Barangsiapa mandi pada hari Asyura’, maka ia tidak akan mengalami sakit apapun kecuali kematian
ِّ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
.َْٕ ِٝ دلَآد َمَُك
ِ َيّأنٗاَأضسَ٘ ِإَلَأيخامِ َوِٛ َلَعَرأ ِسَي ِتي ٍَٕأوَأضسَ٘ ِإحلِٛ وَّٖ٘سصَ ِفي
Barangsiapa tangannya mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepadanya, maka seakan-akan ia
ia telah berbuat baik kepada semua anak yatim bani Adam.
ِّ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ً ْ َ َ َ ْ َ َ
.َْٕ ِٝ َّ ْؽَضَأ ْوَّل ِدَآد َمَُك راءَيّأنٗاََعدٞمِ ََعصٞاَِفَي
ِ وََٖ٘عدَّ ِؽيؼ
Dan barangsiapa menjenguk orang sakit pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua
orang sakit dari keturunan nabi Adam.
4. Bersedekah
5. Mandi
6. Bercelak
7. Mengunjungi orang alim
8. Menjenguk orang sakit
9. Mengusap kepala anak yatim
10. Memberi kelonggaran atas keluarga
11. Memotong kuku
12. Membaca surat Al Ikhlash seribu kali
8. Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepadanya pada hari Asyuro’ ,
maka seakan-akan ia telah berbuat baik kepada seluruh anak yatim di seluruh dunia
9. Barangsiapa yang menjenguk orang sakit pada hari Asyuro’, maka seakan-akan ia telah menjenguk
orang sakit di seluruh dunia
Berkenaan dengan hadits diatas, berikut komentar & pengalaman para Ulama’ Salafus
Soleh :
ً
َُاَذلَٚسؽب/َوٍالَحيىيَةَ٘سميػ،ََٛٔوٍالَصمتثَٖر.َإَّلَعرياَٖٛٚاٚثَيٗاَرأيٚثَأوَستيَسٚؼََخسيَسَٖٚاهَٚسؽب/ثٍٚالَاةَ٘ليي
َ
ًّ
(اهَضََاٙسػٞي
Syeikh sufyan bin Uyainah berkata : Aku telah mencobanya selama 50 atau 60 tahun dan Aku tidak
melihat darinya kecuali kebaikan,
Syeikh Syu’bah berkomentar sama seperti Syeikh Sufyan bin ‘Uyainah.
Syeikh Yahya bin Sa’id berkata : Aku telah mencobanya dan memang perkara yang dijanjikan itu
benar adanya.
َ.)323َ/8(َْٗضاصيثَاجل
ْ ُ ْ َ َّ ُ َ َ ُ َ ُ ُ ْ ِّ َ ُ ْ َ ً ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ
َِٛ ِٗ َٔويكىَعَ٘فَٛٔسكَعََٞيػَصيئاَئي ٕ َ
َل نإ َي ىٍ ٔك
َ َ َْ ْ
َح ريََ ٘ ٖ
ِ َ ي ِ
ِ اس َ َلَعَآْ ًُ ََ َؽاء
َ َٗ ْ َِوال َ َ ُ َ َّ َ
واتلعػق
ِ ِ ِ ِ
“ Bersedekah ( pada hari ‘Asyuro ) kepada faqir-miskin dengan tanpa takalluf ( membebani diri ). Apabila
tidak menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk bersedekah maka hendaknya memperbaiki
akhlaqnya dan menahan diri dari berbuat kedzaliman”. ( Hasyiah Jamal juz 8 hal 313 )
َ.)132َ/القيَورياضَالساٖميَ(صٞبسخانَال
ََرويَأنَٛٙيإٛبَآَبكثَييٞسَٞولٛراءَرساءَيؼَْاهللَوؾٔتاَملؽػاحٞمََعصٞراءَويَٞوتسخطبَاجلًَثَِفَحلٔثََعص.اجلًَثَلَعَآميال
َاتَواألرػيَالستكٞٗػَاهللَحماَلَأذَََْٖ٘السَٚلَِٞٝفَؾالثَاهللَيَٛييًََٕٛٚيٜٗاَأعٔىَاهللََلَستمٗائثَولكَدرَٜدرًٌَٛييَٖٙ٘أ
“MEMBERI NAFAQOH KEPADA KELUARGA, disunahkan memberi nafaqoh kepada keluarga pada malam
dan hari tanggal 10 Muharrom, dengan mengharap dan mencari Anugarah dan Ridho Alloh serta
mengaharap dan meminta berbagai macam keberkahan yang di curahkan pada hari tersebut. Karena ada
4
satu Riwayat yang mengatakan : “ Barang siapa yang menginfakkan satu dirham maka Alloh ganti
untuknya dengan tujuh ratus dirham, dan setiap dirham yang ia infakkan karena taat kepada Alloh maka
hal tersebut lebih berat disisi Alloh melebihi beratnya tujuh petala langit dan tujuh petala bumi. (
Bustanul Wa’idzin wa Riyadus sami’in Hal 230 )
Dan inilah pesan Sayyidina Umar ra mengenai hal ini ( Di kutip dari kitab yang sama ) :
َْٗاحلكَٕييٗاَحيَْوَيَٜلَعَأٛاَييَٞووسمٖٛٞراءَويٞحكَِٕفَحلٔثََعصٞلَأكرثواَعريَةيََٞيٛٚواكنَلٗؽَةَ٘اْلؿابَريضَاهللَل
َٛٗٔوحلمىَلَٗ٘فَٖٛكٍَؽاةخَٛٚأفَٛٔعَعٞيَٗ٘لََٕيػَئيس
Dan adalah Sayyidina Umar bin Khothob ra berkata : “Perbanyaklah kebaikan di rumah kalian pada
malam dan hari ‘Asyuro, dan luaskanlah rizqi atas keluarga kalian dengan perkara yang halal dan
istimewa, dan barang siapa yang tidak menemukan sesuatu yang dapat diberikan kepada mereka, maka
hendaklah ia memperbaiki akhlaqnya ( saya menyangka Beliau juga mengatakan : “ Beserta kerabatnya “
) dan hendaknya ia menjaga diri dari berbuat kedzaliman”.
Telah diriwayatkan bahwasanyaَ adaَ seorangَ faqir danَ keluarganya berpuasa pada َ
tanggal 10 Muharrom, akan tetapi dia tidak memiliki sesuatu untuk berbuka bersama keluarganya.
Maka dia keluar menelusuri beberapa tempat untuk mencari sesuatu yang dapat digunakan untuk
berbuka, tetapi tidak menemukan apa-apa. Kemudian dia memasuki sebuah pasar penukaran uang,
disana ia melihat seorang laki-laki muslim sedang membentangkan hamparan dari kulit yang berbentuk
persegi delapan di tokonya, serta menuangkan beberapa keping uang emas dan perak di atasnya. Lantas
orang faqir itu menemuinya seraya berkata : “ Tuanku, Aku adalah seorang faqir, bila Tuan berkenan,
berikanlah aku satu keping dirham untuk membeli makanan berbuka bersama keluargaku, sebagai
gantinya aku akan mendo’akan Tuan pada hari ini “, akan tetapi lelaki muslim itu justru malingkan
wajahnya atas permintaan si faqir tersebut. Dalam keadaan sedih, si faqir kembali, hatinya hancur dan
berlinangan air mata. Kejadian tersebut diperhatikan oleh seorang yahudi tetangga laki-laki muslim yang
juga seprofesi dengannya di pasar tersebut. Maka orang yahudi tersebut berjalan mengikuti si faqir dan
berkata : “ Aku melihatmu mengatakan sesuatu kepada tetanggaku si fulan “. Si faqir menjawab : “ Ya,
benar, Aku meminta kepadanya satu keping dirham untuk membeli makanan berbuka bersama
keluargaku, dan aku katakan padanya bahwa ia akan aku do’akan khusus pada hari ini, tapi dia menolak
permintaanku,”. Yahudi bertanya : “ memang ini hari apa ?”. “ hari ini adalah hari ‘asyuro “ jawab si faqir.
Lalu ia menyebutkan beberapa fadhilah hari ‘Asyuro kepada yahudi tersebut. Maka si yahudi mengambil
22 keping dirham untuk di berikan kepada si faqir seraya berkata : “ Ambil uang ini dan belanjakanlah
untuk keperluan keluargamu serta untuk memulyakan hari ini”. Kemudian si faqir beranjak pergi dengan
perasaan gembira atas pemberian yahudi tersebut dan menggunakan uang itu untuk meluaskan nafaqoh
keluarganya pada hari itu.
Maka tatkala malam tiba, si pedagang muslim yang tadi menolak permintaan si faqir bermimpi,
seolah-olah hari qiamat telah tiba dan dia mengalami kesusahan dan kehausan yang sangat. Tiba-tiba dia
melihat ada sebuah istana yang terbuat dari permata putih yang pintunya terbuat dari yaqut merah,
lantas dia menengadahkan kepalanya dan berkata : “ Hai penghuni istana, berilah aku seteguk air”. Maka
dijawab : “ Sebelumnya istana ini adalah istanamu akan tetapi tatkala engkau menolak permintaan si
faqir, ia sangat bersedih hati, sehingga namamu dihapus dari istana ini dan giganti dengan nama
tetanggamu yang beragama yahudi yang membantu dan memberi si faqir 22 keping dirham”.
Dipagi harinya saat si muslim terbangaun dari tidurnya, dia merasa takut dan mencela dirinya
dengan kecelakaan dan kebinasaan. Lantas dia datang menemui tetangganya yang beragama yahudi
seraya berkata : “ Engkau adalah tetanggaku, dau aku mempunyai hak atas dirimu yang mesti engkau
tunaikan, sekaligus aku mempunyai suatu keperluan padamu”. “ Memang keperluan apa ?”. Sahut
yahudi. Si muslim melanjutkan : “ Juallah kepadaku pahala 22 keping dirham yang engkau serahkan
kemarin kepada si faqir, sebagai gantinya kau akan ku beri 222 keping dirham”. Yahudi mengatakaan :
5
” Tidak, Demi Alloh. Pahala itu tidak mungkin aku jual walaupun dengan 222 ribu dinar sebagai gantinya,
dan bila kau meminta kepadaku untuk masuk dari pintu istana yang kau mimpikan tadi malam tetap saja
tidak akan aku berikan izin kepadamu”. Lantas Si muslim bertanya : “ Wahai yahudi, siapa yang
menampakkan kepadamu sesuatu hal yang sangat rahasia dari mimpiku itu ?”. Yahudi menjawab : “ Yang
menampakkan kepadaku adalah Dia, Dzat yang Berfirman terhadap segala sesuatu ‘ Kun Fayakun ‘,
Jadilah ! maka jadilah ia, dan sekarang saya mengucapkan:
َلٞػَأنَحمٗػاَلتػهَورسٝػَأنََّلَهلإَإَّلَاهللَوضػهََّلَُشيََُلَوأصٝأص
“ Saya bersaksi bahwa tiada yang haq di sembah selain Alloh, Tuhan yang esa, tiada sekutu baginya, dan
saya bersaksi bahwa Baginda Nabi Muhammad adalah Hamba dan Utusa-Nya”.
Teman teman sekalian . . . . Renungkanlah !, Seorang yahudi yang dengan sebab berkhusnudzon/sangka
baik terhadap hari ‘Asyuro, padahal ia tidak mengetahui fadhilahnya, namun Alloh berikan kepadanya
apa yang mesti dia dapat, serta menganugerahinya dengan islam. Lalu bagaimana dengan orang yang
tahu fadhilah dan pahalanya akan tetapi melalaikan untuk amal pada hari tersebut.Semoga Alloh
mencurahkan anugrahnya kepada penulis ( dan kepada kita semua ),
Nabi Bersabda : WA AKHRAJA NUUHAAN MINASSAFIINATI. Allah mengeluarkan nabi Nuh dari perahu.
Ceritanya : Sesungguhnya Nabi Nuh 'alaihissalam ketika berlabuh dan turun dari kapal,beliau bersama
orang-orang yang menyertainya,mereka merasa lapar sedangkan perbekalan mereka sudah habis. Lalu
Nabi Nuh memerintahkan pengikutnya untuk mengumpulkan sisa-sisa perbekalan mereka.Maka dengan
serentak merekapun mengumpulkan sisa-sisa perbekalan mereka, ada yang membawa seraup biji
gandum, ada yang membawa biji adas, ada yang membawa biji kacang ful,ada yang membawa biji
himmash (kacang putih) dll, sehingga terkumpul 7 (tujuh) macam biji-bijian. Peristiwa tersebut terjadi
pada hari Asyuro. Selanjutnya Nabi Nuh membaca basmalah pada biji-bijian yang sudah terkumpul lalu
beliau memasaknya,setelah matang lalu mereka menyantapnya bersama-sama sehingga kenyang
semuanya. dengan berkahnya Nabi Nuh ‘Alaihissalaam.
sebagaimana dalam Al-Quran (11:48)
َ َ ْ َّ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ
ََُٖ َم ِّ٘ٗ ٍَٕ ّاَو َب َؽاك ٍتَلٔيَُولَعَأِٖٚ َ ٍ ِت ْؽَب ِ َسالمٜحَاِٞٙقيَْيا
6
Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan
atas umat-umat dari orang-orang yang bersamamu.
Dan itu adalah pertama kali makanan yang dimasak dibumi setelah adanya Thaufan (banjir
bandang. Jw), Dengan adanya peristiwa tersebut,َmaka orang-orang menjadikannya sebagai tradisi yang
mereka laksanakan setiap hari Asyuro, dan barang siapa yang melakukan hal tersebut dan dibagikan
kepada fuqoro wal masakin,maka akan mendapatkan pahala yang besar. Selesai, dari Kitab Arraudhul
Faa`iq
Diantara keterangan yang dinisbatkan kepada al hafizh Ibnu Hajar tentang biji-bijian yang dimasak
pada hari Asyura pada hari Asyura tujuh dijadikan bubur padi, gandum, maasy (nama biji-bijian) dan
adas Kaacang putih, kacang polong dan kacang brul ini adalah yang shahih dan yang manqul
Catatan :
A. Cerita tersebut diatas juga termaktub dalam kitab Nihayatuzzain halaman 196
B. Menurut sebagaian ulama ada yang mengatakan jumlah biji-bijian yang dibuat bubur oleh Nabi Nuh
'alaihissalaam berjumlah sekitaar 40 (empat puluh) an. Kadzaa Akhbarani Bihii Syaikhunaa.
Wallaahu A’lamu Bishshawaab. Bersambung, Insya Allah.
dikenakannya pada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, bidadari itu duduk di
pangkuannya.
'Athiyah lantas bertanya : "Siapakah kamu ini?". "Aku adalah 'Asyura, istrimu di surga," jawab
bidadari itu. "Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah. Lalu bidadari
itu menjawab : "Dengan seorang janda miskin, dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik
kepada mereka.”
Maka Athiyah terbangun, dan dia sangat senang yang tidak mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala,
sementara tempat dimana ia berada semerbak dari bau wanginya.
Kemudian ia mengambil air wudhu, dan iapun melaksanakan shalat dua rakaat sebagai tanda rasa
syukurnya kepada Allah Ta’ala
Kemudian Athiyah mengangkat pandangannya ke langit seraya berdoa : “Wahai Tuhanku. Apabila
mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah
aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu."
Belum usai doa dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah ke surga Daarussalaam
[ Sumber Kitab : Irsyadul Ibad halaman 150 ]. Semoga bermanfaat. Bersambung, Insya Allah.
8
! SANGAT PENTING
)( BAGI ORANG YANG INGIN DIBERI UMUR PANJANG
ضاصيثَاجلَْٗلَعَُشحَاملٝٚزَ=َيخٞضاتَالٜٞابَةخٞػيصَُشحَٖٝٚزَآؿالبَ()743َ/2
َ
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ ُ ْ ْ ُ َّ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ ُ اءَل َ ْٕ ََي ُٗ ْ َّ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ََ ٜؼاَادل ََع َءَِفَيَ ْٞمِ َ
ََع ُص َ ُ َ َ ْ
َوَْ٘ ِٖ ََٞ ٜ ج َِِفَسن ِخ َِٛوَٖ٘يؽغَأسَٔٛلَٕئ َِٛٗٝاَّللَتماَلٍَِؽاءحٛ ٞر َ
ِ َوََِْ ٙع ْ٘ ََبم ِغَالعِ ٞفي ِثَأنٍََٖ٘ؽأ
ُ ْ َ َ َّ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ َ َّ َّ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َّ َ
َو ِز َٙثَ َوٖٚخَ َآ ِمٔ ِٕ َوٖتٔن َالؽػاَولػد َاجلم ِٕ ان َ
َاَّلل َ ِّْء َال ِٗزي ِ
يٕ َستطان ِ
َّ
َِ/مْسِبَاَّلل َالؽِح ِ٘ َالؽ ِض ِ
ِ اَوَٞ ٜ ات َآ َِت ََّل َصُ َ ِفيٝ الٗشؽب ِ
َ ْ َ ْ ُ َّ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ َّ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َْْ
َو ُٖٚخََ َآ ِمٔ َِٕ ان
ان َوٖٚخَ َآ ِمٔ ِٕ َوٖتٔن َالؽػاَولػد َاجلم ِٕ َو ِزٙث َآ َمؽ ِش ََّل َإَل َإَّل َاَّلل َ ِّْء َال ِٗزي ِ ََّلل َ ِّْء َال ِٗزي ِ
آمؽ ِشَ،واْلٗػ ِ ِ
َّ ُ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ َ ْ
َوَّل ٍَ َّٞةَ ان َوٖٚخَ َآ ِمٔ ِٕ َوٖتٔن َالؽػاَولػد َاجلم ِٕ َو ِزٙث َآمؽ ِش ََّل َضَ ٞل ش َاَّلل َأكَب َ ِّْء َال ِٗزي ِ َو ِزٙث َآ َم ْؽ ِ َ وٖتٔن َالؽػاَولػد َاجلم ِٕ
َّ َ َّ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َّ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ َ َ
َلػدَ َاَّلل
َاَّلل َإَّل َإحل َِ ٛستطان ِ ش ََّل َّٔشأ َوَّل َٖٚشاَ ِٖ٘ ِ ان َوٖٚخَ َآ ِمٔ ِٕ َوٖتٔن َالؽػاَولػد َاجلم ِٕ َو ِزٙث َآمؽ ِ َ َّلل َ ِّْء َال ِٗزي ِإَّل َةِا ِ
َ َ َ َّ َّ ُ َ َ َ َّ ْ َ ْ ْ َُك َٗات َّ َّ َّ َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ َُك َٗات َّ َّ َّ َّ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ
َوال ِٞح ِؽَ َلػد َالضً ِك ات ََّل َإَل َإَّل َاَّلل ََاَّلل َاتلاٖ ِ
ََّلل َلػد َالضً ِك َوال ِٞح ِؽ َولػد ِ ِ ِ ات َاْلٗػ ِ ِ َاَّلل َاتلاٖ ِ الضً ِك َوال ِٞح ِؽ َولػد ِ ِ ِ
َّ َّ َّ َ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َّ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َّ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َُك َٗات َّ َّ َّ َ َ َ َ َ
َّللَلػدَالضً ِكَ،وال ِٞح ِؽَولػدَ اتََّلَضٞلَوَّلٍَٞةَإَّلَةِا ِ َاَّللَاتلاٖ ِ َ
ات ِ َُكٗ ِ اتَاَّللَأكَبَلػدَالضً ِكَوال ِٞح ِؽَولػد ِ َاَّللَاتلاٖ ِ
ولػد ِ ِ ِ
َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ً َ
اَِر ً َ ْ ُ َ َّ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َّ ُ َ َ َّ َّ ُ َ َ َ ِّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ
َاَّلل ََّ َّ َ َ
رياَ َآَلَوظط ِت َِٛوسَٕٔتس ِٔيٗ ِ َولَع ِ ِ اتَضسبٚاَاَّللَوِٙمَٕالِ ٞكيَِْٙمَٕالَٗٞلَوِٙمَٕاجل ِعريَوظَّلَاَّللَلَعَسي ِػٙاَحم َٗ ٍػ َاتلاٖ ِ ات ِ ُكٗ ِ ِ
اويَ. ْ َ
اَ.ٜةِؽٖ ِ
Telah di nukil dari sebagian Ulama Tashowwuf bahwasanya barang siapa yang membaca do’a ini pada
tanggal 10 Muharrom, maka dia tidak akan meninggal dunia pada tahun itu, dan barang siapa yang
memang ajalnya akan berakhir / habis, maka Alloh tidak memberinya Ilham untuk membacanya, dan ini
termasuk MUJARROBAT ( Amalan Hasil Pengalaman para Ulama ) yang tidak diragukan akan
kebenaranya.