A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kelima di dunia dengan jumlah kasus HIV-AIDS
tertinggi. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, sampai dengan bulan
Desember 2017 jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 225.928 dengan rincian
kasus HIV 160.138 dan kasus AIDS 465.790. Sejak pertama kali kasus HIV
ditemukan pada tahun 1987, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling
signifikan dalam hal peningkatan jumlah temuan kasus baru HIV-AIDS.
Kalimantan Barat merupakan satu dari sepuluh provinsi di Indonesia dengan jumlah
kasus AIDS Rate tertinggi sampai dengan bulan Desember 2017. Kumulatif AIDS yang
hidup, meninggal, dan jumlah AIDS per 100.000 penduduk (Case Rate) di Provinsi tahun
1987-desember 2017 yaitu 50,75. Angka tersebut menempatkan Kalimantan Barat pada
posisi ke 7 di Indonesia.
Selain peningkatan kasus yang terus terjadi, hal lain yang mengkhawatirkan adalah
telah terjadinya perubahan trend dalam proses penularan HIV-AIDS. Pada media tahun
1997 – 2007 temuan kasus baru HIV-AIDS lebih banyak disebabkan oleh penularan
karena penggunaan jarum suntik tidak steril pada populasi pengguna narkoba suntik.
Sejak setengah dekade terakhir, terutama 3 tahun terakhir, kasus baru yang ditemukan
lebih banyak disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak aman atau yang lebih
dikenal sebagai penularan melalui transmisi seksual. Salah atu indikasi-nya adalah
peningkatan jumlah kasus pada ibu rumah tangga dan anak yang dilahirkannya.
Kasus HIV-AIDS sering diidentikan dengan sebuah fenomena gunung es, jumlah
kasus yang telah ditemukan diduga belum dapat merepresentasikan jumlah kasus
yang sebenarnya terjadi. Oleh karena upaya aktif untuk mengungkap kasus HIV-
AIDS perlu terus didukung sebagai upaya untuk menghancurkan gunung es dan
menemukan jumlah sebenarnya dari kasus yang ada atau paling tidak mendekati jumlah
kasus yang telah diestimasikan.
Salah satu unsur penting dalam setiap pengungkapan kasus HIV-AIDS adalah
kehadiran seorang konselor yang memberikan konseling baik sebelum test (konseling
pra-test) maupun setelah test (konseling post-test). Seperti kita ketahui bersama bahwa
pelaksanaan test HIV memiliki kekhasan dibandingkan dengan test kesehatan lainnya.
Dalam pelaksanaan test HIV, setiap individu yang akan menjalani test tersebut harus
memiliki pengetahuan yang cukup dan siap secara mental untuk menjalani test dan
menerima hasil test apapun hasilnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan ketersediaan layanan dan tenaga konselor dalam kegiatan
pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS serta menyiapkan tenaga konselor HIV
yang handal dan profesional dalam pelaksanaan konseling kepada setiap kliennya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu :
b. Memahami Informasi Dasar HIV AIDS dan Tata Cara Penatalaksanaan Tes HIV
1) Orientasi Konseling
6) Pemecahan Masalah
9) Ketrampilan Mikro
6) Konseling Nutrisi
8) Konseling Adiksi
C. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan terdiri tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) yang bertugas di
UPTD RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie yang terlibat secara langsung dalam
kegiatan pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS.
Waktu Kegiatan
07.00-07.30 Registrasi
07.30-08.00 Pembukaan
08.00-10.00 Pemateri I
10.00-10.15 Coffee break
10.15-12.15 Pemateri II
12.15-13.15 ISHOMA
13.15-14.15 Pemateri III
14.15-15.15 Sesi Pertanyaan
F. Panitia
Setelah pelatihan peserta diharapkan dapat menjadi konselor yang professional dan dapat
memberikan layanan konseling sesuai dengan SOP yang diberlakukan oleh Kementrian
kesehatan RI. Selain itu setiap peserta nantinya diharapkan dapat terlibat aktif dalam
kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di UPTD RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie.
Daftar Peserta
1. Direktur : 1 orang
2. Poli Rajal + dr Viha : 19 orang
3. Staf Ranap (14 ruangan) : 28 orang
4. Panitia : 19 orang
5. Dokter IGD : 5 orang
6. Dokter Ranap : 4 orang (dr welda, dr nurita, dr lazen, dr yeni)
7. Dokter Poli PDP : 1 orang (dr emi)
8. Case manager : 1 orang
9. Dokter Sp : 14 orang
1) Saraf : 1 orang
2) Bedah : 2 orang
3) Obgyn : 2 orang
4) Anak : 4 orang
5) PD : 2 orang
6) Kulit : 2 orang
7) Paru : 1 orang
10. Psikolog : 1 orang
11. Admin RR : 1 orang
12. Gizi, Apoteker & laboratorium : 6 orang
Total : 100 orang
Rekapitulasi
NO URAIAN JUMLAH
I Kesekretariatan Rp. 3.900.000
II Pengajar Rp. 4.500.000
III Kit Peserta Rp. 2.000.000
Jumlah Rp. 10.400.000
I. Penutup
Demikianlah proposal penawaran ini disampaikan. Besar harapan kami bahwa
kegiatan pelatihan konselor HIV-AIDS ini dapat terlaksana. Terima kasih.