Anda di halaman 1dari 2

1.

Walaupun dokter gigi spesialis ortodonti legal mengerjakan pasien dengan perawatan
ortodonti sesuai standar kompetensi yang telah dipaparkan, dokter gigi spesialis tidak luput
dari tuntutan pasien. Bagaimana aspek hukum perjanjian antara dokter gigi spesialis ortodonti
dan pasien dalam perawatan ortodonti?
Jawaban:
Tuntunan yang terjadi biasanya terjadi oleh karena hubungan antara dokter dan pasien yang
tidak baik. Kesepakatan hubungan kontrak pasien dan dokter dimulai ketika seorang pasien
meminta seorang dokter untuk mengobatinya dan dokter menerimanya, maka saat itulah
hubungan kontrak perawatan antara pasien dan dokter dimulai. Dalam Kode Etik Kedokteran
Indonesia yang dilampirkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No
434/Men.Kes/X/1983 tentang Berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi para Dokter
di Indonesia, mencantumkan tentang transaksi terapeutik sebagai berikut : ”Yang dimaksud
dengan transaksi terapeutik adalah hubungan antara dokter dan penderita yang dilakukan
dalam suasana saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi oleh segala emosi,
harapan dan kekhawatiran makhluk insani”.
Agar kesepakatan ini sah menurut hukum, maka didalam kesepakatan ini para pihak harus
sadar (tidak ada kekhilafan), terhadap kesepakatan yang dibuat, tidak boleh ada paksaan dari
salah satu pihak, dan tidak boleh ada penipuan didalamnya. Untuk itulah diperlukan adanya
informed consent atau yang juga dikenal dengan istilah Persetujuan Tindakan Medik.

2. Bagaimana legalitas dan pertanggung jawaban praktik tukang gigi yang melebihi
wewenangnya?
Jawaban:
Pemasangan kawat gigi pada praktek yang terjadi di masyarakat bukan hanya dilakukan oleh
dokter gigi, tetapi juga oleh Tukang Gigi. Keberadaan Tukang Gigi sebagai orang yang dapat
membuka praktek membuat dan memasang gigi tiruan lepasan diatur di dalam Permenkes
No.39 tahun 2014 tentang Pembinaan, Pengawasan dan Perizinan, Pekerjaan Tukang Gigi.
Dalam Permenkes No.39 tahun 2014 tentang Pembinaan, Pengawasan dan Perizinan,
Pekerjaan Tukang Gigi pada Pasal 1 angka (1) disebutkan definisi Tukang gigi adalah setiap
orang yang mempunyai kemampuan membuat dan memasang gigi tiruan lepasan. Selain itu
juga di dalam Permenkes Nomor 339 /MENKES/PER/V/1989 tentang Pekerjaan Tukang
Gigi disebutkan bahwa: Tukang gigi adalah mereka yang melakukan pekerjaan di bidang
penyembuhan dan pemulihan kesehatan gigi dan tidak mempunyai pendidikan berdasarkan
ilmu pengetahuan kedokteran gigi serta telah mempunyai izin Menteri Kesehatan untuk
melakukan pekerjaannya. Diatur pula wewenang seorang tukang gigi meliputi: a. membuat
sebagian/seluruh gigi tiruan dari aklirik; dan b. memasang gigi tiruan lepasan. Mengenai
legalitas praktik Tukang gigi ini sempat dicabut dengan dikeluarkannya UU No.29 tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran serta Peraturan Menteri Kesehatan No.
1871/MENKES/PER/IX/2011 tentang pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan No.
339/MENKES/PER/V/1989 tentang pekerjaan tukang gigi. Pencabutan tersebut berakibat
pada tidak diberikannya izin berpraktik maupun memperpanjang izin praktik tukang gigi.
3. Saat ini sudah sering sekali terjadi tuntunan yang dilakukan pasien. Kegagalan perawatan
ortodonti seperti apa yang bisa dikatakan sebagai malpraktik ortodonti?
Jawaban:
Adapun kegagalan perawatan ortodonti yaitu:
a. Resorbsi Akar
Ketika terjadi resorbsi akar 1 sampai 2 mm tidak akan mempengaruhi stabilitas gigi
dalam jangka panjang. Ketika terjadi resorbsi akar yang mencapai ¼ panjang akar maka
artinya tekanan yang diberikan terlalu berlebihan.

b. Kehilangan tulang pendukung ligament periodontal


c. Salah diagnose dan salah perawatan
d. Kehilangan penjangkaran
Kehilangan penjangkaran dapat menyebabkan oklusi yang tidak baik, gigitan menjadi
traumatic dan perawatan yang gagal.
e. Karies gigi

Anda mungkin juga menyukai