Anda di halaman 1dari 8

PAPER

MATAKULIAH ILMU NEGARA

Disusun Oleh :
REVITA RENSIANA BR SITANGGANG
(B1A021183)

Dosen Matakuliah :
BENI KURNIA ILLAHI., SH., MH

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
EFEKTIFITAS ISU JABATAN PERESIDEN 3 PERIODE DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL
Revita Rensiana Br Sitanggang
Universitas Bengkulu

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas mengenai masa jabatan Peresiden untuk 3
periode didalam system pemerintahan peresidensial Indonesia, dan untuk mengetahui apa
pengaruh dari isu jabatan Peresiden 3 periode terhadap system pemerintahan di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi yang
akurat, factual, dan sistematis pada fakta tertentu. Hasil penelitian menyimpulkan jika masa
jabatan dapat lebih dari 2 periode maka tiak sesuai dengan dengan system pemerintahan
peresidensial di Indonesia, ini nantinya tidak akan melahirkan suatu perubahan yang
signifikan, hal ini juga tidak akan melahirkan seorang pemimpin baru tingkat nasional,
bahkan isu jabatan 3 periode bagi Peresiden dianggap ditunggangi oleh suatu kepentingan
golongan politik saja.
Kata kunci: Sistem pemerintahan, efektifitas, masa jabatan Peresiden
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pemerintah, system pemerintahan menjadi salahsatu
faktor penentu keberlangsungan kehidupan bernegara. Pemerintahan akan berjalan
efektif dan normal mana kalasistem yang dipilih dan digunakan sesuai dengan
karakter kondisi sosial politik negara. Jika system pemerintahan yang digunakan tidak
sesuai maka dipastikan akan menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan
pemerintah, akibatnya para pelaksana tugas pemerintahan semakin kerepotan dan
kesusahan dalam menjalankan fungsinya.
Menurut (Syafiie, 2011), system ini Peresiden (eksekutif memiliki kekuasaan
yang kuat, karena selain kepala negara Peresiden juga sebagai kepala pemerintahan
yang sekaligus mengetuai cabinet (dewan mutra). Konsep senada juga diungkapkan
oleh (Sarundajang,2012), system peresidensial menempatkan Peresiden sebagai
kepala negara sekaligus menjadi kepala eksekutif. Peresiden bukan dipilih oleh
parlemen tetapi Bersama parlemen dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum karena itu Peresiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen,
sehingga Peresiden kabinet nya tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen maupun
sebaliknya.
Berdasarkan pasal 4 ayat 1 dalam Undang Undang Dasar 1945 yang
menyatakan “Peresiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah di
Indonesia menganut system pemerintahan peresidensial. Dalam pasal 7 Undang
Undang Dasar 1945 Amandemen menyatakan Peresiden dan Wakil Peresiden
memegang masa jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih Kembali
dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. Secara ringkasnya
Peresiden dan Wakil Peresiden tidak dapat lagi menjabat sebagai Peresiden dan Wakil
Peresiden jika telah melaksanakan tugas selama 2 periode berturut.
Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan diatas mengenai system
pemerintahan peresidensial, maka penulis memutuskan melakukan penelitian lebih
lanjut dengan mengangkat judul “EFEKTIFITAS ISU JABATAN PERESIDEN 3
PERIODE DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PERESIDENSIAL”. Alasan
penulis mengangkat judul tersebut karena berdasarkan isu yang berkembang di
tengah masyarakat mengenai Peresiden Jokowi yang digadang-gadang akan
melanjutkann masa jabatan sebagai Peresiden Republik Indonesia 3 periode.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah efektifitas mengenai masa jabatan Peresiden 3 periode berdampak baik
dalam system pemerintahan peresidensial yang diterapkan di Indonesia?
2. Apa pengaruh jika diterapkannya isu masa jabatan Peresiden 3 periode di
Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa efektif jika masa jabatan Peresiden lebih dari 2
periode?
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika menerapkan isu jabatan 3
periode untuk Peresiden?

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Masyarakat
Digunakan sebagai acuan kedepannya dalam pemilihan umum Peresiden, dan
sebagai edukasi bagi masyarakat mengenai system pemerintahan di Indonesia.
2. Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan jika memang ingin mensahkan peraturan masa
jabatan 3 periode bagi Peresiden kedepannya.
3. Penulis
Digunakan untuk menambah pengetahuan tentang efektifitas masa jabatan 3
periode bagi Peresiden, serta sebagai syarat memenuhi nilai matakuliah Ilmu
Negara.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Efektifitas Masa Jabatan Peresiden 3 Periode


Menurut Zainal Arifin Mochtar seorang pakar hukum tata negara Universitas
Gajah Mada menyatakan bahwasanya saat ini tidak mungkin jabatan Peresiden 3
periode, kemungkinannya hal itu dapat terlaksanakan apabila mengubah pasal pada
Undang Undang Dasar(UUD). Tetapi jika pasal 7 Undang Undang Dasar diubah
karena akan berdampak pada system pemerintahan negara yaitu system peresidensial
dan juga berdampak kepada system pemilihan Peresiden kedepannya.
Menurut survey Lembaga Fixpol mayoritas masyarakat Indonesia menolak
perpanjang masa jabatan Peresiden. Fixpol juga mengadakan survey terkait rencana
Amandemen Undang Undang Dasar 1945 yang hasilnya 57.5%masyarakat tidak
setuju jika masa jabatan Peresiden diubah menjadi lebih dari 2 periode namun 11,4%
menyatakan setuju dan 12,6% menjawab tidak tahu.
Bila wacana Amandemen Undang Undang Dasar 1945 direalisasikan, maka
dapat menimbulkan berbagai reaksi masyarakat mulai dari melakukan perotes dengan
ikut berdemonstrasi, memposting kemedia sosial atau blog atau juga membuat petisi
terbuka serta hal lainnya. Walaupun dengan alas an untuk melanjutkan konsistensi
pembangunan yang belum optimal tidak dapat menjadikan titik akhir dari
permasalahan masa jabatan 3 Peresiden periode. Efektifitas dan Efisiensi dalam
konteks optimalisasi kinerja pemerintahan tidak bisa menjadi dasar rencana tersebut.

B. Dampak Jika Diterapkannya Masa Jabatan 3 Periode Bagi Peresiden


Jika tercapai amandemen pasal 7 Undang Undang Dasar 1945 dan telah
disepakati oleh MPR mengenai sah nya masa jabatan 3 periode bagi Peresiden maka
dapat menimbulkan sejumlah dampak pada Indonesia, salah satu nya Indonesia akan
Kembali lagi seperti pada era orde baru dengan timbulnya perlawanan dari sejumlah
masyarakat anti pemerintah, lalu berdampak juga pada regenerasi pemerintah di pusat
maupun daerah, jika missalnya seseorang menjabat selama 15 tahun maka selama 15
tahun pula negara ini kehilangan momentum pemimpin politik baru secara nasional.
Hal itu juga berdampak pada kepemimpinan daerah, jika 3 periode masa jabatan
Peresiden maka Gubernur Walikota juga turut ikut 3 periode.
Serta jika diterapkannya masa jabatan 3 periode bagi Peresiden maka nantinya
akan timbul kekuasaan di semua lini negara mulai dari eksekutif maupun legislate.
Pemerintahan juga akan cenderung menjadi otoriter dengan adanya kepemimpinan 3
periode ini. Adanya penambahan masa jabatan Peresiden menjadi 3 periode disinyalir
adanya keuntungan yang diambil oleh para elite politik, selain itu dapat menimbulkan
dampak hanya salah satu pihak yang diuntungkan yaitu partai politik, karena wacana
3 periode Peresiden menjadi pijakkan empuk sehingga partai politik akan semakin
adikuasa di Indonesia, berkaca dari era orde baru Ketika Peresiden Soeharto sudah
semakin lama menduduki jabatan maka pemerintahan semakin menunjukkan otoriter
nya seperti adanya peraktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang semakin
semarak.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Hasil penelitian mengenai penambahan masa jabatan 3 periode bagi
Peresiden disimpulkan tidak efektif untuk diterapkan di system
pemerintahan peresidensial di Indonesia, dikarenakan banyak mendapatkan
pertentangan dari pihak masyarakat serta memiliki banyak dampak terhadap
keberlangsungannya system pemerintahan peresidensial di Indonesia
sendiri, seperti misalnya dapat menimbulkan Kembali pemerintahan yang
otoriter seperti pada zaman orde baru dahulu, lalu dapat menghilangkan
kesempatan momentum lahirnya pemimpin politik baru di negeri ini serta
juga dapat memicu adanya peraktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN), dan
penambahan masa jabatan 3 periode bagi Peresiden dikhawatirkan tidak
dapat melahirkan atau menciptakan perubahan yang signifikan di Negara
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anangkota, Muliadi. 2013. KELASIFIKASI SISTEM PEMERINTAHAN


PERSPEKTIF PEMERINTAHAN MODEREN KEKINIAN. Jurnal
Pemerintahan. Vol 3. No 2. 148-151.
2. FH UI, PSHK (2021). Sisi Belakang Tiga Periode Peresiden. Diakses 12
Desember. Dari https://pshk.uii.ac.id/2021/07/sisi-belakang-tiga-periode-presiden/
3. Hadi, Febrianto. (2021). Jabatan Peresiden Tiga Periode, Sangat Mungkinkah?.
Diakses 12 Desember. Dari https://republika.co.id/amp/qzcsov440
4. Detik, News. (2021). Ragam Analisis Masa Jabatan 3 Periode YANG harus
Diwaspadai. Dari https://news.detik.com/berita/d-5494858/ragam-analisis-masa-
jabatan-presiden-3-periode-yang-harus-diwaspadai

Anda mungkin juga menyukai