Anda di halaman 1dari 6

PEMBACAAN HASIL PENELITIAN TESIS DENGAN PERSPEKTIF DELAPAN POIN

AMIN ABDULLAH

RELASI FILSAFAT DAN AGAMA DALAM PEMIKIRAN IBN TUFAIL: STUDI ATAS
RISALAH HAYY IBN YAQZAN
(disampaikan pada mata kuliah Desain Proposal Tesis yang diampu oleh
Dr. Imam Iqbal, S.Fil.I, M.S.I)

Penyusun: Lingga Yuwana


Pembaca: Avisena Perdana Putra Muama

1. Pendahuluan/Summary (poin 1) dibagian ini juga mencakup uraian singkat point 1-8
Kegelisahan Akademik/Sense of Akademic Crisis (point 2) Lingga Yuwana dimulai ketika ia
menyoroti pandangan Lenn E. Goodman yang menyebut bahwa salah satu tujuan ditulisnya
Risalah Hayy Ibn Yaqzan adalah sebagai salah satu usaha Ibn Tufail untuk mempertemukan atau
mendamaikan filsafat dan agama. Kendati demikian menurut Lingga Yuwana, argumen
Goodman tersebut sayangnya tidak komprehensif dalam menjelaskan bentuk perdamaian antara
filsafat dan agama yang dilakukan oleh Ibn Tufail, bahkan salah satu tulisan Goodman dalam
buku Ensiklopedia Tematis Filsafat Islam yang disunting Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman
dijelaskan bahwa melalui Risalah Hayy Ibn Yaqzan, Ibn Tufail yakin dapat meredam perselisihan
antara filsafat dan agama yang telah berusia satu abad tanpa menjelaskan seperti apa bentuk dan
usaha Ibn Tufail. bukti kebenaran pendapat Goodman tersebut yang menurut Lingga Yuwana
perlu diteliti lebih lanjut sehingga pembacaan ulang terhadap Risalah Hayy Ibn Yaqzan
merupakan sebuah keharusan.
Pendapat yang senada dengan Goodman juga diutarakan oleh sarjana lain seperti Majid
Fakhry dan Bakhtyar Husein Siddiqi, namun perbedaan keduanya dengan Goodman adalah
keduanya lebih menitikberatkan usaha tersebut dengan melihat tiga karakter utama risalah yaitu
Hayy, Absal, dan salaman yang masing-masing dinilai sebagai alegori dari tiga arus utama
pemikiran Islam yaitu filsafat, gnosis (sufism), dan syariat. Dengan berangkat dari kegelisahan
akademik itulah Lingga Yuwana dalam tesisnya ingin memverifikasi pandangan Goodman
tersebut tentang usaha Ibn Tufail dalam meredam perseturuan filsafat dan agama yang sudah
lama berlangsung.
Pentingnya penelitian (poin 3) tesis yang disusun Lingga Yuwana adalah memberikan
penjelasan terkait bentuk relasi filsafat dan agama dalam pemikiran Ibn Tufail yang tertulis
dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan dengan menggunakan pendekatan empat tipologi sains dan agama
Ian G. Barbour sebagai landasan teoritisnya. Disamping itu Lingga Yuwana telah menelaah topik
dalam penelitian sebelumnya (poin 4) mengenai pemikiran Ibn Tufail dan Risalah Hayy Ibn
Yaqzan seperti penelitian yang dilakukan oleh Sami S. Hawi, Lawrence I. Conrand, M.Hadi
Masruri, dan Ahmad Amin. Kemudian yang menjadi ruang lingkup/Batasan penelitian dalam
tesis Lingga Yuwana adalah pada wilayah relasi filsafat dan agama (poin 6), yang diuraikan secara
teoritis menggunakan kerangka teori empat tipologi relasi sains dan filsafat Ian G. Barbour (poin
5)
Tesis Lingga Yuwana memberikan kontribusi (poin 7) bagi pengembangan keilmuan
Islam berupa deskripsi tentang pemikiran Ibn Tufail yang dituangkan dalam Risalah Hayy Ibn
Yaqzan dengan menggunakan kerangka teori empat tipologi relasi sains dan agama Ian G.
Barbour untuk menjelaskan bentuk relasi diantara keduanya.
Sistematika penulisan (poin 8) dalam tesis Lingga Yuwana diawali dengan penjelasan
singkat mengenai problem akademik yang dihadapinya. Dilanjutkan dengan pemaparan
mengenai pentingnya topik tesis untuk dikaji, kemudian ia menjelaskan tentang kerangka teori
yang digunakan, lalu selanjutnya menjelaskan isi Risalah Hayy Ibn Yaqzah dan terakhir
menganalisis bentuk relasi filsafat dan agama dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan menggunakan empat
tipologi relasi sains dan filsafat Ian G. Barbour.

2. Problem (Kegelisahan Akademik)


Lingga Yuwana merasakan kegelisahan akademiknya (Sense of Akademic Crisis) yang dijadikan titik
tolak dalam penulisan tesis ini. ia menyebut pertama, bahwa pandangan Goodman tentang
upaya Ibn Tufail dalam mendamaikan filsafat dan agama perlu dikaji ulang karena Goodman
sendiri tidak menjelaskan secara komprehensif tentang bentuk relasi apa yang terjadi antara
filsafat dan agama dalam pemikiran Ibn Tufail. Kedua, meskipun kajian tentang Risalah Hayy Ibn
Yaqzan sudah banyak dilakukan namun dalam tesis Lingga Yuwana kerangka teori (theoretical
framework) yang dibangun sangat jelas, sehingga ia ingin melakukan reinterpretasi terhadap
Risalah Hayy Ibn Yaqzan yang sebelumnya sudah pernah dilakukan seperti oleh Lenn Goodman.

3. Pentingnya Topik Penelitian (Importance of Topic)


Pembaca menilai tesis yang ditulis Lingga Yuwana kiranya penting untuk memberikan penjelasan
mengenai bentuk relasi antara filsafat dan agama dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan. Nilai penting
(importance of Value) nya adalah, memberikan perspektif baru terhadap Risalah Hayy Ibn Yaqzan
yang sebenarnya meskipun sudah banyak yang mengkaji dan meneliti, namun pada aspek bentuk
relasi filsafat dan agama bisa dikatakan menjadi warna lain dalam melengkapi perspektif yang
sudah ada.

4. Hasil Penelitian Terdahulu (Prior Research on Topic)


Lingga Yuwana telah menelaah dan menelusuri penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang
Ibn Tufail dan Risalah Hayy Ibn Yaqzan, dalam tesisnya Lingga Yuwana mencantumkan empat
kajian terdahulu yang ditulis oleh: Sami S. Hawi, Lawrence I. Conrand, M.Hadi Masruri, dan
Ahmad Amin.
Sami S. Hawi memfokuskan kajiannya pada aspek naturalisme dan mistisisme dalam
Risalah Hayy Ibn Yaqzan milik Ibn Tufail tersebut. Ia juga mencantumkan sumber-sumber yang
menjadi inspirasi Ibn Tufail dalam menulis Risalah Hayy Ibn Yaqzan, namun sangat disayangkan
menurut pembaca, Lingga Yuwana pada konteks ini tidak menjelaskan dengan baik kerangka
teori yang dipakai dalam penelitian yang dilakukan oleh Sami S. Hawi padahal menurut Amin
Abdullah dalam penulisan penelitian terdahulu, bagian kerangka teori hendaknya menjadi
prioritas penjelasan dalam penulisan skripsi, tesis, maupun desertasi. Selanjutnya Lingga
Yuwana juga tidak menyebutkan metode pendekatan penelitian yang digunakan.
Buku dengan judul The World of Ibn Tufail, Interdiciplinary Perspective on Hayy Ibn Yaqzan
yang dieditori oleh Lawrence I. Conrand sebeneranya berisikan tentang antologi tulisan hasil
simposium yang diselenggarakan oleh Lembaga Wellcome Institute mengenai Risalah Hayy Ibn
Yaqzan yang ditulis oleh berbagai sarjana lintas disiplin dan unversitas. Sama halnya dengan
penelitian terdahulu yang diatas, pada konteks ini juga Lingga Yuwana tidak menjelaskan
secara umum kerangka teori yang digunakan, metode penelitian yang dipakai, dan isi
tulisan/fokus penelitian yang berkaitan dengan kegelisahan yang dialaminya yang
berhubungan dengan relasi filsafat dan agama dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan.
M. Hadi Masruri melakukan penelitian terhadap Risalah Hayy Ibn Yaqzan dan
memfokuskan penelitiannya pada aspek pemikiran Iluminasi Ibn Tufail yang terdapat dalam
risalahnya, didalam penelitiannya juga memuat data penting lainnya berupa pembagian fase
perjalanan hidup Hayy. Pada awalnya tulisan ini diambil dari Tesis yang berjudul Ibn Thufail:
Jalan Pencerahan Mencari Tuhan. Catatan dari pembaca tidak berbeda dengan penelitian
terdahulu yang sudah disebutkan sebelumnya.
Ahmad Amin dalam bukunya yang berjudul Hayy Ibn Yaqzan Li Ibn Sina Wa Ibn Tufail
Wa Al-Suhrawardi, meneliti tentang Risalah Hayy Ibn Yaqzan yang ditulis oleh 3 tokoh yang
berbeda yaitu Ibn Tufail, Ibn Sina, dan Suhrawardi. Alasan Lingga Yuwana memasukan buku
ini sebagai penelitian terdahulu adalah untuk membedakan isi cerita dari Risalah Hayy Ibn Yaqzan
dari tiga tokoh tersebut.
Dan secara umum pembaca sedikit memberikan komentar tentang muatan isi dan
relevansi kajian terdahulu dengan topik tesis ini. Pertama, Lingga Yuwana dalam penelitian
terdahulunya hanya sekedar memaparkan temuan data saja tanpa menjelaskan apa yang
menjadi perbedaan dan kebaruan (novelty) tesisnya dengan penelitian terdahulu, atau kurang
memberikan positioning yang jelas terhadap tesisnya. Kedua, jika merujuk kepada tulisan
Amin Abdullah, hendaknya dalam menulis penelitian terdahulu bukan hanya menuliskan
judul dan nama saja melainkan menjelaskan juga pisau analisis atau kerangka teori yang
dipakai dalam penelitian terdahulu. Amin Abdullah menyebutnya dengan prioritas
penjelasan. ketiga, dari keempat penelitian terdahulu Lingga Yuwana tidak memasukan
metode penelitian yang dipakai dan hasil temuan dari setiap penelitian terdahulunya.

5. Metode Penelitian (Approach and Research Methodology)


Adapun metode penelitian yang digunakan Lingga Yuwana dibagi kedalam beberapa komponen
yaitu: jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. jenis
penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian kepustakaan (Library Research), sumber data
primer berupa Risalah Hayy Ibn Yaqzan versi terjemahan Inggris yang ditulis oleh Goodman
alasan pemilihan sumber data primer tersebut karena Lingga Yuwana memperhatikan pada
aspek kepakaran. Menurutnya Goodman merupakan tokoh yang paling banyak mengkaji dan
menulis tentang Ibn Tufail. Kemudian sumber sekunder yaitu bahan-bahan kepustakaan yang
berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
penyalinan, memfotocopy, memotret dan cara lainnya terhadap data yang dibutuhkan
contohnya sumber data yang tidak dapat dipinjam, sudah tidak tersedia atau sudah tidak
diterbitkan lagi. Kemudian Lingga Yuwana menggunakan metode analisis wacana yaitu diskursus
tentang empat tipologi relasi sains dan agama Ian G. Barbour dalam menganalisis datanya. Pada
aspek pengolahan data, Lingga Yuwana menggunakan metode reduksi data, klasifikasi data,
display data, penarikan kesimpulan.

6. Ruang Lingkup dan Istilah Kunci (Limitations and Keys Assumptions)


Dalam setiap penelitian sudah tentu perlu adanya pembatasan masalah yang pada intinya
pembatasan masalah bukan sekedar pada aspek istilah khusus/kunci saja tapi pada aspek wilayah
dan ruang lingkup yang dikaji, sehingga hal ini bisa menolong penulis untuk memberi fokus
pada topik yang sedang dikaji, menurut Amin Abdullah dalam realitasnya sering dijumpai
penulis skripsi, tesis, dan desertasi mau menulis dan memuat segala macam pengetahuan
seolah-olah ilmu si penulis mau ditumpahkan seluruhnya ibarat dosen yang baru diangkat dan
baru mulai mengajar ia ingin menumpahkan seluruh ilmunya di kelas supaya diketahui
kemahirannya. Hal ini adalah tidak benar.
Maka, pada konteks ini, pembaca menemukan batasan masalah dan istilah kunci dalam
penelitian tesis Lingga Yuwana. Pembatasan masalah atau ruang lingkupnya terdapat pada
wilayah seputar bentuk relasi filsafat dan agama dalam Risalah Hayy bin Yaqzan yang dijelaskan
menggunakan pendekatan empat tipologi relasi sains dan agama Ian G. Barbour. Sehingga fokus
pembahasannya hanya seputar itu, tidak bicara aspek lainnya seperti ontologi, kosmologi atau
lainnya. Adapun istilah kuncinya pembaca mendapatkan tiga istilah kunci yaitu: (a) Hayy, (b)
Absal, (c) Salaman. Yang ketiganya itu menjadi simbol dari tiga arus utama pemikiran Islam yaitu
filsafat, gnosis (sufism), dan syariat.

7. Kontribusi dalam Ilmu-Ilmu Keislaman (Contribution to Knowledge)


Penelitian tesis Lingga Yuwana menurut hemat pembaca, kurang begitu jelas dalam memberikan
kontribusi terhadap keilmuan Islam. Secara spesifik Lingga Yuwana hanya sekedar memaparkan
kegunaan penelitian tesis tersebut diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dalam
kajian filsafat Islam khususnya dalam lingkup Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga,
padahal tanpa menyebutkan hal tersebut dengan sendirinya tesis Lingga tersebut tentu telah
menambah referensi kepustakaan.
Namun disini pembaca juga mengansumsikan bahwa penelitian Tesis Lingga bisa
memberikan kontribusi bagi keilmuan Islam yaitu dengan memberikan corak baru dalam
pengkajian yang berkaitan dengan Ibn Tufail dan Risalah Hayy Ibn Yaqzah dengan mengkaji pada
aspek relasi antara filsafat dan agama yang ditinjau dengan pendekatan empat tipologi relasi sains
and agama Ian G. Barbour yaitu konflik, independensi, dialog, dan integrasi. tentu hal ini
menjadi sumbangsing tersendiri dan juga dapat memperkaya khazanah keilmuan Islam kedepan.

8. Logika dan Sistematika Penulisan


Tesis Lingga Yuwana dimulai dengan uraian singkat tentang problem akademik yang
dihadapinya. Dilanjutkan dengan pemaparan mengenai pentingnya topik tesis untuk dikaji,
kemudian ia menjelaskan tentang kerangka teori yang digunakan, lalu selanjutnya menjelaskan
isi Risalah Hayy Ibn Yaqzah dan terakhir menganalisis bentuk relasi filsafat dan agama dalam
Risalah Hayy Ibn Yaqzan menggunakan empat tipologi relasi sains dan filsafat Ian G. Barbour.
Pada bagian sistematika penulisan pada umumnya menggunakan urut-urut logika (Logic
Sequence) model piramida yang terdiri dari 3 bagian pokok: Bagian akar atau pondasi yang
melandasi bangunan secara keseluruhan, batang atau isi pokok penelitian dan ketiga disusul
dengan puncak piramida atau buah dari hasil penelitian. Pada tesis Lingga Yuwana pembaca
mengamati ketiga bagian pokok tersebut. bagian akar: Diskursus empat tipologi relasi sains dan
agama, bagian batang: bentuk relasi filsafat dan agama dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan melalui
kerangka teori empat tipologi relasi sains dan agama Ian G. Barbour, bagian puncak: secara garis
besar keempat bentuk relasi ditemukan dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan dengan data yang berbeda-
beda. Setelah Lingga Yuwana melakukan analisis terhadap data tersebut, dapat diambil benang
merang bahwa bentuk relasi filsafat dan agama yang dirumuskan Ibn Tufail dalam Risalah Hayy
Ibn Yaqzan adalah Integrasi yaitu integrasi antara pemikiran Islam dengan Yunani. Hasil analisis
tersebut didasarkan Lingga pada alasan penting berikut: data tentang relasi integrasi ditemukan
paling banyak dibandingkan data pada relasi lainnya yang pada umumnya hanya ditemukan di
bagian akhir Risalah Hayy Ibn Yaqzan. Hampir keseluruhan kisah dalam Risalah Hayy Ibn Yaqzan
memuat beragam pemikiran baik pemikiran Islam maupun Yunani yang saling berintegrasi
dalam menjelaskan beragam tema seperti konsep penciptaan.

Bentuk
Integrasi

bentuk relasi filsafat dan


agama dalam Risalah Hayy
Ibn Yaqzan

Tipologi relasi sains dan agama Ian


G.Barbour

Anda mungkin juga menyukai