Anda di halaman 1dari 2

Salam, Motto, Lambang Gerakan

Pramuka

Salam Pramuka
Salam pramuka terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
▪ Salam Biasa; Salam yang diberikan kepada sesama anggota Gerakan Pramuka. Dalam
pemberian salam biasa tidak ada ketentuan siapa yang harus memberikan salam pramuka
terlebih dahulu.
▪ Salam Penghormatan; Salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
jabatannya lebih tinggi. Orang atau sesuatu yang dapat diberikan salam penghormatan
dengan menggunakan salam pramuka adalah:
▪ Bendera Merah Putih saat dikibarkan dan diturunkan
▪ Kepala Negara dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima tinggi, para
menteri, dan pejabat lainnya
▪ Jenazah yang sedang diusung atau dikuburkan.
▪ Lagu kebangsaan Indonesia Raya saat sedang dikumandangkan dalam acara
resmi.
▪ Saat hendak memasuki makam pahlawan
▪ Salam Janji; Salam pramuka sebagai salam janji adalah salam pramuka yang diberikan
kepada anggota Gerakan Pramuka saat sedang dilantik. Pemberian salam ini dilakukan saat
anggota yang dilantik mengucapkan Satya Pramuka (Trisatya atau Dwisatya). Salam janji
juga diberikan saat pengucapan Satya Pramuka dalam acara Ulang Janji.

Cara Memberikan dan Membalas Salam Pramuka


Ada beberapa ketentuan dalam memberikan dan membalas salam pramuka. Ketentuan-ketentuan itu
antara lain:
▪ Secara umum sikap ketika memberikan salam pramuka adalah dengan berdiri, mengambil posisi
sikap sempurna (siap), tangan kiri lurus dan mengepal di samping badan sedangkan tangan kanan
diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di bagian
atas dan kelima jari rapat.
▪ Pemberian salam pramuka saat membawa tongkat adalah sebagai berikut:
▪ Saat memberikan salam biasa: tongkat diangkat dengan tangan kanan sedangkan tangan
kiri diangkat di bawah dada dengan posisi telapak tangan terbuka, punggung tangan di
bagian atas, dan kelima jari rapat.
▪ Saat memberikan salam penghormatan dan janji: tongkat dimiringkan dan dipegang
dengan tangan kiri sedangkan pangkal tongkat tetap di posisi semula. Tangan kanan
diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di
bagian atas dan kelima jari rapat.
▪ Dalam keadaan duduk, salam pramuka diberikan dengan merapatkan kedua kaki, lutut ditekuk,
badan ditegakkan, tangan kiri rapat di sisi kiri tubuh sebatas siku dan lengan bawah diletakkan di
atas paha. Sedangkan tangan kanan diangkat pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring,
terbuka, dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
▪ Dalam keadaan yang tidak memungkinkan (terutama untuk pemberian salam pramuka sebagai
salam biasa), salam pramuka dapat diberikan tanpa mengambil posisi sikap sempurna. Namun
cukup dengan mengangkat tangan kanan pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring,
terbuka, dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
▪ Saat memberikan salam pramuka sebagai salam biasa, sikap-sikap di atas disertai dengan ucapan
“Salam Pramuka” yang diberikan secara lantang.
▪ Saat memberikan salam pramuka sebagai salam penghormatan dan salam janji tidak perlu
meneriakkan “salam pramuka”
Bagi setiap anggota Gerakan Pramuka yang menerima salam pramuka diwajibkan untuk menjawabnya.
Cara menjawab salam pramuka adalah dengan mengambil sikap seperti ketentuan di atas (ketentuan
sikap badan saat memberikan salam pramuka) disertai dengan mengucapkan kata “salam” dengan tegas.

Motto Pramuka
Adapun moto Gerakan Pramuka berbunyi : SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN.
Penegasan kalimat "Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan" sebagai motto Gerakan Pramuka
terdapat dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 22. (Baca : AD ART Gerakan Pramuka
Terbaru). Kalimat atau frasa yang dijadikan moto Gerakan Pramuka tersebut terdapat juga dalam lirik
Satya Darma Pramuka (Lagu Hymne Pramuka).

Lambang Pramuka
Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.
Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang
Gerakan Pramuka.
Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro. Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo
Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat
Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka.

Makna Lambang Gerakan Pramuka


Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan
makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:
▪ Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Jadi lambang buah nyiur
yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
▪ Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian
dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
▪ Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan
bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan
dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
▪ Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di
Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai cita-cita
yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan
sesuatu.
▪ Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan tekad
dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan landasan
yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk
memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
▪ Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan
kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai