Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK-2 DAN PRAKTEK-3

PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

TI – 40 – 04

KELOMPOK 1

Feiliana (1201160396)

Putra Ash Shiddiq (1201164068)

Fauziah Rahmawati (1201164105)

Kevin Firdaus (1201164117)

Karina Brilianti (1201164335)

Desti Rizki Artini (1201164473)


A. Laporan Praktek-2 (proses inspeksi & pembuatan Peta Kontrol Variabel)
1) Gambar Produk
Pada praktikum proses inspeksi dan pembuatan peta kontrol variabel, kami memilih
produk tutup botol aqua untuk dijadikan sebagai bahan pengamatan kelompok kami.
Berikut merupakan gambar produk yang kami pilih.

2) Spesifikasi yang diinginkan


Spesifikasi produk tutup botol yang diingin kan yaitu tutup botol yang memiliki
spesifikasi ukuran berdiameter 3,2 centimeter dan memiliki kedalaman 1,2 centimeter.
Ada pun spesifikasi dari warna yang berwarna biru tua. spesifikasi ini juga menjadi tolak
ukur penggolongan kategori cacat produk pada praktek-3.
3) Rencana pemeriksaan :
a) Karakteristik produk
Tutup botol adalah bagian penting dari kemasan botol, karena tutup botol dapat
berfungsi sebagai penyegel produk untuk mencegah botol dalam kondisi terbuka dan
terhindar dari debu, bakteri, dsb serta membuat kandungan isi dari produk tetap
terjaga kualitasnya. Pada pengamatan ini produk tutup botol akan di periksa
berdasarkan karakteristik kesesuain diameter yang baik, tinggi tutup botol, dan warna
dari tutup botol
b) Alasan pemilihan karakteristik
Dalam pemilihan karakteristik produk tutup botol terdapat beberapa alasan yang
menyebabkan kami memilih karakteristik tersebut yaitu karena tutup botol dengan
ukuran diameter yang sesuai akan menjaga kandungan dari isi didalam botol ketika
tutup botol akan disatukan dengan kemasan botol, tinggi tutup botol juga
mempengaruhi karena dengan ketinggian yang sesuai akan mempermudah pengguna
dalam membuka tutup botol dengan lebih efektif, dan warna tutup botol menandakan
bahwa tutup botol tersebut dijadikan sebagai acuan produk baik menurut pengamatan
yang telah dilakukan kelompok kami, namun juga berdasarkan diameter dan
ketinggian yang sesuai.
c) Pengambilan sampel
Pengambilan sampel produk dilakukan terhadap populasi (N) produk yang
berjumlah 127 buah tutup botol. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau
random dengan tanpa pengembalian. Ukuran sampel (n) yang ditetapkan yaitu lima
buah tutup botol. Hal ini berarti bahwa dalam satu kali pengambilan sampel, akan
terambil lima buah tutup botol. Jumlah sampel (k) yang akan diambil yaitu sebanyak
dua puluh sampel. Berdasarkan ukuran sampel dan jumlah sampel yang telah
ditetapkan maka jumlah keseluruhan sampel yang akan diambil adalah seratus buah
tutup botol
d) Alat ukur yang digunakan
Pengamatan pada kontrol variabel dilakukan pengukuran diameter dari lima
sampel tutup botol yang terambil. Pengukuran diameter tutup botol menggunakan
jangka sorong.
e) Pembagian tugas anggota kelompok
Dalam proses pengamatan peta kontrol variabel terdapat tugas bagi masing-
masing individu, yaitu:
- Feiliana bertugas sebagai yang melakukan pengukuran produk tutup botol
- Putra A bertugas sebagai yang mengambil sampel produk tutup botol
- Desti Rizki A bertugas sebagai yang mencampur produk tutup botol
- Fauziah Rahmawati bertugas sebagai yang mencacat produk berkategori cacat
- Kevin Firdaus bertugas sebagai yang melakukan perhitungan dari tabel hasil
pengambilan data yang telah dilakukan
- Karina bertugas sebagai mendokumentasikan proses pengamatan
4) Foto Proses Pemeriksaan atau Pengukuran
Berikut merupakan foto proses pemeriksaan produk tutup botol dalam
pengambilan sampel peta kontrol variabel.
5) Karakteristik Objek Pengamatan
Peta kontrol variabel merupakan peta kontrol yang digunakan untuk memetakan
karakteristik objek pengamatan yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dalam angka.
Dalam melakukan kontrol variabel produk tutup botol, karakteristik yang menjadi objek
pengamatan adalah diameter dari tutup botol. Pengamatan dilakukan terhadap 127
populasi tutup botol dengan berbagai ukuran, warna, serta ketinggian tutup botol.
6) Pengambilan Sampel dan Pengukuran
Pengambilan sampel produk dilakukan terhadap populasi produk yang berjumlah
127 buah tutup botol. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random dengan
tanpa pengembalian. Ukuran sampel (n) yang ditetapkan yaitu lima buah tutup botol. Hal
ini berarti bahwa dalam satu kali pengambilan sampel, akan terambil lima buah tutup
botol. Jumlah sampel (k) yang akan diambil yaitu sebanyak dua puluh sampel.
Berdasarkan ukuran sampel dan jumlah sampel yang telah ditetapkan maka jumlah
keseluruhan sampel yang akan diambil adalah seratus buah tutup botol.

Pengamatan dilakukan terhadap kontrol variabel dan kontrol atribut. Pada kontrol
variabel dilakukan pengukuran diameter dari lima sampel tutup botol yang terambil.
Pengukuran diameter tutup botol menggunakan jangka sorong. Dari pengukuran yang
telah dilakukan, kemudian dilakukan pencatatan hasil pengukuran yang dinyatakan dalam
tabel pengukuran kontrol variabel berikut.

Sampel Hasil Pengukuran


ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11
3 2.39 3.2 3.07 3.2 3.11
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01
9 3.98 3.2 3.11 3.13 2.92
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03
13 3.2 3.2 2.91 2.39 3.98
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91
15 3.11 3.01 2.39 3.2 3.11
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2
17 4.03 3.2 3.11 2.91 3.1
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2
19 3.01 3.2 2.39 3.01 3.2
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2

7) Tabel Perhitungan Peta Kontrol


a) Perhitungan Peta Kontrol Variabel
Perhitungan peta kontrol variabel dapat dilakukan dengan menggunakan peta
kontrol Xbar-R dan Xbar-S. Pada laporan ini, peta kontrol yang digunakan adalah
peta kontrol Xbar-R karena besar ukuran sampel yang digunakan adalah lima dan
peta Xbar-S lebih sesuai digunakan ketika besar ukuran sampel >10. Berikut
merupakan langkah perhitungan yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol
Xbar-R.
1) Menghitung jumlah dan rata-rata dari setiap subgroup
Data dari setiap subgroup dijumlahkan dan kemudian dicari nilai rata-rata
dengan membagi jumlah data dalam subgroup dengan ukuran sampel. Maka
akan diperoleh data sebagai berikut.
Sampel Hasil Pengukuran
ke- X1 X2 X3 X4 X5 ∑
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11 15.49 3.098
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11 15.78 3.156
3 2.39 3.2 3.07 3.2 3.11 14.97 2.994
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2 15.67 3.134
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2 15.91 3.182
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2 15.66 3.132
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08 15.42 3.084
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01 15.53 3.106
9 3.98 3.2 3.11 3.13 2.92 16.34 3.268
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99 15.5 3.1
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2 15.43 3.086
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03 15.4 3.08
13 3.2 3.2 2.91 2.39 3.98 15.68 3.136
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91 15.4 3.08
15 3.11 3.01 2.39 3.2 3.11 14.82 2.964
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2 15.58 3.116
17 4.03 3.2 3.11 2.91 3.1 16.35 3.27
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2 15.47 3.094
19 3.01 3.2 2.39 3.01 3.2 14.81 2.962
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2 15.52 3.104

2) Menghitung nilai 𝑥̿
Nilai 𝑥̿ adalah nilai rata-rata dari rata-rata subgroup yang telah dicari
sebelumnya. Untuk mencari nilai 𝑥̿ dapat dilakukan perhitungan sebagai
berikut.
∑ 𝑥̅
𝑥̿ =
𝑛
62.146
𝑥̿ =
5
𝑥̿ = 3.1073
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai 𝑥̿ adalah 3.1073.
nilai ini
3) Menghitung nilai jangkauan (R)
Nilai R digunakan dalam pembuatan peta kontrol R. Nilai R menyatakan
jangkauan dari data. Nilai R diperoleh dari perhitungan sebagai berikut.
𝑅 = 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑚𝑎𝑥 − 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛
Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka diperoleh nilai
jangkauan untuk setiap subgroup adalah sebagai berikut.
Sampel Hasil Pengukuran
∑ Maks Min R
ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11 15.49 3.098 3.2 3 0.2
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11 15.78 3.156 3.2 3.07 0.13
3 2.39 3.2 3.07 3.2 3.11 14.97 2.994 3.2 2.39 0.81
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2 15.67 3.134 3.2 3.01 0.19
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2 15.91 3.182 3.2 3.11 0.09
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2 15.66 3.132 3.2 2.97 0.23
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08 15.42 3.084 3.2 3.01 0.19
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01 15.53 3.106 3.2 3.01 0.19
9 3.98 3.2 3.11 3.13 2.92 16.34 3.268 3.98 2.92 1.06
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99 15.5 3.1 3.2 2.99 0.21
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2 15.43 3.086 3.2 2.92 0.28
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03 15.4 3.08 3.2 2.97 0.23
13 3.2 3.2 2.91 2.39 3.98 15.68 3.136 3.98 2.39 1.59
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91 15.4 3.08 3.2 2.89 0.31
15 3.11 3.01 2.39 3.2 3.11 14.82 2.964 3.2 2.39 0.81
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2 15.58 3.116 3.2 2.91 0.29
17 4.03 3.2 3.11 2.91 3.1 16.35 3.27 4.03 2.91 1.12
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2 15.47 3.094 3.2 2.91 0.29
19 3.01 3.2 2.39 3.01 3.2 14.81 2.962 3.2 2.39 0.81
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2 15.52 3.104 3.2 2.91 0.29
3.1073

4) Menghitung nilai rata-rata jangkauan (𝑅̅ )


Nilai 𝑅̅ menyatakan nilai rata-rata dari jangkauan tiap subgroup. Nilai 𝑅̅ akan
digunakan sebagai center line dari peta kontrol R. berdasarkan hasil
perhitungan nilai 𝑅̅ diperoleh sebesar 0.466
5) Menghitung batas kendali peta kontrol 𝑥̅
Terdapat dua batas kendali yang digunakan pada peta kontrol, yaitu batas kendali
atas atau Upper Limit Kontrol (UCL) dan batas kendali bawah atau Lower Limit
Kontrol (LCL). Pada peta kontrol 𝑥̅ perhitungan UCL dan LCL dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑈𝐶𝐿 = 𝑥̿ + 𝐴2 × 𝑅̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝑥̿ − 𝐴2 × 𝑅̅
Dengan menggunakan rumus tersebut dan nilai 𝐴2 =0,577 untuk n=5, maka
diperoleh nilai UCL dan LCL untuk peta kontrol 𝑥̅ adalah sebagai berikut.
𝑈𝐶𝐿 = 3,1073 + 0,577 × 0,466
𝑈𝐶𝐿 = 3,376
𝐿𝐶𝐿 = 3,1073 − 0,577 × 0,466
𝐿𝐶𝐿 = 2,838
6) Menghitung batas kendali peta kontrol R
Pada peta kontrol R, perhitungan UCL dan LCL dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑈𝐶𝐿 = 𝑅̅ × 𝐷4
𝐿𝐶𝐿 = 𝑅̅ × 𝐷3
Dengan menggunakan rumus tersebut dan nilai 𝐷4 =2,11 untuk n=5 dan
𝐷3 =0 untuk n=5, maka diperoleh nilai UCL dan LCL untuk peta kontrol R
adalah sebagai berikut.
𝑈𝐶𝐿 = 0,466 × 2,11
𝑈𝐶𝐿 = 0,983
𝐿𝐶𝐿 = 0,466 × 0
𝐿𝐶𝐿 = 0
7) Pemetaan data pada peta kontrol 𝑥̅
Setelah melakukan perhitungan terhadap nilai batas kendali, langkah
selanjutnya adalah melakukan pemetaan data-data yang telah diperoleh dan
data batas kendali ke dalam peta kontrol untuk mengetahui apakah seluruh
data telah berada dalam batas kendali. Pada peta kontrol 𝑥̅ , data yang
dipetakan adalah data nilai 𝑥̅ . Hasil pemetaan yang diperoleh adalah sebagai
berikut.

Berdasarkan grafik Xbar diatas dapat terlihat bahwa semua data yang diuji
masih berada didalam batas Upper Control Limit dan Lower Control Limit
8) Pemetaan data pada peta kontrol R
Pada peta kontrol R, data yang dipetakan adalah data nilai jangkauan atau
nilai R. Hasil pemetaan data pada peta kontrol R adalah sebagai berikut.
Berdasarkan grafik Rbar dapat terlihat bahwa terdapat terdapat tiga data nilai
jangkauan yang melewati batasan Upper Control Limit. Yaitu data 9, 13, dan
17.
9) Revisi Perhitungan
Berdasarkan hasil pemetaan data pada peta 𝑥̅ dan peta R, dapat diketahui
bahwa pada peta R terdapat 3 data yang berada diluar batas kendali. Oleh
karena itu, harus dilakukan perbaikan dengan cara mengeluarkan data yang
berada diluar kendali sehingga seluruh data yang dipetakan berada dalam
batas kendali.

Pada peta kontrol R, data yang berada diluar batas kontrol yaitu data ke-9, 13,
dan 17. Maka data baru yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

Sampel Hasil Pengukuran


ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11
3 2.39 3.2 3.07 3.2 3.11
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91
15 3.11 3.01 2.39 3.2 3.11
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2
19 3.01 3.2 2.39 3.01 3.2
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2

Perhitungan dilakukan dengan langkah yang sama seperti sebelumnya. Hasil


perhitungan yang telah dilakukan dinyatakan pada tabel berikut.

Sampel Hasil Pengukuran


∑ Maks Min R
ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11 15.49 3.098 3.2 3 0.2
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11 15.78 3.156 3.2 3.07 0.13
3 2.39 3.2 3.07 3.2 3.11 14.97 2.994 3.2 2.39 0.81
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2 15.67 3.134 3.2 3.01 0.19
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2 15.91 3.182 3.2 3.11 0.09
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2 15.66 3.132 3.2 2.97 0.23
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08 15.42 3.084 3.2 3.01 0.19
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01 15.53 3.106 3.2 3.01 0.19
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99 15.5 3.1 3.2 2.99 0.21
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2 15.43 3.086 3.2 2.92 0.28
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03 15.4 3.08 3.2 2.97 0.23
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91 15.4 3.08 3.2 2.89 0.31
15 3.11 3.01 2.39 3.2 3.11 14.82 2.964 3.2 2.39 0.81
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2 15.58 3.116 3.2 2.91 0.29
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2 15.47 3.094 3.2 2.91 0.29
19 3.01 3.2 2.39 3.01 3.2 14.81 2.962 3.2 2.39 0.81
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2 15.52 3.104 3.2 2.91 0.29
3.086588 Rbar 0.326471
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai 𝐶𝐿𝑥 = 3,09 dan nilai 𝐶𝐿𝑅 =
0.326.
Kemudian dilakukan perhitungan untuk LCL dan UCL untuk peta kontrol 𝑥̅
dan R
𝑈𝐶𝐿𝑥̅ = 3,09 + 0,577 × 0,326
𝑈𝐶𝐿𝑥̅ = 3,275
𝐿𝐶𝐿𝑥̅ = 3,09 − 0,577 × 0,326
𝐿𝐶𝐿𝑥̅ = 2,898
𝑈𝐶𝐿𝑅 = 0,326 × 2,11
𝑈𝐶𝐿𝑅 = 0,689
𝐿𝐶𝐿𝑅 = 3,1073 − 0,326 × 0
𝐿𝐶𝐿R = 0

Setelah melakukan perhitungan kembali (revisi 1). Data kembali dipetakan ke


dalam masing-masing peta kontrol. Berikut merupakan hasil pemetaan peta
kontrol revisi 1
Pada peta kontrol revisi 1 masih terdapat 3 data yang berada diluar batas
kendali, yaitu data ke-3, 15, dan 19. Maka dilakukan perhitungan kembali
dengan menghilangkan tiga data yang berada diluar batas kendali tersebut.
Berikut merupakan data baru yang akan dipetakan.

Sampel Hasil Pengukuran


ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2

Nilai CL untuk masing-masing peta dapat diketahui melalui tabel berikut.

Sampel Hasil Pengukuran


∑ Maks Min R
ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11 15.49 3.098 3.2 3 0.2
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11 15.78 3.156 3.2 3.07 0.13
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2 15.67 3.134 3.2 3.01 0.19
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2 15.91 3.182 3.2 3.11 0.09
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2 15.66 3.132 3.2 2.97 0.23
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08 15.42 3.084 3.2 3.01 0.19
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01 15.53 3.106 3.2 3.01 0.19
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99 15.5 3.1 3.2 2.99 0.21
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2 15.43 3.086 3.2 2.92 0.28
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03 15.4 3.08 3.2 2.97 0.23
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91 15.4 3.08 3.2 2.89 0.31
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2 15.58 3.116 3.2 2.91 0.29
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2 15.47 3.094 3.2 2.91 0.29
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2 15.52 3.104 3.2 2.91 0.29
3.110857 Rbar 0.222857

Nilai CL untuk peta kontrol 𝑥̅ yaitu 3,11 dan untuk peta kontrol R yaitu
0.22. Kemudian dilakukan perhitungan nilai UCL dan LCL untuk masing-
masing peta.
𝑈𝐶𝐿𝑥̅ = 3,11 + 0,577 × 0,223
𝑈𝐶𝐿𝑥̅ = 3,239
𝐿𝐶𝐿𝑥̅ = 3,11 − 0,577 × 0,223
𝐿𝐶𝐿𝑥̅ = 2,982
𝑈𝐶𝐿𝑅 = 0,223 × 2,11
𝑈𝐶𝐿𝑅 = 3,376
𝐿𝐶𝐿𝑅 = 0,223 × 0
𝐿𝐶𝐿R = 0

Setelah emperoleh nilai UCL dan LCL masing-masing peta, kemudian data
dipetakan ke dalam peta kontrol. Berikut merupakan hasil pemetaan peta
kontrol revisi 2.

Pada peta kontrol revisi 2 dapat diketahui bahwa seluruh data telah berada
dalam batas kendali, baik dalam peta kontrol 𝑥̅ maupun peta kontrol R.

B. Laporan Praktek-3 (Proses Inspeksi & Pembuatan Peta Kontrol Atribut)

1) Gambar Produk
Pada praktikum proses inspeksi dan pembuatan peta kontrol atribut, kami memilih
produk tutup botol aqua untuk dijadikan sebagai bahan pengamatan kelompok kami.
Berikut merupakan gambar produk yang kami pilih.
2) Kriteria Produk Baik
Peta kontrol atribut digunakan dalam memetakan karakteristik objek pengamatan yang
tidak dapat dinyatakan dalam angka dan bersifat kualitatif. Untuk melakukan kontrol
atribut produk tutup botol terdapat karakteristik yang harus dipenuhi untuk memenuhi
standar spesifikasi produk. Produk tutup botol dapat di katakan baik apabila memenuhi
kriteria berikut.
a. Diameter 3,2 ± 0,2 cm
b. Tinggi 1,2 ± 0,2 cm
c. Warna Biru tua
Apabila produk tutup botol tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka produk
tutup botol masuk ke dalam kategori produk cacat berdasarkan kriteria kecacatan yang
telah ditentukan.
3) Jenis Cacat dan Bobot
Dalam penentuan peta kontrol atribut dilakukan pengamatan produk berdasarkan
kriteria kecacatan yang telah ditentukan. Dalam pengamatan ini, produk tutup botol
dikelompokkan ke dalam empat kategori kecacatan berdasarkan diameter, tinggi, dan
warna produk. Pengelompokkan tersebut yaitu produk baik, produk cacat ringan, produk
cacat sedang, dan produk cacat berat. Spesifikasi standar produk dinyatakan dalam
produk baik. Berikut merupakan panduan pengelompokkan produk.

Karakteristik Standar Produk Untuk Kontrol Atribut


Produk Produk
Produk Produk
Karaktristik Cacat Cacat
Baik Cacat Berat
Ringan Sedang
Diameter 3,2 ± 3,2 ± 0,2 3,2 ± 0,2 >3,4 cm atau
0,2 cm cm cm <3,0 cm
Tinggi 1,2 ± 1,2 ± 0,2 >1,4 cm >1,4 cm atau
0,2 cm cm atau <1,0 <1,0 cm dan
cm atau 1,2 ±
0,2 cm
Warna Biru tua Selain Selain Selain biru
biru tua biru tua tua dan atau
dana tau biru tua
biru tua
4) Rencana Pemeriksaan
a) Karakteristik produk yang akan di periksa
Tutup botol adalah bagian penting dari kemasan botol, karena tutup botol dapat
berfungsi sebagai penyegel produk untuk mencegah pembukaan (debu, bakteri, dsb)
dan membuat manfaat isi dari produk tetap terjaga kualitasnya. Pada pengamatan ini
produk tutup botol akan di periksa berdasarkan karakteristik kesesuain diameter yang
baik, tinggi tutup botol, dan warna dari tutup botol.
b) Alasan pemilihan karakteristik
Dalam pemilihan karakteristik produk tutup botol terdapat beberapa alasan yang
menyebabkan kami memilih karakteristik tersebut yaitu karena tutup botol dengan
besar diameter yang sesuai akan menjaga kandungan dari isi didalam botol ketika
tutup botol akan disatukan dengan kemasan botol, tinggi tutup botol juga
mempengaruhi karena dengan ketinggian yang sesuai akan mempermudah pengguna
dalam membuka tutup botol dengan lebih efektif, dan warna tutup botol menandakan
bahwa tutup botol tersebut dijadikan sebagai acuan produk baik menurut pengamatan
yang telah dilakukan kelompok kami, namun juga berdasarkan diameter dan
ketinggian yang sesuai.
c) Pengambilan sampel
Pengambilan sampel produk dilakukan terhadap populasi (N) produk yang berjumlah
127 buah tutup botol. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random dengan
tanpa pengembalian. Ukuran sampel (n) yang ditetapkan yaitu lima buah tutup botol.
Hal ini berarti bahwa dalam satu kali pengambilan sampel, akan terambil lima buah
tutup botol. Jumlah sampel (k) yang akan diambil yaitu sebanyak dua puluh sampel.
Berdasarkan ukuran sampel dan jumlah sampel yang telah ditetapkan maka jumlah
keseluruhan sampel yang akan diambil adalah seratus buah tutup botol.
d) Alat ukur yang digunakan
Pengamatan pada kontrol atribut dilakukan pengukuran diameter dari lima sampel
tutup botol yang terambil. Pengukuran diameter tutup botol menggunakan jangka
sorong. Dari pengukuran yang telah dilakukan, kemudian dilakukan pencatatan hasil
pengukuran yang dinyatakan dalam tabel pengukuran kontrol atribut berikut.
Sampel Hasil Pengukuran
ke- X1 X2 X3 X4 X5
1 3.2 3 3.05 3.13 3.11
2 3.2 3.2 3.07 3.2 3.11
3 2.39 3.2 3.07 3.2 3.11
4 3.01 3.2 3.2 3.06 3.2
5 3.2 3.11 3.2 3.2 3.2
6 2.97 3.2 3.09 3.2 3.2
7 3.02 3.01 3.2 3.11 3.08
8 3.2 3.2 3.11 3.01 3.01
9 3.98 3.2 3.11 3.13 2.92
10 3.1 3.2 3.2 3.01 2.99
11 3.1 3.01 2.92 3.2 3.2
12 3 2.97 3.2 3.2 3.03
13 3.2 3.2 2.91 2.39 3.98
14 3.2 3.2 2.89 3.2 2.91
15 3.11 3.01 2.39 3.2 3.11
16 3.2 2.91 3.2 3.07 3.2
17 4.03 3.2 3.11 2.91 3.1
18 3.2 2.91 3.2 2.96 3.2
19 3.01 3.2 2.39 3.01 3.2
20 2.91 3.1 3.11 3.2 3.2
e) Pembagian tugas anggota kelompok
Dalam proses pengamatan peta kontrol atribut terdapat tugas bagi masing-masing
individu, yaitu:
- Feiliana bertugas sebagai yang melakukan pengukuran produk tutup botol
- Putra A bertugas sebagai yang mengambil sampel produk tutup botol
- Desti Rizki A bertugas sebagai yang mencampur produk tutup botol
- Fauziah Rahmawati bertugas sebagai yang mencacat produk berkategori cacat
- Kevin Firdaus bertugas sebagai yang melakukan perhitungan dari tabel hasil
pengambilan data yang telah dilakukan
- Karina bertugas sebagai mendokumentasikan proses pengamatan
5) Foto Proses Pemeriksaan atau Pengukuran
Berikut merupakan foto proses pemeriksaan produk tutup botol dalam pengambilan
sampel peta kontrol atribut.

6) Tampilkan Hasil Pemeriksaan Dalam Tabel


Pengambilan sampel yang dilakukan dalam kontrol atribut sama dengan yang
dilakukan pada kontrol variabel. Namun terdapat perbedaan pada bentuk data yang
diambil. Pada kontrol atribut, data yang diperlukan adalah data kecacatan yang terjadi
pada sampel yang diambil. Lima sampel tutup botol yang terambil akan dikelompokkan
ke dalam kelompok kategori kecacatan berdasarkan tingkat kecacatan yang terjadi pada
tutup botol. Berikut merupakan tabel hasil pengambilan data kontrol atribut yang
dilakukan.
Serious Major Minor
Sample
Nonconformities Nonconformities Nonconformities
1 2 1 1
2 1 1 2
3 1 0 2
4 0 3 1
5 2 0 2
6 2 1 1
7 0 2 2
8 0 2 1
9 3 0 1
10 1 1 2
11 1 0 1
12 1 0 3
13 2 1 2
14 1 2 1
15 1 1 2
16 0 0 3
17 1 2 1
18 1 0 1
19 2 0 1
20 2 0 1

7) Perhitungan Peta Kontrol Atribut


Dalam pembuatan peta kontrol atribut, digunakan peta kontrol U karena kecacatan
yang diamati dalam produk tutup botol diklasifikasikan ke dalam tingkatan kecacatan.
Pada pengamatan ini, kecacatan dibagi ke dalam tingkat cacat ringan, cacat sedang, dan
cacat berat berdasarkan parameter pengukuran yang telah dijelaskan sebelumnya.
Langkah-langkah pembuatan peta kontrol atribut adalah sebagai berikut.
• Penentuan bobot untuk setiap tingkat kecacatan.
Bobot akan digunakan dalam perhitungan untuk kuantifisir tingkat kecacatan produk.
Dalam pengamatan ini bobot yang digunakan adalah sebagai berikut.
𝑤1 = 20
𝑤2 = 10
𝑤3 = 1
• Menentukan nilai total demerit dan demerit per unit
Total demerit menyatakan hasil kuantifisir dari data kecacatan produk yang terjadi
dalam setiap subgroup. Nilai total demerits diperoleh dari jumlah perkalian antara
bobot kecacatan dengan jumlah kecacatan yang terjadi dalam tingkat kecacatan
tersebut. Demerits per unit merupakan angka yang menyatakan nilai demerit per
produk. Nilai demerits per unit dieroleh dari total demerits dibagi dengan jumlah
sampel dalam subgroup. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan nilai total
demerits dan demerits per unit.
Serious Major Minor Demerits Per
Sample Total Demerits
Nonconformities Nonconformities Nonconformities Unit
1 2 1 1 51 10.2
2 1 1 2 32 6.4
3 1 0 2 22 4.4
4 0 3 1 31 6.2
5 2 0 2 42 8.4
6 2 1 1 51 10.2
7 0 2 2 22 4.4
8 0 2 1 21 4.2
9 3 0 1 61 12.2
10 1 1 2 32 6.4
11 1 0 1 21 4.2
12 1 0 3 23 4.6
13 2 1 2 52 10.4
14 1 2 1 41 8.2
15 1 1 2 32 6.4
16 0 0 3 3 0.6
17 1 2 1 41 8.2
18 1 0 1 21 4.2
19 2 0 1 41 8.2
20 2 0 1 41 8.2

• Menghitung nilai σU
Nilai σU adalah nilai yang digunakan sebagai centerline dari peta kontrol U. nilai σU
diperoleh dari rumus berikut.

𝑤12 𝑢̅1 + 𝑤22 𝑢̅2 + 𝑤32 𝑢̅3


𝜎𝑈 = √
𝑛

𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑖
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑢 =
𝑛×𝑘
Berdasarkan rumus tersebut dengan menggunakan bobot yang telah didefinisikan
sebelumnya maka diperoleh nilai 𝜎𝑈 adalah sebagai berikut.
24
𝑢1 = = 0,24
5 × 20
17
𝑢2 = = 0,17
5 × 20
31
𝑢3 = = 0,31
5 × 20

202 × 0,24 + 102 × 0,17 + 12 × 0,31


𝜎𝑈 = √
5

𝜎𝑈 = 11,1113
• Menghitung nilai UCL dan LCL
Perhitungan batas kendali pada pembuatan peta U dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut.
̅ + 3𝜎𝑈
𝑈𝐶𝐿 = 𝑈
̅ − 3𝜎𝑈
𝑈𝐶𝐿 = 𝑈
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎,
̅ = 𝑤1 × 𝑢̅1 + 𝑤2 × 𝑢̅2 + 𝑤3 × 𝑢̅3
𝑈
Hasil perhitungan UCL dan LCL yang dilakukan dengan menggunakan persamaan
tersebut adalah sebagai berikut.
̅ = 20 × 0,24 + 10 × 0,17 + 1 × 0,31
𝑈
̅ = 6,81
𝑈
𝐿𝐶𝐿 = 6,81 + 3 × 11,1113
𝑈𝐶𝐿 = 40,144
𝑈𝐶𝐿 = 6,81 − 3 × 11,1113
𝐿𝐶𝐿 = −26,554 ≈ 0
• Membuat pemetaan data pada peta kontrol
Setelah melakukan perhitungan terhadap data-data yang telah dikumpulkan,
kemudian dilakukan pemetaan untuk mengetahui apakah seluruh data berada dalam
batas kendali.
8) Gambar Peta Kontrol Atribut
Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka diperoleh gambaran peta kontrol atribut.
Berikut merupakan hasil pemetaan yang dilakukan dalam peta kontrol U.

Berdasarkan grafik peta kontrol U diatas tampak bahwa seluruh data masih berada
pada batas-batas kendali, sehingga proses pengamatan tutup botol yang telah dilakukan
masih terkendali. Hal tersebut dapat ditentukan berdasarkan data yang telah diolah
membentuk grafik (warna biru) yang tidak melebihi batas kontrol dari LCL (warna
kuning) dan UCL (warna abu-abu).
C. Profil Produk

1) Gambar Produk

2) Spesifikasi Yang Ditawarkan Kepada Konsumen


Tutup botol minuman air mineral Aqua memiliki diameter 3,2 cm dengan tinggi 1,2
cm berwarna biru tua yang terbuat dari bahan plastik Polietilena tereftalat (PET) tebal.

3) Alur Proses Produksi


Alur proses produksi tutup botol yang menggunakan bahan PET:
1. Butiran biji plastik disedot dan kemudian dipanaskan sampai leleh,
2. Plastik yang telah meleleh diinjeksikan kedalam kaviti,
3. Plastik diregangkan sesuai dimensi yang diperlukan,
4. Udara di tiupkan sehingga plastik mengembang dan menempel sesuai bentuk mold,
5. Cetakan membuka untuk pengeluaran produk.
4) Proses Inspeksi
Proses inspeksi pada tutup botol aqua menggunakan bantuan alat Checker 232 – CKR-
232-001. Checker’s part finding sensor mengidentifikasi sebuah fitur pada botol untuk
dijadikan referensi. Fitur referensi tersebut digunakan untuk menempatkan titik dimana
tutup botol seharusnya berada. Checker menggunakan sensor brightness untuk
menginspeksi keberadaan tutup botol berdasarkan pantulan dari lampu project Checker.
Sensor brightness juga membedakan warna tutup botol. Penggunaan part finding
sensor untuk menempatkan titik inspeksi memberikan konsistensi dan pembacaan yang
handal bahkan ketika posisi botol bervariasi pun.
5) Analisis yang dibandingkan dengan praktik yang sudah dilakukan
• Pemilihan karakteristik
Pada praktik yang telah dilakukan, dengan adanya karakteristik yang
ditentukan pada produk yaitu diameter produk sebesar 3,2 cm dengan tinggi 1,2 cm
dan berwarna biru tua. Pemilihan karakteristik sudah sesuai dengan kondisi nyata
produk tersebut. Pemilihan karakteristik produk dikatakan sesuai berdasarkan hasil
pengamatan dari seluruh sampel yang ada, produk tersebut menjadi pilihan
karatkeristik untuk mengetahui hasil dari perhitungan dan peta kontrol.
• Proses pemeriksaan
Proses pemeriksaan yang dilakukan pada saat praktik adalah pengukuran
pengambilan sampel secara acak yang dimana menggunakan karakteristik produk
yaitu diameter, tinggi dan warna produk yang telah ditentukan sebelumnya. Adanya
karekteristik yang telah ditentukan terdapat beberapa sampel yang tidak sesuai dengan
karakteristik atau dapat dikatakan cacat. Kategori cacat tersebut terbagi menjadi 3
yaitu, cacat berat, cacat sedang dan cacat ringan. Kategori cacat tersebut dapat
dibedakan berdasarkan ketentukan karakteristik yaitu, dikatakan cacat berat pada saat
produk memiliki diameter yang berbeda, untuk cacat sedang tinggi produk yang
berbeda, dan untuk cacat ringan pada saat warna produk berbeda.
6) Analisis berdasarkan data cacat yang ada
• Perkiraan proses yang dapat menimbulkan cacat produk
Pada proses pembuatan produk untuk skala tinggi terdapat kemungkinan
adanya peluang terjadinya perbedaan karakteristik yang ditetapkan atau dapat disebut
dengan cacat pada produk. Terdapatnya cacat pada sebuah produk dapat diperkirakan
atau dapat diprediksi pada proses pembentukan produk, yang dimana proses
pembentukan tutup botol menggunakan proses pencetakan. Ketidak sesuaian kondisi
pada suatu perusahaan pada saat proses pembuatan suatu produk dapat menjadi salah
satu faktor adanya cacat pada salah satu atau beberapa produk yang diproduksi.
• Proses Inspeksi dalam pencegahan terjadinya cacat
Proses inspeksi yang dilakukan sebagai pencegahan terjadinya cacat pada
produk pada saat memproduksi tutup botol adalah melakukannya pemeriksaan
berjangka waktu untuk memeriksa keadaan suhu ruangan dan keadaan mesin-mesin
pencetak tutup botol tersebut, hal tersebut merupakan upaya utama yang dapat
dilakukan untuk pencegahan terjadinya cacat pada produk.
D. Saran
1. Praktik 2
• Untuk praktik yang akan dilakukan selanjutnya jumlah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur disesuaikan dengan jumlah produk yang akan diukur. Hal ini
dikarenakan dengan terbatasnya jumlah alat ukur yang ada menyebabkan proses
praktik menjadi lebih lama
• Pengaturan layout pada saat melakukan praktik perlu disesuaikan kembali
penempatan-penempatan produk yang sudah diukur dan yang belum
• Perhitungan yang dilakukan harus benar-benar teliti dikarenakan pada peta kontrol
variabel menggunakan perhitungan rata-rata dimana jika satu produk salah ukur, akan
mempengaruhi hasil akhir perhitungan
2. Praktik 3
• Untuk praktik yang akan dilakukan selanjutnya jumlah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur disesuaikan dengan jumlah produk yang akan diukur. Hal ini
dikarenakan dengan terbatasnya jumlah alat ukur yang ada menyebabkan proses
praktik menjadi lebih lama
• Pengaturan layout pada saat melakukan praktik perlu disesuaikan kembali
penempatan-penempatan produk yang sudah diukur dan yang belum
• Perlu mengenal spesifikasi produk yang akan diukur dengan baik untuk
mengidentifikasi jenis cacat apa yang akan digunakan sebagai standarisasi produk
dengan kategori baik.

E. Referensi
PETPerform by Kenplas Industry. Diperoleh 14 Oktober 2018,
dari“http://www.kenplas.com/project/pet/petblow.aspx”

Anda mungkin juga menyukai