Makalah Psiko Perkembangan II - Benny H - 21700014
Makalah Psiko Perkembangan II - Benny H - 21700014
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
Disusun Oleh
BENNY HAMONANGAN (21700014)
Segala puja bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena dengan
rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Mata
Kuliah Perkembangan II yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada saya
dalam pengerjaan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian yang dapat saya ungkapkan sebagai kata pengantar dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberkahi makalah ini.
Benny Hamonangan
NPM 21700014
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ iv
1.1 Latar Belakang ........................................................................ iv
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... iv
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................. v
2.1 Pengertian Masa Remaja ........................................................ v
2.2 Perkembangan Fisik pada Masa Remaja ................................ vi
2.3 Perkembangan Kognitif Remaja .............................................. x
2.4 Perkembangan Psiko Sosial Remaja ...................................... xii
BAB III
PENUTUP .......................................................................................... xviii
3.1 Kesimpulan .............................................................................. xviii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terus berlangsung
sampai dewasa, sebelum memasuki masa dewasa setiap individu melewati fase-fase
perkembangan termasuk perkembangan pada masa remaja. Masa remaja ini merupakan
masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 1995)
Perubahan-perubahan pada masa remaja sangat membingungkan oleh remaja saat
mereka menjalaninya. Pertumbuhan dan perkembangan yang dramatis di dalam tubuh
seorang remaja menimbulkan kekhawatiran yang akut akan tubuh mereka dan
menimbulkan berbagai pertanyaan, keraguan dan ketakutan. Dalam proses
perkembangan kematangan psikologis dan biologis remaja kerap menghadapi
ketegangan dan kekhawatiran. Remaja mengalami perasaan labil, mencoba sesuatu hal
yang baru dan sering melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Karena pada masa ini
juga dikenal dengan masa pencarian jati diri diperlukan pengetahuan bagaimana
perkembangan psikologi masa remaja dan bagaimana masa ini terlewati dengan berbagai
kesulitan sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat
mencegah konflik yang timbul pada masa remaja dalam keseharian bermasyarakat.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Pubertas
x
Penalaran Hipotesis-Deduktif.
Pada saat yang sama, ketika remaja berpikir lebih abstrak dan idealistis,
mereka juga berpikir lebih logis (Kuhn, 1991). Remaja mulai berpikir seperti
ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memeahkan masalah-
masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis. Tipe
pemecahan masalah ini diberi nama penalaran hipotesis deduktif. Penalaran
hipotesis deduktif (Hypotheticaldeductive reasoning) ialah konsep operasional
formal Piaget, yang menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan kognitif
untuk mengembangkan hipotesis, atau dugaan terbaik, mengenai cara
memecahkan masalah, seperti persamaan aljabar. Kemudian mereka menarik
kesimpulan secara sistematis, atau menyimpulkan, pola mana yang diterapkan
dalam memecahkan masalah. Sebaliknya, anak-anak cenderung memecahkan
masalah secara coba-coba (trial and error). (Santrock, 1995).
Perkembangan Bahasa
Walaupun anak usia sekolah cukup cakap menggunakan bahasa, masa
remaja memunculkan penghalusan bahasa lebih lanjut. Kosakata terus tumbuh
seiring dengan bahasa bacaan yang semakin dewasa. Walaupun ada
perbedaan individual yang besar, pada usia 16 sampai 18 tahun, seorang
remaja rata-rata mengetahui 80.000 kata.(Owens, 1996).
Dengan kemunculan pemikiran formal, para remaja dapat menentukan dan
membahas abstraksi seperti cinta, keadilan, dan kebebasan. Mereka lebih
sering menggunakan istilah however (walaupun), otherwise (sebaliknya),
anyway (bagaimanapun juga), therefore (oleh karena itu), really dan probably
(mungkin) untuk menunjukkan relasi logis antara klausa dan kalimat. Mereka
makin sadar akan kata sebagai sebuah symbol dengan berbagai macam
makna; mereka menikmati menggunakan ironi, permainan kata, dan metafora
(Owens,1996).
Para remaja juga menjadi lebih terampil dalam penyerapan perspektif sosial
(social perspective taking), kemampuan memahami sudut pandang orang lain
dan level pengetahuannya serta kemampuan berbicara menjadi sepadan
dengan kedua hal tersebut. Kemampuan ini sangat esensial untuk membujuk
atau hanya sekadar dapat mengikuti pembicaraan. Denga kesadaran akan
audien mereka, para remaja berbicara dengan cara yang berbeda kepada
orang dewasa dan kepada teman sebaya. Bahasa “gaul” para remaja
xi
merupakan bagian dari proses perkembangan identitas independen yang
terpisah dari orang tua dan dunia orang dewasa. Dalam menciptakan ekspresi
seperti “keren” dan “kuper”, anak muda menggunakan kemampuan yang baru
ditemukannya untuk bermain dengan kata “untuk mendefenisikan penyerapan
unik generasi mereka terhadap nilai, rasa, dan pilihan” (Elkind, 1998, hlm. 29)
(Papalia, 2008).
Kognisi Sosial
Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi social menjadi ciri
perkembangan remaja. Pemikiran remaja bersifat egosentrisme. David Elkind
(1976) yakin bahwa egosentrisme remaja (adolescent egocentrisme) memiliki
dua bagian; penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton
khayalan (imaginary audience) ialah keyakinan remaja bahwa orang lain
memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Perilaku
mengundang perhatian, umum terjadi pada masa remaja, mencerminkan
egosentrisme dan keinginan untuk tampil di atas pentas, diperhatikan, dan
terlihat (Santrock, 1995). Dongeng pribadi (the personal fable) ialah bagian dari
egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang remaja. Rasa unik
pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorang pun dapat
mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.. sebagai bagian dari
upaya mereka untuk mempertahankan suatu rasa unik pribadi, remaja dapat
mengarang suatu cerita tentang dirinya sendiri yang dipenuhi dengan fantasi,
yang menceburkan diri mereka dalam suatu dunia yang jauh terpencil dari
realitas. Dongeng-dongeng pribadi sering muncul di dalam buku harian
remaja (Santrock, 1995).
Seksualitas
Orientasi Seksual, dipengaruhi oleh interaksi faktor biologis dan lingkungan
dan mungkin genetis. Perilaku seksual pada saat ini jauh lebih bebas dibandingkan
masa lalu. Aktivitas seksual remaja mencakup risiko kehamilan dan penyakit
menular seksual. Remaja yang memiliki risiko terbesar adalah mereka yang
memulai aktivitas seksualnya lebih dini, memiliki banyak pasangan, tidak
menggunakan kontrasepsi, dan kurang mendapatkan informasi tentang seks.
xvii
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dibandingkan pertumbuhan pada masa anak-anak yang relative berjalan
lambat, kematangan masa pubertas atau masa remaja awal ini terjadi dengan
sangat cepat. Ditandai dengan perubahan fisik yang sangat menonjol baik laki-laki
maupun perempuan begitu pula halnya dengan perubahan-perubahan kognitif
yang mengesankan yang membedakannya dengan anak-anak.
Percepatan perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan dengan
pemasakan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam
perkembangan sosial remaja.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
xix