Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN

KUALITAS
LINGKUNGAN
HIDUP
KELOMPOK 14
Salsabila Sekar A - 21080119140143
Olivia Stefany S - 21080119130040
Destian Dwi Ramdhani - 21080119140124
Lubna Yasykur - 21080119140120
DATA KUALITAS
MUTU SUNGAI
NELAS
BENGKULU
DATA KUALITAS
MUTU SUNGAI
NELAS
PENANGANAN TSS

TSS atau Total Padatan Tesuspensi


merupakan padatan dari bahan organik
dan anorganik yang menimbulkan
kekeruhan. Memiliki material seperti
jamur, lumpur, sulfida, dll.

Penanganannya dapat menggunakan


beberapa metode.
PENANGANAN TSS
Proses Koagulasi dan Flokulasi
Proses ini adalah proses penggumpalan lumpur atau sludge dengan koagulan. Proses
ini akan membantu TSS dalam pengendapan.

Proses Sedimentasi
Rangkaiannya setelah terjadi proses koagulasi, TSS yang menjadi endapan dengan
gravitasi akan masuk kedalam proses filtrasi dengan sludge equipment

Dissolve Air Floation


Digunakan untuk TSS yang berasal dari zat organik yang terbawa pada air limbah.
Digunakan untuk dibuat gumpalan dengan bantuan blower.

Penggunaan Filter
Proses menggunakan kedua jenis filter ini cocok untuk diterapkan pada air dengan
tingkat TSS yang rendah
PENANGANAN COD
COD (Chemical Oxygen Demand)
merupakan jumlah kebutuhan senyawa
kimia terhadap oksigen untuk mengurai
bahan organik.

Penyebab nilai COD tinggi adalah limbah


organik yang meliputi limbah pemukiman
(aktivitas domestik).

Secara umum, dapat dikatakan bahwa


semakin tinggi kadar COD air limbah yang
terukur, maka semakin tinggi pula
kandungan bahan kimia organik yang
dapat dioksidasi di dalamnya.
PENANGANAN COD
Kurangi atau hilangkan dari sumbernya: Sumber kontaminasi yang menyebabkan angka COD yang tinggi
dihentikan dari sumbernya. Proses-proses yang terbukti menghasilkan air limbah dengan kandungan COD
yang tinggi dijadikan prioritas untuk diperbaiki atau bahkan dilakukan rekayasa ulang agar prosesnya bisa
ramah lingkungan.
Koagulasi: Prinsipnya adalah dengan menambahkan bahan kimia koagulan untuk mengikat partikel lumpur
menjadi ukuran yang lebih besar. Setelah itu, lumpur dipisahkan ke dalam tanki sedimentasi. Efisiensi proses
ini bisa mencapai 65% mengurangi COD air limbah.
Proses Mikrobiologi: Teknik ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu aeration dan anaerobic. Pada tahap aeration,
bahan organik diuraikan oleh bakteri hetetotrophic dengan bantuan oksigen. Selanjutnya, bakteri anaerobic
bekerja dengan jumlah oksigen yang kecil untuk menguraikan bahan kimia organik sisanya.
Teknik Filtrasi dan Adsorpsi dengan Karbon Aktif: Teknik lain yang dapat diterapkan adalah menggunakan
karbon aktif atau activated carbon. Aktif karbon akan menyaring dan menyerap bau, bahan kimia organik,
klorin dan mengurangi jumlah bahan kimia lainnya.
PENANGANAN BOD

BOD adalah suatu karakteristik yang


menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya
bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi
bahan organik dalam kondisi aerobik.
PENANGANAN BOD
Penambahan Oksidator
Penambahan oksidator adalah penambahan zat-zat yang dapat
mengoksidasikan polutan dalam air, oksidator yang biasa dipakai di antaranya
adalah Kaporit dan Hidrogen Peroksida
Filtrasi Anaerob
Dengan mengalirkan limbah cair dalam media kerikil dan pasir dari bawah ke
atas maka akan didapatkan aliran keluar karena limbah BOD kontak dengan
mikroorganisme dalam media
PENANGANAN BOD
Rotating Biological Contactor
Dengan menggunakan cara tersebut maka mikroganisme membentuk lapisan biofilm
dengan perlekatan pada drum RBC. RBC berputar jadi terkadang ada bagian kontak
dengan air dan udara bebas sehingga pemenuhan O₂ terpenuhi. Bakteri akan
berkembang dan mendegradasi limbah saat drum RBC kontak dengan limbah. RPM
semakin rendah maka kontak antara bakteri dan limbah akan lebih efektif dan drum
terendam 70% adalah kondisi efektif penurunan BOD.
PENANGANAN E. COLI
E. coli di alam terbuka hidup di dalam tanah. Jika terjadi pencemaran (umumnya
pencemar organik yang ditandai dengan BOD tinggi), tanah menjadi media
pertumbuhan yang baik untuk bakteri ini dan menyebabkan peningkatan konsentrasi
E. coli dalam tanah. Saat hujan turun, semakin banyak bakteri ini yang terbawa oleh
air tanah masuk ke sungai. Dengan demikian konsentrasi E. coli akan terdeteksi
tinggi di air tanah dan sungai sehingga mengindikasikan adanya pencemaran tanah.
Kuatnya pencemaran juga dipengaruhi oleh faktor musim dan intensitas limbah
kegiatan di darat.
PENANGANAN E. COLI
Pengadaan alat chlorine diffuser: Chlorine Diffuser membuat kualitas air menjadi
lebih baik, mengurangi kemungkinan terlarutnya penyakit yang menular melalui air,
mudah dalam pengoperasiannya, dapat dilakukan penggantian ulang.
Sosialisasi budaya hidup sehat kepada warga: Sosialisasi budaya hidup bersih dan
sehat kepada warga. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Disamping itu pemerintah juga
menyarankan agar warga masyarakat melaporkan atau memeriksakan kesehatan
apabila terjadi indikasi akibat dari air yang tercemar.
Memastikan sumur galian berjarak >10 meter dengan septic tank.
Desinfeksi air
PENANGANAN E. COLI
Menindaklanjuti laporan pengaduan dari warga. Akibat dugaan pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup, pengaduan warga dapat dilakukan dengan lisan dan tertulis.
Mengirimkan tim survey dari pemerintah untuk mengambil sampel air dan melakukan uji
laboratorium. Untuk menindaklanjuti pengaduan warga, pemerintah mengirimkan tim
survey untuk turun langsung ke lapangan atau daerah yng diindikasi terjadi pencemaran
air
Pengawasan kualitas air minum dilakukan dengan cara pengamatan lapangan,
inspeksisanitasi, pengambilan sampel, mencatat hasil pemeriksaan setiap sampel
air,memeperbaiki dan menjaga kualitas air berdasarkan hasil pemeriksaan, melakukan
pemeliharaan jaringan perpipaan dari kebocoran dan melakukan usaha untuk mengatasi
korosifitas air dalam jaringan perpipaan secara rutin.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai