Anda di halaman 1dari 22

BAB V

EXTERNAL MEMORY

Bab ini akan membahas sejumlah perangkat dan sistem memori eksternal. Kita
akan memeulainya dengan perangkat yang pasling penting, yaitu magnetic disk.
Magnetic Disk merupakan dasar memori ekstrenal secara virtual bagi semua
ssitem komputer. Bagian berikutnya akan membahas penggunaan disk array untuk
mendapatkan kinerja yang lebih besar, dengan cara melihat secara spesifik
terhadap keluarga sistem yang dikenal sebagai RAID (redundant Array Of
Independent Disks). Komponen sistem komputer yang menjadi semakin penting
saat ini adalah memori optik eksternal, dan masalah ini kan dibahas pada bagian
tiga. Terakhir, akan dibahas tentang pita magnetik.

Setelah mempelajari bab ini, kompetensi yang didapatkan mahasiswa adalah


1. Mampu menjelaskan magnetik disk dan karekteristinya
2. Mampu menjelaskan RAID tingkat 0 sampai tingkat 5
3. Mampu menjelaskan array RAID
4. Mampu menjelaskan optical memory
5. Mampu menjelaskan tentang WORM

5.1 Magnetic Disk


Disk merupakan sebuah piringan bundar yang terbuat dari logam atau plastik yang
dilapisi dengan bahan yang dapat dimagnetisasi. Data direkam di atasnya dan
kemudian dapat dibaca dari disk dengan menggunakan kumparan pengkonduksi
(conducting coil), yang dinamakan head. Selam operasi pembacaan dan penulisan,
head bersifat stasioner sedangkan piringan bergerak – gerak di bawahnya.
Mekanisme penulisan berdasarkan pada medan magent yang dihasilkan
arus listrik yang mengalir melalui sebuah kumparan. pulsa kemudain dikirimkan
ke head, dan pola – pola magnetik direkam pada permukaan dibawahnya. dengan
pola – pola yang berbeda bagi arus listrik positif dan negatif. Mekanisme
pembacaan didasarkan pada arus listrik yang berada di dalm kumparan yang

154
155

dihasilakn oleh medan listrik yang bergerak relatif terhadap kumparan. Pada saat
permukaan disk melintasi bagian bawah head, maka permukaan disk
mengeluarkan arus yang mempunyai polaritas yang sama dengan polaritas yang
telah direkam.

Organisasi Data dan Performatan


Head merupakan perangkat yang relatif berukuran kecil yang dapat membaca atau
menulis dari bagian piringan yang bergerak di bawahnya. Hal ini mempengaruhi
organisasi data pada piringan untuk berbentuk sejumlah cincin – cincin yang
konsentris, yang disebut track. Masing – masing track lebarnya sama dengan lebar
head.
Gambar 6.1 menjelaskan layout data ini. Treack yang berdekataan
dipisahkan oleh gap.Gap mencdgah, sedikitnya dapat mengurangi, error
sehubungan dengan melesatnya head atau

Gambar 6.1.Layout data disk

interferensi medan magnit. Untuk menyederhanakan elektronikanya, bit dalam


jumlah yang sama biasanya tersimpan pada setiap track. Jadi, kecepataan
(density), dalam bit perinci linier, akan bertambah dengan bergeraknya kita dari
156

track sebelah luar ke track sebelah daam(hal ini merupakan fenomena yang sama
dengan piringan hitam).
Seperti telah disebutkan sebelumnya, data dipindahkan ke atau dari disk
dalam blok – blok. Umumnya blok lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas
track. Karena itu, data disimpan pada daerah - daerah berukuran blok yang
dikenal sebagai sector (Gambar 6.1). Biasanya terdapat antara 10 hingga 1000
sector per track, dan panjangnya dapat tetap atau berubah – ubah. Untuk
menghindarkan persyarataan ketepataan yang tidak diinginkan pada sistem sector
–sector yang berdekatan persyaratan ketepataan yan tidak diinginkan pada sistem
sector – sector yang berdekataan dipisahkan oleh gap – gap intra – track (inter-
record).
Bagaimana cara mengindetifikasi posisi sectro pada track/ Jelas dalam hal
ini harus ada titik awal pada track dan cara untuk mengindetifikasi awal dan
akhir setiap sector. Persyarataan ini ditangani dengan menggunkan pengontrolaan
data yang direkam pada disk. Jadi disk diformat dengan sejumlah data tambahan
yang hanya digunakan oleh disk drive dan tidak dapat diakses oleh pengguna.
Karateristik
Tabel 6.1 merupakan daftar karakteristik utama yang membedakan berbagai jenis
disk. Pertama, head dapat berbentuk tetap (Fixed) zatau dapat dipindah –
pindahkan dengan arah radial piringan. Pada Fixed head disk, terdapat sebuah
head baca/tulis per track. Semua head ditempatkan pada sebuah lengan yang kaku
yang memanjang ke seluruh track (Gambar 6.3a). Pada movable-head disk, hanya
terdapat sebuah head baca / tulis (Gambar 6.3b). Seperti sebelumnya, head
dipasang pada sebuah lengan. Karena head harus dapat ditempatkan di atas
sembarang track, maka untuk itu lengan dapat dikembangkan atau disusutkan.
Disk sendiri berada pada sebuah disk drive, yang terdiri dari lengan, tangkai
yang dapat menggerakkan disk, dan perangkat elektronik untuk keperluan input
dan output data biner. Non-removeable disk secara permanen berada pada disk
drive. Removeable disk dapat dilepas dan diganti oleh disk lainnya. Keuntungan
removeable disk adalah tidak dibatasi oleh jumlah data yang tersedia sehubungan
157

dengan adanya keterbatasan jumlah sistem disk. Di samping itu. disk dapat
dipindahkan dari satu komputer ke komputer lainnya.
Bagi sebagian besar disk, lapisan yang dapat dimagnetisasi digunakan
pada kedua sisi yang kemudian dikenal sebagai dua muka (double – sided).
Beberapakah ssitem disk yang lebih murah menggunakan disk bermuka tunggal
(single-sided).
Beberapa disk drive mengakoakomodasi sejumlah piringan (multiple
platters) yang disusun secara vertikal yang terpisah beberapakah inci (Gambar
6.4). Pada disk seperti ini terdapat sejumlah lengan. Piringan – piringan berfungsi
sebagai unit yang dikenal sebagai disk pack.
Terakhir, mekanisme head membagi klasifikasi disk yang jelas menjadi
tiga jenis. Secara tradisional, head baca/tulis telah berada pada jarak tertentu di
atas piringan, sehingga memungkinkan terjadinya celah udara. Pada ekstrem
lainya adalah mekanisme head yang

Table 6.1 Karakteristik Sistem Disk


Gerakan Head

Platters
Fixed head (one per pack) Single-platter
Moveable head-(one per surface) Multiple-platter
Probabilitas Disk Mekanisme Head
Nonremoveable disk Contact (floppy)
Removeable disk Fixed gap
Aerodynamic gap
(Winchester)
Sides
Single-sided
Double-sided
158

Gambar 6.3 Fixed-head disk dan moveable-head disk

mengadakan kontak secara fisik dengan medium selam operasi baca/tulis.


Mekanisme ini digunakan oleh floppy disk yang kecil, Fleksibel, dan murah.
Untuk memmahami jenis disk ketiga, kita perlu mengulas hubungan antara
kepadataan data dan ukuran celah udara. Head harus menghasilkan atau
merasakan medan magnet dengan ukuran yang cukup untuk dapat membaca dan
menulis secara benar. Semakin dekat head, head itu harus semakin dekat dengan
permukaan piringan untuk dapat berfungsi. Karena head yang lebih dekat dapat
diartikan track yang lebih dekat dan artinya kepadataan data yang semaskin besar,
maka hal seperti ini yang kita inginkan. Akan tetapi, semakin dekat jarak head ke
disk, semakin besar risiko terjadinya error yang disebabkan adanya kotor
danketidaksempurnaan. Untuk mendorong teknologi agar lebih maju, telah
berhasil diciptakan disk Winchester. Head Winchester digunakan pada drive yang
dilindungi sehingga dapat dikatakan hampir sepenunya bebas dari kontaminan.
Disk tersebut dirancang untuk beroperasi lebih dekat dengan permukaan disk
dibandingkan dengan head disk kaku yang konvensional. Dengan demikian , disk
Winchester memungkinkan terjadinya kepadataan data yang lebih besar. Head-
nya berbentukl kertas timah yang aerodinamis yang terletak di atas
permukaanpiringan ketika disk sedang tidak bergerak. Tekanan udara yang
dihasilkan dari perputaran disk cukup untuk mengangkat kertas timah naik ke atas
permukaan.
159

Gambar 6.4 Disk berpiringan banyak (multiple- platter disk)

Berdasarkan sejarah, istilah winchester pertama kalinya dipakai oleh IBM sebagai
nama kode bagi model disk 3340 sebelum diumumkan dengan resmi. Model 3340
merupakan removeable disk pack dengan head yang dibungkus di dalam pack.
sekarang istilah ini digunakan bagi sembarang disk pack dengan head yang
dibungkus dengan memakai rancangan head aerodinamis.
Waktu Akses Disk
Ketika disk sedang beroperasi, disk berputar dengan kecepataan tetap. Untuk
dapat membaca dan menulis, head harus berada pada track yang dinginkan dan
pada awal sectro ang dinginkan pada track tersebut. pemilihan track meliputi
160

perpindahan head pada sistem moveable-head atau pemilihan secara elektronis


sebuah head pada sistem fixed-head. pada sistem moveable-head, waktu yang
diperlukan untuk menempatkan head pada track dikenal sebagai seek time. Pada
sistem lainnya, sekali track sudah dipilih, maka ssitem akan menunggu sampai
sectro yang bersangkutaan berputar agar sesuai dengan head. waktu yang
diperlukan oleh sectro untuk mencapai head disebut rotational latency. Jumlah
seek time, bila ada, dan ratational latency sama dengan access time, yaitu waktu
yang dibutuhkan untuk berada pada posisi siap membaca atau menulis. Sekali
head sudah berada pada posisi tersebut, maka operasi siap membaca atau menulis.
Sekali head sudah berada pada posisi tersebut, maka operasi baca atau tulis dapat
dilakukkan pada saat sector berada di bawah head.

5.2 RAID
Seperti telah dibahas sebelumnya, kelajuan peningkatan kinerja penyimpan
sekunder ketingggalan dibandingkan dengan kelajuan processor dan memori
utama. Ketidaksesuaian ini telah menjadikan sistem penyimpan disk sebagai
fokus utama perhatian dalam peningkatan kinerja sistem komputer secara
keseluruhan.
Seperti pada bidang kinerja komputer lainnya, perancang penyimpanan
disk menyadari bahwa bila sebuah komponen hanya dapat didorong sedemikian
rupa, maka peningkatan tambahan dalam kinerja harus dengan menggunakan
sejumlah komponen secara paralel. Dalam masalah penyimpanan disk, request I/O
yang terpisah dapat ditangani secara paralel, jumlahnya tergantung data yang
diperlukan untuk berada disk – disk yang terpisah. Setelah itu, request I/O tunggal
dapat dieksekusi secar paralel bila blok data yang akan diakses didistribusikan ke
sejumlah disk.
Dengan menggunakan disk berjumlah banyak, terdapat sejumlah cara yang
dengannya data dapat diorganisasikan dan redudansi dapat ditambahkan untuk
meningkatkan reliabilitas. Hal ini dapat menyulitkan untuk membuat pola data
base yang berguna bagi sejumlah platform dan sistem operasi. Untungnya,
industri telah setuju tentang pola yang telah distandardisasikan bagi rancangana
161

database dengan disk berjumlah banyak, yang dikenal sebagai RAID


(Redundancy Array Of Independent Disk). Pola RAID terdiri dari enam tingkat 1,
nol hingga lima. Tingkatkan ini tidak mengartikan hubungan hirarkis namun
pendanaan arsitektur rancangan yang berbeda yang mempunyai tiga karakteristik
umum:
1. RAID merupakan sekumpulan disk drive yang dianggap oleh sistem
operasi sebagai sebuah drive logik tunggal.
2. Data didistribusikan ke drive fisik array.
3. Kapasitas redudansi disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas,
menjamin recoverability data ketika terjadi kegagalan disk.
Detail karakteristik kedua dan ketiga akan berbeda bagi tingkatan RAID
yang berbeda. RAID 0 tidak mendukung karakteristik ketiga.
Istilah RAID pada pertama kalinya timbul dalam sebuah tulisan ilmiah
yang dibuat oleh sekelompok peneliti di Universitas California Berkeley 2 . Paper
membahas sejumlah konfigursai RAID dan aplikasi dan mengenalkan definisi –
definisi tingkat RAID, yang masih digunakan. RAID diajukan untuk mendekatkan
jurang yang semakin melebar antara kecepatan prosesor dan elektromaknetis disk
drive yang relatif lambat. Strateginya adalah dengan menggamati disk
berkapasitas besar dengan jumlah disk drive berkapasitas besar dengan sejumlah
disk drive berkapasitas lebih kecil, dan mendistribusikan data sedemikian rupa
sehingga memungkinkan akses daa dari sejumlah drive secara simultan, yang akan
menungkatkan kinerja I/O dan memungkinkan peningkatkan kapasitas secara
mudah.
Kontribusi unit proposal RAID adalah menyangkut tentang keseluruhan
redudansi. Walaupun mengizinkan head berjumlah banyak dan aktuator – aktuator

1
Tingkat tambahan telah didefinisikan oleh sejumlah peneliti dan perusahaan, namun
enam tingkat yang dijelaskan pada bagian ini merupakan salah satu yang telah disetujui.
2
Dalam tulisan ilmiah tersebut, kepanjangan RAID adalah Redudant Array of Inexpenseive Disk.
Istilah murah (inexpensive) digunakan untuk membedakan disk yang relatif murah berukuran kecil
pada array RAID dengan disk altrenatif, single large expensive disk (SLED). Saat ini, SLED
merupakan hal yang penting di masa silam, dengan teknologi yang digunakan sama dengan
teknologi yang dipakai pada konfigurasi RAID dan non-RAID. Karena itu, industri telah
menggunakan istilah independent, untuk menekan bahwa array RAID menciptakan kinerja yang
tinggi dan kenaikan reliabilitas.
162

untuk mengoperasikan perolehan I/O yang tinggi dan kecepataan transfer secara
simultan, penggunaan perangakat berjumlah banyak meningkatkan probabilitas
kegagalan. Untuk mengatasi masalah penurunan reliabilitas ini, RAID
memanfaatkan informasi paritas yang tersimpan yang memungkinkan recovery
data yang hilang sehubungan dengan adanya kegagalan disk.
Sekarang kita akan membahas tingkatan – tingkatan RAID. Table 6.2
merupakan ringkasan keenam tingkatan tersebut. Dari keenam tingkatan tersebut,
tingkat 2 dan 4 tidak ditawarkan secara komersial dan terdapat kemungkinan tidak
akan diterima oleh industri. Walaupun begitu, deskripsi kedua tingkatan tersebut
akan membantuuntuk menjelaskan pemilihan rancangan dalam beberapa tingkatan
lainnya.
Gambar 5.5 menjelaskan enam pola RAID yang mendukung kapasitas
data yang memerlukan empat buah disk tanpa redudansi. Gambar tersebut
menekankan pada layout data pengguna dan data redudan dan mengindikasikan
persyaratan penyimpananrealtif bagi beberapa tingkatan. Kita akan menggunakan
gambar ini dalam pembahasan selanjutnya.

RAID Tingkat 0
RAID tingkat o bukan anggota keluarga RAID sebenarnya, karena RAID tingkat
0 tidak menggunakan redudansi untuk meningkatan kinerja. Akan tetapi, terdapat
beberapa aplikasi, misalnya aplikasi yang beroperasi pada superkomputer dengan
kinerja dan kapasitas merupakan perhatian yang utama dan biaya yang murah
merupakan hal yang lebih penting dibandingkan dengan peningkatan reliabilitas.
Bagi RAID 0, data pengguna dan data sistem didistribusi keseluruh disk
pada array. Hal ini merupakan keuntungan yang cukup besar dibandingkan
dengan penggunaaan disk tunggal berkapasitas besar: Apabila dua buah request
I/O yang berbeda menunggu dua buah blok datayang berbeda, maka di sini
terdapat kemungkinan besar blok yang diminta tersebut berada pada disk yang
berbeda. Jadi dua buah request dapat dikeluarkan secara paralel, yang mengurangi
waktu antrean I/O.
163

Namun seperti pada tingkat RAID lainnya, RAID 0 telah berkembang jauh
tidak sekedar mendistribusikan data ke disk array: data di-strip melalui disk. Hal
ini dapat dipahami lebih baik dengan menggunakan Gambar 6.6. Seluruh data
pengguna dan data sistem dianggap tersimpan pada suatu disk logik. Disk dibagi
menjadi strip – strip; strip – strip ini dapat berupa blok – blok, sectro – sector, atau
unit – unit lainnya secara fisik. Strip dipetakan secara round-robin ke anggota –
anggota array yang berurutan. Kumpulan strip – strip yang berurutan yang
memetakan tepat sebuah strip ke setiap anggota array dikenal sebagai stripe.
Dalam sebuah array n- disk, n strip logik pertama secara fisik tersimpan sebagai
strip pertama pada setiap disk, r. strip logik kedua didistribusikan sebagai strip
kedua pada setiap disk, dan seterusnya.Keuntungan menggunakan layout seperti
ini adalah apabila sebuah request I/O terdiri dari strip contingous yang secara
logik berjumlah banyak, maka hingga jumlah n strip untuk request itu dapat
ditangani secara paralel, yang akan sangat mengurangi waktu transfer I/0.
Gambar 6.6 menjelaskan penggunaan software manajemen array untuk
memetakan antara ruang disk fisik dengan ruang disk logik. Software ini dapat
mengeksekusi baik dalam sub-ssitem disk maupoun komputer host.
Raid tingkat 1
RAID 1 berada dengan RAID tingkat 2 sampai 5 dalam cara memperoleh
redudansinya. Pada pola RAID lainya, berapakah bentuk kalkulasi paritas
digunakan untuk mendapatkan redudansi; Pada RAID 1, redudansi diperoleh
cukup dengan cara menduplikasi seluruh data. Seperti ditunjukkan Gambar 6.6b,
seperti pada RAID 0, digunakan data stripping. Na-
Array RAID Tingkat 0 [MARSS94]

Kekurangan yang penting RAID 1 adalah biaya, RAID 1 memerlukan biaya dua
kali ruang disk dari disk logikal yang didukungnya. Karena itu, konfigurasi RAID
cenderung untuk terbatas bagi drive yang menyimpan sofware sistem dan data dan
file-file yang sangat kritis lainnya. Dalam hal ini, RAID 1 memberikan real-time
backup bagi seluruh data sehingga pada sat terjadinya kegagalan disk, data yang
kritis masih dapat diperoleh dengan segera.
164

Pada lingkungan yang berorientasi transaksi, RAID 1 dapat memperoleh


kelajuan request I/O tinggi bila kumpulan request itu dibaca. Dalam situasi seperti
ini, kinerja RAID 1 dapat mendekati dua kali kinerja RAID 0. Namun, bila bagian
request yang penting berupa write request, maka mungkin tidak akan terdapat
peningkatan kinerja yang cukup berarti dibandingkan dengan RAID 0. RAID 1
juga memberikan peningkatan kinerja dibandingkan dengan RAID 0 dalam hal
aplikasi transfer data yang intensif dengan persentase pembacaan yang tinggi.
Peningkatan akan terjadi bila apilkasi dapat memecah setiap read request sehingga
kedua disk yang ada dapat berpartisipasi.

Gambar 5.5 Tingkatan – tingkatan RAID

RAID Tingkat 2
RAID tingkat 2 dan 3 menggunakan teknik akses paralel. Dalam paralel access
array, seluruh anggota disk berpartisipasi dalam mengeksekusi setiap request I/O.
Umumnya, pemutar setiap drive disinkronisasikan sehingga seluruh head disk
selalu berada pada posisi yang sama pada setiap disk yang terdapat pada array.
Seperti pada RAID lainnya, disini digunakan juga striping data. Pada
RAID 2 dan RAID 3, strip-strip nya berukuran kecil, sering kali berukuran satu
byte atau word. Dengan RAID 2, kode error-correcting dihitung melalui semua
bit-bit yang bersangkutan pada setiap disk data, dan bit-bit kode disimpan pada
165

posisi bit yang bersangkutan di disk paritas yang berjumlah banyak. Umumnya,
digunakan kode Hamming (Lihat Bab 5), yang dapat mengoreksi errror bit
tunggal dan mendeteksi error bit ganda.
Walupun RAID 2 membutuhkan disk yang lebih sedikit dibandingkan
dengan RAID 1, RAID 2 masih tetap membutuhkan biaya yang mahal. Jumlah
disk redudant sebanding dengan log jumlah disk data. Pada sebuah pembacaan,
seluruh disk diakses secara simultan. Data yang diminta dan kode error-correcting
yang bersangkutan dikirimkan ke pengontrol array. Bila terdapat error bit tunggal,
controller dapat mengetahuinya dan melakukan koreksi error dengan segera,
sehingga waktu akses pembacaan tersebut tidak diperlambat. Pada sebuah
penulisan, seluruh disk data dan disk paritas diakses untuk keperluan operasi
penulisan.
RAID 2 hanya akan menjadi pilihan yang tepat untuk lingkungan yang
sering mengalami errror disk. Pada keadaan dimana reliabilitas disk dan disk drive
yang tinggi, RAID 2 tidak tepat untuk digunakan.

RAID Tingkat 3
RAID 3 diorganisasikan dengan cara yanng sama dengan RAID 2. Perbedaanya
adalah bahwa RAID 3 hanya membutuhkan disk redundan tunggal, tidak
tergantung seberapakah besar array disk-nya. RAID 3 menggunakan akses paralel,
dengan data yang didistribusikan dalam bentuk strip-strip kecil. Disini kode error-
correcting tidak dihitung, melainkan bit paritas sederhana yang dihitunglah untuk
sejumlah bit-bit individual yang berada dalam posisi yang sama pada seluruh disk
data.
Redundancy

Pada saat terjadi kegagalan drive, drive paritas diakses dan data dibentuk kembali
dari perangkat-perangkat yang tersisa. Sekali drive yang gagal telah diganti, maka
data yang hilang dapat disimpan lagi pada drive baru dan operasi dapat
dilanjutkan kembali..
166

Rekonstruksi data cukup sederhana, Ambillah array lima buah drive X0


hingga X3 berisi data dan X4 merupakan disk paritas. Paritas untuk bit ke-I
dihitunglah sebagai berikut :

X4(i) = X3(i) + X2(i) + X1(i) + X0(i)

Anggaplah bahwa X1 mengalami kegagalan. Bila kita menambahkan X4(i) +


X1(i) ke kedua ruas persamaan di atas, maka akan diperoleh

X1(i) = X4(i) + X3(i) + X2(i) + X0(i)


Jadi, isi sembarang strip data pada salah satu disk data sebuah array dapat
diturunkan dari strip yang bersangkutan pada disk lainnya dalam array. Prinsip ini
berlaku bagi RAID tingkat 3,4 dan 5
Pada saat terjadinya kegagalan disk, semua data masih dapat diperoleh
dalam bentuk yang dikenal sebagai reduced mode. Dalam mode ini, untuk operasi
pembacaan, data yang hilang diregenerasi dengan cepat dengan menggunakan
perhitungan exclusiv-or. Ketika data ditulis ke reduced RAID array, konsistensi
paritas harus dipelihara untuk regenerasi berikutnya. Pengembalian ke operasi
penuh mengharuskan disk yang gagal itu dan isi keseluruhan disk yang gagal akan
diregenerasi pada disk yang baru.

Kinerja

Karena data di-strip-kan menjadi strip-strip berukuran sangat kecil, maka RAID 3
mencapai kelajuan transfer yang sangat tinggi. Setiap request I/O akan melibatkan
transfer data paralel dari seluruh disk data. Untuk transfer berukuran besar,
peningkatan kinerja mengalami kenaikan yang sangat besar.
Di lain pihak, hanya sebuah request I/O yang dapat dieksekusi pada suatu
saat. jadi, di dalam suatu lingkungan yang memerlukan kelajuan transfer data
yang tinggi.

RAID Tingkat 4
RAID tingkat 4 dan 5 menggunakan teknik access yng independen, sehingga
request I/O dapat dipenuhi secara paralel. Karena itu, array dengan akses
167

independen lebih cocok untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan kelajuan


transfer data yang tinggi.
Seperti pada sistem RAID lainnya, di sini digunakan juga striping data.
Pada RAID 4 dan 5, ukuran strip relatif besar. Pada RAID 4, strip paritas bit per
bit dihitung keseluruh strip yang berkaitan pada setiap disk data, dan bit paritas
disimpan didalam strip yang berkaitan pada disk paritas.
RAID 4 meliputi penalty penulisan apabila request penulisan I/O
berukuran kecil dibentuk. Setiap kali penulisan, array management software harus
meng-update tidak hanya data pengguna namun juga bit-bit paritas yang
berkaitan. Ambillah array lima buah drive dengan X0 hingga X3 berisi data dan
X4 merupakan disk paritas. Anggaplah bahwa sebuah penulisan dibentuk yang
hanya meliputi suatu strip yang berada pada disk X1. Pada saat awal, bagi setiap
bit i, kita mempunyai hubungan sebagai berikut :

X4(i) = X3(i) + X2(i) + X1(i) + X0(i)

Setelah update, dengan bit-bit yang berpotensi untuk diganti diindikasikan


dengan bilangan bertanda aksen,

X4’ (i) = X3(i) + X2(i) + X1’(i) + X0(i)


= X3(i) + X2(i) + X1’(i) + X0(i) + X1(i) + X1(i)
= X4(i) + X1(i) + X1’(i)

Untuk menghitunglah prioritas baru, array management software harus


membaca strip pengguna yang lama dan strip paritas yang lama. Kemudian
software tersebut dapat meng-update kedua strip dengan menggunakan data baru
dan paritas yang baru dihitung. Jadi, setiap penulisan strip meliputi dua buah
pembacaan dan dua buah penulisan.
Pada penulisan I/O yang berukuran lebih besar yang meliputi strip-strip di
seluruh disk drive, paritas dengan mudah dihitung dengan perhitungan yang hanya
menggunakan bit-bit data yang baru. Jadi, drive paritas dapat di-update secara
paralel dengan drive-drive data, dan tidak terdapat pembacaan dan penulisan
tambahan.
168

Dalam sembarang kasus, setiap operasi write harus melibatkan disk


paritas, yang kemudian dapat menjadi penghambat.

RAID Tingkat 5

RAID 5 diorganisasikan sama seperti RAID 4. Perbedaanya adalah bahwa RAID


5 mendistribusikan strip-strip paritas ke seluruh disk. Alokasinya yang umum
adalah pola round-robin, seperti dijelaskan pada Gambar 5.5f. Untuk suatu array
yang memiliki n buah disk, strip patitas berada pada disk yang berbeda untuk n
strip pertama, dan pola ini berulang terus.
Distribusi strip paritas ke seluruh drive menghindarkan hambatan I/O yang
potensial yang dijumpai pada RAID 4.

5.3 Optical Memory


Pada 1983, salah satu produk yang paling berhasil sepanjang masa diluncurkan:
sistem audio digital compact disk (CD) [GUTE88]. CD merupakan disk yang
tidak dapat dihapus yang dapat menyimpan lebih dari 60 menit informasi audio
pada salah satu sisinya. Keberhasilan secara komersial terbesar yang diraih CD
memungkinkan pembuatan teknologi penyimpan disk optis berharga murah yang
menjanjikan perubahan besar pada penyimpan disk komputer. Pada beberapakah
tahun yang silam, berbagai jenis sistem disk optis telah diperkenalkan (Tabel 5.3).
tiga dari sistem-sistem ini mengalami peningkatan untuk digunakan dalam
aplikasi komputer : CD-ROM, WORM, dan disk optis yang dapat dihapus. Kita
akan membahas ulang ketiganya secara singkat.

Tabel 5.3. Produk-produk Disk Optis


CD
Compact Disk. Suatu disk yang tidak dapat dihapus yang menyimpan informasi audio
yang telah didigitasi. Sistem standar menggunakan disk 12 cm yang dapat merekam
lebih dari 60 menit waktu putar tanpa terhenti.
CD-ROM
Compact Disk Read-Only Memori. Disk yang tidak dapat dihapus untuk menyimpan
data komputer. Sistem standar menggunakan disk 12 cm yang dapat menampung
lebih dari 550 Mbyte.
CD-I
169

Compact Disk Interactive. Suatu spesifikasi yang didasarkan pada penggunaan CD-
ROM. Spesifikasi ini menjelaskan metode penyediaan audio, grafis teks dan kode
yang dapat dieksekusi mesin pada CD-ROM
DVI
Digital Video Interactive. Sebuah teknologi untuk memproduksi representasi
informal video yang terdigitasi dan terkompresi. Representasi dapat disimpan pada
CD atau media disk lainnya. Sistem yang ada sekarang menggunakan CD dan dapat
menyimpan sekitar 20 menit video pada satu disk.
WORM
Write One-Read Many. Sebuah disk yang lebih mudah ditulisi dibandingkan dengan
CD-ROM, yang membuatnya secara komersial feasible untuk menyalin sebuah CD.
Ukuran yang popular adalah 5,25 inci, yang dapat menampung 200 hingga 800
Mbyte data.
Erassable Optical Disk
Suatu disk yang menggunakan teknologi optic namun dapat dihapus dan ditulisi
ulang dengan mudah. Terdapat dua jenis ukuran yang umum dipakai : 3,25 inci dan
5,25 inci. Umumnya mempunyai kapasitas 650 Mbyte.

CD-ROM
Baik CD audio maupun CD-ROM (compact disk read-only memori)
menggunakan teknologi yang sama. Perbedaan utamanya adalah CD-ROM player
lebih kasar dan memiliki perangkat error-correcting untuk menjamin bahwa data
ditransfer dengan benar dari disk ke komputer. Kedua jenis CD itupun dibuat
dengan cara yang sama. Disk terbuat dari resin, seperti polycarbonate, dan dilapisi
dengan permukaan yang sangat reflektif, biasanya alumunium. Informasi yang
direkam secara digital (baik musik maupun data komputer) diterbitkan sebagai
sekumpulan lubang-lubang mikroskopik pada permukaan yang reflektif. Hal ini
dilakukan pertama-tama dengan menggunakan laser berintensitas tinggi yang
difokuskan dengan teliti untuk membuat master disk. Permukaan yang berlubang
disk salinan dilindungi dari debu dan gesekan dengan lapisan bening.
Informasi dilacak dari CD atau CD-ROM dengan laser berintensitas
rendah yang ditempatkan di dalam optical-disk player atau drive unit. Laser
menyinari lapisan bening sementara motor berputar di disk. Intensitas sinar laser
yang direfleksikan akan berubah ketika mengenai lubang-lubang tersebut.
Perubahan ini dideteksi oleh fotosensor dan dikonversikan menjadi signal digital.
Lubang yang dekat dengan titik pusat disk bergerak melewati sebuah titik
yang tetap (seperti berkas sinar laser) lebih lambat dibanding dengan lubang-
lubang yang jaraknya jauh dari titik pusat, karena itu harus dicari cara untuk
170

mengatasi perbedaan kecepatan sehingga laser dapat membaca seluruh lubang


dengan kecepatan yang sama. Hal ini bisa dilakukan seperti pada disk magnetik
dengan memperbesar ruang antara dua bit informasi yang direkam pada segmen-
segmen disk. Kemudian informasi dapat dilacak dengan kelajuan yang sama
dengan memutar disk pada kecepatan yang sama, yang dikenal sebagi constant
angular velocity (CAV). Gambar 5.7 menjelaskan layout sebuah disk yang
menggunakan CAV. Disk dibagi menjadi sejumlah track yang konsentris.
Keuntungan menggunakan CAV adalah bahwa blok-blok data dialamati langsung
oleh track dan sector. Untuk memindahkan head dari lokasinya ke alamat tertentu,
hanya memerlukan gerakan head yang pendek ke track tertentu dan waktu tunggu
yang singkat agar sector yang tepat berada di bawah head. Kerugian CAV adalah
bahwa jumlah data yang dapat disimpan pada track yang jauh diluar sama dengan
yang dapat disimpan dengan track yang berada dekat dengan titik pusat.

Gambar 5.7 Layout Disk yang menggunakan constant angular velocity

Karena menyimpan informasi yang lebih sedikit pada bagian luar disk
membuang-buang ruang, maka CAV tidak digunakan pada CD dan CD-ROM.
Untuk itu informasi dikemas pada disk dalam bentuk segmen-segmen yang
berukuran sama, dan segmen-segmen ini dilacak dengan kecepatan yang sama
dengan memutar disk dengan kecepatan yang berbeda.Kemudian lubang-lubang
dibaca oleh laser pada constant linear velocity (CLV). Disk berputar lebih
lambat untuk mengakses tempat yang dekat dengan bagian luar dibanding dengan
171

yang berada dengan titik pusat. Jadi, kapasitas track dan delay rotasional akan
membesar bagi posisi-posisi track yang berada dengan ujung luar disk.
CD-ROM dengan bermacam-macam kerapatan telah berhasil diproduksi.
Misalnya, penspasian track ke track sama dengan 1,6 micron (1,6 x 10 -6 meter).
Lebar CD-ROM yang dapat direkam, sepanjang radiusnya, adalah 32,55 mm,
sehingga jumlah total track sama dengan 32.550 micron dibagi oleh penspasian
track, atau 20.344 track. Kenyataanya, terdapat track spiral tunggal, dan kita dapat
menyusun panjang track tersebut dengan menghitunglah perkalian keliling rata-
rata dengan jumlah putaran spiral, penjumlahan ini kurang lebih sama dengan
5,27 kilometer. Kecepatan linear konstan CD-ROM sama dengan 1,2 meter/detik,
yang akan menghasilkan 4391 detik, atau 73,2 menit yang merupakan standar
waktu putar maksimum compact disk audio. Karena data dialirkan dari disk
dengan kecepatan 176,4 Kbyte/deik, maka kapasitas penampungan CD-ROM
adalah 774,57 MB. Jumlah ini ekivalen denan 550 buah disket 3,25 inci.
Data pada CD-ROM diorganisasikan sebagai sebuah rangkaian blok-blok.
Format blok yang umum ditunjukkan pada gambar 5.8. Format ini terdiri dari
field-field sebagai berikut :

Gambar 5.8 Format blok CD-ROM


 Sync : Field sync mengidentifikasikan awal sebuah blok. Field ini terdiri
dari sebuah byte yang seluruhnya 1, dan sebuah byte yang seluruhnya 0.
 Header : Header terdiri dari alamat blok dan byte mode. Mode 0
menandakan suatu field data blanko, mode 1 menandakan penggunaan
kode error-correcting dan 2048 byte data, mode 2 menandakan pengguna
tanpa kode error-correcting.
 Data : Data Pengguna.
172

 Auxliary : Data pengguna tambahan dalam mode 2. Pada mode 1, data ini
merupakan kode error-correcting 288 byte.

Gambar 5.9 menjelaskan layout yang digunakan CD dan CD-ROM. Seperti


telah dijelaskan sebelumnya, data diatur secara sekuensial disepanjang track
spiral. Dengan menggunakan CLV, random access menjadi lebih sulit. Pencarian
alamat tertentu meliputi pemindahan head ke daerah umum, pengaturan kecepatan
rotasi dan pembacaan alamat, dan kemudian pembuatan pengaturan minor untuk
menemukan dan mengakses sektor tertentu.
CD-ROM sesuai untuk distribusi data yang berukuran besar ke pengguna
yang jumlahnya banyak. Karena mahalnya proses penulisan awal, maka CD-ROM
tidak cocok untuk aplikasi pribadi. Dibandingkan dengan magnetik tradisional,
CD-ROM memiliki tiga buah keuntungan besar :
 Kapasitas penyimpanan informasinya jauh lebih besar dibandingkan
dengan disk optis.
 Disk optis bersama-sama dengan informasi yang tersimpan di dalamnya
dapat diperbanyak dengan biaya murah tidak seperti halnya disk magnetik.
Database pada disk magnetik harus direproduksi dengan menyalin sebuah
disk pada suatu saat dengan menggunakan dua buah disk drive
 Disk optis dapat dipindah-pindah, yang memungkinkan disk itu sendiri
dapat digunakan untuk menyimpan arsip, sebagian besar disk magnetic
tidak dapat dipindah-pindahkan. Informasi yang berada didalamnya
pertama-tama harus disalin kepita sebelum disk drive/disk dapat
digunakan untuk menyimpan informasi baru.

WORM
Untuk mengakomodasi aplikasi-aplikasi hanya diperlukan sebuah atau sejumlah
kecil salinan sekumpulan data, maka telah dibuat write-once read-many CD,
sebuah disiapkan sebuah disk sedemikian rupa sehingga disk itu dapat ditulis
sekali dengan menggunakan sinar laser dengan intensitas sedang. Jadi,
menggunakan controller disk yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan
173

CD-ROM, pelanggan dapat menulis sekali dan juga membaca disk. Untuk dapat
memberikan access ynag lebih cepat, WORM menggunakan kecepatan angular
yang konstan, dengan mengorbankan kemampuan lainnya.
Teknik yang biasanya dipakai untuk menyiapkan disk adalah dengan
menggunakan laser berdaya tinggi untuk memproduksi serangkaian blister pada
disk. Bila media yang belum terformat ditempatkan pada drive WORM, maka
laser berdaya rendah cukup dapat memproduksi panas yang terjadinya burst
blister-blister yang belum direkam. Selama operasi pembacaan disk. Laser yang
berada pada drive WORM mengiluminasi permukaan disk. Karena burst blister
memberikan kontras yang tinggi dibandingkan dengan daerah sekitar, maka akan
lebih mudah dikenal dengan alat elektronik sederhana sekalipun.
Disk optic WORM sangat menarik untuk dinggunakan untuk keperluan
penyimpanan arsip dokumen dan file. Disk ini dapat menampung rekaman data
pengguna dalam ukuran besar yang permanen.

Disk Optis yang Dapat Dihapus


Kemajuan yang terbaru dalam bidang disk optis komputer adalah disk optis yang
dapat dihapus. Disk dapat berulang-ulang ditulis dan ditulis kembali, seperti
halnya disk magnetis. Walaupun sejumlah pendekatan telah dilakukan, teknologi
satu-satunya yang telah terbukti layak secara komersial adalah system magne–
optis. Pada system ini, energi sinar laser digunakan secara bersama-sama dengan
medan magnet untuk merekam dan menghapus informasi dengan membalikkan
kutub-kutub magnetic pada daerah kecil pada daerah yang dilapisi bahan
magnetis. Sinar laser memanasi titik bertemu pada media, dan medan magnet
dapat mengubah arah titik tertentu pada media, dan medan magnet dapat
mengubah arah titik tersebut sementara temperaturnya ditingkatkan. Karena
proses polarisasi tidak mengakibatkan perubahan fisika pada disk, maka proses
dapat dilakukan secara berulang-berulang. Untuk pembacaan, arah medan magnet
dapat dideteksi dengan sinar laser yang terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi yang
dipantulkan dari titik tertentu akan mengubah derajat rotasinya tergantung pada
arah medan magnet.
174

Disk optis yang dapat dihapus memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan


dengan CD ROM dan WORM dimana disk optis yang dapat dihapus dapat ditulis
ulang dan karena itu dapat digunakan sebagai penyimpan sekunder yang
sebenarnya. Akibatnya disk optis yang dihapus dapat dihapus bersaing dengan
disk magnetis.

5.4 Rangkuman

Magnetic Disk
Disk merupakan sebuah piringan bundar yang terbuat dari logam atau plastik yang
dilapisi dengan bahan yang dapat dimagnetisasi. Data direkam di atasnya dan
kemudian dapat dibaca dari disk dengan menggunakan kumparan pengkonduksi
(conducting coil), yang dinamakan head. Selam operasi pembacaan dan penulisan,
head bersifat stasioner sedangkan piringan bergerak – gerak di bawahnya.
Non-removeable disk secara permanen berada pada disk drive. Removeable disk
dapat dilepas dan diganti oleh disk lainnya. Keuntungan removeable disk adalah
tidak dibatasi oleh jumlah data yang tersedia sehubungan dengan adanya
keterbatasan jumlah sistem disk. Di samping itu. disk dapat dipindahkan dari satu
komputer ke komputer lainnya.

Soal-soal Essay
1. Jelaskan mengenai organisasi data dan performatan ?
2. Jelaskan karekteristik beberapa disk ?
3. Jelaskan tentang RAID setiap tingkatan ?
4. Identifikasi perbedaan tiap tingkat RAID ?
5. Jelaskan tentang optical memori ?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan WORM ?
175

Daftar Pustaka

Andrew S. Tanembaum, 2000, Structured Computer Organization, McGraw-Hill,


New York.

Advanced Computer architecture, Parallelism scalability Programability, Kai


Hwang, 1993, McGraw-Hill, New York.

Carl Hamacher, Zvonko Vrannesic, safwat zaky, 2002, Computer Organization,


5th edition, McGraw-Hill, New York.

David A. Patterson and John L. Hennessy, Morgan Kaufmann, 2007, Computer


Organization and Design: The Hardware/Software Interface" (3rd ed.).

John P. Hayes, 2002, Computer Architecture and Organization, McGraw-Hill,


New York.

John L. Hennessy and David A. Patterson, Morgan Kaufmann, 2007, Computer


Architecture: A Quantitative Approach" (4th ed.).

M. Morris Mano, 2003, Computer System Architecture, Prentice Hall.

W. Stalling, 2003, Computer Architecture and Organization by, 6th edition,


McGraw-Hill, New York.

Anda mungkin juga menyukai