Anda di halaman 1dari 103

KEDALAMAN PEMAHAMAN DAN MINAT MASYARAKAT

KEPADA PERBANKAN SYARIAH


(Studi Kasus di Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis )

NASKAH SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Islam Pada Program Studi Perbankan Syariah

Oleh :

MOCH RUSMAN FIRDAUS


NPM. 1656401019

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM AR-RISALAH CIAMIS

TAHUN 2021
KEDALAMAN PEMAHAMAN DAN MINAT MASYARAKAT

KEPADA PERBANKAN SYARIAH


(Studi Kasus di Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis )

NASKAH SKRIPSI

Oleh :

Moch Rusman Firdaus

Perbankan Syariah /1656401019

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Penulisan Skripsi

Pada Program Studi Perbankan Syariah, Telah Disetujui Tim Pembimbing

Pada Tanggal Seperti Tertera di bawah ini

Ciamis, Februari 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Iir Abdul Haris, S,Ag. M,Ag Ganjar Santika, SEI., ME

i
‫‪MOTTO‬‬

‫فَا ِ َّن َم َع ۡالع ُۡس ِر ي ُۡسرًا‬

‫”‪“Maka Sesungguhnya Beserta Kesulitan Ada Kemudahan‬‬

‫ت ۗ َربَّنَا اَل تَُؤ ا ِخ ْذنَٓا اِ ْن‬ ‫ف هّٰللا ُ نَ ْفسًا اِاَّل ُو ْس َعهَا ۗ لَهَا َما َك َسبَ ْ‬
‫ت َو َعلَ ْيهَا َما ا ْكتَ َسبَ ْ‬ ‫اَل يُ َكلِّ ُ‬

‫نَّ ِس ْينَٓا اَوْ اَ ْخطَْأنَا ۚ َربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَٓا اِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهٗ َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا ۚ َربَّنَا‬

‫ف َعنَّ ۗا َوا ْغفِرْ لَن َۗا َوارْ َح ْمنَا ۗ اَ ْنتَ َموْ ٰلىنَا فَا ْنصُرْ نَا‬
‫َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ٖ ۚه َوا ْع ُ‬

‫ࣖ َعلَى ْالقَوْ ِم ْال ٰكفِ ِر ْينَ‬

‫”‪“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya‬‬

‫)‪(QS. Al-Baqarah : 286‬‬

‫”‪“Skripsi Yang Baik Adalah Skripsi Yang Selesai‬‬

‫)‪(Popo Mustofa Kamil‬‬

‫‪ii‬‬
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya Tulis/Skripsi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di STEI Ar-Risalah Ciamis

maupun perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain kecuali arahan pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau di publikasikan orang lain, kecuali tulisan dengan jelas di cantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan tidak dibenarkan dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang diperoleh karea karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku di STEI Ar-Risalah Ciamis.

Ciamis, Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Materai 6000

Moch Rusman Firdaus

iii
ABSTRACT

DEPTH OF UNDERSTANDING AND INTEREST OF THE


COMMUNITY TO SHARIA BANKING
(Case Study in Pamalayan Village, Cijeungjing District
Ciamis Regency)

By :

Moch Rusman Firdaus

The development and growth of Islamic banks still get cynical views
from the public, including the Muslim community itself. This study aims to
determine the public understanding of Islamic banking. What is meant by
understanding here is about the products and services of Islamic banks, and the
reasons for the community in choosing financial institutions will also be
discussed. This study uses a qualitative method. Techniques for collecting data
using surveys and interviews. The technique for taking samples is random
sampling, which is to give equal rights to each subject to get the opportunity to be
selected as a sample, the sample is taken randomly. The results of the study show
that people's understanding of Islamic banking is low, they just know. The results
of the interviews show that interest rates, procedures, and lifestyle are the reasons
people choose and use financial institutions. The low level of public knowledge is
due to the lack of socialization and education about Islamic banks. The
community has an important role in the development of the market share of
Islamic banks.

Keywords: Understanding, Interests, Society, Islamic Bank

iv
ABSTRAK

KEDALAMAN PEMAHAMAN DAN MINAT MASYARAKAT


KEPADA PERBANKAN SYARIAH
(Studi Kasus Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis)

Oleh :

Moch Rusman Firdaus

Perkembangan dan pertumbuhan bank syariah masih mendapatkan


pandangan sinis dari masyarakat, termasuk masyarakat muslim sendiri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemahaman masyarakat tentang
perbankan syariah. Yang dimaksud pemahaman disini adalah tentang produk dan
jasa bank syariah, dan alasan masyarakat dalam memilih lembaga keuang juga
akan dibahas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik untuk
mengumpukan data menggunakan survei dan wawancara. Teknik untuk
mengambil sampel adalah random sampling, yaitu memberikan hak yang sama
kepada setiap subyek untuk mendapatkan kesempatan dipilih sebagai sampel,
sampel diambil secara acak. Hasil penilitian menunjukkan bahwa pemahaman
masyarakat tentang bank syariah rendah, mereka baru sekedar tahu. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa, tingkat suku bunga, prosedur, dan gaya hidup
menajadi alasan masyarakat dalam memilih dan menggunakan lembaga keuangan.
Rendahnya pengetahuan masyarakat dikarenakan kurangnya sosialisasi dan
edukasi tentang bank syariah. Masyarakat mempunyai peran penting dalam
perkembangan market share bank syariah.

Kata Kunci : Pemahaman, Minat, Masyarakat, Bank Syariah

KATA PENGANTAR

v
Alhamdulillahi Robibil ‘Alamin, puji dan syukur hanyalah milik Allah

SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita

semua karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikanskripsi

yang berjudul “Kedalaman Pemahaman dan Minat Masyarakat Kepada Perbankan

Syariah Studi Kasus Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Ciamis” Sholawat

dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunan Nabi Besar Muhammad

SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Perbankan Syariah (S.E) pada Program

Studi Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Ar-Risalah Ciamis.

Dalam menyusun Skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai

masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah

semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melaikan berkat bantuan, dorongan,

bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Allah SWT yang telah memerikan rahmat dan hidayahnya hingga saya

dapat merasakan kenikmatan hidup hingga saat ini.

2. Orang Tua saya, Ayahanda Maman dan Ibunda Apoh yang selalu

memberikan Do’a dan kasih sayangnya selama ini, yang menjadi

semangat terbesar bagi penulis.

3. Bapak Ketua Rektor Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Ar-Risalah

Prof.Dr. H. Kartawan, S.E., MP

vi
4. Bapak / Ibu Dosen serta Karyawan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Ar-

Risalah Ciamis.

5. Bapak Iir Abdul Haris, S,Ag. M,Ag Sebagai pembimbing 1

6. Bapak Ganjar Santika, SEI., ME Sebagai pembimbing 2

7. Kepada seluruh keluarga yang selalu memberi semangat, dukungan dan

nasehatnya.

8. Kepada semua teman-teman angkatan pertama STEI Ar-Risalah terima

kasih untuk kenangannya.

9. Semua anggota kamar 6 kelas 7 yang selalu memberi semangat untuk

menyelesaikan penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat di sebut satu persatu.

Sehubungan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis

menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna, oleh karena

itu penulis terbuka untuk menerima masukan sebagai bahan untuk

penyempurnaan tugas akhir ini, Akhir kata penulis berharap semoga

tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca

umumnya.

Ciamis, Januari 2021


Penulis

Moch Rusman Firdaus

vii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................

PENGESAHAN.................................................................................................i

MOTTO ............................................................................................................ii

PERNYATAAN ................................................................................................iii

ABSTRACK .....................................................................................................iv

ABSTRAK ........................................................................................................v

KATA PENGANTAR ......................................................................................vi

DAFTAR ISI......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................xii

1.1 Latar Belakang Penelitian...................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................5

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian..................................................................6

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian.............................................................6

1.5.1 Lokasi Penelitian................................................................6

1.5.2 Jadwal Penelitian...............................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Pemahaman.........................................................................................8

viii
2.1.1 Pengertian Pemahaman......................................................8

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman..........................10

2.2 Minat...................................................................................................13

2.2.1 Pengertian Minat................................................................13

2.2.2 Macam-Macam Minat........................................................15

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Minat.....................................18

2.2.4 Unsur-Unsur Minat............................................................20

2.3 Perbankan Syariah..............................................................................21

2.3.1 Pengertian Perbankan Syariah...........................................21

2.3.2 Fungsi dan Peran Perbankan Syariah.................................26

2.3.1 Tujuan Bank Syariah.........................................................21

2.3.1 Produk Bank Syariah.........................................................27

2.4 Penelitian Terdahulu...........................................................................44

2.5 Kerangka Pemikiran...........................................................................

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian.................................................................................49

3.2 Metode Penelitian...............................................................................49

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data.................................................50

3.2.1.1 Jenis Data...............................................................50

3.2.1.2 Populasi Sasaran.....................................................51

3.2.1.3 Prosedur Pengumpulan Data..................................51

3.3 Model Penelitian.................................................................................53

3.4 Teknik analisis Data...........................................................................53

ix
BAB IV KEDALAMAN PEMAHAMAN DAN MINAT MASYARAKAT

KEPADA BANK SYARIAH

4.1 .............................................................................................................1

4.2 Identifikasi Masalah...........................................................................5

4.3 Tujuan Penelitian................................................................................5

4.4 Kegunaan Hasil Penelitian..................................................................6

4.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian.............................................................6

4.5.1 Lokasi Penelitian................................................................6

4.5.2 Jadwal Penelitian...............................................................7

BAB V KESIMPULAN

5.1 Simpulan.............................................................................................1

5.2 Saran...................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................59

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................60

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian................................................................................

Tabel 2.1 Produk dan Akad................................................................................

xi
DAFTAR GAMBAR

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian................................................................................

Tabel 2.1 Produk dan Akad................................................................................

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sebagai muslim yang taat, maka akan terus berupaya menjalani setiap

kegiatan muamalahnya berlandaskan Al-Qur’an dan As- Sunnah, hal itulah

yang menjadi salah satu tujuan utama adanya bank syariah. Perkembangan

lembaga keuangan berkembang dengan pesat.Terbukti dengan banyak berdiri

lembaga-lembaga keuangan dari bersekala mikro maupun makro.Munculnya

lembaga-lembaga keuangan tersebut berangkat dari semakin berkembangnya

aktivitas perekonomian masyarakat.

Menurut Kasmir dalam buku Andri Soemitro yang berjudul Bank dan

Lembaga Keuangan Syariah mendefinisikan lembaga keuangan adalah setiap

perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana,

menyalurkan dana atau kedua-duanya.Perbankan syariah adalah lembaga

keuangan yang menjalankan fungsi perantara (intermediary) dalam

penghimpunan dana masyarakat serta menyalurkan pembiayaan kepada

masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah tidak hanya

bebas bunga, tetapi memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan.

Perkembangan bank syariah akan sangat pesat apabila mengacu pada

demand masyarakat akan produk dan perbankan syariah, sejak tahun 1992
2

mulai beroperasi yang bernama Bank Muamalah Indonesia. Pada tahun 1998

diberlakukan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan sebagai

pengganti Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 serta dikeluarkannya

fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2003 banyak bank-bank yang

menjalankan operasionalnya dengan menggunakan prinsip syari’ah. Dengan

adanya Undang-Undang tersebut perbankan syariah di Indonesia mendapatkan

kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, menyelenggarakan kegiatan

usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank konvensional untuk

membuka kantor cabang yang operasional perbankannya menggunakan

prinsip syariah.

Bank syariah dilihat dari sisi perkembangannya saat ini tidak

ketinggalan dengan kemajuan seperti halnya bank konvensional. Bahkan tidak

sedikit bank-bank syariah yang merupakan konversi dari bank-bank

konvensional mapan yang mencoba sebuah alternatif lain untuk menggaet

nasabah sebanyak-banyaknya. Ada sejumlah alasan mengapa perbankan

konvensional yang ada sekarang ini mulai melirik sistem syariah, diantaranya

adalah pasar potensial karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam

dan dengan semakin tumbuhnya kesadaran mereka untuk berperilaku secara

Islami termasuk di dalamnya yaitu aspek muamalah atas bisnis. Bank

konvensional sudah banyak membuka Unit Usaha Syariah (UUS) tetapi tetap

saja masih banyak hingga saat ini masyarakat muslim yang bertahan dengan

bank konvensional, dimana ambisi untuk mengeruk harta misalkan

menghimpun dana di bank konvensional berupa deposito yangbertujuan untuk


3

mencari keuntungan dalam bunga, para nasabah (masyarakat muslim

umumnya) yang sudah terlanjur dengan kenyamanan dan kemudahan mereka

dalam menuai keuntungan, sehingga mereka lupa akan larangan riba (bunga

bank) atau memang diantara mereka ada yang benar-benar tidak mengetahui

tentang larangan riba menurut ajaran Islam. Seperti pengalan surat dalam al-

qur’an yang sudah dengan jelas mengharamkan riba :

ِّ ‫َوَأ َحاَّل للّ ُها ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم‬


‫الربَا‬

“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” 

(QS. Al-Baqarah: 275).

Bank syariah atau islamic bank berbeda dengan bank konvensional.

Perbedaan terletak pada landasan operasional yang digunakan.Bank

konvensional beroperasi dengan sistem bunga, sedangkan bank syariah

beroperasi berdasarkan bagi hasil, jual beli, dan sewa. Hal ini didasarkan pada

keyakinan bahwa bunga bank mengandung unsur riba yang dilarang oleh

agama islam. Menurut pandangan islam dalam sistem bunga, terdapat unsur

ketidakadilan. Ini dikarenakan ada tambahan yang dibebankan oleh pemilik

dana kepada peminjam tanpa melihat apakah peminjam tersebut untung atau

rugi. Sedangkan bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan ini

kebalikan dari sistem bunga. Dalam hal ini pemilik dana dan peminjam saling

berbagi resiko dan keuntungan sesuai kesepakatan, sehingga tidak hanya

menguntungkan satu pihak saja (Ascarya, 2006 : 1).


4

Riba menurut Imam Ahmad Hanbal yang dikutip Waluyo dalam Fiqih

Muamalah (2014: 20) menyatakan riba adalah seseorang yang mempunyai

hutang maka dikatakan padanya apakah akan melunasi atau membayar lebih.

Jika tidak mampu melunasi maka dia harus menambah dana (bunga pinjaman)

atas penambahan waktu yang telah diberikan. Bunga bank dapat diartikan

sebagai balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya berdasarkan prinsip konvensional. Bunga bank juga

diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah dengan yang

harus dibayar oleh nasabah kepada bank (Kasmir, 2014: 114).

Peneliti memilih masyarkat Desa Pamalayan di kabupaten Ciamis,

sebagai objek penelitian karena berdasarkan pengamatan peneliti selama hidup

di tengah masyarakat di desa tersebut masih melihat sedikit kegiatan finansial

yang dilakukan dengan prinsip syariah, sehingga masyarakat cenderung lebih

dekat dengan transaksi konvensional seperti perkreditan, koprasi bahkan

rentenir. Secara umum bank syariah sudah dikenal oleh masyarakat terutama

yang tinggal diperkotaan, selain itu juga masyarakat kalangan menengah dan

masyarakat kecil. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui tentang bank syariah.Secara teori bank syariah dan bank

konvensional berbeda, bank konvensional beroperasi dengan sistem bunga

sedangkan bank syariah beroperasi dengan sistem bagi hasil.Meskipun begitu

masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang bank syariah.Secara kasat

mata yang peneliti lihat kebanyakan masyarakat pada lokasi penelitian belum

banyak yang mengetahui tentang bank syariah.Sebagian dari mereka masih


5

menyamakan bank syariah dengan bank konvensional tidak memliki

perbedaan. Mereka juga lebih sering menggunakan jasa bank konvensional

walaupun agama mereka mayoritas islam.

Bank syariah masih dapat terus berkembang, jika mendapatkan

dukungan.Dukungan tidak hanya dari pihak pemerintah tetapi juga

masyarakat.Semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa dan produk

bank syariah maka bank syariah dapat terus tumbuh dan marker share bank

syariah juga berkembang.Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk

mengetahui tentang bank syariah.Pengetahuan masyarakat tentang bank

syariah dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bank syariah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pertanyaan

penelitian yaitu :

a. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Pamalayan

Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis terhadapbank

syariah?

b. Bagaimana Minatmasyarakat Desa Pamalayan Kecamatan

Cijeunjing Kabupaten Ciamis terhadapbank syariah?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka

penelitian ini bertujuan sebagai berikut :


6

a. Untuk mengetahui bagaimana Pemahaman masyarakat Desa

Pamalayan Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis

terhadapperbankan syariah

b. Untuk mengetahui bagaimana Minat masyarakat Desa

Pamalayan Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis terhadap

perbankan syariah

1.4 Manfaat Hasil Penelitan

Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut :

a. Bagi akademisi, dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah

Hasanah keilmuan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi

lembaga keuangan syariah dan referensi bagi pihak-pihak yang

melakukan penelitian serupa.

b. Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai sarana informasi serta

masukan untuk menambah pengetahuan tentang perbankan syariah.

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian, dipilih 1 tempat penelitian

untuk memperoleh informasi bagaimana pemahaman dan minat

masyarakat terhadap layanan jasa perbankan syariah, yaitu di:

Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten

Ciamis
7

1.5.2 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dimulai pada bulan Mei – Desember

2020 Seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1
Waktu Penelitian

Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Juli Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2021 2021
1. Penyusunan Usulan
Penelitian
2. Usulan Penelitian

3. Seminar Penelitian

4. Pelaksanaan
a. Pengumpulan
data
b. Penganalisaan
data
5. Pelaporan
a. Penyusunan
Laporan
b. Laporan Hasil
Skripsi
6. Sidang Skripsi
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Pemahaman

2.1.1 Pengertian Pemahaman Masyarakat

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata dasar

‘paham’ yang artinya pengetahuan banyak, pendapat pikiran, pandangan, pandai

dan mengerti benar tentang suatu hal. Sedangkan pemahaman merupakan proses,

cara, perbuatan memahami atau memahaman.

Sementara Benjamin S. Bloom mengatakan bahwa pemahaman

(Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami

adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

( Sudijono,2011 :50 ) Sesuai dengan firman Allah SWT :

۟ ‫وا َكٓافَّةً ۚ فَلَ ْواَل نَفَ َر ِمن ُك ِّل فِ ْرقَ ٍة ِّم ْن ُه ْم طَٓاِئفَةٌ[ لِّيَتَفَقَّ ُه‬
َ‫وا فِى‬ ۟ ‫َما َكانَ ٱ ْل ُمْؤ ِمنُونَ لِيَنفِ ُر‬

َ‫وا قَ ْو َم ُه ْم ِإ َذا َر َج ُع ٓو ۟ا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْح َذرُون‬


۟ ‫ٱلدِّي ِن َولِيُن ِذ ُر‬

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan

perang).Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,

supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah :122)


9

Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang masyarakat dikatakan memahami

sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih

rinci tentang hal yang dia pelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri. Lebih

baik lagi apabila Masyarakat dapat memberikan contoh atau mensinergikan apa

yang dia pahami dengan permasalahanpermasalahan yang ada di sekitarnya.

Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterprestasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami

sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau

menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah

memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interprestasi atau menafsirkan

secara luas sesuai dengan keadaan yang ada disekitarnya, ia mampu

menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan datang.

Proses pemahaman merupakan langkah ataupun cara untuk mencapai

suatu tujuan sebagai aplikasi dari pengetahuan yang dimiliki, sehingga

pengetahuan tersebut mampu menciptakan adanya cara pandang ataupun

pemikiran yang benar akan suatu hal. Sedangkan cara pandang ataupun pemikiran

merupakan suatu proses berpikir, dimana merupakan gejala jiwa yang dapat

menetapkan hubungan antara pengetahuan kita terhadap suatu masalah.Alat yang

digunakan dalam berpikir adalah akal, dan hasil pemikiran terlahir dengan bahasa

dan dapat juga berupa intelejensi.Intelejensi adalah kesanggupan untuk

menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir

yang sesuai dengan tujuannya. (Purwanto, 2007:52)


10

Pemahaman tersebut dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan

bagi pengembangan potensi yang ada padanya dan penyelesaian masalah-masalah

yang dihadapinya. Manusia dalam kenyataannya berbeda-beda dalam kemampuan

berpikirnya, karakter kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Semuanya itu bisa

ditaksir atau diukur dengan bermacam-macam cara. (Raharjo, 2013:2)

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan

dan tinggal di dalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari kalangan orang

mampu hingga orang yang tidak mampu. Masyarakat yang sesungguhnya adalah

sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat, norma-norma, dan berbagai

peraturan yang siap untuk ditaati.

Menurut Abdul Syani masyarakat berasal dari kata musyarak yang artinya

bersama-sama. Kemudian berubah menjadi masyarakat yang artinya berkumpul

bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi

selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat. (Abdulsyani,

2012:30)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pemahaman

masyarakat adalah suatu langkah atau proses dalam mencapai suatu tujuan dimana

terdapat sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat, norma-norma, dan

berbagai peraturan yang siap ditaati. Dalam mencapai suatu tujuan perlu adanya

pengetahuan yang mampu menciptakan adanya cara pandang ataupun pemikiran

yang benar akan suatu hal.


11

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman

Untuk mengetahui suatu pemahaman masyarakat diperlukan adanya

faktor-faktor yang dapat diukur sebagai indikator bahwa seseorang dapat

dinyatakan paham akan suatu hal. Adapun faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pemahaman masyarakat meliputi:

a. Pengetahuan

Pengetahuan dapat diartikan sebagai “hasil tahu manusia terhadap sesuatu

atau segala perbuatan manusia untuk memahami sesuatu objek yang dihadapinya,

atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.” (Zaenudin Ali,

2009:2)

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri dan juga

melalui orang lain baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang

diberitahukan dapat diterima sebagai sesuatu yang dianggap benar.Ada berbagai

upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan,

diantaranya adalah bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu tentang

sesuatu (mempunyai otoritas keilmuan pada bidang tertentu).Pengetahuan pada

hakikatnya meliputi semua yang diketahui oleh seseorang tentang objek tertentu

baik melalui pengalaman diri sendiri ataupun melalui orang lain. Dalam hal ini

pengetahuan mengenai perbankan syariah dimana masyarakat yang memiliki

banyak pengetahuan tentang perbankan syariah maka masyarakat tersebut dapat

dikatakan paham mengenai perbankan syariah.


12

b. Pengalaman-pengalaman terdahulu

Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang

mempersepsikan dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain

halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman Siberut atau saudara kita di

pedalaman Iran.(Abdul Rahman, 2004:118).Berdasarkan pengalaman yang

dimiliki, seseorang dapat berpikir melalui apa yang pernah dilakukan, sehingga

hal ini yang dipakai untuk menemukan kebenaran.Pengalaman yang dimiliki oleh

masyarakat yang berpangkal pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman

langsung mengenai perbankan syariah dapat mempengaruhi pemahaman dimana

semakin banyak pengalaman yang dimiliki baik dari kajian keilmuan maupun

praktek maka hal tersebut menandakan bahwa ia memahami perbankan syariah.

c. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor yang bisa mempengaruhi minimnya

tingkat kepahaman masyarakat karena dari keadaan ekonomi masyarakat bisa

melakukan pendidikan yang lebih tinggi agar bisa menerima suatu pengetahuan

dan informasi yang ada dalam masyarakat. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu.Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerjaan secara tidak

langsung turut andil dalam mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang, hal ini

dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan

kebudayaan.
13

d. Faktor Sosial/Lingkungan

Hampir setiap masyarakat mempunyai bentuk struktur kelas sosial. Kelas

sosial adalah bagian-bagian yang relatif permanen dan teratur dalam masyarakat

yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku serupa. Kelompok

referensi atau acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung atautidaklangsung terhadap sikap atau perilaku orang

tersebut.Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pemahaman seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

e. Faktor Informasi

Menurut Wied Hary, informasi akan memberikan pengaruh pada

pemahaman seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikanyang rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,

radio, atau surat kabarmaka halitu dapat meningkatkan pemahaman seseorang.

(Sumar’in, 2012:49)

2.2 Minat

2.2.1 Pengertian Minat Masyarakat

Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan. Minat

adalah suatu perangkat internal yang terdiri dari suatu campuran perasaan,

harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain

yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.


14

Slameto mengatakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui

suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai suatu hal dari pada

hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.

Memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu akan cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. (Slameto, 2010:180)

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1988: 109) definisi minat adalah

suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Berdasarkan pengertian minat diatas maka dapat dikatakan bahwa minat

adalah kecenderungan keinginan yang dirasakan seseorang terhadap suatu barang,

yang kemudian menimbulkan perasaan tertarik terhadap barang tersebut sehingga

menimbulkan rasa ingin memiliki.

Oleh karena itu minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang

yang menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu

mempengaruhi tindakan orang tersebut. Minat mempunyai hubungan yang erat

dengan dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan

untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang

berminat pada suatu objek maka akan cenderung merasa senang bila

berkecimpung di dalam objek tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan

perhatian yang besar terhadap objek. Perhatian yang diberikan tersebut dapat

diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan mempelajari objek tersebut.


15

2.2.2 Macam-Macam Minat

Menurut Milton (1961:397) minat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Minat subyektif :

Perasaan yang menyatakan bahwa pengalamanpengalaman tertentu yang

bersifat menyenangkan.

2. Minat obyektif :

Reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam lingkungannya.

Menurut Samsudin (1961:8) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri dari

dua macam yaitu:

a. Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.

b. Minat yang disengaja: minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau

ditimbulkan Menurut Buchori minat dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu:

a. Minat Primitif : Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti

kebutuhan makan,minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis

minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat

memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

b. Minat Kultural : Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang

berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih

tinggi nilainya dari pada minat primitive.

Berdasarkan macam-macam minat diatas, seseorang yang berminat terhadap

sesuatu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kondisi yang dialami oleh
16

seseorang. Minat dapat timbul berdasarkan dorongan dari dalam diri sendiri

ataupun dorongan dari luar. Semakin besar dorongan yang mempengaruhi

seseorang maka semakin kuat minat yang ditimbulkan.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat pada hakekatnya merupakan

sebab akibat dari pengalaman. Minat berkembang sebagai hasil dari pada suatu

kegiatan dan akan menjadi sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama.

Ajay dan Goodstein dikutip (Yoestini,2007:207) mengatakan bahwa jika

kita ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari

apa yang ada dipikirkannya, dengan demikian akan didapatkan tidak hanya

sekedar informasi tentang orang itu, tapi lebih kepada bagaimana proses informasi

itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan

“The Buying Process” (Proses Pembelian).

Menurut crow ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, Faktor-

faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. The Factor Inner Urge (Faktor Kebutuhan Dari Dalam)

Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai

dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.

Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai

hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

Faktor internal kebutuhan dari dalam sangat berpengaruh terhadap

seseorang untuk menimbulkan minat. Dengan adanya sesuatu rangsangan dari luar
17

yang sesuai dengan keinginan maka akan mudah untuk menumbuhkan minat

seseorang terhadap sesuatu tersebut.

b. Emosional Factor (Faktor Emosi)

Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap objek

misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu

dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau

kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan

menyebabkan minat seseorang berkembang.

Faktor emosi sangat menentukan seseorang dalam menumbuhkan minat

terhadap sesuatu dan kemudian mendorong seseorang untuk mengambil

keputusan. Jika minat seseoarang didorong dengan emosi yang kuat maka akan

mudah untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan emosinya.

c. The Factor Of Social Motive (faktor motif sosial)

Minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal juga dipengaruhi oleh

faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat

pada prestasi tinggi agar dapat status social yang tinggi pula.

Timbulnya Minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial

yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan

dimana ia berada.

Slamet menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat

“Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian, minat terhadap

sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya”. Hal ini

menggambarkan bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.


18

Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari dalam diri

individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui proses. Dengan adanya

perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka minat tersebut dapat

berkembang. Munculnya minat ini biasanya ditandai dengan adanya dorongan,

perhatian, rasa senang, kemampuan, dan kecocokan atau kesesuaian.

Timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu rasa

tertarik atau rasa senang, perhatian dan kebutuhan. Minat timbul karena perasaan

senang serta tendensi yang dinamis untuk berperilaku atas dasar ketertarikan

seseorang pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Perasaan senang seseorang akan

menimbulkan dorongan-dorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas.

(Handayani, 2001: 33)

2.2.4 Unsur-Unsur Minat

Unsur-Unsur Minat Unsur-unsur minat seseorang dikatakan berminat

terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain:

Sehubungan dengan Minat dalam Al-Qur'an telah dijelaskan pada surah

Al-Isro' (17): 84. Yaitu:

َ ‫قُ ْل ُكلٌّيَ ْع َملُ َعلَ ٰىشَا ِكلَتِ ِهۦفَ َربُّ ُك ْمَأ ْعلَ ُمبِ َم ْن ُه َوَأ ْهد َٰى‬
‫سبِياًل‬

Artinya:

katakanlah (muhammad), "setiap orang berbuat sesuai dengan

pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa

yang lebih benar jalannya.

Ayat tersebut dapat dikaitkan dengan bakat yang dimiliki setiap manusia.

Dalam kata "setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-


19

masing".bahwa manusia terlahir dengan kemampuan atau bakat yang berbeda-

beda.

Sedangkan minat merupakan sesuatu yang berkembang karena suatu

proses. Ada 3 hal yang dapat mempengaruhi minat seseorang diantaranya:

a. Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian,

yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek, jadi

seseorang yang berminat terhadap sesuatu objek yang pasti perhatiannya akan

memusat terhadap sesuatu objek tersebut.

b. Kesenangan

Perasaan senang terhadap sesuatu objek baik orang atau benda akan

menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada

gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar objek tersebut menjadi

miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk

mempertahankan objek tersebut.

c. Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan

yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya

suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga dengan demikian akan muncul

minat individu yang bersangkutan.

Unsur-unsur minat diatas sangat berpengaruh untuk menumbuhkan minat

seseorang. dengan mempunyai kesenangan, kemauan ataupun perhatian yang


20

lebih terhadap sesuatu yang diinginkan, maka akan menumbuhkan minat yang

besar pula terhadap sesuatu tersebut.

2.3 Perbankan Syariah

2.3.1 Pengertian Perbankan Syariah

Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup lembaga, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank sayriah adalah

bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) (BPI OJK, 2017: 14).

Bank syariah merupakan lembaga intermediasidan penyedia jasa keuangan

yang berkerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, bebas dari bunga, kegiatan

spekulasi yang nonproduktif seperti perjudian, bebas dari hal-hal yang

meragukan, berprinsip pada keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang

halal (Ascarya & Diana, 2005: 4).

Menurut Undang-Undang Nomor. 21 Tentang Perbankan Syariah, Bank

Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan layanan

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari

kantor 17 induk Bank Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.Prinsip

syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa

yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan


21

fatwa dibidang syariah (OJK, 2017: 14). Ascarya dalam bukunya Akad dan

Produk Bank Syariah (2006: 29) juga mengatakan, prinsip syariah yaitu aturan

perjanjian berdasarkan hukum islam anatara bank dan pihak lain untuk

menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha yang dinyatakan sesuai

dengan nilai islam.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bank syariah dalam sistem serta

kegiatan operasionalnya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip

syariah diartikan sebagai prinsip yang berdasarkan hukum atau norma agama

Islam. Dalam hal ini pengertian bank syariah dan bank Islam sama, yaitu sistem

perbankan yang berdasarkan pada hukum-hukum Islam (syariah). Dasar

pemikiran terbentuknya bank syariah bersumber dari adanya larangan riba di

dalam al-Qur’an dan al-Hadits sebagai berikut:

ِّ ۗ ‫ش ْي ٰطنُ مِنَ ا ْل َم‬


‫س ٰذلِ َك ِبا َ َّن ُه ْم َقالُ ْٓوا ِا َّن َما ا ْل َب ْي ُع‬ َّ ‫ِي َي َت َخ َّب ُط ُه ال‬ ِّ َ‫اَلَّ ِذ ْينَ َيْأ ُكلُ ْون‬
ْ ‫الر ٰبوا اَل َيقُ ْو ُم ْونَ ِااَّل َك َما َيقُ ْو ُم الَّذ‬
‫ٓ َ هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِۗ َ ۗ َ‫سل‬
‫ف َواَ ْم ُر ٗه ِالى‬ َ ‫وا َف َمنْ َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظ ٌة ِّمنْ َّربِّهٖ َفا ْن َت ٰهى َفلَ ٗه َما‬ ۗ ‫الر ٰب‬ِّ ‫وا َواَ َحل َّ ُ ا ْل َب ْي َع َو َح َّر َم‬ ۘ ‫الر ٰب‬
ِّ ُ ‫ِم ْثل‬
ٰۤ َ
َ‫ار ۚ ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِد ُْون‬ِ ‫ب ال َّن‬
ُ ‫ص ٰح‬ ْ َ‫ول ِٕى َك ا‬ ُ ‫َو َمنْ َعادَ فا‬

Artinya : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti (dari mengambil riba), maka apa
yang telah di-perolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.” (al-Baqarah : 275)
22

Ayat di atas menegaskan bahwa Allah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba, “wa ahalla allah al-bay’a waharrama ar-riba”, dengan

pengertian bahwa pada jual beli ada pertukaran atau pergantian yang seimbang

yaitu barang dari pihak penjual kepada pembeli, sedangkan pada riba tidak ada

penyeimbang langsung kecuali kesempatan pemanfaatan uang. Ayat ini diakhiri

dengan penegasan ulang bahwa sudah seharusnya riba dihentikan karena orang-

orang yang suka terlibat dengan transaksi riba akan masuk ke dalam neraka,

“waman ‘ada fa’ula’ika ashhabu an-nari hum fiha khaliduna.” Sebagai ganti riba

supaya tidak termasuk dalam penghuni neraka yaitu transaksi jual beli.Apabila

mereka mengambil riba, maka mereka termasuk golongan penghuni neraka yang

kekal. Hal itu akan menjadi kerugian bagi yang melakukanriba, dengan merasa

lelah di dunia dan azab di akhirat dan ia tidak mendapatkan manfaat yang telah ia

lakukan (mengambil riba).

Hal ini sebagaimana dinyatakan Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis:

ِّ َ ‫َعنْ ا ْب ِن َم ْس ُعو ٍد َأنَّ ال َّن ِب َّي لَ َعنَ آ ِكل‬


َ ‫الر َبا َو ُمْؤ ِكلَ ُه َو‬
‫شاهِدَ ْي ِه َو َكاتِ َب ُه‬

Dari Abdullah bin Mas'ud RA, bahwa Rasulullah SAW melaknat orang

yang memakan harta hasil riba, orang yang memberi makan harta riba kepada

orang lain, dua saksinya, dan juru catatnya.

Hadits di atas dinyatakan bahwa laknat Rasulullah Saw. diperuntukkan

kepada semua orang yang terlibat dalam transaksi riba. Mereka yang mendapatkan

laknat adalah orang yang terlibat dalam transaksi riba, yaitu orang yang mencari

keuntungan dengan cara melebihkan sesuatu dari yang seharusnya. Larangan ini
23

diberikan agar orang yang memberikan pinjaman atau penjual tidak

memperlakukan orang yang membutuhkan bantuannya dengan sesuka hatinya dan

tidak membuat orang lain terpaksa harus mengikuti persyaratan yang

diberikannya.

Bank syariah dalam menjalankan usahanya menggunakan pola bagi hasil

yang merupakan landasan utama segala operasinya, baik dalamproduk pendanaan,

pembiayaan maupun dalam produk lainnya. Produkproduk bank syariah

mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk bank konvensional karena

adanya pelarangan riba, gharar dan maysir. Oleh karena itu produk-produk

pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah harus menghindari unsur-unsur

yang dilarang tersebut.

Menurut Schaik dalam buku Khaerul Umam yang berjudul Manajemen

Perbankan Syariah, bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang

didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam

menggunakan konsep berbagi resiko sebagai metode utama, dan meniadakan

keuangan yang berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan

sebelumnya.

Pengertian senada diungkapkan oleh Karnaen Perwataatmaja dan

Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan bank Islam sebagai bank yang

beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariat Islam, yakni bank yang dalam

beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya yang

menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.( Rachmadi Usman, 2013:33)


24

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami

bahwa bank syariah atau bank Islam adalah suatu lembaga keuangan perbankan

dalam kegiatan operasionalnya dan sistem yang diterapkan berdasarkan syariat

Islam.

2.3.2 Fungsi dan Peran Perbankan Syariah

Selayaknya suatu usaha yang dibangun atas dasar kemaslahatan umat baik

didunia dan akhirat, maka bank syariah hendaknya melakukan fungsi dan

perannya sesuai dengan ajaran Islam dimana ajaran ini berlandaskan Al-Qur’an

dan Hadits. Adapun fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum

dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting

and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) sebagai berikut:

(Sudarsono,2013: 43)

a. Manajer investasi, Bank Syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b. Investor, Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, Bank Syariah dapat

melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana

lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan

syariah, Bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan

mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat

serta dana-dana sosial lainnya.


25

2.3.3 Tujuan Bank Syariah

Dibandingkan dengan bank konvensional, bank syariah memiliki tujuan

lebih luas daripada bank konvensional, namun tetap mencari keuntungan dimana

keuntungan tersebut didapatkan dengan cara-cara yang syariah dan berasal dari

sektor riil sehingga tidak adanya unsur riba.Adapun tujuan bank syariah sebagai

berikut:

a. Menyediakan lembaga keuangan perbankan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat.

b. Memotivasi masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan.

c. Merubah cara berpikir masyarakat agar lebih baik dan lebih ekonomis agar

masyarakat tersebut lebih baik dalam hidupnya.

d. Melalui produk perbankan syariah yang ada, akan menyadarkan masyarakat

mengenai pentingnya berbagi dan bagi hasil. Artinya masyarakat tidak lagi

melakukan riba.

2.3.4 Karakteristik Produk Bank Syariah

Pada dasarnya produk bank syariah ada tiga, yaitu pembiayaan,

pendanaan, dan pelayanan jasa. Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan

untuk mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian

dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua

pihak. Tujuan mobilisasasi ini penting, ini dikarenakan dalam islam melarang

adanya penimbunan harta dan memrintahkan untuk pemanfaaatan sumber dana

secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial ekonomi islam. (Ascarya,

2006: 113).
26

Tabel 2.1
Produk dan akad pendanaan Bank Syariah

Produk Wadiah Mudharobah

Giro  

Tabungan  

Deposito 

a. Giro

Salah satu produk pendanaan bank syariah adalah giro. Giro adalah salah

satu produk simpanan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk

rekening giro (current account) untuk keamanan dan kemudahan pemakainya.

Simpanan giro bank syariah mirip pada giro bank konvensional, nasabah dapat

menarik dananya sewaktu-waktu dengan cek, bilyet giro, pemindahbukuan, atau

alat lain yang dipersamakan (Ascarya, 2015 : 114).

Menurut fatwa DSN N0. 1 tahun 2000 giro terdapat dua jenis, yaitu giro

yang dibenarkan oleh syariah dan giro yang tidak dibenarkan oleh syariah. Giro

yang dibenarkan oleh syariah yaitu, giro wadi’ah dan giro mudharabah.

Sedangkan giro yang tidak dibenarkan adalah giro pada bank konvensional.

Giro wadi’ah adalah titipan murni dari nasabah yang harus dijaga dan

dikembalikan ketika diambil atau dapat diambil sewaktu-waktu. Akad wadi’ah

yang umum digunakan adalah wadi’ah yad dhamananh.

Dalam akad ini nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak

kepada bank syariah untuk memanfaatkan dananya, sedangkan bank syariah


27

sebagai penerima penitipan yang dapat memanfaatkan dana tersebut (Kasmir,

2014 : 166). Dalam akad ini nasabah tidak memperoleh bagi hasil, seluruh

keuntungan akan menjadi milik bank sayriah dan kerugian juga ditanggung bank

syariah sepenuhnya Sebagai imbalan nasabah akan mendapatkan jaminan

keamanan dananya dan fasilitas lain, seperti insentif atau bonus. Artinya bank

diperbolehkan 19 memberikan bonus kepada nasabah sebagai insentif, tetapi

besaran bonus yang diberikan tidak boleh diperjanjikan diawal akad (Adiwarman,

2016 : 352).

Akad lain yang digunakan pada giro adalah mudharabah. Giro wadi’ah dan

giro mudharabah pada dasarnya sama, tetapi tertetak pada keuntungan yang

didapatkan pemanfaatan dana. Pada giro mudharabah, nasabah berhak

mendapatkan keuntungan bagi hasil, atau dengan kata lain nasabah turut

menanggung kerugian atas pemanfaatan dana tersebut (Adiwarman, 2016 : 354).

Dalam produk giro mudharabah bank syariah bertindak sebagai mudharib

atau pengelola dana, sehingga bank syariah dapat memanfaatkan dana tersebut

untuk menjalankan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah. Bank syariah sebagai mudharib bersifat sebagai wali amanah (trustee),

yakni harus berhati-hati dan bijaksana, serta bertanggungjawab atas kelalaian atau

kesalahan yang dilakukannya (Adiwarman, 2016 : 354).

b. Tabungan

Produk pendanaan selanjutnya adalah tabungan. Menurut UU No. 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad

wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak
28

bertentangan dengan prinsip syariah, yang penarikannya dapat dilakukan sesuai

dengan syarat dan ketentuan yang disepakati. Penarikan tidak dapat dilakukan

dengan cek, bilyet giro atau alat lain yang dipersamakan dengan itu.

Menurut fatwa DSN No. 2/DSN-MUI/IV/2000 tabungan yang dibenarkan

menurut syariah ada dua, yaitu tabungan wadi’ah dan tabungan mudharabah. 20

Tabungan adalah produk pendanaan bank syariah yang berupa simpanan rekening

tabungan (savings account) (Ascarya, 2006 : 115).

Akad wadi’ah adalah akad titipan murni dari nasabah, yang harus dijaga

dan dikembalikan kepada nasabah ketika diambil. Akad wadi’ah yang digunakan

adalah wadi’ah yad dhamanah (Adiwarman, 2016 : 357). Ketentuan pada

tabungan wadi’ah mirip dengan konsep giro wadi’ah, hanya cara penarikannya

yang berbeda.

Konsep tabungan mudharabah dan giro mudharabah juga mirip. Nasabah

berhak mendapatkan bagi hasil keuntungan atas pemanfaatan dana simpanan

tabungan mudharabah. Bank tidak diperkenankan mengurangi bagi hasil tanpa

persetujuan nasabah. Penarikan tabungan dapat dilakukan dengan buku tabungan

ATM (Syafii, 2001 : 156).

c. Deposito

Menurut UU No. 21 tahun 2008, deposito adalah investasi dana berdasarkan

akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad

antara nasabah penyimpan dana dan bank syariah atau UUS.


29

Deposito adalah simpanan berjangka dengan prinsip mudharabah. Akad

mudharabah yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah dan mudharabah

muqayyadah (Adiwarman, 2016 : 364).

Mudharabah muthlaqah sering disebut sebagai investasi tidak terikat,

sedangkan mudharabah muqayyadah biasa disebut investasi khusus atau terikat

(Ascarya, 2015 : 118).

Karakteristik deposito adalah simpanan berjangka dengan jangka waktu

lebih dari satu bulan, hanya dapat ditarik ketika sudah jatuh tempo atau sesuai

kesepakatan deposan dan bank syariah, terdapat ketentuan nominal tertentu. Bank

wajib memberi tahu nisbah bagi hasil dan tata cara pembayaran bagi hasil (Rizal,

dkk, 2014: 55).

Deposito dengan akad mudharabah muthlaqah, bank syariah bertindak

sebagai pengelola atau mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Bank

syariah memiliki kebebasan dalam mengelola dana dari deposan, artinya deposan

tidak memberikan batasan kepada bank syariah dalam pengelolaan dana

(Adiwarman, 2016 : 364). Dengan kata lain bank syariah dapat menginvestaikan

dana ke berbagai selama tidak menentang prinsip syariah.

Jenis lain dari deposito adalah deposito khusus (special invesment account),

yang dijalankan dengan akad mudharabah muqayyadah. Dalam akad ini deposan

memberikan batasan atau menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi bank

syariah sebagai pengelola, seperti jenis usaha yang harus dibiyayai, jangka waktu

(Manan, 2014 : 217).


30

Deposito yang telah jatuh tempo dan akan diperpanjang maka akan

diberlakukan seperti deposito yang baru, begitu juga dengan deposti yang

perpanjangan dilakukan secara otomatis (Manan, 2014 : 217). Penarikan dana

deposito yang telah jatuh tempo dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu

kepada bank syariah (Ascarya, 2015 : 118).

Produk lain dari bank syariah adalah produk pembiayaan atau penyaluran

dana. Pembiyaan bank syariah terdiri dari tiga konsep, yaitu bagi hasil, sewa dan

jual beli. Pembiayaan bank syariah tidak hanya untuk modal kerja atau usaha,

tetapi juga pembiayaan untuk konsumtif.

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang transaksinya dapat

menggunakan sistem bagi hasil (mudharabah), sewa menyewa (ijarah dan

IMBT), jual beli (murabahah, salam dan istishna’), qardh, dan sewa dalam

multijasa sesuai kesepakatan dan pihak lain mewajibkan pihak lain (yang

dibiayai) mengembalikan dana setelah jangka waktu tertentu dengan atau tanpa

imbalan atau ujrah (UU No. 21 tahun 2008)

d. Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil

Salah satu akad dengan konsep bagi hasil adalah mudharabah dan

musyarakah. Akad mudharabah tidak hanya untuk produk pendanaan tetapi juga

produk pembiayaan. Mudharabah adalah akad kerjasama dua pihak, satu pihak

sebagai shahibul maal atau penyedia dana 100% dan pihak lain sebagai pengelola,

keuntungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan (Syafii, 2001 : 95).

Dalam akad mudharabah jika terdapat kerugian maka akan ditanggung

shahibul maal sepenuhnya, selama kerugian tidak disebabkan kelalalaian dari


31

pengelola. Tetapi jika kerugian disebabkan oleh kelalaian pengelola maka

shahibul maal dapat meminta jaminan kepada pengelola (Adiwarman, 2016 :

208). Artinya shahibul maal dapat meminta ganti rugi kepada pengelola atas

kerugian yang disebabkan kelalaian pengelola.

Dalam akad mudharabah bank syariah dapat meminta jaminan kepada

nasbah, ini untuk menjaga agar nasabah tidak melakukan penyimpangan pada

perjanjian, jaminan hanya dapat dicairkan ketika nasbah terbukti melakukan

pelanggaran atau kelalaian (Fatwa DSN MUI No. 07 tahun 2000). Seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya, mudharabah ada jenis yaitu mudharabah mutlaqah

dan mudharabah muqayyadah. Dalam produk pembiayaan ini bank syariah

bertindak sebagai shahibul maal dan nasabah sebagai pengelola.

Mudharabah muthlaqah adalah pembiayaan yang bersifat mutlak shahibul

maal tidak memberikan syarat-syarat tertentu kepada mudharib. Artinya mudharib

sebagai pengelola bebas menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.

Mudharabah muqayyadah adalah akad kerjasama bagi hasil yang mana shahibul

maal boleh menetapkan syarat-syarat tertentu kepada mudharib. Dengan kata lain

pemilik dana memebrikan batasan kepada pengelola seperti jenis usaha pada

properti (Adiwarman, 2016 : 212).

Yang kedua adalah Musyarakah, akad kerjasama antara dua pihak untuk

menjalankan sebuah usaha bersama, dana masing-masing pihak memberikan

kontribusi modal dan turu menjalankan usaha bersama. Bagi hasil dan kerugian

dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan bersama (Kasmir, 2014 : 169). Dalam

akad musyarakah mitra juga diperbolehkan memeinta jaminan kepada mitra


32

lainnya. Ini dikarenakan mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya. Selama

akad mitra dapat mengembalikan modal beserta bagi hasil yang disepakati

(Wiroso, 2011 : 305).

Tata cara pembagian keuntungan dijelaskan dengan jelas dalam akad.

Kerugian dibagi sesuai dengan nisabah atau kesepakatan. Salah seorang mitra

dapat memilik proporsi pengelolaan yang lebih banyak dibandingkan mitra yang

lain. Artinya proporsi keikutsertaan dalam kerjasama antara mitra satu dengan

yang lain tidak haru sama (Fatwa DSN MUI No. 8 tahun 2000).

Secara fisik kontribusi dalam akad kerjasama musyarakah ini dapat berupa

uang atau dana, barang dagangan, properti dan barang lain yang dapat dinilai

dengan uang termasuk hak cipta (Manan, 2014 : 219).

e. Pembiayaan Berbasis Jual Beli

Akad jual beli yang sering digunkan perbankan syariah adalah murabahah.

Murabahah adalah akad jual beli barang yang menyatakan harga jbeli atau

perolehan barang dan keuntungan yang didapatkan atau diinginkan sesuai dengan

kesepakatan bersma (Adiwarman, 2016 : 113). Akad murabahah dapat digunakan

sebagai pembiayaan modal usaha seperti pembelian mesin-mesin produksi, barang

dagangan, atau peralatan pabrik. Akad ini juga dapat digunakan untuk

pembiayaan konsumtif atau kepentigan pribadi (Manan, 2014 : 224).

Setelah harga penjualan disepakati maka penjual tidak diperbolehkan

mengubah harga jual selama akad berlangsung. Dalam pembiayaan murabahah

juga dapat ditentukan cara pembayaran yang disepakati. Ada dua pilihan dalam
33

pemyaran, yaitu cicil dan kontan. Barang harus diserahkan setelah akad terjadi

sesegera mungkin (Manan. 2014 : 224).

Karena cara pembayaran dapat dicicil, maka dalam akad murabahah

diperbolehkan memberikan dua harga yang berbeda sebelum kesepakatan terjadi.

Perbedaan harga diperbolehkan tergantung dari cara pembeli melakukan

pembayaran (Adiwarman, 2016 : 115). Artinya penjual boleh memberikan pilihan

dua harga kepada pembeli, atau menetapkan harga jual dengan pembayaran

cicilan lebih tinggi daripada cara kontan sesuai kesepakan penjual dan pembeli.

Salam adalah transaksi jual beli barang, tetapi barang yang diperjual belikan

belum ada (Manan, 2014 : 224). Pada dasarnya akad salam sama seperti akad

murabahah, yang membedakan adalah barang yang diperjual belika, dalam

murabahah barang sudah dimiliki dan tersedia, sedangkan akad salam barang

dipesan terlebih dahulu.

Aplikasi akad salam dalam perbankan syariah, bank syariah bertindak

sebagai pembeli atau penjual. Tetapi jika bank melibatkanpihak ketiga untuk

memenuhi pesanan maka disebut sebagai salam pararel (Wiroso, 2011: 225).

Dalam salam pararel bank bertindak sebagai pembeli yang memesankan pesanan

nasabah kepada penjual dengan pembayaran uang dimuka dan penyerahan sesuai

kesepakatan (Ascarya & Diana, 2005: 29).

Istishna’ juga salah satu akad yang berbasis jual beli. Dalam akad istishna’

barang juga belum tersedia sehingga harus dipesan atau dibuat terlebih dahulu.

Cara pembayaran akad istishna’ adalah dengan dicicil dan barang akan diserahkan

diakhir atau sesuai dengan kesepakatan (Adiwarman, 2016 : 126).


34

Berdasarka fatwa DSN MUI No. 6 tahun 2000 istishna’ adalah akad jual

beli dalam bentuk pesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan

persyaratan tertentu yang disepakati anatara pemesan dan pembeli. Pembeli

menentukan kriteria atau sepesifikasi dari barang pesanan, seperti kuantitas, bahan

dan lain-lain, serta kesepakatan waktu penyerahan.

Istishna’ adalah perjanjian jual beli antara pembeli dan penjual dan

pembuatan barang, spesifikasi dan cara pembayaran yang disepakati. Dalam

aplikasi perbankan digunakan istishna’ pararel. Dalam istisna’ pararel bank

bertindak sebagai penerima pesanan dari nasabah dan sebagai pemesan untuk

memesan pesanan nasabah kepada produsen dengan spesifikasi barang, cara

pembayaran dan penyerahan sesuai kesepakatan (Ascarya & Diana, 2005: 30).

f. Pembiayaan Berbasis Sewa

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atau manfaat suatu barang dan

jasa dalam jangka waktu tertentu, dengan pembayaran upah dan atau sewa tanpa

disertai pemindahan kepemilikan (Yazid, 2009 : 179). Ijarah terdiri dari dua jenis

yaitu ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik (IMBT).

Ijarah muntahiya bittamlik adalah transakasi sewa menyewayang disertai

pemindahan hak kepemilikkan dari yang memberikan sewa kepada penyewa atas

suatu barang yang disewa pada akhir periode sewa. Pemindahan kepemilikan

dapat dilakukan dengan jual beli, hibah, atau pemindahan kepemilikan secara

bertahap selama masa sewa dengan pembayaran cicilan (Ascarya, 2015 : 103).

Ijarah berbasis sewa jasa berbentuk seperti memperkerjakan seseorang

dengan upah sebagai imbalannya. Dalam perbankan syariah penerapan akad


35

ijarah ini dalam bentuk pelayanan jasa bank syariah. Kemudian ijarah berbasis

sewa aset atau properti dengan pemindahan hak guna barang pada bank

konvensional sepeti leasing, sedangkan pada bank syariah diterapkan dalam

bentuk investai atau pembiayaan (Ascarya, 2015 : 99). Selain diterapkan pada

investasi, ijarah juga sering diterapkan untuk akad pembiayaan yang bersifat

konsumtif.

g. Wakalah

Selain pendanaan dan pembiayaan, bank syariah juga memberikan

pelayanan jasa. Pelayanan jasa bank syariah hanya membebankan biaya

adminitrasi atau mendapatkan ujra atau fee (Ascarya, 201:128). Wakalah artinya

penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat (Antonio, 2001 : 120).Dalam

melakukan akad wakalah yang memberikan imbalan maka akad ini bersifat

mengikat dan tidak dapat dibatalkan (Fatwa DSN MUI No. 10 tahun 2000).

Dalam akad wakalah bank sayariah bertindak sebagai penerima kuasa dari

nasabah dan nasabah sebagai pemberi kuasa. Aplikasi akad wakalah dalam

perbankan biasanya digunakan dalam pelayanan jasa bank syariah seperti L/C

(letter of credit), transfer, kliring, RTGS, inkaso, dan pembayaran gaji

karyawan(Ascarya, 2015:105)

h. Kafalah

Kafalah adalah jaminan, beban atau tanggungan yang diberikan oleh

penanggung kepada pihak ketiga untuk melakukan kewajiban pihak kedua atau 28

yang ditanggung (Ascarya, 2015 : 105). Kafalah ialah jaminan yang diberikan

oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
36

atau yang ditanggung (Syafii, 2001 : 123). Penjamin dapat meminta imbalan atas

jasa yang diberikan.

Kafalah dalam aplikasi bank syariah berbentuk bank garansi. Dalam

pelaksanaannya bank dapat meminta atau mensyaratkan nasabah untuk

menempatkan sejumlah dana (sebagai jaminan) dan penerimanya menggunakan

prinsip wadi’ah. Bank syariah juga memperoleh imbalan atas jasa yang diberikan.

Selain bank garansi bank syariah juga menggunakan akad kafalah untuk produk

L/C (Wiroso, 2011 : 174).

i. Wahalah

Al hawalah adalah pengalihan utang dari orang berhutang kepada orang

yang wajib menanggungnya (Syafii, 2001 : 126)

Penerapan hawalah pada bank syariah dapat berupa anjak piutang, dimana

para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutang

tersebut kepada bank syariah. Post-dated check yaitu bank bertindak sebagai juru

tagih tanpa membayarkan terlebih dahulu piutang tersebut. Bill disconting, ini

seperti hawalah, hanya saja nasabah harus membayar fee yang dibahas pada akad

hawalah lainnya (Syafii, 2001 : 127)

j. Rahn

Rahn merupakan pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada pihak lain

(bank syariah) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan (Ascarya, 2015 : 108).

Rahnadalah penyerahan barang dari orang yang berhutang kepada pihak yang

memberi pinjaman sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima sebagai

kepercayaan saat pinjaman sulit dibayar (Yazid, 2009 : 147).


37

Aplikasi rahn dalam bank syariah dapat dilakukan dalam dua hal yaitu,

sebagai produk pelengkap dan produk tersendiri. Rahn sebagai produk pelengkap,

artinya rahn digunakan sebagai akad tambahan terhadap produk lain dalam

pembiayaan bank syariah seperti produk pembiayaan murabahah. Bank syariah

dapat menahan barang nasabah sebagai jaminan akad tersebut serta menjaga

kemungkinan nasabah akan lalai dalam melakukan akad pembiayaan (Khozin,

2017 : 42).

Rahn sebagai produk tersendiri, artinya kontrak rahn telah dipakai dalam

lembaga keuangan atau produk sendiri. Seperti adanya pegadaian, pegadaian

syariah merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat selain pegadaian

konvensional (Mardani, 2013 :298).

k. Sharf

Sharf adalah jual beli mata uang asing (Ascarya, 2015 : 109). Jual beli

dilakukan antara mata uang yang berlainan. Bank syariah menggunakan akad

sharf untuk jual beli valuta asing, kemudian transaksi dilakukan secara tunai

(Wiroso, 2011 : 423). Selisih antara kurs yang ada dalam kontrak dan kurs tunai

menjadi keuntungan bagi hak bank syariah (Muhammad & Dwi, 2009 : 70).

l. Ujr

Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan

yang dilakukan. Akad ujr diterapkan dalam produk jasa keuangan bank syariah

(fee based income), seperti penyewaan safe deposite box, penggunaan ATM, dan

lain sebagainya (Ascarya, 2006 : 111).


38

m. Qardh

Qardh adalah memebrikan (meminjamkan) harta kepada orang lain tanpa

meminta imbalan, yang dikembalikan hanya pokok pinjaman saja. Akad qardh

dapat dikatakan sebagai akad tolong menolong. Dalam aplikasi bank syariah, bank

dapat diambil dari dana zakat, infaq, dan sedekah (Yazid, 2009 : 137 144).

n. Safe Deposite Box

Pada dasarnya produk safe deposite box adalah penyewaan tempat atau

kotak penyimapanan untuk menyimpat barang atau aset berharga nasabah, seperti

sertifikat tanah, emas, sertifikat rumah dan lain sebgainya (Rianto, 2012 : 194).

Bank syariah dapat meminta imbalan atas jasa yang diberikan tersebut.

Akad yang digunakan dalam produk safe deposite box adalah wadi’ah yad

amanah. Wadi’ah yad amanah adalah akad titipan murni, yang bank syariah

sebagai penerima titipan hanya dapat menyimoan barang titipan dan tidak

diperbolehkan memanfaatkan barang titipan tersebut (Rianto, 2012 : 192-193).

2.4 Penelitian Terdahulu

Peneltian terdahulu adalah kajian tentang penelitian yang relevan dengan

masalah yang diteliti. Kegunaan penelitian terdahulu adalah untuk membedakan

antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan serta untuk

melihat proposal yang terikat dengan permasalahan yang di teliti. Sejauh

penelusuran yang dilakukan, peneliti menjumpai hasil penelitian yang memiliki

titik singgung dengan judul yang diangkat dengan penelitian ilmiah ini

diantaranya adalah :
39

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu

Nama Metode
No Hasil
Penulis/Tahun/Judul Penelitian
1. Tri Suparmi (2018), Pengetahuan masyarakat
Pengetahuan Masyarakat tentang bank syariah pada
Tentang Bank Syariah tingkatan pertama yaitu tahu.
Studi Kasus Pada Hal ini dikarenakan mereka
Masyarakat Kecamatan sebatas tahu pada produk
Ngemplak, Kabupaten yang digunakan saja dan
Boyolali pengetahuan tentang produk
Kualitatif
yang digunakan juga terbatas.
Kurangnya sosialisasi dan
edukasi tentang perbankan
syariah menjadi salah satu
sebab minimnyapengetahuan
dan pemahaman masyarakat.

2. Muhammad Isa Menyatakan bahwa hampir


(2017),Pengetahuan setengah masyarakat kurang
Masyarakat Desa mengetahui produk bank
Hutatonga Kecamatan syariah, mereka juga kurang
Panyabungan Barat tahu tentang sistem yang
Tentang diterapkan bank syariah.
Perbankan Syariah Mereka juga kurang bisa
membedakan bank syariah
dan bank konvensional. Hal
ini disebabkan karena
Kualitatif
kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang bank
syariah dan kurangnya
sosialisasi pihak terkait.
Penelitian tersebut juga
mengatakan faktor yang
mendukung pengetahuan
masyarakat adalah
pendidikan, pengetahuan
agama dan kesadaran diri.
3. Musyafiq Abdullah Kualitatif Mengatakan pendidikan
(2015),Analisi brpengaruh positif dan
Pengaruh Pendidikan dan signifikan terhadap
Pekerjaan Terhadap pengetahuan seseorang. maka
Pengetahuan Produk semakin tinggi pendidikan
Perbankan seseorang semakin baik
40

Syariah (Studi Kasus dan paham mengenai


Kepala Keluarga di produkperbankan syariah.
Dukuh Krapyak Kulon,
Panggungharjo)
4. Maria Ulva Berdasarkan hasil penelitian
(2018),Pemahaman dapat disimpulkan bahwa
Masyarakat Tentang pemahaman dari masyarakat
tentang bank syariah di
Perbankan Syariah
Kampung Adi Jaya yaitu
masyarakat hanya sekedar
tahu adanya bank syariah
tetapi tidak paham tentang
bank syariah secara detail.
Kualitatif Hanya sebagian masyarakat
yang paham tentang bank
syariah bahkan ada yang
sama sekali tidak tahu
mengenai bank syariah.
Sebagian besar masyarakat
tidak mengetahui produk dan
jasa apa saja yang ada di
bank syariah.

5. Ahmad Samsudin Hasil penelitian


(2017),Analisis Minat menunjukkan bahwa tidak
Masyarakat Terhadap terdapat pengaruh yang
Produk Perbankan signifikan antara variabel
Syariah Di Kabupaten bagi hasil terhadap minat
Tangerang masyarakat memilih
Perbankan Syariah dengan
Kuantitatif signifikansi yaitu 0,164 >
0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha
ditolak dan H0 diterima yaitu
tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara bagi hasil
dengan minat memilih
Perbankan Syariah.
6. Muhamad Iqbal (2019), Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian
Analisis Tingkat yang telah dijabarkan
Pemahaman Masyarakat sebelumnya, maka
Terhadap Produk kesimpulan dalam penelitian
Pembiayaan Murabahah ini adalah minimnya
(Studi Kasus Di pemahaman masyarakat Kuta
Kecamatan Kuta Alam) Alam terhadap produk
pembiayaan murabahah di
41

bank syariah. Rendahnya


pemahaman masyarakat
terhadap pembiayaan produk
murabahah dikategorikan
pada tiga komponen sesuai
dengan hasil penelitian.
Adapun ketiga komponen
tersebut pertama, kategori
masyarakat tidak paham,
secara umum masyarakat,
dikarenakankarena informasi
yang diterima tentang akad
murabahah maupun bank
syariah tidak akurat dan
informasi tersebut berasal
dari sumber yang tidak
reliabel. Kedua, kategori
masyarakat kurang paham,
dikarenakan kesalahpahaman
dalam mendeskripsikan
informasi yang diterima,
sehingga beranggapan bahwa
sistem yang dikelola oleh
bank syariah sama dengan
bank konvensional dan
menganggap
bahwa yang membedakannya
hanya pada ijab dan kabul.
Ketiga, kategori
masyarakat memahami
dengan baik, masyarakat ini
memahami tentang
pembiayaan bank syariah
dikarenakan selain pernah
melakukan transaksi,
7. Wirdatul Hasanah Kualitatif a. Rendahnya pemahaman
(2013). Tingkat atau pengetahuan
Pengetahuan Masyarakat masyarakat terhadap
terhadap Produk produk-produk yang ada
Perbankan Syariah di bank syariah.
Dikeluarkan Laggani b. Faktor yang
Kota Bankinang menyebabkan kurangnya
Kabupaten Kampar. pengetahuan masyarakat
terhadap produk bank
syariah dikarenakan:
kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
42

mengenali bank syari’ah


dan kurangnya sosialisasi
yang dilakukan bank
syariah masih kurang
dibandingkan dengan
bank umum lainnya.
8. Ikromullah Ramadhan a. Pemahaman masyarakat
(2015). Pemahaman terhadap asuransi masih
Masyarakat Pedesaan rendah
Terhadap Asuransi b. Faktoryang menyebabkan
Syariah kurangnya pemahaman
tersebut berdasarkan yang
Kuantitatif telah di analisis dalam
bab IV adalah faktor
sosialisai yang rendah
dan terbatasnya akses
informasi mengenai
asuransi syariah

9. Dita Pratiwi 1.Terdapat tiga faktor yang


(2012)Analisis Minat mempengaruhi pengambilan
Menabung Masyarakat keputusan untuk menabung
pada Bank Muamalat di yaitu faktor pelayan
Kota Kisaran (pelayanan sarana dan
pelayanan bertransaksi),
faktor keyakinan dan faktor
Kualitatif
lokasi (jarak)
2. Faktor keyakinan dan
kesesuaian dengan syariah
menjadi faktor dominan
untuk mendorongmasyarakat
Kisaran menabung di Bank
Muamlat
10. Frisa Silwy Sitorus Kualitatif Bahwa masyarakat di
(2019),Analisis Tingkat Kelurahan Pematang Pasir
Pengetahuan Masyarakat mayoritasnya sudah tahu
Terhadap Produk tentang keberadaan bank
Perbankan Syariah Di syariah di Kota Tanjungbalai
Kelurahan Pematang dan ada beberapa masyarakat
Pasir Kecamatan Teluk sudah menjadi nasabah bank
Nibung Kota syariah bahkan sebagian dari
Tanjungbalai mereka banyak yang
berminat menjadi nasabah
bank syariah, tetapi
masyarakat yang tahu
keberadaan bank syariah
43

pada umumnya tidak


sepenuhnya mengetahui
semua tentang produk-
produk bank syariah dan
sebagian dari mereka belum
pernah melakukan transaksi
dari produkproduk bank
syariah tersebut.

2.5 Kerangka Pemikiran

Potensi perkembangan bank syariah masih luas, mengingat Indonesia

merupakan negara dengan penduduk muslim yang besar. Akan tetapi belum

semua masyarakat mengakses bank syariah, selain itu juga belum semua

masyarakat mengetahui tentang bank syariah. Edukasi tentang bank syariah dan

literasi keuangan syariah dapat memperluas jaringan bank syariah

Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterprestasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami

sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau

menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah

memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interprestasi atau menafsirkan

secara luas sesuai dengan keadaan yang ada disekitarnya, ia mampu

menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan datang.

Berdasarkan penelitian Maria Ulva (2018),bahwa pemahaman dari

masyarakat tentang bank syariah di Kampung Adi Jaya yaitu masyarakat hanya

sekedar tahu adanya bank syariah tetapi tidak paham tentang bank syariah secara

detail. Hanya sebagian masyarakat yang paham tentang bank syariah bahkan ada

yang sama sekali tidak tahu mengenai bank syariah. Sebagian besar masyarakat
44

tidak mengetahui produk dan jasa apa saja yang ada di bank syariah. Kurangnya

pemahaman dari masyarakat dikarenakan minimnya informasi yang didapatkan

dari pihak bank syariah maupun mediamedia seperti televisi, media cetak serta

media sosial yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui apa itu bank

syariah serta produk apa saja yang ada di bank syariah.

Minat adalah suatu perangkat internal yang terdiri dari suatu campuran

perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-

kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Slameto mengatakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui

suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai suatu hal dari pada

hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.

Memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu akan cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.

Menurut Tri Suparmi (2018) Pemahamanmasyarakat tentang bank syariah

pada tingkatan pertama yaitu tahu. Hal ini dikarenakan mereka sebatas tahu pada

produk yang digunakan saja dan pengetahuan tentang produk yang digunakan

juga terbatas. Kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang perbankan syariah

menjadi salah satu sebab minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat.

Masyarakat belum sepenuhnya yakin produk bank syariah sudah sesuai bebas dari

bunga. Masyarakat masih berpendapat bahwa bank syariah masih mengandung

sedikit unsur bunga/riba.


45

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dari hasil pemaparan di atas

yaitu :
MODEL

PEMAHAMAN MINAT

Bank syariah adalah bank Minat yang timbul dengan


yang berdasarkan prinsip- sendirinya secara langsung
prinsip ajaran islam terhadap bank syariah
I

Prinsip Syariat islam yang di


terapkan di bank syariah Minat, perasaan yang
adalah ta’awun (Prinsip menyatakan bahwa
Kemitraan), Keadilan (Saling pengalaman-pengalaman
II Ridho), Kemaslahatan, tertentu yang menyenangkan
Tawazun (Prinsip
I

sehingga membuat pengaruh


Keseimbangan) dan kuat dalam menentukan
Rahmatan Lil Alamiin keinginan.

Masyarakat Mampu Minat, reaksi yang


memahami dan menjalankan merangsang kegiatan-
III prinsip prinsip yang ada di kegiatan dalam lingkungan
I
dalam ketentuan bank dan dalam suatu aktivitas
syariah yang di jalankanya
46

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Studi lapangan dengan memilih Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing

Kabupataen Ciamis, Objek Penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah

Kedalaman pemahaman dan minat masyarakatkepadalayana bank Syariahdi Desa

Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Ciamis.

3.2 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Kartini

Kartono mengemukakan “penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan

metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah terjadi

pada suatu saat di tengah masyarakat”.Adapun maksud dari penelitian ini yaitu

mempelajari secara mendalam tentang bagaimana pemahaman dan minat

masyarakat terhadap perbankan syariah. Adapun sifat dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati.Menurut Husein Umar deskriptif adalah

menggambarkan sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian dilakukan

dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala.Menggambarkan dari masalah dan

sebab-sebab yang ada pada suatu lembaga tersebut. (Sugiyono:2013)


47

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini disebut dengan penelitian

deskriptif kualitatif karena penelitian ini menggambarkan pemahaman dan minat

masyarakat terhadap perbankan syariah.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

3.2.2.1 Jenis Data

Data adalah serangkaian informasi, bukti dan atau keterangan atas suatu

objek yang memiliki karakteristik tertentu (Teguh, 2014: 11). Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan primer. Data primer

adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh penelti (Soeratno dan

Lincolin, 2008: 70). Data primer dapat diperoleh melalui wawancara dan

kuisioner yang disebar kepada responden. Sedangkan data sekunder adalah data

yang diterbitkan atau digunakan organisasi yang bukan pengolahnya. Data

diperoleh dari literatur yang relevan, jurnal, file dan dokumentasi yang tersedia,

berita surat kabar maupun during (Soeratno dan Lincolin, 2008: 71).

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber primer dan

sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah merupakan sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder

dapat diperoleh melalui oang lain atau dokumen (Sugiyono, 2016:225).

3.2.2.2 Populasi Sasaran

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan “social situation”atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
48

elemen, yaitu tempat (place), pelaku (aktor), dan aktivitas (aktivity), yang

berinteraksi secara sinergis. (Sugiyono, 2013). Populasi situasi sosial dalam

penelitian kualitatif ini adalah masyarakat desa Pamalayan Kecamatan

Cijeungjing Ciamis

3.2.2.3 Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian kualitatifbukan dnamakan responden, tetapi

sebagai narasumber, informasi atau partisipan dalam penelitian. (Sugiyono, 2013).

Metode pengambilan sampelmengunakan teknik Purposive Sampling, yaitu peneli

mengambilsampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

Misalnya orang tersebutyang menguasai hal-hal yang akan kita telit sehinga akan

memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti, Sehingga

narasuumber atau informasia (sampel) yang diambil dalam penelitian ini, yaitu

Kepala desa Pamalayan serta Masyarakat Desa Pamalayan.

3.2.2.4 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan pengupul data

untuk memperoleh data. Ada bermacam-macam teknik pengumpulan data seprti,

wawancara, angket atau kuisioner, observasi, dokumentasi, dan gabungan dari

keempatnya (Sugiyono, 2016: 225). Teknik pengumpulan data yang digunkan

adalah sebagai berikut, :

a. Survei

Survei merupakan teknik pengumpulan data yang daat dilakukan dengan

dua cara, yaitu kuisioner dan wawancara. Kuisioner adalah cara mengumpulkan
49

data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh

informasi responden (Hendri &Abrista, 2013: 79).

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontrksikan makana dalam suatu topik

tertentu. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih

mendalam ari informan. Wawancara dapat dilakukan dengan cara face to face

maupun dengan pesawat telepon, sehingga terjadi interaksi (Sugiyono, 2016:

231,234). Dalam wawancara peneliti juga dapat memanfaatkan tape recorder atau

kamera untuk merekan hasil wawancara,yang kemudian ditulis sebagai catatan.

Waancara dapat dilakukan dengan wawancara tersetruktur maupun

wawancara semi tersetruktur. Wawancara tersetruktur adalah wawancar dimana

pertanyaan yang diajukan disusun secara urut. Wawancara semi tersetruktur

dalam pelaksanaannya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara

tersetruktur. Hasil dari tanya jawab dituangkan dalam bentukk tulisan atau catatan

(Sugiyono, 2016: 233).

b. Observasi

Pengamatan obyek penelitian baik dengan cara sebagai partisipan secara

langsung maupun tidak langsung kemudian dicatat secara urut. Peneliti

mengamati kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh obyek penelitian (Sugiyono,

2016: 227).

c. Dokumen

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat

berbentu tulisan, gambar. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan


50

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2016:

240).

3.3 Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan metode penelitian yang

digunakan dengan pendekatan deskriftif kualitatif. Riset Kualitatif mengandung

pengertian adanya upaya penggalian dan pemahaman pemaknaan terhadap apa

yang terjadi pada berbagai individu atau kelompok, yang berasal dari persoalan

sosial atau kemanusiaan.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data diperoleh melalui berbagai

cara atau trianggulasi dan dilakukan secara terus menerus sampai didapat data

yang jenuh. Analiis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung

sampai selesai pengumpulan data. Miles dan Huberman mengatakan aktivitas

dalam analisis data yaitu data reduction, data display, which data collecttion

drawing (Sugiyono, 2016: 246).

a. Data Reduction (Reduksi Data )

Reduksi data adalah pemisahan, merangkum, memilih hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya.

Dengan mereduksi data peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan pengumpulan data selanjutnya. Hal ini dikarenakan banyaknya data

yang didapat, semakin banyak data maka semakin kompleks dan rumit (Sugiyono,

2016: 247).
51

b. Data Display

Data kuantitatif disajikan dalam bentuk grafik, tabel, pictogram dan

sejenisnya, maka dalam penelitian kualitatif data disajikan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono,

2016: 249).

c. Conclusion DrawingVerification

Langkah ketiga ialah penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang

dikemukakan di awal adalah kesimpulan sementara, dan akan berubah jika tidak

didukung dengan bukti di lapangan. Apabila kesimpulan tersebut tetap dan

didukung dengan bukti yang valid da konsisten pada saat peneliti kembali

kelapangan maka kesimpulan tersebut kredibel (Sugiyono, 2016: 252).

d. Meningkatkan Ketekunan

Artinya melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Peneliti dapat meningkatkan ketekunan membaca berbagai

referensi buku atau hasil penelitian yang relevan atau dokumentasi (Sugiyono,

2016: 272).

e. Trianggulasi

Data yang didapatkan dikumpulkan dari berbagai cara dan sumber.

Trianggulasi pengujian kredibilitas dapat dilakukan pengecekkan dari berbagai

sumber dengan berbagai cara. Maka ada trianggulasi sumber, trianggulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2016: 273).


52

f. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi ialah sesuatu yang dapat mendukung penelitian yang

dilakukanuntuk membuktikan data yang ditemukan. Seperti hasil wawancara

disertain dengan foto atau auidio atau rekaman kamera. Menggunakan buku,

media online terpercaya, dokumentasi atau hasil survei yang lain (Sugiyono,

2016: 275)
53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum tentang Desa Pamalayan

4.1.1 Sejarah Desa Pamalayan

Pamalayan berasal dari ka palay, yang diartikan euren (berhenti) karena

dulunya Pamalayan tempat pemberhentian para raja maupun para dalem yang mau

berburu atau mau marak (mengambil ikan) dari sungai cileueur, konon suatu

riwayat yang melegenda, daerah pedesaan yang gembur, tumbuhan yang

menghijau tertata di perbukitan, tanah yang datar tumbuh subur pohon dan semak

yang setia dan riang menyelimuti alam semesta, diantaranya hiduplah sekelompok

masyarakat rukun dan damai meskipun dalam keterbelakangan, dan tabu terhadap

kondisi adat istiadat “Desa Pamalayan” orang menyebutnya. Enam kilometer ke

arah Timur dari kota Ciamis. Desa Pamalayan, dari waktu ke waktu menjadi

ramai dengan adanya pertambahan Penduduk baik dari penduduk semula yang

melahirkan dan para  pendatang yang ingin tinggal dan menetap. Tak kalah lagi

desa Pamalayan mudah  dikenal dikalangan penduduk atau desa sekitar bahkan

terdengar sampai keluar kota kabupaten karena merupakan desa  yang

kertaraharja  dengan Kepala Desa bernama Kuwu Muda Paradja dari sinilah nama

desa Pamalayan lahir disesuaikan dengan kondisi Desa dan Penduduk hidup

makmur Kertaraharja Gemah Ripah Lohjinawi di bawah Kepemimpinan Kepala


54

Desa bernama Kuwu Muda Paradja yang sekaligus sebagai pemberi nama Desa

Pamalayan

4.1.2 Gambaran Lokasi Penelitian

Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, Selain petani, pekerjaan kedua

di Desa Pamalayan yang kebanyakan orang-orang pendatang dari kota adalah

PNS, pedagang, buruh tani, peternak, pensiunan, karyawan swasta, wiraswasta,

tukang, dan lain-lain. Luas wilayah desa pamalayan 15.25 Km² di dalamnya

terdapat 5 dusun yang berada dalam naungan desa pamalayan yaitu :

a. Dusun Desa

b. Dusun Pende

c. Pamalayan Kulon

d. Majaparana

e. Timbang Windu

4.1.3 Keadaan Demografis Desa Pamalayan

a. Batas Wilayah Desa Pamalayan

Letak geografis Desa di antaranya :

a. Sebelah Utara : Desa Kertaharja

b. Sebelah Selatan : Desa Dewasari

c. Sebelah Barat : Desa Utama

d. Sebelah Timur : Kecamatan Cijeungjing

b. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis kelamin

a. Kepala Keluarga : 2017


55

b. Laki-laki : 2830

c. Perempuan : 2793

Jadi jumlah keseluruhan Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing adalah 5623

Jiwa.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing

Kabupaten Ciamis berdasarkan tingkat pendidikannya

No Status Pendidikan Jumlah

1 TK/Play Group 227

2 SD/MI 1533

3 SLTP/SMP 801

4 SLTA/SMA 1028

5 S1/DIPLOMA 468

Berdasarkan tabel pendidikan di atas pada dasarnya penduduk Desa

Pamalayan sudah memiliki pengetahuan dalam bidang pendidikan dan kelilmuan

yang tentunya dapat mendongkrak kemajuan di bidang keilmuan maupun

perekonomian dan selanjutnya untuk melihat jumlah penduduk Desa pamalayan

menurut jenis pekerjaannya dalam kehidupan sehari hari guna mencukupi

kebutuhan hidup dapat dilihat pada tabel berikut:


56

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing

Kabupaten Ciamis berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Status Pendidikan Jumlah

1 PNS 127

2 TNI 6

3 KARY. SWASTA 288

4 WIRASWASTA 432

5 PETANI 99

6 DOKTER/PERAWAT 17

7 BURUH TANI 92

8 BIDAN 7

9 BURUH PABRIK 3

10 BURUH HARIAN 429

Data di atas menjelaskan bahwa lebih banyak atau mayoritas penduduk

Desa pamalayan bermata pencaharian sebagai petani dan buruh. Hal ini

menyebabkan masyarakat Desa pamalayan dalam kesehariannya lebih banyak

dihabiskan untuk bertani dan buruh. Adapun jumlah penduduk Desa pamalayan

menurut agama atau kepercayaan yaitu:

a. Islam : 5608
57

b. Kristen : 15

c. Katholik :0

d. Hindu :0

e. Budha :0

4.2 Hasil Wawancara

4.2.1 Pemahaman Masyarakat Kepada Perbankan Syariah di Desa

Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

Bank syariah mulai berkembang pada era 90an dengan diawali oleh Bank

Muamalat yang pada saat itu telah memberikan warna baru bagi perbankan di

Indonesia. Strategi untuk melakukan pelayanan yang terbaik menjadi satu pilihan

bilamana bank syariah ingin berkembang dan semakin tumbuh dari tahun ke tahun

jumlah nasabahnya. Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang harus

memberikan yang terbaik untuk nasabah maupun masyarakat yang akan dijadikan

nasabah dengan memberikan beberapa pengetahuan maupun penawaran yang

terbaik yang bisa diberikan. Pembentukan pemahaman juga akan mendorong

masyarakat untuk dapat beralih menggunakan bank syariah sebagai lembaga

keuangan. Pemahaman dirasakan sangat penting karena pemahaman adalah

kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu.

Penelitian dilakukan dengan mewawancarai masyarakat Desa pamalayan

yang mayoritas penduduknya seorang muslim. Hasil wawancara yang dilakukan

ke masyarakat memperoleh beberapa pemahaman dari masyarakat yaitu menurut

Bapak Andra yang mempunyai usaha restoran di jakarta, mengetahui adanya bank

syariah tetapi beliau tidak menabung di bank syariah. Alasan Bapak Andra tidak
58

menabung di bank syariah karena menganggap bank syariah sama dengan bank

konvensional,hanya mungkin istilah-istilah yang digunakan saja yang berbeda.

Bapak Andra hanya mengetahui bahwa bank syariah adalah bank islam dan tidak

paham mengenai bank syariah baik mekanisme maupun sistem operasionalnya.

Bapak Andra juga tidak mengetahui apa saja produk dan jasa yang ditawarkan

oleh bank syariah serta Bapak Andra belum pernah melihat pihak dari bank

syariah melakukan promosi ataupun sosialisasi di Desa pamalayan. Tetapi Bapak

Andra berminat untuk menabung di bank syariah karena memang melihat

temannya yang sudah dulu menggunakan Bank syariah dengan metode bagi hasil

akan tetapi Bapak Andra tidak tahu apa-apa tentang bank syariah serta minimnya

informasi mengenai bank syariah. Saat ini Bapak Andra hanya bertransaksi

menggunakan bank konvensional karena memang sudah lama menjadi nasabah

bank tersebut.

Wawancara kedua dilakukan dengan Informan Bapak Riswan adalah

perangkat desa dan ia juga mempunyai pekerjaan sambilan sebagai penjual ayam

pejantan. Selain Bisnis ayam pejantan diwaktu senggang Bapak Riswan juga

bertani, biasanya dia menanam padi. Berdasarkan pengakuannya, informan pernah

menggunakan produk atau jasa dari beberapa lembaga keuangan, baik itu lembaga

keuangan syariah maupun konvensional. Informan pernah melakukan pembiayaan

di beberapa lembaga seperti Koperasi Simpan Pinjam, Bank Syariah, dan leasing.

Bapak Riswan adalah pengguna produk dari bank syariah. Informan

melakukan pembiayaan di lembaga tersebut kurang lebih sudah dua

tahun.Tepatnya di BRI Syariah Menurtu informan bank syariah sudah bagus jadi
59

bukan bunga tapi bagi hasil , berbeda dengan bank konvensional karena tidak

menggunakan bunga. Pada produk ini hampir sama dengan produk di bank lain,

akan tetapi pada produk pembiayaan ini tidak menggunakan jaminan berupa

sertifikan seperti BPKB atau sertifikat tanah. Pada awal perjanjian atau akad juga

harus jelas diperuntukan untuk usaha apa.

“Bank syariah, pengalaman pribadi jadi sanes bunga tapi bagi hasil sareng
teu aya jaminan seperti sertifikat tanah, pami bank konvensional pinjam
uang teu aya ijab qabul ngan saukur persyaratana sebagai berikut langsung
we tanda tangan pami bank syariah tarapti dalam arti tertib artosna kanggo
naon, kangge modal kango modal naon pami pinjam modal”

Saat peneliti menegasakan kembali apakah informan yakin jika bank syariah itu

sesuai dengan syariah dan bebas dari bunga, infroman nampak memiliki

keyakinan. Bank syariah sudah bebas dari bunga dan sesuai dengan syariah. lebih

lanjut informan mengatakan sebagai seorang muslim Bank syariah sudah sesuai

dengan syariat islam karena di dalamnya banyak kiyai dan ulama yang sudah pasti

di awasi oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional

“Bank syariah kan ieu nasional nya pasti banyak ulama, kiyai di dalamna
sebagai orang muslim abdi yakin pasti nu di jalankeun atos sesuai syariat
islam sareng tos bebas dari bunga”

Wawancara ketiga dilakukan dengan Informan Bapak Holis adalah Seorang Guru

Berdasarkan pengakuannya, Perbankan syariah saat ini sedang mulai di akui

keberadaannya karena di sisi lain sebagai bank yang meng akomodir masyarakat

muslim di indonesia, informan berpendapat bahwa perbankan syariah saat

melakukan pembiayaan masih ada lebihnya masih belum 100% syariah kalau di

hitung-hitung hampir sama dengan konvensional yang membedakan akad di

awalnya.
60

“Saya pernah mendapat sosialisasi pada saat berhubungan dengan


perbankan, biasanya ada sosialisasi di awal jadi istilahnya hanya sebatas
saat membutuhkan saja”
Dari hasil wawancara tersebut di ketahui masyarakat mendapat sosialisasi pada

saat ada keinginan dan membutuhkan jasa perbankan syariah serta belum

menjadikan perbankan syariah sebagai acuan dalam bertrasaksi di dunia

perbankan saat ini.

Hasil wawancara dengan Bapak Nunung, beliau merupakan Kepala Desa

Pamalayan serta nasabah bank BRI dan tidak menabung di bank syariah. Beliau

mengetahui adanya bank syariah tetapi tidak mengetahui produk dan jasa yang

ada di dalam bank syariah serta mekanisme dan syarat-syarat apa saja yang

digunakan ketika melakukan pembiayaan ataupun menabung di bank syariah.

Bapak Nunung juga belum pernah melihat pihak dari bank syariah melakukan

promosi ataupun mengadakan sosialisasi ke masyarakat Desa pamalayan. Ketika

Bapak Nunung ditanya mengenai minat untuk beralih menggunakan bank syariah,

beliau menjawab tidak karena Bapak Nunung sama sekali tidak mengetahui

produk dan jasa yang ada di bank syariah. Sekarang ini Bapak Nunung hanya

mempunyai rekening bank konvensional dan tidak berminat beralih ke bank

syariah karena beliau sudah nyaman menggunakan bank konvensional karena

fasilitas ATM nya pun sangat banyak terdapat dimana saja.

4.2.2 Analisis Pemahaman Masyarakat Kepada Perbankan Syariah di Desa

Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

Hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat

Desa Pamalayan tentang bank syariah masih sangat rendah. Keterbatasan


61

pengetahuan serta tidak adanya promosi dan sosialisasi yang dilakukan pihak

bank syariah menyebabkan seabagian masyarakat tidak mengetahui apa itu bank

syariah serta produk apa saja yang ada di bank syariah. Menurut hasil wawancara

kepada Bapak Andra dan Bapak Nunung bahwa mereka menganggap bank

syariah sama saja dengan bank konvensional. Pada dasarnya bank syariah dan

bank konvensional berbeda dari segi pengoperasiannya serta produk-produk yang

ditawarkan. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional terletak dalam jenis

keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila

bank konvensional mendasarkan keuntungan dari pengambilan bunga, maka

dalam bank syariah tidak ada bunga melainkan disebut sebagai imbalan, baik

berupa jasa dan bagi hasil. Umumnya masyarakat hanya tahu bahwa bank syariah

adalah bank tanpa bunga seperti yang dikatakan oleh Bapak Doni.

Bank syariah dianggap seperti bank-bank pada umumnya, hal ini tidak

terlepas dari akibat kurangnya pemahaman dari masyarakat serta tidak adanya

promosi dan sosialisasi yang dilakukan pihak bank syariah sehingga sebagian

masyarakat tidak mengetahui apa itu bank syariah serta produk apa saja yang ada

di bank syariah. Kurangnya pemahaman serta minimnya informasi yang

masyarakat dapatkan memberikan pemahaman yang berbeda mengenai bank

syariah. Hal ini tidak sesuai dengan realita sesungguhnya bahwa bank syariah
62

merupakan bank yang mengadopsi nilainilai Syariah Islam yang mengharamkan

riba.

Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat Desa

Pamalayan tentang bank syariah antara lain:

1. Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri dan juga

melalui orang lain baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang

diberitahukan dapat diterima sebagai sesuatu yang dianggap benar.

Berdasarkan informasi dari semua responden yang telah diwawancarai,

semuanya menjawab tidak mengetahui produk produk dan jasa yang ada di

bank syariah. Sebagian masyarakat memang sudah mengetahui adanya bank

syariah akan tetapi mereka tidak tahu produk-produk yang ditawarkan bank

syariah sehingga masyarakat yang tidak tahu produk-produk bank syariah

tentunya tidak akan berminat untuk menggunakan jasa bank syariah karena

mereka menganggap bahwa fasilitas penunjang yang diberikan masih kalah

dengan fasilitas yang ditawarkan oleh bank konvensional. Pemahaman dan

pengetahuan masyarakat tentang bank syariah juga akan mempengaruhi

pandangan masyarakat mengenai bank syariah itu sendiri.

Ketidaktahuan masyarakat terhadap bank syariah juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya masyarakat tidak lagi mencari informasi tentang

bank syariah karena memang menganggap bahwa bank syariah sama dengan

bank konvensional yang selama ini mereka gunakan. Sebagian masyarakat

menganggap bahwa menabung dimana saja sama, yang akhirnya membuat


63

mereka nyaman menabung di bank tersebut sehingga mereka menentukan

pilihan untuk tidak menabung di bank syariah.

Sosialisasi perlu dilakukan oleh pihak bank syariah dengan memberikan

pengetahuan ke masyarakat dengan cara diantaranya dapat dilakukan promosi

secara langsung maupun promosi melalui mediamedia baik media elektronik

maupun media cetak. Promosi secara langsung dapat dilakukan dengan

mengadakan seminar-seminar perbankan memperkenalkan konsep perbankan

syariah seperti produk dan jasa yang ada di bank syariah, namun materi

dikemas sebaik mungkin sehingga mudah dipahami oleh masyarakat. Promo

yang menarik dari bank syariah juga dapat menarik minat masyarakat untuk

beralih menggunakan bank syariah.

2. Pengalaman-Pengalaman Terdahulu

Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, seseorang dapat berpikir melalui

apa yang pernah dilakukan, sehingga hal ini yang dipakai untuk menemukan

kebenaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 responden hanya 2

responden yang sudah pernah menggunakan bank syariah yaitu Bapak Riswan

dan Bapak Holis. Mereka menganggap bank syariah sama dengan bank

konvensional hanya saja menurut Bapak Riswan bunga di bank syariah kecil

dibanding bank konvensional.

3. Faktor Sosial atau Lingkungan

Lingkungan akan mempengaruhi seseorang memperoleh pengalaman yang

akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Berdasarkan hasil wawancara

dengan 10 responden, hanya 2 responden yang mengetahui tentang bank


64

syariah dari lingkungan mereka yaitu Bapak Doni yang mengetahui tentang

bank syariah dari membaca dan menggali informasi dan Bapak Riswan yang

mengetahui bank syariah dari temannya

4. Faktor Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan

pengaruh pada pemahaman seseorang. Berdasarkan hasil wawancara dengan

10 responden mereka kekurangan informasi dalam memahami bank syariah.

Hal ini karena memang keterbatasan akan pengetahuan serta minimnya

edukasi dan sosialisasi yang mereka dapatkan dari pihak bank syariah maupun

dari media-media seperti televisi, media cetak dan media sosial.

4.2.3 Minat dan Harapan Masyarakat Kepada Perbankan Syariah di Desa

Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, mereka mengatakan

bahwasanya pendapat mereka terhadap minat dan harapannya kepada perbankan

syariah berbeda beda ada yang berminat untuk beralih menggunakan bank syariah

ada juga yang tidak berminat di karenakan berbagai pendapat dari setiap

informan, menurut Bapak Nunung mengatakan bahwa :

“Saya tidak berminat karena teu terang secara detail sapertos kumaha
produk nu aya di perbankan syariah, sareng masih awam perihal perbankan
syariah, Harapan abdi kanggo perbankan syariah tambih maju deui ka
payuna sareng pami tiasa seerkeun sosialisasi ka daerah pedesaan khusus na
desa pamalayan”

Berdasarkan wawancara tersebut diketahui eksistensi Perbankan Syariah di

Desa Pamalayan terbilang masih belum sampai ke warga secara menyeluruh

hanya sebagian besar di ketahui kalangan masyarakat. Bagi masyarakat awam


65

sangat asing dengan istilah bank syariah yang telah berkembang di Kabupaten

Ciamis. Pada Umumnya, Masyarakat Desa Pamalayan kurang mengetahui tentang

bank syariah karena kurang nya informasi yang mereka dapatkan. Adapun

menurut Bapak Riswan yang merupakan pengguna Bank Syariah mengatakan

bahwa :

“Harapan abdi khusus bank syariah minimal aya sosialisasi, sosialisasi apa
itu bank syariah manfaatna kumaha cecara hukum islam dan hukum negara,
terus pami aya nu pinjaman jangan dipersulit, rata-rata kebanyakan kendala
masyarakat ya di situ mungkin itu dasar masyarakat memilih bank
konvensional”

Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa masyarakat masih

beranggapan meminjam ke bank syariah terasa lebih sulit di bandingkan

meminjam ke bank konvensional, langkah yang paling tepat buat lembaga Bank

syariah haarus dapat mensosialisasikan secara mendalam tentang akad, ataupun

prosedur yang ada di dalam perbankan syariah agar oleh masyarakat dapat di

mengerti dan di pahami. Adapun menurut Bapak Doni mengatakan bahwa :

“....Orang-Orang pasti mengerti perbankan syariah terutama orang muslim


tau tentang penjelasan bank syariah, Cuma inflementasi di pasar maupun
lapangan seperti pemasaran dan sosialisasinya kurang, pemerintah tidak
memberikan kelelusaan kepada bank syariah asal aya, kalo misalkan mau
maju indonesia dengan bank syariahna, pemerintah harus menaruh perhatian
besar ke bank syariah agar lebih maju dan dapat perhatian dari masyarakat
luas”

Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa orang muslim pasti

paham akan inti dari perbankan syariah namun fakta di lapangan jika di tanya

tentang produk, mekanisme maupun sistem oprasionalnya masyarakat kurang

memahami, dikarenakan pemasaran dan sosialisasi dari pihak terkait yang masih
66

kurang keada masyarkat. Serta pemerintah tidak memberi keleluasaan ataupun

belum mendukung sepenuhnya dibandingkan dengan Negara Malaysia dan

Bahrain padahal jika bank syariah berkembang maka umat islam juga akan dapat

manfaat. Pemerintah harus menaruh perhatian besar agar lebih maju untuk

mendorong perekonomian masyarakat indonesia.


67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman dari

masyarakat tentang bank syariah di Desa pamalayan yaitu masyarakat hanya

sekedar tahu adanya bank syariah tetapi tidak paham tentang bank syariah secara

detail. Hanya sebagian masyarakat yang paham tentang bank syariah bahkan ada

yang sama sekali tidak tahu mengenai bank syariah. Sebagian besar masyarakat

tidak mengetahui produk dan jasa apa saja yang ada di bank syariah. Kurangnya

pemahaman dari masyarakat dikarenakan minimnya informasi yang didapatkan

dari pihak bank syariah maupun media media seperti televisi, media cetak serta

media sosial yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui apa itu bank

syariah serta produk apa saja yang ada di bank syariah.

Hasil survei yang telah dibahas pada bab IV dapat pemahaman masyarakat

tentang bank syariah masih terbatas. Pemahaman masyarakat tentang bank syariah

pada tingkatan pertama yaitu tahu. Hal ini dikarenakan mereka sebatas tahu pada

produk yang digunakan saja dan pengetahuan tentang produk yang digunakan

juga terbatas. Masyarakat belum sepenuhnya yakin produk bank syariah sudah

sesuai bebas dari bunga. Masyarakat masih berpendapat bahwa bank syariah

masih mengandung sekit unsur bunga/riba. Produk pembiayaan syariah adalah


68

produk yang belum sepenuhnya sesuai dengan syariah, produk tersebut masih

mengandung unsur bunga. Meskipun belum yakin 100% dengan produk dan jasa

bank syariah, masih ada masyarakat yang loyal kepada bank syariah. Mereka tetap

memilih bank syariah sebagai sumber pembiayaan maupun tempat untuk

menabung.

5.2 Saran

Adapun saran dari peneliti untuk berbagai pihak, berdasarkan hasil

penelitian ini adalah :

Pertama bagi pihak terkait seperti OJK dan pihak perbankan syariah

hendaknya melakukan kerjasama dengan elemen masyarakat, organisasi, dan

komunitas yang ada di masyarakat, tokoh masyarakat, untuk melakukan edukasi

dan sosialisasi tentang lembaga keuangan khususnya perbankan syariah.

Kedua bagi masyarakat, sebaiknya tidak menutup diri dari berbagai hal

terutama yang berkaitan dengan keuangan. Terutama bagi masyarakat yang mana

lingkungan masih sering ada kreditur, ada baiknya tokoh masyarakat bekerjasama

dengan pihak perbankan syariah.


69

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Yazid. (2009). Fiqih Muamalah dan Implementasinya Dalam Lembaga

Keuangan Syariah. Yogyakarta : Logung Pustaka.

Agus Sujanto. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Antonio, M. Syafii. 2004. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Cet., ke4. Jakarta:

Gema Insani

Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2013.

Andri Soemitro. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2009.

Antasari Banjarmasin. 2017 dalam idr.uin-antasari.ac.id diunduh pada 27

Maret 2018.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Press. 2013.

Ascarya. 2015. Akad dan Produk Bank Syariah. Cet. Ke-5. Jakarta : Rajawali Pers

Ascarya, dan Diana. 2005. Bank Syariah : Gambaran Umum. Jakarta : PPSK

Bank Indonesia

Deva Suardiman. Persepsi Dosen Syariah dan Ekonomi Islam Stain Jurai Siwo

Metro Terhadap Perbankan Syariah dan Implikasinya. Metro:

Perpustakaan IAIN Metro. 2015.

Dwi Suwiknyo. Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka


70

Pelajar. 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. 2005.

Fahriah. Pemahaman Masyarakat Desa Handil Gayam Tentang Perbankan. IAIN

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 24/DSN-MUI/IV/2002 tentang Safe

Deposit Box

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mudharabah

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Musyarakah

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang Wakalah

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito

Ferdinand, Agusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis dan DisertasiIlmu Manajemen. Cet. Ke-5. Diterbitkan

Universitas Diponegoro.

Hasanah, Wiradhatul. 2013. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan Syariah Di Kelurahan Langgini Kota Bangkinang

Kabupaten Kampar, Tugas Akhir tidak diterbitkan, Jurusan D3

Perbankan Syariah 84 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau


71

Haris Herdiansyah. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

2013.

Hasyim, Musafiq dan Abdullah S. 2015. Analisis Pengaruh Pendidikan dan

Pekerjaan Terhadap Pengetahuan Produk Perbankan Syariah.

Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia. Vol.V, No. 1

Heri Sudarsono. Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.

Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SurakartaAntonio, M Syafi’i. 2001.

Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. 2011.

Kartini Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV Mundur Maju.

2004.

Khaerul Umam. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia. 2013.

Lexi J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

RemajaRosdakarya. 2012.

M. Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis

Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia. 2012.

M. Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani

Press. 2001.

Moehar Daniel. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

2002.

Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.


72

Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. 2007.

S. Nasution. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. 2006.

Sofian Effendi & Tukiran. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALFABETA. 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. 2013.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. Ke-23.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2010.

Sumar’in. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Susilo Rahardjo. Pemahaman Individu: Teknik Nontes. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. 2013.

www.digilib.uinsby.ac.id, dikutip dari buku Slameto.. Belajar Dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003

www.file jurnal teori minat.dikutip dari buku Sumadi Suryabrata, Pskologi

Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo Perkasa Rajawali, 2002

Www.File Jurnal Teori Minat, dikutip dari buku Dimyati, Mahmud, Psikologi

Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

W. Gulo. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo. 2004.

Wawancara. 28 Desember 2020. Kantor Kepala Desa. Bapak Nunuung


73

Wawancara. 28 September 2020. Kediaman Bapak Riswan

Wawancara. 29 September 2020. Kediaman Bapak Andra

Wawancara.5 Januari 2021 Kediaman Bapak Holis

Wawancara. 5 Januari 2021 Kediaman Bapak Doni


74

LAMPIRAN-LAMPIRAN
75

ALAT PENGUMPULAN DATA (APD)


KEDALAMAN PEMAHAMAN DAN MINAT MASYARAKAT
KEPADA PERBANKAN SYARIAH
(Studi Kasus di Desa Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis )

A. Wawancara

Wawancaara kepada masyarakat Desa Pamalayan Kecamatan

Cijeungjing Ciamis, Jawa Barat

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Perbankan Syariah saat

ini ?

2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang perbankan syariah?

3. Apakah Bapak/Ibu pernah memliki pengalaman dalam

penggunaan lembaga keuangan syariah atau perbankan syariah ?

4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahawa Perbankan Syariah

sesuai dengan syariat islam?

5. Mengapa Bapak/Ibu memilih produk dan jasa Perbankan

Syariah ? ( Jika menggunakan perbankan Syariah )

6. Mengapa Bapak/Ibu tidak menggunakan produk dan Jasa

perbankan Syariah ? ( Jika tidak menggunakan Produk

Pebankan syariah)
76

7. Apakah Bapak/ibu mengetahui produk dan jasa yang ada di

perbankan syariah ?

8. Apakah Bapak/Ibu penah mengikuti sosialisasi ataupun edukasi

tentang Perbankan syariah ?

9. Apakah informasi yang di dapat ataupun ajakan mampu menarik

minat Bapak/Ibu beralih ke Perbankan Syariah ? ( Jika tidak

menggunakan Perbankan Syariah )

10. Apa Harapan Bapak/Ibu terhadap Perbankan Syariah di masa

depan ?

Ciamis, Oktober 2020

Penulis

Moch Rusman Firdaus


77

LAMPIRAN DOKUMENTASI
78
79
80

Nama : Nunung Nursamsi

Pekerjaan : Kepala Desa Pamalayan

Alamat : Dusun Desa 23/05 Pamalayan

Pewawancara : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Perbankan Syariah

saat ini ?

Narasumber : Bagus, sangat berkembang untuk mendorong perekonomian

warga

Pewawancara : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang perbankan Syariah ?

Narasumber : Perbankan Syariah panginten anu nasabahna khusus orang

islam sareng bank anu teu aya bunga/Riba

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah memiliki pengalaman dalam

pengggunaan lembaga keuangan Syariah atau perbankan

syariah ?

Narasumber : Teu kantos gaduh pengalaman, kantosna oge transaksi ka

poprasi tara ka perbankan

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa Perbankan Syariah

sesuai dengan Syariat Islam ?

Narasumber : Pasti sudah sesuai A, namina oge syariah pasti tos sesuai

sareng prinsip islam

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu memilih produk dan jasa Perbankan

Syariah ? ( Jika menggunakan Perbankan Syariah )

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu tidak menggunakan produk dan jasa

Perbankan Syariah ? ( Jika tidak menggunakan Perbankan


81

Syariah )

Narasumber : Panginten tos aya BRI konvensional pangiten di sebat ayeuna

mah jadi nya atos wae hiji A panginten sami wae pami

transaksi dan tata cara na

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui produk dan jasa yang ada di

Perbankan Syariah ?

Narasumber : Tidak

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi ataupun

edukasi tentang Perbankan Syariah ?

Narasumber : Teu acan pernah A pami perbankan syariah seseurna Koprasi

sareng BRI nu biasa da sok aya sosialisasi kanggo bantuan

sareng dana desa

Pewawancara : Apakah informasi yang di dapat ataupun ajakan mampu

menarik minat Bapak/Ibu beralih ke Perbankan Syariah ? ( Jika

tidak menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber : insyaallah pami aya nu nerangkeun heula sareng kahartos

mah pasti minat, kusabab masih teu acan terang pisan kana

perbankan syariah

Pewawancara : Apa harapan Bapak/Ibu terhadap Perbankan Syariah di masa

depan?

Narasumber : Harapan na panginten tiasa lebih maju deui supados

masyarakat beralih ka perbankan syariah nu sesuai syariat

islam
82

Nama : Bapak Riswan

Pekerjaan : Penjual Ayam Pejantan

Alamat : Dusun Timbang Windu 20/07 Pamalayan

Pewawancara : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Perbankan Syariah

saat ini ?

Narasumber : Perkembangana sangat pesat sareng nuju booming panginten

di jaman ayeuna

Pewawancara : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang perbankan Syariah ?

Narasumber : bank syariah adalah untuk menabung, meminjam uang sareng

meren akad akad di lebet na sesuai syariat islam nu bebas tina

MAGRIB panginten

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah memiliki pengalaman dalam

pengggunaan lembaga keuangan Syariah atau perbankan

syariah ?

Narasumber : Alhamdulilah atos ngiring ka Bank syariah, BRI syariah tepat

na mah pinjam kanggo usaha jual beli ayam pejantan

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa Perbankan Syariah

sesuai dengan Syariat Islam ?

Narasumber : Mengetaui, bank syariah kan ieu nasional nya pasti banyak

ulama, kiyai di dalamna sebagai orang muslim pasti nu di

jalankeun atos sesuai syariat islam

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu memilih produk dan jasa Perbankan

Syariah ? ( Jika menggunakan Perbankan Syariah )


83

Narasumber : Bank syariah, pengalaman pribadi jadi sanes bunga tapi bagi

hasil pami bank konvensional pinjam uang teu aya ijab qabul

ngan saukur persyaratana sebagai berikut langsung we tanda

tangan pami bank syariah tarapti dalam arti tertib artosna

kanggo naon, kangge modal kango modal naon pami pinjam

artos

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu tidak menggunakan produk dan jasa

Perbankan Syariah ? ( Jika tidak menggunakan Perbankan

Syariah )

Narasumber :-

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui produk dan jasa yang ada di

Perbankan Syariah ?

Narasumber : Aya tabungan haji teras aya mudharabah pembiayaan bagi

hasil sareng aya deposito oge panginten bedana sareng

konvensional mung ijab qobul.

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi ataupun

edukasi tentang Perbankan Syariah ?

Narasumber : Khusus dusun timbang Windu kanggo sosialisasi perbankan

syariah teu acan kantos aya, tapi aya oge bank emok syariah

duka eta sesuai sareng syariat islam

Pewawancara : Apakah informasi yang di dapat ataupun ajakan mampu

menarik minat Bapak/Ibu beralih ke Perbankan Syariah ? ( Jika

tidak menggunakan Perbankan Syariah )


84

Narasumber :-

Pewawancara : Apa harapan Bapak/Ibu terhadap Perbankan Syariah di masa

depan?

Narasumber : Harapan abdi khusus bank syariah, minimal aya sosialisasi di

desa contohna desa pamalayan, sosialisasi apa itu bank syariah,

manfaat na kumaha secara hukum islam ataupun secara hukum

negara terus pami aya nu pinjam jangan di pesulit, minimal

pinjaman 1jt jangan di persulit jadi mungkin masih banyak

masyarakat memilih bank konvensional


85

Nama : Pak Andra

Pekerjaan : Pengusaha Rumah Makan

Alamat : Dusun Pamalayan Kulon 22/02 Pamalayan

Pewawancara : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Perbankan Syariah

saat ini ?

Narasumber :

Pewawancara : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah memiliki pengalaman dalam

pengggunaan lembaga keuangan Syariah atau perbankan

syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa Perbankan Syariah

sesuai dengan Syariat Islam ?

Narasumber :

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu memilih produk dan jasa Perbankan

Syariah ? ( Jika menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu tidak menggunakan produk dan jasa

Perbankan Syariah ? ( Jika tidak menggunakan Perbankan

Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui produk dan jasa yang ada di


86

Perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi ataupun

edukasi tentang Perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah informasi yang di dapat ataupun ajakan mampu

menarik minat Bapak/Ibu beralih ke Perbankan Syariah ? ( Jika

tidak menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Apa harapan Bapak/Ibu terhadap Perbankan Syariah di masa

depan?

Narasumber :
87

Nama : Bapak Holis

Pekerjaan : Guru

Alamat : Dusun Timbang windu 24/08 Pamalayan

Pewawancara : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Perbankan Syariah

saat ini ?

Narasumber :

Pewawancara : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah memiliki pengalaman dalam

pengggunaan lembaga keuangan Syariah atau perbankan

syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa Perbankan Syariah

sesuai dengan Syariat Islam ?

Narasumber :

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu memilih produk dan jasa Perbankan

Syariah ? ( Jika menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu tidak menggunakan produk dan jasa

Perbankan Syariah ? ( Jika tidak menggunakan Perbankan

Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui produk dan jasa yang ada di


88

Perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi ataupun

edukasi tentang Perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah informasi yang di dapat ataupun ajakan mampu

menarik minat Bapak/Ibu beralih ke Perbankan Syariah ? ( Jika

tidak menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Apa harapan Bapak/Ibu terhadap Perbankan Syariah di masa

depan?

Narasumber :
89

Nama : Bapak Doni

Pekerjaan : Pengusaha Rumah Makan

Alamat : Dusun Timbang windu 25/08 Pamalayan

Pewawancara : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang Perbankan Syariah

saat ini ?

Narasumber :

Pewawancara : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah memiliki pengalaman dalam

pengggunaan lembaga keuangan Syariah atau perbankan

syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa Perbankan Syariah

sesuai dengan Syariat Islam ?

Narasumber :

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu memilih produk dan jasa Perbankan

Syariah ? ( Jika menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Mengapa Bapak/Ibu tidak menggunakan produk dan jasa

Perbankan Syariah ? ( Jika tidak menggunakan Perbankan

Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu mengetahui produk dan jasa yang ada di


90

Perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi ataupun

edukasi tentang Perbankan Syariah ?

Narasumber :

Pewawancara : Apakah informasi yang di dapat ataupun ajakan mampu

menarik minat Bapak/Ibu beralih ke Perbankan Syariah ? ( Jika

tidak menggunakan Perbankan Syariah )

Narasumber :

Pewawancara : Apa harapan Bapak/Ibu terhadap Perbankan Syariah di masa

depan?

Narasumber :

Anda mungkin juga menyukai