Mamahit
NIM : 19111101146
Kelas : Semester 4E
Mata Kuliah :
1. Jelaskan faktor penentu status kesmas menurut H.L Blum & Marc Lalonde (apa saja perbedaan &
persamaan masing² teori) !
Jawaban :
Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan secara
berturut-turut, yaitu:
Menurut
Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang.
Berdasarkan teori Lalonde M (1974) bahwa bidang kesehatan dapatdipecah menjadi empat elemen
besar: Human Biology, Environment,Lifestyle, dan Health Care Organization. Keempat elemen ini
diidentifikasimelalui pemeriksaan penyebab dan faktor yang mendasari penyakit dan kematian di
Kanada, dan dari penilaian bagian-bagian yang dimainkanunsur-unsur tersebut dalam mempengaruhi
tingkat kesehatan di Kanada.
1) Human Biology
2) Environment
3).Lifestyle
Perbedaan dari kedua teori ini adalah kalau menurut H. L. Blum faktor yang sangat
mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah Lingkungan, sementara kalau menurut Marc
Lalonde faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah pandangan tradisional
atau yang diterima secara umum dari bidang kesehatan adalah bahwa seni atau ilmu
kedokteran telah menjadi sumber dari semua perbaikan kesehatan, dan kepercayaan populer
menyamakan tingkat kesehatan dengan kualitas obat.
Jadi kesimpulannya, kalau teori H. L. Blum faktor yang sangat mempengaruhi status
kesmas adalah lingkungan, sedangkan teori Marc Lalonde faktor yang sangat mempengaruhi
status kesmas adalah Ilmu kedokteran, kepercayaan populer dan kualitas obat.
2. Jelaskan historical disease dan level prevention menurut Leavell & Clark
Untuk membuat diagnosis Salah satu hal yang perlu diketahui adalah riwayat alamiah penyakit
(Natural History of Disease). Riwayat alamiah penyakit adalah perkembangan penyakit itu tanpa
campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara
alamiah.
Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap sebagai berikut:
Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit tetapi interaksi ini
terjadi diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum
masuk ke dalam tubuh. pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya
tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. keadaan ini disebut sehat.
Tahap Inkubasi (sudah masuk patogenesis)
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh pejamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum
nampak Siti tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. contohnya kolera 1-2
hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan lain-lain.
Sembuh sempurna ( Bentuk dan fungsi tubuh Pejamu kembali atau berfungsi seperti
keadaan sebelumnya atau bebas dari penyakit).
Sembuh tapi cacat: penyakit pejamu berakhir atau bebas dari penyakit tapi
kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat ( fisik, mental maupun sosial) dan
sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh pejamu.
Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti karena gejala penyakit tampak
lagi, tetapi dalam tubuh pejamu masih terdapat bibit penyakit yang pada suatu saat bila
daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kambuh kembali. keadaan ini tak hanya
membahayakan kerjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain atau
masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir).
Kronis: pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit
tidak berubah. dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. keadaan ini masih
tetap berada dalam keadaan sakit.
Meninggal: apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi,
sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena pejamu meninggal dunia titik keadaan
ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell
and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan Point 3,4,5 dilakukan
pada masa sakit.
Promosi kesehatan
Tujuan dari tindkan ini ialah 1). Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses
penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tahap ini cacat yang terjadi diatas,terutama untuk mencegah penyakit mencadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada proses ini diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga
individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan social.
Teori simpul yakni keterpaduan antara pengendalian sumber penyakit, media transmisi, dan
pengendalian faktor risiko kependudukan serta penyembuhan penyakit pada wilayah komunitas
tertentu titik Teori ini biasanya digunakan dalam manajemen penyakit berbasis wilayah
(achmadi,2012).
Simpul I (Sumber Penyakit)
Pengendalian atau manajemen penyakit secara terpadu berbasis wilayah dimulai dari
pengendalian sumber penyakit. Pengendalian pada sumber penyakit merupakan upaya preventif
promotif. Sumber penyakit menular dan penyakit tidak menular pada dasarnya dapat dibedakan.
Sumber penyakit yaitu penderita penyakit menular itu sendiri manajemen kasus penyakit
menular merupakan upaya promotif sekaligus preventif, akan mencegah agar tidak timbul
penularan lebih lanjut dalam masyarakat. Sumber penyakit menular yaitu sumber agen penyakit
berupa bahan toksik fisik seperti radiasi dan kebisingan contoh cerobong asap, titik buangan
limbah rumah tangga asap rokok dan lain-lain. Untuk menghilangkan potensi bahaya dari
sumber tersebut beberapa teknik ditempuh.
Simpul II (Media Penularan)
Apabila kita gagal melakukan manajemen pada sumber tersebut ada pula peluang untuk
mengendalikan agen penyakit melalui transmisi.
Pengendalian vektor. Salah satu cara mengendalikan penyakit yang ditularkan vektor penyakit
seperti nyamuk malaria dan demam berdarah.
Penyehatan makanan merupakan upaya pencegahan penularan penyakit melalui makanan titik
misalnya sanitasi makanan, pengolahan yang memenuhi standar kesehatan, penggunaan bahan-
bahan yang tidak berpotensi bahaya penyakit.
Penyehatan air titik identik dengan penyediaan air bersih bagi penduduk.
Pembersihan udara dalam ruangan titik dengan cara penyediaan filter di ruangan yang berasap
rokok.
pada manusia pembawa penyakit titik misalnya pengobatan dan pemberian alat pelindung.
Simpul III (Pengendalian Proses Pajanan Pada Komunitas)
Ada sejumlah upaya untuk mencegah agar komunitas tertentu tidak melakukan kontak
dengan komponen yang memiliki potensi yang membahayakan kesehatan titik upaya yang
dikenal yaitu:
upaya perbaikan perilaku hidup sehat.
Penggunaan alat pelindung diri misalnya masker, Kecamatan pelindung ultraviolet dan lain-lain
Imunisasi, misalnya memberikan Kekebalan terhadap penyakit campak, tetanus dan polio.
Kekebalan alamiah ketika terjadi wabah demam berdarah dengue.
Untuk memutus kontak harus hati-hati Karena tiap wilayah memiliki model transmisi atau
penularan yang berbeda-beda diperlukan upaya evidence untuk mengetahui di mana dan kapan
terjadi penularan antara satu dengan yang lainnya.
Simpul IV (Penderita Sakit)
Pengobatan terhadap penderita sakit tersebut dikenal sebagai manajemen kasus atau
penderita penyakit. agent penyakit yang termasuk ke tubuh seseorang akan mengalami proses
yang amat Kompleks di dalam tubuh manusia tersebut. dan tubuh manusia awalnya melakukan
pertahanan diri titik sakit merupakan keadaan patologis pada individu maupun sekelompok orang
berupa kelainan fungsi maupun morfologi untuk untuk memastikan kondisi seseorang
dinyatakan sakit bisa melalui pemeriksaan secara sederhana hingga pemeriksaan dengan alat
teknologi tinggi titik kondisi gangguan penyakit pada komunitas tertentu pada dasarnya
merupakan kegagalan pengendalian faktor 1,2,3 saat itulah memerlukan manajemen kasus
penderita dengan baik dan tuntas terutama kasus penyakit menular.
Simpul V (Manajemen Kelompok Variabel Yang Berperan Lainnya)
Simpul 5 adalah sekumpulan berbagai intervening variables yang dapat mempengaruhi
proses hubungan interaksi antara simpul 2 dan simpul 3 (Penduduk). simpul 5 terdiri dari 2
kategori kategori pertama adalah variabel yang sulit dikendalikan seperti topografi, iklim, suhu
lingkungan dan kelembaban. kategori kedua adalah berbagai institusi yang dapat mempengaruhi
hubungan interaktif antara simpul 2 dengan simpul 3 seperti pendidikan, penyuluhan ataupun
pemberian alat pelindung.
Menurut WHO untuk melaksanakan pendekatan kesehatan masyarakat dalam suatu
wilayah, maka terlebih dahulu harus dilihat komponen sistem yang memiliki keterkaitan dengan
penyakit yang kita hadapi titik sistem adalah tatanan yang menggambarkan adanya rangkaian
berbagai komponen yang memiliki hubungan serta tujuan bersama secara serasi, terkoordinasi
yang bekerja atau berjalan dalam jangka waktu tertentu dan terencana. wilayah sendiri terbagi
menjadi 3 wilayah yaitu wilayah administratif wilayah ekosistem dan wilayah spasial.
Agent
Host. Lingkungan
Teori John Gordon menjelaskan bahwa timbulnya suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu bibit penyakit (agent), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Yang dikenal
dengan segitiga epidemiologi (epidemiology triangle). Gambaran hubungan ketiga faktor ini
sebagai timbangan dimana bibit penyakit pada satu sisi dan pejamu pada sisi yang lain dengan
lingkungan sebagai penumpu nya.
Pada gambar diatas terlihat model interaksi antara host, agent dan environment. dalam interaksi
ini ditemukan ada 5 model interaksi yaitu (Soemirat,2010 ; Sumampouw et al,2016) :
Model I
Dalam model ini pejamu dalam keadaan sehat karena timbangan dalam keadaan
seimbang hasil dari interaksi bibit penyakit, pejamu dan lingkungan.
Model II
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana bibit penyakit menjadi lebih
berat, dimana bibit penyakit mendapat kemudahan menyebabkan penyakit sehingga pejamu
menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu terjadinya mutasi bibit penyakit.
Model III
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana pejamu menjadi lebih berat
dimana pejamu menjadi lebih peka terhadap penyakit sehingga pejamu menjadi sakit. Contoh
keadaan ini yaitu banyaknya populasi balita di mana balita masih peka terhadap penyakit
sehingga populasi tersebut rentan terhadap bibit penyakit.
Model IV
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan di mana terjadi pergeseran lingkungan
yangg memudahkan bibit penyakit masuk ke pejamu sehingga pejamu menjadi sakit. contoh
keadaan ini yaitu terjadinya perubahan iklim Global yang menyebabkan mutasi gen dari bibit
penyakit dan populasi masyarakat peka terhadap penyakit. Selain itu, terjadinya banjir
menyebabkan penyakit akibat banjir seperti penyakit kulit dan leptospirosis mudah terkena pada
populasi.
Model V
Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana pejamu menjadi sangat peka
terhadap bibit penyakit sehingga Pejamu menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu
keadaan pencemaran udara yang menyebabkan gangguan pada tubuh seperti kurangnya oksigen
penyempitan saluran udara ke paru-paru karena sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan
jantung lemah dan pada akhirnya gagal jantung.