NIM : 2107062059
KELAS :B
Segitiga epidemiologi ini ditemukan oleh John Gordon, yang merupakan konsep dasar
epidemiologi yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama (pejamu,
agen dan lingkungan) yang berperan dlm terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Keterhubungan antara pejamu, agen dan lingkungan ini merupakan suatu kesatuan yg dinamis yg
berbeda dlm keseimbangan (equilibrium) pd seorang individu yg sehat. Jika terjadi gangguan
terahdap keseimbangan hubungan segitiga, akan menimbulkan status sakit.
1. Pada kondisi sehat, host, agen dan environment berada pada kondisi seimbang (timbangan
seimbang)
2. Pada kondisi tidak sehat, timbulnya kekuatan penyebab penyakit (Agent).
3. kondisi tidak sehat, dimana Kondisi Pejamu (Host) rentan terhadap penyakit
4. kondisi tidak sehat, dimana kondisi kualitas lingkungan mengalami penurunan
A. Fase Rentan
1) Tahap berlangsungnya etiologik, faktor penyebab pertama bertemu pertama kali
dengan penjamu.
2) Penyebab pertama belum menimbulkan penyakit, tetapi telah mulai meletakkan
dasar-dasar perkembangan penyakit nantinya.
3) Penyebab pertama merupakan faktor risiko, yaitu faktor yg meningkatkan
probabilitas kejadian penyakit, sebelum penyakit tsb mencapai fase ireversibilitas.
Contoh :
Kondisi Hipertensi beresiko terhadap pecahnya pembuluh darah/stroke haemoragic.
B. Fase presimptomatik
1) Tahap berlangsungnya proses perubahan patologik yg diakhiri dg keadaan
ireversibel (manifestasi penyakit tidak dapat dihindari lagi).
2) Manifestasi penyakit belum terjadi tetapi telah terjadi perubahan patologik yg siap
untuk dideteksi tanda dan gejalanya pada tahap berikutnya.
Contoh :
Konsumsi Kacang-kacanganyang berlebihan menyebabkan naiknya kadar asam
urat, namun pasien belum merasakan gejala yang terjadi akibat asam urat naik (kadar
asam urat diatas normal tapi belum dalam kategori tinggi sekali sehingga keluhan
belum dirasakan).
C. Fase Klinik
1) Tahap dimana perubahan patologik pada organ sudah cukup banyak, sehingga
tanda dan gejala penyakit mulai terdeteksi. Telah terjadi manifestasi klinik
penyakit.
Contoh : Akibat terlalu sering mengkonsumsi garam, kurang istirahat, dan faktro stres
serta riwayat hipertensi dari keluarganya (dalam jangka waktu yang panjang) nilai
tekanan darah pasien tinggi yaitu 180/95 mmHg sehingga pasien mengeluhkan pusing
dan sakit kepala.
D. Fase terminal
1) Tahap dimana mulai terlihat dari penyakit : Sembuh spontan, Sembuh dg terapi,
Remisi (kambuh), Makin beratnya penyakit, Cacat, atau Kematian.
Contoh : Kondisi pasien DM Hipertensi gagal jantung yang terkena virus covid,
pasien merasakan gejala berat yang menyebabkan salah satunya kekentalan dalam
darahnya meningkat sehingga terjadi penyumbatan dalam darah dan koma yang
menyebabkan kematian.
1) Pencegahan Primodial
Tujuan : menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang
diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan resiko penyakit.
Pencegahan primordial yang efektif memerlukan adanya peraturan yang ketat dari
pemerintah.
1. Adanya Perda kawasan tanpa rokok, mencegah risiko PJK, Ca dsb.
2. Perda Pengendalian lingkungan
2) Pencegahan Primer
Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum mulai (pada
periode pre patogenesis). Tujuannya agar tidak terjadi proses penyakit dan
mengurangi insiden penyakit dengan cara mengendalikan penyebab penyakit dan
faktor resikonya.
Terdiri dari : health promotion, specific protection.
Contoh :
Mengontrol makanan yang manis untuk mencegah terjadinya penyakit Diabetes
Mellitus
Menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah agar tidak tertular covid
3) Pencegahan Sekunder
Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung
namun belum timbul tanda / gejala sakit (patogenesis awal). Tujuannya adalah
proses penyakit tidak berlanjut, menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan
mencegah komplikasi.
Terdiri : deteksi dini dan pemberian tindakan yang tepat.
Diagnosa dini dan tindakan segera meliputi penemuan kasus (individu / masal),
skrining, pemeriksaan khusus.
Tujuan : menyembuhkan dan mencegah penyakit berlanjut, menular, mencegah
komplikasi serta memperpendek masa ketidakmampuan.
Contoh :
Hasil pemeriksaan lab menunjukkan kadar kolesterol yang tinggi, sehingga harus
menjaga pola makan agar tidak terjadi komplikasi jantung koroner.
Hasil pemeriksaan angka leukosit rendah, positif salmonella thypi, dan pasien
mengalami demam, diare mual muntah. dokter mendiagnosa tifus,sehingga harus
rutin minum obat dari dokter dan mengkonsumsi vitamin agar tidak terjadi
komplikasi infeksi yang tambah parah.
4) Pencegahan Tersier
Adalah pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir
periode patogenesis).
Tujuan :
a. Mencegah cacat dan mengembalikan penderita ke status sehat.
b. Menurunkan risiko kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan
dan membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap
kondisi yang tidak dapat diobati lagi.
Terdiri : disability limitation, rehabilitation.
Contoh : Seseorang mengalami stroke yang mengakibatkan bibirnya miring, kemudia
pasien rutin melakukan fisioterapi untuk menormalkan kondisi bibirnya
Rehabilitasi meliputi :
a. Penyediaan fasilitas pelatihan hingga fungsi tubuh dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya,.
b. Pendidikan pada masyarakat
c. Industriawan agar memanfaatkan mereka yang telah direhabilitasi, penempatan
secara selektif, memperkerjakan sepenuh mungkin,
d. Terapi kerja di rumah sakit dan
e. Menyediakan tempat perawatan khusus.
Contoh :
Seseorang yang mengalami kaku otot hingga menyebabkan tension headache,
sehingga rutin melakukan fisioterapi oleh bagian rehabilitasi medik rumah sakit agar
tension headache tidak sering kambuh dan sembuh.