Anda di halaman 1dari 9

Sosiologi Islam Dalam

Pengembangan Lingkungan
Masyarakat Kontemporer

Penulis Buku: Syahirul Basith


Revisi Penerbit Buku: Mizan
Tebal Halaman: 94
DAFTAR ISI

PENGANTAR..............................................................7
PENDAHULUAN........................................................9

BAGIAN PERTAMA: SOSIOLOGI


KONTEMPORER..................................15

BAB I. KEADAAN SOSIOLOGI...............................17


Kecenderungan-Kecenderungan dominan...................19

BAB II. SOSIOLOGI ADALAH APA YANG


DILAKUKAN PARA SOSIOLOG.............................28
Benarkah Universal?....................................................28
Sosiolog untuk apa?.....................................................34

BAB III. SUMBANGAN KAUM ISLAM BAGI


SOSIOLOGI................................................................39
Sumbangan Klasik.......................................................40
Para Sosiolog Muslim Kontemporer...........................43
BAGIAN KEDUA: SOSIOLOGI ISLAM....................51

BAB IV. TEORITIS....................................................53


Menuju Teori Islam Tentang Masyarakat...................60

BAB V. KRITIS.........................................................63
Islam Sebagai Ideologi...............................................63
Islam Sebagai Sikap Untuk Hidup ( Way Of Life )...64

BAB VI. STRATEGIS...............................................,75


Orientasi Internal.........................................................82
Orientasi Eksternal......................................................83

DAFTAR PUSTAKA..................................................87
PENGANTAR

Konsep-konsep keagamaan dan sekular tentang pertumbuhan dan


evolusi adalah hal yang berbeda. Agama mengandalkan sebuah
konsep tentang kesempurnaan dan menggariskan sebuah metode
tentang pertumbuhan, agar manusia dapat mencapai tujuan tersebut,
baik secara individual maupun kolektif. Konsep sekular tentang
kehidupan tidak mendalilkan tujuan-tujuan semacam itu. Sebagai
demikian, pertumbuhan berarti perubahan dari suatu keadaan ke
keadaan lain; dan satu keadaan tidak niscaya lebih baik atau lebih
buruk daripada keadaan lain. Bila pemilihan atas salah satu dari
keduanya ditentukan semata-mata oleh keimanan kepada Allah SWT,
maka orang tersebut tidak dapat mendebatnya. Namun apabila kaum
sekularis berupaya untuk membuat pembenaran atas konsep mereka
tentang masyarakat dan perubahan sosial dengan data empiris dan
dengan berupaya untuk meyakinkan bahwa sikap hidup religius harus
ditinggalkan jika ingin hidup dalam suatu masyarakat modern, maka
para sosiolog muslim perlu tampil ke depan untuk memberikan
pembenaran atas cara mereka melihat masyarakat dari sudut pandang
aturan kehidupan yang sarat norma. Tentu saja, mereka dapat
memberikan pembenaran atas konsep ini di dalam konteks yang
berbeda di suatu masyarakat, baik dari masyarakat tradisional maupun
modern dan dalam hal konteks tersebut tidaklah mudah.
Penerbit buku tersebut telah merumuskan upaya-upaya dalam
prinsip konteks bacaan ini tentang penyelidikan Sosiologis
berdasarkan Islam. Dalam hal ini saya berupaya untuk
mengembangkan kembali isi buku ini dengan upaya semaksimal
mungkin, sehingga para pembaca bisa menikmati buku ini. Saya
merasa senang bahwa mereka telah berhasil memberikan pembenaran
atas pendekatan islami. Dan saya yakin bahwa pembaca akan merasa
bahwa kehausan yang di timbulkan oleh buku ini akan terpuasi
sebagian besar oleh buku lain dan sejenisnya. Semoga Allah SWT
memberikan pertolongan kepada kita semua untuk para pembacannya.
PENDAHULUAN

Dalam sosiologi Islam sebagai sosiologi yang berbeda (distinct),


akan tetapi dengan sosiologi-sosiologi yang populer pada abad ini
termasuk para ahli sosiologi khususnya kaum muslim. Di satu sisi
mereka menetapkan suatu komitmen pada nilai-nilai sosial. Di segi
lain, mereka juga berkomitmen kepada nilai-nilai yang bukan hanya
merupakan tugas dari seorang ahli sosiolog, akan tetapi mereka
menciptakan suatu keterpaduan tujuan antara para praktisi disiplin
serta ilmuan-ilmuan lain yang berorientasi serupa. Oleh karena itu,
meskipun membahas terutama membahas perkembangan sosiologi
Islam, namun buku ini dimulai dengan pembicaraan singkat mengenai
filsafat ilmu menurut agama Islam.
Sebenarnya, dalam agama islam tidak memiliki filsafat ilmu,
akan tetapi yang dimaksud adalah filsafat epistemologi. Meskipun
tidak dapat disangka, bahwa para filsof, sejarawan, dan lain
sebagainya, mereka telah memberikan sumbangan mereka di bidang
ini. Apa yang di tentukan Islam di bidang ilmu, sebagaimana juga
yang ditentukannya untuk setiap kegiatan manusia adalah tanggung
jawab yang dibebankan oleh Islam kepada para pengikutnya. Sebagai
contoh kita tahu, bahwa menjadi seorang Muslim berarti berbuat
sedemikian.
Jadi, tidak peduli apakah seorang Muslim atau ilmuan, ekonom,
psikolog, sosiolog dan lain sebagainya ataupun bukan sama sekali
diantara orang tersebut, maka sebagai penganut Islam, mereka
sangatlah bertanggung jawab. Profesi apapun yang dijalankan oleh
seorang muslim, tidak membebaskannya dari kewajiban untuk
berusaha keras mewujudkan dan melaksanakan apa yang dinyatakan
dalam hal tersebut.
Oleh karena itu, filsafat ilmu menurut Islam tidak boleh di rusak
dengan teori tentang metode penelitian ilmiah, yang pada dasarnya
buatan oleh tangan manusia. Oleh karena itu, metode yang digunakan
pada dasarnya salah dan keliru. Pernyataan dalam Al-Quran tentang
sifat sang pencipta, serta kedudukan dan peranan yang dibebankan
kepada manusia oleh sang penciptannya adalah merupakan hal yang
amat sangat jelas. Filsafat ilmu menurut Islam tidak dapat dipisahkan
dari filsafat hidup manusia. Justru, hal yang pertama biisa dikatakan
adalah hal yang merupakan aspek spesifik dari hal yang kedua. Hal
ini berarti, sebelum menjadi seorang ilmuan, ia sudah menjadi
seorang Muslim. Dan menjadi Msulim bukanlah berarti mereka hanya
menjadi seorang petualang ataupun sekedar memanipulator
pengetahuan yang hanya berupaya untuk mencapai tujuan-tujuannya,
baik personal, komunal ataupun nasional.
Pembicaraan singkat di atas merupakan tema dasar yang akan
saya bahas dalam buku ini. Walaupun unsur-unsur dalam tema ini
seperti yang dinyatakan oleh dua ayat Al-Quran di atas sudah sangat
dikenal oleh orang-orang yang telah membaca dan memahami
ideologi dasar Islam, akan tetapi para sosiolog secara umum maupun
secara khusus, lebih banyak mengabaikannya. Tampaknya ada
beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya pengabaian sosiologis
terhadap Islam ini. Namun demikian, di saat seluruh dunia sudah
mulai peka terhadap kekacauan menyeluruh dan tiba-tiba munculnya
kesadaran di dunia Muslim seperti sekarang ini, maka terutama para
sosiolog tidaklah boleh dibiarkan terus dalam ketidakpedulian mereka
terhadap Islam. Para sosiolog merupakan orang-orang yang sangat
istimewa terutama di bidang ilmu-ilmu sosial. Sebabnya bukan hanya
karena mereka di didik untuk memiliki wawasan yang lebih
komprehensif mengenai eksistensi sosial manusia beserta
konsenkuensi sesuatu yang tentunya mengandung hampir suatu
peringatan yang wajar bagi ideolog Islam, melainkan juga karena
mereka dianggap paling sedikit mengidap etnosentrisme, lantaran
penekanan mereka pada relativisme kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai