Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Eksel Saputra

NIM : 048854917
Kode Mata Kuliah : MKWU4108
Kelas Tuton : 895
Tugas ke :1

Izin menjawab :

1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday

Menurut Michael Alexander Kirkwood Halliday yang dilansir didalam bukunya yang
berjudul Explorations in the Functions of Language (1973),mengemukakan bahwa
terdapat 7 fungsi Bahasa, yaitu :

1. Fungsi Instrumental
Fungsi Instrumental dalam Bahasa digunakan untuk mencapai tujuan atau
memperoleh kebutuhan seseorang. Dalam fungsi ini, bahasa digunakan sebagai alat
untuk mencapai suatu tujuan atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Contoh
penggunaan fungsi instrumental bahasa adalah saat seseorang memesan makanan di
restoran, membeli tiket transportasi, atau bertanya kepada seseorang di mana alamat
sebuah tempat.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi instrumental adalah “Saya ingin memesan
nasi goreng telornya di ceplok”.

2. Fungsi Regulatori
Fungsi Regulatori dalam bahasa adalah ketika seseorang menggunakan bahasa untuk
mengatur perilaku orang lain atau mengarahkan orang lain dalam melakukan tindakan
tertentu. Fungsi ini juga dikenal sebagai fungsi kontrol atau fungsi direktif. Contohnya
ketika seseorang memberi perintah, meminta seseorang untuk melakukan sesuatu,
memberi nasihat, atau memperingatkan orang lain.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi Regulatori adalah “Mohon untuk
membuang sampah di tempat yang sudah di sediakan”.
3. Fungsi Interaksional
Fungsi Interaksional dalam bahasa adalah ketika seseorang menggunakan bahasa
untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain atau untuk mengekspresikan
afiliasi dengan orang lain. Fungsi ini mencakup penggunaan bahasa untuk menyapa,
mengucapkan terima kasih, memuji, mengejek, dan sebagainya.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi interaksional adalah “Selamat ulang tahun,
semoga panjang umur dan sehat selalu”.

4. Fungsi Personal
Fungsi Personal dalam bahasa adalah ketika seseorang menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan dirinya sendiri atau untuk menunjukkan identitasnya kepada orang
lain. Fungsi ini mencakup penggunaan bahasa untuk mengungkapkan perasaan,
pandangan, dan keinginan pribadi, serta untuk memperlihatkan kepribadian dan
karakteristik unik dari diri seseorang.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi personal adalah “Saya merasa sangat
senang bisa kenal dengan kamu”.

5. Fungsi Heuristik
Fungsi Heuristik dalam bahasa adalah ketika seseorang menggunakan bahasa untuk
memperoleh informasi atau pengetahuan baru. Fungsi ini mencakup penggunaan
bahasa untuk menanyakan sesuatu, meminta klarifikasi, mencari saran, dan
sebagainya.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi heuristik adalah “Apa pendapatmu tentang
masalah ini?”.

6. Fungsi Imajinatif
Fungsi Imajinatif dalam bahasa adalah ketika seseorang menggunakan bahasa untuk
menggambarkan dunia imajiner atau fiksi, seperti cerita, puisi, dan drama. Fungsi ini
mencakup penggunaan bahasa untuk menciptakan imajinasi dan menggambarkan
hal-hal yang tidak nyata atau tidak ada di dunia nyata.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi imajinatif adalah “Tadi malam aku
bermimpi kamu dimakan naga”.

7. Fungsi Informatif
Fungsi Informatif dalam bahasa adalah ketika seseorang menggunakan bahasa untuk
memberikan informasi tentang sesuatu, baik itu fakta, konsep, atau pandangan.
Fungsi ini mencakup penggunaan bahasa untuk memberikan deskripsi, definisi,
penjelasan, dan sebagainya.
Contoh kalimat yang menunjukkan fungsi informatif adalah “Universitas Terbuka (UT)
adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di Indonesia yang menerapkan sistem
belajar terbuka dan jarak jauh”.
2. Jelaskanlah perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI dengan menggunakan peta
konsep (mind mapping)

Kongres Bahasa Indonesia VII


Mengusulkan dibentuknya Badan
Kongres Pertimbangan Bahasa Indonesia
Bahasa Menghasilkan beberapa hal pokok yang
Indonesia VII di menegaskan agar Bahasa Indonesia dapat
Jakarta, 26 - 30
Kongres Bahasa Indonesia IX ditingkatkan dan dikembangkan di era
Oktober 1998
Mengusung tema : Menjayakan Bahasa globalisasi
dan sastra Indonesia Kongres Bahasa Indonesia VII I
Ada Sembilan subtema yang Kongres Ditetapkannya bulan Oktober sebagai
dikembangkan Kongres Bahasa
Bahasa
Diluncurkan beberapa produk Indonesia VIII di
Indonesia XI di Jakarta, 14 - 17
kebahasaan dan kesastraan Jakarta, 28 - 31 Oktober 2003
Oktober 2018 Kongres
Bahasa
Indonesia

Kongres Bahasa Indonesia IX


Di ikuti oleh 1.168 Peserta dari 12 Negara Kongres Bahasa Indonesia IX
Menghasilkan 9 Rekomendasi y ang Kongres Kongres Bahasa Dicanangkannya tahun 2008 sebagai
ditujukan untuk Pemerintah Indonesia Bahasa Indonesia IX di Tahun Bahasa
Indonesia X di Jakarta, 21 Membahas lima hal utama yaitu : bahasa
Jakarta, 28 - 31 Oktober - 1
Indonesia, bahasa daerah,penggunaan
Oktober 2013 November 2008
bahasa asing, pengajaran bahasa dan
sastra, serta bahasa media massa
.bulan Bahasa
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!
1) Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
2) Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
3) Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
4) Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor
3! (langkah recite)
5) Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

Hasil penerapan teknik SQ3R :

1) Survey
Informasi Awal Artikel
Informasi Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi
Awal : kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu
parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya, atau
sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Identitas Artikel
Judul : Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Sumber : https://www.kompasiana.com/buyungokita/%205f22b2a4d541df59d
84bebe2/sisi-positif-parenting-budaya-jepang?page=all#section2
Penulis : Buyung Okita
Topik Artikel
Topik : Parenting

2) Question
a) Apa saja Jenis gaya parenting?
b) Sebutkan beberapa fase parenting dan di umur berapakah anak berada di fase
parenting tersebut?
c) Sebutkan gaya parenting atau gaya asuh yang mayoritas diterapkan oleh orang tua
di Jepang?

3) Read
a) Secara umum terdapat empat jenis gaya parenting atau gaya asuh anak, yaitu gaya
asuh otoriter, authoritative (berwibawa), permisif, dan terlalu protektif
b) Terdapat beberapa fase parenting,yaitu fase balita (0-5 Tahun), fase anak-anak (5-
15 Tahun), dan fase remaja (15-20 Tahun)
c) Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya
permisif dan gaya authoritative (berwibawa)
4) Recite
a) Umumnya terdapat empat jenis gaya parenting atau gaya asuh anak, yaitu :
- Gaya asuh otoriter adalah gaya asuh yang cenderung dipimpin oleh kekuasaan
dan kontrol yang kuat, dengan sedikit ruang bagi partisipasi anak dalam
pengambilan keputusan. Orang tua atau pengasuh yang menerapkan gaya asuh
otoriter seringkali memberikan perintah yang jelas dan ketat, serta
mengharapkan ketaatan mutlak dari anak-anak tanpa memberikan banyak
penjelasan atau kesempatan untuk berbicara.
- Gaya asuh authoritative (berwibawa) adalah gaya asuh yang seimbang antara
kehangatan dan disiplin. Orang tua atau pengasuh yang menerapkan gaya asuh
authoritative memberikan aturan yang jelas dan konsekuensi yang konsisten
jika aturan tersebut dilanggar, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan
kesempatan bagi anak untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
- Gaya asuh permisif adalah gaya asuh yang cenderung memberikan kebebasan
yang besar pada anak-anak tanpa membatasi atau memberikan aturan yang
jelas. Orang tua atau pengasuh yang menerapkan gaya asuh permisif biasanya
bersikap lebih ramah dan santai terhadap anak-anak mereka, dan cenderung
menghindari konflik atau benturan dengan memberikan sedikit arahan atau
tuntutan.
- Gaya asuh terlalu protektif sering kali di sebabkan oleh orang tua yang memiliki
kekhawatiran yang berlebihan tentang keselamatan dan kesejahteraan
anakanak mereka, dan cenderung mengontrol dan membatasi kegiatan dan
interaksi sosial anak. Gaya asuh terlalu protektif dapat menimbulkan efek
negatif pada perkembangan anak, seperti kurangnya kemandirian,
kecenderungan untuk bergantung pada orang lain, dan kurangnya keterampilan
sosial.

b) Berikut penjelasan mengenai beberapa fase dalam parenting :


- Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat
dekat, orang tua sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada fase ini anak
dibiarkan bebas bereksplorasi.
- Fase Anak – anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan
disiplin, mulai diberi batasan – batasan
- Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi
dewasa, orang tua memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri,
sehingga hubungan orang tua dan anak tidak hanya sebatas orang tua tetapi
juga menjadi teman

c) Dilihat dari fase-fase yang ada, nampak jelas jenis gaya parenting orang tua di Jepang
adalah perpaduan antara gaya permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi
kebebasan namun peran orang tua tetap menjadi panutan bagi anak- anaknya.

5) Review
Terdapat empat jenis parenting yaitu otoriter, authoritative (berwibawa), permisif dan
protektif. Terdapat juga beberapa fase parenting yang diterapkan pada beberapa fase
seperti fase balita (0-5 Tahun), fase anak-anak (5-15 Tahun) dan fase remaja (15-20
Tahun). Pada masing – masing fase ini gaya asuh orang tua di Jepang berkembang dari
yang awalnya mayoritas orang tua di Jepang menggunakan gaya Permisif perlahan
menjadi Gaya Berwibawa. Hal itu disebabkan juga oleh fase parenting, pada fase balita
dibiarkan untuk bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak-anak mulai diajarkan
kedisiplinan hingga pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak-anaknya untuk
mandiri sehingga bisa menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan
nilai budaya yang menginspirasi berubahnya gaya parenting di Jepang, Namun gaya
asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi anak-anaknya tidak berubah.

Referensi :
Anang Santoso, Martutik, Andoyo, Asep Supriyatna, Lis Setiawati. (2021). Buku Materi Pokok
(BMP) MKWU4108 - Bahasa Indonesia (Edisi 2). Universitas Terbuka: Tangerang Selatan.
Indonesia
Halliday, M. A. K. (1973). Explorations in the Functions of Language. Edward Arnold (Publishers)
Ltd: England

Okita, Buyung. 2020 “Sisi Positif Parenting Budaya Jepang”,


https://www.kompasiana.com/buyungokita/5f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-positifparenting-
budaya-jepang, diakses pada 25 April 2023 pukul 11.33.

Anda mungkin juga menyukai