Anda di halaman 1dari 2

Historis Indonesia Raya

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh pemuda
bernama Wage Rudolf Soepratman  pada tahun 1924 dan pada saat itu ia masih berusia 21
tahun.

Lagu Indonesia Raya menjadi salah satu titik nadir dari kelahiran pergerakan nasional di
seantero Nusantara pada awal abad 20. Dibalik lirik-liriknya, terkandung visi tentang ide
Indonesia yang satu, alih-alih dipecah belah menjadi beberapa negara bagian.

Penciptaan lagu Indonesia Raya oleh W.R. Soepratman bermula ketika Ia mendapati sebuah
tulisan dalam majalah Timboel terbitan Solo mengenai tantangan bagi para Komponis
Indonesia yang dapat menciptakan lagu kebangsaan.

Merasa tertantang, WR. Soepratman akhirnya mencoba menggubah lagu Indonesia Raya
dengan menyusun not dan liriknya menggunakan biola pada tahun 1924.

Kemudian pemutaran perdana lagu ini dilaksanakan pada malam penutupan Kongres Pemoeda
II, tanggal 28 Oktober 1928, di Batavia (Jakarta). WR. Soepratman memperdengarkan secara
instrumental di depan seluruh peserta kongres.

Seiring waktu, lagu itu terkenal secara masif di kalangan pergerakan nasional. Bahkan tiap
kongres partai-partai politik, lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Maka sejak saat itulah
menjadi tonggak sejarah lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum.

Demi mengabadikan lagu ciptaannya tersebut, WR. Soepratman menghubungi beberapa


perusahaan rekaman yang ada di Batavia. Diantaranya: perusahaan rekaman milik Odeon,
Thio Tek Hong dan Yo Kim Tjan.

Namun dari ketiga perusahaan tersebut, hanya perusahaan milik Yo Kim Tjan yang bersedia
melakukannya. Yo Kim Tjan merupakan sahabat baik dari W.R. Soepratman, yang juga
pekerja paruh waktu sebagai pemain biola di Orkes Populair miliknya.

Adapun Kedua perusahaan lain menolak karena khawatir ditangkap oleh polisi Hindia
Belanda yang saat itu telah mengendus gerakan bawah tanah para pemuda-pemudi Indonesia.

Yo Kim Tjan lalu mengusulkan pada WR. Soepratman agar rekaman lagu Indonesia Raya
dibuat dalam dua versi, yakni versi asli yang dinyanyikan langsung oleh WR. Soepratman
sambil memainkan biola serta versi berirama keroncong.
Dengan dibantu oleh seorang teknisi berkebangsaan Jerman, kedua lagu tersebut kemudian
direkam di kediaman Yo Kim Tjan yang terletak di Jalan Gunung Sahari, Batavia. Master
rekaman piringan hitam berkecepatan 78 RPM versi asli suara WR. Soepratman disimpan
dengan hati-hati oleh Yo Kim Tjan. Sementara itu, rekaman versi keroncong dikirimkan ke
Inggris untuk diperbanyak.

Usai lagu Indonesia Raya dikumandangkan oleh WR. Soepratman pada tanggal 28 Oktober
1928, pihak Pemerintah Hindia Belanda merasa panik dan menyita seluruh piringan hitam
versi keroncong. Baik yang sempat beredar maupun yang masih dalam perjalanan dari London
ke Batavia.

Maka pada tahun 1930, lagu Indonesia Raya dilarang untuk dinyanyikan di publik oleh
Pemerintah Hindia Belanda. Sebab dikhawatirkan lagu ini akan memicu semangat
kemerdekaan atau pemberontakan.

Akibatnya, WR Soepratman selaku komposer lagu Indonesia Raya pun diburu dan
diinterogasi oleh polisi Hindia Belanda hingga akhirnya beliau jatuh sakit dan meninggal
dunia pada usia 35 tahun.

Saat pertama kali lagu Indonesia Raya dikumandangkan tahun 1928 di Kongres Pemoeda II,
WR Soepratman menuliskan "lagu kebangsaan" di bawah judul "Indonesia Raya".

Kemudian, melansir laman Museum Sumpah Pemuda , teks lagu tersebut dipublikasikan


pertama kali oleh surat kabar Sin Po, yakni surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu.
Sedangkan rekaman pertamanya dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Yo Kim Tjan
(Johan Kertayasa).

Terdapat 3 bentuk lirik lagu Indonesia Raya yakni versi ciptaan WR. Soepratman tahun 1928,
lalu versi aransemen oleh seorang Konduktor dan Komposer Belanda, Jos Cleber tahun 1958
dan versi modernnya tahun 1998.

Anda mungkin juga menyukai