Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Pramuka Penegak

Pramuka Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 sampai dengan 20 tahun.
Secara umum usia tersebut disebut masa sosial atau disebut juga masa remaja awal yaitu masa
pencarian jati diri. Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka lingkaran
dunianya lebar-lebar serta mandiri.

Pengorganisasian Pramuka Penegak

Pramuka penegak dikumpulkan dalam kelompok-kelompok. Kelompok atau satuan terkecil disebut
‘sangga’ yang terdiri atas 4 – 8 pramuka penegak. Sangga dinamai dengan nama-nama Perintis, Pencoba,
Pendobrak, Penegas, dan Pelaksana, atau nama-nama lain sesuai aspirasi anggota angga. Sangga
dipimpin secara bergantian oleh Pemimpin Sangga (disingkat Pinsa) yang dipilih dari dan oleh anggota
sangga yang bersangkutan.

Dalam ambalan dibentuk juga ‘Dewan Ambalan Penegak’ atau ‘Dewan Penegak’ yang diketuai oleh
Pradana dengan dibantu oleh perangkatnya seperti Pemangku Adat, Kerani (Sekretaris), Bendahara, dan
beberapa anggota dengan masa bakti selama satu tahun

Arti dan kiasan istilah-istilah dalam pramuka penegak:

Penegak dari kata ‘tegak’ yang mengiaskan periode setelah berhasilnya mensiagakan kemerdekaan
bangsa dan menggalang persatuan, maka bangsa Indonesia telah siap untuk menegakkan kemerdekaan
yang ditandai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sangga mempunyai arti ‘gubug’ atau rumah kecil tempat penggarap sawah

Nama-nama sangga mulai dari ‘Sangga Perintis’ mengandung arti perintisan (menjadi pembuka/pelopor)
dalam kebajikan; ‘Sangga Penegas’ mengandung arti kemampuan mengambil keputusan yang arif dan

bijaksana; ‘Sangga Pencoba’ mengandung pengertian keberanian mencoba segala sesuatu yang positif;
‘Sangga Pendobrak’ mengandung pengertian keberanian mengemukakan kebenaran dan melawan
kemungkaran; dan ‘Sangga Pelaksana’ mengandung pengertian keberanian melaksanakan sesuatu tugas
dengan penuh tanggung jawab.

Kata Ambalan berasal dari bahasa Jawa ‘ambal-ambalan’, yakni kegiatan yang dilakukan terus menerus.
Ambalan juga disebut sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.

Nama tingkatan SKU Penegak mulai dari ‘Bantara’ yang mempunyai pengertian kader, ajudan, pengawas
pembangunan yang kuat, baik dan terampil serta bermoral Pancasila sekaligus bermakna sebagai calon
pemimpin bangsa dan negara yang masih belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam
memimpin; ‘Laksana’ mengandung arti pemimpin muda yang sudah sanggup mengemban dan
melaksanakan tugas pembangunan bangsa dan negara serta mempunyai tanggung jawab yang lebih
besar.
Pramuka penegak dapat pula mengikuti atau bergabung dengan Satuan Karya Pramuka (Saka), semisal
Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Tarunabumi, Saka Bahari, dll.

1. Siaga

Siaga merupakan tingkatan paling dasar dalam pramuka. Tingkatan ini terdiri dari anggota dengan
rentang usia 7 sampai 10 tahun

2. Penggalang

Penggalang

Penggalang merupakan tingkatan yang terdiri dari anggota pramuka dengan rentang usia 11 sampai 15
tahun

3. Penegak

Penegak merupakan tingkatan yang terdiri dari anggota pramuka dengan rentang usia 16 sampai 20
tahun

4. Pendega

Pandega

Pandega merupakan tingkatan yang terdiri dari anggota pramuka dengan rentang usia 21 sampai 25
tahun

Penemu lambang tunas kelapa

Sosok di balik lambang tunas kelapa adalah Soenardjo Admodipuro, yang merupakan petinggi
Departemen Pertanian sekaligus tokoh pramuka pada 1961

Makna tunas kelapa juga dijelaskan dalam SK. Makna dari lambang Pramuka ini adalah:

•Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Cikal dalam bahasa Indonesia memiliki arti
penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru

•Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan apapun. Mengiaskan bahwa setiap Pramuka adalah
seorang yang sehat secara rohani dan jasmani, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi
segala tantangan untuk mengabdi pada tanah air.

•Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan dirinya menyesuaikan diri dengan keadaan
sekelilingnya
•Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia

•Akar nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan keyakinan
tiap Pramuka dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan
nyata, dalam mencapai cita-citanya

•Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang mengiaskan bahwa setiap
Pramuka adalah manusia yang berguna kepada kepentingan tanah air dan umat manusia

Lambang Pramuka tunas kelapa memiliki makna yang mendalam. Makna ini menggambarkan cita-cita
Pramuka untuk berkorban dan bermanfaat bagi bangsa dan negara

sejarah kepramukaan atau kepanduan tidak dapat dilepaskan dari riwayat hidup pendiri gerakan
kepanduan sedunia, yaitu Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Baron Baden-Powell ke-1 atau lebih
dikenal dengan Lord Baden-Powell. Hal ini disebabkan pengalaman dirinya yang mendasari pembinaan
remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja itulah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi
gerakan kepanduan.Pengalaman keberhasilan Baden-Powell dalam berkemah itulah kemudian ditulis
dalam buku berjudul Scouting for Boy. Melalui buku tersebut, kepanduan semakin berkembang,
termasuk di Indonesia.

Riwayat Hidup Lord Baden-Powell

•Baden-Powell lahir tanggal 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth Powell, tetapi
lebih akrab dengan panggilan Stephe Powell.

Baden Powell wafat di nyeri,Kenya pada tanggal 8 Januari 1941

•Nama Ayah dari Baden Powell professor H.G Baden Powell

•Nama ibu dari Baden Powell Henrietta Grace Smyth

•Dan istrinya bernama Olave St Clair Baden-Powell

Baden Powell juga memili 3 anak yang bernama

>>Peter

>>Heather

>>Betty

SEJARAH BAPAK PANDU INDONESIA


Nama bapak pandu Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912. Ia memiliki nama kecil Gusti
Raden Mas Dorojatun. Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng
Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.

Sekitar awal tahun 1960-an, ia diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan. Ia bersama
Soekarno, Presiden Indonesia saat itu, berencana untuk menyatukan organisasi kepanduan serta
mendirikan organisasi pramuka di Indonesia.

Organisasi pramuka resmi berdiri pada 14 Agustus 1961. Organisasi pramuka tersebut merupakan
peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.

Namun, pada 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dinyatakan meninggal, Jasadnya
kemudian dibawa pulang ke Yogyakarta dan disemayamkan di Bangsal Kencono, Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat, pada 7 Oktober 1988

Anda mungkin juga menyukai