Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PELATIHAN KONSELOR HIV-AIDS


SENIN, 1 APRIL 2020

UPTD RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD


ALKADRIE
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kita masih bisa melaksanakan segala aktifitas kita tanpa suatu
halangan apapun.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada pasien serta sebagai
salah satu upaya dalam mewujudkan meningkatkan derajat kesehatan diperlukan adanya
pelatihan konselor HIV-AIDS sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan skill bagi para
konselor.
Dalam proposal ini kami sampaikan segala aspek permasalahan yang mendorong kami
mengusulkan untuk UPTD RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Proposal ini disusun mengingat pentingnya
pelatihan konselor HIV-Aids untuk meningkatkan pengetahuan dan skill para kosnelor demi
tercapainya pelayanan yang profesional.
Demikian atas segala perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.

Pontianak, Februari 2020


Penyusun
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kelima di dunia dengan jumlah kasus HIV-AIDS
tertinggi. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, sampai dengan bulan
Desember 2017 jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 225.928 dengan rincian
kasus HIV 160.138 dan kasus AIDS 465.790. Sejak pertama kali kasus HIV
ditemukan pada tahun 1987, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling
signifikan dalam hal peningkatan jumlah temuan kasus baru HIV-AIDS.
Kalimantan Barat merupakan satu dari sepuluh provinsi di Indonesia dengan jumlah
kasus AIDS Rate tertinggi sampai dengan bulan Desember 2017. Kumulatif AIDS yang
hidup, meninggal, dan jumlah AIDS per 100.000 penduduk (Case Rate) di Provinsi tahun
1987-desember 2017 yaitu 50,75. Angka tersebut menempatkan Kalimantan Barat pada
posisi ke 7 di Indonesia.
Selain peningkatan kasus yang terus terjadi, hal lain yang mengkhawatirkan adalah
telah terjadinya perubahan trend dalam proses penularan HIV-AIDS. Pada media tahun
1997 – 2007 temuan kasus baru HIV-AIDS lebih banyak disebabkan oleh penularan
karena penggunaan jarum suntik tidak steril pada populasi pengguna narkoba suntik.
Sejak setengah dekade terakhir, terutama 3 tahun terakhir, kasus baru yang ditemukan
lebih banyak disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak aman atau yang lebih
dikenal sebagai penularan melalui transmisi seksual. Salah atu indikasi-nya adalah
peningkatan jumlah kasus pada ibu rumah tangga dan anak yang dilahirkannya.
Kasus HIV-AIDS sering diidentikan dengan sebuah fenomena gunung es, jumlah
kasus yang telah ditemukan diduga belum dapat merepresentasikan jumlah kasus
yang sebenarnya terjadi. Oleh karena upaya aktif untuk mengungkap kasus HIV-
AIDS perlu terus didukung sebagai upaya untuk menghancurkan gunung es dan
menemukan jumlah sebenarnya dari kasus yang ada atau paling tidak mendekati jumlah
kasus yang telah diestimasikan.
Salah satu unsur penting dalam setiap pengungkapan kasus HIV-AIDS adalah
kehadiran seorang konselor yang memberikan konseling baik sebelum test (konseling
pra-test) maupun setelah test (konseling post-test). Seperti kita ketahui bersama bahwa
pelaksanaan test HIV memiliki kekhasan dibandingkan dengan test kesehatan lainnya.
Dalam pelaksanaan test HIV, setiap individu yang akan menjalani test tersebut harus
memiliki pengetahuan yang cukup dan siap secara mental untuk menjalani test dan
menerima hasil test apapun hasilnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan ketersediaan layanan dan tenaga konselor dalam kegiatan
pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS serta menyiapkan tenaga konselor HIV
yang handal dan profesional dalam pelaksanaan konseling kepada setiap kliennya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu :

a. Memahami Kebijakan tentang Pengendalian HIV AIDS di Indonesia

b. Memahami Informasi Dasar HIV AIDS dan Tata Cara Penatalaksanaan Tes HIV

c. Memahami dan Melaksanakan Konseling HIV dalam Strategi Komunikasi


Perubahan

Perilaku yang mencakup :

1) Orientasi Konseling

2) Tata Nilai dan Sikap Konselor

3) Komunikasi Perubahan Perilaku

4) Model Perubahan Perilaku

5) Tata Cara Penularan HIV

6) Pemecahan Masalah

7) Pencegahan dengan Positif

8) Memahami dan Melaksanakan Penatalaksanaan Konseling dalam Tes HIV


yang mencakup :

9) Ketrampilan Mikro

10) Etika Konselor

11) Konseling Pra Tes HIV dan Penilaian Risiko Klinis

12) Pemberian Informasi dalam PITC

13) Konseling Pasca Tes HIV


d. Memahami dan Melaksanakan Konseling Lanjutan dan Berkesinambungan
yang mencakup :

1) Konseling Penerimaan Status, Konseling Pasangan dan Konseling Keluarga

2) Informasi Pelayanan dan Dukungan Manajemen Kasus

3) Informasi Dukungan Sebaya dan Kelompok Dukungan Sebaya

4) Konseling Pencegahan Positif

5) Konseling Kepatuhan Berobat

6) Konseling Nutrisi

7) Konseling Dukungan Menjelang Kematian, Dukacita dan Berkabung

8) Konseling Adiksi

e. Memahami Adaptasi dan Model Layanan Konseling dan Tes HIV

f. Memahami Pengembangan Sistem Rujukan dan Jejaring

g. Memahami Penilaian Risiko dan Strategi Manajemen Bunuh Diri

h. Memahami Pengembangan Program Layanan Konseling dan Tes HIV pada


Kelompok Berisiko

i. Memahami Manajemen Layanan Konseling dan Tes HIV

j. Memahami Mengetahui Keberadaan dan Aktivitas, Peran dan Fungsi


Organisasi Konselor

k. Memiliki acuan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya

C. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan adalah para konselor yang bertugas di UPTD RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie yang terlibat secara langsung dalam kegiatan pencegahan dan
pengendalian HIV-AIDS.

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan Pelatihan Konselor HIV ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) hari penuh sesuai
dengan Kurikulum yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan RI. Pelatihan ini
bersertifikat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan RI dan
diberikan kepada peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan secara penuh dengan nilai
pre-test dan post-test di atas nilai minimum yang telah ditentukan.
Pelatihan akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 1-2 April 2020
Waktu : Pukul 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : Aula UPTD RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

E. Rencana Jadwal Kegiatan

Waktu Kegiatan
07.00-07.30 Registrasi
07.30-08.00 Pembukaan
08.00-10.00 Pemateri I
10.00-10.15 Coffee break
10.15-12.15 Pemateri II
12.15-13.15 ISHOMA
13.15-14.15 Pemateri III
14.15-15.15 Sesi Pertanyaan

F. Panitia

1. Ketua Panitia : dr. Amanda Trixie Hardigaloeh Sp.PD


2. Wakil Ketua dr. Muhammad Shiddiq
3. Sekretaris : Winda Prastika, A.Md. Keb
4. Bendahara : Ns. Widea Ernawati, S.Kep
5. Seksi Acara : Ns. Diah Yulinasari Naution, S.Kep
6. Seksi Konsumsi : Liqa Qulbiah, A.Md, Kep
Eli Gia Februwati, A.Md, Keb
7. Seksi Perlengkapan : Arif Muflihan, A.Md. Kep
8. Seksi Dokumentasi : Ns. Tri Darsih, S.Kep

G. Hasil Akhir Kegiatan Pelatihan

Setelah pelatihan peserta diharapkan dapat menjadi konselor yang professional dan dapat
memberikan layanan konseling sesuai dengan SOP yang diberlakukan oleh Kementrian
kesehatan RI. Selain itu setiap peserta nantinya diharapkan dapat terlibat aktif dalam
kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di UPTD RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie.

H. Rencana Anggaran

Daftar Peserta

1. Direktur : 1 orang
2. Tim HIV : 19 orang
3. Panitia : 8 orang
4. Tim PIC : 24 orang
Pemateri : 4 orang

Total : 56 orang

I. Penutup
Demikianlah proposal penawaran ini disampaikan. Besar harapan kami bahwa
kegiatan pelatihan konselor HIV-AIDS ini dapat terlaksana. Terima kasih.

Pontianak, Januari 2020

Kepala Ruangan,

Aisyah, A.Md, Kep

NIP.198707032015012001

Anda mungkin juga menyukai