Anda di halaman 1dari 10

ẟELT∆

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika


p.ISSN: 2303 -3983 e.ISSN:2548-3994
Vol. X No. X Bulan XXXX Hal . XXX – XXX
DOI:  xxxxxxxxxxxxxxxxx

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA


BERKEMAMPUAN TINGGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL
PERSAMAAN KUADRAT

Abstract
This study uses a qualitative approach and the type of research used is
Received : descriptive. To get a good mastery of design, reasoning is needed in the student
XX/XX/XXXX learning process. Therefore, to analyze the level of mathematical reasoning
ability of class X students in solving quadratic equations. Students need to
Accepted : understand the steps to get the answer. The subjects in this study consisted of
XX/XX/XXXX two grade X students at a public high school in East Java for the 2022/2023
academic year who were selected based on the category of high mathematical
Published : ability. This study uses the method of tests, interviews, and documentation. The
results of this study indicate that the mathematical reasoning ability of high-
XX/XX/XXXX skilled students is included in the good criteria. But all four indicators of
mathematical ability have not been fulfilled properly. And in the high category
students' answers are still different. However, students can construct evidence
and give reasons correctly for the correctness of the solution.
Keywords: Mathematical Reasoning, Quadratic Equation.

Abstrak
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif. Untuk mendapatkan penguasaan rancangan yang baik, dbutuhkan penalaran di dalam proses
pembelajaran siswa. Oleh karena itu, untuk menganalisis tingkat kemampuan penalaran matematis siswa
kelas X dalam menyelesaikan soal persamaan kuadrat. Siswa perlu memahami langkah langkah untuk
mendapatkan jawaban tersebut. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua siswa kelas X pada sebuah
SMA Negeri di Jawa Timur tahun ajaran 2022/2023 yang terpilih berdasarkan kategori kemampuan
matematika tinggi. Penelitian ini menggunakan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini memberitahukan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa berkemampuan tinggi
termasuk dalam kriteria baik. Tetapi keempat indikator kemampuan matematis belum semuanya
terpenuhi dengan baik. Dan dalam jawaban siswa kategori tinggi masih berbeda. Namun siswa dapat
menyusun bukti dan memberikan alasan dengan benar terhadap kebenaran solusi.
Kata Kunci : Penalaran Matematis, Persamaan Kuadrat.

1. Pendahuluan

Menurut (Johnson & Rising, 1972) matematika diartikan sebagai pola berpikir, pola
pengorganisasian, bukti yang logis, sebuah kalimat yang telah terdefinisi dengan teliti,
transparan, tepat benar. Sejalan dengan hal tersebut, (Novitasari, 2016) menjelaskan
bahwa matematika adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan beberapa konsep.
Konsep dalam matematika saling berhubungan satu dengan yang lain (Kesumawati,
2018). Konsep materi satu dengan yang lainnya saling berkaitan merupakan bukti
pemahaman konsep matematika . (Masitoh & Prabawanto, 2016).
ẟELT∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
2 Vol. X No. X Bulan XXXX hal.
XXX – XXX
Oleh karena itu Matematika merupakan mata pelajaran yang terdefinisi dengan
teliti, memiliki pola berpikir dan bukti yang logis dan memiliki konsep yang
berhubungan satu sama lain yang saling berkaitan. Perwakilannya dengan simbol atau
tanda lebih seperti bahasa representasi terkait gagasan.

(Aisyah, 2008) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mata


pelajaran matematika sangat penting untuk belajar berpikir melalui pemecahan masalah
. Menurut (Riyanto & Siroj, 2014) Dibutuhkan kemampuan penalaran yang memadai
dalam menyelesaikan soal persamaan kuadrat. Karena siswa perlu mengenal dan
mempelajari langkah langkah untuk menyelesaikan soal tersebut.

(Wulandari, 2011) memanfaatkan empat referensi indikator kemampuan


penalaran matematis, diantaranya yaitu: 1) Mengambil kesimpulan dari suatu
pernyataan, 2) mengerjakan manipulasi matematis, 3) Memberikan pendapat yang logis,
dan 4) Menyediakan pernyataan matematika secara lisan, tulisan, gambar, atau grafik.
Kemampuan penalaran matematis siswa digolongkan menjadi tiga kategori yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Nurjanah et al. (2019) mengatakan tingkat kesalahan yang rendah
dalam menyelesaikan suatu permasalahan dimiliki oleh siswa dengan kemampuan
penalaran yang tinggi (Anggraini & Rejeki, n.d.).

Siswa mempunyai kemampuan penalaran yang berbeda-beda Dalam


menyelesaikan permasalahan matematis, Dan dapat dilihat berdasarkan keterampilan
matematikanya (Ekawati et al., 2019). Keterampilan matematika merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki siswa dalam bidang pemahaman, kemahiran, perbuatan, serta
kebiasaan berpikir dan berperan dalam menyelesaikan permasalahan matematika
(Liviananda & Ekawati, 2019). Dengan demikian, setiap siswa mempunyai
keterampilan pada bidang pengetahuan maupun keterampilan dalam pembelajaran
matematika. Dalam penelitian ini, hasil Penilaian dalam nilai raport digunakan untuk
mengetahui kemampuan matematika siswa.

(Hidayah, 2020) Persamaan Kuadrat adalah salah satu materi yang wajib
dipelajari untuk siswa SMA/SMK. (Rostika & Junita, 2017) Supaya siswa dapat
menerapkan pengetahuannya dalam mengatasi permasalahan di kehidupan nyata yang
berurusan dengan rancangan Persamaan Kuadrat adalah tujuan mempelajari materi ini.
(Menurut Sağlam & Alacacı 2012) persamaan kuadrat dinilai perlu untuk
dimanifestasikan pada kurikulum sekolah karena persamaan kuadrat dapat
Nama penulis, Tiga hingga 4 kata dari judul ... 3

mempertemukan beberapa subjek yang ada dalam matematika seperti persamaan linear,
fungsi, dan polinomial. Maka dari itu, siswa dapat menyelesaikan soal-soal persamaan
kuadrat setelah mempelajari materi tersebut.

Bersumber dari paparan di atas, peneliti tedorong melakukan penelitian guna


memahami kemampuan penalaran matematis siswa kelas X berkemampuan tinggi pada
sebuah SMA Negeri di Jawa Timur pada saat mengatasi pertanyaan pada soal
Persamaan Kuadrat.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang


digunakan adalah deskriptif yang melibatkan siswa enam kelas X pada sebuah SMA
Negeri di Jawa Timur yang sudah dipilih berdasarkan hasil Penilaian dalam nilai raport
dengan mengambil masing-masing dua kategori kemampuan matematika tinggi, sedang,
dan rendah. Kategori tersebut digolongkan dengan cara mencari nilai rata rata (mean),
simpangan baku (standar deviasi), dan penentuan batas kelompok. Batas kelompok
tersebut ditentukan menurut HW (2018) yang disajikan berdasarkan Tabel 1. Dalam
Artikel ini akan membahas tentang kemampuan berpikir matematis siswa yang memiliki
kemampuan matematika tinggi.

Tabel 1. Pengelompokan Kategori Siswa

Skor (S) Kategori


1
𝑆 > (𝑥̅ + 𝑆𝐷) Tinggi
2
1 1
(𝑥̅ − 𝑆𝐷) ≤ 𝑆 ≤ (𝑥̅ + 𝑆𝐷) Sedang
2 2
1
𝑆 < (𝑥̅ − 𝑆𝐷) Rendah
2

Pengumpulan data menggunakan Teknik tes, wawancara, dan dokumentasi.


Tahapan teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau
penarikan kesimpulan. Data di dalam penelitian ini mencakup triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Cara melakukan Triangulasi sumber yaitu dengan melakukan
pengambilan 2 subjek dari setiap kategori kemampuan matematika, lalu
membandingkan 2 hasil dari siswa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sedangkan
triangulasi metode nya yaitu tes soal cerita persamaan kuadrat guna memahami
ẟELT∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
4 Vol. X No. X Bulan XXXX hal.
XXX – XXX
kemampuan daya pikir matematis siswa, serta wawancara untuk memperkuat jawaban
dari hasil tes tertulis.

3. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Penelitian

Keenam siswa yang telah terpilih berdsarkan kategori kemampuannya


diberikan soal tes tertulis. Permasalahan pada soal mencakup materi Persamaan
Kuadrat.

1. Jika x 1 dan x 2 adalah akar akar persamaan kuadrat x 2 + 11x – 26 = 0 maka nilai
dari x 1 x 2 + x 1 . x 2 adalah…..
2 2

2. Keliling suatu kolam yang berbentuk persegi panjang adalah 20 meter. Jika luas
kolam tersebut adalah 24 m2 . tentukan panjang dan lebar kolam tersebut.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa melalui tes tulis dan tes wawancara yang
telah dilakukan, akan dideskripsikan kemampun penalaran matematis dua siswa
berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal persamaan kuadrat.

1. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Berkemampuan Tinggi (S-S1)


a. Hasil pekerjaan subjek S1 pada nomor 1 dapat dilihat pada Gambar 1.

Berdasarkan Gambar 1 yaitu Jawaban nomor 1, S1 dapat menunjukkan


pernyataan matematika secara lisan dan tertulis berdasarkan soal yang diketahui.

Gambar 1. Hasil pekerjaan subjek S1 pada soal nomor 1.


Nama penulis, Tiga hingga 4 kata dari judul ... 5

Berikut ini disajikan kutipan wawancara peneliti dengan S1 mengenai jawaban


nomor 1.

Peneliti : “Langkah pertama apa yang kamu lakukan untuk menjawab


pertanyaan tersebut?”
S-S1 : “ Mencari apa yang dibutuhkan dari pertanyaan.”
Peneliti : “ Dari mana asal -11 dan -26?”
S-S1 : “ Dari rumus persamaan kuadrat.”
Peneliti : “ Apakah ada kesulitan untuk soal nomor 1?”
S-S1 : “ Tidak ada.”

Berdasarkan dari hasil wawancara S1, tidak ada kesulitan terhadap soal nomor 1
yang diberikan, dan memahaminya.

b. Hasil Pekerjaan Subjek S1 pada nomor 2 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil pekerjaan subjek S1 pada soal nomor 2

Pada soal nomor 2, Subjek S1 dapat menjawab dikarenakan dia paham rumus
dan dari apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan benar dan jelas. Dengan
mengetahui dari rumus keliling dan luas persegi panjang. Lalu dapat melakukan
perhitungan dari apa yang diketahui terlebih dahulu. Selain itu, subjek S1 dapat
melakukan manipulasi matematika dengan menggunakan pemfaktoran serta
memperoleh hasil dari nilai variabel yang sudah ditentukan dengan benar. Subjek S1
juga dapat membuat kesimpulan dari yang ditanyakan dalam soal nomor 2. Berikut
adalah wawancara peneliti dengan Subjek S1 dalam menyelesaikan soal nomor 2.
ẟELT∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
6 Vol. X No. X Bulan XXXX hal.
XXX – XXX
Berikut ini adalah kutipan dari wawancara peneliti dengan subjek S1 dalam
menhyelesaikan soal nomor 2.

Peneliti : “ Untuk l kenapa bisa l= 10-p?”

S-S1 : “ Karena saya mau mencari lebarnya dulu.”


Peneliti : “ Kenapa - p2 bisa jadi p2?”
S-S1 : “ Itu saya kali -1 semua kak, supaya sama dengan rumus akar
persamaan kuadrat.”
Peneliti : “ Bagaimana cara mendapatkan p?”
S-S1 : “ Dari pemfaktoran p2-10p + 24.”
Peneliti : “ Bagaimana cara mendapatkan l ?”
S-S1 : “ Dengan melakukan substitusi dari p dan persamaan yang
sudah diketahui.”

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa dalam mengerjakan soal


nomor 2 subjek S1 dapat menyajikan pertanyaan matematika secara tertulis,
memperoleh jawaban dari langkah-langkah yang benar, menarik kesimpulan dan
pertanyaan secara jelas.

1. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Berkemampuan Tinggi (S-S2)


a. Hasil pekerjaan subjek S2 pada nomor 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Pekerjaan Subjek S2 pada soal nomor 1.

Hasil pekerjaan subjek S1 bahwa dalam soal nomor 1, subjek dapat


menyelesaikannya dengan benar, subjek dapat menuliskan rumus persamaan kuadrat
yang dibutuhkan dari apa yang diketahui. Berikut disajikan kutipan wawancara antara
peneliti dengan subjek S2 pada jawabannya nomor 1.
Nama penulis, Tiga hingga 4 kata dari judul ... 7

Peneliti : “ Cara kamu menjawab soal seperti itu bagaimana ? “

S-S2 : “ Berdasarkan apa yang diketahui dalam soal. “

Peneliti : “ Apakah ada kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 1?”

S-S2 : “ Belum ada mbak. “

Melalui hasil wawancara dengan subjek S2 peneliti memperoleh informasi


bahwa subjek tidak terlalu kesulitan dalam memahami soal tersebut.

b. Hasil pekerjaan subjek S2 pada nomor 2 dapat dilihat pada Gambar 4 .

Gambar 4.
Hasil Pekerjaan Subjek S2 pada soal nomor 2.

Hasil pekerjaan subjek S2 menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal


nomor 2, subjek dapat menuliskan informasi dari apa yang diketahui dan ditanyakan
pada soal tersebut dengan baik dan benar. Selain itu, subjek S2 dapat menuliskan
manipulasi matematika dengan melakukan pertimbangan menggunakan operasi bentuk
aljabar sehingga dapat memperoleh hasil nilai variabel yang telah ditentukan
berdasarkan permisalan dengan benar. Akan tetapi ada sedikit kendala pada akhirnya.
ẟELT∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
8 Vol. X No. X Bulan XXXX hal.
XXX – XXX
Peneliti : “ Untuk persamaan pertama kenapa bisa l = 10-p ?”

S-S2 : “ Dari rumus keliling persegi panjang. “

Peneliti :“ Bagaimana cara melakukan substitusi pada perhitungannya?”

S-S2 : “ Dari persamaan pertama yang l = 10-p menggunakan rumus luas


persegi panjang karena saya mau mencari panjang. “

Peneliti : “ Mengapa nomor 2 tidak dilanjutkan perhitungannya?”

S-S2 : “ Bingung mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan subjek S2 tidak menyelesaikan


jawabannya dengan lengkap karena bingung, kesulitan dalam mengerjakan soal. Maka
dari itu, subjek S2 belum dapat menyelesaikan pernyataan matrematika secara tertulis
dan menarik kesimpulan dengan benar.

b.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, subjek S1 mampu memenuhi ke tiga


indikator penalaran matematis dengan baik dan benar. Dan sejalan dengan penelitian
(Pandu & Suwarsono, 2021) yang membuat pernyataan bahwa siswa dengan
kemampuan penalaran matematis tinggi dapat menyajikan pernyataan matematis secara
tertulis dan melakukan manipulasi matematika dengan benar, menyusun bukti dan
memberikan alasan terhadap kebenaran suatu solusi, dan mampu menarik kesimpulan
dengan baik dan benar secara logis. Menurut (Khainingsih et al., 2020) siswa
memenuhi indikator kemampuan penalaran matematis jika memiliki kemampuan
penalaran yang baik.

Subjek S2 hanya mampu memenuhi indikator baik dan benar menyusun bukti
dan memberikan alasan dari suatu kebenaran serta melakukan manipulasi matematika.
Dalam menyajikan pernyataan matematika secara lisan dan tertulis, merangkai bukti
dan menarik kesimpulan secara logis Subjek S2 kurang mampu dan belum maksimal.

Sejalan dengan hal tersebut, (Wicaksana, 2016) siswa yang memiliki kategori
tinggi bisa mengerjakan soal yang diberikan, namun belum smpurna dalam
menyelesaikan beberapa soal. Ketelitian siswa yang kurang membuat kemampuan
penalaran yang dimiliki semakin berkurang. (Mentari, 2018) Menyatakan bahwa
Nama penulis, Tiga hingga 4 kata dari judul ... 9

kemampuan awal siswa dalam matematika yang bagus akan mempunyai penalaran
matematis yang juga tinggi. Tetapi jenis soal yang dikerjakan siswa juga
mempengaruhi. Jadi belum bisa dikatakan maksimal.

4.Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disumpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa kelas X berkemampuan
tinggi pada sebuah SMA Negeri di Jawa Timur pada saat mengatasi pertanyaan soal
Persamaan Kuadrat masuk dalam kriteria baik. Tetapi belum juga siswa yang
mempunyai kemampuan matematika tinggi dapat memenuhi keempat indikator
kemampuan penalaran matematis dengan maksimal dan tepat. Diantaranya adalah
menyajikan pernyataan matematika secara tertulis sesuai indikator, melakukan
manipulasi matematika, menarik kesimpulan dan pernyataan yang tepat. Tetapi jika
siswa berkemampuan tinggi bisa menyusun bukti serta memberikan alasan terhadap
solusi dari soal yang disajikan dengan baik dan benar. Berarti masih ditemukannya
perbedaan kemampuan penalaran siswa dengan kemampuan matematika yang sama-
sama tinggi.Berdasarkan kesimpulan di atas, guna meningkatkan kemampuan penalaran
matematis siswa, sebaiknya guru memberikan lebih banyak latihan soal kepada siswa
dalam menyelesaikan soal yang penalaran tinggi dibutuhkan.

Pustaka

Aisyah, N. (2008). Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika. Pembelajaran


Matematika Sekolah Dasar, 1–34.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajaranMatematika_U
NIT_5_0.pdf
Anggraini, T. P., & Rejeki, S. (n.d.). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Berkemampuan Tinggi dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel. 117–129.
Ekawati, A., Agustina, W., & Noor, F. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Dalam Membuat Diagram. Lentera: Jurnal
Pendidikan, 14(2), 1–7. https://doi.org/10.33654/jpl.v14i2.881
Hidayah, S. (2020). Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat.
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 5(1), 7.
https://doi.org/10.26737/jpmi.v5i1.1515
Johnson, & Rising. (1972). Math on Call: A Mathematics Hanbook. Great Source
ẟELT∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
10 Vol. X No. X Bulan XXXX hal.
XXX – XXX
Education Group, Inc./Houghton Mifflin Co.
Kesumawati, N. (2018). Konsep Matematis; Pemahaman Konsep Matematik dalam
Pembelajaran Matematika. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
228–235.
Khainingsih, F. G., Maimunah, M., & Roza, Y. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Open-Ended pada Materi
Teorema Pythagoras. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian
Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(2), 266.
https://doi.org/10.33394/jk.v6i2.2566
Masitoh, I., & Prabawanto, S. (2016). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
dan Kemampuan Berfikir Kritis Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui
Pembelajaran Eksloratif. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus
Cibiru, 7(2), 186. https://doi.org/10.17509/eh.v7i2.2709
Mentari, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 NA.IX-X
Sumberjo. Jurnal Pembelajaran Dan Matematika Sigma (Jpms), 4(1), 1–9.
https://doi.org/10.36987/jpms.v4i1.1249
Novitasari, D. (2016). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. FIBONACCI: Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Matematika, 2(2), 8.
https://doi.org/10.24853/fbc.2.2.8-18
Pandu, Y. K., & Suwarsono, S. (2021). Analisis Kemampuan Penalaran Matematika
Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Materi Limit Fungsi.
PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4, 436–445.
Riyanto, B., & Siroj, R. A. (2014). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Prestasi
Matematika Dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Sekolah Menengah
Atas. Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 111–128.
https://doi.org/10.22342/jpm.5.2.581.
Rostika, D., & Junita, H. (2017). Sd Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Model
Diskursus Multy Representation ( Dmr ). Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1), 35–46.
Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf
Wulandari, E. (2011). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Problem Posing di Kelas VIII A SMP Negeri 2 Yogyakarta.
Pendidikan, 1–122.

Anda mungkin juga menyukai