metode bercerita adalah (1)
dalam jenis media visual, karena media dapat menjangkau jumlah anak yang
kartu gambar berseri menyampaikan relative lebih banyak, (2) waktu yang
pesan/ informasi melalui penglihatan, 2) tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif
Media Audio, Media ini adalah media yang dan efesien, (3) pengaturan kelas menjadi
mengandung pesan dalam pesan bentuk lebih sederhana, (4) guru dapat menguasai
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat kelas dengan mudah, (5) secara efektif
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, tidak banyak memerlukan biaya”.
dari seseorang. Media ini digunakan untuk Selain memiliki kelebihan, metode
menyalurkan pesan melalui suara atau bercerita juga memiliki kekurangan, karena
bunyi. Contohnya adalah kaset tape segala sesuatu yang ada tidak ada yang
recorder dan radio, 3) Media Audio-Visual, sempurna, sehingga kita perlu
Media ini merupakan kombinasi dari media mengantisipasi kekurangan tersebut agar
audio dan media visual atau yang sering tidak berdampak negatif. Menurut Dheini,
disebut dengan media pandang-dengar. dkk (2007), bahwa “ kekurangan metode
Media ini menghasilkan rupa/ bentuk serta bercerita adalah: (1) anak didik menjadi
suara. Contohnya adalah TV, Video, Film, pasif, karena lebih banyak mendengarkan
dll. atau menerima penjelasan dari guru,(2)
Menurut Dhieni, dkk (2007), bahwa kurang merangsang perkembangan
metode bercerita merupakan cara kreativitas dan kemampuan siswa untuk
penyampaian atau penyajian materi mengutarakan pendapatnya, (3) daya serap
pembelajaran secara lisan dalam bentuk atau daya tangkap anak didik berbeda dan
cerita dari guru kepada anak didiknya di masih lemah sehingga sukar memahami
Taman Kanak-kanak, dalam pelaksanan tujuan pokok isi cerita, (4) cepat
pembelajaran di Taman Kanak-kanak menumbuhkan rasa bosan terutama
metode bercerita dilaksanakan dalam apabila penyajiannya tidak menarik”.
upaya memperkenalkan, memberikan Adapun langkah-langkah yang akan
keterangan, atau memperjelaskan tentang dilakukan dalam menerapkan metode
hal baru dalam rangka menyampaikan bercerita berbantuan media kartu gambar
pembelajaran yang dapat mengembangkan berseri ini adalah: 1)
berbagai potensi dasar anak Taman Kanak- Menyusun/mengurutkan kartu gambar
kanak. Sedangkan “Metode adalah cara berseri sesuai dengan urutan yang tepat. Ini
yang digunakan untuk adalah hal utama, karena jika urutan kartu
mengimplementasikan rencana yang sudah gambar tidak sesuai maka cerita yang
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan diberikan juga akan tidak sesuai. 2) Guru
menceritakan gambar yang ada pada kartu



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

gambar berseri sesuai dengan urutan, dan Rencana Tindakan adalah tindakan
menyuruh anak menyimak cerita yang apa yang akan dilakukan untuk
diceritakan oleh guru secara sederhana. 3) memperbaiki, meningkatkan proses atau
Setelah selesai menceritakan cerita pada melakukan perubahan perilaku sebagai
kartu gambar berseri, guru menanyakan solusi pembelajaran. Kegiatan yang
pada anak isi cerita, nama tokoh dan dilakukan pada tahap ini adalah:
karakter tokoh yang ada dalam kartu Menyamakan persepsi dengan metode dan
gambar berseri. media yang akan digunakan, Menyusun
RKH (Rencana Kegiatan Harian),
menyiapkan alat dan bahan yang akan
METODE dipakai dalam proses pembelajaran,
Subyek Penelitian ini adalah siswa Mengatur posisi anak dalam melaksanakan
kelompok B PAUD Pradnya Paramita kegiatan belajar, Menyiapkan instrumen
Penarungan yang berjumlah 20 anak yang penilaian. Penelitian ini akan dilakukan
terdiri 12 orang perempuan dan 8 orang dalam siklus yang berulang, satu siklus
laki-laki. Model penelitian yang peneliti dilakukan selama satu minggu. Penelitian
gunakan dalam melakukan penelitian ini ini dirancang sesuai dengan data di
adalah model PTK (Penelitian Tindakan lapangan. Selama rencana tindakan, hal
Kelas) atau Classroom Action Research yang perlu dipersiapkan adalah merancang
(CAR). Menurut Agung (20012) bahwa metode bercerita yang tepat untuk anak
“penelitian tindakan kelas merupakan sesuai dengan karakteristik anak di PAUD
penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), Pradnya Paramita Penarungan. Lalu
terbatas dan hasilnya untuk memperbaiki menyiapkan media kartu gambar berseri
dan menyempurnakan program yang telah dipilih sebagai alat dalam
pembelajaran yang sedang berjalan”. penyampaian metode bercerita pada anak.
Suyanto (dalam Muslich, 2012) Menyusun RPPH bersama guru terkait
mengatakan bahwa ”penelitian tindakan penerapan metode bercerita dengan media
kelas adalah suatu bentuk penelitian yang kartu gambar berseri. Mengatur posisi
bersifat reflektif dengan menggunakan tempat duduk anak, agar selama
tindakan-tindakan tertentu agar dapat penerapan metode bercerita, anak akan
memperbaiki pembelajarran di kelas”. fokus dalam mendengarkan sehingga
Menurut Sanjaya (2009) bahwa “PTK dapat proses pembelajaran berjalan dengan baik.
diartikan sebagai proses pengkajian Mempersiapkan instrumen penilaian yang
masalah pembelajaran di dalam kelas digunakan selama penelitian berlangsung,
melalui refleksi diri dalam upaya untuk sehingga nantinya akan mudah mengetahui
memecahkan masalah dengan cara hasil yang didapatkan anak.
melakukan berbagai tindakan yang Pelaksanaan adalah apa yang
terencana dalam situasi nyata”. dilakukan oleh guru ataupun peneliti
Penelitian ini dirancang melalui satu sebagai upaya perbaikan dan peningkatan
siklus, namun tidak menutup kemungkinan sesuai dengan perubahan yang diinginkan.
akan dilakukan siklus selanjutnya apabila Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini
siklus I belum berhasil. Setiap siklus terdiri adalah melaksanakan proses pembelajaran
dari empat tahap, yaitu tahap pertama sesuai dengan RPPH yang telah disusun.
rencana tindakan, tahap kedua Pelaksanaan disini, guru langsung
pelaksanaan, tahap ketiga menerapkan kegiatan bercerita dengan
evaluasi/observasi, dan terakhir adalah media kartu gambar berseri untuk
refleksi. Penelitian dilaksanakan pada meningkatkan kemampuan menyimak
semester I tahun ajaran 2016/2017. anak.
Penentuan waktu penelitian disesuaikan Observasi adalah melakukan
dengan kalender pendidikan di PAUD pengamatan mengenai pelaksanaan
Pradnya Paramita. Penelitian tindakan kegiatan yang sudah dirancang kepada
kelas ini dilaksanakan di PAUD Pradnya anak. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk
Paramita Penarungan Singaraja, dalam mengetahui hasil dari kegiatan
kemampuan menyimak. pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

pada tahap evaluasi adalah: Penilaian pencatatan” secara sistematis tentang


tugas, penilaian keaktifan dalam suatu obyek tertentu (Agung, 2012).
melaksanakan kegiatan menyimak, Observasi ini dilakukan terhadap kegiatan
Penilaian terhadap penugasan yang yang dilakukan oleh peneliti dan siswa
diberikan melalui hasil karyanya. Evaluasi dalam menerapkan Metode Bercerita
disini adalah menilai seberapa besar Berbantuan Media Kartu Gambar Berseri
perkembangan kemampuan menyimak untuk Meningkatkan Kemampuan
anak, seberapa besar keaktifan anak Menyimak. Dalam penelitian ini, observasi
selama kegiatan ini diterapkan serta dilakukan selama percobaan masing-
penilaian dari hasil karya anak selama masing siklus dengan menggunakan
proses ini berlangsung. Seperti anak pedoman observasi. Setiap kegiatan yang
mampu menceritakan kembali isi cerita akan diobservasi, dikategorikan dalam
secara sederhana ataupun melanjutkan kualitas yang sesuai, yaitu belum terlatih
cerita yang disampaikan. Sedangkan pada ditandai dengan skor satu (1), cukup terlatih
tahap observasi dilakukan dengan cara, dengan tanda skor dua (2), terlatih dengan
Mengobservasi guru dalam membuka tanda skor tiga (3) dan sangat terlatih tada
kegiatan pembelajaran, menyampaikan skor empat (4).
materi, dan menutup. Mengobservasi anak Setelah data dalam proses penelitian
dalam proses pembelajaran. Pada tahap terkumpul, maka langkah selanjutnya
observasi yang dilakukan adalah menilai adalah melakukan analisis data. Dalam
guru dalam kegiatan pembukaan, inti menganalisis data ini digunakan metode
maupun penutup apakah sudah sesuai analisis data statistik deskriptif dan metode
dengan RPPH maupun rancangan yang analisis data deskriptif kuantitatif. Metode
sudah dipersiapkan sebelumnya. Serta analisis statistik deskriptif adalah salah satu
mengobservasi anak melalui instrumen metode yang peneliti gunakan dalam
yang sudah dipersiapkan. penelitian ini. Menurut Agung (2012)
Refleksi adalah suatu kegiatan mengatakan analisis statistik deskriptif ialah
mengkaji, melihat dan mempertimbangkan suatu cara pengolahan data yang dilakukan
atas hasil ataupun dampak tindakan dari dengan jalan menerapkan rumus-rumus
berbagai kriteria yang dilakukan oleh statistik deskriptif seperti: distribusi
peneliti. Berdasarkan hasil refleksi ini, frekuensi, grafik, angka rata-rata, median,
nantinya akan dilakukan perbaikan dari modus, mean dan standar deviasi untuk
kekurangan-kekurangan yang ada dalam menggambarkan suatu obyek atau variabel
proses pembelajaran. Kegiatan yang tertentu sehingga diperoleh kesimpulan
dilakukan pada tahap refleksi ini adalah umum. Penerapan metode analisis statistik
peneliti mengkaji dan merenungkan hasil deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil
penilaian terhadap pelaksanaan tindakan penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam
tersebut dengan maksud jika terjadi a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung
hambatan, akan dicari pemecahan modus, c) menghitung median, d)
masalahnya untuk direncanakan tindakan menghitung angka rata-rata (mean), e)
pada siklus selanjutnya. Pada tahap ini menyajikan data ke dalam grafik polygon.
yang dilakukan adalah mengkaji atau
melihat hasil selama penerapan metode HASIL DAN PEMBAHASAN
bercerita berlangsung, seberapa besar Hasil
kemajuan yang dialami anak serta Penelitian pada siklus I dilaksanakan
kekurangan-kekurangan apa yang dalam 8 kali pertemuan yaitu mulai tanggal
ditemukan sehingga nantinya bisa 3 – 12 Oktober 2016. Dimana dalam 8 kali
diperbaiki pada siklus selanjutnya. pertemuan ini, guru menerapkan media
Instrumen dan teknik pengumpulan kartu gambar berseri kepada anak dan
data yang digunakan dalam penelitian ini disetiap akhir pertemuan guru menilai
adalah sebagai berikut. Pengamatan seberapa besar kemajuan anak dalam
(observasi) adalah suatu cara yang kemampuan menyimak. Pada lembar
digunakan untuk memperoleh data dengan observasi kemampuan meyimak anak
jalan mengadakan “pengamatan dan siklus I ada empat komponen yang akan



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

diamati dan dari keempat komponen menghitung angka rata-rata (mean), e)


tersebut masing-masing komponen memiliki menyajikan data ke dalam grafik polygon.
empat deskriptor yang terdiri dari bintang
satu, bintang dua, bintang tiga dan bintang Pembahasan
empat dengan skor masing-masing Dari hasil pengamatan dan temuan
deskriptor adalah 1 (satu). Dengan selama pelaksanaan tindakan pada siklus I
demikian dalam pengamatan akan terdapat beberapa kendala yang
diberikan penilaian dengan mengisi berapa menyebabkan hasil belajar anak masih
bintang yang akan diberikan kepada berada pada kriteria rendah yaitu 63,44 %.
masing-masing anak dalam setiap Hal ini dijadikan refleksi untuk perbaikan
pertemuan. Jika semua deskriptor diberikan dan perlu ditingkatkan pada siklus II. Dari 8
bintang empat dalam pengamatan maka kali pertemuan yang dilaksanakan dalam
Skor Maksimal Ideal (SMI) kemampuan penerapan metode bercerita berbantuan
menyimak anak adalah 16. media kartu gambar berseri, diperoleh hasil
Hasil dan analisis data pada siklus I yang rendah pada kemampuan memyimak
ini, peneliti sajikan ke dalam dua analisis, anak siklus I di PAUD Pradnya Paramita
yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan Penarungan, Singaraja. Hasil presetase
analisis deskriptif kualitatif. Di dalam rata-rata menunjukkan nilai 63,44%,
analisis deskriptif kuatitatif, terdiri dari tabel dimana dari observasi yang dilakukan
distribusi frekuensi, nilai mean, median dan terlihat dihari pertama hingga ketiga anak
modus serta presentase dan grafik polygon. masih meyesuaikan diri, namun hari
Sedangkan pada analisis deskriptif kualitatif keempat dan seterusnya anak sudah
dijelaskan deskripsi kemampuan anak mampu menerapkan metode dan media
selama penerapan metode bercerita yang diberikan, sehingga kemampuan
berbantua media kartu gambar. menyimak anak mulai berkembang.
Hasil pengamatan mengenai Kelebihan dari metode bercerita
kemampuan menyimak anak saat berbantuan media kartu gambar berseri ini
berlangsungnya kegiatan dengan adalah,medianya yang tidak biasa diberikan
penerapan metode bercerita berbantuan oleh guru, membuat rasa ingin tahu anak
media kartu gambar berseri dalam 8 kali bertambah, serta cara penyampaian guru
pertemuan, maka didapat data hasil dalam menerapkan media ini membuat
kemampuan menyimak anak di PAUD anak terstimulasi. Namun, kelemahan dari
Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja media ini adalah, kurang besar dan
Untuk menentukan tingkat belajar bervariasi gambarnya, sehingga akan
siswa dilakukan dengan cara membuat anak cepat bosan dengan
mengkonversikan angka rata-rata persen gambar yang sama. Saran dari guru adalah
tingkat hasil belajar dengan Penilaian agar gambar yang ada pada kartu gambar
Acuan Patokan (PAP). Metode analisis berseri divariasikan serta gambarnya
statistik deskriptif adalah salah satu metode diperjelas terutama warna dan ukuran kartu
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini. gambar agar anak lebih mudah melihat
Menurut Agung (2012) mengatakan analisis gambar, karena jika gambarnya bagus dan
statistik deskriptif ialah suatu cara menarik, maka keinginan anak akan
pengolahan data yang dilakukan dengan penasaran dengan isi ceritanya
jalan menerapkan rumus-rumus statistik Penelitian pada siklus II dilaksanakan
deskriptif seperti: distribusi frekuensi, grafik, dalam 6 kali pertemuan yaitu mulai tanggal
angka rata-rata, media,modus, mean dan 13-19 Oktober 2016 . Dimana pada hasil
standar deviasi untuk menggambarkan sebelumnya, anak sudah mampu
suatu obyek atau variabel tertentu sehingga menerapkan metode bercerita berbantuan
diperoleh kesimpulan umum. media kartu gambar berseri dengan hasil
Penerapan metode analisis statistik yang rendah. Setiap pertemuan, cerita yang
deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil disampaikan melalui kartu gambar berseri
penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam selalu berbeda, hal ini peneliti lakukan agar
a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung anak tidak merasa bosan dengan media
modus, c) menghitung median, d) yang diberikan. Dimana dalam 6 kali



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

pertemuan ini, guru menerapkan media begitu senang dan bersemangat mengikuti
kartu gambar berseri kepada anak dan pembelajaran.
disetiap akhir pertemuan guru menilai Hasil pertemuan pertama siklus II
seberapa besar kemajuan anak dalam media kartu gambar berseri yang diberikan
kemampuan menyimak. sudah lebih besar dari siklus I namun,
Pada lembar observasi kemampuan terlihat anak belum terlalu mampu
menyimak anak siklus II ada empat menceritakan kembali cerita yang diberikan
komponen yang akan diamati dan dari secara sederhana, dimana guru juga
keempat komponen tersebut masing- mengeluhkan karena anak belum terbiasa
masing komponen memiliki empat bercerita menggunakan media kartu
deskriptor yang terdiri dari bintang satu, gambar berseri. Pada pertemuan kedua,
bintang dua, bintang tiga dan bintang empat hasilnya sudah meningkat, anak sudah
dengan skor masing-masing deskriptor mulai mampu menceritakan cerita yang ada
adalah 1 (satu). Dengan demikian dalam pada kartu gambar berseri yang diberikan,
pengamatan akan diberikan penilaian namun keluhan guru adalah kartu gambar
dengan mengisi berapa bintang yang akan berseri yang diberikan pada anak
diberikan kepada masing-masing anak gambarnya kurang jelas sehingga anak sulit
dalam setiap pertemuan. Jika semua melihat gambar yang ada pada kartu
deskriptor diberikan bintang empat dalam gambar berseri dengan jelas serta minat
pengamatan maka Skor Maksimal Ideal anak menjadi kurang. Pertemuan ketiga,
(SMI) kemampuan bicara anak adalah 16. kartu gambar berseri yang diberikan,
Hasil pengamatan mengenai peneliti buat lebih berwarna dan menarik
kemampuan menyimak anak saat lagi, dan ternyata hasilnya sangat
berlangsungnya kegiatan dengan memuaskan, anak sangat senang dan
penerapan metode bercerita berbantuan antusias terlebih melihat gambarnya yang
media kartu gambar berseri dalam 10 kali berwarna begitu juga mendengarkan cerita
pertemuan, maka didapat data hasil yang disampaikan. Dan pertemuan
kemampuan bicara anak di PAUD Pradnya keempat hingga pertemuan keenam
Paramita Penarungan, Singaraja dengan kartu gambar berseri yang gambar
Dari 6 kali pertemuan yang dilakukan dan ceritanya berbeda serta bervariasi,
diperoleh hasil presentase rata-rata adalah peningkatan yang terjadi terhadap
79,06%. Dari data di atas terlihat hasil yang kemampuan menyimak anak sangatlah
diperoleh sudah tergolong tinggi. Ini pesat, anak sudah mampu mengetahui isi
dikarenakan anak sudah mulai mampu cerita dengan baik bahkan mampu
bercerita menggunakan media kartu menceritakan kembali cerita secara
gambar berseri, cerita yang ada pada kartu sederhana.
gambar berseri yang diberikan juga Penyajian hasil penelitian di atas
bervariasi sehingga anak tidak cepat bosan. memberikan gambaran bahwa dengan
PAP skala lima pada data terakhir penerapan metode bercerita berbantuan
mencapai di atas 70%, dimana berada media kartu gambar berseri, ternyata dapat
pada rentang 69-85%. Jadi, hasil meningkatkan kemampuan menyimak anak
kemampuan menyimak anak berbantuan kelompok B di PAUD Pradnya Paramita
media kartu gambar berseri pada siklus II Penarugan. Dimana pada siklus I selama 8
tergolong pada kategori tinggi serta kali pertemuan penerapan metode bercerita
mengalami kemajuan yang sangat pesat berbantuan media kartu gambar,
dan signifikan. kemampuan menyimak anak 63,44%, ini
Dari hasil penelitian dan pengamatan tergolong rendah. Lalu peneliti melanjutkan
penulis selama pemberian tindakan pada ke siklus II untuk memperoleh hasil yang
siklus I hingga siklus II banyak hal yang lebih baik dan tentunya setelah
membuat metode ini berhasil untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya , dan
meningkatkan kemampuan menyimak pada siklus II selama 10 kali pertemuan,
anak, salah satunya adalah antusias anak diperoleh hasil mencapai 79,06%, dimana
dalam mengikuti pembelajaran yang mengalami peningkatan dari siklus I ke
diberikan oleh guru serta anak merasa siklus II sebanyak 6 dengan kategori tinggi.



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

Kenyataan ini menunjukkan bahwa PAP dengan kategori rendah pada siklus I
penerapan metode bercerita berbantuan dengan presentase 63,44% dan siklus II
media kartu gambar berseri ternyata sangat sebesar 79,06%. Peningkatan kemampuan
efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak dapat terjadi karena
menyimak anak, dan oleh karenanya para melalui penerapan metode bercerita, guru
guru sangat perlu menerapkan strategi menghadirkan situasi kenyamanan dalam
pembelajaran yang efektif secara intensif proses bermain, sehingga anak lebih
dan berkelanjutan guna meningkatkan mudah dalam memahami materi pelajaran
kemampuan bicara anak. Dari semua karena anak merasa senang dan
pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa bersemangat tanpa adanya beban ataupun
metode bercerita berbantuan media kartu merasa tertekan. Peningkatan kemampuan
gambar berseri sangat cocok digunakan menyimak juga didukung oleh pemanfaatan
untuk meningkatkan kemampuan media kartu yang menyenangkan untuk
menyimak anak, terbukti dari skala PAP anak. Jadi, berdasarkan kriteria
yang menujukkan kategori tinggi pada keberhasilan yang telah ditetapkan, maka
siklus II. pelaksanaan tindakan ini secara
Dari hasil penelitian ini pun terlihat keseluruhan dapat dikatakan berhasil.
beberapa anak yang kemajuannya sangat Disarankan kepada para anak untuk
pesat, dari hari pertama peneliti meningkatkan kemampuan menyimak
memberikan media kartu gambar berseri ini melalui metode bercerita dibawah
dimana anak belum mampu menceritakan bimbingan guru agar senantiasa kreatif
karena anak masih takut dan malu, namun mengembangkan media-media yang ada di
setelah hari kedua anak sudah mampu sekitar. Disarankan kepada para guru pada
bahkan sudah terlihat mulai tertarik. umumnya agar menerapkan metode
Dengan didapatkannya hasil bercerita dalam pembelajaran, agar
perkembangan kemampuan menyimak kemampuan menyimak anak dapat
anak mulai dari pertemuan pertama, kedua, meningkat lebih optimal. Disarankan juga
ketiga dan keempat, kelima, keenam, kepada para guru agar mengelola
hingga pertemuan kesepuluh dimana pembelajaran mengupayakan penggunaan
memperoleh hasil yang meningkat dari media kartu gambar berseri karena dengan
siklus I menuju siklus II. Sehingga metode menggunakan media tersebut dapat
bercerita berbantuan media kartu gambar meningkatkan kemampuan anak dalam
berseri pada anak kelas B semester II menceritakan kembali isi cerita.
Tahun pelajaran 2016/2017 di PAUD Disarankan kepada Kepala PAUD
Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja Pradnya Paramita Penarungan, Singaraja
berhasil karena mampu meningkatkan agar melakukan pembinaan secara intensif
kemampuan menyimak anak. Dimana kepada para guru dalam melakukan
berhasil mencapai 79,06% pada siklus II. inovasi-inovasi dalam pembelajaran sesuai
Dengan demikian, metode bercerita karakteristik pembelajaran, sehingga
berbantuan media kartu gambar berseri dengan demikian diharapkan kemampuan
cocok diterapkan untuk meingkatkan menyimak anak meningkat secara
kemampuan menyimak anak. bertahap. Disarankan kepada Peneliti Lain
agar dapat melakukan penelitian secara
PENUTUP efektif, sehingga hasil penelitian dapat
tercapai secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab DAFTAR RUJUKAN
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode bercerita berbantuan Agung, A. A. Gede. 2012. Metodelogi
media kartu gambar dapat meningkatkan Penelitian Pendidikan. Singaraja:
kemampuan bicara anak pada kelompok B Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 di
PAUD Pradnya Paramita Penarungan, ---------, 2010. Evaluasi Pendidikan.
Singaraja. Hal ini dapat dilihat dari skala Singaraja: FIP Undiksha Singaraja.



e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

(online). Tersedia pada:


---------, 2005. Konsep dan Teknik Analisis https://www.google.co.id/?gws_rd=cr
Data Hasil PTK. Singaraja: IKIP ,ssl&ei=LuUbWLK8F4r2vgSOvLzQD
Negeri Singaraja. w#q=Rusefrinaria.+2012.+Jurnal+Pe
ningkatan+Kosa++Kata+Anak+Melal
Dhieni. Nurbiana, dkk. 2005. Metode ui+Kartu+Gambar+Binatang+di+PA
Pengembangan Bahasa. Jakarta: UD+Palapa+I+Padang+Pariaman.
Universitas Terbuka. Diakses pada Juli 2016

Divtahari, I Gusti Ayu Ketut, dkk. 2015. Santrock, J.W. (2002). “Psikologi
Penerapan Metode Bercerita Pendidikan”. Jakarta: Kencana
Berbantuan Media Boneka untuk Prenada Media Group.
Meningkatkan Kemampuan
Menyimak Anak. Singaraja: Suarni, Ni Ketut. 2009. Modul Psikologi
Universitas Pendidikan Ganesha. Perkembangan. (tidak diterbitkan).
Jurnal Penelitian (online). Tersedia Jurusan Bimbingan Konseling
pada: Universitas Pendidikan Ganesha.
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr
,ssl&ei=HOQbWIbjL4vVvgTMu5bQB Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan
Q#q=Divtahari%2C+I+Gusti+Ayu+K Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
etut%2C+dkk.+2015.++Penerapan+ Prenada Group.
Metode+Bercerita+Berbantuan+Med
ia+Boneka+untuk+Meningkatkan+K Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
emampuan+Menyimak+Anak.+Sing Desain Sistem Pembelajaran.
araja:+Universitas+Pendidikan+Gan Jakarta: Media Grafika.
esha. Diakses pada Juli 2016
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan
Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
itu Mudah (Classroom Action Prenada Group.
Research). Jakarta: Bumi Aksara.
Wijaya, Intan Prastihastari,dkk. 2015.
Noviana, Lia. 2014. Jurnal Pengaruh Penerapan Metode Bercerita
Metode Bercerita terhadap dengan Media Wayang Gapit
Kemampuan Menyimak pada Anak Sebagai Upaya Pengembangan
Kelompok Bermain Tunas Bangsa di Kemampuan Berbicara Anak Usia
Desa Wotansari, Kecamatan Dini. Kediri: Universitas Nusantara
Balongpanggang Kabupaten Gresik. PGRI Kediri. Jurnal Penelitian
Jurnal Penelitian (online). Tersedia (online). Tersedia pada:
pada: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr ,ssl&ei=LuUbWLK8F4r2vgSOvLzQD
,ssl&ei=HOQbWIbjL4vVvgTMu5bQB w#q=Wijaya%2C+Intan+Prastihasta
Q#q=Noviana%2C+Lia.+2014.+Jurn ri%2Cdkk.+2015.++Penerapan+Met
al+Pengaruh+Metode++Bercerita+te ode+Bercerita+dengan+Media+Way
rhadap+Kemampuan+Menyimak+pa ang+Gapit+Sebagai+Upaya+Penge
da+Anak+Kelompok+Bermain+Tuna mbangan+Kemampuan+Berbicara+
s+Bangsa+di+Desa+Wotansari%2C Anak+Usia+Dini.+Kediri:+Universita
+Kecamatan+Balongpanggang+Kab s+Nusantara+PGRI+Kediri. Diakses
upaten+Gresik. Diakses pada Juli pada Juli 2016
2016

Rusefrinaria. 2012. Jurnal Peningkatan


Kosa Kata Anak Melalui Kartu
Gambar Binatang di PAUD Palapa I
Padang Pariaman. Jurnal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai